Anda di halaman 1dari 8

MATERI

TAFSIR AL QUR’AN
Dosen Pembimbing: Uus Husni Hoer, S.Ag, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL AZHARY

Disusun Oleh: Salma Andini

Mutia R

DAFTAR ISI
A. PENGERTIAN TAFSIR AL QUR’AN......................................
B. PERBEDAAN TAFSIR TAWIL DAN TERJEMAH.................
C. MENGKAL1ASIPIKASIKAN KITAB TAFSIR BERDASARKAN
CORAK DAN PENDEKATANNYA.........................................
D. REFERENSI................................................................................

A. PENGERTIAN TAFSIR QURAN


Tafsīr (bahasa Arab: ‫ )تفسير‬adalah kata berakar triliteral ‫ر‬-‫س‬-‫ ف‬bermakna (1)
tampak dan jelasnya (2) sesuatu penyingkapan makna yang samar.[3] Secara
istilah, tafsir (Qur'an) adalah penjelasan firman Allah yang merupakan mukjizat
yang diturunkan kepada Muhammad.As-Suyuthi menukil dari az-Zarkasyi,
menjelaskan pengertian tafsir sebagai "ilmu untuk memahami kitab Allah yang
diturunkan kepada Muhammad, menjelaskan makna-maknanya, menyimpulkan
hikmah dan hukum-hukumnya.

Tafsir Al-Qur'an (bahasa Arab: ‫ )تفسير القرآن‬adalah ilmu pengetahuan untuk


memahami dan menafsirkan yang bersangkutan dengan Al-Qur'an dan isinya
berfungsi sebagai mubayyin (pemberi penjelasan), menjelaskan tentang arti dan
kandungan Al-Qur'an, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak di pahami dan
samar artinya. Kebutuhan umat Islam terhadap tafsir Al-Qur'an, sehingga makna-
maknanya dapat dipahami secara penuh dan menyeluruh, merupakan hal yang
mendasar dalam rangka melaksanakan perintah Allah (Tuhan dalam Islam) sesuai
yang dikehendaki-Nya.

Berdasarkan beberapa pendapat ulama mengenai pengertian tafsir secara istilah,


maka pengertiannya, yaitu ilmu yang mempelajari cakupan tentang keadaan
turunnya ayat al-Qur’an, asbab al-nuzul, urutan makiyya madaniyyah,
muhkammustasyabbih, nasikh-mansukh, khãs-‘am, mutlaq-muqãayyãd, mujmal,
halal-harãm, janji-janji, perintah-larangan, i’tibarperumpamaan didalam al-
Qur’an. Dari tinjuaun makna bahasa dan istilah bisa dipadukan pengertiannya
yaitu suatu hasil pemahaman atau penjelasan seorang penafsir terhadap al-Qur’an
yang dilakukan dengan menggunakan metode atau pendekatan tertentu dengan
tujuan untuk memperjelas suatu makna ayat-ayat alQur’an atau menguraikan
berbagai dimensi dan aspek yang terkandung dalam al-Qur’an sesuai dengan
manusia memahaminya.

Dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur'an diperlukan bukan hanya


pengetahuan bahasa Arab, tetapi juga berbagai macam ilmu pengetahuan yang
menyangkut Al-Qur'an dan isinya. Ilmu untuk memahami Al-Qur'an ini disebut
dengan Ushul Tafsir atau biasa dikenal dengan Ulumul Qur'an (ilmu-ilmu Al-
Qur'an). Terdapat tiga bentuk penafsiran yaitu Tafsîr bil ma’tsûr, at-tafsîr bir ra’yi,
dan tafsir isyari, dengan empat metode, yaitu ijmâli, tahlîli, muqârin dan
maudhû’i. Sedangkan dari segi corak lebih beragam, ada yang bercorak sastra
bahasa, fiqh, teologi, filsafat, tasawuf, ilmiyah dan corak sastra budaya
kemasyarakatan.
Usaha menafsirkan Al-Qur'an sudah dimulai semenjak zaman para sahabat Nabi
‫ ﷺ‬sendiri. ‘Ali ibn Abi Thâlib (w. 40 H), ‘Abdullah ibn ‘Abbâs (w. 68 H),
‘Abdullah Ibn Mas’ûd (w. 32 H) dan Ubay ibn Ka’ab (w. 32 H) adalah di antara
para sahabat yang terkenal banyak menafsirkan ayat-ayat

Al-Qur'an dibandingkan dengan sahabat-sahabat yang lain. Pengertian Tafsir


Menurut beberapa ahli:

1. Menurut al-Jurjani, tafsir adalah menjelaskan makna ayat keadaannya,


kisahnya, dan sebab yang karenanya ayat diturunkan, dengan lafadz yang
menunjukkan kepadanya dengan jelas sekali.
2. Menurut az-Zarkazyi, tafsir ialah suatu pengetahuan yang dapat
dipahamkan kibullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW, menjelaskan maksud maksudnya, mengeluarkan hukum-
hukumnya dan hikmahnya.
3. Menurut al-Kilbyi, tafsir ialah mensyarahkan al-qur’an, menerangkan
maknanya dan menjelaskan apa yang dikehendakinya dengan nashnya atau
dengan isyaratnya ataupun dengan najwahnya.
4. Menurut Syeikh Thorir, tafsir ialah mensyarahkan lafad yang sukar
difahamkan oleh pendengan dengan uraian yang menjelaskan maksud
dengan menyebut muradhifnya atau yang mendekatinya atau ia
mempunyai petunjuk kepadanya melaui suatu jalan.

B. PERBEDAAN TAFSIR, TAWIL, DAN TERJEMAH

Definisi Takwil dan Terjemah

Takwil

Menurut Quraish Shihab, takwil merupakan suatu pengertian atau makna tersirat
yang diistinbatkan (diproses) dari ayat-ayat Al-Quran dan masih memerlukan
adanya perenungan serta perkiraan sebagai sarana pembuka tabir. Takwil ini
cenderung untuk memahami ayat-ayat yang maknanya tersembunyi.

Pengertian Ta’wil Menurut Istilah :

a) Al-Jurjani: ialah memalingkan lafad dari makna yang dhahir kepada


makna yang muhtamil, apabila makna yang mu’yamil tidak berlawanan
dengan al-quran dan as-sunnah.
b) Imam Al-Ghazali dalam Kitab Al-Mutashfa : “Sesungguhnya takwil itu
dalah ungkapan tentang pengambilan makna dari lafazh yang bersifat
probabilitas yang didukung oleh dalil dan menjadikan arti yang lebih kuat
dari makna yang ditujukan oleh lafazh zahir.”
c) Menurut Wahab Khalaf : takwil yaitu memalingkan lafazh dari zahirnya,
karena adanya dalil.
d) Menurut Abu Zahra : takwil adalah mengeluarkan lafazh dari artinya yang
zahir kepada makna yang lain, tetapi bukan zahirnya

Terjemah

Kata terjemah berasal dari bahasa arab “tarjama” yang berarti menafsirkan dan
menerangkan dengan bahasa yang lain (fassara wa syaraha bi lisanin akhar),
kemudian kemasukan “ta’ marbutah” menjadi al-tarjamatun yang artinya
pemindahan atau penyalinan dari suatu bahasa ke bahasa lain.

Pengertian Terjemah Menurut Istilah:

1. Terjamah Harfiyah : memindahkan kata-kata dari suatu bahasa yang


sinonim dengan bahasa yang lain yang susunan kata yag diterjemahkan
sesui dengan kata-kata yang menerjemahkan, dengan syarat tertib
bahasanya.
2. Terjemah Tafsiriah atau Maknawiyah : menjelaskan maksud kaliamat
(pembicaraan) dengan bahasa yang lain tanpa keterikatan dengan tertib
kalimat aslinya atau tanpa memerhatikan susunannya.

Perbedaan Tafsir, Takwil, dan Terjemah.

Dari pengertian di atas dapat kita ketahui bahwa terjemah jika dibandingkan
dengan tafsir dan takwil sudah terlihat jelas perbedaannya. Terjemah merupakan
salinan bahasa, jadi terjemah Al-Quran dari bahasa Arab dipindah ke bahasa
Indonesia. Sedangkan tafsir dan takwil itu bukan memindahkan bahasa, namun
lebih pada pemaknaan maksut dan tujuan dari bunyi ayat Al-Quran.

Tafsir dan takwil walaupun sama-sama memaknai ayat tapi terdapat perbedaan di
antara keduanya. Di dalam kitab Manna Qaththan, tafsir cenderung diaplikasikan
dalam lafadz dan mufradat sedangkan takwil cenderung dipergunakan dalam
makna dan susunan kalimat. Ar-Raghib Ashfahani mengartikan tafsir sebagai
ilmu yang lebih umum dan dapat diaplikasikan dalam kitab-kitab lain selain kitab
Allah SWT, sedangkan takwil lebih banyak diterapkan dalam makna dan kalimat
yang terdapat pada kitab Allah SWT saja.

Para ulama berpendapat bahwa tafsir merupakan penjelasan atau pemaknaan ayat-
ayat Al-Quran berdasarkan riwayah-riwayah yang sudah ada seperti ditafsirkan
atau dijelaskan menggunakan ayat Al-Quran yang lain, atau ditafsirkan dengan
riwayah hadits, dan riwayah sahabat atau tabi’in. Sedangkan takwil berdasarkan
pada dirayah, lebih mengarah pada penjelasan secara implisit atau tersirat. Yakni
biasanya penjelasan mengenai ayat Al-Quran yang tidak bisa dijelaskan lewat
riwayah yang sudah ada, biasanya ayat tersebut dijelaskan secara takwil yaitu
menjelaskan lewat ilham yang turun dari Allah SWT kepada seorang ulama yang
paham benar tentang struktur bahasa Arab juga fasih.

Dengan begini dapat disimpulkan perbedaan antara tafsir dan takwil:

Tafsir lebih banyak bertalian dengan lafazh dan mufradat, sedangkan takwil lebih
banyak bertalaian dengan kalimat-kalimatnya.

Tafsir berhubungan dengan riwayah sedangkan takwil berhubungan dengan


dirayah.

Tafsir adalah penjelasan lebih lanjut dari takwil

Tafsir membahas makna yang telah diberikan oleh Al-quran dan dalil Sunnah,
sedangkan takwil menjelaskan makna yang diperoleh dari istinbath.

C. MENGKALIPIKASIKAN KITAB TAFSIR KITAB TAFSIR


BERDASARKAN CORAK DAN PENDEKATAN NYA

Setiap penafsir akan menghasilkan corak tafsir yang berbeda tergantung dari latar
belakang ilmu pengetahuan, aliran kalam, mahzab fiqih, kecenderungan sufisme
dari ahli tafsir itu sendiri sehingga tafsir yang dihasilkan akan mempunyai
berbagai corak. Abdullah Darraz mengatakan dalam an-Naba’ al-Azhim sebagai
berikut:

“Ayat-ayat Al-Qur'an bagaikan intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang


berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lainnya, dan tidak mustahil
jika

kita mempersilahkan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat banyak


dibandingkan apa yang kita lihat.”

Di antara berbagai corak itu antara lain adalah:

1. Corak Sastra Bahasa: munculnya corak ini diakibatkan banyaknya orang


non-Arab yang memeluk Islam serta akibat kelemahan orang-orang Arab
sendiri di bidang sastra sehingga dirasakan perlu untuk menjelaskan
kepada mereka tentang keistimewaan dan kedalaman arti kandungan Al-
Qur'an di bidang ini.
2. Corak Filsafat dan Teologi : corak ini muncul karena adanya
penerjemahan kitab-kitab filsafat yang memengaruhi beberapa pihak serta
masuknya penganut agama-agama lain ke dalam Islam yang pada akhirnya
menimbulkan pendapat yang dikemukakan dalam tafsir mereka.
3. Corak Penafsiran Ilmiah: akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
maka muncul usaha-usaha penafsiran Al-Qur'an sejalan dengan
perkembangan ilmu yang terjadi.
4. Corak Fikih: akibat perkembangan ilmu fiqih dan terbentuknya madzhab-
mahzab fikih maka masing-masing golongan berusaha membuktikan
kebenaran pendapatnya berdasarkan penafsiran-penafsiran mereka
terhadap ayat-ayat hukum.
5. Corak Tasawuf : akibat munculnya gerakan-gerakan sufi maka muncul
pula tafsir-tafsir yang dilakukan oleh para sufi yang bercorak tasawuf.
6. Corak Sastra Budaya Kemasyarakatan: corak ini dimulai pada masa
Syaikh Muhammad Abduh yang menjelaskan petunjuk-petunjuk ayat-ayat
Al-Qur'an yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat, usaha-
usaha untuk menanggulangi masalah-masalah mereka berdasarkan
petunjuk ayat-ayat, dengan mengemukakan petunjuk tersebut dalam
bahasa yang mudah dimengerti dan enak didengar.
7. Corak pendidikan : penafsiran Al-Quran dengan pendekatan pendidikan
biasa disebut dengan Tafsir tarbawi

REFERENSI

http://repository.iainpalu.ac.id/id/eprint/213/
http://ejournal.kopertais4.or.ihttps://osf.io/cfbd8/downloadd/madura/
index.php/elfurqania/article/view/877

Anda mungkin juga menyukai