7184 24313 1 PB
7184 24313 1 PB
Abstract
Introduction: Diversity of food consumption can be in the form of functional food use. Coconut and soybean pulp is a functional
food that has the potential to be developed into fresh bread that has the nutritional value of protein sources. Objective: analyze
the acceptable, and nutritional value of The Development of Fresh Bread Protein Sources With the Addition of Coconut Pulp
Flour and Soybean Flour. Method: This research is included in the type of experimental research using Complete Randomized
Design (RAL) two factors (AK = Coconut Pulp Flour and K = Soybean Flour) with four levels of treatment. Comparison of
coconut pulp flour and soybean flour used are F0 (0% AK: 0 %K), F1 (40% AK: 60% K), F2 (50% AK : 50% K) and F3
(60% AK: 40% K). Anova's One Way different test and Duncan's significant α (0.05) were used to answer the goal. Result:
Based on the results of nutritional value, all formulations have a noticeable difference. Fresh bread source of protein addition of
coconut pulp flour and soybean flour the most preferred to be the chosen formula is F3 with the treatment of coconut pulp flour 60%
and soybean flour 40%. Selected fresh bread has a protein content of 12.93%, a coarse fiber content of 6.57%, carbohydrate content
of 42.58%, fat content of 2.8%, water content of 38.67%, and an ash content of 1%, and the preferred level of aroma, taste, color,
texture and overall respectively is 3.20; 3,22; 3,20; 3.24 and 3.42 (likes). Conclusion: Coconut pulp flour and soy flour can
be developed into fresh bread sources of protein received and almost meet SNI and the Directorate of Nutrition Ministry of Health.
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan dalam
pembuatan roti tawar adalah tepung
terigu protein tinggi (Cakra Kembar),
tepung ampas kelapa, tepung kedelai,
ragi instan (Fermipan), gula pasir (Rose
Brand), garam (Dolphin), shortening
(Crisco), susu skim bubuk (Tropicana
Slim), telur ayam, dan air.
Metode
Pembuatan Tepung Ampas Kelapa
Proses pembuatan tepung
ampass kelapa dimulai dari kelapa
dikupas dan pisahkan buah kelapa dari
kulit sabut dan tempurungnya, lalu
buang airnya. Kelapa yang sudah
dikupas lalu diparut, kemudian santan
diekstraksi dengan menambahkan air ke
parutan kelapa lalu diperas dua kali
berulang dengan tangan untuk
mengekstrak santannya. Hasil perasan
santan yaitu ampas kelapa disimpan
dalam wadah setelah itu keringkan pada
suhu 70°C selama 1 jam. Selanjutnya
menghaluskan ampas kelapa yang sudah
kering menggunakan blender dengan
speed maksimum dalam waktu 20 menit.
Proses berikutnya adalah ampas kelapa
yang sudah diblender di ayak dengan
ayakan 80 mesh, lama pembuatan
tepung dari proses mengupas sampai
menjadi tepung ±3 jam, tepung ampas
kelapa yang sudah di ayak disimpan
pada plastik kedap udara dengan tujuan
menjaga kualitas dan cita rasa tepung
kemudian dimasukan dalam wadah
tertutup yaitu Tupperware. Plastik vakum
yang digunakan adalah ZipperBag merk
Bagus dengan jenis LDPE (Low Density
3
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111-124) e-ISSN: 2656-0291
Ampas Kelapa dan Tepung Kedelai menit, kemudian roti yang telah matang
Langkah-langkah pembuatan roti dikeluarkan dari loyang kemudian
tawar antara lain menimbang sesuai formula didinginkan.
yang ditentukan, mencampurkan tepung
terigu, ragi, gula pasir, dan susu bubuk skim Desain Penelitian
hingga merata, menambahkan air, telur, Penelitian ini merupakan penelitian
shortening dan garam, kemudian diaduk eksperimental dengan menggunakan
kembali hingga dihasilkan adonan yang Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
kalis atau tidak lengket. Setelah adonan dua faktor (AK = tepung kelapa dan K =
kalis letakkan dalam wadah yang ditutup tepung kedelai) dan empat taraf
dengan kain lembab lalu fermentasi selama perlakuan. Pada tahap ini menentukan
45 menit untuk mengempiskan adonan formula yang tepat dari tepung ampas
dengan tujuan menghilangkan kelapa dan tepung kedelai sebagai bahan
karbondioksida yang terperangkap di penambahan untuk membuat roti tawar.
dalam adonan dan memperbaiki tekstur. Perbandingan tepung ampas kelapa dan
Lakukan pembentukan tepung kedelai yang digunakan adalah F0
adonan, lalu masukkan adonan ke dalam (0% AK: 0% K), F1 (40% AK : 60% K),
loyang fermentasi kembali selama 45 F2 (50% AK : 50% K)
menit untuk mengembangkan adonan dan F3 (60% AK : 40% K). Sedangkan
agar mencapai bentuk dan mutu yang berat bahan lain seperti shortening,
baik, pemanggangan dengan garam, gula, air, telur, susu bubuk skim
menggunakan oven, di mana roti yang telah dan ragi pada setiap perlakuan formulasi
dimasukkan ke dalam loyang dimasukkan roti tawar sama jumlahnya seperti pada
ke dalam oven dengan suhu 180°C selama tabel 1.
25
4
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111-124) e-ISSN: 2656-0291
5
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-6429
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111-124) e-ISSN: 2656-0291
Formulasi
Parameter P-value
F0 F1 F2 F3
Aroma3 3,08±0,724a 3,18±0,596a 3,16±0,584a 3,20±0,670a 0,803
Rasa4 3,12±0,594a 3,20±0,606a 3,30±0,580a 3,22±0,582a 0,504
Tekstur5 3,16±0,510a 3,18±0,596a 3,26±0,565a 3,20±0,700a 0,852
Warna6 3,10±0,463a 3,30±0,463a 3,28±0,536a 3,24±0,591a 0,209
Keseluruhan7 3,28±0,573a , 328±0,573a 3,34±0,658a 3,42±0,499a 0,579
Keterangan :
F0-F3 adalah formulasi perbandingan Tepung Ampas Kelapa (AK) : Tepung Kedelai (K). F0=0g (AK) : 0g
(K), F1=32g (AK) : 48g (K), F2=40g (AK) : 40g (K), F3=48g (AK) : 32g (K). Parameter uji
organoleptik meliputi aroma3, rasa4, tekstur5, warna6 dan keseluruhan7 dengan skala 1 – 4. (sangat tidak
suka, tidak suka, suka, sangat suka).
6
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111- 6429
7
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111- 6429
sangat penting untuk menentukan mutu (Koswara, 1992) dalam (Dewi Noviyanti et
produk tersebut (Imbar et al., 2016). al., 2017).
Parameter rasa pada Tabel 2.
menunjukan F0 dengan nilai mean±SD Tekstur
sebesar 3,12±0,594, F1 dengan nilai Hasil uji statistik One Way Anova
mean±SD sebesar 3,20±0,606, F2 dengan untuk parameter tekstur pada Tabel 2.
nilai mean±SD sebesar 3,30±0,580, dan menunjukan tidak adanya perbedaan tekstur
F3 dengan nilai mean±SD sebesar yang berbeda nyata (p-value<0,05).
3,22±0, Berdasarkan hasil uji One Way Parameter tekstur menunjukan hasil F0
Anova pada Tabel 2. untuk parameter rasa dengan nilai mean±SD sebesar 3,16±0,510,
adalah tidak ada perbedaan yang F1 dengan nilai mean±SD
berpengaruh nyata (p- value>0,05). sebesar 3,18±0,596, F2 dengan nilai
Rasa yang tidak jauh berbeda dapat mean±SD sebesar 3,26±0,565 dan F1
dipengaruhi oleh komposisi bahan yang dengan nilai mean±SD sebesar 3,20±0,700.
digunakan yaitu susu, telur, gula, garam, Uji hedonik pada tekstur dilakukan
mentega dan tepung yang sama, sehingga untuk mengetahui perbedaan kesukaan
rasa yang dihasilkan tidak akan berbeda panel konsumen terhadap keempat
nyata, selain itu juga bisa dikarenakan formulasi roti tawar yang ditambahkan
beberapa faktor seperti suhu, senyawa kimia tepung ampas kelapa dan tepung kedelai
dan interaksi komponen lainnya. dalam jumlah yang berbeda. Roti tawar
Penambahan tepung ampas kelapa dan dengan parameter tekstur tidak memiliki
tepung kedelai dengan konsentrasi berbeda perbedaan hasil yang berpengaruh nyata,
juga tidak memiliki perbedaan yang tekstur roti tawar yang dihasilkan pada
signifikan sehingga tidak mengubah rasa roti menjadi lebih padat karena pada
khas roti dan tetap disukai oleh panelis tepung ini memiliki kandungan gluten
konsumen. Kesukaan tertinggi terhadap yang rendah dipengaruhi oleh tepung
parameter rasa adalah pada F2 dengan komposit yang digunakan. Selain itu,
perlakuan 50% tepung ampas kelapa dan protein pada roti berperan dalam
50% tepung kedelai. menyerap air membentuk gluten yang
Penelitian yang dilakukan oleh berfungsi menjaga gas CO2 yang
peneliti berlawanan dengan survey oleh dihasilkan selama proses fermentasi,
(Herni et al., 2018) tentang biskuit tepung proses ini berperan dalam pembentukan
ampas kelapa mengatakan bahwa proporsi adonan roti dan protein mempengaruhi
penambahan ampas kelapa yang terlalu tekstur dan volume roti (Rahmah et al.,
tinggi akan menyebabkan rasa yang berpasir 2017).
karena tepung ampas kelapa mengandung Penelitian ini sejalan dengan
serat yang tinggi. penelitian (Herni et al., 2018; Pusuma, D. A.,
Selain tepung ampas kelapa tepung Y. Praptiningsih, 2018) yang menyatakan
kedelai juga mempengaruhi rasa roti tawar. tekstur roti tawar yang dihasilkan semakin
Hal ini juga tidak sejalan dengan penelitian padat (bantat) dan berbeda dengan roti
(Dewi Noviyanti et al., 2017) tentang tawar pada umumnya jika semakin banyak
bolu tepung kedelai mengatakan bahwa tepung ampas kelapa yang digunakan.
proporsi penambahan tepung kedelai akan Sejalan juga dengan penelitian (Hayastika et
mempengaruhi rasa dari bolu kukus kedelai. al., 2017) yang mengantakan bahwa kedelai
Masalah utama dalam pengolahan kedelai merupakan kacang-kacangan dan memiliki
adalah terdapatnya senyawa yang kandungan protein yang cukup tinggi,
menyebabkan off flavour yaitu penyebab menjadikan tekstur roti agak padat dan
bau langu (beany flavour), penyebab rasa elastisitas roti tawar berkurang. Dalam
pahit dan penyebab rasa kapur (chalky suatu produk tekstur ditentukan oleh kadar
flavour) lemak, kadar air, kadar karbohidrat, dan
kadar
8
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111- 6429
protein. Kadar lemak mempengaruhi gula, garam, mentega dan tepung yang
kelembutan biskuit, sedangkan kadar air sama. Penelitian ini berlawanan dengan
yang terdapat suatu adonan akan penelitian (Pusuma et al., 2018) tentang
menguap ketika dilakukan pemanasan roti tawar tepung ampas kelapa yang
seperti pemanggangan dalam oven mengatakan semakin banyak penambahan
sehingga terbentuknya rongga-rongga yang tepung ampas kelapa maka semakin
membuat tekstur renyah. Sedangkan protein menurun tingkat kesukaan panelis. Sejalan
memiliki sifat mengikat air, hal ini sangat dengan penelitian (Eni et al., 2017) yang
penting dan akan berpengaruh terhadap rasa mengatakan bahwa warna produk tidak
dan tekstur pangan. Selain protein, pati hanya dipengaruhi oleh tepung kedelai, ini
juga dapat mempengaruhi tekstur biskuit, menunjukkan bahwa penambahan tepung
kandungan air dalam adonan akan diserap kedelai tidak mempengaruhi kesukaan
pati dan membentuk gel, sehingga ketika konsumen terhadap warna yang
dilakukan pemanasan gel pati akan dihasilkan.
dehidrasi dan membentuk kerangka yang
kokoh (Awwaly, 2017; Wulandari, 2016). Keseluruhan
Hasil uji statistik One Way Anova
Warna untuk parameter keseluruhan dapat dilihat
Karakter sensori pertama yang pada Tabel 2. berdasarkan penilaian
dapat dilihat secara langsung oleh panelis kesukaan panelis konsumen menghasilkan
adalah warna. Umumnya penentuan mutu tidak adanya perbedaan yang nyata (p-
pada makanan dapat bergantung pada value<0,05). Parameter keseluruhan dengan
warna yang dimiliki oleh produk tersebut. rata-rata tertinggi adalah F3 perlakuan
Karena warna yang sesuai dan tidak tepung ampas kelapa 60% dan tepung
menyimpang dari warna yang seharusnya kedelai 40% dengan nilai mean±SD
dapat memberi kesan dan penilaian sebesar 3,42±0,499, diikuti F2 dengan nilai
tersendiri bagi panelis (Negara et al., mean±SD sebesar 3,34±0,658 serta F0
2016). dan F1 dengan nilai mean±SD
Hasil uji hedonik untuk parameter sebesar 3,28±0,573.
warna dengan rata-rata tertinggi adalah F1 Panelis lebih menyukai roti tawar
dengan nilai mean±SD sebesar 3,30±0,463, dengan penambahan paling banyak tepung
diikuti F2 dengan nilai mean±SD sebesar ampas kelapa, semakin banyak tepung
3,28±0,536, F3 dengan nilai mean±SD ampas kelapa yang ditambahkan, semakin
sebesar 3,24±0,591 dan F0 dengan nilai tinggi kesukaan panelis pada roti tawar
mean±SD sebesar 3,10±0,463. Berdasarkan secara keseluruhan. Sebaliknya, semakin
hasil uji One Way Anova pada Tabel 2. banyak penambahan tepung kedelai maka
untuk parameter warna tidak ada semakin rendah tingkat kesukaan panelis
perbedaan yang nyata (p-value>0,05). terhadap roti tawar secara keseluruhan.
Roti tawar dengan penambahan
tepung ampas kelapa dan tepung kacang Nilai Gizi Roti Tawar Ampas Kelapa
kedelai tidak memiliki perbedaan warna dan Kedelai
yang nyata, semua formulasi memiliki Analisis nilai gizi dilakukan untuk
warna kulit dan isi yang sama sehingga mengetahui nilai proksimat (kadar air, kadar
produk roti tetap konsisten pada warnanya. abu, kadar protein, kadar serat kasar,
Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh kadar karbohidrat, dan kadar lemak) pada
komposisi bahan yang digunakan yaitu roti tawar.
jumlah susu, telur,
Tabel 3. Nilai Proksimat Roti Tawar per 100g
Formulasi P- Mutu Direktora
Parameter
F0 F1 F2 F3 value SNI t Gizi
9
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111- 6429
(%) Depkes
RI (%)
Protein (%) 11,52±0,22a 13,31±0,12 12,84±0,22 12,93±0,7b 0,002* - Min 9,7
b b
Serat Kasar (%) 0,26±0,21a 3,56±0,12b 5,38±0,12c 6,57±0,21d 0,000* - Min 2,95
Karbohidrat 48,15±0,39b 45,28±0,30a 47,38±0,45a 49,16±0,41c 0,003* - Min 45,2
(%)
Lemak (%) 1,3±0,07a 4,69±0,21d 3,64±0,22c 2,8±0,19b 0,000* - Maks 4,2
Kadar Air (%) 35,43±0,22a 35,48±0,33a 37,33±0,57 38,67±0,06c 0,002* Maks 40 -
b
Keterangan :
F0-F3 adalah formulasi dengan perbandingan Tepung Ampas Kelapa (AK) : Tepung Kedelai (K). F0 = 0g
(AK) : 0g (K), F1 = 32g (AK) : 48g (K), F2 = 40g (AK) : 40g (K), F3 = 48g (AK) : 32g (K). Data disajikan
dalam nilai rata-rata ± standar deviasi. (*)Terdapat perbedaan yang signifikan (Pv<0,05) berdasarkan uji One
Way Anova.(abcd) Uji Duncan. Jika huruf superskrip berbeda artinya ada perbedaan yang signifikan dan jika
huruf superskrip sama artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada nilai gizi setiap formulasi.
1
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111- 6429
semakin
1
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111- 6429
tinggi juga kadar airnya, hal ini terjadi maksimal adalah 1% sehingga formulasi
apabila menurunnya tingkat konsentrasi yang memenuhi adalah F0 dan F3,
tepung kedelai menyebabkan peningkatan sedangkan untuk F1 dan F2 tidak
kadar air. Penelitian tersebut sejalan dengan memenuhi SNI 01-3840-1995 karena kadar
penelitian roti tawar karena pada F1 abu melebihi 1%. Semakin tinggi jumlah
kandungan tepung kedelai tertinggi penambahan tepung kedelai maka kadar abu
memiliki kadar air yang terendah dan biskuit semakin meningkat (Thomas et al.,
sebaliknya dengan F3 kandungan tepung 2017). Dalam hal ini komposisi tepung
kedelai terendah namun kadar airnya kedelai tertinggi dan komposisi tepung
lebih tinggi dari F1. ampas kelapa terendah pada F1 mempunyai
Semua formulasi dibuat kadar abu tertinggi diantara formulasi
menggunakan bahan yang sama kecuali F0 lainnya. Jika dilihat dari komposisi tepung
dan menggunakan metode pembuatan yang ampas kelapa juga sesuai dengan penelitian
sama, semua formulasi memenuhi syarat (Pusuma, D. A., Y. Praptiningsih, 2018)
mutu SNI 01-3840-1995. Semakin lama tentang roti tawar dengan ampas kelapa
penyimpanan bahan makanan, maka akan menghasilkan kadar abu yang melebihi
semakin bertambah kadar airnya batas SNI 01-3840-1995, hal ini juga
(Rahmawati et al., 2020). Kelembapan sejalan dengan penelitian (Sitti et al., 2018)
ruangan dan suhu ruangan penyimpanan semakin tinggi penambahan tepung ampas
roti dapat mempengaruhi perubahan kelapa maka semakin tinggi kadar abu dari
kadar air pada roti (Solihin et al., 2015). cookies.
Hal ini sesuai dengan yang dialami oleh F3, Pengukuran kadar abu bertujuan
karena saat pembuatan produk untuk untuk mengatahui besarnya kandungan
dibawa uji lab F3 yang paling pertama mineral dalam pangan. Bahan penyusun roti
peneliti buat, sehingga kadar air pada F3 yang mengandung mineral tersebut adalah
paling tinggi dibandingkan dengan tepung ampas kelapa mengandung mineral
formulasi lain. serat dan tepung kedelai yang mengandung
mineral serat, kalsium, fosfor, zat besi.
Kadar Abu Selain itu bahan-bahan yang difortifikasi
Kadar abu berhubungan erat dengan mineral seperti tepung terigu (Cakra
kandungan mineral yang terdapat dalam Kembar) dan susu skim bubuk (Tropicana
suatu bahan pangan. Karena kadar abu Slim) juga dapat menyumbangkan beberapa
merupakan zat anorganik sisa hasil mineral. Menurut (Eni et al., 2017; Sitti et al.,
pembakaran suatu bahan organik. Selain itu, 2018) mengatakan bahwa “semakin tinggi
kadar abu juga menunjukan kemurnian dan kadar abu, maka semakin tinggi kandungan
kebersihan suatu bahan pangan yang mineral dalam produk pangan”.
dihasilkan (Kartika et al., 2014). Metode yang
digunakan untuk mengatahui kadar abu KESIMPULAN
sesuai dengan SNI 01-3840-1995 yaitu Hasil uji hedonik menunjukan tidak
pengabuan cara kering yaitu semua zat ada perbedaan kesukaan (aroma, rasa,
organik dioksidasi pada suhu tinggi sekitar
warna, tekstur dan keseluruhan) roti
500°C-550°C di dalam tanur yang
kemudian zat yang tertinggal setelah secara nyata, yang berarti roti tawar
proses pembakaran akan ditimbang. dengan penambahan tepung ampas kelapa
Hasil uji laboratorium kadar abu tidak mengubah klaim roti dari segi analisis
roti tawar tertinggi adalah F1 1,47% dan daya terima sehingga tetap disukai oleh
untuk kadar abu terendah adalah F0 panelis konsumen.
0,81%. Sedangkan kadar abu tertinggi Berdasarkan hasil nilai gizi, semua
kedua setelah F1 adalah F2 1,18% dan
formulasi memiliki perbedaan secara nyata.
diikuti dengan F3 1%. Menurut SNI 01-
3840-1995 kadar abu Roti tawar sumber protein penambahan
1
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111- 6429
tepung ampas kelapa dan tepung kedelai Scientific Article Writing Training (SAWT)
yang paling disukai menjadi formula Batch IV Progam Kerja GEAT 4.1.e,
terpilih adalah F3 dengan perlakuan Progam Studi S1 Gizi, FIKES,
tepung ampas kelapa 60% dan tepung Universitas Esa Unggul dengan
kedelai 40%. Roti tawar terpilih fasilitator: Dudung Angkasa, S.Gz., M.
Gizi., RD; Khairizka Citra Palupi, S.Gz.,
berdasarkan uji hedonik dan nilai gizi
M.S; beserta tim dosen prodi ilmu Gizi
memiliki kadar protein sebesar 12,93%, lainnya. SAWT Batch IV mendapat
kadar serat kasar sebesar 6,57%, kadar dukungan dana dari Universitas Esa
karbohidrat sebesar 42,58%, kadar lemak Unggul.
sebesar 2,8%, kadar air sebesar 38,67%
dan kadar abu sebesar 1% serta tingkat DAFTAR PUSTAKA
kesukaan panelis konsumen untuk aroma, AOAC. (2003). Official Methods of
Analysis, 16th Edn. Washington, DC:
rasa, warna, tekstur dan keseluruhan secara
Association Of Official Analytical
berurutan adalah 3,20; 3,22; 3,20; 3,24 Chemists. Science and Education, 18(5),
dan 3,42 (suka). 1997–1999.
Astawan, M., Wresdiyati, T., & Ichsan, M.
SARAN (2016). Karakteristik Fisikokimia
Untuk penelitian selanjutnya Tepung Tempe Kecambah Kedelai
disarankan untuk melakukan analisis daya (Physichochemical Characteristics of
simpan untuk mengetahui berapa lama Germinated Soybean Tempe Flour).
produk roti tawar ini dapat bertahan lama Jurnal Pangan Dan Gizi, 11(1), 35–42.
sehingga dapat ditentukan tanggal http://journal.ipb.ac.id/index.php/jgi
kadaluarsa dalam packaging dan melakukan zipangan/article/download/13167/99
uji lanjut seperti uji kadar serat pangan agar 19
bisa mencantumkan klaim sumber serat Awwaly, K. U. Al. (2017). Protein Pangan
pada produk roti tawar Hasil Ternak dan Aplikasinya. UB Press.
Badan Standarisasi Nasional. (1995). SNI-
UCAPAN TERIMAKASIH 01- 3713-1995. Standar Nasional
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Indonesia.
SWT, atas segala rahmat dan hidayat-Nya Dewi Noviyanti, R., Kurniawati, I., Efendi,
sehingga penulis dapat menyelesaikan M., Pku, S., & Surakarta, M. (2017).
manuskrip ini. Terimakasih selalu kepada KADAR GULA, KADAR PROTEIN
Bapak, Mamak dan semua keluarga yang DAN ORGANOLEPTIK BOLU
paling kusayangi yang sangat mendukung KUKUS SUBSITUSI TEPUNG
dan mendoakan dalam hal apapun. KEDELAI (Glycine L. Merr). The 5Th
Terimakasih kepada Ibu Prita Dhyani Urecol Proceeding, February, 1066–1073.
Swamilaksita, S.P., M.Si dan Bapak Dinas Kesehatan Republik Indonesia.
Dudung Angkasa, S.Gz., M. Gizi., RD, (2013). Riset Kesehatan Dasar. Diabetes
selaku pembimbing yang telah Mellitus, 87–90. https://doi.org/1
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran Desember 2013
untuk mengarahkan penulis sehingga Direktorat Departemen Gizi, R. I. (2017).
dapat menyelesaikan manuskrip ini. Ibu Pedoman Metode Melengkapi Gizi
Putri Ronitawati, SKM., M.Si dan Bapak Bahan Makanan Pada Tabel
Reza Fadhilah, STP., M.Si selaku penguji Komposisi Pangan Indonesia. In
yang telah memberikan ilmu, kritik, saran, Kementrian Kesehatan RI.
dan waktu untuk penulis, sehingga dapat Eni, W., Karimuna, L., & Isamu, K. T.
menyelesaikan manuskrip ini. (2017). Pengaruh formulasi tepung
Manuskrip ini telah mengikuti kedelai dan tepung tapioka terhadap
1
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111- 6429
& Saputrayadi, A.
(2020). Inovasi
1
Jurnal Pangan dan Gizi p-ISSN: 2086-
Vol. 11 No. 2, Tahun 2021, Halaman (111- 6429