Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Jurnal STKIP Pesisir Selatan - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masysrakat...

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN


SEJARAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN VALUE CLARIFICATION
TECHNIQUE (VCT) PADA SISWA KELAS XII IPS.5 SMAN 1 KINALI

Delfimar
SMAN 1 Kinali

Abstract
Based on student learning outcomes Class XII.IPS.1SMAN 1 Kinali in History subjects found that student
learning outcomes in the subject History is still very low. The average student learning outcomes are still
under the KKM. The purpose of this study is to describe and obtain information about efforts to improve
student learning outcomes in the subjects of History sub Analyzing the struggle of the Indonesian nation
since the Proclamation until the birth of the new order through the Model Value Clarification Technique
(VCT) in Class XII IPS.5 SMAN 1 Kinali Pasaman West. This research is a classroom action research.
The research procedures in this research include planning, action, observation and reflection. This study
consists of two cycles with four meetings. The subjects consisted of 30 students of Class XII IPS.5 SMAN
1 Kinali. The data were collected using observation sheet and daily test. Data were analyzed using
percentages. Based on the results of research and discussion that have been raised, it can be concluded
that the learning model Value Clarification Technique (VCT) can improve student learning outcomes in
subjects History sub Analyze the struggle of the Indonesian nation since the Proclamation until the birth
of the new order in SMAN 1 Kinali. Student learning outcomes from cycle I to cycle II. Student learning
outcomes in cycle I was 54.88 (Enough) increased to 83.84 (Good) with an increase of 28.97%.

Keywords: Learning Outcomes, History, Value Clarification Technique (VCT) learning model

Abstrak
Berdasarkan hasil belajar siswa Kelas XII.IPS.1SMAN 1 Kinali dalam mata pelajaran Sejarah ditemukan
bahwa hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah masih sangat rendah. Rata-rata hasil belajar siswa
masih berada di bawah KKM. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mendapatkan
informasi tentang upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah sub Menganalisis
perjuangan bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya orde baru melalui Model pembelajaran
Value Clarification Technique (VCT)di Kelas XII IPS.5 SMAN 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian dalam penelitian ini meliputi
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dengan empat kali
pertemuan. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang peserta didik Kelas XII IPS.5 SMAN 1 Kinali. Data
penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan ulangan harian. Data dianalisis
dengan menggunakan persentase. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan,
maka dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah sub Menganalisis perjuangan bangsa
Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya orde baru di SMAN 1 Kinali. Hasil belajar siswa dari siklus I
ke siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I adalah 54.88 (Cukup) meningkat menjadi 83.84 (Baik)
dengan peningkatan sebesar 28.97%.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Sejarah, Model pembelajaran Value Clarification Technique (VCT)

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 13


Vol 03. No 01 th.2018
PENDAHULUAN dalam menentukan model pembelajaran
Tujuan pendidikan tersebut adalah yang dianggap paling tepat adalah sesuatu
untuk meningkatkan kualitas sumber daya yang sulit, banyak model pembelajaran yang
manusia yang berdaya saing dalam dapat digunakan, masing-masing punya
percaturan global dewasa ini. Pemerintah keunggulan dan kelemahan, tergantung pada
telah berusaha untuk meningkatkan mutu tujuan pembelajaran itu sendiri.
pendidikan dengan berupaya kearah Dalam kegiatan pembelajaran guru
penyempurnaan kurikulum pendidikan KBK dituntut untuk kreatif dalam melaksanakan
tahun 2004 menjadi KTSP tahun 2006 suatu metode pembelajaran tertentu.
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Penggunanan variasi model pembelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang yang tepat dapat menimbulkan suasana yang
dikeluarkan oleh Depdiknas, secara prinsip menyenangkan dikelas, dan juga dapat
memaksimalkan kompetensi dasar siswa meningkatkan motifasi belajar, sehingga
yang telah digariskan sesuai dengan siswa mau bekerja keras dalam belajar. Dan
kebutuhan dan lingkungan siswa. Ciri utama hasil belajar menjadi lebih meningkat.
KTSP adalah kontekstual dan berwawasan Menurut Slameto, (2010:2) Belajar ialah
lingkungan. Artinya sumber belajar, bahan suatu proses usaha yang dilakukan
pelajaran, dan hasil belajar berorientasi seseorang untuk memperoleh suatu
kepada lingkungan masing-masing siswa perubahan tingkah laku yang baru secara
(Depdiknas 2006). keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
Walaupun telah diberlakukannya sendiri dalam interaksi dengan
kurikulum tapi tidak cukup jika cara lingkungannya.
mengajar guru tidak memberikan hasil yang SMAN 1 Kinali adalah salah satu
baik kepada hasil belajar siswa. Banyak juga sekolah yang memiliki siswa yang
siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM. mempunyai kemampuan yang beragam.
Jadi untuk meningkatkan hasil belajar siswa Oleh karena itu, perlu ada pendekatan
dibutuhkan berbagai strategi dan model pembelajaran yang memungkinkan siswa
pembelajaran. atau peserta didik untuk memahami
Model pembelajaran merupakan pelajaran sehingga pengetahuan yang
salah satu unsur yang ikut membangun diperolehnya dapat bertahan lama. Dan
jalinan interaksi dalam peristiwa belajar salah satu diantaranya adalah model
mengajar di dalam kelas. Tidak hanya itu, pembelajaran yang memperhatikan
metode pembelajaran juga faktor yang keragaman individu siswa yaitu Model
berperan penting dalam mempengaruhi pembelajaran kooperative Value
pencapaian hasil belajar. Oleh karena itu Clarification Technique (VCT).
guru harus memiliki kompetensi mengajar, Kondisi seperti di atas, dialami oleh
paling tidak memiliki pemahaman dan siswa kelas XII.IPS.5 SMAN 1 Kinali
penerapan berbagai model belajar mengajar Kabupaten Pasaman Barat. Berdasarkan
serta hubungannya dengan materi ajar, hasil observasi yang dilakukan bidang studi
disamping kemampuan profesional lainnya Sejarah pada sekolah tersebut diperoleh
yang menunjang. Meskipun disadari bahwa

14 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 14


Vol 03. No 01 th.2018
informasi bahwa hasil belajar Sejarah siswa masa lampau yang didalamnya mengandung
di kelas tersebut tergolong rendah. Hal ini berbagai dinamika, mungkin berisi
disebabkan karena siswa kurang mampu problematika pelajaran bagi manusia
mengaitkan antara materi yang diajarkan berikutnya. Sejarah itu juga sebagai cabang
dengan situasi dunia nyata siswa atau dalam ilmu yang mengkaji secara sistematis
kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga keseluruhan perkembangan proses
dikarenakan penyajian materi Sejarah yang perubahan dan dinamika kehidupan
masih monoton dan membosankan sehingga masyarakat dengan segala aspek
siswa kurang tertarik belajar Sejarah. Dalam kehidupannya yang terjadi dimasa lampau
situasi demikian, siswa menjadi bosan (Kuntowijoyo, 1995: 18).
karena tidak adanya dinamika, inovasi, Guru hanya akan menjadi fasilitator
kreativitas, dan siswa belum dilibatkan dan mengontrol aktivitas belajar siswa
secara aktif sehingga guru sulit dalam proses pembelajaran. Dengan
mengembangkan atau meningkatkan penerapan Model pembelajaran Value
pembelajaran agar benar-benar berkualitas. Clarification Technique (VCT), maka
Dengan penerapan Model pembelajaran diharapkan pelajaran Sejarah menjadi
Value Clarification Technique (VCT) bidang studi yang disenangi, sehingga pada
diharapkan mampu membantu siswa dalam akhirnya akan meningkatkan aktivitas dan
memahami konsep yang mereka pelajari dan hasil belajar Sejarah siswa. Oleh karena itu
membantu mereka menemukan kaitan antar berdasarkan latar belakang di atas, dengan
konsep. Hal ini penting bagi siswa dalam mengacu pada strategi eksporitori, penulis
mempelajari bidang studi Sejarah. Sehingga akan melakukan penelitian dengan judul
dengan penerapan Model pembelajaran yaitu, meningkatkan hasil belajar Sejarah
Value Clarification Technique (VCT) melalui Model pembelajaran Value
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas Clarification Technique (VCT) di Kelas XII
siswa dan hasil belajar siswa, serta guru IPS.5 SMAN 1 Kinali Kabupaten Pasaman
tidak lagi menjadi pusat pembelajaran. Barat.
Sejarah adalah rekontruksi masa lalu, Hasil pengolahan nilai ulangan siswa
rekontruksi dalam sejarah tersebut adalah dalam pembelajaran Sejarah khususnya di
apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, Kelas XII IPS.5 pada semester I tahun ajaran
dikerjakan, dirasakan dan dialami oleh 2015/2016, ditemukan fenomena bahwa
orang. Sejarah itu juga merupakan suatu hasil pembelajaran Sejarah khususnya yang
ilmu yang mempelajari peristiwa dalam berkaiatan dengan Menganalisis perjuangan
kehidupan manusia pada masa lampau. bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga
Sejarah banyak memaparkan fakta, urutan lahirnya orde barumasih rendah. Rata-rata
waktu dan tempat kejadian suatu peristiwa. hasil belajar yang diperoleh oleh siswa
Sejarah itu dalam wujudnya memberikan masih banyak yang berada di bawah KKM.
pengertian tentang masa lampau. Sejarah Berdasarkan pengolahan hasil belajar siswa
bukan sekedar melahirkan cerita dari suatu maka jumlah siswa yang tuntas hanya
kejadian masa lampau tetapi pemahaman sebanyak 9 orang dengan persentase 9.4% .

15
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN
Vol 03. No 01 th.2018
Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas Model pembelajaran Value Clarification
adalah sebanyak 21 orang dengan persentase Technique (VCT).
90.6%. Berdasarkan latar belakang tersebut
Untuk lebih jelasnya tentang hasil agar hasil belajar siswa Kelas XII IPS.5
belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah SMAN 1 Kinali dalam mata pelajaran
sub Menganalisis perjuangan bangsa Sejarah sub Menganalisis perjuangan bangsa
Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya
orde barudapat dilihat pada tabel berikut ini. orde barudapat meningkat, maka penulis
Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Ulangan siswa mencoba mengangkat sebuah penelitian
Kriteria Jumlah Persentase dengan judul “Upaya meningkatkan hasil
≥ 75 Tuntas 9 9.4 belajar siswa dalam mata pelajaran
≤ 75 Tidak Tuntas 21 90.6 Sejarah melalui Model pembelajaran
Jumlah 30 100 Value Clarification Technique (VCT) Pada
Sumber : Guru Sejarah SMAN 1 Kinali Siswa Kelas XII IPS.5 SMAN 1 Kinali.
Tabel diatas menunjukan kelas XII IPS.5 METODOLOGI PENELITIAN
mempunyai nilai yang rendah diantara kelas Nasution (2004:44) menjelaskan
lainnya. Hal-hal tersebut menyebabkan bahwa lokasi penelitian menunjukkan pada
siswa tidak terlibat aktif dalam proses pengertian tempat atau lokasi sosial
pembelajaran, serta pembelajaran yang penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur
hanya terpusat pada guru, sehingga siswa yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang
tidak banyak bertanya ataupun menjawab dapat di observasi. Penelitian ini
pertanyaan guru, bahkan suasana dilaksanakan di SMAN 1 Kinali Kabupaten
pembelajaran dari awal hingga akhir tidak Pasaman Barat. Subjek penelitian adalah
kondusif, keadaan demikian dirasakan oleh peserta didik Kelas XII IPS.5 SMAN 1
guru Sejarah sebagai kendala di dalam Kinali dengan jumlah peserta didik 30
materi Menganalisis perjuangan bangsa orang. Untuk menganalisis tingkat
Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya keberhasilan atau persentase keberhasilan
orde baru yang dapat menghambat tujuan peserta didik dalam hal Hasil Belajar
pembelajaran Sejarah. setelah proses belajar mengajar setiap
Berdasarkan permasalahan yang putarannya dilakukan dengan cara
telah dijelaskan diatas yaitu rendahnya mengkalkulasikan hasil pengamatan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran terhadap Hasil Belajar pada setiap akhir
Sejarah khususnya di dalam materi putaran. Analisis ini dihitung dengan
“Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia menggunakan statistik sederhana yaitu:
sejak Proklamasi hingga lahirnya orde 1. Untuk menilai hasil belajar siswa
baru”, maka peneliti menggunakan salah Peneliti melakukan penjumlahan
satu alternatif metode yang dapat nilai yang diperoleh atas pengamatan
menstimulus siswa untuk berpartisipasi terhadap hasil belajar siswa, yang
secara aktif dalam proses pembelajaran, selanjutnya dibagi dengan jumlah
sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta didik yang ada di kelas tersebut.
siswa dalam belajar. Metode tersebut adalah
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN
16 16
Vol 03. No 01 th.2018
Perolehan rata-rata Hasil Belajar dapat Siklus 1
dirumuskan: Deskripsi data yang akan dipaparkan

X 
X berikut ini diperoleh dari temuan data di
N lapangan terhadap peningkatan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran Sejarah sub
Dengan :
Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia
X = Nilai rata-rata sejak Proklamasi hingga lahirnya orde
Σ X = Jumlah semua nilai hasil belajar barudiKelas XII IPS.5 SMAN 1 Kinali
siswa Kabupaten Pasaman Barat, melalui
Σ N = Jumlah peserta didik penerapan Model pembelajaran Value
2. Kriteria keberhasilan Clarification Technique (VCT). Siklus I
Untuk melihat peningkatan hasil dilaksanakan pada sebanyak dua kali
belajar siswa dari satu pertemuan ke pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada
pertemuan selanjutnya, dan dari siklus I Selasa 18 Agustus 2015. Sementara itu,
ke siklus II digunakan persentase. Pertemuan II dilaksanakan pada Selasa , 25
Menurut Yanuar (2005: 45) adapun Agustus 2015. Alokasi waktu untuk setiap
kategori penilaian pertemuan yaitu 3 x 45 menit. Standar
76 % - 100% Baik kompetensi dalam siklus I ini adalah
51% - 75% Cukup Memahami prinsip dasar ilmu sejarah.
26% - 50% Kurang Sementara itu, kompetensi dasar nya adalah
0% - 25% Tidak Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia
Apabila rata-rata peserta didik telah sejak Proklamasi hingga lahirnya orde baru.
diatas 78 maka pendekatan ini dikatakan Berikut ini uraian masing-masing
berhasil. pertemuan dan materi untuk setiap
HASIL PENELITIAN DAN pertemuan pada siklus I.
PEMBAHASAN
Tabel 2. Ringkasan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus I
Siklus Pertemuan/
Waktu Indikator
ke Hari/tanggal
Pertemuan I  Mendeskripsikan upaya mempersiapkan kemerdekaan
3x45
Selasa 18 Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI
menit
Agustus 2015
I
Pertemuan II
3x 45  Mendeskripsikan upaya mempersiapkan kemerdekaan
Selasa, 28
menit Indonesia dari pembentukan BPUPKI hingga PPKI
Agustus 2015

Dalam pelaksanaan penelitian, lembar pengamatan terhadap aktivitas


dilakukan dengan bantuan seorang guru belajar peserta didik dan aktivitas guru.
pengamat (observer). Pengamatan dilakukan Pengamatan yang dilakukan terhadap
pada saat pelaksanaan tindakan dalam pelaksanaan pembelajaran menunjukan
proses pembelajaran dengan menggunakan bahwa proses pembelajaran berlangsung
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN
17
Vol 03. No 01 th.2018
kurang efektif karena pada saat guru perjuangan bangsa Indonesia sejak
membagi kelompok masih banyak peserta Proklamasi hingga lahirnya orde barumasih
didik yang meribut. Saaat guru meminta rendah. Hal ini terlihat banyak jumlah siswa
peserta didik untuk membaca dan yang tidak tuntas. Jumlah siswa yang tidak
memahami materi pelajaran masih banyak tuntas pada siklus I adalah sebanyak 21
peserta didik yang berbicara dengan teman- orang dengan persentase (65.6%).
temannya dan banyak yang bermain-main. Sedangkan jumlah siswa yang tuntas hanya
Penulis memperhatikan bahwa peserta didik sebanyak 9 orang atau sebesar (34.4%).
tidak memperhatikan materi yang akan Sementara itu, skor rata-rata hasil belajar
dibahasa. Disisi lain, masih banyak peserta siswa untuk siklus I adalah 54.88%.
didik yang tidak percaya diri untuk Untuk lebih jelasnya grafik hasil
Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia belajar peserta didik dapat diamati pada
sejak Proklamasi hingga lahirnya orde baru diagram di bawah ini :
yang telah dipelajari. Hal ini terlihat dari,
saat pertanyaan diberikan kepada kelompok, Rekapitulasi Frekuensi Hasil
anggota kelompok terlihat meminta teman- Belajar Siklus I
teman dalam kelompoknya, untuk maju 80 65.6
kedepan kelas, Tidak ada anggota kelompok 60
yang secara spontan mau menjelaskan. 40 34.4 jumlah
Selanjutnya, dilihat dari lembar 21
20 9 persentase
pengamatan terhadap proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru terlihat bahwa 0
Tuntas Tidak Tuntas
guru kesulitan dalam mengarahkan siswa
dalam kelompok. Guru juga terlihat masih Gambar 1 Rekapitulasi Frekuensi Hasil
kurang memberikan penghargaan kepada belajar siswa Pada Siklus I
kelompok yang berhasil menjelaskan materi Berdasarkan diagram diatas terlihat
tentang Mendeskripsikan upaya bahwa persentase tertinggi terdapat pada
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dari jumlah siswa yang tidak tuntas. Selain itu,
pembentukan BPUPKI hingga PPKI. pada diagram diatas dapat kita mengamati
Selanjutnya untuk hasil belajar siswa bahwa rata-rata capaian hasil belajar siswa
pada siklus I diperoleh hasil dengan masih di bawah standar yang telah
menggunakan Model pembelajaran Value ditetapkan atau masih di bawah KKM.
Clarification Technique (VCT)sebagai Untuk itu, di perlukan lanjutan pelaksanaan
berikut: pembelajaran dengan menggunakan Model
Tabel 3.Hasil Pengamatan Terhadap Hasil belajar siswa Pada pembelajaran Value Clarification Technique
Siklus I
No Hasil Belajar Jumlah Persentase (VCT) pada sisklus 2.
1 Tuntas 9 34.4 Berdasarkan hasil pengamatan
2 Tidak Tuntas 21 65.6
Sumber: Pengolahan data ulangan harian siswa kolaborator tentang pelaksanaan proses
Berdasarkan tabel diatas, dapat pembelajaran dengan menggunakanPENDIDIKAN
JURNAL MANAJEMEN Model
18diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Value Clarification
Vol 03. Technique
No 01 th.2018
mata pelajaran Sejarah sub Menganalisis
18
(VCT) di Kelas XII IPS.5 SMAN 1 Kinali dapat dirumuskan rencana perbaikan untuk
selama siklus I, serta hasil analisis data yang siklus berikutnya yaitu
dilakukan oleh kolaborator dan penulis 1. Membagi kelompok terdiri dari 4 orang
tentang keterlaksanaan pembelajaran dengan 2. Membagi perhatian kepada setiap
Model pembelajaran Value Clarification kelompok secara merata.
Technique (VCT) maka secara umum 3. Sebelum pembelajaran dilaksanakan,
permasalahan-permasalahan yang terjadi Guru terlebih dahulu akan menjelaskan
pada saat pembelajaran antara lain: Metode yang akan digunakan dalam
1. Peserta didik masih banyak yang meribut pelaksanaan pembelajaran, sehingga
saat kelompok dibagi peserta didik tidak kebingungan lagi
2. Peserta didik masih banyak yang tidak saat pembelajaran dilaksanakan.
ikut di dalam kelompoknya 4. Guru memberikan kesempatan kepada
3. Keaktivan peserta didik di dalam kelas peserta didik untuk mengemukakan
masih rendah kesulitan-kesulitan yang dirasakannya
4. Peserta didik masih kurang percaya diri saat menjelaskan kembali tentang
dala menjelaskan kembali Menjelaskan Sejarah .
pentingnya norma hukum dalam 5. Memberikan reinforcement reward
kehidupan bermasyarakat yang telah kepada peserta didik yang mau dan
dipelajari berani tampil.
Apabila dilihat dari sisi guru, maka Siklus 2
pada saat pembelajaran berlangsung: Siklus II dilaksanakan pada sebanyak
1. Guru saat awal pembelajaran belum dua kali pertemuan. Pertemuan I
menjelaskan model dan metode dilaksanakan pada Selasa, 1 September
pembelajaran yang akan digunakan. 2015. Sementara itu, Pertemuan II
2. Guru masih belum memberikan dilaksanakan pada Selasa, 8 September
penghargaan seperti pujian kepada 2015. Alokasi waktu untuk setiap pertemuan
peserta didik yang berani tampil untuk yaitu 3 x 45 menit. Standar kompetensi
Memahami prinsip dasar ilmu sejarah. dalam siklus II ini adalah membiasakan
3. Guru belum membagi perhatian kepada perilaku terpuji. Sementara itu, kompetensi
setiap kelompok secara merata. dasar nya adalah Menganalisis perjuangan
Setelah melakukan Value Clarification bangsa Indonesia sejak Proklamasi hingga
Technique (VCT) dan penilaian mengenai lahirnya orde baru. Berikut ini uraian
proses yang terjadi selama tindakan, maka masing-masing pertemuan dan materi untuk
setiap pertemuan pada siklus II.

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


19
Vol 03. No 01 th.2018
Tabel 4. Ringkasan Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II
Siklus Pertemuan/Ha
Waktu Indikator
ke ri/tanggal
Pertemuan I
3 x 45  Mendeskripsikan peristiwa seputar proklamasi dari rengasdengklok
Selasa, 1
menit hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia
september 2015
II
Pertemuan II
3 x 45  Mendeskripsikan peristiwa seputar proklamasi dari rengasdengklok
Selasa, 8
menit hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia
September 2015
Dalam pelaksanaan penelitian, dibahas dengan baik dan optimal. Disisi lain,
dilakukan dengan bantuan seorang guru tingkat kepercayaan diri peserta didik untuk
pengamat (observer). Kegiatan-kegiatan yang telah dipelajari sudah mulai tinggi.
yang dilakukan peneliti pada pelaksanaan Anggota kelompok terlihat berebutan untuk
tindakan siklus II adalah dengan mau maju ke depan kelas untuk tampil.
menerapkan langkah-langkah Model Tidak ada anggota kelompok yang takut
pembelajaran Value Clarification Technique untuk Mendeskripsikan peristiwa seputar
(VCT). Dimana dalam proses belajar proklamasi dari rengasdengklok hingga
mengajar guru memperkenankan siswa- proklamasi kemerdekaan Indonesia yang
siswanya menemukan sendiri informasi- telah mereka pahami.
informasi yang secara tradisional bisa Selanjutnya, dilihat dari lembar
diberitahukan atau diceramahkan saja. pengamatan terhadap proses pembelajaran
Pengamatan dilakukan pada saat yang dilakukan oleh guru terlihat bahwa
pelaksanaan tindakan dalam proses guru lebih dapat mengarahkan siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan lembar kelompok, Guru juga terlihat telah
pengamatan terhadap aktivitas belajar memberikan motivasi kepada peserta didik
peserta didik dan aktivitas guru. dalam belajar. Guru sudah memberikan
Pengamatan yang dilakukan terhadap penghargaan kepada kelompok yang
pelaksanaan pembelajaran menunjukan berhasil tampil ke depan dengan
bahwa proses pembelajaran berlangsung mengurutkan beberapa gambar yang di
secara efektif karena pada saat guru tampilkan guru Selain itu, guru dan peserta
membagi kelompok peserta didik sudah didik juga memberikan tepuk tangan dan
memperhatikan dan mengikuti kegiatan nilai plus pada siswa yang berani
pembagian kelompok dengan tenang. Tidak menyimpulkan materi pelajaran pada
ada peserta didik yang ingin pindah pertemuan tersebut di depan kelas.
kelompok pada kelompok lain. Saaat guru Selanjutnya untuk hasil belajar siswa
meminta peserta didik untuk membaca dan pada siklus II diperoleh hasil dengan
memahami materi pelajaran, peserta didik menggunakan model pembelajaraan Model
tidak ada yang berbicara dengan teman- pembelajaran Value Clarification Technique
temannya dan terlihat peserta didik sudah (VCT)sebagai berikut:
fokus dengan kegiatan yang dilakukan.
Penulis memperhatikan bahwa peserta didik
Mendemonstrasikan materi yang akan
20
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN
20 Vol 03. No 01 th.2018
Tabel 5. Hasil Pengamatan Terhadap Hasil berada diatas standar yang telah ditetapkan
belajar siswa Pada Siklus II atau sudah berada di atas KKM. Untuk itu,
No Hasil Belajar Jumlah Persentase
tindakan pelaksanaan pembelajaran dengan
1 Tuntas 27 90.6
2 Tidak Tuntas 3 9.4 menggunakan model pembelajaraan Value
Jumlah 30 100 Clarification Technique (VCT )tidak perlu
Sumber: Pengolahan data ulangan harian siswa dilanjutkan pada sisklus berikutnya.
Berdasarkan tabel diatas, dapat Berdasarkan hasil pengamatan
diketahui bahwa hasil belajar siswa dalam kolaborator tentang pelaksanaan proses
mata pelajaran Sejarah sudah tinggi. Hal ini pembelajaran dengan menggunakan Model
terlihat banyak jumlah siswa yang tuntas. pembelajaran Value Clarification Technique
Jumlah siswa yang tuntas pada siklus II (VCT)di Kelas XII IPS.5SMAN 1 Kinali
adalah sebanyak 27 orang dengan persentase selama siklus II, serta hasil analisis data
(90.6%). Sedangkan jumlah siswa yang yang dilakukan oleh kolaborator dan penulis
tidak tuntas hanya sebanyak 3 orang atau tentang keterlaksanaan pembelajaran dengan
sebesar (9.4%). Sementara itu, skor rata-rata Model pembelajaran Value Clarification
hasil belajar siswa untuk siklus II adalah Technique (VCT)maka secara umum
83.84. permasalahan-permasalahan yang terjadi
Untuk lebih jelasnya grafik hasil belajar pada saat pembelajaran di siklus I sudah
peserta didik dapat diamati pada diagram di mulai teratasi pada siklus II. Pada siklus II
bawah ini : ini dilihat dari peserta didik bahwa sudah
bayak yang bisa menjelaskan tentang materi
Rekapitulasi Fekuensi Hasil yang di pelajari.
Belajar Siswa Siklus II Apabila dilihat dari sisi guru, maka pada
100 90.6 saat pembelajaran berlangsung:
80 1. Guru saat awal pembelajaran telah
menjelaskan model dan metode
60
pembelajaran yang akan digunakan
Jumlah
40 27 dan guru juga telah menyebutkan
Persentase serangkai tugas yang harus dikerjakan
20 9.4
3 oleh peserta didik.
0 2. Guru masih telah memberikan
Tuntas Tidak
Tuntas
penghargaan seperti pujian kepada
peserta didik yang berani tampil
Gambar 2 Rekapitulasi Frekuensi Hasil 3. Guru telah membagi perhatian kepada
belajar siswa Pada Siklus II setiap kelompok secara merata.
Perkembangan hasil belajar siswa pada
Berdasarkan diagram diatas terlihat siklus I dan siklus II dapat dilihat pada data
bahwa persentase tertinggi terdapat pada berikut ini.
jumlah siswa yang tuntas. Selain itu, pada
diagram diatas dapat kita mengamati bahwa
rata-rata capaian hasil belajar siswa sudah

21
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN
Vol 03. No 01 th.2018
Tabel 6 Perkembangan Rata-rata Hasil (VCT)meningkatkan. Berikut ini tabel
belajar siswa antara Siklus I dan Siklus perkembangan tingkat ketuntasan siswa.
II Tabel 7 Perkembangan Tingkat
Rata-rata Hasil Ketuntasan Hasil belajar siswa antara
No Siklus Kategori
belajar siswa Siklus I dan Siklus II
1 I 54.88 Cukup No Kriteria Siklus I Siklus II
2 II 83.84 Baik 1 Tuntas 9 27
2 Tidak Tuntas 21 3
Berdasarkan tabel 7 diatas, Perkembangan tingkat ketuntasan siswa juga
perkembangan rata-rata hasil belajar siswa dapat dilihat dalam bagan berikut ini.
pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan
bahwa terdapat peningkatan hasil belajar Perkembangan Ketuntasan
siswa , di mana rata-rata hasil belajar siswa Belajar Peserta Didik
pada siklus I adalah 54.88 meningkat 83.84 30 27
menjadi pada siklus II. hal ini dapat dilihat
25
bahwa terdapat peningkatan sebesar 21
28.97dalam hal hasil belajar siswa . 20
Untuk lebih jelasnya tentang hasil 15 Siklus I
belajar siswa dapat dilihat pada bagan Siklus II
9
berikut ini. 10

5 3
Perkembangan Ketuntasan
Belajar Peserta Didik 0
Tuntas Tidak Tuntas
100 83.84 Gambar 6 Perkembangan Tingkat
80 Ketuntasan siswa
54.88
60 (Perbandingan Siklus I dan Siklus II)
Siklus I
40
Siklus II
20 Dari hasil analisis data hasil belajar
peserta didik pada siklus II dapat dilihat
0
bahwa hasil belajar siswa pada setiap siklus
Hasil Belajar mengalami peningkatan dan telah mencapai
target ditentukan yaitu 78, maka penelitian
Gambar 3 Perkembangan Hasil belajar
ini dihentikan dan tidak di lanjutkan siklus
siswa
berikutnya
(Perbandingan Siklus I dan Siklus II)
Hasil belajar yang bagus adalah
harapan setiap siswa guru dan orang tua.
Selanjutnya, jumlah siswa yang tuntas
Hasil belajar merupakan tujuan akhir
setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di
menggunakan Model pembelajaran Value
sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan
Clarification Technique
melalui usaha sadar yang dilakukan secara
22 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 22
Vol 03. No 01 th.2018
sistematis mengarah kepada perubahan yang belum tuntas. Rata-rata hasil belajar siswa
positif yang kemudian disebut dengan berada di bawah KKM. Namun setelah
proses belajar. Akhir dari proses belajar penggunaan model ini, hasil belajar siswa
adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. dalam mata pelajaran Sejarah sub
Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia
himpunan hasil belajar kelas. sejak Proklamasi hingga lahirnya orde
Sejarah itu juga sebagai cabang ilmu barumenjadi meningkat.
yang mengkaji secara sistematis keseluruhan Berdasarkan hasil pengolahan data
perkembangan proses perubahan dan sebelum model ini digunakan, ditemukan
dinamika kehidupan masyarakat dengan bahwa hasil belajar siswa hanya 5 orang
segala aspek kehidupannya yang terjadi siswa yang tuntas tetapi setelah
dimasa lampau (Kuntowijoyo, 1995: 18). menggunakan Model pembelajaran Value
Sedangkan menurut Daldjoeni (1997: 71) Clarification Technique (VCT)ini rata-rata
mendefinisikan sejarah dalam dua arti yaitu hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II
dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti meningkat menjadi dengan peningkatan
luas sejarah mewujudkan catatan tentang sebesar 28.97.
hal-hal yang pernah dikatakan dan diperbuat DAFTAR PUSTAKA
manusia. Dengan demikian sejarah dapat Arikunto (2010). Langkah Mudah Penelitian
mencakup segalanya yang dibicarakan Tindakan Kelas Sebagai
dalam ilmu-ilmu sosial. Kemmis, S dan R. Mc Taggart. (1988). The
Berdasarkan analisis terhadap hasil Action Research Planner. Victoria:
belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Deakin University.
sub Menganalisis perjuangan bangsa Slameto.2010. Dasar Umum Metodologi dan
Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Pembelajaran VCT.
orde barudengan menggunakan Model Slameto.2010. Konsep dan Makna
pembelajaran Value Clarification Technique Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta.
(VCT) dapat disimpulkan bahwa hasil UU No 20 tahun 2003. Manajemen Berbasis
belajar peserta didik mengalami peningkatan Sekolah, Direktorat Jendral Pendidikan
bila dibandingkan dengan hasil yang dicapai Dasar dan Menengah Direktorat Taman
sebelum menggunakan model ini. Hasil Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.
belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Zuriah. 2004. Konsep-Konsep dan Teknik
sub Menganalisis perjuangan bangsa Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Indonesia sejak Proklamasi hingga lahirnya Pengembangan Sumber Daya Manusia.
orde barusebelum menggunakan model ini Jakarta: Rineka Cipta.
masih banyak yang rendah dan banyak yang

JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN


23
Vol 03. No 01 th.2018
24 JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN 24
Vol 03. No 01 th.2018

Anda mungkin juga menyukai