Anda di halaman 1dari 17

Minggu XVIII Setelah Trinitatis

Yesaya 5:1-7
TOPIK:
TUHAN MENGKHENDAKI KEADILAN DAN KEBENARAN
Yesaya 5:1-7
1 Aku hendak menyanyikan nyanyian tentang kekasihku, nyanyian kekasihku tentang
kebun anggurnya: Kekasihku itu mempunyai kebun anggur di lereng bukit yang
subur.
2 Ia mencangkulnya dan membuang batu-batunya, dan menanaminya dengan pokok
anggur pilihan; ia mendirikan sebuah menara jaga di tengah-tengahnya dan
menggali lobang tempat memeras anggur; lalu dinantinya supaya kebun itu
menghasilkan buah anggur yang baik, tetapi yang dihasilkannya ialah buah anggur
yang asam.
3 Maka sekarang, hai penduduk Yerusalem, dan orang Yehuda, adililah antara Aku
dan kebun anggur-Ku itu.
4 Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum
Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik,
mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?
5 Maka sekarang, Aku mau memberitahukan kepadamu apa yang hendak Kulakukan
kepada kebun anggur-Ku itu: Aku akan menebang pagar durinya, sehingga kebun
itu dimakan habis, dan melanda temboknya, sehingga kebun itu diinjak-injak;
6 Aku akan membuatnya ditumbuhi semak-semak, tidak dirantingi dan tidak disiangi,
sehingga tumbuh puteri malu dan rumput; Aku akan memerintahkan awan-awan,
supaya jangan diturunkannya hujan ke atasnya.
7 Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda
ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada
kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.
ALLAH MEMPUNYAI CARA BERHUBUNGAN
DENGAN UMATNYA

 Panggilan utk bertindak adil & Benar


 Kegagalan kepemimpinan dalam bertindak sebagai
Bagaimana pembela bagi mereka yang tidak berdaya
cara menyebabkan Yerusalem yang tadinya setia menjadi
mengkhotbah kota pelacur yang tidak beriman.”
kan nats ini di  “Dalam jemaat yang memiliki hak istimewa, bagian ini
menjadi sebuah tantangan. Apakah kita menggunakan
kalangan org hak istimewa kita untuk menghasilkan anggur manis
yang merasa keadilan dalam masyarakat kita? Ataukah
memiliki hak kecenderungan kita untuk berdiam diri di balik
keistimewaan yang kita miliki menghasilkan bau
istimewa ketidakadilan yang pada akhirnya akan membuat Tuhan
yang kita sembah menjadi jijik?”
Ada dua masalah besar dalam berkhotbah
berdasarkan teks ini.
 Apa sebenarnya yang dimaksud Tuhan
dengan keadilan dan kebenaran?
 Dan apa hubungan dakwaan kuno terhadap
Israel ini dengan Injil Yesus Kristus saat ini?
 Perjanjian Lama, memberikan isi spesifik terhadap
kata-kata abstrak ini. Kebenaran lebih dari sekedar
hidup benar; ini ada hubungannya dengan memiliki
hubungan yang benar dengan Tuhan.

 Perjanjian Baru, khususnya Paulus, mengajarkan


bahwa kita dapat memiliki hubungan yang benar
dengan Allah hanya melalui kasih karunia Allah
melalui iman kepada Kristus.
 Hubungan yang benar dengan Tuhan harus menghasilkan
hubungan yang benar dalam masyarakat
 Nubuatan Yesaya, sehubungan dengan
periode pemanggilan dan misinya.
 krisis eksternal dimana musuh (assyur)
mengganggu orang-orang Yehuda.
 Selain krisis eksternal, ada pula darurat
spiritual yang
mengancam karakter bangsa dan agama
Yehuda.
Penyebab Krisis ini harus ditelusuri pada dosa
spiritual dan sosial (korupsi). dilakukan oleh umat
pilihan Yahweh.
 kesenjangan di antara masyarakat yang didasarkan pada pemerasan
dan pemusatan kekuasaan
 kekayaan nasional berada di tangan segelintir orang
 Kekayaan yang baru ditemukan tidak didistribusikan secara merata,
terkonsentrasi di tangan elit ekonomi yang tidak begitu peduli
terhadap orang miskin di bawah mereka.
 Perpecahan yang mendalam mulai terjadi di masyarakat
 ketika keadilan diperjualbelikan, atau diabaikan begitu saja dan
digantikan dengan kekerasan eksploitasi dan penindasan.
 Ketaatan beragama terus berlanjut tetapi tidak bisa lagi
menyembunyikan kebusukan yang ada di bawahnya.”
 Penyembahan berhala dan sinkretisme agama
yang dipraktikkan oleh masyarakat pada
khususnya pada hari-hari terakhir setelah
pengakuan Ahas terhadap dewa-dewa Asiria.
 Pejabat kultus, yang tanggung jawabnya
memperingatkan raja dan memastikan ibadah
yang benar kepada Yahweh bungkam.
 keyakinan yang salah bahwa negara tidak bisa
jatuh karena keteguhan Yahweh.
Beberapa prinsip
teologis
Pertama, Tuhan menyediakan kebutuhan
umat-Nya.
Dalam Yesaya 5:1-7, ketentuan Tuhan secara khusus
merujuk pada Israel, dan dengan demikian
terjemahan yang paling cepat memperluas ketentuan
Tuhan kepada umat pilihan-Nya. Namun, dari
perspektif Perjanjian Baru, orang Kristen memahami
penyediaan Tuhan dengan penekanan pada
pemenuhan kristologis. Yesus telah menyediakan
keselamatan bagi umat Allah.
Kedua, penyediaan Tuhan bagi umat-Nya bertujuan
untuk memperlengkapi mereka agar menghasilkan
buah-buah yang baik bagi kemuliaan-Nya.
 Seseorang tidak boleh memandang berkat Tuhan hanya
sebagai sumber kesejahteraan bagi makhluknya. Meskipun
hal ini tentu saja mencakup semua hal yang membuat
makhluk Tuhan dapat hidup dengan baik, namun
penyediaan Tuhan memiliki tujuan yang lebih tinggi
daripada sekedar pelestarian; itu termasuk tujuan akhir
dari pemuliaan Tuhan. Tuhan paling dimuliakan ketika
umat-Nya dan makhluk-makhluk-Nya menerima berkat-
Nya sesuai tujuan yang telah dirancang – yaitu
menghasilkan buah yang baik demi kemuliaan Tuhan.
Ketiga, tanggung jawab masyarakat untuk
menghasilkan buah yang baik bagi kemuliaan
Tuhan.
Terlalu mudah untuk menyadari betapa melimpahnya penyediaan
Tuhan dan kemudian menempatkan diri sebagai penerima yang
pasif. Tuhan tidak merancang perbekalannya untuk bekerja
sedemikian rupa. Penyediaan, atau dikenal sebagai anugerah,
adalah anugerah aktif, yang memberdayakan penerimanya untuk
bertransformasi menuju produksi. Tuhan menyediakan untuk
tujuan keterlibatan makhluk-Nya, untuk 'pengerjaan' mereka
terhadap apa yang 'dikerjakan' oleh Tuhan (lih. Filipi 2:12-13).
Sudut pandang kehormatan itulah yang kemudian memotivasi
hamba untuk aktif taat, mengaktualisasikan produksi berkat Tuhan.
Keempat, penghakiman Tuhan merupakan konsekuensi dari
produksi buah-buah buruk yang dilakukan manusia, karena
manusia bertanggung jawab kepada penciptanya dan maksud-
maksud yang dirancang-Nya bagi keberadaan mereka.
Pelanggaran paling berat yang pernah dilakukan manusia adalah
penolakannya yang tidak terhormat terhadap Tuhan karena
banyaknya berkat yang diberikannya. Lebih jauh lagi, manusia tidak
hanya menolak Tuhan, namun ia juga merusak ketentuan yang telah
Tuhan berikan kepadanya dengan penuh kemurahan hati. Dalam
kata-kata Paulus, manusia ‘menukarkan kemuliaan Allah’ (Rm. 1:23),
memanfaatkan persediaan yang disediakan Allah untuk memuliakan
ciptaan (dirinya sendiri) dan bukan penciptanya. Pelanggaran seperti
itu layak mendapat hukuman dari Tuhan.
Kelima, penghakiman Tuhan mengakibatkan kehancuran.
Secara umum dipahami, ketika rancangan keberadaan suatu benda
dikompromikan, penghancuran benda tersebut oleh perancang
sepenuhnya dapat dibenarkan. Meskipun ini mungkin merupakan
terjemahan yang kasar mengenai hubungan Tuhan dengan
keberadaan manusia, namun hal ini bermanfaat dalam memahami
betapa beratnya dosa manusia. Penghakiman Allah atas kebinasaan
atas manusia berdosa sepenuhnya dapat dibenarkan melalui
pemahaman dinamika antara pencipta dan ciptaan, perancang dan
rancangan.
Manusia diciptakan untuk memuliakan Tuhan. Ketika manusia
merusak penyediaan Tuhan dengan menggunakannya untuk
menghasilkan buah yang buruk (memuliakan diri sendiri), rancangan
tersebut pada akhirnya rusak dan perancangnya dibiarkan
mencurahkan amarahnya menuju kehancuran.
Hari ini mari kita lihat seutuhnya berkat Tuhan yang
telah disediakan dalam Yesus Kristus.
Merenungkan kemegahan penebusan yang telah
dibelinya. Janganlah kita memberi alasan pada
pengakuan yang apatis, dan janganlah kita menerima
nikmat selain dari yang telah memberikannya.
Terimalah berkatNya dengan iman, dan ijinkan
penyediaan Tuhan bekerja dalam diri anda sebuah
transformasi besar untuk menghasilkan perbuatan
baik demi kemuliaan Tuhan.
Yesaya 5:1-7 telah memberikan gambaran yang
mengharukan tentang berkat Allah yang telah dirusak
oleh manusia demi mengagung-agungkan diri sendiri.
Pelanggaran seperti itu mendatangkan penghukuman .
Namun umat Kristiani bisa bermegah atas penyediaan
Yesus Kristus. Dengan menggunakan gambaran yang
sama, Yesus adalah anggur Allah (lih. Yoh 2:1-11).
Oleh karena itu, sebagai pengikut Yesus, umat
Kristiani dipanggil untuk berbuah melalui iman kepada
Yesus Kristus. Ketika seseorang beriman kepada
Yesus, dia dipersatukan dengan Kristus, di mana
anggur Allah dicurahkan melalui mereka ke dunia.
“Seperti Kristus, kita adalah sumber kehidupan
belas kasihan Tuhan bagi dunia, memberikan
keadilan bukan kekerasan, kemurahan hati bukan
keserakahan.”

Anda mungkin juga menyukai