Anda di halaman 1dari 12

PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK

MAKALAH AUDITING

Dosen Pengampu : Ibu Mahardika Catur putriwana Malik, SE., M.Ak

Disusun oleh:
Kelompok 2

1. Rafi Dwi Satya (02272111084)


2. Nisa Awania Putri (02272111092)
3. Hervina Sumardin (02272111095)
4. Jumiyanti Sugarto (02272111101)
5. Nabila Y. Ahmad (02272111147)
6. Mutiara Nisra Mahulette (02272111150)
7. Dian Wardani (02272111159)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KHAIRUN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan

karunia-nya kami dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya.

Adapun judul dari makalah singkat ini adalah “Audit Liabilitas Jangka Pendek”.

Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen

mata kuliah Pengauditan 2 yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan

makalah singkat ini. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah singkat

ini.

Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan

dapat membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi

penulis dan pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... I

DAFTAR ISI ............................................................................................................... II

BAB I ......................................................................................................................... 1

1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1


1.2. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 1
1.3. TUJUAN PENULISAN ......................................................................................... 1

BAB II ........................................................................................................................ 2

2.1 SIFAT DAN CONTOH LIABILITAS JANGKA PENDEK ................................................ 2


2.2 TUJUAN PEMERIKSAAN ..................................................................................... 4
2.3 PROSEDUR PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PENDEK ...................................... 5

BAB III ....................................................................................................................... 8

3.1. KESIMPULAN ................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya sejalan dengan pengembangan


yang dialami, selalu membutuhkan tambahan modal. Pada saat perusahaan
didirikan, pemilik bisa menentukan sumber modal apa yang dipakai, apakah
semuanya bersumber dari modal saham biasa atau perlu ada hutang jangka.
Donaldson (1961) dalam Hovakimian, Opler & Titman (2001,1 & 22) menyimpulkan
bahwa perusahaan pada dasarnya lebih mendahulukan pendanaan investasi
barunya dengan menggunakan saldo laba, namun apabila perusahaan memerlukan
pendanaan eksternal maka perusahaan lebih memilih menggunakan hutang
dibandingkan saham.
Hutang yang diambil perusahaan dapat berupa liabilitas jangka pendek maupun
liabilitas jangka panjang. Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban yang harus
dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun atau harus dilunasi
dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan.
Setiap keputusan yang diambil tentang sumber modal selalu ada dampaknya. Jika
sumber modal berasal dari hutang ada kewajiban membayar bunga dan
pengembalian hutang pada saat jatuh tempo. Dengan demikian perlu adanya
manajemen yang tepat untuk menangani hutang-hutang perusahaan agar
perusahaan dapat memenuhi kewajibannya

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sifat dan contoh liabilitas jangka pendek?


2. Apa tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek?
3. Bagimana prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sifat dan contoh liabilitas jangka pendek


2. Memahami tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendek
3. Mengetahui prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat dan Contoh Liabilitas Jangka Pendek

2.1.1. Pengertian Liabilitas

a. Menurut SAK ETAP

Liabilitas (obligation) kini entitas yang timbul dari peristiwa lalu, penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi.
Penyelesaian liabilitas masa kini biasanya melibatkan pembayaran kas,
penyerahan aset lain,pemberian jasa, pengganti liabilitas tersebut dengan liabilitas
lain,atau konversi liabilitas menjadi ekuitas. Liabilitas juga dapat dihapuskan dengna
cara lain, seperti kreditur membebaskan atau membatalkan haknya.
b. Menurut PSAK

Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomis.
Pembelian barang atau penggunaan jasa menimbulkan utang usaha dan
menerima pinjaman bank menimbulkan kewajiban untuk membayar kembali
pinjaman tersebut. Penyelesaian kewajiban masa kini biasa melibatkan perusahaan
untuk mengorbankan sumber daya yang dimiliki manfaat masa depan demi untuk
memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, sebagai contoh dengan:
a) Pembayaran kas;
b) Penyerahan aset lain;
c) Pemberian jasa;
d) Pergantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain; atau
e) Konversi kewaiban menjadi ekuitas

Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain seperti kreditor


membebaskan atau membatalkan haknya.

2
2.1.2. Pengakuan Liabilitas

Liabilitas diakui dalam posisi laporan keuangan jika besar kemungkinan bahwa
pengeluran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomis dan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban saat ini dan jumlah yang harus di selesaikan dapat diukur
dengan andal.

2.1.3. Contoh-contoh Liabilitas Jangka Pendek

1. Utang usaha (Accounts Payable)


Utang usaha yaitu kewajiban kepada pihak ketiga yang berasal dari pembelian
barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang atau sama
dengan satu tahun.
2. Pinjaman dari bank (Sort Term Loan)
Pinjaman dari bank yaitu pinjaman yang diperoleh dari bank dan didukung oleh
suatu perjanjian kredit (loan agreement), bisa dalam bentuk kredit modal kerja
(working capital loan) ataupun kredit rekening koran (overdraft facility).
Kredit modal kerja diperlukan perusahaan untuk membiayai kegiatan rutinnya
seperti membeli bahan baku, barang dagangan dan lain-lain.
3. Bagian dari kredit jangka panjang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun (current
portion of long term loan)
Per tanggal laporan posisi keuangan, bagian dari liabilitas jangka panjang yang
jatuh tempo satu tahun yang akan datang harus direklasifikasi dari liabilitas jangka
panjang ke liabilitas jangka pendek.
4. Utang Pajak (Taxes payable)
Utang pajak yaitu kewajiban pajak perusahaan yang harus dilunasi dalam periode
berikutnya, misalnya utang PPh 21 (pajak penghasilan atas gaji, upah,
honorarium), PPh 25 ( pajak penghasilan badan), PPN (pajak pertambahan nilai),
dan lain-lain.
5. Biaya yang masih harus dibayar (Accrued Expenses)
Biaya yang harus dibayar yaitu biaya yang sudah terjadi dan menjadi beban periode
yang diperiksa, tetapi baru akn dilunasi dalam periode berikutnya. Misalnya biaya
gaji, biaya listrik, telepon, air, dan lain-lain. Perlu diingat bahwa dalam pencatatan
akuntansinya perusahaan harus menggunakan accrual basis, bukan cash basis.
6. Voucher payable (dalam hal digunakan vocher system)

3
7. Utang dividen (Dividen payable)
8. Pendapatan yang diterima dimuka (Unearned Revenue)
9. Uang muka penjualan
10. Utang pemegang saham
11. Utang leasing (kewajiban sewa) yang jatuh tempo satu tahun yang akan dating
12. Utang bunga
13. Utang perusahaan afiliasi (utang dalam rangka hubungan khusus).

Terdapat juga beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan
liabilitas jangka pendek seperti berikut :
a. Kecenderungan perusahaan untuk mencatat liabilitasnya lebih rendah dari yang
sebenarnya (understatement of liabilities) dengan tujuan untuk melaporkan laba
lebih besar dari jumlah yang sebenarnya. Misalnya dengan tidak mencatat
sebagai biaya dan pembelian barang dagangan / bahan baku yang belum dibayar.
b. Perbedaan antara account payable dan account expenses.
Account payable angkanya lebih pasti karena perusahaan mencatat
kewajibannya berdasarkan invoice yang diterima dari supplier account expenses
angkanya didasarkan pada estimasi, sehingga jumlah kurang pasti dibandingkan
account payable.

2.2 Tujuan Pemeriksaan

Tujuan pemeriksaan liabilitas jangka pendekadalah untuk memeriksa apakah :


1. Terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka pendek;
2. Liabilitas jangka pendek yang tercantum di laporan posisi keuangan (neraca)
didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal daritransaksi yang betul-betul
terjadi.
3. Semua liabilitas jangka pendek perusahaan sudah tercatat pertanggal laporan
posisi keuangan (neraca).
4. Accrued expenses jumlahnya reasonable (masuk akal/wajar) atau tidak, dalam
arti tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Karena kalau jumlahnya terlalu besar
berarti laba akan dilaporkan terlalu kecil (understated) dan kalau accrued expense
terlalu kecil berarti laba akan dilaporkan terlalu besar (overstated).
5. Kewajiban sewa (leasing), jika ada, sudah dicatat sesuai dengan standar
akuntansi sewa guna usaha (SAK No. 30 revisi 2015 tentang sewa);

4
6. Seandainya ada liabilitas jangka pendek dalam mata uang asing pertanggal
laporan posisi keuangan (neraca), sudah dikonversikan kedalam Rupiah dengan
menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) dan selisih kurs yang sudah terjadi sudah dibebankan/dikonversikan
pada laba rugi tahun berjalan.
7. Biaya bunga dann bunga yang terutang dari liabilitas jangka pendek telah dicatat
per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
8. Biaya bunga liabilitas jangka pendek yang tercatat pada tanggal laporan posisis
keuangan (neraca) betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan
beban perusahaan.
9. Semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga
tidak terjadi “bank default”.
10. Penyajian liabilitas jangka pendek di dalam laporan posisi keuangan (neraca) dan
catatan atas laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia ETAP/SAK/IFRS.

2.3 Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Pendek

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas liabilitas jangka pendek.


2. Minta rincian dari liabilitas jangka pendek, utang usaha maupun liabilitas lainnya,
kemudian periksa penjumlahannya (footing) serta cocokkan saldonya dengan
saldo utang (kewajiban) di buku besar (controlling account).
3. Untuk utang usaha cocokkan saldo masing-masing supplier dengan saldo
menurut subsidiary ledger utang usaha (jika suppliernya banyak tidak perlu
100%).
4. Secara test basis (sampling), periksa bukti pendukung dari saldo utang kepada
beberapa supplier, perhatikan apakah angkanya cocok dengan purchase
requisition, purchase order, receiving report, dan supplier invoice. Periksa juga
perhitungan matematis (mathematical accuracy) dari dokumen-dokumen tersebut
dan otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.
5. Seandainya ada monthly statement of account dari supplier, maka harus
dilakukan rekonsiliasi antara saldo utang menurut statement of account dengan
saldo menurut subsidiary ledger (controlling account) utang.
6. Pertimbangan untuk mengirim konfirmasi kepada beberapa supplier baik yang

5
saldonya besar maupun yang saldonya tidak berubah dari tahun sebelumnya.
7. Periksa pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
(subsequent payment) untuk mengetahui apakah ada liabilitas yang belum dicatat
(unrecorded liabilities) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan untuk
meyakinkan diri mengenai kewajaran saldo liabilitas per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).
8. Seandainya ada utang kepada bank dalam bentuk kredit modal kerja, kredit
investasi, maupun kredit overdraft, maka kirim konfirmasi ke bank, periksa surat
perjanjian kreditnya dan buatkan excerpt dari perjanjian kredit tersebut, dan
periksa otorisasi dari direksi untuk perolehan kredit bank tersebut.
9. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari
perusahaan afiliasi, yang harus dilunasi dalam waktu satu tahun yang akan
datang, harus dikirim konfirmasi, periksa perjanjian kreditnya dan periksa apakah
ada pembebanan bunga atas pinjaman tersebut.
10. Seandainya ada utang leasing (sewa), periksa apakah pencatatannya sudah
sesuai dengan standar akuntansi sewa dan apakah bagian yang jatuh tempo
dalam waktu satu tahun yang akan datang sudah dicatat (direklasifikasi) sebagai
liabilitas jangka pendek.
11. Periksa perhitungan dan pembayaran bunga, apakah sudah dilakukan secara
akurat dan tie-up jumlah beban bunga tersebut dengan jumlah yang tercantum
pada laporan laba-rugi. Perhatikan juga aspek pajaknya.
12. Seandainya ada saldo debit dari utang usaha maka harus ditelusuri apakah ini
merupakan uang muka pembelian atau karena adanya pengembalian barang
yang dibeli tetapi sudah dilunasi sebelumnya. Kalau jumlahnya besar (material)
harus direklasifikasikan sebagai piutang.
13. Seandainya ada uang muka penjualan per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca), periksa bukti pendukungnya dan periksa apakah saldo tersebut sudah
diselesaikan di periode berikutnya (subsequent clearance) misalnya dengan
mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli.
14. Seandainya ada kredit jangka panjang, harus diperiksa apakah bagian yang jatuh
tempo satu tahun yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas jangka
pendek.
15. Seandainya ada kewajiban jangka pendek dalam mata uang asing, periksa
apakah saldo tersebut per tanggal laporan keuangan (neraca) sudah

6
dikonversikan kedalam mata uang rupiah dengan kurs tengah Bank Indonesia per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi telah
dibebankan / dikreditkan pada laba/rugi tahun berjalan.
16. Untuk utang PPh 21 dan PPN periksa apakah utang tersebut telah dilunasi pada
periode berikutnya. Seharusnya utang PPh 21 dan PPN per 31 Desember dilunasi
di bulan Januari tahun berikutnya. Sedangkan untuk PPh Badan harus diperiksa
apakah pada waktu mengisi dan memasukkan SPT PPh Badan, perusahaan telah
membayar PPh 29 (setoran akhir).
17. Periksa dasar perhitungan accrued expenses yang dibuat oleh perusahaan,
apakah reasonable dan konsisten dengan dasar perhitungan tahun sebelumnya.
Selain itu harus diperiksa pembayaran setelah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).
18. Periksa notulen rapat direksi, pemegang saham dan perjanjian-perjanjian yang
dibuat perusahaan dengan pihak ketiga, untuk mengetahui apakah semua
kewajiban yang tercantum dalam notulen dan perjanjian tersebut sudah dicatat
per tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
19. Kirim konfirmasi kepada penasihat hukum perusahaan.
20. Periksa apakah penyajian liabilitas jangka pendek di laporan posisi keuangan
(neraca) dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK/ETAP/IFRS).

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang
jatuh tempo dalam waktu kurang atau sama dengan satu tahun dilunasi dengan
menggunakan harta tetap perusahaan. Perusahaan mempunyai kecenderungan
untuk mencatat kewajibannya lebih rendah dari yang sebenarnya dengan tujuan untuk
melaporkan laba lebih bersih dari jumlah yang sebenarnya. oleh karena itu liabilitas
jangka pendek yang tercantum dilaporan posisi keuangan (neraca) harus didukung
oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul-betul terjadi. Jika
liablitas jangka pendek berupa utang deviden, maka harus didukung oleh notulen
rapat umum pemegang saham yang memberikan otorisasi untuk pembagian
deviden. Dan jika di laporan posisi keuangan (neraca) suatu perusahaan terdapat
utang pemegang saham, maka tidak boleh ada setoran modal yang belum dilunasi
oleh pemegang saham.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-pamulang/auditing/pertemuan-ke-
pemeriksaan- liabilitas-jangka-pendek/25655542
https://www.academia.edu/31962006/ PEMERIKSAAN_LIABILITAS_JANGKA_PENDEK

Theodorus M.Tuana Kotta. (1982). Auditing petunjuk pemeriksaan akuntan publik. Jakarta:
Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Agoes, S. (2017). AUDITING (E. sri Suharsi (ed.); 5th-Jilid 2nd ed.). Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai