Anda di halaman 1dari 2

REVIEW VIDEO

konstruktivisme dalam pendidikan


Penting untuk memahami bagaimana guru dapat menerapkan konstruktivisme di dalam
kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang unik bagi para siswa. Dalam kelas
konstruktivisme, guru memiliki peran untuk menciptakan lingkungan kolaboratif di mana siswa
secara aktif terlibat dalam pembelajaran mereka sendiri. Guru lebih dipandang sebagai
fasilitator pembelajaran daripada instruktur yang sebenarnya. Itulah sebabnya guru harus
bekerja untuk memahami konsepsi dan pemahaman siswa yang sudah ada sebelumnya dan
kemudian bekerja untuk menggabungkan pengetahuan dalam bidang tersebut. Dalam kelas
konstruktivis, guru juga perlu menyesuaikan pengajaran mereka agar sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa. Ruang kelas konstruktivis bergantung pada empat area utama agar dapat
berhasil :
1. Berbagi pengetahuan antara guru dan siswa
2. Otoritas bersama antara guru dan siswa.
3. Guru bertindak sebagai pemandu atau fasilitator
4. Kelompok belajar terdiri dari sejumlah kecil siswa

Ruang kelas konstruktivis sering kali sangat berbeda dari ruang kelas biasa dalam banyak hal.
Hal ini dikarenakan ruang kelas konstruktivis lebih berfokus pada pertanyaan dan minat siswa.
Di sini, kelas konstruktivisme dibangun berdasarkan apa yang sudah diketahui siswa dan
berfokus pada pembelajaran interaktif. Ruang kelas konstruktivis juga berpusat pada siswa. Di
mana guru berdialog dengan siswa untuk membantu mereka membangun pengetahuan
mereka sendiri. Kelas konstruktivis sering kali memiliki guru yang melakukan kerja kelompok
kecil secara kolaboratif dan interaktif, serta membuka dialog tentang apa yang dibutuhkan
siswa untuk mencapai kesuksesan.

Seperti yang bisa kita lihat dalam kelas konstruktivis, guru menciptakan situasi di mana para
siswa akan mempertanyakan asumsi mereka sendiri dan satu sama lain. Dengan cara yang
sama, guru konstruktivis menciptakan situasi di mana ia dapat menantang asumsi-asumsi yang
menjadi dasar pengajaran dan pembelajaran tradisional. Para ahli teori pendidikan percaya
bahwa pada tingkat konstruktivis dalam mengetahui dan berpikir, siswa secara terus menerus
mengevaluasi kembali asumsi mereka tentang pengetahuan, sehingga sikap mereka terhadap
sang ahli pun berubah. Siswa tidak terganggu oleh ambiguitas tetapi tertarik oleh kompleksitas
dan siswa melakukan pencarian kebenaran dan pembelajaran tanpa henti di mana kebenaran
dipandang sebagai proses konstruksi di mana si pemberi pengetahuan berpartisipasi untuk
alasan ini, persepsi guru konstruktivis tentang keahlian di dalam kelas didasarkan pada
pengalaman siswanya dalam interaksi satu sama lain dan dengan guru mereka. Beberapa ahli
pendidikan percaya bahwa dengan memiliki pandangan konstruktivis tentang pengetahuan,
guru dapat mengeksplorasi dan membentuk ide-ide baru tentang pengajaran dan
pembelajaran. Hal ini menjelaskan mengapa dalam kelas konstruktivis, guru dipandang sebagai
individu yang sering kali tertarik untuk mengajar karena kecintaannya pada anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai