Anda di halaman 1dari 267

“MOTOR DIESEL

PENGGERAK UTAMA”
MAIN DIESEL ENGINE
_______________________________________________
• Pada umumnya motor penggerak poros baling-baling
kapal menggunakan motor diesel. Hanya kapal-kapal
tertentu saja yang menggunakan turbine uap dengan
pertimbangan-pertimbangan antara lain :
• Motor diesel lebih mudah dalam pengoperasiannya.
• Waktu yang diperlukan untuk menyiapkan relative lebih
singkat dari pada turbine uap.
• Motor diesel mempunyai rendemen thermis lebih besar
sehingga pemakaian bahan bakar tiap PK jam lebih hemat.
• Motor diesel dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
• Motor diesel 4 langkah / 4 tak / 4 strokes
• Motor diesel 2 langkah / 2 tak / 2 strokes
• Definisi-definisi :
• Langkah torak
Yang dimaksud dengan langkah torak adalah bila torak
bergerak dari TMA ke TMB atau sebaliknya dari TMB ke
TMA.
• TMA = Titik Mati Atas adalah batas terakhir dari torak saat
berada di posisi puncak.
TMA = TDC = Top Dead Centre.
• TMB = Titik Mati Bawah adalah batas terakhir dari torak
saat berada di posisi bawah.
TMB = BDC = Bottom Dead Centre.
A. MOTOR DIESEL 4 TAK
Motor diesel 4 tak adalah motor diesel yang setiap 4 langkah
torak atau 2 putaran poros engkol akan dihasilkan 1
usaha/tenaga untuk memutar poros engkol.
Langkah-langkah pada motor diesel 4 tak
• Langkah pemasukan udara/suction stroke
• Langkah kompresi udara/compression stroke
• Langkah usaha/expansion stroke
• Langkah buang/exhaust stroke
1. Langkah Isap
• Torak bergerak dari TMA menuju TMB, Klep isap terbuka, udara masuk ke
dalam silinder.
2. Langkah Kompresi
• Klep isap dan klep buang tertutup rapat, torak bergerak dari TMB menuju
ke TMA, udara dalam silinder dipampatkan sehingga tekanan udara dan
suhunya meningkat.
3. Langkah Usaha
• 5 derajat s/d 10 derajat sebelum torak mencapai TMA oleh
pengabut/injector dikabutkan bahan bakar minyak diesel dan bercampur
dengan udara bertekanan serta bersuhu tinggi sehingga terjadilah
pembakaran/ledakan. Pengabutan berlangsung sampai 10 derajad
sesudah TMA. Selanjutnya ledakan tersebut berfungsi sebagai tenaga
untuk mendorong torak dari TMA ke TMB guna memutar poros engkol.
• Peristiwa/proses ini disebut langkah usaha atau ekspansi.
4. Langkah Buang
• Torak bergerak dari TMB menuju TMA untuk mendorong gas sisa
pembakaran keluar silinder. Klep gas buang terbuka penuh.
• Demikian proses berulang kembali sehingga motor dapat berputar sampai
putaran kerja yang dikehendaki.
B. MOTOR DIESEL 2 TAK
• Motor diesel 2 tak adalah motor diesel yang setiap 2 langkah torak atau
1 putaran poros engkol akan dihasilkan 1 usaha/tenaga untuk memutar
poros engkol.
• Langkah-langkah tersebut adalah :
• Torak bergerak dari TMB menuju TMA pada saat itu terjadi proses
pembilasan gas buang sekaligus pengisian udara ke dalam silinder dan
diteruskan dengan proses kompresi/pemampatan udara.
• 10 derajat sebelum TMA s/d 10 derajat sesudah TMA dikabutkan minyak
bahan bakar sehingga terjadilah pembakaran/ledakan di dalam ruang
kompresi. Torak bergerak dari TMA menuju TMB sebagai langkah usaha
yang bertenaga untuk memutar poros engkol.
• Secara teori perhitungan usaha motor diesel 2 tak terhadap diesel 4 tak
dengan ukuran dan langkah torak yang sama dan waktu yang sama akan
dihasilkan daya yang lebih besar yaitu 2 kalinya. Tetapi proses
pembilasan serta proses pembakaran bahan bakar di dalam silinder
tidak sesempurna dibanding motor diesel 4 tak sehingga daya yang
didapat hanyalah antara 1,6 s/d 1,8 kalinya.
Bahwa dikapal sebenarnya hanya dua jenis permesinan :
1. MESIN INDUK
2. PERMESINAN BANTU
Mesin induk adalah pesawat utama atau tenaga pendorong utama yang digunakan
untuk menggerakkan kapal.
Contoh:
a. MOTOR DIESEL
b. TURBIN UAP
c. MESIN UAP TORAK
d. TURBIN GAS
e. JET FOIL
Untuk kapal-kapal niaga saat ini banyak menggunakan tenaga utamanya adalah
MOTOR DIESEL.
Mengapa : a. Lebih simpel dan praktis
b. Mempunyai daya yang besar
c. Mudah dijalankan dan dimatikan.
d. Tidak membutuhkan waktu persiapan yang lama.
e. Mudah perawatannya
SYSTEM PEMBILASAN PADA MOTOR DIESEL 2 TAK

 Seperti kita ketahui bahwa pada motor diesel 2 tak pembilasan gas
buang oleh udara tidak menghasilkan pembilasan yang maksimum
dimana masih terdapatnya sisa-sisa gas pembakaran di dalam ruang
silinder akan mengakibatkan tidak/kurang sempurnanya bahan bakar
sehingga pemakaian bahan bakar yang boros tiap HP jam maka oleh
beberapa maker/pabrik pembuat mesin telah didesign beberapa type
system pembilasan antara lain :
1. Pembilasan melintang/Cross scavenging atau direct scavenging
2. Pembilasan memutar/Loop scavenging
3. Pembilasan membalik/Reverse scavenging
4. Pembilasan memanjang/Uniflow scavenging
• Diantara beberapa sistem pembilasan dapat
disimpulkan bahwa pembilasan memanjang/uniflow
scavenging dapat dianggap yang terbaik dengan
alasan :
• Udara pembilasan bergerak 1x langkah torak sedangkan
type yang lain 2x langkah torak.
• Udara pembilasan bergerak/mengalir dari bawah ke atas
sehingga pembilasan mencapai lebih dari 90 % karena
tidak adanya sudut-sudut mati.
• System-system yang menunjang kerja Motor Diesel
penggerak utama
1. System minyak pelumas / Lubricating oil system
2. System air tawar pendingin / Fresh Water Cooling System
3. System bahan bakar / flue Oil System
4. System udara penjalan / Air Starting System
• Fungsi pelumasan bagi motor diesel :
a. Memperkecil koefisien gesek.
b. Mendinginkan bagian-bagian motor yang saling bergesekan.
c. Membersihkan bagian-bagian dalam dari motor.
• Perawatan terhadap minyak lumas dalam system
• Minyak pelumas dalam system harus dijaga :
• Jumlah/volumenya, jika sewaktu jaga ternyata kurang agar segera ditambah
agar tidak cepat menjadi encer dan menghitam.
• Viscositas/kekentalan apabila sudah terlalu encer/jam kerjanya sudah habis
agar segera diganti yang baru.
• Jangan sampai tercampur dengan air tawar/air laut ataupun oleh bahan
bakar/solar.
• Gejala-gejala/indikasi bahwa minyak pelumas sudah menjadi rusak dan
tidak boleh dipakai lagi :
1. Minyak pelumas system berwarna keputih-putihan seperti susu.
2. Minyak pelumas system berwarna kehijauan seperti lumpur cair,
dimungkinkan tercampur dengan air laut.
3. Minyak pelumas dalam sump tank terlalu banyak.
4. Minyak cepat berwarna hitam dan cepat encer dimungkinkan ring-ring torak
yang sudah lemah/aus/bocor ataupun jumlah/volume minyak lumas dalam
sump tank sering kurang dan terlambat menambah jumlahnya.
System Pelumasan
SYSTEM PENDINGINAN / COOLING SYSTEM

1. Pendinginan terbuka
• Diperhitungkan keuntungan dan kerugian.
2. Pendinginan tertutup
• Diperhitungkan keuntungan dan kerugian.

• Aliran air laut pendingin : Sea chest → filter/saringan → SW Cooling pump


atau GS pump → L.O. Cooler → F.W. Cooler → over board/kelaut.
• Aliran air tawar pendingin : F.W. Cooler → F.W. Cooling pump → sylinder liner
→ cylinder head → F.W. Cooler.
SYSTEM BAHAN BAKAR MINYAK / FUEL OIL SYSTEM

• Untuk kapal-kapal besar, bahan bakar untuk motor diesel


terdiri atas :
• Bahan bakar minyak berat / heavy fuel oil sering disebut sebagai MFO
= Marine Fuel Oil atau IFO = Industrie Fuel Oil digunakan untuk motor
diesel bertenaga besar dengan putaran rendah dan menengah.
Mempunyai BJ = 0,95 s/d 0,99 dengan Nilai Pembakaran = 10.000 s/d
10.350 kkal/kg bb.
• Marine Diesel Oil = MDO untuk motor diesel bertenaga kecil dan
sedang dengan putaran menengah. BJ = 0,90 s/d 0,95 dengan Nilai
Pembakaran 9500 s/d 9600 kkal/kg.
• Marine Diesel Fuel = MDF dan untuk diesel-diesel di darat disebut
minyak solar atau HSD = High Speed Diesel digunakan untuk motor
diesel putaran tinggi/cepat.
• Aliran bahan bakar minyak secara umum :
Tanki bahan bakar double bottom → transfer pump → Tanki
endap/settling TK → Separator / Purifier → Tanki harian / service TK →
Flow meter → filter → pompa tekanan tinggi/Bosch pump → Injector.
Ketel Uap
Ketel Uap adalah sebuah bejana tertutup,
yang dapat membentuk uap dengan
tekanan lebih dari 1 atmosfir, yaitu dengan
jalan memanaskan air ketel yang ada di
dalamnya dari gas-gas panas dari hasil
pembakaran
S GEV type solenoide valve closes when activated.
when the solenoide valve opens & fuel circulates & returns to the suction side.
.
S
A”OIL
TANK

STEAM STEAM

DRUM DRUM

FURNACE
M .F.O
T1
TANK
P.S
COMBUSTION
CHAMBER T2

FUNNEL T3

STAND
WATER WATER M When prepurge is completed the solenoide valve is activated & c
when oil pressure in the system rises above the set pressure of the leakage protection valv
DRUM DRUM furnace throught the nozzle tip
Apendasi Ketel
Yang Berhubungan Dengan Ruang Uap
• Katup Utama dan Katup Bantu
• Katup Keamanan
• Manometer

Yang Berhubungan dengan Ruang Air


• Gelas penduga
• Katup Pengisian
• Katup spui
GENERATOR
adalah pesawat yang digunakan untuk merubah tenaga mekanik/gerak menjadi tenaga listrik.
FUNGSINYA dikapal adalah sebagai pesawat pembangkit/sumber tenaga listrik.
Dikapal ada dua jenis Generator:
1. Generator utama
2. Generator darurat
Bagian dari Gerator terdiri dari :
1. Motor diesel
2. Dinamo
Motor Diesel adalah suatu jenis pesawat yang dapat menghasilkan tenaga gerak /tenaga mekanik dari hasil
pembakaran bahan bakar diesel didalam motor itu sendiri.
Dinamo adalah satu pesawat yang dapat merubah tenaga gerak menjadi tenaga listrik
Motor dapat dibagi menjadi dua al :
1. Motor pembakaran dalam (Internal Combaustion Engine) adalah suatu pesawat
yang dapat menghasilkan tenaga mekanik dari hasil pembakaran bahan bakar
didalam silinder motor itu sendiri.
Contoh : a. Motor Diesel
b. Motor Bensin
2. Motor pembakaran luar (External Combustion Engine) yaitu suatu pesawat yang
dapat menghasilkan tenaga mekanik, dari hasil pembakaran bahan bakar dari luar pesawat itu
sendiri .
.
Contoh : a. Turbin uap c. Turbin Gas
b. Mesin Uap Torak d. Jet Foil

Jenis MOTOR Diesel yang sering dipakai dikapal sesuai prinsip kerjannya ada dua :
1. Jenis Motor Diesel 4 tak
2. Jenis Motor Diesel 2 tak

Motor Diesel 4 tak adalah jenis suatu motor diesel yang dalam satu proses kerjanya terdiri dari
empat kali langkah torak (langkah isap, kompresi, usaha dan buang), atau dalam satu proses
kerjanya terdiri dari dua putaran poros enkol.

Motor Diesel dua tak adalah jenis suatu motor diesel yang dalam satu proses kerjanya terdiri
dari dua kali langkah torak (langkah pertama terdiri dari proses pemasukan udara kedalam
silinder dan dilanjutkan proses kompresi, langkah kedua terdiri dari proses usaha dilanjutkan
proses pembuangan gas bekas), atau dalam satu proses kerja terdiri dari satu putaran poros
engkol.

Kuat arus listrik yang dihasilkan Generator :


1. Kuat arus listrik bolak balik (AC/Alternating Curent)
2. Kuat arus listrik searah (DC/Direck Curent)
Ciri-ciri generator AC al :
a. Pada rotornya terdapat dua buah cincin luncur.
b. Mampu menghasilkan voltase tinggi
c. Dapat mengasilkan rangkaian kuat arus tiga pase.
d. Pada swicth board terdapat frequency.
e. Kuat arus yang dihasilkan bolak balik..

Ciri-ciri generator DC al :
a. Pada rotornya hanya terdapat comutator.
b. Hanya menghasilkan kuat arus searah
c. Hanya menghasilkan voltase yang rendah.
d. Hanya menghasilkan rangkaian kuat arus satu pase.
e. Pada swicth board tidak terdapat frequency.

Perawatannya :
a. Minyak lumas diganti sesuai jam kerja yang ditentukan.
b. Sering dilakukan pembersihan terhadap saringan-saringan.
c. Pengecekan dan pengukuran tehadap bagian-bagian mesin tertentu,
seperti pengabut,injector, klep dll.
d. Pembersihan, pengukuran, pada bagian-bagian dinamo, seperti angker,
pada
kutub-kutub magnet dan dll.
FRESH WATER GENERATOR

FUNGSINYA dikapal : adalah untuk memproses air laut menjadi air tawar dengan cara
memanaskan dan mendinginkan.

JENIS FWG menurut tekanannya terdiri dari :


a. FWG dengan tekanan rendah
b. FWG dengan tekanan tinggi

MANFAAT DIKAPAL :
a. Untuk memenuhi kebutuan air tawar dikapal.
b. Untuk memperlancar pengoperasian kapal.
c. Mengurangi ketergantungan air tawar dari darat.
d. Mengurangi biaya pengadaan air tawar dari darat

PROSESNYA : adalah
1. input air laut masuk kedalam evaporator untuk diuapkan.
2. sebagai pemanasnya adalah air pendingingin mesim induk atau uap langsung dari
ketel.
3. uap dialirkan kedalam kondensor untuk didinginkan.
4. didalam kondensor uap dikondensasikan
5. air kondensat dipompa ketangki penampung
6. air kondensat dikontrol kadar garamnya dengan pesawat salinity
SYSTEM FWG TERDIRI DARI al :
a. Pompa f. Ejektor
b. Sistem penataan pipa g. Deflector
c. Evaporator h. Air laut
d. Kondensor i. Pemanas (uap/jacket cooling water)
e. Salinity meter j. Alat-alat kontrol

Prinsip kerja dari FWG tersebut adalah


1. Heat transfer (pemindahan panas)
2. Penguapan dan pengembunan
3. Pengaruh perubahan tekanan

Jenis FWG menurut tekanannya terdiri dari:


a. FWG tekanan tinggi
b. FWG tekanan rendah
Dimana perbedaannya:
TEKANAN TINGGI TEKANAN RENDAH

1. Media pemanas menggunakan uap 1. Media pemanas mengunakan water


2. Pembentukan kerak pada pipa-pipa coil jacket cooling main Engine.
cukup tinggi. 2. Pembentukan kerak relatif rendah.
3. Perawatan dan pemeriksaan terhadap 3. Perawatan lebih mudah.
kerak sering dilakukan. 4. Bila menggunakan media uap sebagai
4. Pengawasan akibat tekanan tinggi perlu pemanas tidak membutuhkan uap
perhatian. bertekanan tinggi.
5. Alat-alat pengaman harus dijamin 5. Alat pemvakum harus bekerja baik.
bekerja normal
Principle of Distillation

Legends:
1. heat source
2. distilling f lask
(a round bottom f lask)
3. distilling head
4. thermometer
5. condenser
6. cooling water in
7. cooling water out
8. receiving f lask collecting
dripping distillate
PRINSIP KERJA FWG SBB :
1. Menjalankan pompa ejector/pompa air laut, air laut sebagian menuju kedalam
evaporator, dan sebagian menuju ke ejector dan akirnya air laut keluar kapal
2. Buka air tawar pendingin mesin induk (main jacket cooling).
3. Buka air laut pendingin kondensor
4. Di dalam evaporator telah terjadi proses pemanasan terhadap air laut dan proses
penguapan berlangsung
5. Pada ejector telah bekerja dengan menghisap air garam/memvakum ruangan
evaporator, agar terjadi penurunan tekanan dengan tujuan supaya air laut mudah
mendidih pada suhu relatif lebih rendah dibawah suhu air tawar pendingin mesin
induk, ejector juga telah bekerja dengan menghisap uap yang tidak mau
dikondensasikan didalam kondensor.
6. Uap kemudian menuju ke kondensor yang sebelumnya harus melalui deflector dan
melalui mesh sparator agar uap terpisah dengan air yang tebawa oleh uap, sehingga
uap bersih dari air laut.
7. Uap didalam kondensor setelah mendapatkan pendinginan , maka uap terkondensasi
dan ahirnya berubah menjadi air kondensat (air tawar).
8. Air kondensat tersebut oleh pompa dialirkan ke tangki penampung, yang sebelumnya
perlu dilewatkan pada salinity untuk memonitor kadar garam yang terbawa,serta
melalui flow meter untuk mengetahui jumlah air tawar yang dihasilkan oleh FWG
Low Pressure Submerge Tube Type Fresh Water Generator
Types of distilling plants
Air Outlet to Water Ejector

CONDENSER

Sea Water Out Sea Water In

Mesh Separator
Distillate Out

Deflector

Brine Outlet to
Water Ejector
Jacket Cooling Water
EVAPORATOR

Feed Sea
Water Inlet
Types of distilling plants Flash Type Distilling Plants
SYSTEM BERTEKANAN TINGGI
Air & Non-condensed
No.2 Air Ejector Gas Outlet
Steam from
Air Ejector Air Ejector
No.1 Air Ejector
Steam Condenser Heating
Steam
Distilled Water
Cooler
To Distilled
Water Tank Feed Water
Heater

Sea Water
Feed Pump

Distilled Water
Over Pump Drain Regurator
Board
To Drain
Brine Pump Tank
Sea Chest
Maintenance Procedures

 Air and Brine Ejector


Procedures for Operation
SYSTEM BERTEKANAN RENDAH
Vacuum gauge Vacuum breaker
Cooler
Thermometer Relief valve

3-way control
S.W. cooling line
valve
Jacket C.F.W.
Distillate
Jacket water out outlet line

heating line
by-pass
valve
Jacket water out
Distillate feed line
Springorifice brine
Pump loaded
valve
Dosage tank

Salinometer Overboard
Main valve
Engine Delivery
Control
to bilge valve Ejector
Panel

Ejector
to F.W. tank
F.W. Pump
Tank
Types of distilling plants
 Principle of Operation - Plate Type FWG
Condenser

Sea Water
Cooling Inlet

Jacket
Water Inlet

Jacket
Water Outlet
Feed Water
Inlet

Sea Water
Cooling Outlet
Brine Demister
Brine Outlet
Evaporator
1. Mengapa pembentukan air tawar pada FWG dikapal anda
mengalami penurunan

2. Pada bagian-bagian mana yang harus anda lakukan untuk


merawat FWG dikapal anda. Jelaskan
3.
Menentukan kadar garan.
Untuk menentukan kadar garam dalam pesawat evaporator menggunakan pesawat SALINO
METER, 1
o
Pada suhu air laut antara 180 - 200 F dengan skala
Didapat dari : 32
Setiap 1 galon air laut =160 ounce
1 galon air laut mengandung larutan garam sebesar 5 ounce maka,
5 1

160 32
Bagaimana pengertiannya:
1 bahwa air laut pengisi pesawat evaporator mengandung 31 bagian air tawar sedang 1
32 bagian tediri dari air laut (kadar garam).
2
32
adalah bahwa air laut pengisi pesawat evaporator mengandung 30 bagian air
tawar sedang 2 bagian terdiri dari air laut (kadar garam).
3 adalah bahwa air laut pengisi pesawat evaporator mengandung 29 bagian air
32 tawar sedang 3 bagian terdiri dari air laut (kadar garam).

Apabila
a = banyaknya air tawar yang dihasilkan dalam kg/jam,
X = banyaknya air laut yang dibuang/dispui/didrain dalam kg, maka ...............
Persamaannya menjadi:
1. Q diterima = Q diserahkan
2. G garam diterima = G garam diserahkan
3. G air laut masuk = G uap sekunder + G air laut keluar

Contoh :
2
Bila kadar garam yang terkandung dalam air pengisi evaporator = , maka
32
G garam msk = G garm klr
1 2
(a + X) 32 = .X
32
a + X = 32 x 2 . X
1 32
a + X = 2X
a=X, Jadi air tawar yang dihasilkan = air laut yang dibuang.

Bilaa kadar gara pada posisi 3 , maka G garam msk = G garam kelr
1 3 32
(a + X) 32 = 32 . X
32 3
a + X = 1 . 32 .X
a+X =3X
a =2X , Jadi jumlah air tawar yang dihasilkan = 2 x jumlah air laut yang dibuang.
Contoh :1
Sebuah evaporator pembuat air tawar dari air laut dikapal bekerja dengan
kadar garam 2,5/32.
Produksi air tawar tiap jamnya 1,5 ton
Hitung : a. Jumlah air brine yang dispui
b. Kapasitas pompa air laut pengisian.
Jawab
a. G garam msk = G garam keluar
(a + X).1/32 = 2,5/32. X
(1500 + X) 1/32 = 2,5/32X
1500/32 =1,5/32X
X = 1000 kg.
Jadi air brine yang di spui =1 000 kg

b. Kapasitas pompa air laut pengisian = (a + X) =1500 + 1000 = 2500 kg/jam


Contoh 2
Sebuah Evaporator diisi air laut sebanyak 0,96 ton selama 2 3/4 jam, tanpa dispui
sama sekali. Akibatnya adalah kadar garamnya menjadi 3/32.
Tentukan hasil rata-rata air tawar yang dapat dihasilkan .

Jawab :
Banyaknya air tawar yang dihasilkan = a kg/jam
Banyaknya air laut yang dispui = X kg
Banyaknya air laut yang dimasukkan ke evaporator = (a + X) kg/jam atau
a + X = 0,96 ton selama 2 ¾ jam
Jadi a + X = 349 kg/jam

Dimana G garam msk = G garam keluar


(a + X) 1/32 = X . 3/32 ...........> dimana kadar garam tetap = 3/32, maka X = ½ a
349 . 1/32 = X . 3/32 X =½a
X = 349/3 atau a = 2X
X = 116,32 kg

Bila a = 2X Jadi hasil rat-rata air tawar = 232,64 kg/jam


a = 2 . 116,32
a = 232,64
Contoh 3
Distilasi evaporator menghasilkan air tawar 5 ton/hari. Nilai kalor uap primair
655 kj/kg, suhu air kondensat 1250C, dengan isi kalor 125,5 kj/kg. Nilai kalor
uap skundair 640 kj/kg, kadar garam dalam pesawat 2,5/32, suhu air laut
masuk 300C, suhu air brine yang dibuang 900C.
Ditanya :
a. Banyaknya uap tiap hari yang dipakai pesawat tsb.
b. Buat sket sirkulasi dari pesawat tsb.

Jawab.
a. Penghasilan air tawar 5ton/hari = 208,3 kg/jam.
Persamaan (a + X) 1/32 = X. 2,5/32
a+X = 2,5X dimana a = 208,3 kg/jam
X = 208,3/1,5
X = 138,8 kg/jam

Q diterima = Q diserahkan
G air laut (t air garam - t air msk ) + G uap skunder (h uap skunder - t air msk) =
G uap primer (h uap primer – t air kondensat).
138,8 (90 – 30) + 208,3 (640 -30) = G uap primer (655 – 125,5)
135 391 = 529,5 G uap primer
G uap primer =
135391
kg / jam
529,5
Guap primer  6136,7 kg / hari

b. Gambar sirkulasi pada pesawat :

UAP SKUNDER
EVAPORATOR h = 640 kj/kg KONDENSOR

AIR LAUT AIR LAUT


t = 300C
AIR KONDENSAT
UAP PRIMER h = 655 kj/kg

AIR BRINE AIR KONDENSAT


t = 900C t = 1250C,
Kadar garam2,5/32 h = 125,5 kj/kg
Contoh 4
Air laut masuk evaporator dengan kadar garam 1/32 dan suhu 400C, didalam evaporator kadar
garam dipertahankan sampai 2/32 pada suhu 1050C. Uap primer adalah uap langsung dari ketel
bantu pada tekanan 7 kg/cm2 jenuh, suhu kondensat 1050C. Uap skundair 1,2 kg/cm2 dan air
laut dikeluarkan pada suhu 1050C. Rendemen ketel 75%, NO = 9700 kkal/kg bb, intalpi uap
primer = 662 kkal/kg dan uap skunder 590 kkal/kg
Berapa banyak bahan bakar diperlukan untuk tiap kg air tawar.
Jawab:
UAP SKUNDER t = 1,2 kg/cm2 G garam msk = G garam keluar
EVAPORATOR h = 590 kkal/kg KONDENSOR
( a + X). 1/32 = 2/32. X
AIR LAUT AIR LAUT X = a = 1 kg
0
t = 40 C
1/32
AIR KONDENSAT berarti air laut yang
UAP PRIMER P= 7 kg/cm2
h = 662 kkal/kg
dimasukkan 2 kg, dg kadar
garam 1/32 dan air laut yg
dikeluarkan 1 kg dg kadar
AIR BRINE AIR KONDENSAT
t = 1050C t = 1050C, garam 2/32.
Kadar garam2/32
Q diterima = Q diserahkan
G air laut (t air garam - t air msk ) + G uap skunder (h uap skunder - t air msk) = G uap primer (h uap primer – t air kond).
1 (105 – 40) + 1 (590 -30) = G uap primer (662 – 105)
65 + 560 = 557. G uap
G uap = 560  65 = 1,122 kg /kg air tawar
557
100 625
Jadi bahanbakar yg diperlukan = x  0,085 kg.bb / kg air tawar
75 9700
Contoh 5
Sebuah instalasi uap yang memakai evaporator dapat menghasilkan 1 kg uap skundair,
Uap primair diambil langsung dari ketel setelah menjadi kondensat dengan suhu 1250C
dialirkan ke hot wall, sedang uap skundair mengalir kekondensor. Tekanan uap dari
ketel 12 kg/cm2, suhu uap 3000c dengan panas yang terkandung 726 kj/kg. Tekanan
uap skundair 0,8 kg/cm2 dengan suhu 1160c, dengan isi panas 619 kj/kg, kondensat
uap dengan suhu 500 c. Air laut pengisi diambil dari air sirkulasi buangan dengan kadar
garam 1/32 dengan suhu 360 c, kemudian air laut yang dibuang dengan suhu 1160 c,
dengan kadar garam 3/32.
Ditanyakan : a. Buat gambar bagan dari instalasi ini.
b. Berapa kg uap primer yang dibutuhkan untuk membuat uap skundair.

Jawab :
a. Gambar bagan instalasi uap skunder p = 0,8 kg/cm2
t = 1160c, h = 619 kj/kg
Air laut pengisi t = 360c uap primer p = 12 kg/cm2
t =3000c, h = 726 kj/kg,
kondensat t = 500c
Air kondensat t = 1250c

Air brine t = 1160c


b. Uap primer yang dibutuhkan untuk membuat uap skundair.
Q diterima = Q diserahkan
G air (t air brine – t air laut msk) + G uap sek ( huj – t air laut msk) = G uap (hul – t air kel)
1 (116 – 36) +1 (619 – 36) = G uap (726 – 125)
597 = 601 G uap
G uap = 597/601
G uap = 0,99 kg uap primer
Jadi uap primer yang dibutuhkan untuk membentuk 1 kg uap skunder adalah 0,99 kg.
TUGAS :
1. Jelaskan apakah fungsi Fresh Water Generator diatas kapal.
2. Mengapa FWG senantiasa dipasang dikapal, terutama pada kapal-kapal penumpang.
3. Sebutkan jenis-jenis FWG menurut tekanannya.
4. Bagaimana cara anda untuk membedakan FWG yang bertekanan tinggi maupun bertekanan rendah dikapal.
5. Sebutkan peralatan/perlengkapan yang terpasang pada sistem
6. Sebutkan proses yang terjadi pada FWG.
7. Gambarkan salah satu sistem FWG bertekanan rendah berikut keterangan dari bagia-bagian yang terdapat pada sistem
tersebut.
8. Jelaskan pula prinsip kerja dari sistem tersebut pada soal no 7 diatas.
9. Gambarkan sebuah Ejector berikut keterngan dari masing-masing bagian yang ada.
10. Apakah fungsi dari water jaket cooling Main Engine yang dimasukkan kedalam pesawat evaporator pada sistem FWG
pada sistem bertekanan rendah.
11. Jelaskan pula apa uap/Steam yang dimadsukkan kedalam sistem FWG terutama pada sistem bertekanan tinggi.
12. Mengapa pesawat ejector pada sistem FWG dipasang dan dihubungkan dengan kondensor maupun pada pesawat
evaporator, jelaskan
13. Dikemanakah air kondensat hasil kondensasi uap air laut dialirkan, dan untUk apa saja air tersebut.
14. Mengapa air laut yang bersuhu 30 0C, dapat diuapkan oleh water jacket cooling Main Engine yang bersuhu 80 0C .
15. Perlukah sistem FWG dilakukan perawatan, agar menghasilkan air tawar secara optimal. Jelaskan dan bagaimana cara
anda untuk melaksanakan perawatan tersebut ?
16. Bagaimana bila sebagian air laut bersama uap (uap basah) terbawa hingga kondensor.
17. Apakah fungsi dari Deflector yang terdapat pada sistem FWG.
18. Bagaimana untuk mengetahui bila air kondensat mengandung kadar garam.
19. Dari mana persamaan 1/32 didapat, jelaskan
20. Bilamana air kondensat pada sistem FWG menunjukkan 0/32, jelaskan.
PERMESINAN BANTU
TINGKAT

ATT III

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN


SEMARANG
H. SUMARNO PS.MM,M.Eng
No Jenis Tugas / Pokok Bahasan
Absen
1–3 Kompresor mengalami kesulitan distar/ dijalankan.
4–6 Kondensor tidak berfungsi sebagai mana mestinya.
7- 9 Katup Exspansi terus menerus membu tidak mau menutup.
10 – 12 Pipa Evaporator dilapisi penuh bunga-bunga es.
13 – 15 Bodi Kompresor terjadi pembentukan bunga-bunga es.
16 – 18 Kompresor sering mati dengan sendirinya.
19 – 21 Katup Exspansi menutup terus menerus tidak mengalirkan cairan pendingin.
22 – 24 Suhu ruangan sayur dan buah-buahan tidak mampu mencapai standart.
25 – 27 Minyak lumas kompresor mengalir hingga pipa evaporator (kesistem).
28 – 30 Pipa Evaporator dibuat dengan diameter lebih besar.
31 – 33 Prosedur menambah bahan pendingin kedalam sistem.
34 – 36 Prosedur melakukan pemvakuman isi pada sistem.
37 – 39 Pompa-pompa centrifugal dengan berbagai pemasalahannya dikapal.

Tugas tersebut diatas sebagai pokok pembahanasan sekaligus sebagai judul makalah
yang harus anda kerjakan.
Buatlah sistematika sbb:
Judul, latar belakang, pokok bahasan dan kesimpulan, saran.
Pembahasan sesuaikan dengan pengalaman anda selama prala dikapal.
Tugas akan disajikan masing-masing
MESIN PENDINGIN DI KAPAL
FUNGSINYA
• Adalah untuk mengawetkan bahan makanan dengan cara menyimpan
didalam ruangan dingin (gand room) yang harus dijaga suhunya
disesuaikan dengan sifat bahan yang disimpan, agar bahan makanan
selalu dalam kondisi fresh/segar

• Bagian-bagian pokok instalasi mesin pendingin :


1. Kompresor
2. Kondensor
3. Katup Exspansi
4. Pipa coil Evaporator
Fungsi Kompresor adalah
UNTUK MENGHISAP MEDIA PENDINGIN YANG ADA DIDALAM PIPA
COIL EVAPORATOR YANG BERBENTUK UAP JENUH DAN
BERTEKANAN RENDAH UNTUK DIKOMPRESIKAN SEHINGGA
KELUAR DARI KOMPRESOR MEDIA PENDINGIN BERBENTUK UAP
PANAS LANJUT YANG BERSUHU DAN BERTEKANAN TINGGI

Fungsi kondensor adalah :


a.Untuk memproses merubah bentuk media pendingin dari
bentuk uap menjadi bentuk cair dengan cara
pendinginan.
b.Untuk menampung cairan media pendingin hasil proses
kondensasi.
Fungsi air pendingin adalah untuk menyerap kandungan panas
(inthalpi) yang terkandung didalam gas pendingin tersebut
sehingga gas berubah dari bentuk gas menjadi cair.
Fungsi katup Ekspansi adalah
a.Untuk mengatur jumlah media pendingin yang dibutuhkan masuk kepipa
coil evaporator.
b.Mencekik media pendingin keluar dari katup ekspansi agar mengembang
begitu masuk ke pipa coil evaporator.

Fungsi pipa coil Evapaorator adalah


a.Untuk mengembangkan sekaligus menurunkan tekanan media pendingin
yang telah masuk kedalam pipa coil evaporator.
b.Untuk menguapkan cairan media pendingin yang telah masuk kepipa coil
evaporator.
c.Untuk mengambil kandungan panas yang terdapat pada udara didalam
ruang tersebut, sehingga ruangan lambat laun suhunya menurun sesuai
kebutuhan.

JENIS-JENIS KOMPRESOR
1. JENIS KOMPRESOR TORAK (PISTON RECIPROCATING)
2. KOMPRESOR CENTRIFUGAL
3. KOMPRESOR SEKRUP (SCREW TYPE COMPRESOR)
4. KOMPRESOR SUDU (ROTERY COMPRESOR)
5. HERMATIC KOMPRESSOR
PESAWAT PEMBANTU YANG DIPASANG PADA INSTALASI
• OIL SPARATOR
• RECIEVER
• KATUP PENGISIAN
• KATUP BYPAS
PESAWAT-PESAWAT PENGAMAN YANG DIPASANG PADA INSTALASI :
1. KATUP KEAMANAN
2. KATUP SELENOID
3. THERMOSTAT
4. PRESSURETAT – Low pressuure control
Hight pressure control
5. KATUP TEKANAN LEBIH
6. KATUP PENGATUR KAPASITET
7. KATUP TEKANAN RATA
8. KATUP CERAT
9. DEHYDRATOR/DRYER
ALAT-ALAT CONTROL YANG TERPASANG PADA INSTALASI :
1. MANOMETER (DIAL MANOMETER)
2. THERMOMETER
3. TACHOMETER
4. VOLT METER
5. AMPER METER
6. KILO WATT METER
7. SIGHT GLAS/GELAS PENDUGA
OIL SPARATOR berfungsi untuk memisahkan antara gas pendingin dengan minyak lumas yang
terbawa oleh gas pendingin.
RECIEVER berfungsi untuk menampung media pendingin cair hasil kondensasi dari dalam
kondensor.
KATUP PENGISIAN berfungsi untuk mengalirkan saat melakukan penambahan dan
atau saat pengisian media pendingin kedalam sistem.
KATUP BYPAS digunakan sebagai saluran alternatif bila saluran yang melalui katup
exspansi tidak tiaktifan.
KATUP KEAMANAN berfungsi untuk mengeluarkan tekanan lebih dari tekanan yang
telah ditentukan.
KATUP SELENOIDE berfungsi untuk menyalurkan cairan pendingin menuju ke katup
exspansi, bila ruangan dingin telah mencapai suhu terendah dan
menutup bila suhu ruangan dingin telah mencapai suhu tertinggi.
THERMOSTAT berfungsi sebagai swicth kontak
(penghubung dan pemutus arus listrik) atar panas.
PRESSURETAT berfungsi sebagai swicth contak
(penghubung dan pemutus arus listrik) atas dasar tekanan.
KATUP TEKANAN LEBIH berfungsi untuk mengalirkan tekanan menuju saluran
isap kompresor akibat terjadi jatuh tekanan.
KATUP PENGATUR KAPASITET berfungsi untuk mengalirkan media pendingin dari
saluran tekan menuju saluran isap kompresor akibat kekurangan
kwantitas media, dikarenakan sebagiaan ruangan dingin yang telah
mencapai suhu terendah..
LOW PRESSURE CONTROL berfungsi untuk memutuskan aliran listrik ke kompresor ,
akibat tekanan isap kompresor kurang dari tekanan yang telah ditentukan,
maka kompresor akan mati dengan sendirinya.
HIGHT PRESSURE CONTROL berfungsi untuk memutuskan aliran listrik kekompresor
akibat tekanan tekan kompresor melebihi dari tekanan yang telah .
TEKANAN RATA berfungsi untuk meratakan gas pendingin agar berbentuk uap jenuh
sebelum masuk kekompresor.
DEHYDRATOR berfungsi untuk menyaring/memfilter kotoran-kotoran yang terbawa oleh
cairan pendingin didalam sistem.
KATUP CERAT berfungsi untuk membuang sesuatu dari dalam reciever atau dari dalam
konsensor.
MANOMETER berfungsi untuk mengetahui tekanan kerja dalam dalam suatu sistem.
THERMOMETER berfungsi untuk mengetahui tinggi rendahnya suhu pada suatu sistem
TACHOMETER berfungsi untuk mengetahui putaran suatu mesin/motor.
VOLT METER untuk mengetahui tegangan listrik.
AMPER METER untuk mengetahui kuat arus listrik
KILO WATT METER untuk mengetahui pemakaian beban listrik
SIGHT GLAS/GELAS PENDUGA berfungsi untuk mengetahui tinggi rendahnya
permukaan cairan pendingin didalam reciever/ didalam kondensor
Jadi, cara kerja sistem AC dapat diuraikan sebagai berkut :
KATUP PERATA

BOLP
PEMANAS

TERMOSTAT
RD I

BOLP

DEFROS GAS PANAS


K. EXPANSI
SELENOID VALVE

BOLP
BYPASS
KAPPENGATUR

RD II
PENGATUR TEKANAN

K. EXPANSI
SELENOID VALVE
KONDENSOR
OS BYPASS
BOLP
AIR PENDINGIN
TERMOSTAT
RD III
BYPASS
BOLP

SELENOID VALVE K. EXPANSI

BYPASS
KOMPRESOR DEHYDRATOR
TABUNG R
KATUP
PENGISIAN

TERMOSTAT
KONDENSOR
RUANG DINGIN

KATUP
EXPANSI

KOMPRESOR

BAK DAN AIR


GARAM

POMPA SIRKULASI
AIR GARAM
SYSTEM MESIN PENDINGIN TIDAK
LANGSUNG DENGAN BAHAN
PENDINGIN NH3
AIR BREIN
Air brein yang digunakan pada system mesin pendingin tidak langsung adalah larutan-
larutan garam , bukan air laut, seperti :

a. Na Cl2 (Natrium Chlorida = garam dapur).


b. Ca Cl2 (Calsium Chlorida)
c. Mg Cl2 (Magnesium chlorida)

NO LARUTAN GARAM SUHU BEKU KADAR GARAM


1 Na Cl2 - 21,2 0C 23,1 %
2 Ca Cl2 - 55 0C 29,9 %
3 Mg Cl2 - 33,6 0C 20,6 %

Sifat air garam adalah :


a. Suhu beku larutan garam sangat tergantung dari tinggi rendahnya kadar
garam.
b. Apabila kadar garam melebihi atau kurang dari suhu beku terendah, maka
suhu beku larutan garam lebih tinggi.
SISTEM PENGOLAHAN UDARA
SEGAR
KONDENSOR

TERMOSTATR
KOMPRESOR

UAP DARI KETEL


DEHYDRATOR

KATUP EXPANSI
UAP BASAH

MOTOR LISTRIK
BLOWER

UDARA
HEATER EVAPORATOR BERSIH

PENGATUR
HUMIDITY

BOLP UAP BEKAS


UDARA SEGAR AIR CERATAN
SISTEM PENGOLAHAN UDARA SEGAR

EXPANSI TANK

BLOWER
PEMANAS

EVAPORATOR
UDARA BALIK

HEATER
UDARA
BERSIH
FILTER

RUANGAN
MOTOR LISTRIK

HUMIDITY
PEMANAS & PENGATUR
RUANGAN

KATUP EXPANSI

UAP
KONDENSOR
KOMPRESOR
DEHYDRATOR PEMANAS

POMPA AIR PANAS

EXAUS FAN
KOMPRESOR TORAK
KOMRESOR SEKRUP
KOMPRESOR CENTRIFUGAL
HERMATIC
COMPRESOR
Kompresor
Rotari A B

C D

A : - katup hisap & buang terbuka (hisap)&(kompresi)


B : - katup hisap terbuka (hisap)
- katup buang tertutup (kompresi)
C : - katup hisap terbuka 50%
- katup buang tertutup 50%
D : - katup hisap tertutup (hisap stop)
- katup buang tertutup, kompresi 100%
E : - kompresi stop
Type Thermostatic Expansion Valve

Pipa Capiler
Sambungan
Diaphrahma
dari Kondensor

Equalizing pipa /Pipa Pengatur


penyeimbang Tegangan
pegas

Bulb

Sambungan ke
pipa Evaporator
Fungsi Equalizing pipe
(pipa penyeimbang)
adalah untuk
menyeimbangkan
tekanan didalam klep
exspansi dengan
tekanan isap pada coil
evaporator pada saat
terjadi jatuh tekanan,
akibat isapan kompresor.
THERMOSTAT

+ THERMOSTAT
SELENOID VALVE

MEMBRAN

EXPANTION VALVE

R. DINGIN
PADA SISTEM DIBAGI MENJADI 2 DAERAH TEKANAN

1. DAERAH TEKANAN TINGGI


Yaitu mulai dari keluar kompresor dalam kondensor sampai dengan
sebelum keluar katup expansi.

MENGAPA demikian KARENA untuk mencegah agar cairan pendingin dari


kondensor hinga katup expansi tidak mudah berubah menjadi gas akibat
panas diluar pipa.

2. DAERAH TEKANAN RENDAH


Yaitu mulai dari keluar katup expansi masuk pipa coil evaporator hingga
masuk kompresor.

MENGAPA demikian KARENA


a.Diameter pipa coil evaporator jauh lebih besar dibanding pipa
sebelum katup expansi.
b.Diisap oleh kompresor.
c.Akibat cekian katup expansi.
JENIS REFRIGERSNT CFC (CHLOROFLUOROCARBON)
1.R-11 TRICHLOROFLUOROMETHANE
2.R-12 DICHLORODIFLUOROMETHANE
3.R-13 CHLOROTRIFLUOROMETHANE
4.R-13 B1 BROMOTRIFLUOROETHANE
5.R-113 TRICHLOROTRIFLUOROETHANE
6.R-114 DICHLOROTETRAFLUOROETHANE
7.R-500 R-152/12 JENIS AZEOTROPIC
JENIS REFRIGERANT HFC (HYDROFLUOROCARBON)
1.R-23 TRIFLUOROMETHANE
2.R-125 PENTAFLUOROMETHANE
3.R-134a TETRAFLUOROETHANE
4.R-407A R32+R125+R134a JENIS ZEOTROPIC
5.R-407B R32+R125+R134a JENIS ZEOTROPIC
6.R-410A R32+R125 JENIS ZEOTROPIC
7.R-507A R125/143a JENIS ZEOTOPIC
JENIS REFRIGERANT HCFC ( HYDROCHLOROFLUOROMETHANES)
1.R-22 CHLORODIFLUOROMETHANE
2.R-123 DICHLOROTRIFLUOROETHANE
3 R-124 HLOROTETRAFLUOROETHANE
4.R-401 R22+R152+R124 JENIS ZEOTROPIC
5.R-401B R22+R152a+r124 JENIS ZEOTROPIC
6.R-401C R22+R125a+R124 JENIS ZEOTROPIC
7.R-402A R22+R125+R290 JENISZEOTROPIC
8.R-402B R22+R125+R290 JENIS ZEOTROPIC
9.R-404A R125+R143a+R134a JENIS ZEOTROPIC
10.R-406A R22+R142b+R600a JENIS ZEOTOPIC
PENYIMPANAN JENIS BAHAN MAKANAN
NO BAHAN MAKANAN SUHU SIMPANAN (0C) KELEMBABAN RELATIF (%) WAKTU SIMPAN

1 Pisang Di atas + 14 - -
2 Apel - 1 s/d 0 85 – 88 7 bulan
3 Jeruk + 13 s/d +14 85 – 90 4 bulan
4 Kurma + 18 s/d 0 - 12 bulan
5 Anggur buah - 1 s/d 0,5 80 – 85 3 – 6 bulan
6 Semangka 0 s/d 4,5 75 – 85 6 minggu
7 Peer - 2 s/d - 0,5 85 – 90 7 bulan
8 Kentang + 6 s/d + 8 85 – 90 4 – 5 bulan
9 Kol (kubis) 0 90 – 95 3 – 4 minggu
10 Buncis 0 s/d +4 85 – 90 2 – 4 minggu
11 Tomat 0 s/d +1 85 – 90 4 – 6 minggu
12 Bawang - 3 s/d - 1 - -
13 Wortel 0 85 – 90 10 – 14 hari
14 Slada 0 85 – 90 5 minggu
15 Seledri 0,5 s/d 0 90 – 98 2 – 4 bulan
16 Bayam 0 90 – 95 10 – 14 hari
17 Prei 0 85 – 90 3 bulan
18 Telor -2 s/d 0 85 – 90 9 bulan
19 Daging baru -23 s/d - 18 90 – 95 4 – 8 bulan
20 Ikan baru 0,5 s/d 4,5 90 – 95 5 – 10 hari
21 Worst +4 s/d +7 85 – 90 10 – 12 bulan
22 Ayam beku -23 - 12 bulan

Kesimpulan
-Suhu ruangan Daging & Ikan = -12 s/d -200C
-Suhu ruang telur = 00C
-Suhu ruangan sayur & buah = + 100C
JENIS REFRIGERANT YANG LAIN
a. R-717 AMONIAK
b. CO2 ZAT ASAM ARANG
c. SO2 ZAT ARANG
d. MS. COOL MUSI COOL

CONTOH SIFAT-SIFAT REFRIGERANT

SIFAT-SIFATNYA R-12 R-22 C02 S02 NH3


Titik didih pd tek.1atm -29,8 0c -40,80c -78,5oc -10,00c -2,090c
Berat jenis dalam 1,411 1,325 1,77 1,38 0,61
Kg/CM3
Suhu kritis dalam 0C 111,5 96oC 31,0T 157,12 132,9
Warna cairan Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk
Bau Tdk Tdk Tdk Menusuk Menusuk
Daya bakar Tdk Tdk Tdk Tdk Tdk
PERAWATAN RUANG DINGIN
1.Mengatur bahan makanan yg lama dengan yg baru.
2.Keluarkan barang-barang yang tidak terpakai (kertas,kotak,keranjang dll).
3.Keluarkan bahan makanan yang sudah mulai rusak.
4.Lancarkan saluran-saluran pembuangan.
5.Lakukan defrosting bila perlu.
6.Rencanakan seminim mungkin keluar masuk ruang dingin.
7.Matikan lampu penerangan yang tidak terpakai.
PERAWATAN INSTALASI MESIN PENDINGIN
1. Lakukan pemeriksaan dan pengamatan secara rutin dan cermat saat
instalasi bekerja.
2. Lakukan perbaikan atau penggantian bila terdapat bagian-bagian
yang dianggap mengganggu proses.
3. Antisipasi bila didalam sistem terdapat udara, bila perlu segera
divakum dan keluarkan udara tsb.
4. Lakukan penambahan refrigeran bila dalam sisten berkurang.
5. Ganti minyak lumas kompresor,bila sudah waktunya dan tambah bila
kurang.
6. Rawat ruangan dingin dengan baik.
7. Buat jurnal kusus untuk mesin pendingin.
8. Sediakan spare part sebagi cadangan.
DEFROSTING
PENYEBABNYA :
a. Banyaknya uap air yang berada didalam ruang dingin.
b. Seringnya pintu ruang dingin terbuka.
c. Udara luar masuk kedalam ruang dingin.
CARA MELAKUKAN DEFROSTING:
a. Dengan mematikan kompresor (sistim)
b. Menyiramkan air panas
c. Dengan sistim elektrik
d. Dengan sistim gas panas
e. Dengan sistim otomat
KOMPRESI BASAH adalah Proses kompresi didalam silinder kompresor masih
terdapat cairan pendingin.
PENYEBABNYA adalah:
a.Banyaknya cairan pendingin yang ke kompresor.
b.Pipa coil evaporator terbungkus es.
c.Saat pengisian/penambahan bahan pendingin melalui nepel isap Kompresor.
d.Katup selenoid tidak berfungsi (membuka terus).
e.Tegangan katup ekspansi terlalu lemah.
AKIBATNYA:
a.Suhu dan tekanan ahir kompresi relatif rendah.
b.Proses kondensasi dalam kondensor tidak lancar.
c.Bahan pendingin masuk kedalam evaporator sebagian berupa gas.
d.Ruangan dingin tidak bisa mencapai suhu yang diinginkan.
TEKANAN DAN INTALPHY DIAGRAM (PI DIAGRAM)

3 2I 2 2”

1I 1 1”
4

I1 I I I1 ” I
KOMPRESI KERING adalah
kompresi didalam silinder konpresor terjadi pemampatan gas
panas pada ahir kompresi yang menghasilkan suhu kritis

Penyebabnya adalah
1.Gas yang dikompresikan relatif sedikit
2.Bahan pendingin yang masuk kepipa evaporator
telah berbentuk gas panas lanjut.
3.Katup selenoid sering terlambat membuka

Akibatnya:
1.Suhu ahir kompresi bisa mencapai suhu panas
lanjut yang tinggi (suhu kritis).
2.Proses kondensasi tidak berjalan dengan baik .
P TITIK SUHU KRITIS

3
P2 2

DIAGRAM PV
SAAT TERJADI KOMPRESI KERING ,SEHINGGA
MENCAPAI TEKANAN DAN SUHU KRITIS

P1 4
1

V
MENGAPA KOMPRESOR SERING MATI SENDIRI
Penyebabnya al:
1.Low pressure terjadi jatuh tekanan
2.High pressure melebihi tekanan normal
3.Kondensor panas
4.Suhu ruangan dingin telah mencapai suhu terendah sesuai dengan settingnya .
Pada low pressure control dapat mematikan kompresor dikarenakan
1.Terjadinya jatuh tekanan pada saluran isap kompresor.
2.Kapasitas kompresor kurang
3.Katup pengatur kapasitet tidak bekerja.
4.Katup pengatur tekanan tidak bekerja.
5.Tegangan pegas katup expansi terlalu tinggi
6. Media pendingin dalam sistem terlalu sedikit
HIGHT PRESSURE CONTROL AKAN MEMATIKAN KOMPRESOR APABILA
1.Katup tekan (delevary valve) tertutup rapat
2.Dryer kotor
3.Katup expansi menutup terus
4.Media pendingin dalam sistem terlalu banyak.
SUHU RUANG DINGIN TELAH MENCAPAI SUHU TERENDAH DAN MEMATIKAN KOMPRESOR
APABILA
Semua katup Expansi tertutup dan tidak ada lagi media pendingin yang masuk kecoil
evaporator,maupun yang diisap oleh kompresor.
BILA KONDENSOR PANAS MEMUNGKINKAN KOMPRESOR DAPAT MATI HAL INI
DIKARENAKAN:
1. Air pendingin tertutup rapat
2. Gas pendingin yang masuk dengan suhu terlalu tinggi.
3. Dalam kondensor banyak gas yang tidak mau dikondensasikan.
MENGAPA RUANGAN DINGIN TIDAK BISA
MENCAPAI SUHU YANG DIINGINKAN
KARENA:
1. Kekurangan media pendingin
2. Dalam sisten terdapat udara
3. Kondensor tidak bekerja semestinya
4. Katup expansi tidak bekerja normal
5. Tekanan kompresi relatif rendah
6. Gas yang keluar dari kompresor dengan tekanan dan suhu
rendah
7. Pipa evaporator terbungkus es
8. Penataan bahan makanan tidak terencana
9. Banyak barang–barang yang tidak terpakai berada dalam
ruangan dingin.
MENGAPA MINYAK LUMAS SERING IKUT BEREDAR HINGGA KE PIPA COIL EVAPORATOR
DISEBABKAN OLEH:
1. Oil sparator tidak berfungsi karena:
*Kotor (banyak lumpur)
*Jarum penutup saluran macet
*Pengapung rusak
2. Terlalu banyak minyak lumas
3. Oil scrafer bocor /Silinder aus.

USAHA MEMBERSIHKANNYA adalah


1. Dengan cara memvakum
Freon ditampung dalam kondensor
Freon dibuang
2. Dengan mendefros dengan gas panas
3. Dengan menekan udara dari kompresor udara, melalui saluran pengisian yang
dilakukan dengan melepas nepel pada saluran isap kompresor
4 .Dengan memasukan Netrogen kedalam sistem

CARA MENGISI/MENAMBAH FREON KEDALAM SISTEM


MENGISI artinya memasukkan freon kedalam sistem, dimana sistem dalam kondisi kosong.
MENAMBAH artinya memasukkann freon kedalam sistem, dimana isi dalam sistem mengalami
kekurangan freon.

TEKNISNYA sebagai berikut:


TEKNIS PENGISIAN/PENAMBAHAN BAHAN PENDINGIN
KEDALAM SISTEM MELALUI SALURAN ISAP COMPRESOR

CONDENSOR

R22

COMPRESOR
Pengisian Refrigerant melalui saluran isap kompresor
KEUNTUNGANNYA :
1.Proses pengisian/penambahan kedalam sistem lebih cepat.
2.Tidak terlalu membutuhkan persiapan.

KERUGIANNYA :
1.Tidak bisa mengontrol sesuai kapasitas isi silinder kompresor.
2.Memungkinkan terjadi kompresi basah.
3.Suhu ruangan dingin tidak bisa tercapai suhu yang diinginkan.
4.Dapat menimbulkan kerusakan pada kompresor.
5.Membutuhkan pengawasan husus.

Pengisian Refrigerant kedalam sistem melalui katup


pengisian
KEUNTUNGANNYA:
1.Proses pengisian/Penambahan kedalam sistem normal.
2.Tidak perlu pengawasan husus.
3.Bila ada kotoran pada refrigerant dapat langsung dilewatkan filter.
4.Lebih aman.

KERUGIANNYA:
1.Proses pengisian/penambahan membutuhkan waktu yang relatif lama.
2.Pelaksanaannya perlu divakum terlebih dahulu.
Cara mencari kebocoran pada sistem
1.DIDAERAH TEKANAN TINGGI: yaitu
a. Dengan menggunakann busa sabun.
b. Dengan menggunakan lampu helyde.
c. Dengan detector alarm.

2.DIDAERAH TEKANAN RENDAH: yaitu


Dengan cara mendefros dengan gas panas, sehingga semula bertekanan rendah
menjadi tekanan tinggi,maka bagian yang diduga bocor dapat menggunakan busa
sabun.

Cara memvakum/ mengumpulkan Freon


1.Sistem/Kompresor tetep berjalan.
2.Tutup katup setelah kondensor/reciever.
3.Pemutus arus pada law dan hight pressure control diganjal agar kompresor
tetap berjalan.
4.Perhatikan pada manometer isap hingga menunjuk tekanan vakun sesuai
kemampuan kerja kompresor (misal sampai dgn -20 Cm hg)
5.Matikan kompresor dan tutup katup masuk kondensor.
CARA MEMBUANG UDARA DALAM SISTEM
1.Kumpulkan freon kedalam kondensor/reciever hingga tekanan vakum
tertentu.
2.Matikan sistem dan tutup katup menuju kondensor.
3.Lakukan penceratan melalui katup cerat pada kondensor/reciever dengan
dirasa memakai tangan,bila tangan telah merasakan dingin,berarti udara
dalam sistem telah habis dan tutuplah katup cerat tersebut.
Bagaimana mengetahui didalam sistem terdapat udara.
1.Suhu ruangan dingin cenderung meninggi.
2.Tekanan tekan nampak labil.
3.Temperatur kondensor bertambah panas.
4.Pada gelas duga nampak gelembung-gelembung.
GAS FREON

5
T

AIR LAUT MASUK

2
AIR LAUT KELUAR
M 4
1

CONDENSOR
FREON CAIR

CARA MEMERIKSA UDARA DALAM SISTEM


1. COMPRESOR DALAM KEADAAN JALAN .
2. PERIKSA MANOMETER DAN THERMOMETER (M &T) DALAM KEADAAN BAIK.
3. STOP COMPRESOR & TUTUP KATUP 1 & 3 ( KL 1 – 2 JAM)
4. TUTUP KATUP MANOMETER NO. 4, KENDORKAN NEPEL MANOMETER AGAR TEKANAN
MENJADI 0 KG/CM2.

COMPRESOR 5. NEPEL MANOMETER DIIKAT LAGI DAN KATUP NO.4 DIBUKA.


6. JALANKAN WATER COOLING CONDENSOR
7. BANDING KAN SUHU PADA M DAN T, BILA TEMP M LEBIH TINGGI 5OC ATAU LEBIH
BERARTI DALAM SISTEM TERDAPAT UDARA.
8. LAKUKAN PENCERATAN MELALUI KATUP 5
CARA MENGISI ATAU MENAMBAH LO KE KOMPRESOR

1. Kompresor dalam keadaan jalan


2. Siapkan lo yang akan diisikan
3. Masukkan kedalam corong yang dihubungkan kenepel melalui selang
4. Tutup katup isap kompresor hingga terbuka sedikit, agar tekanan isap mencapai tekanan vakum
(dibawah tekanan atmosfir).
5. Buka pelan-pelan katup pada saluran lo,agar lo terisap masuk kedalam karter kompresor.
6. Tambahkan lo pada corong bila masih dirasa kurang, tambahkan bila masih kurang.
7. Perhatikan pada gelas duga pada karter kompresor, tutup katup pengisian bila dianggap cukup
dan lepas selang serta corongnya

Suction
LO dalam Discarge
corong

kompresor
MENGOSONGKAN SISTEM
1. Siapkan tabung refrigerant yang akan digunakan untuk menampung, timbang berat
tabung sebelumnya.
2. Siapkan kotak tempat untuk merendam tabung refrigerant dengan es batu.
3. Lakukan pemvakuman hingga tekanan minus maksimum pada sistem agar
refrigerant terkumpul seluruhnya kedalam reciever.
4. Tutup semua katuk yang dari dan ke reciever,serta yang menuju ke katup expansi.
5. Hubungkan tabung penampung dengan saluran /nepel pengisian.
6. Buka sedikit-sedikit katup yang dari reciever dan yang menuju ke tabung hingga
tekanan sama antara tabung penampung dengan reciever, berarti refrigerant telah
masuk kedalam tabung penampung.

Condensor

dehydrator
Bok es batu Es batu
PROSEDUR MENAMBAH FREON KEDALAM SISTEM
1.PERLU DIYAKINI BAHWA FREON TIDAK AKAN HILANG DARI DALAM
SISTEM KECUALI BOCOR DAN KELUAR SISTEM.
2.TINDAKAN MENCARI KEBOCORAN TERSEBUT.
3.TINDAKAN MENGATASI KEBOCORAN.
4.SISTEM DIVAKUM UNTUK MENGETAHUI BILA MANA MASIH ADA
KEBOCORAN.
5.BILA YAKIN TIDAK BOCOR, LAKUKANLAH PENGISIAN/PENAMBAHAN
FREON KEDALAM SISTEM HINGGA SESUAI KEBUTUHAN.

UNTUK MENGETAHUI PROSES KERJA SISTEM adalah DENGAN


MENGGUNAKAN DIAGRAM.
BEBERAPA DIAGRAM YANG PERLU DIKETAHUI ADALAH :
1. DIAGRAM P-I (Tekanan dan Intalphi)
2. DIAGRAM P-V (Tekanan dan Volume)
3. DIAGRAM T-S (Suhu dan Entrophi)
4. DIAGRAM I-S (Intalphi dan Entrophi)
DARI DIAGRAM-DIAGRAM TERSEBUT YANG PALING SERING
DIGUNAKAN ADALAH DIAGRAM P-I.
BAGIAN – BAGIAN YANG PERLU DIKETAHUI PADA GIAGRAM P-I

TITIK SUHU KRITIS


kg/Cm2,Bar,Pascal

DAERAH CAIRAN
TEKANAN dlm

DAERAH UAP PANAS


LANJUT
SUHU TETAP dlm 0C

VOLUME TETAP dlm M3/Kg

DAERAH CAMPURAN
CAIRAN DAN UAP

GARIS CAIR GARIS UAP JENUH


X=0 X=1

INTHALPI dlm cal/kg ,kj/kg


USAHA KOMPRESOR

Usaha Compresor = AC
Suhu awal compresi = t1
Suhu ahir compresi = t2
Tekanan awal = P1
Tekanan ahir = P2
Volume awal = V1
Volume ahir = V2
Koeffisien =k
Usaha kompresor (AC) = Luas bidang P1abP2

Luas P1abP2 =
luas V2V1ab + luas OV2bP2 – luas OV1aP1
Atau
Luas P1abP2 =Cv (T2-T1) + P2V2 – P1V1

P2 Atau AC = Cv (T2 –T1) + P2V2 – P1V1


b
P2 Setelah diurai maka :
k
AC = 104 (P2V2 – P1V1) dlm kgm/jam
k 1

Atau
P1 P1
a AC = .P1.V1.104 dlm kgm/jam

V2
0 V V1
Dimana 1 Kgm = 427kkal/kg

Qc = Panas yang dihasilkan didalam kompresor

Atau Qc = Cp (T2 – T1) Cp = Panas Jenis

P2 k
k P1.V1 k-1 1 .104
k-1 P1
Ac = Kgm/det
3600

P2 k
k P1.V1 k-1 1 .104
k-1 P1 dlm PK
Ac =
3600.75
KETERANGAN SIMBUL
V = V1 = Volume silinder kompresor.
D = Diameter silinder
S = Langkah torak
n = Jumlah putaran per menit
Z = Jumlah silinder kompresor
v1 = Volume jenis dalam m3/kg
a = Perbandingan S/D
G = Banyaknya bahan pendingin yang beredar didalam instalasi
dalam kg/jam
Qv = Jumlah panas yg diberikan kepada bahan pendingin didalam
evaporator dlm kj/jam
Qc = Jumlah panas yang diterima bahan pendingin didalam
kompresor dlam kj/jam
Qk = Jumlah panas yang diberikan oleh bahan pendingin kepada
air pendingin dalam kondensor dlm kj/jam
i = Rendamen dalam evaporator
v = Rendamen volumetrik
Wv = Kapasitas pendinginan kkal/jam atau kj/jam
Bila :
Dalan M3/jam

atau atau

atau
Cm3/Jam

Maka
Kecepatan rata-rata = Cm

Cm = S.n
60
Pada mesin pendingin S< D sehingga n tinggi
Bila Wk = Jumlah panas yang yang diberikan oleh bahan
pendingin kepada air pendingin didalam
kondensor.
Wk = Wc + Wv Kkal/jam
Wc = Jumlah panas yang diberikan kepada bahan
pendingin oleh kompresor.

Wc = Ni x 632 Kkal/jam
Sedang kapasitas pompa pendingin/jumlah air pendingin
yang mengalir ke kondensor (K), maka

Ton/Jam atau kg/jam


Dimana
Cp : Panas jenis air pendingin dalam Kkal/kg 0C
t1 : Suhu air pendingin masuk ke kondensor dalam 0C
t2 : Suhu air pendingin keluar kondensor dalam 0C
COP : Coefficient Of Performent

Qv = I1 – I4
Qv = Effek pendinginan bersih

= Net refrigerating effeck


Qk = I2 – I3
Qk = Beban pendinginan
Kapasitas Kompresor = G x Qc
PROSES DALAM KATUP EXPANSI P

3 21 2
P2
Adalah proses dari titik 3 ke 4,disebut q3 r3
expansi adiabatis.
Nilai panas suatu uap pada titik 3
= q3 + x3 . r3 4 1
P1
Nilai panas suatu uap pada titik 4 q4 r4
= q4 +x4 .r4 X=0 X=1
Dari titik 3 ke 4 berlangsung entalpy
tetap, sehingga I
q3 + x3 . r3 = q4 + x4 .r4
GRS CAIR

. TITIK SUHU KRITIS KETERANGAN


P

GARIS ENTROPHI 1 – 2 PROSES DALAM KOMPRESOR


DAERAH BASAH
DAERAH CAIRAN

TETAP
2 – 3 PROSES DALAM KONDENSOR

3 21 2 3 – 4 PROSES DALAM KATUP EXSPANSI


P2
4 – 1 PROSES DALAM EVAPORATOR
KERJA SISTEM

P1
4 1 GRS. JENUH

V
PV DIAGRAM
DIAGRAM T-S DIAGRAM I-S

(SUHU – ENTROPHY) (INTALPHY – ENTROPHY)

T TITIK KRITIS
I TITIK KRITIS

i2 2

QC
2
3 i1 1

QK
T2>T3

QV
3
1 i3=i4 4
T1=T4
4 GRS. CAIR GRS. JENUH
GRS. CAIR GRS. JENUH
S=ENTROPHY S=ENTROPHY

Entropi adalah merupakan panas reduksi dalam satuan kkal/kgoC atau btu/lboF
CONTOH : 1
1. Dalam instalasi mesin pendingin,dengan R12 , setelah dikompresi keluar dari
kompresor mempunyai suhu 30 0C, setelah didinginkan didalam kondensor
sampai pada titik jenuh dengan suhu 25 0C, suhu freon masuk (diisap) kompresor
dengan suhu -10 0C.
Tentukan : a. Gambar diagram PI
b. Hitung Qc, Qk, Qv.

Jawab, b. Untuk mencari besaran i bisa dng tabel atau dengan membaca
a. langsung tabel
i1 baca tabel pada suhu -10 0C = 135,87 kcal/kg
a. 1
Qk i2 baca tabel psda suhu 300C = 140,08 kcal/kg
q3
P P2 250 C 2 jadi Qc = i2 – i1 =140,08 – 135,87 =4,21 kcal/kg
3
300 C
Qk = i2 – i3 ……………….. .i3= q3 = i4 = 105,77 kcal/kg

-100 C 250 C = 140,08 – 105,77 lihat tabel i3


q4 4
P1 r4 = 34,31 kcal/ kg pada suhu 250C =105,77 kcal/k

I3 = i4 i1 i2 sesuai rumus bahwa Qv = r – (q3 – q4)


Qc lihat tabel r4 pada suhu -100C ……… = 38,07 kcal/kg
Qv
q4 pada suhu -100C ………. = 97,8 kcal/kg
I Maka Qv = r – (q3 – q4) = 38,07 – ( 105,77 – 97,8)
Qv = 30,1 kcal/kg
Dan panas yang disersp oleh air pendingin di dalam kondensor
Qk = Qc + Qv = 4,21 + 30,1 = 34,31 kcal/kg
Contoh : 2
2. Bila bahan pendingin dikompresi dalam keadaan basah dan keluar dari kondensor betul-betul
cair suhu turun hingga +150C, kompresi dimulai pada suhu -200C, kadar uap X = 0,98 dan
kompresi berahir pada tekanan 7 kg/Cm2 dengan suhu 350C.
Hitung: a. Gambar diagram PI dan sertakan data-datanya
b. Besaran Qc, Qv, Qk
Titik suhu kritis

Jawab :
Sub cooling
a.
35 0C
Daerah cairan
P kg/Cm2, 3 311 28 0C 211 2
P2= 7 q3
Bar
X=0,98 Daerah uap lanjut

+15 0 C 35 0C
31
X=0,20
Q = Nilai panas suatu uap basah
4 -20 0 C 1 11
P1= 1,54 R =Nilai penguapan
q4 Daerah campuran
cairan dan uap
r Grs uap jenuh
Grs cairan
X=1
X=0
q3 =i3 = i31i4 = I1 = 134,71kcal/kg I2 = 142,51 kcal/kg
103,42 kcal/kg I kj/kg, kcal/kg
Qv Qc
Qk
Jawaban
b. Lihat tabel i2 pada suhu +35 0C pada tekanan 7 kg/cm2 = 140,51 kcal/kg
i1 pada suhu -20 0C pada tekanan 1,54 kg/cm2 = 134,71 kcal/kg

Sehingga panas yang diberikan Kompresor ke freon (Qc)


Qc = i2 – i1 = 140,51- 134,71 = 5,8 kcal/kg

Selama proses pendinginan dari :


• titik 2 ke titik 3 terjadi penurunan suhu,dari uap lanjut (dari titik 2 ke titik
21 atau dari suhu 35 0 menjadi 28 0C
• Titik 21 ketitik 311 tidak ada penurunanan suhu, karena pendinginan
dipakai merubah dari keadaan jenuh menjadi cair.
• Titik 311 ketitik 3 tetep dalam keadaan cair suhu turun dari 28 0C hingga
15 0C ( sub cooling ).
Maka I pada suhu 15 0C ………… i3 = i31 = i4= q3 =103,42 kcal/kg
Sehingga panas yang diambil air pendingin didalam kondensor
Qk = i2 – i3 = 140,57 – 103, 42 = 37,15 kcal/kg

Di TEV …..tekanan turun dari 7 menjadi 1,54 kg/Cm2, suhu turun dari +15 0C
menjadi – 20 0C,Freon dari cair menjadi uap basah dengan kadar uap X
=0,20 pada titik 4,
Di EVAPORATOR …….( titik 4 ke titik1 )
q4 pada tabel,tekanan 1,54 kg/Cm2, suhu -20 0C = 96,65 kcal/kg
r4 = 39,06 kcal/kg.
Contoh : 3
3. Suatu instalasi mesin pendingin dengan menggunakan bahan pendingin Freon 12,
mempunyai kapasitas pendinginan sebesar 100 000 kcal/jam. Tekanan keluar
Kompresor : 8,6 kg/Cm2,Tekanan isap Kompresor : 1,86 kg/Cm2, suhu Freon keluar
kondensor + 30 oC, Suhu Freon keluar kompresor 75 oC, Suhu freon diisap oleh
kompresor + 10 oC, type kompresor dengan torak terdiri dari 2 silinder, dengan
perbandingan langkah torak terhadap diameter silindernya 7 : 10 dan kompresor
digerakkan langsung oleh sebuah kopling motor listrik yang mempunyai putaran
1250 rpm. Rendemen di evaporatornya (ηi) = 82 % dan rendemen volumetrik
kompresor (ηv) = 86 %.
Ditanyakan :
a. Gambar bagan diagram PI lengkap dengan datanya.
b. Besarnya Qc, Qv, Qk.
c. Berapa kg bahan pendingin yang beredar disistem tiapjamnya, jika derajat
pengisian ( λ ) = 0,697.
d. Ukuran-ukuran kompresor dalam Cm.
e. Daya kompresor, bila koeffisien k = 1,145.
f. Faktor penyerahan panas.
g. Kapasitas air pendingin kondensor, jika perbedaan suhu masuk dan keluar dari
kondensor = 4 oC dan kalor jenis air pendingin = 1 kcal/kg o C.
Jawab : lihat slide berikutnya
JAWABAN :
a. Gambar bagan diagram P-I
P dlm kg/Cm2

Titik suhu kritis Keterangan :


Sub cooling 1–2 Proses dalam kompresor
+75 oC
2–3 Proses dalam kondensor
3–4 Proses dalam katup expansi
3 +35 oC 2
P2 4–1 Proses dalam pipa coil evaporator
Daerah cairan

Daerah uap pana


+30 oC lanjut

+10 oC

P1 4 - 15 oC 1
Daerah campuran
uap dan cairan Grs jenuh atau X =0

Qv Qc I dlm kcal/kg
Grs cair atau X =1

Qk

Jawaban b.
b. Qc = i2 – i1 ………………. i2 lihat diagram PI pada suhu 75oC dg tekana P2 = 146,5 kcal/kg
i1 lihat tabel R12 pada suhu + 10 oC = 138,08 kcal/kg
= 146,5 – 138,08
= 8,42 kcal/kg

Qv = i1 – i4 ……………….. I4 = i3 lihat tabel R12 pada suhu 30oC = 106,97 kcal/kg


= 138,08 – 106,97
= 31,11 kcal/kg

No
Qk = i2 – i3 = 146,5 – 106,97 = 39,53 kcal/kg atau Qk = Qc + Qv = 8,42 + 31,11 = 39,53 kcal/kg

c. Banyaknya bahan pendingin yang beredar disistem/instalasi adalah


G . V1 = V . Ηv ………. V1 = volume jenis dapat dilihat di tabel pada suhu 10 oC = 0,04204 m3/kg
V = Volume silinder Rumus Wv x v1 100 000 x 0,04204

G=
V x ηv
==
Image
193,94 x 0,85
=
V=
λ x Qv

3921,259 kg/jam
=

V = 193,94 m3/jam
0,697 x 31,11

v1 0,04204

d. Ukuran-ukuran kompresor ( S &D )


d. ukuran-ukuran kompresor

4.V .106 = 13,3 Cm


D 3
 .a.n.z.60

a = S/D = 0,7
S = 0,7.D= 0,7.13.3 = 9,31 Cm

e. Daya kompresor

Ni = 22,56 pk
Wv 100 000
f. f= = 7,01
Ni . 632 22,56 .632
g. Kapasitas pompa
Wk
K= Wk = Wv + Wc
Cp . Δt =100 000 + Ni .632
= 114 257,92 = 100 000 + 22,56 . 632
1 .4
=28564,48 kg/jam = 28,56 ton/jam = 114 257,92 kcal/jam
Contoh : 4
Sebuah sistem refrigerasi, memakai NH3, dengan suhu evaporator dirancang untuk kapasitas pendingin sebesar 12 6660
kj/jam.Awal kompresi terjadi dengan kadar X = 0,85, sedangkan suhu evaporator -100C dan suhu kondensor 40 0C,rendemen
dalam = 0,80.
Pertanyaan : a. Volume jenis pada awal kompresi.
b. Ukuran langkahndan diameter torak kompresor, bila L/D = 1,8 ;
Rpm = 600, jumlah silinder dua buah dan rendemen volumetrik = 0,70.
c. Usaha Kompresor dalam Kw
Jawab :
a). Mencari volume jenis (v1) di awal kompresi. b). Mencari ukuran silinder dan langkah torak ( S dan D )
Rumus v1 = vf (-100c) + X (hfg (-100c) Rumus : Vp = π/4. D2.S.n z atau

No
= vf (-100c) + X (hg (-100c) – hf (- 100c) m.v1 Kw
Vp  atau m 
= 0,0015338 + 0,85 (0,4184 – 0,0015338 v h1  h4
= 0,35587 m3/kg. Kita cari dulu besaran h1= hf (- 100c) + X.hfg(- 100c)
3 h1 = hf (- 100c) + X.(hg(- 100c) – hf (- 100c)
400C 2
P
P 2 = 135,4 + 0,85 (1433,0 – 135,4)

Image
= 1238,36 kj/kg
hf 4 -10 0C
P 1 Kita cari besarnya massa dan Volume langkah (Displasment volume)
1
Kw 126600kj / jam 35,17 kj / dt
m    0,040588 kg / dt  2,435 kg / mnt
h1  h4 1238,36  371,9 866,5
m.v1 2,435.0,35587 0,8665
Vp     1,238 m 3 / kg
v 0,70 0,70
h3=h4 h1 h2==hg h
Vp   / 4.D 2 .S .n.z  1,238  0,785.D 2 .1,8 D.600.2
Mencari besaran h2=hg lihat tabel uap panas
1,238 3 1,238
lanjut pada suhu 400C, maka h2 = 1473,3 kj/kg D3    .........m
1890 1890
dan hf = 135,4 kj/kg
S  1,8 D  1,8 x.........  ........Cm atau meter
Mencari vf dan vg di tabel uap jenuh pada suhu
– 100c, maka vg = 0,4184 m3/kg dan vf = 1,5338 c). Daya kompresor  mh2  h1 
ltr/kg = 0,0015338 m3/kg
 0,40588(1433,0  1238,36)
 79 Kw
Contoh : 5
Sebuah instalasi, dengan kapsitas 10 ton/jam pendinginan, suhu evaporator -50C dan suhu kondensor 400C,
mempergunakan bahan pendingin R. 12. Awal kompresi terjadi dengan kadar X = 0,95.
Pertanyaan :
a, Tentukan kondisi bahan pendingin sewaktu masuk kedalam evaporator.
b, Tentukan suhu gas bahan pendingin pada ahir kompresi.
c, Besarnya refrigerasi effect ( kj/kg)
d, Besar usaha spesifik (kj/kg)
e, Kapasitas kompresor (watt)
f, COP instalasi
Jawab :
a. Kondisi bahan pendingin sewaktu masuk kedalam evaporator. Lihat PI diagram

P
Suhu masuk evaporator = -50C
3 40 0C Lihat tabel P = P1 = 2,61 Bar
P2 2
X1 = 20%,
R.12 mengandung uap sebesar 80%,
4 -5 0C 1 X = 0,95
P1 Hf =31,45 kj/kg, hg = 185,38 kj/kg
Jadi h = hf + X1 (hg – hf)
= 31,45 + 0,20 (185,38 – 31,45)
= 62,23 kj/kg
I1 I
I3 =I4 I2
b. Suhu gas pada ahir kompresi yaitu sama dengan suhu masuk kedalam
kondensor =40 0C dalam keadaan jenuh.

c. Besarnya refrigeran effect (Qv) = I1 – I4 = 177,503 – 31,45 = 146,053 kj/kg

d. Besarnya usaha spesifik (Qc) = I2 – I1 = 203,2 – 177,503 = 20,697 kj/kg

e. Kapasitas kompresor dalam kwat.


Mv . Qc 10 000 . 20,697
= = 57,5 Kwat
3600 3600
I1 – I4 Qv
f. COP = = =7
I2 – I1 Qc
Contoh 6. Ujian PUKP Jan 12
Suatu instalasi mesin pendingin denganmenggunakan freon 12 yang mempunyai kapasitas 10 ton bahan pendingin. Temperatur
pada Evaporator -10 0C dan pada kondensor 40 0C.
Hitung: a. Gambar bagan diagram PH dan TS dengan mencantumkan data yang ada.
b. Massa bahan pendingin yang berada dalam kg/jam
c. Usaha dalam Kwat
d. COP
e. Volume yang dihisap setiap menit.
I TITIK
Jawab : KRITIS

a). Gambar PG Diagram dan TS diagram


P = Bar
T
2
Daerah Daerah i2
uap

QC
cair
3 Kond 400C 2

QK
P2 =15,325 i1 1

QV
hF 0
P1 =3,543 4 Eva - 10 C i3=i4
1 3 4
Daerah
cair & uap GRS. JENUH
GRS. CAIR
h2
h1 H S=ENTROPHY
h3 = h 4

h1 = hf (-100c) + X(hg (-10)+hf(-10) X  kadar uap


S1 = Sf =Sg (400c) Kon. Uap lih tabel =1,699 kj/kg k
S  S4 1,699  0,9573
'
= 188,3 + 0,916 (401,6 + 188,4)
X  1'  S4”= Sf (- 100c) Kon. Cair ,, = 0,9573 kj/kg k
= 383,6912 kj/kg S1  S 4 1,767  0,9573 S1”= Sg (- 100c) Kon. Uap ,, = 1,767 kj/kg k
0,7417
  0,916 kj / kg k
0,8097
b). Massa bahan pendingin (m)
Tp.211
m kg / dt Tp= Kapasitas pendingin=10 ton
60( h1  h4 )
1 Tp = 211 kj/mt
Tp.211 10.211
m  x3600 h4 = 249,7 kj/kg, lihat tabel R22 pada suhu 400c liquit
60( h1  h4 ) 60(383,69  249,7) h2 = 416,6 kj/kg , lihat tabel R22 pada suhu 40 0c uap lanjut
 944,85 kg / jam
 0,2625 kwatt

c). Usaha Kompresor = m. W = 0,2315 x h2 – h1 = 0,2625 x (416,6 – 383,69) = 8,64 kwatt

h1  h4 383,69  249,7 133,99


d). COP     4,07
h2  h1 416,6  383,69 32,9

e)Volume yang dihisap setiap menit (Vs) = V1 – V4

V1  V f (100 c)  X (V fg (100 c)
 0,759 ltr / kg  0,916 (Vg (100 c)  V f (100 c)
 0,000759 m3 / kg  0,916 (0,0653  0,000759)
 0,000759  0,597452756
 0,5982 m3 / kg

V4  V f (400 c)  X (Vg (400 c)  V f (400 c)


 0,884 ltr / kg  0,916(0,0151  0,884ltr / kg)
 0,000884m3 / kg  0,916(0,0151  0,000884m3 / kg)
 0,013905856 m 3 / kg
 0,0139 m3 / kg.
Vs  V1  V4
 0,5982  0,0139
 0,5843 m3 / kg
POMPA
MENURUT MENURUT KEGUNAAN
PRINSIP KERJA DIKAPAL

1. PP. PEND MESIN INDUK


2. PP. PEND AIR TAWAR
3. PP. PEND A/E
4. PP. TRANSFER FO/DO
POMPA DESAK 5. PP. INSTALASI FO/DO
POMPA KENITIS
(DISPLASMEN PUMP) 6. PP. INSTALASI LO
7. PP. BALLAST
8. PP.GOT/LENSA
9. PP. TRANFER AIR TAWAR
POMPA DESAK BOLAK BALIK
POMPA 1. PP. SAYAP
10. PP. HYDROFOR

CENTRIFUGAL 2. PP. TORAK KERJA TUNGGAL


11. PP. SANITER
12. PP.PEMADAM KEBAKARAN
3. PP. TORAK KERJA GANDA 13. PP. DARURAT

4. PP. DEFERENSIAL 14. PP. GS


15. PP. MINYAK KOTOR
POMPA ROTARY
16. PP. PENGISI AIR KETEL
1. PP. RODA GIGI
17. PP. PEND INJECTOR
2. PP.ULIR 18. PP. PEND TORBO CHARGE
3. PP. HYDROLIK 19. PP. MUATAN (CARGO PUIMP)
20. PP. PENGERING MUATAN
(STRIPPING PUMP)
21. PP. KECIL LAINNYA 1
POMPA PLUNYER/POMPA DESAK
(Displasment pump)
Keuntungan pompa torak/plunyer
1. Mempunyai daya isap yang kuat
2. Mempunyai rendemen yang tinggi
3. Mampu mengisap zat cair yang lebih kotor.
Kerugianya adalah
1. Tidak bisa bekerja secara terus menerus.
2. Tidak mampu menerima putaran yang tinggi
3. Tidak mampu dihubungkan langsung ketenaga penggerak.
4. Putaran pompa harus direduksi.
5. Setiap selesai bekerja perlu dilakukan pembersihan katup.
2
Yang termasuk pompa plunyer/pompa desak al :
a. Pompa sayap
b. Pompa torak/pompa plunyer kerja tunggal
c. Pompa torak/pompa plunyer kerja ganda
d. Pompa torak/pompa plunyer kerja deferensial
a.Pompa Plunger (plunyer )/ Pompa torak kerja tunggal

1. Plunger
2. Cylinder
3. Delivery Valve (katub hantar)
4. Suction Valve (Katub hisap)
5. Uupper tank (tanki atas)
6. Water tank (tanki air)

Cara kerja Pompa Plunger (Plunyer)


Plunger 1 pompa ditarik keatas, ruangan
pompa dan sebagian silinder akan hampa
udara. ;air dalam tangki akan terhisap mengisi
ruang pompa dan sebagian silinder sesuai
tingkat kehampaan melalui katup hisap 4
(katup hantar 3 tertutup). Plunger satu pompa
ditekan kebawah, menekan air dalam ruang
pompa ke pipa tekan melalui katub hantar 3
Gbr. 1.2 Pompa Plunger terus ketangki 5 (katub hisap 4 tertutup) dalam
hal ini ketinggian dari jumlah air yang dicapai
sesuai dengan besar dan daya tekan Plunger.

Thursday, February 23, 2023 By Darwis, M.Eng 4


Pompa ini terdiri dari sebuah rumah
pompa atau di sebut juga silinder
pompa, dimana bergerak sebuah
plunyer. Selain dari plunyer yang
berbentuk batang, dapat disebut torak :
torak adalah sebuah cakera berbentuk
silinder. Baik plunyer/ torak di gerakan
oleh sebuah tenanga penggerak Dalam
rumah pompa terdapat dua buah katup,
yaitu katup isap Z dan katup tekan P
Jika torak bergerak dari titik mati kiri
menuju ke titik mati sebelah kanan zat
cair dari saluran isap masuk melalui
klep Z masuk ruang penampung hal ini
di sebut langkah mengisap dan disaat
torak bergerak ketitik mati kanan air
yang tertampung dalam penampung
ditekan oleh torak tersebut keluar
meninggalkan ruang penampung
melalui katup P menuju saluran tekan
dan meninggalkan pompa hal in di
namakan lankah tekan.
KETERANGAN:
D : Diameter silinder
S : Langkah torak
n : Jumlah putaran
d : Diameter batang torak
Hp : Tinggi tekan
Hz : Tinggi isap
H : Tinggi kenaikan total/Total head
Hp Hwp : Jumlah hambatan pada pipa tekan
Hwz : Jumlah hambatan pada pipa isap
H Hman : Tinggi tekan manometer
դh : Rendemen hydrolis
դv : Rendemen volumetris
դm : Rendemen mekanis
Qth : Penghasilan pompa teoritis
Hz Qe : Penghasilan pompa effektif
Ne : Daya efektif
Ni : Daya theoitis


Qe = D 2 s.n. v
4

POMPA KERJA TUNGGAL


GAMBAR. 1.4. Pompa Ember (Bucket
GAMBAR. 1.3 Pompa torak (piston Pump) Pump)
1. Torak (Piston) 1. Ember (Bucket)
2. Pipa saluran (Suction pipe) 2. Pipa saluran
3. Katup saiuran (Dilevery Valve) 3. Katup saluran
4. Katup pemakaian (Discharge Valve) 4. Katup
5. Pipa pemakaian (Discharge pipe 5. Katup pemakaian
6. Pipa pemakaian

POMPA TORAK KERJA GANDA

7
Pompa Washington
Jenis pompa torak ini dibuat mendatar atau Vertikal,
sebab mudah menanganinya mudah dalam pemakaian seperti pada
pompa pengisian air ketel, pompa air got atau pompa balas.

Konstruksinya terdiri dari tiga bagian seperti berikut:


1. Silinder uap pembantu, seperti sumber tenaga pendorong
pada putaran pompa
2. Peralatan katup untuk distribusi uap pada silinder uap.
3. Silinder air dan katup pompa untuk pengisapan air keatas.
Selanjutnya dua silinder air dan dua silinder uap, dimana
torak untuk air dihubungkan dengan torak uap yang berfungsi
sebagai kepala silang.
Gbr 1.17 (A) dan (8) lukisan dari pada konstruksinya, dan gbr 1.18
mernperlihatkan dasar-dasar bagian dari pada katup dan katup
penggerak.
Setiap silinder mempunyai lima terusan dimana empat pintu
pengeluar dan satu pintu pembuangan, pintu pembuangan
dihubungkan dengan pipa pembuangan.
Pompa Priuk (Wares Pump)

14. Selubung katup air (Water valve casing)


1. Silinder uap (Steam cylinder) 15. Katup saluran (Suction valve)
2. Silinder air (Water cylinder) 16. Katup pemakaian (Delivery valve)
3. Torak uap (Steam piston) 17. Dudukan katup saluran (Suction valve seat)
4. Torak air (water piston) 18. Dudukan katup pemakaian (Delivery valve
5. Batang torak uap (Steam piston rod) seat)
6. Batang torak air (Water piston rod) 19. Katup penjaga (Valve guard)
7. Penopang depan (Front support) 20. Katup penjaga (Valve guard)
8. Penopang (Support) 21. Katup pengatur (Pet valve)
9. Penutup tabung katup (Valve casing cover) 22. Katup escape (Escape valve)
10. Roda gigi bypass (Bypass gear) 23. Katup pembersih udara (Air purge valve)
11. Slide valve spindle) 24. Pelumasan (Lubricator).
12. Sambunganganda (Double joint) 13. Batang katup (Pole rod)
Pompa Priuk (Wares Pump)

1. Silinder uap (Steam cylinder)


2. Silinder air (Water cylinder)
3. Torak uap (Steam piston)
4. Torak air (water piston)
5. Batang torak uap (Steam piston rod)
6. Batang torak air (Water piston rod)
7. Penopang depan (Front support)
8. Penopang (Support)
9. Penutup tabung katup (Valve casing cover)
10. Roda gigi bypass (Bypass gear)
11. Slide valve spindle)
12. Sambunganganda (Double joint)
13. Batang katup (Pole rod)
14. Selubung katup air (Water valve casing)
15. Katup saluran (Suction valve)
16. Katup pemakaian (Delivery valve)
17. Dudukan katup saluran (Suction valve seat)
18. Dudukan katup pemakaian (Delivery valve
seat)
19. Katup penjaga (Valve guard)
20. Katup penjaga (Valve guard)
21. Katup pengatur (Pet valve)
22. Katup escape (Escape valve)
23. Katup pembersih udara (Air purge valve)
24. Pelumasan (Lubricator).

Thursday, February 23, 2023 By Darwis, M.Eng 10


POMPA KERJA GANDA Penghasilan Pompa kerja ganda
PENGHASILAN THEORITIS PENGHASILAN EFEKTF

 2
KETEL ANGIN
TEKAN
Qthisap =
4
(D − d 2 ).s.n Qeisap = (D 2 − d 2 ).s.n. v

4
 2  2
Qthtekan = D s.n QeTekan = D s.n. v
4 4


QTotal = (2 D − d ).s.n
2 2 QeTotal =
4
(2 D 2
− d 2
).s.n.v
4
Penghasilan Pompa kerja Defernsial

PENGHASILAN THEORITIS PENGHASILAN EFEKTF


KETEL ANGIN ISAP
 
Qthisap =
4
(D 2
)
− d 2 .s.n Qeisap =
4
(D 2
)
− d 2 .s.n. v
 
DAYA POMPA QthTekan = d 2 s.n QeTekan = d 2 .s.n. v
4 4
 
DAYA POMPA QthTotal = D 2 s.n QeTotal = D 2 .s.n. v
4 4
Qth.H man .bj
Ni =
60.75. total
Jika dikehendaki Qe isap =Qe tekan, maka
besarnya diameter batang torak d = 1 D 2
Qe.H man .bj
Ne =
60.75.Total 2
Contoh : 1
Sebuah pompa plunyer kerja tungal dengan ukuran sbb :
Diameter plunyer : 120 mm
Langkah plunyer : 90 mm
Putaran poros : 90 rpm
Rendemen volumetrik : 0,95
Hitung penghasilan pompa
Jawab : Qe = F.s.n.դv= π/4.1.22.2,8.90.0.95= 270 dm3/men.
270.60
Atau Qe = = 16,2m 3 / jam
1000
Contoh 2
Pompa kerja ganda dengan data seperti pada contoh 1 dan diameter
batang torak d = 50mm berapa penghasilan pompa tersebut dalam dm3
dan m3/jam.
Jawab 
Qe = (2 D 2 − d 2 ).s.n. v
4

=
4
(2.1.2 2
)
− 0,5 2 .2,8.90.0,95

= 495dm 3 / men
495.60
atau = = 29,7 m 3 / jam
1000
Contoh 3.
Ditanyakan berapakah besarnya diameter plunyer (D), Jika penghasilan pompa harus
sama dengan penghasilan pompa yang bekerja tunggal dengan data seperti pada soal
no 1, dan diameter batang plunyer d= 40 mm.
Jawab :
Jika F1 = luas plunye pompa kerja tunggal
F2 = luas plunye pompa kerja ganda
Sehingga F2 = F1
2F2 – f2 = F1

4

(2D 2
2
− 0,4 2
) = 4 .1,2
 2
atau

1,2 2 + 0,4 2 1,6


D2 = = = 0,8 dm 2
2

2 2
D 2 = 0,8 = 0,895dm = 8,95cm = 89,5mm
Contoh 4
Sebuah pompa diferensial ditanya penghasilan sebenarnya dalam dm3/men dan
m3/jam serta berap penghasilan diwaktu langkah menghisap dan langkah menekan,
Jika n = 90 rpm,դv = 0.95, D =120 mm, d =90mm,s= 280mm.
Jawab :
 
Qe waktu langkah menghisap = (F – f).s.n. դv= ( 1,2 2 − 0,9 2 )2,8.90.0,95
4 4
= 118 dm3/men

Qe diwaktu langkah menekan = f.s.n.դv = 0,9 .2,8.90.0,95 = 152dm / men
2 3

4
Jadi Penghasilan total pompa Qe = 118 +152 = 270 dm3

270.60
= 1000 = 16,2m / jam
3

Supaya penghasilan diwaktu menghisap dan diwaktu menekan sama


besar, maka besarnya diameter batang torak (d) sbb
1 1
d = D 2 = 120 2 = 85mm
2 2
CONTOH 5
Kapasitas sebual pompa adalah 108 m3/ jam dan Tinggi kenaikan total (H) = 16 m
jumlah hambatan luar pompa (Hw) = 2,5 m . k . a . Bj cairan (j) = 985 kg/ m3 =
985/1000 = 0,985 kg/dm3. Gravitasi = 9,81 m/ detik2 . Tenaga effektif (Ne) = 6 KW
•Berapa rendemen pompa ?
•Berapa tinggi kenaikan manometris ?
Diketahui :
Kapasitas pompa (Qe) = 108 m3/ jam
Tinggi kenaikan total (H) = 16 m
Hambatan luar pompa (Hw) = 2,5 m . k . a
Bj cairan (j) = 985 kg/ m3 = 985/1000 = 0,985
G = 9,81 m/ detik2
Tenaga effektif (Ne) = 6 KW = 6 x 1,36 PK = 8,16 PK
Ditanya :
a. tinggi kenaikan manometris
b.  pompa
Jawab :

a).H man = H + Hw
16 = H + 2,5
H man = 16 – 2,5 = 13,5 m
b). Rendemen pompa (դp) = դv =Qe/Qth x 100%
FLUE GAS
Trap type
Waste oil

Vent..P
Tank
BY

Soil . P
‘A’ OIL
BUDI RIYANTO

80º
80ºC
THE INCINERATOR
THE SEWAGEDischarge.P s
THE OILY WATER
TREATMENT DEVICE Draining PM
T
SEPARATOR To
E/R Bilge P
H1

H2

150 50
Discharge.P

L.W.L Blower
S
Combustion
P PS
Chamber

40
PS
S
Storm valve Discharge Pump SP
P

LIGHT.
Cleaning water
W.L

40

SAILING ON CLEAN OCEAN


Engineering Cadet Club
CHEK’D by :
C/E H. HENDRODI. M. Mar E

APP’ by :

Capt. BAMBANG PURNOMO M. Mar

Teknik Pendingin & Tata Judara


By BUDI RIYANTO
Flushing water FLUE GAS

Waste oil
Tank
‘A’ OIL BY
Trap type BUDI RIYANTO

Vent..P
Soil . P 80º
80ºC

THE SEWAGE s
THE OILY WATER
TREATMENT DEVICE Draining PM
T
SEPARATOR To
E/R Bilge P

Discharge.P
S
Combustion
P PS
H1

Chamber
H2

150 50
Discharge.P

L.W.L Blower PS
S
SP
P

40

Discharge Pump
Storm valve
THE INCINERATOR
ANNEX. V
LIGHT.
Cleaning water
W.L

40
ANNEX. IV ANNEX. I
INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION
MARINE POLLUTION 1973 / 1978

IS THE MAIN INTERNATIONAL CONVENTION COVERING PREVENTION OF POLLUTION OF THE MARINE ENVIRONMENT BY SHIPS
FROM OPERATIONAL OR ACCIDENTAL CAUSES.

ANNEX I
-REGULATIONS FOR PREVENTION OF POLLUTION BY OIL.
ANNEX II
-REGULATIONS FOR THE CONTROL OF POLLUTION BY NOXIOUS LIQUID SUBTANCE IN BULK.
ANNEX III
-PREVENTION OF POLLUTION BY HARMFUL SUBTANCES CARRIED BY SEA IN PACKAGED FORM.
ANNEX IV
-PREVENTION OF POLLUTION BY SEWAGE FROM SHIPS.
ANNEX V
-PREVENTION OF POLLUTION BY GARBAGE FROM SHIPS.
ANNEX VI
-PREVENTION OF AIR POLLUTION FROM SHIPS.
THE OILY WATER SEPARATOR BY
BUDI RIYANTO

OIL LEVEL SENSOR


MOTOR VALVE
3WAY MOTOR VALVE/BILGE
DISCHARGE

OVERBOARD
O.D.M

SEPARATION
PROCESS

OIL COLLECT TK

E/R BILGE & WASTE OIL


PIPING SYSTEM
OWS
II . COALESCER
IIII ..GRAVITY SEPARATION
MEMBRANE CARTRIDGE
PRINCIPLE OF SEPARATION UPPER BY
BUDI RIYANTO
BODY
CHAMBER Oil LEVEL
SENSOR MOTOR
IV . OIL DISCHARGE PIPE
The oil collected in the upper & lower oil
sump is discharge from the motor valve.
OIL & Bilge Water GRAVITY
SEPARATION
VALVE

OIL SUMP. INNER

MARPOL
1 PIPE PRESSURE
GAUGE

OIL
COALESCER 2 COLLECT
TANK

Suply bilge to the separator.


PRESSURE
GAUGE 3
MEMBRANE
CARTRIDGE
if used for the first time in more than one
week,pass clean sea water through it for
about 10 minutes before supplying bilge.

WATER
BILGE PUMP LOWER
BODY

E/R.BILGE
E/R BILGE TANK
OWS

BY
BUDI RIYANTO

MARPOL
MOTOR
VALVE
FOR OIL
SEPARATING
TO OIL
COLLECTING
TANK

LEVEL
SENSOR
FOR OIL
OWS
OIL DISCHARGE PIPE
BY
BUDI RIYANTO

The oil collected in the upper & lower oil sump is discharge from the motor valve.

UPPER
BODY
Oil LEVEL MOTOR
SENSOR VALVE

GRAVITY
SEPARATION
OIL SUMP.
PRESSURE
GAUGE

MARPOL
COALESCER OIL
COLLECT
TANK

PRESSURE
GAUGE MEMBRANE
CARTRIDGE
OWS

BY
BUDI RIYANTO

UPPER
BODY
Oil LEVEL
SENSOR MOTOR
VALVE

GRAVITY
O.D.M

MARPOL
SEPARATION
OIL SUMP. OVER
LESS

PRESSURE 15 PPM
GAUGE

COALESCER OIL
COLLECT
TANK

PRESSURE
GAUGE
MEMBRANE
CARTRIDGE
3 WAY
MOTOR
VALVE

LESS THAN 15 PPM

OVER THAN 15 PPM


LOWER
BODY

E/R BILGE TANK


E/R.BILGE TANK
OWS
3 WAY MOTOR VALVE
BY
BUDI RIYANTO

LESS THAN 15 PPM

MARPOL
DISCHARGE TO OVERBOARD

OVER THAN 15 PPM


BACK TO E/R BILGE TK

O.D.M
15 PPM
OWS

BY
BUDI RIYANTO

PRECAUTIONS

MARPOL
• 1. wash or replace membrane cartridge, if separator
differential pressure is not less than 1.0 kg/cm2.

• 2. avoid applying welding and other fire source to the


separator to the protect its inner coating.

• 3. never put chemical processing agent such as


surfactant in the bilge well.

• 4. Keep the separator filled with water except when


water must be removed from it to perform its overhaul
and cleaning or membrane cartridge change or to avoid
possible freezing of its internal holding water.
OWS
PIPING SYSTEM
Waste oil (E/R BILGE-OWS-OIL COLLECTING TK- WASTE OIL TK) BY
BUDI RIYANTO

Tank Transfer from

MARPOL
FO/LO Sludge &
Oil Drain TK

FO.Sludge
TK
Draining
To
E/R BilgeP
WATER
Overboard

Oil colecting Lo.Sludge


tk TK
SLUDGE PUMP

SCAV’
Drain TK

BILGE PUMP

E/R E/R
E/R
Bilge well Bilge holding TK Bilge well
NEXT
Waste oil Transfering
THE WASTE OIL INCINERATOR
the waste oil from sludge Tank
Tank or oil collecting Tank of OWS 1. Safety thermostat
‘A’ OIL 2. Solid waste dump chute
Tank
3. Cooling fan
4. Waste oil burner BY
BUDI RIYANTO
5. Auxiliary burner
6. Waste oil strainer
s 7. Waste oil pump
8. Waste oil regulator valve
T 9. Safety valve
PM
10. Waste oil solenoide valve
To
E/R Bilge P

10 S
Combustion
PS 2
P Chamber

PS
S
SP
P 19
15 17 20
16
None of ships is permitted to discharge oil18
into the sea
at any place & any reason.
For 11.
disposal waste oilair
Combustion , therefore,
regulatorthe ship operator is obliged
16.toFuel
leave
oilthe matter to the care of a proper shorebased incinerating facility or to burn it out aboard.
cleaner
12. Needle valve Fully realizing the significance of protection of marine
17. Solenoid environments
pump & burner
for auxiliary of the Duties & responsibilities of ship operators,
13. Air pressure gauge 18. Fuel pressure gauge
Engineering Cadet Club dedicate this presentation to indonesian seafares how to dispose of waste oil safely & economically aboard ship.
14. Air pressure switch 19. Fuel pressure switch
Please 15.
be sure
Stoptovalve
learn in this presentation carefully as it has been designed
20. Fuel to give
solenoid you full knowledge of correct operation that would help you operate your waste oil
valve
incinerator most economically & safely for an extend period. end
FLUE GAS
1. Preheating
6. 4.VERIFICATION
THE2. the waste
SETTING
DRAINING OFOF oil
THE
3.VERIFICATION OF THE
Waste oil Transfering
BY
BUDI RIYANTO
SAFETY
AIR
During
tank
PRESSURE
AUXILIARY
THERMOSTAT
or after the BURNERFOR
preheating THE
Tank the waste oil from sludge Tank The ordinary
5.
Before
WASTE
safety
OTHER
of the waster
7. VERIFICATION
The OIL
thermostat
PRECAUTION
waste
operational,
BURNER
oiloil
should
OFonTHE
tank,
be
the
or oil collecting Tank of OWS be preheated
vent trunkup
Completely todischarge
DAMPER
has about 80 ºthe to
been vactory sure
‘A’ OIL Check Adjust
field-strip that the
theeach combustion
componen
auxiliay burner, air
C. Ifdrain.wheter
the
set waster
at 300 oil
º C.
thehasfor an
wastethe oil
If the
device inlet
vent valve
function todisc,
is providedregulate withthe a
clean
extremely
alone
the
canhigh
purpose
pressure ofisof
baffle order.Any
viscosity,
sustain operating it part
nozle
combustion
combution
tip
damper,make
found defective ofsure that the
80ºC &safety,be
should ignition
or air.The
not
plug
be preheated
sure
is dependent
standard toshould
soot
up
check to be
& other
on its
setting theis
repaired damper
foreign is
or replaced
objects.Makeopened. before
sure
aboutbefore
setting
conten 110
of theº drain
C.
incenerator
in it.it is
0,2 to o,4
that fueloperation.If kg/cm².If
tank (A’oil) is filled.
operation. the
recommended to
combustion air line pressuredischarge
necessary,readjust
Never
drain
is fail
to atominimum.Also
changeable,set purge air the it.
from
inlet
s
the
dischargefuel line
pressure drainextending
0,2 from
to 30% from
thehigher
drain
the
plugthanfuel
provided
the tank to auxiliaryof
in the bottom
standard setting.For
Draining PM
T burner.Clean
the waste oilthe
the setting oil
strinerof cleaner
in the
the
To
E/R Bilge P without
waste oil
combustionair pressure,afail
line.
regulator is to be used.For
fine pressure
adjustment,use the needle
Combustion air for waste S valve.
oil burner
Combustion
PS
P Chamber

MARPOL
PS
S
SP
P
Flushing water
BY
BUDI RIYANTO

Trap type

Vent..P
Marine sanitation device (MSD)
Soil . P

for Sewage treatment device

MARPOL
utiliting biological sytems

Discharge.P

Blower
Discharge.P

Cleaning water
Flushing water
IMPORTANCE
CAUTION
CAUTION BY
BUDI RIYANTO
➢➢Sewage
The nottreatment
Doaeration use chemicals
blower devices
should utiliting
for cleaning biological
toilet. system must have
be run continuously.
of
periodic maintenance.
The
Theinteruption
chemicals will of itsaffect
continous
& kill running
the microorganisms
will kill the microorganisms
in the tank.This within
will cause
the loss
Trap type Microorganisms onwill
packing
sewage
of purification
treatment ability.
tank.This causemedia
loss of will
the Die & performace
purification will be reduced.
ability.resulting in
the production isof a poisonous gas or a bad smell.Also, there is aout
possibility that the
Resulting Ifinitthe not carefully of
production maintained
poisionousor gasif it
orallowed to get
a bad smell.Use of balance.
a cleaner which
air discharge nozzle clogs.
Soil . P

does not give damage to the Microorganisms.

MARPOL
Check the air vent pipe for the clogging because of sewage or dewing
If the pipe clogs in this way, the Toilet seal water trap will be broken by the back

Vent..P
pressure of the aeration blower,thereby causing the toilet water to splash & at the
same time resulting in emission of a poisonous bad smell. Also, the splashes dirty
your clothes & surrounding area.

Discharge.P THE PAPER TOtoilet


BE USED
Flush water for the bowl IN THEbe
should
TOILET SHOULD BE SOLUBLE
Sea water, brackish water or fresh water. IN
WATER
Blower But mixtures are not recommended.
Discharge.P

Stuffs which
Using are insoluble
different in water,such
waters alternately willas
sanitary product,should not be
have an adverse effect on the thrown in
to toilet but be thrown
microorganisms.The into a waster-
incubation periode
(period
basketinplaced
whichinthethemicroorganisms are
toilet.These stuffs
generate
may cause&thestabilized)
cloggingisor approximately
failure of the
one week, irrespective
pump. of the type of
water used.

Cleaning water

THE SEWAGE TREATMENT DEVICE


Safety Instructions
Flushing water
NOTES
1. “H1” should be made higher than the L.W.L BY
BUDI RIYANTO
2.. “H2” should be made higher than the top of the Tank.
3. The vent pipe of the unit should be installed with a slope to avoid blocking the piping by the
Trap type condensed water.
4. The Vent Pipe should be piped to a place where the air is not still, and the top of the pipe

Vent..P
should be bent downward.
Soil . P

5. Pay attention to the piping so that water will not flow back from the Sea into the Tank.

MARPOL
Discharge.P
H1

H2

150 50
Discharge.P

L.W.L Blower

40
Gate valve
Storm valve Discharge Pump
Swing check valve

Screw down check


LIGHT.
Cleaning water globe valve
W.L

40
PIPING DIAGRAM
THE SEWAGE TREATMENT DEVICE
BY
BUDI RIYANTO

MARPOL
BALTIC SEA
SPECIAL AREA FOR OIL &
GARBAGE

SPECIAL AREA FOR OIL EUROPE

BLACK SEA
USA SPECIAL AREA FOR OIL &
GARBAGE

PANAMA
SPECIAL AREA FOR GARBAGE

SAUDI ARABIA INDIA

AFRICA

ADEN SPECIAL AREA FOR OIL


BY
BUDI RIYANTO

DISCHARGE OF OILY MIXTURES & BALLAST

MARPOL
DISTANCE FROM THE NEAREST LAND”IN NAUTICAL MILES
0-50 ➢50 SPECIAL AREA ANTARTICA
CARGO TANKS CLEAN OR SEGREGATED OILY MIXTURES CLEAN OR SEGREGATED BALLAST
BALLAST
MACHINERY
SPACES <15PPM <15PPM+ AUTOMATIC NONE
STOPPING DEVICE
DISPOSAL OF GARBAGE BY
BUDI RIYANTO

DISTANCE FROM THE NEAREST SPECIAL


GARBAGE LAND IN NAUTICAL MILES AREA
0-3 3-12 12-25 >25
1 PLASTICS NONE NONE NONE NONE

2 FLOATING DUNNAGE, LINING OR PACKING NONE NONE YES


MATERIAL

3 GROUND-DOWN PAPER NONE NONE YES NONE


PRODUCTS,RAGS,GLASS, METAL, BOTTLES,
CROCKERY,ETC
4 FOOD WASTE, PAPER PRODUCTS, RAGS, NONE NONE YES YES
GLASS, METAL, BOTTLES, CROCKERY, ETC

5 FOOD WASTE, GENERAL WASTE, NONE YES YES YES > 12 miles
COMMINUTED OR GROUND Offshore

6 INCINERATE ASH NONE NONE YES YES NONE


(EXCLUDING PLASTICS ASH)

COMMINUTED OR GROUND GARBAGE MUST BE ABLE TO PASS THROUGH A SCEEN WITH MESH
SIZE NO LARGER THAN 25 mm,
Note: When garbage is mixed with other harmful substance which have different disposal or discharge
requirements, the more stringent disposal requirement shell be applied.
MARPOL
COVER
BY
OWS BUDI RIYANTO

OPERATIONAL OWS

OIL SENSOR PICTURE

OIL SENSOR FUCTION

ODM FUCTION

SEWAGE PLANT
ODM PICTURE

PRECAUTION PRECAUTION

FLUE GAS
Flushing water PIPING
Waste oil
Tank Trap type

Vent..P
‘A’ OIL

Soil . P
80º
80ºC

s
Discharge.P

Draining PM
T
To

H1

H2
E/R Bilge P 150 50

Discharge.P
L.W.L Blower
S
Combustion
P PS
Chamber
40

Storm valve Discharge Pump


PS
S
SP LIGHT.
Cleaning water
P W.L

40

BILGE PIPING SYSTEM

INCINERATOR PART
SPECIAL AREA

INCINERATOR OPERATION
DISCHARGE OIL MIX

GARBAGE DISPOSAL

END
Just be the real marine engineer BY
BUDI RIYANTO

We are commited to the duty


MESIN KEMUDI.
Fungsi dikapal adalah untuk menggerakkan daun kemudi, agar arah haluan kapal dapat
dikendalikan sesuai dengan garis haluan yang telah ditentukan.

Menurut tenaga penggeraknya mesin kemudi dapat dibedakan menjadi :


1. Mesin kemudi dengan tenaga penggerak mekanik.
2. Mesin kemudi dengan tenaga penggerak uap.
3. Mesin kemudi dengan tenaga penggerak elektrik.
4. Mesin kemudi dengan tenaga penggerak elektrik hydrolik.
5. Mesin kemudi dengan tenaga elektro hydrolik.

Menurut sistemnya mesin kemudi dapat digolongkan menjadi :


1. Sistem penerima dan sistem pengirim (receiver dan transmiter) dari jarak
jauh disebut Telemotor.
2. Sistem penggerak (mekanik).

Bagian dari sistem Telemotor seperti :


a. Steering stand di wheel house.
b. Sistem hydrolik pada sistem kemudi elektrik hydrolik.
c. Sistem penghantar/penghubung/transmiter pada sistem elektro hydrolik
d. Pilot valve/control valve
Jenis mesin kemudi yang banyak digunakan dikapal –kapal sekarang adalah dari jenis
mesin kemudi Elektro hydrolik, karena :
a. Tidak banyak menimbulkan kebisingan.
b. Lebih praktis/hemat tempat.
c. Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak.
d. Mempunyai kemampuan daya yang besar.
e. Tidak banyak pemeliharaannya.

Persyaratan-persyaratan instalasi mesin kemudi yang dipasang dikapal sesuai solas :


1.Harus ada instalasi kemudi utama dan instalasi kemudi darurat.
2. Bila ada dua instalasi utama , maka instalasi darurat tidak diperlukan.
3. Kemudi darurat harus dapat mengemudikan kapal dengan baik pada
kecepatan diatas maksimum.
4. Harus dilengkapi indikator baik diruang mesin kemudi maupun di anjungan.
5. Instalasi kemudi utama harus dapat menggerakkan daun kemudi ke 350
kearah kiri dan kearah kanan paling lambat 28 detik.
6. Minyak kemudi yang digunakan tidak boleh membeku berapapun
dinginnya suhu udara
7. Aliran listrik harus ada 2 yang berbeda sumber.
8. Kemudi harus mudah dilayani dalam segala cuaca
9. Roda tangan harus mudah digerakan secara mekanik.
10. Harus dilengkapi sarana komunikasi
STEERING STAND/GIRO KOMPAS
MERAWAT MESIN KEMUDI.
a. Menjaga tinggi minyak lumas pada tanki riciever .
b. Sebelum melakukan pelayaran selalu dicoba gerakan gerakan kemudi kekiri
dan kekanan secara berulang-ulang.
c. Selalu mencocokkan indikator dianjungan dengan yang ada di ruang mesin
kemudi harus sama.
d. Lakukan pengontrolan dengan cermat dan teliti saat mesin sedang
bekerja.
e. Menjaga kebersihan ruang mesin kemudi.
f. Laporkan bila terjadi kelainan dan segera lakukan tindakan.
FUNGSI MESIN KEMUDI DARURAT adalah
a. Untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai dalam solas.
b. Untuk menggerakkan daun kemudi secara manual, terutama saat kemudi
utama tidak berfungsi.
Persyaratannya :
a. Harus dapat digerakkan secara manual dengan mudah.
b. Dapat digerakkan sewaktu-waktu dalam keadaan apun juga.
c. Mampu menggerakkan daun kemudi dengan ringan.
TUGAS
1. Jelaskan fungsi mesin kemudi diatas kapal anda.
2. Sebutkan jenis-jenis mesin kemudi menurut tenaga penggeraknya.
3. Apa yang disebut Telemotor, dan sebutkan serta jelaskan masing-masing yang termasuk
bagian telemotor tersebut.
4. Jenis mesin kemudi yang mana, yang paling banyak digunakan dikapal, jelaskan alasannya.
5. Sebutkan persyaratan-persyaratan mesin kemudi yang akan digunakan dikapal.
6. Jelaskan fungsi mesin kemudi darurat dikapal.
7. Sebutkan persyaratan mesin kemudi darurat dikapal.
8. Jelaskan bagaimana melakukan perawatan mesin kemudi dikapal.
9. Gambarkan jenis mesin kemudi Elektrik hydrolik lengkap dengan keterangan yang jelas.
10. Gambarkan pula jenis mesin kemudi Elektro hydrolik lengkap denganketerangan yang jelas.
Prinsip kerjanya adalah
MS. KEMUDI ELEKTRO HYDROLIK bila strering stan yang
berada dianjungan diputar
kekanan, maka elektrik
transmition akan
meneruskan perintah
tersebut yang diterima
oleh pilot valve, yang
kemudian diteruskan
dengan cairan hydrolik
yang ditekan oleh pompa
unit 1 atau unit 2
menggerakkan stering
motor dan sekaligus
memutar poros daun
kemudi kearah kanan
bersama-sama daun
kemudi, sehingga haluan
kapal bergerak kearah
kanan.
TELEMOTOR MESIN KEMUDI ELECTO HYRAULIC

TRANSMITER Susunan Bagian dan Fungsi


TELEMOTOR b a. Hele (roda kemudi dianjungan)
b. Gear Wheel (Roda gigi utk mengatur
a
piston)
c. Piston/Plunger (Mengisap/menekan
minyak)
d. Oil pump (Pompa oli)
e. Cylinder (tempat plunger bergerak)
f. Spring (Mengembalikan posisi plunger)
K g. Equilizing pressure port (lobang katup
pada piston untuk perata tekanan agar
tidak terjadi tekanan lebih)
h. Safety Vlave (katup kemanan untuk
memblow up bila tekanan minyak
mencapai 18 kg/cm2)
RECEIVER TELEMOTOR i. Suplement valve (Katup penambah
minyak dlm sistem)
j. Oil filling tank (tanki penampungan LO
saat pengisian minyak dlm sistem)
k. Air valve (Katup untuk mengeluarkan
udara dari sistem)
PRINSIP KERJA TELEMOTOR

SISTEM KERJA DIBAGI 2 BAGIAN :


1. Wheel House (Transmitter Telemotor)
2. Steering Gear (Receiver Telemotor)

• Cara Kerja :
Jika Hele diputar kekanan maka, Gearwheel akan berputar selanjutnya Menekan
piston turun/naik menekan minyak Pompa meneruskan minyak ke receiver
telemotor melaui pipa Minyak masuk cylinder menekan plunger kekanan
Sehingga Rudder bergerak kekanan melalui rudder stick Untuk dikembalikan
ketengah digerakan oleh fungsi gaya spring (Pegas) Demikian pula sebaliknya bila
diputar kekiri
POMPA HELE SHAW

a
a
dd
KETERANGAN
c
a. Pump housing (rumah
ee pompa)
b. Connecting ring (ring
gg b penghantar)
c. Slide Shoes (sepatu hantar)
f g d. Plunger (plunyer)
e. Cylinder (silinder)
h
f. Dinding pemisah
h g. Oil port (lobang pelumas)
h. Oil port (lobang pelumas)
i. Rod (batang penghubung)
PRINSIP KERJA POMPA HELESHAW

CINCIN PENGANTAR DIPASANG KONSENTRIS TERHADAP RUMAH POMPA


– Cylinder (e) dalamnya terpasang plunger (d) terpasang secara radial arah ketitik pusat shg
susunan piston bintang

– Pemisah berfungsi sebagai pemisah lobang minyak (g) dan (h) dan terhubung dengan pipa ke
ram cylinder kemudi

– Apabila cincin (b) konsisten terhadap rumah pompa (a) maka plunger (d) tetap selama
berputar dengan demikian tidak ada penghasilan.

– Apabila cincin (b) eksentris terhadap rumah pompa (a) pindah kekiri maka plunger (d) selama
berputar pada bagian kiri lebih jauh dari titik pusat dari pada bagian kanan berarti plunger
1,2,3,4 mengisap minyak melalui lobang (g) sedangkan plunger 5,6,7, dalam silinder (c) makin
sempit dan menekan minyak melalui lobang

– Apabila cincin Pengantar (b) berpindah kekanan eksentris terhadap rumah pompa (a) maka
plunger (d) selama berputar makin lama makin kecil sehingga plunger 1,2,3,4 menekan minyak
melalui lobang (g) sedangkan plunger 5,6,7, selama berputar menekan minyak pada lobang (h)
MESIN KEMUDI LISTRIK
1. Motor listrik shunt (electro
motor)
MESIN KEMUDI LISTRIK 2. Generator kemudi (Rudder
3 ( ELECTRIC STEERING GEAR generator)
3. Generator pembangkit (exciter
Ra
generator)
2
1 3
12 B” B B’
4. . Motor listrik kemudi (rudder
12 electromotor)
S10
(+) A C 5. Gigi cacing (worm gear)
S30

11
6. Roda cacing (worm wheel)
13
D’
D” D 7. Gigi antara (pinion)

4
RK 8. Kwadrant ( kwadrant
(+) (-) 8

10
9. Poros kemudi (rudder stock)
7
5 10. Kemudi (rudder)
6 9 11. & 12Batang berulir (screw rod)
13. Gigi kerucut (cone gear)
14. Roda kemudi (helm)

RA. Tahanan Anjungan (wheel house resistance)


RK. Tahanan Kemudi (Steering Resistance)
BAGIAN – BAGIAN MESIN KEMUDI LISTRIK DAN FUNGSINYA
1. Motor Listrik Shunt merupakan penggerak generator kemudi (2) dan juga generator
pembangkit (3) karena seporos
2. Generator kemudi gunanya sebagai pembangkit listrik untuk menggerakan motor kemudi
(4)
3. Generator pembangkit sebagai penguat terhadap generator kemudi
4. Motor listrik kemudi gunanya menggerak rudder (10) melalui gigi tranmisi dan kwadrant
(8)
5. Gigi cacing gunanya untuk menggerakan roda cacing (6)
6. Roda cacing (6) gunanya untuk menggerakan gigi antara (7) karena cacing dan gigi
antara sepusat
7. Gigi antara gunanya untuk menggerakan kwadrant kemudi (8)
8. Kwadran (8) berfungsi menggerakan poros kemudi (9)
9. Poros kemudi menggerakan kemudi (10)
10. Kemudi mengarahkan kapal
11. Dan 12, Batang berulir untuk menggerakan kontak (D) dan (B).
12. Gigi krucut untuk menggerakan batang berulir 11 dan 12
13. Roda kemudi di anjungan untuk mengontrol indicator kemudi.
MESIN KEMUDI DARI JENIS
ELEKTRO HYDROLIK DENGAN
DOUBLE RAM
MESIN KEMUDI.
Fungsi dikapal adalah untuk menggerakkan daun kemudi, agar arah haluan kapal dapat
dikendalikan sesuai dengan garis haluan yang telah ditentukan.

Menurut tenaga penggeraknya mesin kemudi dapat dibedakan menjadi :


1. Mesin kemudi dengan tenaga penggerak mekanik.
2. Mesin kemudi dengan tenaga penggerak uap.
3. Mesin kemudi dengan tenaga penggerak elektrik.
4. Mesin kemudi dengan tenaga penggerak elektrik hydrolik.
5. Mesin kemudi dengan tenaga elektro hydrolik.

Menurut sistemnya mesin kemudi dapat digolongkan menjadi :


1. Sistem penerima dan sistem pengirim (receiver dan transmiter) dari jarak
jauh disebut Telemotor.
2. Sistem penggerak (mekanik).

Bagian dari sistem Telemotor seperti :


a. Steering stand di wheel house.
b. Sistem hydrolik pada sistem kemudi elektrik hydrolik.
c. Sistem penghantar/penghubung/transmiter pada sistem elektro hydrolik
d. Pilot valve/control valve
Jenis mesin kemudi yang banyak digunakan dikapal –kapal sekarang adalah dari jenis
mesin kemudi Elektro hydrolik, karena :
a. Tidak banyak menimbulkan kebisingan.
b. Lebih praktis/hemat tempat.
c. Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak.
d. Mempunyai kemampuan daya yang besar.
e. Tidak banyak pemeliharaannya.

Persyaratan-persyaratan instalasi mesin kemudi yang dipasang dikapal sesuai solas :


1.Harus ada instalasi kemudi utama dan instalasi kemudi darurat.
2. Bila ada dua instalasi utama , maka instalasi darurat tidak diperlukan.
3. Kemudi darurat harus dapat mengemudikan kapal dengan baik pada
kecepatan diatas maksimum.
4. Harus dilengkapi indikator baik diruang mesin kemudi maupun di anjungan.
5. Instalasi kemudi utama harus dapat menggerakkan daun kemudi ke 350
kearah kiri dan kearah kanan paling lambat 28 detik.
6. Minyak kemudi yang digunakan tidak boleh membeku berapapun
dinginnya suhu udara
7. Aliran listrik harus ada 2 yang berbeda sumber.
8. Kemudi harus mudah dilayani dalam segala cuaca
9. Roda tangan harus mudah digerakan secara mekanik.
10. Harus dilengkapi sarana komunikasi
STEERING STAND/GIRO KOMPAS
MERAWAT MESIN KEMUDI.
a. Menjaga tinggi minyak lumas pada tanki riciever .
b. Sebelum melakukan pelayaran selalu dicoba gerakan gerakan kemudi kekiri
dan kekanan secara berulang-ulang.
c. Selalu mencocokkan indikator dianjungan dengan yang ada di ruang mesin
kemudi harus sama.
d. Lakukan pengontrolan dengan cermat dan teliti saat mesin sedang
bekerja.
e. Menjaga kebersihan ruang mesin kemudi.
f. Laporkan bila terjadi kelainan dan segera lakukan tindakan.
FUNGSI MESIN KEMUDI DARURAT adalah
a. Untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai dalam solas.
b. Untuk menggerakkan daun kemudi secara manual, terutama saat kemudi
utama tidak berfungsi.
Persyaratannya :
a. Harus dapat digerakkan secara manual dengan mudah.
b. Dapat digerakkan sewaktu-waktu dalam keadaan apun juga.
c. Mampu menggerakkan daun kemudi dengan ringan.
TUGAS
1. Jelaskan fungsi mesin kemudi diatas kapal anda.
2. Sebutkan jenis-jenis mesin kemudi menurut tenaga penggeraknya.
3. Apa yang disebut Telemotor, dan sebutkan serta jelaskan masing-masing yang termasuk
bagian telemotor tersebut.
4. Jenis mesin kemudi yang mana, yang paling banyak digunakan dikapal, jelaskan alasannya.
5. Sebutkan persyaratan-persyaratan mesin kemudi yang akan digunakan dikapal.
6. Jelaskan fungsi mesin kemudi darurat dikapal.
7. Sebutkan persyaratan mesin kemudi darurat dikapal.
8. Jelaskan bagaimana melakukan perawatan mesin kemudi dikapal.
9. Gambarkan jenis mesin kemudi Elektrik hydrolik lengkap dengan keterangan yang jelas.
10. Gambarkan pula jenis mesin kemudi Elektro hydrolik lengkap denganketerangan yang jelas.
Prinsip kerjanya adalah
MS. KEMUDI ELEKTRO HYDROLIK bila strering stan yang
berada dianjungan diputar
kekanan, maka elektrik
transmition akan
meneruskan perintah
tersebut yang diterima
oleh pilot valve, yang
kemudian diteruskan
dengan cairan hydrolik
yang ditekan oleh pompa
unit 1 atau unit 2
menggerakkan stering
motor dan sekaligus
memutar poros daun
kemudi kearah kanan
bersama-sama daun
kemudi, sehingga haluan
kapal bergerak kearah
kanan.
TELEMOTOR MESIN KEMUDI ELECTO HYRAULIC

TRANSMITER Susunan Bagian dan Fungsi


TELEMOTOR b a. Hele (roda kemudi dianjungan)
b. Gear Wheel (Roda gigi utk mengatur
a
piston)
c. Piston/Plunger (Mengisap/menekan
minyak)
d. Oil pump (Pompa oli)
e. Cylinder (tempat plunger bergerak)
f. Spring (Mengembalikan posisi plunger)
K g. Equilizing pressure port (lobang katup
pada piston untuk perata tekanan agar
tidak terjadi tekanan lebih)
h. Safety Vlave (katup kemanan untuk
memblow up bila tekanan minyak
mencapai 18 kg/cm2)
RECEIVER TELEMOTOR i. Suplement valve (Katup penambah
minyak dlm sistem)
j. Oil filling tank (tanki penampungan LO
saat pengisian minyak dlm sistem)
k. Air valve (Katup untuk mengeluarkan
udara dari sistem)
PRINSIP KERJA TELEMOTOR

SISTEM KERJA DIBAGI 2 BAGIAN :


1. Wheel House (Transmitter Telemotor)
2. Steering Gear (Receiver Telemotor)

• Cara Kerja :
Jika Hele diputar kekanan maka, Gearwheel akan berputar selanjutnya Menekan
piston turun/naik menekan minyak Pompa meneruskan minyak ke receiver
telemotor melaui pipa Minyak masuk cylinder menekan plunger kekanan
Sehingga Rudder bergerak kekanan melalui rudder stick Untuk dikembalikan
ketengah digerakan oleh fungsi gaya spring (Pegas) Demikian pula sebaliknya bila
diputar kekiri
POMPA HELE SHAW

a
a
dd
KETERANGAN
c
a. Pump housing (rumah
ee pompa)
b. Connecting ring (ring
gg b penghantar)
c. Slide Shoes (sepatu hantar)
f g d. Plunger (plunyer)
e. Cylinder (silinder)
h
f. Dinding pemisah
h g. Oil port (lobang pelumas)
h. Oil port (lobang pelumas)
i. Rod (batang penghubung)
PRINSIP KERJA POMPA HELESHAW

CINCIN PENGANTAR DIPASANG KONSENTRIS TERHADAP RUMAH POMPA


– Cylinder (e) dalamnya terpasang plunger (d) terpasang secara radial arah ketitik pusat shg
susunan piston bintang

– Pemisah berfungsi sebagai pemisah lobang minyak (g) dan (h) dan terhubung dengan pipa ke
ram cylinder kemudi

– Apabila cincin (b) konsisten terhadap rumah pompa (a) maka plunger (d) tetap selama
berputar dengan demikian tidak ada penghasilan.

– Apabila cincin (b) eksentris terhadap rumah pompa (a) pindah kekiri maka plunger (d) selama
berputar pada bagian kiri lebih jauh dari titik pusat dari pada bagian kanan berarti plunger
1,2,3,4 mengisap minyak melalui lobang (g) sedangkan plunger 5,6,7, dalam silinder (c) makin
sempit dan menekan minyak melalui lobang

– Apabila cincin Pengantar (b) berpindah kekanan eksentris terhadap rumah pompa (a) maka
plunger (d) selama berputar makin lama makin kecil sehingga plunger 1,2,3,4 menekan minyak
melalui lobang (g) sedangkan plunger 5,6,7, selama berputar menekan minyak pada lobang (h)
MESIN KEMUDI LISTRIK
1. Motor listrik shunt (electro
motor)
MESIN KEMUDI LISTRIK 2. Generator kemudi (Rudder
3 ( ELECTRIC STEERING GEAR generator)
3. Generator pembangkit (exciter
Ra
generator)
2
1 3
12 B” B B’
4. . Motor listrik kemudi (rudder
12 electromotor)
S10
(+) A C 5. Gigi cacing (worm gear)
S30

11
6. Roda cacing (worm wheel)
13
D’
D” D 7. Gigi antara (pinion)

4
RK 8. Kwadrant ( kwadrant
(+) (-) 8

10
9. Poros kemudi (rudder stock)
7
5 10. Kemudi (rudder)
6 9 11. & 12Batang berulir (screw rod)
13. Gigi kerucut (cone gear)
14. Roda kemudi (helm)

RA. Tahanan Anjungan (wheel house resistance)


RK. Tahanan Kemudi (Steering Resistance)
BAGIAN – BAGIAN MESIN KEMUDI LISTRIK DAN FUNGSINYA
1. Motor Listrik Shunt merupakan penggerak generator kemudi (2) dan juga generator
pembangkit (3) karena seporos
2. Generator kemudi gunanya sebagai pembangkit listrik untuk menggerakan motor kemudi
(4)
3. Generator pembangkit sebagai penguat terhadap generator kemudi
4. Motor listrik kemudi gunanya menggerak rudder (10) melalui gigi tranmisi dan kwadrant
(8)
5. Gigi cacing gunanya untuk menggerakan roda cacing (6)
6. Roda cacing (6) gunanya untuk menggerakan gigi antara (7) karena cacing dan gigi
antara sepusat
7. Gigi antara gunanya untuk menggerakan kwadrant kemudi (8)
8. Kwadran (8) berfungsi menggerakan poros kemudi (9)
9. Poros kemudi menggerakan kemudi (10)
10. Kemudi mengarahkan kapal
11. Dan 12, Batang berulir untuk menggerakan kontak (D) dan (B).
12. Gigi krucut untuk menggerakan batang berulir 11 dan 12
13. Roda kemudi di anjungan untuk mengontrol indicator kemudi.
MESIN KEMUDI DARI JENIS
ELEKTRO HYDROLIK DENGAN
DOUBLE RAM
Inert Gas Systems
1. REFERENCE
SOLAS Chapter II-2 (59 & 62)
ISGOTT Chapter 10
2. Inert Gas Systems

Inert Gas:

“A Gas or mixture of gases, such as


flue gas, containing insufficient oxygen
to support the combustion of
hydrocarbon gas”
2.1. Inert Gas Systems
Required by :
• All tankers 20,000 tonnes DWT and upwards
• All tankers operating COW
• Not Required by:
• Vessels 20,000~40,000 DWT built before May
1980 carrying petroleum cargoes other than crude
fitted with tank washing m/c having a through put
<60m3/hr
2.2. Inert Gas Systems
IGS & Venting System must allow for

•Gas Freeing
•Purging
•Inerting
•Breathing
•Cargo and Ballast handling
•Tank Entry
2.3. Inert Gas Systems

APPROVED SYSTEMS:

 Treated flue gas system from main or


auxiliary boilers.
 Inert gas generators.
 CO2 only where approved by
administration.
3. Inert Gas System Provisions

3.1. Must be capable of supplying Inert Gas to all


cargo tanks at a rate greater than the maximum
discharge rate of the Cargo (125%).

3.2. Must be capable of supplying Inert Gas with an


oxygen content less than 5% for all new tankers
built after 1980.
4. Double Hull Tankers – Constructed
on or after 1 Oct 1994

Double Hull and double bottom spaces shall be


fitted with suitable connections for supply of air.
Tanker fitted with IGS:
• Double hull spaces fitted with suitable
connections for supply of IG
4.1. . Double Hull Tankers –
Constructed on or after 1 Oct 1994

Where hull spaces are connected to


permanently fitted IG distribution system…
…means shall be provided to prevent hydrocarbon
gases from cargo tanks entering
double hull spaces through the system.
4.2. Double Hull Tankers – Constructed
on or after 1st Oct 1994

• Where spaces not permanently


connected to IG distribution system,
means shall be provided to allow
connection to the I.G. Main.
5. Cargo Tank Secondary
Protection Legislation

• 1 July 1998: SOLAS Amendments


• Regulation 59
– Secondary P-V relief system to
back-up the primary P-V Valves.
– Alternatively, tank pressure sensors to be
installed with alarms for over or under
pressure condition.
5.1. Cargo Tank Secondary Protection
Legislation

• Requirements shall be complied with at 1st


scheduled dry docking after 1 July 1998 but
no later than 1 July 2001.
Mast riser
Fresh air intake

Deck Non-return
Demister P/V breaker
Water valve
Seal

Fans

Isolating
Scrubber valve
O2 analysers Branch line

Source P/V valve


Cargo Tank
6. SCRUBBER TOWER

Cools & Cleans Flue Gas


Removes Sulphur Dioxide &
Soot
Gas passes through
seawater & impingement
plates
Water level to be
maintained
Demister removes
accumulated moisture
7. Inert Gas Blowers
(Fans)

2 Blowers to deliver IG to
cargo tanks
Combined capacity not less
than 125% of max discharge
rate of cargo pumps
8. Oxygen Analyser

Fixed O2 analysers

Monitor & record O2


content of IG

Max O2 content -
5% by volume
(SOLAS)
9. DECK WATER SEAL
Non-mechanical, non-return valve
Prevents backflow of gases from
cargo tanks to E/R
IG delivered
to deck main
IG from E/R
passes
through water
seal
Back pressure
from deck
Water main
displaced to
seal the
delivery line
9.1. Deck Water Seal - Wet Type
9.2. Water Seal Level
Indicator
9.3. Deck Water Seal – Wet Type
Advantages :
• Better water seal as compared to Semi-
Dry and Dry type.

Disadvantages :
• Water “Carried over” high as
compared to Semi-Dry and Dry type.
• Increase Corrosion.
9.4. Deck Water Seal – Semi-Dry Type

Advantages :
Moisture “carry over” is minimum.

Drawback :
• Blockage of the Venturi pipeline.
• Blockage of pipeline connecting the
holding tank to Free-flow pipe into loop.
9.5. Deck water Seal – Semi-Dry Type
9.6. Deck Water Seal - Dry Type

Advantage
Water carry-over is prevented.

Drawback
Risk of failure in the automatically
controlled valves which may render the
water seal ineffective.
9.7. Deck Water Seal - Dry Type
10. PRESSURE/VACUUM BREAKER
Protects deck main (& tanks common with the
main) from over/under pressurisation
Liquid filled
Oil or water/glycol solution
Correct levels to be maintained
Over-pressurisation
Pressure from
deck main
Liquid displaced
to allow pressure
to dissipate
Under-pressurisation
Vacuum in deck
main
Liquid gives way
to outside
atmosphere
11. MAST RISER
To vent cargo/IG vapours to
atmosphere during loading
Common venting with single deck main
& single mast riser
Common venting with separate IG &
vent mains and single mast riser
Individual tank venting with high
velocity vents on each tank
BLOCK VALVE / BRANCH LINE VALVE
Isolates tank from deck main
12. PRESSURE/VACUUM VALVE

Protects tank from


over/under pressurisation
Set to operate between
about 2100mm water
gauge (WG) pressure &
350mm WG vacuum
Pressure from cargo
tank will unseat
pressure disc
A vacuum in the tank
will unseat the
vacuum disk
IG Control System
13. Gas Replacement Methods
• Dilution or Displacement?
• Method employed dependant on arrangement
• More than 1 arrangement may be incorporated
on any particular ship…
Inlet Outlet Method
1. top top dilution
2. bottom top dilution
3. top bottom either
13.1. Inlet Outlet Method
top top dilution
13.2. Inlet Outlet Method
bottom top dilution
13.3. Inlet Outlet Method
top bottom either
14. Safety Considerations
• Backflow of cargo gases
– Non-return valves / water seals
– Correct maintenance & operation
• Health hazards
– Oxygen deficiency
• Tank entry procedures
– Toxicity
• Tank pressures
– Over & under pressurisation
• Electrostatic hazards
– Inerting a flammable atmosphere
15. Alarm Requirements

 Low water pressure/flow


 High water level in scrubber
 High I.G. temperature

Any of these alarms should cause automatic shut


down of the blowers and regulating v/v
15.1. Alarm Requirements

 Failure of I.G. blowers, (gas regulating v/v


should close).
 O2 content > 5% by volume.
 Failure of power supply to regulating v/v
control system.
 Low water level in Deck Water Seal
15.2. Alarm Requirements

 Low I.G pressure < 100mm W.G.


 High I.G. pressure.
Additional requirements for I.G. generators:
• Insufficient fuel supply
• Power failure to generator
• Power failure to control system
16. Portable Instruments
• O2 analysers to monitor cargo tank atmospheres
• Combustible gas indicators to test cargo tank
atmospheres (% LEL)
• Gas indicators to test hydrocarbon content of
cargo tanks in inerted condition
17. Operational Procedures
Start-up Procedures :-
• Check flue gas supply from boiler
• Check water supply to scrubber and DWS
– Test alarms & shut-down systems
• Open flue gas isolating valve to scrubber tower
• Open blower suction & delivery valves
• Start IG blower
– Test alarm
• Open IG regulating valve
– Pass IG to mast riser OR recirculate
• Check O2 content of supplied gas
17.1. Operational Procedures
Shut-down Procedures :-
• When tanks are pressurised, close deck isolating valve
• Shut-down IG blower
• Close blower suction & discharge valves
• Close flue gas primary isolating valve
• Flush scrubber & blower with water
• Maintain water supply to deck water seal
18. G Plant Problems
High O2 content of flue gas

• Poor boiler combustion control


• Boiler output less than blower uptake
– Ingress of air
• Air leaking into boiler uptake or between uptake
and blower
• Faulty calibration of fixed O2 analyser
18.1. IG Plant Problems
Cannot maintain positive pressure in tanks

• During discharge or de-ballasting


• Closure of valves in delivery system
• Inadequate blower output / high discharge rate
18.2. IG Plant Problems
• Component Flue gas isolating valves

• Malfunctions Soot deposits; corrosion; defective seals

• Effect Sticking; leakage of flue gas

• Consequences Start-up problems; corrosion of scrubber


& flue gas line; control equipment
failures; alarm failures
18.3. IG Plant Problems
• Component Scrubber

Cooling water failure; corrosion/erosion


• Malfunctions of nozzles & pipes; shell corrosion;
clogged demisters & filters

• Effect Over-heating of system; ineffective SO2


extraction; leakages; gas pressure
drop

• Consequences Secondary damage to other components;


operational problems; ingress of air
18.4. IG Plant Problems
• Component Scrubber effluent line & O/B valve

• Malfunctions Corrosion damage

• Effect Leakage to engine room

• Consequences Engine room flooding


18.5. IG Plant Problems
• Component IG Blowers

Soot deposits; corrosion; misalignment;


• Malfunctions local vibrations

• Effect Imbalance; gas leakage; bearing fatigue

• Consequences Bearing damage; toxic hazard; damage


to blower
18.6. IG Plant Problems
• Component Mechanical non-return valve

• Malfunctions Soot deposits; corrosion

• Effect Sticking; leakage at valve

• Consequences Operational disturbance; loss of pressure


18.7. IG Plant Problems
• Component PV Valves

• Malfunctions Soot deposits; corrosion

• Effect Sticking; leakage at valve

• Consequences Damage to tanks from excessive


pressure
18.8. IG Plant Problems
• Component PV Breakers

• Malfunctions Lack of liquid; excessive liquid

• Effect No back-up to PV valve; no deck main


protection

• Consequences Gas release to atmosphere; structural


damage
Prinsip kerja mesin jangkar hydrolik sbb :
Pertama-tama motor listrik di ON kan untuk menggerakan po
hydroliknya, sekaligus mensirkulasikan cairan hydrolik yang ad
sistem. Apabila control hendle digerakkan kekiri atau kekanan
cairan hydrolik akan menggerakkan motor hydrolik. Pada mot
ini dilengkapi dengan gigi penghubung ke poros utama, karen
hydrolik bergerak maka poros utama (primary gear bok) ikut b
Karena poros utama dilengkapi dengan gypsy head (untuk me
tros) dan juga spring dapat menghubungkan dan melepaskan
poros utama dengan gigi penghubung wild cat yang dapat me
rantai jangkar. Dan pada wild cat ini juga dilengkapi pula wild
(pengerim) yang digunakan untuk mengerem saat kopling dile
SISTEM OTOMATISASI DIKAPAL antara lain :
a.Sistem Pniometik
b.Sistem Hydrolik
c.Sistem Elektrik
d.Sistem Elektrolik
Sistem Pneumetik biasanya digunakan untuk
a.On-Off pintu-pintu kedap air
b.On-Off perkakas
c.Semua sistem yang menggunakan tenaga pneumetik

Sistem Hydrolik biasanya digunakan untuk


a. Pinti-pintu kedap air
b. Semua sistem yang tenaga hydrolik
Sistem Elektrik dan Elektro lik biasanya digunakan untuk :
a.Isyarat tanda bahaya
b.Alarm kebakaran
c.Smoke alarm
23. Sistem penataan tangki-tangki.
a. Tangki forpeak
b. Tangki afterpeak
c. Tangki double bottom bahan bakar
d. Tangki double bottom air balas
e. Tangki double bottom air tawar
f. Tangki minyak kotor (slude tank)
g. Tangki koferdam
h. Tangki satling bahan bakar
i. Tangki service bahan bakar
j. Tangki cascade
k. Tangki Hydrofor
l. Tangki Expansi air tawar
m. Tangki samping (wing tank)
n. Lo storege tank
24. Work shop system
a. Mesin-mesin perkakas
b. Perkakas (alat-alat perbengkelan/kunci-kunci)

Anda mungkin juga menyukai