SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah
Universitas Islam Negeri RadenMas Said Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah
Oleh :
ELISA ISMAUL KHUSNA
193141149
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, fasilitas adalah segala hal yang dapat
mempengaruhi dan mempermudah kelancaran tugas dan sebagainya atau
kemudahan. Sedangkan menurut the liang gie , fasilitas adalah persyaratan yang
meliputi keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani siswa atau anak
yang meliputi ruang tempat belajar, penerangan cukup, buku-buku pegangan dan
peralatan lain. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian fasilitas
adalah segala sesuatu yang memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu
usaha.(Antara et al., 2021) Yang dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini
dapat berupa benda-benda maupun uang. Jadi dalam hal ini fasilitas dapat
disamakan dengan sarana. Secara garis besar, fasilitas dibedakan menjadi dua
jenis yaitu:
a. fasilitas fisik
yakni segala sesuatu yang berupa benda atau yang dibendakan yang
mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan sesuatu usaha.
Misalnya alat tulis menulis meliputi papan tulis, kapur, spidol, dan lain
sebagainya. Alat komunikasi meliputi ruang multimedia, tape recorder, dan lain
sebagainya. Alat penampil meliputi LCD, TV, dan lain sebagainya
b. Fasilitas Uang
Yakni segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai
akibat bekerjanya nilai uang. Fasilitas merupakan penunjang tercipta nya tujuan
pendidikan. Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas sekolah yang meliputi semua
peralatan serta perlengkapan yang langsung digunakan dalam proses pendidikan
di sekolah. Peralatan belajar yang khususnya berkaitan dengan proses belajar
mengajar perlu diperhatikan pemeliharaan dan pengawasan terhadap ruang
belajar, ruang perpustakaan, dan ruang ketrampilan atau praktek.
Menurut teori Gestalt (aliran kognitif) dinyatakan bahwa orang yang sedang belajar perlu
mengamati stimulus dalam keseluruhan yang terorganisasi, bukan dalam bagian-
bagian yang terpisah. Belajar merupakan proses mendapatkan instight dari suatu
rangsangan (stimulus) yang akan dipelajari. Biasanya yang akan dipelajari itu tidak
sederhana dan mengandung suatu probelematis. Agar dapat berhasil mengatasi
probelematis itu, maka problem yang dihadapi tersebut harus dilihat secara
keseluruhan terlebih dahulu sehingga dapat menemukan instight ( pemahaman).
Untuk itu orang harus mampu menghubungkan unsur yang ada dalam situasi
problematis itu menjadi suatu Gestalt (kesatuan hubungan). Belajar menurut
pengertian secara popular adalah proses perubahan perilaku relatif menetap sebagai
hasil dari pengalaman-pengalaman atau praktik. Belajar merupakan suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilaku nya yang relatif menetap itu dalam hal
pemahaman, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan yang
didapat dari pengalaman tersebut. Kegiatan sehari-hari yang dilakukan merupakan
gejala belajar yang diperoleh melalui proses perubahan dari belum mampu dan
proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu. Sedangkan winkel
mendefinisikan belajar adalah suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung
dalan interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat relatif konstan dan berbekas. Dari pengertian yang dikemukakan oleh para
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan kognitif,
efektif, psikomotorik pada individu dan perubahan itu sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan sehingga akan mengarah pada perubahan tingkat laku yang
diharapkan yaitu perubahan kearah yang positif. (Prihartanta, 2015)
2.1.3 Pengertian Prestasi belajar
Prestasi mempunyai arti hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan belajar mempunyai arti berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diraih
dari sebuah usaha yang dilakukan untuk mencapai sebuah ilmu pengetahuan.
Untuk memberikan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu pembahasan
difokuskan pada masalah belajar, karena belajar merupakan inti permasalahan
tersebut.(Damanik, n.d.)
Witherington memberikan pengertian belajar ialah suatu perubahan didalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Sumadi
suryabata memberikan definisi belajar adalah aktivitas yang menghasilkan
perubahan diri individu yang belajar ( dalam arti behavioral changes) baik
aktifitas maupun potensial. Yang dimaksud adalah perubahan dan pertumbuhan
anak didik yang didapatkan dari pengalaman dan latihan yang dinyatakan dengan
pengalaman perubahan tersebut tingkah laku seseorang oada kehidupannya sehari-
hari. (An et al., 2016)
Morgan memberikan definisi belajar adalah setiap perubahan yang menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
merupakan hasil dari aktivitas belajar atau hasil dari usaha, latihan dan
pengalaman yang dilakukan oleh seseorang yang mana prestasinya tersebut tidak
lepas dari pengaruh faktor internal atau faktor eksternal.(Rahmawati et al., 2020)
2.1.4 Pengertian Al-Qur’an hadits
Menurut bahasa kata Al-Qur’an adalah bentuk masdar yang berasal dari kata
qoro’a yang artinya bacaan. Menurut istilah Al-Qur’an adalah Kalamullah yang
merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan yang
ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan dengan mutawattir serta membacanya
adalah ibadah. Sedangkan yang dimaksud hadita menurut bahasa ialah perkataan,
pernyataan ataupun baru. Menurut istilah hadist berarti segala sesuatu yang
disandarkan kepada nabi Muhammad SAW baik sebelum ataupun sesudah
menjadi rosul baik berupa perkataan, perbuatan, penetapan maupun sifat-sifat fisik
maupun psikis. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud Al-
Qur’an hadits dalam skripsi ini adalah dari mata pelajaran pendidikan agama
islam pada madrasah ibtidaiyah untuk memberikan motivasi, membimbing,
mengarahkan pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan penghayatan
isi yang terkndung dalam qur’an dan hadits yang diharapkan dapat diwujudkan
dalam perilaku yang memancarkan iman dan taqwa kepada Allah SWT sesuai
dengan ketentuan Quran dan hadits.(An et al., 2016)
1. Tujua pendiidkan AL-Qur’an Hadist
Pendidikan agama islam khususnya al-qur’an hadits merupakan pendidikan
yang berkesadaran dan bertujuan, Allah telah menyusun landasan pendidikan yang
jelas bagi seluruh umat manusia melalui syariat islam, termasuk tentang tujuan
pendidikan agama islam. Para ahli mengemukakan pendapatnya tentang tujuan
pendidikan agama islam sebagai berikut:
a) Imam Al-ghazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan agama islam
adalah membina insan paripurna yang bertaqarrub kepada Allah,
bahagia didunia dan diakhirat. Tidak dapat dilupakan pula bahwa
orang yang mengikuti pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu
yang dipelajari dan kelezatan ini pula yang dapat mengantarkannya
kepada pembentukan insan paripurna.
b) Zakiah Darajat membagi tujuan pendidikan agama islam menjadi 4
macam, yaitu Tujuan umum. Tujuan umum adalah tujuan yang akan
dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran
atau dengan cara lain. .
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam khususnya Al-
qur’an hadits mempunyai tujuan yang luas dan dalam, seluas dan sedalam kebutuhan
hidup manusia sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial yang
menghamba kepada khaliknya dengan dijiwai oleh nilai-nilai ajaran agama. Oleh
karena itu pendidikan islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia
yang bulat melalui latihan kejiwaan kecerdasaan otak, penalaran, perasaan, dan
indera. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspek, baik
aspek spiritual, intelektual, imajinasi, maupun aspek ilmiah, (secara perorangan
maupun secara berkelompok). Dan pendidikan ini mendorong aspek tersebut kea rah
keutamaan serta pencapaian kesempurnaan hidup. Tujuan ini merupakan cerminan
dan realisasi dari sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, baik secara
perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat manusia keseluruhnya. (Yani, 2013)
a. KERANGKA PEMIKIRAN
Belajar merupakan hal umum untuk semua orang , belajar juga dapat dikaitkan
dengan perubahan seseorang melakukan pembelajaran itu dengan baik dan dapat
ditiru . kegiatan belajar dapat dilakukan dimanapun baik kegiatan pokok dan
berpengaruh terhadap keberhasilan prosese pendiidkan peserta didik di sekolah.
Hasil belajar sisiwa juga ditentukan oleh berupa nilai sehari-hari maupun kegiatan
tingkah laku yag dialami sisiwa dalam sekolah , dalam berprosees untuk
mmeperoleh hasil belajar siiswa yang lebih baik.
Fasilitas belajar sisiwa juga merupakan wadah yang digunakan untuk
keperluan sisiwa dalam mencapaikan hasil belajar yang optimal . fasilitas belajar
adalah seala hal benda yanf memudahkan dan mendukung proses dan kegiatan
belajar mengajar yang diciptikan dengaan sengaja untuk meningkatkan hasil belajar
sisiwa . fasilitas sekolah juga menjadi faktor penting karena pengaruh terhadap hasil
belajar sisiwa dengan memebentuk karakter siswa id sekolah terutama pada mata
pelajaran Al-Qur’an Hadist .
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa fasilitas sekolah sangat lah
penting bagi pembelajaran dan hasil belajar sisiwa karena semakin nyaman sisiwa
berada dilingkungan sekolah yang baik maka akan semakin nyaman pula sisiwa
dalam belajar terutama pada meningkatkan hasil belajar siswa maka kerangka
penelitian pada penelitian ini yaitu. 1
Hipotesis
Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berfikir, maka hipotesis penelitian pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Ha : Terdapat pengaruh hasil nilai pembelajaran Al-Qur’an Hadist dengan fasilitas belajar
Ho : Tidak dapat pengaruh hasil nilai pembelajaran Al-Qur’an Hadist dengan fasilitas belajar
1
BAB III
Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan seseorang peneliti untuk
mengumpulkan, mengklarifikasi, dan menganalisa fakta – fakta yang ada ditempat
peneliti dengan menggunakan ukuran – ukuran dan pengetahuan. Pada bagian ini
dijelaskan tentang hal yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu:
Metode ini disebut dengan metode wawancara. Metode wawancara adalah cara
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak, dikerjakan dengan sistematis,
berdasarkan pada tujuan penelitian. Dalam hal ini penelitian akan melakukan
wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara bebas dimana peneliti hanya
menggunakan pedoman wawancara dengan siswa kelas IV di SD Djama’atul Ichwan
Surakarta . sehinga disini peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang dikatakan
oleh responden .
Kisi-kisi wawancara
Deskriptif Indikator
1 Lahan Parkir
2 Meja
3 Kursi
4 Kamar Mandi
5 Ruang Guru
6 Ruang komputer
7 Buku Hadist
8 Al-Qur’an
9 Kantin
10 UKS
11 Masjid
12 Bangunan Kokoh
3.4.4 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data – data yang mengenai hal
– hal yang akan diteliti. Pengumpulan data diperoleh: internet, buku-buku teorotis,
dan dokumen lainnya
3.5 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA
Keabsahan data dalam penelitian ini adalah peneliti menggunakan strategi non
partisipan, seperti yang dijelaskan di atas, karena peneliti hanya mengamati dan
mencatat informasi .
DAFTAR PUSTAKA
An, A., Prestasi, D., Mata, B., Al, P., An, Q. U. R., Di, H., Nurul, M. I., Desa, J., & Kecamatan, K. (2016).
Asrul Anan, M.Pd.I. 1(November).
Antara, H., Dan, F., Dengan, B., Noborejo, I., Argomulyo, K., Studi, P., Guru, P., Tarbiyah, F., & Ilmu, D.
A. N. (2021). Nur Fatmawati.
Damanik, B. E. (n.d.). Pengaruh Fasilitas Dan Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar.
Prihartanta, W. (2015). Teori-Teori Motivasi. Jurnal Adabiya, Vol. 1 No. 83. Jurnal Adabiya, 1(83).
Rahmawati, N. R., Rosida, F. E., & Kholidin, F. I. (2020). Analisis Pembelajaran Daring Saat Pandemi Di
Madrasah Ibtidaiyah. SITTAH: Journal of Primary Education, 1(2), 139–148.
https://doi.org/10.30762/sittah.v1i2.2487
Yani, A. (2013). Pendidikan Agama Pada Anak Oleh Orang Tua : Tinjauan Psikologi Islam. Jurnal Ilmu
Agama UIN Raden Fatah, 14(1), 33–44.