Anda di halaman 1dari 59

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


TERHADAP NYERI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
YANG MENJALANI KEMOTERAPI

SITI NURKAHFIANI KADIR


2190.039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2022
KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF


TERHADAP NYERI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
YANG MENJALANI KEMOTERAPI

Karya Tulis ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Ahli Madya

SITI NURKAHFIANI KADIR


2190.039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA
MAKASSAR
2022

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Siti Nurkahfiani Kadir 219.039 dengan judul
“Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Nyeri Pada Pasien
Kanker Payudara Yang menjalani Kemoterapi di RS. TK II Pelamonia
Makassar” telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Makassar,………2022

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Sulasri, S.Kep., M.Kep Ns. Samsir, S.Kep., M.Kes


NIDN. 0902038404 NIDN. 0919059003

Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
Makassar

Ns. Nurun Salaman Alhidayat, S.Kep.,M.Kep


NIDN. 0903098803

iii
PENYATAAN KEASLIAN TULISAN

Nama : Siti Nurkahfiani Kadir


Nim : 219039
Prodi : Diploma III Keperawatan
Judul KTI : Penerapan Terapi Relaksasi Otot Progresif Tehadap Nyeri
Pada Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini


dengan judul tersebut di atas, secara keseluruhan adalah murni karya
penulis sendiri dan bukan plagiat dari karya orang lain, kecuali bagian-
bagian yang dirujuk sebagai sumber pustaka sesuai dengan panduan
penulisan yang berlaku (lembar pemeriksaan plagiat terlampir).

Apabila di dalamnya terdapat kesalahan dan kekeliruan maka


sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis yang dapat berakibat pada
pembatalan Karya Tulis Ilmiah dengan judul tersebut diatas.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar- benarnya.

Makassar, 2022

Yang membuat pernyataan,

(Siti Nurkahfiani Kadir)

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS
1. Nama : Siti Nurkahfiani Kadir
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat/Tgl Lahir : Takalar, 14 Oktober 1999
4. Agama : Islam
5. Suku Bangsa : Makassar
6. No Hp/Tlp : 081937094265
B. PENDIDIKAN
1. Tamat SDN NO.69 GALESONG 1 (2006-2012)
2. Tamat MTS.ASSALAMIYAH BODDIA (2012-2015)
3. Tamat SMK NEGERI 1 GAL-SEL (2015-2018)
4. Melanjutkan Pendidikan Diploma III Di jurusan Keperawatan
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar Tahun (2019) Sampai
Sekarang

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Karya Tulis Ilmiah dengan Judul “Penerapan Terapi Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani
Kemoterapi Di RS. TK II Pelamonia Makassar” telah disetujui pembimbing
untuk diujikan oleh Tim Penguji Sidang program D III Keperawatan Institut
Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin sebagai salah satu
syarat dalam menempuh ujian akhir program D III Keperawatan Institut
Ilmu Kesehatan Pelamonia Kesdam XIV/Hasanuddin.
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada
1. Kolonel Ckm Dr. Adhy Sugih Arto, Sp. An selaku Kepala Kesehatan
Daerah Militer XIV/Hassanuddin dan selaku Ketua Pengawas
Yayasan Wahana Bhakti Karya Husada yang telah mendukung semua
program pendidikan.
2. Mayor Ckm (K) Dr. Ruqaiyah, S.ST., M.Kes., M.Keb Selaku Rektor
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.
3. Asyima, S.AT., M.Kes., M.Keb. Selaku Wakil Rektor I Institut Ilmu
Kesehatan Pelamonia Makassar.
4. Kapten Ckm (K) Ns. Fauziah Botutihe, S.K.M., S.Kep., M.Kes. Selaku
Wakil Rektor II Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.
5. Ns. Nurun Salaman Alhidayat, S.Kep., M.Kep. Selaku Ketua Prodi DII
Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia mengarahkan
mahasiswa untuk menyelesaikan penelitian ini tepat waktu.
6. Ns. Sulasri, S.Kep., M.Kep Selaku Penguji I Yang dalam kesibukan
sehari-harinya masih dapat menyempatkan diri untuk memantau,
membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini.

vi
7. Ns. Samsir,S.Kep., M.Kes Selaku Penguji II Yang dalam kesibukan
sehari-harinya masih dapat menyempatkan diri untuk memantau,
membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini.
8. Ns. Hj Deliaty., S.Kep.,M.Kep Selaku Penguji III Yang dalam
kesibukan sehari-harinya masih dapat menyempatkan diri untuk
memantau, membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini.
9. Seluruh dosen dan staf prodi DII Keperawatan Institut ilmu kesehatan
pelamonia yang telah mengorbankan seluruh waktunya dalam
membantu dan mengarahkan dalam menyelesaikan penelitian ini
10. Teristimewah Kedua orang tua saya, buat ayah saya Abd Kadir Majid
S.sos dan buat ibu saya Sitti Hajrah, kakak adik dan keluarga besar
saya yang selalu seniantasa mendoakan peneliti dalam
melaksanankan dan menyelesaikan penelitian ini
11. Teman-teman departemen Medikal Bedah II seluruh Garuda XIV
angkatan 2019 serta seluruh organik Garuda XIV yang senantiasa
membimbing saya dalam segala hal tanpa henti.
12. Teman-teman/bestie saya yang senantiasa berjuang bersama saya.
Akhir kata, kiranya Tuhan Yang maha Esa membalas segala kebaikan
yang telah diberikan kepada peneliti dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini
bermanfaat bagi rekan-rekan perawat dalam meningkatkan kualitas
pelayanan dibidang kesehatan.

Makassar 2022

Peneliti

vii
ABSTRAK

PENERAPAN TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP


NYERI PADA PASIEN KANKER PAYUDARA YANG MENJALANI
KEMOTERAPI

Siti Nurkahfiani Kadir*


Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia
Jl. Garuda No. 3 AD Makassar

*Email : Sitinurkahfianik@gmail.com

Latar belakang, secara umum kanker payudara adalah keganasan yang terjadi
pada kantung dan saluran penghasil air susu, salah satu masalah yang muncul
dalam kanker payudara adalah nyeri yang dirasakan apabila sel kanker sudah
membesar timbul luka atau sudah menyebar ke tulang-tulang, Terapi relaksasi
otot progresif adalah cara yang dapat mengurangi nyeri pada pasien kanker
payudara. Tujuan penelitian, mengetahui gambaran penerapan terapi relaksasi
otot progresif terhadap nyeri pada pasien kanker payudara yang menjalani
kemoterapi. Metode, jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus,
pengumpulan data dilakukan melalui lembar observasi, pengkajian dan skala
penilaian nyeri numerc rating scale (NRS). Hasil studi kasus, didapatkan hasil
bahwa Terapi relaksasi otot progresif ini dilakukan selama 2 hari dan dilakukan 2
kali sehari, setiap pemberian penerapan dilakukan selama 15 menit dengan cara
menegangkan otot selama 5 sampai 10 detik, kemudian lemaskan otot 20-30
detik masing-masing 8-16 kali kemudian dilakukan pengukuran skala nyeri
meggunakan Skala Numeric Rating scale setelah prosedur ini dilakukan.
Kesimpulan, setelah dilakukan Terapi Relaksasi Otot Progresif selama 2 hari
dan dilakukan 2 kali sehari efektif dan berguna buat kedua pasien untuk
menurunkan skala nyeri dari skala nyeri 6 ke skala nyeri 1 tetapi tidak semua
orang memiliki respon yang sama terhadap penerapan terapi ini.
Kata Kunci : Nyeri, Relaksasi Otot Progresif, Kanker Payudara

viii
ABSTRACT
APPLICATION OF PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION THERAPY
FOR PAIN IN BREAST CANCER PATIENTS UNDERGOING
CHEMOTHERAPY
Siti Nurkahfiani Kadir*
Pelamonia Institute of Health Sciences
Jl. Garuda No. 3 AD Makassar

*Email: Sitinurkahfianik@gmail.com

Background, in general Breast cancer is a malignancy that occurs in the milk


producing sacs and ducts. One of the problems that arise in breast cancer is the
pain that is felt. When the cancer cells are enlarged, sores arise or have spread
to the bones. Progressive muscle relaxation therapy is a way that can reduce
pain in the breast. Breast cancer patient. The purpose of the study, knowing the
descrition of the application of progressive muscle relaxation therapy to pain in
breast cancer patients undergoing chemotherapy. Methods, this type of research
is descriptive with a case study approach. Data collection is carried out through
assesment observation sheets and pain rating scales NRS. Resut the result
showed that progressive muscle relaxation therapy was carried out twice a day,
each appication was carried out for 15 minute by stretching the muscle for 5 to 10
second the relaxing the msucle for 20 to 30 second each 8 to 6 times then
measurements were taken. Pain scae using a numerical rating scale after this
procedure is done. In conclusion, after doing progressive muscle relaxation
therapy for 2 days and twice a day it is effective and usefu for both patients to
reduce the pain scale of 1 but not everyone has the same response to the
application of this therapy

Keywords : paintful, Progressive Muscle Relaxation, Breast Cancer

ix
DAFTAR ISI
SAMPUL
................ii
LEMBAR PERSETUJUAN
............................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
............................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
............................................v
KATA PENGANTAR
.................................vi
ABSTRAK
................viii................................................................................................
ABSTRACT
................ix
DAFTAR ISI..................................................................................................x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................5
C. Tujuan............................................................................................5
D. Manfaat..........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Rasa Nyaman......6

x
1.Pengkajian.......................................................................................6
2.Diagnosa.........................................................................................7
3.Intervensi.........................................................................................11
4.Implementasi...................................................................................13
5.Evaluasi...........................................................................................13

B.Penerapan Prosedur Terapi Relaksasi Otot Progresif Pada Pasien


Kanker Payudara................................................................................13

1.Konsep Kanker Payudara................................................................13

a. Pengertian..................................................................................13
b. Etiologi.......................................................................................14
c. Patofisiologi................................................................................14
d. Klasifikasi...................................................................................14
e. Manifestasi.................................................................................15

2. Standar Prosedur Operasional Terapi Relaksasi Otot Progresif


Pada Pasien Kanker Payudara......................................................15

xi
a. Pengertian..................................................................................15
b. Tujuan........................................................................................16
c. Indikasi/Kontraindikasi...............................................................16
d. Prosedur Terapi Relaksasi Otot Progresif .................................16

3. Hasil penelitian sebelumnya yang menguatkan penelitian


selanjutnya.....................................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek studi kasus..............................................................................20


B. Fokus Studi........................................................................................ 20
C. Definisi Operasional...........................................................................20
D. Waktu dan tempat penelitian..............................................................21
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data........................................21
F. Penyajian Data...................................................................................21
G. Etika Studi Kasus...............................................................................22

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

xii
A. Hasil Studi Kasus...............................................................................24

1. Gambaran Lokasi Penelitian .........................................................24


2. Identitas Responden......................................................................24
3. Pengkajian..................................................................................... 25
4. Gambaran......................................................................................26
5. Evaluasi..........................................................................................29

B. Pembahasan .....................................................................................33

1. Identitas .........................................................................................33
2. Pengkajian..................................................................................... 33
3. Gambaran .....................................................................................34
4. Evaluasi..........................................................................................35

C. Keterbatasan......................................................................................36

xiii
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................37
B. Saran .................................................................................................47

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................39

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SPO Relaksasi otot progresif........................................................31


Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................32
Tabel 3.1 Skala Nyeri Ny.K sebelum dan sesudah penerapan
relaksasi otot progresif..................................................................................32
Tabel 3.2 Skala Nyeri Ny. M Sebelum Dan Sesudah Penerapan
Relaksasi Otot Progresif...............................................................................33

xv
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organization
PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia
PMR : Progresive Muscle Relaxation
NRS : Numeric Rating Scale
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
DPP PPNI :Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Rencana Penelitian


Lampiran 2 : SPO Relaksasi Otot Progresif
Lampiran 3 : Informend Consent
Lampiran 4 : Data Demografi
Lampiran 5 : Lembar pengkajian
Lampiran 6 : Lembar Observasi
Lampiran 7 : Dokumentasi
Lampiran 8 : Artikel

xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berdasarkan data World Health Organization (WHO)
prevalensi kanker payudara terus meningkat. Pada awal tahun
2020, terdapat 2,3 juta wanita yang terdiagnosis kanker payudara.
Hingga akhir tahun 2020, ada 7,8 juta wanita hidup yang
didiagnosis menderita kanker payudara dalam 5 tahun terakhir.
Terdapat 627.000 kasus,15% angka kematian akibat kanker
payudara pada tahun 2018. Terdapat 250.000 kasus, 8-9% angka
kematian di tahun 2017. Kanker payudara sebagai salah satu
masalah kesehatan yang mengalami peningkatan sangat cepat dan
menjadi masalah kesehatan di dunia (WHO, 2021).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018,
jumlah Kanker payudara di Indonesia sebanyak 43.1% kasus dan
12.9% angka kematian akibat kanker payudara. Dengan berjenis
kelamin perempuan 2.85%, laki-laki 0.74%. Dengan usia 25-34
tahun sebanyak 1.21%, usia 35-44 2.58%, 45-54 4.03%. Jumlah
kasus di DI Yogyakara 4.86%, Aceh 2,00%, DKI Jakarta 2.33%,
Bali 2.27%, Sulawesi Selatan 1.59%. Pada kasus kanker payudara
terjadi pada wanita yang berusia diatas 25 tahun keatas. Belum
dapat ditemukan secara pasti mengapa kanker payudara bisa
terjadi tetapi dari beberapa penderita kanker payudara, kanker ini
biasanya menyerang wanita yang belum menikah pada usia 35
tahun. Dengan melihat hal tersebut dapat dikatakan bahwa
penyakit kanker payudara merupakan penyakit yang memiliki
prevalensi angka kejadian yang cukup tinggi (Riskesdas, 2018).
Kanker payudara merupakan penyakit berbahaya bagi
wanita. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, mulai
dari sel dan saluran hingga jaringan pendukung payudara. Tingkat
keganasan kanker payudara ditandai dengan bentuk, kekasaran,

1
dan nyeri yang tidak simetris, dan kanker payudara lainnya
biasanya menyebar dan merusak jaringan dan organ lain di
sekitarnya (Cahyanti et al., 2020). Kanker payudara adalah
keganasan yang terjadi pada kantung dan saluran penghasil air
susu. Terjadinya perubahan sel kelenjar air susu dan saluran
kelenjar air susu dalam payudara normal menjadi sel yang bersifat
buruk, sifat tumbuhnya sangat cepat, merusak, menyebar, dan
menyebabkan kegagalan fungsi organ lainnya (Kurniawan et al.,
2019).
Kanker payudara mengalami rasa nyeri apabila sel kanker
sudah membesar timbul luka atau sudah menyebar ke tulang-
tulang. Nyeri pada pasien kanker berasal dari nyeri somatik yaitu
adanya kerusakan jasmaniah akibat adanya kanker, seperti nyeri
nosiseptik sirukulasi darah buruk, ada pembuluh darah yang tidak
lancar. Nyeri yang terjadi pada kanker payudara terjadi karena
peradangan, kerusakan ujung-ujung saraf reseptor atau terjepit
oleh pembengkakan. Nyeri adalah suatu respon yang tidak
menyenangkan akibat adanya stimulasi dari saraf sensorik.
(Kurniawan et al., 2019). Nyeri dengan karakteristik ditusuk tusuk,
nyeri pada pasien kanker payudara adalah nyeri sedang (4-6)
Lokasi nyeri yang dirasakan berbeda-beda satu dengan lainnya
(Kardiyudiani et al., 2018). Oleh karena itu pasien perlu diajarkan
teknik relaksasi, untuk mengurangi kondisi seperti diatas, salah
satunya dengan melakukan teknik relaksasi otot progresif.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
penanganan kanker antara lain pembedahan, radioterapi dan
kemoterapi, salah satunya yaitu Kemoterapi. Kemoterapi adalah
penanganan tindakan antineoplastik sebagai upaya untuk
membunuh sel-sel tumor dengan menggangu fungsi dan reproduksi
seluler (Kirana, 2016). Kemoterapi merupakan proses pemberian
pengobatan anti kanker dalam bentuk pil atau cairan melalui infus

2
(Yuliana, 2013). Pada saat proses kemoterapi sel normal yang aktif
membelah juga terkena efek dari kemoterapi sering menimbulkan
rambut rontok sampai kebotakan, kurang darah, dan sariawan.
Kemoterapi merupakan salah satu terapi sistemik yang dijadwalkan
beberapa bulan atau bertahun-tahun pada penderita kanker
payudara. Kemoterapi bertujuan untuk menekan kekambuhan dan
penyebaran sel tumor (D amanik, 2016).
Teknik relaksasi adalah salah satu bentuk terapi berupa
pemberian instruksi ke pasien dalam bentuk gerakan-gerakan yang
tersusun secara sistematis untuk merelaksasikan pikiran dan
anggota tubuh, seperti otot-otot dan mengembalikan kondisi dari
keadaan tegang ke keadaan rileks, normal dan terkontrol mulai dari
gerakan tangan sampai gerakan kaki. Teknik relaksasi salah satu
cara untuk mengistirahatkan fungsi fisik dan mental sehingga
menjadi rileks dan nyaman (Feriawati & Kusuma, 2020).
Salah satu intervensi keperawatan yang diberikan adalah
terapi relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif merupakan
intervensi non farmakologis yang dapat diimplementasikan untuk
mengurangi nyeri, serta ketegangan otot pada pasien kanker
payudara (Kasih et al., 2018). Relaksasi otot progresif merupakan
suatu prosedur untuk mendapatkan relaksasi pada otot melalui dua
langkah. Langkah pertama adalah dengan memberikan tangan
pada suatu kelompok otot, dan kedua dengan menghentikan
tegangan tersebut kemudian memusatkan perhatian terhadap
bagaimana otot tersebut menjadi rileks, merasakan sensasi relaks
secara fisik dan tegangannya menghilang (Feriawati & Kusuma,
2020). Relaksasi otot progresif dilakukan dengan posisi berbaring
atau duduk dikursi dengan kepala ditopang senyaman mungkin.
Tindsakan ini terdapat 15 gerakan dengan membutuhkan waktu
selama 10 - 15 menit.

3
Menurut penelitian Kasih et al., (2018), ada pengaruh
Progressive Muscle Relaxation terhadap frekuensi nyeri pada
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr.
Sutomo Surabaya. Hasil penelitian sebelum diberi intervensi
Progressive Muscle Relaxation (PMR) didapatkan hasil sebanyak
23 responden (82,1%) memiliki frekuensi nyeri 14 kali perminggu.
Menurut penelitian Mahdi et al., (2019), Mengatakan bahwa
terapi relaksasi otot progresif dapat memberikan manfaat terhadap
tindakan keperawatan pada penderita kanker payudara. karena
terapi tersebut dapat mengurangi rasa nyeri secara non
farmakologis. Peneliti berpendapat saat melakukan terapi relaksasi
otot progresif, sangat efektif dilakukan pada pasien kanker
payudara. Terapi relaksasi otot progresif bisa menjadi pilihan utama
dalam memberikan penanganan pada pasien nyeri kanker
payudara. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa pemberian terapi
non farmakologis berupa terapi relaksasi otot progresif dapat
menurunkan nyeri dari skala 6 menjadi 1 pada pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi.
Menurut penelitian Kurniawan et al., (2019), nyeri yang
dirasakan pasien dengan kanker payudara yang menjalani
kemoterapi sangat efektif dilakukan untuk mengurangi nyerinya
terapi relaksasi otot progresif dapat digunakan sebagai terapi non
farmakologi untuk menurunkan nyeri pada pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi
Berdasarkan penelitian diatas, penulis tertarik untuk meneliti
tentang penerapan terapi relaksasi otot progresif terhadap nyeri
pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi karena
dengan cara terapi relaksasi otot progresif lebih memudahkan
suatu tindakan, tidak membutuhkan banyak biaya dan bisa
dilakukan saat itu juga. Tindakan terapi relaksasi otot progresif
bermanfaat untuk mengatasi nyeri.

4
B. Rumusan Masalah
Bagaimana gambaran penerapan Terapi Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Yang
Menjalani Kemoterapi?
C. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran penerapan Terapi Relaksasi Otot
Progresif Terhadap Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Yang
Menjalani Kemoterapi?
D. Manfaat
1. Bagi masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penerapan
Relaksasi otot progresif terhadap nyeri padapasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi
2. Bagi penulis
Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam
mengaplikasikan langsung hasil riset keperawatan khususnya untuk
penerapan Relaksasi otot progresif terhadap nyeri padapasien
kanker payudara yang menjalani kemoterapi
3. Bagi institusi pendidikan
Menambah referensi yang dapat di baca oleh mahasiswa dan
dikembangkan oleh peneliti selanjutnya tentang penerapan
Relaksasi otot progresif terhadap nyeri padapasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuhan keperawatan pasien dengan gangguan kebutuhan Aman


Nyaman
1. Pengkajian
menurut Mardiana et al., (2020), Anamnesis. Kebanyakan
dari kanker ditemukan jika sudah teraba, oleh wanita. Pasien
datang dengan keluhan rasa sakit, tidak enak di daerah sekitar
payudara.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk rumah sakit karena merasakan
adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat kanker payudara sebelumnya atau ada
kelainan, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami
sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan
penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit
kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker servik.
Pemakain obat-obatan, hormon, termasuk pil KB jangka waktu
yang lama.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga mengalami kanker payudara berpengaruh
pada kemungkinan klien mengalami kanker payudara ataupun
keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya.
d. Karakteristik nyeri
1) P : Provokatif atau paliatif
Apakah yang menyebabkan gejala? Apa saja yang
dapat mengurangi dan memperberatnya?
2) Q : Kualitas atau kuantitas

6
Bagaimana gejala (nyeri) dirasakan, sejauh mana
Anda merasakannya sekarang?
3) R : Regional/area terpapar/radiasi
Dimana gejala terasa? Apakah menyebar
4) S: Skala
keparahan Seberapa keparahan dirasakan (nyeri
dengan skala berapa)? (1-10)
5) T: Timing atau waktu Kapan mulai timbul?
Seberapa sering gejala terasa? Apakah tiba-tiba atau
bertahap? (Mardiana et al., 2020).
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis
mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi
respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi
yang berkaitan dengan kesehatan (DPP PPNI, 2017).
a. Gangguan rasa nyaman
1) Definisi
Perasaan kurang senang, lega dan sempurna dalam
dimensi fisik,psikospiritual, lingkungan dan sosial.
2) Penyebab
a) Gejala penyakit
b) Kurang pengendalian situasional/lingkungan
c) Kurang privasi
d) Gangguan stimulus lingkungan
e) Efek samping terapi (mis. Medikasi, radiasi, kemoterapi)
f) Gangguan adaptasi kehamilan
3) Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif
(1) Mengeluh tidak nyaman

7
b) Objektif
(1) Gelisah
4) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
(1) Mengeluh sulit tidur
(2) Tidak mampu rileks
(3) Mengeluh kedinginan/kepanasan
(4) Merasa gatal
(5) Mengeluh mual muntah
(6) Mnegeluh lelah
b) Objektif
(1) Menunjukkan gejala distres
(2) Tampak merintih/menangis
(3) Pola eliminasi berubah
(4) Postur tubuh berubah
(5) Iritabilitas
5) Kondisi klinis terkait
a) Penyakit kronis
b) Keganasan
c) Distres psikologis
d) Kehamilan
b. Nyeri akut
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
2) Penyebab
a) Agen pencedera fisiologis (misalnya. Inflamasi, iskemia,
neoplasma)

8
3) Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif
(1) Mengeluh nyeri
b) Objektif
(1) Tampak meringis
(2) Bersikap protektif (misalnya. Waspada, posisi
menghindari nyeri)
(3) Gelisah
(4) Frekuensi nadi meningkat
(5) Sulit tidur
4) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
(1) Tidak tersedia
b) Objektif
(1) Tekanan darah meningkat
(2) Pola napas berubah
(3) Nafsu makan berubah
(4) Proses berpikir terganggu
(5) Menarik diri
(6) Berfokus pada diri sendiri
(7) Diaforesis
5) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi pembedahan
b) Cedera traumatis
c) Infeksi
d) Sindrom koroner
e) Glaucoma
c. Nyeri kronis
1) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan

9
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat dan konstan, yang berlangsung lebih dari 3
bulan.
2) Penyebab
a) Kondisi muskuloskeletal kronis
b) Infiltrasi tumor
c) Penekanan saraf
d) Kerusakan sistem saraf
e) Kondisi pasca trauma
f) Tekanan emosional
3) Gejala dan tanda mayor
a) Subjektif
(1) Mengeluh nyeri
(2) Merasa depresi (tertekan)
b) Objektif
(1) Tampak meringis
(2) Gelisah
(3) Tidak mampu menuntaskan aktivitas
4) Gejala dan tanda minor
a) Subjektif
(1) Merasa takut mengalami cedera berulang
b) Objektif
(1) Bersikap protektif (misalnya. Posisi menghindari nyeri)
(2) Waspada
(3) Pola tidur berubah
(4) Anoreksia
(5) Fokus menyempit
(6) Berfokus pada diri sendiri
5) Kondisi klinis terkait
a) Kondisi kronis (misalnya, posisi menghidari nyeri)
b) Waspada

10
c) Pola tidur berubah
d) Anoreksia
e) Fokus menyempit
f) Berfokus pada diri sendiri
3. Intervensi
a. Manajemen nyeri
1) Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik
atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
2) Tujuan/Kriteria Hasil
a) Keluhan nyeri menurun (5)
b) Meringis menurun (5)
c) Sikap protektif menurun (5)
d) Gelisah menurun (5)
e) Kesulitan tidur menurun (5)
f) Menarik diri menurun (5)
g) Diaforesis menurun (5)
h) Perasaan depresi (terktekan) menurun (5)
i) Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun (5)
j) Anoreksia menurun (5)
k) Perineum terasa tertekan menurun (5)
l) Uterus teraba membulat menurun (5)
m) Ketegangan otot menurun (5)
n) Pupil dilatasi menurun (5)
o) Muntah menurun (5)
p) Mual menurun (5)
q) Frekuensi nadi membaik (5)
r) Pola napas membaik (5)
s) Tekanan darah membaik (5)

11
t) Proses berpikir membaik (5)
u) Fokus membaik (5)
v) Fungsi berkemih membaik (5)
w) Perilaku membaik (5)
x) Nafsu makan membaik (5)
y) Pola tidur membaik (5)
3) Tindakan
a) Observasi
(1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
(2) Identifikasi skala nyeri
(3) Identifikasi respon nyeri non verbal
(4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
(5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
(6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
(7) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
sudah diberikan
(8) Monitor efek samping penggunaan analgetik
b) Terapeutik
(1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (misalnya. TENS, hipnosis, akupresur,
terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres air
hangat/dingin, terapi bermain.
(2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(3) Fasilitasi istirahat tidur
(4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
c) Edukasi
(1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

12
(2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
(3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
(4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
(5) Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
d) Kolaborasi
(1) Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
4. Implementasi
Pelaksanaan/implementasi merupakan hal yang dilakukan
untuk mencapai tujuan sesuai dengan yang sudah direncanakan
sebelumnya dengan baik dan spesifik. Tujuan lainnya adalah untuk
memperbaiki dan mengubah faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien. Adapun tahapan implementasi
keperawatan adalah persiapan, intervensi,dokumentasi.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir yang kemudian
menentukan keberhasilan setiap proses lainnya yang sudah
dilakukan sebelumnya karena mencakup penilaian dan perbaikan.
Dalam evaluasi, bandingkan kemajuan dan perkembangan
kesehatan pasien dengan yang sebelumnya dialami dengan hasil
tujuan tercapai, tujuan tercapai sebagian, atau tujuan tidak
tercapai.

B. Penerapan prosedur Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Nyeri


Pada Pasien Kanker Payudara
1. Konsep Kanker Payudara
a. Pengertian
Kanker payudara adalah penyakit yang disebabkan oleh
ketidakaturan perjalanan hormon yang mengakibatkan
tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal atau sering
dikenal sebagai tumor ganas pada jaringan tubuh yang normal

13
atau sering dikenal sebagai tumor ganas pada jaringan payudara
(Brunner & Suddarth, 2017).
b. Etiologi
Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti.
Kanker payudara biasanya berkembang pada sel saluran atau
sel lobular. Kemungkinan penyebab lainnya bisa mencakup
riwayat keluarga dan genetik, penggunaan kontrasepsi atau
terapi pengganti hormon wanita, radiasi (sinar x) ke payudara,
makanan yang kaya kandungan lemak, merokok, minuman
beralkohol, atau kurangnya olahraga (Brunner & Suddarth,
2017).
c. Patofisiologi
Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing
etiologi antara lain obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat
keluarga dengan menkonsumsi zat-zat karsinogen sehingga
merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara. Kanker payudara berasal dari
jaringan epithelial, dan mulai terjadi pada hiperplasia sel-sel
dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ.kedua yang paling sering terjadi
adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan
mungkin berdarah, jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat
pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi (Brunner &
Suddarth, 2017).
d. Klasifikasi
Klasifikasi kanker payudara berdasarkan Tumor, Nodus, dan
metastase :
1) Tumor Primer (T)
T0 : tidak ada bukti tumor primer
Tis : kanker in situ
T1 : tumor < 2 cm dalam dimensi terbesarnya

14
T2 : tumor >2 cm tetapi tidak >5 cm dalam dimensi
terbesarnya
T3 : tumor >5 cm dalam dimensi terbesarnya
T4 : tumor ukuran dengan arah perluasan ke dinding dada
2) Nodus Limfe Regional (N)
N0 : tidak ada metastasis nodus limfe regional
N1 :metastasis ke nodus limfe aksilaris ipsilateral (s)
N2 : metastasis ke nodus limfe ipsilateral (s) terfiksasi
pada satu sama lain atau pada struktur lainnya
N3 : metastasis ke nodus limfe interna ipsilateral
3) Metastasis menjauh (M)
M0 : tidak adametastasis yang jauh
M1 : metastasis jauh (termasuk metastasis ke nodus limfe
supravikular ipsilatera)
e. Manifestasi klinis
1) Benjolan atau pembengkakan pada kelenjar getah bening
srvikal supraklvikula atau aksila
2) Gumpalan ataumassa yangtidak nyeri padapayudara
ataupenebalan jaringan payudara
3) Cairan yang keluar dari putting susu yang jernih, seperti susu,
atau berdarah
4) Perubahan padakulit yang cekung atau inflamasi
5) Kulit yang terkelupas, kering dan mudah pecah, serta bersisik
disekitar putting susu (Utomo & Wahyudi, 2021).
2. Standar Prosedur Oprasional Relaksasi Otot Progresif Pada Pasien
Kanker Payudara
a. Pengertian
Progressive Muscle Relaxation adalah terapi relaksasi
dengan gerakan mengencangkan dan melemaskan otot-otot
pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan
perasaan relaksasi secara fisik (Nuwa, 2018).

15
b. Tujuan
1) Dapat menurunkan atau mengurangi rasa nyeri
2) dapat memberikan pemahaman tentang terapi relaksasi otot
progresif didalam menurunkan nyeri
c. Indikasi/Kontraindikasi
1) Indikasi relaksasi otot proresif
Relaksasi otot progresif dapat mengurangi
ketegangan otot, stress,menurunkan nyeri,menurunkan
tekanan darah, meningkatkan toleransi terhadap aktivitas
sehari-hari meningkatkan imunitas, sehingga status
fungsional dan kualitas hidup meningkat (Nuwa, 2018).
2) Kontraindikasi relaksasi otot progresif
Kontraindikasi relaksasi otot progresif antara lain,
penyakit jantung berat atau akut, cedera akut
muskuloskeletal dan patologi muskuloskeletal lainnya seperti
fraktur, dislokasi, osteoatritis, artritis ruematoid, gout,
osteoporosis, skoliosis, dan neoplasma (Nuwa, 2018).
d. Standar Oprasional Prosedur Relaksasi Otot Progresif
SPO Relaksasi Otot Progresif
Tabel 2.1 Sop Relaksasi Otot Progresif

Menggunakan teknik penegangan dan peregangan otot


Pengertian untuk meredakan ketegangan otot, ansietas, nyeri
serta meningkatkan kenyamanan (PPNI, 2021).
a. Menurunkan atau mengurangi rasa nyeri
b. Memberikan pemahaman tentang terapi
Tujuan relaksasi otot progresif didalam menurunkan
nyeri
a. Sarung tangan bersih
b. Kursi dengan sandaran, jika perlu
Alat c. Bantal
d. Jam Tangan/Pengukur waktu
e. sphygmomanometer
Tahap kerja Langkah-langkah :
1) Identifikasi pasien menggunakan minimal dua
identitas (nama lengkap, tanggal lahir, dan/atau
nomor rekam medis)

16
2) Jelaskan tujuan dan langkah-langkah prosedur
3) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan:
a) Sarung tangan bersih
b) Kursi dengan sandaran, jika perlu
c) Bantal
d) Jam Tangan/Pengukur waktu
e) sphygmomanometer
4) Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
5) Pasang sarung tangan bersih, jika perlu
6) Periksa ketegangan otot,frekuensi nadi,tekanan
darah,dan suhu
7) Tempatkan pasien ditemapta yang nyaman
8) Anjurkan memakai pakaian yang longgar
9) Berikan posisi yang nyaman,misalnya duduk
bersandar atau berbaring
10) Anjurkan untuk rileks dan merasakan sensari
relaksasi
11) Anjurkan menegangkan otot selama 5 sampai
10 detik,kemudian anjurkan untuk melemaskan
otot 20-30 detik, masing-masing 8-16 kali
12) Anjurkan menegangkan otot kaki selama 5
detik, tidak lebih untuk menghindari kram
13) Anjurkan fokus pada sensasi otot yang
menegang atau otot yang rileks
14) Anjurkan nafas dalam perlahan
15) Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan suhu
16) Rapikan pasien dan alat-alat yang digunakan
17) Lepas sarung tangan
18) Lakukan kebersihan tangan 6 langkah
19) Dokumentasikan prosedur yang telah dilakukan
dan merespon pasien (PPNI, 2021).
Sumber : (PPNI, 2021)

3. Penelitan yang menguatkan


Tabel 2.2 Peneletian terdahulu
Nama Tahun Judul Hasil
Endang 2019 Progresive Muscle Penelitian ini di lakukam
kasih,dkk Relaxation Menurunkan selama 3 hari dengan
Frekuensi Nyeri Pada frekuensi latihan 2x dalam
Penderita Kanker sehari dan dilakukan pagi
Payudara Yang dan sore hari, dari hasil yang
Menjalani Kemoterapi didapatkan Hasil uji
Di Posa Rsud menunjukkan ada pengaruh
Dr.Soetomo Surabaya progressive muscle
relaxation terhada frekuensi
nyeri pada penderita kanker
payudara yang menjalani

17
kemoterapi di POSA RSUD
Dr. Sutomo Surabaya. Hasil
penelitian sebelum diberi
intervensi Progressive
Muscle Relaxation (PMR)
didapatkan hasil sebanyak 23
responden (82,1%) memiliki
frekuensi nyeri 14 kali
Wahyuna 2018 Penerapan Progressive Dalam penelitian ini
sahmar,dkk Muscle Relaxation Dan menunjukkan bahwa PMR dan
Guided Imagery Dalam GI dapat mengurangi tingkat
Mengatasi Keluhan Nyeri nyeri pada pasien kanker yang
Pada Pasien Kanker menjalani kemoterapi. dimulai
Yang Menjalani dari latihan pernafasan selama 2
Kemoterapi menit, kemudian 10 menit
latihan PMR dan dilanjutkan GI
selama 15 menit.
Wahyuna 2018 Efek relaksasi otot Dalam penelitian ini
Sahmar, dkk progresif, citra terpandu melakukan penerapan
dan pernapasan selama 2 hari dengan
diafragma dalam pada frekuensi latihan 2 kali dalam
kualitas hidup pada sehari, hasil menunjukkan
lansia dengan kanker bahwa terapi progresif
payudara atau prostat muscle relaxation dapat
digunakan sebagai terapi
non farmakologi untuk
menurunkan nyeri pada
pasien kanker payudara.
Kurniawan,dkk 2019 Pengaruh Progresive Hasil penelitian didapatkan
muscle relaxation nilai rata-rata skala nyeri
terhadap kualitas nyeri kanker payudara sebelum
pasien kanker diberikan intervensi adalah
payudara dengan 6,50 dan nilai rata-rata
kemoterapi sesudah diberikan intervensi
adalah 1,35. Hasil analisis
bivariat menunjukan bahwa t
= 17,596 dan p-value= 0,001
sehingga terdapat pengaruh
intervensi PMR terhadap
kualitas nyeri kanker
payudara dengan
kemoterapi.
Didi 2019 Pengaruh Progresif Hasil penelitian ini dilakukan
kurniawan,dkk muscle relaxation selama 2 kali sehari selama
terhadap kualitas nyeri 30 menit menunjukan bahwa
pasien kanker ada pengaruh relaksasi otot
payudara dengan progresif terhadap nyeri yang
kemoterapi di RSUD menandakan bahwa pasien
Arifin Ahmad terlihat rileks dan dapat
mengatasi nyeri Penelitian ini

18
dapat diterapkan dengan
menggunakan Standar
Operasional Prosedur (SOP)
yang sesuai yaitu 2 seri
dalam satu hari selama 15
menit sebagai terapi
nonfarmakologis dalam
mengatasi mual muntah pada
pasien kanker payudara.

19
BAB III
METODE PENELITIAN.
A. Subjek studi kasus
Subjek dalam studi kasus penelitian ini yaitu 2 orang pasien
dengan diagnosa penyakit Kanker Payudara dengan tindakan yang
diberikan fisioterapi dada dengan kriteria subjek:
1. Kriteria Inklusi
a. Pasien berjenis kelamin Perempuan
b. Rentang usia >35 tahun
c. Terdiagnosis Kanker Payudara
d. Pasien dengan skala nyeri sedang (4-6) Numeric Rating Scale
(NRS)
e. Bersedia menjadi responden
f. Bersedia mengikuti intervensi yang diberikan
2. Kriteria Eksklusi
a. Pasien dengan kesadaran menurun
b. Pasien rawat jalan
c. Pasien pulang paksa
d. Pasien yang menolak
B. Fokus studi
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus peneliti yaitu penerapan
Relaksasi otot progresif pada pasien kanker payudara
C. Defenisi operasional
1. Kanker payudara adalah pasien yang merasakan nyeri dengan
nyeri sedang sampai nyeri ringan yang diukur menggunakan
Numeric Rating Scale (NRS).
2. Terapi relaksasi otot progresif merupakan tindakan mandiri
perawat yang diberikan untuk mengurangi nyeri yang dialami
pasien kanker payudara dengan cara gerakan mengencangkan
dan melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh. Relaksasi otot
progresif dilakukan dengan posisi berbaring atau duduk dikursi

20
dengan kepala ditopang senyaman mungkin. Tindakan ini terdapat
15 gerakan dengan membutuhkan waktu selama 10 - 15
menit.dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur
(SOP). Penerapan ini dilakukan 2 kali dalam sehari selama 2 hari
dan dilakukan selama 10 menit.
3. Diharapkan setelah melakukan intervensi ini dengan masalah
Nyeri pada kanker payudara pasien dapat mengalami merasakan
penurunan nyeri
D. Waktu dan tempat penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilakukan diRumah Sakit TK.II Pelamonia
Makassar.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April
E. Metode dan instrumen pengumpulan data
1. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
yaitu:
a. Lembar Infomend consent digunakan untuk mendapatkan
persetujuan dari keluarga pasien yang akan diberikan penerapan
dan sebelumnya telah mendapatkan penjelasan terkait tindakan
yang akan dilakukan.
b. Pemeriksaan Intensitas Nyeri menggunakan NRS Numeric
Rating Scale

Gambar 3.1 Numeric Rating Scale


Sumber : (Brunner & Suddarth, 2017)

21
2. Instrumen Pengumpulan Data
Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu
format lembar observasi, lembar wawancara. Informend consent,
Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu Sarung
tangan bersih,Kursi dengan sandaran, jika perlu,Bantal,Jam
Tangan/Pengukur waktu sphygmomanometer
F. Penyajian data
Setelah melakukan pengkajian, data yang terkumpul kemudian
disajikan dalam bentuk narasi disusun untuk menjawab tujuan
penelitian dan dituangkan dalam sebuah laporan hasil.
G. Etika studi kasus
Etika penelitian mencakup perilaku peneliti atau perlakuan yang
dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian dan sesuatu yang
dihasilkan peneliti untuk masyarakat. MenurutMendri (2018), dalam
melakukan penelitian harus memperhatikan etika penelitian yang
terdiri dari:
1. Otonomy (informed concent)
Penelitian yang dilakukan harus dilaksanakan dengan
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Subjek memiiki
hak asasi dan kebebasan dalam menentukan pilihan, ikut serta
dalam penelitian atau menolak penelitian (autoomi). Subjek dalam
peneliti ini akan diberikan informasi terbuka yang lengkap
mengenal pelaksanaan peneitian meliputi tujuan dan manfaat
penelitian, prosedur penelitian, risiko penelitian, keuntungan
yangmungkin didapat dan kerahasiaan informasi.
2. Veracity (jujur)
Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna
bahwa penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati
dan dilakukan secara profesional.
3. Beneficience (Prinsip etik berbuat baik)

22
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian
harus mengupayakan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek
penelitian dan meminimalisir risiko/dampak yang merugikan bagi
subjek penelitian. Peneliti harus mempertimbangkan rasio antara
manfaat dan kerugian/risiko dari penelitian. Pada penelitian ini
subjek akan diberikan terapi relaksasi otot progresif yang
bermanfaat untuk menurunkan nyeri pada pasien kanker payudara
yang menjalani kemoterapi. Subjek akan mendapatkan
kerugian/dampak negatif dari peneliti.
4. Confidentiality (kerahasiaan/anonimity)
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak
asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Sehingga peneliti
peru merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi
subjek yag tidak ingin identitasnya dan segala informasi tentang
dirinya diketahui orang lain. Prinsip ini akan dijalankan oleh peneliti
dengan cara mengganti identitas pasien menggunakan kode
tertentu sehingga segala informasi yang menyangkut subjek tidak
terekspos secara luas.
5. Nonmaleficience (tidak merugikan)
Prinsip ini di jalankan tanpa menimbulkan kerugian atau
bahaya baik fisik maupun psikologis pada pasien.
6. Desability (menepati janji)
Prinsip fidelity ini terapkan untuk menghargai atau menepati
janji serta menyimpan rahasia pasien.
7. Accountability (bertanggungjawab)
Akuntabilitas standar yang pasti bahwa seorang yang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
tindakan.

23
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang ringkasan hasil studi kasus seperti
gambaran lokasi penelitian, pengkajian, dan gambaran Penerapan
Relaksasi Otot Progresif terhadap Nyeri pada pasien Kanker Payudara
yang dilakukan pada Ny.K dan Ny.M di Rumah Sakit TK.II Pelamonia
Makassar pada tanggal 27 April 2022 sampai 10 Mei 2022 di ruangan
perawatan mawar bedah 1 dengan menggunakan metode wawancara,
dan skala penilaian NRS (Numeric Rating Scale). dengan menggunakan
metode wawancara, observasi, skala penilaian NRS (Numeric Rating
Scale) dan pemeriksaan fisik.

A. Hasil studi kasus


1. Gambaran lokasi penelitian
Lokasi yang dilakukan di Rumah Sakit TK.II Pelamonia
Makassar tepat di Jl.Jend. Sudirman No.27, Pisang Utara,
Kec.Ujung pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan adalah
rumah sakit umum milik TNI AD dan merupakan salah satu
rumah sakit tipe B yang terletak di wilayah kota makassar,
sulawesi selatan. Rumah Sakit ini memberikan pelayanan di
bidang kesehatan yang di dukung oleh layanan dokter spesialis
serta ditunjang dengan fasilitas medis yang memadai. Penelitian
ini dilakukan di ruangan mawar perawatan bedah

2. Identitas Pasien
a. Pasien 1
1) Identitas pasien 1
Dari hasil pengkajian dengan metode wawancara,
pengamatan atau obsevasi langsung, pemeriksaan fisik,
catatan medis yang dilakukan pada tanggal 27-April- 2022
pukul 09.00 WITA pada Ny. K di dapatkan hasil identitas
pasien yaitu pasien berinisial Ny.K umur 60 tahun, nomor

24
rekam medis 700888, jenis kelamin perempuan,
beragama islam, dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga
dan beralamat di jalan Sultan Alauddin Makassar, status
perkawinan sudah kawin, sekarang tinggal bersama anak
dan menantunya. Dirawat di Rumah sakit pada tanggal
26-Apri-2022
b. Pasien 2
1) Identitas
Dari hasil pengkajian dengan wawancara,
pengamatan atau observasi langsung, pemeriksaan fisik,
catatan medis yang dilakukan pada tanggal 8 Mei 2022
pukul 09.11 WITA pada Ny. M di dapatkan hasil identitas
pasien yaitu berinisial Ny.M umur 55 tahun, nomor rekam
medis 698218, jenis kelamin perempuan, beragama islam,
status perkawinan sudah kawin, pekerjaan Ibu Rumah
Tangga, dan beralamat di jalan Dusun Tambak Yoso.
Masuk rumah sakit pada tanggal 8 mei 2022
3. Pengkajian
a. Pasien 1
Dari hasil pengkajian pada Ny. K peneliti mendapatkan
pasien mengatakan nyeri pada benjolan payudara sebelah kiri
bagian bawah, benjolan makin membesar, nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, kadang nyeri hilang timbul,
skala nyeri yang dirasakan 6, frekuensi nyeri 6 menit. Pasien
mengatakan sudah mengalami penyakit kanker payudara
sejak 1 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
hasil. Tanda-tanda vital: Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi
84x/Menit, Frekuensi napas 20x/Menit, Suhu 36 C, Tampak
ada benjolan pada payudara sebelah kiri, tampak ekspresi
wajah meringis, terdapat nyeri tekan.

25
b. Pasien 2
Saat dilakukan pengkajian pada Ny. M, peneliti
mendapatkan hasil pasien mengatakan nyeri pada payudara
sebelah sebelah kanan, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-
tusuk, nyeri hilang timbul, skala nyeri yang dirasakan 5, lama
nyeri dirasakan 6 menit. Pasien mengatakan sudah ama
mengalami kanker payudara. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan hasil. Tanda-tanda vital: Tekanan darah 110/70
mmHg, Nadi 80x/Menit, Frekuensi napas 18x/Menit, Suhu
36.8C, Tampak ada benjolan pada payudara sebelah kanan,
tampak ekspresi wajah meringis,terdapat nyeri tekan.
4. Gambaran Penerapan Gambaran Penerapan Relaksasi Otot
Progresif terhadap Nyeri Pada Pasien Kanker Payudara Yang
sedang Menjalani Kemoterapi
a. Pasien 1
1) Pagi hari
Pada hari senin tanggal 28-April-2022 jam 09.00
penerapan hari pertama dilakukan pada pasien Ny. K,
dalam pelaksanaan tindakan relaksasi otot progresif ini
terlebih dahulu menjelaskan kepada keluarga dan
pasien bahwa relaksasi otot progresif merupakan suatu
tindakan yang dilakukan untuk membantu
merelaksasikan dan menurunkan nyeri. Kemudian
dilakukan relaksasi otot progresif pada pasien dengan
cara melakukan pemeriksaan penilaian NRS setelah itu
Tempatkan pasien ditempat yang tenang dan nyaman
seperti duduk atau bersandar ditempat tidur kemudian
pasien diminta untuk menggunakan pakaian yang
longgar dan nyaman, pasien rileks dan merasakan
sensasi relaksasi, kemudian pasien diminta
menegangkan otot selama 5 sampai 10 detik, dan

26
melemaskan otot 20-30 detik, masing-masing 8-16 kali.
Kemudian minta pasien untuk fokus pada sensasi otot
yang menegang atau otot yang rileks, dan tarik nafas
dalam secara perlahan. Setelah prosedur ini dilakukan
selama 10 menit. Dilakukan penilaian terhadap
intensitas nyeri menggunakan NRS
2) Siang hari
Pada proses penerapan hari pertama disiang hari,
peneliti menerapkan Relaksasi otot progresif pada pasien
Ny. K Kemudian pasien kembali diberikan relaksasi otot
progresif dengan cara melakukan pemeriksaan penilaian
NRS setelah itu Tempatkan pasien ditempat yang tenang
dan nyaman seperti duduk atau bersandar ditempat tidur
kemudian pasien diminta untuk menggunakan pakaian
yang longgar dan nyaman, pasien rileks dan merasakan
sensasi relaksasi, kemudian pasien diminta menegangkan
otot selama 5 sampai 10 detik, dan melemaskan otot 20-
30 detik, masing-masing 8-16 kali. Kemudian minta pasien
untuk fokus pada sensasi otot yang menegang atau otot
yang rileks, dan tarik nafas dalam secara perlahan.
Setelah prosedur ini dilakukan selama 10 menit. Dilakukan
penilaian terhadap intensitas nyeri menggunakan NRS
b. Pasien 2
1) Pagi hari
Pada hari senin tanggal 9 Mei 2022 jam 09.00
penerapan hari pertama dilakukan pada pasien Ny. M,
dalam pelaksanaan tindakan relaksasi otot progresif ini
terlebih dahulu menjelaskan kepada keluarga dan
pasien bahwa relaksasi otot progresif merupakan suatu
tindakan yang dilakukan untuk membantu
merelaxsasikan dan menurunkan nyeri. Kemudian

27
dilakukan relaksasi otot progresif pada pasien dengan
cara melakukan pemeriksaan penilaian NRS setelah itu
Tempatkan pasien ditempat yang tenang dan nyaman
seperti duduk atau bersandar ditempat tidur kemudian
pasien diminta untuk menggunakan pakaian yang
longgar dan nyaman, pasien rileks dan merasakan
sensasi relaksasi, kemudian pasien diminta
menegangkan otot selama 5 sampai 10 detik, dan
melemaskan otot 20-30 detik, masing-masing 8-16 kali.
Kemudian minta pasien untuk fokus pada sensasi otot
yang menegang atau otot yang rileks, dan tarik nafas
dalam secara perlahan. Setelah prosedur ini dilakukan
selama 10 menit. Dilakukan penilaian terhadap
intensitas nyeri menggunakan NRS
2) Siang hari
Pada proses penerapan hari pertama disiang hari,
peneliti menerapkan Relaksasi otot progresif pada pasien
Ny. K Kemudian pasien kembali diberikan relaksasi otot
progresif pada dengan cara melakukan pemeriksaan
penilaian NRS setelah itu Tempatkan pasien ditempat
yang tenang dan nyaman seperti duduk atau bersandar
ditempat tidur kemudian pasien diminta untuk
menggunakan pakaian yang longgar dan nyaman, pasien
rileks dan merasakan sensasi relaksasi, kemudian pasien
diminta menegangkan otot selama 5 sampai 10 detik, dan
melemaskan otot 20-30 detik, masing-masing 8-16 kali.
Kemudian minta pasien untuk fokus pada sensasi otot
yang menegang atau otot yang rileks, dan tarik nafas
dalam secara perlahan. Setelah prosedur ini dilakukan
selama 10 menit. Dilakukan penilaian terhadap intensitas
nyeri menggunakan NRS

28
5. Evaluasi
Setelah selesai dilakukan terapi relaksasi otot progresif,
selanjutnya dilakukan evaluasi untuk mengevaluasi hasil
penerapan terapi relaksasi otot progresif terhadap nyeri pada
pasien kanker payudara. Berikut ini evaluasi penerapan relaksasi
otot progresif pada Ny. K dan Ny. M
a. Hari pertama
1) Pasien 1
Setelah dilakukan penerapan relaksasi otot
progresif selama 10 menit pada hari kamis 28 April 2022
pukul 09.00 WITA pada Ny. K didapatkan respon subjektif
pasien mengatakan masih nyeri pada payudara sebelah
kiri bagian bawah, pasien merasa tidak nyaman, nyeri
yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, kadang nyeri hilang
timbul, skala nyeri yang dirasakan 5, lama nyeri dirasakan
6 menit. Ny. K mengatakan belum mengetahui cara
penerapan relaksasi otot progresif tersebut. Respon
objektif Ny. K pasien tampak meringis, terdapat nyeri
tekan. Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84x/Menit,
Frekuensi napas 20x/Menit, Suhu 36C
Pada hari yang sama penerapan relaksasi otot
progresif dilakukan kembali pada siang hari pukul 14.11
WITA dan dilakukan selama 10 menit. Pada Ny. K
didapatkan respon subjektif pasien mengatakan masih
nyeri pada benjolan payudara sebelah kiri bagian bawah,
nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, kadang nyeri
hilang timbul, skala nyeri yang dirasakan 4, lama nyeri
dirasakan 6 menit. Ny. K mengatakan belum mengetahui
cara penerapan relaksasi otot progresif tersebut. Respon
objektif Ny. K pasien tampak meringis, terdapat nyeri

29
tekan. Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84x/Menit,
Frekuensi napas 20x/Menit, Suhu 36C
2) Pasien 2
Setelah dilakukan penerapan relaksasi otot progresif
selama 10 menit pada hari senin 09 Mei 2022 pukul 09.00
WITA pada Ny. M didapatkan respon subjektif pasien
mengatakan masih nyeri pada benjolan payudara sebelah
kanan, pasien merasa tidak nyaman, nyeri yang dirasakan
seperti tertusuk-tusuk, kadang nyeri hilang timbul, skala
nyeri yang dirasakan 5, lama nyeri dirasakan 6 menit. Ny.
M mengatakan belum mengetahui cara penerapan
relaksasi otot progresif tersebut. Respon objektif Ny. M
pasien tampak meringis, terdapat nyeri tekan. Tekanan
darah 110/70 mmHg, Nadi 80x/Menit, Frekuensi napas
18x/Menit, Suhu 36.8C.
Pada hari yang sama penerapan relaksasi otot
progresif dilakukan kembali pada siang hari pukul 14.21
WITA dan dilakukan selama 10 menit. Pada Ny. M
didapatkan respon subjektif pasien mengatakan masih
nyeri pada payudara sebelah kanan, nyeri yang dirasakan
seperti tertusuk-tusuk, kadang nyeri hilang timbul, skala
nyeri yang dirasakan 3, lama nyeri dirasakan 6 menit. Ny.
K mengatakan belum mengetahui cara penerapan
relaksasi otot progresif tersebut. Respon objektif Ny. K
pasien tampak meringis, terdapat nyeri tekan. Tekanan
darah 110/70 mmHg, Nadi 80x/Menit, Frekuensi napas
18x/Menit, Suhu 36.8C
b. Hari kedua
1) Pasien 1
Setelah dilakukan penerapan relaksasi otot progresif
selama 10 menit pada hari jumat 29 April 2022 pukul

30
09.00 WITA pada Ny. K didapatkan respon subjektif
pasien mengatakan masih nyeri pada payudara sebelah
kiri bagian bawah, pasien merasa tidak nyaman, nyeri
yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, kadang nyeri hilang
timbul, skala nyeri yang dirasakan 3, lama nyeri dirasakan
6 menit. Ny. K mengatakan belum mengetahui cara
penerapan relaksasi otot progresif tersebut. Respon
objektif Ny. K pasien tampak meringis, terdapat nyeri
tekan. Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84x/Menit,
Frekuensi napas 20x/Menit, Suhu 36C
Pada hari yang sama penerapan relaksasi otot
progresif dilakukan kembali pada siang hari pukul 14.20
WITA dan dilakukan selama 10 menit. Pada Ny. K
didapatkan respon subjektif pasien mengatakan masih
nyeri pada benjolan payudara sebelah kiri bagian bawah,
nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, kadang nyeri
hilang timbul, skala nyeri yang dirasakan 1, lama nyeri
dirasakan 6 menit. Ny. K mengatakan belum mengetahui
cara penerapan relaksasi otot progresif tersebut. Respon
objektif Ny. K pasien tampak meringis, terdapat nyeri
tekan. Tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 84x/Menit,
Frekuensi napas 20x/Menit, Suhu 36C
2) Pasien 2
Setelah dilakukan penerapan relaksasi otot progresif
selama 10 menit pada hari selasa 10 Mei 2022 pukul
09.00 WITA pada Ny. M didapatkan respon subjektif
pasien mengatakan masih nyeri pada benjolan payudara
sebelah kanan, pasien merasa tidak nyaman, nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, kadang nyeri hilang
timbul, skala nyeri yang dirasakan 3, lama nyeri dirasakan
6 menit. Ny. M mengatakan belum mengetahui cara

31
penerapan relaksasi otot progresif tersebut. Respon
objektif Ny. M pasien tampak meringis, terdapat nyeri
tekan. Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi 80x/Menit,
Frekuensi napas 18x/Menit, Suhu 36.8C.
Pada hari yang sama penerapan relaksasi otot
progresif dilakukan kembali pada siang hari pukul 14.21
WITA dan dilakukan selama 10 menit. Pada Ny. M
didapatkan respon subjektif pasien mengatakan masih
nyeri pada payudara sebelah kanan, nyeri yang dirasakan
seperti tertusuk-tusuk, kadang nyeri hilang timbul, skala
nyeri yang dirasakan 1, lama nyeri dirasakan 6 menit. Ny.
K mengatakan belum mengetahui cara penerapan
relaksasi otot progresif tersebut. Respon objektif Ny. K
pasien tampak meringis, terdapat nyeri tekan. Tekanan
darah 110/70 mmHg, Nadi 80x/Menit, Frekuensi napas
18x/Menit, Suhu 36.8C

Tabel 3.1 Skala Nyeri Ny. K Sebelum Dan Sesudah Penerapan Relaksasi
Otot Progresif
Hari Hari ke-1 Hari ke-2
Tgl Kamis,28 April 2022 Jumat,29 April 2022
Jam (09.00) (09.00)
Pre Post Pre Post
Skala Nyeri
6 4 3 1
Sumber : Hasil Penelitian

Tabel 3.2 Skala Nyeri Ny. M Sebelum Dan Sesudah Penerapan Relaksasi Otot Progresif

32
Hari Hari ke-1 Hari ke-2
Tgl Senin,09 Mei 2022 Selasa,10 Mei 2022
Jam (09.00) (09.00)
Pre Post Pre Post
Skala Nyeri
5 3 3 1
Sumber : Hasil Penelitian
B. Pembahasan
1. Identitas pasien
Pasien pertama bernama Ny. K yang berusia 60 tahun
dengan jenis kelamin perempuan, beragama islam, nomor rekam
medis 700888, dengan pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan
beralamat di jalan Sultan Alauddin Makassar, status perkawinan
sudah kawin, sekarang tinggal bersama anak dan menantunya.
Dirawat diRumah sakit pada tanggal 26-April-2022. Pasien kedua
bernama Ny. M yang berusia 55 tahun dengan jenis kelamin
lperempuan, beragama islam, dan beralamat di jalan Dusun
Tambak Yoso. Masuk rumah sakit pada tanggal 8 mei 2022. Hal
ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan (Kardiyudiani,
(2018) berkaitan dengan jenis kelamin yang menyatakan bahwa
menurut karakteristik jenis kelamin perempuan lebih banyak
menderita kanker payudara di bandingkan dengan laki-laki`.
2. Pengkajian
Dari hasil pengkajian yang didapatkan pada tanggal 27 April
2022 jam 09.00 WITA pada pasien Ny. K mengatakan nyeri pada
benjolan payudara sebelah kiri bagian bawah, benjolan makin
membesar, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk, kadang
nyeri hilang timbul, skala nyeri yang dirasakan 6, frekuensi nyeri 6
menit. Pasien mengatakan sudah mengalami penyakit kanker
payudara sejak 1 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan hasil. Tanda-tanda vital: Tekanan darah 130/80
mmHg, Nadi 84x/Menit, Frekuensi napas 20x/Menit, Suhu 36C,

33
Tampak ada benjolan pada payudara sebelah kiri, tampak
ekspresi wajah meringis, terdapat nyeri tekan.
Pada hari tanggal 08 Mei 2022 jam 09:12 WITA dilakukan
pengkajian pada pasien kedua yaitu Ny. M. pasien mengatakan
nyeri pada payudara sebelah kanan, nyeri yang dirasakan seperti
tertusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, skala nyeri yang dirasakan 5,
lama nyeri dirasakan 6 menit. Pasien mengatakan sudah ama
mengalami kanker payudara. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
hasil. Tanda-tanda vital: Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi
80x/Menit, Frekuensi napas 18x/Menit, Suhu 36.8C, Tampak ada
benjolan pada payudara sebelah kanan, tampak ekspresi wajah
meringis,terdapat nyeri tekan.
Dari hasil pengkajian di atas kedua pasien mengalami nyeri
pada payudara dan skala nyeri yang dirasakan nyeri sedang 4-6.
Berdasarkan dengan teori yang di kemukakan oleh (Yustina,
(2013). yang menyatakan bahwa kanker payudara adalah suatu
penyakit neoplasma ganas yang berasal dari parenchyma.
Jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu, saluran kelenjar, dan
jaringan penunjang payudara. Disebabkan karena terjadi adanya
kerusakan pada gen yang mengatur sel sehingga sel tumbuh dan
berkembang biak tanpa bisa dikendalikan. Teori lain yang
memperkuat temuan data pada saat penelitian, bahwa ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang terkena
kanker payudara diantaranya yaitu riwayat keluarga, hormonal,
dan faktor lain yang bersifat eksogen atau faktor luar, usia, dan
lain-lain (yustina, (2013).
3. Gambaran penerapan terapi relaksasi otot progresif terhadap
nyeri pada pasien kanker payudara
Pada tanggal senin, 28 April sampai hari Rabu, 9 Mei 2022
dilakukan penerapan terapi relaksasi otot progresif pada Pasien
Ny. K dan Ny. M di Rumah Sakit TK.II Pelamonia Makassar.

34
Penerapan dilakukan selama 2 hari dan dilakukan sebanyak 2 kali
dalam sehari yaitu pagi dan siang hari. Dalam pelaksanaan
penerepan, dilakukan pemeriksaan penilaian skala nyeri NRS
numeric rating scale pada pasien kemudian Tempatkan pasien
ditempat yang tenang dan nyaman seperti duduk atau bersandar
ditempat tidur kemudian pasien diminta untuk menggunakan
pakaian yang longgar dan nyaman, pasien rileks dan merasakan
sensasi relaksasi, kemudian pasien diminta menegangkan otot
selama 5 sampai 10 detik, dan melemaskan otot 20-30 detik,
masing-masing 8-16 kali. Kemudian minta pasien untuk fokus
pada sensasi otot yang menegang atau otot yang rileks, dan tarik
nafas dalam secara perlahan. Setelah prosedur ini dilakukan
selama 10 menit. Dilakukan kembali penilaian terhadap intensitas
nyeri menggunakan NRS
Berdasarkan teori yang dikemukakan Brunner & Suddarth’s
(2017) bahwa Relaksasi otot progresif adalah intervensi non
farmakologis yang dapat diimplementasikan untuk mengurangi
nyeri, serta ketegangan otot pada pasien kanker payudara.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan wahyuna et al., (2017)
dengan memberikan terapi relaksasi otot progresif selama 10
menit terdapat pengaruh dalam upaya perubahan skala nyeri dari
skala nyeri 6 ke skala 1. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Mahdi et al., (2019) bahwa sangat
efektif dilakukan pada pasien kanker payudara
4. Evaluasi penerapan terapi relaksasi otot progresif terhadap nyeri
pada pasien kanker payudara yang menjalani kemoterapi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pasien
Ny. K dan Ny. M sebelum dilakukan penerapan relaksasi otot
progresif pasien mengatakan nyeri pada payudara, skala nyeri
sedang 4-6 dan setelah dilakukan penerapan relaksasi otot

35
progresif selama 2 hari kedua pasien mengalami perubahan
penurunan nyeri dari skala nyeri 6 ke skala nyeri 1.
Hal ini sejalan dengan penelitian Mahdi et al., (2019) yang
menyatakan bahwa relaksasi otot progresif efektif digunakan
sebagai penatalaksaan pada pasien kanker payudara, perubahan
skala nyeri telah ditunjukkan dari hari pertama hingga hari terakhir.
Setelah dilakukan latihan relaksasi otot progresif selama 10-15
menit setiap pagi dan siang hari dalam 2 hari, didapatkan hasil
bahwa skala nyeri 6 ke skala nyeri 1.
Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Brunner
& Suddarth’s (2017) Relaksasi otot progresif adalah salah satu
intervensi yang paling berguna untuk orang dengan masalah nyeri
akut dan kronis dan diperkuat teori yang di kemukakan oleh
Setyoadi & kushariyadi (2011), pemberian terapi relaksasi otot
progresif bertujuan untuk menurunkan ketegangan otot,
kecemasan, nyeri, dan tekanan darah tinggi, sehingga dapat
menghindari komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien kanker
payudara.

C. Keterbatasan
Keterbatasan pada penelitian yang dialami saat melakukan
penelitian yaitu, peneliti sulit menemukan responden yang dirawat
selama beberapa hari di ruang kemoterapi dan penelitian dilakukan
bertepatan pada bulan ramadhan sampai setelah lebaran serta masih
dalam situasi atau kondisi pandemi Covid-19, mengakibatkan
kurangnya responden susah untuk mencari pasien yang mau bersedia
menjadi responden sehingga membutuhkan waktu untuk
mendapatkan pasien yang mau bersedia melakukan penelitian di RS
TK.II Pelamonia.

BAB V
PENUTUP

36
A. Kesimpulan
Penelitian yang dilakukan pada pasien kanker payudara yang
mengalami masalah nyeri dilakukan di ruang perawatan mawar bedah
1 Rumah Sakit TK.II Pelamonia makassar, merupakan hasil studi
kasus dan pembahasan penerapan relaksasi otot progresif terhadap
nyeri pada pasien kanker payudara, maka peneliti menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengkajian peneliti mendapatkan hasil bahwa
kedua pasien Ny.K usia 60 tahun dan Ny.M berusia 55 tahun,
berjenis kelamin perempuan, kedua pasien Ny. K dan Ny.M sama-
sama mengalami masalah nyeri pada payudara, nyeri dirasakan
seperti tertusuk-tusuk,skala nyeri sedang 4-6, frekuensi nyeri >5
menit. Dan setelah dilakukan terapi reaksasi otot progresif kedua
pasien mengalami penurunan skala nyeri yaitu dari skala nyeri 6 ke
1.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penerapan relaksasi
otot progrsif ini yang dilakukan adalah rileks dan merasakan
sensasi relaksasi, kemudian pasien diminta menegangkan otot
selama 5 sampai 10 detik, dan melemaskan otot 20-30 detik,
masing-masing 8-16 kali. Kemudian minta pasien untuk fokus pada
sensasi otot yang menegang atau otot yang rileks, dan tarik nafas
dalam secara perlahan. prosedur ini dilakukan selama 10 menit.
3. Hasil evaluasi yang didapatkan pada pasien Ny.K dan Ny. M yang
dilakukan penerapan selama 2 hari dan dilakukan 2 kali sehari
didapatkan bahwa penerapan ini efektif dan berguna buat kedua
pasien dalam penurunan skala nyeri
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyampaikan
beberapa saran antara lain:
1. Bagi pasien

37
Pasien diharapkan rutin mengontrol kesehatannya di rumah
sakit serta mampu melakukan relaksasi otot progresif secara
mandiri

2. Bagi rumah sakit


Diharapkan tim kesehatan mengdakan demonstrasi relaksasi
otot progresif agar dapat membantu pasien menurunkan nyeri dan
meningkatkan kenyamanan.

3. Bagi institusi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam
meningkatkan pengetahuan tentang relaksasi otot progresif pada
penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi dengan
gangguan kenyamanan nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

38
Brunner & Suddarth. (2017). Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8).
Penerbit Buku Kedokteran EGC. https://doi.org/Vol.1

Cahyanti, D., Rahmayani, A., & Husniar, S. A. (2020). Analisis performa


metode Knn pada Dataset pasien pengidap Kanker Payudara.
Indonesian Journal of Data and Science, 1(2), 39–43.
https://doi.org/10.33096/ijodas.v1i2.13

Damanik, J. C. (2016). Gambaran self efficacy pasien kanker payudara


dalam perawatan mandiri tanda dan gejala selama menjalani
kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi. 24–56.

DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi


dan Indikator Diagnostik (Edisi 1). Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.

Feriawati, P., & Kusuma, A. P. (2020). Efektifitas Progressive Muscle


Relaxation Terhadap Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara
Yang Menjalani Kemoterapi. Pengaruh Penggunaan Pasta Labu
Kuning (Cucurbita Moschata) Untuk Substitusi Tepung Terigu Dengan
Penambahan Tepung Angkak Dalam Pembuatan Mie Kering,
15(april), 274–282.

Kardiyudiani, N. K., Fathonah, S., Rahayu, N. W., Akademi, D., &


Notokusumo, K. (2018). Gambaran nyeri pada pasien kanker
payudara post mastektomi di RSUD Panembahan senopati Bantul.
Jurnal Keperawatan Notokusumo, VI(1), 80–86.

Kasih, E., Triharini, M., Kusumaningrum, T., Program, M., Pendidikan, S.,
Keperawatan, F., Airlangga, U., Pengajar, S., Keperawatan, F., &
Airlangga, U. (2018). Progresive muscle relaxation menurunkan
freuensi nyeri pada penderita kanker payudara yang menjaani
kemoterapi di posa RSUD Dr.Soetomo surabaya. 15–19.

Kirana, L. A. (2016). Dukungan Sosial Dan Resiliensi Pada Pasien Kanker


Payudara (Studi Kasus Pada Pasien Kanker Payudara Yang Sedang
Menjalani Kemoterapi). Psikoborneo, 4(4), 829–837.

Kurniawan, D., Zulfitri, R., & Dewi, A. P. (2019). Pengaruh Progressive


Muscle Relaxation Terhadap Kualitas Nyeri Pasien Kanker Payudara
Dengan. Jurnal Ners Indonesia, 10(1), 61–70.

Mahdi, A. N., Ismail, S., & Udji Sofro, M. A. (2019). Perspektif Perawat

39
Onkologi tentang Ekspresi Pasien Kanker Payudara Selama
Menjalani Kemoterapi: Preliminary Study. Jurnal Ilmu Keperawatan
Medikal Bedah, 2(2), 1. https://doi.org/10.32584/jikmb.v2i2.283

Mardiana, M., Fitriani, F., Ricky, Z., & ... (2020). Efektifitas progressive
muscle relaxation (PMR) terhadap nyeri pada pasien kanker
payudara. Jurnal Berita …, XIII(2).
http://ojs.stikes.gunungsari.id/index.php/JBK/article/view/38

Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi peneitian kesehatan


(2018th ed., p. 111). Badan pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan.

Nasrullah, D. (2017). Etika Keperawatan Kesehatan. In Universitas


Muhammadiyah Surabaya.

Nuwa, M. S. (2018). Kombinasi terapi progressive muscle relaxation


dengan spritual guided imagery and music (M. K. Dr.Kusmanto,S.Kp.
(ed.); 1st ed.). Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

PPNI, T. P. P. S. K. D. (2021). Pedoman Standar prosedur Operasional


Keperawatan (Edisi 1). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Riskesdas, T. (2018). Laporan Provinsi sulawesi selatan RISKESDAS


2018. Lembaga Penerbit Badan Litbang Kesehatan 2019.

Setyoadi, Kushariyadi, (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa.


Jakarta : Salemba Medika.

Utomo, E. K., & Wahyudi, T. (2021). Nyeri Dan Pasien Kanker : Literature
Review. Prosiding Seminar Informasi Kesehatan Nasional
(SIKesNas), 352–362.

WHO. (2021). Breast cancer.


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/breast-cancer

Yuliana, L. (2013). Discharge Planning Pasien Kanker Ginekologi.

Yustina olfah. (2013). Kanker Payudara & SADARI (Edisi 1). Penerbit
Nuha Medika. https://doi.org/Vol.1

40
41
ix

Anda mungkin juga menyukai