Makalah Penerapan Bimbingan Konseling Di Sekolah
Makalah Penerapan Bimbingan Konseling Di Sekolah
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Konseling
DISUSUN OLEH :
Yuni Komariah
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam
kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.. Manusia
tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada
manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak
sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang
lain. Khususnya bagi yang terakhir inilah bimbingan dan konseling diperlukan.
Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah guru memiliki
perananan yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat
menguasai informasi tentang keadaan siswa. Di dalam melakukan bimbingan dan
konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu
syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya
program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta
realistik.
Meskipun keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah sudah
lebih diakui sebagai profesi, namun masih ada persepsi negatif tentang bimbingan
dan konseling terutama keberadaannya di sekolah dari para guru, sebagian
pengawas, kepala sekolah, para siswa, orang tua siswa bahkan dari guru BK
sendiri. Selain persepsi negatif tentang BK, juga sering muncul tudingan miring
terhadap guru bimbingan dan konseling di sekolah.
Munculnya persepsi negatif tentang BK adalah tidak diketahuinya fungsi,
arah dan tujuan bimbingan di sekolah atau tidak disusunnya program BK secara
terencana. Dapat juga disebabkan oleh ketidaktahuan akan tugas, peran, fungsi,
dan tanggung jawab guru BK itu sendiri.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bimbingan dan Konseling?
2. Apa saja Tujuan Bimbingan di Sekolah?
3. Apa saja Ciri-ciri Kegiatan Konseling?
4. Apa saja Fungsi Bimbingan di Sekolah?
5. Peranan Dan Bimbingan Konseling Dalam Pembelajaran Siswa?
6. Siapa saja Orang Yang Dapat Membimbing Di Sekolah?
7. Asas-asas Dan Bimbingan Konseling?
8. Bagaimana Orientasi Bimbingan dan Konseling?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
konselor dengan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik
terhadap dirinya, mampu memecahakan masalah yang di hadapinya dan
mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
secara optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan
kepeanfaatan social.
4
Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan layanan bimbingan adalah
membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa sehingga
terjadi proses belajar mengajar yang efektif dan efisien.
5
3) Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa
berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang
memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/
Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau
bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara
sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan di
sini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah
pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.
4) Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat
kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah
konseling, dan remedial teaching.
5) Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program
studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik
lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.
6) Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala
Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para
guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan
menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses
pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan
kemampuan dan kecepatan konseli.
6
7) Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan
lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
8) Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan
dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan
perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat,
rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan
mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.
9) Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseli.
10) Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk
membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi
kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli
agar terhindar dari kondisi -kondisi yang akan menyebabkan penurunan
produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-
program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat
konseling.
7
E. Peranan Dan Bimbingan Konseling Dalam Pembelajaran Siswa
Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar
semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan.
Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bias terwujud, sering mengalami
berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai petanda bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dari berbagai jenis gejalanya
seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut;
1) Hasil belajar rendah, di bawah rata-rata kelas.
2) Hasil yang dicapai tidak seimbang denga usaha yang dilakukannya.
3) Menunjukkan sikap yang kurang wajar; suka menentang, dusta, tidak
mau menyelesaikan tugas-tugas, dan sebagainya.
4) Menunjukkan tingakah laku yang berlainan seperti suka membolos, suka
mengganggu, dan sebagainya.
Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang
mengerti bahwa dia mempunyai maslah tetapi tidak tahu bagaimana
mengatasinya, dan ada juga tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta bantuan
dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila masalahnya itu belum teratasi,
mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik, karena konsentrasinya akan
terganggu.
Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka bimbingan dan
komseling dapat memberikan layanan dalam; (1) bimbingan belajar, (2)
bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.
8
2) Pembimbing di sekolah dipegang oleh guru pembimbing (teacher
conselor), yaitu guru yang di samping menjabat guru juga menjadi
pembimbing.
9
keharmonisan dan keterpaduan. Keterpaduan ini berkaitan dengan aspek
klien maupun mengenai keterpaduan isi dan proses layanan.
8) Asas kenormatifan: Usaha layanan tidak boleh bertentangan dengan norma
yang berlalu sehingga tidak terjadi penolakan dari pihak yang dibimbing.
Asas ini berkaitan dengan proses dan saran atau keputusan yang dibahas
dalam konseling.
9) Asas keahlian: Proses konseling harus dilakukan dengan profesional dan
oleh orang yang profesional yang menntut ketrampilan khusus dan terlatih
untuk melakukan konseling
10) Asas alih tangan: Asas ini bertujuan agar tidak terjadi pemberian layanan
yang tidak tepat. Bila permasalahan klien perlu penanganan dari ahli yang
lain maka pengalihtanganan kepada pihak yang lebih ahli perlu
dilaksanakan.
11) Asas tut wuri handayani: Makna layanan bimbingan dan konseling tidak
hanya berkaitan dengan permasalahan saat tertentu melainkan makna
tersebut tetap dirasakan oleh klien pada masa yang akan datang
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan
konseling ditujukan untuk membimbing dan mengarahkan individu melalui
usahanya sendiri untuk menentukan dan mengembangkan kemampuannya agar
memperoleh kebahagiaan pribadi serta bertujuan agar individu dapat
mengembangkan dirinya secara optimal/sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Untuk membantu proses perkembangan pribadi dan mengatasi masalah
yang dihadapi sering kali oleh siswa memerlukan bantuan professional. Sekolah
harus dapat menyediakan layanan professional yang dimaksud berupa layanan
bimbingan dan konseling, karena sekolah merupakan lingkungan akan yang
terpenting sesudah keluarga. Dalam layanan inidalam batas dapat dilakukan guru,
tetapi jika masalahnya berat diperlukan petugas khusus konselor untuk
menanganinya.
Menurut jenis permasalahannya guru atau konselor dapat memberikan bantuan
dalam bentuk:
1) Bimbingan belajar
2) Bimbingan social
3) Bimbingan dalam mengatasi masalah pribadi.
Semua bimbingan ini harus didasarkan atas prinsip, asas, dan orientasi
professional.
11
DAFTAR PUSTAKA
12