Anda di halaman 1dari 104

BAHASA

INDONESIA
STIKES DARUL AZHAR
BATULICIN
1. SEJARAH PERKEMBANGAN
BAHASA INDONESIA
 Peninggalan-peninggalan yang menjadi bukti sejarah keberadaan
bahasa Melayu di Kepulauan Nusantara adalah sebagai berikut:
• Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang, pada 683 M.
• Prasasti Talang Tuo, di Palembang, pada 684 M.
• Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada 686 M.
• Prasasti Karang Brahi, antara Jambi dan Sungai Musi, pada 688 M.
• Prasasti Gandasuli, di Jawa Tengah, pada 832 M.
• Prasasti Bogor, di Bogor, pada 942 M.
Fungsi Bahasa Melayu pada Zaman Sriwijaya:
1. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku-
buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.
2. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perhubungan (lingua franca)
antar suku di Indonesia.
3. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan, terutama di
sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun bagi
pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia.
4. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.
2. PERESMIAN NAMA
BAHASA INDONESIA
Bahasa persatuan

Bahasa negara

Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928 Bahasa resmi

Bahasa penghubung
antar individu

Bahasa pengantar di
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku semua sekolah di
bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; Indonesia
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia;
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
3. BAHASA MELAYU DIANGKAT MENJADI
BAHASA INDONESIA

1) Bahasa Melayu sudah merupakan lingua franca di Indonesia, bahasa


perhubungan, dan bahasa perdagangan.
2) Sistem bahasa Melayu sederhana, mudah dipelajari karena dalam bahasa
ini tidak dikenal tingkatan bahasa, seperti dalam bahasa Jawa (ngoko,
kromo) atau perbedaan bahasa kasar dan halus, seperti dalam bahasa
Sunda (kasar, lemes).
3) Suku Jawa, suku Sunda, dan suku-suku yang lain dengan sukarela
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
4) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang luas.
4. PERISTIWA-PERISTIWA PENTING YANG
BERKAITAN DENGAN PERKEMBANGAN BAHASA
MELAYU/INDONESIA

1) 1901 disusun ejaan resmi bahasa Melayu oleh Ch. A. van Ophuijsen dan
dimuat dalam kitab logat Melayu;
2) 1908 Pemerintah mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan “
Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat), 1917 diubah
menjadi Balai Pustaka;
3) 28 Oktober 1928 para pemuda pilihan memancangkan tonggak yang
kukuh untuk perjalanan bahasa Indonesia (hari lahirnya ‘Sumpah
Pemuda’);
4) 1933 berdirinya Pujangga Baru dipimpin oleh Sultan Takdir Alisyahbana
dan kawan-kawan;
5) 25-28 Juni 1938 Kongres Bahasa Indonesia I di Solo. Hasilnya berupa
usaha pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia telah dilakukan
secara sadar oleh cendekiawan dan budayawan kita saat itu;
6) 18 Agustus 1945 ditandatangani Undang-Undang Dasar 1945, yang salah
satu pasalnya (pasal 36) menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara;
7) 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)
sebagai pengganti Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya;
8) 28 Oktober – 2 November 1954 Kongres Bahasa Indonesia II di Medan
yang merupakan perwujudan tekad bangsa Indonesia untuk terus
menerus menyempurnakan bahasa Indonesia yang diangkat sebagai
bahasa nasional dan ditetapkan sebagai bahasa negara;
9) 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan penggunaan
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan;
10) 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah;
11) 28 Oktober – 2 November 1978 Kongres Bahasa Indonesia III di Jakarta
dalam rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang kelima puluh;
12) 21- 26 November 1983 Kongres Bahasa Indonesia IV di Jakarta dalam
rangka peringatan hari Sumpah Pemuda yang ke 55;
13) 28 Oktober – 3 November 1988 Kongres Bahasa Indonesia V di Jakarta,
ditandai dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa kepada pecinta bahasa di Nusantara, yakni berupa
(1) Kamus Besar Bahasa Indonesia, dan (2) Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia;
14) 28 Oktober – 2 November 1993 Kongres Bahasa Indonesia VI di
Jakarta. Mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia, serta
mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia;
15) 26 – 30 Oktober 1998 Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel Indonesia.
Mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.
BATASAN BAHASA INDONESIA
 Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?
 Prof. Dr. A. Teeuw (sarjana Belanda):

Bahasa Indonesia ialah bahasa perhubungan yang berabad-abad tumbuh


dengan perlahan-lahan di kalangan penduduk Asia Selatan dan setelah
bangkitnya pergerakkan rakyat Indonesia pada abad XX dengan insyaf
diangkat dan dimufakati serta dijunjung sebagai bahasa persatuan.
BATASAN BAHASA INDONESIA
 Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?
 Amin Singgih:

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang dibuat, dimufakati, dan diakui serta
digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia sehingga sama sekali bebas dari
unsur-unsur bahasa daerah yang belum umum dalam bahasa kesatuan.
BATASAN BAHASA INDONESIA
 Apakah Sebenarnya Bahasa Indonesia?
 Prof. Dr. R.M. Ng. Purbatjaraka:

Bahasa Indonesia ialah bahasa yang sejak kejayaan Sriwijaya telah menjadi
bahasa pergaulan atau lingua franca di seluruh Asia Tenggara.
BATASAN BAHASA INDONESIA
Pemilihan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia atas pertimbangan secara
politik, ekonomi, dan kebahasaan, antara lain:
1) Bahasa Melayu telah tersebar luas di seluruh Indonesia;
2) Bahasa Melayu diterima oleh semua suku di Indonesia, karena telah dikenal
dan digunakan sebagai bahasa pergaulan, tidak lagi dirasakan sebagai bahasa
asing;
3) Bahasa Melayu bersifat demokratis; maksudnya tidak membeda-bedakan
tingakatan dalam pemakaian, sehingga meniadakan sifat feodal dan
memudahkan orang memelajarinya;
4) Bahasa Melayu bersifat reseptif; artinya mudah menerima masukan dari
bahasa daerah lain dan bahasa asing sehingga mempercepat perkembangan
bahasa Indonesia di masa mendatang.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
SIKAP PENUTUR BAHASA
Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan Republik
Indonesia.
Pentingnya peranan bahasa itu antara lain bersumber pada :
1) ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: “Kami poetra dan
poetri Indonesia mendjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia,” dan
2) Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya tercantum pasal
khusus yang menyatakan bahwa “bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.” (BAB XV, Pasal 36)
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
SIKAP PENUTUR BAHASA
Alasan lain Bahasa Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan
Republik Indonesia didasari patokan-patokan:

1) Jumlah penutur;
2) Luas penyebaran; dan
3) Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
SIKAP PENUTUR BAHASA
1) Jumlah penutur
Bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, jumlah penuturnya tidak sebanyak
bahasa Jawa atau Sunda. Akan tetapi, jika pada jumlah itu ditambahkan
penutur dwibahasawan yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa pertama atau bahasa kedua, kedudukannya dalam deretan jumlah
penutur berbagai bahasa di Indonesia ada di peringkat pertama.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
SIKAP PENUTUR BAHASA
1) Jumlah penutur
Jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat-laun akan bertambah.
Pertambahan itu disebabkan oleh berbagai hal:
a. arus pindah ke kota besar, seperti Jakarta, yang merupakan rumpunan pendatang
yang berbeda-beda bahasa ibunya, menciptakan keperluan akan alat perhubungan
bersama. Jika orang itu menetap, anak-anaknya tidak jarang akan dibesarkan
dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya;
b. Perkawinan antarsuku sering mendorong orang tua untuk berbahasa Indnesia
dengan anaknya. Hal itu terjadi jika kedua bahasa daerah yang dipakainya
banyak perbedaannya;
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
SIKAP PENUTUR BAHASA
c. Bertalian dengan patokan dua di atas, generasi muda golongan warga negara
yang berketurunan asing ada yang tidak lagi merasa perlu menguasai bahasa
leluhurnya. Anaknya akan dididik dengan bahasa Indonesia atau bahasa
daerah yang dipakai di lingkungannya;
d. Orang tua masa kini, yang sama atau berbeda latar budayanya, ada yang
mengambil keputusan untuk menjadikan anaknya penutur asli bahasa
Indonesia.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
SIKAP PENUTUR BAHASA

2) Luas Penyebaran
Sebagai bahasa setempat, bahasa itu dipakai orang di daerah pantai timur
Sumatra, di Kepulauan Riau dan Bangka, serta di daerah pantai
Kalimantan.
Jenis kreol bahasa Melayu-Indonesia, yakni Melayu-Indonesia
bercampur dengan bahasa setempat, didapati di Jakarta dan sekitarnya:
Manado, Ternate, Ambon, Banda, Larantuka, dan Kupang.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
SIKAP PENUTUR BAHASA
Sebagai bahasa asing, bahasa Indonesia dipelajari di luar negeri
seperti di Amerika Serikat, Australia, Belanda, Ceko, Cina, Filipina,
India, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Korea, Prancis, Rusia, dan Selandia
Baru. Belum lagi bahasa Malaysia dan bahasa Melayu di Singapura dan
Brunei Darussalam yang jika ditinjau dari sudut pandangan ilmu bahasa,
merupakan bahasa yang sama juga dengan bahasa Indonesia.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
SIKAP PENUTUR BAHASA
3) Peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan pengungkap budaya.
Menunjukkan bahwa bahasa Indonesia telah benar-benar menjadi satu-
satunya wahana bahasa Indonesia telah benar-benar menjadi satu-satunya
wahana dalam penyampaian ilmu pengetahuan serta media untuk
pengungkapan seni sastra dan budaya bagi semua warga Indonesia dengan
latar belakang budaya serta bahasa daerah yang berbeda-beda.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
SIKAP PENUTUR BAHASA
Dari ketiga patokan di atas, bahasa Indonesia mempunyai kedudukan
yang lebih penting daripada bahasa daerah. Kedudukannya yang penting itu
sekali-kali bukan karena mutunya sebagai bahasa, bukan karena besar-
kecilnya jumlah kosa katanya atau keluwesan dalam tata kalimatnya, dan
bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya.
Di dalam sejarah, pemilihan suatu bahasa sebagai lingua franca, yakni
bahasa perantara orang yang latar budayanya berbeda, bahasa kebangsaan,
atau bahasa internasional tidak pernah dibimbing oleh pertimbangan
linguistik, logika, atau estetika, tetapi selalu oleh patokan politik, ekonomi,
dan demografi.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA
I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara
pada 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945
disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa “bahasa negara
ialah bahasa Indonesia.” (BAB XV, Pasal 36).
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA
I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Dengan berlakunya Undang-Undang Dasar 1945, bertambah pula
kedudukan bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa resmi.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA
I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia dipakai dalam segala upacara,
peristiwa, dan kegiatan kenegaraan, baik secara lisan maupun tulis.
Dokumen-dokumen, undang-undang, peraturan-peraturan, dan surat-
menyurat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan instansi kenegaraan lainnya
ditulis dalam bahasa Indonesia.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA
I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dalam bahasa
Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional
(antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan ditulis dan
diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan
upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA
I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Pidato-pidato kenegaraan ditulis dan diucapkan dalam bahasa
Indonesia. Hanya dalam kondisi tertentu saja, demi komunikasi internasional
(antarbangsa dan antarnegara), kadang-kadang pidato kenegaraan ditulis dan
diucapkan dengan bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Warga masyarakat pun dalam kegiatan yang berhubungan dengan
upacara dan peristiwa kenegaraan harus menggunakan bahasa Indonesia.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA
I.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Untuk melaksanakan fungsi sebagai bahasa negara, bahasa perlu
senantiasa dibina dan dikembangkan. Penguasaan bahasa Indonesia perlu
dijadikan salah satu faktor yang menentukan dalam pengembangan
ketenagaan, baik dalam penerimaan karyawan atau pegawai baru, kenaikan
pangkat, maupun pemberian tugas atau jabatan tertentu kepada seseorang.
Fungsi ini harus diperjelas dalam pelaksanaannya sehingga dapat menambah
kewibawaan bahasa Indonesia.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Sebagai dan bahasa resmi, bahasa Indonesia bukan saja dipakai sebagai
alat komunikasi timbal balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan
bukan saja dipakai sebagai alat perhubungan antardaerah dan antarsuku, tetapi
juga dipakai sebagai alat perhubungan formal pemerintahan dan kegiatan atau
peristiwa formal lainnya. Misalnya, surat-menyurat antar-instansi
pemerintahan, penataran para pegawai pemerintahan, lokakarya masalah
pembangunan nasional, dan surat dari karyawan atau pegawai ke instansi
pemerintah.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Dengan kata lain, apabila pokok persoalan yang dibicarakan
menyangkut masalah nasional dan dalam situasi formal, berkecenderungan
menggunakan bahasa Indonesia. Apalagi, di antara pelaku komunikasi
tersebut terdapat jarak sosial yang cukup jauh, misalnya, antara bawahan-
atasan, mahasiswa-dosen, kepala dinas-bupati atau walikota, dan kepala desa-
camat.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Fungsi bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia ialah sebagai pemersatu
suku-suku bangsa di Republik Indonesia yang beraneka ragam. Setiap suku
bangsa yang begitu menjunjung nilai adat dan bahasa daerahnya masing-
masing disatukan dan disamakan derajatnya dalam sebuah bahasa persatuan
yaitu bahasa Indonesia, dan memandang akan pentingnya persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia, maka setiap suku bangsa yang ada di Indonesia
bersedia menerima bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Selain itu, fungsi dari bahasa Indonesia ialah sebagai bahasa ibu yang
dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi yang tidak bisa berbahasa
daerah. Seiring perkembangan zaman, sebagian besar warga negara Indonesia
melakukan transmigrasi atau pindah dari daerah dia berasal ke daerah lain di
Indonesia, sehingga di sinilah peran dan fungsi bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi antarsuku bangsa yang berbeda, agar mereka tetap saling
berinteraksi.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi


Kedudukan bahasa Indonesia di negara Republik Indonesia selain
sebagai bahasa persatuan juga sebagai bahasa negara atau bahasa nasional dan
sebagai budaya.
 Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, maksudnya
karena fungsi bahasa Indonesia itu sendiri ialah sebagai pemersatu suku
bangsa yang beraneka ragam yang ada di Indonesia.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA
II.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara atau bahasa nasional,
maksudnya bahasa Indonesia itu ialah bahasa yang sudah diresmikan menjadi
bahasa bagi seluruh bangsa Indonesia.
Adapun bahasa Indonesia sebagai bahasa budaya, maksudnya bahasa
Indonesia itu merupakan bagian dari budaya Indonesia dan merupakan ciri
khas atau pembeda dari bangsa-bangsa lain di dunia.
HAKEKAT KEDUDUKAN
BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan


Dengan menggunakan bahasa Indonesia, rasa kesatuan dan persatuan
bangsa yang berbagai etnis terpupuk. Kehadiran bahasa Indonesia di tengah-
tengah ratusan bahasa daerah tidak menimbulkan sentimen negatif bagi etnis
yang menggunakannya. Sebaliknya, justru kehadiran bahasa Indonesia
dianggap sebagai pelindung sentimen kedaerahan dan sebagai penengah ego
kesukuan.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan


Dalam hubungannya sebagai alat untuk menyatukan berbagai suku yang
mempunyai latar belakang budaya dan bahasa masing-masing, bahasa
Indonesia justru dapat menyerasikan hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa
meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai-nilai sosial-budaya
serta latar belakang bahasa etnik yang bersangkutan. Bahkan, lebih dari itu,
dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, kepentingan nasional
diletakkan jauh di atas kepentingan daerah dan golongan.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan


Latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda berpotensi untuk
menghambat perhubungan antardaerah antarabudaya. Tetapi, berkat bahasa
Indonesia, etnis yang satu bisa berhubungan dengan etnis yang lain
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Persatuan


Setiap orang Indonesia apa pun latar belakang etnisnya dapat bepergian ke
pelosok tanah air dengan memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi. Kenyataan ini membuat adanya peningkatan dalam
penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat
perhubungan antardaerah antarbudaya.
Semuanya terjadi karena, bertambah baiknya saran perhubungan, luasnya
pemakaian alat perhubungan umum, banyaknya jumlah perkawinan antarsuku,
dan banyaknya perpindahan pegawai negeri atau karyawan swasta dari daerah
satu ke daerah yang lain karena mutasi tugas atau inisiatif sendiri.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan,


Teknologi, dan Seni
Dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu,bahasa Indonesia berfungsi
sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk
kepentingan pembangunan nasional.
Penyebarluasan IPTEK dan pemanfaatannya kepada perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa
Indonesia.
Penulisan dan penerjemahan buku-buku teks serta penyajian pelajaran atau
perkuliahan di lembaga-lembaga pendidikan untuk masyarakat umum
dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan,


Teknologi, dan Seni
Dengan demikian, masyarakat Indonesia tidak lagi bergantung sepenuhnya
kepada bahasa-bahasa asing (bahasa sumber) dalam usaha mengikuti
perkembangan dan penerapan IPTEK.
Dengan demikian, bahasa Indonesia mempunyai peran sebagai bahasa
pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

III.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Ilmu Pengetahuan,


Teknologi, dan Seni
Bahasa Indonesia dipakai pula sebagai alat untuk mengantar dan
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada berbagai kalangan dan tingkat
pendidikan. Semua jenjang pendidikan dalam penyampaiannya tentu
menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya. Karena itu, bahasa
Indonesia jelas mempunyai peran penting sebagai bahasa ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam penyebarannya dalam dunia pendidikan.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

IV.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan


Sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai alat
perhubungan pada tingkat nasional dalam berbagai kepentingan nasional.
Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebagai kepentingan nasional tentu
akan menggunakan bahasa Indonesia. Karena itulah, bahasa Indonesia akan
digunakan dalam hal kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.
Bahasa Indonesia memiliki peran penting di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perannya tampak dalam kehidupan
bermasyarakat di berbagai wilayah tumpah darah Indonesia.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

IV.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan


Komunikasi perhubungan pada berbagai kegiatan masyarakat telah
memanfaatkan bahasa Indonesia di samping bahasa daerah sebagai wahana dan
peranti untuk membangun kesepahaman, kesepakatan, dan persepsi yang
memungkinkan terjadinya kelancaran pembangunan masyarakat di berbagai
bidang.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

IV.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan


Bahasa Indonesia sebagai milik bangsa, dalam perkembangan dari waktu
ke waktu telah teruji keberadaannya, baik sebagai bahasa persatuan maupun
sebagai bahasa resmi negara.
Adanya gejolak dan kerawanan yang mengancam kerukunan dan
kesatuan bangsa Indonesia bukanlah bersumber dari bahasa persatuannya,
bahasa Indonesia yang dimilikinya, melainkan bersumber dari krisis
multidimensional terutama krisis ekonomi, hukum, politik, dan pengaruh
globalisasi.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

IV.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan


Justru, bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu yang
belum pernah dijadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya
yang berasal dari ragam suku dan daerah.
Hal ini dapat terjadi, karena bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya
sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan
bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan
berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan, termasuk pengembangan bahasa-
bahasa daerah.
HAKEKAT KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
FUNGSI BAHASA INDONESIA

IV.Bahasa Indonesia sebagai Bahasa dalam Pembangunan


Dengan demikian, bahasa Indonesia dan juga bahasa daerah memiliki
peran penting dalam memajukan pembangunan masyarakat dalam berbagai
aspek kehidupan.
PROBLEMATIK BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia memperkaya dirinya dengan mengambil unsur bahasa
daerah dan bahasa asing.
Unsur-unsur tersebut disesuaikan dengan sifat bahasa Indonesia, seperti:
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
Pedoman Umum Pembentukkan Istilah.
PENILAIAN TERHADAP BAHASA
INDONESIA
Anggapan negatif yang kurang mendukung keberadaan Bahasa
Indonesia, antara lain:
1)Menganggap bahasa Indonesia ada secara alamiah;
2)Menganggap bahasa Indonesia itu mudah;
3)Menganggap bahasa Indonesia lebih rendah dari bahasa asing.
PENILAIAN TERHADAP BAHASA
INDONESIA
Anggapan positif untuk Bahasa Indonesia, antara lain:

1)Bangga berbahasa Nasional, bahasa Indonesia;


2)Mempunyai rasa setia bahasa;
3)Merasa bertanggung jawab atas perkembangan bahasa Indonesia.
HAKEKAT BAHASA
BAHASA SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI

Oral / lisan
Verbal
Tertulis

Bahasa
Isyarat / gerakan
sebagai alat
komunikasi
Ekspresi wajah
Nonverbal
Kontak mata

Sentuhan
HAKEKAT BAHASA
BAGAN PROSES KOMUNIKASI

Encoding Pengiriman Penerimaan


a. Kata a.Berbicara a. Mendengar
Idea b. Gambar b.Menulis b. Membaca
c.Menggambar c. Mengamati
c. Tindakan
d. Bertindak

Tindakan Decoding
HAKEKAT BAHASA
Kridalaksana, menyatakan bahwa bahasa itu :
1) Sebuah sistem;
2) Berwujud lambang;
3) Berupa bunyi;
4) Bersifat arbitrer;
5) Bermakna;
6) Bersifat konvensional;
HAKEKAT BAHASA
7) Bersifat unik;
8) Bersifat universal;
9) Bersifat produktif;
10) Bervariasi;
11) Bersifat dinamis;
12) Berfungsi sebagai alat interaksi sosial;
13) Identitas penuturnya
HAKEKAT BAHASA
1) Sebuah sistem;
 Sistem dalam kehidupan sehari-hari = ‘cara’ atau ‘aturan’
 Sistem dalam kaitan dengan keilmuan =
“susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna
atau berfungsi”
HAKEKAT BAHASA
Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur
tersusun menurut pola tertentu, dan membentuk suatu kesatuan.

Contoh:

(a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi emas


a b c d
HAKEKAT BAHASA
Pada konstruksi (a) jika dibandingkan dengan konstruksi (b), maka polanya
menjadi:
Contoh:

(a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi


emas
a b c d

(b) Investasi PT Raihan Jewellery emas


menawarkan
c a c d
HAKEKAT BAHASA
(a) PT Raihan Jewellery menawarkan investasi emas
a b c d
sebuah kalimat bahasa Indonesia, karena tersusun dengan
benar menurut pola aturan kaidah bahasa Indonesia.

(b) Investasi PT Raihan Jewellery emas


menawarkan
b a c d
bukan kalimat bahasa Indonesia, karena tidak tersusun
dengan benar menurut pola aturan kaidah bahasa Indonesia.
HAKEKAT BAHASA
Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis.
Sistematis = bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak
tersusun secara acak, secara sembarangan.
Sistemis = bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal,
tetapi terdiri dari sub- subsistem; atau sistem
bawahan, antara lain, subsistem fonologi,
subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan
subsistem semantik.
HAKEKAT BAHASA
Sub-subsistem itu tersusun secara hierarkial, artinya subsistem yang satu
terletak di bawah subsistem yang lain; lalu subsistem yang lain ini terletak pula di
bawah subsistem lainnya lagi.
Ketiga subsistem (fonologi, morfologi, dan sintaksis) terkait dengan subsistem
semantik.
Subsistem leksikon juga diliputi subsistem semantik, berada di luar ketiga
subsistem struktural itu.
Jenjang subsistem dalam linguistik dikenal dengan nama ‘tataran linguistik atau
tataran bahasa’
HAKEKAT BAHASA
Jika diurutkan dari tataran terendah sampai tataran tertinggi, yang menyangkut
ketiga subsistem struktural adalah: tataran fonem, morfem, frase, klausa, kalimat,
dan wacana.
Tataran fonem masuk dalam bidang kajian fonologi; tataran morfem dan kata
masuk dalam bidang kajian morfologi; tataran frase, klausa, kalimat, dan wacana
masuk dalam bidang kajian sintaksis.
HAKEKAT BAHASA

Kata, selain dikaji dalam bidang morfologi juga dikaji dalam bidang sintaksis.
Dalam morfologi kata menjadi satuan terbesar, karena dikaji struktur dan
proses pembentukannya.
Dalam sintaksis kata menjadi satuan terkecil, karena dikaji sebagai unsur
pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar.
HAKEKAT BAHASA
Kajian linguistik dibagi dalam tataran: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,
dan leksikon.
Tataran morfologi sering digabung dengan tataran sintaksis disebut dengan
tataran gramatika, atau tata bahasa.
Di atas semua tataran ada tataran pragmatik, yaitu kajian yang memelajari
penggunaan bahasa dengan pelbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal
bagi manusia.
HAKEKAT BAHASA
Kajian linguistik dibagi dalam tataran: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik,
dan leksikon.
Tataran morfologi sering digabung dengan tataran sintaksis disebut dengan
tataran gramatika, atau tata bahasa.
Di atas semua tataran ada tataran pragmatik, yaitu kajian yang memelajari
penggunaan bahasa dengan pelbagai aspeknya, sebagai sarana komunikasi verbal
bagi manusia.
HAKEKAT BAHASA
Bagan hierarkial
subsistem bahasa :

wacana

kalimat

klausa
sintaksis
frase

kata
morfologi
morfem

fonem

fonologi
fon
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

Lambang = simbol dengan pengertian yang sama.


Lambang dikaji dalam bidang ilmiah masuk dalam kajian ilmu semiotika atau
semiologi, artinya ilmu yang memelajari tanda-tanda yang ada dalam kehidupan
manusia, termasuk bahasa.
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

Di Amerika Charles Sanders Peirce


Di Eropa Ferdinand de Saussure
membedakan adanya beberapa jenis tanda: tanda (sign), lambang (simbol), sinyal
(signal), gejala (symptom), gerak isyarat (gesture), kode, indeks, dan ikon.
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

Tanda (sign) = suatu atau sesuatu yang dapat


menandai atau mewakili ide,
pikiran, perasaan, benda, dan
tindakan secara langsung
dan alamiah.
Contoh :
kalau di kejauhan tampak ada asap, maka di sana ada api, sebab
asap merupakan tanda akan adanya api itu.
Kalau di tengah jalan raya ada pecahan kaca mobil berhamburan,
maka di tempat itu sudah terjadi tabrakan mobil.
Tanda juga bisa menandai bekas kejadian:
Kalau kita melihat wajah seseorang luka-luka babak belur, menjadi
tanda orang itu baru saja berkelahi atau dipukuli orang.
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

lambang (simbol) = tidak bersifat langsung atau alamiah.


Lambang menandai sesuatu yang lain secara konvensional, tidak secara alamiah
dan langsung, bersifat arbitrer. Artinya tidak ada hubungan langsung yang
bersifat wajib antara lambang dengan yang dilambangkannya.

Contoh:
Bendera kuning selain melambangkan ada kematian juga di pakai menjadi
lambang kepresidenan.
Gambar padi dan kapas melambangkan asas keadilan sosial.
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

Earns Cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhluk


bersimbol (animal symbolicum). Hampir tidak ada kegiatan
yang tidak terlepas dari simbol. Termasuk alat komunikasi
verbal yang disebut bahasa.

Contoh:
Lambang bahasa berwujud bunyi <kuda> dengan rujukannya
yaitu seekor binatang berkaki empat yang biasa dikendarai.
<kuda> dalam bahasa Indonesia;
<jaran> dalam bahasa Jawa;
<horse> dalam bahasa Inggris;
<paard> dalam bahasa Belanda.
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

Ferdinand de Saussure tidak menggunakan istilah lambang atau simbol, melainkan


istilah tanda (signe) atau tanda linguistik (signe linguistique).
Penanda = ‘yang menandai’ (signifie)
Petanda = ‘yang ditandai’ (signifiant)
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

Sinyal (signal) atau isyarat = tanda yang disengaja yang dibuat oleh pemberi
sinyal agar si penerima sinyal melakukan sesuatu. Sinyal bersifat imperatif.
Contoh: lampu lalu lintas dengan warna merah, hijau, dan kuning adalah sinyal
yang harus dipatuhi oleh pengemudi. Bila lampu berwarna merah yang semula
berwarna kuning menjadi isyarat atau sinyal bagi si pengemudi untuk
menghentikan kendaraannya; dan bila lampu berwarna hijau yang tadinya
berwarna merah menjadi isyarat bagi si pengemudi untuk segera menjalankan
kendaraannya.
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang
Jadi, persamaan dan perbedaan antara tanda, lambang, dan sinyal :
Persamaan = termasuk “tanda”
Perbedaan = - tanda bersifat alami (ada asap tandanya ada api)
- lambang bersifat konvensi (gambar padi dan kapas lambang
keadilan sosial)
- sinyal bersifat imperatif (warna merah pada lampu lalu lintas
melambangkan “bahaya”, tetapi pada saat menyala setelah warna
kuning merupakan isyarat bagi pengemudi untuk berhenti.
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

Gerak isyarat atau gesture = tanda yang dilakukan dengan


gerakan anggota badan, dan tidak bersifat imperatif seperti
pada sinyal.
Contoh:
Kalau seekor kucing merendahkan tubuhnya dengan
pandangan lurus ke depan, lalu bergerak mundur sedikit, itu
adalah tanda bahwa dia akan menerkam sesuatu.
Kalau seorang manusia menganggukkan kepala untuk
menyatakan persetujuan atau penolakan (ada budaya yang
menyatakan persetujuan dengan mengangguk, tetapi ada juga
yang menyatakan penolakan dengan mengangguk), itu adalah
simbol karena sifatnya arbitrer.
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

Ikon = tanda dengan kemiripannya dengan sesuatu yang


diwakili. Ikon sering juga disebut gambar dari wujud
yang diwakilinya.

Contoh:
Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 41
HAKEKAT BAHASA
2) Berwujud lambang

Indeks = tanda yang menunjukkan adanya sesuatu


yang lain.

Contoh:
Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 41.
Kode = memiliki ciri, adanya sistem, baik yang berupa simbol,
sinyal, maupun gerak isyarat yang dapat mewakili pikiran,
perasaan, ide, benda, dan tindakan yang disepakati untuk maksud
tertentu.
Contoh:
Lihat buku Linguistik Umum, Abdul Chaer, halaman 42.
1. Sebuah
Sistem
13. Identitas 2. Berwujud
Penuturnya. Lambang

12. Berfungsi
sebagai Alat
3. Berupa
Interaksi Sosial Bunyi

11. Bersifat 4. Bersifat


Dinamis Arbitrer
HAKIKAT
BAHASA

5. Bahasa
10. Bervariasi itu
Bermakna

9. Bersifat 6. Bersifat
Produktif Konvensional

8. Bersifat 7. Berisfat
Universal Unik
BATASAN RAGAM BAHASA

Pengertian
Jenis
• Dalam pendahuluan KBBI, ragam bahasa
adalah varian dari sebuah bahasa menurut
pemakaian.
• Ragam bahasa berbeda dengan dialek yaitu
varian dari sebuah bahasa menurut
pemakai.
• Variasi tersebut bisa berbentuk dialek,
aksen, laras, gaya, atau berbagai
variasi sosiolinguistik lain, termasuk

Pengertian variasi bahasa baku itu sendiri.


• Variasi di tingkat leksikon, seperti slang
dan argot, sering dianggap terkait dengan
gaya atau tingkat formalitas tertentu,
meskipun penggunaannya kadang juga
dianggap sebagai suatu variasi atau ragam
tersendiri.
Biasanya pemerian dialek adalah (bahasa Yunani : διάλεκτος, dialektos),
berdasarkan geografi, namun bisa adalah varian dari sebuah bahasa
berdasarkan faktor lain, misalkan menurut pemakai.
faktor sosial.
dibedakan berdasarkan kosa kata, tata
bahasa, dan pengucapan (fonologi,
Dialek regional Pengertian
termasuk prosodi).

Dialek sosial Dialek temporal, yaitu dialek


yang dipakai pada kurun waktu
Jenis tertentu. Misalnya, dialek
Dialek temporal Dialek Melayu zaman Sriwijaya dan
dialek Melayu zaman Abdullah.

Idiolek Idiolek, keseluruhan ciri bahasa


seseorang yang khas pribadi
dalam lafal, tata bahasa, atau
pilihan dan kekayaan kata.
Dialek regional: varian bahasa yang dipakai di daerah tertentu.
Misalnya, Bahasa Melayu dialek Ambon, dialek Jakarta atau
dialek Medan.
Dialek sosial: dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu atau Prosodi = tentang
yang menandai strata sosial tertentu. Misalnya, dialek remaja. persajakan, yaitu mengkaji
tekanan, matra, rima, irama,
dan bait dalam sajak
pelafalan khas yg menjadi ciri
seseorang; logat

Per bedaan aksen dengan dialek = Jika


Stres (linguistik), pembedaannya hanya berdasarkan
Pengertian
pengucapan, maka istilah yang tepat
ialah aksen dan bukan dialek.
Logat

Jenis
Aksen (musik) Aksen
Logat adalah cara
mengucapkan kata (aksen) atau
lekuk lidah yang khas, yang
dimiliki oleh masing-
masing orang sesuai dengan asal
Stres (linguistik), suku kata sebuah kalimat yang diucapkan dengan daerah ataupun suku bangsa.
penekanan terbanyak. Logat dapat mengidentifikasi
Logat, alunan nada yang dimiliki oleh masing masing orang sesuai asal lokasi dimana pembicara berada,
status sosial-ekonomi, dan lain
daerah mereka sendiri sendiri.
lainnya.
Aksen (musik), penekanan pada nada dalam musik
Joos, seorang ahli linguistik (bahasa Inggris: register)
membagi lima laras bahasa adalah ragam bahasa yang
menurut derajat digunakan untuk suatu tujuan atau
keformalannya, yaitu : pada konteks sosial tertentu.

beku (frozen)
Pengertian
Ragam konsultatif digunakan
resmi (formal) dalam pembicaraan yang
terpusat pada transaksi atau
konsultatif Jenis L pertukaran informasi seperti
(consultative) ar dalam percakapan di sekolah
as dan di pasar.
akrab Ragam santai digunakan dalam
santai (casual) suasana tidak resmi dan dapat
(intimate)
digunakan oleh orang yang
Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat belum tentu saling kenal dengan
sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab akrab.
suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan Ragam akrab digunakan di
pidato. antara orang yang memiliki
Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi hubungan yang sangat akrab dan
seperti pada pidato resmi, rapat resmi, dan jurnal intim.
ilmiah.
I. Segi Nonbahasa
Cabang linguistik yang mempelajari
ragam bahasa seperti dialek, aksen,
a. Berdasarkan pengarang laras, dll.
Ilmu ini juga mencoba menerangkan alasan
b. Berdasarkan Masa pemilihan ragam bahasa yang digunakan
oleh individu atau kelompok sosial
c. Berdasarkan Medium tertentu, produksi dan penerimaan makna,
Pengertian
analisis wacana, serta kritik sastra .
d. Berdasarkan Subyek
G
e. Berdasarkan Tempat Jenis a
Gaya atau khususnya gaya bahasa
y dikenal dalam retorika dengan istilah
f. Berdasarkan Hadirin a style. Kata style diturunkan dari kata
c. berdasarkan Latin stiliis, yaitu semacam alat untuk
struktur kalimat menulis pada lempengan lilin.
g. Berdasarkan Tujuan Keahlian menggunakan alat ini akan
mempengaruhi jelas tidaknya tulisan
berdasarkan langsung pada lempengan tadi.
II. Segi Bahasa
tidaknya makna hubungan yang sangat akrab dan
intim.
a. berdasarkan pilihan kata
Ilmu untuk mempelajari gaya disebut
Stilistika
b. berdasarkan nada yang terkandung dalam
wacana
Bahasa prokem Variasi sosial yang bersifat khusus dan
rahasia. Artinya, variasi ini digunakan oleh
Bahasa yang pernah populer kalangan tertentu yang sangat terbatas,
digunakan dalam pergaulan dan tidak boleh diketahui oleh kalangan di
anak muda Jakarta pada era luar kelompok itu.
tahun 80-an hingga awal
90-an.
Pengertian

Ciri-ciri:
Kehadiran bahasa prokem itu
dapat dianggap wajar karena Sl 1) Kosakata yang digunakan dalam
sesuai dengan tuntutan Jenis a slang selalu berubah-ubah;
perkembangan nurani anak usia n 2) Bersifat temporal;
remaja. Masa hidupnya terbatas 3) Lebih umum digunakan oleh para
sesuai dengan perkembangan
g kaula muda, meski kaula tua pun
usia remaja. Selain itu, ada pula yang menggunakannya;
pemakainnya pun terbatas pula
di kalangan remaja kelompok
usia tertentu dan bersifat tidak Jadi, kehadirannya di dalam
resmi. Jika berada di luar pertumbuhan bahasa Indonesia
lingkungan kelompoknya, ataupun bahasa daerah tidak Contoh : Doku (Duit), Mokat
bahasa yang digunakannya perlu dirisaukan karena bahasa (Mati), Mokal (Malu), Rokum
itu masing-masing akan tumbuh
beralih ke bahasa lain yang (Rumah), Rokar (Rokok),
berlaku secara umum di dan berkembang sendiri sesuai
dengan fungsi dan Sedokur (Saudara), Nyokap
lingkungan masyarakat tempat (Ibu), Bokap (Bapak), Pokis
mereka berada. keperluannya masing-masing.
(Pisau)
Variasi sosial yang digunakan secara
terbatas pada profesi-profesi tertentu dan
Pengertian bersifat rahasia. Letak kekhususan Argot
pada kosakatanya. Argot sering digunakan
dalam dunia kejahatan (pencuri, tukang
copet)

Contoh : Barang (Mangsa),


Kacamata (Polisi), Daun (Uang),
Gemuk (Mangsa besar), Tape Argot
(Mangsa yang empuk),.
KRITERIA RAGAM BAHASA
1) • a. Daerah / Logat
Ragam • b. Pendidikan
Panda
• c. Sikap Penutur
ngan
Penutu
r

• a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok pembicaraan


2) • b. Ragam bahasa menurut sarananya
Ragam
Jenis
• c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran
Pemak
aian

3)
• Pengertian
Ragam • Ciri-ciri
Bahas
a
Ilmiah
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
 a. Daerah / Logat

Ragam daerah dikenal dengan nama logat/dialek.


Logat Indonesia-Batak yang dilafalkan oleh putra Tapanuli dapat
dikenali, misalnya karena tekanan kata yang amat jelas; logat Indonesia-Bali
karena pelafalan bunyi /t/ dan /d/ -nya. Ciri-ciri khas yang meliputi tekanan,
turun-naiknya nada, dan panjang-pendeknya bunyi bahasa membangun
aksen yang berbeda-beda.
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
b. Pendidikan Formal
Perbedaan antara kaum yang berpendidikan formal dengan yang tidak berpendidikan formal.
@ fonologi
Bunyi /f/ dan gugus konsonan akhir /-ks/
Contoh: kaum terpelajar fakultas, film, fitnah, dan kompleks.
kaum tidak terpelajar pakultas, pilm, pitnah, dan komplek.
@ tata bahasa (gramatikal)
Contoh: kaum terpelajar menggunakan bahasa yang apik
“Saya mau menulis surat itu kepada paman saya”
kaum tidak terpelajar tidak menggunakan bahasa yang apik
“Saya mau tulis itu surat ke pamanku”.

Bahasa orang berpendidikan digolongkan dan diterima sebagai ragam baku


1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
 c. Sikap Penutur

Ragam ini disebut langgam atau gaya, pemilihannya bergantung pada sikap
penutur terhadap orang yang diajak berbicara atau terhadap pembacanya.
Sikapnya dipengaruhi : umur dan kedudukan orang yang disapa, tingkat
keakraban antarpenutur, pokok persoalan yang hendak disampaikannya, dan
tujuan penyampaian informasinya.
Ragam bahasa menurut sikap penutur berhadapan dengan sikap : kaku resmi,
adab, dingin, hambar, hangat, akrab, dan santai.
Misalnya: gaya bahasa jika memberikan laporan kepada atasan, atau jika
memarahi orang, membujuk anak, menulis surat kepada kekasih, atau
mengobrol dengan sahabat karib.
Kemahiran dalam menggunakan gaya bahasa harus diraih lewat pelatihan dan
pengalaman. Untuk mencapai maksud itu diperlukan kematangan,
kepekaan, dan kearifan yang memungkinkan si penutur mengamati dan
mencontoh gaya orang yang dianggapnya cocok pada suasana tertentu.
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
Idiolek

Sosiolek /
Dialek
dialek sosial

Kronolek /
dialek
temporal
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
Idiolek

Berkenaan dengan
Variasi bahasa yang “warna” suara, pilihan
bersifat perseorangan kata, gaya bahasa,
susunan kalimat.
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
Dialek

Para penutur dalam suatu dialek, meskipun


Variasi bahasa dari sekelompok mereka mempunyai idioleknya masing-masing,
penutur yang jumlahnya relatif, memiliki kesamaan ciri yang menandai bahwa
yang berada pada satu tempat, mereka berada pada satu dialek, yang berbeda
wilayah, atau area tertentu. dengan kelompok penutur lain, yang berada dalam
dialeknya sendiri dengan ciri lain yang menandai
dialeknya juga.

Misalnya: bahasa Jawa dialek Banyumas


memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan
ciri yang dimiliki bahasa Jawa dialek
Pekalongan, dialek Semarang atau juga
dialek Surabaya.
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR Kronolek / dialek
temporal

Misalnya, variasi bahasa Indonesia


Variasi bahasa yang pada masa tahun tiga puluhan, tahun
digunakan oleh kelompok lima puluhan, dan variasi yang
sosial pada masa tertentu.
digunakan pada masa kini.

Variasi bahasa pada ketiga zaman itu


tentunya berbeda, baik dari segi lafal, ejaan,
morfologi, maupun sintaksis. Yang paling
tampak biasanya dari segi leksikon
/kosakata, karena bidang ini mudah sekali
berubah akibat perubahan sosial budaya,
ilmu pengetahuan, dan teknologi
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR Sosiolek / dialek
sosial

Variasi ini menyangkut masalah pribadi


Variasi bahasa yang para penuturnya, seperti usia,
berkenaan dengan status, pendidikan, seks, pekerjaan, tingkat
golongan, dan kelas sosial kebangsawanan, keadaan sosial
para penuturnya.
ekonomi.

Sehubungan dengan variasi bahasa


berkenaan dengan tingkat, golongan,
status, dan kelas sosial para
penuturnya, dibagi menjadi: akrolek,
basilek, vulgar, slang, kolokial,
jargon, argot, dan ken
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
Variasi sosial yang
dianggap lebih
tinggi atau lebih
Akrolek bergengsi daripada
variasi sosial
Contoh: bahasa
bagongan, yaitu variasi lainnya
bahasa Jawa yang
khusus digunakan oleh
para bangsawan kraton
Jawa. Dialek Jakarta
cenderung semakin
bergengsi sebagai salah
satu ciri kota
metropolitan, sebab
para remaja di daerah,
dan yang pernah ke
Jakarta, merasa bangga
bisa berbicara dalam
dialek Jakarta.
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
Variasi sosial yang
dianggap kurang
Basilek bergengsi, atau
bahkan dianggap
dipandang rendah

Contoh: bahasa bahasa


Jawa “krama ndesa”.
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
Variasi sosial yang
ciri-cirinya tampak
pemakaian bahasa
Vulgar oleh mereka yang
kurang terpelajar,
atau dari kalangan
mereka yang tidak
berpendidikan.

Contoh: masyarakat Jawa golongan


wong cilik, apalagi yang kurang
terpelajar, dan tinggal di desa
cenderung kurang menguasai tata
krama, sehingga segala tindakannya
kasar, termasuk di dalam berbahasa. Bagi kalangan yang
kurang terpelajar
agaknya dalam
Oleh karena itu berbahasa cenderung
bahasa yang langsung
dipergunakan mengungkapkan
adalah bahasa maksudnya tanpa
dengan kata- mempertimbangkan
bentuk bahasanya.
kata kasar.
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
Variasi sosial yang
digunakan dalam
percakapan sehari-
hari.
Kolokial Berasal dari kata
colloquium =
percakapan,
konversasi

Contoh: dok (dokter),


prof (profesor), let
(letnan), ndak ada
(tidak ada), trusah
(tidak usah).
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
Variasi sosial yang digunakan
secara terbatas oleh kelompok-
kelompok sosial tertentu.

Jargon Ungkapan ini seringkali tidak


dimengerti oleh masyarakat
umum atau masyarakat di luar
kelompoknya. Tidak bersifat
rahasia

Contoh dalam kelompok


montir atau
perbengkelan: roda gila,
didongkrak, dices,
dibalans, dipoles.
Sontoh dalam tukang
batu dan bangunan:
disipat, diekspos, disiku,
dan ditimbang
1) RAGAM PANDANGAN
PENUTUR
Variasi sosial tertentu
yang bernada
“memelas”, dibuat
merengek-rengek,
Ken penuh dengan kepura-
puraan.

Biasanya
digunakan oleh
para pengemis.
2) RAGAM JENIS PEMAKAIAN
 Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau
fungsinya disebut fungsiolek, ragam, atau register
 a. Ragam bahasa menurut sudut pandang atau pokok pembicaraan.

Digunakan untuk keperluan atau bidang tertentu. Misalnya, bidang sastra,


jurnalistik, militer, pertanian, pelayaran, perekonomian, perdagangan,
pendidikan, dan kegiatan keilmuan.
Cirinya adalah dalam bidang kosakata khusus atau tertentu yang tidak
digunakan dalam bidang lain, dalam bidang tataran morfologi dan sintaksis.
2) RAGAM JENIS PEMAKAIAN
 Misalnya, akidah, akad nikah, dan masjid untuk bidang agama; atom, fonem,
dan fosil untuk bidang ilmu; pialang, konsumen, dan inflasi untuk bidang
perdagangan; serta gelandang, sundulan, dan gaya kupu-kupu untuk bidang
olahraga.
 Variasi dalam tatabahasa: kalimat yang tersusun dalam uraian resep dapur,
wacana ilmiah, surat keputusan, undang-undang, wawancara, doa, iklan, dan
telegram.
2) RAGAM JENIS PEMAKAIAN
 b. Ragam bahasa menurut sarananya

Dibagi atas:
# Ragam lisan / ujaran
# Ragam tulisan
 c. Ragam yang mengalami gangguan pencampuran

Disebut juga interferensi = perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan unsur-
unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual.
Interferensi = pengacauan, kekacauan, kekeliruan yang terjadi sebagai akibat
terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau
dialek kedua.
Misalnya penggunaan serpihan kata, frase, dan klausa di dalam kalimat:
-Mereka akan married bulan depan
-Nah karena saya sudah kadhung apik sama dia, ya saya tanda tangani saja (Nah
karena saya sudah benar-benar baik dengan dia, ya saya tanda tangani saja)
-Yah apa boleh buat, better laat dan noit (Yah apa boleh buat, lebih baik terlambat
daripada tidak sama sekali)
Ilmiah

Jurnalistik Jenis Bisnis

Ragam
Bahasa
Filosof Sastra

Anda mungkin juga menyukai