Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL

“Dinding Sel dan Pembelahan Sel”

Dosen : 1. Dr.Prasetyorini
2. Dr.Oom Komala,Ms
3. Tia Suminarsih, S.Si
4. Fitria Dewi,S.Si.,M.Si

Asisten Dosen : 1. Andhika Edvis Saputra


2. Mayang Anastasya
3. Nadya Amalia
4. Siti Nurianah
5. Choerunnisa Ekaputri
6. Fitria Nadiatul R
7. Silvia Alviani Z
8. Robi Firmansyah

Penyusun : Kania Hidayanti (066119222)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR 1
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
1. Melihat penebalan – penebalan pada dinding sel serta hubungan antara sel – sel
melalui noktah – noktah dan plasmodesmata
2. Mempelajari proses pembelahan sel secara mitosis
3. Melihat fase-fase dalam pembelahan sel khususnya mitosis

1.2 Dasar Teori


Dinding Sel adalah struktur di luar membran plasma yang membatasi ruang
bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang
dimiliki tumbuhan,bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun
dan kelengkapannya berbeda.(Rahmawati,2007)
Pembelahan sel lengkap dibedakan atas dua proses yaitu: pembelahan inti sel
(karyokinesis) dan pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Makhluk yang membiak
secara seksual mengenal dua macam pembelahan inti, yaitu pembelahan biasa
(mitosis) dan pembelahan reduksi (meiosis) (Suryo, 2008).
Dalam tahapan pembelahan sel, mitosis adalah proses pembelahan sel berupa
duplikasi akurat sejumlah besar asam deoksi ribonukleat (DNA) di dalam
kromosom, dan kemudian hasil duplikasi tersebut dipisah hingga terjadi dua sel
baru yang identik. Beberapa tahapan dalam fase mitosis adalah tahap profase,
metafase, anafase dan telofase. Tahap profase adalah tahap visualisasi selubung
inti atau dinding sel inti sudah mulai menghilang dan tampak benang benang
kromatin yang bergerombol padat. Tahap metafase yaitu tahapan kromosom
dalam keadaan tersebar dalam sel berukuran panjang dan pendek tanpa disertai
dinding nukleus. Tahap anafase adalah tahapan saat kromosom tersebar dengan
masing-masing membelah menjadi dua. Tahap telofase adalah tahapan saat inti
sel membelah menjadi dua sel anak dan masing-masing mempunyai pasangan
identik sebagai kromosom diploid (Lusiyanti & Lubis, 2013).

2
BAB II
METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Cover glass
2. Mikroskop
3. Objek glass
4. Silet
2.1.2. Bahan
1. Cocos Nucifera ( kelapa )
2. Tamarindus Indica ( asam )
3. Pinus Merkusii ( pinus )
4. Awetan Allium cepa

2.2 Cara Kerja


- Cocos nucifera
1. Dibuat sediaan dari kerokan tempurung kelapa
2. Diletakan diatas object glass
3. Ditetesi sedikit air
4. Ditutup dengan cover glass
5. Diamati menggunakan mikroskop
- Tamarindus indica
1. Dibuat sediaan dari sayatan melintang biji asam
2. Diletakan diatas object glass
3. Ditetesi sedikit air
4. Ditutup dengan cover glass
5. Diamati menggunakan mikroskop
- Pinus merkusii
1. Dibuat sediaan dari membujur batang Pinus merkusii ( pinus )
2. Diletakan diatas object glass
3. Ditetesi sedikit air
4. Ditutup dengan cover glass 3

5. Diamati menggunakan mikroskop


- Sediaan 1 : Pembelahan sel (Mitosis) dilakukan dengan cara mengamati
awetan Allium cepa di mikroskop dimana awetan sudah tersedia di
laboratorium. Diamati proses pembelahan sel pada Allium cepa.

4
BAB III
HASIL PENGAMATAN

3.1 Tabel pengamatan Dinding sel

No Gambar Keterangan Foto Perbesaran


1. Cocos Nucifera ( kelapa ) A. Dinding 16x10
primer
a
B. Dinding
sekunder b
C. Saluran c
noktah
D. Noktah d
Tipe Noktah :
sederhana
2. Tamarindus A. Dinding 16x 10
Indica( asam ) primer
a
B. Dinding
b
sekunder
c
C. Noktah
D. Saluran d

Noktah
Tipr Noktah :
sederhana
3. Pinus Merkusii ( pinus ) A. Noktah 16x10
B. Torus
a
C. Margo
Tipe Noktah : b
berhalaman

3.2 Tabel Pengamatan pada Pembelahan Sel 5

No Gambar Keterangan Foto Perbesaran


1. Interfase A. Nukleus 16x10
B. Butir kromatin
a
C. Membran sel
b

2. Profase Awal A. Benang kromatin 16 x 10

Profase A. Kromosom 16x10


Akhir

3. Metafase A. Kromosom 16 x10


B. Bidang ekuatorial

a
b
4. Anafase A. Kromatid 16 x 10
B. Benang Gelendong

a
b
5. Telofase A. Dinding sel 16 x 10
B. Kromatid
a
C. Benang spindel
b

c 6
KESIMPULAN

Pada percobaan pertama yaitu pada kerokan tempurung kelapa Cocos


Nucifera terdapat dinding primer, dinding sekunder, saluran noktah dan noktah.
Noktah itu sendiri yaitu yang tidak ikut dalam penebalan dinding, ukuran dan
struktur noktah pun beragam, namun ada tiga jenisnoktah pada tanaman yaitu
noktah sederhana, tak berpasangan dan berhalaman.
Pada percobaan kedua yaitu pada sayatan melintang biji asam atau
Tamarindus Indica terdapat dinding primer, dinding sekunder, noktah dan
saluran noktah. Noktah ( bagian dari dinding sel yg tidak ikut mengalami
penebalan ) dari biji asam ini memiliki tipe sederhana seperti pada percobaan
yang pertama.
Pada percobaan ketiga yaitu pada sayatan membujur batang Pinus
Merkusii dalam data pengamatan terdapat noktah, torus dan margo. Tipe pada
percobaan ketiga yaitu Noktah berhalaman karena dinding sekunder
melengkung sedemikian rupa sehingga membentuk halaman noktah, oleh
karena itu tipe biji asam ini tipe berhalaman.
Pembelahan pada awetan Alium cepa terdapat lima fase yang terjadi yaitu
interfase, interfase adalah tahapan siklus sel dimana sel-sel menghabiskan
sebagian dari waktu mereka dan melakukan fungsi biasa mereka. Kedua fase
profase, ketiga yaitu metafase, keempat fase anafase fase terakhir yaitu telofase.
Pada fase interfase kromosom mulai terlihat (belum jelas) dan benang-
benang kromatin tidak berpilin. Interfase merupakan fase istirahat, karena
selama interfase tidak terjadi pembelahan kromosom atau sitoplasma. Fase
profase menunjukkan kromatin memadat membentuk kromosom, inisiasi
pembentukan benang-benang spindel diawali dengan sentriol menuju ke kutub
yang berlawanan, membran nukleus mulai menghilang. Pada tahap prometase
terlihat selaput nukleus akan terframentasi, dimana mikrotubulus yang menjulur
dari masing-masing sentrosom akan memasuki wilayah nukleus sehingga
kromosom akan menjadi terkondensasi. Pada metafase terlihat kromatid
berjejer dibidang ekuator sel, sentriol menjulurkan benang-benang spindel yang 7

berikatan dengan kinetokor tiap kromatid. Pada tahap anafase tiap pasangan
kromosom memisah dan bergerak ke arah yang berlawanan akibat tarikan
benang-benang spindle kemudian terjadi pembentukan kembali membran
nukleus, terjadi proses sitokenesis untuk menghasilkan 2 sel anakan (2n).
Telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak.
Sedangkan pada telofase akhir terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahmawati, Fida dkk, 2007. Biologi Umum. Surabaya : Unesa University Press


2. Tim Biologi Dasar, 2016. Penuntun Praktikum Biologi Dasar Universitas Negeri
Surabaya. Surabaya : Unesa University Press
3. Kartasapoetra, Ir. A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (tentang
Sel dan Jaringan). Jakarta : PT. Rineka Cipta
4. Abidin, A. Z. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media
Pembelajaran Preparat Mitosis. Jurnal BioEdu. 3(3): 571-579
5. Muhlisyah, N., C. Muthiadin., B. F. Wahidah & I. R. Aziz. 2014. Preparasi
Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis Sulawesi
Selatan. Jurnal Ilmiah Biogenesis. 2(1): 48-55..
6. Campbell, N. A. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta, Erlangga.

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL


“Jaringan Epitel”

Dosen : 1. Dr.Prasetyorini
5. Dr.Oom Komala,Ms 8

6. Tia Suminarsih, S.Si


7. Fitria Dewi,S.Si.,M.Si

Asisten Dosen : 1. Andhika Edvis Saputra


9. Mayang Anastasya
10. Nadya Amalia
11. Siti Nurianah
12. Choerunnisa Ekaputri
13. Fitria Nadiatul R
14. Silvia Alviani Z
15. Robi Firmansyah

Penyusun : Kania Hidayanti (066119222)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Tujuan
1. Dapat melihat struktur dan susunan jaringan secara mikroskopis
2. Dapat mengenal jaringan penyusun hewan. 9
1.2 Dasar Teori
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, organ tubuh
atau permukaan saluran tubuh hewan. Bentuk jaringan epitel berupa lembaran selapis
atau beberapa lapis. Jaringan epitel terdiri atas sel-sel yang bentuknya sama, yang
berkumpul dengan sangat erat dengan bahan ekstraseluler atau matriks yang sangat
sedikit. Jaringan epitel adalah salah satu dari empat jaringan dasar yaitu jaringan otot,
jaringan ikat dan jaringan saraf. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel polihedral yang
berkumpul dengan erat dengan sangat sedikit zat intersel. Pelekatan diantara sel-sel
ini kuat, Jadi terbentuk lapisan-lapisan yang menutupi permukaan tubuh dan melapisi
rongga-rongganya (Umar,2011: 28).
Menurut Syamsuri (1998) Berdasarkan lapisan penyusunnya, jaringan epitel
dibagi menjadi  beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Epitel Pipih Selapis, Jaringan epitel pipih selapis disusun oleh selapis sel yang
berbentuk  pipih. Sel-sel pada jaringan epitel pipih selapis tersusun sangat rapat.  
2. Epitel Silindris Selapis, Jaringan epitel silindris selapis disusun oleh selapis sel
yang berbentuk silindris.
3. Epitel Silindris Berlapis Banyak, Jaringan epitel silindris berlapis banyak disusun
oleh lebih dari satu lapis sel berbentuk silindria.    
4. Epitel Kubus Selapis, Jaringan epitel kubus selapis   disusun oleh selapis   sel yang
berbentuk kubus.
5. Epitel Kubus Berlapis Banyak, Jaringan epitel kubus berlapis banyak disusun oleh
lebih dari satu lapis sel yang berbentuk kubus.
6. Epitel TransisiJaringan epitel transisi disusun oleh berlapis-lapis sel.
7. Epitel Kelenjar, Jaringan epitel kelenjar merupakan jaringan epitel khusus yang
berperan dalam sekresi senyawa untuk membantu proses fisiologis. Senyawa yang
disekresikan disimpan di dalam sel dalam bentuk granula sekresi. Kelenjar dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelenjar endokrindan kelenjar eksokrin. 

BAB II
METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Cover glass 10

2. Mikroskop
3. Objek glass
2.1.2. Bahan
1. pewarnaan Hematoxilin-Eosin (HE)
2. sediaan kelenjar tiroid
3. Sediaan mesenterium/Peritonium
4. sediaan trachea
5. sediaan Vesica felea
6. sediaan Vesica urinaria

2.2 Cara Kerja


1. Epitel Pipih Selapis
- Amati preparat sel epitel dibawah mikroskop
2. Epitel Kubus Sebaris
- Amati preparat epitel kuboid sebaris dibawah mikroskop
3. Epitel Pipih Banyak lapis kulit tak berambat
- Amati preparat epitel pipih banyak lapis dibawah mikroskop.
4. Epitel Silindris Sebaris
- Amati preparat epitel silindris sebaris dibawah mikroskop
5. Epitel Silindris Banyak Baris Bersilia
- Amati preparat epitel silindris banyak baris bersilia pada sediaan trachea
dibawah mikroskop, kemudian gambar dan sebutkan bagian-bagiannya.
6. Epitel peralihan/Transitional
- Amati preparat epitel peralihan yang membatasi lumen vesica urinaria dibawah
mikroskop, kemudian gambar dan sebutkan bagiian-bagiannya.
7. Serabut elastik
--amati preparat serabut elastik pada sediaan mesenterium dibawah mikroskop,
kemudian gambar dan sebutkan bagian-bagiannya.

BAB III
HASIL PENGAMATAN

No Gambar Keterangan Foto 11


Perbesaran
1. Epitel kubus sebaris A. Sel-sel 10x10
filokulas
a
B. Sel-sel
kolikal b
C. koloid c
2. Epitel transisi A. Legumen 10x 10
B. Membran
a
basal
b
C. Epitel
c
kubus
d
D. Epitel pipih

3. Epitel silia sebaris A. Sel goblid 10x10


B. Epitelium
a
C. Sel batas
kuas b

c
4. Epitel silindris berbaris A. Kinocilla 10x10
B. Sel piala
a
C. Inti sel
b
epitel
D. lamina c
d

5. Epitel silindris berlapis A. Kinocilla 10x10


B. Sel piala a
C. Inti sel
b
epitel silindris
banyak sebaris c

D. Lamina d
propria

12
6. Epitel pipih selapis A. Sel mesotel 10x10
B. nukleus

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah bahwa epitel
pipih selapis berbentuk pipih dan selapis. Epitel pipih selapisberfungsi untuk
difusi dan filtrasi. Epitel pipih berlapis terletak pada rongga mulut, epidermis,
esophagus,vagina serta rongga hidung. Epitel berlapis berfungsi sebagai
proteksi, epitel kubus terletak dilensa mata,kelenjar dan salurannya, permukaan
ovarium, saluran ginjal, epitel kubus berfungsi untuk sekresi dan absorbsi,
epitel silindris berlapis terletak difaring, laring, uterus, saluran ekskresikelenjar
ludah dan kelenjar susu. Fungsi epitel silindris yaitu ekskresidan
pergerakan.epitel transisi bentuknya dapat berubah dan berlapis-lapis. Epitel ini
dapat ditemukan diorgan saluran pernafasan dan kandung kemih, saat kandung
kemih berisi urine, sel epitel akan berbentuk seperti dadu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta:


BukuKedokteran EGC.
2. Syamsuri, 1998, Mikroskop Sel, penerbit  FK Unlam : Banjarbaru
3. Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Makassar: Jurusan
Biologi FMIPA UNM.
4. Umar, Zulkarnaim. 2011. Buku Dasar Struktur Hewan. Makassar: UIN Alauddin
13

Press.
14

Anda mungkin juga menyukai