Anda di halaman 1dari 15

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 7 TAHUN 2022
TENTANG
STANDAR ISI PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH
Ilmu Pengetahuan Alam
a. perancangan dan pelaksanaan penyelidikan dan/atau pemecahan masalah terkait zat, energi,
makhluk hidup, dan lingkungan sekitar;
b. ciri, keragaman, struktur dan fungsi, perkembangbiakan dan hereditas makhluk hidup, interaksi
antarmakhluk hidup dan dengan lingkungannya, pelestarian makhluk hidup serta pemanfaatan
bioteknologi sederhana dalam kehidupan seharihari;
c. pendeskripsian gerak, gaya dan pengaruhnya terhadap gerak benda, gaya-gaya pada fluida serta
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari;
d. wujud zat dan proses perubahan wujud zat dikaitkan dengan suhu, kalor, dan perpindahan kalor
serta pemanfaatannya oleh makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-hari;
e. sumber dan bentuk energi, pemanfaatan proses perubahan bentuk energi dalam kehidupan
sehari-hari, penghematan energi, dan sumber energi alternatif;
f. sifat-sifat gelombang, pemanfaatannya oleh makhluk hidup dan dalam kehidupan sehari-hari
serta teknologi terkait;
g. pemanfaatan zat aditif secara bijaksana serta upaya mencegah penggunaan yang tidak
semestinya pada zat adiktif dan psikotropika;
h. gejala kelistrikan dan kemagnetan, pemanfaatannya oleh makhluk hidup dan dalam kehidupan
sehari-hari, penyusunan rangkaian listrik dikaitkan dengan sifat-sifat fisis dan pemanfaatannya;
i. struktur bumi, perubahan kondisi alam di permukaan bumi yang terjadi akibat faktor alam
maupun perbuatan manusia, upaya mengurangi risiko bencana; dan
j. tata surya, pengaruh gerak rotasi dan revolusi bumi serta pengaruh keberadaan bulan terhadap
kehidupan di bumi.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2022
TENTANG
STANDAR PROSES PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG
PENDIDIKAN MENENGAH

Pasal 1
 Standar Proses adalah kriteria minimal proses pembelajaran berdasarkan jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
 Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, pamong belajar, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.
 Satuan Pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang selanjutnya
disebut Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal dan nonformal pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.
Pasal 2
 Standar Proses digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran yang
efektif dan efisien untuk mengembangkan potensi, prakarsa, kemampuan, dan kemandirian
Peserta Didik secara optimal.
 Standar Proses meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian
proses pembelajaran.
Pasal 3
 Perencanaan pembelajaran adalah aktivitas untuk merumuskan tujuan belajar, cara mencapai
tujuan belajar, dan cara menilai ketercapaian tujuan belajar.
 Perencanaan pembelajaran dilakukan oleh Pendidik dan disusun dalam dokumen perencanaan
pembelajaran yang fleksibel, jelas, dan sederhana.
Pasal 4
 Dokumen perencanaan pembelajaran paling sedikit memuat tujuan pembelajaran, langkah atau
kegiatan pembelajaran, dan penilaian atau asesmen pembelajaran.
Pasal 7
 Cara untuk mencapai tujuan belajar dilakukan melalui strategi pembelajaran yang memberikan
pengalaman belajar berkualitas, dengan mempertimbangkan karakteristik Peserta Didik.
Pasal 8
 Cara menilai ketercapaian tujuan belajar dilakukan oleh Pendidik dengan menggunakan
beragam teknik dan instrumen penilaian yang sesuai dengan tujuan belajar.
Pasal 9
 Pelaksanaan pembelajaran harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
Peserta Didik, dan memberikan ruang untuk prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan Peserta Didik.
Pasal 19
 Penilaian proses pembelajaran adalah asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh Pendidik.

Poin-poin Penting:
1. Ketentuan Umum (Pasal 1):
 Standar Proses: Kriteria minimal proses pembelajaran untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
 Peserta Didik: Anggota masyarakat yang mengembangkan diri melalui proses
pembelajaran.
 Pendidik: Tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, pamong belajar, tutor,
dll.
 Satuan Pendidikan: Kelompok layanan pendidikan pada anak usia dini, dasar, dan
menengah.
2. Perencanaan Pembelajaran (Pasal 3):
 Aktivitas merumuskan capaian pembelajaran, cara mencapai tujuan, dan cara menilai
ketercapaian.
 Dilakukan oleh Pendidik dan direfleksikan dalam dokumen fleksibel, jelas, dan
sederhana.
3. Capaian Pembelajaran (Pasal 5):
 Menjadi tujuan belajar dari suatu unit pembelajaran sesuai kurikulum.
 Involusi Peserta Didik dan/atau orang tua/wali Peserta Didik dalam penyusunan
kurikulum.
4. Cara Mencapai Tujuan Belajar (Pasal 7):
 Strategi pembelajaran melibatkan interaksi, partisipasi aktif, optimalisasi sumber daya,
dan teknologi.
 Diperhatikan karakteristik Peserta Didik.
5. Pelaksanaan Pembelajaran (Pasal 9):
 Dilakukan dalam suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
dan memotivasi.
 Pendidik memberikan keteladanan, pendampingan, dan fasilitasi.
6. Penilaian Proses Pembelajaran (Pasal 19):
 Asesmen terhadap perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.
 Dilakukan oleh Pendidik, sesama Pendidik, kepala Satuan Pendidikan, dan/atau Peserta
Didik.
7. Ketentuan Penutup (Pasal 24-25):
 Mencabut peraturan sebelumnya.
 Peraturan ini berlaku setelah diundangkan.
Catatan:
 Dokumen mencakup perencanaan, langkah/kegiatan, dan penilaian/asessment pembelajaran.
 Strategi pembelajaran mencakup interaksi, partisipasi aktif, optimalisasi sumber daya, dan
teknologi.
 Penilaian proses pembelajaran melibatkan Pendidik, sesama Pendidik, kepala Satuan
Pendidikan, dan Peserta Didik.
 Tujuan menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung kemandirian, transparansi, dan
partisipatif.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 5 TAHUN 2022 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,
JENJANG PENDIDIKAN DASAR, DAN JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
Pasal 7
Standar Kompetensi Lulusan pada sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah/sekolah
menengah pertama luar biasa/paket B/bentuk lain yang sederajat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf b dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi kompetensi yang terdiri atas:
a. mencintai Tuhan Yang Maha Esa dan memahami kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dalam
kehidupan seharihari, memahami ajaran agama, melaksanakan ibadah secara rutin dan mandiri
sesuai dengan tuntunan agama/kepercayaan, berani menyatakan kebenaran, menyayangi dirinya,
menyadari pentingnya keseimbangan kesehatan jasmani, mental dan rohani, menghargai sesama
manusia, berinisiatif menjaga alam, serta memahami kewajiban dan hak sebagai warga negara;
b. mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai keragaman
masyarakat dan budaya nasional, terbiasa melakukan interaksi antar budaya, menolak stereotip
dan diskriminasi, serta berpartisipasi aktif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. menunjukkan perilaku terbiasa peduli dan berbagi, serta kemampuan berkolaborasi lintas
kalangan di lingkungan terdekat dan lingkungan sekitar;
d. terbiasa bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan merancang strategi untuk
pembelajaran dan pengembangan diri, serta mampu beradaptasi dan menjaga komitmen untuk
meraih tujuan;
e. menunjukkan kemampuan menyampaikan gagasan orisinal, membuat tindakan atau karya kreatif
sesuai kapasitasnya, dan terbiasa mencari alternatif tindakan dalam menghadapi tantangan;
f. menunjukkan kemampuan mengidentifikasi informasi yang relevan atau masalah yang dihadapi,
menganalisis, memprioritaskan informasi yang paling relevan atau alternatif solusi yang paling
tepat;
g. menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa menginterpretasikan dan
mengintegrasikan teks, untuk menghasilkan inferensi sederhana, menyampaikan tanggapan atas
informasi, dan mampu menulis pengalaman dan pemikiran dengan konsep sederhana; dan
h. menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep, prosedur, fakta dan
alat matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan diri, lingkungan terdekat,
dan masyarakat sekitar.

1. Capaian Pembelajaran (CP):


 CP merupakan kompetensi pembelajaran pada setiap fase, terutama di Fase D, untuk
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
 CP menjadi acuan untuk pembelajaran intrakurikuler.
2. Hubungan dengan Profil Pelajar Pancasila:
 Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak merujuk pada CP, lebih diutamakan
untuk mengembangkan dimensi profil pelajar Pancasila.
3. Pembelajaran Intrakurikuler:
 CP digunakan sebagai acuan pembelajaran intrakurikuler, dirancang berpijak pada
Standar Nasional Pendidikan dan terutama Standar Isi.
 Dokumen CP menggantikan dokumen Standar Isi untuk merancang pembelajaran dan
asesmen mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Adaptasi untuk Peserta Didik Berkebutuhan Khusus:
 CP disusun untuk setiap mata pelajaran, dan peserta didik berkebutuhan khusus dapat
menggunakan CP pendidikan khusus.
5. Pentingnya CP:
 CP ditetapkan sebagai kompetensi yang ditargetkan, meskipun diperlukan dokumen
operasional yang lebih rinci untuk memandu pembelajaran sehari-hari.
6. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam:
 Menekankan pentingnya ilmu pengetahuan alam dalam mengatasi tantangan zaman
dan pengembangan profil pelajar Pancasila.
 Ilmu pengetahuan alam memainkan peran besar dalam kehidupan peserta didik,
membantu mereka memahami dan menyelesaikan masalah sains.
7. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam:
 Mengembangkan profil pelajar Pancasila melalui pembelajaran ilmu pengetahuan alam.
 Mendorong kemampuan berpikir ilmiah, kritis, dan analitis, serta mempersiapkan
peserta didik untuk berkontribusi positif terhadap lingkungan.
8. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam:
 Ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terus berkembang.
 Fokus pada pengembangan keterampilan proses inkuiri.
 Pendekatan proses inkuiri direkomendasikan untuk meningkatkan keterlibatan peserta
didik.
9. Elemen-elemen Pemahaman dan Keterampilan Proses:
 Pemahaman IPA melibatkan pemahaman konsep sains dan keterkaitannya dalam suatu
konten.
 Keterampilan proses mencakup enam keterampilan inkuiri: mengamati,
mempertanyakan, merencanakan dan melakukan penyelidikan, memproses dan
menganalisis data, mengevaluasi dan merefleksikan, dan mengomunikasikan hasil.
RANGKUMAN CP IPA FASE D
1. Capaian Pembelajaran (CP) dan Penggunaannya:
 CP merupakan kompetensi pembelajaran pada setiap fase, khususnya di Fase D untuk
Ilmu Pengetahuan Alam.
 CP digunakan sebagai acuan untuk pembelajaran intrakurikuler.
 Projek penguatan profil pelajar Pancasila tidak merujuk pada CP, tetapi lebih fokus pada
dimensi profil pelajar Pancasila.
2. Peran CP dalam Pembelajaran:
 CP dirancang berpijak pada Standar Nasional Pendidikan, terutama Standar Isi.
 CP digunakan sebagai panduan untuk merancang pembelajaran dan asesmen,
menggantikan dokumen Standar Isi.
3. Pentingnya Memahami CP:
 Memahami CP adalah langkah pertama dalam perencanaan pembelajaran dan asesmen
di Ilmu Pengetahuan Alam.
 Dokumen ini membantu pendidik memahami CP dengan memberikan penjelasan dan
panduan reflektif.
4. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam:
 Ilmu Pengetahuan Alam diakui sebagai pengetahuan sistematis yang diperoleh melalui
observasi, penelitian, dan uji coba.
 Perkembangan ilmu pengetahuan alam berperan penting dalam menghadapi tantangan
zaman.
5. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam:
 Mata pelajaran IPA menjadi sarana strategis dalam mengembangkan profil pelajar
Pancasila.
 Pembelajaran IPA melibatkan proses saintifik untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik.
6. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam:
 Pendidikan IPA berfokus pada pengembangan pemahaman dan keterampilan proses
inkuiri.
 Ada dua pendekatan dalam pengajaran sains: deduktif dan induktif.

1. Pendekatan Deduktif:
 Deskripsi:
 Pendekatan deduktif dimulai dengan memberikan prinsip umum atau teori
kepada siswa.
 Guru menyajikan konsep atau prinsip umum dan kemudian membimbing siswa
untuk menerapkan prinsip ini pada situasi atau contoh khusus.
 Proses:
 Langkah pertama adalah memberikan informasi umum atau teori.
 Langkah berikutnya adalah menerapkan konsep tersebut pada contoh atau
kasus khusus.
 Contoh:
 Mengajarkan hukum-hukum fisika, di mana guru menjelaskan prinsip-prinsip
umum seperti hukum gerak Newton, dan kemudian siswa diberi contoh aplikasi
hukum tersebut dalam situasi nyata.
2. Pendekatan Induktif:
 Deskripsi:
 Pendekatan induktif dimulai dengan memberikan contoh atau situasi khusus
kepada siswa.
 Guru bekerja dengan siswa untuk mengidentifikasi pola atau prinsip umum dari
contoh-contoh tersebut.
 Proses:
 Guru menyajikan contoh atau kasus spesifik.
 Siswa diminta untuk mengidentifikasi pola atau prinsip umum dari contoh
tersebut.
 Contoh:
 Mengajarkan konsep kimia, di mana guru memberikan serangkaian eksperimen
atau situasi, dan siswa diberi tugas untuk mengamati dan menemukan pola atau
aturan umum, seperti hukum periodik.
Pemilihan Pendekatan:
 Deduktif:
 Cocok ketika siswa telah memiliki dasar pengetahuan yang kuat.
 Efektif untuk konsep-konsep teoritis atau prinsip-prinsip umum.
 Induktif:
 Cocok untuk membangun pemahaman dari pengalaman konkret.
 Mendorong pemikiran kritis dan penemuan sendiri.

7. Elemen Pemahaman IPA dan Keterampilan Proses:


 Pemahaman IPA mencakup pemahaman konsep dan keterampilan berpikir sistemik.

Berikut adalah beberapa poin penting mengenai keterampilan berpikir sistemik dalam
pemahaman Ilmu Pengetahuan Alam (IPA):
 Pemahaman Sistem:
o Identifikasi sistem alam terlibat dalam suatu fenomena.
o Memahami interaksi antara komponen-komponen dalam sistem tersebut.
 Analisis Hubungan Sebab-Akibat:
o Menganalisis hubungan sebab-akibat dalam konteks sistem alam.
o Mengakui bahwa perubahan di satu bagian dapat memicu perubahan di bagian
lainnya.
 Dinamika Sistem:
o Memahami bagaimana sistem alam berubah seiring waktu.
o Mengidentifikasi pola atau tren perubahan dalam sistem alam.
 Pertimbangan Ekosistem:
o Memahami interaksi antara berbagai ekosistem.
o Menyadari bahwa perubahan dalam satu ekosistem dapat memengaruhi ekosistem
lainnya.
 Berorientasi Masalah:
o Menggunakan berpikir sistemik untuk merancang eksperimen dan menyusun solusi
masalah ilmiah.
o Mengidentifikasi dan memahami masalah-masalah yang melibatkan sistem alam.
 Pertimbangan Lingkungan dan Keberlanjutan:
o Mempertimbangkan dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan alam.
o Memahami keterkaitan antara keberlanjutan dan keseimbangan sistem alam.
 Pendekatan Holistik:
o Melihat fenomena alam secara keseluruhan, bukan hanya pada komponen-
komponen individu.
o Memahami bahwa pemahaman lebih baik dicapai melalui pemahaman terhadap
keseluruhan sistem.
 Keterampilan Pemecahan Masalah:
o Menggunakan berpikir sistemik sebagai alat untuk memecahkan masalah kompleks
dalam IPA.
o Menciptakan solusi yang mempertimbangkan dampak seluruh sistem.
 Kesadaran Terhadap Keterkaitan:
o Menyadari bahwa semua aspek dalam IPA saling terkait.
o Memahami bagaimana perubahan dalam satu area dapat memiliki efek domino di
area lainnya.
 Pemahaman Dampak Manusia:
o Menyadari dampak tindakan manusia terhadap sistem alam.
o Memahami konsep-konsep lingkungan dan keberlanjutan dalam konteks IPA.
 Keterampilan berpikir sistemik membantu siswa untuk mendekati pemahaman IPA
dengan cara yang lebih holistik dan terintegrasi, memungkinkan mereka untuk
mengaitkan konsep-konsep dan fenomena alam dengan konteks yang lebih luas
dan kompleks.

 Keterampilan proses inkuiri melibatkan observasi, pertanyaan, hipotesis, pengelolaan


informasi, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, serta refleksi.
8. Capaian Pembelajaran Setiap Fase:
 Pada Fase D, peserta didik mengimplementasikan pemahaman konsep untuk membuat
keputusan dan menyelesaikan masalah sehari-hari.
9. Capaian Pembelajaran Setiap Elemen pada Fase D:
 Peserta didik mengembangkan pemahaman tentang klasifikasi makhluk hidup, sifat zat,
perubahan fisik dan kimia, serta sistem organ manusia.
 Keterampilan proses mencakup pengamatan, pertanyaan, prediksi, penyelidikan,
analisis data, evaluasi, dan refleksi.
Rangkuman Pembelajaran dan Asessmen
Pembelajaran dan Asesmen Sebagai Kesatuan:
 Pembelajaran dan asesmen dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.
 Penting bagi pendidik dan peserta didik memahami kompetensi yang dituju agar proses
pembelajaran dapat mencapai tujuan tersebut.
Proses Pembelajaran:
1. Perencanaan Asesmen dan Pembelajaran:
 Pembelajaran dimulai dengan perencanaan asesmen dan pembelajaran.
 Asesmen dilakukan pada awal, selama, dan akhir pembelajaran.
 Perencanaan asesmen awal membantu mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta
didik.
2. Perencanaan Pembelajaran:
 Tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen disusun dalam
dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual.
 Tujuan pembelajaran disusun berdasarkan capaian pembelajaran dan kekhasan Satuan
Pendidikan.
3. Pelaksanaan Pembelajaran:
 Pendidik diminta menyelenggarakan pembelajaran yang interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik.
 Pendidik memberikan ruang bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian peserta didik.
4. Asesmen Formatif:
 Dilakukan sepanjang proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik.
Proses Asesmen Pembelajaran:
1. Asesmen Holistik:
 Asesmen dapat bersifat formatif (awal dan selama pembelajaran) dan sumatif (akhir
pembelajaran).
 Asesmen dirancang untuk mengukur aspek yang seharusnya diukur dan bersifat holistik.
2. Tahapan Proses Asesmen:
 Tahapan melibatkan asesmen awal, formatif selama pembelajaran, dan sumatif pada
akhir pembelajaran.
 Jika tujuan pembelajaran tercapai, lanjut ke tujuan berikutnya; jika tidak, perlu
dilakukan penguatan terlebih dahulu.
3. Siklus Pembelajaran dan Asesmen:
 Proses pembelajaran dan asesmen berlangsung dalam bentuk siklus yang terus
berulang.
 Pendidik dapat melakukan refleksi, baik secara pribadi maupun dengan bantuan kolega
atau pihak pendidikan lainnya.
Prinsip Pembelajaran:
 Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat
pencapaian peserta didik saat ini.
 Pembelajaran membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
 Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara
holistik.
 Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Prinsip Asesmen:
 Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
penyediaan informasi holistik.
 Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan keleluasaan
untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan agar efektif mencapai tujuan pembelajaran.
 Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable).
 Laporan kemajuan belajar bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasi yang
bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.
 Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Artikel "Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen" membahas beberapa poin penting terkait proses
perencanaan pembelajaran dan asesmen dalam konteks Capaian Pembelajaran (CP). Berikut rangkuman
poin-poin kunci dari artikel tersebut:
1. Capaian Pembelajaran (CP):
 CP ditetapkan oleh pemerintah sebagai kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD hingga kelas XII SMK.
 CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret
untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.
2. Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran:
 Pendidik dapat mengembangkan alur tujuan pembelajaran dan rencana pembelajaran
sepenuhnya atau menggunakan contoh-contoh yang disediakan pemerintah.
 Dalam Platform Merdeka Mengajar, pemerintah menyediakan contoh-contoh alur
tujuan pembelajaran, RPP, dan modul ajar.
3. Fase-Fase Capaian Pembelajaran:
 CP dibagi menjadi enam fase, masing-masing dengan lamanya 1-3 tahun, untuk setiap
jenjang pendidikan.
 Fase-fase ini memungkinkan pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan kesiapan
peserta didik, dan kolaboratif antar guru.
4. Pentingnya Memahami CP:
 Memahami CP adalah langkah pertama yang penting dalam perencanaan pembelajaran.
 CP mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap, dirancang dengan merujuk pada
teori belajar Konstruktivisme dan pendekatan "Understanding by Design" (UbD).
5. Pertanyaan Reflektif untuk Pendidik:
 Pertanyaan reflektif membantu pendidik memahami lebih dalam CP dan merencanakan
pembelajaran yang sesuai.
 Pertanyaan mencakup hal-hal seperti kompetensi yang perlu dimiliki peserta didik, kata-
kata kunci dalam CP, dan kesulitan yang mungkin dihadapi.
6. Kekhasan CP pada Jenjang Pendidikan Tertentu:
 Pada PAUD, CP mencakup aspek perkembangan anak dan tiga elemen stimulasi
terintegrasi.
 Pada SMK, analisis CP dilakukan bersama mitra dunia kerja, dan program empat tahun
memiliki kekhasan tersendiri.
 Pada Pendidikan Kesetaraan dan Khusus, CP disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik dan kebutuhan belajar mereka.
7. Peran Pengawas/Penilik:
 Pengawas/penilik dapat mendukung pendidik dalam mengembangkan perencanaan
pembelajaran, fokus pada kolaborasi lintas kelas, pemahaman perkembangan peserta
didik, dan kesinambungan pembelajaran antar kelas.
8. Catatan untuk Pimpinan Satuan Pendidikan:
 Pendidik disarankan untuk berpartisipasi dalam komunitas untuk mengembangkan
profesionalisme dan memahami lebih jauh tentang CP.
Artikel ini memberikan panduan dan pemahaman tentang bagaimana mengintegrasikan Capaian
Pembelajaran ke dalam perencanaan dan asesmen pembelajaran.
Artikel "Merumuskan Tujuan Pembelajaran" membahas langkah-langkah perumusan tujuan
pembelajaran setelah pemahaman terhadap Capaian Pembelajaran (CP). Berikut adalah poin-poin
penting dari artikel tersebut:
1. Proses Merumuskan Tujuan Pembelajaran:
 Setelah memahami CP, pendidik mulai merumuskan ide-ide tentang apa yang harus
dipelajari peserta didik dalam suatu fase.
 Pengolahan ide dilakukan dengan menggunakan kata kunci yang telah dikumpulkan
sebelumnya, untuk merumuskan tujuan pembelajaran.
 Tujuan pembelajaran ini perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran,
hingga akhirnya pada penghujung fase mereka dapat mencapai CP.
 Dalam tahap ini, pendidik belum mengurutkan tujuan-tujuan tersebut, tetapi
merancang tujuan-tujuan belajar yang lebih operasional dan konkret terlebih dahulu.
2. Komponen Utama Tujuan Pembelajaran:
 Tujuan pembelajaran sebaiknya memuat dua komponen utama: Kompetensi
(kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan oleh peserta didik) dan Lingkup
Materi (konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit
pembelajaran).
3. Taksonomi Bloom dalam Proses Perumusan Tujuan Pembelajaran:
 Taksonomi Bloom digunakan dalam proses perumusan tujuan pembelajaran, tetapi
telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (2001) untuk menjadi lebih relevan dengan
konteks belajar saat ini.
 Kemampuan kognitif dikelompokkan menjadi beberapa tahapan, dari yang paling dasar
hingga yang paling tinggi.
4. Enam Bentuk Pemahaman Menurut Tighe dan Wiggins (2005):
 Pemahaman adalah proses berpikir tingkat tinggi.
 Enam kemampuan pemahaman mencakup mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan.
5. Taksonomi Baru Marzano untuk Tujuan Pembelajaran:
 Marzano mengembangkan taksonomi baru dengan tiga sistem dalam domain
pengetahuan: sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri.
 Ada enam level taksonomi menurut Marzano, yang melibatkan pemahaman, mengenali
dan mengingat kembali, pemanfaatan pengetahuan, analisis, pemahaman, dan
metakognisi.
6. Pilihan Alternatif dalam Merumuskan Tujuan Pembelajaran:
 Pendidik memiliki alternatif untuk merumuskan tujuan pembelajaran dengan beberapa
cara, seperti merumuskan langsung berdasarkan CP, menganalisis kompetensi dan
lingkup materi pada CP, atau merumuskan lintas elemen CP.
7. Catatan Khusus untuk Jenis dan Jenjang Pendidikan Tertentu:
 Pada PAUD, tujuan pembelajaran mempertimbangkan laju perkembangan anak.
Pada Pendidikan Khusus, tujuan pembelajaran mencakup variasi dan akomodasi layanan
sesuai karakteristik peserta didik.
8. Panduan untuk Memilih Teori atau Pendekatan:
 Panduan ini tidak mendorong pendidik untuk fokus pada satu teori saja, tetapi
memperlihatkan bahwa ada beberapa referensi yang dapat digunakan sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan konteks pembelajaran.

Berikut adalah rangkuman poin-poin penting dari artikel "Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran":
1. Fungsi Alur Tujuan Pembelajaran:
 Mirip dengan silabus, alur tujuan pembelajaran berfungsi untuk perencanaan dan
pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu
tahun.
2. Cara Mendapatkan Alur Tujuan Pembelajaran:
 Pendidik dapat mendapatkan alur tujuan pembelajaran dengan merancang sendiri
berdasarkan Capaian Pembelajaran (CP), mengembangkan dan memodifikasi contoh
yang disediakan, atau menggunakan contoh dari pemerintah.
3. Prinsip-prinsip dalam Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran:
 Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum (goals, bukan objectives).
 Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan.
 Kolaborasi antar guru diperlukan dalam pengembangan alur tujuan pembelajaran.
 Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi setiap
mata pelajaran.
4. Metode dan Prinsip Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran:
 Metode penyusunan harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit.
 Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajaran terlebih
dahulu.
 Alur tujuan pembelajaran perlu diurutkan secara sistematis, linear, dan tidak bercabang.
5. Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran:
 Pemetaan alur tujuan pembelajaran dalam satu fase dengan setiap kotak tujuan
pembelajaran sebagai hasil perumusan tujuan pembelajaran.
 Alur tujuan pembelajaran dikembangkan untuk setiap CP, misalnya, untuk dua tahun
(Kelas I dan Kelas II pada SD).
6. Pilihan Alternatif untuk Jenjang dan Jenis Tertentu:
 Pada PAUD, esensi alur tujuan pembelajaran adalah perencanaan pembelajaran
berdasarkan laju perkembangan anak.
 Satuan pendidikan dapat memilih untuk menyusun atau tidak menyusun alur tujuan
pembelajaran.
7. Cara Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran:
 Pengurutan dari yang konkret ke yang abstrak.
 Pengurutan deduktif dari konten umum ke konten spesifik.
 Pengurutan dari mudah ke yang lebih sulit.
 Pengurutan hierarki dari keterampilan komponen yang lebih mudah ke kompleks.
 Pengurutan prosedural dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur
terlebih dahulu.
 Scaffolding dengan meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan
secara bertahap.

Rangkuman Poin Penting: Merencanakan Pembelajaran dan Asesmen


1. Rencana Pembelajaran:
 Merupakan panduan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran sehari-hari.
 Disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang dapat berbeda antar pendidik.
 Faktor-faktor seperti karakteristik peserta didik, lingkungan sekolah, dan sarana
pembelajaran memengaruhi perancangan rencana pembelajaran.
2. Komponen Rencana Pembelajaran:
 Rencana pembelajaran bisa berupa RPP atau modul ajar.
 Modul ajar lebih lengkap daripada RPP, mencakup langkah-langkah pembelajaran,
media pembelajaran, dan rencana asesmen.
 Pemerintah menyediakan contoh-contoh rencana pembelajaran dan modul ajar.
3. Perbedaan Komponen RPP dan Modul Ajar:
 RPP mencakup tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan rencana
asesmen.
 Modul ajar mencakup tambahan seperti media pembelajaran, instrumen asesmen, dan
informasi referensi.
4. Merancang Modul Ajar:
 Modul ajar dalam Kurikulum Merdeka membantu guru mengajar secara fleksibel dan
kontekstual.
 Pertimbangan sebelum merancang modul ajar melibatkan kebutuhan peserta didik dan
pertimbangan apakah modul ajar baru perlu dibuat.
5. Komponen Modul Ajar (Versi Lebih Lengkap):
 Identitas penulis, kompetensi awal, profil pelajar, sarana dan prasarana, target peserta
didik, model pembelajaran, tujuan pembelajaran, asesmen, pemahaman bermakna,
pertanyaan pemantik, kegiatan pembelajaran, refleksi peserta didik dan pendidik,
lembar kerja peserta didik, pengayaan dan remedial, bahan bacaan, glosarium, dan
daftar pustaka.
6. Asesmen Formatif:
 Bertujuan untuk memberikan umpan balik dan memperbaiki proses pembelajaran.
 Dilakukan di awal dan selama pembelajaran.
 Berbagai teknik asesmen formatif dapat digunakan, seperti observasi, penilaian diri, dan
refleksi.
7. Asesmen Sumatif:
 Bertujuan untuk menilai pencapaian keseluruhan tujuan pembelajaran.
 Dilakukan pada akhir periode tertentu, seperti akhir semester.
 Penilaian sumatif dapat berupa berbagai bentuk, termasuk tes tertulis, kinerja, atau
proyek.
8. Merencanakan Asesmen:
 Tujuan asesmen harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.
 Instrumen asesmen dipilih atau dikembangkan berdasarkan karakteristik peserta didik
dan tujuan asesmen.
 Teknik asesmen dapat melibatkan observasi, kinerja, projek, tes tertulis, dan lainnya.
Catatan Penting: Asesmen di Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan umpan balik yang
mendalam, memahami kemajuan peserta didik, dan mengarahkan perbaikan dalam proses
pembelajaran.

Artikel ini membahas pelaksanaan pembelajaran dan asesmen dalam Konteks Kurikulum Merdeka.
Beberapa poin penting yang dapat disorot dari artikel tersebut adalah:
1. Keterpaduan Pembelajaran dan Asesmen:
 Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya keterpaduan antara pembelajaran dan
asesmen, terutama asesmen formatif, sebagai siklus belajar.
 Prinsip pembelajaran dan asesmen menunjukkan pentingnya mengembangkan strategi
pembelajaran sesuai dengan tahap capaian belajar peserta didik (Teaching at the Right
Level - TaRL).
2. Siklus Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran:
 Siklus pembelajaran dimulai dengan perencanaan, termasuk rencana asesmen formatif
di awal dan asesmen di akhir pembelajaran.
 Pendidik melakukan asesmen awal untuk menilai kesiapan peserta didik sebelum
memulai materi pembelajaran.
 Berdasarkan hasil asesmen, rencana pembelajaran dapat dimodifikasi untuk memenuhi
kebutuhan individu peserta didik.
 Asesmen formatif digunakan untuk memonitor kemajuan belajar selama pembelajaran.
 Asesmen akhir dilakukan untuk mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran.
3. Tantangan Pembelajaran Diferensiasi:
 Pembelajaran terdiferensiasi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar individu,
tetapi beberapa pendidik menghadapi tantangan, seperti keterbatasan waktu dan ruang
kelas.
 Alternatif pembelajaran terdiferensiasi mencakup pembagian peserta didik ke dalam
kelompok berdasarkan capaian belajar, dengan variasi dalam strategi pengajaran.
4. Pentingnya Menghindari Diskriminasi:
 Pengelompokan peserta didik tidak seharusnya menciptakan persepsi kelompok "pintar"
dan "tidak pintar," karena hal ini dapat menyebabkan diskriminasi.
 Pendidik harus berupaya menghindari harapan rendah terhadap peserta didik yang
dianggap kurang berbakat.
5. Strategi Diferensiasi dalam Pembelajaran:
 Diferensiasi dapat dilakukan berdasarkan konten/materi, proses, dan/atau produk
pembelajaran.
 Contoh-contoh melibatkan memberikan materi tambahan kepada peserta didik yang
membutuhkan bimbingan, memberikan tantangan ekstra bagi yang mahir, dan
mengajarkan dengan metode yang sesuai dengan tingkat kesiapan.
6. Contoh Diferensiasi dalam Pembelajaran Matematika:
 Dalam kasus pembelajaran matematika, contoh dilakukan berdasarkan kesiapan belajar
peserta didik terhadap konsep keliling bangun datar.
 Pembelajaran terdiferensiasi mencakup pemberian tugas yang lebih menantang, kerja
mandiri, dan penggunaan bantuan benda konkret.
Artikel ini menyoroti pentingnya adaptasi strategi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individu
peserta didik, sambil tetap memperhatikan potensi dampak negatif dari pengelompokan yang tidak
bijaksana.
A. Pengolahan Hasil Asesmen
1. Analisis Kuantitatif dan Kualitatif:
 Pengolahan hasil asesmen melibatkan analisis secara kuantitatif dan/atau kualitatif
terhadap data yang diperoleh.
 Data hasil asesmen berasal dari pencapaian peserta didik terhadap tujuan
pembelajaran, menggunakan data kualitatif (hasil amatan atau rubrik) dan kuantitatif
(berupa angka).
2. Olah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran:
 Asesmen sumatif dilakukan setelah selesainya satu atau lebih tujuan pembelajaran.
 Hasil asesmen diolah untuk mencapai capaian dari tujuan pembelajaran setiap peserta
didik.
 Pendidik memiliki fleksibilitas untuk menggunakan data kualitatif atau kuantitatif, yang
dapat dijelaskan secara kualitatif.
3. Contoh Pengolahan Hasil Asesmen:
 Dilakukan contoh pengolahan hasil asesmen pada tujuan pembelajaran tentang sumber
energi dalam mata pelajaran IPAS Fase C.
 Hasil asesmen dipetakan dalam kualitas (perlu bimbingan, cukup, baik, sangat baik)
dengan penentuan rentang nilai kuantitatif untuk masing-masing kualitas.
B. Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran Menjadi Nilai Akhir
1. Pengolahan Data Kuantitatif:
 Capaian tujuan pembelajaran peserta didik diolah menjadi nilai akhir mata pelajaran
dalam kurun waktu pelaporan, biasanya satu semester.
 Data kuantitatif diolah langsung untuk mendapatkan nilai akhir.
2. Pentingnya Tidak Mencampur Asesmen Formatif dan Sumatif:
 Pendidik harus memastikan bahwa penghitungan hasil asesmen formatif dan sumatif
tidak dicampur karena keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
 Asesmen formatif digunakan untuk memberikan umpan balik pada proses dan bukan
sebagai penentu nilai akhir.
3. Pengolahan Hasil Akhir dari Beberapa Kegiatan Asesmen Sumatif:
 Asesmen sumatif dibagi ke dalam beberapa kegiatan agar peserta didik dapat
menyelesaikannya dalam kondisi yang optimal.
 Nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen sumatif.
4. Contoh Proses Pengolahan Tujuan Pembelajaran Menjadi Nilai Akhir:
 Menunjukkan contoh proses pengolahan tujuan pembelajaran menjadi nilai akhir untuk
beberapa mata pelajaran dengan rentang nilai dan ketuntasan yang ditentukan.
Artikel ini memberikan panduan tentang bagaimana hasil asesmen diolah dan diubah menjadi nilai akhir,
termasuk contoh pengolahan data kuantitatif dan kualitatif untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif terhadap pencapaian peserta didik.

Kurikulum Merdeka mengacu pada pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan
memberikan keleluasaan kepada guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan
dan konteks siswa. Berikut adalah beberapa poin penting ketika akan menjelaskan kurikulum IPA di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) berdasarkan Kurikulum Merdeka:
1. Pendekatan Berbasis Kompetensi:
 Jelaskan bahwa Kurikulum Merdeka mengedepankan pendekatan berbasis kompetensi,
di mana fokusnya adalah pada pengembangan keterampilan, pemahaman, dan
penerapan konsep ilmiah.
2. Fleksibilitas dalam Pembelajaran:
 Sorotkan keleluasaan guru untuk merancang pembelajaran yang relevan dan menarik,
sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa di tingkat Sekolah Menengah Pertama.
3. Teaching at the Right Level (TaRL):
 Jelaskan konsep Teaching at the Right Level (TaRL) yang menekankan pentingnya
mengajar pada tingkat pemahaman masing-masing siswa, sehingga setiap siswa dapat
mencapai tujuan pembelajaran.
4. Diferensiasi Pembelajaran:
 Bicarakan tentang diferensiasi pembelajaran yang memungkinkan guru mengakomodasi
perbedaan tingkat pemahaman dan kecepatan belajar antar siswa.
5. Partisipasi Siswa dalam Perencanaan Pembelajaran:
 Jelaskan bagaimana siswa dapat lebih terlibat dalam perencanaan pembelajaran, seperti
menentukan minat mereka, memberikan masukan, atau bahkan merancang proyek-
proyek pembelajaran.
6. Asesmen Formatif dan Berkala:
 Sorotkan pentingnya asesmen formatif yang dilakukan secara berkelanjutan untuk
memantau kemajuan siswa dan memberikan umpan balik yang dapat membantu
perbaikan pembelajaran.
7. Keterkaitan dengan Kehidupan Sehari-hari:
 Tekankan bagaimana kurikulum IPA berbasis Kurikulum Merdeka memberikan
keterkaitan yang jelas dengan kehidupan sehari-hari siswa, menjadikan pembelajaran
lebih kontekstual.
8. Proyek dan Pembelajaran Berbasis Proyek:
 Jelaskan apakah ada penekanan pada proyek dan pembelajaran berbasis proyek yang
melibatkan siswa dalam eksplorasi konsep-konsep ilmiah dalam konteks nyata.
9. Penggunaan Sumber Daya Lokal:
 Sorotkan bagaimana kurikulum ini memanfaatkan sumber daya lokal, termasuk
pengetahuan lokal dan lingkungan sekitar siswa, untuk membuat pembelajaran lebih
bermakna.
10. Inovasi dalam Metode Pembelajaran:
 Jelaskan bagaimana Kurikulum Merdeka mendorong inovasi dalam metode
pembelajaran, seperti pemanfaatan teknologi atau strategi pembelajaran yang menarik.
11. Kurikulum Berkelanjutan:
 Diskusikan tentang bagaimana kurikulum ini dirancang untuk memberikan dasar yang
kuat bagi pemahaman konsep ilmiah di tingkat selanjutnya, mendukung siswa dalam
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
12. Partisipasi Orang Tua:
 Libatkan orang tua dalam pemahaman tentang kurikulum ini dan bagaimana mereka
dapat mendukung pembelajaran anak-anak mereka di rumah.
13. Pengembangan Karakter dan Sikap Saintifik:
 Jelaskan bahwa kurikulum ini tidak hanya menekankan pemahaman konsep ilmiah,
tetapi juga pengembangan karakter siswa dan sikap saintifik, seperti rasa ingin tahu,
ketekunan, dan kolaborasi.
14. Evaluasi dan Pengembangan Berkelanjutan:
 Jelaskan bahwa evaluasi terus-menerus dan pengembangan berkelanjutan dilakukan
untuk memastikan bahwa kurikulum ini tetap relevan dan efektif.
15. Kolaborasi dan Pemberdayaan Guru:
 Sorotkan pentingnya kolaborasi antar guru, sharing best practices, dan pemberdayaan
guru dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Pastikan bahwa penjelasan ini disesuaikan dengan konteks spesifik sekolah dan kebutuhan siswa.
Libatkan semua pihak terkait, seperti guru, siswa, dan orang tua, dalam proses pemahaman dan
penerapan kurikulum ini.

Anda mungkin juga menyukai