Tugas 3 - Akuntansi Manajemen
Tugas 3 - Akuntansi Manajemen
Analisis ABC merupakan teknik kategorisasi berdasarkan Prinsip Pareto untuk menentukan item
mana yang harus diprioritaskan dalam manajemen inventaris pada perusahaan. Dalam mendiskusikan
topik ini, buku-buku referensi terkait manajemen operasi dan rantai suplai cenderung berfokus pada
volume dollar sebagai satu-satunya kriteria dalam pelaksanaan kategorisasi. Sejumlah penulis
berpendapat bahwa kemampuan untuk menyampaikan produk yang sesuai dengan pasar merupakan
kunci untuk bertahan dalam dunia bisnis dan operasi rantai suplai dunia di masa kini. Meskipun
demikian, pandangan penggunaan satu kriteria ini kurang tepat dikarenakan pengaruh faktor kondisi
pemasok, perantara pemasaran, dan pelanggan yang beragam di seluruh penjuru dunia serta usia produk
yang semakin cepat menurun.
1. Pendahuluan
Analisis ABC merupakan teknik untuk menentukan prioritas dalam manajemen inventaris.
Secara umum, inventaris dikategorikan menjadi 3 kelas, yaitu A, B, dan C. Fokus utama dari
kegiatan manajemen berada pada item-item yang masuk dalam kelas A, sementara itu item kelas C
memperoleh perhatian paling sedikit, dan item kelas B berada di antara kedua kelas. Dalam ruang
lingkup bisnis modern yang melibatkan ribuan jenis item, dibutuhkan manajemen item berbasis
analisis kebutuhan dan jumlah waktu. Dalam hal ini, proses manajemen harus memperhatikan aspek
efektivitas dan efisiensi biaya yang dihasilkan.
Dalam ruang lingkup bisnis tradisional, analisis ABC dilaksanakan semata berdasarkan satu
kriteria saja, yakni volume dollar dengan jumlah item yang lebih sedikit pula. Dalam hal ini, kelas
A meliputi item-item dengan nilai dan permintaan tinggi, sementara kelas C meliputi item-item
dengan nilai dan permintaan rendah. Meskipun demikian, dalam 30 tahun terakhir, pendekatan satu
kriteria ini mulai dipertanyakan. Selain kriteria volume dollar, terdapat kriteria lainnya yang juga
tidak kalah penting, di antaranya adalah jumlah waktu, kritikalitas item, ketahanan, kelangkaan,
jumlah pemasok, biaya transportasi, dsb. Berbagai metode telah dikembangkan menggunakan
analisis multikriteria ABC hingga saat ini untuk menyesuaikan perkembangan dunia bisnis.
d. Pendekatan Lainnya
Pendekatan lainnya juga pernah diajukan untuk penyelesaian kategorisasi ABC, di antaranya
adalah rough set theory untuk pelaksanaan kategorisasi menggunakan training set, metode
konsensus berbasis jarak berdasarkan konsep solusi ideal dan negatif ideal dari TOPSIS
(Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) untuk penentuan peringkat,
serta modifikasi model Data Envelopment Analysis (DEA) untuk analisis kriteria kuantitatif
dan kualitatif terhadap analisis ABC.
4. Diskusi
Riset yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat beberapa cara untuk menerapkan analisis
multikriteria ABC pada situasi praktis, beberapa di antaranya cukup sederhana dan sebagian lainnya
cukup rumit. Jenis metode pendekatan yang digunakan juga disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan bisnis masing-masing. Berdasarkan hemat penulis, dalam konsep maupun
implementasi, pembobotan dan pemeringkatan subjektif adalah metode yang paling cocok dan dapat
diterapkan.
Buku-buku referensi manajemen operasi disarankan untuk mengadopsi struktur diskusi terkait
analisis ABC berikut:
• Pengenalan analisis ABC dan rasionalisasi: prinsip Pareto dan keperluan untuk
memisahkan kategori yang penting dan kurang penting
• Pembahasan kriteria untuk analisis ABC
• Pembahasan kategorisasi ABC
• Pembahasan metodologi ABC
• Contoh pelaksanaan analisis ABC
• Pembahasan mendetail mengenai manajemen item A, B, dan C.
6. Kesimpulan
Secara tradisional, analisis ABC telah digunakan untuk klasifikasi beragam item inventaris
menjadi tiga kategori, yaitu A, B, dan C, dan berdasarkan satu kriteria, yaitu volume dollar.
Dikarenakan perkembangan bisnis yang makin mengglobal, penggunaan satu kriteria dianggap
sudah tidak mencukupi untuk kebutuhan manajemen inventaris. Sejak awal tahun 1980an, telah
mulai banyak penelitian terkait analisis multikriteria ABC yang dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan ini. Meskipun demikian, mayoritas buku referensi manajemen operasi dan rantai suplai
masih mengikuti analisis ABC yang hanya berfokus pada satu kriteria. Berdasarkan hasil telaah
berbagai buku referensi yang dilakukan oleh penulis dalam artikel ini, disarankan agar pembahasan
mengenai analisis ABC dapat lebih mendetail dan lebih berfokus pada penggunaan multikriteria
dibanding satu kriteria. Perubahan ini merupakan upaya agar buku-buku referensi yang digunakan
dapat lebih relevan dengan perkembangan dunia bisnis dan mahasiswa pun dapat mengembangkan
kemampuan sesuai dengan kebutuhan tempat kerja. Sebagai hasil akhir, perusahaan pun dapat lebih
efektif dan efisien dalam melaksanakan manajemen inventaris dan lebih mampu bersaing dalam
pasar.