Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI POSTUR KERJA PADA PROSES PEMBUATAN

BARECORE MENGGUNAKAN METODE BRIEF Survey DAN


PLIBEL Checklist
(Studi Kasus: UKM Cipta Mandiri)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I


Pada Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik

Oleh:

Arif Susilo
D600150016

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
EVALUASI POSTUR KERJA PADA PROSES PEMBUATAN BARECORE
MENGGUNAKAN METODE BRIEF Survey DAN PLIBEL Checklist
(Studi Kasus: UKM Cipta Mandiri)

Abstrak
Kayu lapis adalah sebuah produk komposit terbuat dari lembaran vinir yang
direkatkan menggunakan lem. Proses pembutan kayu lapis dengan cara tradisional
dapat menimbulkan cidera pada pekerja. UKM Cipta Mandiri adalah salah satu
UKM kayu lapis yang memproduksi produk yang bernama Barecore. Penelitian
yang dilakukan menggunakan metode Baseline Risk Identification Ergonomic
Factor (BRIEF) survey dan PLIBEL checklist untuk mengetahui tingkat risiko
yang di timbulkan dari aktivitas pembuatan barecore. Berdasarkan perhitungan
menggunakan metode BRIEF survey terdapat 3 stasiun kerja yang teridentifikasi
mempunyai tingkat risiko yang tinggi dan berdasarkan hasil tersebut dilakukan
penyebaran kuisoner PLIBEL checklist untuk mengetahui keluhan yang dirasakan
pekerja pada ke 3 stasiun kerja yang memiliki resiko tinggi. Usulan yang
diberikan yaitu menambahkan dan mengubah desain dari alat bantu kerja,

Kata Kunci : BRIEF survey, Musculoskeletal Disorders (MSD), PLIBEL


checklist

Abstract
Plywood is a composite product made from sheets of veneer glued together using
glue. The process of making plywood in the traditional way can cause injury to
the worker. UKM Cipta Mandiri is one of the UKM plywood which produces a
product called Barecore. Research conducted using the Baseline Risk Factor
Identification Ergonomic (BRIEF) survey and PLIBEL checklist to determine the
level of risk that caused barecore creation activities. Based on the calculation
method contained BRIEF survey identified three work station has a high level of
risk and based on the results of the questionnaire conducted PLIBEL deployment
checklist to determine complaints from workers at all three work stations with
high risk. Proposal given that add and change the design of work tools,

Keywords: BRIEF survey, Musculoskeletal Disorders (MSD), PLIBEL checklist

1. PENDAHULUAN
Kayu lapis adalah sebuah produk komposit terbuat dari lembaran vinir yang
direkatkan menggunakan lem. Awal kemunculan produk kayu lapis terjadi pada
sekitar tahun 1500 SM di mesir (Haygreen and Bowyer, 1993). Proses pembutan
kayu lapis dengan cara tradisional dapat menimbulkan cidera pada pekerja. Pada
umumnya cidera otot dibagi menjadi 2 yaitu cidera sementara (reversible) dan
cidera permanen (persistent). (Tarwaka, 2004).

1
UKM Cipta Mandiri adalah salah satu UKM kayu lapis yang berdiri pada tanggal
12 Mei 2011. Produk yang dihasilkan oleh UKM Cipta Mandiri adalah Barecore
dengan kapasitas produksi 100 unit per hari. Barecore yang diproduksi oleh UKM
Cipta Mandiri ada 2 jenis yaitu barecore dengan tebal 10mm dan barecore
dengan tebal 13mm dengan panjang yang sama yaitu 2500mm dan lebar 1260mm.
Dalam proses produksinya, UKM Cipta Mandiri masih menggunakan teknologi
tradisional
Oleh Karena itu peneliti peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi risiko
cedera otot para pekerja UKM Cipta Mandiri. Peneliti mengevaluasi masalah
tersebut menggunakan metode PLIBEL checklist dan BRIEF survey.
2. METODE
2.1 PLIBEL Checklist
Metode PLIBEL (Plan for Indentifiering av. Belastningsfaktorer) dibuat oleh Dr.
Kemmlert (1990), yang bertujuan untuk menentukan faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya cidera. Pada PLIBEL terdapat checklist yang diberkan
kepada pekerja untuk mengetahui faktor penyebab keluhan yang mereka alami.
(Barley & Aribowo, 2015)
2.2 BRIEF survey
BRIEF survey adalah metode yang bertujuan untuk meneliti baian tubuh yang
beresiko terjadinya cidera. Dalam Metode BRIEF terdapat worksheet yang
digunakan untuk menlai apakah stasiun kerja tersebut memiliki potensi terjadinya
risiko cidera yang tinggi. Selain bagian tubuh BRIEF juga menilai faktor durasi,
beban, dan frekuensi. (Humantech Inc, 1995).

2
Gambar 1 BRIEF survey Worksheet
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 PENGUMPULAN DATA
a. BRIEF survey
Pengumpulan data yang digunakan untuk pngolahan BRIEF survey dilakukan
dengan cara mengisi lembar worksheet secara langsung dan dengan
menggunakan video.
b. PLIBEL checklist
Pengumpulan data keluhan musculoskeletal disorders (MDs) dilakukan
dengan wawancara secara langsung kepada pekerja dan menggukan kuisoner
PLIBEL checklist.
3.2 Pengolahan Data
a. BRIEF survey
Data yang diperoleh dari lembar worksheet kemudian diolah menggunakan
metode BRIEF survey. Hasil rekapitulasi dari metode BRIEF survey dapat
dilihat pada Tabel 1

3
Tabel 1 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Skor BRIEF survey
Stasiun Hand and Wrist Elbow Shoulders Rata- Pembula Klasifikas
No Aktivitas Neck Back Legs
Kerja Left Right Left Right Left Right Rata tan i
1.1 Mengambil Kayu 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2,6 3,0 H
1 Cutting 1
1.2 Memotong Kayu 1 3 3 0 3 3 3 0 0 1,8 2,0 M
2.1.1 Mengambil
3 3 3 3 3 3 3 2 0 2,6 3,0 H
Surface Kayu
2
Planner 1 2.1.2 Menghaluskan
3 3 3 3 0 3 3 2 0 2,2 2,0 M
Kayu
2.2.1 Mengambil
3 3 3 3 3 3 3 3 0 2,7 3,0 H
Surface Kayu
3
Planner 2 2.2.2 Menghaluskan 0 3 3 2 3 3 3 3 0 2,2 2,0 M
Kayu
3.1 Mengambil Kayu 3 3 3 3 1 1 3 2 0 2,1 2,0 M
4 Gang rip 3.2 Memotong kayu
menjadi beberapa 3 2 1 2 3 2 3 0 0 1,8 2,0 M
bagian
4.1 Memilah kayu
Pemindaha
yang akan digunakan
5 n dan 0 0 0 2 0 2 2 3 0 1,0 1,0 L
dan membuang kayu
Inspeksi
yang cacat
5.1 Memotong kayu
yang cacat sehingga
6 Cutting 2 0 0 2 2 1 1 0 0 0 0,7 1,0 L
tidak ada kayu yang
pecah
6.1 Membuat pola
7 Finger Joint 2 2 3 1 2 3 1 3 0 1,9 2,0 M
potongan pada kayu
Penyusuna 7.1 Mengambil kayu
8 2 2 2 2 2 2 3 2 0 1,9 2,0 M
n untuk disusun
8.1 Merekatkan kayu
yang sudah disusun
9 Pengeleman 1 1 2 2 1 2 3 0 0 1,3 1,0 L
dan dipotong dengan
menggunakan lem
9.1 Menyusun kayu
Pengepresa
10 untuk membentuk 2 2 3 3 3 3 3 3 0 2,4 2,0 M
n
lembaran-lembaran

Berdasarkan hasil pengolahan BRIEF survey pada 14 aktivitas dari 10 stasiun


kerja diperoleh hasil tingkat resiko tinggi (high) yang terdapat pada aktivitas
mengambil kayu di stasiun kerja cutting 1, aktivitas mengambil kayu di
stasiun kerja surface planner 1, dan aktivitas mengambil kayu pada stasiun
kerja surface planner 2.
b. PLIBEL Checklist
Dari data yang telah di ketahui bahwa pada proses pembutan barecore dari 10
stasiun kerja terdapat 3 stasiun kerja yang memiliki potensi resiko kerja yang
tinggi maka, dilakukan penyebaran kuisoner PLIBEL checklist kepada
pekerja yang bekerja di 3 stasiun kerja yang memiliki potensi tinggi terhadap
risiko cidera untuk mengetahui seberapa besar keluhan yang di rasakan oleh

4
pekerja. Berikut ini merupakan hasil perhitungan dari kuisoner PLIBEL
checklist.
Tabel 2 Hasil Pengolahan PLIBEL checklist Cutting 1
Skor Faktor Risiko Cidera Otot
Punggung Siku,
Bagian Atas Lengan Pinggul Punggung
Kaki Total
Leher, dan Bawah dan dan Lutut Bagian Bawah
Bahu Tangan
Jumlah "Y" 10 5 1 1 8 25
Total Pertanyaan 26 11 8 8 21 74
Persentase 38% 45% 13% 13% 38% 34%
Skor Lingkungan Faktor Risiko Yang Berhubungandengan Kerja/Perusahaan (Modifikasi)
Jumlah "Y" 5
Total Pertanyaan 10
Persentase 50%

Tabel 3 Hasil Pengolahan PLIBEL checklist Surface Planner 1


Skor Faktor Risiko Cidera Otot
Punggung
Siku, Lengan Punggung
Bagian Atas Pinggul
Bawah dan Kaki Bagian Total
Leher, dan dan Lutut
Tangan Bawah
Bahu
Jumlah "Y" 13 5 2 2 9 31
Total Pertanyaan 26 11 8 8 21 74
Persentase 50% 45% 25% 25% 43% 42%
Skor Lingkungan Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Kerja/Perusahaan (Modifikasi)
Jumlah "Y" 4
Total Pertanyaan 10
Persentase 40%

Tabel 4 Hasil Pengolahan PLIBEL checklist Surface Planner 2


Skor Faktor Risiko Cidera Otot
Punggung
Siku, Lengan Punggung
Bagian Atas Pinggul
Bawah dan Kaki Bagian Total
Leher, dan dan Lutut
Tangan Bawah
Bahu
Jumlah "Y" 12 5 1 1 8 27
Total Pertanyaan 26 11 8 8 21 74
Persentase 46% 45% 13% 13% 38% 36%
Skor Lingkungan Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan Kerja/Perusahaan (Modifikasi)
Jumlah "Y" 4

5
Total Pertanyaan 10
Persentase 40%

c. Usulan Perbaikan
Berdasarkan hasil dari pengolahan menggunakan metode Baseline Risk
Identification Ergonomi Factor (BRIEF) survey dan PLIBEL checklist
kemudian dilakukan usulan perbaikan sebagai berikut:
a Usulan Perbaikan Untuk Stasiun Kerja Cutting 1
Menambahkan sebuah meja untuk tempat kayu dengan tinggi 85cm,
panjang 120cm, dan lebar 120cm,. Detail dari desain dapat dilihatxpada
Gambar 4.1.

Gambar 2 Desain Usulan Meja Kayu Cutting 1


b Usulan Perbaikan Untuk Stasiun Kerja Surface Planner 1
Menambahkan wadah untuk kayu dan memberikan sandaran pada kursi
dengan dimensi dari wadah yang akan dibuat adalah tinggi 36cm, panjang
100cm, lebar 80cm, dan kedalaman 15cm. Sedangkan untuk dimensi kursi
tinggi 36cm, panjang 50cm, lebar 50cm, dan untuk tinggi sandaran kursi
60cm. Detail dari desain dapat dilihatxpada gambar 4.2.

Gambar 3 Desain Usulan Kursi dan Wadah Surface Planner 1

6
c Usulan Perbaikan Untuk Stasiun Kerja Surface Planner 2
Mengurangi panjang meja dan memberikan kursi yang memiliki sandaran
dengan dimensi dari meja adalah tinggi 58cm, panjang 100cm, dan lebar
70cm sedangkan untuk dimensi dari kursi adalah tinggi 58cm, panjang
50cm, lebar 50cm, tinggi sandaran 60cm dan tinggi tumpuan kaki 20cm.
Detail dari desain dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4 Desain Usulan Perbaikan Stasiun Kerja Surface Planner2


d. Hasil Perbaikan
Dari usulan perbaikan yan diberikan kemudian dilakukan simulasi penilaian
ulang menggunakan metode BRIEF survey. Rekapitulasi penilaian ulang
dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 5 Rekapitulasi Sebelum Perbaikan
Hand and Wrist Elbow Shoulders Rata- Klasifik
No Stasiun Kerja Neck Back Legs
Left Right Left Right Left Right Rata asi
1 Cutting 1 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2,6 H
2 Surface Planner 1 3 3 3 3 3 3 3 2 0 2,6 H

3 Surface Planner 2 3 3 3 3 3 3 3 3 0 2,7 H

Tabel 6 Rekapitulasi Sesudah Perbaikan


Hand and Wrist Elbow Shoulders Rata- Klasifik
No Stasiun Kerja Neck Back Legs
Left Right Left Right Left Right Rata asi
1 Cutting 1 0 0 3 3 0 1 0 0 0 0,8 L
2 Surface Planner 1 2 2 3 0 3 0 0 0 0 1,1 L

3 Surface Planner 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0,9 L

Berdasarkan dari Tabel 5 dan 6 dapat diketahui bahwa penurunan skor


padaxsetiap stasiun yang semula menunjukan bahwa ke 3 stasiun termasuk

7
kategori tingkat risiko yang tinggi setelah dilakukan perbaikan tingkat
risiko menurun dan ke 3 staiun kerja berada pada tingkat rendah.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan
menggunakan metode BRIEF survey dan PLIBEL checklist, maka peneliti
memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Hasil penilaian tingkat risiko cidera otot (MSDs) menggunakan metode
BRIEF survey diketahui bahwa dari ke 10 stasiun kerja terdapat 3 stasiun
kerja yang mana aktivitas pada stasiun kerja tersebut memiliki tingkat
risiko cidera yang tinggi sehingga memerlukan sebuah perbaikan dari
stasiun kerja atau pun tata cara pekerja dalam melakukan aktivitas pada ke
3 stasiun tersebut. Ke 3 stasiun yang memiliki risiko cidera yang tinggi
adalah stasiun kerja cutting 1, stasiun kerja surface planner 1, dan stasiun
kerja surface planner 2.
b. Hasil penilaian dari metode PLIBEL checklist dilakukan pada ke 3 stasiun
yang memiliki tingkat risiko tinggi untukxmengetahui persentase keluhan
yangxdirasakan oleh pekerja di ke 3 stasiunxtersebut dan dari hasil
tersebut digunakan untuk menentukan perbaikan desain pada ke 3 stasiun.
Stasiun cutting 1 membutuhkan sebuah meja untuk benda kerja, stasiun
surface planner 1 membutuhkan kursi yang ada sandaran dan sebuah
wadah untuk benda kerja, dan untuk stasiun kerja surface planner
memerlukan perbaikan pada meja kerja dan tambahan kursi yang terdapat
sandarannya.
4.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
a. Memberikan penyuluhan kepada pekerja mengenai postur kerja untuk
menghindari risiko terjadinya cidera.
b. Menambahkan alat perlindungan diri (APD) kepada pekerja untuk
digunakan dan mengurangi tingkat risiko terjadinya kecelakaan kerja.

8
DAFTAR PUSTAKA
Humantech Inc. (1995). Humantech Applied Ergonomics Training Manual:
Prepared for Procter & Gamble Inc (2nd ed.). Australia: Barkeley Valey.
Kemmlert, K. (1997). On the Identification and Prevention of Ergonomic Risk
Factor. Sweden: Department of Ergonomics Nasional Institute for
Working Life.
Tarwaka, Bakri, S. H., & Sudiajeng, L. (2004). Ergonomi Untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Uniba Press.

Anda mungkin juga menyukai