Anda di halaman 1dari 100

PENYUSUN :

TANTI JUMAISYAROH SIREGAR, M.Pd

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUMATERA UTARA MEDAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku
”TRIGONOMETRI” ini. Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pembawa risalah ummat.

Buku ini ditulis dimaksudkan sebagai bahan bacaan dan buku penuntun bagi
mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan dalam mempelajari
mata kuliah trigonometri. Materi dalam buku ini disampaikan dengan cara yang
sederhana sehingga isinya mudah dipahami. Buku ini juga dilengkapi dengan contoh soal
dan soal-soal latihan yang berkaitan dengan materi setiap bab. Hal ini dimaksudkan agar
mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari secara optimal.

Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis menerima segala bentuk kritikan dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan
buku ini selanjutnya. Akhir kata, semoga buku ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan manfaat bagi para pembacanya.

Medan, September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………............................................... ii
Daftar Isi…………………………………………....................................... iii
BAB I Ukuran Sudut …………… ……………......................................... 1
1. Ukuran Sudut…………………...………...……………………...… 1
2. Ukuran Sudut dalam Radian………………..……………..….…..... 1
3. Mengubah Ukuran Sudut Dari Derajat Ke Radian
dan Sebaliknya ……..……………….……………………….…..… 2
4. Sudut Pusat, Panjang Busur, Dan Jari-Jari Lingkaran………….….. 3
BAB II Perbandingan Trigonometri ………............................................. 10
1. Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut pada Segitiga Siku-Siku 10
2. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa….. 12
3. Perbandingan Trigonometri suatu Sudut di Berbagai Kuadran….... 14
4. Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi…………. 16
BAB III Koordinat Kutub (Koordinat Polar)……..................... 22
1. Pengertian Koordinat Kutub Sebuah Titik……...…………….…. 22
2. Hubungan Koordinat Kartesius Dengan Koordinat Kutub..….….… 23

BAB IV Identitas Trigonometri……………………………...................... 28


1. Identitas Trigonometri Dasar …………………………………...…. 28
2. Penerapan Identitas Dasar Trigonometri pada Berbagai
Permasalahan ……………………………………....…..….………. 28
3. Identitas Trigonometri yang Lain…………………….....…..…..…. 31
BAB V Grafik Fungsi Trigonometri ……...…...................................... 38
1. Fungsi Trigonometri Sinus, Kosinus, dan Tangen………....... 38
2. Menggambar Grafik Fungsi Trigonometri 𝒚 = 𝒔𝒊𝒏𝒙°, 𝒚 =
𝒄𝒐𝒔𝒙°,𝒅𝒂𝒏 𝒚= 𝒕𝒂𝒏𝒙° untuk 𝟎<𝒙<𝟑𝟔𝟎…………………………………… 38
3. Menentukan Nilai Minimum dan Maksimum dari Suatu
Fungsi Trigonometri……………………………………………. 41
4. Menggambar Grafik Fungsi yang Lainnya……………………..….. 42
BAB VI Dalil-Dalil dalam Segitiga……….........................………...….. 46
1. Aturan Sinus………………………………………...………….. 46
2. Aturan Cosinus………………………………………….……….. 48

iii
3. Luas Segitiga………………………………..……………….… 50
BAB VII Penerapan Perbandingan Trigonometri dalam
Kehidupan Sehari-Hari………………………………………. 58
BAB VIII Rumus-Rumus Trigonometri ………....................................... 63
1. Rumus Trigonometr iuntuk jumlah dua sudut dan selisih dua sudut 63
2. Rumus Trigonometri untuk Sudut Rangkap………………….. 67
3. Rumus Trigonometri untuk Sudut Pertengahan………………….. 70
4. Penggunaan Rumus-rumus Trigonometri untuk jumlah dan
Selisih Dua Sudut;Sudut Rangkap; dan Sudut Pertengahan
dalam Penyelesaian Identitas Trigonometri……………...………… 74
5. Rumus Perkalian Sinus dan Kosinus (Bentuk Perkalian ke
Penjumlahan)…………………………………………………….. 76
6. Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan Kosinus
(Bentuk Penjumlahan Ke Perkalian)………………………………. 79
7. Penggunaan Rumus Perkalian Sinus dan Kosinus; Rumus
Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan Kosinus dalam
Penyelesaian Identitas Trigonometri………………………………... 80

BAB IX Persamaan dan Pertidaksamaan Trigonometri ………........... 83


1. Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Sederhana…………...… 83
2. Menyelesaikan Pertidaksamaan Trigonometri…..……………… 85
BAB X Bentuk A Cos X + B Sin X……………………………………… 90
1. Mengubah Bentuk a cos x + b sin x menjadi r cos (x – p)………… 90
2. Menyelesaikan Persamaan a cos x + b sin x = C………………….... 91
3. Menentukan Nilai Maksimum dan Minimum dari Bentuk
y = a cos x + b sin x ………………………………………………… 93

Daftar Pustaka…………………………………..................................... 96

iv
BAB I
UKURAN SUDUT

Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua garis yang memiliki titik pangkal
yang sama (berimpit). Gambar dbawah dibentuk oleh dua garis yaitu AB dan AC dengan
A sebagai titik pusat.
C

A B

1. Ukuran Sudut

Satu derajat ( ) adalah ukuran besar sudut disapu oleh jari-jari lingkaran dalam
jarak putar sejauh , ditulis dengan .

Maka jelas bahwa 1 putaran = , selain itu juga ada ukuran menit dan detik
dilambangkan dengan

1 derajat

1 menit

1 menit = 60 detik, ditulis

1 detik = menit, ditulis

2. Ukuran Sudut Dalam Radian

A
C

D B
1
Dari gambar, titik M sebagai pusat lingkaran. MD, MC merupaka jari-jari
limgkaran kecil dan besar, jurimg BMA diperoleh dari juring DMC sebagi akibat
perbesaran (dilatasi) yang berpusat di M, oleh karena itu juring DMC sebangun dengan
juring BMA.

Satu radian (1 rad) adalah ukuran sudut pada bidang datar yang berada diantara
dua jari-jari lingkaran dengan panjang busur sama dengan panjang jari-jari lingkaran
tersebut. Sehingga besar sudut BMA=DMC sama dengan 1 rad.

3. Mengubah Ukuran Sudut Dari Derajat Ke Radian Dan Sebaliknya


D

r
A O B

Sudut BOA = (setengah lingkaran). Keliling 1 lingkaran ,

, dengan maka:

2
4. Sudut Pusat, Panjang Busur, Dan Jari-Jari Lingkaran

O B

Sudut pusat lingkaran adalah daerah sudut yang dibatsin oleh dua jari-jari
lingkaran yang titik sudutnya merupakan titik pusat lingkaran.
. Busur lingkaran adalah garis lengkung bagian dari keliling
lingkaran yang menghubungkan dua titik pada lingkaran. Garis lengkung dari ake B
disebut busur lingkaran.

Sehingga jika diketahui sebuah lingkaran dengan jari-jarin r satuan dan sebuah
busur dengan panjang s membatasi sudut pusat sebesar radian, berlaku

Contoh 1 :

Setengah putaran = disebut sudut lurus

Sepertiga putaran

Seperempat putaran disebut sudut siku-siku

Dua perlima putaran , dan seterusnya.

3
Contoh 2 :

Diketahui besar sudut

a. Nyatakan besar sudut tersebut dalam bentuk desimal!

b. Nyatakan yang berikut ini dalam ukuran derajat, menit, detik!

(i). (ii). (iii). (iv).

Jawab:

a.

Jadi,

b.(i).

Jadi,

(ii).

Jadi,

(iii).

Jadi,

(iv).

Jadi,

Contoh 3 :

Nyatakan ukuran sudut-sudut berikut ini dalam ukuran radian:

a. c. e.

b. d. f.

4
Jawab:

Untuk mengubah ukuran sudut dari derajat ke radian, hubungan yang digunakan adalah
radian.

a. Ukuran sudut-sudut berikut ini dalam ukuran radian.

Jadi,

b. Ukuran sudut-sudut berikut ini dalam ukuran radian.

Jadi,

c. Ukuran sudut-sudut berikut ini dalam ukuran radian.

Jadi,

d. Ukuran sudut-sudut berikut ini dalam ukuran radian.

Jadi,

e. Ukuran sudut-sudut berikut ini dalam ukuran radian.

5
Jadi, (teliti sampai 3 tempat desimal).

f. Ukuran sudut-sudut berikut ini dalam ukuran radian.

Jadi, (teliti sampai 2 tempat desimal).

Contoh 4 :

Nyatakan sudut-sudut berikut dalam ukuran derajat:

a. c.

b. d.

Jawab:

a.

Jadi,

b.

Jadi,

c.

Jadi,

Dengan cara lain,

Jadi,

6
d. Sudut-sudut berikut dalam ukuran derajat.

Jadi,

Contoh 5 :

Sebuah roda berputar dengan laju sudut 40rpm (revolution per minute atau putaran per
menit). Nyatakan laju sudut tersebut dalam:

a. putaran/detik b. radian/menit c. radian/detik

Jawab:

a. 40 rpm = 40 putaran/menit = putaran/detik = 0,67 putaran/detik

Jadi, 40 rpm = 0,67 putaran/detik.

b. Satu putaran penuh menempuh sudut , maka:

40 putaran/menit = /menit = /menit

Jadi, 40 putaran/menit = /menit.

c. 40 rpm = /menit = /detik = /detik

Jadi, 40 rpm = /detik.

Contoh 6 :

Jari-jari sebuah lingkaran adalah 6cm, sudut pusat sebesar yang terdapat pada

lingkaran dibatasi busur yang panjangnya s. Hitunglah nilai s!

Jawab:

Jari-jari lingkaran (r) = 6 cm dan sudut pusat , sehingga panjang busur s

adalah:

7
Contoh 7 :

Diketahui:

Sebuah lingkaran dengan titik pusat O, dan terdapat titik L dan K di keliling lingkaran.

Panjang jari-jari adalah r.

Keliling lingkaran =

Panjang busur KL = kali keliling lingkaran =

Ditanya:

Carilah besar sudut KOL dalam ukuran radian!

Jawab:

Besar sudut KOL =

Jadi, besar sudut KOL adalah .

Contoh 8 :

Busur DE pada sebuah lingkaran membatasi sudut pusat sebesar 6 radian. Tunjukkan
bahwa perbandingan keliling lingkaran dengan panjang busur DE adalah !

Jawab:

Misalnya panjang jari-jari lingkaran adalah r, maka panjang busur DE =

Keliling lingkaran = .

Jadi, perbandingan keliling lingkaran dengan panjang busur DE adalah: .

8
LATIHAN

1. Nyatakan dalam derajat, menit dan detik.

a. 23,360

b. 143,5120

2. Nyatakan sudut ke dalam radian!

a. 50° dan 89°

b. 1200 35’ 25”

3. Nyatakan sudut 0,45 radian dan 0,89 radian ke dalam satuan derajat!

2 7
4. Nyatakan  rad dan  rad dalam derajat !
5 3

5. Sebuah kipas angin berputar dengan kecepatan 36 putaran per menit. Nyatakan
kecepatan putaran kipas angin tersebut ke dalam satuan radian per detik!

6. Hitunglah jari-jari suatu lingkaran jika panjang busurnya 10 cm dan sudut pusatnya
36°!

7. Sebuah roda berputar dengan laju sudut 75 rpm. Nyatakan laju roda itu dalam satuan putaran
per detik.

9
BAB II
PERBANDINGAN TRIGONOMETRI

1. Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut pada Segitiga Siku-Siku


B Gambar di samping adalah segitiga siku-siku
dengan titik sudut sikunya di C. Panjang sisi di
hadapan sudut A adalah a, panjang sisi di
a c
hadapan sudut B adalah b, dan panjang sisi di
hadapan sudut C adalah c. Terhadap sudut :

C A
b

Gambar. 2.1. Perbandingan


Trigonometri

Sisi a disebut sisi siku-siku di depan sudut .

Sisi b disebut sisi siku-siku di dekat (berimpit) sudut .

Sisi c (sisi miring) disebut hipotenusa.

Berdasarkan keterangan di atas, didefinisikan 6 (enam) perbandingan trigonometri


terhadap sudut  sebagai berikut:

panjang sisi siku - siku di depan sudut A a


1. sin  = =
panjang hipotenusa c
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A b
2. cos  = =
panjang hipotenusa c
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a
3. tan  = =
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A b
panjang hipotenusa c
4. csc  = =
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a
panjang hipotenusa c
5. sec  = =
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A b

10
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A c
6. cot  = =
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a
Dari perbandingan tersebut dapat pula ditulis rumus:

sin  cos 
tan  = dan cot  =
cos  sin 

1 1
sec  = dan csc  =
cos  sin 

Contoh 1:

Pada gambar di samping segitiga siku−siku ABC dengan


panjang a = 24 dan c = 25.

Tentukan keenam perbandingan trigonometri untuk .

a c


C A
b
Gambar. 2.2. perbandingan trigonometri

Jawab:

Nilai b dihitung dengan teorema Pythagoras

b = 25 2 − 24 2

= 625 − 576 = 49 = 7

a 24 c 25
sin  = = csc  = =
c 25 a 24

b 7 c 25
cos  = = sec  = =
c 25 b 7

11
a 24 c 7
tan  = = cot  = =
b 7 a 24

2. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa


Sudut istimewa adalah sudut yang perbandingan trigonometrinya dapat dicari tanpa
memakai tabel matematika atau kalkulator, yaitu: 0, 30, 45,60, dan 90.
Sudut-sudut istimewa yang akan dipelajari adalah 30, 45,dan 60.

Untuk mencari nilai perbandingan trigonometri sudut istimewa digunakan segitiga


siku-siku seperti gambar berikut ini.
3
2 1 30

1 2
45
60
1
Gb. 2.4.a. sudut istimewa
Gb. 2.4.b. sudut istimewa

Dari gambar 2.4.a dapat ditentukan

1 1
sin 45 = = 2
2 2

2
csc 45 = = 2
1

1 1
cos 45 = = 2
2 2

2
sec 45 = = 2
1

1
tan 45  = =1
1

1
cot 45  = =1
1

Dari gambar 2.4.b dapat ditentukan

12
1 3 1
sin 30 = sin 60 = = 3
2 2 2

3 1
cos 30 = = 3
2 2

1
cos 60 =
2

1 1
tan 30 = = 3
3 3

3
tan 60 = = 3
1

2
csc 30  = =2
1

2 2
csc 60 = = 3
3 3

2 2
sec 30 = = 3
3 3

2
sec 60  = =2
1

3
cot 30 = = 3
1

1 1
cot 60 = = 3
3 3

Tabel 2.1. Nilai perbandingan trigonometri untuk sudut-sudut istimewa.


 0 30 45 60 90
1 1 1
sin  0 2 3 1
2 2 2

13
1 1 1
cos  1 3 2 0
2 2 2
1 tak
tan  0 3 1 3
3 terdefinisi
tak 1
cot  3 1 3 0
terdefinisi 3

Contoh 2:

1 1 1+ 2
1. sin 30 + cos 45 = + 2=
2 2 2
1 1 1
2. sin 45  tan 60 + cos 45 cot 60  = 2 3+ 2 3
2 2 3
1 1 4 2
= 6+ 6= 6= 6
2 6 6 3
3. Perbandingan Trigonometri suatu Sudut di Berbagai Kuadran
P adalah sembarang titik di kuadran I dengan koordinat
Y
P(x,y) (x,y). OP adalah garis yang dapat berputar terhadap
titik asal O dalam koordinat kartesius, sehingga XOP
r
y dapat bernilai 0 sampai dengan 90. Perlu diketahui
1 bahwa
O x
X
Gambar. 2.5 OP = x 2 + y 2 = r dan r  0

Berdasarkan gambar di atas keenam perbandingan trigonometri baku dapat didefinisikan


dalam absis (x), ordinat (y), dan panjang OP (r) sebagai berikut:

ordinat P y
1. sin α = =
panjang OP r
panjang OP r
2. csc α = =
ordinat P y
absis P x
3. cos α = =
panjang OP r

14
panjang OP r
4. sec α = =
absis P x
ordinat P y
5. tan α = =
absis P x
absis P x
6. cot α = =
ordinat P y

Dengan memutar garis OP maka  XOP =  dapat terletak di kuadran I, kuadran II,
kuadran III atau kuadran IV, seperti pada gambar di bawah ini.

P(x,y) Y
Y
P(x,y)
y r
r
y
1 2
O x X x O X

Y Y
x 3 4 x
O X O X
y
r y
r
P(x,y)
P(x,y)

Gambar. 2.5. Kuadran

Tabel tanda nilai keenam perbandingan trigonometri di tiap kuadran:

Tabel 2.1. Perbandingan Trigonometri

Perbandingan Kuadran

Trigonometri I II III IV

Sin + + - -

Cos + - - +

Tan + - + -

15
Csc + + - -

Sec + - - +

Cot + - + -

4. Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi


Sudut-sudut yang berelasi dengan sudut  adalah sudut (90  ), (180  ), (360
 ), dan -. Dua buah sudut yang berelasi ada yang diberi nama khusus, misalnya
penyiku (komplemen) yaitu untuk sudut  dengan (90 - ) dan pelurus
(suplemen) untuk sudut  dengan (180 - ). Contoh: penyiku sudut 50 adalah
40, pelurus sudut 110 adalah 70.

1. Perbandingan trigonometri untuk sudut  dengan (90 - )

Y y=x
P1(x1,y1)
y1 P(x,y)
r1
r
y
 (90-)
O x1
X
x

Gb. 2.6. sudut yang berelasi

Dari gambar 2.6 diketahui. Titik P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan
garis y = x, sehingga diperoleh:

a. XOP =  dan XOP1 = 90 - 

b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r

Dengan menggunakan hubungan di atas dapat diperoleh:

y
sin (90  −  ) = 1 = = cos 
x
a.
r1 r

16
x
cos (90  −  ) = 1 = = sin 
y
b.
r1 r

y
tan (90 −  ) = 1 = = cot 
x
c.
x1 y

Dari perhitungan tersebut maka rumus perbandingan trigonometri sudut 


dengan (90 - ) dapat dituliskan sebagai berikut:

a. sin (90  −  ) = cos  d. csc (90  −  ) = sec 

b. cos (90  −  ) = sin  e. sec (90  −  ) = cos ec 

c. tan (90  −  ) = cot  f. cot (90  −  ) = tan 

2. Perbandingan trigonometri untuk sudut  dengan (180 - )

P1(x1,y1) P(x,y)
r
r1
y1 (180-)
y

x1 O x
X

Gb. 2.8. Sudut yang Berelasi

Titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik P(x,y) akibat pencerminan terhadap sumbu y,
sehingga

a. XOP =  dan XOP1 = 180 - 

b. x1 = −x, y1 = y dan r1 = r

maka diperoleh hubungan:

17
y
a. sin (180  −  ) = 1 = = sin 
y
r1 r

x −x
cos (180  −  ) = 1 = = − cos 
b. r1 r

y
tan (180  −  ) = 1 =
y
= − tan 
c. x 1 − x

Dari hubungan di atas diperoleh rumus:

a. sin (180  −  ) = sin  d. csc (180  −  ) = csc 

b. cos (180  −  ) = − cos  e. sec (180  −  ) = −sec 

c. tan (180  −  ) = −tan  f. cot (180  −  ) = −cot 

3. Perbandingan trigonometri untuk sudut  dengan (180 + )

Y
P(x,y)
r
(180+)
y

x1 O x
X
y1
r1

P1(x1,y1)
Gb. 2.8. Sudut yang berelasi

Dari gambar 2.9 titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik P(x,y) akibat
pencerminan terhadap garis y = −x, sehingga

a. XOP =  dan XOP1 = 180 + 

b. x1 = −x, y1 = −y dan r1 = r

18
maka diperoleh hubungan:

y −y
a. sin (180  +  ) = 1 = = − sin 
r1 r

x −x
b. cos (180  +  ) = 1 = = − cos 
r1 r

y −y y
c. tan (180  +  ) = 1 = = = tan 
x1 − x x
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:

a. sin (180  +  ) = − sin  d. csc (180  +  ) = −csc 

b. cos (180  +  ) = − cos  e. sec (180  +  ) = −sec 

c. tan (180  +  ) = tan  f. cot (180  +  ) = cot 

4. Perbandingan trigonometri untuk sudut  dengan (- )

Y
P(x,y)
r
(360-1)
y
 x
O - x1
X
r1 y1

P1(x1,y1)

Gambar. 2.9. Sudut yang berelasi

Dari gambar 2.10 diketahui titik P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan
terhadap sumbu x, sehingga :

a. XOP =  dan XOP1 = - 

b. x1 = x, y1 = −y dan r1 = r maka diperoleh hubungan

19
y −y
a. sin (−  ) = 1 = = − sin 
r1 r

x
b. cos (−  ) = 1 = = cos 
x
r1 r

y −y
c. tan (−  ) = 1 = = −tan 
x1 x
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:

a. sin (−  ) = − sin  d. csc (−  ) = −csc 

b. cos (−  ) = cos  e. sec (−  ) = sec 

c. tan (−  ) = −tan  f. cot (−  ) = −cot 

Untuk relasi  dengan (- ) tersebut identik dengan relasi  dengan 360 − , misalnya
sin (360 − ) = − sin .

Contoh 3:
1. Tentukan nilai dari:
a. Sin 150o b. Cos 225o
c. tan 300o
2. Tentukan Nilai dari
a. Sin 765o b cos 1.950o

Jawab :

1. a. Sin 150o = sin (180 - 30)o = sin 30o =

b. cos 225o = cos (180 + 45)o = -cos 45o =

c. tan 300o = tan (360 – 60)o = -tan 60o =


2. a. Sin 765o = sin ( 2 x 360 + 45 )o = sin 45o =
a. cos 1.950o = cos ( 2 x 360 + 150 )o = cos (180 – 30)o

= -cos 30o =

b. tan 660o = tan ( 3 x 180 + 120 )o =tan 120o = tan (180 – 60)o = -tan 60o

20
LATIHAN

1. Diketahui segi empat ABCD seperti pada gambar. Tentukan perbandingan


Trigonometri untuk sudut  dan sudut  !

13 D

A 

7
B

4
2. Diketahui nilai cos  = , tentukan nilai dari cot an  !
9
3. Diketahui cos ec  = a , dengan  sudut lancip. Tentukan nilai cos dan cot an  !
4. Diberikan segitiga ABC dengan panjang sisi BC = 13 cm, AC = 8 cm, dan sisi AB =
15 cm. Jika sudut A =  dan sudut B =  , maka nilai cos dan cot an  !

 sin 300 + cos 530 


5. Tentukan nilai dari  0
 cos ec 450 !
 tan 60 
  
cos . sin − cot an
6. Tentukan nilai dari: 3 6 4 !
    
 cos ec + sec  .  cot an + tan 
 3 6  6 3
cot an 30 . sin 37 + tan 60 . cos ec 2 30 0
2 0 2 0 2 0
7. Tentukan nilai dari.
sec 2 53 0. sin 30 0
sin 150 0 + cos ec210 0
8. Tentukan nilai dari : !
cot an 315 0

 11   4 
9. Tentukan nilai dari  cos  + sin  .  tan + cot an   !
 6 3  6 3 
3 3
10. Jika diketahui cot an  = , dengan      , maka nilai dari sin  + cos  .
5 2

21
BAB III
KOORDINAT KUTUB

1. Pengertian Koordinat Kutub Sebuah Titik


Kita mengetahui bahwa kedudukan atau letak sebuah titik ada bidang x-y
dapat disajikan dengan menggunakan koordinat kartesius , seperti gamabr
dibawah ini.

y
P( x,y)

O x
Gambar 3.1 Koordinat kartesius titik P

Titik P mempunyai absis x dan ordinat y, maka koordinat kartesius titik P adalah
(x, y). letak titik P pada bidang x-y dapat pula disajikan dengan menggunakan koordinat
kutub, seperti gambar dibawah ini.

P(r, )

O x

Gambar 3.2 Koordinat kutub titik P

22
Pada gambar 3.3a berikut ini, koordinat titik P adalah (3, ), sebagai r = 3 dan =
. Adapun pada gambar 3. 3b, koordinat titik Q adalah (2, ), sebab r=2 dan =
.
x

y y
P=
Q(2, )

r=3

r=2
x
x
O x O

Gambar 3. 3a Gambar 3. 3b

2. Hubungan Koordinat Kartesius Dengan Koordinat Kutub


Pada gambar 3. 4a berikut ini, titik P dinyatakan dengan koordinat
kartesius (x, y), sedangkan pada gambar 3. 4b titik P dinyatakan dalam koordinat
kutub (r, )

P(x, y) y
y P(r, )
r

x
x
O O
Gambar 3. 4b
Gambar 3. 4a

Apabila koordinat kutub titik P(r, ) diketahui, maka koordinat kartesius P(x, y)
ditentukan dengan rumus:

Sin
Cos

23
Sebaliknya apabila koordinat titik P(x, y) diketahui, maka koordinat kutub titik
P(r, ) dapat ditentukan dengan rumus:

Berdasarkan uraian diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa:

1) Jika diketahui koordinat titik P(r, ), maka koordinat kartesius titik P(x, y) dapat
ditentukan dengan rumus:

Dan

2) Jika diketahui koordinat titik P(x, y), maka koordinat kutub titik P(r, ) dapat
ditentukan dengan rumus:

Contoh 3.1:

Koordinat kutub titik A adalah (8, ). Tentukan koordinat kartesius titik A tersebut!

Jawab:

Diketahui A(8, ) maka r = 8 dan . Kedudukan titik A di kuadran I. dengan


menggunakan hubungan x = r cos dan y = r sin , diperoleh:

x = 8 cos

24
y =8 sin

Jadi, koordinat kartesius titik A adalah ( )

Contoh 3.2:

Koordinat kutub titik B adalah (4, ). Tentukan koordinat kartesius titik B tersebut
(teliti sampai dua tempat desimal)!

Jawab:

Diketahui B(4, ) maka r = 4 dan . Kedudukan titik B di kuadran I. Dengan


menggunakan hubungan x = r cos diperoleh:

X = 4 cos

= 4. 0,559 = 2,24

Y = 4 sin

= 4. 0,829 = 3,32

Jadi, koordinat kartesius titik A adalah (2,24; 3,32).

Contoh 3.3:

Koordinat kutub titik C adalah ( ). Tentukan koordinat kartesius titik C tersebut!

Jawab:

Diketahui C( ) maka r = 6 dan . Kedudukan titik C di kuadran II.


Dengan menggunakan hubungan x = r cos dan y = r sin , diperoleh:

Y = 6 sin

= 6 sin ( )

= 6 sin

25
= 6.

=3

X = 6 sin

= 6 sin ( )

= 6(-cos )

= 6. (

= -3

Jadi, koordinat kartesius titik C adalah (3 ).

26
LATIHAN

1. Koordinat kutub dari titik P(-4,4) adalah…

2. Koordinat kutub dari titik A(−5,−5) adalah…

 3 
C  8,   !
3. Tentukan koordinat cartesius jika diketahui koordinat kutub
 4 
4. Jika diketahui koordinat kutub titik P( 5√2, 315º) maka koordinat kartesiusnya
adalah . . .

5. Koordinat kartesius dari titik P(8, 240°) adalah . . . .

6. Diketahui koordinat kartesius A(−4,p) dan koordinat kutubnya adalah A(42–

√,q) dimana 1800 <q<2700 , maka nilai p=…

27
BAB IV
IDENTITAS TRIGONOMETRI

1. Identitas Trigonometri Dasar


Identitas trigonometri dasar terdiri atas:
1. Identitas trigonometri dasar yang merupakan hubungan kebalikan
a. Sin = atau cosec =

b. Cos = atau sec =

c. Tan = atau cot =

2. Identitas trigonometri dasar yang merupakan hubungan perbandingan


a. Tan =

b. Cot =

3. Identitas trigonometri dasar yang diperoleh dari hubungan phytagoras


a.
b. 1+
c.
Satu kegunaan dari identitas-identitas trigonometri dasar yang telah diperoleh
diatas adalah untuk menetukan nilai suatu perbandingan trigonometri apabila nilai
perbandingan trigonometri yang lain telah diketahui.

2. Penerapan Identitas Dasar Trigonometri pada Berbagai Permasalahan


Contoh 1:
1. Diketahui dan . Hitunglah:

a.
b.
Jawab:
a. Dengan menggunakan rumus , maka:

28

atau . karena (terletak di kuadran I),

.
b. Dengan menggunakan rumus perbandingan:

Jadi,

2. Diketahui dan 90 . Hitunglah:


a.
b.
Jawab:
a. Dengan menggunakan rumus , maka:

• atau

Karena 90 (terletak di kuadran II), maka diambil .

a. Dengan menggunakan rumus kebalikan:

Dengan menggunakan rumus perbandingan:

29

Jadi,

2. Diketahui dan sudut di kuandran II. Hitunglah:


a.
b.
c.
Jawab:
a. Dengan menggunakan rumus cot2 + 1 = csc2 , maka:
cot2 = csc2
• cot2 = 22 – 1
• cot2 =3
• cot2 =
• cot2 = atau
karena sudut di kuadran II, maka diambil .

b. Dengan menggunakan rumus kebalikan:

Jadi, .

c. Dengan menggunakan rumus perbandingan:


30
Jadi,

Atau dengan menggunakan rumus sin2 , maka:

Karena sudut di kuadran II, maka

Jadi,

3. Identitas Trigonometri yang Lain


Identitas-identitas trigonometri dasar yang telah dibahas diatas dapat pula digunakan
untuk menyederhanakan bentuk-bentuk trigonometri sebagaimana diperlihatkan pada
contoh-contoh berikut :
Contoh 2:

Sederhanakan bentuk trigonometri !

Jawab :

31
=

Jadi, =

Contoh 3 :
Sederhanakan bentuk !
Jawab :

=
Jadi,

Contoh 4:
Buktikan bahwa !
Jawab :
Kita ubah bentuk ruas kiri :

=
=
Ruas kiri = ruas kanan
Jadi, terbukti bahwa

Contoh 5:
Buktikan bahwa !
Jawab :
Bukti :
Kita ubah bentuk ruas kiri :

32
=
=
=1
Ruas kiri = ruas kanan
Jadi, terbuktii bahwa

Contoh 6 :

Buktikan bahwa !

Jawab :
Bukti :
Kita ubah bentuk ruas kanan :

=
Ruas kanan = ruas kiri

Jadi, terbukti bahwa

33
Contoh 7:

Buktikan bahwa sec A = tan A +

Jawab :
Kita ubah bentuk ruas kanan :

tan A + =

= sec A
Ruas kanan = ruas kiri
Jadi, terbukti bahwa sec A = tan A +

Contoh 8:

Tentukan nilai dari

Jawab :
Untuk menyelesaikan soal berikut kita kerjakan secara serempak kedua ruas

↔ kedua ruas dikumpulkan

↔ =

↔ =

↔ 1 2 cos

↔ 1 2 cos

↔ cos 2

↔ dikalikan dengan 3

34
↔ 4 cos2 cos + 2 = 0

Contoh 9:
1. Diketahui dan sudut di kuadran I. Hitunglah:

a.
b.
Jawab :
a.
Dengan menggunakan rumus , maka:

• atau . karena (terletak di kuadran I), maka

diambil

b. Dengan menggunakan rumus perbandingan:


Jadi,

2. Diketahui dan A sudut di kuadran II. Hitunglah:

a.
b.
c.

Jawab :
a.
Dengan menggunakan rumus , maka:

35

• atau

Karena 90 (terletak di kuadran II), maka diambil .

b. Dengan menggunakan rumus kebalikan:

c. Dengan menggunakan rumus perbandingan:



Jadi,

36
LATIHAN

1. Buktikan bahwa sin 2  + sin 2  . cos2  + cos4  = 1 !


13 7 
2. Jika diketahui cos ec  = , dan tan  = − , dengan 0    dan
12 24 2
3 tan  + tan 
    2 , maka nilai dari !
2 1 − tan  . tan 
3. Bentuk sederhana dari bentuk (1 − cos  ). (cos ec  + cot an  ) adalah
4. Buktikan bahwa :
a. 3 sin2 A + 3 cos2 A = 3
b. Tan A.cos A = sin A
c. (Sin A + Cos A)2 – 2.sin A.cos A = 1
d. 4.cos2 + 2 = 6 – 4.sin2 A
1
5. Jika nilai tan  = maka nilai dari
x
cos2 - sin2 = ………..

6. Buktikan bahwa 5 tan2x + 4 = 5 sec2x – 1.

37
BAB V
GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI

1. Fungsi Trigonometri Sinus, Kosinus, dan Tangen


Fungsi yang memetakan himpunan 𝑥0 ke himpunan bilangan
real sin 𝑥0 , 𝑐𝑜𝑠𝑥0, tan 𝑥0 disebut fungsi sinus, fungsi kosinus, dan fungsi
tangen, dilambangkan dengan:

𝑓 ∶ 𝑥0 → 𝑠𝑖𝑛𝑥0 (𝑓 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑥0 𝑘𝑒 𝑠𝑖𝑛𝑢𝑠𝑥0)


𝑓 ∶ 𝑥0 → 𝑐𝑜𝑠𝑥0(𝑓 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑥0𝑘𝑒 𝑘𝑜𝑠𝑖𝑛𝑢𝑠𝑥0 )
𝑓 ∶ 𝑥0 → 𝑡𝑎𝑛𝑥0(𝑓 𝑚𝑒𝑚𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑥0 𝑘𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑔𝑒𝑛 𝑥0)

Fungsi-fungsi trigonometri 𝑓(𝑥0) = sin 𝑥0, 𝑓( 𝑥0) = cos 𝑥0, 𝑑𝑎𝑛 𝑓


( 𝑥0) = tan 𝑥0 mempunyai persamaan grafik berturut-turut adalah
𝑦 = sin 𝑥0, 𝑦 = cos 𝑥0, 𝑑𝑎𝑛𝑦 = tan𝑥0.

2. Menggambar Grafik Fungsi Trigonometri 𝒚 = 𝒔𝒊𝒏𝒙°, 𝒚 = 𝒄𝒐𝒔𝒙°, 𝒅𝒂𝒏 𝒚= 𝒕𝒂𝒏𝒙°


untuk 𝟎<𝒙<𝟑𝟔𝟎
a. Dengan menggunakan tabel pasangan terurut
Menggambar garfik fungsi terurut dengan menggunakan tabel pasangan terurut,
pada prinsipnya adalah mengurutkan nilai-nilai sembarang sudut 𝑥, dengan nilai
fungsinya. Untuk mempermudah, kita gunakan sudut-sudut istimewa yang sudah kita
ketahui.

Hubungan antara 𝑥dengan 𝑦 = sin 𝑥°, 𝑦 = cos 𝑥° , dan 𝑦 = tan 𝑥° dibuat dalam
sebuah tabel. Setelah itu, dibuat grafiknya dengan menentukan titik-titik pasangan terurut
yang telah diperoleh dari tabel. Grafik fungsi 𝑦 = sin 𝑥°, 𝑦 = cos 𝑥°, dan 𝑦 = tan 𝑥° untuk
0 <𝑥< 360, diperlihatkan pada gambar 5.1, gambar 5.2, dan gambar 5.3 berikut.
Contoh 5.1 :

Menggambar grafik fungsi 𝑦 = sin 𝑥° (0 <𝑥< 360) dengan tabel pasangan terurut.

38
Gambar 5.1 Grafik Fungsi 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛𝑥° (0 <𝑥< 360)

Perhatikan bahwa fungsi 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛𝑥° mempunyai periode 360, nilai minimum -1,
dan nilai maksimum +1

Contoh 1 :
Menggambar grafik fungsi 𝑦 = cos 𝑥° (0 <𝑥< 360) dengan tabel pasangan terurut.

Gambar 5.2 Grafik Fungsi 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠𝑥° (0 <𝑥< 360)

39
Perhatikan bahwa fungsi 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠𝑥° mempunyai periode 360, nilai minimum -1,
dan nilai maksimum +1.

Contoh 2:

Menggambar grafik fungsi 𝑦 = tan 𝑥° (0 <𝑥< 360). Kita pilih sudut-sudut: 0, 45,

90, 135, 180, 225, 270, 315, dan 360. Kemudian dicari nilai 𝑦 = tan 𝑥°.
Hubungan antara 𝑥dan 𝑦dibuat tabel seperti berikut ini.

Gambar 5.3. Grafik Fungsi 𝑦 = 𝑡𝑎𝑛𝑥° (0 <𝑥< 360)

Dari gambar 5.3 di atas, dapat kita perhatikan bahwa :


1. Fungsi 𝑦 = tan 𝑥° mempunyai periode 180 dan tidak mempunyai nilai
minimum atau nilai maksimum.
2. Garis-garis 𝑥 = 90 dan 𝑥 = 270 disebut garis asimtot.
3. Untuk 𝑥mendekati 90 atau 270 dari arah kanan, nilai tan 𝑥° menuju ke
negatife tak terhingga.
4. Untuk 𝑥 mendekati 90 atau 270 dari arah kiri, nilai tan 𝑥° menuju ke positif tak
terhingga.

b. Dengan Menggunakan Lingkaran Satuan


Lingkaran satuan adalah lingkaran trigonometri yang berjari-jari satu
satuan, seperti tampak pada gambar berikut ini.

40
Dalam segitiga OA, diperoleh: (d merupakan ordinat titik P).

Akibatnya, pada suatu lingkaran satuan dapat ditentukan sebagai berikut.

a. Nilai fungsi trigonometri 𝑦 = sin 𝛼° ditentukan oleh ordinat titik P.

b. Nilai fungsi trigonometri 𝑦 = cos 𝛼° ditentukan oleh ordinat titikP

c. Nilai fungsi trigonometri 𝑦 = tan 𝛼° ditentukan oleh ordinat titikQ. Berdasarkan


analisis diatas, grafik trigonometri 𝑦 = sin 𝑥° , 𝑦 = cos 𝑥 ° , dan 𝑦 = tan 𝑥° (0 ≤ 𝑥 ≤ 360)
dapat digambarkian dengan menggunakan lingkaran satuan.

3. Menentukan Nilai Minimum dan Maksimum dari Suatu Fungsi Trigonometri


Jika kita perhatikan grafik-grafik fungsi trigonometri yang telah kita
pelajari sebelumnya, terlihat bahwa fungsi trigonometri y = sin xo mempunyai
nilai minimum -1 dan nilai maksimum +1, sehingga -1 ≤ sin xo ≤ 1 untuk setiap
sudut xo. Demikian pula fungsi trigonometri y = cos xo mempunyai nilai
minimum -1 dan nilai maksimum +1, sehingga -1 ≤ cos xo ≤ 1 untuk setiap sudut
xo. Adapun fungsi y = tan xo tidak mempunyai nilai minimum atau nilai
maksimum.

Contoh.
Carilah nilai maksimum dan nilai minimum dari setiap fungsi berikut ini:

a. Y = 2sin xo

b. y = -2cos xo

c. y = sin xo + 2
d. y = cos xo –3

41
Jawab :
-1 ≤ sin x0 ≤1

↔ -1 + 2 ≤ sin xo + 2 ≤ 1 + 2
↔ 1 ≤ sin xo + 2 ≤ 3
Yminimum = 1 dan ymaksimum = 3

Jadi, y = sin xo + 2 mempuyai nilai minimum 1 dan nilai maksimum 3.

b. -1 ≤ cos xo ≤1
↔ -1-3 ≤ cos x0 -3 ≤ 1-3
↔ -4 cos xo ≤ -2
Yminimum = -4 dan ymaksimum = -2

Jadi, y = cos xo -3 mempunyai nilai minimum -4 dan nilai maksimum -2.

c. -1 ≤ sin x0 ≤1
↔ -1 + 2 ≤ sin xo + 2 ≤ 1 + 2
↔ 1 ≤ sin xo + 2 ≤ 3
Yminimum = 1 dan ymaksimum = 3

Jadi, y = sin xo + 2 mempuyai nilai minimum 1 dan nilai maksimum 3.


d. -1 ≤ cos xo ≤1
↔ -1-3 ≤ cos x0 -3 ≤ 1-3
↔ -4 cos xo ≤ -2
Yminimum = -4 dan ymaksimum = -2

Jadi, y = cos xo -3 mempunyai nilai minimum -4 dan nilai maksimum -2.

4. Menggambar Grafik Fungsi Trigonometri yang Lain


1. y = a sinx0
• Buat grafiky = sinx0
• Tiap ordinat dari y = sin x0 dikalikan dengan a
• Diperoleh grafik y = a sinx0
2. y = a cosx0
• Buat grafik y = cosx0
• Tiap ordinat dari y = cos x0 dikalikan dengana

42
• Diperoleh grafik y = a cosx0
2. y = a tanx0
• Buat grafik y = cosx0
• Tiap ordinat dari y = cos x0 dikalikan dengana
• Diperoleh grafik y = a cosx0
3. y = a sin x0 +b
• Buat grafik y = sinx0
• Tiap ordinat dari y = sin x0 dikalikan dengana
• Diperoleh grafik y = a sinx0
• Translasikan (geser) grafik y = a sin x0 sejauh b satuan ke atas, jika b positif
dan sejauh b satuan ke bawah jika b negatif, sehingga diperoleh grafik
fungsi y = a sin x0 +b
4.y = a cos x0 +b
• Buat grafik y = cosx0
• Tiap ordinat dari y = cos x0 dikalikan dengana
• Diperoleh grafik y = a cosx0
• Translasikan (geser) grafik y = a cos x0 sejauh b satuan ke atas, jika b
positif dan sejauh b satuan ke bawah jika b negatif, sehingga diperoleh grafik
fungsi y = a cos x0 +b
5. y = a tan x0 +b
• Buat grafik y = tanx0
• Tiap ordinat dari y = tan x0 dikalikan dengana
• Diperoleh grafik y = a tanx0
• Translasikan (geser) grafik y = a tan x0 sejauh b satuan ke atas, jika b positif
dan sejauh b satuan ke bawah jika b negatif, sehingga diperoleh grafik
fungsi y = a tan x0 +b
7. 𝒚 = 𝒔𝒊𝒏𝒌𝒙𝟎

• Buat grafik 𝑦 = sin𝑥0


• Dari grafik 𝑦 = sin 𝑥0 buat grafik dengan periode 360 𝟎/k
• Diperoleh grafik 𝑦 = sin𝑘𝑥0
8. 𝐲 = 𝐜𝐨𝐬𝒌𝒙𝟎

43
• Buat grafik 𝑦 = cos𝑥0
• Dari grafik y = cos 𝑥0 buat grafik dengan periode 360 𝟎/k

• Diperoleh grafik y = cos𝑘𝑥𝑜


9. 𝒚 = 𝐭𝐚𝐧𝒌𝒙𝒐

• Buat grafik 𝑦 = tan𝑥𝑜


• Dari grafik 𝑦 = tan 𝑥𝑜 buat grafik y dengan periode 360 𝟎/k
• Diperoleh grafik 𝑦 = tan𝑘𝑥0
10. 𝒚 = 𝒌𝐜𝐨𝐬 (𝒙 − 𝜶)𝟎
• Buat grafik 𝑦 = cos𝑥0
• Translasikan (geser) grafik y = cos 𝑥𝑜 sejauh α satuan ke kanan, sehingga
diperoleh grafik cos (𝑥 −𝛼)0
• Kalikan tiap ordinat dengank
• Diperoleh grafik 𝑦 = 𝑘 cos (𝑥 −𝛼)0
11. 𝒚 = 𝒌𝐜𝐨𝐬 (𝒙 + 𝜶 )𝟎
• Buat grafik 𝑦 = cos𝑥0
• Translasikan (geser) grafik y = cos 𝑥0 sejauh α satuan ke kanan sehingga diperoleh
grafik cos(𝑥 + 𝛼)0
• Kalikan tiap ordinat dengan k
• Diperoleh grafik 𝑦 − 𝑘 cos(𝑥 + 𝛼)0
12. 𝒚 = 𝒌𝐬𝐢𝐧(𝒙 − 𝜶 )𝟎
• Buat grafik 𝑦 = sin𝑥0
• Translasikan (geser) grafik 𝑦 = sin 𝑥0 sejauh α satuan ke kanan, sehingga
diperoleh grafik y = sin(𝑥 − 𝛼)0
• Kalikan tiap ordinat dengank
• Diperoleh grafik fungsi 𝑦 = 𝑘 sin(𝑥 − 𝛼)0
13. 𝒚 = 𝒌𝐬𝐢𝐧(𝒙 + 𝜶 )𝟎
• Buat grafik 𝑦 = sin𝑥0

44
LATIHAN

1. Sketsa grafik fungsi y = f ( x) = 5 . sin x !


2. Sketsa grafik fungsi y = f ( x) = cos 4 x !
3. Sketsa grafik fungsi y = f ( x) = tan x − 2 !
4. Sketsa grafik fungsi y = f ( x) = sin ( x − 450 ) !
5. Sketsa grafik fungsi y = f ( x) = 3. sin (2 x + 300 ) + 3
6. Sketsa grafik fungsi y = f ( x) = −2 . cos (3x − 450 ) − 1

45
BAB VI
DALIL-DALIL DALAM SEGITIGA

1. Aturan Sinus
Untuk menurunkan aturan sinus, perhatikan segitiga ABC lancip pada
gambar berikut. Garis-garis AP, BQ , dan CR merupakan garis tinggi pada sisi a,
sisi b, dan sisi c.

Q
P
b
a

Gambar 6.1
A B

Pada ACR :
sin A =

CR = AC, sin A........................................(1)


Pada BCR

sin B =

CR = CB, sin B.......................................(2)


Persamaan (1) = (2), diperoleh
AC . sin A = CB . sin B

.................................................(3)

Pada BAP
sin B =

AP = AB, sinB.........................................(4)
Pada CAP

46
sin C =

AP = AC, sin C.............................................(5)


Persamaan (4) = (5), diperoleh :

..............................................(6)

Persamaan (3) = (6), diperoleh :

Persamaan yang terakhir ini disebut aturan sinus atau dalil sinus.
Catatan aturan sinus juga berlaku pada segitiga tumpul.
Sehingga rumus aturan sinus adalah :
Pada segitiga ABC sebarang berlaku :

Bentuk ini disebut aturan sinus


Secara umum, aturan sinus dipakai untuk menentukan unsur-unsur dalam segitiga
apabila unsur-unsur lainnya telah diketahui , Kemungkinan unsur-unsur yang diketahui
tersebut adalah :
1. sisi,sudut,sudut disingkat dengan ss,sd,sd
2. sudut,sisi,sudut disingkat dengan sd,ss,sd
3. sisi, sisi, sudut disingkat dengan ss,ss,sd

2. Aturan Kosinus
Untuk memahami aturan kosinus, perhatikan dua contoh kasus berikut ini ! Perhatikan
gambar dibawah ini! ABC lancip, dengan A = 40 , panjang sisi b = 6 cm, dan
panjang sisi c = 4 cm. Unsur yang diketahui pada ABC tersebut adalah panjang dua
sisi dan besar sudut yang diapit oleh kedua sisi tersebut ( sisi,sudut,sisi ).

47
C

a = .....?
b = 6cm

A
c = 4cm B

Gambar 6.2
Dapatkah kita mencari besar B dan C, serta panjang sisi a, dengan menggunakan
aturan sinus? Selanjutnya, apabila pada sebuah segitiga lancip sebarang seperti yang
diperhatikan pada gambar 6.6 berikut, pada segitiga tersebut diketahui ketiga sisinya.
Unsur yang diketahui adalah ketiga panjang sisi ( sisi,sisi,sisi ).

C
b diketahui
a diketahui

A c diketahui B
Gambar 6.3
Untuk menurunkan aturan konsinus. Perhatikan ABC pada gambar 6.7
dismaping dengan t adalah garis tinggi pada sisi c.

b a
t

A
B
c
Gambar 6.4

48
Pada BCD :
............................................(1)
Pada ACD :
sin A = , maka t = AC . Sin A ……..............(2)

cos A = , maka AD = AC . cos A ...............(3)

substitusikan persaman (2) dan (3) ke persamaan (1), diperoleh :


………...................................(1)

Secara analog akan didapat pula :

Aturan konsinus berlaku pula pada segitiga tumpul.


Jadi, rumus aturan konsinus adalah :
Pada segitiga ABC sebarang berlaku :

49
Aturan konsinus ini digunakan jika dalam sebuah segitiga sebarang diketahui
ketiga sisi ( sisi,sisi,sisi ) .
Penggunaan lain dari aturan konsinus :
Pada segitiga ABC sebarang berlaku :

Aturan konsinus ini dgunakan jika dalam sebuah segitiga sebarang diketahui
panjang dua sisinya dan besat sudut yang diapit kedua sisi tersebut (sisi,sudut,sisi ).

3. Luas Segitiga
Telah kita ketahui sebelumnya bahwa untuk luas sebuah segitiga (siku-siku,
lancip, dan tumpul ) jika panjang alas dan tinggi sefitiga diketahui, maka luas segitiga
terdebut dapat ditentukan dengan rumus :
L=

a. Mencari luas segitiga jika diketahui dua sisi dan sebuah sudut yang diapit oleh
kedua sisi tersebut
Perhatikan gambar 6.14! Diberikan segtiga ABC, garis CD = t adalah garis tinggi dari
tiitk C ke sisi AB, alas segitiga ABC adalah AB = c.
C

a
b
t

A
c B
Gambar 6.5

50
Perhatikan ACD
Sin A =

…………………....................(1)
Luas ABC = alas tinggi

AB t ...........................................(2)

Substitusikan persamaan (1) ke persamaan (2)


L = AB AC . sin A

L= c . b . sin A

L = bc . sin A ..............................................(3)

Perhatikan BCD

Sin B =

..............................................(4)
Luas ABC = alas tinggi

AB t………......................................(5)

Substitusikan persamaan (4) ke persamaan (5)


L = AB BC . sin B

L = c . a . sin B

L = ac . sin B ..............................................(6)

Berdasarkan aturan sinus pada ABC :

sin B = ............................(7)

Substitusikan persamaan (7) ke persamaan (6) :


L = ac . sin B

L = ac .

L = ab . sin C .......................................(8)

51
Berdasarkan dari uraian diatas dan melihat bentuk persamaa (3), (6) dan (8),
persamaan-persamaan tersebut merupakan rumus luas sebuah segitiga. Jika dalam
ABC dua sudut sisi dan besar sudut yang diapit oleh kedua sisi tersebut, maka luasnya
dapat ditemukan dengan menggunakan salah satu rumus berikut.
L = bc . sin A

L = ac . sin B

L = ab . sin C

b. Mencari luas segitiga jika diketahui ketiga sisinya


Sekarang bagaimanakah caranya untuk mencari luas sebuah segitiga jika diketahui
ketiga sisinya (sisi,sisi,sisi)?
Untuk mencarikan rumus luas segitiga jika ketiga sisinya diketahui ,perhatikan uraian
berikut.
Pada gambar 6.21,
kelilling segitiga = a + b + c
setengah keliling segitiga (s) = (a + b +c)

berdasarkan identitas trigonometri :

A
.............................(1)
Kita ketahui berdasarkan aturan kosinus :

...................................................(2)

Substitusikan (2) ke (1), diperoleh :

52
...............(3)
Jika s = (a + b + c) maka 2s = (a + b + c)

Atau a + b + c = 2s ................................................(4)

.............................................(5)

..............................................(6)

53
.....................................(7)
Substitusi (4), (5), (6), dan (7) ke persamaan (3), diperoleh :

.................................................................(8)

Substitusikan persamaan (8) kerumus luas ABC, yaitu :


L = bc . sin A

Maka diperoleh :
L = bc .

Catatan: Uraian di atas akan sama hasilnya apabila kita mensubstitusikan ke rumus luas
ABC yang lainya, tentunya aturan konsinus yang diambil adalah cos B atau cos C.
Akibatnya :
Luas segitiga ABC jika diketahui ketiga sisinya (sisi a, sisi b, dan sisi c ) dapat
ditentukan dengan rumus :

Contoh 1 :
1. Pada sebuah segitiga ABC, jika diketahui <A = 460, <B = 1210, panjang sisi c = 15
cm. Hitunglah :
a. besar <C b. panjang sisi a dan sisi b

Jawab :

a. Mencari besar sudut C :


<C = 1800- (<A + <B)
= 1800- (460 + 1210)

54
= 1800-(1670)
= 130
Jadi besar <C = 130
b. Mencari panjang sisi a :

a = 4,79

Jadi panjang sisi a = 47, 93 cm.

Mencari panjang sisi b :

Jadi panjang sisi b = 57 ,133 cm.

2. Dalam diketahui panjang sisi a = 5 cm, panjang sisi b = 6 cm, dan panjang
sisi c = 7 cm. Hitunglah luas tersebut!
Jawab :
s = (a + b + c)

= (5 + 6 + 7) cm

55
= . 18 cm

= 9 cm
L ABC =

=
=

=3.2.
=6 cm2
Jadi, luas adalah 6 cm2

56
LATIHAN

1. Tentukan unsur-unsur yang belum diketahui pada segitiga ABC jika diketahui:
a. <A = 45o , <B = 60o, dan c = 20 cm
b. <C = 40o, c = 4 cm dan a = 5 cm
2. Tentukan sudut segitiga berikut ini jika di ketahui
a. a = 3 cm, b = 4 cm dan c = 5 cm
b. a = 3 cm, b 3 cm dan c = 3 cm
3. Hitunglah luas daerah segitiga ABC jika di ketahui
a. a = 6 cm, b= 8cm, dan Sudut C = 90o
b. a = 30 cm, c = 30 cm, dan sudut B = 45o
4. Hitunglah luas daerah segitiga ABC siku-siku sam kaki dengan panjang sisi siku-
sikunya 12 cm
5. Hitunglah luas daerah segita enam beraturan dengan panjang sisinya 5 cm.
6. Dalam segitiga KLM diketahui besar  L adalah 460, jika panjang sisi KM adalah
24,5 dan panjang sisi KL = 16 , maka tentukan lah nilai  K,  M, dan panjang sisi
LM !
7. Hitunglah luas segitiga PQR, Jika diketahui p = 9 cm, r = 6 cm, P = 46 0
8. ABCD merupakan jajaran genjang dengan AB = 10 cm, AD = 6 cm, dan AC = 14
cm. Hitung besar sudut B.
9. Dalam segitiga ABC diketahui besar  A = 500 ,  B = 690, dan panjang sisi c adalah
16. Tentukanlah besar  C, panjang sisi a dan panjang sisi b !
10. Dalam segitiga ABC diketahui besar  C adalah 520, jika panjang sisi a = 5 dan
panjang sisi b = 6 , maka tentukan lah nilai panjang sisi c !
11. Dalam segitiga ABC jika diketahui panjang sisi a = 2 kali panjang sisi c dan panjang
sisi b = 1.5 kali panjang sisi c. Tentukan besar  A,  B, dan  C
12. Pada segitiga sembarang ABC, titik D adalah tengah – tengah garis AB. Jika panjang
sisi AC = a, panjang sisi AB = c, dan panjang sisi BC = b, maka buktikan dengan

menggunakan aturan kosinus bahwa CD 2 =


1
4
( )
2a 2 + 2b 2 − c 2 !

57
BAB VII
PENERAPAN PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI

Dalam kehidupan sehari-hari banyak permasalahan yang dapat diselesaikan


melalui perbandingan trigonometri. Misalnya, mengukur tinggi pohon atau menara,
menghitung luas kebun yang berbentuk segitiga sebarang, dan sebagainya. Penyelesaian
permasalahan yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri hendaknya dipahami
terlebih dahulu tentang permasalahan tersebut dan selanjutnya mengaitkan dengan konsep
perbandingan trigonometri yang sesuai, misalnya penggunaan rumus sinus, rumus
kosinus, luas segitiga, dan sebagainya. Berikut diberikan beberapa contoh soal penerapan
perbandingan trigonometri dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh 1:

Si Ali dengan tinggi badan 1,5 meter akan mengukur tinggi pohon. Di tempat Ali berdiri,
puncak pohon terlihat dengan sudut elevasi dari sudut pandang mata Ali. Jarak
horizontal dari Ali ke pohon sama dengan 18 meter. Berapa meterkah tinggi pohon
tersebut? (Perhatikan gambar 7.1 dibawah ini)

A 18 m

18 meter B D

Perhatikan gambar 7.1!


Diketahui : Tinggi badan Ali = AD = CG = 1,5 meter

Besar sudut relevasi  EDC =


Jarak horizontal dari Ali ke pohon = AG = CD = 18 meter
Ditanya : Tinggi pohon, yaitu panjang EG?
Jawab :

58
Berdasarkan gambar 7.1, diperoleh hubungan perbandingan trigonometri untuk tan
 EDC

Tinggi pohon EG = EC + CG
= 15, 1 meter + 1,5 meter
= 16, 6 meter
Jadi, tinggi pohon tersebut adalah 16,6 meter.
Contoh 2:
Seorang berdiri sejauh 20 meter dari pintu gerbang sebuah gedung bertingkat. Sudut
elevasi gedung apabila dilihat dari puncak pintu gerbang dan tempat berdiri orang
tersebut berturut-turut adalah dan . Jika tinggi orang tersebut sama dengan tinggi
pintu gerbang = 2 meter, tentukan tinggi gedung tersebut !

Jawab: E

G
E
D
U
N
G
C D F
20 meter
Gerbang
G
A B

59
Perhatikan gambar 7.2!
Diketahui : Tinggi orang = tinggi gerbang = AC = BD = BD=FG= 2 meter

Besar sudut elevensi=  ECF=50◦ dan  ECF=60◦

Jarak horizontal dari orang tersebut ke pintu gerbang=AB=CD=20 meter

Ditanya : Tinggi gedung, yaitu panjang EG dan jarak dari orang yang berdiri tersebut
ke gedung ?

Jawab:
a) Tinggi gedung yaitu panjang EG
Dalam  ECD:
 CED =180◦ - (  EDC  ECD)
=180◦ – ((180◦-60◦)=50◦)
=180◦-(120◦+50◦)
=180◦-(170◦)
=10◦

Jadi besar sudut CED adalah 10◦.

Terlebih dahulu kita tentukan panjang DE


CD DE
=
sin CED sin ECD
20 DE
 =
sin 10  sin 50 
 DE. sin 10 = 20. sin 50 
 0,174 DE = 20.(0,766 )
 0,174 DE = 15,32
15,32
 DE =
0,174
 DE = 88,05

Dalam  EDF:

60
EF 1 EF
Sin 60◦ =  3=
DE 2 88,05

1
Sehingga EF =88,05 . 3
2

= 88,05. (0,87)

= 76,60 meter

Jadi, panjang EF =76,60meter

Tinggi gedung = tinggi EG

= tinggi EF+ tinggi FG

= (76,60+2) meter

= 78,60 meter

Jadi, tinggi gedung = 78,60 meter.

b) Jarak dari orang berdiri ke gedung = panjang AB + panjang DF


Mencari panjang DF dahulu
Perhatikan  EDF yang merupakan segitiga siku-siku
EF
Tan 60◦ =
DE
76,60
 3=
DF
 3DF = 76,60 
 DF = 44,225

Jadi panjang DF=44,225 meter

Jarak dari orang berdiri ke gedung = panjang AB + panjang DF = (20+44,225) meter =


64,225 meter

Jadi, jarak dari orang yang berdiri ke gedung adalah 64,225 meter.

61
LATIHAN

1. Sebuah tangga bersandar pada sebuah tembok vertikal membentuk sudut sebesar
dengan garis vertikal . Jika panjang tangga 4m, tentukan jarak kaki tangga ke
tembok . . .

2. Dua buah kapal meninggalkan pelabuhan dalam waktu yang bersamaan. Kapal
petama berlayar dengan arah 400 dan kecepatan 80 km/jam, sedangkan kapal kedua
berlayar dengan arah 1000 dengan kecepatan 90 km/jam. Berapa jarak kedua kapal
tersebut setelah berlayar selama 5 jam.
3. Tiga buah Mesin produksi A, B dan C ditempatkan pada suatu pabrik dengan
ketentuan sebagi berikut jarak esin B dan C adalah 5m, sudut yang dibentuk oleh
mesin ABC = 40o dan sudut BCA = 60o. tentukan jarak mesin A ke mesin B dan Jarak
mesin A ke mesi C?
4. 30

A 15 B

Sebuah jalan ditanami pohon di tepi kanan dan kiri seperti pada gambar di atas. Jika
3 = 1,73 maka lebar jalan tersebut adalah . . .

5. Seekor kelinci yang berada di lubang tanah tempat persembunyiannya melihat seekor
elang yang sedang terbang dengan sudut 60∘ (lihat gambar). Jika jarak antara kelinci
dan elang adalah 18 meter, maka tinggi elang dari atas tanah adalah ⋯ meter.

62
BAB VIII
RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI

1. Rumus Trigonometri untuk Jumlah Dua Sudut dan Selisih Dua Sudut
Misalnya adalah sudut-sudut sembarang, maka jumlah sudut adalah
) dan selisih antara a dan b adalah . Sebagai ilustrasi, perhatikan gambar
berikut.

Sela njutnya,kita akan menurunkan rumus trigonometri untuk jumlah dua sudut
dan selsih dua sudut, yaitus in , sin , cos , cos , tan
, tan

a. Rumus untuk cos dan cos


Untuk menurunkan rumus cos dan cos , perhatikan gambar.3 dan
uraian berikut ini.

Gambar 3

63
Menunjukkan sebuah lingkaran satuan, titik dan titik pada lingkaran.

Misalkan <XOQ = dan . Maka

Perhatikan

Kita peroleh koordinat P dapat ditulis sebagai

Perhatikan

Kita peroleh koordinat Q sebagai

Panjang PQ dapat dicari dengan rumus jarak, yaitu:

Kedua ruas dikuadratkan

…………......(1)

Berdasarkan aturan cosines jika kita perhatikan memberikan:

……………..…..(2)

Persamaan (1) dan (2), sehingga :

64
……………..(3)

Untuk mendapat rumus cos , kita dapat mensubstitusikan ke persamaan (3)

……………………….(4)

Contoh
1.Hitunglah sudut berikut tanpa menggunakan kalkulator!
a.
b.
Jawab:
1.

2.

65
b. Rumus untuk sin dan sin

Untuk menurunkan rumus sin , perlu kita ingat kembali rumus-rumus

sudut berelasi, diantaranya :

Dengan menggunakan rumus tersebut, kita dapatkan:

Sin (

Sehingga kita mendapatkan:


……………..…..(5)

Untuk mendapatkan rumus sin , kita mensubstitusikan ke persamaan (5)

……………….(6)

c. Rumus untuk dan

Untuk menurunkan rumus tan , perlu kita ingat kembali identitas trigonometri
berdasarkan hubungan perbandingan, diantaranya:

Dengan menggunakan rumus tersebut kita peroleh:

66
Pembilang dan penyebut dibagi dengan sehingga menjadi :

……………………………….(7)

Untuk mendapatkan rumus kita dapat mensubstitusikan ke


persamaan (7), kita peroleh:

..............................................(8)

2. Rumus Trigonometri untuk Sudut Rangkap

a. Rumus untuk sin 2

Sin 2 = sin (

= sin cos + sin cos

= 2 sin cos

Sehingga kita mendapatkan :

Sin = 2 sin cos …………….……………………(9)

b. Rumus untuk cos 2

Cos 2 cos (

= cos . cos – sin . sin

= cos2 sin2

67
Sehingga kita mendapatkan:

Cos 2 2 2
……………….…………..(10a)

Bentuk lain dari rumus untuk cos 2

Berdasarkan persamaan (10a) :

Cos 2 cos2 sin2

= (1- sin2 sin2

= 1- 2 sin2

Sehingga kita mendapatkan:

Cos2 sin2 …………………..……..(10b)

Cos 2 cos2 sin2

= cos2 cos2

= 2 cos2

Sehingga kita mendapatkan:

Cos 2 cos2 …………………….............(10c)

c. Rumusuntuk tan 2

tan 2

Sehingga kita mendapatkan:

tan ……………………………………………. (10c)

Berdasarkan uraian tentang rumus-rumus trigonometri sudut rangkap maka kita dapat
merangkumnya sebagai berikut:

68
sin 2
cos 2 cos2 sin2
=1 sin2
= 2 cos2
tan 2

Contoh:

➢ Misalnya, A adalahsudut di kuadran II dan sin A = , hitunglah:


a. sin 2A b. cos 2A

Jawab:

Jika sin A = maka cos A = - , dan tan A = -


a. sin 2A = 3 sin A cos A
= 2 .( . (-
=-

Jadi, sin 2A = -

b. cos 2A = cos2A – sin2A


2
= (- - (-
=
-

Jadi, cos 2A =

Contoh :
Tanpa menggunakan tabel dan kalkulator, hitunglah:

o o
a. 4 sin 22 cos 22
b. cos2 15 o – sin2 15 o
Jawab:
o o o
a. 4 sin 22 cos 22 = 2 (2 sin 22 cos 22 o)

69
= 2. Sin 2 (22 o)
= 2. ½
=
o o
Jadi, 4 sin 22 cos 22 =

b. cos2 15o- sin215o = cos 2(15o)


= cos 30o

Jadi, cos2 15o- sin215o = ½

3. Rumus Trogonometri untuk Sudut Pertengahan


a. Rumus untuk sin

Untuk menentukan rumus sin , kita ingat kembali rumus:

Cos 2

= 1- Cos 2

…………………………………(12)

Dengan mensubstitusikan ke persamaan (12), maka didapat:

Sehingga kita mendapatkan:

Sin

70
b. Rumus untuk cos
Untuk menentukan rumus cos , kita ingat kembali rumus:

Cos 2

Dengan mensubstitusikan ke persamaan (14), maka didapat:

kita mendapatkan:

………… (15)

c. Rumus untuk tan


Untuk menentukan rumus tan kita ketahui bahwa:

tan

=
hingga kita mendapatkan:

……………………(16a)
=

71
Bentuk lain dari rumus tan

a. = . =

=
=
=

Sehingga kita mendapatkan:

= . …………………………….(16b)

=
=
=

sehingga kita mendapatkan:

=
………………………………(16c)

Berdasarkan rumus-rumus trigonometri sudut pertengahan yang telah diuraikan


diatas, maka dapat dirangkum sebagai berikut:

7. Sin

8.

9. =

72
Catatan:

• Tanda (+) untuk Sin diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadran I dan II

dan tanda (-) diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadran III dan IV.
• Tanda (+) untuk Cos diambil untuk sudut-sudut berada di kuadran I dan IV dan

tanda (-) diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadran II dan III.
• Tanda (+) untuk diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadran I dan III

dan tanda (-) diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadranII dan IV.
Contoh :
Hitunglah
a. sin b. cos
Jawab:
a. Sin = sin

Jadi sin 15

b. Cos 15

73
Jadi cos 15

Contoh:

Jika sudut lancip dari sin hitunglah nilai dari:

a. cos b. tan

Jawab:

a. cos =

Karena sudut lancip, maka cos =

a. tan =

=
=

Karena sudut lancip, maka tan =

4. Penggunaan Rumus-rumus Trigonometri untuk jumlah dan Selisih Dua


Sudut;Sudut Rangkap; dan Sudut Pertengahan dalam Penyelesaian Identitas
Trigonometri

Pada Bab 4, kita telah mempelajari identitas trigonometri dengan menggunakan


rumus-rumus kebalikan, rumus-rumus perbandingan, rumus-rumus yang
menghubungkan perbandingan trigonometri, serta rumus-rumus trigonometri sudut

74
berelasi. Pda bahasan kali, kita akan menggunakan rumus-rumus trigonometri untuk
jumlah dan selisih dua sudut, sudut rangkap, dan sudut pertengahan dalam
penyelesaian identitas trigonometri.

Contoh :

➢ Untuk tiap sudut , tunjukkanlah bahwa:

2
(2 sin = 4(1 + sin 2

Jawab:

Kita akan uraikan ruas kiri sehingga didapat bahwa ruas kiri = ruas kanan.

2
(2 sin = 4 sin2 + sin cos 2

= (4 sin2 + 4 cos2 + 8 sin cos

= 4(sin2 + cos2 ) + 4 . (2 sin cos )

= 4(1) + 4 (sin 2

= 4 + 4 sin 2

= 4 (1 + sin 2 )

2
Jadi, terbukti bahwa ((2 sin = 4(1 + sin 2

Contoh :

Untuk setiap sudut , tunjukkan bahwa:

(4 cos + 2) (4 cos cos 2 + 1)

Jawab:

Kita akan uraikan ruas kiri sehingga didapat bahwa ruas kiri = ruas kanan.

(4 cos + 2) (4 cos = 16 cos2

= 8(2cos2

75
= 8 (2 cos2

= 8 (cos 2 + 1) 4

= 8 cos 2

= 8 cos

= 4 (2 cos 2

Jadi, terbukti bahwa (4 cos + 2) (4 cos = 4 (2 cos .

5. Rumus Perkalian Sinus dan Kosinus (Bentuk Perkalian ke Penjumlahan)

a. Rumus untuk 2 sin cos

Kita ingat kembali rumus trigonometri untuk jumlah dua sudut dan selisih dua

sin ( + sin cos cos sin

sin ( sin cos cos sin

sin ( + sin ( = 2 sin cos

Kita peroleh:

2 sin cos sin ( + ……… (17)

b. Rumus untuk 2 cos sin

sin ( + sin + cos sin

sin ( sin cos sin

sin ( + sin ( = 2 sin cos

Kita peroleh:

2 sin cos sin ( + ………… (18)

76
Contoh :

Tanpa menggunakan table dan kalkulator, hitunglah:


a. 2 sin 37 ⁰ cos 7 ⁰ b. 2 sin 82 ⁰ cos 37 ⁰

Jawab:

a. 2 sin 37 ⁰ cos 7 ⁰ = sin (37 ⁰ + 7 ⁰) + sin (37 ⁰ 7 ⁰)

= sin 45 sin 30⁰


=

= )

Jadi, 2 sin 37 ⁰ cos 7 ⁰ = )

b. 2 sin 82 ⁰ cos 37 ⁰ = sin (82 ⁰ + 37 ⁰) +sin (82 ⁰ 37 ⁰)

= sin 120 sin 45⁰


=

= )

Jadi, 2 sin 82 ⁰ cos 37 ⁰ = )

c. Rumus untuk

maka diperoleh :

d. Rumus untuk

Maka diperoleh :

Contoh :
Hitunglah :

77
a.

b.

Jawab :

a. =

b. =

Contoh :
Hitunglah :

a.

b.

Jawab :

a. =

b. =

78
=

Berdasarkan rumus-rumus perkalian sinus dan kosinus yang telah diuraukan diatas, maka
dapat dirangkum sebagai berikut.

6. Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan Kosinus (Bentuk Penjumlahan


Ke Perkalian)

Berikut ini adalah rangkuman dari rumus-rumus bentuk penjumlahan ke perkalian.

Contoh :
Nyatakan tiap bentuk berikut kedalam bentuk yang paling sederhana :
a.

b.

Jawab :

1a. =

79
b. =

Contoh :
Nyatakan tiap bentuk berikut kedalam bentuk yang paling sederhana :

a.

b.

Jawab :

a. =

=0

b. =

7. Penggunaan Rumus Perkalian Sinus dan Kosinus; Rumus Penjumlahan dan


Pengurangan Sinus dan Kosinus dalam Penyelesaian Identitas Trigonometri
Contoh :
Buktikan bahwa:

Jawab :
Kita uraikan ruas kiri sehingga bentuk ruas kiri = ruas kanan

80
=

Contoh :
Buktikan bahwa

Jawab :
Kita uraikan ruas kiri sehingga bentuk ruas kiri = ruas kanan

=
=

81
LATIHAN

Cos (30 o + x o )
1. Jika = a . Maka tg xo = ….
Cos (30 o − x o )

1 7
2. Jika sin (A + B) = dan sin A cos B = maka cos A sin B = ….
5 25
3. Jika sin a0 − cos a0 = 1/2 dan 0 < a < 180, hitunglah sin a0 + cos a0 !
4. Jika sin x + cos x = a, maka hitunglah nilai dari sin 4x, untuk 0 < x < 45 !
4
5. Jika  sudut lancip dan Sin  = hitunglah:
5
1
a. Sin 
2

1
b. Cos 
2

1 1
6. Jika Cos 2 = maka Sin  = ....... ( dikuadran I)
3 2

7. Diketahui  siku – siku ABC dengan A = 2B dan C = 3 B maka nilai sin2A +
1
cos22B + tg2 2 C = ….

Sinx . Cosx
8. Ubahlah ke dalam bentuk sin x !
tgx

Sin 3 x + Cos 3 x
9. Ubahlah ke dalam bentuk sin 2x !
Sinx + Cosx

1
10. Ubahlah bentuk : .sin (A).cos(B) menjadi rumus jumlah atau selisih fungsi
2

trigonometri.

11. Ubahlah bentuk ini : 4 cos 18o cos 36o cos 54o ke dalam bentuk cos 36o.
12. Tanpa menggunakan kalkulator tentukanlah nilai dari
sin 75o cos 15o !
13. Nyatakan bentuk berikut ini menjadi bentuk perkalian fungsi trigonometri : Sin
(2A+3B) – sin (2A-3B)
14. Hitung nilai dari :
cos(75 ) + cos(15 )
sin (75 ) − sin (15 )

15. Nilai dari sin x + sin (x+120) + sin (x+240) =

82
BAB IX
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI

1. Menyelesaikan Persamaan Trigonometri Sederhana

Persamaan trigonometri adalah persamaan yang memuat perbandingan trigonometri

suatu sudut, di mana sudutnya dalam ukuran derajat atau radian. Menyelesaikan

persamaan trigonometri adalah menentukan nilai x yang memenuhi persamaan tersebut

sehingga jika dimasukkan nilainya akan menjadi benar.

a. Menyelesaikan persamaan sin x = sin 

Dengan mengingat rumus :

sin (180 - ) = sin  dan sin ( + k. 360) = sin , maka diperoleh:

Jika sin x = sin  maka

x =  + k. 360 atau x = (180 − ) + k. 360 , k



b. Menyelesaikan persamaan cos x = cos 

Dengan mengingat rumus

cos (−  ) = cos  dan cos ( + k. 360) = cos , diperoleh:

Jika cos x = cos  maka

x =  + k. 360 atau x = −  + k. 360, k  B

c. Menyelesaikan persamaan tan x = tan 

Dengan mengingat rumus

tan (180 + ) = tan  dan tan ( + k. 360) = tan , maka diperoleh:

Jika tan x = tan  maka

x =  + k. 180 , k  B
83
Contoh :

Tentukan penyelesaian persamaan berikut ini untuk 0  x  360.

1
a. sin x = c) tan x = − 3
2

1
b. cos x = 3
2

Jawab:

1
a) sin x = → sin x = sin 30
2

x =  + k. 360 untuk k = 0 → x = 30

x = (180 − ) + k.360 untuk k = 0 → x = 180 − 30 = 150

1
b) cos x = 3 → cos x = cos 30
2

x =  + k. 360 untuk k = 0 → x = 30

x = −  + k. 360 untuk k = 1 → x = − 30 + 360 = 330

c) tan x = − 3 → tan x = tan 120

x =  + k. 180 untuk k = 0 → x = 120

untuk k = 1 → x = 120 + 180 = 300

Catatan: satuan sudut selain derajat adalah radian, di mana satu radian adalah besarnya

sudut yang menghadap busur lingkaran yang panjangnya sama dengan jari-jari.

84
 AOB = 1 rad
B

r r

O
A

Hubungan radian dengan derajat

2r
360 = rad
r

= 2 rad

180 =  rad

pendekatan 1 rad = 57,3.

Dengan mengingat pengertian radian tersebut, maka bentuk penyelesaian persamaan

trigonometri dapat pula menggunakan satuan radian, sebagai contoh untuk persamaan

sin x = sin A maka penyelesaiannya adalah:

x = A + k. 2 atau x = (− A) + k. 2 , k  B

di mana x dan A masing-masing satuannya radian.

2. Menyelesaikan Pertidaksamaan Trigonometri

Langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan pertidaksamaan trigonometri pada

hakikatnya hampir sama dalam menyelesaikan persamaan trigonometri. Hanya terdapat

tambahan menentukan daerah penyelesaian. Berikut ini langkah-langkahnya :

1. Mencari harga nol sama dengan cara menyelesaikan persamaan trigonometri

85
2. Diselesaikan dengan menggunakan garis bilangan

Contoh:

Selesaikan sin 2x < cos x untuk 0 ≤ x ≤ 360°

Penyelesaian :

sin 2x – cos x < 0

2 sin x.cos x – cos x < 0

cos x.(2 sin x – 1) < 0

harga nol:

cos x = 0

cos x = cos 90°

x = 90° + k.360° atau x = –90° + k.360°

k = 0 → x = 90° k = 1 → x = 270°

2 sin x – 1 = 0

2 sin x = 1

sin x = ½

sin x = sin 30°

x = 30° + k.360° atau x = (180 – 30)° + k.360°

k = 0 → x = 30° x = 150° + k.360°

k = 0 → x = 150°

Memberi tanda (+) dan (-) pada garis bilangan:

Jika x = 180° maka sin 2.180° – cos 180° = sin 360° – cos 180° = 0 – (–1) = 1 (+)

Jadi garis bilangannya sebagai berikut:

86
berdasarkan soal yang diminta yaitu kurang dari (<) 0, maka yang diarsir adalah bagian-

bagian yang bertanda (-)

Sehingga HPnya: {0° ≤ x < 30° atau 90° < x < 150° atau 270° < x ≤ 360°}

2. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan sin x > 0 untuk 0o< x< 360o
Jawab :

Cara I: Metode Grafik, kita gambar grafik y = sin x

Jika grafik di atas sumbu x berarti sin x > 0

Jika grafik di bawah sumbu x berarti sin x < 0

Artinya penyelesaian dari sin x> 0 adalah ketika grafik berada di aytas sumbu x, yaitu di
daerah yang diarsir. Dengan demikian penyelesaiannya adalah

0o< x< 180o

Cara II : Metoda garis bilangan

sin x > 0

Pertama-tama ubah dulu menjadi persamaan :

sin x = 0

87
maka diperoleh

x1 = 0o x2 = 180o x3 = 360o

Langkah seterusnya kita gambar ketiga nilai x ini di garis bilangan

Langkah berikutnya kita buat tanda (+) atau (-) pada setiap ruas, caranya ambil
sembarang nilai x , substitusikan ke dalam sin x misalnya kita pilih x = 90o. Ketika kita
substitusikan maka kita peroleh
sin x = sin 90o = 1

nilai 1 adalah (+)

karena 90o di antara 0o dan 180o maka daerah ruas antara 0o dan 180o adalah (+),
selanjutnya ruas sebelahnya (-) , kemuadian (+) secara berselang-seling

Karena pertidaksamaannya adalah sin x > 0 maka kita pilih daerah yang (+)

dengan demikian 0o < x< 180o atau x > 360o

88
LATIHAN

1. Jika tan 3o = p nyatakan soal berikut dalam bentuk q


a. Tan 27o
b. Tan 63o
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan berikut untuk 0o≤ x ≥ 360o
a. sin x = 1
b. Cos x = 2

c. 2.sin 2x – 1 = 0
d. 2.cos 2x – 1 = 0
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari 2 . sin x = 3 , dengan 0  x  180 0 !

 
4. Tentukan himpunan penyelesaiandari 2. cos  2 x +  − 2 = 0 , dengan
 2
−  x   !
5. Selesaikan pertidakamaan berikut untuk 0  x  360 0
a. Cos x < Cos 50
b. Sin x – ½ > 0
c. 3 tan 2x + 3 ≤0
d. 2 cos x.sin x ≥ sin x
6. Tentukan himpunan penyelesaian untuk 0  x  2
a. 2 sin x = - 2
b. 2 tan 3x + 2 = 0
c. 2 cos ½ x = 1
1
7. Tentukan himpunan penyelesaian dari tan ( x + 60 0 ) + 3 = 0, dengan
3
90 0  x  270 0 !
8. Tentukan penyelesaian dari 2 . sin 2 x − 1.tan 3x −1= 0 , dengan 0  x  2 !

 1
sin ( x − y ) = 3
9. Tentukan penyelesaian dari  2 , dengan 0  x  2 dan 0  y  2 !
 x + y = 

  2
10. Tentukan penyelesaian dari sec  2 x +  + 3 = 0, dengan 0  x  2
 3 3

89
BAB X
BENTUK A COS X + B SIN X

Dalam kesempatan ini kita akan melanjutkan materi persamaan trigonometri


bentuk a cos x + b sin x = C. Materi ini merupakan lanjutan dari persamaan trigonometri
bentuk-bentuk dasar seperti berikut.
sin f(x) = C
cos f(x) = C, dan
tan f(x) = C
Setelah Anda menguasai cara menyelesaikan persamaan bentuk di atas, maka selanjutnya
kita akan menggunakan penyelesaian tersebut dalam bentuk a cos x + b sin x = C.
Bentuk-bentuk seperti diatas antara lain sebagai berikut.

1. Mengubah Bentuk a cos x + b sin x menjadi r cos (x – p)

Bentuk trigonometri a cos x + b sin x dapat diubah kedalam bentuk r cos(x – p) dengan:

Besar nilai p adalah besar sudut yang terletak pada kuadran. Lebih jelasnya perhatikan
cara mengubah bentuk persamaan trigonometri a cos x + b sin x menjadi bentuk r cos(x –
p).

90
Kegunaan dari mengubah bentuk trigonometri tersebut adalah untuk memudahkan dalam
menyelesaikan persamaan trigonometri.

2. Menyelesaikan Persamaan a cos x + b sin x = C


Mari melanjutkan dengan menyelesaikan persaman trigonometri a cos x + b sin x = C
berikut ini.

91
92
3. Menentukan Nilai Maksimum dan Minimum dari Bentuk y = a cos x + b sin x

Jika kita mempunyai bentuk fungsi trigonometri y = a cos x + b sin x, maka nilai
maksimum fungsi tersebut sebagai berikut.

Contoh :
Tentukan nilai maksimum dan minimum dari fungsi trigonometri di bawah ini.
1. y = 3 cos x + 5 sin x
2. y = -2 cos x + 4 sin x
3. y = -5 cos x + 12 sin x

93
94
LATIHAN

1. Himpunan penyelesaian dari √6 sin x + √2 cos x = 2 dimana 0 ≤ x ≤ 360.

2. Himpunan penyelesaian dari sin x – √3 cos x = √2 dimana 0 ≤ x ≤ 180 adalah…

3. Nyatakan √3 cos x – sin x ke dalam bentuk k cos (x – α) apabila 0 ≤ α < 3600.

4. Selesaikan persamaan √3 cos x – sin x = 1 dengan 0 ≤ x < 3600

5. Selesaikan persamaan 2sin x⁰ - √3 = 0, 0⁰ ≤ x ≤ 2π⁰

6. Diketahui persamaan 2sin² x⁰ + 5sin x⁰ - 3 = 0 dan - π/2 < x < π/2. Nilai cos x =....

7. Tentukan batas-batas nilai p agar persamaan 2p cos x + (p + 1)sin x = 3p+1 dapat


terselesaikan.

95
DAFTAR PUSTAKA

Ayres, Frank. Trigonometry: Schaum’s Series Outline, New York: McGraw-Hill, 1986.

Kardianata, Rahayu. (2013). Trigonometri Dasar.Bandung : CV. Pustaka Setia.

Kenneth S. Miller & John B. Walsh. (1962). Elementary and Advanced Trigonometry.
New York: Harper & Brothers Publisher.
Wirodikromo, Sartono. (2006). Matematika untuk SMA Kelas X, Jakarta : Penerbit
Erlangga.

Syahbana, Ali. (2015). Trigonometri Dasar. Yogyakarta : CV. Budi Utama.

Zen, Fathurin. (2018). Trigonometri. Bandung : Alfabet

96

Anda mungkin juga menyukai