Anda di halaman 1dari 86
Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam DAFTAR ISI AIRPORT CONTIGENCY PLAN PRAKATA 1 DAFTAR ISI 2 BABI TUJUAN 5 BABII RUANG LINGKUP 6 BABII KEADAAN DARURAT KEAMANAN 7 BABIV ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB 4.1. Organisasi 8 4.2. Tanggung Jawab 8 BABV PUSAT KOMANDO DAN PENGENDALIAN 9 BAB VI_LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT KEAMANAN (AIRPORT CONTINGENCY PLANS) 6.1 Langkah-langkah Penanggulangan Pada Kondisi Rawan (Kondisi Kuning) i 6.2 Langkah-langkah Penanggulangan Pada Kondisi Darurat (Kondisi Merah) 6.2.1 Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara 11 6.2.2 Kepala Kepolisisan Resort Kotabaru u 6.2.3 Unit Pengamanan Bandar Udara 12 6.2.4 Unit PKP-PK 12 6.2.5 Kantor KKP II Banjarmasin Wilker Kotabaru 12 6.2.6 Ancaman Bom Terhadap Pesawat Udara di Udara 12 6.2.7 Ancaman Born Terhadap Pesawat di Bandar Udara 13 6.2.8 Ancaman Bom Di Bandar Udara 14 ee__——— ACP 2 aipore Conugency clan (Act) UPBU Gusti Sjamsir Alam BAB VII BAB VIII BABIX BABX ‘ACP 6.2.9 Tindakan Menguasai Pesawat Udara ‘Secara Melawan Hukum (Hijacking) 6.2.10 Tindakan Pengrusakan/Penghancuran, Pesawat Udara Di Darat (In Service) 6.2.11 Penyanderaan di Dalam Pesawat Udara atau di Bandar Udara 6.2.12 Tindakan Masuk ke Dalam Pesawat Udara, Bandar Udara, atau Tempat-tempat Acronautika Secara Paksa 6.2.13 Tindakan Membawa Senjata, Peralatan Berbahaya atau Bahan-bahan yang Dapat Digunakan Untuk Tindakan Melawan Hukum Secara Tidak Sah 14 Tindakan Menggunakan Pesawat Udara di Darat_ 6.2.15 Tindakan Memberikan Informasi Palsu 6.2.16 Sabotase 6.2.17 Penyerangan yang Membahayakan Keamanan 6.2.18 Huru—hara EVALUASI, ANALISA DAN PELAPORAN 7.1 Bvaluasi dan Analisa Kejadian 7.2 Pelaporan MEDIA PEMBERITAAN PELATIHAN MANAJEMEN PEMULIHAN 16 17 18 19 19 19 20 20 21 22 23 24 25 27 “Alport Conugency tan (ACL) UPBU Gusti Sjamsir Alam CATATAN PERUBAHAN ‘Tanggal No. poquuahen: Judul Perubahan No. ‘ACP 4 Alport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam BABI ‘TUJUAN 1.1 Tojuan Tujuan program penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam, antara lai LL. mie 1.1.3 114 11s 1.1.6 Tes ACP Mengidentifikasi jenis kejadian tindakan melawan hukum di bandar udara; Merencanakan tindakan yang akan diambil untuk menanggulangi tindakan melawan hukum; Mencari penyelesaian terhadap kejadian tindakan melawan hukum; Mengurangi dampak resiko kejadian tindakan melawan hukum terhadap keselamatan jiwa, Iuka serius, harta benda dan fasilitas pesawat udara maupun fasilitas bandar udara; Memberikan langkah-langkah dan prosedur yang digunakan untuk pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan di bandar udara; Menjadi pedoman bagi instansi yang terlibat dalam penanggulangan ‘keadaan darurat keamanan penerbangan di bandar udara; Memberikan pedoman dalam penyusunan pelaporan, evaluasi dan analisa serta pelaporan kejadian tindakan melawan hukum. suport Conugency Fear (ACL) UPBU Gusti Sjamsir Alam BAB II RUANG LINGKUP 2.1 Ruang Lingkup Program penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan Bandar Gusti Sjamsir Alam ini mencakup : 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 215 21.6 ‘ACP Penanggulangan tindakan melawan hukum yang terjadi terhadap bandar udara dan pesawat udara di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam. Scmua instansi/institusi yang terlibat dalam penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam. Semua pesawat udara sipil yang melakukan kegiatan di Bandar Gusti ‘Sjamsir Alam. Investigasi terhadap benda benda yang dicurigai mengandung bahan peledak atau bahaya-bahaya lain di bandar udara atau di dalam pesawat udara termasuk pemusnahan benda-benda tersebut. Manajemen media pemberitaan. ‘Tanggung jawab untuk pengambilan keputusan di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam. Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Siamsir Alam BAB It KEADAAN DARURAT KEAMANAN PENERBANGAN 3.1 Keadaan darurat keamanan penerbangan meliputi : Siti 3.1.2 3.13 3.14 Kondisi rawan, yaitu kondisi Keamanan Penerbangan dalam keadaan rawan (kuning) atau perlu dilakukan peningkatan keamanan di Bandar Udara Gusti Sjasir Alara. Keadaan rawan (kuning) di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam pada saat: 3.1.2.1 Adanya informasi ancaman tindakan melawan hukum di bandar udara dari sumber yang perlu dilakukan penilaian lebih lanjut; 3.1.2.2 Terjadinya gangguan keamanan secara nasional yang berpotensi mengganggu Keamanan Penerbangan di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam; .3 Terjadinya tindakan melawan hukum secara nasional dan internasional yang berpotensi_~mengganggu Keamanan Penerbangan di Bandar Udara Gsuti Sjamsir Alam; dan 3.1.2.4 Terjadinya huru-hara, demonstrasi massal dan pemogokan yang berpotensi mengganggu Keamanan Penerbangan di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam 3.1.2.5 Adanya kegiatan VVIP di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam. Kondisi darurat, yaitu kondisi Keamanan Penerbangan dalam keadaan darurat (merah) dan perlu dilakukan penanggulangan keadaan darurat. Keadaan darurat (merah) di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam, pada saat: 3.1.4.1 Ancaman yang membahayakan keamanan penerbangan di bandar udara, berdasarkan penilaian resiko positif terjadi terhadap pesawat udara, fasilitas bandar udara dan pelayanan navigasi penerbangan; dan 3.1.4.2 Terjadinya tindakan melawan hukum berupa ancaman bom, pembajakan, penyanderaan, sabotase dan penyerangan yang membahayakan keamanan terhadap pesawat udara, fasilitas bandar udara dan pelayanan navigasi penerbangan; —_—_————————————— ACP 7g ‘iport Contigency Plan (AC UPBU Gusti Sjamsir Alam ‘BAB IV ORGANISASI DAN ‘TANGGUNG JAWAB 4.1 Organisasi 4.1.1 Dalam hal terjadi contingency, Bandar Udera Gusti Sjamsir Alam membentuk Tim Penanggulangan Krisis (Crisis Management Team/ CMT 4.1.2. CMM terdiri dart : a. Anggota Komite Keamanen Bandara; dan bb, Tim lain yang dibutubken ‘dan ditetapkan olch CMT sesuai dengan kebutuhan. 4.1.3 Kepala Kantor Unit penyelenggara Bandar Udera Gusti Sjamsir Alam pertindak sebagai Ketua cnr. a Tanggmag jewab CMP Bandst dara Gusti Sjamsir Alam. Ketua CMT bertanegune jawad : 4.2.1 Menerima. pelaksanaan penanggulangan tindaken melawan bukum dart Ketua Pusat Komando dan Pengendalian Nasional (National Command and 4.2.2 Melaksanakan langkab-langkah penanggulanse? sesuai dengan Program penanggulangan Keadaan Darvrat Keamanan Bandar Udara; 4.9.3 Melaporkan perkembanga? penanggulangan tindakan melawan hukwm cepada Ketua Pusat Komando dan Pengendalian Nasional. —— CCC ACP Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam 41 42 ‘ACP BAB IV ORGANISASI DAN TANGGUNG JAWAB Organisasi 4.1.1 Dalam hal terjadi contingency, Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam membentuk Tim Penanggulangan Krisis (Crisis Management Team/CMN, 4.1.2 CMT terdiri dari: a. Anggota Komite Keamanan Bandara; dan b. Tim lain yang dibutuhkan dan ditetapkan oleh CMT sesuai dengan kebutuhan. 4.1.3 Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam bertindak sebagai Ketua CMT. ‘Tanggung jawab CMT Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam. Ketua CMT bertanggung jawab : 4.2.1 Menerima pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum dari Ketua Pusat Komando dan Pengendalian Nasional (National Command and Control Center/ NCCQ; 4.2.2 Melaksanakan langkah-langkah penanggulangan sesuai dengan Program Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Bandar Udara; 4.2.3 Melaporkan perkembangan penanggulangan tindakan melawan hukum kepada Ketua Pusat Komando dan Pengendalian Nasional. Aiport Contigeney Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam 5.1 5.2 BABV PUSAT KOMANDO DAN PENGENDALIAN arurat / POD (Emergency Operation Center/ EOC) 5.1.1 Fungsi 5.1.2 5.1.3 5.1.1.1 Sebagai tempat menerima informasi ancaman yang membahayakan keamanan penerbangan; 5.1.1.2 Sebagai tempat berkoordinasi dalam rangka penilaian ancaman yang membahayakan keamanan penerbangan; 5.1.1.3 Sebagai tempat berkoordinasi dalam menetapkan langkah- langkah yang akan diambil bilamana ancaman membahayakan keamanan penerbangan; 5.1.1.4 Sebagai tempat memonitor penanggulangan terhadap ancaman membahayakan keamanan penerbangan; dan 5.1.1.5 Sebagai tempat memberikan komando penanggulangan keadaan darurat. Aktivasi BOC di Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam diaktifkan pada saat terjadi keadaan darurat di bandar udara. Lokasi Lokasi gedung EOC terletak di depan Gedung PKP-PK Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam Forward Control Point (FCP) 5.2.1 Fungsi 5.2.1.1 Sebagai tempat komunikasi dan komando di lapangan; 5.2.1.2 Sebagai tempat pengamatan terhadap tindakan melawan hukum; 3 Sebagai tempat untuk menjaga akses di garis pengamanan dalam ke dacrah kejadian /insiden; -—_-ee ‘ACP 9 jport Contigency Plan (ACP) ‘UPBU Gusti Sjamsir Alam S214 Untuk melindungi doen interfensi/gangguan orang/Para pihak yang ti langsung dalam penanggulangan: 5.2.2 Aktivasi FCP di Bandar Udara Gusti sjamsir Alam diaktifian pada saat terjadi keadaan darurat di bandar udara. 5.2.3 Lokasi Tole! FOP ‘terictak di gars pengaman dalam dacrah titi a ejadian/insiden, terdiri dari = 5.2.3.1 Ruang PKP-PK; 5.2.3.2 Tempat lain sesuai dengan Jokasi kejadian. ACP 10 Alport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam ees BAB VI LANGKAH-LANGKAH PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT 6.1 Langkah-langkah Penanggulangan Pada Kondisi Rawan (Kondisi Kuning) 6.1.1 Kepala Kantor Unit Penyclenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam menerima informasi sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.1 menetapkan kondisi kuning; 6.1.2 Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam memerintahkan untuk : a. Meningkatkan pemeriksaan keamanan; b. Meningkatkan persentasi random check; ¢. Meningkatkan patroli; dan. d. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait; 6.2 Langkah-langkah Penanggulangan Pada Kondisi Darurat (Kondisi Merah) 6.2.1 Kepala Kantor Unit Penyclenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam menerima informasi sebagaimana dimaksud pada butir 3.1.3 mengambil langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengaktifkan BOC; b. Menginformasikan kepada anggota CMT; cc. Menetapkan kondisi darurat (kondisi merah) di bandar udara; d. Mensiagakan sumber daya; . Menyerahkan komando penanggulangan kepada Kepala Kepolisian Resort Kotabaru; dan f, Mengeluarkan NOTAM apabila diperlukan. 6.2.2 Kepala Kepolisian Resort Kotabaru : a. Melaksanakan prosedur penanggulangan sesuai dengan SOPnya; b. Disposal Area berada di gedung PKP-PK; ¢. Dalam kondisi terjadi tindakan melawan hukum, personil kepolisian SUE ‘Ace i Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam membutuhkan walktu reaksi (response time) sampai lokasi kejadian selambatlambatnya 15 menit kecuali ancaman bom membutuhkan waktu reaksi (response time) selambat-lambatnya 10 menit. 6.2.3 Unit Pengamanan Bandar Udara a. Setelah menerima informasi, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam memerintahkan Kepala Unit Avsec dan petugas Avsec segera siaga di pos masing-masing; b. Bergabung ke BOC turut serta dalam penanggulangan; cc. Bersama-sama dengan Airline membuat garis pengamanan dalam dan Juar; d. Memperketat pemeriksaan keamanan di akses kontrol bandar udara; €. Membantu pelaksanaan evakuasi. 6.2.4 Unit PKP-PK a. Setelah menerima informasi, Kepala Unit/Komandan PKP-PK segera memerintahkan siap siaga; b. Melaksanakan AEP sesuai dengan kecelakaan; Membantu pelaksanaan evakuasi. 6.2.5 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Banjarmasin Wilayah Kerja Kotabaru a. Setelah mencrima informasi, menyiapkan petugas medis untuk pertolongan kecelakaan; b. Memberikan pertolongan pengobatan dan rekomendasi medis kepada korban; c. Menggerakkan sumber daya di dalam lingkungan kerjanya untuk membantu penanggulangan keadaan darurat keamanan. 6.2.6 Ancaman Bom Terhadap Pesawat Udara di Udara 6.2.6.1 Perum LPPNPI Unit Kotabaru a. Pada saat ATS mengetahui ancaman bom terhadap suatu ACP 12 Aiport Contigency Plan (ACP) ‘UPBU Gusti Sjamsir Alam pesawat udara, maka ATS harus mengambil tndakan 6.2.6.2 menyampaiican informasi tersebut kepada Kepala Kantor Unit Penyclenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam; Pesewat udera yang mengelami ancaman_ tindakan melawan hukum segera diarabkan Ke tempat parkir khusus (isolated Parking Area) pesawat udara di Awalan Runway 16; dan ‘Terus berkomunikasi dengan Kapten Penerbang (Pilot in Command) dan menyampaikan informasinya ke EOC. Operator Pesawat Udara (airline) a. & i Setelah menerima informasi, SBI menghidupkan contingency plan Airline; Bergabung ke EOC turut serta dalam penanggulangans Mengerahkan_ umber daya untuk membantu pelaksanaan penanggulangans Memperketat pengamanan di akses Kontrol pesawat udara; Persama-sama dengan unit pengeman’s andar udara mmembuat garis pengamanan dalam dan luar; Melakeanakan evakuasi penumpang, personel kabin dan bagasis Memberikan informasi terkait dengan penerbangan pesawat udara yang, mengalami ancaman bom} Melakukan penyisiran pesawat udara (security search); Menyediakan tim ahli apabila. dibutuhkan; 6.2.7. Ancaman Bom Terhadap Pesawat Udara di Bandar Udara 62.7.1 Perum LPPNPI Unit Kotabaru a Pada saat Aimay mengetahui ancaman bom terhadap suatu pesawat udara di bandar udara, maka Airnay harus mengambil tindakan menyampaikan informasi tersebut kepada Kepala Kantor Unit penyelenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam; ACP % “Aiport Gonuugency 4:44 (act UPBU Gusti Sjamsir Alam i b. Pesawat udara yang mengalami ancaman melawan hukum segera diarahkan ke tempat parkir khusus (Isolated Parking Area) pesawat udara; dan c. Terus berkomunikasi dengan Kapten Penerbang (Pilot in Command) dan menyampaikan informasinya ke EOC. 6.2.7.2 Operator Pesawat Udara (Airline) a. Sctelah menerima informasi, segera _menghidupkan contingency plan Airline; b. Bergabung ke EOC turut serta dalam penanggulangan; ¢. Mengerahkan sumber daya untuk membantu pelaksanaan penanggulangan; d. Memperketat pengamanan di akses kontrol pesawat udara; Bersama-sama dengan unit pengamanan bandar udara membuat garis pengamanan dalam dan luar; f, Melaksanakan evakuasi penumpang, personel kabin dan bagasi; g. Memberikan informasi terkait dengan penerbangan pesawat udara yang mengalami ancaman bom; h. Melakukan penyisiran pesawat udara (security search); i, Menyediakan tim ahli apabila dibutuhkan; 6.2.8 Ancaman Bom di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam Dalam pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum terhadap bandar udara yang berupa ancaman bom di bandar udara, anggota CMT melaksanakan tugas langkah-langkah penanganan penanggulangan tindakan melawan hukum. 6.2.9 Tindakan Menguasai Pesawat Udara Secara Melawan Hukum (Hijacking) Dalam pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum terhadap bandar udara yang berupa tindakan menguasai pesawat udara secara EET Ed ‘ACP 14 sasname Conttenay Pia (ACP). ‘UPBU Gusti Sjamsir Alam melawan hukum (hijacking), anggota CMT melaksanakan tugas langkah- Jangkah penanganan penanggulangan tindakan melawan hukum. 6.2.9.1 Perum LPPNPI Unit Kotabaru a. Pada saat Airnav mengetahui pembajakan terhadap suatu pesawat udara, maka PIC Unit LPPNPI Kotabaru harus mengambil tindakan menyampaikan informasi tersebut kepada Kepala Kantor Unit Penyclenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam; b. Pesawat udara yang mengalami ancaman tindakan melawan hukum segera diarahkan ke tempat parkir khusus (Isolated Parking Area) pesawat udara; c. Memberikan prioritas pelayanan lalu lintas udara dan komunikasi terhadap pesawat udara yang mengalami pembajakan; dan d. Terus berkomunikasi dengan Kapten Penerbang (Pilot in Command) dan menyampaikan informasinya ke EOC. 6.2.9.2 Operator Pesawat Udara (Airline) a. Setelah menerima informasi, segera menghidupkan contingency plan Airline; b. Bergabung ke EOC turut serta dalam penanggulangan; c. Mengerahkan sumber daya untuk membantu pelaksanaan penanggulangan; d. Memberikan informasi terkait dengan penerbangan pesawat udara yang mengalami pembajakan; ¢. Bersama-sama dengan unit pengamanan bandar udara membuat garis pengamanan dalam dan luar; f. Membantu mengamankan garis pengamanan dalam dan luar; g. Menyiapkan pelaksanaan evakuasi penumpang, personel kabin dan bagasi; dan i ACP a5) spurs Conttecerrey, Plats (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam Fitts ane aa h. Menyediakan tim ahli apabila dibutuhkan; 6.2.9.3 Anggota CMT Lainnya a. Terlibat aktif dalam melaksanakan langkah-langkah yang diambil dalam rangka penanggulangan keadaan darurat keamanan; b. Menggerakkan sumber daya di dalam lingkungan kerjanya untuk membantu penanggulangan keadaan darurat, keamanan; dan c. Memberikan saran dan masukan kepada pemegang Komando penanggulangan keadaan darurat keamanan tethadap langkah-langkah yang akan diambil dalam rangka penanggulangan. 6.2.10 Tindakan Pengrusakan /Penghancuran Pesawat Udara di Darat (In Service) Dalam pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum berupa tindakan pengrusakan/penghancuran pesawat udara di darat (in service), anggota CMT melaksanakan tugas langkah-langkah penanganan penanggulangan tindakan melawan hukum. 6.2.10.1 Perum LPPNPI Unit Kotabaru a. Pada saat PIC LPPNPI Unit Kotabaru mengetahui tindakan pengrusakan terhadap suatu pesawat udara di darat (in service), maka PIC LPPNPI Unit Kotabaru harus mengambil tindakan menyampaikan informasi tersebut Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam ; b. Memberikan prioritas pelayanan lalu lintas udara dan komunikasi terhadap pesawat udara yang mengalami tindakan pengrusakan/penghancuran; dan c. Terus berkomunikasi dengan Kapten Penerbang (Pilot in Command) dan menyampaikan informasinya ke BOC. ue ‘ACP 16 asap an terse elare ACE) UPBU Gusti Sjamsir Alam eee eee 6.2.10.2 Operator Pesawat Udara (Airline) a. Setelah menerima informasi, segera _menghidupkan contingency plan Airline; b. Bergabung ke EOC turut serta dalam penanggulangan; c. Mengerahkan sumber daya untuk membantu pelaksanaan penanggulangan; d. Memberikan informasi terkait dengan penerbangan pesawat udara yang mengalami pengrusakan/penghancuran; . Bersama-sama dengan unit pengamanan bandar udara membuat garis pengamanan dalam dan luar; f, Membantu mengamankan garis pengamanan dalam dan luar; g. Menyiapkan pelaksanaan evakuasi penumpang, personel kabin dan bagasi; dan hh. Menyediakan tim ahli apabila dibutuhkan; 6.2.11 Penyanderaan di Dalam Pesawat Udara atau di Bandar Udara Dalam pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum berupa Penyanderaan di dalam pesawat udara atau di bandar udara, anggota CMT melaksanakan tugas langkah-langkah penanganan penanggulangan tindakan melawan hukum. 6.2.11.1 Perum LPPNPI Unit Kotabaru a. Pada saat PIC LPPNPI Unit Kotabaru mengetahui tindakan penyanderaan di dalam pesawat udara atau di bandara, maka PIC LPPNPI Unit Kotabaru harus mengambil tindakan menyampaikan informasi tersebut kepada Kepala Kantor ace a Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam —— Unit Penyelenggara Bandar Udara Gusrti Sjamsir Alam ; b. Pesawat udara yang mengalami ancaman tindakan melawan hukum segera diarahkan ke tempat parkir khusus (Isolated Parking Area) pesawat udara; ¢. Memberikan prioritas pelayanan lalu lintas udara dan komunikasi terhadap pesawat udara yang mengalami pembajakan; dan d. Terus berkomunikasi dengan Kapten Penerbang (Pilot in Command) dan menyampaikan informasinya ke EOC. 6.2.11.2 Operator Pesawat Udara (Airline) a. Setelah menerima informasi, segera _menghidupkan contingency plan Airline; b. Bergabung ke ZOC turut serta dalam penanggulangan; c. Mengerahkan sumber daya untuk membantu pelaksanaan penanggulangan; 4. Memberikan informasi terkait dengan penerbangan pesawat udara yang mengalami tindakan penyanderaan ; . Bersama-sama dengan unit pengamanan bandar udara membuat garis pengamanan dalam dan luar; f Membanta mengamankan garis pengamanan dalam dan iar; g. Menyiapkan pelaksanaan evakuasi penumpang, personel kabin dan bagasi; h. Menyediakan tim ahli apabila dibutuhkan; lan 6.2.12Tindakan Masuk ke Dalam Pesawat Udara, Bandar Udara, atau Tempat- tempat Aeronautika Secara Paksa Dalam pelaksanaan penanggulangen tindakan melawan hukum berupa orang masuk ke dalam pesawat udara, bandar udara, atau tempat-tempat aeronautika secara paksa, anggota CMT melaksanakan tugas langkah- langkah penanganan penanggulangan tindakan melawan hukum. ACP 2 Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam 6.2.13Tindakan Membawa Senjata, Peralatan Berbahaya atau Bahan-bahan yang Dapat Digunakan Untuk Tindakan Melawan Hukum Secara Tidak Sah Dalam pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum berupa tindakan membawa senjata, peralatan berbahaya atau bahan- bahan yang dapat digunakan untuk tindakan melawan hukum secara tidak sah, anggota CMT melaksanakan tugas langkah-langkah penanganan penanggulangan tindakan melawan hukum. 6.2.14Tindakan Menggunakan Pesawat Udara di Darat (in Service) Untuk ‘Tindakan Yang Menyebabkan Mati, Cederanya Seseorang, Rusaknya Harta Benda Atau Lingkungan Sekitar 6.2.14.1 Operator Pesawat Udara (Airline) a. b. h. Setelah menerima informasi, segera_menghidupkan contingency plan Airline; Bergabung ke EOC turut serta dalam penanggulangan; Mengerahkan sumber daya untuk membantu pelaksanaan penanggulangan; Memberikan informasi terkait dengan penerbangan pesawat udara yang mengalami tindakan penyanderaan ; Bersama-sama dengan unit pengamanan bandar udara membuat garis pengamanan dalam dan luar; Membantu mengamankan garis pengamanan dalam dan tuar; Menyiapkan pclaksanaan cvakuasi penumpang, personel kabin dan bagasi; dan Menyediakan tim ahli apabila dibutuhkan; 6.2.15Tindakan Memberikan Informasi Palsu yang Membahayakan Keselamatan Pesawat Udara dalam Penerbangan Maupun di Darat, Penumpang, Awak Pesawat Udara, Personel Darat atau Masyarakat Umum Pada Bandar Udara atau Tempat-tempat Fasilitas Penerbangan Lainnya ‘ACP 19) Aiport Contigency Plan (ACP) ‘UPBU Gusti Sjamsir Alam 6.2.15.1 Tindakan memberikan informasi palsu yang membahayakan 6.2.15.2 6.2.16 Sabotase 6.2.16.1 6.2.16.2 keselamatan pesawat udara dalam penerbangan maupun di darat, penumpang, awak pesawat udara, personel darat atau masyarakat umum di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam atau tempat-tempat fasilitas penerbangan lainnya dapat berpotensi mengancam atau menyebabkan terjadinya tindakan melawan hukum pada penerbangan. Dalam pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum berupa memberikan informasi palsu yang membahayakan keselamatan pesawat udara dalam penerbangan maupun di darat, penumpang, awak pesawat udara, personel darat atau masyarakat umum di Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam atau tempat-tempat fasilitas penerbangan lainnya, anggota CMT melaksanakan tugas._—langkah-langkah —_penanganan penanggulangan tindakan melawan hukum. Sabotase dilakukan ketika suatu tindakan pengrusakan atau penghilangan terhadap harta benda yang dapat mengancam atau menyebabkan terjadinya tindakan melawan hukum pada penerbangan dan fasilitasnya. Dalam pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum berupa Sabotase, anggota CMT melaksanakan tugas langkah- Jangkah penanganan penanggulangan tindakan melawan hukum. 6.2.17 Penyerangan yang Membahayakan Keamanan Terhadap Pesawat Udara, Fasilitas Bandar Udara dan Pelayanan Navigasi Penerbangan dalam pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum berupa penyerangan yang membahayakan keamanan terhadap pesawat udara, fasilitas bandar udara dan pelayanan navigasi penerbangan, anggota CMT. ACP 20 tindakan melawan hukum: 6.2.18 Huru - hara 6.2.18.1 Huru-hara merupakan tindakan suatu kelompok orang yang ‘menggunakan kekerasan serta pengrusakan harta benda atau fasilitas bandara dalam melaksanakan suatu tujuan Persama menimbulkan suasana gangguan ketertiban umum, 6.2.18.2 Dalam pelaksanaan penanggulangan tindakan melawan hukum perupa Huru-Hara, anggota CMT melaksanakan teas langkah- langkah penanganan penanggulangan tindakan melawan hukum. ee Ace Alport Conugency ran (ACI) UPBU Gusti Sjamsir Alam ee BAB VII EVALUASI, ANALISA DAN PELAPORAN 7.1 Evaluasi dan Analisis Kejadian 7.1.1 Ketua CMP harus melakukan cvaluasi dan analisa terhadap semua kejadian tindakan melawan hukum yang telah ditangani; 7.1.2 Dalam melakukan evaluasi dan analisa sebagaimana dimaksud dalam butir 6.1.1, Ketua CMT dapat meminta masukan dan saran dari : 7.1.2.1 Anggota CMT, 7.1.2.2 Tenaga spesialis atau abili; dan 7.1.2.3 Pihak lain yang terlibat dalam penanggulangan keadaan darurat, 7.1.3 Bvaluasi dan analisis yang dibuat berdasarkan : 7.1.3.1 Laporan dari semua orang atau institusi yang terlibat sesuai dengan perannya; 7.1.3.2 Masalah dalam penanggulangan keadaan darurat; 7.1.3.3 Keberhasilan dalam penanggulangan keadaan darurat; 7.1.3.4 Hubungan antar pihak atau instansi lain yang terlibat dalam penanggulangan keadaan darurat; 7.1.3.5 Efektivitas komunikasi; dan 7.1.3.6 Hasil observasi terhadap kebutuhan perubahan prosedur penanggulangan keadaan darurat. 7.1.4 Hasil evaluasi dan enalisis beserta dengan rekomendasi kebijakan disampaikan kepada : 7.1.4.1 Anggota CMT; 7.14.2 Ketua NCCC; a .3. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam penanggulangan keadaan darurat. 7.15 Hasil evaluasi dan analisis dapat digunakan untuk perbaikan prosedur Penanggulangan keadaan darurat dan tindakan koreksi serta perbaikan Ce ‘ACP 22 Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam 7D ACP dari setiap kekurangan yang diidentifikasi. Pelaporan 721 7.2.2 Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam harus membuat laporan kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara Sesegera mungkin setelah kejadian tindakan melawan hukum ditangani; Laporan sekurang-kurangnya memuat: 7.2.2.1 Laporan terhadap aspek-aspek dari insiden; 7.2.2.2 Hasil review dan analisa terhadap insiden; 7.2.2.3 Kekurangan dari program keamanan bandar udara; dan 7.2.2.4 — Rencana perbaikan metode atau prosedur yang gagal. 23 Aiport Ci mntigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam BAB VIII MEDIA PEMBERITAAN 8.1 Media Pemberitaan 811 8.1.2 8.13 8.14 ACP Sclama kejadian tindakan melawan hukum berlangsung, pers dan media harus ditangani dengan adil dan tegas; Pemberian informasi kepada pers dan media dilakukan di Ruang EOC Kantor Administrasi Unit Penyelenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam dan pemberian informasi dilakukan dalam periode tertentu (sesuai kesepakatan dengan media) apabila diperlukan; Pemberian informasi kepada pers dan medi 8.1.3.1 Diberikan pemberitahuan dan informasi serta bantuan sepanjang dimungkinkan tanpa mengorbankan keselamatan penumpang dan personel yang terlibat dalam penangaanan insiden; dan 8.1.3.2 Informasi tindakan/penanganan yang mungkin direncanakan dapat tidak dipublikasikan. Untuk mencegah agar informasi tidak tersebar tanpa terkendali, harus dilakukan langkah-langkah : 8.1.4.1 Setiap siaran pers harus disetujui oleh Ketua CMT; 8.1.4.2 Informasi kejadian harus dikendalikan; 8.1.4.3 Memastikan komunikasi tidak disadap; 8.1.4.4 Mengisolasian daerah kejadian; 8.1.4.5 Pemberian informasi kepada pers dan media hanya dilakukan oleh Ketua CMTatau pejabat yang ditunjuk. 24 Alport Contigency fan (ACE) UPBU Gusti Sjamsir Alam BAB IX PELATIHAN 9.1 Latihan Penanggulangan Keadaan Darurat 9.1.1 Tujuan 9.1.2 9.1.3 9.1.5 ACP 9.1.1.1 Menjaga dan meningkatkan kinerja fasilitas, prosedur dan personel keamanan; 9.1.1.2 Menguji efektifitas Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat (PPKD) Keamanan Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam; 9.1.1.3 Mengidentifikasi kelemahan; 9.1.1.4 Mengidentifikasi kekurangan dan kebutuhan; 9.1.1.5 Memberikan pemahaman dan memastikan bahwa semua anggota CMT mengetahui tugas_sesuai tanggung jawab masing- masing. CMT harus merencanakan dan melaksanakan latihan penanggulangan keadaan darurat keamanan bandar udara. Latihan sebagaimana dimaksud pada butir 9.1.2, meliputi: 9.1.3.1 Skala kecil (table top exercises), dilaksanakan sekurang- kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun; dan 9.1.3.2 Skala besar (full-scale exercises), dilaksanakan sckurang- kurangnya 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun dengan skenario dibuat seperti kejadian/insiden nyata dan harus melibatkan ‘semua anggota CMT dan terlibat dalam menjalankan tugas instansi/institusi/unit sesuai dengan PPKD Keamanan. Perencanaan Latihen dimulai dari persiapan sampai dengan pelaksanaan latihan. Pengarahan (briefing) Sebelum pelaksanaan latihan dilakukan pengarahan perihal skenario yang akan dilakukan dan penjelasan peran dan tanggung jawab dari anggota CMT dan/atau lembaga bantuan lain yang terkait. 25 Aiport conugeney tan (AGE) UPBU Gusti Sjamsir Alam 9.2 9.3 ‘ACP 9.1.6 De-Briefing Setelah pelaksanaan skala kecil (table top exercises) dan latihan skala besar (full scale exercises), dilakukan de-briefing. Pada sesi ini setiap pengamat akan mengevaluasi dan memberikan saran konstruktif secara lisan atau tertulis untuk perbaikan tindakan maupun perbaikan PPKD. 9.1.7 Evaluasi Latihan CMT harus melakukan cvaluasi terhadap pelaksanaan latihan dan mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan mekanisme dalam pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat. 9.1.8 Peninjauan Kembali Dokumen PPKD Keamanan akan ditinjau dan/atau diubah berdasarkan rekomendasi dari anggota CMT berdasarkan hasil evaluasi latihan dan perubahan aturan yang berlaku secara nasional. 9.1.9 Mendokumentasikan hasil latihan penanggulangan keadaan darurat. Sctiap personel unit kerja yang terkait dengan penanggulangan tindakan melawan hukum harus mendapatkan pelatihan tentang penanganan tindakan melawan hukum secara reguler antara lain : 9.2.1 Personel keamanan penerbangan; 9.2.2 Persone! pelayanan darurat; 9.2.3 Personel ATC; 9.2.4 Pesonel pesawat udara; dan 9.2.5 Persone! unit kesehatan bandara Pemeliharaan dan Pengujian Peralatan 9.3.1 Untuk menjaga peralatan pada EOC dan peralatan penanggulangan keadaan darurat dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kinerja dan peruntukannya, harus dilakukan pemeliharaan dan pengujian secara berkala; 9.3.2 Mendokumentasikan pemeliharaan dan pengujian peralatan dalam log book. 26 Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam BABK MANAJEMEN PEMULIHAN 10.1 Pemulihan Psiko Sosial Masyarakat 10.1.1 Kepala Kantor Unit Penyclenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam 10.1.1.1 Mendistribusikan informasi dan berkoordinasi dengan instansi pemerintah, Airnav dan airlines serta bergabung ke dalam kelompok kerja pemulihan; 10.1.1.2 Memperbaiki akibat dan/atau kerusakan dari tindakan melawan hukum untuk mencegah kejadian serupa terulang Kembali; 10.1.1.3 Menyediakan alat pelindung diri untuk karyawan, terutama ketika bencana melibatkan radiasi, bahaya biologis atau bahan kimia beracun; 10.1.1.4 Menentukan prioritas manajemen pemulihan dari banyaknya korban; 10.1.1.5 Mengevaluasi kembali prioritas manajemen pemulihan terkait adanya dampak insiden yang muncul sewaktu-waktu; 10.1.1.6 Mengkoordinasikan sumber daya medis untuk melakukan pemulihan; 10.1.1.7 Kerja sama dengan stakeholder terkait, melakukan koordinasi agar pelaksanaan pemulihan dapat dilakukan _tanpa mengganggu upaya penegakan hukum; 10.1.1.8 Membuat, mengubah, dan membatalkan prosedur dalam kondisi darurat tertentu dalam mendukung upaya pemulihan yang sesuai tugas pokok dan fungsinya; 10.1.1.9 Mengkoordinasikan penyediaan sumber daya manusia yang diminta; 10.1.1.10Melakukan evaluasi program keamanan bandar udara dan program penanggulangan keadaan darurat keamanan bandar udara. —————— ACP 27 aupore Conuugency tan (ACE) UPBU Gusti Sjamsir Alam ‘ACP 10.1.2 10.1.3 Pemerintah Kabupaten Kotabaru 10.1.2.1 Meminta tenaga abli dari stakeholder terkait penyusunan prioritas; 10.1.2.2 Mengevaluasi kembali rencana prioritas manajemen pemulihan terkait adanya dampak insiden yang muncul sewaktu-waktu; 10.1.2.3 Menyiapkan rencana tanggap darurat untuk insiden yang dinilai mungkin berkelanjutan; 10.1.2.4 Menyiapkan program pemulihan _kondisi_psiko-sosial masyarakat akibat tindakan melawan hukum terhadap penerbangan di daerah masing-masing; 10.1.2.5 Mengkoordinasikan sumber daya yang dimiliki Pemda untuk melakukan pemutihan; 10.1.2.6 Membantu individu, bisnis, dan organisasi dalam mengatasi konsekuensi dari pemulihan; 10.1.2.7 Melakukan koordinasi terkait permintaan bantuan pemerintah pusat saat kemampuan pemerintah Kabupaten diyakini terbatas; dan 10.1.2.8 Membantu dalam melakukan identifikasi dan menyediakan sumber daya dan fasilitas penting seperti rumah sakit dalam fase pemulihan, dan kebutuhan lainnya yang mungkin tidak terduga sifatnya. Badan Usaha Angkutan Udara 10.1.3.1 Menjelankan SOP pemulihan yang dimiliki; 10.1.3.2 Membagi informasi dan berkoordinasi dengan _instansi pemerintah, unit penyelenggara bander udara, badan usaha bandar udara, dan badan usaha angkutan udara lainnya dan bergabung ke dalam kelompok kerja pemulihan; 10.1.3.3 Membantu identifikasi, menyediakan sumber daya dan fasilitas penting seperti family assistance center dan family reception team; 28 Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam 10.1.7 yang mungkin tidak terduga sifatnya; 10.1.6.4 Menyediakan tenaga ahli untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang terkait; dan 10.1.6.5 Bekerjasama dengan instansi yang berkopeten untuk menyediakan alat pelindung diri, terutama ketika bencana melibatkan radiasi, bahaya biologis atau bahan kimia/racun. Kepolisian Resort Kotabaru, Komandan Kodim 1004 Kotabru Menjamin kondisi keamanan dalam masa pemulihan. 10.2 Pemulihan Insfrastruktur Bandar Udara Dalam pemulihan infrastruktur bandar udara, Komite Keamanan Bandar Udara mempunyai tugas sebagai berikut : 10.2.1 10.2.2 10.2.3 10.2.4 10.2.5 Memastikan operasional bandar udara tetap berlangsung; Melakukan penilaian kerusakan sistem transportasi, infrastruktur dan dampak terhadap jaringan penerbangan secara keseluruhan; Berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat; Menyediakan tenaga ahli untuk membantu pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang perbaikan infrastruktur; dan Melakukan penilaian fasilitas infrastruktur agar kejadian serupa tidak terulang; 10.3 Pemulihan Sarana Angkutan Udara ACP 10.3.1 10.3.2 10.3.3 10.3.4 Menjalankan SOP badan usaha angkutan udara terkait; Melakukan penilaian kerusakan sarana angkutan udara dan dampak terhadap operasional penerbangan; Mempersiapkan personel, peralatan dan sumber daya pendukung lainnya sesuai dengan permintaan lapangan; dan Memberitahukan pihak pihak yang terkait apabila terdapat perubahan operasional penerbangan. 30 Aiport Contigency Plan (ACP) UPBU Gusti Sjamsir Alam 10.4 Pemulihan Operasional Bandar Udara 10.4.1 Memastikan keselamatan navigasi dan keamanan sebelum jalur penerbangan dibuka lagi. 10.4.2 Menetapkan zona keselamatan dan zona keamanan bila diperlukan; dan 10.4.3 Menerbitkan NOTAM. 10.4.4 Memberitahukan pihak yang terkait apabila terdapat perubahan jadwal penerbangan. 10.5 Pemulihan Lingkungan 10.5.1 Mengkoordinasikan pemulihan lingkungan sarana dan prasarana yang rusak selama insiden terjadi; 10.5.2 Bekerjasama dengan instansi terkait untuk pemulihan lingkungan. ‘AcP 31 Lampiran Program Keamanan Bandar Udar KBU.E.2022 FLOW CHART KOMUNIKASI KEAMANAN KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA GUSTI SJAMSIR ALAM — KOTABARU TAHUN 2022 Lampiran Program Keamanan Bandar Udara KBU.E.2022 FLOW CHART KOMUNIKASI KEAMANAN KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA GUSTI SJAMSIR ALAM — KOTABARU TAHUN 2022 FLOW CHART KOMUNIKAS! KEAMANAN PENERBANGAN FLOW CHART KOMUNIKAS! KEAMANAN PENERBANGAN 1: konaisi rawan [EBB konaisi cawat Lampiran Program Keamanan Bandar Udara : KBU.F.2022 FORM — FORM KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA GUSTI SJAMSIR ALAM - KOTABARU TAHUN 2022 Lampiran Program Keamanan Bandar Udara : KBU.F1.2022 FORM PENERIMAAN ANCAMAN BOM KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA GUSTI SJAMSIR ALAM — KOTABARU TAHUN 2022 Form Pen in Ancaman Bom LAPORAN PRINGATAN BOM (Alternatives must be approved by the Director General of Air Communications) FORMULIR INI AGAR DILENGKAP! OLEH SUPERVISOR ATAU ANGGOTA POLIS! DAN DISAMPAIKAN SEGERA KE: 1. PENILAI PERINGATAN BOM DARI PERUSAHAAN 2. POLIS! 3. DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Dari:.... ._ Tanggal ‘Orang yang informasi perlu disampaikan : BERITA = Bahasa yang digunakan .. DIMANA BOM ITU? TERMINAL PENAMPUNGAN BAHAN BAKAR DAERAH KARGO TEMPAT OP. PSWT AGEN HANDLING LAINNYA KEPADA: URAIAN .. Apakah penelepon kelihatannya kenal dengan pesawat atau bangunan dengan uraian lokasi bom? KAPAN AKAN MELEDAK? JAM : DALAM PENERBANGAN LAIN: HARI: . w TANGGA\ JIKA DIPINDAHKAN BAGAIMANA KELIHATANNYA? TAS JINJING TAS BESAR TAS PAKAIAN | KOTAK LAINNYA } MENGAPA ANDA LAKUKAN INI? SIAPAKAH ANDA? ORGANISASI .. DIMANA ANDA SEKARANG ? RINCIAN LATAR BELAKANG (Lingkari jawaban yang sesuai) ASAL PANGGILAN, ELEPON BAYAR TELEPON PRIBADI INTERNAL NOMOR YANG DIPUTAR OLEH PENELEPON -:... IDENTITAS PENELEPON Jenis kelamin Perkiraan usia : ... CIRI-CIRI SUARA CARA BICARA LATAR BELAKANG | SUARA Keras Lembut Cepat Perlahan-lahan | Sepi Nada Tinggi Dalam Jelas TidakJelas | Campuran Serak Menyenangkan Gagap Sengau | Kereta Mabuk Lain-Lainnya Ada Kata Yang Lain-Lainnya Musik Hilang, LOGAT SIKAP Suara Lokal Asing Tenang Marah Dapur Lain Rasional Tidak Rasional_ | Pesawat Udara Logis Tidak Logis Binatang Tidak Tergesa- Emosional Mesin Kantor Gesa | Layak Tertawa Lalu Lintas Jalan | Carut Pantas ‘Mesin Pabrik | Pesta Lain-Lainnya Penguasaan bahasa : ‘Sangat baik baik Cukup Buruk NAMA YANG MENERIMA PERINGATAN PERJANJIAN DITERUSKAN KEPADA (NAMA) PERJANJIAN TANGGAL. TANDA TANGAN — rogram Keamanan Bandar Udara : KBU. 22 FORM LAPORAN ANCAMAN BOM KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA GUSTI SJAMSIR ALAM — KOTABARU TAHUN 2022 FORM LAPORAN ANCAMAN BOM Nama penerima pesan ancaman Waktu Tanggal : Pesan Dimana Bom Tersebut ? Terminal Fasilitas penyimpanan bahan bakar Daerah | Kantor Airline atau Cargo | daerahpemelinareann | Lainnyal esis mes | |e Apakahpeneleponterdengarterbiasa/mengenalipesawatataubangunan dimaksudsaatmenjelaskanlokasinya? YA/TIDAK/TIDAK Kapan Bom Itu Meledak ? Waktu : Hari: Tanggal Dalam Penerbangan Jika Dipindahkan, ian YA/TIDAK YA/TIDAK a Seperti Apa Bentuknya ? Tas kerja Tas Belanja Koper Kotak/Parsel/Bingkisan Siapa Anda? Nama: Organisasi: Di Mana Anda Sekarang Dimana Anda Melakukan Ini? DETIL LATAR BELAKANG(Lingkari jawaban yang sesuai) Asal Panggilan Lokal Interlokal Internal (dari dalam Telepon Umum/Seluler Gedung) Dilakukan usaha untuk melacak panggilan? Ya/Tidak Identitas penelepon Jenis Kelamin IPerkiraan Usia Bahasa Yang Digunakan Karakteristik Suara Keras Lembut Meleneking Berat Serak Ramah Lainnya Cara Berbicara Cepat Jelas Gagap Meracau Lambat Menyimpan Sengau Lainnya Suara Latar Belakang Ramai Sepi Kereta Pesawat Lalu Lintas Jalan Suara Orang, Mesin Kantor Mesin Pabrik Dapur Suasana Pesta Binatang Musik Campuran Aksen Lokal Bukan Lokal Gaul Daerah Asing Nada Berbicara Marah Tenang Tidak Rasional Rasional Logis Tidak Logis Berhati - hati Emosional Mabuk Terbawa Saleh Cabul/Tidak Sopan Lainnya Penguasaan bahasa Sangat Lokal Baik Lumayan Buruk Lampiran Program Keamanan Bandar Udara KBU.F3.2022 FORM LAPORAN ACCIDENT ATAU INCIDENT KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA GUSTI SJAMSIR ALAM — KOTABARU TAHUN 2022 FORMAT _LAPORAN At ENT/INCIDENT | fempat dimana lokasi incident dan/ atau accident terjadi di bandar uday ©] Gika ada dilengkapi dengan data korban (detail kronolog! dapat ditambahkan pada halaman lain) . | Dampak Kejadian terhadap operasional bandar udara: (detail dampak kejadian dapat ditambahkan pada halaman tain) Lampiran Program Keamanan Bandar Udara : KBU.F4.2022 FORM TANDA TERIMA PENITIPAN SENJATA API KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA. GUSTI SJAMSIR ALAM — KOTABARU TAHUN 2022 TANDA BUKTI PENERIMAAN SENJATA API DAN PELURU Para penumpang yang terhormat, sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, Pasal 60 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan & Keselamatan Penerbangan, dan Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor KM 211 Tahun 2020 Tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional, serta Peraturan-Peraturan yang mengatur tentang Pengangkutan Bahan dan/atau Barang Berbahaya dengan Pesawat Udara Sipil, ICAO Annex 18 tentang The safe Transport of Dangerouse Goods by Air. Dalam hal ini penumpang hanya diizinkan membawa 1 (satu) senjata api dan pelurunya maksimal sebanyak 12 (dua belas) butir per penumpang yang selanjutnya diperlakukan, sebagai security items, Untuk perihal tersebut, mohon mengisi data-data dibawah ini ‘Nomor Tiket ‘No. Penerbangan/Tujuan : cea ‘Berangkat/Kembali Tanggal Nama Penumpang Pekerjaan Alamat dan Nomor Telp Kantor Alamat dan Nomor Telp Rumah Api Nomor Izin Kepemilikan 7 Instansi yang mengeluarkan izin ‘Jenis Senjata Api Nomor Senjat Jumiah Senjata - Kaliber dan Jumlah Pelura Nomor Surat Dinas ie Kelebihan dari Jumlah peluru yang diizinkan dapat dititipkan kepada kami dengan mengisi Form Penitipan Peluru. Apabila dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan, dihitung sejak batasan akhir regulasi 7 (tujuh) hari setelah kedatangan/diterima oleh petugas kami dan peluru tidak diambil oleh pemilik maka Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam berhak untuk memusnahkannya sesuai ketentuan yang berlaku atau keputusan lain dari Pengadilan, serta biaya-biaya yang timbul menjadi beban dan tanggung jawab pemilik sepenuhnya. Pemilik : ‘Yang Menerima : Distribusi 1. Asli: Untuk Pemilike 2. Copy 1. : Station Keberangkatan 3. Copy? : Station Kedatangan 4. Copy. : File Lost & Found Lampiran Program Keamanan Bandar Udara : KBU.G.2022 KONTRAK DAN MOU KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA GUSTI SJAMSIR ALAM — KOTABARU TAHUN 2022 Lampiran Program Keamanan Bandar Udar 1022 KONTRAK DAN MOU KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA GUSTI SJAMSIR ALAM — KOTABARU TAHUN 2022 Ape rarnaoht sadn ona sent inna agence aeauusinas cccammncer ora | NOTA KESEPAHAMAN OPERASIONAL ANTARA PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN INDONESIA. (LPPNPI ) UNIT KOTABARU UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA GUSTI SJAMSIR ALAM- KOTABARU BERLAKU MULAI : 09 AGUSTUS 2021 LEMBAR PENGESAHAN DITETAPKAN DI: KOTABARU ____TANGGAL 109 AGUSTUS 2021 MENGETAHUI KEPALA KANTOR UNIT ~ KEPALA UNIT PERUM LEMBAGA PENYELENGGARA BANDAR UDARA PENYELENGGARA PELAYANAN GUSTI SJAMSIR ALAM KOTABARU | NAVIGAS| PENERBANGAN IMAM Pembina (Via) NIP.19790518 200003 1 002 | LEMBAR PENGESAHAN DITETAPKAN DI : KOTABARU TANGGAL 108 AGUSTUS 2021 MENGETAHUI KEPALA KANTOR UNIT ~ KEPALA UNIT PERUM LEMBAGA, PENYELENGGARA BANDAR UDARA PENYELENGGARA PELAYANAN GUSTI SJAMSIR ALAM KOTABARU NAVIGASI PENERBANGAN NIK. ASN 84055, NIP.19790518 200003 1 002 ~ DAFTAR ‘si | TOPIK HALAMAN il, MAKSUD DAN TUJUAN mM RUANG LINGKUP Vi FUNGS! DAN TUGAS _ Unit TWR dan PKP- PK ._ Unit TWR dan Keamanan Bandara Unit TWR dan Fasiektrik ._ Unit TWR dan Bangunan Landasan Unit TWR dan Alat- Alat Besar TASAN TANGGUNG JAWAB Unit TWR dan PKP- PK ngunan Landasan_ Unit TWR dan Alet- Alat Besar Vill. KOORDINASI 1 i: Pada Kondisi Normal, Cuaca Dibawah Minima, " Dan Kabut Asap. 2. Koordinasi Pelayanan Navigasi Penerbangan A 2 Pada Wip Movement Dan Event- Event Khusus_| _ Hat 3._ Koordinasi Slot Time Dan Kapasitas aeErras| 4, Koordinasi Joint investigation Terhadap Kejadian Aa Incident Pesawat Udara Di Bandar Udara 6. Koordinasi Perijinan Extend Dan Advance Operating Hour ._ Koordinasi Pelaksanaan Kalibrasi 7. Koordinasi Mengenai Kawasan Keselamatan 8. Koordinasi Rencana Dan Pelaksanaan Penaggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara at AEP, Aitport Safety Inspection, ASP Dan ‘Aerodrome Manual 8. Koordinasi Pertukaran data informasi ee penerbangan ___ “10. Keordinasi pelayanan informasi aeronautika “11. Koordinasi Khusus Operasional E. Unit TWR dan Alat- Alat Besar KESEPAKATAN 4. Unit PKP- PK 2. Unit Bangunan Landasan Force majeure KOMUNIKASI PENYIMPANGAN PENUTUP LAMPIRAN A : DAFTAR NOMOR TELEPHONE KOORDINASI Checklist of Effective Date Agreement Page UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA cusT saMsiR LAM, PENDAHULUAN Il, MAKSUD DAN TUJUAN | muayeanisreonees Dokumen ini adalah Nota Kesepahaman Operasional antara PERUM LPPNPI Unit Kotabaru khususnya Unit Tower AFIS dengan UPBU Gusti Sjamsir Alam Kotabaru khususnya Unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), Unit Keamanan Bandara, Unit Faslektrik, dan Unit Bangunan dan Landasan, serta unit Alat-alat besar dalam hal apabila terjadi kerusakan dan gangguan fasilitas listrik serta fasiitas penunjang keselamatan dan _keamanan penerbangan lainnya dalam rangka Peningkatan Pelayanan Keselamatan Penerbangan di UPBU Gusti Sjamsir Alam Kotabaru. Nota Kesepahaman Operasional ini dimaksudkan untuk menjelaskan pembagian tugas / kerja unit — unit kerja / instansi terkait, cara penyampaian apabila terjadi kerusakan fasilitas keselamatan penerbangan sera penyelesaian perbaikan, sehingga ada kejelasan waktu perbaikan dan penyelesaian fasilitas tersebut, tindak lanjut apabila fasilitas tersebut tidak dapat diatasi, fanggung jawab dalam penyampaian apabila terjadi kerusakan atau gangguan fasilitas listik dan fasilitas Penunjang lainnya, dalam rangka _Peningkatan | Pelayanan Keselamatan Penerbangan UPBU Gusti ‘Sjamsir Alam Kotabaru. Nota Kesepahaman Operasional ini akan diberlakukan bagi unit - unit kerja / instansi tersebut diatas, seria bila diperlukan dapat diperluas dengan unit-unit kerja terkait fainnya dalam lingkup UPBU Gusti Sjamsir Alam Kotabaru lll RUANG LINGKUP DAN PEMBATASAN TANGGUNG JAWAB A. Perum LPPNPI Unit Kotabaru a. Memberikan pelayanan Flight Information Service, advisory service dan alerting service. b. Memberikan Air - ground communication service dan ground to ground communication service. ¢. Mengatasi kerusakan peralatan_navigasi penerbangan (DVOR & NDB). B. Unit PKP -PK a. Prosedur penanggulangan keadaan darurat di Bandar Udara, f Rovwver f UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA , Boreama-sama Perum LPPNPI Unit Kotaberu Thendukung peningkaian pelayanan kepada Pengguna jaza penerbangan melalui peninan Extend dan Advance dengan nengulamakan Keselamaisn penerbangan. Perum LPPNPI Unit Kotabaru memiliki hak dan ‘ewajban untuk. 2 Mendapetkan informasi_terkait perinan ‘extend dan advance: +b. Becsama, sama Unt Penyelonggara Bandar Udara Gusti Sjamsir Alam _mendukung _peningkatan_pelayanan_ kepada_penggune | fe vraes erarusncsnn noon soit, Po ETERNAL RATSA auras uae rouromnennuunin vate “an Advance dengan toiap mengutarnakan eselamatan penerbngan, 8, Prosedur Koordinasi | UPBU Gusti Sjamsir Alam Kotabaru don Perum LEPNPI Unit Kotadaru molaksanakan hel-hel dbawah ini: ‘8, Bersema- sama menyepakati permohonan jin | extend operating hours pengoperasian pelayanan navigasi penerbangan (ATS ‘peration) selamoet-embainya 2 jam sebelum operating hour berakie. 1. Extend operating hours untuk pesawat yang berangkat dihtung hingga _pesawat mencapai Point of No Retum ( PNR), i Exlend operating hours. pesawat yang tang dng hingoapesswat pada pos ' Bersema- sama menyepakati permohonan jin ‘advance operating hours. pengoporasian pelayanan navigasi penerbangan (ATS poration)selambatlambatnya 2am sabelum sebelum operating hour berakhi. 1. Advance operating hours untuk pesawat yang berangkat cihitung Kelka pesawat pada posisi lok-of request start pushback . Advance operating hours pesawat yang ddatang dihitung muiai pada saat pesawat Melakukan contact pertama kali ch ATS. sini 5. Koordinas! Pelaksanaan Kalibrasi A. Hak dan Kowsjiban Hak dan Kewajban UPBU Gust Sjamsir Alarm Kotaban 1. Menginformascan jeduelpelaksanean kabasi forhadap felts PAPL 2. Menjags performance ‘asiitas PAPI untuk menigkathan Keselamalan pererbangan __berdasarkan peraluran yang bela. f Bavsats cue ut LATTE EAHA MN Hak dan Kewajban Perum LPPNPI Unt Kotabaru 1. Mengajukan jadwal pelaksanaan _kalirasi terhadap fasitas navigas: penerbangan. UPBU Gusti Sjamsir_ Alam Kotabaru ‘melaksanakan halal sebagal berkut 2. Menginformasikan —rencana _pelaksanaan kalbresitarhadep testes PAPI; 3. Menyampaikan nasi kliorasifaslitas PAPI; 4. Menyampaikan informasi lorkait fasiias PAPI yang telah melewati alas waklu alibeas. Perum LPPNPI Unit Kotaberu molaksanakan hal- hal dibewra ini 1. Menginformasikan rencana_pelaksanaan Klbrasi terhadep fasiltas.navigast ppenerbangan 2 Menyampeikan hasil kalibrasi fasitas ‘navigasi penerbangan, 8. Menyampeikan informasi terkat tasttas ‘Navigesi penerbangan yang teish melowat | batas walt kallorash 6. Koordinasi Mengenai Kawasan Keeelamatan | Operasi Penerbangan (KKOP) ‘A. Hak dan kewaiban | Hak dan Kowajban UPBU Gusti Sjamsir Alam Kotabaru: ‘A Membuat dan memastikan bahwa kawasan kkeselamaisn operasi penerbangan (KKOP) untuk bandar udara telah dbvat dan dupdate B.Memasikan tersedianya data obstacle dalam ‘RKOP sesuai dengan peraturan yang beriak Wr. werroneenscan anon onan UN ER ELNSCIR PATA RATA cae ast a 41. Menerima informasi secara rnc tentang loka dan ketinggan obstacle. 2. Memberkan informasi Ketka dtemakan adanya potensi obstacle baru B. Prosedur Koordinasi UPBU Gusti Sjamsir__ Alam Kolebaru ‘elaksanaksn hal-hal sebagai berikut Menyampeikan secepetnya informasi semua ‘objek (Benda). yeng ketinggiznryamelewall ‘obstacle limiation surface secara rindi tentang lokasi dan ketinggian serta keberadaan bend3- bbenda —_penghalang, keadaan yang membehayakan atau setiap perstiva di atau dekat bandar udara_ yang bisa mempengaruhi | ‘eselamatan penerbangan, | Perum LPPNPI Unit Kotabaru melaksankan hal- | al dibawar in 4. Menerima informasi mengenai semua objek (bende) yang. Ketinggiennyamelewat | ‘obstacle limitation surface. | Memberixan informasi ketika diemukan fadanya potensi obstacle baru disektar KKOP, 7. Koordinasi_Rencana__dan__pelaksanaan. enanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan ), Aiport Security Programme (ASP) dan Aerodrome Manual. ‘A. Hak dan Kewajban Hak dan Kewajiban UPBU Gusti Sjomsir Alam ‘Kotabaru 1. Menyiapkan Dokumen Aiport Emergency Flan, Arport Secunty Programme (ASP) dan ‘Aerodrome Maria seatei perluren 2 Bersama Perum” LPPNPI Unt Kolar melaksanakan Aiport Emergency Plan, Alpott_ Secunty Programme (8SP)_ dan enous Hak dan Kewajiban Perum LPPNPI Unit Kotabaru 4. Memberikan masukan dalam penyusunan dokumen Aiport Emergency Plan , Alport ‘Securty Programme (ASP) dan Aerodrome, | ‘Manual sesuai persturan 2. Bersama Unit Penyelenggara Bander Udera Gusti Sjomsic Alam melaksankan Aiport Emergency Plan, Airport Security Programme (ASP) dan Aerodrome Menual sesusi peraturan B. Prosedur Koordinasi UPBU Gusti Sjamsic Alam Kotaberu ‘mlaksarakan hal-hal sebagai berkut 4. Terkait Penangguiangan Keadaan darurat Bandar Udara (Apo Emergency Flan) & Molakukan Proses_Koordnasi da Komurikas! dengan Perum LPPNPL Un} ‘Kolabau teat Penangguiangan Keadaa Deruret Bander Udera; >. Memberien informasi _—_tethode pelsksanaan _ lathan penanggunge Keadean derra, © Melakukan Noordnasi dalam peninjous ‘Aimar Emergency Plan (AEP) Menentukan dan menginformaskal Ainghatansiaga emergency | e Mengintomaskan aises alan yang. aka Sitewat ja trac incident mavpar faccdent "sera gangguan tamed Kesolamalan penerbengor: Menginomeskan berakhinya Kondld emergency, | | 2. _Terkat Aport Securty Programme (ASP) . Menerima informasi encaman dan ‘ganeguan keamanan, b. Mengambil tindakan terhadap segala lnformasi—ancaman dan gangguan ______keamanan penerbangan ; F Bred erase ned Hn ena LLIRPEARUAN ATL urvse uA "apne andar udara “dart ancamen dan ‘Gangguan tindeken melawan hukum; J. Membantumelakuken _pengamanan temadap tasiltas navigas! penerbangan. 3. Terkait Aerodrome Manual | @. Melakukan proses _koordinasi_ dan omunikasi dengan Perum LPPNPI Unit { ‘otabaru terkat Aerodrome Manual, | b. Melakukan koordinesi dalam perinjauan ‘Aerodrome Manual. Perum LPPNPI Unit Kolaberu melaksanakan hal- thal dbawah ini 1. Tetkalt Penanggulangan Keadaan Darurat ‘Bandar Uara (Airport Emergency Pten) 2. Melokukan Proses koordinasi dan omunikasi dengan Unit Peryelenggara Bandar Udera Gusti Sjamsir Alam terkait Penanggulangan KeadaanDarurat Bander Udara, ©. Mendapetkan’ —informasi _terhadap pelaksenaan iathan penanggulangan keadaen darurat; © Melekuken Koordinas! dalam peninjauan ‘Airport Emergency Plan (AEP); . Memberikan dan mendapetkan informasi ‘erkait kondisi emergency dan ‘perkembangannya: 8 Memberikan akses jalan yong akan ‘diewati pada movement area ka teradi incedent maupun accent sorta ‘gangguan _terhadapkeselamatan ‘ponerbangan Mendapatkan informasi berakhimya honda emergency. 2 Terksit Aedrome Manual @ Melakuken proses —koordinasi__dan omunikast dengan UPEU Gusti Sjamsic | ‘Aiam Kolabart terkalt Aerodrome Manual | . Melakukan koordinas! dalam peninjavan | | Aerodrome Manus) J guns eh aon ae 8. Koordinasi Pertukaran Data _Informasi Penerbangan A. Hak dan Kewajtan ‘UPBU Gusti Sjamsir Alam Kotabaru dan Perum LPPNPI Unit Kotabaru | Borsams-sama momastikan kamudahan aksos (eriniograsinya data _penerbengen eniar system | ‘sesuai dengan ketentuan yang beriaku. BB. Prosedur Koordinasi LUPBU Gusti Sjamsir Alam Kolabaru meloksanakan hatha sebagai berikut Menerima informasi data operasional penerbangan, Perum LPPNPI Unit Kotabaru melaksanaken hal- hal dibaweh ini “Memberikan informasi dota _operasional enerbangan terkalt dengan aeronautical Message, 9. Koordinasi Pelayanan Informasi Aeronautika ‘A. Hak dan Kewajbban UPBU Gust Sjomsir Alam Kotaberu memitki hak ddan kewajban 1. Mendapatkan informasi aeronautika yang mencukup, akurat,tepat waktu dan tern erkait fasitas andar” udara yang _menunjong ecolametan, keteraturan dan efesionsi operast penerbangan, 2. Memberkan informesi NOTAM terkait peruoshan ‘asiitas, pelayanan ander udara untuk menunjang kesalamatan, —Keteraturan dan ‘eflsiensi operasi penerbangan, 1. Memberkan informasiaeronautika yang mencukupl, akurat, tepat wakiu dan terkin ‘erkalt faslies. bancar udara yang menunjang etentuan dan ofisionst nga 2, Menorima informasi NOTAM terksit perubshan fasiias, polayanan bandar udara untuk menunjang keselametan, Keteraturan dan ‘efsionsi operasi penerbangan; B._Prosedur dan Keordinasi UPBU Gusti Sjamsir Alam Kotabanu rmelaksanakan halal di bawah in: emberian informasi NOTAM torkait engembangan, penghapusan, _perubahan, oneisi fasiitas, pelayanan, prosedur dan bahay di bandar udara kepada unt terksit ‘penyebaran informasi aoronautika di Unit PIA Surabaya, ‘Perum LPPNPI Unit Kotabaru melaksanaksn hal- hal dibawah in Menerima, dan menyebarkan informasi ‘aeronautka berdasarkan data yang disempaikan ddan menginformasikan keriball kepada Kantor UPBU Gust Sjamsir Alam, 10. Koordinasi Khusus Operasional ‘A. Unit TWR AFIS Dan Unit PKP- PK Unit TWR AFIS melaksanakan hal- hal dibaweh i @. Menyetakan berta__Kondsi_Bahaya (emergency) penerbangan dengan format 41. SIAGA Iau 2. Callsign dan type pesawat 3. Route 4. dori gangguan! keruckan SETA 6. Runway in used Herr way Evan THTLOWPOA CAPR NAO 7. Jumiah person on bosrd 8. Remain fue on board 9, Jumiah tempat bahan bakar apabila ada didlam pesawat 1b, Menyampsikan informasi lanjutan dari ondisi SIAGA, & Menginformasikan posie! pesawat di final ‘approach pada saat kondls! SIAGA 1d. Membatalkan kondisi emergency. {@ Menyampaikan informasi tentang adanya lunsur yang dapat mengganggu Kelancaran ‘daria keselamatan penerbangan 4. Memberi jalan akses yong haus diel enderean PKP-PK "dalam rangka Pertolongan incident atau accident peeawat @ Memberi jalan okses yang harus dial endorean PKP-PK untuk menangani unsuc yang dapat menaganggu —kelanaran

Anda mungkin juga menyukai