Anda di halaman 1dari 6

Nama :Ernijar Tampubolon

M. Kuliah :Hermen PB II
Dosen :Pdt. M.R.F. Siagian, M.Th.

Tafsiran 1 Tesalonika 4 : 13-18

1. Teks
1.2. Bahasa Batak
4:13 Alai naeng ma tangkas botoonmuna, ale angka dongan, taringot tu angka naung
monding i, asa unang marsak hamu, songon angka na leban, na so marpangkirimon.
4:14 Ai molo porsea hita, naung mate Jesus dohot hehe, sandok togihonon ni Debata
do rap dohot Jesus nang angka naung monding marhitehite Ibana.
4:15 Ai hata ni Tuhan i do na hupasahat hami nuaeng tu hamu: Ia mangolu pe hita,
angka na mian ro di haroro ni Tuhan i, nda tung sumurung hita sian nasida naung
monding i.
4:16 Ai na tuat ma Tuhan i sian banua ginjang mardongan suraksurak, marsoara ma
raja ni surusuruan, tarbege ma sarune ni Debata. Dung i hehe ma jumolo angka na
mate di bagasan Kristus.
4:17 Dung songon i, hita na mangolu dope, angka na mian i, taitonna ma hita raphon
nasida di bagasan angka ombun, laho manomunomu Tuhan i tu langit an; jadi olat ni
i sai tongtong ma hita rap dohot Tuhan i.
4:18 Antong, masiapulan ma hamu marhitehite angka hata i!
1.3. Bahasa Indonesia
4:13 Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui
tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-
orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.
4:14 Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka
kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan
dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.
4:15 Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih
tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang
telah meninggal.
4:16 Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru
dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan
mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;
4:17 sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama
dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan
selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan.
4:18 Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.
1.4. Bahasa Inggris
4:13 But I would not have you to be ignorant, brethren, concerning them which are
asleep, that ye sorrow not, even as others which have no hope.
4:14 For if we believe that Jesus died and rose again, even so them also which sleep
in Jesus will God bring with him.
4:15 For this we say unto you by the word of the Lord, that we which are alive and
remain unto the coming of the Lord shall not prevent them which are asleep.
4:16 For the Lord himself shall descend from heaven with a shout, with the voice of
the archangel, and with the trump of God: and the dead in Christ shall rise first:
4:17 Then we which are alive and remain shall be caught up together with them in
the clouds, to meet the Lord in the air: and so shall we ever be with the Lord.
4:18 Wherefore comfort one another with these words.
2. Kata-kata kunci
 Hidup, yang berarti dalam PB kata hidup sering menunjuk pada hidup kekal
(kehidupan selama-lamanya), itulah yang dikatakan Paulus kepada jemaat
tesalonika, supaya mereka hidup di dalam ajaran-ajaran Tuhan dengan melakukan
sungguh-sungguh.
 Pengharapan, yang berarti Nabi-nabi PL mengajarkan bahwa setiap harapan setiap
masa depan yang memuaskan tergantung pada kesetiaan umat Israel kapada Allah.
Sebaliknya, jika mereka tidak setia, yang akan terjadi adalah kekacauan dan bencana.
 Penghulu malaikat, yang berarti Dari kata Yunani, yang berarti “kepala malaikat’, ada
tujuh yang disebut dalam 1 Henokh 20, bnd. Tob. 12:15.
 Sangsakakala, yang berarti Alat musik yang terbuat dari tanduk biri-biri jantan (Yos
6:4-13) digunakan untuk mengumpulkan tentara (Hak. 3:27) dan dalam musik (Mzm.
98:6), bahkan masih digunakan dalam peribadahan Yahudi.
 Hibur, yang berarti membuat orang lain itu merasakan sukacita sehingga seseorang
tersebut selalu terhibur.
 Tanda, yang berarti suatu petunjuk atau arah mau kemana seseorang itu.
3. Kontek Teks (Perikop)

Pada zaman Paulus, Tesalonika adalah ibukota Provinsi Makedonia, suatu kota, yang
karena letaknya di teluk yang indah, dan kedudukannya, menjadi pusat perniagaan dan
pemerintah. Penduduknya banyak, kira-kira 100.000 jiwa.Kebanyakan di antaranya adalah
dari bangsa Yunani atau Romawi yang beragama Yahudi, tetapi di pusat ini pun banyak
orang Yahudi berkumpul.Mereka mempunyai suatu rumah ibadat (sinagoge), pusat rohani
yang bukan hanya orang Yahudi asli, melainkan juga bagi” sejumlah besar orang Yunani yang
takut kepada Allah.

Di Tesalonika, Paulus dengan teman-temannya, silas, dan timoteus, rupa-rupanya


mendapat tumpangan dalam rumah seorang warga yang bernama Yason. Mengingat bahwa
Paulus bekerja untuk nafkahnya selama berada di situ, maka mungkin Yason ini seorang
pengusaha tenun. Seperti lazimnya sebelum menjadi industri, usaha-usaha itu dijalankan di
rumah sendiri, di mana seorang tuan mempekerjakan beberapa tukang dan hamba.

Hari sabtu digunakan Paulus untuk memberitakan injil. Satu-satu-nya keterangan


yang tegas tentang waktu dalam kisah para rasul ialah “tiga hari sabat berturut-turut”. Akan
tetapi, catatan-catatan lain, sungguh pun kurang jelas, mendorong kita untuk mangangap
bahwa Paulus bekerja lebih lama.

Perikop 1 Tesalonika 4:13-18 merupakan bagian dari surat Paulus yang pertama ke
jemaat Kristen yang ada di kota tersebut. Berdirinya jemaat Kristen di Tesalonika merupakan
hasil penginjilan paulus dalam perjalanan penginjilannya yang kedua. Dalam pengajarannya
selama tiga hari Sabat berturut-turut, di rumah ibadah orang Yahudi, banyak orang yang
menerima pengajaran Paulus dan Silas menggabungkan diri dengan mereka (menjadi
Kristen). Mereka yang bergabung itu terdiri dari beberapa orang Yahudi, sejumlah besar
orang Yunani yang takut kepada Allah dan perempuan-perempuan terkemuka (Kisah 17:1-
9). Keberhasila penginjilan Paulus ini membuat orang-orang Yahudi menjadi iri hati.
Hambatan utama (penindasan) yang dialami jemaat Tesalonika berasal dari orang-orang
Yahudi yang iri hati tersebut (kisah 17:5, 1Tes. 2:14).
Dengan dibantuoleh penjahat dan petualang-petualang dipasar mereka mengadakan
keributan dan mengkambing-hitamkan orang-orang kristen yang ada ditesalonika sebagai
penyebab kekacauan. Akibat penghambatan ini, Paulus dan Silas meninggalkan Kota
Tesalonika. Dari tesalonika mereka menuju Berea dan melanjutkan penginjilan disana. Dan
ganti Paulus dan Silas untuk melanjutkan tugas pekabaran Injil di Tesalonika adalah Timotius
(1 Tesalonika 3:2).

Surat 1 Tesalonika ini merupakan surat pastoral Paulus yang isinya memuat reaksi
atas laporan Timotius tentang kehidupan jemaat tesalonika yang sedang dalam kesusahan
oleh karena penindasan yang mereka alami dan juga merupakan surat yang berisi jawaban
terhadap berbagai pertanyaan jemaat khusunya tentang kedatangan hari Tuhan (Parousia).
Jawaban terhadap berbagai pertanyaan yang sekaligus berisi anjuran dan ajaran.

Kata parousia yang berarti “kehadiran” mendapat arti teologisnya dalam konteks
eskatologi (akhir zaman). Dalam dunia Yunani, kata Parousia dipakai untuk kunjungan
seorang pejabat tinggi. Dalam apokaliptik (penyataan) Yahudi dipakai kedatangan Allah atau
Mesias-Nya. Dalam apokaliptik Kristen kata Parousia dipakai untuk menjelaskan teologi
tentang kedatangan Kristu kedua kemulian-Nya pada akhir zaman. Pengharapan akan
kedatangan Kristus yang kedua yang berarti keselamatan bagi orang-orang percaya dan
kebinasaan bagi orang yang tidak percaya.

4. Makna teks (perikop) bagi pendengar masa awal konteks.


Dipasal 4:1-12, Paulus sudah menberikan nasihat kepada jemaat Tesalonika supaya
mereka hidup dalam kekudusan dan menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kalinya
kedunia ini. Memang jemaat Tesalonika melakukan kekudusan itu tetapi tidak melakukan
dengan bersungguh-sungguh. Pengudusan yang dimaksud adalah menjauhi percabulan,
mengambil satu istri juga hidup dalam pengudusan dan penghormatan dalam keluarga,
bukan dalam keinginan hawa nafsu seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dan
jangan memperbudak keluargamu. Paulus juga menegaskan bahwa Tuhan adalah pembalas
kepada orang-orang tidak melakukan kekudusan itu. Paulus juga mengatakan bahwa kita
dipanggil bukan untuk melakukan yang cemar melainkan hidup yang kudus, karena itulah
dikatakan siapa yang menolak hidup kudus itu bukanlah menolak manusia melainkan
menolak Allah sendiri yang memberikan Roh-Nya kepada kita.
Diperikop ini, pasal yang 4:13-18, ini juga sambungan dari ayat sebelumnya tentang
hidup kudus untuk menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Paulus mengatakan
kapada jemaat Tesalonika kamu tidak mengetahui tentang mereka yang telah meninggal,
supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang yang tidak mempunya pengharapan.
Disini yang mau dikatakan Paulus kepada Jemaat Tesalonika adalah supaya jemaat
Tesalonika itu jangan takut akan kematian yang menganggap kematian itu sebagai dukacita
yang menjadikan jemaat Tesalonika menjadi orang-orang yang tidak memiliki pengharapan.
Jika kita percaya bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita juga harus
percaya bahwa orang yang telah meninggal dalam nama Yesus akan dikumpulkan Allah
bersama-sama Dia. “hidup” dan “meninggal” sehinnga itu berarti baik kita yang masih hidup
maupun yang sudah meninggal akan hidup (beroleh keselamatan) bersama-sama dengan
Yesus Kristus dalam kedatangannya kedua itu. Sehinggga kita yang masih hidup akan sama-
sama dihakimi Tuhan dengan orang mati yang mendahului kita, pada saat kedatangannya
kedua kali. karena itu Paulus mengatakan supaya jemaat Tesalonika menghibur yang satu
dengan yang lain dengan perkataan-perkataan ini. Menghibur berarti memberikan nasehat
dan saling membangun merupakan wujud kasih persekutuan orang percaya. Kondisi jemaat
yang yang sedang dalam menasehati dan saling membangun maka setiap orang percaya
diharapkan mampu bertahan dan beroleh kekuatan di dalam menjalani penderitaan yang
dialami di dalam pengharapan bahwa pada hari Tuhan, penderitaan dan kesengsaraan
tersebut akan berubah menjadi kemulian.
5. Makna teks (perikop) bagi pendengar masa kini
Dalam nats kita ini, kita diajak supaya kita hidup dalam kekudusan dalam
menyambut kedatangannya kedua kali. sehingga kita di ajak untuk melakukan yang baik
kepada sesama terlebih kepada Tuhan. jika kita lihat dalam kehidupan kita sekarang ini
banyak sekali orang yang tidak hidup dalam kekudusan, seperti pemerkosaan yang terjadi
dimana-mana tampa memandang kecil besarnya seseorang itu, seorang anak mampu
melakukan mesum dengan saudara kandungnya sendiri. Dan sebaliknya seorang ayah
memaksa anaknya untuk melampiaskan nafsu birahinya. Mungkin masih banyak lagi yang
membuat kita tidak hidup dalam kekudusan.
Jadi di ayat 13-18, banyak juga manusia sekarang yang tidak mempunyai
pengharapan. Sehingga mereka itu menjadi bingung apa yang harus mereka lakukan. Tetapi
menjadi sebaliknya kebanyakan manusia sekarang seperti tidak mempunyai pengharapan.
Sehingga selalu membuat banyak masalah yang mengakibatkan orang yang tidak bersalah
ikut menjadi korban, gara-gara hal kekuasaan, ingin mamiliki lebih, ingin menjadi seperti
orang sehingga berbagai cara dilakukan asalkan apa yang mau dia butuhkan meskipun itu
membuat orang menjadi korban. Bukan hanya itu saja yang terjadi didunia ini, tetapi banyak
sekali. Khususnya diindonesia ini perampokan terjadi dimana-mana, penindasan, korupsi,
kekerasan dalam keluarga, pergaulan bebas, dan gaya kepemimpinan yang otoriter yang
hanya mementingkan diri sendiri tampa mementingkan diri orang lain. Dan di indonesia ini
juga banyak orang miskin yang perlu diperhatikan, anak-anak terlantar yang tidak memliki
tempat tinggal yang mengakibatkan ketakutan, kelaparan, dan sebagainya. Sehinnga kita
diajak supaya kita saling menghibur orang berduka, susah dan yang mempunyai pergumulan
dalam hidupnya. Sehingga kita mempunyai kekuatiran mari kita serahkan segalanya itu
kepada Tuhan. kita juga harus percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertai orang-orang
yang mempunyai pengharapan, dan menanti akan kedatangannya yang kedua kalinya, yaitu
penyelamatan dan kehidupan yang selama-lamanya.
6. Kesimpulan
Dalam nats ini, kita harus mempunyai pengharapan, kepercanyaan bahwa kita akan
diselamatkan Yesus Kristus dalam kedatangan yang kedua kalinya.
Tetapi dalam menunngu kedatangannya entah sampai kapan kita juga harus
merpersiakan diri kita dalam menghadapinya dengan berbuat kasih kepada orang lain dan
menjadi berkat kepada orang yang bertemu dengan kita disetiap waktu tampa membuat
orang tersebut sakit hati ataupun tersinggung.
7. Daftar Pustaka

Duyverman, M.E., Pembinbing kedalam Perjanjian Baru, BPK Gunung Mulia Jakarta
2011.

Marxsen, Willi., pengantar Perjanjian Baru, BPK Gunung Mulia Jakarta 2009

Balchin, Jhon. Dkk., Intisari Alkitab Perjanjian Baru, Jakarta 2008

Browning, W.R.F., Kamus Alkitab A Dictionary of the Bible, BPK Gunung Mulia 2011

Anda mungkin juga menyukai