Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil pengamatan
4.1.1 Tabel hasil pengamatan:
No Nama Gambar Literatur Keterangan
. Sampel Pembanding
a. Dinding
primer

(Dwiky,
2015)
a
Perbesaran 4x
a. Dinding
primer

Mustapa, M.

1. Biji asam Adam ,2016


a
jawa Perbesaran 10x
(Tamarindus a. Dinding
Indica primer
Semen)

Syamsul
huda, 2009

a
Perbesaran 40x
a. Dinding
primer
b. Noktah
c. Limen
Syamsul
huda, 2009

a b c

Perbesaran 100x

b. noktah

(Knox, 2013)
2. Buah Kelapa
(Cocos
b
Nucifera
Perbesaran 4x
Fructus)
b. noktah

(Medical
herbs, 1995)

b
Perbesaran 10x
a. penebalan
Evert, 2006 dinding sel
b. noktah
a b
Perbesaran 40x
a. penebalan
dinding sel
Mustapa, M. b. noktah
Adam ,2016

a
b
Perbesaran 100x
a. epidermis

(Lestiani,
a
2015)
Perbesaran 4x
a. epidermis
b. trikoma
3. Daun Sukun
(Artocharpus
Communis (Qorry

Folium) Aulya
a b
Rohmana
Perbesaran 10x
,2015)
a. epidermis
b. trikoma

(Qorry
Aulya
Rohmana
,2015)

a b

Perbesaran 40x

a. epidermis
b. trikoma

a b Mustapa, M.
Adam ,2016
Perbesaran 100x
4.2 Pembahasan
Dinding sel adalah lapisan luar yang melindungi sel dan memberikan bentuk
serta dukungan mekanis pada sel. Struktur dinding sel terutama terdiri dari tiga
komponen utama: selulosa, hemiselulosa, dan pektin pada sel tumbuhan. Selulosa
adalah polisakarida yang paling melimpah dan memberikan kekuatan mekanis pada
dinding sel (Sumarni, 2015).
Struktur dinding sel terbagi menjadi tiga, yaitu dinding sel utama atau primer,
dinding sel sekunder, dan dinding sel lamella tengah. Lamella tengah adalah suatu
lapisan yang terdapat diantara dua buah sel yang bersebelahan. Lapisan ini sebagian
besar terdiri atas air dan zat-zat pektin yang bersifat koloid dan bersifat plastik (dapat
mudah dibentuk) sehingga memungkinkan gerakan antar sel dan penyesuaiannya
yang diperlukan sebelum sel-sel dapat mencapai ukuran dan bentuk dewasa. Dinding
sel primer adalah dinding sel pertama yang dibentuk pada saat pembentukan sebuah
sel baru. Dinding sel primer terdiri dari zat pektin, selulosa dan hemiselulosa. Sel-sel
meristematik mempunyai dinding sel primer. Selsel dewasa yang hanya mempunyai
dinding primer dapat kembali menjadi meristematik. Dinding sel sekunder adalah
dinding sel yang terbentuk dalam peristiwa penebalan dinding sel. Dinding sekunder
terbentuk di sebelah dalam dinding primer. Dinding sel sekunder tersebut bisa terdiri
dari dua lapis atau lebih yang terpisah-pisah (Cicik 2021)
Dalam praktikum kali ini hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan. Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah cover glass, kaca
preparat, keranjang, lap halus, lap kasar, mikroskop, pipet tetes, cutter dan silet.
Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, aquades, biji asam jawa (Tamarindus
Indica semen),buah kelapa (Cocos Nucifera Fructus), daun sukun (Arthocarpus
Communis Folium) dan Tisu.
Perlakuan pertama yaitu pada sampel biji asam jawa (Tamarindus Indica semen)
disiapkan alat dan bahan, dibersihkan menggunakan alkohol 70% menurut
Noviansari, dkk (2013), alkohol mempunyai aktivitas sebagai bakterisid yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Selanjutnya diambil biji asam menggunakan
cutter endoscarpiumanya, setelah itu diiris setipis mungkin menggunakan silet,
mengiris dengan setipis mungkin bertujuan agar bagian objek yang diamati jelas
terlihat,bahan untuk membuat objek tidak cepat habis,tidak terlalu banyak
memerlukan air ,dan proses pembuatan objek pengamatan tidak terburu buru (M
silalahi 2019). Hasil irisan di letakkan di atas kaca preparat, lalu di tambahkan
aquades secukupnya di dalam preparate. Menurut Hariono 2019, penambahan
aquadest pada preparat bertujuan untuk agar objek menempel dengan gelas objek atau
objek tidak bergerak gerak (tetap pada satu tempat). Setelah itu di tutupi dengan
cover glass dan di amati di mikroskop. Menurut RH Wibowo (2020), digunakannya
cover glass untuk melindungi objek yang sedang diamati dari kontaminasi lingkungan
seperti debu dan partikel kecil serta membantu menjaga jarak tetap antara lensa
objektif dan objek, sehingga memungkinkan fokus yang lebih baik dan hasil
pengamatan yang lebih jelas. Kemudian diatur sesuai perbesaran yang akan di amati.
Menurut Waluyo (2012), pengamatan objek dilakukan pada perbesaran terkecil
kemudian dilanjutkan ke perbesaran yang lebih besar. Hal ini bertujuan agar objek
yang di amati lebih jelas pada saat dilakukan pengamatan dengan mikroskop. Hasil
yang didapatkan bahwa pada biji asam jawa terdapat noktah.Menurut (Panshin dan de
zeeuw, 1980) noktah merupakan celah dalam dinding sel. Celah ini berupa saluran
terbuka menuju rongga sel (lumen) dan memiliki selaput yang menutup ujung saluran
pada bagian luar dinding sel.
Perlakuan kedua yaitu pada sampel buah kelapa (Cocos Nucifera Fructus)
disiapkan alat dan bahan, setelah itu diiris setipis mungkin permukaan batok kelapa
secara membujur menggunakan silet, hasil irisan di letakkan di atas kaca preparat,
lalu ditambahkan aquades secukupnya di dalam preparat, setelah itu ditutupi dengan
cover glass dan diamati dimikroskop, kemudian diatur sesuai perbesaran yang akan di
amati.Hasil yang didapatkan bahwa pada buah kelapa terdapat bagian yang di sebut
noktah.
Perlakuan ketiga yaitu pada sampel daun sukun (Arthocarpus communis Folium)
disiapkan alat dan bahan, setelah itu diiris setipis mungkin daun sukun secara
membujur menggunakan silet, hasil irisan di letakkan di atas kaca preparat, lalu di
tambahkan aquades secukupnya di dalam preparat, setelah itu di tutupi dengan cover
glass dan diamati dimikroskop, kemudian diatur sesuai perbesaran yang akan di
amati.Hasil yang didapatkan bahwa pada buah daun sukun terdapat bagian sel yang
mengalami penebalan kearah luar.Menurut (Alponsin, 2018) arah penebalan terjadi
secara sentrifugal (penebalan kearah luar) misalnya pada dinding luar butir pollen dan
pada rambut daun (trikoma). Pada percobaan ini juga dapat dilihat bentuk trikoma,
dan epidermis. Epidermis merupakan lapisan sel terluar daun, bagian bunga, buah dan
biji serta batang danakar yang belum mengalami pertumbuhan sekunder. Secara
fungsional sel-sel epidermis tidak beragam dan padanya terdapat berbagai tipe
rambut, sel-sel penutup stomata dan sel-sel lain yang khusus (Mustapa 2015).
Kemungkinan kesalahan yang mungkin terjadi pada praktikum kali ini yaitu
berupa irisan sampel yang kurang tipis sehingga tidak dapat melihat sel-sel yang ada
pada sampel serta pembersihan alat dan bahan yang kurang baik sehingga
menyebabkan sampel sulit diamati di mikroskop. Selain itu kesalahan yang mungkin
terjadi yaitu ketidakfokusan lensa yang diaatur, yang menyebabkan sel tidak tampak
jelas.

Anda mungkin juga menyukai