Makalah Hermeneutika Syihab 1
Makalah Hermeneutika Syihab 1
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalis hadis menegnai mahar
perkawinan. Hadisiini menyebutkan bahwaisalah satuibentuk mahar adalahihafalan
al-Qur’an, inamun ini berada pada segmen pilihan terakhir setelah tidak ada materi
yang menjanjikan serta bisa mengangkat derajat seorang istri. Pada saat ini,
realitasnya hafalan al-Qur’an dipakai untu mahar perkawinan untuk ajang gengsi,
supaya terlihat berbeda dari lainnya. Artikel ini akan menjelaskan eksistensi makna
hadis pada mahar perkawinan dikaji dalam perspektif hermeneutika KhalediM.
AbouiEl-Fadl. Hasil penelmuan penelitianiini menunjukkan ibahwa saat ini umat
Muslim paham hadis mengenai hafalan al- Qur’anisebagai mahariperkawinan
melalui prosesinegosiasi dan penyaringan panjangisampai memengaruhi perilaku.
Dimaksud dengan negosiasi adalah adanya kejadian dialog antaraibudayaisekitar,
denganiteksihadis tersebut.
PENDAHULUAN
Mula awal Al-Qur’aniditurunkan, terdapat banyakiriwayatisejarah yang
memberikan informasi bahwa ada ratusan sabahat Nabiisaw yangimenghafalka
ayat-ayatiAl-Qur’an.1 Terjadi karena penyebab tradisi Arab, yaitu tempat Al-
Qur’an turun masyarakat mengandalkan hafalan, sampai saat ini masih terakui
kekuatanihafalannya. Semakin berkmbang zaman, iAl-Qur’an telah sampai pada
tanganiumat muslimisekarang, selainimenjadi pedomanihidup juga dihafalkanidan
dipelajari. Dapat dikatakan jumlahipenghafal Al-Qur’an dibilang tidak sedikit, hal
ini dipengaruhi oleh tempat adanya tempat khusus untuk menghafal. Contohnya
pada pondokipesantren, ikomunitas masyarakatibahkan diirumahimasing-masing.
6
MuhammadiAlfatihiSuryadilaga, “Kontekstualisasi Hadits Dalam Kehidupan Berbangsa dan Berbudaya”,
Kalam , Vol. i11, No. 1, 2017, ih. 215–34
7
Ali Hasan Siswanto, i ‘Hermeneutika Negosiatif iKhaled Abou iEl-Fadl; iMenjunjung
Otoritas TeksiSekaligus MembatasiiOtoritarianisme’, The StateiInstitute foriIslamic StudiesiJember,
Research Gate, iaccessed 29 March 2018
yang dikenal orang Arab sebagai Idris (as), disebut Henokh oleh orang Yahudi.
Idris, Hermes, Thoth dan Henokh adalah orang yang sama.
Kemunculan Hermes karya Sayyed Hossein Nasr sering dikaitkan dengan
Nabi Idriss. Legenda mengatakan bahwa profesi Nabi Idris adalah Weber. Ketika
profesi menenun dikaitkan dengan mitologi Yunani tentang peran dewa Hermes,
hubungan positif menjadi jelas. Kata kerja Latin "spinnen" adalah tegree, tetapi
produknya disebut textus atau teks, yang merupakan tema sentral hermeneutika.
Bagi Nabi Idris atau Dewa Hermes, masalah pertama adalah menafsirkan pesan
Tuhan dalam "bahasa surga" sehingga mereka yang menggunakan bahasa "bumi"
dapat memahaminya. Ini mungkin termasuk makna metaforis pemintal. Artinya,
memutar kata-kata dan makna yang berasal dari Tuhan, atau menggabungkannya
agar manusia dapat dengan mudah memahami (menggunakannya) nantinya.
LatariBelakangiMunculnya FilsafatiHermeneutika
WerneriG.jeanrond mencantumkan tiga lingkungan pentingiyang
mempengaruhi munculnya hermeneutika sebagaiiilmu atau hermeneutika yaitu :
a. milieuimasyarakat yang terpengaruhioleh pemikiraniYunani
b. Lingkungan komunitas Yahudiidan Kristen menghadapiimasalah teks-teks
"suci" agamaimereka dan mencari modeliyang cocok untukiinterpretasi mereka.
c. Lingkungan Masyarakat Pencerahan Eropa berusaha melepaskan diri dari
hermeneutika dari konteks keagamaan, melepaskan diri dari tradisi dan otoritas
keagamaan
Dariiteologi protestanikepada filsafat
Abad ke-18 dianggap sebagai awal era di mana proyek modernitas, atau
pemikiran rasional diterapkan, menjanjikan kebebasan dari irasionalitas mitos,
agama, dan takhayul. Sains berbeda dengan agama, yang diyakini sebagai penyebab
kemunduran, ketika gerakan non-enkripsi dan dalam kata-kata Weber "kekecewaan"
terjadi di Barat.
Padaiabad ke-17idan ke-18, pendekatanikritis terhadap Alkitab (Perjanjian
Baruidan PerjanjianiBaru) berkembang sebagai bagian dariihermeneutikaiteologis.
Kajian kritisiPerjanjian Lamaimenekankan pada strukturiatau bahasa teksisebagai
sarana untukimemahami isinya. Kajian ini juga bertumpu padaibukti internal teks
sebagaiidasar untuk membahas keutuhan dan kepengarangan teks, ikemudian
konteks sosiologisidan historisisebagai konteksiuntuk memahamiiasal usul
danipenggunaan materi. Tinjauan kritis terhadapiPerjanjianiBaru telah menyebabkan
banyak kontra-argumen terhadapiTextus Receptus versi Erasmus. iStudi ini
menemukan bahwa Firman Tuhan dan Alkitab tidak sama, dan bahwa bagian-bagian
dari Alkitab tidak diilhami dan tidak dapat diterima sebagai otoritatif. Dalam
lingkungan pemikiran ini, makna hermeneutika menjadi metodologi filosofis.8
Dariiteologi dogmatisikepadaispirit rasionalisme
Hermeneutika tetap menjadi wacana yang menarik di kalangan teolog Kristen
era ini, meskipun para teolog Kristen menentang perkembangan ilmu pengetahuan
yang dipengaruhi oleh pandangan dunia ilmiah Barat. Pertanyaan hermeneutik yang
diangkat telah bergeser ke bagaimana kita dapat memahami realitas yang terkandung
dalam teks-teks kuno seperti Alkitab dan menerjemahkannya ke dalam bahasa yang
dapat dipahami oleh manusia modern. Ini menimbulkan pertanyaan tentang
kesenjangan antara bahasa modern dan bahasa teks-teks Alkitab, dan bagaimana para
penulis Alkitab berpikir tentang diri mereka sendiri dan bagaimana masyarakat
Kristen modern berpikir.
Dunia 4.444 teks pada akhirnya dipandang sebagai representasi dunia
mitologi dan dunia masyarakat modern sebagai representasi dunia sains.
Hermeneutika membahas bagaimana peristiwa masa lalu dan kata-kata menjadi
bermakna dan relevan dengan keberadaan manusia tanpa kehilangan esensi pesan.
Lonceng pertama untuk menggunakan hermeneutika sebagai hermeneutika
ada dalam karya JCDannheucer tahun 1654 "Hermeneutika Sacra Sive Methodus
exponendarum Sacrarum litterarum". Ini mulai dibedakan dari eksegesis sebagai
metodologi interpretasi. Maknanya tetap sama, tetapi materi pelajaran telah diperluas
untuk mencakup literatur non-Alkitab.9
8
AdniniArmas, Dampak HermeneutikaiSchleiermacher dan Dilthei terhadap Studi Al-Qurán, JurnaliIslamia,
Vol. iIII, No. 3, i2008, h.lm 72
9
HamidiFahmy Zarkasyi, HermeneutikaiSebagai ProdukiPandangan Hidup, idalam KumpulaniMakalah
WorkshopiPemikiraniIslam Kontemporer, iIKPM cabangiKairo,i2006), h. 1.
dalam kalimat, dan 3) Pemahaman mental, yaitu implikasi teologis atau psikologis
yang berkaitan dengan pikiran, wawasan, spiritualitas, dan pandangan hidup
pengarang.
Hermenutika Hadits AbouiEl-Fadl
DAFTAR PUSTAKA
Abi Abdillah Muhammad Ibn Ismail al-Bukhari, Al-Jami’u Shahih li Al- Bukhari
Juzz 3, (Kairo: Maktabah Salafiyah, 1400).
Aini Noryamin, ‘Tradisi Mahar Di Ranah Lokalitas Umat Islam: Mahar Dan
Struktur Sosial Di Masyarakat Muslim Indonesia’, Ahkam : Jurnal ilmu Syariah,
Vol. 17, No. 1, 2014.
Ali Hasan Siswanto, ‘Hermeneutika Negosiatif KhalediAbou El-Fadl; Menjunjung
Otoritas Teks Sekaligus Membatasi Otoritarianisme’, The State Institute for
Islamic Studies Jember, Research Gate, accessed 29 March 2018.
Fiqh Munakahat, Skripsi, (Uin Raden Fatah Palembang, 2016).
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran. Keutamaan Al-Qur’an dalam
Kesaksian Hadis. (Jakarta: Badan Litbang Kementrian Agama RI, 2011).
Miftahul Jannah, ‘Mahar Perkawinan Dengan Hafalan Ayat Al-Qur’an Di Tinjau
Dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran. Keutamaan Al-Qur’an
dalam Kesaksian Hadis. (Jakarta: Badan Litbang Kementrian Agama RI,
2011).
Muhammad Alfatih Suryadilaga, “Kontekstualisasi Hadits Dalam Kehidupan
Berbangsa dan Berbudaya”, Kalam , Vol. 11, No. 1, 2017, h. 215–34.
Quraish Shihab, Membumikan al-Quran, (Bandung: Mizan, 1996).