Anda di halaman 1dari 9

PENDERITA GANGGUAN CADEL “R” PADA ANAK USIA 7 TAHUN: KAJIAN

PSIKOLINGUISTIK
Nanda Ramadhayani1, T.Syarfina2
1,2
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia
nramadhayani@gmail.com

Abstrak:
Gangguan berbahasa dapat mengganggu proses komunikasi seseorang. Disatria, juga
dikenal sebagai gangguan cadel, adalah gangguan fonetis yang dapat membuat penderita
tidak percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan gangguan cadel dan
sumbernya pada anak usia 7 tahun. Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara
WhatsApp dan rekaman suara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak berusia 7 tahun
mengalami gangguan berbicara fonem (bunyi) yang tidak sempurna. Ini menunjukkan bahwa
faktor psikologis, faktor lingkungan, dan faktor bawaan bayi adalah penyebab umum dari
gangguan yang dialami anak ini. Lidah menjadi terlalu pendek karena fonem (bunyi) lebih
mendominasi "R" di akhir suku kata.
Kata Kunci: Penderita, Cadel, Psikolinguistik
Abstract:
Language disorders can interfere with a person's communication process. Diksatria, also
known as slurred disorder, is a phonetic disorder that can make sufferers feel insecure. This
study aims to find slurred disorder and its sources in children aged 7 years. Research data was
collected through WhatsApp interviews and voice recordings. The results showed that a 7-
year-old child had imperfect phoneme (sound) speech disorders. This shows that
psychological factors, environmental factors, and innate factors are the common causes of
this child's disorder. The tongue is too short because the phoneme (sound) dominates the "R"
at the end of the syllable.
Keywords: Sufferers, Lisp, Psycholinguistics

1
I. PENDAHULUAN
Pada dasarnya, setiap orang memperoleh bahasa pertamanya dari ibunya. Bahasa ibu
sebagai bahasa pertama yang ia pelajari secara alami. Bahasa pertama dipelajari secara alami
melalui komunikasi lisan langsung dengan penduduk asli lingkungan penutur. (Harimurti,
1982) mengartikan pemerolehan bahasa sebagai proses pemahaman dan penghasilan bahasa
pada manusia melalui beberapa tahap mulai dari maraban sampai kefasihan penuh. Selain itu,
Kiparsky (Matondang, 2019) juga menjelaskan bahwa pemerolehan bahasa atau language
acquisition adalah suatu proses yang digunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan
serangkaian hipotesis yang bertambah rumit, ataupun teori-teori yang masih terpendam atau
tersembunyi yang mungkin sekali terjadi dengan ucapan-ucapan orang tuanya sampai dia
memilih berdasarkan suatu ukuran atau takaran penilaian tatabahasa yang paling baik serta
yang paling sederhana dari bahasa tersebut.tidak kalah bedanya (Dardjowidjojo, 2003)
Dardjowidjojo menyatakan bahwa pemerolehan bahasa harus diartikan sebagai suatu
penguasaan yang tidak hanya menyangkut kemampuan pelafalan, tetapi juga mengaitkan
antara bentuk dan makna. Jadi ada dua kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
pemerolehan bahasa
Gangguan cadel "R" adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan dalam
melafalkan atau mengucapkan bunyi "R". Gangguan ini dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang untuk berkomunikasi dengan jelas dan dapat mempengaruhi perkembangan bahasa
anak. Pada usia 7 tahun, seorang anak biasanya telah mengembangkan keterampilan
berbahasa yang lebih kompleks. Namun, pada beberapa kasus, anak-anak dapat mengalami
kesulitan khusus dalam melafalkan bunyi "R". Gangguan ini dapat memengaruhi kepercayaan
diri dan hubungan sosial anak, karena pengucapan yang tidak jelas atau terganggu.
Dalam kajian psikolinguistik, gangguan cadel "R" pada anak usia 7 tahun dapat
diteliti melalui pendekatan linguistik dan psikologis. Para peneliti mempelajari aspek
linguistik yang terlibat dalam pengucapan bunyi "R" dan bagaimana gangguan ini dapat
mempengaruhi pemahaman dan produksi bahasa anak. Beberapa faktor psikologis yang dapat
dipelajari meliputi aspek kognitif, seperti perhatian dan memori, serta faktor sosial dan
emosional yang mungkin terkait dengan gangguan cadel "R". Penelitian juga dapat
melibatkan analisis persepsi bunyi, produksi suara, dan pemahaman kata-kata yang
melibatkan bunyi "R". Melalui kajian psikolinguistik, peneliti dapat memahami lebih baik
mengapa anak usia 7 tahun mengalami kesulitan dalam melafalkan bunyi "R". Ini dapat
membantu mengembangkan strategi dan intervensi yang efektif untuk membantu anak
mengatasi gangguan cadel "R" dan memperbaiki kemampuan bahasa mereka.
Ada beberapa penelitian yang telah ditulis terkait dengan penelitian yang penulis
lakukan ini. Diantaranya adalah Pertama, penelitian yang dilakukan Tiara Janella Julananda
(2019) dalam jurnal daring “Kajian Psikolinguistik Terhadap Gangguan Mekanisme
Berbicara (Studi Kasus Raisya dan Athaya)”. Ia meneliti tentang gangguan berbahasa pada
anak penderita cadel dalam proses bahasa reseptif dan ekspresif (produktif), yang pada
dasarnya melibatkan aspek linguistik dan nonlinguistik. Aspek linguistik meliputi semantik,
morfologi, sintaksis dan fonologi. Sedangkan aspek nonlinguistik meliputi pola ujaran
seseorang, unsur supra segmental, jarak dan gerak-gerik tubuh dan rabaan. Sumber data
dalam penelitian ini adalah Raisya Zhafira Aqilatunnisa dan Muhammad Athaya yang
masing-masing berusia 5 tahun.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Bekty Tandanintyas Sundoro, Dinari Oktaria,
dan Rosinawati Dewi (2019) dalam jurnal daring “Pola Tutur Penderita Cadel dan

2
Penyebabnya: Kajian Psikolinguistik”. Pembahasan tentang penelitian ini lebih memfokuskan
pada pola tutur penderita cadel serta penyebab terjadinya cadel. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif. Terdapat empat informan penderita cadel sebagai sumber
data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara dan tes fonem
(diskret). Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kritis dan telaah pustaka.
Subjek penelitian ini ialah 4 sumber data yaitu Pandu Aditya Pratama yang berusia 23 tahun
dengan kasus gangguan pelafalan berbicara (cadel), Aulia Risky Damayanti dengan usia 19
tahun dengan kasus gangguan pelafalan berbicara (cadel), Ayu Amardika dengan usia 19
tahun dengan kasus gangguan pelafalan berbicara (cadel), dan terakhir Ika Yulia Ratna Sari
dengan usia 18 tahun dengan kasus gangguan pelafalan berbicara (cadel). Ketiga, penelitian
yang dilakukan oleh Cica Elida Hanum Matondang (2019) dalam jurnal daringnya “Analisis
Gangguan Berbicara Anak Cadel (Kajian Pada Perspektif Psikologi dan Neurologi)”. Peneliti
ini meneliti tentang kasus anak yang mengalami gangguan berbicara (cadel) untuk
mengetahui kemampuan berbicara melalui beberapa perspektif psikologi dan perspektif
neurologi. Pengumpulan data di penelitian ini melalui pengamatan (observasi) dan metode
simak. Partisipan dalam penelitian ini adalah berusia 27 tahun (dewasa).

ll. KAJIAN LITERATUR


a. Gangguan Bahasa
Bahasa manusia sangat rumit. Secara sederhana, proses berbahasa mirip dengan
proses komputer: mereka pertama kali menyimpan sandi elektronik dan kemudian
mengembalikannya saat diperlukan. Area Borca menampung gudang sandi-sandi kata dan
pengolahannya, sedangkan area Wernicke menampung gudang temat penyimpanan sandi
komprehensif kata-kata. Bagian-bagian ini harus terhubung satu sama lain selama proses
berbahasa. Gangguan berbahasa terjadi ketika tidak ada koneksi atau gangguan pada salah
satu atau semua bagian tersebut. Ada beberapa jenis ketidakmampuan berbahasa:
1. Kesulitan Pemahaman Bahasa: Seseorang mungkin mengalami kesulitan dalam
memahami bahasa yang diajukan kepada mereka. Ini bisa terjadi karena masalah
dalam memproses informasi linguistik, seperti kesulitan dalam memahami kata-kata,
frasa, kalimat, atau makna kata tertentu. Kesulitan pemahaman bahasa dapat
memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengikuti instruksi, memahami
pertanyaan, atau mengerti pembicaraan.
2. Kesulitan Produksi Bahasa: Ketidakmampuan berbahasa juga dapat mencakup
kesulitan dalam menghasilkan kata-kata, frasa, atau kalimat secara verbal. Seseorang
mungkin mengalami kesulitan dalam melafalkan suara atau bunyi tertentu, mengatur
kata-kata dengan benar, atau mengungkapkan pikiran dan ide dengan jelas. Kesulitan
produksi bahasa dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara dengan
lancar atau mengungkapkan diri dengan tepat.
3. Gangguan Fonologis: Gangguan fonologis melibatkan kesulitan dalam menguasai
sistem bunyi bahasa. Seseorang mungkin mengalami kesulitan dalam melafalkan atau
membedakan bunyi-bunyi tertentu, mengganti bunyi yang salah, atau menghilangkan
bunyi dalam kata-kata. Gangguan fonologis dapat mempengaruhi pemahaman dan
produksi bahasa seseorang.
4. Gangguan Tata Bahasa: Gangguan tata bahasa melibatkan kesulitan dalam memahami
dan menggunakan aturan-aturan tata bahasa yang benar. Seseorang mungkin
mengalami kesulitan dalam mengatur kata-kata dalam urutan yang tepat,

3
menggunakan kata-kata yang sesuai dengan struktur kalimat, atau memahami
hubungan antara kata-kata dalam konteks.
5. Gangguan Pragmatik: Gangguan pragmatik melibatkan kesulitan dalam menggunakan
bahasa secara sosial dan berkomunikasi dengan efektif. Seseorang mungkin
mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan aturan-aturan sosial dalam
berbicara, seperti memahami humor, mengenali ekspresi wajah, atau memahami
konteks percakapan.
b. Cadel
Cadel, juga dikenal sebagai gagap atau gangguan bicara disfluensi, adalah gangguan
komunikasi yang melibatkan gangguan ritme, kecepatan, dan kelancaran bicara seseorang.
Pada individu yang mengalami cadel, terjadi gangguan dalam aliran normal bicara yang dapat
mempengaruhi kelancaran, kecepatan, dan ritme ucapan. Tanda-tanda dan gejala cadel dapat
bervariasi antara individu, tetapi beberapa ciri umum dari cadel meliputi:
- Repetisi: Pengulangan bunyi, suku kata, atau kata-kata tertentu, misalnya, "Ma-ma-
ma-makan."
- Blok: Gangguan aliran suara yang menyebabkan kesulitan dalam memulai atau
melanjutkan ucapan, di mana seseorang mengalami hambatan atau kebuntuan dalam
mengeluarkan suara atau kata-kata.
- Pemanjangan: Pemanjangan bunyi atau suara tertentu dalam kata-kata, misalnya,
"Sssssaya ingin pergi."
- Interupsi: Interupsi dalam ucapan dengan suara yang tidak terduga, misalnya, "Saya
ingin-uh-uh-uh-uh-uh pergi."
- Ketegangan fisik: Terkadang, individu yang mengalami cadel juga dapat
menunjukkan ketegangan fisik, seperti gerakan wajah, kepala, atau tubuh yang terkait
dengan upaya untuk melancarkan bicara.
Cadel dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan, kecemasan, dan gangguan perkembangan bahasa. Stres, tekanan, atau situasi
sosial tertentu juga dapat memperburuk gejala cadel. Penting untuk dicatat bahwa cadel
bukanlah hasil dari kekurangan intelegensi atau kelemahan mental, dan tidak berkaitan
dengan kecenderungan emosional atau psikologis yang negatif. Orang yang mengalami cadel
seringkali memiliki kemampuan berpikir yang normal dan kecerdasan yang sama dengan
orang lain. Pengelolaan cadel melibatkan berbagai pendekatan, termasuk terapi bicara dan
bahasa, pendekatan psikologis, dan dukungan keluarga. Terapi bicara dan bahasa dapat
membantu meningkatkan kecakapan komunikasi, mengurangi ketegangan dalam bicara, dan
membantu individu mengatasi kesulitan dalam berbicara. Dukungan keluarga dan pengertian
dari lingkungan sekitar juga penting dalam membantu individu yang mengalami cadel.
Dukungan emosional dan penerimaan dapat membantu mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kepercayaan diri individu dalam berbicara.
Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang terlatih dalam gangguan
bicara untuk evaluasi, diagnosis, dan rekomendasi pengelolaan yang tepat bagi individu yang
mengalami cadel. Setiap individu dapat mengalami kombinasi dari aspek-aspek di atas atau
memiliki kesulitan berbahasa yang spesifik. Penting untuk melakukan penilaian dan diagnosa
yang tepat untuk mengidentifikasi jenis dan tingkat ketidakmampuan berbahasa yang dialami
seseorang. Dengan pemahaman yang baik tentang jenis ketidakmampuan berbahasa yang
spesifik, dapat dilakukan intervensi yang sesuai untuk membantu individu mengatasi
kesulitan berbahasa mereka.

4
Mendeteksi kemampuan anak yang masih berkembang pada usia 3 hingga 5 tahun sering
kali sulit. Artinya, sampai usia ini, anak masih dalam proses penyesuaian. Pada tahap ini,
anak-anak mulai menyesuaikan perbedaan kata, meningkatkan pemahaman mereka tentang
bahasa, dan mengembangkan arti kata. Ini juga mencakup penguasaan konsonan. Jadi, orang
tua harus menghindari membiarkan anaknya berbicara cadel karena hal itu dapat membuat
lebih sulit bagi anak untuk belajar berbicara dengan benar lagi. Gangguan cadel pada anak
tidak akan segera hilang. Oleh karena itu, berikan dorongan pada anak untuk tidak
melanjutkan. Jika anak dibiarkan berbicara cadel terus-menerus, dia akan merasa berbeda
dari teman-temannya. Akibatnya, anak menjadi malu dan merasa asing di lingkungan
sekitarnya. Ada kemungkinan bahwa dia akan menjadi takut untuk berbicara di depan umum
karena takut ditertawakan oleh teman-temannya. Ini membuat anak minder dan menjauhkan
diri dari orang lain. Hal ini harus dicegah segera agar anak tidak mengalami penurunan
mental akibat gangguan cadel.
Gangguan cadel pada anak usia 7 tahun dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk
faktor genetik, lingkungan, atau perkembangan bahasa yang terganggu. Beberapa anak
mungkin memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami gangguan cadel, sementara
faktor lingkungan, seperti model bicara yang buruk atau kecemasan, juga dapat
mempengaruhi perkembangan bicara anak. Penting untuk dicatat bahwa gangguan cadel pada
anak usia 7 tahun bukanlah indikasi kekurangan kecerdasan atau kelemahan intelektual.
Anak-anak dengan gangguan cadel sering memiliki kemampuan berpikir yang normal dan
memiliki kecerdasan yang sama dengan anak lainnya. Pengelolaan gangguan cadel pada anak
usia 7 tahun melibatkan berbagai pendekatan terapi, termasuk terapi bicara dan bahasa.
Terapis bicara dan bahasa dapat membantu anak meningkatkan kecakapan komunikasi,
mengurangi ketegangan dalam bicara, dan memberikan strategi dan latihan yang tepat untuk
mengatasi gangguan cadel. Selain itu, dukungan keluarga dan lingkungan juga sangat
penting. Keluarga dan guru dapat memberikan lingkungan yang mendukung dan memahami,
memberikan kesempatan untuk berbicara, dan memperhatikan perkembangan bahasa anak
dengan penghargaan dan penguatan positif. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional
kesehatan yang terlatih dalam gangguan bicara dan bahasa anak untuk evaluasi, diagnosis,
dan rekomendasi pengelolaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan individu.
c. Penyebab Gangguan Cadel
Salah satu penyebab gangguan berbicara cadel adalah kerusakan pada sistem syaraf
yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bahasa di otak penderita cadel, yang
menyebabkan mereka tidak dapat melafalkan bunyi bahasa secara menyeluruh. Ketika orang
normal mengucapkan kata-kata dalam berkomunikasi, mereka memiliki artikulasi yang jelas
sehingga orang dapat mendengar dan memahami setiap suku kata dengan jelas. Oleh karena
itu, mulut, lidah, bibir, plataum mol, pita suara, dan otot pernafasan harus bergerak dengan
tangkas. Orang biasa dapat menggunakan berbagai lafal alat produksi bahasanya. Ketika
artikulasi tersebut dijelaskan dalam bagian yang disebut sebagai pembentukan bunyi ujar,
Bunyi ujar termasuk dalam dua kategori besar: vokoid dan kontoid.
Chaer menyatakan (dalam Sundoro, 2020) vokoid adalah jenis bunyi bahasa yang
dihasilkan oleh arus ujar dan ke luar dari glotis tidak mendapat hambatan dari alat ucap,
melainkan hanya diganggu oleh posisi lidah. Selain itu, Samsuri (dalam Sawahlunto &
Sumatera, 2014) mengartikan kontoid adalah sebagai bunyi yang dihambat ketika
pengucapannya, sehingga menyebabkan bergetarnya salah satu alat-alat supra glottal. Jadi hal
ini, penderita gangguan cadel secara otomatis mengalami gangguan yang berhubungan
dengan pengucapan bunyi kontoid, khususnya bunyi yang melibatkan langsung pada lidah

5
sehingga adanya penghambatan bunyi. Bunyi-bunyi tersebut merupakan fonem-fonem
dengan mekanisme artikulasi apiko velar. Subyantoro mengatakan (dalam Sundoro, 2020)
bahwa apabila seseorang mengalami gangguan berbicara (speech) yang disebut disatria
(gangguan artikulasi, gangguan fonasi, gangguan fluensi, dan sebagainya). Menurut
(Dardjowidjojo, 2003) bahwa baik hemisfer kanan maupun kiri memiliki fungsi kebahasaan,
namun hemisfer kiri lebih memiliki peranan penting. Jadi jika pada hemisfer ini ada yang
mengalami kelainan, maka dari itu akan mengalami gangguan pada alat bicara.
Berikut ini adalah tiga faktor yang dapat menjadi penyebab gangguan cadel:
1. Faktor Genetik: Penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dapat memainkan
peran dalam perkembangan gangguan cadel. Beberapa studi telah mengidentifikasi
pola kecenderungan dalam keluarga di mana gangguan cadel cenderung muncul. Hal
ini menunjukkan adanya komponen genetik yang dapat mempengaruhi rentan
seseorang terhadap gangguan cadel. Meskipun belum ada gen yang spesifik
diidentifikasi sebagai penyebab cadel, faktor genetik diyakini memiliki kontribusi
dalam gangguan ini.
2. Ketegangan dan Kecemasan: Stres dan kecemasan dapat memperburuk atau memicu
gejala cadel pada individu yang rentan. Situasi yang menekan, tekanan akademik
yang tinggi, pengalaman sosial yang menegangkan, atau perubahan hidup yang
signifikan dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan emosional yang pada
gilirannya mempengaruhi kelancaran bicara. Kondisi kecemasan atau gangguan
kecemasan yang lebih luas juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan atau
memperburuk gangguan cadel.
3. Model Bicara dan Lingkungan: Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang
juga dapat memengaruhi perkembangan bicara mereka. Jika anak terpapar pada pola
bicara yang tidak teratur atau terganggu dalam lingkungan mereka, seperti anggota
keluarga yang cadel atau gaya bicara yang cepat dan terburu-buru, mereka mungkin
cenderung mengadopsi pola bicara yang serupa. Selain itu, jika lingkungan kompetitif
atau kurang memberikan kesempatan untuk berbicara secara terbuka, anak mungkin
mengalami tekanan atau kecemasan dalam berbicara yang dapat mempengaruhi
kelancaran bicara mereka.

III. METODE PENELITIAN


Penelitian kualitatif dan deskriptif digunakan dalam penelitian ini. Penelitian
kualitatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami
oleh subjek penelitian secara keseluruhan dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah, dalam konteks khusus, dan dengan deskripsi kata-kata dan bahasa (Lexy J.
Moleong, 2019). Jenis penelitian desktiptif dan kualitatif ini memiliki data yang akan
dianalisis dan hasilnya berupa kata atau kalimat, bukan angka. Data yang digunakan oleh
peneliti adalah catatan wawancara via WhatsApp penderita. Fokus (sumber data) penelitian
ini adalah seorang anak berusia 7 tahun yang tinggal di Dusun III Karang Keri, Kabupaten
Simalungun. Menurut Mahsun (2008), dua metode yang digunakan untuk pengumpulan data
adalah teknik pengamatan dan metode simak. Nama metode penyediaan data adalah metode
simak karena penggunaan bahasa digunakan untuk mendapatkan data. Dengan menggunakan
metode pengumpulan data ini, peneliti dapat mengamati dan menyimak fonem yang
diucapkan oleh anak berusia 7 tahun dari perspektif psikolinguistik.

6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data di bawah ini diperoleh melalui pengamatan voice notes terhadap subjek P
dengan beberapa contoh kata. Peneliti telah mengamati dan mengajukan beberapa kata yang
diujikan kepada P, seperti yang ditunjukkan dalam tabel di bawah ini:
Contoh kalimat yang akan diucapkan:
“Ibu pergi ke pasar sama kakak”
“Ular melingkar dipagar pak umar”
“Adik ke sekolah hanya membawa uang jajan sebesar lima ribu rupiah ”
“Motor yang dikendarai risa mendadak mogok di sebrang jalan layang”
“Penanganan Corona pada provinsi prioritas guna menekankan konstribusi kasus nasional”
Jenis gangguan fonologis yang paling sering mengalami gangguan bahasa adalah
pergantian bunyi, yang terdiri dari tujuh data, dan penghilangan bunyi, yang terdiri dari enam
data. Tidak ditemukan penambahan bunyi atau ketidakteraturan bunyi.

Hasil wawancara dengan individu yang mengalami gangguan cadel.

No Tuturan Responden Target Tuturan Proses


Ganti Hilang
1 “Ibu pelgi ke pasal sama kakak” 1. Pergi /-r-/ > /-l-/
2. Pasar /-r-/ > /-l-/
2. “Ulal melingka dipagal pak umal” 1. Ular /-r-/ > /-l-/
2. Melingkar /-r-/
3. pagar /-r-/ > /-l-/
4. Umar /-r-/ > /-l-/
“Adik ke sekolah hanya membawa uang jajan sebesal
3. lima ibu rupiah ” 1. sebesar /-r-/ > /-l-/
2. ribu /-r-/
“Motol yang dikendarai yisa mendadak mogok di sebrang
4. jalan layang” 1. Motor /-r-/ > /-l-/
2. risa /-r-/ > /-y-/

“Penanganan Corona pada provinsi proritas guna


menekankan konsibusi kasus nasional”
5. 1. Prioritas /-i-/
/-
t-/ , /-
2. Konstribusi r-/

Hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti terhadap Yazid Rafka dari Kabupaten
Simalungun, seorang penderita gangguan cadel, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
faktor psikolinguistik dan ketidaksempurnaan fonem (bunyi) penutur. Penderita cadel
biasanya kesulitan mengucapkan huruf R seringkali menjadi L. Ini biasanya terjadi pada
anak-anak usia empat tahun, tetapi beberapa orang cadel masih bisa mengucapkan ini sampai
dewasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami gangguan mengalaminya
dari lahir hingga remaja. Namun penderita tidak terlalu lemah; mereka memiliki kosa kata

7
yang cukup untuk diucapkan. Penderita menyatakan kesulitan dalam pengucapan R tidak
semua kosa kata tetapi pada kata yang posisi fonem R berada di awal seperti kata “Pergi”
mejadi “Pelgi”. Apabila huruf R berada di belakang seperti “dikendarai” penutur bisa
mengucapnya dengan benar. Dari hasil ujaran di atas terdapat ada beberapa kata yang
pengucapan oleh Rafka yaitu huruf R yang sangat tidak sesuai bila diucapkan. Hasil
menunjukan bahwa peneliti hanya mendapatkan 5 data yang diucapkan penutur dengan
pergantian bunyi. Sedangkan pada penghilangan fonem terdapat 8 data yang di ucapkan oleh
penderita gangguan cadel. Pada kata “berlari” menjadi “belali” yaitu adanya Pergantian
fonem /-r-/menjadi fonem /-l-/, “pasar” menjadi “pasal” yaitu adanya Pergantian fonem
/-r-/menjadi fonem /-l-/, kata“ Ular” menjadi “Ulal” yaitu adanya pergantian dua fonem yaitu
“R menjadi L”, kata “melingkar” menjadi “melingka” adanya penghilangan fonem /-r-/, kata
“pagar” mejadi “pagal” adanya Pergantian fonem /-r-/menjadi fonem /-l-/, kata “Umar”
mejadi “Umal” yaitu adanya Pergantian fonem /-r-/menjadi fonem /-l-/, kata “sebesar”
menjadi “sebesal” yaitu adanya pergantian huruf “R menjadi L”, kata “ribu” menjadi “ibu”
yaitu adanya penghilangan fonem /-r-/, kata “motor” mejadi “motol” yaitu adanya pergantian
huruf “R menjadi L”, kata “Risa” menjadi “yisa” adanya pergantian fonem /-r-/ menjadi
fonem /-y-/, kata “ Prioritas” menjadi “proritas” adanya penghilangan fonem /-i-/, dan kata
“konstribusi” menjadi “konsibusi” yaitu adanya penghilangan fonem “T dan R”.
Rafka yang berusia 7 tahun mengalami kesulitan untuk melafalkan bunyi [r] menjadi
[l], yang menyebabkan kesalahan pengucapan. Hal ini disebabkan oleh faktor keturunan yang
menyebabkan anak-anak tidak dapat mengucapkan kata dengan benar. Penderita juga
memiliki elemen fisik, salah satunya lidah yang pendek. Ini mengganggu fungsi artikulator.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penderita cadel ditinjau
melalui penelitian psikolinguistik. Faktor psikologis adalah salah satu yang dipengaruhi oleh
faktor lingkungan serta faktor bawaan ketika bayi, yang menyebabkan anak tidak bisa
melafalkan kata dengan benar, terutama kehilangan fonem "T dan R", meskipun beberapa
masih dapat diucapkan.

8
DAFTAR PUSTAKA
C. E. H. (2019). Analisis Gangguan Berbicara Anak Cadel (Kajian Pada Perspektif Psikologi
Dan Neurologi). Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 3(2), 49–59.
Dardjowidjojo, S. (2003). Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa. In Yayasan
Pustaka Obor Indonesia.
Harimurti, K. (1982). Kamus linguistik edisi keempat. In Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lexy J. Moleong, D. M. A. (2019). Moleong, Lexi J, 2014.” Metodologi Penelitian Kualitatif
Edisi Revisi”. Bandung : Remaja Rosdakarya. PT. Remaja Rosda Karya.
Mahsun. (2008). Metode Penelitian Bahasa. Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Matondang,
Rohmani Nur Indah. (2017). Gangguan Berbahasa: Kajian Pengantar. In UINMaliki Press.
Sundoro, B. T. (2020). Pola Tutur Penderita Cadel Dan Penyebabnya (Kajian
Psikolinguistik). KREDO: Jurnal Ilmiah Bahasa Dan Sastra, 3(2), 338–349.
https://doi.org/10.24176/kredo.v3i2.4612

Anda mungkin juga menyukai