Anda di halaman 1dari 8

MODUL PROJEK

PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


TEMA : Berekayasa dan Berteknologi Untuk Membangun NKRI
TOPIK : Pembuatan Mesin Tetas Telur
FASE D (Kelas VII)

1. INFORMASI UMUM
A. Identitias
Nama Penyusun :
Nama Instusi :
Kelas/Fase :
Alokasi Waktu :
Tahun Pelajaran :

B. Sarana dan Prasarana :


1. Mesin tetas ukuran panjang 60 cm, lebar 35 cm, tingi 35 cm, tinggi kaki mesin 15 cm.
2. Perlengkapan mesin tetas :
1) Termometer
2) Thermostat
3) Rak telur
4) Nampan tempat air
5) Boklam sebagai sumber panas
6) Spidol untuk menandai telur
7) Jadwal membalik telur

C. Target Peserta Didik


Peserta didik reguler kelas VII

D. Relevansi Tema dan Topuk projek untuk satuan pendidikan


Pembibitan adalah usahan untuk membuat bibit. Pembibitan pada ternak ayam adalah memproduksi
anak ayam. Memproduksi anak ayam secara alami dapat di lakukan dengan cara induk ayam
mengerami telur. Sedangkan pembibitan cara yang tidak alami adalah usaha manusia membuat alat
yang berfungsi sebagai pengganti peran induk ayam. Alat tersebut dinamakan mesin tetas telur atau
sering disebut INCUBATOR.
Peternakan ayam atau ternak ayam adalah salah satubidang usaha yang telah banyak dilakukan
oleh masyarakat. Ternak ayam adalah hal yang biasa bagi warga pedesaan karena hampir setiap orang
memelihara ayam kampung. Ada beberapa kriteria dalam beternak ayam yaitu sederhana/alami, semi
modern dan modern. Dilihat dari hasil produknya ternak ayam bisa di kelompokkan sebagai berikut :
 Pembibitan
 Petelor
 Pembesaran
 Pemototngan

3. KOMPONEN INTI
A. Deskripsi singkat Project
Telur tetas merupakan telur fertil atau telah dibuahi, dihasilkan oleh peternakan ayam pembibit,
bukan dari peternakan ayam komersial yang digunakan untuk penetasan. Telur tetas yang digunakan
dalam proses penetas adalah telur yang telah diseleksi. Syarat telur tetas yang baik yaitu sehat dan
produktivitasnya tinggi, umur telur dan kualitas fisik tleur (bentuk, berat, keadaan kerabang). Tujuan
usaha penetasan telur dengan mesin tetas yang tinggi dan berkualitas, keberadaan mesi tetas untuk
tujuan usaha lebih diutamakan adalah tingkat keberhasilan dalam presentase jumlahtelur yang
menetas dalam sekali proses penetasan. Berikut adalah keunggulan menggunakan mesin tetas yaitu :
a) Jumlah telur yang ditetaskan secara serentak bias dalam jumlah banyak, sesuai kapasitas mesin.
b) Hemat waktu dan modal karena tidak membutuhkan jumlah ayam betina dalam jumlah banyak
untuk mengeram.
c) Penetasan bias berlangsung terus menerus.
d) Kontrol telur gampang dilakukan
e) Tingkat keberhasilan mencapai 90% dibanding di eram ayam 60%
f) Mesin tetas bias digunakan untuk menetaskan berbagai macam telur (ayam, bebek, burung)
g) Bisa menghasilkan keuntungan yang berlipat sehingga bias dijadikan usaha sampingan maupun
usaha pokok.
B. Dimensi dan sub-elemen dari Profil Pelajar Pancasila
Dimensi Gotong Royong
Elemen Kolaborasi
Sub elemen Kerjasama
Diakhir Fase Menyelaraskan tindakan sendiridengan tindakan
orang lain untuk melaksanakan kegiataan dan
mencapai tujuan kelompok dilingkungan sekitar,
serta memberi semangat kepada oranglain untuk
bekerja efektif dan mencapai tujuan bersama

Dimensi Kreatif
Elemen Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Sub elemen
Diakhir Fase Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran
dan atau perasaannya dalam bentuk karya atau
tindakan, serta mengevaluasinya dan
mempertimbangkan dampaknya bagi orang lain

C. Tujuan Spesifik
Tujuan spesifik dari kegiatan penguatan profil pelajar pancasila dengan tema “ Berekayasa dan
berteknologi untuk membangun NKRI” dengan topik “Pembuatan mesin tetas telur” adalah agar
peserta didik kelas VII SMP Diponegoro 10 Pekuncen mampu berwirausaha melalui mpembuatan
mesin tetas telur dengan baik dan benar.

Tahapan Kegiatan
Tahapan Pengenalan 1. Mengenali alat dan bahan untuk pembuatan
mesin tetas telur
Tahapan Kontekstualisasi 2. Menyiapkan alat dan bahan pembuatan mesin
tetas telur
3. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan
dalm pembuatan mesin tetas telur
Tahapan Aksi 4. Mengetahui apa itu metode pembuatan mesin
tetas telur
5. Melakukan tahapan pembuatan mesin tetas
telur
6. Melaksanakan project tetas telur
Tahapan Refleksi 7. Melakukan refleksi diri dngan seberapa
tercapainya project pembuatan mesin tetas telur

Pertemuan ke 1 :
Pertemuan ke 2 :
Pertemuan ke 3 :

 Minggu ke 1 (Profil Pelajar Pancasila)


Pertemuan ke 1 (4JP) : Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan
dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya sekolah, pembelajaran
intrakurikuler, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja, maupun ekstrakurikuler
“Pelajar Indonesia merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeter, berkarakter, dan berperilaku
sesuai nilai-nilai Pancasila” berkaitan dengan dua hal, yaitu kompetensi untuk menjad warga negara
Indonesia yang demokratis dan untuk menjadi manusia unggul produktif di abad ke-21. Dalam hal ini,
peserta didik Indonesia diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan global yang
berkelanjutan serta tangguh dalam menghadapi erbagai tantangan memperhatikan faktor internal
yang berkaitan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita bangsa Indonesia, dan juga faktor eksternal
yang merupakan konteks kehidupan serta tnatangan bangsa Indonesia di abad ke-21 yang
menghadapi masa revolusi industri 4.0 Profil Pelajar Pacasila memiliki enam kompetnsi yang
dirumuskan sebagai dimensi kunci.
Pertemuan ke 1(4 JP) : Prinsip Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
1. Holistik
Holistik bermakna memandang sesuatu secara utuh dan menyeluruh, tidak parsial atau terpisah-
pisah. Dalam konteks perancangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja,
kerangka berpikir holistik mendorong kita untuk menelaah sebuah tema secara utuh dan melihat
keterhubungan dari berbagai hal untuk memahami sebuah isu secara mendalam.
2. Kontekstual
Prinsip kontekstual berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan oembelajaran pada pengalaman
nyata yang dihadapi dalam keseharian. Prinsip ini mendorong guru dan peserta didik untuk dapat
menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran.
3. Berpusat pada Peserta Didik
Prinsip berpusat pada peserta didik berkaitan dengan skema pembelajaran yang mendorong peserta
didik utuk menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengelola proses belajarnya secara mandiri.
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang yang lebar bagi proses inkuiri
dan pengembangan diri. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja tidak berada
dalam struktur intrakurikuler yang terkait dengan berbagai skema formal pengaturan mata pelajaran.
Oleh karenany projek ini memiliki area ekplorasi yang luas dari segi jangkauan materi pelajaran,
alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan pembelajaran.

Pertemuan ke 2 (1 JP) : Manfaat Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja memberikan ruang bagi semua anggota
komunitas sekolah untuk dapat mempraktikkan dan mengamalkan Profil Pelajar Pancasila.
a. Untuk Sekolah
 Mejadikan sekolah sebagai sebuah ekosistem yang terbuka untuk partisipasi dan
keterlibatan masyarakat.
 Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang berkontribusi kepada lingkungan
dan komunitas di sekitarnya.
b. Untuk Guru
 Memberi ruang dan waktu untuk peserta didik mengembangkan kompetensi dan
memperkuat karakter dan Profil Pelajar Pancasila.
 Merencanakan proses pembelajaran projek dengan tujuan akhir yang jelas.
 Mengembangkan kompetensi sebagai guru yang terbuka untuk berkolaborasi dengan guru
dari mata pelajaran lain untuk meperkaya hasil pembelajaran.
c. Untuk Peserta Didik
 Memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga yang aktf
 Berpartisipasi merencanakan pembelajaran secara aktif dan berkelanjutan
 Mengembangkan ketrampilan, sikap. Dan pengetahuam yang dibutuhkan dalam
mengerjakan projek pada periode waktu tertentu.

 Minggu ke 2 Profil Pelajar Pancasila


Pertemuan ke 1 (4JP) : Perencanaan Project
1. Merancang alokasi waktu dan dimensi Profil Pelajar Pancasila
Pimpinan sekolah menentukan alokasi waktu pelaksanaan projek dan dimensi untuk setiap
tema, agar dapat menentukan sebaran pelaksanaan projek [ada satuan pendidikan tersebut.
2. Membentuk tim fasilitasi projek
Pimpinan sekolah menentukan guru-guru yang tergabung dalam tim fasilitasi projek yang
berperan merencanakan projek, membuat modul projek, mengelola projek, dan mendampingi
peserta didik dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja.
3. Pemilihan tema umum
Tim fasilitasi bersama pimpinan sekolah memilih minimal 2 tema (Fase A,B,D) dan minimal 3
tema (Fase D,E,F) Ddari 9 tema yang ditetapkan ileh Kemendikbudristek untuk dijalankan dalam
satu ajaran berdasarkan isu yang relevan di lingkungan peserta didik.
4. Penentuan topik spesifik
Dari tema besar, tim fasilitasi projek (dapat juga bersama peserta didik) menentukan ruang
lingkup isu yang spesifik sebagai projek Pimpinan sekolah menentukan alokasi waktu
pelaksanaan projek dan dimensi untuk setiap tema, agar dapat memetakan sebaran pelaksanaan
projek pada satuan pendidikan tersebut.
5. Merancang modul projek
Tim fasilitasi bekerjasama dalam merancang modul projek dan berdiskusi dalam menentukan
elemen dan sub-elemen Profil, alur kegiatan projek, serta tipe asesmen yang sesuai dengan
tujuan dan kegiatan projek.
Pertemuan ke 2 : Menentukan dimensi Project
 Pimpinan sekolah kemudianmenentukan dimensi Profil Pelajar Pancasila yang akan fokus
dikembangkan untuk setiap kelas pada tahun ajaran tersebut.
 Pimpinan sekolah dapat merujuk pada visi misi sekolah atau program yang akan dijalankan
di tahun ajaran tersebut.
 Disarankan untuk memilih 2-3 dimensi yang paling relevan untuk projek.
 Sebaiknya jumlah dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan dalam suatu projek
tidak terlalu banyak agar tujuan pencapaian projek jelas dan terarah.
 Tema dan topik spesifik yang nanti dipilih dapat menyesuaikan dengan dimensi yang sudah
ditentukan oleh pimpinan sekolah.
 Apabila pimpinan sekolah sudah berpengalaman menjalankan kegiatan berbasis projek,
jumlah dimensi yang dipilih dapat ditambah sesuai dengan kesiapan tingkat satuan
pendidikan.
Ertemuan ke 3 : Membentuk tim fasilitasi project dan identifikasi tahapan kesiapan sekolah
dalam menjalankan project.
- Pembagian peran dan tanggung jawab dalam pengelolaan projek
a. Sekolah
1. Menyiapkan sistem dari perencanaan hingga evaluasi dan refleksi projek di skala sekolah, termasuk
pendokumentasian projek. Sistem ini juga dapat digunakan sebagai portofolio sekolah.
2. Membuka pintu kolaborasi dengan narasumber untuk memperkaya materi projek: masyarakat,
komunitas, universitas, praktisi.Sekolah dapat mengidentifikasi orang tua yang potensial sebagai
narasumber dari daftar pekerjaan orang tua atau narasumber ahli di lingkungan sekitar sekolah.
3. Mengkomunikasikan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasil dan Budaya Kerja kepada warga
sekolah, orang tua peserta didik, dan mitra (narasumber dan organisasi terkait).
4. Memastikan beban kerja guru tetap dipertahankan (tidak dikurangi) sehingga alokasi waktu mata
pelajaran “terbagi” 2, intrakurikuler dan projek (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya
Kerja).
5. Melibatkan guru bimbingan dan konseling atau mentor untuk memfasilitasi proses berjalannya
projek dengan memberikan dukungan baik dalam bidang akademis maupun kebutuhan emosional
peserta didik.
b. Koordinator Projek
1. Koordinator bisa dari Wakil Kepala Sekolah atau guru yang memiliki pengalaman dan
mengembangkan dan mengelola projek.
2. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan dalam menglola projek di sekolah.
3. Mengenlola sistem yang dibutuhkan tim guru/fasilitator dan peserta didik untuk
menyelesaikan projek dengan sukses, dengan dukungan dan kolaborasi dari koordinator dan tim
kepemimpinan sekolah.
4. Memastikan kolaborasi pengajaran terjadi di antara guru dari berbagai mata pelajaran.
5. Memastikan asesmen yang diberikan sesuai dengan kriteria kesuksesan yang sudah.
c. Tim Guru/Fasilitator
 Mmeperhatikan kebutuhan dan minat belajar setiap peserta didik agar dapat memberikan
strimulan atau tantangan yang berbeda (diferensiasi) bagi setiap peserta didik, sesuai dengan
gaya belajar, daya imajinasi, kreasi dan inovasi, serta peminatan terhadap tema projek.
 Memberikan ruang bagi peserta didik untuk mendalami isu atau topik pembelajaran yang
kontekstualdengan tema projek sesuai minat masing-masing peserta didik.
 Mengumpulkan kebutuhan sumber belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik secara
proporsional (contoh dalam tahapan belajarnya, peserta didik perlu dibantu dalam penyediaa
hal ini: Surat kabar, majalah, jurnal, dan sumber-sumber pembelajaran lain yang berhubungan
dengan projek. Narasumebr yang memperkaya proses pelaksanaan projek.
 Berkolaborasi dengan seluruh pihak terkait projek (orang tua, mitr, warga sekolah, dll) dalam
pencapaian tujuan pembelajaran dari setiap tema projek.
 Melakukan penilaian dengan mengacu pada standar asesmen yang sudah ditentukan dala
memonitor perkembangan Profil Pelajar Pancasila yang menjadi fokus sasaran.
 Mengajarkan ketrampilan proses inkuiri peserta didik dan mendampingi peserta didik untuk
mencari referensi sumber belajar yang dibutuhkan, seperti buku, artikel, tulisan pada surat
kabar/majalah, praktisi atau ahli bidang tertentu dan sumber belajar lainnya.
 Memfasilitasi akses untuk proses riset dan bukti. Menyiapkan surat pengantar yang dibutuhkan
untuk menghubungi sumber pembelajaran, Mencari kontak dan menghubungi narasumber.
 Membuka diri untuk memberi dan menerima masukan dan kritik selama projek berjalan.
 Mendampingi peserta didik untuk merencanakan dan menyelenggarakan setiap tahapan
kegiatan projek yang menjadi ruang lingkup belajar peserta didk
 Memberi ruang peserta didik untuk berpendapat, membuat pilihan dan mempresentasikan
projek mereka
 Mengelola beban kerja mengajar dengan seimbang antar intrakurkuler dan projek.
-Identifikasi Tahapan Kesiapan Sekolah dalam Menjalankan Projek
Tingkat satuan pendidikan melakukan refleksi awal dengan menggunakan bagan identifikasi kesiapan
sekolah untuk menentukan tahapan menjalankan projjek
1. Tahapan Awal
 Sekolah belum memliki sistem dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran berbasis
projek konsep pembelajaran berbasis projek
 Konsep pemblajaran berbasis projek baru diketahui guru
 Sekolah menjalankan projek secara internal (tidak melibatkan pihak luar)
2. Tahap Berkembang
 Sekolah sudah memiliki menjalankan pembelajaran berbasis projek
 Konsep pembelajaran berbasis projek sudah dipahami sebagian guru
 Sekolah mulai melibatkan pihak di luar sekolah untuk membantu salah satu aktivitas projek.
3. Tahapan lanjutan
 Pembelajaran berbasis projek sudah menjadi kebiasaan sekolah
 Konsep pembelajaran berbasis projek sudah dipahami semua guru
 Sekolah sudah menjalin kerjasama dengan pihak mitra di luar sekolah agar dampak projek dapat
diperluas dan direplikasi secara berkelanjutan
 Minggu ke 3 Tema Project
Pertemuan ke 1 (4 JP) : Penjelasan tema 1 dan tema 2 yaitu gaya hdup berkelanjutan dan kearifan
lokal
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
Memahami dampak dari kativitas manusia, abik jangka pendek maupun panjang, terhadap
kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya.
 Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir sistem untuk memahami keterkaitan
aktivitas manusia dengan dmapak-dampak global yang menjadi akibatnya, termasuk perubahan
iklim.
 Peserta didik dapat dan membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah
lingkungan serta mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta mempromosikan gaya
hidup serta perilaku yang lebih berkelanjutan dalam keseharian.
Contoh muatan lokal :
Kalimantan ; Hutan sebagai paru-paru dunia
2. Kearifan Lokal
Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi rebtabg budaya dab kearifan
lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya.
 Peserta didik mempelajari bagaimana dan mengapa masyarakat lokal/daerah berkembang
seperti yang ada, bagaiana perkembangan tersebut dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih
besar (nasional dan internasional), serta memahami apa yang berubah dari waktu ke waktu apa
yang tetap sama.
 Peserta didik juga mempelajari konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta
merefleksikan nilai-nilai apa yang dapa tdiambil dan diterapkan dalam kehidupan mereka
 Peserta didik jugabelajar untuk mempromosikan salah satu hal yang menarik tentang budaya
dan nilai-nilai luhur yang dipelajarinya
Contoh muatan lokal :
Jawab Barat : Sistem masyarakat di Kmapung Naga

Pertemuan ke 1 ( 5-8 JP) : Penjelasan tema 3 dan 4 yaitu Bhinek Tunggal Ika dan Bangunlah Jiwa dan
Raga
Tema 3 Bhineka Tunggal Ika
 Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan
kepercayaan yang dianut oleh masyarakat sekitar dan di Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang
dianutnya.
 Peserta didik mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan tentang fenomena global
misalnya masalah lingkungan, kemiskinan, dsb.
 Peserta didik secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip negatif yang biasanya
dilekatkan pada suatu kelompok agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konfik dan
kekerasna
 Melalui projek ini, peserta didik mengenal dan mempromosikan budaya [erdamaian dan anti
kekerasan
Contoh muatan lokal :Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan
mengekplorasi pemecahannya.
Tema 4 Bangunlah Jiwa dan Raganya
 Membangun kesadaran dan ketrampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik
untuk dirinya maupun orang sekitarnya
 Peserta didik melakukan penelitan dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan
diri (wellbeing) mereka serta mengkaji fenomena perundungan (bullying) yang terjadi di sekitar
mereka, baik dalam lingkungan fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan
keluarnya
 Peserta didik juga menelaah masala-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba, pronografi, dan kesehatan reproduksi,
peserta didik merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kesejahteraan
dirinya dan orang lain, serta berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait.
Contoh muatan lokal : Mencari solusi untuk mencari masalah cuber bullying yang marak di karangan
remaja lokal
Pertemua ke 2 : Penjelasan tema 5, 6, dan 7 yaitu suara demokrasi, berekayasa dan berteknologi
untuk membangun NKRI dan kewirausahaan
Tema 5 Suara Demokrasi
Dalam “negara kecil” bernama sekolah, sistem demokrasi dan pemerintahan yang diterapkan di
Indonesia dicoba untuk dipraktikan, seperti proses pemilihan umum, perumusan kebijakan, dan
sejenisnya.
 Peserta didik merefleksikan makna demokrasi dan memahami implementasi demokrasi dan
memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk
dalam organisasi sekolah dan/atau dalam dunia kerja
 Menggunakan kemampuan berpikir sistem, peserta didik menjelaskan kertkaitan antara peran
individu terhadap kelangsungan demokrasi Pancasila.
Contoh muatan lokal : Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih
kepala desa.
Tema 6 Berekayasa dan Berteknologi
Untuk Membangun NKRI berkolaborasi dalam melatif daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus
kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan
kegiatan dirinya dan juga ekitarnya.
 Peserta didik mengasah berbagai ketrampilan berpikir(berpikir sistem, berpikir komputasional,
atau design thinking) dalam mewujudkan produk berteknologi.
 Peserta didik dapat mempelajari dan mempraktikan proses rekayasa (engineering proses) secara
sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai dengan uji coba, untuk membangun model
atau prototipe produk bidang rekasa (engineering).
 Peserta didik juga dapat mengasah ketrampilan coding untuk menciptakan karya digital , dan
berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para peserta didik dapat membangun budaya smart
society dengan menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan
penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek teknologi
 Contoh muatan lokol : Membuat desain inovatif sederhana yang menerapkan teknologi yang
dapat menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah.
Tema 7 Kewirausahaan
Mengidentifikasi potensi ekonomi dan peluang usaha di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam
pengembangan potensi dan pengembangan usaha tersebut, serta kaitannya.
 Minggu ke 4 Pemilihan Tema dan Topik Project
Pertemuan 1 (1-4 JP) : Pemilihan tem ayaitu berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI
Tahapan Awal Tahap Berkembang Tahap Lanjutan
Tema Pemilihan Sekolah menentukan 3 Sekolah menentukan 3 Sekolah menentukan 3
tema di awal tahun tema di awal tahun tema di awal tahun
ajaran ajarn ajaran. (Setuao kelas
dapat memilih tema
yang berbeda)
Pemberian opsi tema Sekolah menelaah isu Sekolah menelaah isu Setiap kelas menelaah
yang sama semua kelas yang sama untuk setiap isu yang berbeda
1-2 kelas sesuai pilihan peserta
didik
Penentuan topik Sekolah yang Sekolah Peserta didik
menentukan tema dan mempersiapkan mendiskusikan tema
topik projek beberapa tema dan dan topik projek
topik projek untuk dengan bimbingan
dipilih oleh peserta guru
didik

Pertemuan 1 (5-8 JP): Con////toh tema berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI
Merancang projek kebun organik yang berkelanjutan dilengkapi dengan alur kewirausahaanya.
Fokus : Akhlak kepada Alam mengidentifikasi masalah limmgkungsn hidup di tempat dia tinggal dan
melakukan langkah-langkah konkrit yangbisa dilakukan untuk menghindari kerusakan dan menjaga
keharmonisan ekosistem yang ada di lingkungannya.
Pertemuan ke 2 : Manfaattema yang dipilih dan menentukan topikyang diangkat sesuai tema tersebut
Berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk
berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga
sekitarnya.

 Minggu ke 5 Mesin Tetas Telur


Pertemuan 1 ( 1-4 JP) : Manfaat dan kegunaan mesin tetas telur
Dengan mesin tetas adalah untuk mendapatkan bibit unggas dengan prosentase tetas yang tinggi dan
berkualitas, keberasaan mesin tetas untuk tujuan usaha lebih diutamakan adalah tingkat keberhasilan
dalam prosentasi jumlah telur yang menetas dalam sekali proses penetasan
 Jumlah telur yang ditetaskan secara serentak bias dalam jumlah banyak, sesuai kapasitas
mesin.
 Hemat waktu dan modal karena tidak membutuhkan jumlah ayam betina dalam jumlah
banyak untuk mengeram
 Penetasan bias berlangsung terus menerus
 Kontrol telur gampang dilakukan
 Tingkat keberhasilan mencapai 90% dibanding di eram ayam 60%
 Mesin tetas bias digunakan untuk menetaskan berbagai macam telur (ayam, bebek,
burung)
 Bisa menghasilkan keuntungan yang berlipat sehingga
 Bias dijadikan usaha sampingan maupun usaha pokok
Pertemuan ke 2 (5-8 JP) : Langkah-langkah pembuatan mesin tetas

Langkah-langkah mengoperasikan mesin telur yaitu :


1. Siapkan komponen yang telah ditentukan
2. Isi nampan dengan air dan letakan di bawah rak telur (tidak menyentuh telur)
3. Letakan termometer di atas telur beserta termostatnya
4. Nyalakan lampu , setelah 2 jam lihat termometer dan pastikan bahwa pemanas dalam ruangan
antara 37 ˚F sampai 39 ˚F
5. Setel termostat pada posisi 40 ˚F
6. Biarkan lampu menyala sehari semalam apabila posisi panas sudah stabil, masukan telur dengan
posisi huruf A ada di bagian atas
7. Lakukan membalik posisi telur sesuai jadwal
8. Pada hari ke 20 dan 21 tidak balik lagi (posisi telur tetap)
9. Hari ke 21 telur telah menetas semua, ambil anak ayam tempatkan di kotak/kardus dengan tetap
ada pemanas
Menetaskan telur merupakan kegiatan yang menyenangkan. Kombinasi antara penguasaan ilmu
dalam menetaskan telur dengan ketelatenan dan kesabaran. Tidak mudah putus asa merupaka salah
satu kunci sukses dalam menetaskan. Karena beberapa peternak sering mengalami kegagalan saat
awal memulai praktek menetaskan. Berikut tahapan-tahapan dalam penetasan telur ayam atau
unggas :
1. Selesksi telur
2. Pembersihan telur
3. Pembersihan mesin telur
4. Menyalakan mesin tetas
5. Pemasukan telur
6. Peletakkan telur

Anda mungkin juga menyukai