Anda di halaman 1dari 10

JOURNAL REVIEW

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah


Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu:
Dr. Operianus Mendrofa, S. Th.,M.Pd.

Dibuat Oleh :
Nama : Firdayanti Zalukhu
Nim : -

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NIAS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas journal review ini bisa selesai pada
waktunya.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Pendidikan, yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam proses
pembuatan Review Jurnal ini.
Saya berharap semoga Review Jurnal ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, saya memahami bahwa laporan bacaan ini masih banyak kekurangan
atau jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi
penyempurnaan makalah ini kedepannya dan bermanfaat bagi kita semua.

Gunungsitoli, 28 September 2023


Penulis,

FIRDAYANTI ZALUKHU
NIM. -
REVIEW JURNAL 1

IDENTIFIKASI JURNAL 1

Nama Jurnal Tawadhu


Nama Artikel Hakikat Manusia
Halaman 17 halaman

Tahun 2021
- Dila Rukmi Octaviana
Penulis
- Reza Aditya Ramadhani

1. Pokok Permasalahan
Manusia dilahirkan dengan berbagai potensi yang senatiasa selalu berupaya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki, salah satu cara dalam mengembangkan potensi
tersebut adalah dengan cara pendidikan sepanjang hayat dan berfilsafat, pendidikan itu
diberikan atau diselengarakan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi manusia ke arah
yang positif. Karena dengan kita senantiasa mengembangkan diri niscaya kita akan menjadi
manusia seutuhnya dengan berbagai potensi yang kita miliki. Pada hakikatnya manusia
memerlukan pengetahuan dalam berkehidupan. Pengetahuan sendiri memiliki berbagai
macam bentuknya berupa pengetahuan biasa, pengetahuan agama, pengetahuan filsafat dan
pengetahuan ilmiah. Yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk lainya berupa
ilmu pengetahuan, karena dengan ilmu manusia senantiasa dapat membedakan antara baik
dan buruk, benar dan salah dan lain sebagainya. Sudah semestinya Pengetahuan merupakan
sesuatu yang sangat vital yang harus mendapatkan perhatian agar dapat mengantarkan kepada
kehidupan yang yang lebih baik. Filsafat dan agama esensinya dua ranah yang berbeda,
bahkan sering adanya perbedaan pendapat antara keduanya, tetapi sebenarnya keduanya
merupakan hal yang saling berhubungan dan berkombinasi untuk mengetahui terkait hakikat
keilmuan dalam keduanya.

2. Kajian Teori

1. Hakikat Manusia
Tujuan formal filsafat manusia adalah manusia, sifat manusia, struktur manusia. Menurut
Micael Leyhi yang dikutip oleh Nuryamin, sifat manusia menunjukkan bahwa setiap orang
memiliki sifat yang berbeda-beda dan setiap karakter memiliki nilai tersendiri. Dengan
mempelajari filsafat, kita dapat merumuskan pengetahuan kita tentang kemanusiaan.
Pengetahuan ini sangat penting karena memberi kita pemahaman menyeluruh tentang alasan
keberadaan manusia di dalam diri kita dan di dunia. Kemanusiaan adalah semacam vitalitas
yang mengatur kehidupan seseorang dalam masyarakat yang terus berubah. Pencarian
kemanusiaan tidak hanya menekankan bahwa materi adalah penentu utama kehidupan
manusia, tetapi juga aspek spiritualnya sebagai penentu utama kehidupan manusia.Berikut
merupakan pandangan dari berbagai aliran terkait hakikat manusia yaitu:
a. Humanistik
Pencarian kemanusiaan tidak hanya menekankan bahwa materi adalah penentu utama
kehidupan manusia, tetapi juga aspek spiritualnya sebagai penentu utama kehidupan manusia.
Humanis mengklaim bahwa orang memiliki kemauan batin untuk membimbing diri mereka
sendiri untuk mencapai tujuan positif. Mereka berpikir orang-orang rasional dan dapat
menentukan nasib mereka sendiri. Ini mengarah pada kenyataan bahwa manusia berubah dan
terus tumbuh menjadi manusia yang lebih baik dan lebih sempurna.

b. Psikoanalitik
Dalam pandangan psikoanalitik diyakini bahwa pada hakikatnya manusia digerakkan oleh
dorongan-dorongan dari dalam dirinya yang bersifat instingtif. Hal ini menyebabkan tingkah
laku seorang manusia diatur dan dikontrol oleh kekuatan psikologis yang memang ada dalam
diri manusia. Terkait hal ini diri manusia tidak memegang kendali atau tidak menentukan atas
nasibnya seseorang tapi tingkah laku seseorang itu semata-mata diarahkan untuk
mememuaskan kebuTuhan dan insting biologisnya.

c. Behavioristik
Pada dasarnya, kelompok aktivis menganggap manusia sebagai makhluk yang reaktif, dan
perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor di luar dirinya, yaitu lingkungannya. Lingkungan
merupakan faktor dominan yang menghubungkan hubungan individu. Hubungan ini
ditentukan oleh hukum belajar, seperti teori pengkondisian dan teori keakraban dan contoh.
Mereka juga percaya bahwa baik dan jahat disebabkan oleh pengaruh lingkungan.

Ada beberapa potensi utama yang merupakan fitrah dari Tuhan kepada manusia yaitu:
1) Potensi fisik merupakan merupakan organ fisik manusia yang dapat digunakan dan
diperdayakan untuk berbagai kepentingan dalam memenuhi kebutuhan hidup. Seperti mata
untuk melihat, telinga untuk mendengar, lidah untuk berbicara dan lain sebagainya.
2) Potensi mental intelektual (inlelectual quetient), merupakan potensi kecerdasan pada otak
manusia, terutama otak kiri. Potensi itu berfungsi antara lain untuk menganalisis, menghitung,
merencanakan sesuatu dan lain sebagainya.

3) Potensi sosial emosional (emotional qoetient), kecerdasan pada otak manusia terutama
pada otak kanan. Potensi ini berfungsi antara lain mengendalikan amarah, bertanggung jawab,
motivasi, kesadaran diri dan sebagainya.2

4) Potensi mental spiritual (spiritual quetient), Potensi ini akan mendorong manusia untuk
mengakui dan mengabdi kepada sesuatu yang dianggapnya memiliki kelebihan dan kekuatan
yang lebih besar dari manusia itu sendiri. Nantinya, pengakuan dan pengabdian ini akan
melahirkan berbagai macam bentuk ritual atau upacara-upacara sakral yang merupakan wujud
penyembahan manusia kepada Tuhannya.

5) Potensi ketangguhan (adiversity quetient), potensi dari dalam diri manusia yang bertumpu
pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan dan daya juang
yang tinggi. AQ merupakan salah satu faktor spesifik sukses atau prestasi seseorang karena
mampu merespon segala kesulitan dengan baik.

2. Pengetahuan (Knowledge)

a. Pengertian Pengetahuan
Bila ditinjau dari jenis katanya 'pengetahuan' termasuk dalam kata benda, yaitu kata
benda jadian yang tersusun dari kata dasar 'tahu' dan memperoleh imbuhan 'pe- an', yang
secara singkat memiliki arti 'segala hal yang berkenaan dengan kegiatan tahu atau
mengetahui. Pengertian pengetahuan mencakup segala kegiatan dengan cara dan sarana
yang digunakan maupun segala hasil yang diperolehnya. Pada hakikatnya pengetahuan
merupakan segenap hasil dari kegiatan mengetahui berkenaan dengan sesuatu obyek (dapat
berupa suatu hal atau peristiwa yang dialami subyek).

b. Dasar-Dasar Pengetahuan.
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yg diketahui manusia. Suatu hal yang menjadi
pengetahuan selalu terdiri atas unsur yang mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran
mengenai hal yang ingin diketahui. Dasar-dasar pengetahuan yang dimiliki manusia itu
meliputi:
1) Penalaran
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mampu mengembangkan pengetahuan karena
memiliki kemampuan menalar. Manusia mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk,
mana yang indah dan mana yang jelek melalui proses penalaran yang dilakukan. Penalaran
juga dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan berupa
pengetahuan yang merupakan kegiatan berpikir mempunyai karakteristik tertentu dalam
menemukan kebenaran. Penalaran menghasilkan pengetahuan yang berkaitan dengan berfikir
bukan perasaan. Penalaran sebagai salah satu kegiatan berfikir memiliki ciriciri tertentu yaitu:
a) Adanya suatu pola fikir yang bersifat luas dan logis.

b) Bersikap analitik dari proses berfikirnya.

2) Logika
Logika didefinisikan sebagai suatu pengkajian untuk berpikir secara benar. Untuk menarik
suatu kesimpulan sebenarnya terdapat bermacam-macam cara, namun untuk membuat
kesimpulan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang memusatkan diri pada penalaran
ilmiah. Cara penarikan kesimpulan itu ada dua cara yaitu:
a) Logika Induktif, yakni merupakan cara berfikir dimana di tarik suatu kesimpulan yang
bersifat umum dari suatu kasus yang bersifat individual.

b) Logika Didukti, yakni kegiatan berfikir yang sebaliknya dar logika induktif. Deduktif
adalah cara berfikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang
bersifat khusus

3. Metode
Metode pada penulisan ini adalah kualitatif dengan cara studi kepustakaan. Atas dasar
referensi dan hasil penelitian sebelumnya tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik secara social.

4. Kesimpulan
Hakikat manusia adalah sesuatu yang menunjukkan bahwa setiap manusia memiliki
karakteristik yang berbeda dan setiap karakter memiliki nilai yang unik. Pencarian mengenai
hakikat manusia tidak hanya menekankan bahwa materi merupakan faktor utama yang
menentukan kehidupan manusia, tetapi juga menekankan aspek spiritual sebagai faktor utama
yang menentukan kehidupan manusia. Pengembangan potensi manusia ini harus dilakukan
secara terarah, bertahap dan berkelanjutan serta dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
pendekatan. Pengembangan potensi manusia harus bisa mengarahkan manusia untuk menjadi
abdi Tuhannya dan mengikuti nilai-nilai yang benar menurut kebenaran ilahiyah yang hakiki.
Pengertian pengetahuan mencakup segala kegiatan dengan cara dan sarana yang digunakan
maupun segala hasil yang diperolehnya. Pengetahuan adalah bagian esensial dari eksistensi
manusia, karena pengetahuan merupakan buah dan aktivitas berfikir yang dilakukan oleh
manusia. ilmu pengetahuan secara umum adalah suatu pengetahuan tentang objek tertentu
yang disusun secara sistematis objektif rasional dan empiris sebagai hasil.
REVIEW JURNAL 2

IDENTIFIKASI JURNAL 2

Nama Jurnal Sosial Humaniora


Nama Artikel Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik Secara Sosial
Halaman 7 halaman

Tahun 2013
- RSP Fauziah
Penulis
- RK Ruzli

1. Pokok Pemasalahan
Pada awal manusia dilahirkan, manusia belum memiliki sifat sosial. Artinya, manusia
belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak
diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di
lingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain telah dirasakan sejak usia enam
bulan. Saat itu mereka telah mampu mengenal manusia lain terutama ibu dan anggota
keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan perilaku sosial lain, seperti
marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih sayang. Perkembangan sosial pada
masa remaja berkembang kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu yang
unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai, atau perasaan sehingga
mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat melalui persahabatan atau percintaan. Pada masa ini berkembangan
sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, dan
keinginan orang lain. Ada lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap
dan perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan, misalnya taat beribadah, berbudi pekerti
luhur, dan lain-lain. Remaja diharapkan memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti
kemampuan untuk bereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi, dan relasi, baik di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
2. Pembahasan
a. Pengertian Perkembangan Sosial
Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan.
Hubungan sosial dimulai dari tingkat sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana.
Semakin dewasa, kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian tingkat
hubungan sosial juga berkembang menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan
remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan orang lain demi memenuhi kebutuhan
pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan bahwa pengertian perkembangan
sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan
meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Syamsu Yusuf dalam Hamdani (2007) menyatakan
bahwa perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi meleburkan diri menjadi satu kesatuan
dan saling berkomunikasi dan kerja sama. Pada awal manusia dilahirkan, manusia belum
memiliki sifat sosial. Artinya, manusia belum memiliki kemampuan dalam berinteraksi dengan
orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman
bergaul dengan orang-orang di lingkungannya.

b. Karakteristik Perkembangan Sosial Anak, Remaja, dan Dewasa


Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris)
kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan
kepentingan orang lain). Berkat perkembangan sosial anak dapat menyesuaikan dirinya
dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan
atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga
fisik maupun tugas yang membutuhkan pikiran. Hal ini dilakukan agar peserta didik belajar
tentang sikap dan kebiasaan dalam bekerja sama, saling menghormati, dan bertanggung
jawab. Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu kemampuan untuk memahami
orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat
pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini juga berkembang sikap
conformity, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai,
kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya).

c. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu keluarga,
kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental
terutama emosi dan inteligensi.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara
kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam
keluarga berlaku norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya
keluarga merekayasa perilaku kehidupan anak. Proses pendidikan yang bertujuan
mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan
bagaimana norma dalam menempatkan diri terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan
dan diarahkan oleh keluarga.
2. Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu mempertimbangkan
hubungan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan
kematangan intelektual, dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut pula
menentukan. Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan
kematangan fisik sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan
baik.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang
independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak
itu. Perkataan “ia anak siapa”, secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat
dan kelompoknya, serta memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.

3. dan Metode
Metode pada penulisan ini adalah kualitatif dengan cara studi kepustakaan. Atas dasar
referensi dan hasil penelitian sebelumnya tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik secara social.

4. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut.
Perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan
dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Perhatian remaja mulai tertuju pada
pergaulan di dalam masyarakat dan mereka membutuhkan pemahaman tentang norma
kehidupan yang kompleks. Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kehidupan
kelompok terutama kelompok sebaya. Perkembangan anak remaja dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu: kondisi keluarga, kematangan anak, status sosial ekonomi keluarga, pendidikan,
dan kapasitas mental terutama intelek dan emosi.

Anda mungkin juga menyukai