Anda di halaman 1dari 15

PEMBERIAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT) ERA

NEW NORMAL DI DESA TAMPOJUNG GUWA KECAMATAN


WARU KABUPATEN PAMEKASAN

Disusun Oleh :
Febiy Sukirman
NIM.1813121032

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
SURABAYA
2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ditahun 2020 World Health Organization (WHO) menetapkan


bahwa Covid-19 sebagai pandemi global. Banyaknya kasus yang ada
dinegara-negara diseluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia
merupakan alasan penetapan pandemi global ini. Pemerintah
Indonesia hingga 13 Oktober 2021 telah mengkonfirmasi sebanyak
4.231.046 jiwa dinyatakan positif Covid-19, 142.811 kematian terkait
Covid-19 yang dilaporkan dan 4.067.684 pasien telah dinyatakan
sembuh dari virus ini.

Pada saat ini kebijakan pemerintah memang banyak terarahkan


pada upaya memberantas kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat rentan di Indonesia. Untuk penanganan keterpurukan
ekonomi masyarakat sebagai dampak adanya pandemi Covid-19 ini ,
pemerintah mengeluarkan kebijakan program jaminan sosial yaitu
dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber
dari Dana Desa. Dalam hal ini dana desa merupakan alokasi anggaran
yang dapat dipergunakan dalam mendukung upaya pemerintah
meminimalisir dampak Covid-19 di tingkatan rumah tangga desa.
Kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat sehingga roda
perputaran ekonomi masih bisa terus berjalan dan dapat meningkat
secara berkelanjutan.

2
Di masa new normal yang menjadi sorot utama adalah
pemulihan ekonomipembangunan ekonomi saat ini menempati
skala teratas dalam keseluruhan kebijaksanaan penentuan
kebijakan dan penyelenggaraan pembangunan nasional, secara ril
pembangunan ekonomi suatu Negara dituntut untuk berhasil.
Berbagai alasan yang menyatakan demikian yaitu: Pertama, untuk
mengentaskan kemiskinan. Mengentaskan kemiskinan berarti
bahwa warga Negara harus mampu memenuhi berbagai kebutuhan
primernya secara wajar. Pengentasan kemiskinan berarti dapat
meningkatkan mutu hidup. Peningkatan mutu hidup menyangkut
berbagai segi lain yang bukan berupa segi ekonomis, seperti
peningkatan kemampuan untuk menuanaikan kewajiban sosial,
menyekolahkan anak, pengobatan dalam hal seseorang dan
anggota keluarganya diserang penyakit, tersedianya dana untuk
rekreasi, serta peningkatan kemampuan menabung. Singkatnya
menjadikan para warga negara menjadi insan yang mandiri.

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam


menangani kemiskinan di masa Pandemi Covid ini, salah satunya
dengan memberikan BLT kepada masyarakat yang kehilangan
pekerjaan karena pandemi. Upaya tersebut dilakukan agar masyarakat
dapat memanfaatkan peluang tersebut dalam meningkatkan
kesejahteraan atau mempertahankan hidupnya dimasa new normal,
oleh karena itu diberikan bantuan secara bertahap seperti di awal
tahun diberikan bantuan sembako. Pemerintah memberikan BLT tentu
mempunyai tujuan yang jelas agar dapat membantu perekonomian
masyarakat dimasa setelah pandemi atau yang disebut dengan masa
new normal.

3
Selanjutnya berdasarkan data yang dikutip dari kompas.com,
bahwa telah diberikan uang sebesar Rp. 600.000 selama tiga bulan
atau tiga tahap. Setelah itu, diberikan lagi uang di tahap berikutnya
senilai Rp.300.000 sampai tiga tahap atau tiga bulan, yang terakhir
pemerintah juga akan memberikan bantuan Prakerja bersyarat..

Menanggapi hal tersebut, maka pemerintah membuat


kebijakan-kebijakan untuk masyarakat Indonesia agar tetap sejahtera
namun juga tetap mematuhi kebijakan sebelumnya untuk menekan
terjadinya penyebaran dan penularan covid-19. Salah satunya,
program pemerintahyaitu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)”
(KementerianKeuangan RI,2020) mengeluarkan program bantuan
untuk menunjang perekonomian warga yaitu dengan program
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantua Sosial Tunai (BST),
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD), Penerima Keluarga
Harapan (PKH), bantuan UMKM, penerima kartu PraKerja, diskon
listrik, pemberian vaksinasi dan banyak program bantuan yang
lainnya.

Adanya pandemi Covid-19 ini sangat berpengaruh dan


berdampak pada semua sektor. Selain berdampak pada kesehatan
dan kematian masal yang terjadi, hal ini juga berdampak pada sektor
ekonomi masyarakat. Perekonomian di Indonesia seolah lumpuh total
dengan banyak terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di suatu
perusahaan yang mengakibatkan bertambahnya jumlah pengangguran
dan banyaknya masyarakat yang tidak memperoleh pemasukan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini pun berakibat pada
menurunnya daya beli masyarakat yang berpengaruh terhadap tingkat

4
kesejahteraan masyarakat tak terkecuali juga masyarakat di
pedesaan.

Pada saat ini kebijakan pemerintah memang banyak terarahkan


pada upaya memberantas kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat rentan di Indonesia. Untuk penanganan keterpurukan
ekonomi masyarakat sebagai dampak adanya pandemi Covid-19 ini ,
pemerintah mengeluarkan kebijakan program jaminan sosial yaitu
dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber
dari Dana Desa. Dalam hal ini dana desa merupakan alokasi anggaran
yang dapat dipergunakan dalam mendukung upaya pemerintah
meminimalisir dampak Covid-19 di tingkatan rumah tangga desa.
Kebijakan ini diharapkan dapat membantu masyarakat sehingga roda
perputaran ekonomi masih bisa terus berjalan dan dapat meningkat
secara berkelanjutan

Salah satu program yang diluncurkan pemerintah dalam


memperhatikan masyarakat dimasa pandemi covid-19 ditingkat
desa yaitu dengan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD).
Program ini berasal dari dana desa yang dialihkan sementara untuk
warga terdampak covid-19. BLT-DD dinilai dapat menunjang
terhambatnya perekonomian warga, khusunya warga Desa
Tampojung Guwa, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan.
Namun, dengan adanya program Bantuan Langsung Tunai Dana
Desa, ada rasa kekhawatiran untuk terjadinya penyelewengan dana
mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun sampai
ke tingkat pemerintah desa itu sendiri.

Berdasarkan pengamatan dan gambaran diatas peneliti tertarik


meneliti "Analisis Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) era new

5
normal di Desa Tampojung Guwa kecamatan waru kabupaten
pamekasan”

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah


“Bagaimana Pemberiaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) era new
normal di Desa Tampojung Guwa kecamatan waru kabupaten
pamekasan.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah


mendeskripsikan bagaimana pemberian Bantuan Langsung Tunai
(BLT) era new normal di Desa Tampojung Guwa kecamatan waru
kabupaten pamekasan.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode


penelitian kualitatif. Menurut Creswell (2016) penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang mengeksplorasi dan memahami
makna di sejumlah individu atau sekelompok orang yang berasal
dari masalah sosial. Penelitian kualitatif secara umum dapat
digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah,
tingkah laku, konsep ataufenomena, masalah sosial, dan lain-lain.
Jenis penelitian kualitatif yang digunakan oleh dalam
penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan studi
yang mengeksplorasi suatu kasus secara mendalam,
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan
berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah

6
ditentukan. Kasus ini dapat berupa suatu peristiwa, aktivitas,
proses, dan program (Creswell, 2016). Jenis penelitian studi
kasus ini sesuai sebagai metode untuk menjawab.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) era new normal di


Desa Tampojung Guwa kecamatan waru kabupaten pamekasan

Penyakit virus corona 2019 (corona virus disease/COVID-19)


sebuah nama baru yang diberikan oleh World Health Organization
(WHO) bagi pasien dengan infeksi virus novel corona 2019 yang
pertama kali dilaporkan dari kota Wuhan, Cina pada akhir 2019. Virus
ini tersebar ke seluruh penjuru dunia dengan cepat, sehingga
menimbulkan ancaman pandemi baru. Pada tanggal 10 Januari 2020
dilaporkan bahwa penyakit ini tergolong ke dalam virus ribonucleid
acid (RNA) yaitu virus corona jenis baru, betacorona virus dan satu
kelompok dengan virus corona penyebab severe acute respiratory
syndrome (SARS) dan middle east respiratory syndrome (MERS CoV).

Diagnosis terjangkitnya penyakit virus corona-19 ini selama 14


hari yang mampu menyebar antar manusia dengan cepat, yang
disertai dengan gejala infeksi saluran nafas atas atau bawah, dan bukti
hasil pemeriksaan dari Laboratorium real time Polymerase Chain
Reaction (RT-PCR). Derajat penyakit dapat bervariasi dari infeksi
saluran napas atas hingga ARDS. Diagnosis ditegakkan dengan RT-
PCR, hingga saat ini belum ada terapi antivirus khusus tetapi telah

7
ditemukan vaksin untuk COVID-19 (Handayani, 2020). Gejala umum
berupa demam = 38°C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang
yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan
perjalanan ke negara terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat
dengan penderita COVID-19, maka terhadap orang tersebut akan
dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan
diagnosisnya. Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19.
Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung
atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian
jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain
menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut,
lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah),
maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Seseorang juga bisa
terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari
penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak
hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit.

Pandemi covid-19 berdampak sangat besar, bukan hanya


berdampak pada kesehatan manusia, melainkan juga berdampak
besar pada kondisi sosial dan ekonomi. Pandemi covid-19
menyebabkan banyak sektor usaha tutup, pemutusan hubungan
kerja, dan penurunan penyerapan tenaga kerja (Joharudin et al.,2020).
Terkait pandemi, pemerintah telah menetapkan kebijakan-kebijakan
untuk mengatasi wabah ini, akan tetapi tidak semua lapisan
masyarakat mengindahkan kebijakan tersebut (Nograhany Widhi
Koesmawardhani, 2020). Hal ini terjadi karena banyaknya kebutuhan
dan faktor ekonomi dari masing-masing orang. Pemerintah telah
memberikan solusi terhadap perekonomian masyarakat, khusunya
masyarakat yang tidak mampu berupa BLT. Pemberian BLT

8
diharapkan dapat menekan angka kemiskinan khususnya pada masa
Pandemi Covid-19. Pemerintah tentu mempunyai tujuan yang jelas
untuk dapat membantu perekonomian masyarakat di masa pandemi,
dan mengurangi aktivitas di luar rumah.

Mengingat terjadinya dampak yang sangat besar akibat wabah


covid-19, efek yang timbul bukan hanya untuk masyarakat perkotaan,
namun dipukul rata dengan masyarakat pedesaan juga. Dalam
Undang Undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintah Desa
menyebutkan bahwa penyelenggaraan rumah tangga sendiri dan yang
bertanggungjawab paling utama dalam bidang pemerintahan,
pembangunan serta kemasyarakatan merupakan kewenangan yang
dimiliki oleh Desa. Kemudian selanjutnya terjadi perubahan yaitu
menjadi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Bunyinya yaitu pemerintah desa yang dipimpin oleh kepala Desa
dibantu dengan pejabat desa adalah penyelenggara
pemerintahan desa yang menyangkut urusan pemerintahan serta
kepentingan dari warga setempat.

BLT Dana Desa merupakan program bantuan pemerintah yang


bersumber dari dana desa diperuntukan untuk masyarakat miskin
yang terdampak adanya pandemi Covid-19. Bantuan ini awal
disalurkan pada tahun 2020 tepatnya pada bulan April-Desember 2020
dengan besaran jumlahnya Rp. 600.000 pada tiga bulan awal Rp.
300.000 pada 3 (tiga) bulan berikutnya. Selanjutnya untuk periode
tahun 2021, ada perbedaan mekanisme penyalurannya, yaitu terletak
pada besaran bantuan yang diberikan dan jangka waktu
pelaksanaanya. Pada tahun 2021 ini besaran bantuan yang diberikan
sebesar Rp. 300.000 per KPM (Keluarga Penerima Manfaat) dalam

9
kurun waktu 12 bulan penuh mulai dari bulan januari sampai
desember. BLT dana desa ini mempunyai keistimewaan tersendiri
sebab dalam pelaksanaanya, pemerintah desa mempunyai kuasa atau
wewenang penuh didalamnya yang berdasar pada peraturan
pemerintah yang ada.

Salah satu program yang dilaksanakan pemerintah di masa


setelah pandemi covid-19 adalah penyaluran Bantuan Langsung Tunai
yang berasal dari dana desa (BLT-DD). Dana desa yang semula
digunakan untuk pembangunan kemajuan desa, maka dialihkan
sementara untuk warganya yang terdampak covid-19. Menurut
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 50/PMK.07/2020 tentang
penyaluran BLT-DD menyebutkan bahwa daalam kebijakan yang telah
dibuat ini bertujuan untuk mempercepat proses penyaluran dan
pelaksanaan bantuan BLT-DD yang dikeluarkan berbentuk uang.

Adapun ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemerintah


dalam menentukan sasaran yang berhak menerima Bantuan
Langsung Tunai Dana Desa(BLT-DD) diantaranya yaitu : Tidak
mendapat bantuan PKH/BPNT/ pemilik Kartu Prakerja, Mengalami
kehilangan mata pencaharian (tidak memiiki cadangan ekonomi yang
cukup untuk bertahan hidup selama tiga bulan ke depan),
Mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis.
Hal tersebut harus benar-benar diperhatikan, karena jika salah pilih
sasaran maka kebijakan ini akan di anggap kurang maksimal dalam
pelaksanaannya.

Melalui BLT diharapkan beban hidup masyarakat berkurang,


setidaknya dapat bertahan hidup di masa Pandemi. BLT diberikan
kepada masyarakat yang kehilangan pekerjaan karena Pandemi.

10
Program ini dilakukan juga untuk memberikan peluang kepada
masyarakat miskin agar dapat meningkatkan kesejahteraan atau
mempertahankan hidupnya, oleh karena itu bantuan diberikan secara
bertahap. Sebagai contoh di awal tahun diberikan bantuan sembako,
selanjutnya diberikan uang sebesar Rp. 600.000. Setelah itu, diberikan
lagi uang untuk tahap berikutnya senilai Rp.300.000 sampai tiga tahap
atau tiga bulan.

Tujuan dari realisasi program BLT Dana Desa ini untuk


mengurangi dampak yang ditimbulkan dari adanya pandemi Covid-19
terutama pada sektor ekonomi serta membantu meningkatkan daya
beli masyarakat sehingga roda kehidupan dan perekonomian bisa
terus berjalan. Adapun beberapa dasar hukum dari pelaksanaan
program kebijakan BLT Dana Desa ditahun 2021 ini :

1. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan


Transmigrasi Republik Indonesia No. 13 tahun 2020 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2021

2. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2020 tentang


Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di
Desa melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

3. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


94/PMK.07/2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 17/PMK.07 tentang Pengelolaan Transfer Ke
Daerah Dan Dana Desa Tahun Anggran 2021 Dalam Rangka
Mendukung Penanganan Pandemi Covid-19 Dan Dampaknya

4. Surat Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan


Masyarakat Desa Kementerian Desa PDTT Nomor

11
10/PRI.00/IV/2020 Tanggal 21 April 2020 perihal Penegasan
Petunjuk Teknis Pendataan Keluarga Calon Penerima BLT Dana
Desa.

5. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


222/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Dana Desa Tahun
Anggaran 2021

6. Surat Edaran Menteri Desa PDTT Nomor 17 Tahun 2020 tentang


Percepatan Penggunaan Dana Desa Tahun 2021

Desa Tampojung Guwa, merupakan salah satu desa di


Kabupaten Nganjuk yang terkonfirmasi telah menyalurkan BLT Dana
Desa. Banyak dari masyarakat didesa ini merasakan dampak dari
adanya pandemi Covid-19. Beberapa dari masyarakat kehilangan
mata pencaharian mereka akibat dari pemutusan hubungan kerja
perusahaan. Adapun mereka yang bekerja sebagai petani juga
merasakan dampaknya, karena terjadi penurunan pemesanan hasil
panen dari pasar yang disebabkan mulai sepinya pasar dan
penurunan daya beli masyarakat. Dan hal tersebut berakibat
menurunya pendapatan masyarakat sekitar. Berdasar hal tersebut
diharapkan adanya program BLT Dana Desa ini dapat tersalurkan
tepat pada sasaran masyarakat yang memang membutuhkan dengan
kondisi krisis seperti saat ini. Dengan begitu tujuan dari program
bantuan ini dapat terealisasikan secara tepat.

Fungsi pemerintahan sangat berpengaruh mengingat fungsinya


yang ditinjaudari empat aspek yaitu aspek pemerintahan,aspek
pembangunan,aspek pemberdayaan dan aspek pembinaan
(kushandajani,2015). Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-

12
DD) sebagai salah satu upaya pemerintah dalam membantu
perekonomian masyarakat dimasa pandemic covid-
19.Kesenjangan ekonomi sangat nampak mengingat banyaknya
keterbatasan kegiatan sosial termasuk pekerjaan. Banyak warga
yang mengalami pemutusan hubungan kerja serta kemerosotan
ekonomi keluarga.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah


dilakukan dengan Salah satu masyarakat Desa yang menerima
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) mengungkapkan
bahwa bantuan yang berupa uang tunai sangat membantu
perekonomian keluarga. Namun, adapula yang mengatakan bahwa
tidak semua penerima Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)
tepat sasaran. Terkadang seseorang yang perekonomiannya cukup
juga menerima bantuan tersebut. Hal semacam ini menjadi koreksi
dan evaluasi kedepannya untuk pemerintah.

Sejauh ini masyarakat penerima Bantuan Langsung Tunai Dana


Desa (BLT-DD) mempergunakan bantuan tersebut untuk pemenuhan
kebutuhan pokok seperhi pembelian bahan pokok, untuk pembayaran
listrik, pembayaran air, pembayaran sekolah, atau kebutuhan lainnya
yang memang menjadi kebutuhan masyarakat, Bantuan Langsung
Tunai Dana Desa (BLT-DD) dilakukan secara langsung sebagai
upaya untuk penanggulangan covid 19 dan juga sebagai upaya
mengurangi dampak covid 19 dan mampu memulihksn ekonomi dan
daya beli masyarakat,khususnya bagi masyarakat yang kurang
mampu di wilayah desa tampojung guwa.

Namun dalam pelaksanaanya masih ditemukannya beberapa


faktor yang menjadi pengambat dalam proses implementasi BLT Dana

13
Desa di Desa Sawahana ini yaitu masih adanya kecemburuan
masyarakat terhadap KPM BLT Dana Desa dan keterbatasan
anggaran dana desa untuk program Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Dana Desa ini. Tetapi dalam hal ini pemerintah desa selaku pelaksana
kebijakan berupaya mengatasi hambatan yang terjadi dengan cara
memberikan arahan serta penjelasan yang lebih mendalam terkait
penerimaaan BLT Dana Desa serta memprioritaskan masyarakat yang
memang membutuhakan program tersebut dengan menimbang kriteria
penerima BLT Dana Desa yang ada.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan hasil penelitian dan analisis data yang
telah dilakukan terkait pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT)
Dana Desa terhadap warga miskin terdampak Covid-19 di Desa
Tampojung guwa Kecamatan waru Kabupaten Pamekasan di era new
normal dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaannya sudah
berjalan dengan cukup baik walaupun masih ada beberapa faktor yang
menghambat dalam pelaksanaanya.
Beberapa faktor yang menjadi pengambat dalam proses
implementasi BLT Dana Desa di Desa Sawahana ini yaitu masih
adanya kecemburuan masyarakat terhadap KPM BLT Dana Desa dan
keterbatasan anggaran dana desa untuk program Bantuan Langsung
Tunai (BLT) Dana Desa ini. Tetapi dalam hal ini pemerintah desa
selaku pelaksana kebijakan berupaya mengatasi hambatan yang

14
terjadi dengan cara memberikan arahan serta penjelasan yang lebih
mendalam terkait penerimaaan BLT Dana Desa serta memprioritaskan
masyarakat yang memang membutuhakan program tersebut dengan
menimbang kriteria penerima BLT Dana Desa yang ada.

15

Anda mungkin juga menyukai