Anda di halaman 1dari 93

MANAJEMEN PROGRAM SIYAHAH

DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL-FIRDAUS


WANGEN POLANHARJO KLATEN

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Program Studi Manajemen Dakwah
Jurusan Dakwah Dan Komunikasi
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Universitas Islam Negri Raden Mas Said Surakarta
Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Oleh:
RACHMAD ADI SUCAHYO
NIM.18.12.3.1.042

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAIDSURAKARTA
2023
MANAJEMEN PROGRAM SIYAHAH
DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL-FIRDAUS
WANGEN POLANHARJO KLATEN

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Program Studi Manajemen Dakwah
Jurusan Dakwah Dan Komunikasi
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Universitas Islam Negri Raden Mas Said Surakarta
Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Oleh:
RACHMAD ADI SUCAHYO
NIM.18.12.3.1.042

Surakarta, 16 Juni 2023

Disetujui dan disahkan oleh:


Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. H. Agus Wahyu Triyatmo, M.Ag.


NIP. 196905091994031002

i
MANAJEMEN PROGRAM SIYAHAH
DI PONDOK PESANTREN TAHFIDZUL QUR’AN AL-FIRDAUS
WANGEN POLANHARJO KLATEN

SKRIPSI

Diajukan Kepada
Program Studi Manajemen Dakwah
Jurusan Dakwah Dan Komunikasi
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Universitas Islam Negri Raden Mas Said Surakarta
Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

Oleh:
RACHMAD ADI SUCAHYO
NIM.18.12.3.1.042

Surakarta, 16 Juni 2023

Disetujui dan disahkan oleh:


Biro Skripsi

Rini Wulandari, M.Sc


NIP. 1992212042019032012

ii
SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI

Assalamua’alaikum Wr. Wb.

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Rachmad Adi Sucahyo
NIM :181231042
Jurusan : Manajemen Dakwah
Fakultas : Ushuluddin Dan Dakwah

Menyatakan bahwa penelitian “Manajemen Program Siyahah di Pondok Pesantren


Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen Polanharjo Klaten” Benar-benar bukan
merupakan plagiasi dan belum pernah diteliti sebelumnya. Apabila kemudian hari
diketahui bahwa skripsi ini merupakan plagiasi, saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan yang berlaku.

Demikian surat ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sukoharjo, 16 Juni 2023


Penulis,

Rachmad Adi Sucahyo

iii
Dr. H. Agus Wahyu Triyatmo, M.Ag Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

NOTA DINAS PEMBIMBING


Hal : Skripsi Sdr.Rachmad Adi Sucahyo

Kepada Yth
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta
di Surakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan


seperlunya terhadap proposal saudara:
Nama : Rachmad Adi Sucahyo
NIM : 181231042
Judul : Manajemen Program Siyahah di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-
Firdaus Wangen Polanharjo Klaten

Dengan ini kami menilai skripsi tersebut dapat disetujui dan diajukan pada
Sidang Munaqosyah Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ushuluddin dan
Dakwah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Surakarta, 16 Juni 2023


Pembimbing,

Dr. H. Agus Wahyu Triyatmo, M.Ag


NIP. 196905091994031002

iv
HALAMAN PENGESAHAN

MANAJEMEN PROGRAM SIYAHAH


DI PONDOK PESANTRENTAHFIDZUL QUR’AN AL-FIRDAUS
WANGEN POLANHARJO KLATEN

Disusun Oleh:
Rachmad Adi Sucahyo
NIM. 18.12.3.1.042

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi


Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
Universitas Raden Mas Said Surakarta
Pada Hari Rabu Tanggal 21 Juni 2023
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Guna memperoleh gelar Sarjana Sosial

Surakarta, 21 Juni 2023

Penguji Utama

Akhmad Anwar Dani, S.Sos.I.,M.Sos.I


NIP 198509262015031003

Penguji II/ Ketua Sidang Penguji III/ Sekretaris Sidang

Dr. H. Agus Wahyu Triyatmo, M.Ag Drs. H. Juhdi Amin, M.Ag


NIP. 196905091994031002 NIP. 196905091994031002

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Prof. Dr. Islah, M.Ag


NIP. 197305222003121001

v
MOTTO

“ Maka tidakkah sebaiknya ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar”

(Q.S Al-Balad Ayat 11)

“Barang siapa yang belajar tanpa guru maka gurunya adalah setan”

(Kyai Ahmad Bahauddin Nur Salim)

“Jika tidak mampu mengerjakan secara keseluruhan


maka jangan meninggalkan semuanya”

(Kitab Mabadi ‘Awaliyyah)

vi
PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.


Taburan cinta dan kasih sayangMu telah memberikanku kekuatan, membekaliku
dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta.
Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang
sederhana ini dapat terselasaikan.
Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan
kusayangi.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terima kasih
yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu (Sukarsih) dan
Ayah (Alm. Saidi) yang telah memberikan kasih sayang, secara dukungan, ridho,
dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya
dengan selembar kertas yang bertuliskan kata persembahan.
Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Bapak bahagia karena
kusadar, selama ini belum bisa berbuat lebih.
Untuk Ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami
kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku serta selalu meridhoiku
melakukan hal yang lebih baik,
Terima kasih Ibu. Terima kasih Ayah. Kakak, dan keluargaku.

Sebagai tanda terima kasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk Alm. Kakek
(Darto) kepada Nenek Sukemi kepada Kakak Suratnman Priani, Heru Nuriati
serta inspirator dalam karya ini Nuri Maulidiyah.
Terima kasih telah memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Semoga doa dan semua hal yang terbaik yang engkau berikan menjadikanku
orang yang baik pula.

Terima kasih Teman-teman Buat kawan-kawanku yang selalu memberikan


motivasi, nasihat, dukungan moral serta material yang selalu membuatku
semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
Keluarga Besar Manajemen Dakwah A, B dan MHU B 2018 yang telah
memberikan berbagai kisah dalam menempuh studi di UIN Surakarta.
Dosen Pembimbing Tugas Akhir Bapak Dr. Agus Triatmo, M.Ag selaku dosen
pembimbing skripsi saya, terima kasih banyak Bapak sudah membantu selama ini,
sudah dinasehati, sudah diajari, dan mengarahkan saya sampai skripsi ini selesai.
Tanpa mereka, karya ini tidak akan pernah tercipta.

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahiim,
Assalamualaiakum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Segala puji bagi Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah
melimpahkan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi kita
Rasulullah Muhammad SAW, beserta sahabat dan keluarganya.
Skripsi ini berjudul “Manajemen Program Siyahah di Pondok Pesntren
Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen Polanharjo Klaten, disusun untuk memenuhi
salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana Starta satu (S.1) Program studi
Manajemen Dakwah, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah UIN Raden Mas Said
Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan ,
bimbingan dan dorongan diri dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan
pikiran, waktu, tenaga dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
setulus hati penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Mudhofir, S.Ag.,M.Pd., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Raden Mas Said Surakarta
2. Dr. Islah, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas
Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta
3. Dr. Agus Triatmo, S.Ag., M.Ag selaku Ketua Jurusan Dakwah dan Komunikasi,
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta sekaligus dosen pembimbing yang penuh kesabaran dan kearifan
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Akhmad Anwar Dani , S.Sos.I., selaku ketua prodi manajemen dakwah fakultas
ushuluddin dan dakwah universitas islam negeri raden mas said surakarta dan
juga penguji utama yang telah memberikan masukan, catatan dan koreksi
terhadap skripsi sehingga menjadi lebih baik.
5. Drs. Juhdi Amin, M.Ag. selaku dosen Pembimbing Akademik Jurusan

viii
Manajemen Dakwah, Fakultas Ushuluddin dan Dakwah selaku penguji skripsi
yang telah memberikan masukan, catatan dan koreksi terhadap skripsi sehingga
menjadi lebih baik.
6. Biro Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah atas bimbingannya dalam
menyelesaikan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah, UIN Raden Mas Said
Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
8. Ibu dan Alm Bapakku, serta kakakku tercinta yang tidak pernah lelah
melantunkan doa, memberi dukungan moral, spirit dari waktu ke waktu dan
memberikan pelajaran berharga bagaimana menerima dan memaknai hidup
ini. Kasih sayangmu akan terpatri sepanjang masa.
9. Sahabat-sahabat Ar-Risalah Wonosari beserta Nuri Maulidiyah, yang telah
memberikan semangat, dan motivasi kepada penulis.
10. Terimakasih kepada seluruh warga Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus
Wangen karena selalu memberikan motivasi, semangat dan selalu mengiringi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman di satu angkatan MD 2018, terkhusus teman-teman MD B dan
MHU serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu,
terimakasih atas segala dukungan dan bantuannya.
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa
serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan semua.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan. Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak yang membutuhkannya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Sukoharjo, 16 Juni 2023

Rachmad Adi Suvahyo

ix
ABSTRAK

Rachmad Adi Sucahyo, 181231042, manajemen Program Siyahah di Pondok


Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen Polanharjo Klaten,Program Studi
Manajemen Dakwah Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Universitas Islam Negeri
Raden Mas Said Surakarta Tahun 2023.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses manajemen program Siyahah


serta penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam program Siyahah di Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen Polanharjo Klaten. Maka rumusan
masalah dari penelitian ini tentang Bagaimana penerapan fungsi manajemen
program Siyahah di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen
Polanharjo Klaten.

Untuk mendeskripsikan persoalan itu, peneliti menggunakan metode dan jenis


penelitian kualitatif deskriptif yang dalam proses pengambilan sumber datanya
yaitu dengan menggunkana data primer dan data sekunder. Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi.
Subyek dan informan dalam penelitian ini adalah Direktur Pondok, Staf Kesantrian
dan Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Dalam keberlangsungan sebuah pendidikan di Pondok
Pesantren ada kegiatan-kegiatan yang harus di ikuti oleh santri guna mengetahui
apa saja yang di jalankan oleh pondok tersebut Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
Al-Firdaus telah menerapkan fungsi-fungsi manajemen. Yaitu fungsi perencanaan
(Planning), fungsi pengorganisasian (Organizing), fungsi penggerakan (Actuating),
dan fungsi pengawasan (Controlling). Pelaksanaan manajemen program Siyahah di
jalankan diawal santri baru masuk dengan ketentuan yang di berikan pihak
pesantren guna menunjang berbagai kegiatan yang di jalankan di pondok pesantren.

Kata kunci: manajemen, program Siyahah

x
ABSTRACT

Rachmad Adi Sucahyo, 181231042, Siyahah Program Management at Tahfidzul


Qur'an Islamic Boarding School Al-Firdaus Wangen Polanharjo Klaten, Da'wah
Management Study Program, Ushuluddin and Da'wah Faculty, Raden Mas Said
State Islamic University Surakarta in 2023.

This study aims to discover the Siyahah program management and management
functions in implementing the Siyahah program at the Tahfidzul Qur'an Islamic
Boarding School Al-Firdaus Wangen Polanharjo Klaten. Therefore, a formulation
of the problem was made regarding how to implement the management function of
the Siyahah program at the Tahfidzul Qur'an Al-Firdaus Wangen Polanharjo
Islamic Boarding School, Klaten.

To describe the problem, a qualitative research type is used with a descriptive


analysis method in which the data source is taken using primary data and
secondary data. The data collection techniques used are observation, interviews,
documentation. The subjects and informants in this study were the Director of the
Islamic Boarding School, the Islamic Boarding School Staff and the Santri of the
Tahfidzul Qur'an Al-Firdaus Islamic Boarding School. The results of this study
indicate that the Tahfidzul Qur'an Al-Firdaus Islamic Boarding School has
implemented management functions according to theory, planning, organizing
functions, actuating functions, and supervisory functions. The implementation of
the Siyahah program management is carried out at the beginning of the new
students entering with the provisions given by the pesantren to support various
activities carried out at the Islamic boarding school.

Kata kunci: management, Siyahah program.

xi
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI .................................................... iii


NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. v
MOTTO ................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 10
A. Landasan Teori .......................................................................................... 10
B. Hasil Penelitian Sebelumnya ..................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 34
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 34
B. Metode Penelitian ...................................................................................... 34
C. Waktu Penelitian ....................................................................................... 35
D. Data dan Sumber Data............................................................................... 35
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 37
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 39
G. Pengecekan Keabsahan Data ..................................................................... 40
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................... 43
A. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian ........................................ 43
B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 47
C. Analisis Manajemen Program Siyahah ..................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 63
A. Kesimpulan................................................................................................ 63
B. Saran .......................................................................................................... 63

xii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 65
Lampiran 1. Jadwal Penelitian .............................................................................. 67
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Santri ............................................................. 68
Lampiran 3. Transkrip Wawancara Santri ............................................................ 69
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Ustadz ........................................................... 74
Lampiran 5. Transkrip Wawancara Ustadz ........................................................... 75
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian .................................................................... 78

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap lembaga baik lembaga dakwah maupun lembaga umum

memperhatikan kualitas kesehatan dari sumber daya manusianya adalah hal

yang sangat penting. Dengan adanya kesehatan jasmani yang baik akan

memberikan dampak positif untuk berjalannya sebuah lembaga tersebut dalam

mencapai cita-cita yang telah di rencanakan. Hal ini tidak dapat dipungkiri

bahwa kesehatan SDM (Sumber Daya Manusia) sangat berpengaruh demi

keberlangsungan sebuah lembaga tersebut.

Saat ini kesehatan jasmani sangat penting untuk diperhatikan sebab

perubahan kebiasaan pada masa sekarang ini sangat cepat. Sehingga

menjadikan perawatan kesehatan harus memiliki perhatian lebih.

Meminimalisir penggunaan kendaraan adalah salah satu upaya menjaga

kesehatan tersebut dengan berjalan kaki maupun berlari pagi. Sebuah kegiatan

kecil yang membantu manusia untuk menjaga kesehatan serta kebugaran

(Junaedi A & Wisnu H, 2016).

Dalam upaya menjadikan pribadi yang kuat dan sehat dalam menjalankan

kegiatan kepesantrenan hadirlah beberapa program seperti Siyahah yang telah

dijalankan pesantren lain seperti Pondok Pesantren Ibnu Abbas, Pondok

Pesantren Darul Wahyen dan lain sebagainya maka bersamaan dengan itu

program Siyahah bisa di jadikan referensi untuk melakukan kegiatan-kegiatan

yang bermanfaat bagi para santri. Beberapa pesantren tersebut mengadakan

1
program-program yang bisa meningkatkan kesehatan dari sumber daya manusia

yang tinggal di pesantren tersebut, dengan harapan kualitas kesehatan penduduk

pesantren tersebut baik dan bugar.

Kegiatan Siyahah merupakan program rutin yang di jalankan di beberapa

Pondok Pesantren sebagaimana di jelaskan diatas termasuk Pesantren Al-

Firdaus Wangen. Secara definisi makna Siyahah memiliki arti perjalanan yang

berasal dari bahasa arab atau juga memiliki arti berjalan di atas bumi, istilah

Siyahah sendiri berasal dari kalimat saha yasiihu siyahatan yang berarti

perjalanan, keliling dan juga pelayaran maka dapat diketahui istilah Siyahah ini

secara bahasa adalah perjalanan yang di tempuh oleh seseorang untuk

menempuh sebuah tujuan dalam rangka berpergian ke belahan dunia (Yunus,

M., 2013). Meninggalkan tempat tinggal dengan misi mengetahui lebih luas

dunia yang di tempati. Sehingga dari sini dapat di ketahui makna serta arti dari

istilah Siyahah secara bahasa.

Dalam keberlangsungan sebuah pendidikan di Pondok Pesantren ada

kegiatan-kegiatan yang harus di ikuti oleh santri guna mengetahui apa saja yang

di jalankan oleh pondok tersebut. Diantara kegiatan yang di jalankan di Pondok

Pesantren Al-Firdaus yaitu mengadakan kegiatan Siyahah yang memiliki dasar

mewujudkan santri-santri berkepribadian sehat dan kuat di setiap menjalankan

kegiatan kepondokan. Melihat Pondok Pesantren Al-Firdaus ini banyak

kegiatan yang akan di jalankan sehingga sebagai antisipasi kelelahan dari para

santri maka diadakan kegiatan Siyahah untuk melatih daya tahan diri dan

kesehatan jasmani sebelum para santri melakukan rutinitas kepondokan di

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen. Sebagaimana yang di

2
sampaikan Ustadz Ayyub Wibisono selaku Dewan Kesantrian bahwa kegiatan

Siyahah ini pada dasarnya menimbang dari banyaknya kegiatan Pondok

menuntut para santri agar bisa membiasakan diri melatih fisik serta olah pikir

mereka para santri dalam mengembangkan hafalan di saat perjalanan sedang di

berlangsungkan maupun kegiatan lain yang sedang dijalankan. (Wawancara

dengan Ustadz Ayyub Wibisono).

Program Siyahah di Pondok Pesantren Tahfidzul qur’an Al-Firdaus di

laksanakan satu hari satu malam dengan ketentuan jarak dari Klaten menuju

lokasi Temanggung terhitung sejauh 71 Km atau 44 Mil. Selain dari pada itu

porgram Siyahah ini terhitung tahun ke-4 sejak berdirinya Pondok Pesantren

Tahfidzul qur’an Al-Firdaus serta bertepatan pada tanggal 12 Januari 2022

kegiatan ini di laksanakan. Para santri berangkat dengan menggunakan

transpotasi menuju lokasi kemudian melakukan aktivitas mandiri sampai

menjelang waktu yang di tentukan untuk kumpul kembali melaksanakan

kegiatan yang lain.

Diantara proses berlangsungnya kegiatan tersebut para santri menerima

materi seperti Akidah, Dakwah, Tahfidz yang keseluruhannya di sampaikan

pada malam tersebut. Setelah menerima materi para santri memulai kegiatan

Siyahah dengan berjalan kaki sejauh 70 Km menuju pesantren. Menjelang

shubuh para santri di arahkan untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah

dengan di pimpin ustadz di msjid terdekat, dari perjalana tersebut santri

mendapatkan waktu istirahat hingga menjelang waktu terbit matahari mereka

melanjutkan kembali perjalanan menuju lokasi tujuan.

3
Kegiatan ini juga memiliki maksud untuk mengenalkan kegiatan yang ada

di jalankan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus. Adapun peserta

yang mengikuti kegiatan Siyahah di Pondok Pesantren Al-Firdaus ini

merupakan santri baru di dampingi empat santri lama serta ustadz pendamping.

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus merupakan salah satu pondok

yang mengadakan kegiatan Siyahah dengan harapan para santri dapat

menambah kekuatan maupun ketahanan dalam diri serta meningkatkan

kesehatan dalam menghadapi kegiatan-kegiatan kepondokan yang di adakan

Pondok. Dari berbagai macam peserta mulai santri baru serta empat santri lama

masing-masing memiliki latar belakang yang berbeda sehingga sebelum

kegiatan ini di jalankan secara penuh ada pengarahan dari dewan Kesantrian

untuk memberikan gambaran terkait kegiatan Siyahah bagi para santri yang

berpartisipasi di dalam kegiatan tersebut.

Para santri di berikan ketentuan untuk menjalankan kegiatan Siyahah ini

seperti larangan untuk membawa senjata tajam, membawa minuman keras serta

membawa barang-barang yang di larang di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

Al-Firdaus. Sebagaimana larangan yang telah di tetapkan maka para santri

hanya di perbolehkan membawa sedikit barang guna meringankan diri dalam

menjalankan kegiatan Siyahah. Santri di hanya membawa baju ganti serta

menggunakan perlengkapan sholat, sepatu serta air mineral untuk di nikmati di

tengah perjalanan, adapun dengan konsumsi telah di siapkan dari Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus yang kemudian di bagikan oleh empat

santri lama di bantu dari Kesantrian.

Dari rangkaian kegiatan Siyahah santri di harapkan memiliki fisik yang

4
kuat serta memberikan efek semangat yang bagus bagi para santri untuk lebih

giat menghafal Al-Qur’an dan bertahan dalam menjalankan kegiatan

kepesantrenan yang terbilang banyak sebagaimana telah ditetapkan Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus wangen di setiap kegiatannya. Untruk

mewujudkan santri yang kuat dan tidak mudah terkena sakit direktur dalam hal

ini Ustadz Abdul Aziz menjelaskan pengadaan kegiatan Siyahah meniru

ketahanan para sahabat rasulullah serta berusaha menjadi pribadi yang di cintai

Allah dengan kekuatan diri yang baik di miliki setiap individu dalam menjalani

kehidupan yang ada (Wawancara dengan Ustadz Abdul Aziz). Hal ini diperkuat

oleh hadist Rasulullah yang menyebutkan bahwa seorang mukmin yang kuat

lebih di cintai Allah SWT dari pada mukmin yang lemah.

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadist muslim bahwa Nabi bersabda:

ِ‫ض ِعيْف‬ ِ ْ‫هللا مِنَ ْالـ ُمؤ‬


َّ ‫مِن ال‬ ُّ ‫اَ ْلـ ُمؤْ مِ نُ ْالقَـ ِو‬
ِ ‫ي خَـ ْي ٌر َوأَ َحبُّ ِإلَـى‬

Artinya: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada

mukmin yang lemah” (H.R Muslim) (Afif Sohari, 2006)

Sebagaimana yang di jelaskan hadist di atas maka wujud dan tujuan dari

program Pondok Siyahah merupakan program yang dilaksasnakan dibeberapa

pesantren termasuk Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Firdaus, Siyahah yaitu

sebuah perjalanan atau aktivitas mengembara dengan tujuan beribadah kepada

Allah SWT yang didalamnya terdapat tadabur alam dan nilai kesehatan bagi

badan khususnya dalam hal ini adalah kesehatan santri. Kata Siyahah berasal

dari bahasa arab yang memiliki arti berjalan atau mengalir di muka bumi,

meninggalkan daerah sendiri untuk berpergian ke belahan dunia lainnya

(Wicaksana A, 2016).

5
Dengan melakukan Siyahah, para santri bisa belajar sekaligus melihat

secara jelas dan langsung bukti-bukti kebesaran serta kekuasaan Allah dalam

penciptaan bumi dan langit serta kehidupan makhluk-makhluk lainnya seperti

manusia, hewan dan tumbuhan serta gunung-gunung yang ada.

Kegiatan ini sering di mulai pada malam hari sehingga akan menghasilkan

perasaan yang kuat bagi para santi karena pada siang hari para santri melakukan

kegiatan yang sangat banyak. Sehingga pelaksanaan kegiatan diakukan pada

malam hari yang hening. Hal ini diharapkan para santri benar-benar memiliki

nilai tadabur yang tinggi.

Dengan demikian hal awal yang menjadi tujuan dalam program ini yaitu

tidak diperuntukkan hanya untuk santri melainkan orang-orang yang berada

diluar pesantren agar memperoleh semangat serta tau seputar kegiatan dan dari

nilai Siyahah, sehingga diharapkan dari mereka memiliki semangat dalam

melaksanakan program tersebut menjadikan pembuka bagi orang yang tidak

didalam pesantren dapat mengetahui tentang program yang dilaksanakan oleh

pondok tersebut.

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus ini terletak di Desa

Wangen Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. Salah satu Pondok

Pesantren yang memiliki kegiatan tahfidz sebagai kegiatan unggulannya.

Pondok yang terletak di daerah pariwisata ini hadir untuk mewarnai kehidupan

memiliki mafahim ahlu sunnah wal jamaah tepat di Desa Wangen yang notaben

masyarakat dekat dengan kegiatan pariwisata. Secara umum Pondok tersebut

memiliki banyak kegiatan diantaranya tahfidz serta kegiatan tahunan yang di

wajibkan bagi para santri baru yakni Siyahah itu sendiri. Berdiri sejak tahun

6
2018 Pesantren Tahfidz ini mengawali kegiatan belajar mengajar dengan

beasiswa penuh kepada 30 santri pendaftar awal pada pondok tersebut.

Sebagaimana di sampaikan oleh direktur Pondok dalam hal ini Ustadz Abdul

Aziz bahwa Pesantren Tahfidz Al-Firdaus ini ada dengan misi syiar dan tahfidz

pada umumnya meskipun di dalam kegiatan keseharian santri ada kegiatan-

kegiatan tambahan yang di jalankan oleh seluruh santri. (Wawancara dengan

Ustadz Abdul Aziz).

Dari sini program siyayah yang di jalankan pondok alfirdaus dalam

menjalankannya menggunakan fungsi manajemen yakni planning, organizing,

actuating dan controlling yang menjadikan peneliti ingin tahu tentang fungsi

tersebut dalam program yang di adakan. Perencanaan Siyahah penting di

lakukan sebagaimana di sampaikan oleh Ustadz Abdul Aziz bahwa Siyahah di

rencanakan pondok pesantren untuk melatih daya tahan tubuh para santri.

Selain itu Siyahah di rencanakan dengan ketentuan satu tahun sekali bagi santri

baru dan empat santri lama sebagai pendamping serta tiga ustadz pembimbing.

Kegiatan ini langsung di pegang secara struktural melalui direktur kemudian

kepada ketua panitia serta kesantrian. Pengarahan yang di berikan oleh ustadz

ayyub wibisono selaku kesantrian dan penaggungjawab kegiatan Siyahah

memberikan penjelasan kepada para santri tentang kegiatan ini. Adapun setiap

kegiatan pasti memiliki celah yang harus di evaluasi guna melanjutkan di

kemudian hari untuk menjalankamn kegiatan yang sama. Dewan asatidz

pondok pesanten al firdaus terdiri direktur kesantrian dan ketua panitia

mengadakan perbaikan atau evaluasi sepekan setelah kegiatan Siyahah di

laksanakan. Tingkat manajemen sebuah lembaga pendidikan dalam

7
melangsungkan sebuah program menjadi ukuran keberhasilan program berjalan

dengan baik atau belum mencapai hasil yang di harapkan (Darmadi, 2018).

Sehingga manajemen program yang di lakukan oleh pesantren bisa berjalan dan

diterima dengan baik, mulai dari santri sebagai pelaku utama kemudian Pondok

pesantren sebagai perencana serta penyelenggara program Siyahah.

Dari uraian karena atas dasar latar belakang tersebut penulis tertarik ingin

melakukan penelitian terhadap kegiatan Siyahah di Pondok Pesantren Tahfidzul

Qur’an Al-Firdaus Wangen Polanharjo Klaten. Sehingga Secara spesifik

penulis menarik kesimpulan tentang penelitian ini dengan judul “Manajemen

Program Siyahah di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen

Polanharjo Klaten”.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang, penulis merumuskan penelitian ini pada

1. Bagaimana penerapan fungsi Manajemen program Siyahah di Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen?

2. Bagaimana program Siyahah di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-

Firdaus Wangen?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana penerapan fungsi manajemen program Siyahah

dijalankan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al- Firdaus Wangen.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:

1. Secara teoritis

8
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat berupa memperkaya

khazanah keilmuan terutama terkait manajemen program dan kegiatan

keagamaan.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat bagi :

a. Lembaga kepesantrenan, hasil penelitian ini bisa di jadikan alat untuk

evaluasi program Siyahah di Pondok Pesantren yang menyelenggarakan

program Siyahah.

b. Bagi masyarakat, menjadi peduli dan paham terhadap program Siyahah

c. Sebagai bahan untuk penelitian berikutnya.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Program

a. Pengertian Manajemen Program

Definisi Manjemen berdasarkan istilah atau epistemologi dari

kata, Bahasa inggris "Management" yang bermakna Tata Pimpinan,

Pengelolaan & tata laksanaan (Candra, 2015). Sehingga dapat diartikan

bahwa manajemen ialah proses menyatukan usaha individu dan

kelompok untuk mencapai suatu tujuan (Anggraeni, 2020).

Manajemen dalam bahasa Arab berasal dari kata Arab an-nizam

dan at- tanzim, yang berarti tempat penyimpanan dan penataan (Yunus,

2013). Pengertian sebelumnya dapat diartikan sebagai kegiatan

penerbitan, pengorganisasian, dan pemikiran seseorang, yang

memungkinkan dia untuk mengungkapkan, mengatur, dan merapikan

segala sesuatu di sekitarnya, serta memahami dasar- dasarnya dan hidup

selaras dengan orang lain (Wulandari, 2019).

Ada banyak sekali definisi dan penjelasan tentang manajemen,

begitu pula yang menjelaskan istilah-istilah seperti manajemen, tata

laksana, manajemen perusahaan, dan lain sebagainya. Menurut literatur

yang tersedia, manajemen dapat dilihat dalam tiga cara (Sungkono,

2005) yaitu sebagai berikut:

1) Manajemen sebagai suatu proses

2) Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia

10
3) Manajemen sebagai ilmu (science) dan sebagai seni (art).”

Manajemen didefinisikan sebagai proses mengamati bagaimana

individu mencapai tujuan yang telah ditentukan. Definisi manajemen

sebagai suatu proses dapat dilihat dari definisi berikut (Candra, 2015):

1) Encylopedia of The Sosial Science, yaitu tahapan dimana proses

pelaksanaan suatu tujuan tertentu terdapat pengawasan &

pelaksanaan.

2) Haiman, manajemen yaitu Fungsi mencapai tujuan melalui kegiatan

orang lain, serta mengawasi upaya individu untuk mencapai tujuan.

3) Georgy R. Terry, yaitu metode mencapai tujuan yang sudah

ditetapkan diawal melalui aktivitas orang lain.

Manajemen kolektif adalah istilah yang mengacu pada

sekelompok orang yang berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.

Kolektif atau kelompok orang ini disebut sebagai manajemen, dan

individu yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan atau

mengelola kegiatan disebut sebagai manajemen.

Manajemen sebagai ilmu dan seni mengkaji kegiatan manajemen

berkaitan dengan konsep-konsep manajemen. Pengertian manajemen

sebagai suatu ilmu dan seni dari (Candra, 2015):

1) Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the

executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol,

Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan George R Terry.

2) Marry Parker Follet menyatakan bahwa manajemen sebagai seni

dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

11
Dari pengertian diatas bisa menggambarkan bahwa manajemen

ialah perencanaan, pengorganisasian, menugaskan orang untuk tugas-

tugas tertentu dan mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan adalah contoh dari jenis kepemimpinan (Wijaya dan

Rifa’i, 2016).

Sedangkan program adalah suatu rencana, kegiatan yang

direncanakan dengan saksama. Adapun program yang dimaksud

penulis maksud adalah usaha-usaha yang akan dijalankan seseorang

baik itu berbentuk nyata seperti materi, prosedur, jadwal dan sederetan

kegiatan untuk meningkatkan sikap dengan harapan usaha itu

mendatangkan hasil atau pengaruh (Anggraeni, 2020; Wulandari,

2019).

Maka bisa diambil kesimpulan bahwa manajemen program

adalah merupakan suatu proses dalam bidang pendidikan yang meliputi

prosedur perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi

dengan menggunakan fasilitas yang tersedia guna tercapainya tujuan

pendidikan yang efektif dan efisien (Wulandari, 2019).

b. Prinsip Manajemen program

Menurut Wijaya dan Rifa’i, (2016) dalam penelitiannya

menjelaskan prinsip manajemen program sebagai berikut: pembagian

kerja, kekuasaan dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando,

kesatuan arah, kekalahan individu dari publik. Minat kepentingan

penghargaan, sentralisasi, rantai tangga, hukum, ketertiban inisiatif,

stabilitas pelaksanaan kerja dan semangat legiun.

12
Prinsip-prinsip manajemen program pada umumnya meliputi:

waktu terbatas, pengetahuan terbatas, kapasitas terbatas, batas perhatian

(Chandra, 2015). Karena dimulai dengan bagaimana menentukan arah

masa depan suatu organisasi, membuat kegiatan organisasi, mendorong

kerjasama antar anggota organisasi, dan memantau kegiatan untuk

mencapai tujuan, maka ruang lingkup kegiatan manajemen sangat luas.

Dengan kata lain, manajemen memainkan peran strategis penting dalam

meningkatkan dampak dari upaya organisasi. Pada teori G. Terry

Manajemen memberikan efisiensi bagi upaya manusia. Ini membantu

dalam pengembangan alat, fasilitas, kantor, barang, dan jasa yang lebih

baik, serta hubungan interpersonal yang lebih baik (Wijaya dan Rifa’i,

2016).

Sudut pandang ini menjelaskan betapa pentingnya manajemen

dalam memaksimalkan upaya manusia, terutama dalam hal

memaksimalkan pemanfaatan peralatan, tanah, kantor, produk,

layanan, dan hubungan manusia dalam organisasi. Manajemen harus

beroperasi penuh di setiap organisasi, baik itu bisnis, industri,

perbankan, atau lembaga pendidikan. Pekerjaan seorang manajer

memerlukan berbagai tanggung jawab, termasuk yang berikut:

perencanaan strategis, pelaksanaan operasional, pemantauan, dan

evaluasi (Chandra, 2015).

c. Unsur-unsur manajemen program

Unsur-unsur manajemen program meliputi 6 unsur diantaranya

man, money, methods, materials, machines, market (Wijaya dan Rifa’i,

13
2016). Adapun pengertiannya sebagai berikut:

1) Manusia (Man)

"man" mengacu pada sumber daya manusia organisasi, yang

mencakup mereka yang menjalankan fungsi manajemen program.

Harus ada staf yang memadai, pembagian kerja, dan ketepatan

waktu. Faktor terpenting dalam manajemen program adalah orang-

orang yang terlibat dalam pencapaian suatu tujuan, ataupun

seseorang yang berusaha untuk mencapai tujuan tersebut (Wijaya

dan Rifa’i, 2016).

2) Uang (Money)

Money merupakan modal yang akan digunakan untuk

melaksanakan program dan rencana yang telah ditetapkan sehingga

tidak dapat diabaikan begitu saja. Sebagai alat tukar dan alat untuk

menilai hal-hal seperti alat, bahan mentah, dan upah, uang adalah

alat yang sangat diperlukan. Hasil kegiatan dapat diukur dengan

jumlah uang yang mengalir melalui bisnis. Untuk mencapai tujuan

Anda, uang adalah alat penting karena semuanya harus dianggap

sama. Berapa banyak uang yang harus dialokasikan untuk

membayar karyawan, alat apa yang dibutuhkan dan harus dibeli,

dan berapa banyak kemajuan yang akan dicapai dalam organisasi

akan menjadi bahan diskusi (Wijaya dan Rifa’i, 2016).

3) Material (Materials)

Secara umum, bahan baku meliputi bahan mentah, produk

antara, dan produk jadi. Orang-orang dalam suatu organisasi harus

14
memiliki cara menggunakannya yang tidak terbatas pada para ahli

di bidangnya. Manusia dan bahan baku tidak dapat dipisahkan, dan

kegiatan produksi tanpa bahan baku tidak akan mencapai hasil yang

diinginkan (Wijaya dan Rifa’i, 2016).

4) Mesin (Machine)

Peralatan yang mencakup teknologi dikenal sebagai mesin,

yang digunakan untuk membantu dalam produksi barang atau jasa.

Mesin yang digunakan untuk membuat hidup lebih mudah atau

menghasilkan lebih banyak uang dan meningkatkan produktivitas.

Kapasitas dapat ditingkatkan dalam produksi barang dan jasa,

terutama melalui penggunaan teknologi canggih (Wijaya dan Rifa’i,

2016).

5) Metode (Methods)

Metode ialah pendekatan yang dapat digunakan manajer untuk

membantu mereka melaksanakan tanggung jawab mereka dan

melaksanakan tujuan yang digariskan dalam rencana operasional

mereka. Metode dapat digambarkan sebagai pekerjaan menentukan

bagaimana melakukan suatu tugas dengan mempertimbangkan

berbagai pertimbangan tujuan, fasilitas yang tersedia, dan

penggunaan waktu, uang, dan kegiatan usaha (Wijaya dan Rifa’i,

2016).

6) Pasar (Market)

Produk atau jasa organisasi dijual di pasar. Pasar yaitu sebuah

organisasi berharap untuk menghasilkan uang, mengembalikan

15
investasi, dan memperoleh keuntungan dari penjualan. Ketika

komponen manajemen ini matang, mereka mengambil peran yang

lebih signifikan dalam pencapaian hasil yang diinginkan (Wijaya

dan Rifa’i, 2016).

Bidang-bidang manajemen program antara lain: sumber daya

manusia (man), program permodalan atau pembelanjaan (money),

akutansi biaya (materials), produksi (machines), pemasaran

(market) (Wijaya dan Rifa’i, 2016).

d. Fungsi Manajemen Program

Bisa ditarik kesimpulan dari inti manajemen program mempunyai

fungsi yakni perencanaan, pengorganisian, penggerakan, dan

pengawasan (Chandra, 2015). Tujuan organisasi dapat dicapai melalui

penggunaan sumber daya manusia dan fisik yang terkoordinasi dengan

melakukan setidaknya lima fungsi yang tercantum di atas. Menurut G.

Terry, empat fungsi dasar manajemen program adalah: perencanaan

program, pengorganisasian program, pelaksanaan program, dan

pengendalian program (Wijaya dan Rifa’i, 2016).

Perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian

adalah empat tanggung jawab utama. Berdasarkan pendapat Chandra,

(2015) mengemukakan lima fungsi manajemen program, yaitu:

Perencanaan program, Pengorganisasian program, Pelaksanaan

menjalankan imperatif orang ketiga tunggal, Sinkronisasi program

Beberapa hal berikut meliputi perencanaan, pengorganisasian;,

memotivasi, pemantauan, dan mengevaluasi adalah beberapa tugas

16
yang disarankan oleh Chandra (2015) sebagai bagian dari tanggung

jawab manajemen program. Lebih lanjut, menurut (Mondy. Premeaux,

1995) Proses manajemen program dikatakan mencakup empat fungsi:

perencanaan; pengorganisasian; pelibatan; dan pengendalian. Demikian

pula Mondy dan Premeaux dalam Chandra (2015) mengemukakan “the

management process is said to consist of four function : planning,

organizing, inpluencing and controlling.”

Maka berikut ini penjelasan secara terperinci terkait fungsi

manajemen program menurut teori G. Terry (Candra, 2015):

1) Perencanaan program (Planning)

Setiap kegiatan manajemen organisasi dimulai dengan

perencanaan program. Kemampuan untuk merencanakan secara

efektif merupakan prasyarat untuk manajemen program yang

efektif, yang merupakan fungsi dari manajemen program itu sendiri.

Perencanaan adalah langkah pertama dalam mengelola kegiatan di

organisasi mana pun, karena membantu menentukan apa yang harus

dilakukan, kapan dan oleh siapa kegiatan ini harus dilakukan

(Candra, 2015).

2) Pengorganisasian program (Organizing)

Organisasi adalah tempat di mana semua kegiatan manajemen

program dicakup. Dalam buku Candra (2015) mengemukakan teori

dari Mondy & Premeaux menjelaskan sebagai berikut:

“an organization is two or more people working together

in a coordinated manner to achieve group results”.

17
Dimana pendapat tersebut memiliki makna dua orang atau

lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama disebut

organisasi (Candra, 2015).

3) Pengarahan program (Directing)

Sebagai langkah selanjutnya aktivitas manajerial ialah

pengarahan (directing). Menurut Koontz & O’Donnell (Candra,

2015) mengemukakan:

“mengarahkan adalah aspek interpersonal dari

pengelolaan dimana bawahan dipimpin untuk memahami dan

kontribusi secara efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan

perusahaan, mengarahkan, melibatkan, membimbing, dan

memimpin bawahan” (Candra, 2015).

4) Pengawasan program (Controlling)

Ketika datang untuk mengelola organisasi, tugas pengawasan

adalah tugas terakhir yang dilakukan manajer. Untuk memastikan

bahwa semua pekerjaan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan. Pengawasan ialah proses pemantauan atau pengamatan

terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi. Diharapkan berbagai

cara penyimpangan yang dapat dihindari untuk mencapai tujuan

dapat dihindari dengan pengawasan (Candra, 2015).

2. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Satu-satunya institusi atau lembaga pendidikan Islam yang lahir

dari wilayah kebudayaan Nusantara adalah pondok pesantren.

18
Keberadaan pesantren pada akhirnya tidak dapat dipisahkan dari

wacana sosial intelektual di Indonesia (Daulay, 2014). Pesantren

menempati posisi sebagai model sistem sosial sekaligus sebagai sistem

intelektual yang pertama dan tertua di Indonesia. Keberadaan pesantren

mengilhami model dan sistem-sistem pendidikan yang ditemukan saat

ini. Uniknya, keberadaan pesantren tidak lekang dan lapuk sejalan

dengan pergantianzaman termasuk di dalamnya segala konsekwensi

perubahan dan progresifitasnya. Tidak mengherankan jika pada

akhirnya pondok pesantren menjadi objek kajian oleh para peneliti dan

pakar dari berbagai belahan dunia (Hariawan dan Hakim, 2018).

Melihat begitu luasnya definisi pesantren dari sudut terminologi

yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka secara definitif tidaklah

ada batasan- batasan yang tegas dan baku. Namun yang ada hanyalah

fleksibilitas definisi dan pengertian dengan ciri-ciri yang memberikan

pengertian pesantren itu sendiri. Dengan demikian, pesantren belum

memiliki pengertian yang lebih konkrit dan seragam antara satu pakar

dengan pakar yang lain karena harus mencakup dan mengungkapkan

unsur-unsur lain namun saling melengkapi tentang makna pesantren

secara komprehensif (Daulay, 2014). Meskipun demikian dalam

konteks pesantren, pondok merupakan ruang tidur atau asrama

sederhana karena memang merupakan tempat penampungan sederhana

bagi para pelajar yang jauh dari tempat asalnya. Dengan demikian,

istilah pondok pesantren dapat peneliti artikan sebagai tempat atau

komplek para santri untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan

19
agama kepada kyai atau guru ngaji, biasanya komplek itu berbentuk

asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang

menunjukkan kesederhanaannya. Seiring perkembangannya, pondok-

pondok tersebut tidak lagi terbuat dari bahan- bahan yang sederhana,

seperti bambu namun sudah berupa gedung-gedung yang sangat

representatif untuk belajar (Daulay, 2014).

b. Pondok Pesantren dan Unsur-unsurnya

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang memiliki

ciri khas dan karakteristik tersendiri bila dibandingkan dengan lembaga

dan model pendidikan lainnya yang ada di Indonesia. Berkaitan dengan

ciri khasnya yang melekat pada unsur-unsur pokoknya. Menurut

Daulay (2014) secara umum setidaknya pesantrenmemiliki tiga

komponen minimal, yaitu : (a) Kyai yang mendidik dan mengajar; (b)

Santri yang belajar; dan (c) Masjid.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dideskripsikan jika

pesantren sebagai lembaga pendidikan merupakan sistem yang

memiliki beberapa sub sistem. Dari setiap sub sistem tersebut akan

memiliki beberapa sub-sub sistem dan seterusnya. Sehingga setiap sub

sistem dengan sub sistem yang lain saling mempengaruhi dan tidak

dapat dipisahkan (Hariawan dan Hakim, 2018). Adapun Sub sistem dari

sistem pendidikan pesantren, menurut dalam bukunya (Daulay, 2014)

mestinya mencakup beberapa hal, yaitu: Aktor atau pelaku (kyai,

ustadz, santri dan pengurus); Sarana perangkat keras (masjid, rumah,

asrama gedung sekolah dan lain-lain); Sarana perangkat lunak

20
(kurikulum; tata tertib; keterampilan, pusat pengembangan masyaraka,

dan lain-lain) (Hariawan dan Hakim, 2018).

Maka oleh sebab itu, setiap pesantren sebagai institusi pendidikan

harus memiliki ke-3 sub sistem ini, apabila kehilangan salah satu dari

ke-3nya belum dapat dikatakan sebagai sistem pendidikan pesantren.

Menyikapi hal ini, Zamakhsyari Dhofier merinci ada lima unsur yang

melekat dalam pesantren, yaitu: masjid, pondok, pengajaran kitab-kitab

Islam klasik, santri dan Kyai (Hariawan dan Hakim, 2018).

c. Fungsi dan Tujuan Pondok Pesantren

Secara mendasar, pada tahap awal didirikannya pesantren

bertujuan untuk pendidikan Islam bagi kalangan masyarakat kelas

bawah. Pesantren juga bukan didirikan oleh seorang akademisi‖ dengan

segudang teori pengembangan dan lain sebagainya. Namun, pesantren

didirikan oleh orang biasa yang hanya memiliki kelebihan pengetahuan

agama Islam. Sementara itu, tujuan secara khusus pesantren antara lain

(Daulay, 2014) meliputi: Mendidik santri anggota masyarakat untuk

menjadi seorang muslim yang bertakwa kepada Allah, Berakhlak

mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan dan sehat lahir batin sebagai

warga negara yang berpancasila, Mendidik santri untuk menjadikan

manusia muslim selaku kader- kader ulama dan muballigh yang berjiwa

ikhlas, tabah, tangguh, wiraswasta dalam mengamalkan ajaran Islam

secara utuh dan dinamis, Mendidik santri untuk memperoleh

kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat

menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat

21
membangun dirinya dan bertanggungjawab kepada pembangunan

bangsa dan negara (Daulay, 2014).

Berdasarkan uraian tersebut, pada prinsipnya tujuan khusus

pesantren ialah mencetak insanul kamil yang bisa memposisikan

dirinya sebagai hamba Allah dan khalifatullah atau mandataris Allah di

muka bumi ini, supaya bisa membawa rahmat lilalamin. Mengemban

amanah sebagai pengelola bumi dalam fungsinya.

3. Siyahah

a. Pengertian Siyahah

1.) Pengertian Siyahah (Perjalanan)

Al-Siyahah atau Rihlah atau al-Safar dikenal dalam istilah

bahasa indonesia dengan kata pariwisata/ perjalanan, dalam bahasa

inggris dikenal dengan istilah “tourism”. Dapat dilihat dalam kata

perjalanan atau Siyahah (perjalanan) dalam bahasa sansekerta atau

dalam bahasa inggris dikenal dengan safar dan dalam bahasa arab

dikenal dengan safar (Yunus, M. 2013). Siyahah dapat didefinisikan

sebagai suatu kegiatan atau aktifitas perjalanan yang manusia

lakukan secara perorangan ataupun secara kelompok dalam suatu

wilayah sendiri ataupun wilayah kelompok lain (Arifin, 2015).

2.) Pengertian Siyahah (Perjalanan) dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Dalam Al-Qur’an dan As-sunah tidak ditemukan pata

pariwisata/perjalanan secara harfiah, tapi terdapat beberapa kata

yang mennjukkan lafaz-lafaz yang berbeda namun secara mana

22
memiliki makna yang sama, ditemukan tujuh bentuk redaksi kalimat

diantaranya yaitu:

a. Sara–Yasiru-Siru-Sairan-Saiyaratan

Sara–Yasiru-Siru-Sairan-Saiyaratan yang memiliki arti

berjalan, melakukan perjalanan dan memiliki makna yaitu

banyak melakukan perjalanan (Yunus, M. 2013). Makna kata

tersebut ditunjukan dalam Q.S Al-Ankabut : 20 dan Q.S Saba’:

18 yaitu :

َّ َّ‫ئ ٱلنَّ ْشأَةَ ٱلْ َءاخِ َرةَ ۚ إِن‬


َ‫ٱَّلل‬ ُ َّ ‫ْف بَدَأَ ْٱلخ َْلقَ ۚ ث ُ َّم‬
ُ ِ‫ٱَّلل يُنش‬ ۟ ‫ض فَٱنظُ ُر‬
َ ‫وا َكي‬ ۟ ‫سِير‬
ِ ْ‫وا فِى ْٱْلَر‬ ُ ْ‫قُل‬

‫ِير‬ ْ ‫علَ ٰى كُ ِل َش‬


ٌ ‫ىءٍ قَد‬ َ

Artinya: “Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka

perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan

(manusia) dari permulaannya, kemudian Allah

menjadikannya sekali lagi Sesungguhnya Allah Maha

Kuasa atas segala sesuatu.”(Q.S Al-Ankabut : 20)

۟ ‫سِير‬
‫وا فِي َها‬ َ ٰ ‫َو َج َع ْلنَا بَ ْينَ ُه ْم َوبَيْنَ ْٱلقُ َرى ٱلَّتِى ٰبَ َر ْكنَا فِي َها قُ ًرى‬
ُ ۖ ‫ظ ِه َرةً َوقَدَّرْ نَا فِي َها ٱل َّسي َْر‬

َ‫ِى َوأَيَّا ًما َءامِ نِين‬


َ ‫لَيَال‬

Artinya: “Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-

negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya,

beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan

antara negeri-negeri itu (jarakjarak) perjalanan.

berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan

siang hari dengan dengan aman.”( Q.S Saba’ : 18)

23
Dalam surat-surat diatas menjelaskan berakam anjuran

dalam melakukan perjalanan dengan menggunakan kata periinta

dan kata kerja sedang berlangsung, sehingga mendapat motivasi

para Rosul dan Nabi terdahulu dalam melakukan perjalanan.

b. Al-Safar

Al-Safar terdapat beberapa surat yang menjelaskan tentang

perjalanan dan keadaan orang-orang yang sedalng dalam musafir

yang dipermudah dan diringankan dalam beribadah (Yunus, M.

2013) yang dijelaskan dalam Q.S Al-Baqoroh : 184

َ ‫علَ ٰى َسف ٍَر فَ ِعدَّة ٌ م ِْن أَي ٍَّام أُخ ََر ۚ َو‬
‫علَى‬ َ ‫ت ۚ فَ َمن كَانَ مِ نكُم َّم ِريضًا أَ ْو‬
ٍ َ‫أَيَّا ًما َّم ْعدُو ٰد‬

۟ ‫صو ُم‬
‫وا َخي ٌْر‬ ُ َ‫ط َّوعَ َخي ًْرا فَ ُه َو َخي ٌْر لَّهُۥ ۚ َوأَن ت‬
َ َ‫ِين ۖ فَ َمن ت‬ َ ٌ‫ٱلَّذِينَ يُطِ يقُونَ ۥهُ فِدْيَة‬
ٍ ‫طعَا ُم مِ ْسك‬

َ‫لَّكُ ْم ۖ ِإن كُنت ُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬

Artinya: “(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka

Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau

dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah

baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan

itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-

orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak

berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan

seorang miskin.”(Q.S Al-Baqarah 2:184)

c. Rihlah

Rihlah artinya perjalanan, dalam Q.S Qurays: 1-4

menjelaskan dari kebiasaan suku qurays dalam melakukan

perjalanan bisnis/ berdagang pada musim dingin ke Yaman dan

24
musim panas ke negeri Syam (Yunus, M. 2013).

‫ِ ِِلي ٰلَفِ قُ َري ٍْش‬

ِ َ‫ِإۦ ٰلَ ِف ِه ْم ِرحْ لَة‬


َّ ‫ٱلشتَآءِ َوٱل‬
‫صيْف‬

ِ ‫ُوا َربَّ ٰهَذَا ْٱل َب ْي‬


‫ت‬ ۟ ‫ف َْل َي ْعبُد‬

ٍ‫ُوع َو َءا َمنَ ُهم م ِْن خ َْوف‬ ْ َ‫ِى أ‬


ٍ ‫ط َع َم ُهم مِن ج‬ ٓ ‫ٱلَّذ‬

Artinya:“(1) karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (2)

(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim

dingin dan musim panas,(3) Maka hendaklah mereka

menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah), (4)

yang telah memberi makanan kepada mereka untuk

menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari

ketakutan”.( Q.S Quraisy:1-4)

d. Hajara-Yuhajiru-Muhajiran

Hajara-Yuhajiru-Muhajiran artinya berhirjah atau

berpindah terdapat dalam Q.S An-Nisa: 100 yang menerangkan

keadaan dimana orang-orang berhijrah karena Allah SWT dan

Rasul-Nya sehingga orang-orang tersebut mendapatkan pahala

walaupun akan banyak mendapat cobaan dan tantangan:

‫ِيرا َو َسعَةً ۚ َو َمن يَ ْخ ُرجْ مِن‬


ً ‫غ ًما َكث‬ ِ ْ‫ٱَّلل يَ ِجدْ فِى ْٱْلَر‬
َ ‫ض ُم ٰ َر‬ ِ َّ ‫اجرْ فِى َسبِي ِل‬
ِ ‫َو َمن يُ َه‬

َّ َ‫ٱَّلل ۗ َوكَان‬
ُ‫ٱَّلل‬ َ ‫ٱَّلل َو َرسُو ِل ِهۦ ث ُ َّم يُد ِْر ْكهُ ْٱل َم ْوتُ فَقَدْ َوقَ َع أَجْ ُرهُۥ‬
ِ َّ ‫علَى‬ ِ َّ ‫اج ًرا إِلَى‬
ِ ‫بَ ْيتِِۦه ُم َه‬

ً ُ‫غف‬
‫ورا َّرحِ ي ًما‬ َ

Artinya: “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka

mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas

dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari

25
rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan

Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum

sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah

tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang.”( Q.S An-Nisa

:100)

e. Asra

Asra artinya memperjalankan, hal ini terdapat dalam Q.S

Al-Isra’: 1 yang mejelaskan kisah Isra dan Mi’raj Rasulullah

SAW dari Masjid Haram ke Masjid Al- Aqsa di Palestina,

kemusian Rasulullah menaiki langit menjemput perintah sholat

(Yunus, M. 2013).

َ ‫ِى أَس َْر ٰى ِب َع ْب ِد ِهۦ لَي ًًْل مِنَ ْٱل َمس ِْج ِد ْٱل َح َر ِام ِإلَى ْٱل َمس ِْج ِد ْٱْل َ ْق‬
‫صا ٱلَّذِى ٰ َب َر ْكنَا‬ ٓ ‫س ْب ٰ َحنَ ٱلَّذ‬
ُ

‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫مِن َءا ٰ َيتِنَا ٓ ۚ ِإنَّ ۥهُ ه َُو ٱلسَّمِ ي ُع ْٱل َب‬
ْ ‫َح ْولَهُۥ ِلن ُِر َيهُۥ‬

Artinya: “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-

Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil

Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami

perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda

(kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha

mendengar lagi Maha mengetahui. (Q.S Al-Isra’: 1)

f. Saha-Yahsihu-Saihan-Siyahah-Saihun

Saha-Yahsihu-Saihan-Siyahah-Saihun artinya berjalan

atau berpergian yang terdapat dalam Q.S At-Taubah : 2 dan 112

َ‫ٱَّلل ُم ْخ ِزى ْٱل ٰ َكف ِِرين‬


َ َّ َّ‫ٱَّلل ۙ َوأَن‬ َ ‫ض أَرْ َب َعةَ أَ ْش ُه ٍر َوٱ ْعلَ ُم ٓو ۟ا أَنَّكُ ْم‬
ِ َّ ‫غي ُْر ُم ْع ِج ِزى‬ ۟ ‫فَسِيح‬
ِ ْ‫ُوا فِى ْٱْلَر‬

26
Artinya: “Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka

bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan

Allah, dan Sesungguhnya Allah menghinakan orang-

orang kafir.” ( Q.S At-Taubah :2)


ٓ
َّ ٰ َ‫ٱل ٰتَّئِبُونَ ْٱل ٰ َع ِبدُونَ ْٱل ٰ َحمِ دُونَ ٱل ٰ َّٓسئِحُون‬
َ‫ٱلر ِكعُونَ ٱل ٰ َّس ِجدُونَ ٱلْ َءامِ ُرونَ ِب ْٱل َم ْع ُروفِ َوٱلنَّاهُون‬

َ‫ٱَّلل ۗ َوبَش ِِر ْٱل ُمؤْ مِ نِين‬


ِ َّ ‫ع ِن ْٱل ُمنك َِر َو ْٱل ٰ َح ِفظُونَ ِل ُحدُو ِد‬
َ

Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang

beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku',

yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan

mencegah berbuat Munkar dan yang memelihara

hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang

mukmin itu.”( Q.S At-Taubah 9:112)

Dalam ayat ini menjelaskan tentang bagaimana anjuran

dalam melakuan syiahah (perjalanan) di buka bumi untuk

melakukan ibadah dan anjuran melawat atau bertamasya ke

suatu negeri untuk melihat pemandangan dan kagungan ciptaan

Allah SWT. Bahkan Allah SWT memuji orang-orang yang

melakukan perjalanan, wisatawan dan pelancong dengan istilah

”Al-Saih” berbarengan dengan orang bertaubat, memuji Allah,

orang yang ruku’, orang yang sujud, berjihad, dan beramar

ma’ruf dan Nahi mungkar (Yunus, M. 2013).

g. Dharaba

Dharaba artinya melakukan syiahah (perjalanan) yang

27
terdapat dalam Q.S An-Nisa: 101 menjelaskan tentang

kemudahan dan keringanan mengqasar shalat bagi orang yang

dlaam perjalanan.

‫صلَ ٰوةِ ِإ ْن خِ ْفت ُ ْم أَن‬ ۟ ‫ص ُر‬


َّ ‫وا مِنَ ٱل‬ ُ ‫ح أَن تَ ْق‬
ٌ ‫علَ ْيكُ ْم ُجنَا‬ ِ ْ‫ض َر ْبت ُ ْم فِى ْٱْلَر‬
َ ‫ض فَلَي‬
َ ‫ْس‬ َ ‫َو ِإذَا‬
۟ ‫يَ ْفتِنَكُ ُم ٱلَّذِينَ َكف َُر ٓو ۟ا ۚ ِإنَّ ْٱل ٰ َكف ِِرينَ كَان‬
َ ‫ُوا لَكُ ْم‬
‫عد ًُّوا ُّم ِبينًا‬

Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka

tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu),

jika kamu takut diserang orang-orang kafir.

Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh

yang nyata bagimu.( Q.S An.Nisa’ :101).

3.) Tujuan Siyahah dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

a. Meningkatkan nilai spiritual untuk mengenal Sang Pencipta

Tujuan utama Islam untuk menggakakkan Siyahah

(perjalanan) yaitu untuk mengenal Tuhan. Kemudian dalam

tujuan maknawi, Siyahah yaitu untuk mengenal berbagai ciptaan

Allah SWT. Dalam hal ini, Siyahah (perjalanan) bisa memiliki

makna sebagai wisata rohani artinya yaitu yang akan menerangi

hati, melepas jiwa yang terbelenggu dari tipu daya dunia dan

lebih membuka mata (Arifin, 2015). Jadi peran Pondok

pesantren dalam hal ini yaitu meningkatkan dan menggali

potensi para santri, seperti tadabur dengan harapan mereka

mengetahui kebesaran Allah sehingga para santri akan semakin

mensyukuri setiap nikmat yang Allah berikan.

28
b. Berbisnis, membuka peluang usaha sebagai salah satu

pemberdayaan potensi santri.

Siyahah (perjalanan) memiliki tujuan lain yang dianjurkan

oleh Islam yaitu anjuran untuk melakukan perniagaan atau

berbisnis. Hal ini menjadi salah satu tujuan penting dari Siyahah

(perjalanan), sebab dengan mencari penghasilan melalui usaha

yang halal dan dengan sistem yang benar merupakan suatu hal

yang dianjurkan. Imam Ali r.a berkata “Berdaganglah agar Allah

SWT menurunkan berkahnya kepadamu.” Dalam melalui

perjalanan dagang ini dapat mempermudah dalam penyebaran

Islam ke segala penjuru dunia (Arifin, 2015).

c. Menambah Wawasan Keilmuan

Faktor penting lainnya yaitu dari segi ilmu dan wawasan

yang dapat mempengaruhi Siyahah (perjalanan) agar Islam

semakin berkembang. Dari adanya Islam yang mulia ini dapat

memotivasi umatnya untuk mencari ilmu sampai ke negeri yang

jauh. Sebab peradaban Islam agar tetap tumbuh dan berkembang

maka harus melakukan perjalanan dengan tujuan menuntut ilmu

pengetahuan (Arifin, 2015).

d. Mendapatkan Ketenangan Jiwa dan Kebersihan Hati

Dalam melakukan perjalanan/Siyahah merupakan salah satu

dorongan dari Islam untuk memberikan kesempatan kepada

umatnya bersenang-senang dengan cara yang sehat.

Menyaksikan banyak ciptaan Tuhan yang indah, seperti

29
pemandangan gunung, air sungai yang mengalir, sumber mata

air yang jernih, hutan yang hijau dan lebat, dan ombak di lautan

yang luas. Dari sekian banyak pemandangan tersebut akan

menimbulkan rasa senang dan kesegaran dalam jiwa manusia

dan akan menambah kekuatan iman kepada Sang Khaliq (Arifin,

2015). Menemui kerabat atau saudara-saudara dengan tujuan

menjalin serta mempererat tali silaturahmi merupakan salah satu

tujuan dari perjalanan/ Siyahah yang dianjurkan oleh Islam.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian merujuk pada penelitian terdahulu yang mana memiliki

penelitian yang mirip dengan apa yang diteliti oleh peneliti. Sehingga penelitian

ini dapat dipertanggung jawabkan dan juga terhindar dari plagiasi. Serta sebagai

bahan pustaka yang mengawali penelitian ini.

Pertama, skripsi Putri Wulandari, dengan judul skripsi “Manajemen

Dakwah di Panti Asuhan Muhammad `Natsir Desa Margomulyo Kecamatan

Jati Agung Lampung Selatan”. Penelitian ini bersifat deskriptif karena cara

penyajian datanya. Peneliti menyelidiki atau memotret situasi sosial untuk

melakukan penelitian yang luas, mendalam, dan menyeluruh. Akibatnya, topik

utama diskusi adalah bagaimana menerapkan manajemen misi dalam misi

melalui penggunaan metode perencanaan, pengorganisasian, mobilisasi, dan

pemantauan. Proses perencanaannya adalah sebagai berikut: pada awal

pengelolaan panti asuhan, semua manajer dan staf di berbagai bidang selalu

membuat jadwal pekerjaan mereka, termasuk bagaimana dan kapan mereka

akan menyelesaikannya. Proses pengorganisasian adalah sebagai berikut:

30
Manajer atau staf keperawatan dan anggotanya (khususnya Ketua Umum)

berperan aktif dan berusaha mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab

penuh kepada anggota lapangan dalam rangka mengkoordinasikan proses

pelaksanaan kegiatan manajemen dakwah di dakwah (Wulandari, 2019).

Kedua skripsi Dyah Anggraeni, dengan judul skripsi “Manajemen Dakwah

Organisasi Kepemudaan”.Kepengurusan organisasi kepemudaan sering

menjadi topik diskusi untuk penelitian disertasi kualitatif dalam ilmu-ilmu

sosial dan ilmu-ilmu lainnya. Kreasi 03 adalah sistem organisasi yang

mengutamakan ikatan kekeluargaan anggota satu sama lain dan dengan

masyarakat. Kreasi 03 mengelola kegiatan dakwahnya dengan menggunakan

proses manajemen POAC (Plan, Organize, Execute, and Control), yang

diyakini mudah diterapkan oleh anak muda (Anggraeni, D, 2020).

Ketiga skripsi Sri Romadona, dengan judul skripsi “Manajemen Dakwah

di LAZIZ Qoryah Thoyyibah”. Fokus penelitian ini adalah pada jenis kegiatan

dakwah di LAZIS Qaryah Thayyibah Purwokerto, yang dipecah menjadi tiga

kategori yang berbeda: Dakwah bil hal adalah metode pertama. Kedua, dakwah

disampaikan secara lisan. Selain itu, ada dakwah bil qolam yang merupakan

metode ketiga. Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang memberikan

gambaran masalah yang objektif, digunakan dalam ketiga pendekatan dakwah

dan saling berkesinambungan (Ramadona, S, 2019).

Tabel 1 Penelitian-penelitian Terdahulu


No Nama, Judul, dan Metode Hasil Penelitian Perbedaan
Tahun Penelitian
1 Khoirul Muktadin, Metode “Penelitian ini menghasilkan Penelitian ini
Pelaksanaan Kegiatan Kualitatif kegiatan keagamaan dalam memiliki titikfokus
Keagamaan dalam membentuk tingkah laku kepada
Membentuk Tingkah siswa dapat ditarik garis Pembentukan
Laku Siswa di MtsNegri besar bahwa bentuk kegiatan tingkah laku siswa

31
Malang IIISepanjang keagamaanuntuk membentuk kela III
Gondanglegi. 2008 tingkah laku siswa tidak ada
program khusus namun
disiniada kerja sama antara
program bidang keagamaan
dengan BP dalam
membentuk tingkah laku
siswa.”
2 Siulmi, Analisis Metode “Kegiatan keagamaan dalam Penelitian ini
Kegiatan Keagamaan Deskriptif pembentukan akhlakul berfokus terhadap
Dalam Pembentukan Kualitatif karimah siswa dapat di pembentukan akhlak
AkhlakulKarimah Siswa SMPN 5 Kota Bengkulu siswa
di SMPN 5 Kota bahwa Pelaksanaan Kegiatan
Bengkulu. 2019. Imtaq (Sholat dhuha
berjamaah, ceramah agama
dari ustad luar, membaca
surat- surat pendek/dzikirdan
doa) di SMPN 5 Kota
Bengkulu sudah bagus.”
3 Siti Baro’ah, Program Metode “Penelitian ini menghasilkan Judul penelitian ini
kegiatan Keagamaan Kualitatif tentang programkegiatan lebih mengarah
sebagai wahana Untuk Deskriptif keagamaan yang ada di MTS Kepada
Meningkatkankan NegeriSemanu Gunung meningkatkan
Ketaatan Beribadah Kidul dimana kegiatan ketaatan Ibadah
Siswa Kelas VIII di Keagamaan Terbagi menjadi
MTS Negeri Semanu - 3 bentuk.”
Gunung Kidul
Yogyakarta 2013.”
4 Karlina, Minat Remaja Metode “Penelitian ini menghasilkan Penelitian inilebih
dalam Kegiatan Kualitatif Minat Remaja dalam mengarah/ berfokus
Keagamaan (Studi Kegiatan Keagamaan kepada minat
kasus di RW 02 dikategorikan Sedang hal ini Remaja.
Kelurahan Cipinang terlihat dari hasil penelitian
Besar Utara Jakarta yang menyatakan 44,83%
Timur). berada pada kualifikasi
sedang, jadi sebagian besar
remaja RW 02 berminat
terhadap kegiatan keagamaan
Tersebut.”
5 Muh. Syarif, Peranan Metode “Penelitian ini menghasilkan Tempat penilitian
Manajemen Dakwah Kualitatif tentang kegiatan Keagamaan PT. Bank Mega Tbk
dalam Pengelolaan di PT.Bank Mega Tbk Kanwil Makassar
Kegiatan Keagamaan Di Kanwil Makassar telah
PT. Bank Mega Tbk dikelola denganbaik.”
Kanwil Makassar
2012.

32
6 Manajemen Dakwah Metode Tugurejo Kecamatan Tugu Fokus terhadap
dalam meningkatkan Kualitatif Kota Semarang dalam bagaimaana
perilaku beribadah meningkatkan perilaku peningkatan perilaku
santri Pondok beribadahsantri dengan ibadah santri.
Pesantren putri merencanakan,
Raudlatut Thalibin mengorganisasi,
Tugurejo Kecamatan mengaktualisasi dan
Tugu Kota Semarang. mengawasi terhadap
2016. program dakwah
7 Ramdan, Manajemen Metode Pembahasan yang dapat Penelitian ini
Dakwah Dalam Kualitatif diambil berupaPembinaan berfokus kepada
pembinaan Muallaf -- muallaf yang meliputi orang-orang yang
(Studi Kasus Pada penyamiapan informasi dan hendakmemeluk
Dewan Dakwah pengetahuan, perubahan dan islam atau muallaf.
Islamiyah Indonesia pengembangan sikap, latihan
Provinsi Lampung). dan pengembangan sikap.
2016.
8 Putri Wulandari, Metode Pelaksanaan manajemen Fokus peneliti
Manajemen Dakwah di Deskriptif dakwahdalam dakwah telah kepada sebuah
Panti Asuhan Kualitatif mengunakan prosedur yakni lembagayang
Muhammad perencanaan, bergerakdibidang
pengorganisasian, sosial
penggerakkan, dan
pengawasan.”
9 Natsir, Manajemen Kualitatif kegiatan dakwahnya,Kreasi berfokus pada
Dakwah Organisasi 03 berhasil menerapkan sebuahorganisasi
Kepemudaan Desa proses manajemen POAC dalam penerapan
Margomulyo (Planning, Organizing, manajemennya
Kecamatan JatiAgung Actuating, dan Controlling)
Lampung Selatan. 2019 dengan anggapan mudah
diterapkan oleh para
pemuda.”
10 Sri Romadona, Metode LAZIS Qaryah Thayyibah Penelitian ini
Manajemen Dakwah di Kualitatif berhasilmenerapkan 3 berfokus kepada
LAZIZ Qoryah metode dakwah. Pertama, salahsatu program
Thoyyibah. 2019. metode dakwah bil hal qoryah thoyyibah
Kedua, metode dakwah bil yang dibawahi
lisan Ketiga, metode dakwah langsung oleh
bil qolam.” lembaga
zakat.

33
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini tergolong jenis penelitian lapangan (Field Research) yang

di lakukan di kehidupan yang nyata berdasarkan sebagaimana peneliti dating ke

lokasi penelitian.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif yang

memanfaatkan manusia sebagai alat dan menyesuaikan proses pengumpulan

data pada situasi yang wajar (Lexy.J, 2001). Penelitian deskriptif kualitatif

sering dilakukan sebagai studi kasus. Tidak ada karakteristik seperti air dalam

format deskriptif kualitatif dari studi kasus, tetapi model penelitian berfokus

pada unit dengan potensi yang dalam, sehingga kedalaman daya menjadi

pertimbangan. Dibutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan penelitian ini

karena cakupannya lebih mendalam (Bunging B, 2007).

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif

untuk mengetahui peran manajemen keagamaan dalam kegiatan keagamaan di

Pondok Pesantren Al-Firdaus Wangen Klaten. Dalam studi ini, sejumlah studi

kasus telah dilakukan. Pengelolaan Dakwah Pondok Pesantren Tahfidzul Quran

dalam Kegiatan Keagamaan, oleh Al-Firdaus Wangen Klaten. Metode

manajemen dakwah digunakan dalam penelitian ini. Untuk menemukan dan

menjelaskan fenomena atau gejala yang berkaitan dengan “manajemen dakwah

keagamaan dalam kegiatan keagamaan”, peneliti meminjam teori-teori dari

bidang manajemen keagamaan. Pesantren Tahfidzul Quran Al- Firdaus

34
Wangen, Kabupaten Klaten.

C. Waktu Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan pada tanggal April sampai November 2022

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus

Wangen Kabupaten Klaten yang berlokasi di Desa Wangen Kecamatan

Polanharjo Kabupaten Klaten.

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu:

a. Data primer

Data primer merupakan data yang didapatkan & diperoleh

langsung di lapangan oleh peneliti atau pihak yang membutuhkan. Data

mentah adalah nama lain untuk "data baru" (Sugiyono, 2011).

Data untuk penelitian ini terutama berasal dari wawancara dengan

direktur Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Firdaus Ustadz Abdul

Aziz, panitia penyelenggara serta kesantrian dalam hal ini adalah Ustadz

Ayyub Wibisono sebagai penanggung jawab kegiatan, kegiatan Siyahah

2022 serta santri itu sendiri.

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan pengumpulan data yang di lakukan

secara tidak langsung sehingga memiliki ciri tersendiri yang melekat

seperti identitas literatur yang ada (Sugiyono, 2011).

Peneliti di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Firdaus Wangen

35
Kabupaten Klaten Indonesia mengandalkan sumber data sekunder

seperti buku, majalah, buletin, hasil penelitian dan bahan kuliah yang

berkaitan dengan kegiatan keagamaan atai Siyahah bagi santri

(Sugiyono, 2011).

2. Sumber Data

Penelitian ini melibatkan 3 informan yang berbeda. Gambaran umum

Informan akan dijelaskan pada poin-poin berikut:

a. Ustadz

Dalam penelitian ini peneliti mengambil data serta informasi dari

ustadz yang ada di Pondok Pesantren Al Firdaus. Mereka adalah para

pengajar serta pembimbing namun dalam hal ini yang memiliki peran

banyak sebagai informan adalah direktur pondok sebagai pimpinan

tertinggi di pondok pesantren tahfidzul qur’an al-firdaus. Dengan

memanfaatkan pemaparan dari para direktur yang terjun langsung di

lingkungan pondok serta membersamai program Siyahah akan

memberikan efek baik bagi penyelenggara program Siyahah di pondok

pesantren tahfidzul quran alfirdaus wangen. Dari informasi yang di

sampaikan ada tiga ustadz pembimbing yang membersamai kegiatan

Siyahah ini.

b. Staf Kesantrian

Peneliti menghadirkan staf kesantrian dalam penelitian ini demi

berjalannya penelitian secara valid dan baik. Dalam hal ini bidang

kesantrian membawahi para santri dalam beraktivitas. Termasuk

melaksanakan program- program harian, bulanan, tahunan para santri.

36
Seperti program Siyahah yang dilaksanakan para santri secara langsung

dari kesantrian mendampingi serta mengarahkan para santri untuk bisa

berkegiatan dengan baik.

c. Santri

Santri merupakan warga yang beraktivitas di dalam lembaga

pondok pesantren. Dalam hal ini adalah pondok pesantren tahfidzul

quran al firdaus wangen, yang mana setiap aktivitas dari pagi hingga

tidur kembali meraka laksanakan dengan baik sesuai dengan tata tertib

yang telah ada. Santri juga berperan dalam mengidupkan lembaga

kepesantrenan sebab dengan adanya aktivitas didalamnya dan program-

program yang dijalankan bisa berjalan dengan baik maka nilai bagi

masyarakat luiar terhadap santri yang ada akan bertambah baik dan

positif.

Penelitian ini di lakuakan berdasarkan aktivitas atau program yang

menojol di dalam pesantren tersebut. Adapun santri yang menjadi

sasaran peneliti mereka adalah para santri baru serta empat santri lama

sebagai pembimbing. Santri-santri yang mendapatkan tugas wawancara

bersama peneliti merupakan santri putra dari pondok tersebut. Dan

banyak sekali dari mereka memiliki latar belakang tempat tinggal yang

berbeda.

E. Teknik Pengumpulan Data

Langkah strategis dalam sebuah penelitian merupakan teknik

pengumpulan data itu sendiri (Sugiyono, 2011). Pengumpulan data merupakan

sebuah metode yang di gunakan untuk medapatkan data dari penelitian yang

37
sedang di lakukan sehingga tujuan mendapatkan data bisa tercapai dengan baik.

Selain itu untuk mendapatkan sebuah data yang valid maka ada langkah yang

di tempuh guna mencapai sumber tersebut, diantaranya sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan secara langsung untuk mengetahui hal-

hal yang memiliki nilai khusus pada penelitian, Penelitian dapat dilakukan

melalui observasi langsung terhadap partisipan penelitian. Dengan

mengamati secara sistematis gejala-gejala yang diteliti, observasi

merupakan suatu metode pengumpulan data (Choliq A, 2016). Dalam hal

ini peneliti melakukan observasi kegiatan Siyahah di Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen sebagai penelitian yang di tekuni

dalam kegiatan tersebut.

2. Wawancara atau interview

Metode Wawancara atau interview ialah teknik penelitian yang

melibatkan mengajukan dan menjawab pertanyaan secara langsung dengan

subjek untuk mengumpulkan informasi untuk penyelidikan. Maksud dari

wawancara ini adalah mengetahui apa yang terlintas didalam hati dan

pikiran orang lain terkait lembaga yang diteliti (Choliq A, 2016). Dalam

penelitian ini yang bertindak sebagai informan antara lain Direktur Ustadz

Abdul Aziz, pembina kegiatan keagamaan Ustadz Ayyub Wibisono, dan

beberapa santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Firdaus Wangen

Kabupaten Klaten menjadi informan kunci dalam penelitian ini.

3. Dokumentasi,

Dokumen berisi sejumlah besar data dan informasi dan Surat

38
ditujukan kepada wali santri dan pimpinan pondok sebagai bahan

pemberitahuan, buku daftar hadir kegiatan yang mendata kehadiran santri

dalam kegiatan tersebut, dan foto kegiatan Siyahah yang dilaksanakan

selama satu hari satu malam merupakan sebagian besar informasi yang

bertahan. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti melakukan pencarian

serta pengambilan informasi kegiatan yang dilakukan Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen ini.

F. Teknik Analisis Data

Teknik pengolahan data yang dimaksud adalah penggunaan metode

deskriptif untuk memperoleh, mengumpulkan, mengolah, mengolah, dan

memanfaatkan data. Penulis akan mendokumentasikan dan mengumpulkan

informasi tentang keadaan gejala saat ini pada saat penelitian. Tujuan analisis

data adalah untuk meningkatkan pemahaman penulis tentang kasus yang diteliti

dengan mengorganisasikan wawancara, observasi, dokumen, dan catatan

lainnya secara sistematis (Muhajirin, N, 1998).

Tujuan dari analisis data adalah untuk menyederhanakan data sehingga

dapat dibaca dan dipahami oleh banyak orang. Penelitian kualitatif berarti

bahwa hasil dapat diinterpretasikan dalam banyak cara yang berbeda sambil

tetap setia pada judul penelitian dan maksud survei. Untuk menggambarkan

keadaan sasaran yang sebenarnya berdasarkan observasi, wawancara, dan

dokumentasi penulis, metode ini menggunakan teknik deskriptif kualitatif

(Rohidi, T. R, 1992).

Langkah-langkah Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Reduksi Data

39
Sebagai hasil dari proses reduksi data ini (yang melibatkan

penghapusan informasi yang tidak perlu dari kumpulan data), sebuah

kesimpulan dapat ditarik tentang situasi tersebut. Untuk menjawab

pertanyaan apakah data tersebut dari lapangan atau dari literatur, penulis

memulai dengan teori.

2. Penyajian Data

Penyajian dan pengorganisasian data adalah proses pembuatan grafik

menjadi satu kesatuan informasi. Berikan konteks untuk setiap informasi

yang Anda sajikan dengan menguraikan masalah dari perspektif yang lebih

luas sebelum menyelidiki secara spesifik.

3. Analisis Data

Penulis menggunakan metode ini untuk meneliti dan membandingkan

data yang dikumpulkan di lapangan satu per satu, secara sistematis dan

menyeluruh.

4. Penarikan Kesimpulan

Analisis data kualitatif diakhiri dengan menarik sebuah kesimpulan

dan validasi pada tiap-tiap kesimpulan awal tetap merupakan kesimpulan

tidak tetap yang akan berubah dan apabila didapati data baru pada

penghimpuynan data berikutnya. Konfirmasi temuan merupakan bagian

penting dari proses penelitian, yang melibatkan kembali dan memeriksa

kembali temuan dari lapangan.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Penelitian ini berangkat dari data. Dalam penelitian data adalah sesuatu

yang sangat penting oleh karena itu data harus benar-benar valid. Suatu

40
penelitian ukuran validitas terdapat pada alat yang dapat menyaring data dari

ketepatan dan kebenaran sesuai apa yang seharusnya diukur. Alat dari

pengukuran data dalam penelitian ini dibantu dengan metode interview,

observasi, dan metode dokumentasi. Dari hal tersebut, yang dapat diuji dari

ketepatannya yaitu kapasitas peneliti untuk merancang fokus, memilih dan

menetapkan informan, melaksanakan metode pengumpulan data, menganalisis

dan menginterprestasi serta melaporkan hasil penelitian yang mana semua hasil

tersebut dapat menunjukkan konsistensinya antara satu dengan yang lainnya.

Ada beberapa cara meningkatkan kredibilitas data (kepercayaan) terhadap

data kualitatif antara lain perpanjangan pengamatan, trianggulasi, dan diskusi

dengan teman sejawat. Penjelasan dari ketiganya, adalah sebagai berikut :

1. Perpanjangan pengamatan

Hasil penelitian dari kualitatif sulit dipercaya ketika peneliti hanya

sekali melakukan penelitian dilapangan, karena ketika datang sekali sulit

memperoleh link dan chemistry/enggagemant dengan informan.

Perpanjangan pengamatan memungkinkan terjadinya hubungan antara

peneliti dengan narasumber menjadi akrab, semakin terbuka, saling

mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi dan

peneliti dapat memperoleh data secara lengkap.

2. Trianggulasi

Karena yang dicari adalah kata-kata, maka tidak mustahil ada katakata

yang keliru yang tidak sesuai antara yang dibicarakan dengan kenyataan

sesungguhnya. Hal ini bisa dipengaruhi oleh kredibilitas informannya,

waktu pengungkapan, kondisi yang dialami dan sebagainya.

41
Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan data hasil wawancara

mendalam dengan data hasil observasi partisipan, serta dari dokumen yang

berkaitan. Selain itu, peneliti menerapkan trianggulasi dengan mengadakan

pengecekan derajat kepercayaan beberapa subjek penelitian selaku sumber

data dengan metode yang sama.

Validitas eksternal dalam penelitian kualitatif merupakan persoalan

empiris bergantung dengan kesamaan konteks, agar dapat dipahami orang

lain. Dalam penelitian ini peneliti menyediakan laporan deskriptif yang

rinci, jelas, sistematis dan empiris sehingga pembaca memperoleh informasi

yang jelas tentang temuan penelitian ini.

42
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Objek Penelitian

1. Profil Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus

Pondok pesantren merupakan lembaga yang memiliki fokus

pembelajaran keagamaan. Pondok Pesantren Al Firdaus merupakan salah

satu dari banyak pondok tahfidz yang memiliki nilai unggulan didalam

pembelajaran kepada santrinya, yaitu program tahfidzul qur’an yang di

selenggarakan selama 3 tahun masa pembelajaran kemudian dilanjutkan

dengan 1 tahun masa pengabdian masyarakat. Para santri disebar ke

beberapa titik yang ada didesa maupun luar desa, dengan tujuan meyalurkan

ilmu yang telah di timba selama 3 tahun di pondok pesantren. Dengan

program tersebut melatih santri agar lebih siap dalam menghadapi

kehidupan yang nyata di masa depan termasuk membaur bersama

masyarakat yang ada. Pondok al firdaus dipimpin oleh salah satu

pimpinannya Ustadz Abdul Aziz di bantu oleh jajarannya mulai direktur

bidang kesantrian beserta stafnya, kurikulum beserta stafnya serta bagian-

bagian lain yang mengatur keberlangsungan pembelajaran serta kegiatan

keseharian di pondok pesantren. (Wawancara dengan Ustadz Ayyub

Wibisono pada tanggal 3 Maret 2022)

Bertempat di Desa Wangen Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen ini baru memulai

program kegiatan pembelajarannya di awal tahun 2018 lalu. Santri yang

43
bertempat tinggal dipondok tersebut sementara ini adalah santriwan/ laki-

laki. Berbagai macam asal tinggal dengan latar belakang yang berbeda

sehingga menjadikan Pondok tersebut sebagai tempat pemersatu santi dari

masing-masing daerah yang berbeda.Salah satu program yang saat ini

tengah di minati banyak orang juga ada di Pondok ini, yaitu Tahfidzul

Qur’an. Dengan ketentuan waktu 3 tahun para santri di targetkan bisa

menyelesaikan hafalannya tepat pada waktu yang telah ditentukan selama

masa belajar berlangsung. Adapun yang lain seperti taklim, program yang

sedang di teliti yakni Siyahah kemudian berkuda, memanah, renang dan

lain-lain.

2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus

a. Visi Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus

Sebagai lembaga pendidik yang melahirkan generasi muslim

unggul, shalih muslih, berakhlaq qur’ani, berakidah ahlusunnah, wal

jama’ah sesuai dengan pemahaman salaful ummah (Dokumentasi

Pondok Pesantren).

Santri-santri yang belajar di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

Al-Firdaus Wangen ini di harapkan mampu menjadi generasi yang

memiliki kemampuan yang baik dalam melangsungkan kegiatan nyata

sesuai dengan apa yang di ajarkan islam serta Rasulullah serta di ikuti

para sahabat hingga generasi salaful ummah atau ulama-ulama pewaris

risalah Rasulullah. Sebagaimana di sampaikan oleh di rektur Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus wangen Ustadz Abdul Aziz.

(Wawancara dengan Ustadz Abdul Aziz)

44
b. Misi

Membentuk generasi qur’ani yang berakhlaqul karimah dan

berwawasan luas, serta mampu melahirkan generasi hamalatul qur’an

yang siap membumikan Al-Qur’an dalam setiap aspek kehidupan dan

Mencetak kader ulama amilin fi sabilillah yang mandiri visioner dan

siap menjadi pemimpin peradaban (Dokumentasi Pondok Pesantren).

Sehingga lulusan dari Pondok Pesantren Al Firdaus ini memiliki

dorongan mengayomi umat menjalankan kegiatan yang bersifat

kebersamaan sesui yang di tuntunkan al-qur’an dan dalam mengawal

aspek-aspek kehidupan sebagaimana di sampaikan Ustadz Abdul Azizi

selaku direktur Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus

Wangen.

3. Tujuan pesantren

Pondok pesantren tahfidzul quran alfirdaus wangen didirikan dengan

tujuan memperkenalkan syariat islam dan kegiatan yang di langsungkan di

pondek pesantren al firdause, menjadi pelopor bangkitnya semangat umat

islam dalam menjalankan syariat secara baik khususnya di desa wangen

dan sekitarnya serta barometer lembaga dakwah dalam mengelola

pesantren, baik pesantren tahfidz maupun pesantren moderen pada

umumnya.

Selain memiliki tujuan umumnya pesantren Pondok alfirdaus ini

memiliki cita-cita khusus untuk bisa mendidik santri lebih faham perkara

agama, menguatkan poin tahfidzul qur’an sebagai bekal santri serta hasil

45
dari 3 tahun menghafal al-qur’an untuk di manfaatkan menjadi ladang

perjuangan dimasa depan serta Pegangan santri dalam bermuamalah agar

bisa berinteraksi secara aktif dengan masyarakat yang di temui sehingga

dilaksanakan seluruh nilai itu secara baik.( Wawancara dengan Ustadz

Abdul Aziz).

4. Proyeksi dan Orientasi Program

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Firdaus di proyeksikan untuk

pesantren berdimensi ganda. Dari sisi pendidikan keagamaan, Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Firdaus tetap menggunakan sistem salafiah.

Di sisi lain, pesantren ini di proyeksikan berperan pula sebagai pusat kajian

pesantren serta pengembangan keterampilan santri dan masyarakat umum.

Diharapkan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al Firdaus berperan dalam

sebagai lembaga pemberdayaan kehidupan umat bagaimana diharapkan

oleh agama dan bangsa dengan menjalankan visi dan misi yang telah

dimiliki sehingga benar-bnar terwujud generasi yang mampu mengemban

serta meneruskan perjuangan islam dalam mengawal keberlangsungan

masyarakat yang ada .(Wawancara dengan Ustadz Abdul Aziz)

5. Kegiatan Pondok Pesantren Al-Firdaus

Menjadi rencana agenda kegiatan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an

Al Firdaus antara lain: memanah, kerajinan, Siyahah dan aneka

keterampilan lainnya.

Program dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan kepondokan

maupun kemasyarakatan sebagai berikut:

a. Pendidikan agama dan pengembangan Islam

46
1) Madrasah diniyah dari tingkatan awwaliyah sampai wusthi/a iliyah.

2) Majelis ta’lim untuk umum, ibu-ibu dan remaja islam

b. Kajian berbagai masalah islam dalam sistem sarasehan, seminar, diklat,

penetaran, kursus dan sebagainya.

1) Gerakan amal sholih dan kegiatan sosial

2) Gerakan zakat, infaq dan sodaqoh

3) Pendayagunaan dana umat untuk kegiatan ekonomi- sosial

c. Latihan dan keterampilan

1) Tambahan: bahasa arab, tahfidzul qur’an, Siyahah, rihlah

2) Pendidikan dan latihan: manajemen, berbagai latihan keterampilan

organisasi

3) Simakan keliling

d. Kegiatan sosial-ekonomi

1) Membentuk koperasi pesantren

2) Kerjasama dengan berbagai pengusahan baik pemerintah maupun

swasta

3) Membentuk badan usaha perekonomian seperti CV/PT dsb.

B. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian ini membahas program Siyahah di Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen dan tujuan program Siyahah yang akan

dijelaskan pada poin-poin berikut:

1. Program Siyahah

a. Pengertian Siyahah (Perjalanan)

Al-Siyahah atau Rihlah atau al-Safar dikenal dalam istilah bahasa

47
indonesia dengan kata pariwisata/ perjalanan, dalam bahasa inggris

dikenal dengan istilah “tourism” yang dapat didefinisikan sebagai suatu

kegiatan atau aktifitas perjalanan yang manusia lakukan secara

perorangan ataupun secara kelompok dalam suatu wilayah sendiri

ataupun wilayah kelompok lain (Yunus, M., 2013). Pondok mengambil

makna Siyahah sebagai kegiatan santri untuk melakukan perjalanan dari

malam di mulai hingga menuju keesokan hari di titik kumpul akhir.

Program Siyahah di pondok al Firdaus merupakan program

tahunan yang di jalankan di awal tahun ajaran. Dengan memanfaatkan

empat santri lama beserta para pengurus pondok kegiatan ini di ikuti

oleh santri baru dengan jumlah 30 orang di setiap tahunnya. Jarak serta

ketentuan yang di banung dalam program Siyahah ini terbilang cukup

jauh dengan estimasi waktu satu hari. Para santri berjalan 70 km dari

lokasi mereka tiba dengan menggunakan transport dari pondok.

b. Nilai-nilai dari segi makna dalam program Siyahah

Adapun nilai-nilai dari segi makna yang di jalankan Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen dalam program

Siyahah terdapat 7 nilai, diantaranya:

1) Sara–Yasiru-Siru-Sairan-Saiyaratan yang memiliki arti berjalan,

melakukan perjalanan menuju lokasi paa santri di arahkan untuk

memahami arti dari perjalanan itu sendiri sebagai mana ditunjukan

dalam Q.S Al- Ankabut:20 dan Q.S Sab’a: 18:

‫ع َل ٰى‬ َ َّ َّ‫ئ ٱلنَّ ْشأَةَ ٱلْ َءاخِ َرةَ ۚ ِإن‬


َ ‫ٱَّلل‬ ُ َّ ‫ْف َب َدأَ ْٱلخ َْلقَ ۚ ث ُ َّم‬
ُ ِ‫ٱَّلل يُنش‬ ۟ ‫ض فَٱنظُ ُر‬
َ ‫وا َكي‬ ۟ ‫سِير‬
ِ ْ‫وا فِى ْٱْلَر‬ ُ ْ‫قُل‬

ْ ‫كُ ِل َش‬
ٌ ‫ىءٍ قَد‬
‫ِير‬

48
Artinya:“Katakanlah: Berjalanlah di (muka) bumi, Maka

perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia)

dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya

sekali lagi Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu.”(Q.S Al- Ankabut: 20)

۟ ‫سِير‬
َ ‫وا فِي َها لَيَال‬
‫ِى‬ َ ٰ ‫َو َج َع ْلنَا بَ ْينَ ُه ْم َوبَيْنَ ْٱلقُ َرى ٱلَّتِى ٰبَ َر ْكنَا فِي َها قُ ًرى‬
ُ ۖ ‫ظ ِه َرةً َوقَدَّرْ نَا فِي َها ٱل َّسي َْر‬

َ‫َوأَيَّا ًما َءامِ نِين‬

Artinya: “Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-

negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa

negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-

negeri itu (jarakjarak) perjalanan. berjalanlah kamu di

kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan

dengan aman” (Q.S Saba’: 18).

Dalam uraian surat-surat diatas menjelaskan berakam anjuran

dalam melakukan perjalanan dengan menggunakan kata perintah

dan kata kerja sedang berlangsung sebagaimana di jelaskan oleh

direktur Ustadz Abdul Aziz terkait program Siyahah di pondok,

sehingga mendapat motivasi para Rasul dan Nabi terdahulu dalam

melakukan perjalanan. (Wawancara dengan Direktur Ustadz Abdul

Aziz).

2) As-Safar terdapat beberapa surat yang menjelaskan tentang

perjalanan dan keadaan orang-orang yang sedang dalam status

musafir yang dipermudah dan diringankan dalam beribadah

sehingga makna ini menjadi semangat pondok dalam

49
menyelenggaran program Siyahah.(Wawancara dengan Ustadz

Abdul Aziz).

3) Rihlah artinya perjalanan, dalam kebiasaan suku qurays dalam

melakukan perjalanan bisnis/ berdagang pada musim dingin ke

Yaman dan musim panas ke negeri Syam. Dalam hal ini Rasulullah

SAW menganjurkan ummatnya untuk berbisnis. Harapan yang di

rujukan melalui makna ini dalam melaksanakan program Siyahah

santri bisa melihat banyak orang untuk di jadikan relasi dalam

berbisnis meskipun poin itu tidak begitu banyak di jalankan oleh

pesantren mengingat tujuan awal kegiatan ini yang memiliki titik

fokus sendiri.(Wawancara dengan Ustadz Abdul Aziz)

4) Hajara-Yuhajiru-Muhajiran artinya berhirjah atau berpindah, hal ini

terdapat dalam Q.S An-Nisa: 100 yang menerangkan keadaan

dimana orang-orang berhijrah karena Allah SWT dan Rasul-Nya

sehingga orang-orang tersebut mendapatkan pahala walaupun akan

banya mendapat cobaan dan tantangan.

‫ِيرا َو َسعَةً ۚ َو َمن يَ ْخ ُرجْ مِن بَ ْيتِ ِهۦ‬


ً ‫غ ًما َكث‬ ِ ْ‫ٱَّلل يَ ِجدْ فِى ْٱْلَر‬
َ ‫ض ُم ٰ َر‬ ِ َّ ‫اجرْ فِى َسبِي ِل‬
ِ ‫َو َمن يُ َه‬

ً ُ‫غف‬
‫ورا‬ ُ َّ َ‫ٱَّلل ۗ َوكَان‬
َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫ٱَّلل َو َرسُو ِل ِهۦ ث ُ َّم يُد ِْر ْكهُ ْٱل َم ْوتُ فَقَدْ َوقَ َع أَجْ ُرهُۥ‬
ِ َّ ‫علَى‬ ِ َّ ‫اج ًرا إِلَى‬
ِ ‫ُم َه‬

‫َّرحِ ي ًما‬

Artinya: “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka

mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan

rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya

dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya,

kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke

50
tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya

di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang.”( Q.S An-Nisa :100)

5) Asra artinya memperjalankan, hal ini terdapat dalam Q.S Al- Isra’:

1 yang mejelaskan kisah Isra dan Mi’raj Rasulullah SAW dari

Masjid Haram ke Masjid Al- Aqsa di Palestina, kemusian

Rasulullah menaiki langit menjemput perintah sholat.

َ ‫ِى أَس َْر ٰى بِعَ ْب ِد ِهۦ لَي ًًْل مِنَ ْٱل َمس ِْج ِد ْٱل َح َر ِام إِلَى ْٱل َمس ِْج ِد ْٱْل َ ْق‬
‫صا ٱلَّذِى ٰبَ َر ْكنَا َح ْولَهُۥ‬ ٓ ‫س ْب ٰ َحنَ ٱلَّذ‬
ُ

‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ َ‫مِن َءا ٰيَتِنَا ٓ ۚ إِنَّ ۥهُ ه َُو ٱلسَّمِ ي ُع ْٱلب‬
ْ ‫ِلن ُِريَهُۥ‬

Artinya: “Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-

Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al

Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya

agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-

tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha

mendengar lagi Maha mengetahui” (Q.S Al-Isra’ : 1).

6) Saha-Yahsihu-Saihan-Siyahah-Saihun artinya berjalan atau

berpergian yang terdapat dalam Q.S At-Taubah ayat 2 dan 112:

َ‫ٱَّلل ُم ْخ ِزى ْٱل ٰ َكف ِِرين‬


َ َّ َّ‫ٱَّلل ۙ َوأَن‬ َ ‫ض أَرْ بَعَةَ أَ ْش ُه ٍر َوٱ ْعلَ ُم ٓو ۟ا أَنَّكُ ْم‬
ِ َّ ‫غي ُْر ُم ْع ِج ِزى‬ ۟ ‫فَسِيح‬
ِ ْ‫ُوا فِى ْٱْلَر‬

Artinya: “Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi

selama empat bulan dan ketahuilah bahwa Sesungguhnya

kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan

Sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.” (

Q.S At-Taubah :2)


ٓ
َّ ٰ َ‫ٱل ٰتَّئِبُونَ ْٱل ٰ َع ِبدُونَ ْٱل ٰ َحمِ دُونَ ٱل ٰ َّٓسئِحُون‬
َ‫ٱلر ِك ُعونَ ٱل ٰ َّس ِجدُونَ ٱلْ َءامِ ُرونَ ِب ْٱل َم ْع ُروفِ َوٱلنَّاهُون‬

51
َ‫ٱَّلل ۗ َوبَش ِِر ْٱل ُمؤْ مِ نِين‬
ِ َّ ‫ع ِن ْٱل ُمنك َِر َو ْٱل ٰ َح ِفظُونَ ِل ُحدُو ِد‬
َ

Artinya: “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang

beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang

sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah

berbuat Munkar dan yang memelihara hukum-hukum

Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.”( Q.S

At-Taubah 9:112)

Dalam ayat ini menjelaskan tentang bagaimana anjuran dalam

melakuan syiahah (perjalanan) di buka bumi untuk melakukan

ibadah dan anjuran melawat atau bertamasya ke suatu negeri untuk

melihat pemandangan dan kagungan ciptaan Allah SWT. Bahkan

Allah SWT memuji orang-orang yang melakukan perjalanan,

wisatawan dan pelancong dengan istilah ”Al-Saih” berbarengan

dengan orang bertaubat, memuji Allah, orang yang ruku’, orang

yang sujud, berjihad, dan beramar ma’ruf dan Nahi mungkar.

7) Dharaba artinya melakukan syiahah (perjalanan) yang terdapat

dalam Q.S An-Nisa: 101 menjelaskan tentang kemudahan dan

keringanan mengqasar shalat bagi orang yang dlaam perjalanan.

‫صلَ ٰوةِ إِ ْن خِ ْفت ُ ْم أَن‬ ۟ ‫ص ُر‬


َّ ‫وا مِنَ ٱل‬ ُ ‫ح أَن تَ ْق‬
ٌ ‫علَ ْيكُ ْم ُجنَا‬ ِ ْ‫ض َر ْبت ُ ْم فِى ْٱْلَر‬
َ ‫ض فَلَي‬
َ ‫ْس‬ َ ‫َوإِذَا‬

۟ ‫يَ ْفتِنَكُ ُم ٱلَّذِينَ َكف َُر ٓو ۟ا ۚ إِنَّ ْٱل ٰ َكف ِِرينَ َكان‬
َ ‫ُوا لَكُ ْم‬
‫عد ًُّوا ُّمبِينًا‬

Artinya: “Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka

tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu),

jika kamu takut diserang orang-orang kafir.

Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang

52
nyata bagimu” (Q.S An.Nisa’:101).

2. Tujuan Siyahah dalam di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-

Firdaus.

a. Meningkatkan nilai spiritual untuk mengenal Sang Pencipta

Tujuan utama Islam untuk menggakakkan Siyahah (perjalanan)

yaitu untuk mengenal Tuhan. Kemudian dalam tujuan maknawi,

Siyahah yaitu untuk mengenal berbagai ciptaan Allah SWT. Dalam hal

ini, Siyahah (perjalanan) bisa memiliki makna sebagai wisata rohani

artinya yaitu yang akan menerangi hati, melepas jiwa yang terbelenggu

dari tipu daya dunia dan lebih membuka mata (Arifin, 2015). Dalam hal

ini dipertegas dan diperkuat oleh firman Allah SWT dalam Q.S Ar- Rum

: 9. Jadi peran Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen

dalam hal ini yaitu meningkatkan dan menggali potensi para santri,

seperti tadabur dengan harapan mereka mengetahui kebesaran Allah

sehingga para santri akan semakin mensyukuri setiap nikmat yang Allah

berikan. (Wawancara dengan Ustadz Abdul Aziz)

b. Berbisnis, membuka peluang usaha sebagai salah satu pemberdayaan

potensi santri.

Siyahah (perjalanan) memiliki tujuan lain yang dianjurkan oleh

Islam yaitu anjuran untuk melakukan perniagaan atau berbisnis. Hal ini

menjadi salah satu tujuan penting dari Siyahah (perjalanan), sebab

dengan mencari penghasilan melalui usaha yang halal dan dengan

sistem yang benar merupakan suatu hal yang dianjurkan. Para santri di

53
berikan bekal sekilas terkait nila khusus ini sebagai bahan untuk di

kemudian hari jika ada keinginan dari masing-masing santri untuk

mengembangkan perniagaan di masing-masing daerah.(Wawancara

dengan Ustadz Abdul Aziz). Imam Ali r.a berkata “Berdaganglah agar

Allah SWT menurunkan berkahnya kepadamu.” Dalam melalui

perjalanan dagang ini dapat mempermudah dalam penyebaran Islam ke

segala penjuru dunia (Arifin, 2015).

c. Menambah Wawasan Keilmuan

Faktor penting lainnya yaitu dari segi ilmu dan wawasan yang

dapat mempengaruhi Siyahah (perjalanan) di Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen agar Islam di desa tersebut

khususnya semakin berkembang dan meluas secara umumnya. Dari

adanya Islam yang mulia ini dapat memotivasi para santri Pondok

Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus untuk lebih semangat dalam

mencari ilmu meskipun harus melangkah sampai ke negeri yang jauh.

Sebab peradaban Islam agar tetap tumbuh dan berkembang maka harus

melakukan perjalanan dengan tujuan menuntut ilmu pengetahuan

(Arifin, 2015).

d. Mendapatkan Ketenangan Jiwa dan Kebersihan Hati

Dalam melakukan perjalanan Siyahah merupakan salah satu

dorongan dari Islam untuk memberikan kesempatan kepada umatnya

bersenang-senang dengan cara yang sehat sehingga program ini

berusaha di berikan kepada para santri Pondok Pesantren Tahfidzul

Qur’an Al-Firdaus Wangen agar bisa meniru serta membiasakan

54
mengambil kesenangan dengan cara yang sehat. Menyaksikan banyak

ciptaan Tuhan yang indah, seperti pemandangan gunung, air sungai

yang mengalir, sumber mata air yang jernih, hutan yang hijau dan lebat,

dan ombak di lautan yang luas(Wawancara dengan Ustadz Abdul Aziz).

Dari sekian banyak pemandangan tersebut akan menimbulkan rasa

senang dan kesegaran dalam jiwa manusia dan akan menambah

kekuatan iman kepada Sang Khaliq (Arifin, 2015). Menemui kerabat

atau saudara-saudara dengan tujuan menjalin serta mempererat tali

silaturahmi merupakan salah satu tujuan dari perjalanan Siyahah yang

dianjurkan oleh Islam.

Di dalam pondok pesantren tersebut program Siyahah di

laksanakan minimal setahun sekali atau bisa berjalan dalam kurun

waktu satu tahun itu sebanyak dua kali tepatnya tahun ajaran baru di

awal semester dan di akhir semester. Kegiatan ini di pimpin langsung

oleh Ustadz Ayyub Wibisono selaku Staf Kesantrian dalam kegiatan

Siyahah ini. Ada tiga nilai khusus yang terkandung serta di harapkan

dapat memberikan dampak baik bagi santri dalam kegiatan ini seperti:

1) Nila spiritual, mengajarkan kepada para santri untuk merenungi

kebesaran yang maha kuasa dengan perenungan yang di laksanakan

malam hari. Selain dari pada tanda kebesaran Allah juga bermaksud

mengajarkan kepada santri kesunyian yang ada pada malam

tersebut.

2) Nilai jasmani, melatih fisik para santri untuk di kemudian hari

memiliki daya tahan tubuh yang kuat, tidak sekedar ketika pagi

55
sampai sore melainkan malam pun tenaga yang ada bisa di gunakan

untuk kebaikan bagi orang lain.

3) Nilai penguatan hafalan, selain dua poin diatas tidak kalah

pentingnya adalah membiasakan para santri ketika dalam sebuah

perjalanan selalu bisa melafadzkan ayat-ayat Allah tanpa membawa

mushaf. Artinya dengan menggunakan kekuatan hafalan mereka.

Karena dengan itulah mereka mulai membiasakan ketika mushaf

terlupa atau tertinggal membaca Al-Qur’an tetap berjalan

menggunakan hafalan yang ada. (Wawancara dengan Ustadz

Ayyub Wibisono). Untuk mencapai semua itu manajemen sebuah

program sangat di butuhkan dalam kegiatan ini sehingga munculah

beberapa elemen yang di kumpulkan jadi satu untuk mengelola

kegiatan ini. Adapun diantara pengelola sekaligus penyelenggara

program Siyahah yakni Direktur Pondok, Bagian Kesantrian,

Dewan asatidz, empat santri lama.

C. Analisis Manajemen Program Siyahah

Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data yang lengkap melalui

wawancara, arsip-arsip dan laporan kegiatan, dan data-data primer maupun

sekunder lainnya, penulis pun melakukan analisis atas kegiatan manajemen

program Siyahah di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus. Berikut

adalah hasil penelitian penulis tentang analisis penerapan fungsi-fungsi

manajemen program Siyahah. Hasil analisis tersebut sesuai dengan prinsip

manejemen Mondy dan Premeaux (1995) yaitu terdapat empat tahap sebagai

berikut (Anggraeni, 2020):

56
1. Perencanaan Program (Planning)

Fungsi pertama dalam ilmu manajemen adalah perencanaan atau

planning yaitu pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya,

apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa (Anggraeni,

2020). Segala bentuk kegiatan maupun program yang akan dilakukan akan

berjalan dengan efektif apabila sudah dipersiapakan sebelumnya mengenai

apa yang akan dilakukan secara matang dan tereperinci (Candra, 2015).

Berdasrkan data penulis peroleh dari wawancara kepada para

pengurus dan penanggung jawab program Siyahah pada Pondok Pesantren

Al- Firdaus dapat diperoleh hasil dari salah satu aktifitas perencanaan yakni

program, dimana program ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dari

Pondok Pesantren Al-Firdaus dengan programnya yakni Siyahah. Karena

Siyahah adalah program rutinan dan membutuhkan pengarahan serta

perencanaan agar bisa di jalankan seluruh santri untuk berpartisipasi

dengan baik dalam melaksanakan kegiatan tersebut sehingga kesiapan

program ini matang dan siap untuk di jalankan. Sebagai progam yang di

perhitungkan di lingkungan pondok sejak 4 tahun terakhir tepatnya 2018

Siyahah menjadi kegiatan dengan menanamkan nilai kesehatan serta

penguatan jasmani untuk para santri ternyata memiliki daya tarik tersendiri,

selain dari waktu pelaksanaannya di waktu yang tidak biasa juga

kegiatannya yang bersifat apa adanya.

Dengan bekal pengetahuan yang diberikan secara komprehensif

dan terintegrasi selama satu hari satu malam bulan pendidikan, para santri

terbukti lebih memiliki daya tahan kesehatan yang prima hal ini

57
sebagaimana wawancara kepada kesantrian dan panitia kegiatan Siyahah.

bahkan tidak sedikit diantara mereka menginginkan untuk diadakan tidak

hanya setahun sekali melainkan lebih dari itu.

Dalam perjalannya dalam mengemban dan menepis sebagian isu

miring masyarakat untuk mengembangkan dan memberikan pendidikan

atau pelatihan selama program ini, terhitung mulai berdirinnya pondok pada

tanggal 31 Januari 2018 (Wawancara dengan Ustadz Abdul Aziz selaku

Direktur Pondok). demi menjawab tantangan serta isu tersebut santri mudah

sakit dan memiliki daya tahan tubuh lemah. Aktivitas utama dari kegiatan

ini yaitu kesehatan atau Siyahah itu sendiri, menyelenggarakan kegiatan

yang terbuka bisa di lihat khalayak umum dalam pengembangan jasmani

maupun rohani santri pengelola program secara berkesinambungan

membuktikan kegiatan tersebut tidak semata-mata hanya kebutuhan sesaat.

Program Siyahah yang dilaksanakan oleh pondok pesantren

(kesantrian) telah membuat skala prioritas bagi para peserta Siyahah. Hal

ini mengingat kebugaran para santri adalah sesuatu yang utama dan sangat

perlu untuk di perhatikan agar para santri bisa lebih mudah dan fokus dalam

melaksanakan kegiatan belajar serta kegiatan kepondokan lainnya. program

Siyahah ini berlangsung selama satu hari satu malam dengan kegiatan atau

jadwal dari kesantrian tersebut yakni: a) Pengarahan para santri; b)

Mekanisme kegiatana untuk santri

2. Pengorganisasian Program (Organizing)

Pengorganisasian penting dilakukan, agar pekerjaan atau kegiatan

yang dilakukan menjadi efektif dan efisien (Anggraeni, 2020). Sebab

58
dengan adannya pengorganisasian maka rencana kegiatan Siyahah di

Pondok Pesantren Al-Firdaus akan berjalan dengan baik. Pengorganisasian

dapat didefiniskan sebagi proses penetapan pekerjaan yang efektif untuk

dikerjakan, pengelompokan pekerjaan sesuai dengan bagian kerjanya agar

tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien. (Candra, 2015)

Dalam proses pengorganisasian program Siyahah dapat di tunjukan

dengan Pengorganisasian kemudian dapat di rumuskan sebagai aktifitas

menyususun suatu kerangka program yang menjadi wadah bagi segenap

kegiatan usaha dengan jalan membagi dan menyusun jalinan hubungan

kerja di antara satuan-satuan di pesantren atau petugasnya. Jadi setelah

perencanaan telah tersususun atau terprogram, para pengelola

mengkoordinasikan pelaksanaan tugas urusan umum, personalia, keuangan

dan perelngkapan dangan bagiannya masing-masing sehingga dalam

bertugas lebih terperinci, serta diserahkan pelaksanaannya kepada beberapa

orang agar mencegah timbulnya akumulasi pekerjaan hanya pada diri

seorang pelaksana saja, dimana kalau hal ini sampai terjadi, tentulah akan

sangat memberatkan dan menyulitkan.

Pada dasarnya kebutuhan program Siyahah ini adalah untuk

memenuhi kekurangan kesehatan SDM, serta meningkatkan keterampilan

dalam kegiatan yang menyehatkan. Melihat kondisi sekarng ini dengan

banyaknya terjadi isu mudah sakit dan anggapan kesehatan kurang

dikalangan santrin oleh masyarakat. Agar hal itu tidak terjadi pada

pesantren, maka peneliti berpendapat bahwa program Siyahah yang di

adakan oleh Pondok Pesantren Al-Firdaus sangat perlu diadakan agar para

59
santri dapat menjadi seorang pelajar yang tangguh serta unggul

sebagaimana visi yang di sampaikan pondok. Oleh karena itu, peserta yang

ada pada kegiatan Siyahah ini dibekali dengan materi- materi pengetahuan

sebelum mereka melaksanakan dan ketika sedang didalam kegiatan seperti:

materi dasar, (akidah, dakwah, fikih Siyahah, fikih muamalah, serta materi

bagi penghafal Al-Qur’an yang di sebutkan dalam kitab At-Tibyan Imam

An-Nawawi), materi pokok (manajemen kesehatan, pola hidup sehat)

materi pendukung (diskusi peninjauan lapangan, evaluasi)

3. Penggerakan (Siyahah)

Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan.

Maksudnya, suatu tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota

kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan

organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau

bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama-

sama untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien

(Anggraeni, 2020). Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership)

yang baik. Actuating merupakan upaya untuk merealisasikan suatu rencana.

Dengan berbagai arahan dengan memotivasi setiap karyawan untuk

melaksanakan kegiatan dalam organisasi, yang sesuai dengan peran, tugas

dan tanggung jawab. Maka dari itu, actuating tidak lepas dari peranan

kemampuan leadership (Candra, 2015).

Penggerakan dibutuhkan sikap yang pro-aktif dalam mengelola

sebuah organisasi ataupun lembaga, adapun yang terjadi pada Pondok

Pesantren Al- Firdaus dalam menjalankan program Siyahah. Bagian

60
kesantrian beserta penanggung jawab program diberikan kepercayaan

penuh dalam mengelola keseluruhan kegiatan program Siyahah selama satu

hari penuh, baik dari segi pembimbing pengarahan, materi kegiatan,

pengondisian peserta. Meurut ustadz Ayyub Wibisono selaku penanggung

jawab kegiatan Siyahah penggerakan merupakan kegiatan seni manajemen

untuk membuat orang lain dapat bergerak melaksanakan tugasnya masing-

masing. Pada dasarnya menggerakkan orang lain bukanlah pekerjaan

mudah, untuk menngerakkan rencana-rencana ataupun program tersebut

butuh kesabaran dan ketenangan bahkan sabagai pimpina harus memiliki

kemampuan atau seni menggerakkan orang lain itu disebut dengan

kempemimpinan.

4. Pengawasan (Evaluasi)

Pengawasan merupakan penilain dan koreksi atas pelaksanaan

kerja yang dilakukan oleh bawahan dengan maksud mendapatkan

keyakinan atau menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasai dan rencana

yang digunkan dapat terlaksna degan baik (Anggraeni, 2020). Sedangkan

fungsi manajerial pengawasan adalah mengukur dan mengoreski prestasi

kerja bawahan guna memastikan bahwa tujuan organisasi disemua tingkat

dan rencana yang didesain untuk mencapainya, sedang dilaksanakan.

Pelaksanaan kegiatan di evaluasikan penyimpangan-penyimpangan yang

tidak diinginkan harus cepat diperbaiki supaya tujaun tercapai dengan baik.

(Candra, 2015)

Pengawasan sangat penting untuk dilaksanakan di dalam Pondok

Pesantren. kegiatan pengawasan telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai

61
dengan ilmu manajemen. Setiap kegiatan yang berhubungan dengan

program pondok telah di lakukan pengawasan dari pengasuh tertinggi di

pondok terlebih dhulu untuk mengetahui layak atau tidak layak kegiatan

tersebut dilaksanakan. Dari analisis tentang pengawasan yang terjadi untuk

program Siyahah di Pondok Pesantren dapat disimpulkan bahwa

pengawasan yang terdapat Pondok untuk program Siyahah telah teralaksana

dengan baik. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan telah melalui proses

pengawasan yang telah ada di pondok untuk Program Siyahah.

Maka dalam hal ini peneliti menyampaikan bahwa Pondok

Pesantren Al Firdaus telah melaksanakan poin-poin sesuai yang ada di

dalam ilmu manajemen. Berdasarkan program dan visi popndok saling

memiliki keterkaitan yang padu sehingga menjadikan kegiatan ini memiliki

nilai untuk menjadi bahan pembelejaran.

62
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini membahasas ringkasan dari hasil penelitian dan kekurangan

penelitian ini sebagai saran bagi penelitian selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian pada bab-bab

sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa mencapai tujuan dan target

terciptanya program Siyahah dengan baik maka dalam mengembangkan serta

menjalankannya membutuhkan sumber daya manusia yang bagus sehingga

terwujudnya program yang baik serta di terima di setiap kalangan. Para

pengurus atau pelaksana program dalam hal ini adalah para asatidz, dalam

merealisasikan tujuan tersebut dan untuk menghindari resiko penyimpangan

dari target yang telah ditentukan. Para pengurus telah mengaplikasikan fungsi-

fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, serta

evaluasi dari program Siyahah yang diadakan.

Fungsi-fungsi manajemen yang peneliti rujukkan berdasarkan teori

yang ada telah di jalankan telah di jalankan Pondok Pesantren Tahfidzul

Qur’aan berdasarkan wawancara dan pengamatan selama menjalankan program

Siyahah di Pondok tersebut.

B. Saran

Berdasarkan pemaparan hasil penelitian tersebut, terdapat beberapa hal yang

perlu diperbaiki dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

63
1. Pembahasan mengenai perencanaan melibatkan santri lama sebagai

personal yang di utus menemani perjalanan dalam kegiatan Siyahah

tersebut.

2. Pihak penyelenggara program Siyahah di Pondok Pesantren Al-Firdaus di

sarankan untuk lebih teliti dalam mengawasi santri yang sedang berkegiatan

di luar Pondok. Pengamatan tersebut harus di berikan sebab dari santri yang

mengikuti kegiatan masih ada tiga santri tidak taat aturan program Siyahah.

3. Antisipasi santri kelelahan di perjalanan harus di perhatikan oleh pihak

penyelenggara.

64
DAFTAR PUSTAKA

Afif Sohari. (2006). Hadits Tematik. Surabaya: Pusaka.


Anggraeni, D. (2020). Manajemen Dakwah Organisasi Kepemudaan. Jurnal Ilmu
Dakwah, 89.
Arifin, J. (2015). WAWASAN AL-QUR’AN DAN SUNNAH TENTANG
PARIWISATA. Bengkulu: Amzah.
Bunging B. (2007). Penelitian Kualitatif (2nd ed.). Jakarta: Kencana.
Choliq A. (2016). Manajemen Haji dan Wisata Religi (1st ed.). Jakarta: Balai
Pustaka.
Daulay, H. H. P. (2014). Pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional di
Indonesia. Kencana.
Darmadi. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Semarang: Deepublish.
Donnell C. (1972). Priciple of Management: An-Analysis of Managerial Function.
New York: McGraw Hill Book Company.
Dr. Chandra M. (2015). Dasar-dasar Manajemen :Mengoptimalkan Pengelolaan
Organisasi secara efektif dan Efisien. Bandung: Kencana.
Hariawan, R., & Hakim, L. (2018). Manajemen Program Unggulan di Pondok
Pesantren. Jurnal Visionary: Penelitian dan Pengembangan dibidang
Administrasi Pendidikan, 2(1).
Hikmawati, L. (2016). Manajemen Dakwah Dalam Meningkatkan Perilaku
Beribadah Santri Pondok Pesantren Putri Raudlatut Thalibin Tugurejo
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Busyro: Jurnal Dakwah Dan
Komunikasi Islam, 137.
Junaedi A, & Wisnu H. (2016). Survei Tingkat Kemajuan Pendidikan Jasmani,
Olahraga, Dan Kesehatan Di Sma, Smk, Dan Ma Negeri Se-Kabupaten
Gresik. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, 3(3), 834–842.
Karlina. (2008). Minat Remaja dalam Kegiatan Keagamaan (Studi kasus di RW 02
Kelurahan Cipinang Besar Utara Jak-Tim). Busyro: Jurnal Dakwah Dan
Komunikasi Islam.
Lexy.J, M. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Muhajirin, N. (1998). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.

65
Mujiono I. (2018). Kepemimpinan dan Keorganisasian (Vol. 4).
Muktadin K. (2008). Program Kegiatan Keagamaan Sebagai Wahana Untuk
Meningkatkan Ketaatan Beribadah Siswa Kelas VIII Di MTS Negri
Semanau Gunungkidul Yogyakarta. Didaktis: Jurnal Pendidikan Dan
Ilmu Pengetahuan.
Ramadona, S. (2019). Manajemen Dakwah di LAZIZ Qoryah Thoyyibah. Jurnal
Al-Hikmah.
Ramayulis. (2011). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Rohidi, T. R. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Sugiyono. (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.
Sungkono. (2005). Pengantar Manajemen Personalia. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Syahid, A. (2019). Islam Nusantara. Depok: Rajawali Press.
Syarif, M. (2012). Peranan Manajemen Dakwah dalam Pengelolaan Kegiatan
Keagamaan Di PT. Bank Mega Tbk Kanwil Makassar.
Wicaksana A. (2016). Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Garudhawaca.
Wijaya, C., & Rifa'i, M. (2016). Dasar-dasar manajemen: mengoptimalkan
pengelolaan organisasi secara efektif dan efisien.
Wulandari,. (2019). Manajemen Dakwah Di Panti Asuhan Muhammad `Natsir
Desa Margomulyo Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan.
Yunus, M. (2013). Kamus Bahasa Arab. Jakarta: Aqwam.

66
Lampiran 1. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan
Juni Juli Agustus September Oktober November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan X X X X
instrumen penelitian
• Pedoman
wawancara
• Tabel Wawancara
2 Pengumpulan Data X X X X X X X X X X X X
• Reduksi Data
3 Analisis Data X X X X X X X X X X X X
• Triangulasi
4 Penulisan Hasil X X X X
Penelitian

67
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Santri

PEDOMAN WAWANCARA SANTRI

Topik : Manajemen Program Siyahah di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an


Al-Firdaus Wangen Polanharjo Klaten

No. Pertanyaan
1 Bagaimana sistem peraturan yang dijalankan dalam melangsungkan
kegiatan Siyahah di pondok?
2 Dari mana sumber pembiayaan kegiatan Siyahah santri?
3 Adakah pembinaan keorganisasian di dalam pelaksanaan kegiatan
Siyahah ini?
4 Bagaimana hasil dari terlaksananya program Siyahah yang dilaksanakan
santri?
5 Ada berapa jenis program rutinan yang dilaksanakan di pondok ini?
6 Apa peran mudir (direktur) didalam keberlangsungan kegiatan Siyahah
ini?
7 Apa yang menjadi hambatan dalam mengondisikan peserta di Siyahah
ini? Bagaimana cara mengatasinya?
8 Apakah diadakan laporan evaluasi tentang kegiatan Siyahah bagi santri?
9 Upaya apa yang menjadikan semua kegiatan tersebut berjalan lancar?
10 Apa tujuan dari diadakan kegiatan Siyahah ini?

68
Lampiran 3. Transkrip Wawancara Santri

A. Transkrip Wawancara Narasumber 1

Penanya : Rachmad
Narasumber 1 : Bagas Al-Atas (Santri asal Magelang)
Waktu : 13 Januari 2022
Tempat : Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus

No. Penanya Narasumber


Pertanyaan
1 Bagaimana sistem peraturan “Kegiatan Siyahah dilaksanakan setiap
yang dijalankan dalam akhir semester dengan model kegiatan
melangsungkan kegiatan para santri di kumpulkan diberikan
Siyahah di pondok? arahan oleh staf kesantrian bahwa akan
ada kegiatan yang menguras stamina
tubuh yakni Siyahah. Selain dari pada itu
pagi para santri di bangunkan selesai dari
sholatshubuh pengarahan dan tausiah
dari dewan asatidz yang kemudian santir
dilepas berjalan sampai finish dengan
ketenutan dilarang membuat gaduh
masyarakat yang jalannya di jadikan
jalur kegiatan”
2 Dari mana sumber “ada dan di berikan kepada kami sebagai
pembiayaan kegiatan santri beberapa hari sebelum acaradi
Siyahah santri? mulai”
3 Adakah pembinaan “yang kami rasakan sebagai santri adalah
keorganisasian di dalam badan diajarkan untuk selaludijaga
pelaksanaan kegiatan supaya sehat dan siap menghafal dengan
Siyahah ini? berbagai keadaan”
4 Bagaimana hasil dari “ada tasmi’ pekanan, berkuda dan salah
terlaksananya program satunya Siyahah ini”
Siyahah yang dilaksanakan
santri?
5 Ada berapa jenis program “sebagai motivator kebaikan untuk
rutinan yang dilaksanakan di kami para santri agar lebihj semangat
pondok ini? dalam mengikuti kegiatan ini”
6 Apa peran mudir (direktur) “pengondisian teman-teman ketika
didalam keberlangsungan perpindahan pos satu menuju pos
kegiatan Siyahah ini? beerikutnya”
7 Apa yang menjadi “dewan asatidz mengumnpulkan dan
hambatan dalam mengondisikan sehingga ketika belum
mengondisikan peserta di lengkap jumlah santri belum lanjut ke
Siyahah ini? Bagaimana pos berikutnya”
cara mengatasinya?
8 Apakah diadakan laporan “setelah kegiatan Siyahah berjalan para
evaluasi tentang kegiatan santri di kumpulkan dan adamuhasabah
Siyahah bagi santri? serta evaluasi dari mudir”
9 Upaya apa yang menjadikan “kekompakan dewan asatidz beserta
semua kegiatan tersebut elemen-elemen yang lain membantu

69
berjalan lancar? acara ini”
10 Apa tujuan dari diadakan “Tadabur alam, penguatan daya tahan
kegiatan Siyahah ini? tubuh dan persiapan menyambut
padatnya kegiatan pondok untuk santri”

B. Transkrip Wawancara Narasumber 2

Penanya : Rachmad
Narasumber 2 : Andhika Santri Asal Purwodadi
Waktu : 13 Januari 2022
Tempat : Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus

No. Penanya Narasumber


Pertanyaan
1 Bagaimana sistem peraturan “ada, bimbingan yang didapat
yang dijalankan dalam merupakan npembelajaran yang di
melangsungkan kegiatan berikan dewan asatidz dalam hal ini
Siyahah di pondok? adalah bagian kesantrian. Termasuk
dengan adanya kegiatan Siyahah yang
kami lakukan setiap satu semseter
sekali ini kami di latih merencanakan,
mengatur, melaksanakan serta kontrol
agarterjalannya kegiatan Siyahah
tersebut dari awal hingga akhir
dengan baik”
2 Dari mana sumber “mudir berperan memberikan kalimat
pembiayaan kegiatan hikmah dan memberikan kesetujuan atas
Siyahah santri? di slenggarakannya kegiatan dari bagian
kesantrian ini. Sehingga dengan
hadirnya mudir diawal sebagai pemberi
semangat snatri dapat tambahan tenaga
untuk bisa menyelesikan kegiatan ini”
3 Adakah pembinaan “Santri di wajibkan mengikuti
keorganisasian di dalam kegiatan dengan ketentuan keadaan
pelaksanaan kegiatan badansehat dan siap mentaati
Siyahah ini? peraturan selama kegiatan
dilaksanakan”
4 Bagaimana hasil dari “kami sebagai santri banyak
terlaksananya program mengambil pelajaran dalam kegiatan
Siyahah yang dilaksanakan tersebutserta menjadi pengacu dalam
santri? semangat menuntut ilmu”
5 Ada berapa jenis program “ada kegiatan olahraga, berkuda,
rutinan yang dilaksanakan berenang, Siyahah, dan tasmi’ serta yang
di pondok ini? lainnya”
6 Apa peran mudir (direktur) “membangunkan santri yang kelelahan
didalam keberlangsungan dalam tengah perjalanan untuk
kegiatan Siyahah ini? menunaikan sholat shubuh”
7 Apa yang menjadi “dewan asatidz memberikan ketentuan

70
hambatan dalam istirahat sehingga meskipun sedikit telat
mengondisikan peserta di tapi masih diawal waktu”
Siyahah ini? Bagaimana
cara mengatasinya?
8 Apakah diadakan laporan “diadakan setelah kegiatan selesi jarak
evaluasi tentang kegiatan beberapa hari”
Siyahah bagi santri?
9 Upaya apa yang menjadikan “loyalitas dari temen-temen santri dan
semua kegiatan tersebut dewan asatidz dalam membina”
berjalan lancar?
10 Apa tujuan dari diadakan “Pembelajaran seputar ketahanan tubuh
kegiatan Siyahah ini? daam menghadapi setiap kegiatan di
pondok”

C. Transkrip Wawancara Narasumber 3

Penanya : Rachmad
Narasumber 3 : Verdi Rilda (Santri asal Padang)
Waktu : 13 Januari 2022
Tempat : Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus

No. Penanya Narasumber


Pertanyaan
1 Bagaimana sistem peraturan “ketetapan dan arahan sebelum serta
yang dijalankan dalam setelah kegiatan dilaksanakan diadakan
melangsungkan kegiatan penjelasan terkait kegiatan ini”
Siyahah di pondok?
2 Dari mana sumber “para santri diajarkan nilai-nilai
pembiayaan kegiatan kepemimpinan serta bagaimana mengatur
Siyahah santri? waktu”
3 Adakah pembinaan “kami para santri bisa tadabur dimalam
keorganisasian di dalam hari dan pelajaran terkait syukur dlam
pelaksanaan kegiatan sebuah hafalan”
Siyahah ini?
4 Bagaimana hasil dari “ada beberapa seperti tasmi’,
terlaksananya program muhadhoroh, Siyahah, renang dan
Siyahah yang dilaksanakan lainnya”
santri?
5 Ada berapa jenis program “pengarah dan pemberi semangat bagi
rutinan yang dilaksanakan kami santri agar bisa sukses dalam
di pondok ini? melaksanakan kegiatan ini”
6 Apa peran mudir (direktur) “kembalinya menuju lokasi awal, banyak
didalam keberlangsungan barang yang dirasa jatuh tanpa sadar”
kegiatan Siyahah ini?
7 Apa yang menjadi “santri yang hendak kabur.
hambatan dalam ada tim pelacak yang pulang lebih akhir
mengondisikan peserta di untuk pengecekkan barang yang tidak
Siyahah ini? Bagaimana ada”
cara mengatasinya?
8 Apakah diadakan laporan “diadakan setelah beberapa hari santri

71
evaluasi tentang kegiatan sampai pondok”
Siyahah bagi santri?
9 Upaya apa yang menjadikan “pemahaman kepada santri terkait apa itu
semua kegiatan tersebut Siyahah”
berjalan lancar?
10 Apa tujuan dari diadakan “Supaya santri bisa melatih ketahanan tau
kegiatan Siyahah ini? dengan kebesaran sang pencipta serta
ajang murojaah di tengah perjalanan”

D. Transkrip Wawancara Narasumber 4

Penanya : Rachmad
Narasumber 4 : Hafidz Abdurobbi (Santri asal Sragen)
Waktu : 12 Januari 2022
Tempat : Temanggung

No. Penanya Narasumber


Pertanyaan
1 Bagaimana sistem peraturan “evaluasi diadakan di setiap selesai
yang dijalankan dalam kegiatan tersebut, sebab kegiatan Siyahah
melangsungkan kegiatan ini hanya dilaksanakan dalam kurun
Siyahah di pondok? waktu satu semester sekali sehingga
untuk evaluasi atas kegiatan tersebut
biasanya dilakukan setelah kegiatan
tersebut terlaksana, berjarak satu pekan
dari kegiatan tersebut selesai. evaluasi
biasanya di lakukan secara umu dengan
para santri dan bidang kesantrian dari
dewan asatidz”
2 Dari mana sumber “koordinasi sebelum acara dimulai
pembiayaan kegiatan kemudian melibatkan segenap santri
Siyahah santri? tingkat atas untuk emnjadi pengawas
serta para asatidz yang hadir mengawal
merka tak lupa para donatur dengan
sebagian hartanya untuk menyukseskan
acara tersebut”
3 Adakah pembinaan “ada tepatnya sebelum program ini di
keorganisasian di dalam laksanakan pembinaan tersebut di
pelaksanaan kegiatan berikan kepada santri agar lebih siap”
Siyahah ini?
4 Bagaimana hasil dari “Kegiatan yang lain bisa di kawal dengan
terlaksananya program fisik yang kuat setelah mendapatkan
Siyahah yang dilaksanakan pelatihan dari program Siyahah ini”
santri?
5 Ada berapa jenis program “Banyak. Ada Siyahah, tasmi’
rutinan yang dilaksanakan muhadoroh berkuda yang menjadi
di pondok ini? rutinitas pesantren”
6 Apa peran mudir (direktur) “Mengayomi serta bertanggungjawab
didalam keberlangsungan terlaksananya Siyahah dengan baik”
kegiatan Siyahah ini?
7 Apa yang menjadi “Santri-santri yang tidak mengikuti

72
hambatan dalam aturan awal mengharuskan untuk
mengondisikan peserta di pemberhentian sehingga waktu sempat
Siyahah ini? Bagaimana terhambat. Sedang cara mengatasinya
cara mengatasinya? adalah mengingatkan aturan awal
Kembali”
8 Apakah diadakan laporan “diadakan pasca kegiatan tersebut selesai
evaluasi tentang kegiatan berjarak satu pekan setelahnya”
Siyahah bagi santri?
9 Upaya apa yang menjadikan “ada pengarahan kemudian di berikan
semua kegiatan tersebut materi di setiap posnya”
berjalan lancar?
10 Apa tujuan dari diadakan “tadabur serta melatih fisik santri agar
kegiatan Siyahah ini? lebih tahan dalam setiap kegiatan”

73
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Ustadz

PEDOMAN WAWANCARA USTADZ

Topik : Manajemen Program Siyahah di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an


Al-Firdaus Wangen Polanharjo Klaten

No. Pertanyaan
1 Bagaimana sistem peraturan yang dijalankan dalam melangsungkan
kegiatan Siyahah di pondok?
2 Adakah pembinaan keorganisasian di dalam pelaksanaan kegiatan
Siyahah ini?
3 Bagaimana hasil dari terlaksananya program yang dilaksanakan organisasi
santri?
4 Ada berapa jenis program rutinan yang dilaksanakan di pondok ini?
5 Apa peran mudir(direktur) didalam keberlangsungan kegiatan Siyahah
ini?
6 Berapa peserta dalam kegiatan Siyahah ini?
7 Bagaimana santri menempuh perjalanan dalam program Siyahah ini?
8 Apakah diadakan laporan evaluasi tentang kegiatan Siyahah bagi santri?
9 Upaya apa yang menjadikan semua kegiatan tersebut berjalan lancar?
10 Apa tujuan Siyahah serta kapan di laksanakan?

74
Lampiran 5. Transkrip Wawancara Ustadz

A. Transkrip Wawancara Narasumber 5

Penanya : Rachmad
Narasumber 5 : Abdul Aziz ( Direktur )
Waktu : 16 Januari 2023
Tempat : Gazebo Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Firdaus Wangen

No. Penanya Narasumber


Pertanyaan
1 Bagaimana sistem peraturan yang “Tahapan penjelasan terkait teknis serta
dijalankan dalam melangsungkan konsekuensi ketika melanggar ketetapan
kegiatan Siyahah di pondok? tersebut di berikan saat pembekalan
sebelum kegiatan”
2 Adakah pembinaan “Diadakan pembinaan serta pemahaman
keorganisasian di dalam terkait keorganisasian baik sebelum dan
pelaksanaan kegiatan Siyahah setelah kegiatan”
ini?
3 Bagaimana hasil dari “Dampak semangat dari kami sebagai
terlaksananya program yang santri untuk lebih giat dalam belajar dan
dilaksanakan organisasi santri? menghafal”
4 Ada berapa jenis program rutinan “Ada beberapa, misalnya muhadoroh,
yang dilaksanakan di pondok ini? Siyahah, wisuda akbar”
5 Apa peran mudir(direktur) “pimpinan pondok dan pemberi nasihat
didalam keberlangsungan dalam kegiatan ini”
kegiatan Siyahah ini?
6 Berapa peserta dalam kegiatan “30 santri baru 4 santri lama sebagai
Siyahah ini? pengawal serta 3 ustadz pembimbing”
7 Bagaimana cara mengatasinya “Pimpinan kelompok bersama asatidz
hambatan di kegiatan Siyahah? memberikan arahan di depan serta
belakang”
8 Apakah diadakan laporan “diadakan”
evaluasi tentang kegiatan Siyahah
bagi santri?
9 Upaya apa yang menjadikan “Persiapan, pengarahan serta bimbingan
semua kegiatan tersebut berjalan terkait kekompakkan”
lancar?
10 Apa tujuan diadakan Siyahah “Menjelaskan kepada santri tentang fisik
serta kapan di laksanakan ? yang baik bisa mengawal kegiatan yang
padat seperti hafalan maupun kegiatan
kepondokan lainnya. Serta tadabur dari
kebesaran sang pencipta”

75
B. Transkrip Wawancara Narasumber 6

Penanya : Rachmad
Narasumber 6 : Ayyub Wibisono (Dewan Asatidz bagian Kesantrian)
Waktu : 12 Januari 2022
Tempat : Lokasi Siyahah Temanggung

No. Penanya Narasumber


Pertanyaan
1 Bagaimana hasil dari “kegiatan ini memeiliki awal maksud
terlaksananya program Siyahah agar para santri semakin giat dalam
yang dilaksanakan para santri? belajar, mendapatkan suasana baru serta
mencari kreatifitas dalam mengatur
hafalan dengan keadaan badan yang
bugar maupun lelah. Hasil yang di
laksanakan dengan adanya kegiatan ini
para santri memiliki daya baik dalam
melihat pandangan sosial disekitar
masyrakatat, memiliki daya tahan tubuh
yang kuat dengan mereka tergugah
menjaga kesehatan meski hanya dengan
berjalan santai di sore hari, serfta para
santri lebih tau dan mengamati kegiatan
ini bahwa sesnungghunya efektif atau
tidak jika di terapkan dalam hafalan
yang maksud tujuannya ketika mereka
keluar dai lingkup peantren tersebut
harapannya mereka tetap melantunkann
ayat-ayat yang mereka hafal. Inilah hasil
yang seharusnya di peroleh dengan
adanya kegiatan Siyahah ini, meskipun
bberapa belum bisa mengimbangi
dengan adanya kegiatan ini. Artinya
mereka lebih suka keheningan dalam
menghafal dari pada hanya sekedar
jalan-jalan”
2 Dalam hal apa sesuatu yang “mengondisikan para santri ketika awal
dianggap sulit mengatur serta keberangkatan dan perpulangan selesai
pelaksanaanya? dari kegiatan tersebut”
3 Bagaimana cara mengatasinya? “kami hadirkan para santri tingkat atas
yang telah di bina untuk menjadi
pimpina kelompok masing-masing
rombongan dengan ketentuan bahwa
mereka bertanggungjawab atas rapi atau
tidaknya santri dalam perjalanan
melaksanakan Siyahah ini”
4 kemudian Ada berapa jenis “ada beberapa program maupun
program rutinan yang kegiatan yang dilaksanakan di pondok
dilaksanakan di pondok ini? ini. Antara lain seperti Siyahah, tasmi’
pekanan, berkuda serta kegiatan

76
kemasyarakatan seperti TPA maupun
pengajian warga”
5 Apa peran mudir(direktur) “Sebagai penanggungjawab dalam
didalam keberlangsungan kegiatas Siyahah ini serta pemberi
kegiatan Siyahah ini? nasehat untuk santri dalam menjalankan
program Siyahah”
6 Berapa peserta dalam kegiatan “Berkisar 30 sampai 34 terhitung santri
Siyahah ini? baru dn empat lama”
7 Bagaimana santri menempuh “Di awali dari pondok kemudian
perjalanan dalam program menuju lokasi menggunakan armada
Siyahah ini? setelah itu Kembali tanpa armada
melaksanakan kegiatan Siyahah ini”
8 Apakah diadakan laporan “diadakan setelah selesail kegiatan”
evaluasi tentang kegiatan
Siyahah bagi santri?
9 Upaya apa yang menjadikan “pengarahan di awal, pembekalan dari
semua kegiatan tersebut untuk penyelenggara serta kepada santri
berjalan lancar? umumnya”
10 Apa tujuan Siyahah serta kapan “menguatkan daya tahan santri untuk
di laksanakan? menjadi santri yang tidak mudah sakit
serta berkeluh dalam menghadapi
hafalan maupun kegiatan kepondokan”

77
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Persiapan menuju lokasi

Gambar 2. Penjelasan target program dan materi

Gambar 3. Kegiatan Siyahah

78
Gambar 4. Perjalanan melewati pos

Gambar 5. Istirahat

79

Anda mungkin juga menyukai