Modul 04 Penyusunan DED Unit Produksi SPAM Regional 30062022
Modul 04 Penyusunan DED Unit Produksi SPAM Regional 30062022
Modul ini disusun dalam 11 (sebelas) bab yang terdiri dari Pendahuluan,
Dasar Perencanaan Unit Produksi, Desain Kriteria Unit Produksi,
Pengolahan Pendahuluan, Koagulasi dan Flokulasi, Sedimentasi, Filtrasi,
Desinfeksi, Proses Pengolahan Lumpur, Operasi dan Pemeliharaan,
Penutup.
A. Latar Belakang
Unit Produksi sistem penyediaan air minum berfungsi untuk mengolah air
baku menjadi air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai dengan
standar kualitas air minum tersebut, air baku diolah dengan proses
pemisahan partikel kasar, proses pemisahan tersuspensi, proses
pemisahan terlarut, proses netralisasi dan proses desinfeksi.
B. Deskripsi Singkat
Modul DED Unit Produksi ini disusun dengan maksud agar peserta dapat
menjelaskan tentang tahapan perencanaan pengolahan dan proses
produksi air minum serta keterkaitan perencanaan, pembangunan dan
operasional.
E. Estimasi Waktu
A. Indikator Keberhasilan
B. Umum
2) Sumber air baku untuk air minum bisa berasal dari berbagai
sumber.
1) Bangunan IPA
4) Bangunan Penunjang
1. Air yang peruntukannya untuk air baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut.
1. komponen fisik
2. komponen kimia
3. komponen bakteriologis
4. komponen radioaktif
18
Penyusunan DED Unit Produksi SPAM Regional
BELANDA WHO INTERNATIONAL INDONESIA *)
No Parameter Satuan Maks. Maks. Maks. Maks.
Air Bersih Air Minum
Dibolehkan Dianjurkan Dibolehkan Dianjurkan
23. Chrom Hexavalen mg/L - 0,05 - - 0,05 0,05
Cr6+
24. Tembaga mg/L Cu - - - - - 1
25. Timbal mg/L Pb - 0,1 0,1 - 0,05 0,05
26. Cyanida mg/L CN - 0,01 0,05 - 0,1 0,1
27. Fluorida mg/L F - - - - 1,5 1,5
28. Besi mg/L Fe 0,05 0,1 0,1 1,0 1 0,3
29. Mangan mg/L Mn 0 0,05 0,05 0,5 0,5 0,1
30. Air Raksa mg/L Hg - - 0,001 - 0,001 0,001
31. Selenium mg/L Se 0 0,05 0,01 - 0,01 0,01
32. Seng mg/L Zn - - - - 15 5
33. Aluminium mg/L Al - - - - - 0,2
34. Perak mg/L Ag - - - - - 0,05
35. Sulfida mg/L - - - - - 0,05
H2S
D BAKTERIOLOGI
36. Coliform Total MPN/ - - - - 50 0
100ml
10 0
E RADIOAKTIVITAS
20
Penyusunan DED Unit Produksi SPAM Regional
E. Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
3. Dalam kasus dimana tidak mungkin (1) dan (2) untuk diselesaikan
pada saat yang sama, (sebagai contoh kehadiran fraksi-fraksi terlarut
dari zat-zat pengotor pada konsentrasi tinggi), pengolahan
pendahuluan untuk penyesuaian kondisi air harus diperhatikan agar
sesuai dengan tujuan kita. (presipitasi/pengendapan logam-logam
atau koagulasi dari fraksi koloid).
1) Sedimentasi,
2) Flotasi, dan
3) Filtrasi.
1) Koagulasi,
2) Flokulasi,
3) Adsorpsi Karbon,
5) Klorinasi.
2) Anaerobic Digestion.
1) Aerasi
2) Koagulasi/Flokulasi
3) Pengendapan
5) Disinfeksi
26
Penyusunan DED Unit Produksi SPAM Regional
6. Proses Pengolahan Air Minum yang lengkap.
1) Prasedimentasi
2) Koagulasi
3) Flokulasi
4) Sedimentasi
5) Filtrasi
6) Desinfeksi
Keterangan:
4. Jelaskan secara umum kualitas air baku untuk air minum dirinci
tinjauan pada?
H. Rangkuman
Unit Produksi sistem penyediaan air minum berfungsi untuk mengolah air
baku menjadi air minum. Untuk mencapai kualitas air yang sesuai dengan
standar kualitas air minum tersebut, air baku diolah dengan proses
pemisahan partikel kasar, proses pemisahan tersuspensi, proses
pemisahan terlarut, proses netralisasi dan proses desinfeksi.
3. Dalam kasus dimana tidak mungkin (1) dan (2) untuk diselesaikan
pada saat yang sama, (sebagai contoh kehadiran fraksi-fraksi terlarut
dari zat-zat pengotor pada konsentrasi tinggi), pengolahan
pendahuluan untuk penyesuaian kondisi air harus diperhatikan agar
sesuai dengan tujuan kita. (presipitasi/pengendapan logam-logam
atau koagulasi dari fraksi koloid).
A. Indikator Keberhasilan
UNIT KRITERIA
Pengaduk Cepat
• Tipe Hidrolis :
- Terjunan
- Saluran bersekat
Mekanis :
- Bilah (blade)
- Pedal (paddle)
- Flotasi
Tabel 5 Kriteria desain unit Flokulasi (pengadukan lambat) sesuai SNI 6774: 2008
FLOKULATOR MEKANIS FLOKULATOR
FLOKULATOR
KRITERIA UMUM sumbu horizontal sumbu vertikal CLRIFIER
HIDROLIS
dengan pedal dengan bilah
Kriteria desain unit Sedimentasi (Bak Pengendap) sesuai SNI 6774: 2008
sebagai berikut:
KRITERIA UMUM BAK PERSEGI BAK PERSEGI BAK BUNDAR BAK BUNDAR CLARIFIER
(ALIRAN ALIRAN (ALIRAN (KONTAK
HORIZONTAL) VERTICAL VERTICAL- PADATAN)
(MENGGUNAKAN RADIAL)
PELAT/ TABUNG
PENGENDAP)
Beban permukaan 0,8 - 2,5 3,8 - 7,5*) 1,3 – 1,9 2-2 0,5 – 1,5
(m3/m2/jam)
Kedalaman (m) 3-6 3-6 3-5 3-6 0,5 -1,0
Waktu tinggal (jam) 1,5 - 3 0,07**) 1-3 1-2 2 – 2,5
Lebar / Panjang > 1/5 - - - -
Beban pelimpah < 11 < 11 3,8 - 15 7 - 15 7,2 – 10
(m3/m/jam)
Bilangan Reynold < 2.000 < 2.000 - - < 2.000
Kecepatan pada - Max 0,15 - - -
pelat/ tabung
pengendap
(m/menit)
Bilangan Fraude 10 - - - -
42
Penyusunan DED Unit Produksi SPAM Regional
KRITERIA UMUM BAK PERSEGI BAK PERSEGI BAK BUNDAR BAK BUNDAR CLARIFIER
(ALIRAN ALIRAN (ALIRAN (KONTAK
HORIZONTAL) VERTICAL VERTICAL- PADATAN)
(MENGGUNAKAN RADIAL)
PELAT/ TABUNG
PENGENDAP)
Sirkulasi lumpur - - - 3 – 5% dari input -
Kemiringan dasar 45° - 60° 45° - 60° 45° - 60° > 60° 45° - 60°
bak (tanpa scraper)
Periode antar 12 - 24 8 - 24 12 - 24 kontinyu 12 – 24 ***)
pengurasan lumpur
(jam)
Kemiringan tube / 30° / 60° 30° / 60° 30° / 60° 30° / 60° 30° / 60°
plate
Kriteria desain unit Filtrasi (Saringan Pasir Cepat) sesuai SNI 6774: 2008
sebagai berikut:
Jenis Saringan
Saringan Biasa Saringan dengan Saringan Bertekanan
No Unit
(Gravitasi) pencucian antar
saringan
1 Jumlah bak saringan N = 12 Q 0,5 *) Minimum 5 bak -
2 Kecepatan penyaringan (m/jam) 6 - 11 6 - 11 12 - 33
3 Pencucian :
• Sistem pencucian Tanpa/dengan Tanpa/dengan Tanpa/dengan
blower& atau surface blower& atau surface blower& atau surface
wash wash wash
• Kecepatan (m/jam) 36 - 50 36 - 50 72 -198
• Lama pencucian (menit) 10 - 15 10 - 15 -
• Periode antara 2 pencucian (jam) 18 - 24 18 - 24 -
• Ekspansi (%) 30 - 50 30 - 50 30 - 50
4 Media pasir :
• Tebal (mm) 300 - 700 300 - 700 300 - 700
• Single media 600 - 700 600 - 700 600 - 700
• Media ganda 300 - 600 300 - 600 300 - 600
46
Penyusunan DED Unit Produksi SPAM Regional
Jenis Saringan
Saringan Biasa Saringan dengan Saringan Bertekanan
No Unit
(Gravitasi) pencucian antar
saringan
Ukuran butir (mm) 2-5 2-5 -
• Kedalaman (mm) 80 - 100 80 - 100 -
Ukuran butir (mm) 5 - 10 5 - 10 -
• Kedalaman (mm) 80 - 100 80 - 100 -
Ukuran butir (mm) 10 - 15 10 - 15 -
• Kedalaman (mm) 80 - 100 80 - 100 -
Ukuran butir (mm) 15 - 30 15 - 30 -
7 2) Filter Nozel
• Lebar Slot nozel (mm) < 0,5 < 0,5 < 0,5
• Prosentase luas slot nozel > 4% > 4% > 4%
terhadap luas filter (%)
1. Koagulan
1) Kriteria Koagulan
a. Jenis koagulan
2) Bak Koagulan
2. Netralisan
1) Kriteria Netralisan
2) Bak Netralisan
3. Desinfektan
1) Kriteria Desinfektan
2) Pembubuhan Desinfektan
b. bak kaporit
1) PLN
Gambar 13 Genset
I. Kriteria Bangunan
Jenis bangunan unit produksi dan ketentuan yang harus dipenuhi bahan
dan bangunan pelengkap adalah:
1. Jenis Bangunan
a. ruang pembubuh;
b. ruang jaga;
c. ruang pompa; ruang genset,
d. ruang laboratorium;
e. ruang gudang;
f. ruang penyimpan bahan kimia
2) ruang genset harus kedap suara, tahan getaran dan tidak mudah
terbakar, dilengkapi dengan peralatan pemeliharaan yang
memenuhi ketentuan yang berlaku;
3. Design Flow
Design Plant Capacity 5000 m3/d
Design Operation Flow 24 hr
4. Type of Water Treatment Plant
- Hydraulic Design System
Description
1. Raw Water Pipe 3
= 5,000 m /day
Design Flow (Q Design) = 1.8 - 2.0 m/s (Kawamura)
Velocity in Pipe = 1.8 m/s
Use
Pipe Diameter (D) = √4Q
πv
= √ 4 x 5,000
3.14 x 1.8 x 3600 x 24
= 0.2023751 m.
Use Pipe Diameter (D) = 0.2 m
Acture Velocity =Q
A
= 1.8420711 m/s
2. Rapid Mixing
Type = Hydraulic Type
Design Criteria = Static Mixer
- Detention Time = 1 - 3 sec
- G - Value -1
= 500 - 700 sec
- GT
= 350 - 1500
3. Calculation
Theory : Rule of Thumb - estimating the Length of one element is to
designated the length as 1.5 - 2.5 times the pipe diameter the base on this
criteria,the length of one element is in the range of 3 - 5 ft . (Kawamura,
page no. 88)
Description
Try Static Mixer Diameter = 200 mm.
Use 3 stage = 3 element
Static Mixer Length (L) = 0.7 m.
Acture Velocity =Q
A
= 1.842 m/s
Detention Time (t) = 0.380007 sec. too less
Try Static Mixer Diameter = 250 mm.
Use 3 stage = 3 element
Static Mixer Length (L) = 0.875 m.
Acture Velocity =Q
A
Detention Time (t) = 1.179 m/s
= 0.7422013 sec.
Bring Acture velocity to Find Head loss from PWA Graph
Head Loss Across Static Mixer =1m
3 o
ρ = 997.1 kg/m at 25 C
L
o
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25 C
Theory
-1
= 1727.0052 sec too hight
Gxt = 1582.0895 too hight
Try Static Mixer Diameter = 400 mm.
Use 2 stage = 2 element
Static Mixer Length (L) = 1 m.
Acture Velocity =Q
A
= 0.461 m/s
Detention Time (t) = 2.1714688 sec.
Bring Acture velocity to Find Head loss from PWA Graph
Head Loss Across Static Mixer = 0.08 m.
ρL = 997.1 kg/m3 at 25oC
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25oC
Theory
= 634.54224 sec-1 OK
Gxt = 1377.8887 OK
Try Static Mixer Diameter = 200 mm.
Use 3 stage = 3 element
Static Mixer Length (L) = 0.7 m.
Acture Velocity =Q
Detention Time (t) A
= 1.842 m/s
= 0.380007 sec. too less
Check Renolds Number (R e) 3 o
ρ = 997.1 kg/m at 25 C
L
o
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25 C
hf = 0.0021906
Theory
Gxt
-1
= 251.00527 sec too less
= 95.383772
Try Static Mixer Diameter = 250 mm.
Use 3 stage = 3 element
Static Mixer Length (L) = 0.875 m.
Acture Velocity =Q
A
= 1.179 m/s
Detention Time (t) = 0.7422013 sec.
Check Renolds Number(R e) 3 o
ρ = 997.1 kg/m at 25 C
L
o
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25 C
Re = 328353.8
Theory −0.2 4 6
f = 0.048xRe if 10 < Re < 10
−0.35 3 4
f = 0.193xRe if 3x10 < Re < 10
f = 0.0037842
Theory
Darcy Formular
hf = 0.0009382
Theory
Gxt
1
= 117.54084 sec- too less
= 87.238961
Try Static Mixer Diameter = 300 mm.
Use 2 stage = 2 element
Static Mixer Length (L) = 0.75 m.
Acture Velocity =Q
hf = 0.0003352
Theory
-1
= 63.237189 sec too less
Gxt
= 57.930857
Try Static Mixer Diameter = 400 mm.
Use 2 stage = 3 element
Static Mixer Length (L) = 1.4 m.
Acture Velocity =Q
Detention Time (t) A
= 0.461 m/s
= 3.0400564 sec.
Check Renolds Number(R e) 3 o
ρ = 997.1 kg/m at 25 C
L
o
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25 C
Re = 205221.13
Theory −0.2 4 6
F = 0.048xRe if 10 < Re < 10
−0.35 3 4
f = 0.193xRe if 3x10 < Re < 10
f = 0.0041572
Theory
Darcy Formular
hf =0.0001573
Theory
-1
= 23.778303 sec too less
Gxt
= 72.287381
hf = 0.0040683
Theory
Gxt
-1
= 251.00527 sec too less
= 177.14129
Try Static Mixer Diameter = 150 mm.
Use 2 stage = 6 element
Static Mixer Length (L) = 0,975 m.
Acture Velocity =Q
Detention Time (t) A
= 3,275 m/s
= 0.2977287 sec.
Check Renolds Number(R e) 3 o
ρ = 997.1 kg/m at 25 C
L
o
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25 C
Re = 547256.34
Theory −0.2 4 6
F = 0.048xRe if 10 < Re < 10
−0.35 3 4
f = 0.193xRe if 3x10 < Re < 10
f = 0.0034167
Theory
Darcy Formular
hf = 0.0121391
Theory
Description
Hydraulic Mixing
Type Round and End Baffle Wall
Design Plant Capacity 3
5000 m /day
Design Operation Flow
24 hr.
Design Criteria
G - Value -1
20 – 60 sec
No. of Stage
2-7
Detention Time
20 – 40 minute
Calculation 2 Tank
No. of Flocculation basin 3
2500 m /day
Flow Rate per Tank 3
104.2 m /hr
Give Detention Time 30 min
Theory
30 mg/l
30 min
ΔH = 0.05 m.
Head loss in each bend (slit) = 0.005 m.
2 Give K = 1.6 (Dr. Kawamura)
Theory ΔH= K. V
v = 0.25 m/s
2g
The required width for each slit in the stage 2 channel is calculate to be
Q = A.v when A = width for each slit (m) x waterdepth (m)
width of each slit in stage 2 = 0.057 m.
= 57.3961 mm.
Stage 3
Acture Volume in stage 1 =
Acture Flocculation Volume NO STAGE
4
G3 - Value -1
= 20 sec
3
at Q Design = 104.2 m /hr
3
= 0.028935185 m /s
Theory Where :
−6 2 o
γ = 0.898x10 m /s at 25 C
ΔH = 0.02 m.
ΔH = 0.01 m.
Head loss in each bend (slit) = 0.001 m.
2 Give K = 1.6 (Dr. Kawamura)
Theory ΔH= K. V
v = 0.11 m/s
2g
The required width for each slit in the stage 4 channel is calculate to be
Q = A.v when A = width for each slit (m) x waterdepth (m)
width of each slit in stage 4 = 0.134 m.
= 133.9243 mm.
CHECK
G avarage = G1 + G2 + G3 + G4 -1
= 32,5 sec
4
G avarage x t = 60,069 OK
Design Criteria 4 5
1x10 < G x t < 1 x 10 (Kawamura)
4 4
1x10 < G x t < 15 x 10 (Qasim)
2
= 54.82 m
Give Tank Width = 4.5 m. (Because Flocculation basin Width : 4.5 m)
Tank Length = 12.18 m.
Give Detention Time = 3 hr.
Tank Volume =Qxt
Acture Tank Length 3
= 312.50 m
Use Acture Tank length = 23.15 m.
Width : Length ≈ 24 m.
= 1 : 5.14 (Design Criteria > Minimum 1:5) OK.
Acture Surface Loading = 1.00 m/hr.
= 0.0167 m/min. (PWA. Design Criteria : 0.02 - 0.06 m/min)
Outlet Zone
Give Weir Loading 3
= 12 m /hr.m.
Weir Length = 8.68 m.
Give Outlet Zone Width = 2.5 m.
Theory
Launder Size (d) 0.4
Q m
Use 2 Launder per Basin
d = 0.18 m.
Use d = 0.25 m.
Check Weir Length (L) L = 0,2 Q
Theory Hv
s
where L = Combined weir length (m)
3 3
Q = Flow rate (m /day) = 2500 m /day
H = Depth of Tank (m) = 3 m
vs = Settling velocity (m/day)
2 12 - 20 mm. 75 mm.
3 6 - 12 mm. 75 mm.
Basic Hydraulic
Ordinary Self-backwash
Filter(m/s) filter(m/s)
D = 0.20238 m.
Use inlet pipe diameter (D) = 0.2 m.
3
= Q (m /s)
Acture Velocity 2
A (m )
= 0.61434 m/s
Headloss = 2.5 m.
- Give Pipe length (L)
- Friction Loss
Theory
Hazen - William Equation
hL =
SxL
New Pipe use C = 120
hL = 0.00644 m
Miner Loss K - Value
1 - Inlet = 0.5 (velocity head)
1 - Outlet = 1 (velocity head)
1 - Gate Valve = 0.2
Total = 1.7
Miner Loss 2
= Kv
2g
= 0.0327 m
Miner Loss
= Friction Loss + Miner Loss
Total Headloss
= 0.03914 m
Filter Media
Sand = 0.45 - 0.65 mm. ≈ 0.55 mm.
- Effective Size = 1.40 - 1.70
- Uniformity Coefficient = 0.65 m
- Sand Fliter Depth (L) = 1182 more than 1000 OK.
- L/de
Underdrain design
- Type Pipe lateral
- Velocity in lateral pipe = 1.37 m/s
- Lateral spacing = 0.08 - 0.20 m (Mahidol University)
Use = 0.2 m
- Orifice diameter = 6.38 - 12.7 mm. (Mahidol University)
Use = 7m
- Orifice area/crossection = 0.0015 - 0.005
area of filter tank
= 0.25 - 0.5
- Orifice area/pipe area
= 25 (give lateral spacing 0.2 m. Length Tank)
- Number of lateral 2
- Flow rate = Velocity rate in lateral pipe (m/s) x Surface Area (m )
Surface area of Pipe lateral 2
= 0.00056 m
- Flow per Lateral 3
- Pipe Lateral Diameter = 3 m /hr
= 0.02679 m
N = 1137
- Number of Orifice/Lateral = 45.5 pores
- Orifice Spacing = 0.05498 m
- Use Orifice Spacing = 0.05 m
Basic Hydraulic
Layer Size (mm.) Depth of Layer (mm)
Upper 1 1.7 - 3.0 150
2 3.0 - 6.0 75
3 6.0 - 1 2 75
4 12 - 20 75
Lower 5 20 - 40 75
= 0.157 m
Use
≈ 300 mm.
Backwash Pipe
- Backwash rate = 0.7 m/min (Design Criteria 0.6 - 0.7 m/min)
- Flow rate Q=A.V
3
- Velocity = 525 m /hr
- Pipe Diameter = 2 m/s (JWWA)
= 0.3048 m
Use pipe diameter ≈ 300 mm.
Collecter Backwash Pipe
3
- Flow per tank = 69,4 m /hr
- Velocity = 3 m/s (JWWA criteria 2.5 - 6.0 m/s)
- Pipe Diameter
= 0.091 m
Use pipe diameter = 100 mm.
Surface wash Pipe
- Surface wash rate = 0.15 m/min (Design Criteria 0.12 - 0.16 m/min)
- Flow rate Q=A.v
3
= 112,5 m /hr
3
= 115 m /hr
Use Flow rate
= 15 - 20 m. (Design criteria)
- Surface jet pressure
(headloss)
= 15 m
Use
Theory
= 11.151 m/s
Velocity
- Give Orifice Diameter = 5 mm.
- Orifice Area
= 1.9635E-05 m2
- Flow per orifice = 0.0002 m3/s
- Number of Orifice = Q total
Q orifice
- Use 2 Pipe lateral = 146 holes
Number of Orifice per lateral = 73.0 holes
Orifice spacing = 0.0658 m (Tank Length = 5 m)
(minus length from Wall tank = 0.1 m. 2 side = 0.2 m)
- Try orifice Diameter = 6 mm.
Diameter
Main Pipe
Velocity = 2.4 m/s (Dr.Kawamura)
Pipe Diameter
Ν = 0.9629 mm2/s
V(Backwash rate) = 11.67 mm/s
ε = 0.4
ω = 0.8
Pipe Diameter
Headloss = 0.0268 m
= 12.472 m
Headloss at Orifice
Flow per Orifice 3
= 0.061 m /hr
- Orifice diameter = 7 mm
Velocity = 0.4411 m/s
Theory Headloss
= 4.02 m
Use Orifice Plate
Theory Headloss
ν = 0.9629 mm2/s
V = 1.94 mm/s
ε = 0.4
ω = 0.8
Size Depth
Layer di xi xi/di xi/di2
(mm) (mm)
Cd Orifice = 0.61
Theory Q = A.v Head loss at orifice = 0.027 m
Velocity pass through orifice = 0.441 m/s
hL = 0.296 m.
A. Indikator Keberhasilan
B. Bak Pra-Sedimentasi
1. Bak Pengumpul
dengan:
Q = debit yang masuk bak pengumpul (m3/dtk)
V = volume air yang masuk bak pengumpul (m3)
td = waktu detensi (dtk)
2. Grit Chamber
Dimana:
C. Unit Pra-Kondisi
Tujuan dari pra-kondisi air agar siap untuk masuk proses pengolahan
utama. Prakondisi dapat terdiri dari :
1. Proses pre-chlorinasi
2. Proses aerasi
3. Proses koreksi pH
4. Proses adsorpsi, dll
Pertama kali adalah cara untuk pra-presipitasi fraksi yang terlarut dalam
air, berikut proses menghilangkan untuk zat-zat terlarut dan fraksi koloid
sebaik zat-zat yang mengendap. Cara ini sesuai untuk komponen-
komponen terlarut konsentrasi yang tinggi yang dengan mudah dapat
diendapkan antara lain sistim penghilangan kesadahan.
Kedua adalah cara untuk post presipitasi setelah zat-zat terlarut dan
partikel koloid semua dihilangkan oleh sistim pengolahan lengkap. Cara
yang sesuai untuk fraksi terlarut dalam air baku dengan konsentrasi yang
lebih rendah, antara lain : menghilangkan Mangan dengan saringan pasir
cepat diikuti dengan pre atau intermediate chlorinasi pada sistim
pengolahan air lengkap.
Di samping kedua cara tersebut, proses presipitasi itu sendiri juga dapat
dipasang pada pengolahan air hanya untuk menghilangkan fraksi terlarut.
Apabila tidak terdapat fraksi lainnya antara lain penghilangan besi dan
mangan dengan aerasi dan filtrasi untuk air tanah.
D. Aerasi
Areasi secara luas telah digunakan untuk pengolahan air yang mempunyai
kandungan jumlah besi dan mangan terlalu tinggi zat tersebut memberikan
rasa pahit pada air, menghitamkan pemasakan beras dan memberikan
noda hitam kecoklat-coklatan pada pakaian yang dicuci.
1. Proses Aerasi
2) Cascade Aerator
Pada dasarnya aerator ini terdiri atas 4-6 step/tangga, setiap step
kira-kira ketingian 30 cm dengan kapasitas kira-kira ketebalan
0,01 m3 /det per meter2. Untuk menghilangkan gerak putaran
(turbulence) guna menaikan effesien aerasi, hambatan sering
ditepi peralatan pada setiap step. Dibanding dengan tray aerators,
ruang (tempat) yang diperlukan bagi casade aerators agak lebih
besar tetapi total kehilangan tekanan lebuh rendah. Keuntungan
lain adalah tidak diperlukan pemiliharaan.
Keterangan
Sistem dasar : Aerasi atau oksidasi kimiawi dan pengendapan kimiawi atau
penyaringan.
Sementara besi dan mangan teroksidasi secara kimiawi oleh sisa chlor
bebas atau pottasium permanganat pada tingkat oksidasi, lebih besar dari
pada oksigen terlarut.
Apabila chlor digunakan, sisa chlor bebas yang ada dipertahankan melalui
proses pengolahan. Penyaringan yang efektif mengikuti aerasi atau
oksidasi kimiawi adalah penting, bila sejumlah floculant oksida metal tidak
cukup berat untuk mengendap dengan cara gravitasi.
Walaupun karbon aktif tersedia dalam bentuk puder dan butiran untuk
mengadsorbsi (menyerap) zat organik penyebab warna asli, tipe puder
lebih mudah untuk disesuaikan pada instalasi pengolahan yang
sederhana. Dalam kasus ini proses karbon aktif (puder) dilaksanakan
pada pembubuhan awal air masuk instalasi pengolahan
Sebuah unit operasi berupa suplesi udara pada proses pengendapan yang
ditujukan untuk membantu pemisahan padatan/makro flok (hasil proses
flokulasi) dengan cairan yang memiliki berat jenis ringan dan sulit
diendapakan.
1. 2 stage fluccolation
2. Floatation Zone Surface Loading Rate = 2.2 gpm/ft2 – Higt Rate DAF
Loading Rate of up to 16 gpm/ ft2 possible in other installations
H. Latihan
2. Tujuan dari pra-kondisi air agar siap untuk masuk proses pengolahan
utama. Prakondisi dapat terdiri dari Proses pre-chlorinasi, proses
aerasi, proses koreksi pH dan proses adsorpsi, dll
A. Indikator Keberhasilan
B. Koagulasi
Fungsi dari unit koagulasi atau flash mix adalah untuk mencampur bahan
kimia atau koagulan yang bereaksi dengan air baku, sehingga membentuk
koloid yang disebut flok. Pengertian koagulasi adalah penambahan dan
pengadukan cepat (flash mixing) koagulan yang bertujuan untuk
mendestabilisasi partikel-partikel koloid dan suspended solid
(Reynolds, 1982). Sedangkan menurut Kawamura (2001) koagulasi
didefinisikan sebagai proses destabilisasi muatan koloid dan padatan
tersuspensi termasuk bakteri dan virus, dengan suatu koagulan.
Pengadukan cepat (flash mixing) merupakan bagian integral dari proses
koagulasi. Tujuan pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan
menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui air yang diolah.
Pengadukan cepat yang efektif sangat penting ketika menggunakan
koagulan logam seperti alum dan ferric chloride, karena proses
1) Bentuk
a. Tipe hidroulis
b. Tipe mekanis
a) Impeller
b) Turbin
c) Impeller paddle
d) Impeller propeller
2) Ukuran
3) Kinerja
4) Bahan
5) Kekuatan Struktur
Vol = Q . td …………………………………………………. 1)
P = G2 . μ . vol ……………………………………………. 2)
Keterangan :
G = gradien (det-1)
Q = debit ……… (m3/detik)
μ = kekentalan air ……………. (m3/detik)
a. Pneumatis
b. Mekanis
2) Temperatur
0 135
5 125
10 115
15 107
20 100
25 95
30 90
3) Air An-aerobik
5) Pengaturan pH
7) Flokulasi Acid
a. Polymer non-ionic
b. Silika aktif
8) Pengurangan Energi
c. Desain Instalasi
Keterangan :
Dimana :
C. Flokulasi
1) Fungsi
2) Bentuk
3) Ukuran
4) Kinerja
5) Bahan
Bahan terbuat dari pelat baja yang diproses dengan sand lasing
atau epoxy atau dari beton bertulang dan dapat menahan tekanan
kerja nominal 10 kg per cm2.
6) Struktur Bangunan
7) Pekerjaan Mekanikal
a. Gravitasi
b) Rencanakan :
c) Hitung :
d) Check :
• Gradien kecepatan,
G = (ρ . g.h)/μ.Td) ………………………….. 13)
b. Mekanis
b) Rencanakan :
• Jumlah kompartemen
• Waktu detensi, td
• Gradasi nilai G dalam kompartemen
• Jumlah blade tiap poros
• Dimensi blade yang dipakai (panjang, lebar, jarak
terhadap poros)
c) Hitung :
Keterangan:
Hf = kehilangan tekanan (m)
K = koefisien kontraksi (2 – 4)
Q = debit (m3/dt)
N = jumlah lubang/diffuser
υ = viskositas kinematik fluida (m2/s) = 1,306.10-6 m2/s pada
10°C
D = diameter lubang (m)
A = luas plat (m2)
L = jarak antar plat (m)
Saluran distribusi antara bak koagulasi dan bak flokulasi sering kali
mengecil, baik lebar maupun kedalamannya, sehingga kecepatan
alirannya meningkat.
Contoh 1:
memenuhi)
Flokulator:
Dimensi
Diameter flokulator = 4,8 m
Tinggi air existing = 3,6 m
= 69,20/detik ….(memenuhi)
= 90.112,24 ….(memenuhi)
Contoh 2:
V = Q’ ×td
V = 0,125 × 60
V = 7,5 m3
Dimensi bak,
Panjang (p) = 2m
Lebar (l) = 2m
Kedalaman (H) = 2 m
Daya pengadukan (P),
1
𝑃 2
𝐺 = (𝜇𝑉)
Contoh 3:
Bak Koagulan:
Val = Q' x tc
= 54,83 x 8 = 438,64 l
Volume larutan (Vlar),
Vlar Vlar
= 100 × 438,64
5
= 8772,8l = 8,77m 3
Flokulasi
Tahap II (h2),
G = 60
Td = 200 dtk
hL = 5 x hL
= 0,05 m
D. Latihan
E. Rangkuman
Koagulasi
1. Unit koagulasi atau flash mix berfungsi untuk mencampur bahan kimia
atau koagulan yang bereaksi dengan air baku, sehingga membentuk
koloid yang disebut flok.
2. Bentuk pengaduk cepat atau koagulator dapat terdiri dari tipe hidroulis
dan tipe mekanis.
5. Bahan koagulan:
1) Bak pengaduk terbuat dari plat baja dengan dilapisi epoxy atau
dari beton bertulang.
2) Untuk tipe impeller stainless steel, high chrome steel, cat iron
special.
3) Untuk tipe Shaft stainless steel.
6. Plat baja maupun dinding beton harus dapat menahan tekanan kerja
nominal 10 kg per cm2.
Vol = Q . td ………………………1)
P = G2 . μ . vol……. ……………….2)
Flokulasi
A. Indikator Keberhasilan
B. Proses Sedimentasi
1. Partikel terendapkan
2. Partikel yang sudah terkoagulasi seperti kekeruhan dan warna, dan
3. Hasil endapan dari proses presipitasi seperti hardneses (CaCO3), Besi
dan Mangan.
0 0
H H
V V
DISCRETE FLOCCULANT
Dari segi hidrolis, maka hal yang sangat penting diperhatikan dalam
unit operasi sedimentasi adalah kondisi aliran air dalam bak
sedimentasi tersebut.
1. Fungsi
Untuk memisahkan flok yang sudah terbentuk dari sub unit flokulator
sehingga mudah dibuang
3. Ukuran
1) Zona pengendapan
b. Hitung
Luas penampang bak, A = Q / V0 ……………….. 19)
• Kedalaman zona pengendali, H = 0,17 . A1/3.
• Zona panjang pengendapan, L = (12.H)1/0,8
• Kecepatan penggerusan
VSC ={(8.β)/.(Ss-1)g .d}1/2 ………………………… 20)
Kecepatan horizontal VH = L/td …..…………..… 21)
d. Check :
• Terjadinya penggerusan : bila VH lebih kecil dari VSC,
maka tidak terjadi penggerusan.
• Terjadinya aliran turbulen : bila Nre lebih kecil dari 2000,
maka aliran tersebut laminer
Nre = V0 . R / …………………………………. 22)
V0 = Q/(A sin ) ………………………………….. 23)
A=(Q/A).{W/(H.cos+W.cos2)} ……………….. 24)
• Terjadinya aliran pendek, bila Fr = F02/(g.R) lebih besar
dari 10-5.
D. Tipe Sedimentasi
Dimana:
Tipe bak empat persegi panjang secara hidrolis lebih stabil, biasanya
desainnya, terdiridari bak-bak yang panjangnya 2 - 4 kali lebarnya dan
10 - 20 kali kedalamannya.
No Keterangan Unit Kawamura1 Droste2 Rich3 Martin4 JW WA5 Layla6 Reynolds7 Fair8
Dimana :
Dimana :
R = jari jari bak sedimentasi
rC/C = jarak antar pusat V-notch (center to center)
Cd = koefisien pengaliran = 0,62
0 = besarnya sudut yang dibentuk V-notch
Zone inlet
Pada zone inlet air yang masuk diasumsikan langsung merata pada
potongan melintang di dalam bak pengendap, dengan tingkat
kandungan SS (suspended solid) yang homogen ketidatmerataan
pada zone inlet ini akan dapat menghasilkan turbulensi sehingga
dapat meruntuhkan bentukan flok yang telah terbentuk di flokulator.
Dimana :
Q = debit air yang melalui pipa (l/s)
Qo= debit air yang melaui lubang (l/s)
D = diamter lubang (m)
Vo = kecepatan air yang melaui lubang (m/s)
N = jumlah lubang
Zone pengendapan
Dimana :
Fr = bilangan Fraude Fr > 10-5
Re = bilangan Reynold Re < 500
Vo = kecepatan horizontal (m/s)
R = radius hidrolik (m)
v = viskositas kinematik (1,306x10-6 m/s pada suhu 10oC)
w = jarak antar plat (m)
a = kemiringan plat (o)
Zone outlet
H. Rangkuman
A. Indikator Keberhasilan
B. Proses Filtrasi
Filtrasi adalah pemisahan zat padat - cair yang mana zat cair dilewatkan
melalui media berpori atau material berpori lainnya untuk menyisihkan
sebanyak mungkin padatan tersuspensi yang halus.
Air yang keluar dari penyaringan biasanya sudah jernih dan proses
tersebut merupakan proses akhir dari seluruh proses pengolahan dan
penjernihan air.
Agar air yang jernih ini dapat sehat untuk dipakai sebagai air minum, harus
diproses lebih lanjut dengan proses netralisasi dan desinfeksi, agar
seluruh kuman-kuman penyakit yang terkandung di dalamnya dapat
dimusnahkan dan tidak dapat tumbuh kembali.
1. Fungsi
Untuk menyaring flok-flok halus yang masih lolos dari sub unit
sedimentasi media penyaringan menggunakan pasir silica dengan
media tunggal maupun ganda.
2. Bentuk
Bentuk bak penyaring dapat berupa bak persegi atau berbentuk bulat,
jumlah bak dihitung dengan rumus n = 12.
3. Ukuran
Unit luas bak dihitung dengan kriteria kecepatan sebesar 5-8 m per
jam ketebalan media penyaring berkisar antara 80 - 150 cm dengan
effective size 0,8 - 0,9 mm.
4. Kinerja
2) Proses penyaringan
Ho = {hc2 + [2.Q2/(g.b2.hc)]}0,5
D. Elemen-Elemen Perencanaan
E. Kriteria Perencanaan
Hal penting dalam perencanaan filter adalah perencanaan sitim inlet dan
outlet dari filter. Sistim ini harus dapat memudahkan pengoperasian dan
harus mempunyai keandalan teknik yang baik.
N=1,2.Q0,5
Dimana :
Perhitungan Jumlah Filter
N=Jumlah filter dimana N minimal 4
Q=Debit rencana (106.m3/hari)
Head loss operasi 2,7 – 4,5 m
Kecepatan operasional 7 – 10 m/jam
Kecepatan backwash 18 – 25 m/jam
Pencucian dengan udara 24 – 36 m/jam
Head loss back wash dengan pompa Head = 3 – 5 m
Luas setiap filter 25 – 80 m2
Luas filter 3–6m
Lebar : Panjang 1:2 sampai 1:4
Ketinggian air diatas filter 3–4m
Ketebalan filter 0,3 – 0,6 m
Ketinggian freeboard > 0,2 m
Ketinggian bak filter 4,5 – 7,5 m rata-rata 5 m
Pasir filter :
Effective Size (ES) 0,4 – 0,8 mm
Uniformity Coeficient < 2, kurang lebih 1,5
Under drain Under drain dapat terbuat dari :
(untuk menghemat head backwash Plat berlubang
pemakaian kerikil dihindari) Plat bernozzle
Pengatur ketinggian air di filter Tinggi weir harus 0,2 m diatas
menggunakan weir atau V notch permukaan filter
1. Proses yang terjadi pada saringan pasir cepat dan saringan pasir
lambat:
2. Penyaringan mekanis:
3. Pengendapan:
Proses ini hanya terjadi pada saringan pasir lambat. Ruang antar butir
media pasir berfungsi sebagai bak pengendap kecil. Partikel-partikel
yang mempunyai ukuran kecil, serta koloidal-koloidal dan beberapa
macam bakteri akan mengendap dalam ruang antar butir dan melekat
pada butir.
4. Biological Action:
9. Filter Bertekanan
Hidrolika Filtrasi
dimana:
hL = kehilangan tekanan (m)
T = faktor bentuk (sphericity) media filter
CD = koefisien drag
g = percepatan gravitasi (m/s2)
D = kedalaman bed (m)
Vf = kecepatan aliran (m/s)
s = porositas
Dp = diameter butiran (m)
NRe = bilangan Reynolds
1) Gravel Layer
2) Underdrain blok
3) Strainer
4) Pipa lateral
11. Kriteria Desain Unit Saringan Pasir Cepat Media Filter Pasir
• Persentase ekspansi:
• Tinggi ekspansi
Dimana :
v = viskositas kinematik (m2/s)
= 1,306.10-6 m2/s pada 10 °C
qw = densitas air (kg/m3)
qs = densitas partikel media (kg/m3), misalnya
pasir Dp = ukuran butiran (m)
Lp = kedalaman media (m)
Le = tinggi media terekspansi (m)
Tabel 18 Kriteria Desain Unit Saringan Pasir Cepat Media Filter Pasir
No Keterangan Unit Darma Peavy5
Kawamura1 Al Layla2 Reynolds3
setiawan4
1 Kec. m/jam 5 - 7,5 4,8 - 15 4,9 - 12,2 7 – 10 2,5 - 5
Penyaringan
2 Ukuran pasir mm 0,3 – 0,7 0,35 -
1,0
• Media filter
Media filter terdiri dari media penyaring dan media penahan. Media
penyaring yang digunakan adalah antrasit dan pasir.
• Perhitungan
Persentil
berdasarkan d1 (mm) d2 (mm) da (mm) L (mm)
berat media
Antrasit:
5 - 20 0,82 1,00 0,91 0,08
20 - 40 1,00 1,15 1,07 0,08
40 - 60 1,15 1,31 1,23 0,08
60 - 80 1,31 1,50 1,40 0,08
80 - 95 1,50 1,80 1,64 0,08
0,40
Pasir:
5 - 20 0,45 0,56 0,50 0,06
20 - 40 0,56 0,67 0,61 0,06
40 - 60 0,67 0,75 0,71 0,06
60 - 80 0,75 0,90 0,82 0,06
80 - 95 0,90 1,10 1,00 0,06
0,30
• Sistem underdrain
Kriteria desain terpilih
Sistem underdrain yang digunakan adalah sistem pipa lateral
• Perhitungan
Orifice
Luas permukaan filter (Af) = 37,41 m2
Rasio Aorifice : Afilter = (2 x 10-3) : 1
Diameter orifice (Dor) = 0,5 inch (0,0127 m)
Luas orifice total (Aor.tot),
= 0,25 m (memenuhi)
Gullet
Debit backwah masing-masing filter (Qb) = 0,26 m3/dtk
Dimensi gullet direncanakan:
panjang = 4,3 m
lebar = 0,5 m
qgl = Qb/b
= 0,26/0,5
= 0,52
• Perpipaan
Kriteria desain terpilih
Perpipaan terdiri dari pipa inlet, pipa outlet, pipa air backwash
(wash line), dan pipa drain.
Kecepatan pada inlet (vi) : 1 m/dtk
Kecepatan pada outlet (vo) : 1 m/dtk
Kecepatan pada drain (vd) : 1,5 m/dtk
Kecepatan pada wash line (vw) : 3 m/dtk
• Perhitungan
Inlet
Kecepatan pada sauran inlet (vi) = 1 m/dtk
Debit masing-masing filter (Qf) = 0,083 m3/dtk
Luas penampang pipa inlet (Ai),
𝑄𝑓
Ai = 𝑣𝑖
0,083
Ai =
1
Ai = 0,083 m2
4(0,083)
Di = √ 𝜋
Di = 0,325 m
1
Ai = 4 𝜋(0,3)2
Ai = 0,07 m2
0,083
vi = 0,07
vi = 1,2 m/dtk
Outlet
0,083
Ao =
1
Ao = 0,083 m2
4 (0,083)
Do = √
𝜋
Do = 0,325 m
1
Ao =4 𝜋(0,3)2
Ao = 0,07 m2
0,083
vo = 0,07
vo = 1,2 m/dtk
Wash line
0,26
Aw = 3
Aw = 0,087 m2
4 (0,087)
Dw = √
𝜋
Dw = 0,33 m
1
Aw =4 𝜋(0,3)2
Aw = 0,07 m2
0,26
vw = 0,07
vw = 3,7 m/dtk
• Drain
0,26
Ad = 1,5
Ad = 0,173 m2
4 (0,173)
Dd = √ 𝜋
Dd = 0,47 m
1
Ad =4 𝜋(0,457)2
Ad = 0,16 m2
0,26
vd = 0,16
vd = 1,6 m/dtk
1−𝑒 𝑣2 𝑥𝑖
hL = ( 𝑒 3 ) 𝜓𝑔 𝐿 ∑ 𝑓𝑖 𝑑𝑖
1−𝑒
fi = 150 +𝑘
𝑅𝑒
𝜌𝑣𝜓𝑑
Re =
𝜇
1−𝑒𝑎 𝑣2 𝑥𝑖
hLa = ( 𝑒 3 )𝜓 𝐿𝑎 ∑ (𝑓𝑖 )
𝑎 𝑎𝑔 𝑑𝑖
hLa = 0,022
1−𝑒 𝑣2 𝑥𝑖
hLs = ( 𝑒 3𝑠 ) 𝜓 𝑔 𝐿𝑠 ∑ (𝑓𝑖 𝑑𝑖)
𝑠 𝑠
2
1−0,42 (2,22 𝑥 10−3 )
hLs = ( 0,423 ) (0,92)(9,81)
(0,3)(87,50 𝑥 103 )
hLs = 0,112
hL = hLa + hLs
hL = 0,022 + 0,112
hL = 0,134 m
Persentil
xi/di fi (xi/di)
berdasarkan di (mm) Re fi
(mm-1) (mm-1)
berat media
Antrasit:
5 - 20 0,91 1,63 43,16 0,220 9,50
20 - 40 1,07 1,92 36,91 0,187 6,90
40 - 60 1,23 2,20 32,43 0,163 5,29
60 - 80 1,40 2,51 28,64 0,143 4,10
80 - 95 1,64 2,94 24,71 0,122 3,02
28,81
Pasir:
5 - 20 0,50 1,14 78,07 0,400 31,23
20 - 40 0,61 1,40 63,89 0,328 20,96
40 - 60 0,71 1,62 55,45 0,282 15,64
d xi/di Fi (xi/di)
Susunan Re fi
(mm) (mm-1) (mm-1)
Lapis 1 3,16 7,70 11,49 0,063 0,724
Lapis 2 6,71 16,35 6,34 0,030 0,190
Lapis 3 12 29,25 4,31 0,017 0,073
Lapis 4 20 48,74 3,29 0,010 0,033
1,020
hLba = 0,090 m
hLbs = 0,287m
hLb = 0,377m
x
Lea = (1 – e a) La Σ
1 – ee
a
Lea = (1 – 0,55)(0,4)(2,72)
Lea = 0,49 m
Les = (1 – 0,42)(0,3)(2,69)
Les = 0,47 m
Le = Lea + Les
Le = 0,49 + 0,47
Le = 0,96 m
Persentil
Di
berdasarkan Re Cd vs ee xi/(1- ee)
(mm)
berat media
Antrasit:
5 - 20 0,91 7,1.10 - 3 3380,3 0,042 0,67 0,61
20 - 40 1,07 8,3.10 - 3 2891,6 0,049 0,65 0,57
40 - 60 1,23 9,6.10 - 3 2500 0,057 0,63 0,54
60 - 80 1,40 0,011 2181,8 0,065 0,61 0,51
80 - 95 1,64 0,013 1846,2 0,076 0,59 0,49
2,72
Pasir:
5 - 20 0,50 3,9.10 - 3 6153,8 0,042 0,67 0,61
20 - 40 0,61 4,8.10 - 3 5000 0,051 0,65 0,57
40 - 60 0,71 5,5.10 - 3 4363,6 0,059 0,62 0,53
60 - 80 0,82 6,4.10 - 3 3750 0,069 0,60 0,50
80 - 95 1,00 7,8.10 - 3 3076,9 0,084 0,58 0,48
2,69
𝑄𝑏
𝑄𝑜𝑟 =
𝑁𝑜𝑟
0,26
𝑄𝑜𝑟 =
588
1 𝑄𝑜𝑟 2
ℎ𝐿𝑢 = ( )
2𝑔 𝐶𝐴𝑜𝑟
2
1 4,42 𝑥 10−4
ℎ𝐿𝑢 = ( )
2(9,81) (0,6)(1,27 𝑥 10−4
ℎ𝐿𝑢 = 1,72 𝑚
• Pompa backwash
Perhitungan
Debit backwash per bak filter (Q)
Q = vxA
= 25 x 37,4
= 935,25 m3/jam
= 0,26 m3/dtk
Q = 0,26/2
= 0,13 m3/dtk
Contoh perhitungan 2 :
𝑄 0,027 𝑚3 /𝑑𝑡𝑘
Kec. Filtrasi (v) = 𝐴
= 7,065 𝑚2
= 3,93.10−3 𝑚/𝑑𝑡𝑘
1,067 𝐶𝐷 𝑣𝑓2 1
ℎ𝐿 = 𝜓
𝑥 𝑔
𝑥𝐷𝑥 𝜀4
𝑥 𝐷𝑝
Underdrain
𝑣2 (0,2)2
Persamaan 2.35, ℎ𝑣 = 𝑘 =2 = 4,08.10−3 𝑚
2𝑔 2.9,81
Back wash :
1 1⁄ 1
(1,306.10−6 ) ⁄4,5 1000 3,6 (0,024) ⁄3
𝑃𝑒 = 2,95 𝑥 1 𝑥 (2650− 1000) 𝑥 1 = 0,36
(9,81) ⁄3,6 (8,5.10−4 ) ⁄2
𝐿𝑒−1 𝑚
82,86% = 1𝑚
Volume backwash
= 24,3 m3
F. Latihan
G. Rangkuman
1. Agar air yang jernih ini dapat sehat untuk dipakai sebagai air minum,
harus diproses lebih lanjut dengan proses netralisasi dan desinfeksi,
agar seluruh kuman-kuman penyakit yang terkandung di dalamnya
dapat dimusnahkan dan tidak dapat tumbuh kembali.
2. Unit luas bak dihitung dengan kriteria kecepatan sebesar 5-8 m per
jam ketebalan media penyaring berkisar antara 80 - 150 cm dengan
effective size 0,8 - 0,9 mm.
A. Indikator Keberhasilan
B. Proses Desinfeksi
1. Kemikal
1) Larutan kaporit
2) Gas Chloor
3) Gas Ozon
2. Fisikal
C. Metode Desinfeksi
1. Klorinasi
2. Ozonisasi
3. Klorin dioksida
Selain Chlorine di air minum dipakai untuk desinfektan juga dapat dipakai
1. Mengoksidasi Fe dan Mn
2. Menghilangkan rasa yang tidak enak di air
3. Menghilangkan warna di air
4. Menghilangkan amonia nitrogen
Karena adanya fungsi ini maka untuk kondisi tertentu chlorinasi dapat
dibubuhkan sebelum proses pengolahan. Dengan demikian untuk
keperluan pengolahan dapat dilakukan pre-chlorinasi. Sedangkan untuk
keperluan desinfeksi pembubuhan dilakukan di lokasi reservoir sebagai
post chlorinasi.
Beberapa bagian klor akan tersisa yang disebut sisa klor. Pada
mulanya sisa klor merupakan klor terikat, selanjutnya jika dosis klor
ditambah maka sisa klor terikat akan semakin besar, dan pada
suatu ketika tercapai kondisi “break point chlorination”.
Penambahan dosis klor setelah titik ini akan memberi sisa klor
yang sebanding dengan penambahan klor.
Pada air yang bebas senyawa organik akan terbentuk klor bebas
yaitu asam hipoklorus (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl-), yang
berfungsi dalam proses desinfeksi
Keuntungan:
1. Penyimpanan (storage)
Pada saat silinder ini dikirim maka chlorine cair harus menempati
maksimum 85% volume tabung untuk menyediakan ruangan bagi
kemungkinan mengembangkan chlorine cair karena panas. Dan tidak
boleh ada container chlorine yang langsung terkena panas. Sebagai
tindakan pencegahan katup outlet dari silinder dilengkapi dengan
penyumbat kecil yang akan meleleh pada suhu 1580 F dan
melepaskan beberapa chlorine cair untuk mendinginkan silinder
sebelum terjadi kecelakaan serius.
2. Evaporator
Perlengkapan di Evaporator :
3. Chlorinator
1) Mixer in-line
6. Material
6) Katup pipa utama harus tipe ball atau rising-stem, terbuat dari
cast iron.
1. Dibuat di tempat
1. Material
2) Katup harus dari plug valve yang terbuat dari steel, dilapisi
dengan PVC atau polypropylene
2. Pembubuhan
1) Sistim gravitasi
2) Sistim pemompaan
3) Sistim educator
Kebutuhan Kaporit dengan kadar 60% yang perlu diadakan dalam waktu
1 bulan.
Q = 50 L/dt
= 4,320 M3/hari
= 129,600 M3/bulan
= 0,0007 kg/m3
Contoh Perhitungan
Perhitungan
Kebutuhan kaporit
𝑊𝑘𝑎𝑝 36
Debit kaporit : 𝑄𝑘𝑎𝑝 = 𝜌𝑘𝑎𝑝
= 0,86
= 41,86 𝐿/ℎ𝑎𝑟𝑖
95
Debit pelarut : 𝑄𝑎𝑖𝑟 = 5
𝑥 41,86 L/hari = 795,34 L/hari
837,2 𝐿/ℎ𝑟
𝑄𝑙𝑎𝑟 = 3 𝑘𝑎𝑙𝑖/ℎ𝑟
= 279,07 L/8 jam = 34,88 L/jam ≈ 581,33 cc/menit
Kehilangan Tekan
𝑄𝑝𝑖𝑝𝑎 9,69.10−6
𝑉𝑝𝑖𝑝𝑎 = = = 0,019 𝑚/𝑑𝑡
𝐴𝑝𝑖𝑝𝑎 1⁄ 𝑥 𝜋 𝑥 (0,0254)2
4
1⁄ 1⁄
𝑄𝑝 0,54 9,69.10−6 0,54
ℎ𝑓𝑝 = [0,2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷𝑝2,63
] 𝑥 𝑃𝑝 = [0,2785 𝑥 120 𝑥 (0,025)2,63 ] x1
𝐻𝑊
ℎ𝑓𝑝 = 0,86 𝑚
𝑣𝑝 2
ℎ𝑓𝑖𝑛𝑙𝑒𝑡 = 𝐾𝑖𝑛 𝑥
2. 𝑔
𝑣𝑝 2
ℎ𝑓𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒 = 𝐾𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒 𝑥
2. 𝑔
𝑣𝑝 2
ℎ𝑓𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 = 𝐾𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 𝑥
2. 𝑔
(0,0083)2
ℎ𝑓𝑡𝑜𝑡 = [(1 + 2.0,25 + 1)𝑥 ] + 0,86 = 0,86 𝑚
2.9,81
𝑄𝑜𝑟 9,69.10−6
𝑣𝑜𝑟 = = = 12,34 𝑚/𝑑𝑡
𝐴𝑜𝑟 1⁄ 𝑥 𝜋 𝑥 (1.10−3 )2
4
Dengan
Volume bak
Luas permukaan :
Pbak = Lbak
As = L2
Perhitungan pH
Dosisi chlor yang digunakan 2,0 mg/L dengan kadar chlor dalam kaporit
60%. Kaporit yang ditambahkan :
100
60
x 2,0 mg/L = 3,33 mg/L = 2,33.10-5 mol/L
Konsentrasi
Ion BM Ci (mol/L) 0,5 x Ci x zi2
(mg/L)
Ca2+ 6,712 40 0,17 x 10-3 0,33 x 10-3
Mg2+ 0 24 0 0
HCO3- 2,843 61 0,047 x 10-3 0,023 x 10-3
SO42- 2,2 98 0,022 x 10-3 0,045 x 10-3
Cl- 1,78 35,5 0,05 x 10-3 0,025 x 10-3
Na+ 0 23 0 0
μ 0,423 x 10-3
𝜇 0,5
𝑝𝐾1′ = 𝑝𝐾1 − 𝑙𝑜𝑔
1 + 1,4. 𝜇 0,5
(0,423.10−3 )0,5
𝑝𝐾1′ = 6,7 − 𝑙𝑜𝑔 1+1,4.(0,423.10−3 )0,5 = 8,12
K’ = 7,58.10-9
[𝐶𝑂2 ]𝑠𝑖𝑠𝑎
𝑝𝐻𝑏𝑎𝑟𝑢 = −𝑙𝑜𝑔 [𝐾 ′ 𝑥 ]
[𝐻𝐶𝑂3 ]𝑏𝑎𝑟𝑢
2,05
𝑝𝐻𝑏𝑎𝑟𝑢 = −𝑙𝑜𝑔 [7,58.10−9 𝑥 ] = 8,3
2,843
pH baru setelah proses desinfeksi masih masuk dalam range 7,5 – 8,5
yang diijinkan untuk air minum, sehingga tidak perlu melakukan proses
netralisasi pH.
H. Latihan
I. Rangkuman
A. Indikator Keberhasilan
B. Umum
(100-1000 mg/l)
Penebalan Pengeringan
Dewatering
(thickening) (drying)
(2 - 3 %) (kira-kira 50 %)
Lumpur dari tangki
sedimentasi
(0,5 - 1 %)
qf = A* (V1T1 + V2T2)
2) Ruang Penebalan
- Lagoon -
a. Filter Fakum
Filter fakum terdiri dari sebuah drum, struktur fakum dan kain
penyaring, lumpur baku yang terdapat pada permukaan drum
dipisahkan airnya melalui kain dengan tenaga fakum. Mesin
digolongkan ke tipe multi-section dan single-section seperti
terlihat pada gambar berikut.
b. Filter Tekanan
2. Pembuangan Lumpur
F. Rangkuman
3. Air pencucian yang dibuang setiap pencucian di filter dari suatu kolam
harus dihitung berdasarkan rumus: qf = A* (V1T1 + V2T2)
A. Indikator Keberhasilan
B. Umum
1. Operasi
2. Pemeliharaan
Pengoperasian
Komponen
No Tenaga Jenis Pekerjaan
Instalasi Bahan/Peralatan
Pelaksana
1. Unit 1) Jumlah operator 1) Alat ukur 1) Pembacaan debit
pengendapan tiap ship min. 2 debit; air pada alat
pendahuluan orang yaitu 2) Wadah ukur;
operator contoh uji air; 2) Pemeriksaan
pengolahan dan 3) Peralatan kekeruhan dan
operator turbidimeter; pH air baku
mekanik listri 4) Peralatan (dilapangan dan
dengan tabung imhoff. di laboratorium)
kualifikasi
STM/SMK kimia
yang telah
mengikuti
pelatihan
operator;
2) Tenaga
laboratorium
E. Latihan
F. Rangkuman
A. Simpulan
4. Agar air yang jernih ini dapat sehat untuk dipakai sebagai air minum,
harus diproses lebih lanjut dengan proses netralisasi dan desinfeksi,
agar seluruh kuman-kuman penyakit yang terkandung di dalamnya
dapat dimusnahkan dan tidak dapat tumbuh kembali.
6. Kebutuhan air akan berubah dari jam ke jam dalam satu hari. Tanpa
reservoir, unit pemompaan harus mampu untuk memenuhi perubahan
kebutuhan dengan menghidupkan dan mematikannya. Siklus ini
menyebabkan peningkatan beban pada alat kontrol pompa dan
motornya, begitu juga dengan peningkatan biaya listrik.
B. Tindak Lanjut
| PROFIL PENGAJAR
NAMA PENGAJAR
1. --- 1. ---
2. --- 2. ---
3. ---
2
STRUKTUR KETERKAITAN ANTAR MODUL
01 02
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPENTENSI LULUSAN
DASAR
DAFTAR
ISI
03 04
INDIKATOR
KEBERHASILAN
4
| 01. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
6
| 03. INDIKATOR HASIL PEMBELAJARAN
1. Mampu memahami dasar perencanaan unit produksi, standar kualitas air minum
berdasarkan klasifikasi kelas air sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air dan mampu
menganalisis baku mutu air minum yang berkualitas, pemilihan unit pengolahan air minum
dengan memakai beberapa proses pengolahan untuk menghilangkan atau mengurangi
berbagai zat pengotor dalam air, danalternatif pengolahan air agar mendapatkan air minum
yang berkualitas.
2. Mampu menganalisis kriteria desain unit koagulasi (pengaduk cepat), kriteria desain unit
flokulasi (pengaduk lambat), kriteria desain unit flotasi (pengapungan), kriteria desain unit
sedimentasi (bak pengendap), kriteria desain unit filtrasi (saringan pasir cepat), kriteria
desain pembubuhan bahan kimia, kriteria catu daya (power supply) kriteria bangunan unit
produksi dan ketentuan yang harus dipenuhi bahan dan bangunan pelengkap unit produksi
sesuai SNI 6774: 2008, dan menganalisis kriteria desain unit produksi, coagulation basin
design, flocculation basin design, Sedimentation Basin Design, dan design criteria for
horizontal rectangular tank.
3. Mampu memahami fungsi dan desai kriteria bak pra-sedimentasi, tujuan dari pra-kondisi air
agar siap untuk masuk proses pengolahan utama, tujuan dan manfaat metode aerasi,
sistem menghilangkan besi dan mangan dengan proses pengendapan dan penyaringan,
cara menghilangkan warna, bau dan penurunan kesadahan, dan proses Dissolved Air
Floation.
8
Lanjutan……. | 03. INDIKATOR HASIL PEMBELAJARAN
6. Mampu memahami proses filtrasi, spesifikasi sub unit penyaringan (Filtrasi), mampu
menganalisis elemen-elemen perencanaan proses filtrasi, dan kriteria perencanaan proses
filtrasi.
7. Mampu memahami proses desinfeksi, metode desifeksi, pemakaian oksidan klorin untuk
mengoksidasi Fe dan Mn, menghilangkan rasa, warna dan amonia nitrogen dalam air,
sistem penyimpanan dan pembubuhan gas chlorine, mampu menganalisis perencanaan
sistim penyimpanan dan pembubuhan sodium hypochlorite, dan cara perhitungan
pembubuhan klor.
PENGEMBANGAN
MATERI INTI AKTUALISASI
WAWASAN
10
| 04. Outline Materi
4.5 Sedimentasi
4.6 Filtrasi
4.7 Desinfeksi
11
4.1
DASAR PERENCANAAN
UNIT PRODUKSI
12
DASAR SISTEM PENGOLAHAN AIR MINUM
13
I II III IV
Air yang peruntukannya Air yang peruntukannya untuk Air yang Air yang
untuk air baku air prasarana/sarana rekreasi air, peruntukannya untuk peruntukannya untuk
minum, dan atau pembudidayaan ikan air tawar, pembudidayaan ikan mengairi, pertanaman,
peruntukan lain yang peternakan, air untuk mengairi air tawar, peternakan, dan atau peruntukan
mempersyaratkan mutu pertanaman, dan atau air untuk mengairi lain yang
air yang sama dengan peruntukan lain yang pertanaman, dan atau mempersyaratkan
kegunaan tersebut. mempersyaratkan mutu air peruntukan lain yang mutu air yang sama
yang sama dengan kegunaan mempersyaratkan air dengan kegunaan
tersebut. yang sama dengan tersebut.
kegunaan tersebut.
14
PERLUNYA STANDAR AIR MINUM
Perlunya dibuat standar air minum adalah untuk mencegah terjadinya bahaya
bagi kesehatan masyarakat, karena di dalam air baku kemungkinan terdapat
unsur-unsur yang membahayakan bagi manusia bila kadarnya melebihi standar
Secara garis besar unsur-unsur dalam air yang dapat menyebabkan gangguan terhadap
kesehatan manusia adalah :
Zat-zat
Mahluk hidup terlarut/tidak Keadaan fisik air
terlarut
15
16
Kadar max yg
No Jenis parameter Satuan diperbolehkan
1 Paramater yang berhubungan lsg dg kesehatan
a Parameter Mikrobiologi
1)E Coli N/100 ml 0
Total Bakteri
2) N/100 ml 0
Coliform
b Kimia Anorganik
1)Arsen mg/l 0,01(0.05)
2)Flourida mg/l 1.5
BAKU MUTU AIR MINUM 3)Total Kromium
4)Kadmium
mg/l
mg/l
0.05
0,003 (0.005)
5)Nitrit (sebagai N02) mg/l 3 (1)
6)Nitrat mg/l 50 (10)
7)Sianida mg/l 0,07 (0.1)
8)Selenium Mg/l 0,01
Kep Men Kesehatan No 492/2010 No Jenis parameter Satuan Kadar max yg
diperbolehkan
Parameter yg tdk berhubungan langsung dg
2
kesehatan
1. SYARAT FISIKA
a Parameter Fisik
2. SYARAT KIMIA 1)Bau Tdk berbau
2)Warna TCU 15
3. SYARAT MIKROBIOLOGI Jumlah Zat Terlarut
3) mg/l 500
4. SYARAT RADIOLOGI (TDS)
4)Kekeruhan NTU 5
5)Rasa mg/l Tdk berasa
6)Suhu Suhu udara +/-
3
b Parameter Kimiawi
1)Aluminium mg/l 0.2
2)Besi mg/l 0.3
• PARAMETER WAJIB 3)Kesadahan mg/l 500
• PARAMETER TAMBAHAN 4)Khlorida mg/l 250
5)Mangan mg/l 0,4 (0.1)
6)pH mg/l 6.5 – 8.5
7)Seng mg/l 3
8)Sulfat mg/l 250
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL 9)Tembaga
10)Amonia
mg/l
mg/l
2
1.5
17
WHO
No Parameter Satuan BELANDA INDONESIA *)
INTERNATIONAL
FISIKA
0C Suhu
1. Temperatur 15 15 - Suhu udara Suhu Udara
udara
Unit
2. Warna Pt-Co 10 20 5 50 30 15
15 5
6. Kekeruhan Unit SiO2 0,1 0,5 5 25
NTU NTU
18
BAKU MUTU AIR MINUM
Paramete WHO
No. Satuan BELANDA INDONESIA *)
r INTERNATIONAL
Maks. Maks. Maks. Maks. Air Air
Dibolehkan Dianjurkan Dibolehkan Dianjurkan Bersih Minum
KIMIA
Ammonia mg/L
10. 0,05 0,2 - -
Nitrogen NH3N
Nitrat mg/L
11. - - - - 10 10
Nitrogen NO3N
Nitrit mg/L
12. - - - - 1 1
Nitrogen NO2N
mg/L
13. Phenol - - 0,001 0,002
Phenol
mg/L
14. Sulfat - - 2,00 4,00 400 400
SO4
19
KIMIA
mg/L
15. Zat Organik - 20 - - 10 10
KMnO4
16. pH - - - 7,0-8,5 6,5-9,2 6,9-9,0 6,5-5,5
LOGAM BERAT
19. Arsen mg/L As - 0,2 0,05 - 0,05 0,05
20
BAKU MUTU AIR MINUM
No Paramete WHO
Satuan BELANDA INDONESIA *)
. r INTERNATIONAL
Maks. Maks. Maks. Maks. Air Air
Dibolehkan Dianjurkan Dibolehkan Dianjurkan Bersih Minum
21
22
PEMILIHAN UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM
23
24
OPSI PROSES IPA SPAM Regional
25
PENGOLAHAN AIR
Aerasi
Proses aerasi/degafikasi adalah proses untuk menambahkan dengan oksigen dan
atau mengurangi kandungan zat terlarut (seperti CO2). Proses ini dilakukan dengan
memperbesar kemungkinan terjadi hubungan (kontak) antara air dan udara.
Koagulasi / Flokulasi
Proses koagulasi/flokulasi diarahkan untuk menghilangkan zat koloid dengan cara penggumpalan dan
pengendapan. Tujuan koagulasi/flokulasi adalah agar dengan cara buatan zat-zat yang halus dapat
mengelompok, dan zat-zat yang berukuran besar bisa dipisahkan dari air dengan mudah dengan cara
pengendapan.
Pengendapan
Tujuan dari proses pengendapan adalah untuk memisahkan zat-zat padat yang melayang dalam air, dengan
jalan pengendapan.
26
PENGOLAHAN AIR
Disinfeksi
Tujuan daripada disinfeksi adalah untuk menghilangkan mikroorganisme
pathogen yang mungkin ada di dalam air.
27
28
Bagan Pengolahan Air Minum untuk Air Permukaan yang Keruh dan Mengandung Zat Organik
Air Baku 1 Prasedimentasi: digunakan jika sumber air baku alirannya deras, berfungsi
menyisihkan SS yang tinggi, bahan kimia dapat ditambah kan untuk
Klorin mengoksidasi zat organik atau menahan oksidasi biologinya.
Amonia 1
2 Koagulasi, Flokulasi, Sedimentasi: berfungsi menyisih kan kekeruhan
Alum dengan cara meng gumpalkan koloid dan mengendap kannya, juga digunakan
2
Polimer untuk menyisihkan warna yang disebabkan oleh molekul organik
4
4 Absorpsi: diperlukan jika air mengandung zat organik terlarut,berupa kolom
karbon aktif atau dapat juga dengan menambahkan karbon aktif powder
Klorin 5
5 Desinfeksi: Digunakan untuk membunuh bakteri patogen. Klorin
ditambahkan dalam jumlah yang cukup untuk mendapatkan sisa klorin yang
6 cukup di dalam sistem distribusi
29
30
4.2
KRITERIA DESAIN
UNIT PRODUKSI
31
UNIT KRITERIA
Pengaduk Cepat
• Tipe Hidrolis :
- Terjunan
- Saluran bersekat
Mekanis :
- Bilah (blade), pedal (paddle)
- Flotasi
32
KRITERIA DESAIN UNIT FLOKULASI (PENGADUK LAMBAT)
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL Keterangan : * termasuk ruang sludge blanket
33
PROSES ALIRAN UDARA UKURAN INPUT TENAGA WAKTU DETENSI BEBAN HIDROLIK
(N.L/m3 air) GELEMBUNG (Watt-jam/m3) (menit) PERMUKAAN
(m/jam)
Flotasi untuk 100 – 400 2 – 5 mm 5 – 10 5 – 15 10 – 30
pemisahan lemak
Flotasi mekanik 10.000 0,2 – 2 mm 60 – 120 4 = 16 -
Disolved Air 15 - 50 40 – 70 µm 40 -80 20 – 40 3 - 10
Flotation Bersamaam dengan
flokulasi
34
KRITERIA DESAIN UNIT SEDIMENTASI (BAK PENGENDAP)
Kriteria Umum Bak persegi (aliran Bak persegi aliran Bak bundar (aliran Bak bundar Clarifier
horizontal) vertical vertical-radial) (kontak padatan)
(menggunakan
pelat/ tabung
pengendap)
Beban permukaan 0,8 – 2,5 3,8 – 7,5*) 1,3 – 1,9 2-2 0,5 – 1,5
(m3/m2/jam)
Kedalaman (m) 3-6 3-6 3-5 3-6 0,5 -1,0
35
Kriteria Umum Bak persegi (aliran Bak persegi aliran Bak bundar (aliran Bak bundar (kontak Clarifier
horizontal) vertical vertical-radial) padatan)
(menggunakan
pelat/ tabung
pengendap)
Sirkulasi lumpur - - - 3 – 5% dari input -
Kemiringan dasar 45° - 60° 45° - 60° 45° - 60° > 60° 45° - 60°
bak (tanpa scraper)
Periode antar 12 - 24 8 - 24 12 - 24 kontinyu 12 – 24 ***)
pengurasan lumpur
(jam)
Kemiringan tube / 30° / 60° 30° / 60° 30° / 60° 30° / 60° 30° / 60°
plate
36
KRITERIA DESAIN UNIT FILTRASI (SARINGAN PASIR CEPAT)
3 Pencucian :
• Sistem pencucian Tanpa/dengan Tanpa/dengan Tanpa/dengan
blower& atau surface blower& atau surface blower& atau surface
wash wash wash
• Kecepatan (m/jam) 36 – 50 36 – 50 72 -198
• Lama pencucian (menit) 10 – 15 10 – 15 -
• Periode antara 2 pencucian (jam) 18 – 24 18 – 24 -
• Ekspansi (%) 30 - 50 30 - 50 30 - 50
4 Media pasir :
• Tebal (mm) 300 – 700 300 – 700 300 – 700
• Single media 600 – 700 600 – 700 600 – 700
• Media ganda 300 - 600 300 - 600 300 - 600
• Ukuran efektif, ES (mm) 0,3 – 0,7 0,3 – 0,7 -
• Koefisien keseragaman, UC 1,2 – 1,4 1,2 – 1,4 1,2 – 1,4
SNI 6774 : 2008 • Berat jenis (kg/dm3) 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65 2,5 – 2,65
• Porositas 0,4 0,4 0,4
• Kadar SiO2 > 95% > 95% > 95%
37
38
KRITERIA DESAIN PEMBUBUHAN BAHAN KIMIA
SNI 6774 : 2008
KOAGULAN
KRITERIA KOAGULAN
a. Jenis koagulan
• aluminium sulfat, Al2(SO4)3 .l4(H2O) BAK KOAGULAN
diturunkan dalam bentuk cair konsentrasi
sebesar (5 — 20) %. a) Bak koagulan harus dapat menampung
• PAC, poly aluminium chloride larutan selama 24 jam;
(Al10(OH)15Cl15) kualitas PAC ditentukan b) Diperlukan 2 buah bak yaitu 1 buah bak
oleh kadar aluminium oxide (Al2O3) yang pengaduk manual atau mekanis dan 1 buah
terkait sebagai pac dengan kadar (10 — 11)% bak pembubuh;
b. Dosis koagulan ditentukan berdasarkan hasil c) Bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan
percobaan jar test terhadap air baku tahan terhadap bahan koagulan.
c. Pembubuhan koagulan ke pengaduk cepat dapat
dilakukan secara gravitasi atau pemompaan
39
KRITERIA NETRALISAN
a. harus berupa bahan alkalin;
1) kapur (CaO), dibubuhkan dalam bentuk larutan
BAK NETRALISAN
dengan konsentrasi larutan 5 % sampai
dengan 20%;
a) bak dapat menampung larutan
2) soda abu (Na2CO3) dibubuhkan dalam bentuk
selama 8 jam sampai dengan 24
larutan, dengan konsentrasi larutan 5% sampai
jam;
dengan 20%;
b) diperlukan 2 buah bak yaitu 1 buah
3) soda api (NaOH), dibubuhkan dalam bentuk
bak pengaduk manual atau mekanis
larutan, dengan konsentrasi larutan maksimum
dan 1buah bak pembubuh
20%;
c) bak harus dilindungi dari pengaruh
b. dosis bahan alkalin ditentukan berdasarkan
luar dan tahan terhadap beban
percobaan;
alkalin
c. pembubuhan bahan alkalin secara gravitasi atau
pemompaan, dibubuhkan sebelum dan atau
sesudah pembubuhan koagulan
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
40
KRITERIA DESAIN PEMBUBUHAN BAHAN KIMIA
DESINFEKTAN
PEMBUBUHAN DESINFEKTAN
a. gas klor disuntikan langsung ke instalasi pengolahan air
bersih, pembubuhan gas menggunakan peralatan
KRITERIA DESINFEKTAN
tertentu yang memenuhi ketentuan yang berlaku;
a. jenis densifektan yang digunakan; b. kaporit atau sodium hipoklorit dibubuhkan ke instalasi
1) gas klor (Cl2), kandungan klor aktif pengolahan air bersih secara gravitasi atau mekanisaa
minimal 99%;;
2) kaporit atau kalsium hipoklorit KEPERLUAN PERLENGKAPAN DESINFEKSI
a. Pembubuhan gas khlor;
(CaOCl2 ) x H2O kandungan klor 1) peralatan gas klor disesuaikan minimal 2, lengkap
aktif (60 — 70) %; dengan tabungnya;
3) sodium hipoklorit (NaOCl), 2) tabung gas klor harus ditempatkan pada ruang
kandungan klor aktif 15%; khusus yang tertutup;
3) ruangan gas klor harus terdapat peralatan
b. dosis klor ditentukan berdasarkan dpc pengamanan terhadap kebocoran gas klor;
yaitu jumlah klor yang dikonsumsi air 4) alat pengamanan adalah pendeteksi kebocoran gas
besarnya tergantung dari kualitas air klor dan sprinkler air otomatik atau manual.
bersih yang di produksi serta ditentukan 5) harus disediakan masker gas pada ruangan gas klor.
b. bak kaporit
dari sisa klor di instalasi (0,25 – 0,35) 1) bak dapat menampung larutan selama 8 sampai
mg/l. dengan 24 jam.
2) diperlukan 2 buah bak yaitu bak pengaduk
SNI 6774 : 2008 manual/mekanis dan bak pembubuh
c. bak harus dilindungi dari pengaruh luar dan tahan
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL terhadap kaporit.
41
42
KRITERIA CATU DAYA (POWER SUPPLY)
Gambaran situasi Alternatif pemilihan
lapangan
SUMBER DAYA LISTRIK Ada jaringan distribusi PLN Gabungan pelayanan PLN
dengan jarak yang dan 1 unit genset sebagai
a. PLN menguntungkan dari unit cadangan
b. Genset dan masih mencukupi
permintaan daya serta
sesuai dengan
direncanakan
Tidak ada jaringan distribusi 2 unit genset dimana 1unit
atau tidak ada rencana sebagai cadangan
perluasan jaringan PLN
dalam waktu deka
43
KRITERIA BANGUNAN
BAHAN DAN BANGUNAN PELENGKAP
44
A. DESAIN KRITERIA
Design Flow Max. Flow
Description Unit Design Criteria
(5000 m3/day) (7500 m3/day)
1. Rapid Mixing
- Time Sec 1 to 3 2.17 1.45
- G – Value sec-1 500 to 700 612 1100
- GT 1328 1595
2. Flocculation Basin
- Type
No. Channel Baffle Baffle Channel Baffle Channel
- No. of Stage
sec-1 2-7 4 4
- Energy Input
20 - 60 stage 1 = 60 110
stage 2 = 35 64
stage 3 = 20 37
minut stage 4 = 15 27
- Detention Time
e 20 - 40 31 21
3. Sedimentation Basin
- Type Rectangular Rectangular Rectangular
-Detention Time Hour 1.5 – 4 2.5 1.67
- Surface Loading m/min 0.02 - 0.06 0.019 0.029
- Water Depth m. 3.0 - 4.5 3 3
- Mean Velocity m/min ≤ 1.5 0.129 0.193
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
45
A. DESAIN KRITERIA
Design Flow Max. Flow
Description Unit Design Criteria
(5000 m3/day) (7500 m3/day)
3. Sedimentation Basin
- Method of Sludge Drain Manual Manual Manual
- Inlet Diffuser Wall
Port Velocity m/sec 0.15 - 0.60 0.165 0.247
Port Spacing m. 0.40 - 0.70 0.5 0.5
Port Diameter mm. 100 max 75 75
- Effluent Weir Loading m3/m./hr. 12 max 8.68 13
4. Filtration Basin
- Number of Filter Basin No. min. 2 3 3
- Filtration rate m/hr 5 to 7 5.5 8.33
- Filter Flow Constant Rate Constant Rate
Control System Influent Level Control Influent Level Control
- Under Drain System Pipe Lateral Pipe Lateral
- Filter Media
Type of Media Sand Sand
Effective Size mm. 0.55 - 0.65 0.55 - 0.65
Uniformity Coefficient 1.40 - 1.70 1.40 - 1.70
Depth mm. 700 700
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
46
A. DESAIN KRITERIA
47
A. DESAIN KRITERIA
- Turbidity NTU
- Alkalinity mg/l as CaCO3
- pH
- Temperature oC
- Fe mg/l
- Mn mg/l
- Hardness mg/l as CaCO3
= Surface Water
1.3 Jar Test
- Alum Dose mg/l
- Alkalinity mg/l as CaCO3
- pH
- Temperature oC
1.4 Design Flow
Design Plant Capacity 5000 m3/d
Design Operation Flow 24 hr
1.5 Type of Water Treatment Plant
- Hydraulic Design System
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
48
3. COAGULATION BASIN DESIGN
49
- 2 stage = 2 element
Static Mixer Length = 1.5x Diameter(m) x2 (element ) 0.5x Diameter(m)
- 3 stage = 3 element
Static Mixer Length = 1.5xDiameter(m.) x3 (element ) 1x Diameter (m.)
- 4 stage = 4 element
Static Mixer Length = 1.5x Diameter(m.) x4 (element ) 1.5x Diameter (m.)
- 5 stage = 5 element
Static Mixer Length = 1.5x Diameter(m.) x5 (element ) 2.0 x Diameter(m.)
- 6 stage = 6 element
Static Mixer Length = 1.5x Diameter(m.) x6 (element ) 2.5x Diameter(m.)
- 7 stage = 7 element
Static Mixer Length = 1.5x Diameter(m.) x7 (element ) 3.0 x Diameter(m.)
- 8 stage = 8 element
Static Mixer Length = 1.5x Diameter(m.) x8 (element ) 3.5x Diameter(m.)
- 9 stage = 9 element
Static Mixer Length = 1.5x Dimerter(m.) x9 (element ) 4.0 x Diameter(m.)
50
Try Static Mixer Diameter = 200 mm.
Use 3 stage = 3 element
Static Mixer Length (L) = 0.7 m.
Acture Velocity =Q
A
= 1.842 m/s
Detention Time (t) = 0.380007 sec. too less
Try Static Mixer Diameter = 250 mm.
Use 3 stage = 3 element
Static Mixer Length (L) = 0.875 m.
Acture Velocity =Q
A
Detention Time (t) = 1.179 m/s
= 0.7422013 sec.
Bring Acture velocity to Find Head loss from PWA Graph
Head Loss Across Static Mixer =1m
ρL = 997.1 kg/m3 at 25oC
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25oC
51
Theory
52
Try Static Mixer Diameter = 400 mm.
Use 2 stage = 2 element
Static Mixer Length (L) = 1 m.
Acture Velocity =Q
A
= 0.461 m/s
Detention Time (t) = 2.1714688 sec.
Bring Acture velocity to Find Head loss from PWA Graph
Head Loss Across Static Mixer = 0.08 m.
ρL = 997.1 kg/m3 at 25oC
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25oC
Theory
= 634.54224 sec-1 OK
Gxt = 1377.8887 OK
53
54
Try Static Mixer Diameter = 250 mm.
Use 3 stage = 3 element
Static Mixer Length (L) = 0.875 m.
Acture Velocity =Q
A
= 1.179 m/s
Detention Time (t) = 0.7422013 sec.
Check Renolds Number(R e) ρL = 997.1 kg/m3 at 25oC
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25oC
Re = 328353.8
Theory f = 0.048xRe −0.2 if 104 < Re < 106
f = 0.193xRe −0.35 if 3x103 < Re < 104
f = 0.0037842
Theory
Darcy Formular
hf = 0.0009382
Theory
55
56
Try Static Mixer Diameter = 400 mm.
Use 2 stage = 3 element
Static Mixer Length (L) = 1.4 m.
Acture Velocity =Q
A
= 0.461 m/s
Detention Time (t) = 3.0400564 sec.
Check Renolds Number(R e) ρL = 997.1 kg/m3 at 25oC
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25oC
Re = 205221.13
Theory F = 0.048xRe −0.2 if 104 < Re < 106
f = 0.193xRe −0.35 if 3x103 < Re < 104
f = 0.0041572
Theory
Darcy Formular
hf =0.0001573
Theory
57
58
Try Static Mixer Diameter = 150 mm.
Use 2 stage = 6 element
Static Mixer Length (L) = 0,975 m.
Acture Velocity =Q
A
= 3,275 m/s
Detention Time (t) = 0.2977287 sec.
Check Renolds Number(R e) ρL = 997.1 kg/m3 at 25oC
µ = 0.000895 kg/m.s (N/m.s) at 25oC
Re = 547256.34
Theory F = 0.048xRe −0.2 if 104 < Re < 106
f = 0.193xRe −0.35 if 3x103 < Re < 104
f = 0.0034167
Theory
Darcy Formular
hf = 0.0121391
Theory
= 667.53577 sec-1
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
Gxt = 198.74458
59
60
4. FLOCCULATION BASIN DESIGN
61
62
Total No. of baffle
No. of baffle at Width Width of Flocculation Basin x No. of Baffle
= 31.50
No. of baffle at Length Length of Flocculation Basin x No. of Baffle
= 28.00
Total No. of baffle = 59.50
Give Width of Concrete = 0.08 m
Total Area of Baffle = 4.76 m2
Acture Flocculation Area = 26.74 m2
Acture Floculation Volume = 53.48 m3
Acture Detention Time = 31 min
Give No. of Stage =4
Give No. of Baffle per Stage = 10
Stage 1
Acture Volume in stage 1 = Acture Flocculation NO STAGE
Volume
4 = 60 sec-1
G1 - Value = 104.2 m3/hr
at Q Design = 0.028935185 m3/s
63
Theory Where :
γ = 0.898x10−6 m2 /s at 25oC
ΔH = 0.15 m.
Head loss in each bend (slit) = 0.015 m.
Theory ΔH= K. V2 Give K = 1.6 (Dr. Kawamura)
2g v = 0.43 m/s
The required width for each slit in the stage 1 channel is calculate to be
Q = A.v when A = width for each slit (m) x waterdepth (m)
width of each slit in stage 1 = 0.033 m.
= 33.4811 mm.
Stage 2
Acture Volume in stage 1 = Acture Flocculation Volume NO STAGE
4
G2 - Value = 35 sec-1
at Q Design = 104.2 m3/hr
= 0.028935185 m3/s
64
Theory Where :
γ = 0.898x10−6 m2/s at 25oC
ΔH = 0.05 m.
Head loss in each bend (slit) = 0.005 m.
Theory ΔH= K. V2 Give K = 1.6 (Dr. Kawamura)
2g v = 0.25 m/s
The required width for each slit in the stage 2 channel is calculate to be
Q = A.v when A = width for each slit (m) x waterdepth
(m)
width of each slit in stage 2 = 0.057 m.
= 57.3961 mm.
Stage 3
Acture Volume in stage 1 = Acture Flocculation NO STAGE
Volume
4 = 20 sec-1
G3 - Value = 104.2 m3/hr
at Q Design = = 0.028935185 m3/s
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
65
Theory Where :
γ = 0.898x10−6 m2/s at 25oC
ΔH = 0.02 m.
Head loss in each bend (slit) = 0.002 m.
Theory ΔH= K. V2 Give K = 1.6 (Dr. Kawamura)
2g v = 0.14 m/s
The required width for each slit in the stage 3 channel is calculate to be
Q = A.v when A = width for each slit (m) x waterdepth
(m)
width of each slit in stage 3 = 0.100 m.
= 100.4432 mm.
Stage 4
Acture Volume in stage 1 = Acture Flocculation NO STAGE
Volume
4 = 15 sec-1
G4 - Value = 104.2 m3/hr
at Q Design = = 0.028935185 m3/s
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
66
Theory Where :
γ = 0.898x10−6 m2/s at 25oC
ΔH = 0.01 m.
Head loss in each bend (slit) = 0.001 m.
Theory ΔH= K. V2 Give K = 1.6 (Dr. Kawamura)
2g v = 0.11 m/s
The required width for each slit in the stage 4 channel is calculate to be
Q = A.v when A = width for each slit (m) x waterdepth (m)
width of each slit in stage 4 = 0.134 m.
= 133.9243 mm.
CHECK
G avarage = G1 + G2 + G3 + G4 = 32,5 sec-1
4
G avarage x t = 60,069 OK
Design Criteria 1x10 < G x t < 1 x 10 5 (Kawamura)
4
67
68
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
69
70
5. SEDIMENTATION BASIN DESIGN
5.2 Calculation
Type Horizontal rectangular Tank
Design Plant Capacity : 5000 m3/day
Design Operation Flow : 24 hr.
71
72
DESIGN CRITERIA FOR HORIZONTAL RECTANGULAR TANK
73
74
DESIGN CRITERIA FOR HORIZONTAL RECTANGULAR TANK
75
= 54.82 m2
Give Tank Width = 4.5 m. (Because Flocculation basin Width : 4.5 m)
Tank Length = 12.18 m.
Give Detention Time = 3 hr.
Tank Volume =Qxt
= 312.50 m3
Acture Tank Length = 23.15 m.
Use Acture Tank length ≈ 24 m.
Width : Length = 1 : 5.14 (Design Criteria > Minimum 1:5) OK.
Acture Surface Loading = 1.00 m/hr.
= 0.0167 m/min. (PWA. Design Criteria : 0.02 - 0.06 m/min)
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
76
5.5 Outlet Zone
Give Weir Loading = 12 m3/hr.m.
Weir Length = 8.68 m.
Give Outlet Zone Width = 2.5 m.
Theory
Launder Size (d) Q 0.4 m
Use 2 Launder per Basin
d = 0.18 m.
Use d = 0.25 m.
Check Weir Length (L) L = 0,2 Q
Theory Hv s
where L = Combined weir length (m)
Q = Flow rate (m3/day) = 2500 m3/day
H = Depth of Tank (m) = 3 m
vs = Settling velocity (m/day)
77
78
6. Fiter Tank Design
Design Criteria (Dr. Kawamura)
6.1 Number of Fliter = minimum 2
79
80
6. Fiter Tank Design
6.8 Filter Media
6.8.2 Multimedia filter 10 - 30 m/hr.
- High rate filtration
Sand
- Effective Size = 0.45 - 0.65 mm.
- U.C. = 1.4 - 1.7
- Depth = 0.3 m.
Anthacite Coal
- Effective Size = 0.90 - 1.4 mm.
- S.G. = 1.5 - 1.6
- Depth = 0.45 m.
6.9 Underdrain
6.9.1 Normal backwash filters
- Pipe lateral
- Headloss at ordinary backwash rate = 0.9 - 1.5 m.
- Ordinary size (diameter) = 6 - 10 mm.
- Lateral spacing = 12 inch
- Orifices are spaced 3 - 4 in. apart and 45o down-angle from
the horizontal on both sides of the lateral
- Maximum lateral length of 20 ft
81
82
6. Fiter Tank Design
6.10 Filtration Design
Filtration type Single Filter Media
Backwash by Elevation Tank and Surface wash
- Q design 5000 m3/day
Theory N = 1.2 Q 0.5 (Dr.Kawamura,210 page)
Where : N = Total Number of filters
Q = Maximum plant flow rate in mgd
83
D = 0.20238 m.
Use inlet pipe diameter = 0.2 m.
(D) = Q (m3/s)
Acture Velocity A (m2)
= 0.61434 m/s
Headloss
- Give Pipe length (L) = 2.5 m.
- Friction Loss
Theory
Hazen - William
Equation
84
1. Inlet Pipe Design
From Slope of Energy = hL
grade Line (S) L
hL =
SxL
New Pipe use C = 120
hL = 0.00644 m
85
2. Filter Media
Sand
- Effective Size = 0.45 - 0.65 mm. ≈ 0.55 mm.
- Uniformity Coefficient = 1.40 - 1.70
- Sand Fliter Depth (L) = 0.65 m
- L/de = 1182 more than 1000 OK.
86
2. Filter Media
Underdrain design
- Type Pipe lateral
- Velocity in lateral pipe = 1.37 m/s
- Lateral spacing = 0.08 - 0.20 m (Mahidol University)
Use = 0.2 m
- Orifice diameter = 6.38 - 12.7 mm. (Mahidol University)
Use = 7 m
- Orifice area/crossection area of filter tank = 0.0015 - 0.005
= 0.02679 m
87
2. Filter Media
Underdrain design
Use Pipe Lateral Diameter D ≈ 27 mm
- Total Orifice area/ filter area = 0.35 % (Design Criteria : 0.2 - 1.5 %)
Total Orifice Area = 0.04375 m2
- Give Number of Orifice = N
N = 1137
- Number of Orifice / Lateral = 45.5 pores
-Orifice Spacing = 0.05498 m
-Use Orifice Spacing = 0.05 m
= 0.157 m
≈ 300 mm.
Use
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
88
4. Backwash Pipe
- Backwash rate = 0.7 m/min (Design Criteria 0.6 - 0.7 m/min)
Q=A. V
- Flow rate = 525 m3/hr
- Velocity = 2 m/s (JWWA)
- Pipe Diameter
= 0.3048 m
Use pipe diameter = 300 mm.
= 0.3048 m
Use pipe diameter ≈ 300 mm.
89
= 0.091 m
Use pipe diameter = 100 mm.
7. Surface wash Pipe
- Surface wash rate = 0.15 m/min (Design Criteria 0.12 - 0.16 m/min)
- Flow rate Q=A. v
= 112,5 m3/hr
Use Flow rate = 115 m3/hr
- Surface jet pressure = 15 - 20 m. (Design criteria)
(headloss)
Use = 15 m
Theory
90
7. Surface wash Pipe
- Give Orifice Diameter = 5 mm.
- Orifice Area
= 1.9635E-05 m2
- Flow per orifice = 0.0002 m3/s
- Number of Orifice = Q total
Q orifice
= 146 holes
- Use 2 Pipe lateral
Number of Orifice per lateral = 73.0 holes
Orifice spacing = 0.0658 m (Tank Length = 5 m)
(minus length from Wall tank = 0.1 m. 2 side = 0.2 m)
- Try orifice Diameter = 6 mm.
Orifice area = 2.82743E-05 m2
Flow per orifice = 0.0003 m3/s
Number of Orifice per lateral = 101.3198 holes
- Use 2 Pipe lateral
Number of Orifice per lateral = 50.65992 holes
Orifice spacing = 0.1 m
91
92
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
93
94
8. Water Through Design
Theory
Q = 0.14583 m3/s
Use 2 trough per Filter tank total flow rate of discharge per trough = 0.072917 m3/s
95
96
Hydraulic Design
1. Head loss (Run)
1.1 Head loss Sand
1.2 Head loss Gravel
1.3 Head loss Underdrain
1.4 Head loss at outlet piping
2. Head loss (Backwash)
2.1 Head loss Sand
2.2 Head loss Gravel
2.3 Head loss Underdrain
2.4 Head loss piping from Elevation Tank
3. Head loss from Surface wash
- Calculation later from Layout and find out Hydraulic grade line and Surface & Backwash pipe
97
9. Chlorination Design
Design Criteria (Dr. Kawamura)
Dosage : 1 - 5 mg/l (2.5 mg/l average)
Number of chlorine feeder : Minimum of two : one stanby is required
Residual Chlorine : Over 0.5 mg/l (Higher Level)
Contact time : Over 30 min (longer)
pH : 6-7
Chlorine solution tank : Enough to produce a 1 day supply
Chlorine stock : Minimum of 15 days storage
Safety features : Eye wash, shower, gas masks
Design Use liquid chlorine concentration 1 % prepare from
stock liquid chlorine 50 % feed to main pipe before
Elevation tank. Keep Contact time = 30 min (minimum)
1. Chlorine Feeder
Q - Design = 5000 m3/d
= 208.3 m3/hr
Assume Chlorine demand of water = 1 mg/l
For residual chlorine about 0.5 - 1 mg/l
Use chlorine dosage 1.5 - 2 mg/l
Required chlorine = 208.3 x(1.5 to 2 mg/l)
= 312.5 to 416.7 g/hr
Meaning of liquid chlorine 1 % is chlorine = 10 g/l (1 L of water = 1000 g)
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
98
9. Chlorination Design
1. Chlorine Feeder
Chorine feeder rate = 31.25 to 41.67 L/hr
Use Chlorine feeder rate = 35 to 40 L/hr
2. Dilution stock liquid chlorine solution 50 % to 1 % liquid chlorine solution
Assume stock liquid chlorine solution 50 % one = 20 liters
plastic equal
N1 = 50 %
N1 x V1 = N2 x V2 V1 = 20 liters
N = Chlorine concentration (%) N2 = 1 %
V = Volume of Liquid (liters) V2 = ? Liters
50% x 20 = 1% x V2
V2 = 1000 liters
= 1000 liters made from plastic
Use mixing tank volume = 20 liters in mixing tank and fill water
Fill stock Liquid Chlorine until limited 1000 liters
3. Period of Mixing
Maximum chlorine feeder rate = 40 Liters/hr
Required Liquid Chlorin = 960 Liters/day
So period of mixing = Every Day
99
9. Chlorination Design
4. Liquid Clorine 50 % Stock
Use storage time = 30 days ( 1 month)
Required Liquid Chlorine =1%
= 28800 Liters per month
Required Liquid Chlorine = 50 %
= 576 Liters per month
Stock Liquid Chlorine = 28.8 Plastic Tank per Month
For Order per Month say = 29 Plastic Tank
10. Surface Wash and Backwash System
Ν = 0.9629 mm2/s
V(Backwash rate) = 11.67 mm/s
ε = 0.4
ω = 0.8
101
102
11. Headloss in Piping System
11.1 Friction Loss (hL) at Main Pipe
Theory
Hazen-William Equation
Headloss = 1,464 m
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
103
104
11. Headloss in Piping System
11.4 Headloss at Orifice
- Sand Depth = 0.65 m
- Gravel Depth = 0.45 m
- Sand Expansion = 0.16 m
- Trough Height = 0.31 m
105
- Headloss at Flocculation
for 1st Stage at Q design = 0.15 m.
for 2nd Stage at Q design = 0.05 m.
for 3rd Stage at Q design = 0.02 m.
for 4th Stage at Q design = 0.01 m.
106
12. Headloss and Hydraulic Profile
- Head loss pass through clean filter media
(Filtration)
= 0.9629 mm2/s
ν = 1.94 mm/s
V = 0.4
ε = 0.8
ω = 0.65 m.
ชนทรายสูง = 1.00
H/L = 0.65 m.
H
- Headloss Through Gravel (Filtration)
ν = 0.9629 mm2/s
V = 1.94 mm/s
ε = 0.4
ω = 0.8
107
108
Head loss at orifice
Theory Q = A.v
Velocity pass through orifice = 0.441 m/s
109
110
4.3
PENGOLAHAN
PENDAHULUAN
111
BAK PRASEDIMENTASI
112
Grit Chamber
113
AS49
TABEL KRITERIA DESAIN GRIT CHAMBER AIR BERSIH
Sumber (referensi)
Parameter
Kawamura Montgomery
Diamater padat minimal yang
0,1 mm 0,1 mm
disisihkan
Jumlah bak minimum 2 2
Kedalaman
airdengan pembersih otomatis 3-4m 3-4m
tanpa pembersih otomatis 3,5 - 5 m 3,5 - 5 m
4:1-8:
Rasio P : L 1 3:1- 8:1
Rasio P : H min 6 : 1 10 : 1
0,05
vh (m/detik) 0,08 0,05
td (menit) 6 15 10 20
8,33
Surface louding (m3/m2.jam) 10 25
16,67
k (safety factor) 1,52 1,52
vo/H >
kontrol vh/P
Slope dasar grit chamber 1 : 100 1 : 100
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
114
AS50
DAF (DISSOLVED AIR FLOATION)
115
AS51
AS52 DIAGRAM PROSES
116
DISAIN KRITERIA DAF
117
4.4
KOAGULASI DAN
FLOKULASI
118
KOAGULASI
Fungsi dari unit koagulasi atau flash mix adalah untuk mencampur bahan
kimia atau koagulan yang bereaksi dengan air baku, sehingga membentuk
koloid yang disebut flok.
Bentuk Pengaduk Cepat atau Koagulator
Tipe hidroulis
• Dalam pipa, dengan menggunakan kecepatan pengaliran
sebagai sumber energi untuk pengadukan
• Stated mixer, merupakan peralatan khusus yang dipasang pada
pipa untuk mempercepat proses pengadukan.
• Terjunan memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi terjunan
air.
Tipe mekanis
• Impeller
• Turbin
• Impeller paddle
• Impeller propeller
119
2 Temperatur
3 Air An-aerobik
5 Pengaturan pH
7 Flokulasi Acid
8 Pengurangan Energi
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
120
FLOKULASI
121
122
Buffle Channel Vertikal yang melingkar (cyclone)
123
Pengadukan dengan pulsator hádala mengakumulasikan flor pada bagian dasar suatu bak
pengendap. Untuk dapat memperbesar flor air yang sudah terkoagulasi dikejut secara berkala
dengan mengalirkan air baku secara tiba-tiba di inlet. Dengan sentakan ini flok yang yang kecil
tertumbuk satu sama lain kemudian menghasilkan flor yang lebih besar. Flor yang telah membesar
dan jenuh dibuang secara kontinu ke saluran pembuang.
124
koagulasi adalah penambahan dan pengadukan cepat (flash
mixing) koagulan yang bertujuan untuk mendestabilisasi
partikel -partikel koloid dan suspended solid
Koagulasi Tujuan pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan
menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui air yang
diolah.
Reaksi hidrolisis ini menghasilkan hydroxocomplex seperti
125
JENIS-JENIS KOAGULAN
126
T I P E P E N G A D U K A N C E PAT
127
T I P E P E N G A D U K A N C E PAT
128
Pengaduk ini cukup efektif dalam proses koagulasi.
A. Kelebihan pengaduk ini adalah
tidak adanya bagian yang bergerak,
tidak membutuhkan energi luar untuk menjadi input
(masukan) ke dalam sistem,
lebih sedikit terjadinya penyumbatan daripada tipe
pengadukan difusi dengan pompa.
B. Kekurangannya adalah bahwa tingkat dan waktu
In-line static mixing pengadukannya merupakan fungsi debit aliran.
Panjang pengadukan biasanya 1,5 – 2,5 diameter pipa. Dalam
penerapannya, maksimum headloss yang melintasi unit koagulasi
adalah 0,6 m.
Desain Instalasi
129
Keterangan :
P : Daya pompa (watt)
n : jumlah putaran permenit
• Keuntungan dari sistem ini adalah (rpm)
µ : viskositas dinamis (Ns/m2)
• Air baku tanpa penambahan zat kimia atau sudah r : jari -jari blade/impeller (m)
mengalami destabilisai sebagian bisa digunakan dalam v : volume (m3)
sistem injeksi zat kimia. A : luas blade/impeller (m2)
• Valve yang dipasang pada pompa bisa digunakan Cd: koefisien drag
untuk mengontrol kecepatan pemompaan dan variasi Tabel Harga Drag
b : lebar blade/impeler (m)
energi input untuk aliran yang bervariasi dan p : berat jenis air (kg/m3) td :
• berjenis-jenis zat kimia koagulasi. waktu tinggal (jam)
G : gradien kecepatan (1/dt)
k : ratio kecepatan fluida
Sistem ini mempunyai durasi pengadukan sekitar 0,5 detik terhadap kecepatan
dan nilai G sekitar 1000 detik-1 (AWWA, 1997). blade/impeller
130
Total headloss untuk pengadukan zat kimia koagulan
tidak lebih dari 3,2 m. Energi dari suatu terjunan efektif
setinggi 30 cm menyediakan nilai G sebesar 1000 s-1
pada suhu 20° C (AWWA, 1997).
131
Dimana :
G = gradient kecepatan (per detik)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/det2)
Hf = kehilangan tinggi tekanan sepanjang aliran
(m) td = waktu pencampuran
Sumber : 1.Kawamura, 1991; 2.Al-Layla, 1980;
v = viskositas kinematis ( 1,306 x 10-6 m2/det
pada temperatur 10 °C) 3.Reynolds, 1982; 4. Darmasetiawan, 2001; 5.Peavy,
1985; 6. Montgomery, 1985
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
132
FLOKULASI
Pemilihan proses flokulasi seharusnya berdasarkan kriteria di bawah ini (Montgomery, 1985) :
Kualitas air baku, misalnya
kekeruhan, warna, partikel
1 tersuspensi dan temperatur. 3 Kondisi lokal, seperti ketersediaan
petugas lapangan.
133
134
Baffled Channels
• Pengadukan rendah hingga
sedang. Sedangkan flokulator
dengan propeler atau turbin
digunakan untuk energi
pengadukan sedang hingga
besar.
• Pengadukan di dalam flokulator
direkomendasikan dengan
menggunakan pengaduk paddle
shaft vertikal karena dapat
menghasilkan energi yang
bervariasi terhadap zona-zona
flokulasi.
• Sedangkan bak flokulasi yng
disarankan adalah rektangular
karena dapat menghasilkan
pengadukan yang sempurna
(AWWA, 1997).
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
135
Baffled
Channels
Parameter desain untuk flokulasi adalah
G x t (tanpa satuan).
Nilai Gx xt yang umum digunakan
berkisar antara 104 sampai 105.
Nilai G yang besar dengan waktu yang
singkat cenderung menghasilkan flok
yang ringan dan lebih besar (Peavy,
1985).
Menurut Kawamura (1991), nilai gradien CD = koefisien drag yang tergantung pada bentuk
kecepatan masing-masing tipe flokulasi paddle dan kondisi aliran (nilainya 1,8)
dapat ditentukan sebagai berikut: A = luas daerah paddle (m2)
υ = viskositas kinematik fluida (m2/s) = 1,306.10-6
m2/s pada 10°C
V = volume tangki flokulasi (m3)
v = kecepatan aliran (m/s)
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
136
Flokulator Melalui Media Berlubang
Keterangan:
Hf = kehilangan tekanan (m)
K = koefisien kontraksi (2 – 4)
Q = debit (m3/dt)
N = jumlah lubang/diffuser
υ = viskositas kinematik fluida (m2/s) = 1,306.10-6 m2/s
pada 10°C
D = diameter lubang (m)
A = luas plat (m2)
L = jarak antar plat (m)
Menurut Darmasetiawan (2001) pada model Kriteria Desain Flokulator Mekanis
(Horizontal Shaft dengan Paddle)
flokulator dengan platnya berlubang kehilangan
tekanan dan dapat dihitung dengan persamaan
137
EXAMPLE 1
STEP 1 STEP 2
Koagulasi Perhitungan kebutuhan NaOCL (Sodium
Aliran air = 0,05 m3/s Hypochloride)
Diameter pipa = 8 inchi = 0,2032 m Debit yang diolah dalam 1 (satu) line = 50 L/s
Panjang pengadukan (L) = 2,5 x 0,2032 ≈ 0,5 m DPC (Daya Pengikat Chlor) = 1,2 mg/L
V = ¼ π D2.L = ¼ π (0,2032)2.(0,5)m = 0,016 m3 Sisa Chlor = 0,4 mg/L
Dengan persamaan 2.12 Jadi, dosis chlor = (1,2+0,4) mg/L
0,009(2 − 1) 0,05 (1)(1,336. 10 ) , NaOCL mengandung 17,5% chlor sehingga dosis
ℎ= NaOCL adalah
(0,2032)
dengan persamaan 2.11, P = (0,05) x (1000,15615)x (0,013) = 0,66 = × 1,6 = 9,14 ≅ 10 ≅ 10 𝑝𝑝𝑚
,
Nm/s NaOCL yang dibutuhkan 1 (satu) line
dengan persamaan 2.10 = 50 L/s x 9,14 mg/L
,
, , = 457 mg/L
𝐺= = = 175,7 𝑑𝑡𝑘 …. (tidak memenuhi) = 457 mg/L x 10-6 kg/mg x 3600 s/jam = 1,6452
, . × ,
Dengan waktu detensi (t) = 2 detik maka nilai G x t = 175,7 x 2 = kg/jam
351,4 …. (memenuhi) = 39,4848 kg/hari ≈ 39,5 kg/hari
Perhitungan kebutuhan PAC (Poly Aluminium Chloride) Flokulator
Pembumbuhan PAC untuk 1 (satu) line = 150 ppm = 150 mg/L Kapasitas Instalasi = 50 L/s = 0,05 m3/s
Pembumbuhan PAC untuk 2 (dua) line = 300 ppm = 300 mg/L Viskositas kinematis = 1,306.10-6 m2/s pada
Pembumbuhan PAC untuk 3 (tiga) line = (180+180) m3/jam = 360 suhu 10°C
m3/jam = 360.103 L/jam Percepatan gravitasi = 9,81 m/s2
Kebutuhan PAC = 360.103 L/jam x 300 mg/L = 1,08.108 mg/jam Dimensi
= 1,08.108/jam x 10-6/mg x 24 jam/hari Diameter flokulator = 4,8 m
= 2592 kg/hari Tinggi air existing = 3,6 m
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
138
EXAMPLE 1
STEP 3
139
EXAMPLE 2
STEP 2
Lebar (l) = 2 m
STEP 1 Kedalaman (H) =2m
Kriteria desain terpilih Daya pengadukan (P),
Pengadukan dengan cara mekanis
𝐺=
Waktu detensi (td) : 60 dtk
Gradien kecepatan (G) : 1000 1/dtk P = G2 µV
Kedalaman bak (H) : 1,25 x lebar bak P = (1000)2 (0,890 × 10-3)(7,5)
Diameter impeler (D) : 50% x lebar P = 6675 watt
Jarak impeler dari dasar : 1 x diameter Diameter impeler (Di)
Jumlah putaran (N) : 10 150 rpm Di = 50% x 2
Jumlah bak pengaduk : 2 bak =1m
Viskositas absolut air (µ) : 0,890 x 10-3 kg/m.dtk Jari-jari impeler (r)
Massa jenis air (q) : 997 kg/m3 Perhitungan 𝑟= = 0,5 𝑚
Debit tiap bak (Q’), Jarak impeler dari dasar (H’)
𝑄 0,25 H’ = Di
𝑄 = =
2 2 =1m
= 0,125 m3/dtk Jumlah putaran (N),
Volume bak (V), Untuk koagulasi pengaduk yang digunakan adalah blade
V = Q’ ×td menerus, dengan demikian ri = 0 dan blade ada di kedua sisi
V = 0,125 × 60 batang pengaduk, maka:
V = 7,5 m3 P = (1,44 × 10-4) Cdqb [N(1-k)]3 (r04 – r14)
Dimensi bak, 6675 = (1,44 × 10-4)(1,8)(997)(0,3)[(N(1- k)]3 (0,5)4
Panjang (p) = 2 m 6675 = 2,04 × 10-3 N3
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL N = 148,36 rpm
140
EXAMPLE 2 STEP 2
Volume alum yang dibutuhkan selama pencampuran (Val),
STEP 1
Val = Q' x tc
Bak koagulan = 54,83 x 8 = 438,64 l
Kriteria desain terpilih Volume larutan (Vlar),
Koagulan yang digunakan : Alumunium Sulfat Vlar Vlar
(Al3(SO4)3.14H2O) = 100 × 438,64
Kadar alum aktif : 49% 5
Massa jenis (p) :134 gr/100 ml (1,34 kg/l) = 8772,8l = 8,77m 3
Konsentrasi larutan alum : 5 % Dosis alum maksimum
(Cal) : 40 mg/l Jumlah bak koagulan : 2 bak Dimensi bak pembubuh
Waktu pencampuran (tc) : 8 jam Perhitungan Panjang (p) =2m
Kebutuhan alum (M), Lebar (l) = 2 m
100 Kedalaman (H) = 2,4 m
𝑀= 𝑄𝐶
49 Sistem pembubuhan koagulan
100
𝑀= (250)(40) Sistem pembubuhan koagulan dilakukan dengan
49 menggunakan pompa pembubuh (dosing pump). Dosing
𝑀 = 20408,16𝑚𝑔 / 𝑑𝑡𝑘
pump menyedot koagulan pada bak koagulan di ruang
𝑀 = 1763,27𝑘𝑔 / ℎ𝑎𝑟𝑖
pembubuh kemudian menginjeksikannya ke pipa header
Debit koagulan (Q'),
sebelum masuk ke unit koagulasi.
𝑀
𝑄= Debit koagulan (Q) = 54,83 l/jam
⍴ 54,83l / jam ×1000 = 913,83ml / mnt
Q'= 1763,27/1,34 60
Q'= 1315,87l / hari = 54,83l / jam 913,83ml / mnt 95stroke / mnt = 9,62ml / stroke
141
STEP 3 EXAMPLE 2
Berdasarkan perhitungan debit koagulan yang dibutuhkan dan besarnya
volume per stroke dapat ditentukan jenis dosing pump yang digunakan
serta setting panjang.strokenya dengan menggunakan grafik. Dari grafik STEP 4
didapat jenis dosing pump DM2- 48 dengan tekanan 5 bar yang disetting Kedalaman bak dibuat 4 m dan lebar
pada angka 10. bak dibuat 3 m, maka panjang bak (p),
Flokulasi p = V/A
Kriteria desain terpilih p =150/ (l × H )
Pengadukan dengan cara hidrolis (baffle channel vertikal) Jumlah bak : p = 150/3 × 4
2 bak = 12,5m
Jarak antar baffle minimum : 0,75 m
Kedalaman (H) : 4 m Headloss per channel (h),
Jumlah channel (n) : 6 buah 𝐴 = 𝜋𝑟
Jumlah belokan (n-1) : 5 buah Tahap I (h1), G = 70
Headloss (hL) :1 2 ft (0,3 0,6 m) Td = 200 dtk
Gradien kecepatan (G) : 20 70 1/dtk Waktu detensi minimum
(td) : 20 menit (1200 dtk) Kecepatan aliran (v) : 0,1
0,4 m/dtk Viskositas kinematik air (u ) : 0,893 x 10-6
m2/dtk K: 1,5
Perhitungan Volume bak (V),
V = Q × td Tahap II (h2),
V = (0,125)× (1200)= 150m3 G = 60
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
Td = 200 dtk
142
EXAMPLE 2
STEP 5
143
4.5
SEDIMENTASI
144
SEDIMENTASI
145
Jenis Pengendapan
146
Sedimentasi adalah pemisahan zat padat - cair yang memanfaatkan
pengendapan secara gravitasi untuk menyisihkan padatan tersuspensi.
147
S E D I M E N TAS I
Pertimbangan-pertimbangan penting yang secara langsung mempengaruhi
desain proses sedimentasi
Proses pengolahan secara keseluruhan.
Materi tersuspensi dalam air baku.
Kecepatan pengendapan partikel tersuspensi yang disisihkan.
Kondisi iklim lokal, misalnya temperatur.
Karakteristik air baku.
Karakteristik geologi tempat instalasi.
Variasi debit pengolahan.
Aliran putaran pendek dalam bak sedimentasi.
Metode penyisihan lumpur dan Biaya dan bentuk bak sedimentasi.
Kecepatan pengendapan flok bervariasi tergantung pada beberapa parameter yaitu : tipe
koagulan yang digunakan, kondisi pengadukan selama proses flokulasi dan materi koloid
yang terkandung di dalam air baku.
Karakteristik aliran bak sedimentasi dapat diperkirakan dengan bilangan Reynolds (Re) dan
bilangan Froude (Fr) (Kawamura, 1991) :
148
Tipe Bak Sedimentasi
149
150
Tipe Bak Sedimentasi
Bak Lingkaran
(Circular basins)
151
Bak Lingkaran
Bak Lingkaran mempunyai zona dengan fungsi yang sama dengan bak empat persegi
panjang, tetapi arah alirannya sangat berbeda. Pada saat aliran masuk ke tengah dan
dialirkan menuju perimeter, kecepatan horizontal air secara kontinu menurun
152
Tabel Kriteria Desain Bak Lingkaran (Circular basins)
153
Dimana :
r = jari jari bak sedimentasi
rC/C = jarak antar pusat V-notch (center to center)
Cd = koefisien pengaliran = 0,62
Perhitungan weir bentuk V-notch pada bak circular 0= besarnya sudut yang dibentuk V-notch
menggunakan persamaan- persamaan berikut : Zone inlet
Panjang weir (L) = 2 π r Pada zone inlet air yang masuk diasumsikan langsung
merata pada potongan melintang di dalam bak
pengendap, dengan tingkat kandungan SS
(suspended solid) yang homogen ketidatmerataan
pada zone inlet ini akan dapat menghasilkan
turbulensi sehingga dapat meruntuhkan bentukan flok
yang telah terbentuk di flokulator.
Diameter lubang pada pipa inlet dihitung berdasarkan
persamaan :
154
Apabila debit Zone pengendapan
perlubang adalah Pada zone bidang pengendap flok yang sudah terbentuk
diharapkan dapat mengendap. Secara ideal bidang pengendap
ini harus memenuhi asumsi bahwa aliran harus merata
(mempunyai kecepatan yang sama) diseluruh potongan
melintang dan kecepatan sepanjang bidang pengendap harus
sama.
Sehingga Jenis bidang pengendap ini meliputi :
Dimana : bak pengendap dengan aliran horizontal
Q = debit air yang melalui pipa (l/s) bak dengan plat setler aliran miring
Qo = debit air yang melaui lubang (l/s)
bak pengendap dengan aliran keatas
D = diamter lubang (m)
Vo = kecepatan air yang melaui lubang (m/s) Reynold harus memenuhi kriteria yang telah dientukan. Pada bak
N = jumlah lubang pengendap yang menggunakan plate setler berlaku rumus :
Dimana :
Fr = bilangan Fraude Fr > 10-5
Re = bilangan Reynold Re < 500
Vo = kecepatan horizontal (m/s)
R = radius hidrolik (m)
v = viskositas kinematik (1,306x10-6 m/s pada suhu 10oC)
w = jarak antar plat (m)
a = kemiringan plat (o)
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
155
Zone outlet
Perhitungan weir bentuk V-notch menggunakan
persamaan-persamaan berikut :
L = Q/q
156
4.6
FILTRASI
157
FILTRASI
Fungsi dari bangunan filtrasi :Untuk menyaring flok-flok halus yang masih lolos dari sub
unit sedimentasi media penyaringan menggunakan pasir silica dengan media tunggal
maupun ganda.
158
Elemen-Elemen Perencanaan
• Jumlahnya bervariasi sesuai dengan kapasitas
pengolahan, untuk pengolahan dengan kapasitas kecil,
Jumlah Unit jumlah tersebut minimal tiga unit.
• Jumlah penyaring pada pengolahan air dengan kapasitas
Penyaring sedang dan besar, minimal 4 unit. Jumlah ini didasarkan
pada saat aliran bertambah ketika salah satu penyaring
harus dicuci.
159
160
Lanjutan..
161
162
Kriteria Perencanaan Saringan Pasir Cepat Bertekanan (Pressure Filter)
N=1,2.Q0,5
Dimana :
Perhitungan Jumlah Filter
N=Jumlah filter dimana N minimal 2
Q=Debit rencana (106.m3/hari)
Head loss operasi 15 – 20 m
Kecepatan operasional 15 – 20 m/jam
Kecepatan backwash 30 – 40 m/jam
Head loss back wash dengan pompa Head = 15 – 20 m
Luas setiap filter 1,2 – 30 m2
Diameter filter 1–6m
Ketebalan filter 0,6 – 0,9 m
Ketinggian bak filter 2,4 – 5 m
Pasir filter :
Effective Size (ES) 0,4 – 0,8 mm
Uniformity Coeficient < 2, kurang lebih 1,5
Under drain Under drain dapat terbuat dari :
(untuk menghemat head backwash pemakaian Plat berlubang
kerikil dihindari) Plat bernozzle
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
163
164
FILTRASI
165
Partikel-partikel yang mempunyai ukuran butir Media yang dipergunakan dalam filtrasi adalah pasir
lebih besar dari ruang antar butir pasir media yang mempunyai pori-pori yang cukup kecil
dapat tertahan. Selama proses filtrasi, ruang
antar butir pasir akan semakin diperkecil oleh
partikel-partikel yang tertahan pada media filter.
Pada filter ini flok-flok yang tidak terendapkan Pengendapan
pada sedimentasi akan tertahan pada lapisan Proses ini hanya terjadi pada saringan pasir lambat.
teratas pasir membentuk lapisan penutup yang Ruang antar butir media pasir berfungsi sebagai bak
selanjutnya akan menahan partikel-partikel yang pengendap kecil. Partikel-partikel yang mempunyai
mempunyai ukuran kecil. ukuran kecil, serta koloidal-koloidal dan beberapa
macam bakteri akan mengendap dalam ruang antar
butir dan melekat pada butir.
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
166
BIOLOGICAL ACTION
Proses ini hanya terjadi pada saringan pasir lambat.
Suspensi-suspensi yang terdapat dalam air
mengandung organisme-organisme seperti alga dan
plankton, yang merupakan bahan makanan bagi
jenis-jenis mikro organisme tertentu.
167
168
Macam Saringan Pasir
Saringan Pasir Cepat
(Slow Sand Filter)
169
Kecepatan filtrasi Distribusi 0,10,4 m/jam Tercampur 4 5 m/jam, ada yang 21 m/jam
pasir Periode pencucian 1-3 bulan Kecil ke besar 24 - 48 jam
Metode pencucian Pengerukan lap. atas 0,5 - 2,5 cm Back wash
Kehilangan
<1m 0,20,5 m
tekanan
1,01,5 m Pasir 80 cm
Kedalaman media filter
didukung kerikil 0,3 0,5 m Kerikil 38 - 60 cm
Melalui pipa berlubang, cabang keluar Melalui pipa berlubang keluar
Sistem underdrain melalui pipa utama melalui pipa manifold
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
170
Tipe – Tipe Media Filter
171
Filter Bertekanan
Jumlah Bak Filter
172
Sistem underdrain
Menurut Droste (1997), ada beberapa sistem underdrain, yaitu:
Gravel Layer
Kofisien drag untuk NRe < 1 adalah
Underdrain blok
Pipa lateral
sedangkan untuk bilangan Reynolds Sistem underdrain selain berfungsi sebagai outlet pada saat
dapat dihitung dengan proses penyaringan, juga berfungsi sebagai inlet pada saat
pencucian filter.
Pada saat pencucian (backwash), sistem underdrain
menyalurkan air dari reservoir yang didahului dengan udara
dari blower. Penggunaan blower adalah untuk membantu
proses backwash filter.
173
174
Kriteria Desain Unit Saringan Pasir Cepat Media Filter Pasir
Back wash
Kecepatan backwash (Vbw)
Vbw = 6 Vf N
Kawa Al- Reynol Darmas
Peav
Keterangan Unit m Layla ds et
Porositas sebelum terekspansi (Po): o
ura1 2 3 iawan4
y5
175
Karakteristik Pasir
Media filter
Media filter terdiri dari media penyaring dan media
penahan. Media penyaring yang digunakan adalah antrasit
dan pasir.
Karakteristik Media Filter yang Digunakan
176
Distribusi ukuran media diperoleh
dengan mengeplotkan d10 dan d60 dari
masing- masing media pada kertas
probabilitas dan menggambar garis
lurus yang melalui kedua titik tersebut:
Tabel Distribusi Media Filter
Antrasit : d60 = Ud10 =(1,45)(0,9 mm) = 1,31 mm
Persentil
Pasir : d60 = Ud10 = (1,5)(0,5 mm) = 0,75 mm
berasarkan d1 d2 da L
berat media (mm) (mm) (mm) (mm)
Sedangkan media penahan yang digunakan adalah lapisan
Antrasit:
gravel dengan faktor bentuk 0,98 (bulat) dan porositas 0,5.
Susunan media penahan adalah sebagai berikut: 5 20 0,82 1,00 0,91 0,08
20 40 1,00 1,15 1,07 0,08
Susunan Media Penyangga (Gravel) 40 60 1,15 1,31 1,23 0,08
60 80 1,31 1,50 1,40 0,08
80 95 1,50 1,80 1,64 0,08
0,40
Pasir:
5 20 0,45 0,56 0,50 0,06
20 40 0,56 0,67 0,61 0,06
40 60 0,67 0,75 0,71 0,06
60 80 0,75 0,90 0,82 0,06
80 95 0,90 1,10 1,00 0,06
0,30
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
177
Perhitungan
Orifice Lateral (pipa cabang)
Luas permukaan filter (Af) = 37,41 m2 Rasio Alateral : Aorifice =2:1
Rasio Aorifice : Afilter = (2 x 10-3) : 1
Diameter orifice (Dor) = 0,5 inch (0,0127 m)
178
Manifold (pipa induk)
Rasio Amanifold : Alateral = 1,5 : 1
179
180
Kedalaman kritis/kedalaman pada jarak L meter (yc),
181
182
Dan keepatan alirannya menjadi
Dan kecepatan alirannya menjadi
vo =
vi =
,
, vo =
vi = ,
,
vo = 1,2 m/dtk
vi = 1,2 m/dtk
Outlet Aw = 𝜋(0,3)
Wash line
Kecepatan pada saluran outlet (vo) = 1 m/dtk Kecepatan pada wash line (vw) = 3 Aw = 0,07 m2
Debit masing-masing filter (Qf) = 0,083 m3/dtk Dan kecepatan alirannya
m/dtk
Luas penampang pipa outlet (Ao), Debit backwash masing-masing filter menjadi
Ao = (Qf) = 0,26 m3/dtk vw =
Ao =
, Luas penampang wash line (Aw), vw =
,
,
Ao = 0,083 m2 Aw =
vw = 3,7 m/dtk
,
Diameter pipa outlet (Do) Aw = Drain
Aw = 0,087 m2 Kecepatan pada pipa drain
Do =
Diameter wash line (Dw), (vd) = 1,5 m/dtk
( , ) Debit backwash masing-
Do = Dw = masing filter (Qf) = 0,26
Do = 0,325 m m3/dtk
( , )
Jika digunakan pipa dengan diameter 12 inch Dw = Luas penampang pipa drain
(0,3 m) Dw = 0,33 m (Ad),
Maka luas penampang pipa (Ao), Jika digunakan pipa dengan diameter 12 Ad =
Ao = 𝜋D inch (0,3 m), maka luas penampang pipa ,
Ad =
Ao = 𝜋(0,3) (Aw), ,
Ad = 0,173 m2
Ao = 0,07 m2 Aw = 𝜋D
183
184
Perhitungan Kehilangan Tekanan Media Penyaring Pada Saat Filtrasi
185
Lapis 1 3,16 7,70 11,49 0,063 0,724 Headloss underdrain secara keseluruhan
dapat diwakili oleh headloss orifice,
Lapis 2 6,71 16,35 6,34 0,030 0,190 sedangkan headloss lateral dan manifold
dapat diabaikan karena sangat kecil.
Debit filtrasi (Q) = 0,083 m3/dtk
Lapis 3 12 29,25 4,31 0,017 0,073 Jumlah orifice (Nor) = 588 buah
Debit orifice (Qor),
Lapis 4 20 48,74 3,29 0,010 0,033
1,020
186
hLbs = (Sss – 1)(1 – es )(Ls )
hLbs = (2,65 – 1)(1 – 0,42)(0,3)
hLbs = 0,287m
Kehilangan tekanan media penyaring pada
saat backwash (hLb),
hLb = hLba + hLbs
hLb = 0,090 + 0,287
hLb = 0,377m
Pada saat pencucian filter (backwash)
Luas penampang orifice (Aor) = 1,27 x 10-4 m2 Kehilangan tekanan
media penyaring akan mengalami
pada sistem underdrain (hLu)
ekspansi. Tebal media terekspansi dihitung
dengan persamaan sebagai berikut:
Tebal media antrasit terekspansi (Lea),
x
Kehilangan tekanan pada saat backwash Pada media penyaring
ea
Lea = (1 – ea )La Σ 1 – e Lea = (1 –
0,55)(0,4)(2,72)
Lea = 0,49m
Kehilangan tekanan pada media penyaring pada saat backwash
dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
Kehilangan tekanan pada media antrasit (hLba),
hLba = (Ssa – 1)(1 – ea )(La )
hLba = (1,5 – 1)(1 – 0,55)(0,4)
hLba = 0,090m
Kehilangan tekanan pada media pasir (hLbs),
187
188
𝑄
𝑄 =
𝑁
0,26
𝑄 =
588
𝑄 = 4,42 𝑥 10 𝑚 / 𝑑𝑡𝑘
Luas penampang orifice (Aor) = 1,27 x 10-4 m2
Kehilangan tekanan pada sistem underdrain (hLu),
Perhitungan Kehilangan Tekanan Media Penyangga
Pada Saat Backwash 1 𝑄
ℎ =
2𝑔 𝐶𝐴
d xi/di fi(xi/di)
1 4,42 𝑥 10
Susunan Re fi ℎ =
(mm) (mm-1) (mm-1) 2(9,81) 0,6 (1,27 𝑥 10
ℎ = 1,72 𝑚
Lapis 1 3,16 24,08 4,87 0,063 0,307 Pompa backwash
Kriteria desain terpilih
Lapis 2 6,71 51,12 3,22 0,030 0,097
Kecepatan backwash (v) = 25 m3/m2/jam
Luas filter (A) = 37,41 m2
Lapis 3 12 91,43 2,57 0,017 0,044
Perhitungan
Debit backwash per bak filter (Q)
Lapis 4 20 152,38 2,24 0,010 0,022 Q =vxA
= 25 x 37,4
0,470 = 935,25 m3/jam
= 0,26 m3/dtk
Pada sistem underdrain
Direncanakan menggunakan 2 buah pompa sehingga
Debit backwash (Qb)= 0,26 m3/dtk
debit masing-masing pompa,
Jumlah orifice (Nor) = 588 buah
Q = 0,26/2
Debit orifice (Qor),
= 0,13 m3/dtk
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
189
Underdrain
Kec. Underdrain = 0,2 m/dtk
,
Persamaan 2.35, ℎ𝑣 = 𝑘 =2 =
. ,
Contoh perhitungan 2 : 4,08.10 𝑚
Luas unit filtrasi (A) = 1/4πD2 = 1/4π(3)2 = 7,065 m2 Kehilangan tekan total adalah = 0,87 m + 4,08.10-3 m
Total luas filter = 10 x 7,065 = 70,65 m2 ... = 0,874.10-3 m
(memenuhi) ... (tidak memenuhi)
, / Back wash :
Kec. Filtrasi (v) = = = Kecepatan backwash (Vbw) (Persamaan 2.36)
,
3,93.10 𝑚/𝑑𝑡𝑘 = 6 Vf = 6 x 3,93.10-3 = 0,02358 m/dtk ≈ 0,024 m/dtk
= 14,148 m/jam ... (memenuhi) = 86,4 m/jam ... (tidak memenuhi)
Kehilangan tekanan pada media pasir 20 mesh (=8,5.10-4 m) : Porositas sebelum terekspansi (Po) (Persamaan 2.37)
Cek bilangan Reynold (Persamaan 2.34) , ,
ψ x Dp x vf 0,92 𝑥 8,5.10 𝑥 3,93.10 𝑃𝑜 = 2,95 𝑥 𝑥 𝑥
,
𝑁 = = = 2,35 > 1
𝜐 1,306.10 𝑃𝑜 =
Koefisien drag (Persamaan 2.33) ( , . ) , , ( , . )
𝐶 = + + 0,34 = + + 0,34 = 12,51 2,95 𝑥 𝑥 𝑥 =
, , ( , ) , ( , . )
190
𝜐 , 𝜌𝑤 , 𝑣
𝑃𝑒 = 2,95 𝑥 𝑥 𝑥
𝑔 , 𝜌𝑠 − 𝜌𝑤 𝐷𝑝
( , . ) , , ( , )
𝑃𝑒 = 2,95 𝑥 𝑥 𝑥 =
( , ) , ( , . )
0,36 Volume backwash
Persentase ekspansi (Persamaan 2.39) Waktu pencucian filter
(backwash) 15 menit
%ekspansi = 𝑥 100% = Kecepatan pencucian
, ,
𝑥 100% = 82,86% = 0,024 m/dtk
,
Tinggi ekspansi (Persamaan 2.40) Volume backwash = Q x t
= 0,027 m3/dtk x 15
%ekspansi = 𝑥 100%
menit x 60 dtk/menit
= 24,3 m3
82,86% =
Le = 1,83 m ... (memenuhi)
191
4.7
DESINFEKSI
192
Metode Metode Desinfeksi
193
KLORINASI
194
KLORINASI
195
KLORINASI
Perhitungan
Dosis chlor = DPC + sisa chlor = 1,5 + 0,5 = 2,0 mg/L
Kebutuhan kaporit
𝑊 = 𝑄 𝑥 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑥 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖𝑎𝑛 = 125 L/dt x 2,0 mg/L x
𝑊 = 416,67 mg/dt = 36 kg/hari
Kriteria desain yang digunakan adalah : Debit kaporit :𝑄 = = = 41,86 𝐿/ℎ𝑎𝑟𝑖
,
Kandungan klorin dalam kaporit : 65 – 70%
Konsentrasi larutan : 2% Debit pelarut :𝑄 = 𝑥 41,86 L/hari = 795,34 L/hari
(Fair & Geyer, 1968) Debit larutan kaporit
Massa jenis kaporit : 80 – 98 gr/100 ml 𝑄 = 𝑄 + 𝑄 = 41,86 + 795,34 = 837,2 𝐿/ℎ𝑎𝑟𝑖
Kandungan klorin dalam gas Cl2 : > 99% , /
𝑄 = = 279,07 L/8 jam = 34,88 L/jam ≈ 581,33
Massa jenis gas Cl2 : 1,47 gr/100 ml /
(0oC)(Droste, 1997) cc/menit
Kehilangan Tekan
EXAMPLE 1 Direncanakan panjang pipa, Pp 1m dengan diameter, Dp = 1
inchi
Contoh perhitungan :
Qpipa = 581,33 cc/menit
Perencanaan Desinfeksi dengan kaporit Ca(OCl)2
𝑄 9,69.10
Kadar chlor dalam kaporit = 60% 𝑉 = = = 0,019 𝑚/𝑑𝑡
ρ kaporit = 0,86 kg/L 𝐴 1 𝑥 𝜋 𝑥 (0,0254)
4
konsentrasi larutan = 5% Kehilangan tekan dalam pipa
DPC = 1,5 mg/L , , . ,
Sisa chlor yang diharapkan = 0,5 mg/L ℎ𝑓 = , 𝑥𝑃 =
, , ( , ) ,
Pembuatan larutan kaporit = 3 kali sehari (8 jam sekali) x1
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL ℎ𝑓 = 0,86 𝑚
196
12,34 = 0,97 x [2 x 9,81 x H + 1 – 0,86 ] ⁄
161,84 = 19,62.H + 0,37
Kehilangan tekan pada pipa inlet, valve, dan outlet H = 8,23 m = 8,22 cm
𝑣 Volume bak
ℎ𝑓 = 𝐾𝑖𝑛 𝑥 Vbak = Qp x t = 9,69.10-6 m3/dt x 8 jam x 3600 = 0,28 m3
2. 𝑔
,
𝑣 As = = = 0,03 𝑚
ℎ𝑓 = 𝐾𝑣𝑎𝑙𝑣𝑒 𝑥 ,
2. 𝑔 Luas permukaan :
𝑣 Pbak = Lbak
ℎ𝑓 = 𝐾𝑜𝑢𝑡𝑙𝑒𝑡 𝑥
2. 𝑔 As = L2
𝑣 0,22 = L2
ℎ𝑓 = 𝐾𝑖𝑛 + 2. 𝐾𝑣 + 𝐾𝑜𝑢𝑡 𝑥 + ℎ𝑓 L = P = 0,47 m
2. 𝑔
0,0083 Perhitungan pH
ℎ𝑓 = 1 + 2.0,25 + 1 𝑥 + 0,86 = 0,86 𝑚 Dosisi chlor yang digunakan 2,0 mg/L dengan kadar chlor dalam kaporit
2.9,81
60%. Kaporit yang ditambahkan :
Dimensi Bak Pelarut
x 2,0 mg/L = 3,33 mg/L = 2,33.10-5 mol/L
Qor = Qpipa = 9,69 x 10-6 m3/dt
Diameter orifice, Dor = 1 X 10-3 m Reaksi yang terjadi :
𝑄 9,69.10 Ca(OCl)2 + H2O ↔ Ca(OH)2 + HOCl
𝑣 = = = 12,34 𝑚/𝑑𝑡 HOCl ↔ 2H+ + OCl-
𝐴 1 𝑥 𝜋 𝑥 (1.10 )
4 2H+ + 2HCO3 ↔ 2H2CO3 ↔ 2CO2 + H2O
Pada vor juga berlaku : Dengan penambahan kaporit sebanyak 2,33 x 10-5 mol/L, akan terjadi
𝑣 = 𝐶𝑣 [2. 𝑔 𝑥 ℎ𝑓 − ℎ𝑓 ] penambahan :
Dengan [Ca2+] = 2,33 x 10-5 mol/L = 0,932 mg/L
CV = koefisien kecepatan = 0,97 [CO2] = 4,66 x 10-5 mol/L = 2,050 mg/l
Hf = tinggi cairan + Ppipa [HCO3-] = 4,66 x 10-5 mol/L = 2,843 mg/l
= H + Pp
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
197
198
4.8
PENGOLAHAN LUMPUR
BUANGAN
199
AS61
200
PROSES PENANGANAN LIMBAH LUMPUR IPA
Daur Ulang
Daur Ulang
Prasedimentasi
Koagulasi + Flokulasi
Sedimentasi
Pengolahan
Filtrasi Lumpur
Air Filtrat
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
201
Lumpur dari instalasi pengolahan secara kasarnya adalah berasal dari kolam
sedimentasi dan air backwash dari filter
Air limbah Pemisahan zat cair Pemisahan zat cair Pemisahan zat cair
Backwash dari filter dengan sedimentasi dengan penyaringan dengan penguapan
wake
(100-1000 mg/l)
Penebalan Dewatering Pengeringan (drying)
(thickening)
(2 - 3 %) (kira-kira 50 %)
Lumpur dari tangki
sedimentasi
(0,5 - 1 %)
202
Perencanaan Unit Pengolahan Lumpur
Tujuan umum dari teknik dewatering ini adalah untuk mengurangi volume
lumpur dan menghasilkan suatu bentuk bahan yang memudahkan bagi
proses pembuangan
• Kapasitas harus lebih dari mencukupi untuk penanganan dalam suatu waktu
• Pengadaan dua kolam lebih yang dibutuhkan
• Kedalaman efektif dan free board harus dipertimbangkan
• Pipa overflow, pipa drain atau bypass harus dilakukan
2. Ruang Penebalan
• Kapasitas ruang penebalan seharusnya berada diantara 24 - 48 jam bagian dari kuantitas yang
dirancang, dan untuk beban padat, 10 - 20 kg/m2/d harus merupakan suatu standar.
• Struktur dan bentuk ruangan harus memadai untuk tujuannya. Selanjutnya, jarak antara ketinggian air
dan puncak dinding harus diatas 30 cm dan dasarnya (bottom grade) 1/10 atau lebih.
203
• Tujuan pengeringan dengan matahari ini pada dasarnya adalah dehidrasi lumpur
melalui penguapan (evaporasi)
• Beban lumpur (kg/m2)= kedalaman lumpur yang dimasukan X kepadatan lumpur
• Tempat pengeringan ini harus dibuat dengan sarana yang demikian efektif untuk
mengembangkan usaha pengeringan lumpur seperti alat untuk pengambilan air
supernatant atau sistem-sistem saluran bawah.
• Lokasi dan struktur lantai harus tidak menyebabkan kontaminasi terhadap air
tanah
4. Lagoon
• Lagoon harus dapat menerima lumpur yang diendapkan pada waktu pertama kalinya, dan
mengeringkannya pada jumlah yang sedemikian untuk mendapatkan pembuangan yang efisien
• Beban lumpur (kg/m2)= kedalaman lumpur yang dimasukan X kepadatan lumpur
• Tujuan dari Dehidrasi adalah untuk membawa lumpur yang berasal dari suatu instalasi penyaringan agar
dapat dibuang baik dengan sarana mesin atau tenag alamiah
• Fasilitas dehidrasi adalah dehidrator, supernatant-water
204
Lokasi Pembuangan Lumpur
205
206
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
207
208
4.9
OPERASI DAN
PEMELIHARAAN
UNIT PRODUKSI
209
Operasi
Suatu Proses Pemanfaatan Sumber Daya Untuk
Menghasilkan Produk (Barang Dan Jasa) Yang Berguna
Untuk Mencapai Tujuan Dan Sasaran Organisasi.
Pemeliharaan
Upaya Untuk Menjaga Supaya Sarana Produksi &
Distribusi Mampu Berfungsi Secara Memuaskan Sesuai
Rencana.
210
PASAL 27/PP 122-2015
211
MANAJEMEN
OPERASI &
PEMANTAUAN
PELAPORAN PEMELIHARAAN
USULAN TINDAKAN EVALUASI KINERJA
KOREKSI DAN OPERASI DAN
TINDAKAN PREVENTIF PEMELIHARAAN
212
MP 4 PENYUSUNAN DED UNIT PRODUKSI SPAM REGIONAL
213
214
TERIMA
KASIH
215
Penyusunan DED Unit Produksi SPAM Regional 280