Anda di halaman 1dari 9

Aspek Semantik Dalam Wacana Humor Kiky Syahputri

di Acara Lapor Pak Trans 7


Ida Safira1, Nanda Ramadhayani2, Mulyadi3
1,2,3
Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia

ABTRAKS
Kritik terhadap fenomena sosial yang ada di masyarakat dapat disampaikan melalui humor
dengan media stand up comedy. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknik penciptaan humor dan
fungsi humor dalam wacana humor Stand Up Comedy. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif
untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penelitian ini, fokus utamanya adalah pada aspek semantik dalam
wacana humor Kiky Syahputri. Penelitian semantik melibatkan pemahaman tentang makna kata-kata,
frasa, dan kalimat dalam konteks komunikasi. Dengan menganalisis aspek semantik dalam wacana humor
Kiky Syahputri, penelitian ini akan membahas bagaimana penggunaan kata-kata dan struktur kalimat
berkontribusi terhadap efek humor yang dihasilkan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
dokumentasi dan teknik transkripsi. Hasil penelitian menunjukkan keterlibatan empat aspek semantik
dalam teknik penciptaan humor dan tiga fungsi humor. Empat aspek teknik penciptaan humor diantaranya
adalah praanggapan, implikatur yang meliputi maksim kuantitas; maksim kualitas; maksim relevansi; dan
maksim cara; pertuturan, dan dunia kemungkinan.
Kata Kunci: Humor, Kiki Syahputri, Semantik

LATAR BELAKANG
Humor merupakan fenomena yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Hal
ini juga terkait dengan tindak komunikasi verbal yang membutuhkan struktur naratif yang sangat
sederhana (Galiñanes,2000) dan dengan makna ucapan yang diharapkan atau pelanggaran
praktik percakapan yang diharapkan (Raskin,1984). Ahli lain berpendapat bahwa ini berkaitan
dengan proses di otak yang menghasilkan proses tertawa yang kompleks (Damanik &
Mulyadi,2020) dan dimungkinkan untuk diterapkan secara sengaja untuk beberapa tujuan
komunikatif (Li,2016). Oleh karena itu, humor merupakan proses yang halus dan memiliki
berbagai pembagian berdasarkan kriteria yang berbeda.
Wacana humor mengandung segala bentuk rangsangan yang berpotensi menimbulkan
respon tersenyum atau tertawa penikmatnya seperti permainan bahasa (Fatonah & Riadi, 2017).
Humor dapat mengurangi stres (Damanik & Mulyadi, 2020) serta dimungkinkan untuk
digunakan dalam pengobatan untuk meningkatkan imunitas tubuh kita. Jadi, humor digunakan
sebagai media untuk menghibur orang dengan cara memancing mereka untuk tertawa atau
tersenyum. Perkembangan acara humor di Indonesia berkembang pesat. Selama dekade 1980-
1990-an, pertunjukan humor dikenal dengan kesenian tradisional seperti lenong, dan ludruk yang
disiarkan melalui televisi (Lestari, 2016). Ada beberapa program untuk memilih dan melahirkan
komedian baru seperti Audisi Pelawak TPI, Stand Up Commedy Indonesia (SUCI), dan Stand up
Commedy Academy (SUCA).
Lelucon juga merupakan bagian dari humor. Hal itu diungkapkan melalui sistem
linguistik. Karena humor bertujuan untuk menghibur (Bernabéu,2019), itu juga membutuhkan
keterlibatan manusia. Manusia berfungsi untuk membuat humor, dan menginterpretasikan hal-

1
hal yang lucu dan fenomena yang menarik selama proses humor berlangsung. Selain itu, humor
harus lucu dan menjadi stimulus yang mampu menghibur orang (Filani,2015; Ma &
Jiang,2013). Namun, dalam beberapa kondisi, humor juga bersifat subyektif. Hal ini wajar
karena dengan satu lelucon dalam beberapa saat, seseorang dapat menangkap lelucon dan
tertawa, tetapi yang lain tidak tertawa (Bakar,2018). Tertawa juga bisa digunakan untuk
mengundang tawa orang lain (Li,2016).
Humor dapat dikonfigurasi dalam berbagai kategori. Secara umum juga terbagi menjadi dua
yaitu humor verbal dan humor situasional. Humor verbal biasanya disampaikan melalui teknik
retoris. Itu bisa dalam bentuk sarkasme, ejekan, ironi, permainan kata-kata, dan keterampilan
retorika lainnya dalam konteks tertentu. Atau, humor situasional dikaitkan dengan desain komik
seperti imitasi, peniruan, dan penyamaran (Ma & Jiang,2013). Torok dkk. (2004) membagi
humor jenis ini menjadi humor positif dan humor negatif. Klasifikasi lainnya digunakan oleh
Wanzer et al. (2006) yang menyatakan bahwa humor dikategorikan menjadi humor yang pantas
dan tidak pantas.

Ada tiga teori yang dikembangkan terkait penelitian humor yaitu Semantic Script Theory of
Humor (SSTH) (Raskin,1984), General Verbal Theory of Humor (GVTH) (Attardo &
Raskin,1991), dan Teori Semantik Ontologis Humor (OSTH) (Rayz,2020).

Adapun data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kiky Syahputi adalah seorang stand
up comedian yang fenomenal pada saat ini. Aktif di komunitas tersebut sejak tahun 2017 dan
sering menjuarai beberapa lomba kompetisi stand up comedy secara off air, Kiky memulai
debutnya di TV nasional sebagai salah satu finalis di acara Stand Up Comedy musim keempat
dari Stand Up Comedy Academy (Musim 4) di Indosiar pada tahun 2018. Setelah lulus dari
kompetisi ia sering diundang diberbagai acara, salah satunya dalam acara lapor pak di siaran
televise trans 7. Dari ciri khas kiky syahputi yang sering meroastring membuat dirinya semakin
terkenal di tanah air.
Komika Kiky Syahputri pada kesempatan lain juga sempat mengkritisi dengan menuturkan
bahwa pak Erick Thohir memiliki empati besar kepada rakyatnya hanya pada saat mau
meningkatkan elektabilitasnya saja, memulai debutnya di TV nasional sebagai salah satu finalis
di acara Stand Up Comedy musim keempat dari Stand Up Comedy Academy (Musim 4) di
Indosiar pada tahun 2018. Setelah lulus dari kompetisi ia sering diundang diberbagai acara, salah
satunya dalam acara lapor pak di siaran televise trans 7.
Setelah memahami penjelasan latar belakang diatas maka peneliti mempunyai alasan tertentu
untuk mengambil topik ini. Alasan-alasan tersebut dapat dilihat dari empat segi sebagai berikut:
Fokus pada aspek semantik: Dalam penelitian ini, fokus utamanya adalah pada aspek semantik
dalam wacana humor Kiky Syahputri. Penelitian semantik melibatkan pemahaman tentang
makna kata-kata, frasa, dan kalimat dalam konteks komunikasi. Dengan menganalisis aspek
semantik dalam wacana humor Kiky Syahputri, penelitian ini akan membahas bagaimana
penggunaan kata-kata dan struktur kalimat berkontribusi terhadap efek humor yang dihasilkan.

2
Objek penelitian yang spesifik: Dalam hal ini, wacana humor Kiky Syahputri di acara Lapor
Pak di Trans 7 dipilih sebagai objek penelitian. Kiky Syahputri adalah seorang komedian yang
dikenal karena gaya humor khasnya dalam acara tersebut. Memilih objek penelitian yang
spesifik membantu memfokuskan penelitian pada satu sumber data yang terbatas, sehingga
memungkinkan analisis yang lebih mendalam.
Relevansi media dan budaya populer: Acara Lapor Pak di Trans 7 adalah salah satu acara
populer di Indonesia, dan humor Kiky Syahputri merupakan elemen penting dalam acara
tersebut. Dengan memilih judul ini, penelitian akan memiliki relevansi yang tinggi dengan media
dan budaya populer, yang dapat menarik minat pembaca dan menghasilkan pemahaman yang
lebih baik tentang aspek semantik dalam humor yang populer di kalangan masyarakat.
Potensi kontribusi terhadap pemahaman wacana humor: Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam memperluas pemahaman tentang wacana humor, khususnya dalam
konteks acara Lapor Pak dan gaya humor Kiky Syahputri. Melalui analisis aspek semantik,
penelitian ini dapat membahas strategi komunikasi yang digunakan dalam menciptakan efek
humor, dan bagaimana makna yang terkandung dalam wacana humor tersebut dapat dipahami
dan dinikmati oleh khalayak.

METODE PENELITIAN
Menyangkut penelitian, maka dengan itu peneliti memutuskan menggunakan pendekatan
penelitian desain kualitatif, Patton (2015) mengemukakan bahwa desain kualitatif adalah
pendekatan penelitian yang memperhatikan pengalaman dan perspektif individu atau kelompok
dalam memahami fenomena yang diteliti, melalui pengumpulan dan analisis data yang
mendalam dan kompleks. Desain ini memperhatikan konteks dan interpretasi individu dalam
memahami fenomena yang diteliti.
Pengambilan data dilakukan secara purposive, dipilih dengan pertimbangan dan tujuan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa di representatif (Sugiyono, 2017:
216). Sumber data dalam penelitian ini adalah wacana humor Kiki Syahputri. Pemilihan tersebut
didasarkan pada kekayaan aspek semantik dan beragamnya fungsi humor pada wacana humor
para komika. Selain itu, babak tersebut cukup digemari masyarakat, terbukti dengan meraup
jumlah penonton yang lebih banyak.
Instrumen utama dalam penelitin ini adalah peneliti itu sendiri. Sebagai instrumen utama,
peneliti terlibat langsung dalam kegiatan pengumpulan data dan analisis data. Peneliti sebagai
human instument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber
data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono 2017: 222). Pada penelitian ini,
selain peneliti sendiri sebagai instrumen utama digunakan pula instrumen pembantu, yaitu
instrumen berupa tabel pedoman analisis teknik penciptaan humor dan fungsi humor dalam
wacana Kiki Syahputri.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dan transkripsi.
Teknik dokumentasi digunakan untuk menjawab semua rumusan masalah dengan menggunakan

3
video. Pengambilan data dilakukan dengan mengunduh beberapa video Kiki Syahputri di
channel Youtube Lapor Pak Trans 7. Teknik transkripsi data dilakukan dengan cara mengubah
data penelitian yang berbentuk lisan ke dalam bentuk tulisan. Setelah mendapatkan video Kiki
Syahputri, barulah digunakan teknik transkipsi data. Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan
data sesuai dengan rumusan masalah. Teknik ini akan memudahkan peneliti untuk menganalisis
maupun memilih data yang telah ditranskrip menjadi tulisan.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis nonstatistik. Dimana data
yang diperoleh berupa kata-kata bukan berupa bentuk bilangan atau angka statistik, tetapi
dituangkan dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya daripada sekedar angka atau
frekuensi.
Adapun teknik analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2015: 401),
lebih banyak dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Pada proses penelitiannya, peneliti
menonton video Kiki Syahputri terlebih dahulu, menganalisis wacana humor Kiki Syahputri
melalui data yang sudah ditranskrip, menentukan temuan-temuan penting berupa teknik
penciptaan humor berdasarkan teori humor semantik berbasis skrip Victor Raskin (1985) dan
fungsi humor menurut Wijana (1994), dan mendeskripsikan temuan-temuan dalam wacana
humor tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kiky Syahputi adalah seorang stand up comedian yang fenomenal pada saat ini. Aktif di
komunitas tersebut sejak tahun 2017 dan sering menjuarai beberapa lomba kompetisi stand up
comedy secara off air, Kiky memulai debutnya di TV nasional sebagai salah satu finalis di acara
Stand Up Comedy musim keempat dari Stand Up Comedy Academy (Musim 4) di Indosiar pada
tahun 2018. Setelah lulus dari kompetisi ia sering diundang diberbagai acara, salah satunya
dalam acara lapor pak di siaran televise trans 7. Dari ciri khas kiky syahputi yang sering
meroastring membuat dirinya semakin terkenal di tanah air.
Humor Praanggapan
Pada praanggapan, humor dapat dipahami dan menimbulkan kelucuan jika penutur dan
petutur memiliki praanggapan yang sama.
(1) Konteks: Kiki menuturkan bahwa permasalahan dalam politik tidak bisa dibayar
dengan kata maaf saja
“Tapi jujur temen-temen, seorang Bapak Erick Thohir adalah satu sosok menteri
yang sangat saya hormati, saya kagumi. Karena beliau punya empati yang besar
terhadap rakyat. Boleh tepuk tangan untuk beliau. Karena waktu itu ketika harga
Pertamax naik, beliau mau memajukan diri dan meminta maaf kepada rakyat. Tapi
kenapa minta maaf doang? Emang bisa, kalau rakyat beli bensin duitnya kurang terus
minta maaf doang?”
Tuturan (1) di atas diberikan oleh Dany, ia memberi informasi bahwa permasalahan
dalam politik tidak bisa dibayar dengan kata maaf saja. Contohnya seperti yang ia
lakukan, yaitu meminta maaf setelah harga pertamax naik. Tuturan Kiki tersebut
bermaksud menyindir salah seorang bintang tamu, yaitu pak Erick Thohir. Tuturan

4
Kiki menyebabkan penonton dan pelakon merespon dengan tawa, yang berarti Kiki
sebagai penutur dan penonton sebagai petutur memiliki kesamaan praanggapan di
dalam benaknya bahwa permasalahan dalam politik tidak bisa dibayar dengan kata
maaf saja, melainkan harus dengan tindakan yang lain juga.
Implikatur
Grice membagi prinsip kerja sama dalam empat maksim, yaitu maksim kuantitas maksim
kualitas, maksim relevansi, dan maksim cara. Kelucuan yang melibatkan aspek implikatur
terbentuk akibat penutur dan petutur menyimpang dari prinsip kerja sama.
Maksim Kuantitas
Maksim kuantitas menyatakan “berikan informasi dalam jumlah yang tepat”. Maksim ini
menghendaki setiap peserta pertuturan memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak
yang dibutuhkan oleh lawan bicaranya (Wibowo, 2018; Yayuk, 2018).
(2) Konteks: Kiki menuturkan bahwa pak Eric Thohir suka bagi-bagi jabatan ke teman
dekatnya saja.
“Dan kenapa gue bilang gue respect banget sama Pak Erick Thohir adalah karena. Pak
saya itu kemarin ngelihat ada netizen yang demo. Karena betul tadi yang disindir sama temen-
temen, bawa bapak nih suka bagi-bagi jabatan kekerabat dekat yang mendukung bapak gitu kan.
Dibilangnya, cuman yang muji-muji yang dikasih jabatan. Misalnya, komisaris. Saya gak
percaya. Menurut saya bapak bukan orang yang seperti itu. Bapak gak mungkin milih komisaris
dari orang yang cuman muji-muji doang. Gak mungkin. Karena bapak itu orangnya kompeten,
adil, bijaksana. Jadi gimana pak? Udah cocok belom jadi komisaris?”
Pada tuturan tersebut, Kiki memberikan informasi bahwa pak Erick Thohir adalah orang
yang suka bagi-bagi jabatan tetapi hanya ke teman dekatnya dan komisarisnya saja. Kiki
memberikan contoh, kemarin ngelihat ada netizen yang demo. Karena betul tadi yang disindir
sama temen-temen, bawa bapak nih suka bagi-bagi jabatan kekerabat dekat yang mendukung
bapak gitu kan. Dibilangnya, cuman yang muji-muji yang dikasih jabatan. Misalnya, komisaris.
Tuturan tersebut mengandung informasi yang berlebihan, jika tuturan tersebut hanya berbunyi
Pak Erick Thohir ini adalah salah satu orang yang sangat baik tapi hanya ke teman dekatnya saja.
Kemunculan humor karena maksim ini dipengaruhi latar belakang Kiki yang menggambarkan
jika kita termasuk salah satu orang yang sangat dekat dan selalu memuji pak Erick Thohir maka
kita akan mendapatkan jabatan di kerjaan.
Maksim Kualitas
Maksim kualitas menyatakan “usahakan agar informasi Anda benar”. Maksim ini
mengharapkan peserta tutur menyampaikan informasi yang mengandung kebenaran yang
sifatnya nyata dan sesuai fakta sebenarnya. Penutur tidak diperkenankan menuturkan suatu
informasi yang sifatnya tidak benar dan kurang meyakinkan (Wibowo, 2018: 30).

(3) Konteks: kelegahan Kiki yang sudah paham rasanya ngeliat para pejabat berebut
kursi
“Tapi sekarang, beliau hadir pak bersama kami disini. Yakan? Duduk bareng, dan
sebentar. Saya sangat ingat dengan kursi ini. Ini adalah kursi yang diduduki oleh
Gubernur DKI, oleh ketua umum partai dan sekarang menteri BUMN. Bahkan

5
selanjutnya Gubernur Jabar, menteri-menteri lain juga pengen duduk disini dan saya
roasting. Sekarang saya jadi paham gimana rasanya ngeliat pejabat rebutan kursi.”

Tuturan di atas, dituturkan oleh Kiki. Tuturan tersebut menyimpang dari maksim
kualitas karena memberi kontribusi yang sifatnya kurang meyakinkan dan sulit dibuktikan
kebenarannya. Tuturan Kiki tersebut menceritakan kelegahan hatinya yang sudah paham rasanya
ngeliat para pejabat berebut kursi. Ungkapan Kiki yang mengatakan pejabat berebut kursi tak
memberikan informasi yang kurang meyakinkan. Informasi yang kurang meyakinkan tersebut
menyebabkan penonton sebagai petutur tertawa. Latar belakang kemunculan humor pada
pelanggaran maksim ini adalah kelegahan hati Kiki yang dimunculkan Kiki sebagai bentuk
ungkapan dengan menyandingkan pak Erick Thohir sebagai salah satu pejabat yang saling
berebut kursi dengan pejabat yang lain.

Maksim Relevansi
Maksim relevansi menyatakan “usahakan agar perkataan yang Anda lakukan ada
relevansinya”. Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta tutur memberikan kontribusi yang
relevan dengan masalah pembicaraan (Wibowo, 2018: 30).
(4) Konteks: Kiki berpendapat pak Erick Thohir memiliki empati besar kepada rakyatnya
hanya pada saat mau meningkatkan elektabilitasnya saja.
Kiki : “Bapak ini punya empati yang besar kepada rakyat.”
Pak Erick : “Betul”
Kiki : “Karena beliau dekat sekali dengan rakyat. Kita bisa lihat, beliau sekarang
lagi sering banget tuh mampir-mampir dekat dengan rakyat kan. Dateng
ke TV pas lagi sahur. Dateng pas lagi buka. Bahkan sampe dateng ke
‘Lapor Pak’ malam-malam begini pak. Kenapa sih? Susah banget apa
ngejar elektabilitas?”
Pada tuturan di atas, Kiki menuturkan bahwa pak Erick Thohir memiliki empati besar
kepada rakyatnya hanya pada saat mau meningkatkan elektabilitasnya saja. Misal, beliau
sekarang lagi sering banget mampir-mampir dekat dengan rakyat kan. Dateng ke TV pas lagi
sahur. Dateng pas lagi buka. Bahkan sampe dateng ke ‘Lapor Pak’ malam-malam. Tuturan Kiki
di akhir memberikan kontribusi yang tidak relevan dengan topik pembicaraan. Penyimpangan
tuturan Kiki tersebut mengindikasikan bahwa ia melakukan pelanggaran maksim relevansi
karena kontribusinya tidak relevan dengan yang diharapkan petutur.

Pertuturan
Austin (dalam Soedjatmiko, 1992: 74) berpendapat, apabila seseorang mengutarakan
sebuah tuturan atau kalimat, dimungkinkan terjadi tiga jenis tindak tutur, yaitu: tindak tutur
lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Humor memiliki tindak tutur yang

6
menyimpang dari yang terdapat dalam komunikasi serius. Raskin menyebut komunikasi humor
ini sebagai komunikasi non-bona-fide.
(5) Konteks: Kiki mengungkapkan bahwa presiden-presiden di Indonesia dominan
berakhiran huruf “O” sehingga ia memprediksi yang masuk kategori selanjutnya
adalah yang berakhiran huruf “O” juga.
“Kita bisa melihat yang akan jadi pemimpin Indonesia hanya dengan berdasarkan
nama saja. Presiden di Indonesia semuanya memiliki nama dengan akhiran huruf O.
Yang pertama ada bapak Ir. Soekarno akhirannya O, kita lihat lagi yang kedua bapak
Jend. Soeharto akhirannya O juga, ada lagi bapak Susilo Bambang Yudhoyono “O”
juga, ada lagi bapak Joko Widodo. Jadi dari prediksi di awal yang berhasil masuk ke
babak kategori selanjutnya adalah....”

Pada tuturan (5) di atas, diberikan oleh Kiki. Ia menuturkan bahwa presiden-presiden di
Indonesia dominan berakhiran huruf “O” sehingga ia memprediksi yang masuk kategori
selanjutnya adalah yang berakhiran huruf “O” juga. Kelucuan muncul ketika Kiki melakukan
tindak perlokusi yang membuat penonton tertawa, ia memberikan contoh bahwa yang masuk
kategori selanjutnya bisa jadi adalah pak Ganjar Pranowo. Penonton menangkap makna bahwa
pernyataan Kiki bisa jadi benar dan terjadi.

Dunia Kemungkinan
Raskin (1985: 55 ) mengartikan dunia kemungkinan sebagai penyimpangan-
penyimpangan dari dunia nyata, atau hal-hal yang mustahil terjadi di dunia nyata (dunia yang
kita alami). (7)
Konteks: Kiky Syahputri meyampaikan ketika orang mengisi bensin uang kurang
seringkali absurd, misalnya orang tersebut ingin mengisi bensin tetapi tidak memiliki uang yang
cukup alias kurang. “beliau mau memajukan diri dan minta maaf kepada rakyat betul ya pak, tapi
kenapa minta maaf doang emang bisa kalau rakyat beli bensin duitnya kurang terus minta maaf
doing”.
Pada tuturan (7) di atas, Kiky menuturkan bahwa orang yang membeli dengan
kekurangan uang sering kali absurd. Ia mencontohkan bentuk absurditas yang digunakan orang
tersebut adalah dengan meminta maaf ketika tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar.
Kiky menjelaskan jika hanya permintaan maaf saya yang diungkapkan kedapa maksyarakata
Tanpa ada gerekan tangan untuk membantu tidak akan ada gunanya. Padahal di dunia nyata yang
kita hadapi tidak ada uang mengganti permintaan maaf.

PENUTUP

7
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian yang berjudul Aspek Semantik Dalam Wacana
Humor Kiky Syahputridi Acara Lapor Pak Trans 7, dapat disimpulkan bahwasannya dalam
wacana humor Stand Up Comedy, terdapat 7 tuturan yang menunjukkan 4 aspek teknik
penciptaan humor dan 3 fungsi humor. 4 teknik penciptaan humor di antaranya adalah aspek
praanggapan yang membangun humor tuturan (1), implikatur yang terbagi ke dalam empat
maksim, yaitu maksim kuantitas, maksim kualitas, makasim relevansi, dan maksim cara. Humor
yang dibangun oleh maksim kuantitas ditemukan pada tuturan (2) maksim kualitas ditemukan
pada humor yang membangun tuturan (3), maksim relevansi yang membangun humor pada
tuturan (4), maksim cara menjadi pembangun humor dalam tuturan (5). Aspek selanjutnya yang
terlibat adalah pertuturan yang terdapat pada humor tuturan (6). Terakhir adalah dunia
kemungkinan, aspek ini terlibat dalam pembangunan humor tuturan.

DAFTAR PUSTAKA
Attardo, S. (1994). Linguistic theories of humor. Mouton de Gruyter.
Bakar, F. A. (2018). The use of humour in teaching and learning in higher education
(Dissertation). The University of Otago.
Bernabéu, E. L. (2019). The role of humor discourse in the construction of gender identity.
Pragmalinguistica, (27), 112–132. https://doi.org/10.25267/Pragmalinguistica.2019.i27.06
Calley,Alan.1997.Humor in The Arts. London: Flower Press.
Damanik, S. F., & Mulyadi, M. (2020). Indonesian humorous status in social media: An
application of script-based semantic theory of humour. Studies in English Language and
Education, 7(2), 657–671. https://doi.org/10.24815/siele.v7i2.
Fatonah, N., & Riadi, B. (2017). Permainan bahasa wacana humor akun meme Comic
Indonesia di Instagram serta implikasinya. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, Dan
Pembelajarannya), 5(1), 1–12.
Filani, I. (2015). Discourse types in stand-up comed performances: An example of Nigerian
stand-up comedy. European Journal of Humour Research, 3(1),41–60.
https://doi.org/10.7592/EJHR2015.3.1.filani

8
Galiñanes, C. L. (2000). Relevance theory, humour, and the narrative structure of humorous
novels. Revista Alicantina de Estudios Ingleses, 13(13), 95–106.
https://doi.org/10.14198/raei.2000.13.08
Gauter,Dick.1988.The Humor of Cartoon. New York: A Pegrige Book.
Hendarto,Priyo.1990.Filsafat Humor.Jakarta: Karya Megah.
Lestari, T. P. (2016). Pelanggaran prinsip percakapan dan parameter pragmatik dalam wacana
stand up comedy Dodit Mulyanto. Seloka, 5(2), 148–162.
Li, C. L. C. (2016). Laughter, smiling and their pragmatic/interpersonal functions: An
interactional linguistic account. Concentric: Studies in Linguistics, 42(2),135–168.
https://doi.org/10.6241/concentric.ling.42.2.05
Ma, Z., & Jiang, M. (2013). Interpretation of verbal humor in the sitcom The Big Bang
Theory from the perspective of adaptation-relevance theory. Theory and Practice in Language
Studies, 3(12), 2220–2226.https://doi.org/10.4304/tpls.3.12.2220-2226
Mulyadi et al., (2021).Verbal humor in selected Indonesian stand up comedian’s discourse:
semantic analysis using GVTH.Cogent Arts & Humanities, 00: 1943927
https://doi.org/10.1080/23311983.2021.1943927
Patton, M. Q. (2015). Qualitative research & evaluation methods: Integrating theory and
practice. Sage Publications, Inc.
Raskin, V. (1984). Semantic mechanisms of humor. Annual Meeting of the Berkeley
Linguistics Society, 5,325–335. https://doi.org/10.3765/bls.v5i0.2164
Suhadi.1989.Humor dalam Kehidupan. Jakarta: Gema Press
Sujoko.1982.Perilaku Manusia dalam Humor. Jakarta: Karya Pustaka
Torok, S. E., McMorris, R. F., & Lin, W.-C. (2004). Is humor an appreciated teaching
toolPerceptions of professorrs’ teaching styles and use of humor. College Teaching, 52(1),
14–20. https://doi.org/10.3200/CTCH.52.1.14-20
Wanzer, M., Frymier, A., Wojtaszczyk, A. M., & Smith, T.(2006). Appropriate and
inappropriate uses of humor by teachers. Communication Education, 55(2), 178–196.
https://doi.org/10.1080/03634520600566132

Anda mungkin juga menyukai