Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Strategi Pembelajaran di Sekolah yang dilakukan oleh Guru Wali


Kelas maupun Guru BK terhadap Anak sesuai dengan Tingkat
Pekembangannya
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu: Siti Dawiyah Farichah, M.Pd.I

Disusun Oleh Kelompok 12 :


1. Moch Desthio Robiyansyah (222101010017)
2. Dinasthia Putri Firdhausi (222101010009)
3. Melisaning Tyas (222101010002)
4. Amiliyyah Fi Nuril Hidayah (222101010040)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI AHMAD SIDDIQ JEMBER


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM
FEBRUARI 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan judul
“Strategi Pembelajaran di Sekolah yang dilakukan oleh Guru Wali Kelas maupun
Guru BK terhadap Anak sesuai dengan Tingkat Pekembangannya”. Tulisan ini
disusun sebagai bagian dari tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Siti
Dawiyah Farichah, M.Pd.I, yang telah memberikan arahan, dan bimbingannya
selama ini. Akhir kata, kami menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga tulisan ini
dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang berarti dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan pengembangan bidang studi yang lebih luas.

Jember, 20 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii


DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1. Latar Belakang .................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ............................................................................. 1
3. Tujuan ............................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
A. Strategi Pembelajaran Anak yang Baik Menurut Para Ahli Sesuai
Tingkat Perkembangannya yang dilakukan oleh Guru Wali Kelas
atau Guru BK ................................................................................... 2
B. Strategi Pembelajaran Anak SD/MI Usia 6-12 Tahun ...................... 2
C. Strategi Pembelajaran Anak SMP/MTS Usia 13-15 Tahun.............. 2
D. Strategi Pembelajaran Anak SMA/MA Usia 16-18 Tahun ............... 2
E. Strategi Pembelajaran Anak di Era Pandemi Covid 19 .................... 2
F. Strategi Pembelajaran Anak di Masa New Normal .......................... 2
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 15
1. Kesimpulan ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan anak-anak,
karena melalui pendidikan mereka dapat mengembangkan potensi dan
menghadapi tantangan di masa depan. Dalam konteks pendidikan, strategi
pembelajaran yang efektif sangatlah penting, terutama ketika dilakukan oleh guru
wali kelas dan guru bimbingan konseling (BK). Guru wali kelas memiliki peran
sentral dalam pembelajaran di sekolah, sedangkan guru BK memiliki peran yang
khusus dalam membantu perkembangan sosial dan emosional anak.
Setiap anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda, baik
dalam aspek fisik, kognitif, sosial, emosional, dan psikologis. Oleh karena itu,
diperlukan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak
agar dapat memberikan pengalaman belajar yang maksimal. Guru wali kelas dan
guru BK memiliki tanggung jawab untuk memahami dan merespons perbedaan
tersebut dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran. Guru wali kelas dan
guru BK dapat menerapkan variasi pendekatan pembelajaran yang melibatkan
berbagai gaya belajar untuk memenuhi kebutuhan individu anak.
Dalam upaya meningkatkan strategi pembelajaran di sekolah, guru
wali kelas dan guru BK juga perlu melibatkan kerjasama dengan orang tua dan
melibatkan mereka dalam proses pendidikan anak. Kolaborasi antara guru dan
orang tua dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang perkembangan
anak serta membangun lingkungan belajar yang holistik.
Dengan memperhatikan tingkat perkembangan anak dan mengadopsi
strategi pembelajaran yang sesuai, guru wali kelas dan guru BK dapat
memberikan pendidikan yang bermakna dan membantu anak-anak mencapai
potensi mereka secara optimal.

1
2. Rumusan Masalah

Melalui latar belakang yang terurai diatas dapat disimpulkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian Strategi Pembelajaran Anak yang Baik Menurut Para Ahli
Sesuai Tingkat Perkembangannya yang dilakukan oleh Guru Wali Kelas
atau Guru BK?
2. Jelaskan bagaimana Strategi Pembelajaran Anak SD/MI Usia 6-12 Tahun?
3. Jelaskan bagaimana Strategi Pembelajaran Anak SMP/MTS Usia 13-15
Tahun?
4. Jelaskan bagaimana Strategi Pemblajaran Anak SMA/MA Usia 16-18
Tahun?
5. Jelaskan bagaimana Strategi Pembelajaran Anak di Era Pandemi Covid 19?
6. Jelaskan bagaimana Strategi Pembelajaran Anak di Masa New Normal?

3. Tujuan

Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas, dapat diberitahukan tujuan
penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian Strategi Pembelajaran Anak yang Baik Menurut


Para Ahli Sesuai Tingkat Perkembangannya yang dilakukan oleh Guru
Wali Kelas atau Guru BK.
2. Mengetahui Strategi Pembelajaran Anak SD/MI Usia 6-12 Tahun.
3. Mengetahui Strategi Pembelajaran Anak SMP/MTS Usia 13-15 Tahun.
4. Mengetahui Strategi Pemblajaran Anak SMA/MA Usia 16-18 Tahun.
5. Mengetahui Strategi Pembelajaran Anak di Era Pandemi Covid 19.
6. Mengetahui Strategi Pembelajaran Anak di Masa New Normal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Pembelajaran Anak yang Baik Menurut Para Ahli Sesuai


Tingkat Perkembangannya yang dilakukan oleh Guru Wali Kelas atau
Guru BK
1. Pengertian Startegi Pembelajaran Menurut Para Ahli dan Umum

Kata strategi berasal dari bahasa Latin, yaitu „strategia’ yang berarti seni
penggunaan rencana untuk mencapai tujuan Secara umum strategi adalah alat,
rencana, atau metode yang digunakan untuk menyelesaikan suatu tugas,. Di
dalam konteks pembelajaran, strategi meliputi pendekatan dalam
penyampaian materi lingkungan pembelajaran. Strategi pembelajaran dapat
juga diartikan sebagai sebuah struktur kegiatan pembelajaran yang dipilih
dan digunakann seorang guru secara konstektual, dengan menyesuaikan
karakteristik peserta didik, lingkungan sekolah, kondisi sekolah, dan juga
prosedur yang ada. Untuk itu, strategi pembelajaran harus disesuaikan
dengan tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan agar diperoleh
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. 1 Berikut
pengertian strategi pembelajaran menurut para ahli:

 Menurut Miarso strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh


pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran, yang berupa pedoman
umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum
pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori
belajar tertentu.
 Seels dan Richey menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan
rincian dari seleksi pengurutan peristiwa dan kegiatan dalam
pembelajaran, yang terdiri dari metode-metode, teknik-teknik maupun
prosedur-prosedur yang memungkinkan peserta didik mencapai tujuan.

1
Wahyudin Nasution, STRATEGI PEMBELAJARAN, (Medan:Perdana Publishing),
2017, hal.03

2
 Menurut Romiszowsky, strategi dalam konteks kegiatan pembelajaran
mengandung makna, yaitu untuk mengoptimalkan kegiatan belajar
mengajar dengan memilih metode-metode yang dapat mengembangkan
kegiatan belajar peserta didik secara lebih aktif.2
 Menurut J.R David dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan
sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a
particular educational goal.
 Menurut Benny A. Pribadi menegaskan bahwa, strategi pembelajaran
dapat diaplikasikan sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, pada
saat presentasi materi pelajaran dan pada saat penilaian dan aktivitas
pembelajaran lanjutan. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
 Menurut Dick & Carey menyatakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan suatu materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan
secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil dalam pembelajaran
terhadap siswa.3

Jadi bisa disimpulkan bahwa strategi pembelajaran menurut saya adalah


sebuah perencanaan untuk mencapai suatu pembelajaran yang diharapkan
dan dilakukan antara guru dan peserta didik yang dilakukan oleh seorang
guru entah itu wali kelas atau guru BK diruang kelas yang bertujuan untuk
terjadinya sebuah perubahan pada diri peserta didik.

2
Wahyudin Nasution, STRATEGI PEMBELAJARAN, (Medan:Perdana Publishing),
2017, hal.04
3
Sarwan, Belajar dan Pembelajaran Aktualisasi Konsep Fundamental dalam Proses
Pendidikan, (Mangli:STAIN Jember Press), 2013, hal. 81-82

3
2. Jenis-Jenis Dan Metode Strategi Pembelajaran Yang Sesuai Dengan
Tingkatannya
A. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari
seorang guru kepada sekelompok siswa agar dapat menguasai materi
4
pelajaran secara maksimal dan optimal. Dalam sistem ini, guru
menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis,
dan lengkap, siswa tinggal menyimak dan mencernanya saja, oleh karena
itu strategi ini sering disebut dengan strategi “chalk and talk”
Dalam strategi ekspositori terdapat keunggulan dan kelemahannya
diantaranya:
a. Keunggulan
1. Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol
urutan dan keluasan materi pembelajaran, ia dapat mengetahui
sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang
disampaikan.
2. Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila
materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara
itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
3. Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat
mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi
pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi
(melalui pelaksanaan demonstrasi).
4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan
untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

4
Sarwan, Belajar dan Pembelajaran Aktualisasi Konsep Fundamental dalam Proses
Pendidikan, (Mangli:STAIN Jember Press), 2013, hal. 108

4
b. Kelemahan
1. Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap
siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak
secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti
itu perlu digunakan strategi lain.
2. Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap
individu baik perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan,
minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
3. Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka
akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal
kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir kritis.
4. Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung
kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan,
rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi, dan berbagai
kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi), dan
kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dapat dipastikan
proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
5. Oleh karena gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak
terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan
untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran
akan sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah
bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan
terbatas pada apa yang diberikan guru.
B. Startegi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran Inquiri menekankan kepada proses mencari dan
menemukan, sebab materi pelajaran tidak diberikan secara langsung.

5
Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran, 5 sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan
pembimbing siswa untuk belajar.
Strategi pembelajaran inquiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui
tanya jawab antara guru dan siswa.
Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristi yang
berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya
menemukan.
Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya:
a. Startegi ini merupakan strategi pembelajaran yang mene- kankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini
dianggap lebih bermakna.
b. Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka.
c. Startegi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai de ngan
perkembangan psikologi belajar modern yang me nganggap
belajar adalah proses perubahan (change) tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak
akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Strategi ini juga mempunyai beberapa kelemahan, di antaranya:

5
Dr. H. Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta:Predana Media),
2012, hal: 138

6
a. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka
akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
c. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya
dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
C. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah
strategi pembelajaran yang menyajikan masalah konstektual untuk
merangsang siswa belajar. Kegiatan belajar mengajar berdasarkan
pada masalah dan menyajikan masalah dengan kondisi yang autentik
dan bermakna sehingga dapat memotivasi peserta didik
melaksanakan investigasi masalah.6
Temuan terkait pembelajaran berbasis masalah sudah
banyak dilakukan, problem based learning dapat dikatakan sebagai
suatu proses pembelajaran yang menantang siswa untuk belajar
secara berkelompok dalam mencari solusi dari permasalahan dunia
nyata kemudian dituntut untuk memecahkan masalah tersebut.
Strategi pembelajaran ini akan membuat siswa aktif dan kreatif dalam
berfikir untuk memecahkan sebuah masalah. Berikut kelebihan dari
strategi pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:7
1. Siswa yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
6
Yunita Pare, Murtihapsari, 2021, Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning), Jurnal Pendidikan Kimia Undiksha, vol.5 No.2,
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPP/article/download/1694/1481 diakses 27 Mei 2023
7
Lia Marliana, Suhertuti, Strategi Belajar dan Mengajar Bahasa Indonesia,
(Bandung:PT Remaja Rosdakarya), 2018, hal.74

7
Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa
berhadapan dengan situasi tempat konsep diterapkan.
2. Siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
sebenarnya.
3. Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam
bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
D. Strategi pembelajaran Kooperatif
Strategi kooperatif adalah metode belajar yang para siswanya
bekerja berpasangan dan secara lisan meresume bagian-bagian dari
materi yang dipelajari. Model pembelajaran ini dirancang untuk
mengajarkan kecakapan akademik, sekaligus keterampiran sosial. 8
Ciri-ciri pembelajaran ini adalah kelompok yang dibentuk sesuai
dengan tingkat kemapuan siswa yang tinggi, sedang, dan rendah, lalu
setiap anggota kelompok membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama dan setiap anggota mempunyai tujuan yang sama. Kelebihan
metode ini adalah sebagai berikut.9

1. Metode ini melatih pendengaran dan ketelitian/kecermatan.


2. Setiap siswa mendapat peran.
3. Metode ini melatih siswa berani mengungkapkan kesalahan orang
lain secara lisan.
4. Menimbulkan kepuasan siswa melalui pengalaman pembelajaran
mereka.
5. Membantu siswa membangun keterampilan berkomunikasi secara
lisan.
8
Dr. H. Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta:Predana Media),
2012, hal. 267
9
Lia Marliana, Suhertuti, Strategi Belajar dan Mengajar Bahasa Indonesia,
(Bandung:PT Remaja Rosdakarya), 2018, hal.39

8
6. Membangun keterampilan sosial siswa.
7. Menunjukkan kepercayaan diri siswa.
8. Membantu menunjukkan hubungan kompetisi yang positif.
E. Pembelajaran Afektif
Stategi pembelajaran afektif adalah strategi yang
berorientasi pada pencapaian tujuan sikap dan keterampilan efaktif.
Strategi ini pada umumnya menghadapkan peserta didik pada situasi
yang problematik, sehingga diperlukan keterampilan khusus untuk
menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan tingkat kemampuan
masin-masing. 10 Aspek afektif merupakan salah satu diantara tiga
aspek yang sangat penting dalam pembelajaran.
Aspek afektif merupakan aspek sikap yang tertanam
dalam diri peserta didik. Strategi ini pada umumnya menghadapkan
peserta didik pada situasi yang problematik, sehingga diperlukan
keterampilan khusus untuk menyelesaikan masalah tersebut sesuai
dengan tingkat kemampuan masin-masing. Salah satu
implementasinya yakni mengajak peserta didik untuk memandang
permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah
wawasan mereka serta sikap tertentu sesuai nilai yang dimilikinya.
F. Strategi Pembelajaran Konstektual

Strategi pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching


and Learning) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

10
St. Fatimah Kadir, Desember 2015, Strategi pembelajaran afektif untuk investasi
pendidikan masa depan, Jurnal Al-Ta‟dib, Vol.8 No.2,
https://media.neliti.com/media/publications/235695-strategi-pembelajaran-afektif-untuk-inve-
83166747.pdf, diakses 25 Mei 2023

9
Dalam hal ini, siswa diharap mengerti apa makna dan manfaat belajar,
dari apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti. Melalui
strategi ini siswa diharapkan belajar untuk mengalami bukan
memahami.11
Dalam strategi ini, tugas guru adalah sebagai pembimbing
dalam membantu siswanya untuk mencapai tujuan. Strategi
konstektual ini dapat dijalankan tanpa harus merubah kurikulum dan
tatanan yang sudah ada. Penerapan kegiatan mengkonstruk atau
membangun sendiri pengetahuan pada siswa 12 , yaitu melatih siswa
untuk bekerjasama, sharing idea, saling berbagi pengalaman,
pengetahuan, saling berkomunikasi sehingga terjadi interaksi yang
positif antar siswa dan pada akhirnya siswa terlibat secara aktif belajar
bersama-sama.
G. Strategi Pembelajaran Aktif
strategi pembelajaran aktif merupakan strategi belajar
yang melibatkan siswa secara langsung dalam berinteraksi,
menyelidiki, menyelesaikan masalah dan menyimpulkan pemahaman
diri. Melalui pembelajaran aktif, guru akan mengondisikan siswa
untuk selalu mengalami pengalaman belajar yang lebih bermakna dan
senantiasa berpikir tentang apa yang dilakukan selama proses
pembelajaran, strategi ini juga merupakan salah satu upaya yang
dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan motivasi peserta didik mengikuti pembelajaran,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

11
Dr. H. Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta:Predana Media),
2012, hal. 267
12
Hasnawati, 2006, Pendekatan Contextual Teaching Learning Hubungannya
dengan Evaluasi Pembelajaran, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 3 No.1,
https://journal.uny.ac.id/index.php/jep/article/view/635 , diakses 27 Mei 2023

10
Seorang guru dituntut kejelian dalam memilih strategi
yang tepat untuk materi tertentu, sehingga pembelajaran menjadi
mengasyikkan, penuh inovasi, aktif, kreatif, dan tujuan pembelajaran
dapat tercapai. 13 Karena dengan belajar aktif, peserta didik akan
mampu memecahkan masalahnya sendiri dan yang paling penting
melakukan tugasnya sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari
pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi dan
lingkungan yang akan dihadapinya.
H. Strategi Pembelajaran Quantum Teaching
Strategi pembelajaran Quantum Teaching adalah strategi
pembelajaran yang berfokus pada proses dan siswa. Kata quantum
memiliki arti interaksi yang mengbah energi menjadi cahaya. Dengan
demikian Quantum Teaching adalah perpaduan bermacam-macam
Interaksi antara guru dan siswa serta proses pembelajaran yang
tercipta berpengaruh besar terhadap efektivitas dan antusiasme siswa
dalam mengikuti pembelajaran. 14 Quantum Teaching berfokus pada
hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas dengan interaksi yang
mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.
Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari
yang terbaik menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan, dan
mampu bergerak dengan otak, yang pada akhirnya akan meningkatkan
kemampuan guru untuk menjelaskan kemampuan murid untuk
berprestasi. Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa dalam
Quantum Teaching terjadi suatu kompleksitas karena adanya
penggabungan dari berbagai faktor.

13
Umi Nasikhah, Januari 2020, Strategi Pembelajaran Aktif Sebagai Upaya Dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Di Kelas, Jurnal Keguruan dan Pendidikan Islam, Vol. 1 No.1,
https://www.kajianpustaka.com/2021/12/pembelajaran-aktif-active-learning.html, diakses 28 Mei
2023
14
Dr. H. Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta:Predana Media),
2012, hal. 200

11
Dalam proses belajar, sejauh mana guru mampu merubah
lingkungan, prestasi, dan rancangan pengajaran menjadi lebih baik,
maka sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Hal inilah yang
menjadi dasar bagi konsep Quantum Teaching.

B. Strategi Pembelajaran Anak SD/MI Usia 6-12 Tahun

Startegi pembelajaran sangatlah penting, karena itu merupakan bagaimana


cara guru sebagai ujung tombak perubahan dalam melakukan usaha yang nyata
untuk tercapainya kompetensi. Desain startegi pembelajaran juga harus
disesuaikan antar guru dan peserta didik dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Strategi pembelajaran dikatakan berhasil apabila tepat dengan keseluruhan hasil
belajar yang akan dikembangkan baik dari sisi kognitif, afektif, maupun
psikomotor.

Pada tahun 1996 penelitian Carnegie Corporation of New, menunjukkan fakta


bahwa peserta didik yang memasuki kelas 1 SD sedang berada di fase transisi dari
pertumbuhan pesat masa anak-anak ke fase perkembangan yang lebih bertahap.
Dalam fase ini, perubahan perkembangan mental maupun sosial merupakan ciri
khas masa-masa sekolah awal. Setelah melewati tingkatan kelas, mendekati akhir
masa anak-anak, dan memasuki masa pra remaja. Oleh karena itu, masa-masa
sekolah awal atau dasar berperan penting dalam keberhasilan anak di sekolah
karena sekolah dasarlah yang mendefinisikan diri anak sebagai peserta didik.

Secara fisik anak-anak di sekolah dasar telah mengembangkan banyak


kemampuan motorik dasar yang dibutuhkan untuk keseimbangan, berlari,
melompat dan melempar. Terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan
perempuan, dimana perempuan biasanya akan lebih tinggi, lebih berat dan lebih
kuat daripada anak laki-laki pada saat mereka ada di kelas lima, sehingga pada
saat perempuan mengalami puncak pertumbuhan justru anak laki-laki baru
memasuki periode masa kanak-kanak akhir.

12
Anak sekolah dasar secara fisik telah mengembangkan kemampuan-
kemampuan motorik dasar yang dibutuhkan untuk keseimbangannya seperti,
berlari, melompat, dan melempar. Namnun terdapat perbedaan anatara anak
perempuan dan laki-laki, biasa anak laki-laki lebih pendek, lebih ringan, dan lebih
lemah daripada anak perempuan, sehingga pada saat perempuan sedang
mengalami punccak pertumbuhan justru anak laki-laki baru memasuki periode
masa kanak-kanak akhir.

Lalu kemampuan kognitif juga mengalami prsoes perubahan, anak usia anatar
5 dan 7 tahun mengalami proses perubahan pemikiran yang penting. Ini
merupakan periode peralihan dari tahap pemikiran pra oprasional ke tahap operasi
konkret. Perubahan ini memungkinkan anak-anak melakukan secara mental
sesuatu yang sebelumnya dilakukan secara fisik dan membalik tindakan tersebut
secara mental. Namun tidak semua anak mengalami peralihan ini pada usia yang
sama, dan tidak satu pun anak berubah dari tahap satu ke tahap berikutnya dengan
cepat. Anak-anak sering menggunakan perilaku kognitif yang merupakan ciri khas
dua tahap perkembangan pada saat yang sama. Selain memasuki tahap operasi
konkret, anak usia sekolah dasar dengan pesat mengembangkan kemampuan daya
ingat dan kognitif, termasuk kemampuan meta kognitif, yaitu kemampuan
memikirkan pemikiran mereka sendiri dan mempelajari bagaimana cara belajar.

Secara emosional anak-anak juga mulai mencoba membuktikan bahwa mereka


tumbuh dewasa bahkan hal ini sering digambarkan sebagai tahap saya-
dapatmelakukan-sendiri. Ketika kekuatan konsentrasi anakanak tumbuh, mereka
dapat menghabiskan lebih banyak waktu untuk tugas-tugas yang dipilih dan sering
merasa senang dalam menyelesaikan proyek-proyek. Tahap ini juga meliputi
pertumbuhan tindakan independen, kerja sama dengan kelompok dan tampil
dengan cara yang dapat diterima secara sosial dengan suatu perhatian pada
perlakuan yang adil.

Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan


peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik
dalam bentuk interaksi antar peserta didik maupun peserta didik dengan pengajar

13
dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Bonwell dalam Samadhi (2010:47),
pembelajaran aktif memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh
pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis
dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
2. Peserta didik tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi,
3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi,
4. Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa
danm elakukan evaluasi,
5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

Peserta didik belajar secara aktif ketika mereka secara terus menerus terlibat,
baik secara mental maupun secara fisik. Pembelajaran aktif itu penuh semangat,
hidup, giat, berkesinambungan, kuat dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan
pembelajaran yang terjadi ketika peserta didik bersemangat, siap secara mental,
dan dapat memahami pengalaman yang dialami.15

C. Strategi Pembelajaran Anak SMP/MTS Usia 13-15 Tahun

D. Strategi Pemblajaran Anak SMA/MA Usia 16-18 Tahun

E. Strategi Pembelajaran Anak di Era Pandemi Covid 19

F. Strategi Pembelajaran Anak di Masa New Normal


BAB III
PENUTUP

1.Kesimpulan

15
Huriah Rachmah, STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF DI SEKOLAH DASAR,
(Pasundan-Cimahi), 2012, hal.10

14
Berdasarkan data-data dan pendapat ahli yang telah kami kumpulkan, kami
selaku penulis menyimpulkan bahwa tumbuh kembang ialah cara yang dialami
setiap individu danbersifat kualitatif. Perkembangan meliputi banyak hal, seperti
emosi, pola pikir, psikis, dan lain-lain. Perkembangan juga dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Seperti asupan nutrisi, gaya hidup, pengaruh lingkungan dan
bawaan lahir. Setiap individu memiliki tingkat perkembangan yang berbeda
tergantung faktor-faktor tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. Psikologi Perkembangan. Jakarta. PT Remaja Rosdakarya, 2013

15
Fatimah Ibda. “Perkembangan Konigtif teori jean Piaget”. Intelektualita, Vol3.
No 1 Januari-Juni 2015.

Fatma Laili Khoirun Nida. “Intervensi Perkembangan Moral Lawrence Kholberg


dalam Dinamika Pendidikan Karakter”. Edukasia. Vol8 No.2,
Agustus 2013.

Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2015

Monks, F.J ; Knoers, A.M.P; Haditono, S.R. Psikologi Perkembangan: Pengantar


dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah mada University
Press. 2014

Nur Azkia, Nur Rohman. “Analisis Metode Montessori dalam Meningkatkan


Kemampuan Membaca Permulaan Siswa Sd-MI Kelas Rendah”. Al-
Aulad. Vol3. No2. 30 Agustus 2020.

Rini, Hildayani dkk. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Universitas Terbuka, 2013

Salkind, Neil J “An Introduction to Theories of human development”. Sage


Publication. Thusand Oaks. London. New Delbi. 2019. Hal 62-64

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2015

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung :


Remaja Rosdakarya, 2013

16

Anda mungkin juga menyukai