Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KIMIA

UNSUR – UNSUR PERIODE KE-4

Oleh:
Kelompok : 6
Anggota : 1. Andi Izzatul Jannah
2. Riri Salsiah Asri
3. Andi Ibrah Bangsawan
4. Ulfayanti
Kelas : XII MIPA 3

UPT SMAN 3 SINJAI


TAHUN AJARAN 2023/2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Unsur Unsur Periode ke-4 ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW., keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Kimia yang berjudul Makalah Unsur Unsur Periode ke-4 ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan Makalah Unsur Unsur Periode ke-4 ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Halogen ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Sinjai, September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Kelimpahan unsur periode 4...............................................................................6
B. Sifat fisik dan kimia unsur periode 4..................................................................7
C. Proses pembuatan unsur periode 4.....................................................................8
D. Kegunaan unsur periode 4.................................................................................10
BAB III...........................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
A. Kesimpulan.........................................................................................................13
B. Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kandungan unsur-unsur kimia. Hingga
saat ini, unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur yang dikelompokkan
berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat
dikelompokkan menjadi unsur logam, non logam, semilogam dan gas mulia.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melimpah. Sumber
unsur-unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut dan atmosfer baik dalam
bentuk unsur bebas (Pt, Au,C, N2, O2 dan gas-gas mulia), senyawa maupun
campurannya. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia
karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan
Banyak reaksi kimia yang menggunakan katalis untuk mempercepat
terbentuknya produk. Untuk mensintesis bahan kimia esensial, seperti asam
sulfat, asam nitrat, dan amonia diperlukan bantuan katalis. Unsur-unsur
transisi banyak diaplikasikan secara komersial sebagai katalis, terutama dalam
reaksi kimia. Selain itu, unsur-unsur transisi berperan penting dalam proses
alami biomolekul (hemoglobin) dan katalis dalam reaksi biokimia (enzim-
enzim). Unsur-unsur transisi dalam sistem periodik dikelompokkan sebagai
unsur-unsur golongan B. Unsur-unsur ini berada pada periode keempat mulai
dari skandium hingga tembaga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa kelimpahan pada unsur- unsur di periode ke-4?
2. Apa saja sifat fisik dan kimi pada unsur – unsur di periode ke-4 ?
3. Bagaimana proses pembuatan unsur- unsur di periode ke-4 ?
4. Apa kegunaan unsur unsur-unsur pada periode ke4?

4
C. Tujuan
1. Mengetahui kelimpahan pada unsur- unsur di periode ke-4?
2. Mengetahui sifat fisik dan kimi pada unsur – unsur di periode ke-4 ?
3. Mengetahui proses pembuatan unsur- unsur di periode ke-4 ?
4. Mengetahui kegunaan unsur unsur-unsur pada periode ke4?

5
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kelimpahan unsur periode 4
1. Scandium (Sc). Logam ini ditemukan pada mineral torvetit. Skandium
dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampur kloridaklorida
lain.
2. Titanium (Ti). Ditemukan pada mineral rutil yang di di bijih besi sebagai
ilmenit dan ferrotitanate. Titanium terdapat pula pada karang, silikat,
bauksit, batubara, dan tanah liat. Titanium dibuat dengan Metode Kroll
yang banyak menggunakan klor dan karbon.
3. Vanadium (V). Vanadium terdapat pada senyawa karnotit dan vanadinit.
Frevonadium (logam campuran dengan besi) dihasilkan dari reduksi
V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe).
4. Kromium (Cr). Unsur ini ditemukan pada krommit dan sejumlah kecil
kromoker. Logam krom dibuat menurut proses goldschmidt dengan jalan
mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium. Krom sering digunakan
untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat, hinga membentuk
banyak aloi (logam campuran) yang bermanfaat.
5. Mangan (Mn). Mangan bisa ditemukan pada biji berupa pirulosit dan
rodokrosit. Pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2
dengan campuran besi oksida dan karbon. Mangan dipakai pada produksi
baja yang berguna saat pemurnian besi. Selain itu digunakan pula untuk
mengeraskan baja.
6. Besi (Fe). Besi jarang ditemui secara bebas di bumi, namun berada dalam
wujud bijih besi, seperti hematite, siderite, dan magnetite. Besi dibuat
menggunakan bijih besi dengan cara mereduksi bijih dalam tanur
(tungku). Besi digunakan dalam bahan cat seperti cat minyak, cat air,
atau cat tembok. Dapat pula unsur ini untuk bahan tinta atau
mengkilapkan kaca.

6
7. Nikel (Ni). Nikel bisa ditemui sebagai senyawa, seperti sulfida, arsen,
dan silikat. Nikel sering ditemukan pada komponen pemanas listrik
sebagai logam campuran. Nikel juga untuk aliase seperti pada baja
stainless, monel, alnico, dan nikrom
8. Tembaga (Cu). Unsur ini dapat ditemukan pda Pirit tembaga, bornis,
kuprit, melakonit, dan malasit. Tembaga diperoleh dari bijih kalkopirit
CuFeS2 melalui tahapan pengapungan, pemangganggan, reduksi, dan
elektrolisis. Tembaga kerap digunakan sebagai kabel jaringan listrik.
Pipa ledeng juga sebagian memakai bahan dari campuran tembaga.
9. Seng (Zn). Unsur tersebut ditemukan di alam sebagai senyawa sulfida
seperti seng blende, senyawa karbonat kelamin, dan senyawa silikat
seperti hamimorfit. Pembuatan logam seng dilakukan dengan
memanggang seng sulfida (ZnS) lalu oksida seng direduksi dengan
karbon pijar. Seng digunakan dalam pelapisan besi dan baja sebagai
pencegah karat.
10. Kobalt (Co). Kobalts di alam ditemuakan sebagai arsenda dari Fe, Co, Ni
dan dikenal sebagai smaltit, kobaltit, dan eritrit. Unsur Kobalt ketika
hujan hidroksida hujan, akan timbul (NaOCl).

B. Sifat fisik dan kimia unsur periode 4


Setiap unsur memiliki dua sifat, yakni sifat kimia dan sifat fisika,
berikut merupakan sifat fisika unsur pada periode 4 :

1. Bersifat logam Semua unsur transisi periode 4 adalah logam dengan


elektron-elektron berpasangan, kecuali pada logam seng. Keadaan ini
membuat kisi kristal logam dalam unsur ini lebih susah dirusah daripada
kisi kristal logam golongan utama. Logam-logam transisi bersifat keras
dan memiliki daya hantar listrik yang lebih baik dari logam pada
golongan utama.
2. Memiliki titik leleh dan titik didih tinggi Keunggulan ini disebabkan
ikatan antaratompada logam di unsur tersebut lebih kuat. Dari 9 logam

7
pada unsur transisi periode 4, hanya seng yang titik leleh dan titik
didihnya paling rendah. Hal itu dipicu keadaan pada seng yang orbital d-
nya telah terisi penuh dan menyebabkan antaratom sen tidak bisa
membentuk ikatan kovalen.
3. Memiliki sifat magnetik Dalam unsur transisi periode 4, logam-logamnya
bersifat magnetik. Sifat magnetik ini dapat berupa paramagnetik,
diamagnetik, dan feromagnetik.
4. Jari-jari atom lebih besar dan tidak teratur dari kiri ke kanan. Keadaan ini
dipengaruhi banyaknya elektron 3d yang saling tolak-menolak sehingga
memperkecil gaya tarik inti atom terhadap elektron. Elektron pun akan
lebih menjauhi inti atom dan jari-jari atomnya lebih besar
5. Ion berwarna Hampir samanya tingkat energi elektron pada unsur
transisi, memicu munculnya warna pada ion-inon logam transisi.
Elektron akan bergerak pada tingkat lebih tinggi dengan menyerap sinar
tampak.

Sementara jika dilihat dari sisi kimia, sifat unsur – unsur pada periode 4
yaitu :

1. Memiliki harga potensial di elektroda negatif, kecuali pada Cu.


2. Semua unsur transisi bida membentuk ion kompleks. Ion kompleks
adalah struktur yang menunjukkan kation logam dikelilingi dua atau
lebih anion atau molekul netrak yang dinamakan ligan.

C. Proses pembuatan unsur periode 4


1. Cara Pembuatan Titanium
Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih
rutil yang mengandung TiO2 menjadi TiCl4, kemudian TiCl4 dureduksi
dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:
TiO2 (s) + C(s) + 2Cl2(g) → TiCl4(g) + CO2(g)
TiCl4(g) + 2Mg(s) → Ti(s) + 2MgCl2(g)

8
9
2. Cara Pembuatan Ferrovanadium
Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V205 dengan pereduksi
campuran silicon dan besi. SiO2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO
membentuk kerak CaSiO3(l).
Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut:

2 V205(s) + 5Si(s) → { 4V(s) + Fe(s) } + 5 SiO2(s)

SiO2(s) + CaO(s) → CaSiO3

3. Cara Pembuatan Kromium


Langkah-langkah dalam ekstraksi unsur krom dari bijihnya adalah
seperti berikut.
- Kromium (III) dalam bijih diubah menjadi dikromat (VI)
- Reduksi Cr (VI) menjadi Cr (III)
- Reduksi kromium (III) oksida dengan aluminium (reaksi termit)
4. Proses Pembuatan Mangan
a) Mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium,
aluminum, atau melalui proses elektrolisis.
b) Proses aluminothermy dari senyawa MnO2,
c) Persamaan reaksinya:
Tahap 1 : 3MnO2 (s) → Mn3O4 (s) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4 (s) + 8Al (s) → 9Mn (s) + 4Al2O3 (s)
5. Cara Pembuatan Besi
Ferrum atau besi dapat diperoleh dengan cara mengekstrasi bijihnya
dalam tanur hembus atau tanur tinggi. Bahan baku yang diperlukan
dimasukkan dalam tanur tinggi yaitu bijih besi, karbon, dan batu kapur
(CaCO3).
6. Cara Pembuatan Kobalt
Unsur kobalt di alam selalu didapatkan bergabung dengan nikel dan
biasanya juga dengan arsenik. Mineral cobalt terpenting antara lain
Smaltite (CoAs2), cobalttite (CoAsS) dan Lemacite (Co 3S4). Sumber utama

10
kobalt disebut “Speisses” yang merupakan sisa dalam peleburan bijih
arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
7. Cara pembuatan Nikel
- Pengeringan di Tanur Pengering
- Kalsinasi dan Reduksi di Tanur
- Peleburan di Tanur Listrik
- Pengkayaan di Tanur Pemurni
- Granulasi dan Pengemasan
8. Cara Pembuatan Tembaga
Cu2S dan kerak FeSiO3 (l) dioksidasi dengan udara panas. Pada
reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% – 99% tembaga tidak murni.
Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh.
Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas
SO2 bebas. Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga
blister dielektrolisis dengan elektrolit CuSO4(aq).
9. Cara pembuatan Zink
Unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan
arang. Bijih-bijih seng yang utama. Satu metode dalam mengambil unsur
ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk
membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon
yang dilanjutkan dengan proses distilasi

D. Kegunaan unsur periode 4


1. Skandium (Sc)
Kegunaan unsur skandium utamanya dari segi isi padu adalah aloi
aluminium-skandium untuk industri kedirgantaraan dan peralatan olahraga
yang memerlukan bahan berkualitas tinggi, misalnya sepeda, tongkat
bisbol, senjata api, dan sebagainya.
2. Titanium (Ti)
Titanium digunakan sebagai badan pesawat terbang dan pesawat
supersonik, karena pada temperatur tinggi tidak mengalami perubahan
kekuatan (strenght).

11
3. Vanadium (V)
Vanadium untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan
dan kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan
tinggi, Umumnya digunakan untuk paduan dengan logam lain seperti baja
tahan karat dan baja untuk peralatan.
4. Kromium (Cr)
Khromium digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja
tahan karat dan membentuk banyak aloi (logam campuran) yang berguna.
Digunakan untuk katalis dan untuk pewarna gelas. Suatu senyawa
kromium yang indah sekali adalah jamrud (emerald). Batu permata ini
terbentuk jika sebagian ion aluminium dalam mineral beril, Be 3Al2(Si6O18)
diganti oleh ion kromium (III).
5. Mangan (Mn)
Pada produksi baja, mangan berpartisipasi pada pemurnian besi
melalui reaksi dengan belerang dan oksigen dengan memindahkannya
melalui pembentukan terak.
Fungsi yang lain adalah untuk meningkatkan kekerasan baja. Baja
yang mengandung mangan dengan proporsi besar bersifat sangat keras dan
tahan lama. Oleh karena itu digunakan dalam kereta api dan mesin-mesin
buldoser.
6. Ferrum (Fe)
Manfaat ferrum atau besi antara lain sebagai bahan utama
pembuatan baja. Adapun manfaat baja adalah Fe(OH)3 digunakan untuk
bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok.
Fe2O3 sebagai bahan cat dikenal nama meni besi, digunakan juga
untuk mengkilapkan kaca. FeSO4 digunakan sebagai bahan tinta.
7. Kobalt (Co)
Kobalt yang dicampur dengan besi, nikel, dan logam lainnya untuk
membuat alnico, aloi dengan kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai
keperluan.

12
Aloi stellit, mengandung kobalt, khromium, dan wolfram, yang
bermanfaat untuk peralatan berat, peralatan yang digunakan pada suhu
tinggi, maupun peralatan yang digunakan pada kecepatan yang tinggi.
8. Nikel (Ni)
Merupakan logam putih perak keabuan, dapat ditempa, penghantar
panas yang baik dan tahan terhadap udara, tetapi tidak tahan terhadap air
yang mengandung asam sehingga banyak digunakan sebagai komponen
pemanas listrik (nikrom) yang merupakan campuran dari Ni, Fe, dan Cr.
Perunggu-nikel digunakan untuk uang logam. Perak jerman
(paduan Cu, Ni, Zn) digunakan untuk barang perhiasan. Pembuatan aloi,
battery electrode, dan keramik, dll
9. Cuprum (Cu)
Cuprum atau tembaga banyak digunakan sebagai kabel jaringan
listrik karena sifatnya yang menghantarkan listrik. Tembaga juga
digunakan untuk membuat pipa ledeng. Aloi tembaga dan emas digunakan
untuk membuat perhiasan.
10. Seng (Zn)
Zink digunakan untuk melapisi besi dan baja untuk mencegah
karat. Zink juga digunakan dalam aloi misalnya brazo (tembaga dan zink).

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada kulit
terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit
3d yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini
menyebabkan unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang
tidak dimiliki oleh unsur-unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna
ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur
transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur, yaitu Skandium (Sc),
Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe), Kobalt
(Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Unsur-unsur yang termasuk periode keempat meliputi tembaga (Cu), seng
(Zn), skadium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), kromium (Cr), mangan (Mn),
besi (Fe), kobalt (Co), dan nikel (Ni). Unsur transisi dapat ditemukan dikerak
bumi terutama sebagai bijih mineral (bijih logam) dengan kadar tertentu. Bijih
besi merupakan mineral terbanyak di alam setelah O, Si, dan Al. Untuk lebih
jelasnya keberadaan unsur transisi di alam dapat dilihat dalam uraian berikut.
B. Saran
Manfaatkanlah unsur transisi periode keempat yang ada di bumi dengan
sebaik-baiknya dan tidak berlebihan karena dapat menimbulkan dampak negatif
juga serta jangan disalahgunakan dalam penggunaannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muchtaridi, Sandri Justiana. 2007. Kimia Tiga. Yudistira. Jakarta.


http://aminahhareem.blogspot.com/
http://www.amazine.co/27097/skandium-sc-fakta-sifat-kegunaan-efek-
kesehatannya/
http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/skandium/
vinaarifitriyanti.blogspot.com/2012/12/makalah-kimia-unsur-transisi-
periode.html?m=1
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/08/kelimpahan-pembuatan-
kegunaan-unsur-transisi-dampak-negatif-bahaya.html

15

Anda mungkin juga menyukai