Anda di halaman 1dari 17

ARTIKEL ILMIAH

ANALISIS PEMBERIAN PINJAMAN PADA


USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP)
MAJU BERSAMA DESA SUKA MAJU
KABUPATEN ROKAN HULU

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraia

SKRIPSI

OLEH:

DISUSUN OLEH :

SITI FATIMAH
NIM: 1025112

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PASIR PANGARAIAN
2015
SITI FATIMAH. 1025112. 2015. Analisis Pemberian Pinjaman Kredit Pada
Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Maju Bersama Desa Suka
Maju Kabupaten Rokan Hulu. Pembimbing Utama: Welven Aida, S.Pd.,
M.Pd dan Pembimbing Kedua: Hidayat, SE., MM
SitiFatimah@Yahoo.com

Siti Fatimah, Welven Aida, Hidayat

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis pemberian pinjaman


yang diterapkan oleh Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam ( UED-SP) Maju
Bersama. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 responden yaitu peminjam Dana
UED-SP Maju Bersama. Data yang digunakan adalah data sekunder yiatu laporan
tunggakan nasabah UED-SP Maju Bersama. Teknik Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil analisis diperoleh bahwa
terjadi penunggakan pada UED-SP Maju Bersama sebesar Rp 500.000,- sampai Rp
3.000.000,-. Persentase penunggakan oleh nasabah yang tertinggi adalah nasabah pada
usaha perkebunan yaitu 81.9%, hal ini disebabkan harga produk perkebunan saat ini
sangat rendah sehingga nasabah mengalami permasalahan keuangan dan tidak mampu
membayar angsuran kredit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penunggakan
tetap terjadi meski sistem pemberian kredit telah diterapkan dengan baik. Namun
demikian permasalahan kredit macet dapat diminimalisir dengan menerapkan prinsip 5 C.

Kata Kunci: UED-SP, Pemberian Pinjaman, Tunggakan Nasabah

Abstract
The purpose of this study was to determine the lending analysis applied by the
Usaha Ekonomi Desa Simpan pinjam (UED-SP) Maju bersama. The sample in this study
amounted to 44 respondents ie borrowers Fund UED-SP Maju bersama. The data used
are secondary data yiatu report delinquent customers UED-SP maju bersama. Data
analysis technique used in this study is a qualitative descriptive analysis. From the results
of the analysis showed that occurred arrears on UED-SP Maju bersama Rp 500,000, - to
Rp 3,000,000, -. The percentage of non-payment by the customer is the highest in the
plantation business customers is 81.9%, this is due to the price of farm products is very
low so that customers experiencing financial problems and are unable to pay loan
installments. It can be concluded that the arrears still occur despite lending system has
been implemented well. However, bad credit problems can be minimized by
applying the principle of 5 C.

Keywords: UED-SP, Lending, Delinquent Customers


PENDAHULUAN menjadi salah satu faktor yang
memegang peranan penting karena
Ekonomi kerakyatan sebagai berfungsi sebagai lembaga penghimpun
suatu sistem ekonomi yang memberikan dan penyalur d a n a . Pemberian
pemihakan kepada pelaku ekonomi pinjaman modal untuk masyarakat
lemah sepantasnya mendapatkan berdampak positif dalam membantu
prioritas utama dalam penanganannya. kesulitan untuk mengembangkan usaha
Hal ini dikarenakan ekonomi kerakyatan yang dijalankan.
berhubungan langsung dengan nadi Sebelum realisasi pinjaman
kehidupan rakyat kecil yang secara dilaksanakan, pengelola Usaha
objektif perlu lebih diberdayakan agar Ekonomi Desa Simpan Pinjam
mampu meningkatkan kesejahteraan. (UED-SP) haruslah mampu
Dalam rangka pemberdayaan mengestimasikan kelancaran
masyarakat khususnya terhadap para pengembalian pinjaman dan pembayaran
pelaku ekonomi mikro dan kecil di bunganya atau kebijakan pemberian
pedesaan, agar usaha yang dikelola pinjaman. Di samping itu perlu
menjadi lebih efisien dan memiliki daya dilakukan penilitian terhadap kelayakan
saing maka diperlukan adanya fasilitas usaha calon debitur untuk mengetahui
perkreditan yang dekat dengan besarnya pendapatan atau penghasilan
masyarakat serta dengan persyaratan agar Usaha Ekonomi Desa Simpan
yang tidak memberatkan masyarakat Pinjam (UED-SP) dapat terhindar atau
kecil pedesaan. menekan sekecil mungkin terjadinya
Program Usaha Ekonomi Desa resiko pinjaman macet (Non Performing
yang dikembangkan adalah Usaha Loan). Secara luas Non Performing
Ekonomi Desa-Simpan Pinjam (UED- Loan (NPL) didefinisikan sebagai suatu
SP) yang merupakan program kegiatan pinjaman di mana pembayaran yang
yang sejalan dengan kebijakan dilakukan tersendat-sendat, sulit untuk
penanggulangan kemiskinan di daerah, memperoleh pelunasan, bahkan tidak
dengan sasaran utamanya adalah dapat ditagih. Sehingga pinjaman
masyarakat miskin. Program bermasalah ini akan dapat
pengembangan UED-SP bertujuan untuk mempengaruhi pendapatan atau
membentuk lembaga keuangan mikro keuntungan Usaha Ekonomi Desa
yang dikelola oleh masyarakat desa. Simpan Pinjam ( UED. SP).
Kehadiran UED-SP di pedesaan Salah satu indikator besarnya
diharapkan dapat membantu masyarakat pemberian pinjaman oleh Usaha
kecil dalam upaya untuk mendapatkan Ekonomi Desa Simpan Pinjam
modal usaha dengan persyaratan mudah, (UED-SP) yaitu dapat dilihat dari
murah, dan cepat sehingga hasilnya persentase Loan to Deposit Ratio
secara nyata dapat memberikan (LDR). Loan to Deposit Ratio (LDR)
peningkatan taraf hidup dan merupakan rasio untuk mengukur
kesejahteraan bagi keluarganya. komposisi jumlah p injaman yang
Tujuan dari pelaksanaan diberikan dibandingkan dengan jumlah
kegiatan UED-SP adalah untuk dana masyarakat dan modal sendiri
menciptakan iklim permodalan yang yang digunakan (Khasmir, 2008:290).
kondusif di pedesaan khususnya bagi Rasio LDR ini digunakan untuk
pelaku usaha mikro/kecil serta mengetahui sampai sejauh mana dana
mengarahkan masyarakat ekonomi masyarakat yang dihimpun oleh Usaha
rendah untuk mengakses modal sesuai Ekonomi Desa Simpan Pinjam
dengan kebutuhan. Usaha Ekonomi (UED-SP) disalurkan kembali kepada
Daerah Simpan Pinjam ( UED. SP) masyarakat dalam bentuk pinjaman.
Sistem pemberian pinjaman akan dilaksanakan pada jangka waktu
yang baik akan mengurangi tingkat Non yang telah disepakati (Astiko, 2006)
Performing Loan (NPL) suatu instansi Pengertian kredit yang lebih mapan
pemberi pinjaman. Sistem pemberian untuk kegiatan perbankan di Indonesia
pinjaman yang dilakukan harus telah dirumuskan dengan Undang-
mengikuti prosedur yang ditetapkan agar Undang pokok perbankan Pokok
penyalahgunaan dana dan besarnya perbankan No.7 Tahun 1992 yang
tunggakan dapat diantisipasi. Mulai dari menyatakan kriteria adalahpenyediaan
pendaftaran proposal, kelengkapan uang / tagihan yang dapat dipersamakan
persyaratan administrasi, penilaian dengan itu berdasarkan persetujuan /
karakter peminjam dengan kesepakatan pinjam meminjam antara
memperhatikan 5C (Collective, pihak Bank dengan pihak lain yang
Collateral, Character, Capability, mewajibkan pihak meminjam untuk
Capasity), penilaian Jaminan, pencairan melaksanakan dendan jumlah bunga
pinjaman, hingga pengawasan sebagai imbalan (Astiko, 2006).
pembayaran angsuran. Dalam praktek sehari-hari pinjaman
Besarnya jumlah pinjaman kredit dinyatakan dalam bentuk
yang disalurkan akan menentukan perjanjian tertulis baik dibawah tangan
keuntungan yang diperoleh. Akan tetapi maupun secara materi dan sebagai
tidak berarti bahwa jumah pinjaman jaminan pengaman,pihak meminjam
yang disalurkan besar akan akan memenuhi kewajiban dan
memberikan keuntungan yang besar menyerahkan jaminan baik bersifat
pula. Dan hal ini akan berdampak pada kebendaan maupun bukan kebendaan.
tingkat Non Performing Loan Usaha Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam
Ekonomi Desa Simpan Pinjam penyediaan pinjaman tersebut bersifat
(UED-SP). Untuk itulah perlu adanya penyediaan suatu modal sebagai alat
sistem pemberian Pinjaman yang tepat untuk melaksaakan kegiatan usahanya
dan efektif yang diterapkan Usaha sehingga kredit (Dana Bank) yang
Ekonomi Desa Simpan Pinjam diberikan tersebut tidak lebih dari pokok
(UED-SP) agar tingkat pinjaman produksi semata. (Teguh P.Mulyono,
bermasalah dapat berkurang. 2007)

LANDASAN TEORI Macam-macam Kredit


Kredit Menurut Teguh P Mulyono (2007),
Pengertian kredit untuk membedakan kredit menurut
Pengertian kredit mempunyai faktor-faktor dan unsur-unsur yang ada
dimensi yang beraneka ragam,dimulai dalam pengertian kredit,maka perbedaan
dari arti kata ´NUHGLW´ yang bersasal dari kredit dapat dibedakan atas dasar:
bahasa Yunani ´Credere´ yang berarti 1. Sifat penggunaan kredit
kepercayaan akan kebenaran dalam Kredit konsumtif adalah kredit
praktek sehari-hari. Dalam yang diperlukan untuk keperluan
perkembangannya kredit memiliki konsumsi atau uang akan habis
pengertian sebagai penyediaan dana atau terpakai untuk memenuhi
tagihan (Ikatan Bankir Indonesia, 2012: kebutuhannya.Kredit produktif
114). adalah kredit yang digunakan untuk
Pengertian Kredit adalah peningkatan usaha,baik usaha-
kemampuan untuk melaksanakan suatu usaha produksi,perdagangan
pembelian atau pengadaan suatu maupun investasi.
pinjaman dengan suatu janji,pembayaran 2. Keperluan kredit
a. Kredit produksi atau eksploitasi
Kredit ini diperlukan perusahaan Penariakn kredit dalam arti
untuk meningkatkan produksi maksimum kredit pada waktu
baik peningkatan kuantitatif penarikan pertamalah
yaitu jumlah hasil produksi sepenuhnya dipergunakan oleh
maupun peningkatan kualitatif nasabah.
yaitu peningkatan kualitas atau d. Revolving credit
mutu hasil produksi. Sistem penarikan kredit sama
dengan cara rekening Koran
b. Kredit perdagangan bebas dengan masa penggunaan
Kredit ini digunakan untuk satu tahun,akan tetapi cara
keperluan perdagangan pada pemakiannya berbeda.
umumnya yang berarti e. Term Loans
peningkatan otility of place Dalam sistem ini penggunaan
suatu barang,barang-barang dan pemakaian kredit sangat
yang diperdagangkan ini juga fleksibel artinya nasabah bebas
diperlukan bagi industri. menggunakan uang kredit untuk
c. Kredit investasi keperluan apa saja dan bank
Kredit yang diberikan kepada tidak mau tentang hal itu.
para pengusaha untuk 4. Kredit menurut jaminan
investasi,berarti untuk Kredit ini pada umumnya, yaitu
penambahan modal dan kredit Unsecured Loand (kredit tanpa
bukan untuk keperluan jaminan) sering juga disebut
perbaikan ataupunpenambahan kredit blangko. Jenis inilah yang
barang modal atau fasilitas- digunakan oleh kebanyakan
fasilitas yang erat hubungannya bank diindonesia yaitu
dengan itu.misalnya untuk memberikan kredit
membangun jaminan.jaminan kredit dapat
pabrik,membeli/mengganti berupa
mesin-mesin dan sebagainya. tanah,rumah,pabrik,mesin-
3. Kredit menurut cara pemakaian mesin pabrik,perusahaan serta
a. Kredit rekening Koran bebas surat berharga.
Debitur menerima seluruh 5. Jangka waktu kredit
kreditnya dalam bentuk Perbedaan jangka waktu kredit
rakening Koran kepadanya menurut peraturan bank Indonesia
diberikanblangko cheque dan adalah sebagai berikut:
rekening Koran pinjamannya a. Kredit jangka pendek, yaitu
diisi menurut besarnya kredit kredit yang berjangka waktu
yang diberikan,debitur bebas selama-lamanya satu
melakukan penarikan selama tahun.jadi pemakainnya tidak
kredit berjalan. melebihi satu tahun.
b. Kredit rekening Koran terbatas b. Kredit jangka menengah,yaitu
Sistem ini adanya perbatasan kredit yang jangka waktunya
tertentubagi nasabah dalam antara satu sampai tiga tahun.
melakukan penarikan uang c. Kredit jangka panjang,yaitu
rekeningnya,seperti pembrian kredit yang jangka waktunya
kredit kredit dengan uang giral lebih dari tiga tahun.
dan perubahannya menjadi uang
chartal dilakukan berangsur- c. Tujuan Dan Fungsi Kredit
angsur. Menurut Astiko (2006), tujuan
c. Kredit rekening Koran aflopend kredit mencakup scope yang luas.fungsi
pokok yang saling berkaitan dari kredit dengan resiko dan ketidakpastian begitu
adalah sebagai berikut: halnya dalam pemberian pinjaman
1. Profitability: Profitability ini kredit. Oleh karena itu dilakukan
bartujuan untuk memperoleh analisis kredit, para analisis kredit
hasil dari kredit barupa menginginkan untuk dapat menentukan
keuntungan yang diteguk dari aliran dana di masa datang dan
pemungutabn bunga. konsekuensinya pada posisi keuangan
2. Safety: Safety adalah keamanan perusahaan sebagai upaya untuk dapat
dari prestasi atau fasilitas yang mengevaluasi resiko kredit yang melekat
dibarikan harus benar-benar pada perluasan kreditnya (Prastowo,
terjamin sehingga profitability 2011: 55)
dapat benar-benar tercapai tanpa Menurut Sanusi (2011) banyak
hambatan yang berarti. cara yang dapat dilakukan untuk
Sedangkan fungsi kredit adalah meminimalisir resiko kredit. Salah satu
menyalurkan dana-dana yang cara yang dapat digunakan adalah
dibutuhkan oleh masyarakat.untuk itu dengan melakukan analisis 5C
fungsi kredit dalam kehidupan (Character, Capacity,Capital, Condition
perekonomian adalah sebagai berikut: of Economy, dan Collateral) terhadap
1. Kredit dapat meningkatkan daya nasabah. Pemberian kredit kepada
guna modal seorang calon debitur harus memenuhi
2. Kredit dapat meningkatkan daya persyaratan yang dikenal dengan prinsip
guna suatu barang 5C, kelima prinsip tersebut adalah:
3. Kredit sebagai alat stabilitas 1. Character
ekonomi 2. Capacity
4. Kredit sebagai jembatan 3. Capital
peningkatan pendapatan 4. Collateral
nasional 5. Condition
Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam
Sistem Pemberian Pinjaman (UED-SP)
Pinjaman merupakan salah satu Syahza (2007) menyatakan
usaha penting bagi instansi yang bahwa program ekonomi masyarakat
bergerak di bidang keuangan dalam yang berbasis kerakyatan sedang gencar
memberikan keuntungan, tetapi berbagai dikembangkan, karena program ini
masalah atas penyaluran pinjaman harus dapat meningkatkan dan
dihadapi Usaha Ekonomi Desa mengembangkan dunia usaha terutama
Simpan Pinjam (UED-SP). usaha kecil dan menengah (UKM).
Dalam pemberian kredit Dalam pengembangan UKM ini masih
mengandung berbagai resiko yang ditemukan permasalahannya, antara lain:
disebabkan adanya kemungkinan tidak lemahnya struktur permodalan dan akses
dilunasi oleh debitur (peminjam kredit) terhadap sumber permodalan,
pada akhir masa (jatuh tempo) kredit. ketersediaan bahan baku dan
Tidak ada keputusan pemberian kredit kontinuitasnya, terbatasnya kemampuan
tanpa resiko, jadi dalam menentukan dalam penguasaan teknologi, lemahnya
apakah akan memberikan suatu organisasi dan manajemen usaha, dan
pinjaman atau tidak seorang bankir kurangnya kuantitas dan kualitas
harus bisa memperkirakan atau sumberdaya manusia. Salah satu
mengukur resiko pinjaman macet alternatif pemecahannya adalah
(Darmawi, 2011: 104). memberdayakan lembaga ekonomi
Suparmako (2011: 119) pedesaan yaitu UED/K-SP.
menyatakan bahwa kehidupan ini penuh
Usaha Ekonomi Desa/Kelurahan kesatuan masyarakat termasuk
Simpan Pinjam (UED/K-SP) adalah didalamnya kesatuan masyarakat hukum
salah satu bentuk usaha ekonomi yang yang mempunyai organisasi pemerintah
bergerak dibidang perkreditan untuk terendah langsung di bawah Camat dan
membantu masyarakat desa dalam berhak menyelenggarakan rumah
mengelola usaha ekonomi desa. tangganya sendiri dalam Ikatan Negara
Sehingga diharapkan mampu membantu Kesatuan Republik Indonesia.
penyediaan modal usaha bagi para Kelurahan adalah suatu wilayah yang
anggota pengelola usaha-usaha ekonomi ditempati oleh seumlah penduduk yang
produktif dengan suatu persyaratan yang mempunyai organisasi pemerintahan
ditetapkan dalam UED/K-SP (Syahza, terendah langsung di bawah Camat,
2007). yang tidak berhak menyelenggarakan
Beberapa tujuan dari UED/K-SP rumah tangganya sendiri. Usaha
adalah: (a) Mendorong kegiatan perekonomian Desa/ Kelurahan adalah
perekonomian masyarakat semua usaha ekonomi yang diuasahakan
desa/kelurahan, (b) Meningkatkan oleh masyarakat desa/ kelurahan dan
dorongan berusaha bagi anggota untuk masyarakat desa/ kelurahan baik
masyarakat desa yang berpenghasilan secara perorangan atau secara kelompok
rendah, (c) Mendorong usaha sektor atau kooperatif (Permendagri, 2006)
informal untuk penyerapan tenaga kerja
bagi masyarakat desa/ kelurahan, (d) Rumusan Masalah
Meningkatkan peranan masyarakat Berdasarkan latar belakang,
dalam pengelolaan bantuan modal, dan maka dapat dirumuskan suatu masalah
(f) Meningkatkan kebiasaan gotong yaitu bagaimanakah analisis pemberian
royong dan gemar menabung secara pinjaman pada Usaha Ekonomi Desa
tertib. Simpan Pinjam ( UED-SP) Maju
Sasaran UED/K-SP adalah Bersama?
masyarakat yang berpenghasilan rendah
di desa/kelurahan yang berkeinginan Tujuan Penelitian
untuk mengembangkan usaha ekonomi
produktifnya. Kegiatan UED/K-SP ini Tujuan penelitian ini adalah
sendiri antara lain mencakup: (1) untuk mengetahui analisis pemberian
Memberikan pinjaman uang untuk pinjaman yang diterapkan oleh
kegiatan usaha ekonomi masyarakat Usaha Ekonomi Desa Simpan
desa/kelurahan, (2) Menerima simpanan Pinjam (UED-SP) Maju Bersama.
uang dari masyarakat sebagai anggota
UED/K-SP, (3) Memberikan bimbingan Manfaat Penelitian
dan penyuluhan kepada anggota
UED/K-SP dalam kegiatan usahanya, 1. Hasil penelitian diharapkan
(4) Koordinasi dengan lembaga dapat digunakan sebagai bahan
perbankan. informasi dan masukan bagi
Usaha ekonomi Desa Simpan pimpinan perusahaan atau
Pinjam (UED-SP) merupakan suatu Usaha Ekonomi Desa Simpan
lembaga yang bergerak di bidang Pinjam (UED. SP) dalam rangka
simpan Pinjam dan merupakan milik pengambilan langkah-langkah
masyarakat desa/ kelurahan yang kebijakan untuk mempertahankan
diusahakan serta dikelola oleh dan meningkatkan tingkat
masyarakat desa/ kelurahan. Desa likuiditas pada masa sekarang dan
adalah suatu wilayah yang ditempati yang akan datang.
oleh sejumlah penduduk sebagai 2. Pihak-pihak lain, diharapkan
hasil penelitian ini dapat jaminan dan arsip lain yang akan
menambah referensi, informasi dibutuhkan dalam penelitian ini.
dan wawasan untuk penelitian Sumber data yang digunakan
lebih lanjut atau sebagai bahan diperoleh dari laporan bulanan
kepustakaan serta sumber tunggakan nasabah Usaha ekonomi
pengetahuan. Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Maju
METODE PENELITIAN Bersama Kabupaten Rokan Hulu.
Ruang Lingkup Penelitian
Teknik Analisis Data
Penelitian dilakukan terhadap
Usaha ekonomi Desa Simpan Pinjam Teknik analisa data yang
(UED-SP) Maju Bersama yang berlokasi digunakan dalam penelitian ini adalah
di Desa Suka Maju Kabupaten Rokan Analisis deskriptif kualitatif yaitu
Hulu. Penelitian dilakukan dengan suatu analisis yang mencoba untuk
mempelajari data tunggakan nasabah menggambarkan pola-pola yang
Usaha ekonomi Desa Simpan Pinjam konsisten dalam data, sehingga
(UED-SP) Maju Bersama yaitu dari hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan
bulan Maret 2014 sampai Februari 2015. secara singkat dan penuh makna
Informan Penelitian (Sugiyono, 2011:206).
Dalam penelitian ini, penulis Data diolah dan dijabarkan
mendapatkan data serta informasi dari: secara kualitatif, sehingga
1. Ketua UED-SP Maju Bersama menggambarkan secara rinci pokok
2. Tata Usaha UED-SP Maju permasalahan dalam UED-SP.
Bersama
3. Pemanfaat/Peminjam Dana HASIL PENELITIAN DAN
UED-SP Maju Beersama PEMBAHASAN
Gambaran Umum Tempat Penelitian
Populasi Dan Sampel Usaha Ekonomi Desa-Simpan
Populasi merupakan seluruh Pinjam (UED-SP) Maju Bersama berdiri
data yang menjadi objek penelitian yaitu pada tahun 2010 dengan Surat
nasabah yang mengalami penunggakan Keputusan (SK) Pendirian NO.
dalam pembayaran kredit pada UED-SP 02/SK/VI/2010 atas dasar musyarawah
Maju Bersama yang berjumlah 44 orang. dan mufakat masyarakat tepatnya yaitu
Sampel adalah bagian dari populasi pada tanggal 04 Juni 2010. UED-SP
yang akan diteliti. Dengan demikian Maju Bersama terletak di Desa Suka
seluruh populasi yaitu nasabah yang Maju Kecamatan Rambah Kabupaten
melakukan penunggakan dijadikan Rokan Hulu. UED-SP Maju Bersama
sampel. Teknik ini disebut Sampling dibentuk dengan tujuan untuk melayani
jenuh atau sensus yaitu teknik penentuan masyarakat Desa yaitu bergerak dalam
sampel bila semua anggota populasi usaha ekonomi bidang simpan pinjam,
digunakan sebagai sampel (Sugiyono, hal ini juga mendukung program
2012: 122). pemerintah dalam mengatasi kemiskinan
Jenis dan Sumber Data di pedesaan, sehingga masyarakat bisa
Jenis data penelitian yang mengembangkan usaha yang
digunakan adalah berupa daftar dijalankannya dengan bantuan kredit
tunggakan nasabah Usaha ekonomi yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Desa Simpan Pinjam (UED-SP) Maju Persyaratan menjadi anggota
Bersama, laporan bulanan, arsip UED-SP yaitu masyarakat Desa Suka
persetujuan pinjaman yang memuat Maju dan berkewajiban membayar
surat perjanjian pinjaman, serah terima simpanan pokok serta memenuhi dan
mengikuti semua aturan yang ada di kebutuhan dan keterbatasannya dalam
UED-SP yang ditandatangani oleh menjalankan usaha.
Ketua UED-SP, setiap anggota diberi b. Capacity (Kemampuan)
nomor urut peserta agar dalam proses Pengukuran capacity dari calon
peminjaman dan pengembalian menjadi nasabah dilakukan melalui pendekatan
lebih mudah. Pengelola berhak dengan melihat pengalaman mengelola
menerima dan memberhentikan anggota usaha atau sejarah perusahaan yang
yang melanggar aturan yang telah pernah dikelola (pernah mengalami
ditetapkan dan disepakati bersama. masa sulit apa tidak, bagaimana
Akan tetapi dalam hal memutuskan mengatasi kesulitan). Hal ini bertujuan
pemberhentian anggota juga atas dasar untuk mengetahui sejauh mana
pertimbangan Kepala Desa. kemampuan nasabah dalam
UED-SP Maju Bersama mengembalikan pinjamannya tepat
merupakan sebuah lembaga yang waktu.
bergerak dalam bidang simpan pinjam c. Capital (Modal)
dan merupakan milik Desa Suka Maju Modal usaha yang dimiliki
yang dinaungi oleh Pemerintah. UED- nasabah adalah hal yang sangat
SP Maju Bersama dikelola oleh empat mempengaruhi bagaimaa usaha tersebut
(4) orang yaitu Ketua, Kasir, Tata akan berjalan yaitu kondisi kekayaan
Usaha, dan Staf Analisis Kredit. yang dimiliki dan akan dikelolanya. Hal
Pengelola ditunjuk dan diangkat serta ini bisa dilihat dari neraca, laporan rugi-
diberhentikan berdasarkan keputusan laba. Dengan melihat kondisi tersebut
Desa. Masa kerja pengelola UED-SP maka bisa dinilai apakah layak calon
Maju Bersama adalah tiga (3) tahun. nasabah diberi pembiayaan, dan
Pengelola dapat diberhentikan sebelum beberapa besar jumlah pembiayaan yang
masa masa kerjanya berakhir yaitu layak diberikan.
apabila melakukan kesalahan yang d. Condition of economy
sangat fatal yang merugikan (Kondisi Ekonomi)
masayarakat. Kondisi ekonomi yang berupa
keadaan sosial, budaya, politik akat turut
Analisis Data Penelitian mempengaruhi perekonomian, oleh
Berdasarkan dari data yang sebab itu kondisi ekonomi diperhatikan
diperoleh serta tinjauan dan survey apakah layak untuk memberikan
dilapangan maka dapat dirumuskan pinjaman kepada nasabah
suatu prosedur dan sistem peminjaman e. Collateral (Agunan)
kredit di UED-SP Maju Bersama Agunan atau collateral
sebagai berikut: meruakan sebuah jaminan dalam
Sistem Pemberian Pinjaman Kredit peminjaman, hal ini diberlakukan agar
Dalam pemberian pinjaman jika nasabah tidak mampu atau
pada Usaha Ekonomi Desa Simpan mengalami kesulitan dalam melakukan
Pinjam (UED-SP) menggunakan pengembalian angsuran kredit pada
prinsip 5 C yaitu: UED-SP maka pegelola bisa menjual
a. Character (Kepribadian) atau menggadaikan agunan tersebut
Dengan melakukan wawancara untuk melunasi pinjaman nasabah.
maka dapat dengan mudah mengetahui
character calon nasabah yang
diproyeksikan dari penjelasan yang
sebenarnya tentang tujuan penggunaan
kredit. Calon nasabah akan terus terang
membicarakan apa yang menjadi
Sistem Pemberian Pinjaman Pada pemanfaat dana UED-SP Maju Bersama
UED-SP Maju Bersama adalah sebagai berikut:
Persyaratan Peminjam Di UED-SP 1. Jenis usaha peminjam dana
Maju Bersama UED-SP
1. Personal (Individu) Maju
2. Persyaratan Usaha (Kelayakan Frekuensi Total Pinjaman
Keterangan (Orang) (Rupiah)
Usaha) Jenis Usaha
Perdagangan (D) 64 861,000,000
3. Agunan
Pertanian (T) 1 10,000,000

Tahapan Pencairan Dan Penyaluran Perkebunan (K) 180 1,480,500,000

Pinjaman Perikanan (I) 2 15,000,000


1. Tahap Verifikasi Peternakan (Tr) 2 14,000,000
2. Musyawarah Desa/Kelurahan Jasa (J) 10 120,000,000
Dua (MD/K II) Jumlah Peminjam
3. Proses Penyaluran Dana Usaha Laki-Laki 200
Desa/Kelurahan Perempuan 59
4. Pertanggungjawaban dana Total Peminjam 259 2,500,500,000
Pertanggungjawaban Dana Jumlah Penunggak 44
Sumber: Data UED-SP Maju Bersama,
Analisis Tunggakan Pada UED-SP 2014
Maju Bersama Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa
Jenis Usaha yang dikelola oleh
jenis usaha pemanfaat terdiri dari pemanfaat terdiri dari tiga jenis usaha
berbagai bidang, yaitu bidang yaitu perkebunan sebanyak 36 orang
perniagaan, perkebunan, pertanian, (81.9%), usaha peternakan sebanyak 1
peternakan, perikanan, dan jasa. bidang orang (2.3%), sedangkan usaha
usaha tersebut di dominasi oleh bidang perdagangan sebanyak 7 orang (15.9%).
perkebunan yang disusul bidang Jenis usaha yang banyak
perdagangan. dikelola oleh pemanfaat yang
Jumlah peminjam didominasi menunggak adalah adalah bidang
oleh laki-laki yaitu 200 orang sedangkan perkebunan, disusul dengan usaha dalam
perempuan hanya 59 orang, total bidang perniagaan atau perdagangan,
keseluruhan peminjam dana UED-SP dan yang paling sedikit adalah usaha
Maju Bersama adalah 259 orang. Dari dibidang peternakan. Usaha perkebunan
data tersebut terlihat bahwa ada yang dikelola merupakan modal dalam
peminjam yang menunggak yaitu meningkatkan produksi tanaman sawit
sebanyak 44 orang. Jenis usaha yang dan karet, sedangkan usaha bidang
dikelola oleh penunggak adalah sebagai perdagangan adalah jenis usaha kecil
berikut: seperti warung, dan bidang peternakan
2. Jenis Usaha Penunggak digunakan sebagai modal untuk
Pinjaman Dana UED-SP Maju pemeliharaan ternak.
Bersama Tahun 2014. Dalam pengembangan usaha
Frekuensi Persetase yang dikelola pemanfaat membutuhkan
No Jenis Usaha (Orang) (%) sejumlah modal untuk usahanya
1 Perkebunan 36 81.9 tersebut, oleh karena itu dengan adanya
2 Peternakan 1 2.2 program UED-SP usaha tersebut dapat
dikembangkan dengan meminjam uang
3 Perdagangan 7 15.9
yang akan digunakan sebagai modal
Jlh 44 100.0 usaha. Jumlah pinjaman yang dipinjam
Sumber: Data Olahan, 2014 pemanfaat yang menunggak adalah
Dari tabel diatas jenis usaha
sebagai berikut: serta sanksi Pada UED-SP Maju
3. Jumlah Pinjaman Penunggak Dana Bersama adalah sebagai berikut:
UED-SP Maju Bersama Tahun 2014 a. Faktor Penyebab Tunggakan
Jumlah Frekuensi Persentase
No Pinjaman (Rp) (orang) (%) antara Rp 501.000,- sampai Rp
2.000.000,- -
1 5.000.000,- 22 50.0
1.000.000,- (29.5%), sedangkan
6.000.000,- - tunggakan Rp 3.000.000,- keatas hanya
2 9.000.000,- 2 4.5 2 orang (4.5%). Jumlah tunggakan
10.000.000,- - keseluruhan adalah Rp 51.594.089,- .
3 13.000.000,- 9 20.4
Faktor Penyebab Tunggakan
14.000.000,- -
4 17.000.000,- 8 18.2 Faktor Penyebab Tunggakan
18.000.000,- - oleh nasabah dan bagaimana solusi
5 21.000.000,- 3 6.9 serta sanksi Pada UED-SP Maju
Jlh 44 100.0 Bersama adalah sebagai berikut:
Sumber: Data Olahan, 2014 b. Faktor Penyebab Tunggakan
Dari tabel diatas dapat diketahui Penyebab terjadinya tunggakan
bahwa jumlah pinjaman yang terbesar pemanfaat atau peminjam adalah
adalah Rp 2.000.000,- sampai Rp perekonomian yang saat sekarang ini
5.000.000 yaitu sebanyak 22 orang tidak stabil, peminjam mengelola usaha
(50%). Besarnya jumlah pinjaman dibidang perkebunan sedangkan seperti
tergantung dari besar atau kecilnya yang diketahui bahwa harga produk
usaha yang dikelola oleh pemanfaat. pertanian khususnya karet menurun dari
Suku bunga pinjaman adalah sebesar 18 harga biasanya, hal ini juga akan
% dari total pinjaman. Adapun besarnya berimbas pada usaha bidang perniagaan
jumlah tunggakan dapat dilihat pada atau perdagangan, jika perekonomian
tabel 5.4 sebagai berikut: turun maka tingkat pembelian konsumen
4. Jumlah Tunggakan Pinjaman juga akan berkurang. Akibatnya
Dana UED-SP Maju Bersama Tahun pendapatan pedagang akan berkurang.
2014 Sehingga hal tersebut mempengaruhi
Jumlah Frekuensi Persentase pengembalian pinjaman dana pada
No Tunggakan (orang) (%) UED-SP Maju Bersama.
1 0,- - 500.000,- 12 27.3
501.000,- - Pembahasan
2 1.000.000,- 13 29.5
1.001.000,- - Dari hasil analisis pemberian
3 1.500.000,- 9 20.4 pinjaman pada Usaha Ekonomi Desa
1.501.000,- -
4 2.000.000,- 5 11.4 Simpan Pinjam (UED-SP) Maju
2.001.000,- - Bersama diperoleh keterangan bahwa
5 2.500.000,- 3 6.9
dalam melakukan peminjaman kredit
6 3.000.000,- keatas 2 4.5
pada UED-SP Maju Bersama melalui
Jlh 44 100 dua sistem yaitu mengacu pada
Dari tabel diatas dapat diketahui sistem pemberian pinjaman dengan
bahwa jumlah tunggakan terbesar adalah
prinsip 5 C dan sistem yang
antara Rp 501.000,- sampai Rp
1.000.000,- (29.5%), sedangkan diberlakukan pada UED-SP Maju
tunggakan Rp 3.000.000,- keatas hanya Bersama.
2 orang (4.5%). Jumlah tunggakan Sistem pemberian pinjaman
keseluruhan adalah Rp 51.594.089,- . kredit dengan prinsip 5 C dilakukan
Faktor Penyebab Tunggakan pihak UED-SP dengan melakukan
Faktor Penyebab Tunggakan wawancara terhadap calon nasabah.
oleh nasabah dan bagaimana solusi Hal ini dilakukan untuk mengetahui
(1) karakter peminjam yang berguna Bersama untuk dipelajari oleh pihak
untuk mengetahui bagaimana sifat UED-SP Maju Bersama sebelum
calon nasabah sebelum diberikan pinjaman diberikan kepada calon
pinjaman kredit yaitu dilihat dari nasabah. Pemeriksaan kelengkapan
apakah memiliki kejujuran, rasa dokumen administrasi usulan
tanggungjawab, serta ketulusan hati, meliputi ; (1) Kartu Tanda
(2) kapasitas atau kemampuan Penduduk, (2) Kartu Keluarga, (3)
peminjam yang dilihat dari Proposal Usulan Peminjam, (4)
pengalaman usaha yang Fotocopi Agunan (kecuali kelompok
dijalankannya, hal ini dilakukan masyarakat miskin), (5) Surat
untuk mengetahui apakah nasabah pernyataan tanggung renteng untuk
memiliki kemampuan untuk masyarakat miskin dengan usaha
mengembalikan pinjaman kredit berkelompok, (6) Surat pernyataan
pada UED-SP Mau Bersama, (3) tanggung renteng untuk masyarakat
Modal yang dilimiki peminjam, hal yang usaha berkelompok, (7) Surat
ini dilakukan untuk mengetahui rekomendasi dari Kepala PMD/K
seberapa besar skala usaha yang atau sebutan lainnya kabupaten/kota
dikelola oleh peminjam sehingga (bagi peminjam kepala desa/lurah,
pihak UED-SP Maju Bersama bisa aparat desa/kelurahan), dan (8)
memperkirakan berapa jumlah kredit Persyaratan lain sesuai dengan
yang bisa diberikan kepada calon kesepakatan desa/kelurahan.
nasabah, (4) kondisi ekonomi Survey lapangan dilakukan
peminjam yang dilihat dari jenis untuk menilai tempat usaha,
usaha yang dikelola peminjam dan kesesuaian usaha yang dilakukan
bagaimana situasi ekonomi pada dengan yang diusulkan dalam
waktu tersebut, dan (5) Agunan atau proposal, kesesuaian penggunaan
jaminan, sebelum pihak UED-SP dana dengan kebutuhan usaha,
Maju Bersama mengucurkan dana kebenaran dan nilai agunan yang
pinjaman kepada calon nasabah diajukan, kapasitas usaha dan
maka harus ada jaminan agar jika kemampuan mengembalikan
nasabah tidak mampu pinjaman, dan karakter calon
mengembalikan pinjaman kreditnya pemanfaat.
maka pihak UED-SP Maju Bersama Berdasarkan data yang
akan menggadaikan atau menjual diperoleh dari UED-SP maju
agunan tersebut untuk melunasi Bersama diperoleh bahwa total
hutang nasabah. peminjam dana UED-SP Maju
Selain sistem pemberian Bersama sebanyak 259 orang dengan
pinjaman kredit dengan prinsip 5 C, total peminjaman Rp 2,500,500,000,-
UED-SP Maju Bersama juga (dua milyar lima ratus juta lima
menerapkan syarat lain yaitu berupa ratus ribu rupiah), namun terdapat
syarat tertulis data pribadi peminjam, 44 orang peminjam yang belum
syarat usaha, serta berapa jumlah mengembalikan kreditnya
kredit yang bisa dipinjam oleh calon (penunggak) dengan jenis usaha
nasabah. Peminjam dana pada UED- yang dikelola oleh penunggak rata-
SP maju Bersama harus mengajukan rata adalah bidang perkebunan, hal
proposal kepada UED-SP Maju ini dikarenakan pada saat ini harga
jual karet sangat rendah. kepada masyarakat dengan
Total pinjaman penunggak menerapkan sistem pemberian
berkisar antara Rp 2,000,000,- pinjaman yaitu calon nasabah harus
sampai Rp 21,000,000,-, pinjaman memenuhi syarat peminjaman,
yang terbanyak adalah berkisar namun seiring dengan perjalanan
waktu sesudah kredit direalisasikan,
antara Rp 2,000,000,- sampai Rp
UED-SP menghadapi permasalahan
5,000,000,-. Sedangkan besarnya yaitu kredit bermasalah atau
tunggakan yang harus dikembalikan penunggakan oleh peminjam.
pengunggak adalah kurang dari Rp 2. Berdasarkan hasil analisis jenis
500,000,- sampai lebih dari Rp usaha penunggak pinjaman dana
3.000.000,-. Dengan demikian meski UED-SP Maju Bersama terdiri atas
prosedur atau sistem pemberian tiga (3) jenis usaha yaitu
pinjaman telah dilakukan namun perkebunan, peternakan, dan
tetap terjadi penuggakan karena perdagangan. Persentase
kemungkinan disebabkan oleh faktor penunggakan oleh nasabah yang
kondisi ekonomi yang tidak stabil tertinggi adalah nasabah pada usaha
perkebunan yaitu 81.9%, hal ini
yaitu pada prinsip 5 C.
disebabkan harga produk
Dari petanyaan yang diajukan perkebunan saat ini sangat rendah
kepada 44 orang peminjam, seluruh sehingga nasabah mengalami
nasabah menyatakan bahwa Dana permasalahan keuangan dan tidak
UED yang mereka pinjam mampu membayar angsuran kredit.
sepenuhnya untuk mengembangkan
usaha yang sedang dijalankannya Saran
yaitu bidang perkebunan, 1. Kepada UED/SP Maju Bersama
perdagangan, peternakan, perikanan, a. Selain bantuan pinjaman kredit
pertanian, dan jasa. Sebanyak 28 yang diberikan juga sebaiknya
orang nasabah pernah mengalami membantu usaha dengan
memberikan penyuluhan tentang
kemunduran dalam usaha, hal ini
usaha mikro maupun usaha skala
secara serentak mereka meyatakan besar agar masyarakat termotivasi
bahwa kondisi ekonomi untuk ikut terjun kedunia usaha
mempengaruhi usaha tersebut. dan atau mengembangkan usaha
Agunan yang mereka berikan yang telah berjalan.
sebagai jaminan sewaktu-waktu akan b. Sebaiknya suku jasa pinjaman
diambil alih oleh pihak UED jika dikurangi dan masa pinjaman
mereka tidak mampu melunasi ditambah agar
semua pinjaman sampai pada batas pemanfaat/peminjam
waktu yang telah ditentukan. (masyarakat) tidak terlalu
dibebankan sehingga mereka
KESIMPULAN DAN SARAN mampu untuk melunasi kredit
yang diberikan.
Kesimpulan c. Terhadap pemanfaat/peminjam
Berdasarkan uraian yang yang tidak bermasalah dan selalu
dikemukakan pada bab IV, maka dapat tepat waktu dalam membayar
disimpulkan beberapa hal sebagai angsuran sebaiknya diberi
berikut: apresiasi sehingga hal tersebut
1. UED-SP Maju Bersama diharapkan mampu menggugah
menyalurkan dana atau kredit hati peminjam lain untuk juga
melakukan hal yang sama. Kerja Pengelolaan Keuangan
d. Kepada peminjam yang Daerah.
menunggak sebaiknya UED-SP
Maju Bersama bersikap tegas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
dalam menjalankan sanksi agar 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
tidak mempengaruhi peminjam atas Pedoman Kerja Pengelolaan
lain. Keuangan Daerah
2. Kepada Peminjam/Pemanfaat
Sebaiknya peminjam melakukan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
pembayaran tepat pada 2005 tentang Pengelolaan
waktunya sehingga lebih mudah Keuangan Negara.
untuk melakukan peminjaman
pada tahap selanjutnya. Prastowo, Dwi. 2011. Analisis Laporan
Keuangan Konsep Dan Aplikasi.
Yogyakarta: Unit Penerbit Dan
DAFTAR PUSTAKA Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN
Astiko, 2006. Manajemen Perkreditan
.Yogyakarta: Andi Offset Sanusi. 2011. Prinsip 5 C dalam kredit.
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen https://sanoesi.wordpress.com/tag
Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara /prinsip-5c-dalam-kredit/, diakses
pada 10 November 2014
Ikatan Bankir Indonesia (IBI). 2012.
Memahami Bisnis Bank. Modul Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Sertifikasi Tingkat I General Bisnis. Bandung: Alfabeta
Banking. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama Suparmako. 2011. Keuangan Negara.
Yogyakarta: BPFE Anggota
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor IKAPI
13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Syahza, Almasdi. 2007. Pembangunan
Agro Estate Dalam Upaya Teguh P.Mulyono, 2007. Manajemen
Percepatan Pemberdayaan Perkreditan komersil.
Ekonomi Pedesaan. Yogyakarta: BPFE
http://bunghatta.info/tulisan_91

Anda mungkin juga menyukai