Panduan Icra Bangunan
Panduan Icra Bangunan
AMANAT
JL. HAJI BAU NO. 11D/JL. MANGGIS NO.3 MAKASSAR TLP. 0411-87357
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga PANDUAN ICRA (INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT)
PENILAIAN PENGENDALIAN RESIKO INFEKSI RENOVASI FISIK BANGUNAN ini
berhasil disusun.
Perlu disadari bahwa masih kurangnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di
rumah sakit sangat terkait komitmen pimpinan rumah sakit serta memerlukan dukungan dari
para klinisi di rumah sakit. Infeksi nosokomial (Infeksi Rumah Sakit) pada prinsipnya dapat
dicegah, walaupun mungkin tidak dapat dihilangkan sama sekali. Untuk itu telah disusun
Penduan ICRA (Infection Control Risk Assessment) Penilaian Pengendalian Resiko Infeksi
Renovasi Fisik Bangunan di Rumah Sakit yang aplikatif sehingga diharapkan penyelenggaraan
pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dapat dilakukan lebih optimal.
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur Rumah Sakit Ibu
dan Anak Amanat Makassar yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam
pembuatan panduan ini, para pejabat struktural dan tenaga fungsional di Direktur Rumah Sakit
Ibu dan Anak Amanat Makassar yang telah memberikan masukan dalam proses penyusunan
panduan ini, serta seluruh staf di Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak Amanat Makassar yang
telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan sampai pada
proses monitoring dan evaluasi panduan ini.
Tim Penyusun
SAMPUL ....................................................................................................................... i
A. Tujuan
a. Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAI’s (Healthcare Associated
Infection) pada pasien, petugas dan pengunjung di rumah sakit
b. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti berdasarkan
hasil penilaian skala prioritas.
A. Pra Renovasi
1. Sebelum renovasi ada rapat koordinasi antara bagian Tehnik, Tim PPIRS, K3RS dan
Unit Sanitasi dan Pemeliharaan.
2. Komite PPIRS melakukan pengkajian resiko dan membuat izin renovasi.
3. Sebelum pelaksanaan pembangunan dan renovasi bangunan Komite PPIRS, K3RS dan
Unit Sanitasi Lingkungan memberikan edukasi kepada pihak perencana dan pelaksana
proyek.
4. Sebelum pelaksanaan pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan, pihak
pelaksana proyek harus menutup area kerja, Komite PPIRS akan memastikan dengan cek
list” Renovasi bagunan “ dan memastikan kontraktor memasang informasi bahwa area
tersebut sedang ada pembangunan/renovasi dan pembongkaran bangunan sesuai standar
K3RS dan PPI.
5. Setelah pembangunan selesai Komite PPIRS melakukan evaluasi kembali melalui cek
list renovasi bangunan
B. Selama Renovasi
1. Selama proses pembangunan pelaksana proyek wajib mengenakan APD sesuai K3.
2. Selama dalam proses pembangunan, Tim pengawas proyek (Bagian Tehnik, Tim
PPIRS, K3RS dan Unit Sanitasi Lingkungan) melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan pekerjaan sesuai surat kesepakatan bersama.
C. Sesudah Renovasi
Setelah pembangunan selesai Komite PPIRS melakukan evaluasi kembali melalui cek list
renovasi bangunan.
TAHAP 1:
Menggunakan tabel berikut, mengidentifikasi Jenis Proyek Renovasi Kegiatan (Type A - D)
TIPE AKTIVITAS / KEGIATAN
TIPE A Inspeksi dan Aktivitas Non-Invasif.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual (terbatas untuk 1 ubin per 5m2);
Pengecatan (tetapi bukan pengamplasan);
Instalasi penutup dinding
Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran air yang ringan;
Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau perlu
memotong dinding atau akses ke langit-langit, selain untuk
pemeriksaan visual.
TIPE B Skala kecil, aktivitas durasi pendek yang menimbulkan debu minimal
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
Instalasi telepon dan komputer kabel
Akses ke ruangan
Memotong dinding atau langit-langit dimana migrasi debu dapat dikontrol.
TIPE C Pekerjaan yang menghasilkan debu sedang sampai tingkat tinggi, memerlukan
pembongkaran atau penghapusan dari setiap komponen bangunan tetap atau
rakitan
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
Pembongkaran atau pengangkatan komponen bangunan built-in atau
rakitan,
Pengamplasan dinding untuk mengecat atau memasang lapisan dinding
Pengangkatan lapisan lantai/wallpaper, plafon, dan casework
Konstruksi dinding baru,
Pekerjaan ringan saluran dan listrik di plafon
Kegiatan perkabelan yang banyak.
Setiap kegiatan yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja.
TIPE D Proyek pembongkaran dan penghancuran konstruksi bangunan
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
Kegiatan/ aktivitas yang membutuhkan kerja shift berkelanjutan.
Memerlukan pembongkaran besar atau penghapusan sistem kabel
lengkap
Konstruksi baru.
TAHAP 2 :
Menggunakan tabel berikut, mengidentifikasi Kelompok Resiko Pasien yang akan terkena
dampak renovasi.
Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terpengaruh, pilih kelompok risiko tinggi :
RESIKO RESIKO SANGAT
RESIKO SEDANG RESIKO TINGGI
RENDAH TINGGI
Area Perawatan pasien dan UGD Unit Onkologi/
Perkantoran tidak tercakup dalam Radiology Kanker
Tanpa pasien/ Grup 3 / 4 Recovery Rooms Terapi Radiasi
area resiko Laundry Ruang Maternitas Area klinis
rendah yang Cafeteria / VK Chemo Infusion
tidak terdaftar Dietary/ Ruang Gizi High Dependency Transplant
dimanapun Manajemen Material Unit Pharmacy Admixture
PT/OT/Speech Kamar bayi - Ruang bersih
Penerimaan/Pemulangan Pediatrics Kamar Operasi
MRI Lab Microbiologi Departemen Proses
Obat-obatan nuklir Long term sub- Sterilisasi
Echocardiography acute units Kateterisasi Jantung
Laboratorium tidak Farmasi Kamar prosedur
spesifik seperti Grup 3 Dialisis invasif pasien rawat
Koridor Umum (yang Endoskopi jalan
dilewati pasien, suplai, Area Area Anastessi
dan linen) Bronchoskopi & pompa jantung
Newborn Intensive
Care Unit (NICU)
Semua Intensive Care
Unit
TAHAP 2 :
TAHAP 3: Cocokkan
Kelompok Resiko Pasien (Rendah, Sedang, Tinggi dan sangat Tinggi) dengan yang
direncanakan.........................................
Proyek Pembangunan Tipe (A, B, C, D) pada matriks berikut, untuk menemukan .....
RESIKO
I II II III / IV
RENDAH
RESIKO
I II III IV
SEDANG
RESIKO
I II III / IV IV
TINGGI
RESIKO
SANGAT II III / IV III / IV IV
TINGGI
Catatan:
Persetujuan dari Tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) diperlukan pengontrolan
prosedur saat Kegiatan Renovasi dan Tingkat Risiko yang mengindikasikan bahwa Level III
atau IV..
TAHAP 3 :
Kelp. Resiko
TAHAP 6:
Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan: ventilasi, pipa ledeng, listrik apabila
diperlukan untuk dipadamkan atau ditutup.
TAHAP 7:
Mengidentifikasi tindakan penahanan, menggunakan penilaian sebelumnya. Apa jenis
hambatan?
(Mis, padatan hambatan dinding); Apakah diperlukan HEPA filter ?
(Catatan: daerah Renovasi / konstruksi harus diisolasi selama konstruksi untuk meminimalisasi
paparan debu, bising dll )
TAHAP 8:
Pertimbangkan potensi risiko kerusakan air. Apakah ada risiko akibat mengorbankan
integritas struktural? (misalnya, dinding, langit-langit, atap)
TAHAP 9:
Jam Kerja: Apakah pekerjaan renovasi dapat dilakukan selama jam perawatan pasien?
TAHAP 10 :
Apakah rencana memungkinkan untuk jumlah tekanan negatif / aliran udara yang memadai ?
TAHAP 11 :
TAHAP 12 :
Apakah Tim PPI setuju dengan jumlah minimum untuk proyek ini? (Verifikasi terhadap FGI
Desain dan Pedoman konstruksi untuk jenis dan area)
TAHAP 13 :
Apakah Tim PPI (Pencegahan & Pengendalian Infeksi RS) setuju dengan rencana untuk
membersihkan kotoran di kamar utilitas?
TAHAP 14 :
Rencanakan untuk membahas masalah penutupan area dengan tim proyek.
Misalnya, arus lalu lintas, rumah tangga, puing-puing renovasi (bagaimana dan kapan).
Lampiran:
Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan tanggung jawab untuk
memantau proyek yang mencakup Pencegahan & Pengendalian Infeksi di
Sumber : RS.
Hasil
Steps 1-3 analisis
Adapted with ICRA dapat V
permission dimodifikasi
Kennedy, Bsepanjang
Barnard, proyek.
St Luke Episcopal Hospital,
Houston TX; C Fine CA
Steps 4-14 Adapted with permission Fairview University Medical Center Minneapolis MN
Forms modified /updated;
provided courtesy of Judene Bartley, ECSI Inc. Beverly Hills MI 2002. Jbartley@ameritech.net
Updated, 2009
TANGGAL : 4. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai proyek selesai dibersihkan
secara menyeluruh.
TTD : 5. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan konstruksi, atau sebagaimana
diharuskan untuk meminimalkan pelacakan.
6. Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkanpenyebaran kotoran &
debris yg terkait
dengan konstruksi. Material barier harus diseka basah, divacum dengan HEPA atau
disemprot air sebelum dibuang.
7. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum
dipindahkan
8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau
dibersihkan ketika sudah tidak efektif.
9. Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.
LEVEL IV 1. Mendapatkan Izin dari Tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
RS) sebelum konstruksi dimulai.
2. Mengisolasi sistem HVAC di daerah mana pekerjaan yang sedang
dilakukan untuk mencegah kontaminasi dari sistem saluran.
3. Pasang penutup area renovasi dan beri tanda sebelum konstruksi dimulai.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja memanfaatkan HEPA
dilengkapi unit filtrasi udara.
5. Tutup semua lubang (pintu, angin di atas pintu), pipa, saluran air dengan tepat.
TTD : 7. Semua personil yang memasuki tempat kerja wajib memakai sepatu tertutup.
8. Jangan menghilangkan tanda penutup area kerja sampai proyek selesai
diperiksa oleh Tim PPI (Pencegahan & Pengendalian Infeksi RS) dan
lingkungan dibersihkan.
9. Area kerja dibersihkan dengan Vacuum dan disaring dengan HEPA Filter.
10. Bersihkan area dengan kain pel yang dibasahi dengan disinfektan.
11. Lepaskan penutup area secara hati-hati untuk meminimalkan penyebaran debu
kotoran dan puing-puing
12. Limbah/ sampah renovasi dikumpulkan dalam kontainer tertutup sebelum
Tanggal Tanggal
TTD TTD
Pengecualian / Penambahan izin ini
dicatat oleh memorandum terlampir
Permintaan ijin oleh : Ijin resmi oleh :
Tanggal : Tanggal :