Makalah Dinasti Abbasiyah
Makalah Dinasti Abbasiyah
Dosen Pengampu:
Bahrul Munib, S.H.i,. M.Pd.I
Disusun Oleh:
Amiliyyah Fi Nuril Hidayah
NIM: 222101010040
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik. Dan tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu menyusun makalah ini
sampai selesai, yang berjudul “ sebagai tugas individu oleh Bapak Dosen Bahrul
Munib, S.H.i, M.Pd.I.
Tujuan disusunnya makalah ini, untuk memenuhi tugas Peradaban Dan Islam
Nusantara. Dan juga bertujuan untuk meningkatkan wawasan pembaca tentang
sejarah Dinasti Abbasiyah serta kami sangatlah berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu peradaban Islam dan Islam Nusantara.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................6
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang berkuasa selama
hampir 500 tahun, dari tahun 750 hingga 1258 Masehi. Dinasti ini didirikan oleh
Abu al-Abbas al-Saffah, yang berhasil menggulingkan kekuasaan Dinasti
Umayyah yang sebelumnya berkuasa di Kekhalifahan Islam. Dinasti Abbasiyah
memerintah dari ibu kota baru mereka di kota Baghdad, yang dibangun sebagai
pusat kekuasaan baru.
Salah satu ciri khas Dinasti Abbasiyah adalah sistem pemerintahan yang
relatif lebih terpusat dan adil dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.
Selama masa kekuasaan mereka, Dinasti Abbasiyah juga mencapai masa kejayaan
dalam bidang seni, sastra, arsitektur, dan ilmu pengetahuan. Mereka menjadi
pelopor dalam pengembangan ilmu falak (astronomi), matematika, kedokteran,
dan filsafat.
Di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, Islam berkembang pesat di seluruh
dunia. Mereka juga memperluas kekuasaannya ke wilayah-wilayah baru,
termasuk Afrika Utara, Spanyol, dan Asia Tengah. Salah satu pemerintah terkenal
dari Dinasti Abbasiyah adalah Harun al-Rashid, yang terkenal karena
kebijaksanaannya, kemewahan, dan perhatiannya terhadap seni dan sastra.
Namun, pada abad ke-10, Dinasti Abbasiyah mengalami kemunduran yang
cukup besar. Kekuasaan terpecah menjadi beberapa wilayah yang saling bertikai,
dan invasi bangsa Mongol pada tahun 1258 mengakhiri masa kekuasaan Dinasti
Abbasiyah secara resmi. Meskipun begitu, warisan Dinasti Abbasiyah tetap
berpengaruh dan penting dalam sejarah Islam dan peradaban dunia.
1.2 Rumusan masalah
1. Bagaimana awal kemunculan Dinasti Abbasiyah?
2. Apa saja warisan yang ditinggalkan Dinasti Abbasiyah?
3. Apa yang menyebabkan kemunduran Dinasti Abbasiyah?
4. Bagaimana sistem pemerintahan Dinasti Abbasiyah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui awal kemunculan Dinasti Abbasiyah
2. Untuk mengetahui Apa saja warisan yang ditinggalkan Dinasti Abbasiyah
3. Untuk mengetahui penyebab kemunduran Dinasti Abbasiyah
4. Untuk mengetahui sistem pemerintahan Dinasti Abbasiyah
BAB II
PEMBAHASAN
1
Edianto, 2017, BANI ABBASIYAH ( Pembentukan, Perkembangan dan Kemajuan ) Jurnal
Maret 2023
Mereka berpendapat bahwa orang-orang Umayyah menguasai
kekhalifahan secara paksa melalui perang siffin. Oleh karena itu, untuk
mendirikan Dinasti Abbasyiah mereka mengadakan gerakan yang luar biasa
dalam bentuk pemberontakan.
b. Gerakan Abbasyiah
Di antaranya melakukan pemberontakan yang dinamakan Gerakan
Bawah Tanah yang bergerak secara diam-diam dan dengan hati-hati untuk
menyusun sebuah kekuatan demi merebut jabatan khalifah dari Dinasti
Umayyah. Gerakan bawah tanah ini menerapkan politik bersahabat, dengan
tidak menampakkkan permusuhan atau perselisihan dengan bani umayyah,
lalu dengan menggunakan nama bani hasyim supaya mendapat dukungan dari
golongan syiah (pendukung Ali). Gerakan ini dipimpin langsung oleh
Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas, pada pemerintahan khalifah
Umar ibn Aziz. Dan gerakan ini berpusat di wilayah Khurasan.
Pada masa khalifah Hisyam ibn Abdul Malik, gerakan Abbasyiah ini
telah memperoleh pengikut yang cukup luas dengan propaganda-propaganda
gerakan tersebut. Meraka sangat berhati-hati dan tidak memperlihatkan sikap-
sikap perlawanan terbuka terhadap Daulah Umayyah, lain halnya dengan
kelompok syiah dan khawarij yang melakukan perlawanan secara terang-
terangan. Gerakan bawah tanah ini dilakukan secara rahasia dan terorganisir
dengan baik. Banyak dari anggota gerakan ini berasal dari kalangan bawah,
seperti petani dan buruh, yang merasa tidak puas dengan pemerintahan
Umayyah yang korup dan tidak adil.2 Mereka diorganisir dalam kelompok-
kelompok kecil yang terpisah-pisah, dan melakukan serangan-serangan
gerilya terhadap pasukan Umayyah.
2
Akramun Nisa1 , St. Aisyah Abbas, Juni 2022, HISTORIS KEJAYAAN ISLAM DI MASA
DINASTI ABBASIYAH, Jurnal pemikiran dan penelitian hukum, Vol.9, No.2
https://ojs.unm.ac.id/tomalebbi/article/download/36461/17026, 10 Maret 2023
Gerakan ini memperoleh dukungan dari banyak orang, terutama
karena kelompok Bani Hasyim, keluarga Nabi Muhammad yang menjadi
basis dukungan Abbasiyah, dikenal karena kualitas kepemimpinan dan
integritas moral mereka.
3
Joesoef Sou’yb, Sejarah Daulat Abbasiah I, N.V Bulan Bintang, Jakarta, 2008, hlm.14
lamanya disertai kemampuan mengendalikan gerak tindak para pengikutnya
di Khurasan itu.
Abu Muslim Al-Khurasani akhirnya melakukan dakwah secara
terbuka untuk kepentingan keluarga Abbasyiah. Ia mengirim utusan ke
berbagai kota di wilayah Khurasan untuk mengambil Bai’at dari para
penduduk terhadap Ibrahim Al-Imam. Para utusan itu di sambut hangat dan
terbentuklah pasukan-pasuka Abbasyiah dimana-mana, dan seluruhnya tunduk
di bawah Panglima Besar Al-Khurasani.
Baghdad terletak di antara dua sungai besar, Tigris dan Efrat, yang
membuatnya mudah diakses dari berbagai wilayah. Lokasi ini sangat
menguntungkan untuk perdagangan dan pertahanan, serta untuk memperluas
kekuasaan politik dan ekonomi Dinasti Abbasiyah.
Pemindahan ibukota ini juga dimaksudkan untuk membawa lebih dekat
pemerintahan dengan basis dukungan utama Abbasiyah, yaitu masyarakat
Arab di daerah Irak. Selain itu, pemindahan ini juga bertujuan untuk
menghindari pengaruh politik dari lingkungan istana sebelumnya di
Damaskus, yang terkenal dengan gaya hidup mewah dan pengaruh dinasti
Umayyah yang kuat.
Pada saat yang sama, khalifah Abu Ja'far al-Mansur juga memulai proyek
pembangunan kota Baghdad yang besar, dengan menarik para arsitek dan
insinyur terbaik dari seluruh dunia Islam. Hasilnya, Baghdad menjadi salah
satu kota terbesar dan terindah di dunia Islam pada saat itu, dengan
infrastruktur yang modern dan kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan
budaya.
Dan Masa Dinasti Abbasyiah juga merupakan masa yang penting dalam
sejarah Islam karena banyaknya tokoh dan ilmuwan terkemuka di bidang
hadis dan fikih. Berikut beberapa ulama hadis dan fikih pada masa Dinasti
Abbasyiah yang terkenal:
Karya-karya para ulama ini menjadi sumber rujukan utama dalam studi hadis
dan fikih bagi umat Islam di seluruh dunia hingga saat ini
Selain itu, invasi bangsa Mongol pada tahun 1258 juga menjadi titik
akhir bagi Dinasti Abbasiyah. Baghdad yang menjadi pusat pemerintahan
Abbasiyah jatuh ke tangan bangsa Mongol yang menghancurkan kota dan
membantai penduduknya. Khalifah terakhir Dinasti Abbasiyah, Al-Musta'sim
Billah, ditangkap dan dihukum mati oleh bangsa Mongol, yang menandai
akhir dari kekhalifahan Abbasiyah di tangan Hulagu Khan.6
6
Al-Khudari, Syaikh Muhammad, Bangkit dan Runtuhnya Daulah Abbasiyah, Jakarta Timur,
Pustaka Al-Kautsar, 2016, hlm.790
Kemunduran Dinasti Abbasiyah menandai akhir dari kekhalifahan Islam yang
sentralistik dan menghasilkan era baru dalam sejarah dunia Islam, di mana
wilayah kekuasaan dibagi dan muncul banyak dinasti dan negara-negara baru
yang bersaing satu sama lain. Ada beberapa faktor yang menyebabkan
kemunduran Dinasti Abbasyiah, antara lain:
7
Nurfazillah, Oktober 2020, PRAKTIK POLITIK DALAM SEJARAH ISLAM ERA DINASTI-
DINASTI ISLAM, Vol. 6, No.1
https://journal.ar-raniry.ac.id/index.php/jai/article/download/615/415/ 13 Maret 2023
Majelis Konsultatif (Majlis al-Shura) yang terdiri dari para pejabat tinggi dan
ulama terkemuka.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu dinasti Islam yang berkuasa selama
hampir 500 tahun, dari tahun 750 hingga 1258 Masehi. Dinasti ini didirikan oleh
Abu al-Abbas al-Saffah, yang berhasil menggulingkan kekuasaan Dinasti
Umayyah yang sebelumnya berkuasa di Kekhalifahan Islam. Dinasti Abbasiyah
memerintah dari ibu kota baru mereka di kota Baghdad, yang dibangun sebagai
pusat kekuasaan baru. Dinasti Abbasyiah merupakan keturunan dari paman
Rasulullah saw., yaitu Abbas bin Abdul Muthalib
Dinasti Abbasiyah mampu bertahan kurang lebih sampai 5 abad lamanya
dengan jumlah khalifah yang memimpin sebanyak 37 khalifah. Dan sejarah
perjalanan Dinasti Abbasiyah ini dapat disimpulkan beberapa periode yakni:
1) Awal Daulah Abbasyiah (750-800): Periode ini dimulai dengan
kemenangan gerakan Abbasiyah dan pengangkatan Abu al-Abbas al-
Saffah sebagai Khalifah pertama dinasti Abbasiyah. Pada periode ini, Abu
al-Abbas al-Saffah berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya dan
menegakkan sistem pemerintahan yang baru. Periode ini juga ditandai
dengan konflik internal antara keluarga Abbasiyah, yang berusaha untuk
memperkuat posisi mereka di pemerintahan.
2) Zaman Keemasan (800-900): Periode ini ditandai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam yang pesat, terutama di bawah
pemerintahan Khalifah Harun al-Rashid dan putranya, Al-Ma'mun. Pada
periode ini, Daulah Abbasyiah menjadi pusat kebudayaan dan peradaban
Islam, dengan perkembangan seni, sastra, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.
3) Zaman Krisis (900-950): Periode ini ditandai dengan kemerosotan
kekuasaan Daulah Abbasyiah, terutama karena tekanan dari kelompok-
kelompok perlawanan seperti bangsa Turki dan Persia. Pada periode ini,
keluarga Abbasiyah juga mengalami konflik internal yang serius, yang
melemahkan posisi mereka di pemerintahan.
4) Zaman Kegelapan (950-1258): Periode ini ditandai dengan kemunduran
kekuasaan Daulah Abbasyiah, dengan penurunan kualitas kepemimpinan
dan melemahnya institusi pemerintahan. Pada periode ini, kekuasaan
Abbasiyah berada di bawah pengaruh para wazir dan komandan militer,
dan negara mengalami periode stagnasi dalam perkembangan kebudayaan
dan ilmu pengetahuan.
5) Akhir Daulah Abbasyiah (1258-1517): Periode ini dimulai dengan
kejatuhan Daulah Abbasyiah di tangan bangsa Mongol pada tahun 1258.
Setelah itu, keluarga Abbasiyah masih mempertahankan posisi mereka
sebagai simbol kekuasaan Islam, meskipun kekuatan mereka semakin
melemah dan terbatas pada wilayah-wilayah kecil di sekitar Baghdad.
Pada periode ini, kekuasaan Abbasiyah juga dipengaruhi oleh kekuatan
luar seperti Dinasti Safawi di Persia dan Kesultanan Utsmaniyah di Turki.
Daulah Abbasyiah berakhir pada tahun 1517 ketika Kesultanan
Utsmaniyah mengambil alih Baghdad dan menempatkan wilayah
kekuasaan Abbasiyah di bawah kendali mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Akramun Nisa1 , St. Aisyah Abbas, Juni 2022, HISTORIS KEJAYAAN ISLAM
DI MASA DINASTI ABBASIYAH, Jurnal pemikiran dan penelitian
hukum, Vol.9, No.2
https://ojs.unm.ac.id/tomalebbi/article/download/36461/17026, 10
Maret 2023
https://journal.ar-raniry.ac.id/index.php/jai/article/download/615/415/ 13
Maret 2023