Jurnal 2023
Jurnal 2023
1,Program Magister Rekayasa Infrastruktur dan Lingkungan Universitas Fajar Makassar, Indonesia
,2.,3 Program
Studi Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Parepare, Indonesia
ABSTRACT
Informasi Artikel
This research is backgrounded by the level of road damage that occurs on the Isimu -
Paguyaman road so that the need for handling so that the transportation route runs
smoothly. This study aims to analyze and determine the thickness of the overlay layer
Riwayat Artikel: (overlay) using the 2017 Road Pavement Design Manual (MDP 2017) method with
Dikirim: tgl-bulan-tahun the Benkelman beam test tool, which is carried out on the Isimu - Paguyaman Road
Revisi: tgl-bulan-tahun section (STA 17 + 100 - STA 18 + 100).
Diterima: tgl-bulan-tahun Based on the results of the study, the overlay thickness was obtained from the results
Tersedia online: tgl-bulan-tahun of traffic volume analysis by taking into account the CESAL value for 10 years of
planning age of 11,476,966 ESA 4 for 10 years of planning age of 19,233,188.4 ESA 4
and CESAL valueof 5. The difference in the results of calculating the CESAL value is
due to the determination of equivalent numbers and different VDF values in each
calculation. Overlay thickness based on the method of the 2017 Road Pavement
Design Manual obtained a minimum AC-WC thickness of 11.23 cm by using an
overlay thickness solution graph based on maximum characteristic deflection.
Keywords:
Benkelman beam; overlay; road pavement ABSTRAK
design manual 2017; CESA Tingkat kerusakan jalan yang terjadi di ruas jalan Isimu – Paguyaman
sehingga perlunya penanganan agar jalur transportasi berjalan dengan
lancar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menentukan tebal
lapis tambah dengan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 (MDP
2017) dengan alat uji Benkelman beam, yang dilaksanakan di ruas Jalan Isimu
- Paguyaman (STA 17+100 – STA 18+100).
*Penulis Korespondensi: Berdasarkan hasil penelitian, tebal tebal lapis tambah diperoleh dari hasil
Anugrah , analisis volume lalu lintas dengan memperhitungkan nilai Beban sumbu
Program Studi Magister Rekayasa standar komulatif untuk 10 tahun umur perencanaan sebesar 11,476,966 ESA4
Infrastruktur dan Lingkungan untuk 10 tahun umur perencanaan sebesar 19,233,188.4 ESA 4 dan nilai
Universitas Fajar Makassar, Beban sumbu standar komulatif5. Perbedaan hasil perhitungan nilai Beban
Jl Prof. Abdurahman Basalamah No. 101 sumbu standar komulatif dikarenakan penentuan angka ekivalen dan nilai
Karampuang Kec. Panakkukang , Kota faktor ekivalen beban yang berbeda di masing-masing perhitungan. Tebal
Makassar, Sulawesi Selatan Indonesia. overlay berdasarkan metode Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 diperoleh
Email: anugrahyasin@unifa.ac.id tebal minimum Lapisan aspal beton AC-WC sebesar 11,23 cm dengan
menggunakan grafik solusi tebal lapis tambah berdasarkan lendutan
karakteristik maksimum.
1. Rekonstruksi – 20 tahun
Umur rencana
Seluruh penanganan 10 tahun 2. Overlay structural – 10 tahun
perkerasan lentur 3. Overlay non structural – 10 tahun
4. Penanganan sementara sesuai kebutuhan
2. Prosedur desain overlay : Terdapat tiga prosedur tebal lebih besar daripada 10x106 ESA4 atau lebih besar
overlay berdasarkan beban lalu lintas. daripada 20 × 106 ESA5 harus digunakan prosedur
mekanistik empiris atau metode Pt T-01-2002-B atau
metode AASHTO 1993.
3. Tebal overlay berdasarkan lendutan maksimum: Bagian
desain berdasarkan Tabel 2.7 digunakan untuk
menentukan kebutuhan overlay untuk
mengantisipasi deformasi permanen. Desain
berdasarkan Tabel 2.7 menghasilkan desain dengan
biaya lebih rendah daripada desain menggunakan
Pd T-05-2005 yang telah dimodifikasi menjadi
pedoman interim No. 002/P/BM/2011 dan
perangkat lunaknya SDPJL
Gambar 1 Solusi Overlay Berdasarkan lendutan Balik Maksimum
Tebal overlay ditentukan berdasarkan lendutan
balik (diukur dengan alat benkelman beam) untuk
• Lalu Lintas Lebih Kecil atau Sama Dengan 100.000 WAMPT 41˚C. Hitung dan masukkan nilai
ESA4. Retak lelah bukan merupakan kerusakan yang lendutan karakteristik dan beban lalu lintas desain
umum terjadi pada jalan dengan lalu lintas ringan (ESA4) pada Gambar 1. Serta dapatkan tebal overlay
dan perkerasan dengan HRS. Berdasarkan pada sumbu vertikal. Bagian desain Gambar 2.1
pertimbangan itu, desain jalan dengan beban lalu berlaku untuk beban rencana sampai dengan 10 ×
lintas rencana lebih kecil dari 100.000 ESA4 dan 106 ESA4.
perkerasan dengan HRS kinerja kelelahan overlay 4. Pengujian Perkerasan Dengan Alat Benkelman Beam:
tidak diperlukan. Untuk mengukur lendutan perkerasan jalan batang
• Lalu Lintas Lebih Besar dari 100.000 ESA4. Jalan Belkelman diletakkan diantara roda belakang truk
dengan lalu lintas lebih besar dari 100.000 ESA4 yang memiliki sumbu belakang sama dengan jenis
terdapat potensi retak lelah lapisan aspal. Dengan dan beban sumbu standar. Posisi ujung batang
demikian, kriteria deformasi permanen (pendekatan Benkelman seperti pada gambar 2 berikut :
lendutan maksimum D0) dan kriteria retak lelah
(pendekatan lengkung lendutan D0–D200) harus
diperhitungkan.
• Lalu Lintas Lebih Besar 10 × 106 ESA4 atau 2 × 106
ESA5. Pekerjaan rehabilitasi dengan beban lalu lintas
2) Data Sekunder: Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari instansi terkait. Dalam hal ini
adalah Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah
Provinsi Gorontalo (BPJN). Data yang diperlukan
berupa data lalu lintas harian (LHR).
E. Tahapan Penenlitian
Mulai
LHR LHR VDF 4 VDF 4 VDF 5 VDF 5 ESA 4 ESA 4 ESA 5 ESA 5
KLASIFIKASI LHR Tahun 2021 (i)
NO JENIS 2023 2024 FAKTUAL NORMAL FAKTUAL NORMAL FAKTUAL NORMAL FAKTUAL NORMAL
. KENDARAAN
Nor Oppos
Lama Alt Total 2 3
mal ite
- Sepeda motor,
1 1 1 15578 15578 31156 4.75% 34186 35810
skuter, roda 3
-
Sedan/Angkot/Pic
2 2,3,4 2,3,4 7488 7488 14976 4.75% 16433 17213
k up / Station
Wagon
3 5a 5a - Bus kecil 2 2 4 4.75% 4 5
4 5b 5b - Bus Besar 22 22 44 4.75% 48 51 1.20 1.20 1.30 1.30 52.80 60.69 57.20 65.74
- Truk 2 sumbu
5 6a.1 6.1 0 0 0 4.75% 0 0 0.50 0.50 0.40 0.40 0.00 0.00 0.00 0.00
cargo ringan
- Truk 2 sumbu
6 6a.2 6.2 23 23 46 4.75% 50 53 0.50 0.50 0.40 0.40 23.00 26.44 18.40 21.15
ringan
- Truk 2 sumbu
7 6b1.1 7.1. 0 0 0 4.75% 0 0 2.40 0.90 4.70 0.80 0.00 0.00 0.00 0.00
cargo sedang
- Truk 2 sumbu
8 6b1.2 7.2 1148 1148 2296 4.75% 2519 2639 2.40 0.90 4.70 0.80 5510.40 2375.07 10791.20 2111.17
sedang
- Truk 2 sumbu
9 6b2.1 8.1 berat muatan 0 0 0 4.75% 0 0 2.40 0.90 4.70 0.80 0.00 0.00 0.00 0.00
umum
- Truk 2 sumbu
10 6b2.2 8.2 berat (tanah, 0 0 0 4.75% 0 0 2.40 0.90 4.70 0.80 0.00 0.00 0.00 0.00
pasir.besi, semen)
- Truk 3 sumbu
11 7a.1 9.1 0 0 0 4.75% 0 0 9.20 2.10 16.10 2.40 0.00 0.00 0.00 0.00
ringan
- Truk 3 sumbu
12 7a.2 9.2 64 64 128 4.75% 140 147 13.80 4.40 26.80 5.60 1766.40 647.33 3430.40 823.87
sedang
- Truk 3 sumbu
13 7a.3 9.3 0 0 0 4.75% 0 0 13.80 4.40 26.80 5.60 0.00 0.00 0.00 0.00
berat
- Truk 2 sumbu dan
14 7b 10 gandengan 2 0 0 0 4.75% 0 0 13.80 4.40 26.80 5.60 0.00 0.00 0.00 0.00
sumbu
- Semi Trailler 4
15 7c.1 11 0 0 0 4.75% 0 0 16.70 6.40 29.10 8.10 0.00 0.00 0.00 0.00
sumbu
- Semi Trailler 5
16 7c2.1 12 63 63 126 4.75% 138 145 16.80 5.90 31.30 7.40 2116.80 854.45 3943.80 1071.68
sumbu
- Semi Trailler 5
17 7c2.2 13 0 0 0 4.75% 0 0 31.90 5.00 64.40 5.90 0.00 0.00 0.00 0.00
sumbu
- Semi Trailler 6
18 7c.3 14 0 0 0 4.75% 0 0 31.90 5.00 64.40 5.90 0.00 0.00 0.00 0.00
sumbu
- Kendaraan tak
19 31 31 62 4.75% 68 71
bermotor
JUMLAH 9469 3963 18241 4093
B. Hasil Perhitungan Cumulative Equivalent Single 5B sampai 6B, sedangkan untuk pangkat 5 diperoleh
Axle Load 1.3, 0.4, 4.7 dan 0.80. Kedua nilai VDF ini nantinya akan
Nilai vehicle damage factor pangkat 4 diperoleh digunakan pada perhitungan CESAL4 dan CESAL5.
nilai 1.20, 0.5, 2.4 dan 0.9 untuk transportasi golongan
B. Saran
1) Sebaiknya pengambilan data LHR minimal 7 × 24 jam
sesuai dengan manual desain perkerasan 2017:
2) Perlunya memperhatikan metode yang digunakan untuk
memperoleh hasil yang spesifik. Mengingat perencanan
overlay tebal perkerasan sangat berpengaruh terhadap
metode yang digunakan:
3) Perlu dilakukannya penelitian kembali untuk musim
kemarau apabila penelitian dilakukan pada musim
penghujan. Hal ini dimaksudkan untuk dijadikan
Gambar 6. Hasil tebal overlay perbandingan hasil lendutan di masing-masing musim:
4) Perlu dilakukan studi pengembangan mengenai desain [10] Syam, Iskandar M. A. 2007. Perencanaan Tebal
overlay tebal perkerasan dengan menggunakan alat Lapis Tambahan (overlay) dan Analisis Biaya
falling weight deflectometer untuk dijadikan sebagai hasil Konstruksi Berdasarkan Metode Benkleman
perbandingan desain tebal overlay: Beam. Studi kasus Jalan Yogyakarta – Bantul.
5) Disarankan untuk terlebih dahulu melakukan pengujian [11] Pemerintah Republik Indonesia. 2006. Peraturan
dengan DCP (Dynamic Cone Penotrometer) untuk Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang
mengetahui jenis kepadatan dan kekuatan tanah pada Jalan. Jakarta.
lokasi konstruksi jalan untuk memeastikan daya dukung
tanah sugrade yang memadai dalam menarima beban
[12] AASHTO, 1993 Guide For Design of Pavement
yang ada: Structures, USA Pedoman Perencanaan
Perkerasan Lentur. Pt T- 01-2002 B
6) Pada perencanaan overlay tebal perkerasan yang ada di
Provinsi Gorontalo khususnya jalan nasional sebaiknya
menggunakan alat benkelman beam atau falling weight
deflectometer dalam mendesain tebal overlay, karena di
wilayah Provinsi Gorontalo masih kurangnya
penggunaan alat tersebut:
DAFTAR PUSAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional. 2011. Cara Uji
Lendutan Perkerasan Lentur Dengan Alat
Benkelman Beam SNI 2416-2011,Standar
Nasional Indonesia, Jakarta.
[2] Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Tata cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,
Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Jakarta.
[3] Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Petunjuk
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
Dengan Metode Analisa Komponen, Pedoman
Konstruksi dan Bangunan, Jakarta.
[4] Departemen Pekerjaan Umum. 2005.
Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan
Lentur Dengan Metode Lendutan pd T-05-2005-
B, Pedoman Konstruksi dan Bangunan, Jakarta.
[5] Departemen Pekerjaan Umum. 2010. Spesifikasi
Umum Tahun 2010 Devisi 6 Tentang
Perkerasan Aspal, Pedoman Konstruksi dan
Bangunan, Jakarta.
[6] Hardiyatmo, Hary Christady. 2015. Pemeliharaan
Jalan Raya. Yogyakarta Gadjah Mada University
Press.
[7] Sukirman, Silvia. 1999. Perkerasan Lentur Jalan
Raya. Bandung. Badan Penerbit Nova.
[8] Oktori, Rozi. 2011. Evaluasi Tingkat Pelayanan
Jalan Dan Tebal Perkerasan Lentur Pada Ruas
Jalan Srandakan – Toyan Dari Km 0+000 Sampai
Dengan Km 5+000. Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
[9] Chaidir, Novel. 2007. Perencanaan Tebal lapis
Tambahan ( overlay ) dan Analisis Biaya
Konstruksi Berdasarkan Metode Benklemean
Beam. Studi kasus Yogyakarta – Parangtritis