Anda di halaman 1dari 21

GLOBAL INTITUTE TEKNOLOGI & BISNIS

Jl. Aria santika No.43, Margasari, kec.Karawaci, Kota Tangerang, Banten 15113

SISTEM OPERASI
SI CA 22 P

PENJADUALAN
PROSES

ALVIRA HANUM SALSABIELLA (1222140079)


IRDINA KAMALIAH ISTIQOMAH (1222140084) www.global.ac.id
AHMAD DZAKKI RAMADHAN (1222140015)
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Memahami berbagai teknik
penjadualan proses,
mengenal berbagai jenis
algoritma penjadualan, serta
mengetahui metode evaluasi
penjadualan.
KONSEP DASAR
PENJADUALAN PROSES
PREEMPTIVE
Penjadualan Proses ? SCHEDULING
Kumpulan mekanisme kebijakan pada
sistem operasi yang berkaitan dengan NON PREEMPTIVE
urutan kerja yang dilakukan sistem SCHEDULING
komputer.
Penjadualan Proses bertugas memutuskan
proses yang harus berjalan dan seberapa DISPATCHER
lama proses berjalan.
PREEMPTIVE
SCHEDULING
Proses yang berjalan dapat diambil alih proses
lain (disela) yang mempunyai proiritas lebih tinggi.
Proses yang disela berubah menjadi state ready.
CPU dapat diambil alih oleh proses lain.

Penjadualan Preemptive mempunyai arti kemampuan


sistem operasi untuk memberhentikan sementara
proses yang sedang berjalan untuk memberi ruang
kepada proses yang prioritasnya lebih tinggi. Dengan
kata lain penjadualn ini melibatkan mekanisme
iterupsi yang menyela proses yang sedang berjalan
dan memaksa sistem untuk menentukan proses mana
yang akan dieksekusi selanjutnya.
NON PREEMPTIVE
SCHEDULING
Proses yang berjalan tidak dapat diambil alih
proses lain (disela).
ekali proses berada di status running (sedang
berjalan), maka proses tersebut akan dieksekusi
terus sampai proses selesai.
CPU tidak dapat diambil alih oleh proses lain.

Pada Penjadualan Non-Preemptive ketika sebuah


proses diberi jatah waktu pemroses, maka proses
tersebut akan dieksekusi hingga menyelesaikan
eksekusi jobnya yang terakhir. Secara normal
pemroses tidak dapat diambil alih proses lain.
DISPATCHER
FUNGSI :
Switching Context.
Switching ke user-mode.
Melompat ke lokasi tertentu pada user program
untuk memulai program.

Dispatcher adalah suatu Modul yang akan memberikan


kontrol pada CPU terhadap penyeleksian proses yang
dilakukan selama short term scheduling. Waktu yang
diperlukan oleh dispatcher untuk menghentikan suatu
proses dan memulai untuk menjalankan proses lainnya
disebut dispatch latency. Jika dalam suatu proses Burst
CPU jauh lebih besar daripada Burst I/O maka disebut
CPU Bound. Demikian juga sebaliknya disebut dengan I/O
Bound.
Adil (fairness)
Proses-proses diperlakukan sama yaitu : mendapat jatah waktu
layanan pemroses yang sama.
Tidak ada proses yang tidak kebagian layanan pemroses
sehingga mengalami kekurangan waktu.
Efisiensi
Efisiensi atau utilisasi pemroses dihitung dengan perbandingan
(rasio) waktu sibuk pemroses dengan total waktu operasi
sistem komputer secara keseluruhan.
Waktu Tanggap (Response time)
meminimalkan waktu tanggap sehingga menghasilkan sistem
yang responsif.
waktu yang dihabiskan dari saat karakter terakhir dari

KRITERIA
perintah dimasukkan sampai hasil pertama muncul di layar
(terminal).

PENJADUALAN
Turn arround time
Waktu yang dihabiskan dari saat program/job mulai masuk ke
sistem sampai proses diselesaikan sistem.
Waktu = waktu yang dihabiskan proses berada di sistem.
Sasaran utama penjadwalan proses
Troughput
adalah Optimasi kinerja sistem
Troughput adalah jumlah kerja yang dapat diselesaikan selama
komputer menurut kriteria tertentu.
satu selang/unit waktu.
Cara menghitung throughput : jumlah proses/job pemakai
yang dapat dieksekusi dalam satu unit/interval waktu tertentu.
ALGORITMA
PENJADUALAN
Algoritma ­algoritma yang menerapkan
strategi Non­preemptive antara lain :
1. First In First Out (First Come First
Serve)
2. Shortest Job First
3. Highest Ratio Next
4. Multiple Feedback Queue

Algoritma ­algoritma yang menerapkan


strategi Preemptive antara lain :
1. Round Robin
2. Shortest Remaining First
3. Priority Schedulling
4. Guaranted Schedulling
ALGORITMA
PENJADUALAN
FIRST IN FIRST OUT (FIFO)
Merupakan penjadualan Non Preemptive dan tidak berprioritas.
Ketentuan :
Proses­ proses diberi jatah waktu processor berdasarkan
waktu kedatangan.
Saat proses mendapat jatah waktu processor, proses
dijalankan sampai selesai.
Penjadwalan ini adil yaitu proses yang datang duluan,
dilayani duluan juga.
Dikatakan tidak adil karena job-job yang perlu waktu lama
membuat job-job pendek menunggu.
Job-job tak penting dapat membuat job-job penting
menunggu.
Algoritma ini jarang digunakan secara mandiri, biasanya
dikombinasikan dengan skema lain.
ALGORITMA
PENJADUALAN
SHORTEST JOB FIRST (SJF)

Merupakan penjadualan Non Preemptive dan


tidak berprioritas.
Ketentuan :
Penjadwalan ini mengasumsikan waktu
jalan proses (sampai selesai) diketahui
sebelumnya.
Mekanisme penjadwalannya adalah
menjadwalkan proses dengan waktu jalan
terpendek lebih dulu sampai selesai.
ALGORITMA
PENJADUALAN
HIGHEST RATIO NEXT (HRN)
Merupakan penjadualan Non Preemptive dan
berprioritas dinamis.
Ketentuan :
Penjadwalan untuk mengoreksi kelemahan SJF.
Adalah strategi penjadwalan dengan prioritas
proses tidak hanya merupakan fungsi waktu
layanan tetapi juga jumlah waktu tunggu
proses.
Begitu proses mendapat jatah pemroses, proses
berjalan sampai selesai.
Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan
rumus : Prioritas = (waktu tunggu + waktu
layanan ) / waktu layanan.
ALGORITMA
PENJADUALAN
MULTIPLE FEEDBACK QUEUE
Merupakan penjadwalan Non Preemptive dan
berprioritas dinamis. Algoritma ini untuk
mencegah banyaknya swapping dengan proses­-
proses yang sangat banyak menggunakan
processor diberi jatah waktu lebih banyak dalam
satu waktu.
Ketentuan :
Jalankan proses pada kelas tertinggi.
Jika proses menggunakan seluruh kwanta yang
dialokasikan, maka prioritasnya diturunkan.
Proses yang masuk untuk pertama kali ke
system langsung diberi kelas tertinggi.
ALGORITMA
PENJADUALAN
RR – ROUND ROBIN
Merupakan penjadualan Preemptive dan tanpa
prioritas. Semua proses diangap penting dan diberi
sejumlah waktu procesror yang disebut kwanta
(quantum) atau slice time.
Ketentuan :
Jika kwanta habis dan proses belum selesai, maka
proses menjadi runable (ready) dan processor
dialihkan ke proses lain.
Jika kwanta belum habis dan proses menunggu
kejadian , maka proses menjadi blocked dan
processor dialihkan ke proses lain.
Jika kwanta habis dan proses selesai, maka
proses diakhiri (terminate) dan processor
dialihkan ke proses lain.
ALGORITMA
PENJADUALAN
SHORTEST-REMAINING-FIRST (SRF)
Merupakan penjadwalan Preemptive dan
berprioritas dinamis. Proses dengan sisa waktu jalan
diestimasi terendah dijalnkan, termasuk proses­-
proses yang baru tiba.

PRIORITY SCHEDULLING (PS)


Tiap proses dilengkapi dengan prioritas.
CPU dialokasikan untuk proses yang memiliki
prioritas paling tinggi.
Jika beberapa proses memiliki prioritas yang
sama, maka akan digunakan algoritma FIFO.
ALGORITMA
PENJADUALAN
GUARANTED SCHEDULLING (GS)
Merupakan penjadwalan Preemptive dan
berprioritas dinamis. Algoritma ini berusaha
memberikan tiap pemakai daya processor yang
sama, jika terdapat N pemakai , maka tiap pemakai
mendapat 1/N daya processor. Sistem merekam besar
waktu processor yang telah digunakan proses sejak
login dan jumlah waktu processor yang digunakan
seluruh proses. Karena jumlah waktu processor tiap
pemakai dapat diketahui, maka dapat dihitung ratio
antara waktu processor yang sesungguhnya harus
diperoleh, yaitu 1/N waktu processor seluruhnya dan
waktu processor yang yang telah diperuntukkan
prose situ. Penjadwal akan menjalankan proses
dengan ratio terendah sampai ratio proses diatas
pesaing terdekatnya.
METODE EVALUASI
PENJADUALAN
PEMODELAN DETERMINISTIK

PEMODELAN ANTRIAN

SIMULASI

IMPLEMENTASI
Metode ini mengambil beban kerja tertentu yang
telah ditentukan sebelumnya dan menentukan
kinerja setiap algoritma untuk beban kerja
tersebut. Misalnya, asumsikan bahwa kita memiliki
beban kerja yang ditunjukkan di bawah ini. Kelima
proses tiba pada waktu 0, dalam urutan yang
diberikan, dengan panjang ledakan CPU diberikan
dalam milidetik. Pemodelan deterministik
sederhana dan cepat ini memberi kita angka yang
tepat, memungkinkan kita untuk membandingkan
algoritma. Namun, itu membutuhkan angka yang
tepat untuk input, dan jawabannya hanya berlaku
untuk kasus-kasus tersebut. Penggunaan utama

PEMODELAN
pemodelan deterministik adalah dalam
menggambarkan algoritma penjadwalan dan

DETERMINISTIK
memberikan contoh. Dalam kasus di mana kita
menjalankan program yang sama berulang-ulang
dan dapat mengukur persyaratan pemrosesan
program dengan tepat, kita mungkin dapat
menggunakan pemodelan deterministik untuk
memilih algoritma penjadwalan. Selanjutnya, lebih
dari satu set contoh, pemodelan deterministik
dapat menunjukkan tren yang kemudian dapat
dianalisis dan dibuktikan secara terpisah.
Suatu sistem komputer dipandang sebagai suatu
jaringan pelayan ( server ), masing-masing
MODEL
pelayan mempunyai satu antrian dari proses-
proses yg menunggu layanan. Setiap server
ANTRIAN
memiliki antrian proses menunggu. CPU adalah
server dengan antrian siap, seperti sistem I / O
dengan antrian perangkatnya. Mengetahui
tingkat kedatangan dan tingkat layanan, kita
dapat menghitung pemanfaatan, panjang
antrian rata-rata, waktu tunggu rata-rata, dan
sebagainya. Bidang studi ini disebut analisis
jaringan antrian. Sebagai contoh, biarkan n
menjadi panjang antrian rata-rata (tidak
termasuk proses yang sedang dilayani), biarkan
W menjadi waktu tunggu rata-rata dalam
antrian, dan biarkan X menjadi tingkat
kedatangan rata-rata untuk proses baru dalam
antrian (seperti tiga proses per detik).
Untuk mendapatkan evaluasi penjadwalan
yang lebih akurat, kita dapat menggunakan
simulasi. Menjalankan simulasi melibatkan
pemrograman model sistem komputer.
Struktur data perangkat lunak mewakili
komponen utama sistem. Simulator memiliki
variabel yang mewakili jam; Karena nilai
variabel ini meningkat, simulator memodifikasi
status sistem untuk mencerminkan aktivitas
perangkat, proses, dan penjadwal. Saat
simulasi dijalankan, statistik yang
menunjukkan kinerja algoritma dikumpulkan

PEMODELAN dan dicetak. Data untuk mendorong simulasi


dapat dihasilkan dalam beberapa cara. Metode
SIMULASI yang paling umum menggunakan generator
angka acak, yang diprogram untuk
menghasilkan proses, waktu ledakan CPU,
kedatangan, keberangkatan, dan sebagainya,
sesuai dengan distribusi probabilitas.
IMPLEMENTASI
Simulasi hanya memberikan akurasi yg
terbatas, satu-satunya cara yg paling tepat
dalam mengevaluasi algoritma penjadwalan
adalah mengimplementasikannya,
menjalankannya pada sistem nyata dan
melihatnya bekerja.
Dosen : JARUDIN

Global Institute Teknologi & Bisnis

Situs web: www.global.ac.id

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai