Revisi Laporan Kuliah Kerja Nyata KKN Kelompok 160 (Genapp 2022-2023)
Revisi Laporan Kuliah Kerja Nyata KKN Kelompok 160 (Genapp 2022-2023)
SKEMA KKN:
Tematik Reguler
PENGUATAN PARTISIPASI DAN KESADARAN
MASYARAKAT AGAR TERCIPTANYA DESA SEHAT DAN MANDIRI
Disusun Oleh:
1. Yanuar Fiqry Rahmadi (20200730054)
2. Tegar Eko Prastyo (20200130185)
3. Dimas Nur Ramadhan (20200130007)
4. Muhammad Sahid Bukhori (20190810050)
5. Baarik Ariba (20200430035)
6. Putri Serly Audia (20200420377)
7. Puteri Nabilah Ramadhani (20200810071)
8. Tiara Zuni Dwita (20200430238)
Lokasi:
Dusun Sungapan Lor, Desa Wahyuharjo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
Mengetahui
Ngaliman Triyanto
Menyetujui
Kepala LPM UMY
Yanuar Fiqry Rahmadi, Tegar Eko Prastyo, Dimas Nur Ramadhan, Muhammad Sahid
Bukhori, Baarik Ariba, Putri Serly Audia, Puteri Nabilah Ramadhani, Tiara Zuni,
Dwita, Sri Nabawiyati Nurul Makiyah
Email correspondent: nurul.makiyah@umy.ac.id
Abstrak
Program KKN (Kuliah Kerja Nyata) atau pengabdian masyarakat di suatu universitas,
diadakan universitas untuk mahasiswa supaya mahasiswa belajar untuk bermasyarakat.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menerjunkan kelompok KKN 160 UMY di
padukuhan Sungapan V Lor, Wahyuharjo, Lendah, Kulon Progo. Dusun Sungapan V Lor
sendiri mempunyai keunggulan di bidang pertanian dan banyak tanaman disana. Oleh karena
itu, kelompok KKN 160 UMY mengusung program kerja ecoprint. Ecoprint sendiri adalah
sebuah karya seni dengan teknik cetak dengan pewarnaan menggunakan dedaunan yang
dicetak pada kain, pencetakan ini menghasilkan motif yang otentik bernuansa alam. Kelompok
160 UMY melaksanakan ecoprint dengan media tote bag dan memasukan daun kedalamnya
lalu menumbuk--numbuk daun tersebut. Kelompok KKN 160 UMY memfokuskan
pelaksanaan ecoprint ini untuk anak-anak, supaya anak-anak dapat belajar membuat kerajinan
dan kesenian sejak dini. Hasil dari ecoprint ini adalah meningkatnya pengetahuan anak-anak
dalam hal membuat kerajinan dan kesenian, lalu hasil lainya adalah tote bag / tas selempang
itu sendiri. Tidak hanya ecoprint, untuk menunjang sisi pengabdian kepada masyarakat,
kelompok KKN 160 UMY mengusung program kerja pembuatan papan informasi, plang
penunjuk arah, papan struktur organisasi, dan bimbel. Untuk papan informasi, pak dukuh
mendiskusikan kepada kelompok KKN 160 UMY atas tidak adanya papan informasi disana.
Dengan diskusi yang sudah terjadi, ada baiknya membuat papan informasi untuk dukuh
Sungapan V Lor dikarenakan masyarakat membutuhkannya. Papan informasi ini dibuat
menggunakan triplek dan dipasang besi untuk meletakan triplek supaya bisa dipasang. Papan
informasi diletakan pada tempat warga lalu lalang dan berkumpul, yaitu di sekitar pos ronda.
Hasil dari papan informasi adalah masyarakat mendapatkan informasi yang dicantumkan
disana kedepannya kelak. Kemudian untuk plang tersendiri, melalui observasi dan masukan
dari warga setempat, diperlukan plang penunjuk arah menuju rumah pak dukuh. Setelah
melakukan tinjauan, mahasiswa KKN 160 UMY membutuhkan 2 plang untuk menunjukan
arah ke kediaman pak dukuh. Plang penunjuk arah ini di pesankan dan di cat oleh mahasiswa.
Hasil dari plang adalah sebagai penunjuk arah ketika orang mencari kediaman pak dukuh.
Untuk papan struktur organisasi sendiri, pada saat observasi, mahasiswa melakukan
wawancara kepada pak dukuh terkait apa saja yang kurang dari dukuh tersebut, lalu pak dukuh
mengatakan bahwa dukuh Sungapan V Lor belum mempunyai papan struktur organisasi. Papan
informasi terbuat dari triplek dan dipasang banner memakai paku payung. Hasil dari papan
struktur organisasi adalah memberikan informasi kepada siapapun yang memerlukan informasi
terhadap struktur organisasi padukuhan Sungapan V Lor. Terakhir, untuk bimbel, mahasiswa
KKN 160 UMY melihat potensi dari mahasiswa yang berada di kelompok 160 UMY yang
memiliki prodi Pendidikan Bahasa Inggris untuk di maksimalkan potensinya ke padukuhan
Sungapan V Lor, Maka dilaksanakanlah bimbel Bahasa Inggris. Bimbel bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dan pemahaman anak-anak dusun Sungapan V Lor. Bimbel
ini dilaksanakan pada hari Senin, Rabu dan Jumat pada minggu ke 2 & 3 jam 19:30 sehabis
sholat Isya. Bimbel ini berlokasikan di Pendopo di belakang rumah Bu Erna. Hasil dari bimbel
ini adalah memberikan pengajaran dan ilmu kepada anak-anak terhadap bahasa inggris
khususnya terhadap materi vocabulary.
Keywords: KKN 160 UMY, pengabdian masyarakat, Sungapan V Lor, Ecoprint
Abstract
The Community Service Program (KKN) or community service at a university is held
by the university for students so that students learn to be in the community. Yogyakarta
Muhammadiyah University sent 160 KKN UMY groups to the Sungapan V Lor hamlet,
Wahyuharjo, Lendah, Kulon Progo. Sungapan V Lor Hamlet itself has advantages in
agriculture and there are many plants there. Therefore, the UMY KKN 160 group carried out
the ecoprint work program. Ecoprint itself is a work of art with a printing technique with
coloring using leaves printed on cloth, this printing produces authentic motifs with natural
nuances. The UMY 160 group carried out an ecoprint using tote bag media and put leaves in
it and then pounded the leaves. The UMY KKN 160 group focuses on implementing this
ecoprint for children, so that children can learn to make crafts and art from an early age. The
result of this ecoprint is increasing children's knowledge in terms of making crafts and art, then
another result is the tote bag / sling bag itself. Not only ecoprint, to support the community
service side, the UMY KKN 160 group carried out a work program for making information
boards, signposts, organizational structure boards, and tutoring. For the information board,
the hamlet discussed with the UMY KKN 160 group the absence of an information board there.
With the discussion that has already taken place, it is better to make an information board for
the Sungapan V Lor hamlet because the community needs it. This information board is made
using plywood and iron is attached to place the plywood so that it can be installed. Information
boards are placed where residents pass by and gather, namely around the patrol post. The result
of the information boards is that the public will get the information listed there in the future.
Then for a separate signpost, through observation and input from local residents, a signpost is
needed to point to the hamlet's house. After conducting a review, UMY KKN 160 students
needed 2 signs to show directions to the hamlet's residence. This direction sign was ordered
and painted by students. The result of the sign is as a guide when people are looking for the
residence of the hamlet pack. For the organizational structure board itself, during the
observation, the students conducted an interview with the hamlet regarding what was missing
from the hamlet, then the hamlet said that Sungapan V Lor hamlet did not yet have an
organizational structure board. Information boards are made of plywood and banners are
attached using tacks. The result of the organizational structure board is to provide information
to anyone who needs information about the organizational structure of the Sungapan V Lor
sub-district. Finally, for tutoring, KKN 160 UMY students saw the potential of students in the
160 UMY group who had an English Language Education study program to maximize their
potential for the Sungapan V Lor community, so English tutoring was implemented. Bimbel
aims to improve the quality of education and understanding of the children of Sungapan V Lor
hamlet. This tutorial is held on Mondays, Wednesdays and Fridays on the 2nd & 3rd week at
19:30 after the Isya prayer. This tutoring is located in the pavilion behind Bu Erna's house.
The result of this tutoring is to provide teaching and knowledge to children about English,
especially vocabulary material.
Keywords: KKN 160 UMY, community service, Sungapan V Lor, Ecoprint
1. PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang memiliki peran penting dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan negara. Mahasiswa memiliki kesempatan mengenyam
pendidikan formal di perguruan tinggi sebagai sarana meningkatkan pemahaman
intelektualnya. Sebagai generasi penerus bangsa yang berintelektual, mahasiswa memiliki
peran dan tanggung jawab ideologis sebagai pewaris utama perjuangan bangsa maupun
tanggung jawab profesional dalam berbagai bidang seperti bidang pendidikan dan sosial
kemasyarakatan. Mahasiswa dalam kiprahnya menjadi instrumen penting dalam mengamalkan
Tri Dharma Perguruan tinggi, yaitu sebagai pendidik dan pengajar, penelitian dan
pengembangan serta pengabdian masyarakat (Harahap, 2019). Salah satu bentuk kontribusi
mahasiswa terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan adalah diadakannya program Kuliah
Kerja Nyata (KKN). KKN merupakan sebuah program pemerintah yaitu kegiatan pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa guna meningkatkan empati dan kepedulian
mahasiswa, meningkatkan dan melestarikan pemberdayaan pada masyarakat. KKN merupakan
sebuah bentuk intrakurikuler yang merupakan implementasi dari Tridharma Perguruan Tinggi
memberikan pengalaman bekerja dan belajar mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat
(Muniarty et al., 2022). KKN menjadi salah satu cara untuk menjembatani mahasiswa dan
masyarakat dengan memberikan pengalaman praktis dari teori yang telah didapat mahasiswa
selama masa perkuliahannya. Dalam hal ini, mahasiswa ditempatkan di daerah-daerah tertentu
untuk menjalankan program kerjanya sesuai kebutuhan masyarakat. Adapun pelaksanaan KKN
dilaksanakan selama beberapa bulan sesuai dengan kebijakan perguruan tinggi masing-masing.
Dukuh Sungapan Lor memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untuk
kemajuan dan kesejahteraan desa itu sendiri. Dukuh Sungapan Lor memiliki potensi pada
sumber daya alam yang besar karena memiliki tanah yang subur dan lingkungan yang sejuk.
Tanah tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai lahan pertanian oleh masyarakat setempat.
Contoh hasil pertanian di Dukuh Sungapan Lor adalah padi, jagung, cabai, semangka, melon,
kacang kedelai, dan kelapa. Hasil pertanian tersebut nantinya akan dijual ke berbagai daerah
sekitar dan juga ke luar kota. Selain hasil pertanian, Dukuh Sungapan Lor juga mempunyai
jenis tumbuhan lain yang berpotensi untuk dikembangkan sehingga dapat memiliki nilai
ekonomis.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dengan tema kelompok KKN 160 yaitu penguatan
partisipasi dan kesadaran masyarakat agar terciptanya desa sehat dan mandiri sehingga,
kelompok KKN 160 memiliki fokus utama mengubah limbah non-organik menjadi produk
yang bernilai ekonomis yaitu "Ecoprint". Ecoprint merupakan teknik cetak pada kain melalui
kontak langsung antara bunga, daun, batang, ataupun bagian tubuh tumbuhan lainnya yang
mempunyai pigmen warna sehingga dapat menghasilkan motif tertentu (Faridatun, 2022).
Pembuatan ecoprint tersebut menjadi salah satu inovasi dalam mengurangi limbah-limbah non-
organik yang sekaligus memberikan peluang ekonomis bagi masyarakat setempat. Pembuatan
ecoprint ini juga dapat membantu meningkatkan kreativitas masyarakat dalam mengelola dan
memanfaatkan limbah-limbah non-organik di sekitar mereka. Sebagai upaya perwujudannya,
kelompok KKN 160 melakukan pelatihan dan pendampingan mengenai ecoprint kepada
masyarakat Padukuhan Sungapan Lor. Pemberdayaan tersebut difokuskan pada identifikasi
jenis limbah non-organik apa saja yang dapat dibuat menjadi ecoprint, cara pembuatan
ecoprint, dan bagaimana cara mendapatkan nilai ekonomis dari ecoprint yang telah dibuat.
Hasil dari pembuatan ecoprint adalah kain yang memiliki motif unik dan menarik.
Umumnya proses pembuatan ecoprint adalah seni cetak alami yang memanfaatkan bahan-
bahan non-organik, seperti daun, bunga, dan kulit buah, untuk menciptakan pola dan warna
pada kain atau serat tekstil. Sehingga, menciptakan karya seni yang unik dan indah dengan
sentuhan alam yang khas. Produk yang kami hasilkan dalam pembuatan ecoprint ini berupa tas
selempang berukuran kecil atau disebut juga dengan totebag. Totebag sendiri dapat digunakan
untuk berbagai macam keperluan, seperti berbelanja, bersekolah, atau hanya sekedar jalan-
jalan. Tentunya terdapat beberapa kelebihan dari produk ecoprint yang telah kami buat,
diantaranya adalah tidak menggunakan bahan baku kimia sehingga ramah lingkungan,
produksinya yang berkelanjutan karena menggunakan bahan alam yang dapat diperbarui, dan
bernilai estetis karena motif unik yang dihasilkan.
Program ecoprint ini merupakan upaya yang telah dilakukan oleh kelompok KKN 160
bersama masyarakat Dukuh Sungapan Lor sebagai upaya menciptakan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi yang ada. Dengan berjalannya program ini
terdapat harapan kegiatan yang telah dilakukan dapat memberikan dampak yang positif. Tidak
hanya akan bermanfaat untuk lingkungan dan ekonomi, melainkan juga sebagai contoh
inspiratif untuk seluruh masyarakat di Indonesia mengenai seberapa pentingnya mengelola
lingkungan dengan baik.
2. METODE
Ecoprinting pada dasarnya adalah seni mencetak menggunakan tanaman dan bahan
alami sebagai pewarna alami. Proses ini dimulai dengan memilih daun, bunga, akar, atau
bahkan kulit buah yang memiliki pigmen alami yang dapat mentransfer warna ke kain. Setelah
itu, daun diletakkan di atas kain yang telah dibersihkan dan direndam dalam larutan kimia
seperti tawas atau tawas besi. Kemudian, kain dan daun digulung dan diikat erat sebelum
ditempatkan di alat pemanas atau direbus dalam air panas. Panas ini membantu dalam
mentransfer pigmen dari tanaman ke kain, menciptakan pola dan desain yang unik. Secara
keseluruhan, teknik ecoprinting adalah contoh menarik tentang bagaimana seni, alam, dan
teknologi dapat bergabung untuk menciptakan sesuatu yang indah dan berkelanjutan. Dengan
mengurangi dampak negatif industri tekstil terhadap lingkungan, metode ini memberikan
harapan bahwa kita dapat menciptakan masa depan yang lebih bersih dan hijau di dunia mode
dan tekstil. Keuntungan utama dari teknik ecoprinting adalah bahwa tidak perlu pewarna kimia
sintetis yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, bahan-bahan alami yang digunakan dalam
proses ini dapat ditemukan dengan mudah dan ramah lingkungan. Dengan demikian,
ecoprinting merupakan alternatif yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam industri
tekstil, yang sering menjadi penyumbang signifikan pencemaran lingkungan.
Pelatihan ini diberikan secara tatap muka dan langsung kepada masyarakat. Metode
yang digunakan termasuk ceramah, dan demonstrasi / praktik langsung. Metode ceramah
adalah pendekatan untuk menjelaskan suatu konsep. Dalam hal ini, metode ceramah
memberikan penjelasan materi Teknik ecoprint kepada kelompok anak-anak agar mereka
memahami maksud dan tujuan pelatihan. Materi yang disampaikan meliputi pengertian
ecoprint, pengenalan materi, alat, dan teknik meninju. Materi yang disampaikan tentang
ecoprint dengan teknik hentakan dijelaskan melalui metode ceramah. Selanjutnya materi
tentang pengenalan alat dan bahan serta prosedur yang akan dilakukan dalam pembuatan
ecoprint dengan teknik menumbuk. Karena tanaman mengeluarkan tanin, yang menghasilkan
warna dan pola pada kain, pada akhir pertemuan teknik ecoprint diajarkan dengan teknik
meninju dan menumbuk. Teknik ecoprint menggunakan daun dari sekitar Padukuhan Sungapan
lor. Pada tahap ini, daun yang memiliki unsur warna yang kuat dipelajari dan dapat digunakan
dalam teknik menumbuk. Selanjutnya, lap kain yang akan digunakan. Sebelumnya, kain telah
diberi warna tertentu untuk menghilangkan tanin tanaman.
Dalam proses pemaparan materi, kami langsung melakukan pengiriman pada tanggal
20 Agustus, bersamaan dengan kegiatan TPA. Dimulai dengan penjelasan dasar tentang
ecoprint, jenis-jenisnya, dan langkah-langkah yang digunakan untuk membuatnya. Kemudian,
kita akan membuat batik dengan bahan-bahan yang telah kita sediakan. Untuk memulai
langkah ini, kain yang akan digunakan harus direndam dalam campuran air, tawas, dan soda
abu rebus. Setelah air rebusan mendidih, api ditutup, dan kain tetap dibiarkan berdiri dalam
campuran semalaman atau 24 jam setelah dikeringkan. Dan selanjutnya, bersihkan dan
keringkan kain yang basah dan kering. Letakkan daun dan bunga di belakang kain dengan palu
kayu dan alas plastik. Setelah itu, tunggu hingga warna daunnya keluar dan menjadi motif
batik. Dalam proses pembuatan ecoprint, mordanting digunakan untuk menghilangkan bahan
seperti minyak, minyak, lilin, dan kotoran lainnya dari serat kain. Kemudian komponen-
komponen tersebut dapat menghambat masuknya pewarna alami ke dalam serat kain selama
proses pembuatan.
Berdasarkan tema yang diangkat oleh kelompok KKN 160 yaitu penguatan partisipasi dan
kesadaran masyarakat agar terciptanya desa sehat dan mandiri, kelompok KKN 160 memiliki
fokus utama mengubah limbah non-organik menjadi produk yang bernilai ekonomis yaitu
"Ecoprint". Program ecoprint ini merupakan upaya yang telah dilakukan oleh kelompok KKN
160 bersama anak TPA Dukuh Sungapan Lor sebagai upaya menciptakan pengalaman dan
pengetahuan baru yang diharapan dapat memberikan dampak positif. Tidak hanya akan
bermanfaat untuk lingkungan, melainkan juga sebagai contoh inspiratif untuk seluruh
masyarakat di Indonesia mengenai seberapa pentingnya mengelola lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar alami.
Melihat kondisi limbah non-organik yang berlimpah dan kondisi lingkungan nya yang
masih hijau asri dan banyak tanaman pepohonan yang tumbuh subur di Dukuh Sungapan Lor
ini kelompok KKN 160 UMY mengangkat program kerja ecoprint. Eco berarti ramah
lingkungan sedangkan print berarti mencetak (Faridatun, 2022). Kelompok KKN 160 memilih
anak TPA sebagai sasaran dalam pengerjaan pendampingan pembuatan ecoprint dengan
harapan dapat memberi pengenalan dan pengetahuan mengenai pewarnaan dan pembuatan kain
bermotif dengan cara yang sederhana, mudah, murah, dan ramah lingkungan sehingga dapat
menumbuhkan kreativitasnya sejak dini.
Dalam teknik pemindahan warna serta bentuk ke dalam kain merupakan salah satu teknik
dari proses ecoprint. Mengikuti Sylvia dan Pratiwi cara penggunaan teknik ini yaitu tempelkan
tumbuhan yang mempunyai pigmen warna ke kain yang hendak digunakan, kemudian digulung
dan diikat,setelah itu direbus pada kauli besar (Asmara & Meilani, 2020). Teknik pewarnaan
kain dengan ecoprint cukup sederhana namun dapat menciptakan motif yang sangat menarik,
dan unik. Motif dan warna kain yang dihasilkan dari teknik ecoprint memiliki karakteristik
tersendiri, karena motif yang dihasilkan alam berbeda beda dan tidak bisa diduga meskipun
menggunakan teknik pembuatan dan jenis tumbuhan yang sama. Jenis kain, proses mordantig
maupun fiksasi juga berpengaruh pada hasil akhirnya. Hal inilah yang menjadikan teknik
ecoprint memiliki nilai seni yang tinggi (Asmara & Meilani, 2020).
Sebelum melakukan praktek pembuatan ecoprint, terlebih dulu anak-anak TPA diberi
penjelasan mengenai tata cara pembuatan ecoprint dengan pewarna alam. Masing-masing
peserta dibagikan alat dan bahan yang telah disiapkan sebelumnya meliputi totebag dan
ketukan palu serta daun yang telah dibawa oleh KKN 160. Dengan beberapa anggota, para
peserta mulai melakukan langkah demi langkah pembuatan ecoprint. Apabila ada kesulitan
atau pertanyaan, KKN 160 memberitahu untuk menjelaskan caranya.
Pengerjaan ecoprint yang dilakukan oleh KKN 16O dengan anak TPA adalah dengan
menggunakan metode pounding (ketuk) dan metode steaming (mengukus) dengan langkah-
langkah: Metode yang dilakukan dengan mengetuk daun dikain tas totebag memakai palu
kayu, pengetukan dilakukan sampai seluruh pigmen warna dan pola daun tercetak kedalam
serat kain. Daun yang digunakan untuk membuat ecoprint adalah daun yang segar dan
mengandung air. Zat air yang dikandung oleh daun, untuk dijadikan sebagai bahan ecoprint
tidak boleh terlalu banyak ataupun tidak boleh terlalu sedikit karena hal ini sangan
mempengaruhi kualitas produk ecoprint yang dihasilkan. Metode yang ke 2 artinya metode
mengukus, Metode ini dilakukan dengan cara merendam kain ke dalam larutan tawas untuk
membuka pori-pori kain agar kain dapat menyerap zat pewarna secara maksimal dan dijemur
dibawah teriknya sinar matahari hingga kering.
Produk yang kami hasilkan dalam pembuatan ecoprint ini berupa tas selempang berukuran
kecil atau disebut juga dengan totebag. Totebag sendiri dapat digunakan untuk berbagai macam
keperluan, seperti berbelanja, bersekolah, atau hanya sekedar jalan-jalan. Tentunya terdapat
beberapa kelebihan dari produk ecoprint yang telah kami buat, diantaranya adalah tidak
menggunakan bahan baku kimia sehingga ramah lingkungan, produksinya yang berkelanjutan
karena menggunakan bahan alam yang dapat diperbarui, dan bernilai estetis karena motif unik
yang dihasilkan. Semua anak TPA yang mengikuti pelatihan ecoprint dapat menghasilkan
karya bermotif yang berbeda satu dengan lainnya. Proses ecoprint yang sederhana dan mudah
tanpa membutuhkan ketrampilan khusus menyebabkan proses ini dapat dilakukan oleh semua
kalangan dengan baik sehingga dapat menghasilkan totebag dengan karya yang unik dan
menarik.
Selama proses pembuatan ecoprint tersebut, terdapat beberapa kendala yang signifikan,
yaitu terkait dengan ketersediaan dan variasi bahan baku yang ditemukan. Di lapangan,
seringkali menemukan bahan baku dengan jenis tertentu saja yang mana hal tersebut tentu
membatasi kreativitas kami dalam menciptakan motif ecoprint yang beragam. Selain itu,
kualitas bahan baku atau limbah yang kami temukan berada pada kondisi yang buruk atau
terkontaminasi sehingga mempengaruhi hasil produk ecoprint yang dibuat. Meskipun,
menemui berbagai kendala di atas, masalah tersebut dapat diselesasikan dengan cara saling
berkolaborasi untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi.
Gambar 1. Ecoprint pada saat dijemur, setelah direndam dengan air tawas
(a) (b)
Gambar 1. Pembagian bahan ecoprint (a) dan pendampingan pembuatan ecoprint (b)
Kegiatan tambahan lainnya adalah pembuatan pembuatan struktur organisasi. Kegiatan
lain kelompok KKN 160 yang dilaksanakan yaitu pembuatan struktur organisasi Desa, Struktur
Posyandu, Karang Taruna serta Kelompok Tani di Desa Sungapan Lor. Program ini kami buat
karena dari hasil observasi yang kami lakukan, kami mendapati bahwa di kediaman Pak Dukuh
belum ada struktur organisasi. Struktur organisasi adalah suatu bagan yang menggambarkan
posisi perangkat desa, mulai dari orang yang memiliki posisi atau jabatan yang paling tinggi di
desa hingga kepada posisi atau jabatan yang rendah di desa. Dari bagan atau struktur ini juga
kita bisa tahu kepada siapa kita harus datang untuk menyelesaikan suatu urusan yang ada di
Desa Sungapan Lor. Tujuan lain dari pembuatan struktur pemerintahan Desa adalah agar
Masyarakat-masyarakat yang berkunjung mengetahui bentuk pemerintahan, dan identitas desa
menjadi lebih dikenal masyarakat, baik masyarakat luar maupun masyarakat desa itu sendiri.
(a) (b)
Gambar 1. Struktur Organisasi Karang Taruna (a) dan Padukuhan Sungapan Lor (b)
Kegiatan tambahan lainnya dari kelompok KKN 160 di Dukuh Sungapan Lor adalah adanya
pemasangan plang petunjuk arah menuju kediaman rumah Pak Dukuh. Tujuan dari adanya
pembuatan plang jalan menuju kediaman Pak Dukuh adalah untuk memberikan informasi
kepada masyarakat dan pengguna jalan lainnya yang ingin mencari lokasi kediaman Pak
Dukuh. Sedangkan tujuan pembuatan plang nama jalan untuk melengkapi fasilitas yang ada di
pedukuh Sungapan Lor yang belum tersedia. Sasaran dari kegiatan atau program ini adalah
untuk menciptakan wilayah Desa Sungapan Lor yang lebih tertata dan bisa dikenali. Program
ini terlaksana tidak terlepas dari antusias kami sebagai kelompok KKN 160 serta dukungan dan
bantuan pemuda dan masyarakat Dukuh Sungapan Lor.
(a) (b)
Gambar 1. Plang jalan menuju rumah Pak Dukuh (a) dan plang depan gang (b)
Kegitan tambahan lainnya adalah pembuatan papan informasi. Pengadaan papan informasi
di Dukuh Sungapan Lor dilaksanakan oleh seluruh kelompok KKN 160 dengan bantuan
perangkat desa beberapa masyarakat Sungapan Lor. Di Desa Sungapan Lor ini masih minim
adanya media informasi publik sehingga kelompok KKN 160 melakukan kegiatan pembuatan
papan informasi sesuai kebutuhan Dukuh. Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud agar
masyarakat mandiri untuk aktif dalam informasi desa dan masyarakat desa sadar betapa
pentingnya transparansi informasi antara pihak pemerintahan desa dengan masyarakat dan
memberikan pengetahuan kepada masyarakat pentingnya informasi untuk perkembangan desa.
Papan informasi ini kemudian kami letakkan di pos ronda yang sering dijadikan sebagai tempat
berkumpul untuk mencapai pemerataan informasi dengan demikian diharapkan masyarakat
Sungapan Lor dapat mengetahui segala informasi melalui media papan informasi tersebut.
(a) (b)
Kegiatan tambahan lainnya adalah bimbingan belajar (Bimbel). Padukuhan Sungapan Lor
memiliki penduduk dengan usia muda yang cukup banyak sehingga menjadi potensi kelompok
KKN 160 untuk melakukan kegiatan bimbingan belajar. Upaya yang dilakukukan kelompok
KKN 160 yaitu dengan mengadakan Bimbingan Belajar setiap tiga hari selama seminggu yaitu
pada hari senin, rabu dan jumat dalam jangka waktu selama 3 minggu. Setiap pertemuanya
materi yang diajarkan berbeda beda. Terdapat 2 anggota kelompok KKN 16O yang berasal dari
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, sehingga materi yang disampaikan lebih banyak
mencakup materi pelajaran bahasa Inggris. Materi yang diajarkan adalah huruf, angka, hewan,
tumbuhan dan benda di sekitar. Materi tersebut di desain supaya anak-anak kecil mengenal
kosa kata dasar bahasa Inggris sejak saat kecil. Metode pengajaran yang dilakukan
menggunakan gambar dan lagu. Hasil dari pembelajaran adalah anak-anak menghafal lagu dan
menggambar, sehingga pengajaran kosa kata tersebut tertanam di pikiran mereka melalui lagu
dan gambar. Pada saat KKN 160 mengadakan kegiatan bimbel ini antusiasme dari para murid,
orang tua dapat dirasakan seperti antusias anak-anak desa Sungapan Lor dalam mengikuti
kegiatan Bimbel.
Kegiatan tambahan lainnya adalah posyandu balita. Posyandu & Pos pelayanan terpadu
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh, dari dan untuk Masyarakat yang bertujuan untuk
memantau tumbuh kembang dan gizi balita di Dukuh Sungapan Lor. Posyandu yang sudah ada
di masyarakat saat ini sangat berperan dalam mendukung pencapaian pembangunan kesehatan
ibu dan anak dengan memberikan nasihat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena
kekurangan protein dan kalori juga penyuluhan Kesehatan meliputi berbagai aspek dalam
mencapai tujuan program KIA. Dalam kegiatan ini, kelompok KKN 160 membantu dalam
administrasi, penimbangan, dan pengukuran tinggi badan dan mencatat berat balita di buku
pegangan poyandu milik orangtua. Kegiatan ini dijalankan setiap minggu pertama atau kedua
setiap bulannya. Bagi para balita atau anak-anak yang sudah diperiksa akan diberikan makanan
yang bisa dibawa pulang. Posyandu balita ini dilakukan dengan tujuan untuk menurunkan
angka kematian ibu, bayi, maupun balita melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
Gambar 1. Membantu pelaksanaan Posyandu Balita di Posko kelompok KKN 160 UMY
Kegiatan tambahan lainnya adalah posyandu lansia. Posyandu Lansia adalah Pos pelayanan
terpadu untuk Masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati dan
dikembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan Kesehatan bagi lansia dengan
melipatkan peran organisasi sosial dalam penyelanggaranya. Posyandu Lansia bulanan teratur
diadakan oleh kader sehat di Wahyuharjo melalui kerja sama dengan kelompok KKN 160
UMY, kami melaksanakan cek Kesehatan rutin secara berkala dan pertemuan berkala diatur
untuk berupaya menjaga Kesehatan dan kebugaran lansia di wilayah Sungapan Lor dengan
pengecekan tekanan darah, tensis,gula dll sehingga setiap bulan bisa mengetahui
perkembangan kesehatan masing-masing. Selain untuk mengecek kesehatan, posyandu lansia
juga dilakukan untuk mempererat silaturahmi antar warga lansia di Dukuh Sungapan Lor.
Gambar 2. Foto bersama pengurus, anak-anak TPA, dan seluruh anggota KKN160
Kegiatan tambahan lainnya adalah pendampingan digital marketing untuk Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) di Dukuh Sungapan Lor adalah suatu proses di mana UMKM
di wilayah tersebut dibantu dan diberikan panduan dalam memanfaatkan strategi pemasaran
digital untuk meningkatkan visibilitas, penjualan, dan pertumbuhan bisnis mereka.
Pendampingan ini bertujuan untuk membantu UMKM agar dapat beradaptasi dengan era
digital dan memanfaatkan teknologi serta platform online guna meraih peluang yang lebih luas
dalam pasar. Pendampingan digital marketing UMKM di Sungapan Lor ini juga menyesuaikan
dengan karakteristik khusus wilayah tersebut dan kebutuhan masing-masing UMKM. Terdapat
UMKM Peyek dan Kripik Pisang yang cukup lama berdiri tetapi kurang bisa berkembang.
Setelah Kelompok KKN 160 bertanya mengenai Kendala serta Potensi UMKM Peyek dan
Kripik Pisang ini, kami memberikan saran serta masukan untuk memperbaiki atau menghindari
potensi kesalahan dalam pemasaran yang nantinya diharapkan bisa tumbuh dan berkembang
lebih jauh lagi.
4. KESIMPULAN
Ecoprint merupakan program kerja utama kelompok KKN 160 UMY. Ecoprint adalah
teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami atau ramah lingkungan dan
membuat motif dari daun secara manual. Pengerjaan ecoprint yang dilakukan oleh KKN 16O
dengan anak TPA adalah dengan menggunakan metode pounding. Media yang digunakan yang
digunakan dalam pemgerjaan ecoprint yaitu berupa totebag, bunga, dan daun sebagai bahan
pewarna. Proses ecoprint yang sederhana dan mudah tanpa membutuhkan ketrampilan khusus
menyebabkan proses ini dapat dilakukan oleh semua kalangan termasuk anak-anak dengan baik
sehingga dapat menghasilkan totebag dengan karya yang unik dan menarik. Pelatihan ecoprint
pada anak TPA diharapkan dapat memberi pengenalan dan pengetahuan mengenai pewarnaan
dan pembuatan kain bermotif dengan cara yang sederhana, mudah, murah, dan ramah
lingkungan sehingga dapat menumbuhkan kreativitasnya sejak dini. Selain ecoprint, banyak
program kerja dan kegiatan lain yang dilakukan, seperti pembuatan struktur organisasi desa
dan papan informasi ini mempunyai maksud dan tujuan yaitu agar masyarakat yang berkunjung
mengetahui bentuk kepengurusan, dan informasi desa tersebut. Pembuatan Plang sebagai
penunjuk jalan menuju kediaman Kepala Dukuh. Membantu kegiatan posyandu untuk balita
dan lansia. Melakukan program kerja bimbingan belajar memberikan wawasan baru kepada
anak-anak desa dalam aspek pendidikan dan seni. Pendampingan serta pelatihan kepada
UMKM dalam pemasaran digital menjadi langkah yang penting dalam mendukung
pengembangan ekonomi lokal. Membantu dalam rangka mempersiapkan lomba 17 Agustus
bersama Karang Taruna dan masyarakat sehingga terjalin kebersamaan yang lebih erat antara
masyarakat dan mahasiswa KKN 160 UMY. Berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh
Kelompok KKN UMY 160 di Padukuhan Sungapan Lor adalah upaya nyata dalam
memberikan kontribusi positif kepada masyarakat desa tersebut fokus pada pengabdian kepada
seluruh kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga lansia, telah menghasilkan beragam
kegiatan yang bertujuan meningkatkan mutu pendidikan, kesehatan, kebersamaan, dan
perkembangan ekonomi di desa tersebut. Dengan demikian, KKN UMY 160 telah berhasil
memberikan dampak positif bagi Desa Sungapan Lor, menjadikannya desa yang lebih maju,
terinformasi, dan memiliki generasi yang berkualitas. Semangat dan kerjasama yang terjalin
antara mahasiswa KKN dan masyarakat setempat menjadi modal berharga untuk pembangunan
dan perbaikan kehidupan di desa tersebut.
UCAPAN TERIMAKASIH
Sebagai kelompok KKN 160, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Bapak Kepala Dukuh dan seluruh masyarakat Pedukuhan Sungapan Lor atas
sambutan yang hangat dan keramahan yang luar biasa selama kami menjalankan program KKN
di pedukuhan ini. Selama beberapa bulan kami berada di Pedukuhan Sungapan Lor, kami telah
merasakan kedamaian, kehangatan, dan keramahan yang luar biasa dari masyarakat. Kami
sangat berterima kasih atas dukungan, bimbingan, serta kerja sama yang diberikan kepada kami
selama ini. Semua ini telah membantu kami dalam menjalankan tugas-tugas kami sebagai agen
perubahan di pedukuhan ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan
berharga ini yang telah memberikan pengalaman berharga dalam memahami dan berinteraksi
dengan masyarakat pedesaan. Melalui pengalaman ini, kami telah belajar banyak tentang
budaya, nilai-nilai, dan potensi yang dimiliki Pedukuhan Sungapan Lor.
Terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Kepala Dukuh yang telah
memberikan arahan dan bimbingan kepada kami selama menjalankan program KKN ini.
Bapak/Ibu telah menjadi teladan yang luar biasa bagi kami dalam memahami peran seorang
pemimpin yang peduli terhadap kemajuan desa. Kami berharap bahwa kerja sama yang baik
ini dapat terus berlanjut, dan hasil-hasil dari program KKN ini akan membawa manfaat yang
nyata bagi masyarakat Pedukuhan Sungapan Lor. Semoga kedepannya, kita dapat terus
bersinergi untuk mencapai visi dan tujuan bersama dalam mengembangkan pedukuhan ini.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Kepala Dukuh, seluruh masyarakat
Pedukuhan Sungapan Lor, serta semua pihak yang telah mendukung dan bekerja sama dengan
kami selama program KKN ini berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, A. D., & Meilani, S. (2020). Penerapan Teknik Ecoprint pada Dedaunan. Jurnal
Pengabdian Seni, 1(2), 16–26.
https://journal.isi.ac.id/index.php/JPS/article/view/4706/1957
Faridatun, F. (2022). Ecoprint; Cetak Motif Alam Ramah Lingkungan. Jurnal Prakarsa
Paedagogia, 5(1), 230.
Fauzzia, W., Sofiani, F., Shaleha, D. N., Malik, N. A., Delia, R., Rubianti, W., & Wulandari,
W. (2018). Pengabdian Kepada Masyarakat Bakti Sosial Bersama Jamaah Masjid
Fatmah Hidayah. Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1),
15. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/abdimas/article/view/3076
Gustina, D., Adbullah, I., & Sofino, S. (2020). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (Kkn) Mahasiswa Universitas Bengkulu Periode 86 Tahun 2018 Di
Desa Tebat Monok Kabupaten Kepahiang. Journal Of Lifelong Learning, 2(1), 35–39.
https://doi.org/10.33369/joll.2.1.35-39
Harahap, N. J. (2019). Mahasiswa Dan Revolusi Industri 4.0. Ecobisma (Jurnal Ekonomi,
Bisnis Dan Manajemen), 6(1), 70–78. https://doi.org/10.36987/ecobi.v6i1.38
Muniarty, P., Wulandari, W., Pratiwi, A., & Rimawan, M. (2022). Pengabdian Kepada
Masyarakat Melalui Kuliah Kerja Nyata Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bima. Journal of
Empowerment, 2(2), 172. https://doi.org/10.35194/je.v2i2.1586