Anda di halaman 1dari 2

Harmonisasi ASEAN bidang kosmetik

 ASEAN Cosmetic Committee (ACC) merupakan sebuah komite kerjasama dalam bidang
kosmetik antar negara di kawasan ASEAN yang bertanggungjawab terhadap efektifitas
fungsi dari kesepakatan harmonisasi kosmetik.
 Bentuk meningkatkan daya saing produk ASEAN di era pasar bebas ASEAN (AFTA),
diupayakan adanya harmonisasi standar produk dalam harmonisasi ASEAN yang salah
satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kerja sama antar negara-negara ASEAN
dalam rangka menjamin mutu, keamanan dan klaim manfaat dari semua kosmetika yang
dipasarkan di ASEAN. Maka untuk itu, perlu meningkatkan persiapan dan kesiapan
seluruh pemangku kepentingan antara lain, pemerintah, tenaga kesehatan maupun pelaku
usaha dengan koordinasi, pengkajian ulang, dan pengawasan dari implementasi
kesepakatan harmonisasi kosmetik.
 Tujuan skema harmonisasi regulasi kosmetik yaitu:
1. Meningkatkan kerjasama antar negara ASEAN dalam rangka menjamin keamanan
kualitas dan klaim manfaat dari semua produk kosmetik yang dipasarkan di kawasan
ASEAN.
2. Menghapuskan hambatan dalam perdagangan kosmetik baik melalui penyeragaman
persyaratan teknis, pengakuan persetujuan registrasi kosmetik, dan mengadopsi ACD.
 Skema harmonisasi regulasi kosmetik yang telah disepakati sebenarnya merupakan
kolaborasi antara pemerintah di negara-negara ASEAN dan produsen kosmetik (pemilik
industri kosmetik) guna menghasilkan produk kosmetik yang aman dan berkualitas

Dampak harmonisasi regulasi kosmetik ASEAN bagi produsen indonesia


 Notifikasi kosmetik secara online merupakan sebuah sistem pendaftaran produk kosmetik
yang mengacu pada tata cara atau prosedur yang sesuai dengan harmonisasi yang
diterapkan oleh ASEAN.
 Manfaat dari penerapan sistem notifikasi online yang diterapkan di Indonesia yaitu:
1. Mempersingkat dan mempermudah proses registrasi pelaku usaha kosmetika
BPOMRI, sehingga semakin banyak produk kosmetik yang teregistrasi.
2. Sebagai wujud implementasi skema harmonisasi regulasi kosmetik ternyata mampu
meningkatkan standar kualitas produk kosmetik dalam negeri sehingga layak
untuk bersaing dengan produk impor.
 Keuntungannya kini adalah produsen kosmetik lokal tidak perlu khawatir produknya
tidak diterima di negara ASEAN lainnya, karena dengan adanya harmonisasi maka
produk kosmetik yang telah ternotifikasi dan mendapat izin edar di Indonesia berarti juga
dapat beredar di negara aggota ASEAN lainnya.
 Keuntugan lain yang dirasakan oleh produsen kosmetik dengan adanya skema
harmonisasi kosmetik ialah semakin murahnya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mendaftarkan produk kosmetik kepada BPOMRI.
 Penerapan suatu aturan tentu membawa dampak tidak saja yang menguntungkan tetapi
juga dapat merugikan bagi industri tersebut, yaitu pelaku usaha, dan konsumen yang
terlibat dalam perdagangan kosmetik tersebut. Selain keuntungan-keuntungan tersebut,
harmonisasi regulasi kosmetik yang diterapkan oleh ASEAN telah membuat tantangan
yang dihadapi oleh produsen kosmetik di Indonesia semakin bertambah. Tidak hanya
antar sesama produsen kosmetik dalam negeri saja, tetapi juga dengan produsen kosmetik
yang berasal dari negara anggota ASEAN lainnya.
 Apabila Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk mengembangkan
industri kosmetik dalam negerinya maka produsen kosmetik lokal akan dapat
mengembangkan usahanya. Sebaliknya, jika Indonesia tidak dapat memanfaatkan
peluang maka Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi Industri kosmetik ASEAN.
 Selain itu, kendati memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah sehingga peluang
untuk menjadi produsen kosmetik sangat besar, tetapi kapasitas industri kosmetik dalam
negeri belum bisa mandiri karena sebagian besar bahan baku sintetis yang digunakan
sebagai campuran pembuatan kosmetik masih impor dari luar negeri. Akibatnya,
penerapan harmonisasi lebih banyak menjadi ancaman saat ini bagi eksistensi produsen
kosmetik lokal karena persaingan yang terjadi bukan hanya antar sesama produsen lokal
tetapi juga dengan produsen kosmetik asing
 Perhatian ASEAN terhadap kosmetik dibuktikan dengan masuknya kosmetik sebagai
salah satu kelompok kerja dalam ASEAN Consultative Committee On Standarts And
Quality (ACCSQ) dan disebut dengan cosmetics product working group (CPWG).

Anda mungkin juga menyukai