Edit nEW Buku Umrah
Edit nEW Buku Umrah
KE
BAITULLAH
TAPI TAK
BERTEMU
ALLAH
“Memaknai Ibadah Umrah Dari Ritual
Hingga Spiritual ...”
ISI BUKU
1
Pendahuluan: Berbekallah! (QS. Al-
Baqarah 2:197)
1. Ihram
2
- Ihram: Bukan Sekedar
Berganti Pakaian
3. Thawaf:
3
- Mengapa Harus Menziarahi
Nabi?
Rujukan
Tentang Penulis
Nasehat Agama:
4
،َي ْأيِت َعَلى الَّن اِس َز َم اٌن ُحَيُّج َأْغ ِنَي اُء ُأَّميِت ِللُّنْز َه ِة
،َو َأْو َس اُطُه ْم ِللِّتَج اَر ِة َو ُقَّر اُؤ ُه ْم ِللِّر َي اِء َو الِس َم َعِة
َق اُؤ ِلل َأَلِة
َو ُف َر ُه ْم َمْس
“Akan datang suatu masa di mana
orang kaya dari umatku mengunjungi
Baitullah (haji) karena motif wisata,
yang kelas menengah ke Baitullah
karena kepentingan bisnis, para
agamawan dan cendekiawannya karena
riya dan popularitas. Sementara yang
miskin untuk mengemis.” (HR. Al-
Khathib dan Ad-Dailami)1
1
Albani meragukan validitas riwayat ini.
Meski demikian kesahihan pesannya bisa kita rasakan
bersama. Fenomena ke Tanah Suci tidak lagi an sich
mengunjungi Baitullah, melainkan karena popularitas,
touris, bisnis, bahkan politis. Lihat Al-Silsilah Al-
Dha’ifah, h. 1093
5
Kekasih di sini, kekasih di sini (di hati)
Datanglah.. Datanglah..
6
Pengantar
7
َتَز َّو ُدو۟ا َفِإَّن َخ ْي ٱلَّز اِد ٱلَّتْق ٰى ۚ ٱَّتُقوِن َٰٓيُأ۟و ىِل
َو َو َر َو
ٱَأْلْلَٰب ِب
8
“Orang yang mengetahui jauhnya jarak
perjalanan, dia akan mempersiapkan
bekal”.
2
Di dalam tradisi tasawuf perjalan spiritual
diistilahkan dengan syair wa suluk. Yaitu medan
juang yang harus dilalui, melewati beragam
maqa>ma>t (stasiun-stasiun spiritual) menuju
9
kondisi semacam ini bekal menjadi
sangat penting sebagai mitigasi rohani
bagi para pengembara spiritual. Tidak
salah jika perjalanan ke Tanah Suci
disebut sebagai perjalanan terpenting
selama hidup (the journey of a life time).
Tanpa bekal, rohani kita bisa jet lag
sebelum sampai tujuan. Kita boleh jadi
sampai ke Baitullah, tapi tak akan
pernah bertemu dengan Allah. Peziarah
semacam ini pulang hanya akan
membawa oleh-oleh kelelahan, kering
tanpa makna.
10
Apa itu takwa? Sulit mencari definisi
utuh dari kata ini. Orang sering
menerjemahkannya dengan kata takut.
Bertakwalah kepada Allah, artinya
takutlah kepada Allah. Padahal, Tuhan
bukanlah sosok yang menakutkan
sehingga banyak orang yang sudah
mampu secara finansial tapi masih fobia
pergi ke Makkah. Alasan mereka karena
takut sama Tuhan. Orang seperti ini
belum bisa membedakan antara fobia
dengan simpatik. Tuhan bukan untuk
ditakuti, lalu Anda jauhi layaknya orang
yang memiliki fobia dengan hewan
tertentu, Tuhan itu Zat Agung yang
mestinya Anda segani, sehingga semakin
Anda segan kepada-Nya, semakin ingin
mendekati-Nya, semakin ingin kerumah-
Nya, bertemu dan bercengkrama dengan-
Nya. Makna takwa yang kedua ini
kurang cocok kalau diterjemahkan
dengan kata takut, tapi yang lebih pas
adalah simpatik. Takwa bisa juga bisa
dimaknai dengan hidup berdasarkan
protokoler Tuhan.
11
Jadi, jika ayat tadi mengatakan “sebaik-
baik bekal adalah takwa”, artinya
sebaik-baik bekal adalah aturan Tuhan
dan agama itu sendiri. Menurut seorang
sufi, Ibnu ‘Aji>bah, ada dua puncak
ketakwaan; pertama, ketika seorang
mampu konfrontatif terhadap dorongan
jelek dalam dirinya (mukhalafah al-
hawa>); kedua, dia mencintai Tuhan
sepenuhnya (mah}abbah al-mawla>).4
4
. Bahrul Madid, h. 200.
5
RUJUK
6
3. Mu’jam Mufradat, h. 339.
12
Sekarang menurut Anda, bagian mana
yang merupakan inti dari diri Anda
sehingga layak disebut manusia? Apa
yang membuat Anda punya diferensiasi
atau berbeda dengan makhluk Tuhan
yang lain? Jawabannya adalah akal.
Dengan akal manusia tahu mana benar
mana salah, mana benci mana cinta, dan
seterusnya. Tetapi tidak semua orang
berakal masuk kategori ulul al-alba>b,
kullu lubbin ‘aql wa laysa kullu ‘aqlin
lubb, ini karena setiap ulul al-alba>b
adalah orang yang berakal tapi tidak
setiap yang berakal adalah ulul al-
alba>b. Ulul al-alba>b hanya mereka
yang mampu mengaktivasi akal
rohaninya (‘aql lubbiyah). Dengan
perangkat akal ini, manusia mampu
memiliki kesadaran (counscioueness),
dengan kesadarannya dia mampu
mengenal (cognitive faculty), setelah
mengenal dia mampu memberi makna
(making sense), bukan hanya terhadap
dirinya tetapi juga Tuhannya.
13
Wajar jika ayat itu memberi garansi
hanya ulul al-alba>b yang mampu
menangkap pesan dan makna ritual haji
dan umrah. Ayat itu tidak mengatakan
ulul al-amwa>l (orang yang
konglomerat), ulul al-jah (orang yang
populer) atau ulul al-hawa>’ (orang
menuhankan hawa nafsu). Ini karena
Anda akan bisa melihat gejalanya. Meski
tidak bisa dipukul rata.
14
Karena itu melihat fenomena orang ke
Baitullah pada zamannya, sahabat Nabi
Ibnu ‘Umar pernah memberi testimoni
singkat yang jleeb di hati; alhajju qali>l,
warrakib katsi>r”, yang sekedar jalan-
jalan banyak, tetapi yang benar-benar
ibadah (haji/umrah) itu sedikit.
Komentar itu disampaikan Ibnu ‘Umar
di zamannya, saya tidak habis pikir kalau
beliau hidup di zaman kita, mungkin ada
komentar yang lebih parah dari itu.7
15
Baitullah. Tetapi dipersimpangan jalan
saya berpikir, kenapa coretan seadanya
ini tidak jadi bekal setiap jamaah saja?
Meski jauh dari kesempurnaan, tetap
saja tadi kita sudah sepakati bahwa
berbekal jauh lebih baik dari tidak sama
sekali. Begitu isi kepala saya saat itu.
Akhirnya pelan-pelan saya
merampungkan tulisan sederhana ini.
16
Beribu-ribu kali kau melangkah
mengelilingi ka’bah. Tak kan
diterima Tuhan jika hatimu jahat!
17
BAGIAN PERTAMA:
18
Sejak Kapan Ada Umrah?
8
. Mu’jam h.261
19
Kapan umrah pertama kali dilakukan?
Konon sejak perintah haji pertama di
turunkan (tahun 6 H).10 Banyak pakar
sejarah mengatakan bahwa jika dihitung
dari tahun ke 6 hijriah hingga tahun
wafatnya Nabi, maka Nabi melakukan
umrah sebanyak empat kali; tiga kali
berhasil dan satu kali gagal. Jadi beliau
sebenarnya hanya umrah tiga kali.
Berbeda dengan haji yang beliau lakukan
hanya satu kali seumur hidup.
20
di tengah perjalanan, rombongan beliau
dicegat di daerah Hudaibiyah, beberapa
kilometer sebelum memasuki kota
Makkah. Meski situasi yang dihadapi
umat Islam saat itu terjepit, tetapi Nabi
berhasil melakukan diplomasi dengan
kaum musyrikin Makkah. Buah dari
diplomasi tersebut adalah perjanjian
yang kemudian disebut dengan
11
Perjanjian Hudaibiyah. Salah satu
isinya disepakatinya gencatan senjata
selama 10 tahun ke depan, di mana umat
Islam dalam masa perdamaian ini boleh
melaksanakan haji atau umrah dengan
catatan tidak pada tahun ini, tetapi pada
tahun depan berikutnya, itupun
maksimal kunjungan hanya sebatas tiga
hari. Dengan demikian Nabi dan
rombongan sejumlah seribu empat ratus
orang tersebut gagal melaksanakan
umrah dan terpaksa pulang ke Madinah.
21
Selama masa ini, kedua belah pihak
terikat perjanjian untuk tidak boleh
berperang dan berkhianat. Umrah kedua
ini dilakukan Nabi tepat pada tahun
depan berikutnya, yaitu tahun ke-7
hijriah. Pada musim kedua ini nabi
membawa rombongan tidak kurang dari
dua ribu jama’ah. Umrah kedua ini
disebut juga dengan umrah qadha karena
mengganti keberangkatan umrah yang
gagal di tahun sebelumnya.
22
melakukan umrah ketiganya. Peristiwa
ini terjadi pada tahun ke-8 hijriah.
23
serta kali pertama dan terakhirnya Nabi
melaksanakan haji. Karena itu musim
haji ini dikenal juga dengan istilah haji
wada’ (haji perpisahan). Adapun pada
tahun ke-11 hijriah, delapan bulan
sebelum masuk musim haji, Nabi
meninggal dunia, tepatnya pada tanggal
12 Rabi’ul Awwal bertepatan pada
tanggal 7 atau 8 juni 632 masehi.
Umrah, Haram!
24
shalat (at-fawr). Selain itu, ibadah haji
dan umrah juga mesti disyaratkan
dengan banyak hal, antara lain istitha’ah
(kemampuan). Jadi, orang yang tidak
umrah karena belum punya kemampuan
biaya yang cukup tentu dia tidak
berdosa.14
25
tetapi memaksa untuk berangkat. Atau
umrah tetapi menggunakan uang hasil
korupsi.15
26
“Iringilah haji dengan umrah, karena
keduanya menghilangkan kefakiran dan
dosa-dosa sebagaimana pembakaran
menghilangkan karat pada besi, emas,
dan perak. Tidak ada pahala bagi haji
yang mabrur, kecuali surga.” (HR. An-
Nasai)
27
“Orang yang berperang di jalan Allah,
orang yang berhaji, serta berumrah
adalah tamu-tamu Allah. Allah
memanggil mereka, maka mereka pun
memenuhi panggilan-Nya. Oleh karena
itu, jika mereka meminta kepada Allah,
pasti Allah akan mengabulkan
permintaan mereka.” (HR. Ibnu Majah
No. 2893)
28
melaksanakan sai, minum air zam-zam,
salat di Masjidil Haram, tahallul, serta
berbagai zikir dan doa yang diucapkan
selama melaksanakan umrah.
29
menyempurnakannya, maka seperti
(pahala) memerdekakan seorang budak.
Tidaklah ia meletakan kakinya dan tidak
pula ia mengangkat kaki yang lain,
kecuali Allah akan menghapuskan satu
dosanya dan mencatat baginya satu
kebaikan.” (HR. Tirmidzi No. 1959)
Nabi bersabda:
َأْلِف َص اَل ٍة يِف َم ا ِس َو اه ِم ِج ِد َص اَل ٌة يِف
َمْس ي َه َذ ا َخ ْيٌر ْن
ِم ِم اَئ ِة ِم َص اَل ٌة يِف،ِج َد اَحْل اَم ِإ
اَحْلَر ا َأْفَض ُل ْن َر َو اَّل اْلَمْس
َمْس ِج ِد ي َه َذ ا َص اَل ٍة يِف
“Salat di masjidku (Masjid Nabawi)
lebih utama daripada 1000 kali salat di
masjid lainnya, selain Masjidil Haram.
Adapun salat di Masjidil Haram, maka
lebih utama daripada 100 kali salat di
masjidku ini (Masjid Nabawi).” (HR.
Bukhari No. 1190 dan Muslim No.
1394)
30
Kedelapan, Ampunan Allah
Ketika Tahallul
Nabi bersabda mendoakan bagi orang
yang tahallul:
وَل الَّل ِه ِف ِل ِق
َي ا َر ُس: الَّلُه َّم اْغ ْر ْلُمَح ِّل َني َق اُلوا
َي ا: الَّلُه َّم اْغ ِف ْر ِلْلُمَح ِّلِق َني َق اُلوا: َو اْلُم َق ِّص ِر يَن ؟ َق اَل
ِف ِل ِق ِه
الَّلُه َّم اْغ ْر ْلُمَح ِّل َني: َرُس وَل الَّل َو اْلُم َق ِّص ِر يَن ؟ َق اَل
ِه
َو اْلُم َق ِّص ِر يَن: َيا َرُس وَل الَّل َو اْلُم َق ِّص ِر يَن ؟ َقاَل: َقاُلوا
“Ya Allah, ampunilah mereka yang
potong gundul.” Para sahabat berkata,
“Wahai Rasulullah, bagaimana kalau
cuma sekedar potong pendek?” Beliau
masih bersabda, “Ya Allah, ampunilah
mereka yang potong gundul.” Para
sahabat balik bertanya, “Wahai
Rasulullah, bagaimana kalau cuma
potong pendek?” Beliau masih
bersabda, “Ya Allah, ampunilah mereka
yang potong gundul.” Para sahabat
kembali bertanya, “Wahai Rasulullah,
bagaimana cuma sekedar potong
pendek?” Baru beliau menjawab, “Dan
juga bagi yang memendekkan.” (HR.
31
Bukhari No. 1728 dan Muslim No.
1320)
32
Sunnah-sunnah umrah adalah hal-hal
yang tidak mesti dilakukan, tidak
berkonsekuensi pada sah tidaknya
pelaksanaan umrah, tetapi jika dilakukan
akan menambah kemuliaan dan bobot
pahala ibadah, seperti; mandi ihram,
membaca talbiah, dan seterusnya.
33
wajib membayar denda dan melanjutkan
ibadahnya hingga selesai, atau dendanya
akan gugur jika orang tersebut kembali
ke miqat dan memulai niatnya dari
awal.16
34
pesan utama di surat tersebut. Bedanya,
surat Al-Kafirun menuntut kemurnian
akidah, sementara Al-Ikhlas menuntut
kemurnian ibadah.17 Saat ingin berniat
ihram Anda baik sekali mentadaburi
surah ini, agar kemurnian niat ibadah
umrah tetap terjaga; (10) berniatlah di
awal perjalanan dengan menghadap
kiblat (11) memperbanyak zikir dengan
membaca talbiah.
َلَّبْيَك الَّلـُه َّم ُعْم َر ًة.َنَو ْيُت الُعْم َر َة َو َأْح َر ْمُت هِب َاِ ِهلل َتعَاَىل
Aku niat umrah dengan berihram karena
Allah Ta’ala. Aku sambut panggilan-Mu
ya Allah untuk berumrah.
(ُفالٍن ْبِن... َنَو ْيُت الُعْم َر َة َو َأْح َر ْمُت هِب َاِ ِهلل َتعَاَىل َعْن
) ُفالٍن
17
. Maraqil ‘Ubudiyah, 117.
35
Aku niat umrah dengan berihram karena
Allah Ta’ala untuk Fulan bin Fulan.
Zikir talbiah:
ِإَّن اَحْلْم َد، َال َش ِر ْيَك َلَك َلَّبْيَك، َلَّبْيَك الَّلُه َّم َلَّبْيَك
َو الِّنْع َم َة َلَك َو اْلُم ْلَك َال َش ِر ْيَك َلَك
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya
Allah. Aku datang memenuhi panggilan-
Mu. Aku datang memenuhi panggilan-
Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Aku datang
memenuhi panggilan-Mu. Sungguh,
segala puji, nikmat, dan segala
kekuasaan adalah milik-Mu. Tiada
sekutu bagi-Mu.
Sepanjang status Anda masih menjalani
ritual ihram dan belum melakukan
tahallul, maka Anda wajib menjaga hal-
hal yang bisa membatalkan ihram. Jika
melanggar maka sebagian pelanggaran
itu berkonsekuensi yang membuat Anda
berdosa, dan sebagian yang lain
mewajibkan untuk membayar denda.
36
Hal-hal yang perlu dijaga selama ihram
antara lain: (1) tidak boleh menutup
kepala bagi laki-laki dan menggunakan
pakaian berjahit (2) bagi wanita tidak
diperkenankan menutup wajah dan
memakai kaos tangan (3) menghilangkan
semua jenis rambut, kulit, kuku dengan
cara apapun (4) memakai wewangian (5)
menikah, dinikahkan, menjadi saksi
nikah, termasuk tidak boleh
berhubungan badan secara sengaja dan
telah mengetahui keharaman hukumnya
(7) membunuh dan berburu binatang
yang dagingnya halal dimakan dan hidup
di daratan (8) memotong dan atau
mencabut tanaman, dan lain-lain.
37
masjid, shalat sunnah tahiyyatul masjid,
berdoa. Disunnahkan memasuki Masjidil
Haram dari pintu Bani Syaibah, dan
berdoa:
، َو ُس ْلَطاِنِه اْلَق ِدِمْي، َو ِبَو ْج ِه ِه اْلَك ِرِمْي، َأُع ْو ُذ ِبالَّل ِه اْلَعِظ ْيِم
ِج
َالَّلُه َم َص ِّل. ِبْس ِم اِهلل و اَحْلْم ُد ِهلل,ِم َن الَّش ْيَطاِن الَّر ْيم
ِل ِف ٍد
َعَلى َحُمَّم الَّلُه َم اْغ ْر يِل َذْنيِب َو اْفَتْح ي َأْبَو اَب َر َمْحِتَك
18
Wahbah Al-Zuh}aili, Al-Fiqh Al-
Isla>mi> wa Adillatuhu, (Damaskus: Da>r Al-Fikr,
1983), Jilid 3, hal. 2388
38
الَّلُه َّم ِز ْد َه َذ ا اْلَبْيَت َتْش ِر يًف ا َو َتْع ِظ يًم ا َو َتْك ِر ًميا َو َمَه اَب ًة
َو ِز ْد َمْن َش ّر َفُه َو َك ّر َم ُه َّمِمْن َح َّج ُه َو اْعَتَم َر ُه َتْش ِر يًف ا
َو َتْك ِر ًميا َو َتْع ِظ يًم ا َو ِبًّر ا
Ya Allah, tambahkanlah kemuliaan,
keagungan, kehormatan dan wibawa
pada Bait (Ka’bah) ini. Dan
tambahkanlah pula pada orang-orang
yang memuliakan, mengagungkan dan
menghormatinya di antara mereka yang
berhaji atau yang berumrah dengan
kemuliaan, keagungan, kehormatan dan
kebaikan.19
19
Wahbah Al-Zuh}aili, Al-Fiqh Al-
Isla>mi> wa Adillatuhu, Jilid 3, hal. 2388
39
dalam Masjidil Haram dan di luar
ka’bah, asy-syadzarwan dan Hijr Ismail
(8) tidak memalingkan niat selain niat
thawaf.
40
Aswad atau dengan isyarat dan mencium
tangan setelahnya (10) mengusap atau
dengan isyarat setiap melewati rukun
yamani dan mencium tangan setelahnya
(11) setelah sempurna 7 putaran
shalatlah dua raka’at di belakang maqam
Ibra>hi>m, dan setelah itu perbanyaklah
doa di depan Multazam. Jika tidak
memungkinkan shalatlah di Hijr Ismail,
jika masih tidak mungkin shalatlah di
tempat yang paling mungkin di area
Masjidil Haram. Begitupun hal yang
sama, jika tidak mungkin berdoa di
hadapan Multazam, berdoalah di depan
Al-Hathim. Jika masih tidak mungkin
berdoalah di tempat yang paling
memungkinkan di area Masjidil Haram.
(12) Terakhir, sebelum melakukan sai
minumlah beberapa teguk air zam-zam
dengan niat agar dipenuhi segala
kebutuhan agama dan dunia anda.
41
Setiap awal putaran (pertama sampai ke
ketujuh), berdirilah dengan wajah dan
dada menghadap Hajar Aswad, sambil
mengangkat tangan kanan lalu membaca
dan mengecup:
ِب ِم ِهلل
ْس ا َو اُهلل َأْك َبُر
Dengan Nama Allah, dan Allah Maha
Besar
Doa dari sudut Hajar Aswad hingga
sudut Yamani:
ِد
الَّلُه َّم ِإَمْياًنا ِبَك َو َتْص ْيًق ا ِبِكَتاِبَك َو اِّتَباًعا ُس َّنَة َنِبِّيَك
20
Wahbah Al-Zuh}aili, Al-Fiqh Al-
Isla>mi> wa Adillatuhu, Jilid 3, hal. 2224
42
ِق ِخ ِت
َر َّبَنآ ٰا َنا ىِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ىِف ْااٰل َر ِة َح َس َنًة َو َن ا َع َذ اَب
الَّناِر
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat dan
hindarkanlah kami dari siksa neraka”21
21
Wahbah Al-Zuh}aili, Al-Fiqh Al-
Isla>mi> wa Adillatuhu, Jilid 3, hal. 2224
43
Adapun sunnah sai yang dianjurkan
sepanjang ritual sai adalah sebagai
berikut: (1) zikir dan berdoa di setiap
batas akhir perjalanan (2) berjalan
panjang sepanjang sai, dan naik ke bukit
Shafa bagi laki-laki setinggi orang
berdiri (3) khusus bagi laki-laki
disunnahkan berjalan agak cepat di
sepanjang tiang hijau (4) suci dari hadats
dan najis (5) menutup aurat (6)
bersambung antara ritual thawaf dan sai
(7) bersambung antara satu perjalanan
sai ke sai berikutnya) (8) melakukan
idththiba’ sepanjang sai.
. أْبَد ُأ َمِبا َبَد َأ اُهلل ِبِه َو َرُسْو ُلُه. ِبْس ِم اِهلل الَّر َمْحِن الَّر ِح ْيِم
َفَمْن َح َّج اْلَبْيَت َأِو،ِإَّن الَّص َف ا َو اْلَمْر َو َة ِم ْر َش َعآِئِر اِهلل
44
اْعَتَمَر َفَال ُج َناَح َعَلْيِه َأْن َيَّطَّوَف ِهِبَم ا َو َمْن َتَطَّو َع َخ ْيًر ا
ِك ِل ِإ
َف َّن اَهلل َش ا ٌر َع ْيٌم
“Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih lagi Maha penyayang. Aku
mulai dengan apa yang telah dimulai
oleh Allah dan rasul-Nya. Sesungguhnya
Shafa dan Marwah sebagian dari syiar-
syiar (tanda kebesaran Allah). Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke
Baitullah atau pun berumrah, maka
tidak ada dosa baginya mengerjakan sai
antara keduanya. Dan barangsiapa
yang mengerjakan suatu kebajikan
dengan kerelaan hati, maka
sesungguhnya Allah Maha Penerima
Kebaikan lagi Maha Mengetahui.”
22
Wahbah Al-Zuh}aili, Al-Fiqh Al-
Isla>mi> wa Adillatuhu, Jilid 3, hal. 2231
45
اُهلل َأْك َبُر اُهلل َأْك َبُر اُهلل َأْك َبُر
َل ُه اْلُم ْل ُك َو َل ُه اَحْلْم ُد،اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر يَك َل ُه
ٍء ِد
َأَجْنَز، اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه، َو ُه َو َعَلى ُك ِّل َش ْي َق يٌر
َو َهَزَم اَأْلْحَز اَب َو ْح َد ُه، َو َنَص َر َعْبَد ُه،َو ْعَد ُه
ِف
َر ِّب اْغ ْر َو اْر َحْم َو اْعُف َو َتَك َّر ْم َو جَت َاَو ْز َعَّم ا َتْع َلُم ِإَّنَك
َتْع َلُم مَاَال َنْع َلُم ِإَّنَك َأْنَت اُهلل اَألَعُّز اَألْك َر ُم
23
Wahbah Al-Zuh}aili, Al-Fiqh Al-
Isla>mi> wa Adillatuhu, Jilid 3, hal. 2231
46
“Ya Allah, ampunilah, sayangilah,
maafkanlah, bermurah hatilah dan
hapuskanlah apa-apa yang Engkau
ketahui dari dosa kami. Sesungguhnya
Engkau Maha Mengetahui apa-apa
yang kami sendiri tak tahu.
Sesungguhnya Engkau ya Allah Maha
Tinggi dan Maha Pemurah”.
47
harga antara yang mencukur dan yang di
cukur.
َاُهلل َاْك َبْر َاُهلل َاْك َبْر َاُهلل َاْك َبْر َاَحْلْم ُد ِهلل َعَلى َم ا َه َد اَنا
َالَّلُه َّم َه ِذِه َناِص َييِت.َو اَحْلْم ُد ِهلل َعَلى َم ا َأْنَعَم َناِبِه َعَلْيَه ا
ِف ِل ِق ِف ِم
َفَتَق َّبْل يِّن َو اْغ ْر ُذُنْو ىِب َالَّلُه َّم اْغ ْر ْلُمَح ِّل َنْي
ْا ْق ِر ْي َيا اِس َع اْل ْغِف ٍة َالَّلُه َّم اْثُبْت ىِل ِبُك ِّل َش ْع ٍة
َر َم َر َو َمل ُصْو َن َو
ِع
َو اْر َفْع ْىِل َهِبا ْنَد َك َدَرَج ًة.َح َس َنًة َو اْم ُح َعيِّن َهِبا َس ِّيَئًة
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,
Allah Maha Besar. Segala puji bagi
Allah yang telah memberi petunjuk
kepada kita dan segala puji bagi Allah
tentang apa-apa yang telah Allah
karuniakan kepada kami. Ya Allah, ini
ubun-ubunku, maka terimalah dariku
(amal perbuatanku) dan ampunilah
dosa-dosaku. Ya Allah, ampunilah
orang-orang yang mencukur dan
memendekkan rambutnya wahai Tuhan
Yang Maha Luas ampunan-Nya. Ya
Allah, tetapkanlah untuk diriku setiap
48
helai rambut kebajikan dan hapuskanlah
untukku dengan setiap helai rambut
kejelekan. Dan angkatlah derajatku di
sisi-Mu.”
َاَحْلْم ُد ِهلل اَّلِذى َقَض ى َعَنا َم َناِس َك َنا َالَّلُه َّم ِز ْدَنا ِاَمْياَنا
ِل ِئ ِلِم ِل ِل ِف ِق
َو َي ْيَنا َو َعْو َنا َو اْغ ْر َلَنا َو َو ا َد ْيَنا َو َس ا ِر ْاُملْس َنْي
ْا ِل اِت
َو ُملْس َم
“Segala puji bagi Allah yang telah
menyelesaikan manasik kami, Ya Allah
tambahkanlah kepada kami iman,
keyakinan, dan pertolongan dan
ampunilah kami, kedua orang tua kami
dan seluruh kaum muslimin dan
muslimat.”
49
“Yang sekedar jalan-jalan
banyak, tetapi yang benar-
benar ibadah (haji/umrah) itu
sedikit”
(Ibnu ‘Umar)
50
BAGIAN KEDUA:
MAKNA SIMBOLIK
IBADAH UMRAH
51
Beberapa kali saya mengajak keluarga
berlibur ke kebun binatang. Salah satu
destinasi favorit anak laki-laki saya
adalah pertunjukan sirkus. Binatang-
binatang di sana memang pintar mencuri
perhatian. Sejujurnya bukan hanya anak
saya yang takjub melihat tingkah hewan-
hewan itu, saya juga dibuat geleng-
geleng dengan lakon hewan-hewan
sirkus tersebut sambil bertanya-tanya;
bukankah gerakan-gerakan itu terlalu
rumit buat mereka? Bagaimana bisa
mereka meniru gerakan dan
gesture manusia?
52
beberapa kali mengucap salam tuan
rumah tidak kunjung keluar, tetapi saya
mendengar salam saya dengan fasih
dijawab. Ketika pemilik rumah
mempersilahkan masuk, saya kembali
disambut jawaban salam dengan suara
yang sama. Karena penasaran saya
kemudian melihat situasi di sekitar
rumah, betapa terkejutnya saya, ternyata
sumber suara salam yang saya dengar
tadi datang dari celotehan burung beo. Si
pemilik rumah tadi kemudian bercerita
kepada saya, bahwa burung beo yang
baru dibelinya itu memang sudah dilatih
kemampuan verbalnya. Salah satu
hasilnya adalah salam yang baru saya
dengarkan.
53
secara insting saja bukan logika verbal
apalagi spiritualitas verbal. Dia bisa
fasih mengucap salam, tetapi jangan
tanya apa makna di balik ungkapan itu?
Burung beo tidak akan tahu.
َۗو ِاْذ َق اَل َر ُّب َك ِلْلَم ٰۤلِٕىَك ِة ِاْيِّن َج اِع ٌل ىِف اَاْلْر ِض َخ ِلْيَف ًة
َۚء ِف ِس ِف ِف
َق اُلْٓو ا َاْجَتَع ُل ْيَه ا َمْن ُّيْف ُد ْيَه ا َو َيْس ُك الِّد َم ۤا َو ْحَنُن
ُنَس ِّبُح َحِبْم ِد َك َو ُنَق ِّد ُس َل َك ۗ َق اَل ِاِّن َاْع َلُم َم ا اَل َتْع َلُم ْو َن
54
َو َعَّلَم ٰاَدَم اَاْلَمْسۤاَء ُك َّلَه ا َّمُث َعَر َض ُه ْم َعَلى اْلَم ٰۤلِٕى َك ِة َفَق اَل
َاْۢن ِبُٔـْو ْيِن ِبَاَمْسۤاِء ٰٓهُؤ ۤاَلِء ِاْن ُكْنُتْم ٰص ِدِقَنْي َق اُلْو ا ُس ْبٰح َنَك اَل
ِل ِك َّل ِا ِااَّل ِع
ْلَم َلَنٓا َم ا َع ْم َتَناۗ َّنَك َاْنَت اْلَع ْيُم اَحْل ْيُم
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat, “Aku hendak
menjadikan khalifah di bumi.” Mereka
berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan
menumpahkan darah di sana, sedangkan
kami bertasbih memuji-Mu dan
menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman,
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui.” Dia
mengajarkan kepada Adam nama-nama
(benda) seluruhnya, kemudian Dia
memperlihatkannya kepada para
malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan
kepada-Ku nama-nama (benda) ini jika
kamu benar!” Mereka menjawab,
“Maha Suci Engkau. Tidak ada
pengetahuan bagi kami, selain yang
telah Engkau ajarkan kepada kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
55
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 30-32).
56
kemurnian niat ibadah harus kita
screaning. Saya mengistilahkan miqat
ini dengan terminal niat. Di terminal
jika Anda salah memilih rute bus,
dipastikan tidak akan sampai ke tujuan.
Sama halnya saat di miqat, jika Anda
salah menentukan niat, maka boleh jadi
Anda akan tetap berangkat ke Baitullah
tapi mustahil bisa bertemu Allah.
Lihat misalnya;
57
َله َك اَن ٰاِم ًناۗ ِلّٰل ِه ِا ِه ِف ِه ٌۢت
َو ْي ٰاٰي َبِّيٰن ٌت َّم َق اُم ْبٰر ْيَم ۚە َو َمْن َدَخ
ِا ِه ِت ِح
َعَلى الَّن اِس ُّج اْلَبْي َم ِن اْس َتَطاَع َلْي َس ِبْياًل ۗ َو َمْن
ِم ِا ّٰل
َك َف َر َف َّن ال َه َغٌّيِن َعِن اْلٰعَل َنْي
58
Redaksi semacam ini menyiratkan tiga
pesan utama:
24
. Bahrul Madid, Juz 1, H. 197.
59
ي أتي على الن اس زم ان يحج أغني اء أم تي للنزه ة
وأوس طهم للتج ارة وق راؤهم للري اء والس معة
وفقراؤهم للمسألة
60
Kata atimmu dari kata kerja ata>ma
yang berarti lengkapnya sesuatu
sehingga tidak butuh tambahan
sesuatu yang lain (tama>musy syai’).
Lawan dari kata ini an-na>qish
(kurang, dan tidak sempurna).25
25
. Mu’jam Mufradat, h. 60.
61
perintah dan kecintaan kepada
Tuhan.26 Kedua, mereka yang berbuat
agar orang lain tahu dan
27
memujinya. Ketiga, kelompok yang
tidak produktif, tidak punya niat dan
tidak melakukan apapun, tetapi haus
pujian manusia.28
26
Lihat surah Al-Insan [76]: 9
27
Lihat surah An-Nisa [4]: 38
28
Lihat surah Ali Imran [3]: 188
29
. Al-Hikam al-‘Athaiyyah, al-Buthi, h.
149
62
رَاَئ رَاَئ ا بِه ِبِه
ُهلل َو َمْن، َمْن َّمَسَع َّمَسَع اُهلل
“Barang siapa yang melakukan suatu
amal supaya manusia menghormatinya,
maka Allah akan tunjukkan aibnya, dan
barang siapa yang beramal karena
ingin dinilai (selain Allah), maka Allah
akan memperlihatkan
kecacatannya”. (HR. Muslim No.
2986)
63
(yazidu fi> al’amal idza> utsniya ‘alaihi
wa yanqushu idza> dzumma).30
30
. Anas Ismail, Dalil As-Sailin, h. 306
31
. Ihya, al-Ghazali. Vol.4, h. 586
64
Jika Anda salah
menentukan niat, maka
boleh jadi Anda akan tetap
berangkat ke Baitullah tapi
mustahil bisa bertemu
Allah.
65
Talbiah: Kalimat Transendensi, Anda
Tamu Siapa?
32
.Al-Fathul Mubin, Asy-Sya’rani, h. 53.
66
Abdullah bin ‘Umar menuturkan bahwa
kalimat talbiah yang dilantunkan Nabi
itu sebagai berikut: “Labbaik
Alla>humma labbaik. Labbaik la>
syari>ka laka labbaik. Innal h}amda
wan ni’mata laka wal mulk la>
syari>ka lak.”33
33
Lafal labbaik secara bahasa menurut
Al-Asfahani masih seakar kata dengan lubb yang
berarti murni, semata-mata, inti, dan seterusnya.
Lafal ini adalah bahasa paling sopan masyarakat
Arab ketika menyambut sebuah perintah dan
panggilan. Semacam jawaban prajurit kepada
jendralnya. Melambangkan kebeningan dan
kesetiaan.
34
Al-Fathul Mubin, Asy-Sya’rani, h. 53
67
melafalkan zikir labbaik, Alla>humma
labbaik, labbaik.
68
“Tidak ada sekutu bagi-Mu, aku penuhi
panggilan-Mu.”
69
Anda ingat kisah Abrahah Al-Asyram?
Salah satu tokoh antagonis yang
diceritakan Al-Qur’an, Gubernur muda
di Yaman yang dulu berada dibawa
kekuasaan Raja Najasyi.
َاْمَل ْجَيَع ْل َك ْي َد ُه ْم َاْمَل َتَر َك ْيَف َفَع َر ُّبَك ِبَاْص ٰح ِب اْلِف ْيِۗل
َل
َت ِم ْيِه ِحِب َج ا ٍة َعَل ِه َط ا َا اِب َۙل ِل
َر ْر ْم ْيِف َتْض ْيٍۙل َّو َاْر َس َل ْي ْم ْيًر َب ْي
ࣖ ِّم ْن ِس ِّج ْيٍۙل َفَجَعَلُه ْم َك َعْص ٍف َّم ْأُك ْو ٍل
70
“Tidakkah engkau (Nabi Muhammad)
memperhatikan bagaimana Tuhanmu
telah bertindak terhadap pasukan
bergajah? Bukankah Dia telah
menjadikan tipu daya mereka itu sia-
sia? Dia mengirimkan kepada mereka
burung yang berbondong-bondong yang
melempari mereka dengan batu dari
tanah liat yang dibakar, sehingga Dia
menjadikan mereka seperti daun-daun
yang dimakan (ulat)” (QS. Al-Fi>l
[105]: 1-5)
71
Jangan sampai nasib kita
seperti Abrahah. Karena niat
yang cacat ke Baitullah,
akhirnya ongkos, waktu,
keringat, tenaga, thawaf, dan
sai yang kita keluarkan hanya
mendapat nilai ka’ashfin
makku<l; habis bak kunyahan
kotoran, jejak-jejaknya lekang
oleh sinar matahari dan angin,
sia-sia dan merugikan.
72
Ihram: Bukan Sekadar Berganti
Pakaian
73
Dosalah yang membuat kita terhijab
merasakan kehadiran Tuhan, jumawa,
angkuh, tidak peka terhadap kesusahan
orang lain, dan seterusnya. Warna putih
harus memberi motivasi kepada kita
untuk lebih terobsesi kembali pada asal
kesucian kita daripada terus
mengotorinya. Nabi bersabda:
ِإَّن اْلَعْبَد ِإَذا َأْخ َطَأ َخ ِط يَئ ًة ُنِكَتْت يِف َقْلِب ِه ُنْك َت ٌة
َو ِإْن، َف ِإَذا ُه َو َنَز َع َو اْس َتْغَف َر َو َت اَب ُس ِق َل َقْلُبُه،َس ْو َداُء
ِف
َعاَد ِز يَد يَه ا َح ىَّت َتْع ُلَو َقْلَبُه
“Jika seorang hamba melakukan satu
dosa, niscaya akan ditorehkan di
hatinya satu noda hitam. Seandainya dia
meninggalkan dosa itu, beristighfar dan
bertaubat; niscaya noda itu akan
dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat
dosa; niscaya noda-noda itu akan
semakin bertambah hingga
menghitamkan semua hatinya” (HR.
Tirmidzi No. 3334)
74
Sebagaimana warna putih
melambangkan warna fitrah, maka
larangan selama berihram melatih kita
untuk meninggalkan semua hal yang
bertentangan dengan fitrah. Semua reka
adegan dalam ritual haji atau umrah
merupakan exercise agar kita menjadi
manusia seutuhnya. Karena itu Nabi
melukiskannya dengan predikat:
layaknya bayi yang baru terlahir
membawa fitrah, suci tanpa dosa dari
rahim ibunya (ka yawm waladathu
ummuhu).
35
. Kimiyaus-Sa’adah, h. 22
75
Versi Al-Ghazali, jika Anda hobi
menyakiti orang lain, membunuh nyawa
atau karakter orang, menzalimi sesama,
maka sebenarnya Anda binatang buas
yang berjaket manusia. Jika Anda hanya
terobsesi untuk makan, minum, kawin
dan tidur, maka kata Al-Ghazali identitas
Anda adalah binatang ternak. Sementara
jika Anda senang melihat orang lain
buruk, bertengkar, bermusuhan, atau
jengkel melihat orang beribadah, maka
Anda bermental setan.
76
Semua reka adegan dalam
ritual haji atau umrah
merupakan exercise agar
kita menjadi manusia
seutuhnya.
77
Kedua: Menghilangkan Rasa
Superior, Menumbuhkan Sikap
Egaliter, dan Kesalehan Ekologis.
78
pimpinan, bawahan, jendral, prajurit,
majikan, ajudan, timur, barat, hitam,
putih, semuanya melebur menjadi satu
hanya merasa sebagai tamu dan hamba
Allah.
79
Al-Qur’an memang tegaskan kalau
Tuhan menjadikan alam atau kosmos ini
sepenuhnya untuk manusia, misal dalam
surah Al-Baqarah [2]: 29 (huwalladzi
khalaqa lakum fi> al-ardhi jami>’an).
Tapi sayangnya wawasan kita soal ayat-
ayat ekologis semacam ini sering tidak
utuh.
80
Guru yang menjiwai ihram
tidak akan sempit dada dan
diskriminasi terhadap murid
yang bodoh. Orang kaya yang
meresapi makna ihram akan
malu untuk flexing (pamer).
81
Ketiga: Lebih Intim Bersama-Nya
37
. Taqrirat, h. 502
82
Allah juga melarang al-itla>f
sebagaimana termaktub dalam ayat:
ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذْيَن ٰاَم ُنْو ا اَل َتْق ُتُل وا الَّص ْيَد َو َاْنُتْم ُح ُر ٌمۗ َو َمْن َقَتَل ه
ِم ْنُك ْم ُّم َتَعِّم ًد ا َفَج َۤز اٌء ِّم ْثُل َم ا َقَت َل ِم َن الَّنَعِم ْحَيُك ُم ِب هٖ َذَو ا
ِك ِة ۢا ِل ٍل
َعْد ِّم ْنُك ْم َه ْد ًي ٰب َغ اْلَك ْع َب َاْو َك َّف اَر ٌة َطَع اُم َم ٰس َنْي َاْو
ّٰل ِل ِص
َعْد ُل ٰذ َك َياًم ا ِّلَيُذ ْو َق َو َباَل َاْم ِر ٖهۗ َعَف ا ال ُه َعَّم ا َس َلَف
ۗ َعاَد ْنَتِق الّٰل ُه ِم ْنُهۗ الّٰل ُه َعِز ْيٌز ُذو اْنِتَق اٍم
َو َو َمْن َفَي ُم
“Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu membunuh hewan
buruan, ketika kamu sedang berihram
(haji atau umrah). Siapa di antara kamu
membunuhnya dengan sengaja,
dendanya (ialah menggantinya) dengan
hewan ternak yang sepadan dengan
(hewan buruan) yang dibunuhnya
menurut putusan dua orang yang adil di
antara kamu sebagai hadyu (hewan
kurban) yang (dibawa) sampai ke
Ka‘bah atau (membayar) kafarat
dengan memberi makan orang-orang
miskin atau berpuasa, seimbang dengan
makanan yang dikeluarkan itu, agar dia
83
merasakan akibat buruk dari
perbuatannya. Allah telah memaafkan
perbuatan yang telah lalu. Siapa
kembali mengerjakannya, pasti Allah
akan menyiksanya. Allah Maha Perkasa
lagi Maha Memiliki (kekuasaan) untuk
membalas.” (QS. Al-Maidah [5]: 95).
ُاِح َّل َلُك َص ْيُد اْلَبْح ِر َطَعاُم هٗ َم َتاًع ا َّلُك ِللَّس َّيا ِة
َر ْم َو َو ْم
ِذ ّٰل
ۚ ُح ِّر َم َعَلْيُك َصْيُد اْلَبِّر َم ا ُدْم ُت ُح ًم اۗ اَّتُق وا ال َه اَّل ْٓي
ْم ُر َو ْم َو
ِاَلْي ْحُتَش ُر ْو َن
ِه
84
ritual umrah dibanding berburu protein
hewani. Al-Itla>f juga dilarang meski
kepada diri sendiri; mencukur rambut,
memotong kuku. Ini agar kita menyadari
bahwa semua yang ada di jagad ini
termasuk sehelai rambut yang selama ini
melekat di tubuh kita merupakan hak
milik-Nya.
ِم ِهلل
َو َغْيَر ُة ا َأْن َيْأَيِت اْلُم ْؤ ُن َم ا َح َّر َم اُهلل، ِإَّن اَهلل َيَغاُر
“Sesungguhnya Allah cemburu, dan
kecemburuan Allah itu ketika seorang
mukmin lebih terobsesi dengan apa yang
diharamkan oleh Allah.” (HR. Bukhari
No. 5223 dan Muslim No. 2761)
85
86
Dia tidak ingin ketika kita
melafalkan talbiah,
labbaikalla>h, Aku datang
semata karena undangan-
Mu, tetapi di tempat hajatan
kita lebih sibuk menyolek diri,
tidak menghargai jamuan
yang disediakan-Nya, dan
merusak pestanya
87
Keempat: Mengingat Mati
88
lalu diselimuti dengan sehelai kain, dan
kelak dikumpulkan di mahsyar tanpa
sehelai atribut apapun.39
89
Kata h}aram secara bahasa berarti
terlarang dan suci. Semakin luhur
sesuatu biasanya semakin ketat
protokolernya, semakin banyak
larangannya. Inilah makna dasar dari
sebutan tanah haram.41
90
seorang anak manusia yang berhati
mulia, bernama Habib An-Najjar. Habib
inilah satu-satunya orang yang rela
menjadi volunteer nabi-nabi itu,
beriman, dan seterusnya. Artinya di
tempat yang tidak baik belum tentu
semuanya begitu, mesti ada sosok Habib
An-Najjar lainnya.
91
pernah makan dan tidur di tanah ini.
Pertanyaannya Anda mau memainkan
peran Muhammad atau Abu Jahal?
42
. Tafsir Munir, h. 207
92
Tanah haram itu
nomenklatur yang sudah
jadi trademark Tuhan.
Jangan membuat kotor
nama besar tanah haram.
Meski itu cuma terselip di
hati.
93
THAWAF
Masjidil Haram
Masjid yang tengah Anda masuki ini
adalah Masjidil Haram. Masjidil Haram
berarti rumah ibadah yang suci (the
inviolable house of whorship). Selain
dinamakan demikian Al-Qur’an juga
menyebut beberapa nama bagi masjid
ini. Misalnya:
94
ka’bah menjadi rumah Allah
berdasarkan pilihan
manusia.43
95
4. Al-Bayt Al-‘Atiq (baca surah
Al-H{ajj [22]: 29). Al-‘Atiq
punya tiga makna yaitu tua,
antik (al-qadi>m), bebas
(al-‘itq), dan istimewa (asy-
syaraf). Baitullah disebut
Baitul ‘Atiq karena
mencakup tiga makna ini.
Disebut tua karena dia adalah
bangunan pertama yang
dibangun di bumi (the
ancient temple). Disebut
bebas karena setelah
mengelilinginya manusia
merasa plong, bebas dari
kungkungan dosa.44 Juga
44
Nabi bersabda:
َال َيَض ُع َق َد ًم ا َو َال،َمْن َط اَف َهِبَذ ا الَبْيِت ُأْس ُبوًعا َفَأْحَص اُه َك اَن َك ِعْت ِق َر َقَب ٍة
َيْر َفُع ُأْخ َر ى ِإَّال َح َّط الَّلُه َعْنُه َخ ِط يَئًة َو َك َتَب َلُه َهِبا َح َس َنًة
96
disebut bebas karena Tuhan
membebaskan atau
mensterilkan Baitullah dari
setiap pihak yang ingin
menghancurkannya.
Dan selanjutnya tidak ada
tempat seistimewa Baitullah.
Kata Asy-Sya’rawy, memang
ada banyak hal di dunia ini
yang semakin tua usianya
semakin antik kehadirannya.
Termasuk Baitullah.45 Salah
satu bentuk keistimewaan
Baitullah dia menjadi pusat
grafivitasi spiritual, sehingga
wajar shalat di dalamnya
lebih utama 100 ribu kali di
banding shalat di masjid
lainnya.
45
. Tafsir Sya’rawy, h. 9793-9794
97
Kata Asy-Sya’rawi setiap
masjid di bumi adalah milik
Allah. Bedanya, ka’bah dipilih
langsung oleh Tuhan,
sementara masjid selain
ka’bah menjadi rumah Allah
berdasarkan pilihan manusia
98
Makna Thawaf: Mereguk Pesan di
Setiap Putaran
99
iraqiy), ada sudut yang mengarah ke
barat (rukun syami), ada sudut yang
mengarah ke selatan (rukun yamani),
dan terakhir sudut yang mengarah ke
timur (rukun aswad). Sudut-sudut ini
melambangkan bahwa kehadiran Tuhan
ada di mana-mana.
َو ِلّٰل ِه اْلَم ْش ِر ُق َو اْلَم ْغ ِر ُب َفَاْيَنَم ا ُتَو ُّل ْو ا َفَثَّم َو ْج ُه الّٰل ِهۗ ِاَّن
ّٰل ِس ِل
ال َه َو ا ٌع َع ْيٌم
“Hanya milik Allah timur dan barat. Ke
mana pun kamu menghadap, di sanalah
wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Luas lagi Maha Mengetahui.” (Al-
Baqarah [2]: 115)
100
Memutari ka’bah memberi makna
ternyata ada banyak jalan menuju Tuhan.
Seorang guru sufi (Syekh Said) pernah
ditanya santrinya. Wahai guru, ada
berapa banyak jalan menuju rida Tuhan
itu? Sang guru menjawab; ada seribu
jalan, bahkan lebih banyak dari itu, yaitu
sebanyak partikel atom yang ada di alam
ini. Tapi, jalan yang paling cepat dan
efektif menuju-Nya adalah melayani
manusia, menggembirakan manusia,
tidak menyakiti orang lain, dan
seterusnya, pungkas sang guru sufi.46
46
.Asrar at-Tawhid fi Maqamati Asy-
Syaikh Abi Said, h. 275
101
Seorang guru sufi (Syekh Said)
pernah ditanya santrinya. Wahai
guru, ada berapa banyak jalan
menuju rida Tuhan itu? Sang guru
menjawab; ada seribu jalan,
bahkan lebih banyak dari itu, yaitu
sebanyak partikel atom yang ada
di alam ini. Tapi, jalan yang paling
cepat dan efektif menuju-Nya
adalah melayani manusia,
menggembirakan manusia, tidak
menyakiti orang lain, dan
seterusnya.
102
Kedua: Tuhan ingin Anda
Mendekati-Nya.
103
kiri? Coba Anda buat satu titik bulatan
kecil, kemudian putar ke arah kanan, lalu
apa yang terjadi? Putaran itu akan
membentuk bulatan besar. Ini persis
ketika Anda membuat geometris dengan
bentuk lingkaran spiral. Ketika diputar
searah jarum jam, maka kisi-kisi
lingkaran pada spiral akan bertambah
jumlahnya dengan gerak membesar.
Kalau Anda enggan mencobanya, cukup
lihat bentuk spiral ini pada sidik jari
jempol Anda. Anda akan menemukan
lingkaran putar yang sama.
104
Jangan lupa, kembali ke soal ‘titik’.
Semakin diputar ke arah kiri, lingkaran
akan semakin subtil dan mengecil ke
titik pusatnya. Titik kecil itu adalah
fitrah. Ini isyarat bahwa putaran thawaf
adalah putaran muhasabah, memutar
jarum jam, merekonstruksi masa lalu
kita, untuk kemudian kembali pada
fitrah. Di hadapan ka’bah kita merasa
kembali ke kampung halaman rohani.
105
Putaran ini (saat thawaf)
mestinya memberi kesadaran
bahwa diri kita amat kecil di
hadapan-Nya. Sayangnya kita
gampang sekali membesar
hanya karena acungan jempol
orang lain ke diri kita. Hati-
hati dengan sihir spiral pada
jempol itu!
106
Keempat: Bersihkan Qalbu
107
arja>s), dan berhala (al-ashnam wa al-
awtsan). Najis membuat ibadah
seseorang tidak sah, memberhalakan
sesuatu selain Allah membuat ibadah
tidak diterima.
108
Ada ka’bah lain yang tidak kalah
penting untuk kita thawafi. Ka’bah
itu dekat bahkan menyatu dengan
diri kita. Tidak perlu visa dan
menunggu antrean yang panjang
untuk mengunjunginya. Celakanya
sangking dekatnya ka’bah ini, kita
sering alfa mengunjunginya.
Ka’bah itu adalah qalbu kita
sendiri
109
Kelima: Momen Mengikat Kembali
Perjanjian Primordial
110
ketika sampai di dunia manusia
terkontaminasi dengan dosa-dosanya.
File takdir yang semula putih mengubah
batu tersebut menjadi hitam karena dosa
manusia. Mengulurkan tangan ke batu
tersebut memberi isyarat agar manusia
mengingat kembali perjanjian-Nya
dengan Tuhan. Karena itu kata Imam
‘Ali salah satu doa yang dibaca setelah
mengusap batu ini adalah sebagai
berikut:
111
Mengulurkan tangan ke Hajar
Aswad tersebut memberi
isyarat agar manusia
mengingat kembali perjanjian-
Nya dengan Tuhan.
112
Keenam: Tunduk Bersama Semesta
113
Nya itu? Dalam surah Al-H{ajj ayat 18
disebutkan:
َاْمَل َتَر َاَّن الّٰل َه َيْسُج ُد َلهٗ َمْن ىِف الَّسٰم ٰو ِت َو َمْن ىِف اَاْلْر ِض
َو الَّش ْم ُس َو اْلَق َم ُر َو الُّنُج ْو ُم َو اِجْلَب اُل َو الَّش َج ُر َو الَّد َو ۤاُّب
َو َك ِثْيٌر ِّم َن الَّن اِۗس َو َك ِثْيٌر َح َّق َعَلْي ِه اْلَع َذ اُۗب َو َمْن ُّيِه ِن
ِا ّٰل ِم ّٰل
ال ُه َفَم ا َلهٗ ْن ُّم ْك ِر ٍۗم َّن ال َه َيْف َعُل َم ا َيَش ۤاُء
“Tidakkah engkau mengetahui bahwa
bersujud kepada Allah siapa yang ada
di langit dan siapa yang ada di bumi,
juga matahari, bulan, bintang, gunung,
pohon, hewan melata, dan kebanyakan
manusia? Akan tetapi, banyak (manusia)
yang pantas mendapatkan azab. Siapa
yang dihinakan Allah tidak seorang pun
yang akan memuliakannya.
Sesungguhnya Allah melakukan apa
yang Dia kehendaki.” (QS. Al-H{ajj
[22]: 18)
114
kepada Tuhan. Matahari tidak pernah
request terbit dari barat tenggelam dari
timur, bumi dan bulan tidak pernah
keberatan mengelilingi matahari. Tetapi
manusia acap kali keluar dari rotasi
fitrah. Menentang perintah Tuhan, dan
congkak di hadapan-Nya.
115
menyadur penjelasan Asy’Sya’rani di
atas kita jadi paham. Betapa keselamatan
kita adalah sesuatu yang ghaib
sebagaimana sudut Hajar Aswad. Yang
bisa kita lakukan tetap menjalankan
perintahnya sembari memanjatkan
harapan. Harapan itu kita panjatkan
sejak beranjak dari rukun yamani. Sudut
yang penuh dengan keberkahan,
lambang dari surga dan kemudahan.
Perjalanan kita dari sudut yamani ke
sudut aswad yang disertai doa itu
sesungguhnya merupakan ekspresi
kelemahan sekaligus harapan kita di
kehidupan berikutnya.
116
Manusia begitu congkak dan
pongah. Alam saja tunduk,
sujud dan thawaf kepada
Tuhan. Matahari tidak pernah
request terbit dari barat
tenggelam dari timur, bumi
dan bulan tidak pernah
keberatan mengelilingi
matahari. Tetapi manusia
acap kali keluar dari rotasi
fitrah. Menentang perintah
Tuhan, dan congkak di
hadapan-Nya.
117
Maqa>m Ibra>hi>m: Jangan Jadi
Hamba Aljabar
ِاْذ ْلَن ا اْل ْيَت َثا ًة ِّللَّن اِس َاْم ًنۗا اِخَّت ُذ ا ِم َّم َق اِم
َو َو ْو ْن َو َجَع َب َم َب
ِع ِا ِا ٰٓلِا ِه ًّل ِا
ْبٰر ٖهَم ُمَص ۗى َو َع ْد َنٓا ى ْبٰر ٖهَم َو ٰمْس ْيَل َاْن َطِّه َر ا َبْيَيِت
ِللَّطۤإِى ِف اْلٰع ِكِف ال َّك ِع الُّس ِد
ُجْو َنْي َو َنْي َو ُّر
118
yang rukuk dan sujud (shalat)!” (QS.
Al-Baqarah [2]: 125)
َلهٗ َك اَن ٰاِم ًناۗ ِلّٰل ِه ِا ِه ِف ِه ٌۢت
َو ْي ٰاٰي َبِّيٰن ٌت َّم َق اُم ْبٰر ْيَم ۚە َو َمْن َدَخ
ِا ِه ِت ِح
َعَلى الَّن اِس ُّج اْلَبْي َم ِن اْس َتَطاَع َلْي َس ِبْياًل ۗ َو َمْن
ِم ِا ّٰل
َك َف َر َف َّن ال َه َغٌّيِن َعِن اْلٰعَل َنْي
119
makan) dari kata dasar qa>ma-yaqu>mu
yang berarti berdiri. Jadi, Maqa>m
Ibra>hi>m adalah sebutan untuk
semacam tangga batu yang digunakan
Ibra>hi>m saat itu agar bisa berdiri lebih
tinggi ketika memugar bangunan ka’bah.
120
Tulis Syekh Asy-Sya’rawy, ketika Allah
memberi perintah Ibra>hi>m untuk
memugar pondasi ka’bah, sebenarnya
Ibra>hi>m cukup membangunnya
setinggi tubuhnya, itu sudah cukup
membuatnya mendapatkan predikat
sebagai hamba yang patuh dengan
perintah Allah. Tetapi yang terjadi,
Ibra>hi>m ingin menyempurnakan
pengabdiannya. Dia bermaksud
memugar ka’bah lebih tinggi lagi hingga
melebihi kepalanya, saat itulah dia
membutuhkan tangga batu. Batu itulah
yang kemudian kita sebut maqa>m.
Tugu itu memberi teladan kepada kita
sebagai seorang hamba mestinya cara
kita beribadah seserius mungkin.
Mengerjakan perintah-Nya dengan cinta
bukan dengan keterpaksaan. Batu itu
menjadi bukti betapa nabi Ibra>hi>m
bukan hanya mengerjakan perintah tetapi
menyempurnakan, melebihi dari apa
yang diperintahkan.50
50
. Tafsir Sya’rawi, vol. 1, h. 595
121
Orang yang menjiwai tugu tangga
(Maqa>m Ibra>hi>m) maka dia akan
tumbuh jadi hamba yang beradab dengan
Tuhan. Tidak pamrih. Kita seringkali
menjadi hamba al-jabar, hamba
matematis. Ketika ingin mengeluarkan
sedekah, kita menghitung berapa kira-
kira kelipatan sepuluhnya? Ketika ingin
shalat di Masjidil Haram kita mereka-
reka sudah berapa kali ya kelipatan
satusan ribunya?
122
hanya serius jika itu menyangkut
kepentingannya, ada benefit, jika tidak
dia akan berpikir ulang.
123
stimulus iman. Sampai dititik ini wajar
jika Anda merasa capek. Anda baru saja
memutar lingkaran ka’bah sebanyak 7
kali dengan kepadatan manusia. Tapi
ritual sai berikutnya jauh akan lebih
membuat lelah. Anda akan diajak jalan
di are mas’a sepanjang Shafa dan
Marwah. Jarak keduanya 450 m, dengan
7 kali pulang pergi sehingga perjalanan
yang mesti anda tempuh 3,15 km. Tetapi
angka-angka ini tak ada nilainya jika
dibandingkan ketulusan Nabi Ibra>hi>m
dan kesabaran Siti Hajar.
124
Tanpa spirit Maqa>m
Ibra>hi>m Anda akan
kehilangan daya spiritual.
Umrah rasanya hanya akan
menjadi hal yang melelahkan.
Ini karena ibadah bukan
hanya membutuhkan fisik
tetapi juga stimulus iman.
125
Makna Zam-Zam
126
Air terdiri dari hidrogen dan oksigen.
Tanpa satu dari keduanya air tidak akan
menjadi air. Sama halnya dengan air,
manusia terdiri dari dua unsur, jasmani
dan rohani, lahir dan batin, material dan
spiritual, dan seterusnya. Tanpa satu dari
keduanya manusia akan kehilangan
kemanusiaannya.
127
meminum zam-zam menjadi
ritual penghubung antara
thawaf dan sai. Dia menjadi
simbol agar manusia
seimbang memenuhi
kebutuhan fisik dan
rohaninya. Karena thawaf
adalah gerak rohani
sementara sai adalah simbol
dari gerak dunia.
128
SAI: MENANGKAP MAKNA DARI
PERJALANAN SHAFA DAN
MARWA
129
Dalam Al-Qur’an kata ini punya peran
ganda. Kadang digunakan dalam konteks
positif (sungguh-sungguh dalam
kebaikan), dan kadang dalam konteks
negatif (bersungguh-sungguh dalam soal
keburukan). Memang Al-Qur’an pun
mengakui kalau sai atau ketertarikan
untuk sungguh-sungguh tiap orang itu
macam-macam.52 Ada yang semangatnya
menjual sumber daya alam, pembalakan
liar, merusak ekologis.53 Ada yang sibuk
menentang Tuhan.54 Dan seterusnya.
52
Baca surah Al-Layl [92]: 4
53
Baca surah Al-Baqarah [2]: 205 dan
surah Al-Maidah [5]: 33
54
Baca surah Saba’ [34]: 5
55
Baca surah An-Najm [53]: 39-40
130
Kedua: Akhirat dan Dunia Sama
Pentingnya
56
. Al-Qur’an secara khusus bahkan
menyuruh kita untuk menthawafi waktu untuk
kepentingan akhirat.
131
dari Shafa menuju Marwah, dan di
lanjutkan dari Marwah menuju Shafa.
132
Sebaliknya. Ada orang yang sibuk sai
tapi melupakan gerak thawaf. Ini juga
berbahaya. Matanya hanya disibukkan
dengan gemerlap dunia. Tanpa sadar
ternyata ada kendaraan yang mungkin
akan mencelakainya.
133
Gerak sai memberi pelajaran
jika dunia itu realitas hidup.
Dia tidak harus dimusuhi,
sebaliknya dia justru harus
ditempuh dengan sebaik-
baiknya.
134
Ketiga: Boleh Cari Dunia, Asal
Caranya Suci, Batinnya Puas.
135
tarawwa>, maknanya puas, nerima, dan
seterusnya.57 Kejarlah dunia dengan
prinsip Shafa dan Marwah!
57
. Lisanul ‘Arab, h. 267
136
Mencari dunia itu boleh
tetapi cara dan motifnya
harus lurus dan suci jangan
menyimpang dan miring.
137
Keempat: Algoritma Rezki Tuhan itu
Misteri, Kita Hanya Disuruh Berdoa
dan Usaha.
138
Kelima: Belajar Patuh, Tawakal &
Sabar
139
Anda diperintah untuk membuang istri
dan buah hatinya ke padang tandus
belantara. Apakah Anda bersedia?
Perintah ini berat, tidak masuk akal,
bertentangan dengan nurani seorang
suami, tapi Ibra>hi>m bersedia
mematuhinya karena kecintaannya
kepada Tuhan.
140
Perjalanan tawakal inilah kemudian yang
di-capture Tuhan kepada kita untuk
diperan ulang. Ingat yang Tuhan
perintahkan dalam ritual sai adalah
memerankan tawakalnya Siti Hajar
bukan tangisan Ismail as. Karena itu,
Islam tidak mengajarkan skeptis, fatalis,
pasrah berpangku tangan. Tidak!. Itu
konsep tawakal Jabariyah. Jadi yang
benar, kita disuruh berusaha sekuat
tenaga dahulu, lalu memasrahkan
hasilnya pada Tuhan. Kata Imam
Sya’rawi, sai yang dilakukan hajar
mengajarkan bahwa kita harus tunduk
pada hukum kausalitas dengan tetap
yakin kepada pencipta hukum kausalitas
tersebut. Dalam hukum kausalitas kalau
Anda ingin mendapatkan sesuatu, maka
carilah, jangan diam. Persis seperti
tawakalnya Hajar.59
141
betapa sabar sang Nabi yang mulia ini;
lahir dengan kondisi ayah yang sudah
berusia senja,60 Sejak bayi harus berpisah
dengan ayah, hidup terisolasi,61 saat
menjelang remaja harus disembelih,62
karena itu wajar jika Al-Qur’an
menasbihi beliau sebagai orang yang
penyabar.63
60
Baca surah Ibra>hi>m [14]: 39
61
Baca surah [14]: 37
62
Baca surah [37]: 102-103
63
. Al-Anbiya 21:85
142
Menariknya yang dipotret Tuhan dari
ritual haji dan umrah bukan drama
Ibra>hi>m menghantarkan istrinya ke
Makkah, bukan pula tangisan Isma’il
kecil, tetapi perjalanan Siti Hajar dari
Shafa ke Marwah. Ini berarti ada peran
perempuan yang ingin disorot dalam
ritual ini.
143
tanpa kehadiran suami. Di saat yang
sama Ismail kecil membutuhkan asupan
nutrisi. Nafkah yang dititipkan
Ibra>hi>m telah habis. Siti Hajar
akhirnya memberanikan diri mencari
pertolongan. Ia naik ke bukit Shafa,
mendaki ke Marwah, sambil menoleh ke
kanan dan ke kiri, dengan perhitungan,
sekiranya ada orang yang lewat sehingga
dapat membantu kondisinya.
144
nyawa manusia (hifdz an-nafs). Sai
bukan hanya soal Shafa dan Marwah,
tetapi ada nyawa yang harus
dipertaruhkan di sana.
145
Jika ada kelompok yang
mengaku Islam tetapi
mengekspresikan ajarannya
justru dengan mengancam
nyawa manusia, maka tentu
itu pemahaman yang keliru
soal Islam dan bertentangan
dengan pesan moral sai.
146
TAHALLUL: WISUDA
SPIRITUAL
147
Tahallul itu ritual memotong
rambut. Tapi makna esoterisnya adalah
menghilangkan semua pikiran kotor
dalam kepala manusia.64 Karena itu juga
menurut Al-Jilani tahalul bermakna
menukar sifat buruk dengan sifat baik
(tabdilusayyi’at ilal hasanat). Bagi al-
Jilani, tahallul harus memberi kesadaran
kepada kita untuk membuang dorongan-
dorongan maksiat di kepala kita, lalu
mengantinya dengan dorongan yang
baik.
64
. Raddul Iththila’, h.56.
148
membangkang,65 Al-Qur’an juga
memberi isyarat agar kepala kita selamat
dari kedurhakaan maka dia harus di latih
dengan sikap sujud, di jorokkan ke
tanah, tunduk dan menghamba kepada
Tuhan.66
149
titik tekannya ada pada larangan itu
sendiri. Dimana selama menjalankan
ritual umrah, kita di latih terbiasa
meninggalkan perkara yang halal.
Iktisab-ijtinab/Minhaj.
150
THAWAF WADA’: YANG
BERPISAH ITU BADAN, BUKAN
JIWAMU
151
َو َد ْع ُت َنْفِسْي َو اْسَتْو َدَعَك َقْلِبْي سَاَع َة
الَّتْو ِد ْيِع
“Pada hari perpisahan
ini fisikku berpisah darimu,
tapi pada saat yang sama Aku
titip jiwaku untukmu”.
Ya, jasad kita memang akhirnya terpisah
jauh, tetapi jiwa kita tinggalkan di
hadapan ka’bah. Bagaimana mungkin
memisahkan diri dengan Tuhan,
sementara Tuhan berjanji tidak akan
meninggalkan hambanya yang
67
beriman?
152
Berkunjung itu tanda ingat. Dan
mengingat Nabi, menurut Ibnu ‘Ajibah,
adalah cara ampuh untuk mendekat diri
pada Tuhan (akbarul qurubat), dan
ibadah yang amat luhur (a’la ad-
darojat).68
153
Sayyid Mursi bisa mengatakan seperti di
atas? Tentu karena ziarah tidak hanya
berhenti di fisik tapi juga ziarah jiwa dan
akhlak.
154
jafa’). Padahal jika Anda tahu
kedudukan Nabi, betapa pun Anda
datang dengan posisi kepala di atas dan
kaki di bawah, dan Anda datang dari
negara dengan jarak geografis paling
jauh dari Madinah, maka itu masih
belum cukup untuk mensyukuri nikmat
hidayah yang telah Allah berikan kepada
Anda lewat Nabi Muhammad saw.
Begitu tegas Sayyid ‘Alawi dalam
Risalatul Muawanah.69
69
. Risalatul Mu’awanah, h.89
155
“Nabi”, tulis Asy-Sya’rani,
adalah sumber sunnah; dalam arti, Nabi
adalah sumber semua ajaran kebaikan,
bahkan puncak kebaikan itu sendiri
(insan kamil).
156
berbicara di hadapan seorang selain
Nabi.71 (5) datang dengan kesadaran
akan bergelimangnya dosa sehingga
berharap syafaatnya.72 (6) memanggilnya
dengan gelar kenabiannya, jangan hanya
memanggil namanya.73 (7) dan
mengucapkan salam untuknya.74
71
. Lihat QS. Al-Hujurat 49: 2
72
. QS. An-Nisa 4: 64
73
. QS. An-Nur 24:63
74
. QS. Al-Ahzab 33:56
157
2. Meniatkan ziarah sebagai
pendekatan diri kepada Allah
dengan cara shalat di masjid
Nabawi dan meziarahi
makam nabinya.
4. Setelahnya masuklah ke
masjid nabawi atau ke
raudhah dengan menjaga
adab-adab di masjid. Jangan
lupa lakukan shalat sunnah di
raudhah. Anda bisa
melaksanakan tahiyyatul
masjid, shalat taubat, atau
158
shalat sunnah mutlak lainnya.
Setelah itu arahkan
pandangan anda ke
usthuwaanah al-tawbah
(tiang taubat) atau populer
dengan nama tiang sahabat
Abu Lubabah. Setelah itu
tengadahkan tangan, dan
berdoalah dengan doa ini
sebanyak 7 kali:
ِاّنَك َر ُؤ ْو ٌف َر ِح ْيٌم
Artinya:
159
saw. Tinggalkan semua hal
yang membuat anda alfa
mengingat Nabi, dan lalai
dengan dosa anda; seperti
mengobrol satu sama lain,
bermain handphone,
memotret atau memvideokan
pengalaman ziarah anda.
Cukuplah rekam pengalaman
ruhani itu di hati anda. Apa
masih sempat bagi si pendosa
memikirkan hal-hal yang
tidak penting dibanding
memikirkan apakah dosanya
setelah menziarahi nabi
diampuni atau tidak? Berbuat
baiklah di hadapan Nabi.
Sepanjang antrian jangan
menzalimi orang lain,
ucapkan salam dan salawat
dengan lirih, penuh khidmat,
dan kesadaran penuh betapa
yang tengah datang adalah
makhluk yang banyak
dosanya, sambil membaca:
160
َالَّس َالُم َع َلْیَك َيا َر ُس ْو َل ِهللا َو َرْح َم ُة
ِهللا َو َبَر َك اُتُه َالَّس َالُم َع َلْیَك َيا َنِبَّي
ِهللا َالَّس َالُم َع َلْیَك َيا َص ْفَو َت ِهللا
َ.الَّس َالُم َع َلْیَك َيا َح ِبْیَب ِهللا
الَّس اَل ُم َع َلْيَك َيا َسِّيَد الْم ُرْس َلْيَن
َو ِإَم اَم اْلُم َّتِقْيَن َأْش َهُد َأَّنَك َقْد َبَّلْغ َت
الِّر َس اَلَة َو َأَّد ْيَت اَأْلَم اَنَة َو َنَصْح َت
اُأْلَّم َة َو َج اَهْدَت ِفْي ِهللا َح َّق ِج َهِاِدِه،
َفَج َز اَك ُهللا َعْن ُأَّم ِتَك َأْفَض َل َم ا َج َز ي
َنِبٌّي َعْن ُأَّم ِتِه
Artinya:
Salam sejahtera atasmu ya Rasulullah `, raḥmat
Allāh dan berkah-Nya untukmu. Salam sejahtera
atasmu wahai Nabi Allāh. Salam sejahtera
wahai makhluk pilihan Allāh. Salam sejahtera
wahai
kekasih Allāh.
161
Jika ada sahabatmu yang
menitipkan salam kepada
Nabi, maka bacalah:
162
ُم ْس َتْغ ِفرًا ِلَذ ْنِبْي َو ُم ْس َتْش ِفعًا ِبَك
ِ.الَى َر ِّبْي .يَا َح ِبْيبِي َيا َر ُس ْو َل ِهللا
َالَّلُهَّم َأْنَت َر ِّبي اَل ِإَلَه ِإاَّل َأْنَت َخ َلْقَتِني
َو َأَنا َعْبُدَك َو َأَنا َع َلى َعْه ِد َك َو َو ْع ِد َك
َم ا اْس َتَطْع ُت َأُعوُذ ِبَك ِم ْن َش ِّر َم ا
َص َنْع ُت َأُبوُء َلَك ِبِنْع َم ِتَك َع َلَّي َو َأُبوُء
َلَك ِبَذ ْنِبي َفاْغ ِفْر ِلي َفِإَّنُه اَل َيْغ ِفُر
َأْنت ِإاَّل َ.الُّذ ُنوَب
Artinya:
163
7. Jangan menyentuh kubur,
mengusap, mencium,
mengelilingi kuburan nabi,
tertawa, mengobrol, dan
seterusnya. Bersikaplah yang
sopan di hadapan Nabi.
Artinya:
164
Lalu mengucapkan salam
kepada sayyidina ‘umar.
165
َرَّبَنا اْغ ِفْر َلَنا َو ِإِل ْخ َو اِنَنا اَّلِذ يَن َسَبُقوَنا ِباِإْل يَم اِن
َو اَل َتْج َعْل ِفي ُقُلوِبَنا ِغ اًّل ِلَّلِذ يَن آَم ُنوا َرَّبَنا ِإَّنَك
َرُء وٌف َرِح يٌم
َرَّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفي اآْل ِخ َرِة َح َس َنًة
َو ِقَنا َع َذ اَب الَّناِر
ُسْبَح اَن َرِّبَك َرِّب اْلِع َّز ِة َع َّم ا َيِص ُفوَن َو َس اَل ٌم
َع َلى اْلُم ْر َسِليَن َو اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َرِّب اْلَعاَلِم يَن
166
mabrur itu? Mabrur tidak ada kaitannya
dengan fasilitas hotel yang mewah,
mampu ke tanah suci tanpa antrean yang
lama, bisa membuat tasyakuran yang
ramai dikunjungi orang, atau pulang
dengan gelar haji yang melekat. Jika itu
yang dimaksud mabrur, begitu murah
harga surga yang di janjikan Nabi tadi.
167
menepati janjinya”, mereka mengatakan
barra bi wa’dihi. Ketiga, kata luas dan
banyak. Orang arab menyebut sesuatu
yang luas dengan akar kata yang sama
dengan kata mabrur. Daratan misalnya,
disebut dengan kata barrun. Orang yang
banyak bicaranya disebut dengan
bariirah, dan gandum disebut burrun
karena menyimpan banyak bulir.
168
angkuh dan jumawa, kembali pada
fitrah, dan lebih intim dengan Tuhan.
Ketika thawaf kita…..begitulah
seterusnya.
Rujukan
169
Mu’jam Mufradat Alfazh al-Qur’an, al-
Ashfahani
170
Tafsirul Munir, Wahbah Al-Zuhaili, vol
1, 2, 9, Darul fikr, Damaskus, 2009
171
Al-Qur’an wa ‘Ilmunnafs, Darus
Syuruq, Utsman Najati, 2001
172