Anda di halaman 1dari 18

Faktor Risiko Kejadian Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Undata Provinsi Sulawesi Tengah


Ni Made Eviyulianti1, Dilla Srikandi Syahadat2, Muh. Jusman Rau3 , Elvaria Mantao4
1Depatemen Epidemiologi, 2Depatemen Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Tadulako
*Email : eviyulianti27051999@gmailcom

ABSTRAK

Kanker Serviks merupakan penyebab kematian terbesar nomor dua di dunia setelah penyakit
kardiovaskular. Secara global diperkirakan bahwa setiap tahun sebanyak 527.624 wanita
menderita kanker serviks dan 265.672 meninggal karena penyakit ini. Di Indonesia penderita
kanker serviks tercatat sebanyak 32.469 jiwa. Pada tahun 2021 di Sulawesi Tengah terdapat 183
kasus kanker serviks. Data rekam medik di RSUD Undata, menunjukkan bahwa kejadian
kanker serviks pada tahun 2020-2021 masih menjadi penyakit tiga terbesar di Poli Onkologi
Ginekologi dengan total 634 kasus dengan prevalensi 57,6%. hal tersebut menunjukkan
penyakit kanker serviks di RSUD Undata merupakan masalah kesehatan wanita yang perlu
mendapat perhatian dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui risiko usia pertama kali melakukan hubungan seksual, paritas,
penggunaan kontrasepsi hormonal, dan paparan asap rokok terhadap kejadian kanker serviks di
RSUD Undata. Jenis penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan case control.
Sampel kasus sebanyak 48 orang dan sampel kontrol 48 orang dengan matching umur.
Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Sumber data menggunakan data
sekunder berupa catatan rekam medik tahun 2021-2022 dan data primer yaitu wawancara
dengan kuesioner. Analisis data menggunakan uji odd ratio, hasil penelitian menunjukkan
bahwa usia pertama kali melakukan hubungan seksual (OR= 2,333; CI = 1,029-5,292), paritas
(OR= 4,000; CI = 1,712-9,346), penggunaan kontrasepsi hormonal (OR= 2,600; CI = 1,130-
5,984), paparan asap rokok (OR= 1,486; CI = 0,539-4,100), merupakan faktor risiko kejadian
kanker serviks, untuk menanggulangi kejadian kanker serviks, wanita usia subur serta aktif
berhubungan seksual diharapkan rutin melakukan screening dengan melakukan pap smear serta
vaksinasi HPV.

Kata Kunci : Usia Pertama Kali Melakukan Hubungan Seksual, Paritas, Penggunaan
Kontrasepsi Hormonal, Paparan Asap Rokok dan, Kanker Serviks

1
ABSTRACT

Cervical cancer is the second leading cause of death in the world after cardiovascular disease.
Globally it is estimated that every year there are 527,624 women suffer from cervical cancer and
265,672 die from this disease. In Indonesia, there are 32,469 women with cervical cancer. in
Central Sulawesi of 2021 there were 183 cases of cervical cancer. Medical record data at
Undata Hospital showed that the incidence of cervical cancer in 2020-2021 is still the third
largest disease in the Gynecological Oncology Poly with a total of 634 cases with a prevalence
of 57.6%. This shows that cervical cancer in Undata Hospital is a problem of women's health
that needs attention from the Central Sulawesi Provincial Health Office. This research intends to
determine the risk of age at first sexual intercourse, parity, use of hormonal contraception, and
exposure to cigarette smoke on the incidence of cervical cancer in Undata Hospital. This was a
quantitative method with a case control approach. Case samples were 48 people and control
samples were 48 people with age matching. Sampling was conducted through purposive
sampling. The data source used was secondary data in the form of medical records for 2021-
2022 and primary data, namely interviews with questionnaires. Data were analyzed through the
odd ratio test, the results reveal that age at first sexual intercourse (OR = 2,333; CI = 1,029-
5,292), parity (OR = 4,000; CI = 1,712-9,346), use of hormonal contraception (OR = 2,600; CI
= 1.130-5.984), exposure to cigarette smoke (OR = 1.486; CI = 0.539-4.100), is a risk factor for
the incidence of cervical cancer, women of childbearing age and sexually active are expected to
routinely screen by doing pap smear and HPV vaccination.

Keywords: Age at First Sexual Intercourse, Parity, The Use of Hormonal Contraception, The
Exposure to Cigarette Smoke and, Cervical

2
PENDAHULUAN Tahun 2008 dan 570.000 kasus pada Tahun
Kanker termasuk salah satu penyakit 2018. Dimana angka kematian untuk
tidak menular atau Non Communicable penyakit kanker serviks pada Tahun 2018
Disease (NCD) dan merupakan penyebab sebesar 311.000 jiwa. Sekitar 84% dari
kematian terbesar nomor dua di dunia semua kejadian kanker serviks dan 88% dari
setelah penyakit kardiovaskular. Kanker semua kematian akibat kanker serviks
serviks merupakan salah satu kanker Insidensi kanker serviks mencapai
ginekologi yang paling banyak dan umum 15 per 100.000 penduduk diamati di negara-
terjadi pada wanita saat ini. Perkembangan negara berkembang yakni, Afrika bagian
penyakit ini diawali dengan metaplasia timur (42,7%), Melanesia (33,3%), Afrika
epitel serviks di daerah Sambungan bagian selatan (31,5%), afrika bagian tengah
Skuamosa Kolumnar (SSK), yaitu peralihan (30,6%) dan tingkat risiko terendah di
mukosa vagina dan mukosa kanalis Australia dan selendia baru (5,5%) dan Asia
servikalis. Kanker serviks selalu diawali Barat (4,4%) (Arbyn et al, 2020). Kanker
dengan lesi pra kanker yang setelah Serviks menduduki urutan tertinggi di
bertahun-tahun dapat berkembang menjadi negara berkembang dan berada pada urutan
invasif (ganas). Seperti banyak penyakit ke 10 di negara maju atau urutan ke 5 secara
kanker pada umumnya, kanker serviks akan global. Kanker serviks menduduki urutan
menimbulkan banyak masalah baik pertama dengan prevalensi 18,62% dari 10
kesakitan, penderitaan, finansial, serta kanker terbanyak yang ditemukan di 13
masalah dalam lingkungan kehidupan pusat laboratorium patologi anatomi.
(Smith et al, 2019). Penyebab utama kanker Indonesia merupakan negara dengan jumlah
leher rahim adalah infeksi 95% Human penderita kanker serviks terbesar di dunia
Papilloma Virus (HPV), terutama tipe 16 (Garza-salazar, 2017).
dan 18 (Aziyah, Sumarni, & Ngadiyono, Berdasarkan Data Riset Kesehatan
2017). Dasar (Riskesdas) dari total penduduk
Global Cancer Observatory jumlah wanita Indon esia yang berjumlah
penderita kanker terus meningkat dari tahun 132.521.648 jiwa, 1,4% dengan jumlah total
ke tahun dengan perkiraan mencapai 12 juta 347.792 merupakan prevalensi
jiwa pada tahun 2030, terdapat 471.000 tumor/kanker. Kanker tertinggi di indonesia
kasus pada Tahun 2000, 529.000 kasus pada pada perempuan adalah kanker payudara dan

3
kanker leher rahim. Pada tahun 2019 menurun pada tahun 2021 sebesar 0,12%
mencapai 23,4 per 100.000 penduduk (Dinkes Provinsi Sulteng, 2021). hal ini
dengan rata-rata kematian 13,9 per 100 upaya penentuan dini kanker kerviks di
penduduk. Insiden tersebut telah melebihi provinsi sulawesi tengah tentunya selalu
angka rata-rata dunia (13,1 per 100.000 mengupayakan agar prevalensi kanker
penduduk). Untuk jumlah kasus kumulatif di serviks dapat diturunkan salah satunya
Indonesia pada Tahun 2019, insidensi dengan upaya deteksi dini yaitu Inpeksi
kanker serviks berjumlah 32.469 jiwa Visual Asam Asetat (IVA). Angka target
dengan total kematian mencapai angka cakupan IVA yang harus dicapai pada tahun
18.279 jiwa dan prevalensi kasus selama 2020 sebesar 30% tetapi indikator
lima tahun sebesar 84.201 jiwa (World keberhasilan cakupan Pemeriksaan IVA
Health Organization, 2020). kanker serviks belum mencapai target nasional yang telah
merupakan kanker dengan prevalensi kedua ditetapkan yaitu sebesar 50% (Kemenkes RI,
tertinggi di indonesia sebesar 0,8% atau 2021). Faktor terbesar yang menghalangi
sebesar 98.692 penduduk (Kemenkes RI, perilaku Wanita Usia Subur (WUS) untuk
2018). melakukan pemeriksaan deteksi dini kanker
Berdasarkan data Rekapitulasi serviks adalah rasa takut dan malu selama
Deteksi Dini Kanker Serviks (IVA) Dinas pemeriksaan, terbebani dengan biaya,
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, merasa sehat sehingga tidak perlu
Jumlah Penderita kanker serviks pada tahun melakukan pemeriksaan deteksi dini dan
2020 sebanyak 108 kasus dengan jumlah tidak adanya dorongan dari keluarga
kematian kanker serviks sebanyak 13 jiwa, (Indrayani and Naziyah, 2021).
Wanita Usia Subur (WUS) yang hanya Berdasarkan Studi Pendahuluan yang
melakukan pemeriksaan Inpeksi Visual telah dilakukan di RSUD Undata Provinsi
Asam Asetat (IVA) sebanyak 13,576. Sulawesi Tengah. RSUD Undata merupakan
Sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 75 Rumah Sakit Tertinggi sebagai tempat
kasus dengan jumlah kematian 10 jiwa, Rujukan Medis dari berbagai daerah untuk
Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan merujuk pasien yang memiliki penyakit
pemeriksaan Inpeksi Visual Asam Asetat keganasan maupun komplikasi di 13
(IVA) sebanyak 14.302 trend kasus kanker kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah.
serviks pada tahun 2020 sebesar 0,16% Berdasarkan data Medical Record RSUD

4
Undata kanker serviks merupakan penyakit penggunaan pembalut dan pantyliner,
tiga terbesar di Poli Onkologi Ginekologi dietilstilbestrol (DES) serta penggunaan
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah kontrasepsi oral. Adapun faktor-faktor
pada tahun 2021 setelah kanker payudara tersebut ada yang bisa dimodifikasi dan
dan kanker ovarium. dan jumlah kasus baru faktor yang tidak bisa dimodifikasi
kanker serviks di RSUD Undata dari tahun (Kemenkes, 2018).
2020 sebanyak 312 kasus mengalami Melakukan hubungan seksual di usia
peningkatan pada tahun 2021 sebanyak 322 muda merupakan salah satu risiko terjadinya
kasus. Berdasarkan perhitungan kasus baru kanker serviks, terutama usia di bawah 17
dan kematian kanker serviks di dapatkan tahun. Semakin muda usia pertama kali
CFR (Case Fatality Rate) pada tahun 2020 berhubungan seksual, semakin besar risiko
sebesar 0,03% dan pada tahun 2021 sebesar daerah reproduksi terkontaminasi virus
0,046% (Data Rekam Medik Rumah Sakit (Sulistiya et al, 2017) . Berdasarkan
Umum Daerah (RSUD) Undata, 2021). penelitian Ningsih et al.(2016) menyatakan
Secara umum, faktor terjadinya bahwa terdapat hubungan antara usia
kanker serviks diakibatkan karena gaya pertama berhubungan seksual dengan
hidup salah, buruknya gaya hidup, kejadian kanker serviks p value = 0,000
keseharian hingga cara memperlakukan OR= 2,6 usia pertama berhubungan seksual
organ reproduksi yang salah. Karena itu <20 tahun memiliki risiko 2,6 kali lebih
penyakit ini tidak mengenal usia semata. besar dibanding dengan usia berhubungan
Selain faktor diatas masih ada faktor lain seksual >20 tahun (Ningsih et al, 2016). Hal
yang berisiko menjadi penyebab kanker ini sejalan dengan penelitian (Chairani
serviks antara lain faktor sosio demografi Lubis, 2018) terdapat hubungan yang
yang meliputi usia, status sosial ekonomi, signifikan antara menikah di usia muda
dan faktor aktivitas seksual yang meliputi dengan kejadian kanker serviks dengan p
usia pertama kali melakukan hubungan value = 0,002; OR = 3,359 yang mana usia
seksual, pasangan seksual yang berganti- menikah < 20 tahun 3,4 kali berisiko terkena
ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan kanker serviks dibandingkan dengan usia
genital, merokok, obesitas, riwayat penyakit menikah ≥ 20 tahun (Chairani Lubis 2017).
kelamin, riwayat keluarga penderita kanker Hal ini disebabkan Usia berhubungan
serviks, trauma kronis pada serviks, seksual <20 tahun berkaitan dengan

5
rentannya mengalami trauma pada serviks. perkembangan virus menyerang organ
Trauma pada serviks bisa terjadi karena reproduksi pada wanita pasca melahirkan
serviks belum siap mendapat rangsangan (Kurniawan et al. 2021).
dari luar, serta dapat terjadi karena semakin Berdasarkan penelitian (Chairani
cepat usia berhubungan seksual maka akan Lubis, 2018), terdapat hubungan yang
meningkatkan jumlah kehamilan dan bermakna antara penggunaan kontrasepsi
kelahiran seorang ibu, hal ini akan hormonal dengan kejadian kanker serviks p
menyebabkan persalinan yang berulang kali value =0,023,OR =2,4 artinya bahwa
sehingga akan terjadi trauma pada serviks penggunaan kontrasepsi hormonal >4 tahun
dan akan menimbulkan infeksi yang memiliki peluang berisiko 2,4 kali lebih
memudahkan pertumbuhan dan besar menderita kanker serviks dibanding
perkembangan virus penyebab kanker dengan penggunaan kontrasepsi hormonal
serviks (Kurniawan, Asril, and Endang <4 tahun (Chairani Lubis, 2018). Hal ini
2021). disebabkan Menggunakan kontrasepsi
Berdasarkan penelitian Sharma dan hormonal dalam waktu lama dapat
Sanjay (2017), menyatakan terdapat meningkatkan risiko kanker serviks.
hubungan antara paritas dengan kejadian Penelitian menunjukan bahwa risiko kanker
kanker serviks p value = 0,033,OR =5,5 serviks naik semakin lama seorang wanita
yang mana wanita yang mempunyai paritas menggunakan kontrasepsi hormonal, tetapi
>3 kali berisiko 5,5 kali lebih besar risiko turun kembali setelah kontrasepsi
dibanding dengan wanita yang mempunyai hormonal dihentikan, dan kembali normal
paritas <3 kali (Sharma & Sanja, 2017). Hal bertahun-tahun setelah berhenti (Isfaizah
ini disebabkan Paritas yang tinggi berkaitan and Widyaningsih 2019).
dengan usia pertama kali menikah. Semakin Berdasarkan penelitian yang
cepat usia perkawinan tentunya dapat dilakukan oleh Lubis dkk. (2017) terdapat
meningkatkan jumlah kehamilan dan hubungan antara merokok dengan kejadian
kelahiran pada seorang ibu, hal ini akan kanker serviks p value = 0,004; OR = 8,040
menyebabkan persalinan yang berulang kali yang mana wanita yang yang merokok
sehingga akan terjadi trauma pada serviks memiliki risiko 8 kali lebih tinggi dibanding
dan akan menimbulkan infeksi yang dengan wanita yang tidak merokok (Lubis,
memudahkan pertumbuhan dan 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian

6
Nindrea, (2017) di Palembang, terdapat METODE PENELITIAN
hubungan antara paparan asap rokok dengan
Penelitian ini adalah penelitian
kejadian kanker serviks dengan p value =
kuantitatif menggunakan desain penelitian
0,001; OR = 4,75 yang artinya wanita yang
case control. Penelitian ini dilakukan di
terpapar asap rokok berisiko 4,75 kali lebih
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
besar dibandingkan wanita yang tidak
Undata, Provinsi Sulawesi Tengah.
terpapar asap rokok (Nindrea, 2017).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28
Paparan asap rokok merupakan faktor
april sampai dengan 2 juni 2022.
penting yang dapat menurunkan daya tahan
Populasi yang digunakan dalam
tubuh, sehingga memudahkan virus
penelitian ini adalah seluruh pasien yang
penyebab kanker serviks untuk tumbuh dan
dinyatakan menderita penyakit kanker
berkembang. Hal ini dimungkinkan karena
serviks di Poli Onkologi Ginekologi hasil
faktor lingkungan sekitar seperti rumah atau
diagnosa dokter Obgyn berdasarkan data
tempat kerja responden menjadikan
rekam medis di RSUD Undata tahun 2020-
responden menjadi perokok pasif yang
2021 berjumlah 634 orang.
terpapar asap rokok dari orang lain. Perokok
pasif juga mempunyai risiko yang sama
dengan perokok aktif yang mana wanita
yang menjadi perokok pasif tetap menghirup
asap rokok yang mengandung zat karsinogen
yang dapat menurunkan daya tahan tubuh
dan bisa memicu abnormalitas pada jaringan
serviks (Kurniawan et al. 2021).
Berdasarkan latar belakang diatas
maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Faktor Risiko
Kejadian Kanker Serviks di Rumah Sakit
Umum Daerah Undata Provinsi Sulawesi
Tengah.

7
HASIL pekerjaan responden terendah adalah PNS
Karakteristik Responden yaitu sebanyak 2 responden (2,1%).
Tabel 5.1 Distribusi Responden Tabel 5.3 Distribusi Responden
Berdasarkan RSUD Undata Berdasarkan Tingkat
Provinsi Sulawesi Tengah Pendidikan Pasien di RSUD
Undata Provinsi Sulawesi
Kelompok Umur (f) (%) Tengah
36-40 15 15,6
41-45 24 25,0 Pendidikan (f) (%)
46-50 30 31,2 SD 32 33,3
51-55 18 18,8 SMP 32 33,3
56-60 5 5,2 SMA 21 21,9
61-65 4 4,2 Diploma/Sarjana 11 11,5
Total 96 100 Total 96 100
Sumber : Data Primer, 2022 Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan Berdasarkan tabel 5.3 tingkat
bahwa menurut kelompok umur responden pendidikan responden tertinggi adalah SD
tertinggi adalah kelompok umur 46-50 tahun dan SMP yaitu masing-masing sebanyak 32
sebanyak 30 responden (31,2%) dan responden (33,3%) dan tingkat pendidikan
kelompok umur responden terendah adalah responden terendah adalah Diploma/Sarjana
kelompok umur 61-65 tahun sebanyak 4 yaitu sebanyak 11 responden (11,5%).
responden (4,2%). Tabel 5.4 Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis
Tabel 5.2 Distribusi Responden Kontrasepsi di RSUD
Berdasarkan Pekerjaan Undata Provinsi Sulawesi
Pasien di RSUD Undata Tengah
Provinsi Sulawesi Tengah
Jenis Kontrasepsi (f) (%)
Pekerjaan (f) (%)
IRT 69 71,9 Pil Kombinasi 48 50,0
Pedagang 12 12,5 Suntikan 1 Bulan 7 7,3
Wiraswasta 9 9,4
Suntikan 3 Bulan 26 27,1
Pegawai Swasta 4 4,2
PNS 2 2,1 Implan 8 8,3
Total 96 100 IUD/Spiral 7 7,3
Sumber : Data Primer, 2022 Total 96 100
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.2 pekerjaan
Berdasarkan tabel 5.4 jenis
responden tertinggi adalah IRT yaitu
kontrasepsi responden tertinggi adalah pil
sebanyak 69 responden (71,9%) dan
kombinasi yaitu sebanyak 48 responden

8
(50,0%) dan jenis kontrasepsi terendah yaitu Berdasarkan tabel 5.6 paritas pada
suntikan 1 bulan dan IUD masing-masing responden yang melahirkan 4-6 kali dan 1-3
sebanyak 7 responden (7,3%). kali melahirkan anak memiliki frekuensi dan
Tabel 5.5 Distribusi Responden persentase yang sama yaitu masing-masing
Berdasarkan Usia Pertama
Kali Melakukan Hubungan 48 responden (50,0%).
Seksual Pasien di RSUD Tabel 5.7 Distribusi Responden
Undata Provinsi Sulawesi Berdasarkan Penggunaan
Tengah Kontrasepsi Hormonal
Pasien di RSUD Undata
Usia Pertama Kali (f) (%)
Provinsi Sulawesi Tengah
Melakukan Hubungan
Seksual
Penggunaan (f) (%)
15-18 Tahun 33 34,4 Kontrasepsi Hormonal
19-22 Tahun 34 35,4 (Tahun)
23-26 Tahun 24 25,0 5-6 Tahun 55 57,3
27-30 Tahun 5 5,2 1-4 Tahun 41 42,7
Total 96 100 Total 96 100
Sumber : Data Primer, 2022 Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.5 usia pertama Berdasarkan tabel 5.7 penggunaan
kali hubungan seksual pada responden kontrasepsi hormonal pada responden
tertinggi adalah berhubungan seks pada usia tertinggi adalah penggunaan kontrasepsi
19-22 tahun yaitu sebanyak 34 responden hormonal 5-6 tahun yaitu sebanyak 55
(35,4%) dan terendah adalah berhubungan responden (57,3%) dan terendah adalah
seks pada usia 27-30 tahun yaitu sebanyak 5 penggunaan kontrasepsi hormonal 1-4 tahun
responden (5,2%). yaitu sebanyak 41 responden (42,7%).
Tabel 5.6 Distribusi Responden Tabel 5.8 Distribusi Responden
Berdasarkan Paritas Pasien Berdasarkan Paparan Asap
di RSUD Undata Provinsi Rokok Pasien di RSUD
Sulawesi Tengah Undata Provinsi Sulawesi
Tengah
Paritas (f) (%)
Paparan Asap Rokok (f) (%)
4-6 Kali Melahirkan Anak 48 50,0
Terpapar 77 80,2
1-3 Kali Melahirkan Anak 48 50,0 Tidak Terpapar 19 19,8
Total 96 100
Total 96 100
Sumber : Data Primer, 2022
Sumber : Data Primer, 2022
Berdasarkan tabel 5.8 paparan asap
rokok pada responden tertinggi adalah
terpapar asap rokok yaitu sebanyak 77

9
responden (80,2%) dan terendah adalah Tabel 5.10 Risiko Paritas Terhadap
tidak terpapar asap rokok yaitu sebanyak 19 Kejadian Kanker Serviks di
Rumah Sakit Umum
responden (19,8%). Daerah (RSUD) Undata
Analisis Bivariat Provinsi Sulawesi Tengah
Tabel 5.9 Risiko Usia Pertama Kali Kejadian
Melakukan Hubungan Kanker Serviks
Seksual Terhadap Kejadian
Kanker Serviks di RSUD Paritas Kontrol Total OR
Undata Provinsi Sulawesi (CI
Tengah 95%)
n % n %
Risiko Tinggi 32 66,7 16 33,3 48
Kejadian
Kanker Serviks
Risiko Rendah 16 33,3 32 66,7 48 4,000
Usia Pertama Total 48 100 48 100 96 (1,712-
Kali Kasus Kontrol Total OR 9,346)
Melakukan (CI Sumber : Data Primer, 2022
Hubungan 95%)
Seksual n % n % Berdasarkan tabel 5.10 uji statistik
Risiko Tinggi 30 62,5 20 41,7 50 diperoleh nilai Odds Ratio (OR) yaitu 4.000
Risiko Rendah 18 37,5 28 58,3 46 2,333
Total 48 100 48 100 96 (1,029 pada Confidence Interval (CI) 95% 1,712-
-
5,292) 9,346 artinya risiko wanita dengan paritas
Sumber : Data Primer, 2022
>3 (risiko tinggi) mengalami kejadian
Berdasarkan tabel 5.9 uji statistik
kanker.
diperoleh nilai Odds Ratio (OR) yaitu 2,333
Tabel 5.11 Risiko Penggunaan
pada Confidence Interval (CI) 95% 1,029-
Kontrasepsi Hormonal
5,292 artinya risiko wanita dengan usia Terhadap Kejadian
Kanker Serviks di RSUD
pertama kali melakukan hubungan seksual
Undata Provinsi Sulawesi
<20 tahun (risiko tinggi) mengalami Tengah
kejadian kanker serviks adalah 2,3 kali lebih
Kejadian
besar dibandingkan wanita dengan usia Kanker Serviks
Penggunaan
pertama kali melakukan hubungan seksual
Kontrasepsi Kasus Kontrol Total OR
≥20 tahun (risiko rendah). karena OR >1 Hormonal (CI
95%)
maka usia pertama kali melakukan
n % n %
hubungan seksual merupakan faktor risiko Risiko Tinggi 33 68,8 22 45,8 55
Risiko Rendah 15 31,2 54,2 41 2.600
kejadian kanker serviks.
26 (1.130-
Total 48 100 48 100 96 5.984)
Sumber : Data Primer, 2022

10
Berdasarkan tabel 5.11 uji statistik dibandingkan wanita tidak terpapar asap
diperoleh nilai Odds Ratio (OR) yaitu 2.600 rokok (risiko rendah). Karena OR >1 maka
pada Confidence Interval (CI) 95% 1,130- paparan asap rokok merupakan faktor risiko
5,984 artinya risiko wanita menggunakan kejadian kanker serviks.
kontrasepsi hormonal >4 tahun (risiko PEMBAHASAN
tinggi) mengalami kejadian kanker serviks Risiko Usia Pertama Kali Melakukan
adalah 2.600 kali lebih besar dibandingkan Hubungan Seksual Terhadap Kejadian
wanita dengan menggunkan kontrasepsi Kanker Serviks
hormonal ≤4 tahun (risiko rendah). karena Berdasarkan hasil penelitian yang
OR >1 maka penggunaan kontrasepsi dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah
hormonal merupakan faktor risiko kejadian (RSUD) Undata Provinsi Sulawesi Tengah,
kanker serviks. sebanyak 30 responden melakukan
Tabel 5.12 Risiko Paparan Asap Rokok hubungan seksual di bawah usia 20 tahun.
Terhadap Kejadian Kanker
Serviks di Rumah Sakit Hasil analisis Odds Ratio (OR) dengan
Umum Daerah (RSUD) Confident Interval (CI) 95% diperoleh nilai
Undata Provinsi Sulawesi
Tengah (OR) = 2,333 (1,029-5,292), hal ini

menunjukkan responden yang melakukan


Kejadian hubungan seksual pada usia <20 tahun
Kanker Serviks
Paparan Asap Kasus Kontrol Total OR berisiko 2,3 kali lebih besar menderita
Rokok (CI kanker serviks dari pada responden yang
95%)
n % n % melakukan hubungan seksual pertama kali
Risiko Tinggi 40 83,3 37 77,1 77 ≥20 tahun. Hal ini berarti bahwa usia
Risiko Rendah 8 16,7 11 22,9 19 1,486
(0,539 pertama kali melakukan hubungan seksual
Total 48 100 48 100 96
- pada usia di bawah 20 tahun merupakan
4,100)
Sumber : Data Primer, 2022 faktor risiko kejadian kanker serviks.
Berdasarkan tabel 5.12 uji statistik Hasil ini sejalan dengan penelitian
diperoleh nilai Odds Ratio (OR) yaitu 1,486 Chairani, Aguslina, dan Rahayu (2018) yang
pada Confidence Interval (CI) 95% 0,539- dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan,
4,100 artinya risiko wanita terpapar asap mendapatkan hasil uji analisis data
rokok (risiko tinggi) mengalami kejadian menggunakan uji Chi Square di peroleh nilai
kanker serviks adalah 1,486 kali lebih besar (p) value sebesar 0,002 yang artinya terdapat

11
hubungan umur pertama kali melakukan yang tidak sirkumsisi, dan riwayat penyakit
hubungan seksual dengan kejadian kanker dari pasangan. seseorang yang sering
serviks dan nilai Odds Ratio (OR) sebesar berganti-ganti pasangan dan melakukan
3,359 yang artinya wanita yang hubungan seksual berisiko lebih tinggi untuk
berhubungan seksual <20 tahun 3,3 kali menularkan Human Papilloma Virus (HPV)
lebih berisiko menderita kanker serviks yang merupakan virus pembawa kanker
dibandingkan dengan usia pertama kali serviks.
melakukan hubungan seksual ≥20 tahun. Upaya preventif yang dilakukan
Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang untuk menghindari kejadian kanker serviks
dilalukan Aziyah, (2017), di RSUD Arifin yaitu dengan mengupayakan untuk tidak
Achmad Provinsi Riau Usia Pertama Kali melakukan hubungan seksual kurang dari
melakukan hubungan seksual bahwa usia usia 20 tahun. karena usia berhubungan
<20 tahun yang melakukan hubungan seksual kurang dari 20 tahun berisiko lebih
seksual berisiko enam kali mengalami tinggi mengalami kanker serviks akibat
kejadian kanker serviks. belum matangnya alat reproduksi, maka
Berdasarkan hasil penelitian di proses patologi kanker serviks bisa terjadi
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, dalam 10-15 tahun ke depan. Itulah
diantara 48 ibu yang menderita kanker sebabnya perkawinan atau berhubungan
serviks, terdapat 18 responden (37,5%) yang seksual sebaiknya dilakukan diatas 20 tahun
memiliki riwayat usia pertama kali dan rutin melakukan vaksinasi HPV salah
melakukan hubungan seksual risiko rendah. satu cara paling efektif untuk mencegah
Hal ini menunjukkan bahwa kejadian kanker infeksi virus HPV, melakukan pemeriksaan
serviks tidak hanya disebabkan usia pertama pap smear atau menjalani pemeriksaan IVA,
kali melakukan hubungan seksual melainkan dan berhubungan seks secara aman yaitu
multifaktoral seperti paparan asap rokok dengan menggunakan kondom untuk
dimana dalam penelitian ini responden yang menghindari berhubungan seksual dengan
usia pertama kali melakukan hubungan lebih dari satu pasangan.
seksual ≥20 tahun (80,4%) responden yang Risiko Paritas Terhadap Kejadian
terpapar asap rokok selain itu ada faktor Kanker Serviks
penyebab lain seperti faktor aktivitas seksual Berdasarkan hasil penelitian yang
yang berganti-ganti pasangan, pasangan dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah

12
(RSUD) Undata Provinsi Sulawesi Tengah, Undata Provinsi Sulawesi Tengah, diantara
sebanyak 32 responden memiliki paritas 48 ibu yang menderita kanker serviks
lebih dari 3. Hasil analisis Odd Ratio (OR) terdapat 16 responden (33,3%) yang
dengan Confident Interval (CI) 95% memiliki riwayat paritas risiko rendah. Hal
diperoleh nilai (OR) = 4.000 (1,712-9,346), ini menunjukkan bahwa kejadian kanker
hal ini menunjukkan responden yang serviks tidak hanya di sebabkan paritas
frekuensi kehamilannya lebih dari 3 berisiko melainkan beberapa faktor seperti jarak
4,000 kali lebih besar menderita kanker kehamilan yang terlalu dekat sehingga
serviks dari pada responden yang frekuensi menurunnya kemampuan serviks dalam
kehamilannya kurang dari atau sama dengan pempertahankan zona transformasi pada
3. Hal ini berarti bahwa paritas lebih dari 3 okeserviks terhadap infeksi Human
merupakan faktor risiko kejadian kanker Papilloma Virus (HPV). paritas juga dapat
serviks. dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah
Hasil penelitian ini sejalan dengan satunya adalah tingkat pendidikan, dalam
penelitian Hidayat, Hydrawati dan Fitriyati penelitian ini hampir setengahnya (43,8%)
(2014) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, responden berpendidikan menengah (SMA).
mendapatkan hasil nilai OR sebesar 16,033 tingkat pendidikan ibu yang rendah
yang artinya wanita dengan frekuensi mengakibatkan kurangnya pengetahuan ibu
kehamilan lebih dari 16,0 kali lebih berisiko menghadapi masalah, sedangkan ibu-ibu
menderita kanker serviks dibanding dengan yang mempunyai tingkat pendidikan yang
wanita dengan frekuensi kehamilan kurang lebih tinggi umumnya terbuka menerima
atau sama dengan 3. Hal ini juga sejalan perubahan atau hal-hal baru untuk
dengan penelitian yang dilakukan Sharmaa memelihara kesehatan Menurut asumsi
dan Pattanshetty (2017) dimana wanita peneliti paritas juga tidak mutlak
dengan paritas 4-5, berisiko 3 kali lebih mempengaruhi terjadinya kanker serviks
besar menderita kanker serviks dengan OR dimana ada beberapa responden yang
sebesar 3,16 dan wanita dengan paritas lebih mengalami kanker serviks pada paritas ≤3
dari 6 berisiko 5 kali lebih besar menderita anak. Hal ini terjadi karena kebersihan diri
kanker serviks dengan OR sebesar 5,57. yang kurang baik sebelum dan sesudah
Berdasarkan hasil penelitian di melakukan hubungan seksual tidak
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) membersihkan alat kelamin sehingga

13
diperkirakan akan memudahkan terjadinya tahun. Hal ini berarti bahwa penggunaan
infeksi, disamping kehidupan seksual yang kontrasepsi hormonal lebih dari 4 tahun
kurang sehat atau melakukan hubungan merupakan faktor risiko kejadian kanker
seksual sewaktu menstruasi hal inilah yang serviks.
memudahkan terinfeksi virus Human Hal ini sejalan dengan penelitian
Papilloma Virus (HPV). Chairani, Aguslina, dan Rahayu (2018) yang
Upaya preventif risiko timbulnya dilakukan di RSUD Dr Pirngadi Medan
kanker serviks pada wanita usia reproduksi medapatkan hasil uji analisis data nilai value
dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi (p) sebesar 0,023 yang artinya terdapat
barier (kondom, diafragma, dan spermasida) hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal
guna membatasi jumlah anak dan dengan kejadian kanker serviks dan nilai OR
pengaturan jarak kelahiran untuk sebesar 2,4 yang artinya wanita yang
mengurangi risiko kejadian kanker serviks menggunakan kontrasepsi hormonal >4
agar tidak mengakibatkan trauma pada tahun 2,4 kali lebih berisiko menderita
serviks yang kemudian dapat menjadi faktor kanker serviks dibanding dengan
timbulnya Human Papilloma Virus (HPV). menggunakan kontrasepsi hormonal <4
Risiko Penggunaan Kontrasepsi tahun. Hal ini juga sejalan dengan penelitian
Hormonal Terhadap Kejadian Kanker yang dilakukan Ningsih et al (2017), di
Serviks RSUD Arifin Achmad Pekan baru, bahwa
Hasil penelitian yang dilakukan di penggunaan kontrasepsi hormonal dalam
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, jangka waktu lama >4 tahun berisiko empat
sebanyak 33 responden menggunakan kali mengalami kejadian kanker serviks.
kontrasepsi hormonal lebih dari 4 tahun. Berdasarkan hasil penelitian di
Hasil analisis Odd Ratio (OR) dengan RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah,
Confident Interval (CI) 95% di peroleh nilai diantara 48 ibu yang menderita kanker
(OR) = 2.600 (1.130-5.984), hal ini serviks terdapat 15 responden (31,2%) yang
menunjukkan responden yang menggunakan memiliki riwayat menggunakan kontrasepsi
kotrasepsi hormonal dalam jangka waktu >4 hormonal risiko rendah. Hal ini
tahun berisiko 2,6 kali lebih besar menderita menunjukkan bahwa kejadian kanker serviks
kanker serviks dari pada responden yang tidak hanya disebabkan penggunaan
menggunakan kontrasepsi hormonal ≤4 kontrasepsi hormonal melainkan beberapa

14
faktor seperti jenis kontrasepsi yang menggunakan kontrasepsi hormonal berganti
digunakan oleh responden (47,9%) menggunakan kontrasepsi non hormonal
responden yang melakukan pergantian jenis apabila mengalami keluhan.
kontrasepsi dari suntik 3 bulan ke pil Risiko Paparan Asap Rokok Terhadap
kombinasi. jenis kontrasepsi hormonal pil kb Kejadian Kanker Serviks
yang terlalu dekat sehingga responden tidak
Berdasarkan hasil penelitian yang
menyadari akibat menggunakan kontrasepsi
telah dilakukan di RSUD Undata Provinsi
hormonal dan efek samping dari penggunaan
Sulawesi Tengah, sebanyak 40 responden
kontasepsi jenis pil kombinasi yang
(83,3%) memiliki riwayat terpapar asap
responden pakai.efek pil KB akan sama
rokok. Hasil analisis menggunakan Odds
seperti sebelum menggunakan kontrasepsi
Ratio (OR) dengan Confident Interval (CI)
oral. Pengkonsumsian pil KB secara rutin
95% diperoleh nilai OR = 1,486 (0,539-
ternyata memberi efek buruk pada rahim.
4,100) dengan nilai OR >1, maka paparan
Infeksi pada rahim akibat konsumsi pil KB
asap rokok merupakan faktor risiko kejadian
secara rutin dan lama, memungkinkan
kanker serviks. Artinya orang yang terpapar
seorang wanita menderita kanker rahim. hal
asap rokok berisiko 1,48 kali mengalami
ini bahwa kekentalan lendir ini akan
kanker serviks dibandingkan dengan orang
memperlama keberadaan zat karsinogen
yang tidak terpapar asap rokok, hal ini
pemicu kanker di serviks yang terbawa
menunjukkan bahwa semakin sering ibu
melalui hubungan seksual.
terpapar asap rokok dari anggota keluarga
Upaya preventif yang dapat
semakin besar peluang untuk terjadinya lesi
dilakukan pada kanker serviks dengan
prakanker serviks.
melakukan edukasi. edukasi dimaksud
Berdasarkan hasil penelitian di
berupa adanya peningkatan pengetahuan dan
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah,
informasi dari petugas kesehatan pada
diantara 48 ibu yang menderita kanker
akseptor KB tentang keluhan-keluhan yang
serviks terdapat 8 (16,7%) memiliki riwayat
dapat ditimbulkan akibat menggunakan
risiko rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
kontrasepsi. Selain itu tenaga kesehatan
kejadian kanker serviks tidak hanya
perlu memberikan saran tentang bagaimana
disebabkan wanita yang terpapar asap rokok
tindakan yang dapat mengatasi keluhan-
melainkan multifaktoral seperti wanita usia
keluhan yang terjadi pada responden, yang

15
subur yang merokok dan aktif berhubungan Kesimpulan dan Saran
seksual yang merupakan perokok pasif. Terdapat risiko antara Usia Pertama
Upaya preventif yang dapat kali melakukan hubungan seksual, paritas,
dilakukan adalah berhenti merokok di dalam penggunaan kontrasepsi hormonal dan
rumah supaya perokok pasif tidak paparan asap rokok dengan kejadian kanker
menghirup asap rokok dan mengimbangi serviks. Variabel paritas merupakan variabel
dengan asupan-asupan gizi sehingga faktor yang paling besar risiko terhadap kejadian
risiko yang di alami dapat berkurang. kanker serviks di Rumah Sakit Umum
Perbaikan gizi juga diperlukan jika Daerah (RSUD) Undata Provinsi Sulawesi
seseorang atau responden sebelumnya Tengah.
merokok maupun yang sering terkena Diharapkan kepada penderita kanker
paparan asap rokok. Menurut asumsi peneliti serviks untuk menghindari seks bebas dan
solusi agar terhindar dari paparan asap rokok tidak melakukan seks usia kurang dari 20
dari anggota keluarga sebaiknya jangan tahun serta khusunya wanita usia subur yang
biarkan anggota keluarga merokok terutama telah aktif berhubungan seksual untuk
suami responden dan anak-anak responden melakukan pap smear minimal 6 bulan
merokok di dalam rumah supaya perokok sekali dan pemberian imunisasi HPV,
pasif tidak menghirup asap rokok dan bebas Diharapkan kepada ibu yang memiliki
asap rokok. Wanita yang terpapar asap paritas >3 kali lebih mempertimbangkan
rokok harus meningkatkan pola hidup sehat untuk menambah jumlah anak ditinjau dari
dalam kehidupan sehari-hari dengan segi kesehatan, Diharapkan kepada ibu yang
mengonsumsi makanan berserat dan menggunakan kontrasepsi oral maupun jenis
mengandung antioksidan, mengonsumsi kontrasepsi yang lain lebih memperhatikan
makanan kaya akan vitamin dan mineral, efek samping dari kontrasepsi tersebut dan
olahraga teratur untuk meningkatkan selalu mengontrol lama penggunaan
kekebalan tubuh, dan menjaga asupan nutrisi kontrasepsi serta rutin melakukan konsultasi
dengan baik. kepada petugas kesehatan, dokter atau bidan
tentang kontrasepsi yang digunakan pada
saat ini, tentang bahaya merokok terutama
jika merokok didepan orang.

16
8. Dewi, I, G.,Agung, A. N., dkk., 2013.
DAFTAR PUSTAKA “Laporan Hasil Penelitian Paparan Asap
Rokok Dan Higiene Diri Merupakan
Faktor Risiko Lesi Prakanker Leher
1. Al-shaikh, G. K.,Gehan, H. I., dkk.,
Rahim Di Kota Denpasar Tahun 2012
2017, “Multiparitas Besar Dan
Cigarette Smoke Exposure and Personal
Kemungkinan Risiko Hasil Ibu Dan
Hygiene as Determinants for Cervical
Bayi Yang Merugikan :.” 60:41–47.
Pre- Cancer Lession in Denpasar , 2012
P.” Public Health and Preventive
2. American Cancer Society, 2017, “What Medicine Archive 1(1):84–91.
Are The Risk Factors for Cervical
Cancer.”
9. Dewi, L., Fanni, A.R., & Adi Saputro R,
Fakultas Kedokteran, Universitas
3. Arbyn, M., Elisabete Weiderpass & Muhammadiyah Surakarta.( 2020).
Freddie Bray., 2020, “Estimates of “Faktor Risiko Kanker Serviks Di
Incidence and Mortality of Cervical RSUD Dr. Moewardi Surakarta.”
Cancer in 2018: A Worldwide Analysis.” Publikasi Ilmiah Universitas
The Lancet Global Health 8(2):e191– Muhammadiyah Surakarta 278–82.
203.doi:10.1016/S2214-109X(19)30482-
10. Erni Kartikawati, 2013, “Bahaya Kanker
4. Aziyah, S.M.,Ngadiyono.,dkk., 2017, Payudara Dan Kanker Serviks.” 150 hlm
“Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Kanker Servik; Studi
11. Februanti, dan Sofia.J, 2019,. Asuhan
Kasus Di Rsup Dr. Kariadi Semarang.”
Keperawatan Pada Pasien Kanker
Jurnal Riset Kesehatan 6(1):20. doi:
Serviks: Terintegrasi Dengan Standar
10.31983/jrk.v6i1.2085.
Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Standar Luaran Keperawatan
5. Cinar, & Alatas, E., 2019, Knowledge Indonesia (SLKI), Dan Standar
and Behavior of University Students Intervensi Keperawatan Indonesia
toward Human Papillomavirus and (SIKI) PPNI. Deepublish.
Vaccination. Asia-Pacific Journal of
Oncology Nursing, 6(3), 300–307.
12. Fitrisia, C. A.,Daan Khambri, B.I., dkk.,
https://doi.org/10.4103/apjon.apjon_10_
2020, “Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Lesi Pra
6. Chairani,L. K.,Rhina,dkk.,2017. “Faktor Kanker Serviks Pada Wanita Pasangan
Risiko Yang Memengaruhi Kejadian Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kanker Serviks Pada Wanita Di RSUD Muara Bungo 1.” Jurnal Kesehatan
Dr. Pirngadi Kota Medan.” Andalas 8(4):33–43. doi:
10.25077/jka.v8i4.1147.
7. Chandrawati Ravika.,2016, “Faktor
Risiko Yang Berpengaruh Dengan 13. Garza-salazar & Jaime G. De.,2017,
Kejadian Kanker Serviks Di RSUD Dr. “Cervical Cancer.”
H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.”
Jurnal Kesehatan 7(2):282. doi:
14. Golubovic, S. T.,dkk., 2022, Risk
10.26630/jk.v7i2.202.
Factors and Predictive Value of
Depression and Anxiety in Cervical

17
Cancer Patients. Medicina (Lithuania), of Cervical Cancer. Asia-Pacific Journal
58(4),1–8. of Oncology Nursing, 6(3), 308–314.
https://doi.org/10.4103/apjon.apjon
15. Indrayani Triana, & Naziyah.,2018,
“Hubungan Pengetahuan Dan Sikap 21. Kementrian Kesehatan RI., 2018, Profil
Wanita Usia Subur Terhadap Minat Kesehatan Indonesia. Jakarta:
Melakukan IVA Di Puskesmas Kementrian Kesehatan RI.
Jatinegara.” Kesehatan Masyarakat 4(2).
22. Kurniawan, R.A., & Endang, 2021,
16. Irwan,2018, Epidemiologi Penyakit “Media Kesmas ( Public Health Media
Tidak Menular. Yogyakarta: Deepublish. ).” Media Kesmas (Public Health Media)
1(2):225–40.
17. Isfaizah, & Ari Widyaningsih., 2019,
“Hubungan Penggunaan Kontrasepsi 23. Mayanda, A.K., Vinta, 2019, “Hubungan
Hormonal Dengan Disfungsi Seksual Di Karakteristik Wanita Dengan Kejadian
Wilayah Kerja Puskesmas Lerep.” Kanker Serviks Di Rsu Mutia Sari
Periode 2016-2017.” Jurnal Bidan
18. Kashyap, & Ghai, S. 2019, Risk Factors Komunitas 2(1):47–56.
of Cervical Cancer. Asia-Pacific Journal
of Oncology Nursing, 6(3), 308–314. 24. Mukhlisiana Ahmad, SST., M. Kes.
https://doi.org/10.4103/apjon.apjon 2020, Perilaku Pencegahan Kanker
Serviks. INDONESIA: Copyright 2020
19. Jannah, M.K.,Khamim Zarkasih by media sains indonesia.
Putro.,dkk., 2021, “Pengaruh Faktor
Genetik Pada Perkembangan Anak Usia 25. Musfirah., 2018, “FAKTOR RISIKO
Dini.” Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak KEJADIAN KANKER SERVIKS DI
8(2):53–63. RSUP Dr. WAHIDIN
SUDIROHUSODO MAKASSAR.”
20. Kashyap, & Ghai, S. 2019, Risk Factors

18

Anda mungkin juga menyukai