Anda di halaman 1dari 5

INSPEKSI VISUAL ASETAT TES

Tanggal Terbit : Pimpinan Klinik Assalam


SOP
Tanggal Revisi :

Dr. A Khalik R Muhibat, Sp.PD

1. Pengertian Pemeriksaan serviks secara visual menggunakan asam cuka dengan


mata telanjang untuk mendeteksi abnormalitas setelah pengolesan
asam cuka 3-5%

2. Tujuan Untuk melihat adanya sel yang mengalami dysplasia sebagai salah satu
metode skrining kanker mulut Rahim.

3. Referensi 1. Kemenkes RI, 2015, ‘Buletin Kanker’, Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
2. Departemen Kesehatan RI, 2009, Pencegahan Kanker Leher
Rahim dan Kanker Payudara, Depkes RI, Jakarta.
3. Depkes RI, 2008, Skrining Kanker Leher Rahim dengan Metode
Inpeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA), Depkes RI, Jakarta
4. Menteri Kesehatan RI, 2015, Modul Deteksi Dini Kanker Serviks
dan Payudara. Jakarta.
5. S, A, Kurian, B, Quereshi, M.A, & K, L, 2012, Cervical Cancer
Screening; Current Knowledge & Practice Among Women In A
Rural Population Of Kerala, India, Indian Journal Medical Re,
India

4. Petugas 1. KIA
2. Poli Umum
3. Poli KB
4. Apotek

5. Prosedur A. Persiapan
1. Sebelum melakukan tes IVA diskusikan tindakan dengan
ibu. Jelaskan mengapa tes tersebut dianjurkan dan apa yang
akan terjadi pada saat pemeriksaan.
2. Diskusikan mengenai sifat temuan yang paling mungkin
dan tindak lanjut dan pengobatan yang mungkin diperlukan
3. Pastikan semua peralatan dan bahan yang diperlukan
tersedia, termasuk speculum steril atau yang telah di DTT,
kapas lidi dalam wadah bersih, botol berisi larutan asam
asetat dan sumber cahaya yang memadai. Tes sumber
cahaya untuk memastikan apakah masih berfungsi.
4. Bawa ibu keruang pemeriksaan, minta ibu untuk:
a. BAK jika belum dilakukan
b. Jika tangannya kurang bersih, minta ibu membersihkan
c. Membilas daerah kemaluan sampai bersih,
d. Melepas pakaian (termasuk pakaian dalam) sehingga
dapat dilakukan pemeriksaan panggul dan tes IVA.
5. Bantu ibu memposisisakn dirinya diatas meja ginekologi,
tutup badan ibu dengan kain, nyalakan lampu/senter dan
arahkan ke vagina ibu.
6. Cuci tangan secara merata dengan sabun dan air, kemudian
keringkan dengan kain bersih dan kering.
7. Pakai sarung tangan periksa yang baru atau sarung tangan
bedah yang telah di DTT.
8. Atur peralatan dan bahan pada nampan yang telah di DTT,
jika belum dilakukan

B. IVA Test
1. Periksa kemaluan bagian luar kemudian periksa mulut
uretra apakah ada keputihan. Lakukan palpasi kelenjar
skene dan Bartholin.
2. Katakana pada ibu bahwa speculum akan dimasukkan dan
ibu mungkin merasakan beberapa tekanan.
3. Dengan hati-hati memasukkan speculum sepenuhnya atau
sampai terasa ada penolakan kemudian perlahan-lahan
membuka bilah/cocor untuk melihat serviks. Atur speculum
sehingga seluruh serviks dapat terlihat.
Hal tersebut mungkin sulit pada kasus-kasus dimana serviks
berukuran besar atau sangat anterior dan posterior. Mungkin
perlu menggunakan kapas lidi, spatula atau alat lain untuk
mendorong serviks dengan lembut keatas kebawah agar
dapat dilihat.
Jika dinding vagina sangat lemas, gunakan kapas lidi,
spatula kayu untuk mendorong Kembali jaringan ikat yang
menonjol diantara bilah/ cocor speculum.
Cara lainnya saat spekulum dimasukkan dan cocor dibuka,
gunakan kondom untuk dapat mencegah dinding vagina
memasuki rongga antara cocor, sebelum memasukkan
speculum, kondom dapat dipasang pada kedua bilah cocor
dan ujung kondom dipotong.
4. Bila serviks dapat dilihat seluruhnya, kunci cocor speculum
dalam posisi terbuka sehingga akan tetap ditempat saat
melihat serviks. Dengan melakukan hal tersebut paling
tidak, bidan mempunyai satu tangan yang bebas.
Selama proses tindakan mungkin perlu terus menerus
menyesuaikan baik sudut pandang pada serviks atau sumber
cahaya agar dapat melihat serviks dengan baik.
5. Jika menggunakan sarung tangan luar, celupkan kedua
ujung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, kemudian lepas
sarung tangan dengan sisi dalam berada diluar. Jika ingin
membuang sarung tangan, buang dengan sisi dalam berada
diluar, buang sarung tangan kedalam wadah tahan bocor
atau kantung plastik. Jika sarung tangan bedah akan
digunakan Kembali, dekontaminasi dengan merendam
kedalam larutan klorin 0,5% selama minimal 10 menit.
6. Amati serviks dan periksa apakah ada infeksi (cervicitis)
seperti cairan putih keruh (mucopus); ektopi (ectropion);
tumor yang terlihat atau kista Nabothian, nanah atau lesi
“strawberry” (infeksi Trichomonas).
7. Gunakan kapas lidi untuk membersihkan cairan yang
keluar, darah atau mukosa dari serviks. Buang kapas lidi
kedalam wadah tahan bocor atau kantung palstik.
8. Identifikasi cervical os dan SSK dan area sekitarnya
9. Basahi kapas lidi dengan larutan asam asetat kemudian
oleskan pada serviks. Bila perlu, gunakan kapas lidi bersih
untuk mengulang pengolesan asam asetat sampai serviks
benar-benar telah diolesi asam secara merata. Buang kapas
lidi yang telah dipakai.
10. Setelah serviks diolesi dengan larutan asam asetat, tunggu
sampai terserap dan muncul reaksi acetowhite.
11. Periksa SSK dengan teliti. Lihat apakah serviks mudah
berdarah. Cari apakah ada plak putih yang menebal atau
epithel acetowhite. SSK harus benar-benar terlihat untuk
dapat menentukan apakah serviks normal atau abnormal.
12. Bila perlu, oleskan Kembali asam asetat atau usap serviks
dengan kapas lidi bersih untuk menghilangkan mukosa,
darah atau debris yang terjadi pada saat pemeriksaan dan
yang mengganggu pandangan. Buang kapas lidi yang telah
dipakai.
13. Bila pemeriksaan visual pada serviks telah selesai, gunakan
kapas lidi yang baru untuk menghilangkan asam asetat yang
tersisa pada serviks dan vagina. Buang kapas lidi yang telah
dipakai.
14. Lepaskan speculum secara halus. Jika hasil tes IVA
negative letakkan speculum kedalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit untuk dekontaminasi. Jika hasil tes IVA
positif, dan setelah konseling pasien menginginkan
pengobatan segera, letakkan speculum pada nampan atau
wadah agar dapat digunakan pada saat krioterapi.
15. Lakukan pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan
rectovaginal (jika perlu). Periksa kelembutan Gerakan
serviks; ukuran, bentuk posisi uterus; kehamilan atau
abnormalitas dan pembesaran uterus atau kepekaan
(tendemess) adneksa.

C. Pasca Tindakan
1. Bersihkan lampu dengan lap yang dibasahi larutan klorin
0,5% atau alcohol untuk menghindari kontaminasi silang
antar pasien.
2. Celupkan kedua sarung tangan yang masih dipakai ke dalam
larutan klorin 0,5%. Lepas sarung tangan dengan membalik
sisi dalam keluar. Jika membuang sarung tangan, buang
kedalam wadah tahan bocor atau kantung plastic. Jika telah
melakukan pemeriksaan retrovaginal, sarung tangan harus
dibuang, jika sarung tangan bedah akan dipakai ulang,
rendam sarung tangan tersebut kedalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit untuk dekontaminasi.
3. Cuci tangan secara merata dengan sabun dan air kemudian
keringkan dengan kain bersih dan kering.
4. Jika hasil tes IVA negatif, minta ibu untuk mundur dan
bantu ibu untuk duduk. Minta ibu agar berpakaian.
5. Catat hasil tes IVA dan temuan-temuan lain seperti: bukti
adanya infeksi (cervitis), ektropion; tumor yang tampak
kasar; atau kista Nabothian, ulkus atau “ strawberry
serviks”. Serviks yang berpenyakit, catatlah pemeriksaan
serviks sebagai abnormal. Gambarkan sebuah “ peta”
serviks dan area yang berpenyakit pada formulir catatan.
6. Diskusikan hasil tes IVA dan pemeriksaan panggul bersama
ibu. Jika hasil tes IVA negative, katakana kapan ibu harus
Kembali untuk melakukan tes IVA berikutnya.
7. Jika hasil tes IVA positif atau diduga ada kanker, katakana
pada ibu Langkah yang dianjurkan selanjutnya.
8. Jika pengobatan dapat segera diberikan, diskusikan
kemungkinan tersebut.
Jika perlu rujukan untuk tes atau pengobatan lebih lanjut,
aturlah proses rujukan dan berikan formulis serta petunjuk
yang diperlukan oleh ibu sebelum meninggalkan klinik.

Diperiksa oleh

Nama dr. Siti Munawaroh

Jabatan Manajer Operasional Klinik Assalam

Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai