Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

DIODA SEBAGAI SWITCH


PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI

Dosen:

Dr. Aodah Diamah, M. Eng.

Disusun Oleh Kelompok 14:

Andi Abiyyu Rakha (1513621043)


Davin Fauzan Ibnu Alaudin (1513621034)
Sabira Putri Yuristi (1513621022)

PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2023
A. Teori
1. Pengertian Dioda
Pabrik memproduksi kristal tunggal dengan bahan tipe-p pada satu kristal sisi dan
tipe-n di sisi lain. Persimpangannya adalah tempat pertemuan daerah tipe-p dan
tipe-n, dan dioda sambungan adalah tempat lainnya nama untuk kristal pn. Kata
dioda merupakan kontraksi dua elektroda, dimana disingkatan dari "dua". Sisi p
disebut anoda, dan sisi n disebut katoda. Simbol dioda terlihat seperti panah yang
menunjuk dari sisi p ke sisi n, dari anoda ke katoda. (Malvino, 2016:39&58)

Silikon yang telah diolah dengan pengotor trivalen disebut semikon-tipe-p.saluran,


dimana p berarti positif. Karena jumlah hole melebihi jumlah elektron bebas, maka
hole disebut sebagai mayoritas pembawa dan elektron bebas dikenal sebagai
pembawa minoritas. Karena tegangan yang diberikan, elektron bebas bergerak ke
kiri dan lubangnya bergerak ke kanan. (Malvino, 2016:38)

Silikon yang telah diolah dengan pengotor pentavalen disebut semi-tipe-n.


konduktor, dimana n berarti negatif. Karena jumlah elektron bebas melebihi jumlah
lubang pada semikonduktor tipe-n, maka elektron bebas disebut pembawa
mayoritas dan lubang disebut pembawa minoritas. Karena tegangan yang diberikan,
elektron bebas bergerak ke kiri dan ke bawah lubang bergerak ke kanan. (Malvino,
2016:37)

2. Cara Kerja Dioda


Ketika sebuah elektron meninggalkan sisi n, ia meninggalkan atom pentavalen
yaitu pendek satu muatan negatif; atom pentavalen ini menjadi ion positif. Setelah
elektron yang bermigrasi jatuh ke dalam lubang di sisi p, itu membuat ion negatif
keluar darinya atom trivalen yang menangkapnya. Yang dilingkari tanda plus
adalah ion positif, dan tanda minus yang dilingkari adalah ion negatif. Ion-ion
tersebut terfiksasi dalam struktur kristal karena ikatan kovalen, dan merekatidak
dapat bergerak seperti elektron bebas dan lubang. (Malvino, 2016:39)

Setiap pasangan ion positif dan negatif pada persimpangan disebut dipol.
Terciptanya dipol berarti telah diambilnya satu elektron bebas dan satu lubang
keluar dari peredaran. Ketika jumlah dipol bertambah, daerah dekat persimpangan
dikosongkan dari operator. Kami menyebut wilayah kosong-muatan ini sebagai
lapisan penipisan (depletion layer). (Malvino, 2016:39)
3. Jenis-Jenis Rangkaian Dioda
a. Forward Bias
Terminal sumber negatif dihubungkan ke material tipe-n, dan terminal
positif dihubungkan ke tipe-p bahan. Hubungan ini menghasilkan apa yang
disebut bias maju. Baterai mendorong lubang dan elektron bebas menuju
persimpangan. Jika tegangan baterai lebih kecil dari potensial penghalang,
elektron bebas tidak mempunyai energi yang cukup untuk melewati lapisan
penipisan. (Malvino, 2016:40)

Ketika tegangan baterai lebih besar dari 0,7 V, elektron bebas memiliki
energi yang cukup untuk melintasi depletion layer. 40 Untuk alasan ini,
ingatlah bahwa voltage knee dioda germanium kira-kira tepatnya 0,3 V.
Voltage knee yang lebih rendah ini merupakan keuntungan dan
diperhitungkan dalam penggunaan dioda germanium dalam aplikasi
tertentu. (Malvino, 2016:59)

b. Reverse Bias
Kali ini, baterai negatif terminal terhubung ke sisi p dan terminal baterai
positif ke sisi n. Koneksi ini menghasilkan apa yang disebut bias terbalik.
Terminal baterai negatif menarik lubang, dan terminal baterai positif
menarik elektron bebas. Oleh karena itu, lubang dan elektron bebas
mengalir menjauh dari persimpangan. Oleh karena itu, depletion layer
semakin luas. (Malvino, 2016:41)
B. Alat dan Bahan
1. Breadboad (1 buah)
2. Resistor 22K Ohm (1 buah)
3. Resistor 100 Ohm (1 buah)
4. Power Supply (1 buah)
5. Kabel Jumper (secukupnya)
6. Dioda 1N4007 (1 buah)
7. LED (1 buah)
8. Multimeter Digital

C. Langkah Kerja
1. Forward Bias

a) Siapkan alat dan bahan


b) Rangkai komponen menyesuaikan skema yang digunakan
c) Atur power supply sebesar 9V lalu masukkan (+) ke anoda dioda dan (-) ke katoda
LED
d) Gunakan Resistor 22K Ohm terlebih dahulu
e) Ukur tegangan pada Dioda dengan cara sambungkan probe merah multimeter ke
anoda dioda dan probe hitam ke katoda dioda (selektor multimeter adalah V)

f) Ukur tegangan pada resistor 22K Ohm dengan cara sambungkan probe merah
multimeter ke kaki resistor yang terhubung seri katoda dioda dan probe hitam ke
kaki resistor yang lain (selektor multimeter adalah V)
g) Ukur arus pada resistor 22K Ohm dengan cara putuskan sambungan seri antara
katoda dioda dengan kaki resistor, lalu hubungkan probe merah ke katoda dioda
dan probe hitam ke kaki resistor tersbut (selektor multimeter adalah A/Ma)

h) Ukur tegangan pada LED dengan cara sambungkan probe merah multimeter ke
anoda LED dan probe hitam ke katoda LED (selektor multimeter adalah V)

i) Lalu ganti resistor 22K Ohm dengan 100 Ohm, hitung juga tegangan dan arus
resistor 100 ohm
j) Amati perbedaan yang terjadi pada LED saat menggunakan resistor 22K Ohm dan
100 Ohm

(22K Ohm) (100 Ohm)


2. Reverse Bias

a) Siapkan alat dan bahan


b) Rangkai komponen menyesuaikan skema yang digunakan
c) Atur power supply sebesar 9V lalu masukkan (+) ke katoda dioda dan (-) ke katoda
LED
d) Gunakan Resistor 22K Ohm terlebih dahulu
e) Ukur tegangan pada Dioda dengan cara sambungkan probe merah multimeter ke
katoda dioda dan probe hitam ke anoda dioda (selektor multimeter adalah V)

f) Ukur tegangan pada resistor 22K Ohm dengan cara sambungkan probe merah
multimeter ke kaki resistor yang terhubung seri anoda dioda dan probe hitam ke
kaki resistor yang lain (selektor multimeter adalah V)

g) Ukur arus pada resistor 22K Ohm dengan cara putuskan sambungan seri antara
anoda dioda dengan kaki resistor, lalu hubungkan probe merah ke anoda dioda dan
probe hitam ke kaki resistor tersbut (selektor multimeter adalah A/Ma)
h) Ukur tegangan pada LED dengan cara sambungkan probe merah multimeter ke
anoda LED dan probe hitam ke katoda LED (selektor multimeter adalah V)

i) Lalu ganti resistor 22K Ohm dengan 100 Ohm, hitung juga tegangan dan arus
resistor 100 ohm
j) Amati perbedaan yang terjadi pada LED saat menggunakan resistor 22K Ohm dan
100 Ohm

(22K Ohm) (100 Ohm)

D. Tabel Hasil Percobaan


1. Pengukuran Resistor
Resistor Warna Resistor Hambatan Hasil Hambatan Hasil
Perhitungan Pengukuran

R1 22K Ohm 21K Ohm

R2 100 Ohm 130 Ohm


2. Forward Bias
Resistor IR VR VD VLED VTotal Nyala
LED

22K Ohm 0,47mA 6,6V 0,7V 1,8V 8,7V Lebih


Redup

100 Ohm 0,47mA 6,1V 0,7V 2V 8,8V Lebih


Terang

3. Reverse Bias
Resistor IR VR VD VLED VTotal Nyala
LED

22K Ohm 0mA 0V 7,5V 0V 7,5V Mati

100 Ohm 0mA 0V 7,5V 0V 7,5V Mati

E. Analisis
Ada perbedaan lampu LED dimana bila resistor hambatan nya besar lampu akan redup dan
bila resistor hambatan nya kecil lampu akan terang.

F. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini kelompok kami menyimpulkan bahwa dioda dapat
bekerja sebagai switch dan mempunyai dua kondisi bias maju (ON) dengan syarat VCC >
0,7V dan bias mundur (OFF), serta hambatan resistor mempengaruhi kondisi lampu LED.
Daftar Pustaka

Malvino, Albert & David Bates. 2016. Electronic Principles Eight Edition. New York. Mc
Grew-Hill Education.
Link E-Book: https://ebook.untag-sby.ac.id/items/show/491

Anda mungkin juga menyukai