Anda di halaman 1dari 17

STUDI KORELASI ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

ALQURAN HADIST SISWA KELAS IV DI SD DJAMA’ATUL ICHWAN SURAKARTA


TAHUN 2021 – 2022

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah
Universitas Islam Negeri RadenMas Said Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah

Oleh :
ELISA ISMAUL KHUSNA
193141149

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA
2022
BAB I

1.1 latar belakang masalah


Fasilitas adalah segala sesuatu yang memudahkan. Adapun yang penulis maksud
disini adalah segala sesuatu yang dapat membantu siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar. Belajar adalah bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri seseorang
yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan. Selanjutnya mengingat banyaknya variasi yang termasuk dalam fasilitas maka
berikut ini penulis membatasi melalui variabel dan indikator sebagai berikut fasilitas
sebagai variabel dan pengaruh sebagai indikator. 1) Peralatan belajar 2) Perlengkapan
belajar 3) Biaya belajar 4)Waktu dan keadaan lingkungan belajar
fasilitas belajar sangat penting sekali dalam dunia pendidikan sebab fasilitas belajar
merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan dan untuk dapat meraih prestasi belajar secara optimal. Salah satu cara dalam
mencapai prestasi belajar Alquran hadist yang diharapkan maka perlu ditingkatkan usaha
untuk dapat memenuhi dan menyediakan fasilitas belajar yang diperlukan oleh siswa
sehingga siswa dapat meraih prestasi belajar pendidikan agama Islam yang diharapkan.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan hasil belajar adalah fasilitas belajar .
fasilitas belajar juga diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan
melancarkan pelaksanaan suatu usaha. Semakin baik dan lengkap fasilitas belajar maka
akan menambahkan motivasi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ,sebaliknya jika
fasilitas belajar tidak memadahi juga akan mempengaruhi motivasi siwa untuk belajar.
Seperti yang kita ketahui banyak orang berhasil dalam studinya karena mereka
terpenuhi dalam fasilitas belajar yang mereka butuhkan fasilitas belajar dapat dijadikan
motivasi siswa dalam meraih prestasi belajar yang diharapkan.
Kurangnya kesadaran sekolah tentang fasilitas yang dimiliki sekolah dapat
menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harusnya
dilakukan sehingga guru dan siswa akan mengalami keterlambatan dalam pembelajaran .
dalam hal ini fasilitas sekolah harus ditindak tegaskan karena mengingat sarana prasarana
sekolah adalah faktor penentu terhadap hasil belajar siswa maka persyaratan dan
penggunaan fasilitas belajar harus memenuhi untuk tercapainya tujuan yang diharapkan
Maka, dalam hal ini penulis melakukan penelitian dengan rasa ingin tahu apakah fasilitas
sekolah dapat memngaruhi nilai pembelajaran Al-Qur’an Hadist pada siswa kelas IV di
SD Djama’atul Ichwan Surakarta.(Damanik, n.d.)
seperti yang sudah di jelaskan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Nur Fatmawati pada
siswa MI Ma’arif Tarbiyah Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga
Tahun 2018/2019 dari hasil deskriptif dapat diketahui bahwa prestasi belajar MI Ma’arif
Tarbiyah Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Pada umumnya hal
ini dapat dilihat dari 42 siswa 52% atau 22 siswa mempunyai rata – rata nilai 76 yang
termasuk kedalam interval 74-80 yakni katagori tinggi

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan
permasalahan sebagai berikut:
1. Fasilitas sekolah dapat ditingkatkan untuk memenuhi pembelajaran dan hasil
pembelajaran yang diinginkan padahal dalam hal ini guru sudah memaksimalkan
memberikan metode pembelajaran Al-Quran Hadist
2. Adanya berbagai hambatan yang diperoleh siwa dalam minimnya fasilitas sekolah
sehingga siswa memperoleh nilai rata-rata.
1.3 Ruang Lingkup
Berdasarkan indentifikasi masalah diatas bahwa peneliti membatasi runang lingkup dari
penelitian yang dilakukan , peneliti hanya membatasi pada permasalahan korelasi
fasilitas sekolah dengan hasil belajar siswa kelas IV SD Djama’atul Ichwan Surakarta.

1.4 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaiman fasilitas di SD Djama’atul Ichwan Surakarta ?
2. Bagaimana hasil nilai pembelajaran Al-Qur’an Hadist di kelas IV SD Djama’atul
Ichwan Surakarta ?
3. Apakah fasilitas sekolah mempengaruhi hasil belajar siswa kelas IV di SD
Djama’atul Ichwan Surakarta ?

1.5 Tujuan penelitian


Berkaitan dengan permasalahan diatas maka dalam penelitian ini penulis bertujuan :
1. mendeskripsikan fasilitas yg terdapat di SD Djama’atul Ichwan
2. Mendeskripsikan hasil nilai pembelajaran Al-Qur’an Hadist semester 1 dan
semster 2 pada siswa kelas IV SD Djama’atul Ichwan Surakarta
3. Mendeskripsikan apakah fasilitas mempengaruhi hasil nilai pada pembelajaran Al-
Qur’an Hadist di kelas IV di SD Djama’atul Ichwan Surakarta

1.6 Manfaat Penelitian


2. Manfaat Teoritis
a. hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai pengembangan keilmuan
dalam bidang pendidikan khususnya al-qur’an hadist
b. sebagai bahan informasi ilmiah bahwa telah diadakan penelitian tentang
fasilitas belajar dengan prestasi belajar alqur’an hadist dalam mempelajari
pendidikan agama islam
3. manfaat praktis
a. bagi madrasah hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dala
rangka meningkatkan fasilitas belajar siswa di SD Dji di kota solo
b. bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa
akan pentingnya fasilitas pembelajaran dalam mencapai prestasi belajar al-
qur’an hadits
c. bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat memudahkan guru dalam
menyampaikan bahan ajar dalam meningkatkan prestasi belajar al-qur’an
hadist siswa.
BAB II

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Pengertian Fasilitas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang dapat
mempengaruhi dan mempermudah kelancaran tugas dan sebagainya atau
kemudahan. Sedangkan menurut the liang gie , fasilitas adalah persyaratan yang
meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani siswa atau anak
yang meliputi ruang tempat belajar, penerangan cukup, buku-buku pegangan dan
peralatan lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian fasilitas
adalah segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu
usaha.(Antara et al., 2021) Yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini
dapat berupa benda-benda maupun uang. Jadi dalam hal ini fasilitas dapat
disamakan dengan sarana. Secara garis besar, fasilitas dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
a. fasilitas fisik
yakni segala sesuatu yang berupa benda atau yang dibendakan yang
mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan sesuatu usaha.
Misalnya alat tulis menulis meliputi papan tulis, kapur, spidol, dan lain
sebagainya. Alat komunikasi meliputi ruang multimedia, tape recorder, dan lain
sebagainya. Alat penampil meliputi LCD, TV, dan lain sebagainya
b. Fasilitas Uang
Yakni segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai
akibat bekerjanya nilai uang. Fasilitas merupakan penunjang tercipta nya tujuan
pendidikan. Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas sekolah yang meliputi semua
peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan
di sekolah. Peralatan belajar yang khususnya berkaitan dengan proses belajar
mengajar perlu diperhatikan pemeliharaan dan pengawasan terhadap ruang
belajar, ruang perpustakaan, dan ruang ketrampilan atau praktek.

Dengan tersedianya fasilitas yang memadai diharapkan siswa akan


memperoleh hasil yang lebih baik sehingga nantinya dapat mengamalkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Faktor yang berkaitan dengan
fasilitas belajar adalah alat-alat pelajaran yang meliputi mesin komputer termasuk
juga kertas, pita,printer,buku pegangan dan buku pelajaran lain yang menunjang
kegiatan belajar mengajar. Dari beberapa pendapat ahli maka fasilitas dalam
penelitian ini adalah segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan proses
belajar mengajar, yang unsur-unsur nya terdiri dari keadaan tempat belajar,
penerangan, buku-buku pegangan, kelengkapan peralatan komputer.
1. Pengertian fasilitas belajar
Menurut The liang Gie dalam bukunya cara belajar yang efisien dikemukakan bahwa
adalah untuk belajar yang baik hendaknya tersedia fasilitas belajar yang memadai,
antara lain ruang tempat belajar, penerangan cukup, buku-buku pegangan,dan
kelengkapan peralatan komputer. Jadi pada prinsipnya fasilitas belajar adalah segala
sesuatu yang memudahkan untuk belajar.
2. Aspek-aspek Fasilitas belajar
Aspek-aspek Fasilitas belajar meliputi :
a. Alat belajar
b. Tempat belajar
c. Waktu belajar
d. Metode belajar
e. Hubungan sosial siswa

Masing masing aspek dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Alat belajar sebagai perlengkapan


Belajar tidak dapat dilakukan tanpa alat alat belajar secukupnya. Semakin
lengkap alat – alat tentunya semakin dapat belajar dengan baik. Alat dapat bersifat
umum dan juga dapat bersifat khusus. Yang bersifat umum itu adalah alat-alat yang
digunakan untuk belajar pada mata diklat yang bersifat umum, misalnya: buku-buku
catatan, buku-buku pelajaran, dan alat tulis. Sedangkan yang bersifat khusus misalnya
untuk pelajaran olahraga, ketrampilan, menggambar/pendidikan seni dan sebagainya.
Benda-benda seperti perlengkapan belajar adalah benda-benda membantu tercapainya
suatu proses belajar misalnya yaitu meja kursi, almari/rak buku dan lain sebagainya.
b. Tempat belajar
Sebuah syarat untuk belajar dengan baik adalah tersedianya tempat belajar.
Setiap pelajar hendaknya mengusahakan agar memfungsikan suatu tempat belajar
tertentu. Apabila tidak memfungsikan suatu tempat belajar tertentu. Apabila tidak
diperoleh ruangan tempat belajar yang nyaman dan khusus untuk belajar, maka kamar
tidur pun dapat dijadikan untuk tempat belajar. Tempat belajar baik dirumah maupun
disekolah hendaknya ada udara yang masuk dengan baik, sehingga tidak pengap, sinar
matahari dapat masuk sehingga tidak gelap, jufa perlengkapan yang memadai dan
diatur sedemikian rupa agar tampak rapi, bersih sehingga proses belajar mengajar
dapat berjalan dengan lancar dan tercipta suasana yang nyaman.
c. Waktu belajar
Belajar butuh waktu yang cukup agar dapat belajar dengan leluasa dan mudah
mengerti. Namun waktu yang cukup perlu pengaturan/Perencanaan yang baik dan
dilaksanakan sevara teratur dan penuh disiplin dengan kalender dan jadwal yang telah
disusun dan direncanakan.
d. Metode belajar
Metode sebagai suatu cara kerja sangat menentukan efektivitas dan efisien sistem
kerja. Oleh karena itu metode yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan sesuai dengan bahan yang sedang dipelajari.
e. Hubungan social
Hubungan sosial yang harmonis dan mendukung dan memperlancar aktivitas
belajar. Sebaliknya hubungan sosial yang kurang harmonis dan menghambat,
sehingga kurang menguntungkan. Banyak fakta menunjukkan keberhasilan anak
karena didukung hubungan sosial yang baik, namun banyak pula kegagalan anak yang
disebabkan oleh hubungan sosial maupun lingkungann

2.1.2 Pengertian Belajar


Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi
kebutuhan sekaligus mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai
suatu telah dikenal dan bahkan sadar atau tidak telah dilakukan oleh manusia. Ada
banyak perbedaan dari para ahli yang mengemukakan pengertian – pengertian
belajar, karena disebabkan latar belakang pandangan teori berbeda. Menurut
Psikologi Behavioristik, belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat
diamati, belajar terjadi adanya hubungan atau kaitan antara stimulus-stimulus
dengan respon menurut prinsip-prinsip yang mekanistik. Perilaku dari hasil belajar
akan melakukan trial dan eror dalam rangkan untuk menemukan respon yang tepat
bagi suatu stimulus yang dihadapi nya ( menemukan koneksi yang tepat).
Stimulus disini dapat dipandang sebagai suatu permasalahan, untuk selanjutnya
individu akan mengadakan bermacam-macam reaksi dan mencoba berbagai cara
atau langkah (trial dan eror) dalam rangka untuk menemukan salah satu respon
yang paling tepat untuk pemecahan masalah tersebut.(Antara et al., 2021)

Menurut teori Gestalt (aliran kognitif) dinyatakan bahwa orang yang sedang belajar perlu
mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisasi, bukan dalam bagian-
bagian yang terpisah. Belajar merupakan proses mendapatkan instight dari suatu
rangsangan (stimulus) yang akan dipelajari. Biasanya yang akan dipelajari itu tidak
sederhana dan mengandung suatu probelematis. Agar dapat berhasil mengatasi
probelematis itu, maka problem yang dihadapi tersebut harus dilihat secara
keseluruhan terlebih dahulu sehingga dapat menemukan instight ( pemahaman).
Untuk itu orang harus mampu menghubungkan unsur yang ada dalam situasi
problematis itu menjadi suatu Gestalt (kesatuan hubungan). Belajar menurut
pengertian secara popular adalah proses perubahan perilaku relatif menetap sebagai
hasil dari pengalaman-pengalaman atau praktik. Belajar merupakan suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilaku nya yang relatif menetap itu dalam hal
pemahaman, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan yang
didapat dari pengalaman tersebut. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan merupakan
gejala belajar yang diperoleh melalui proses perubahan dari belum mampu dan
proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Sedangkan winkel
mendefinisikan belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung
dalan interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat relatif konstan dan berbekas. Dari pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan kognitif,
efektif, psikomotorik pada individu dan perubahan itu sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan sehingga akan mengarah pada perubahan tingkat laku yang
diharapkan yaitu perubahan kearah yang positif. (Prihartanta, 2015)
2.1.3 Pengertian Prestasi belajar
Prestasi mempunyai arti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan belajar mempunyai arti berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diraih
dari sebuah usaha yang dilakukan untuk mencapai sebuah ilmu pengetahuan.
Untuk memberikan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu pembahasan
difokuskan pada masalah belajar, karena belajar merupakan inti permasalahan
tersebut.(Damanik, n.d.)
Witherington memberikan pengertian belajar ialah suatu perubahan didalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Sumadi
suryabata memberikan definisi belajar adalah aktivitas yang menghasilkan
perubahan diri individu yang belajar ( dalam arti behavioral changes) baik
aktifitas maupun potensial. Yang dimaksud adalah perubahan dan pertumbuhan
anak didik yang didapatkan dari pengalaman dan latihan yang dinyatakan dengan
pengalaman perubahan tersebut tingkah laku seseorang oada kehidupannya sehari-
hari. (An et al., 2016)
Morgan memberikan definisi belajar adalah setiap perubahan yang menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
merupakan hasil dari aktivitas belajar atau hasil dari usaha, latihan dan
pengalaman yang dilakukan oleh seseorang yang mana prestasinya tersebut tidak
lepas dari pengaruh faktor internal atau faktor eksternal.(Rahmawati et al., 2020)
2.1.4 Pengertian Al-Qur’an hadits
Menurut bahasa kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar yang berasal dari kata
qoro’a yang artinya bacaan. Menurut istilah Al-Qur’an adalah Kalamullah yang
merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan yang
ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan dengan mutawattir serta membacanya
adalah ibadah. Sedangkan yang dimaksud hadita menurut bahasa ialah perkataan,
pernyataan ataupun baru. Menurut istilah hadist berarti segala sesuatu yang
disandarkan kepada nabi Muhammad SAW baik sebelum ataupun sesudah
menjadi rosul baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan maupun sifat-sifat fisik
maupun psikis. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Al-
Qur’an hadits dalam skripsi ini adalah dari mata pelajaran pendidikan agama
islam pada madrasah ibtidaiyah untuk memberikan motivasi, membimbing,
mengarahkan pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan penghayatan
isi yang terkndung dalam qur’an dan hadits yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai
dengan ketentuan Quran dan hadits.(An et al., 2016)
1. Tujua pendiidkan AL-Qur’an Hadist
Pendidikan agama islam khususnya al-qur’an hadits merupakan pendidikan
yang berkesadaran dan bertujuan, Allah telah menyusun landasan pendidikan yang
jelas bagi seluruh umat manusia melalui syariat islam, termasuk tentang tujuan
pendidikan agama islam. Para ahli mengemukakan pendapatnya tentang tujuan
pendidikan agama islam sebagai berikut:
a) Imam Al-ghazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan agama islam
adalah membina insan paripurna yang bertaqarrub kepada Allah,
bahagia didunia dan diakhirat. Tidak dapat dilupakan pula bahwa
orang yang mengikuti pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu
yang dipelajari dan kelezatan ini pula yang dapat mengantarkannya
kepada pembentukan insan paripurna.
b) Zakiah Darajat membagi tujuan pendidikan agama islam menjadi 4
macam, yaitu Tujuan umum. Tujuan umum adalah tujuan yang akan
dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran
atau dengan cara lain. .

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam khususnya Al-
qur’an hadits mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam kebutuhan
hidup manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial yang
menghamba kepada khaliknya dengan dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agama. Oleh
karena itu pendidikan islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia
yang bulat melalui latihan kejiwaan kecerdasaan otak, penalaran, perasaan, dan
indera. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspek, baik
aspek spiritual, intelektual, imajinasi, maupun aspek ilmiah, (secara perorangan
maupun secara berkelompok). Dan pendidikan ini mendorong aspek tersebut kea rah
keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup. Tujuan ini merupakan cerminan
dan realisasi dari sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara
perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat manusia keseluruhnya. (Yani, 2013)

Dalam pendidikan agama islam khususnya bidang studi al-qur’an hadits


mempunyai tujuan untuk membimbing dan menuntun peserta didik agar nantinya
menjadi orang islam yang sejati yang memegang teguh akidah islam serta memiliki
akhlakul karimah yang tinggi dalam kaitannya pergaulan antara sesame manusia
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.(Yani, 2013)

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh penulis antara lain:


3. Asrul Anan,M.Pd.I “ Korelasi antara pembelajaran taman pendidikan Al-Quran
dengan prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadist di MI Nurul Jadid Desa
Kemiri Kecamatan Puspo Kabupaten” . penelitian ini bertujuan sebagai pembuktian
bahwa adakah korelasi antara pembelajaran Taman Pendidikan Al-Quran dengan
prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadist di MI Nurul Jadid Desa Kemiri
Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini menggunakan metode
kuatitatif dan menggunakan rumus product moment.(Antara et al., 2021)
4. Nur Fatmawati , “Hubungan antara fasilitas dan bimbingan dengan prestasi
pembelajaran siswa di MI Ma’arif Tarbiyah Islamiyah Noborejo Kecamatan
Argomulyo Kota Salatiga Tahun pmebelajaran 2018/2019” penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ada dan tidaknya hubungan antara fasilitas dan bimbingan belajar
terhadap prestasi belajar siswa di MI Ma’arif Tarbiyah Islamiyah Noborejo
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun pmebelajaran 2018/2019. Penelitin ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode pengumpulan data ,
angket dan dokumentasi. (An et al., 2016)

a. KERANGKA PEMIKIRAN
Belajar merupakan hal umum untuk semua orang , belajar juga dapat dikaitkan
dengan perubahan seseorang melakukan pembelajaran itu dengan baik dan dapat
ditiru . kegiatan belajar dapat dilakukan dimanapun baik kegiatan pokok dan
berpengaruh terhadap keberhasilan prosese pendiidkan peserta didik di sekolah.
Hasil belajar sisiwa juga ditentukan oleh berupa nilai sehari-hari maupun kegiatan
tingkah laku yag dialami sisiwa dalam sekolah , dalam berprosees untuk
mmeperoleh hasil belajar siiswa yang lebih baik.
Fasilitas belajar sisiwa juga merupakan wadah yang digunakan untuk
keperluan sisiwa dalam mencapaikan hasil belajar yang optimal . fasilitas belajar
adalah seala hal benda yanf memudahkan dan mendukung proses dan kegiatan
belajar mengajar yang diciptikan dengaan sengaja untuk meningkatkan hasil belajar
sisiwa . fasilitas sekolah juga menjadi faktor penting karena pengaruh terhadap hasil
belajar sisiwa dengan memebentuk karakter siswa id sekolah terutama pada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadist .
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa fasilitas sekolah sangat lah
penting bagi pembelajaran dan hasil belajar sisiwa karena semakin nyaman sisiwa
berada dilingkungan sekolah yang baik maka akan semakin nyaman pula sisiwa
dalam belajar terutama pada meningkatkan hasil belajar siswa maka kerangka
penelitian pada penelitian ini yaitu. 1

Faktor –faktor yang Fasilitas belajar


mempengaruhi hasil
belajar siswa

Hasil Belajar Siswa

Hipotesis

Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berfikir, maka hipotesis penelitian pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh hasil nilai pembelajaran Al-Qur’an Hadist dengan fasilitas belajar

Ho : Tidak dapat pengaruh hasil nilai pembelajaran Al-Qur’an Hadist dengan fasilitas belajar

1
BAB III

3.1 METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk kedalam penelitian kuantitatif .tekhnik pengumpulan data


adalah wawancara, angket , dan dokumentasi . Observasi ini dilakukan untuk mengetahui
bagimana korelasi antara fasilitas di SD Djama’atul Ichwan dan pembelajarn Alquran
Hadist . Dan bagaiman kaitanya dengan fasillitas di SD Djama’atul Ichwan dengan
prestasi pembelajaran Alquran dan Hadist pada siswa kelas IV . instrumen ini akan di
bagikan kepada jumlah siswa kelas IV SD Djama’atul Ichwan Surakarta Thaun 2022.

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang peneliti untuk
mengumpulkan, mengklarifikasi, dan menganalisa fakta – fakta yang ada ditempat
peneliti dengan menggunakan ukuran – ukuran dan pengetahuan. Pada bagian ini
dijelaskan tentang hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:

3.2 SETTING PENELITIAN

3.2.1 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada pengurus SD DJAMA’ATUL ICHWAN. Peneliti
memilih Kecamatan LAWEYAN sebagai tempat peneliti karena SD DJAMAATUL
ICHWAN aktif serta kecamatan LAWEYAN tersebut merupakan domisili peneliti.
Sehingga dapat memudahkan peneliti dalam mencari data dan informasi, serta lebih
memahami permasalahan yang terjadi.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2022 – Mei 2022 dengan tahapan
penelitian yang diadakan adalah sebagai :
a. Tahap pertama yaitu merupakan Judul, Pembuatan , Proposal , Seminar Proposal
dan pembuatan surat izin penelitian
b. Tahap penelitian meliputi semua kegiatan yang berlangsung di lapangan
c. Tahap penyusunan meliputi analisis data yang telah terkumpul dan hasil dari
penelitian dengan tujuan yang diharapkan.
3.3 SAMPEL DAN POPULASI
Informan dalam penelitian ini adalah 33 siswa kelas IV di SD Djama’atul
Ichwan Surakarta dengan tabel krecjie sebesar 5 % . tehnik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu sesuai siswa yang berada di kelas IV . Bisa juga peneliti menghitung
penelitian ini dengan menggunakan aplikasi software spss.
3.4 TEHNIK PENGUMPULAN DATA DAN INSTRUMEN
3.4.1 Observasi

Observasi adalah pengamatan secara sistematis terhadap fenomena –


fenomena yang di selidiki dan di teliti. Dengan cara mengamati “STUDI KORELASI
ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN
HADIST SISWA KELAS IV DI SD DJAMAATUL ICHWAN KOTA
SURAKART”. Bagaimana program yang dimiliki siswa khususnya di SD Djama’atul
Ichwan Surakarta dapat berupaya dalam meningkatkan motivasi belajar. Dalam
penelitian ini menggunakan observasi non partisipan karena hanya mengamati
Motivasi dari siswa SD Djama;atul Ichwan Surakarta Tahun 2022.

3.4.2 METODE INTERVIEW (WAWANCARA)

Metode ini disebut dengan metode wawancara. Metode wawancara adalah cara
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak, dikerjakan dengan sistematis,
berdasarkan pada tujuan penelitian. Dalam hal ini penelitian akan melakukan
wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara bebas dimana peneliti hanya
menggunakan pedoman wawancara dengan siswa kelas IV di SD Djama’atul Ichwan
Surakarta . sehinga disini peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang dikatakan
oleh responden .

Kisi-kisi wawancara

Deskriptif Indikator

Studi Korelasi antara fasilitas  Bagaimana pembelajaran


belajar dengan prestasi belajar Al-Quran Hadist ?
Al-Qur’an Hadist siswa kelas
 Hambatan apa yang
IV di SD Djama’atul Ichwan
terdapat pada
Surakarta Tahun 2022 pembelajaran Al-Qur’n
Hadist
 Adakah hubungan anatra
fasilitas dan prestasi
siswa kelas IV ?

3.4.3 Instrumen Data


1. Alat penelitian
a. Buku
b. Handphone
c. Bolpoin
2. Perlengkaapan fasilitas sekolah

NO Fasilitas Baik Kurang Baik / Rusak

1 Lahan Parkir

2 Meja

3 Kursi

4 Kamar Mandi

5 Ruang Guru

6 Ruang komputer

7 Buku Hadist

8 Al-Qur’an

9 Kantin

10 UKS

11 Masjid

12 Bangunan Kokoh

3.4.4 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data – data yang mengenai hal
– hal yang akan diteliti. Pengumpulan data diperoleh: internet, buku-buku teorotis,
dan dokumen lainnya
3.5 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
Keabsahan data dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan strategi non
partisipan, seperti yang dijelaskan di atas, karena peneliti hanya mengamati dan
mencatat informasi .
DAFTAR PUSTAKA

An, A., Prestasi, D., Mata, B., Al, P., An, Q. U. R., Di, H., Nurul, M. I., Desa, J., & Kecamatan, K. (2016).
Asrul Anan, M.Pd.I. 1(November).
Antara, H., Dan, F., Dengan, B., Noborejo, I., Argomulyo, K., Studi, P., Guru, P., Tarbiyah, F., & Ilmu, D.
A. N. (2021). Nur Fatmawati.
Damanik, B. E. (n.d.). Pengaruh Fasilitas Dan Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar.
Prihartanta, W. (2015). Teori-Teori Motivasi. Jurnal Adabiya, Vol. 1 No. 83. Jurnal Adabiya, 1(83).
Rahmawati, N. R., Rosida, F. E., & Kholidin, F. I. (2020). Analisis Pembelajaran Daring Saat Pandemi Di
Madrasah Ibtidaiyah. SITTAH: Journal of Primary Education, 1(2), 139–148.
https://doi.org/10.30762/sittah.v1i2.2487
Yani, A. (2013). Pendidikan Agama Pada Anak Oleh Orang Tua : Tinjauan Psikologi Islam. Jurnal Ilmu
Agama UIN Raden Fatah, 14(1), 33–44.

Anda mungkin juga menyukai