Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan buku
”TRIGONOMETRI” ini. Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pembawa risalah ummat.
Buku ini ditulis dimaksudkan sebagai bahan bacaan dan buku penuntun bagi
mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Medan dalam mempelajari
mata kuliah trigonometri. Materi dalam buku ini disampaikan dengan cara yang
sederhana sehingga isinya mudah dipahami. Buku ini juga dilengkapi dengan contoh soal
dan soal-soal latihan yang berkaitan dengan materi setiap bab. Hal ini dimaksudkan agar
mahasiswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari secara optimal.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis menerima segala bentuk kritikan dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan
buku ini selanjutnya. Akhir kata, semoga buku ini dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan manfaat bagi para pembacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………............................................... ii
Daftar Isi…………………………………………....................................... iii
BAB I Ukuran Sudut …………… ……………......................................... 1
1. Ukuran Sudut…………………...………...……………………...… 1
2. Ukuran Sudut dalam Radian………………..……………..….…..... 1
3. Mengubah Ukuran Sudut Dari Derajat Ke Radian
dan Sebaliknya ……..……………….……………………….…..… 2
4. Sudut Pusat, Panjang Busur, Dan Jari-Jari Lingkaran………….….. 3
BAB II Perbandingan Trigonometri ………............................................. 10
1. Perbandingan Trigonometri Suatu Sudut pada Segitiga Siku-Siku 10
2. Nilai Perbandingan Trigonometri untuk Sudut-Sudut Istimewa….. 12
3. Perbandingan Trigonometri suatu Sudut di Berbagai Kuadran….... 14
4. Rumus Perbandingan Trigonometri Sudut yang Berelasi…………. 16
BAB III Koordinat Kutub (Koordinat Polar)……..................... 22
1. Pengertian Koordinat Kutub Sebuah Titik……...…………….…. 22
2. Hubungan Koordinat Kartesius Dengan Koordinat Kutub..….….… 23
iii
3. Luas Segitiga………………………………..……………….… 50
BAB VII Penerapan Perbandingan Trigonometri dalam
Kehidupan Sehari-Hari………………………………………. 58
BAB VIII Rumus-Rumus Trigonometri ………....................................... 63
1. Rumus Trigonometr iuntuk jumlah dua sudut dan selisih dua sudut 63
2. Rumus Trigonometri untuk Sudut Rangkap………………….. 67
3. Rumus Trigonometri untuk Sudut Pertengahan………………….. 70
4. Penggunaan Rumus-rumus Trigonometri untuk jumlah dan
Selisih Dua Sudut;Sudut Rangkap; dan Sudut Pertengahan
dalam Penyelesaian Identitas Trigonometri……………...………… 74
5. Rumus Perkalian Sinus dan Kosinus (Bentuk Perkalian ke
Penjumlahan)…………………………………………………….. 76
6. Rumus Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan Kosinus
(Bentuk Penjumlahan Ke Perkalian)………………………………. 79
7. Penggunaan Rumus Perkalian Sinus dan Kosinus; Rumus
Penjumlahan dan Pengurangan Sinus dan Kosinus dalam
Penyelesaian Identitas Trigonometri………………………………... 80
Daftar Pustaka…………………………………..................................... 96
iv
BAB I
UKURAN SUDUT
Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua garis yang memiliki titik pangkal
yang sama (berimpit). Gambar dbawah dibentuk oleh dua garis yaitu AB dan AC dengan
A sebagai titik pusat.
C
A B
1. Ukuran Sudut
Satu derajat ( ) adalah ukuran besar sudut disapu oleh jari-jari lingkaran dalam
jarak putar sejauh , ditulis dengan .
Maka jelas bahwa 1 putaran = , selain itu juga ada ukuran menit dan detik
dilambangkan dengan
1 derajat
1 menit
A
C
D B
1
Dari gambar, titik M sebagai pusat lingkaran. MD, MC merupaka jari-jari
limgkaran kecil dan besar, jurimg BMA diperoleh dari juring DMC sebagi akibat
perbesaran (dilatasi) yang berpusat di M, oleh karena itu juring DMC sebangun dengan
juring BMA.
Satu radian (1 rad) adalah ukuran sudut pada bidang datar yang berada diantara
dua jari-jari lingkaran dengan panjang busur sama dengan panjang jari-jari lingkaran
tersebut. Sehingga besar sudut BMA=DMC sama dengan 1 rad.
r
A O B
, dengan maka:
2
4. Sudut Pusat, Panjang Busur, Dan Jari-Jari Lingkaran
O B
Sudut pusat lingkaran adalah daerah sudut yang dibatsin oleh dua jari-jari
lingkaran yang titik sudutnya merupakan titik pusat lingkaran.
. Busur lingkaran adalah garis lengkung bagian dari keliling
lingkaran yang menghubungkan dua titik pada lingkaran. Garis lengkung dari ake B
disebut busur lingkaran.
Sehingga jika diketahui sebuah lingkaran dengan jari-jarin r satuan dan sebuah
busur dengan panjang s membatasi sudut pusat sebesar radian, berlaku
Contoh 1 :
Sepertiga putaran
3
Contoh 2 :
Jawab:
a.
Jadi,
b.(i).
Jadi,
(ii).
Jadi,
(iii).
Jadi,
(iv).
Jadi,
Contoh 3 :
a. c. e.
b. d. f.
4
Jawab:
Untuk mengubah ukuran sudut dari derajat ke radian, hubungan yang digunakan adalah
radian.
Jadi,
Jadi,
Jadi,
Jadi,
5
Jadi, (teliti sampai 3 tempat desimal).
Contoh 4 :
a. c.
b. d.
Jawab:
a.
Jadi,
b.
Jadi,
c.
Jadi,
Jadi,
6
d. Sudut-sudut berikut dalam ukuran derajat.
Jadi,
Contoh 5 :
Sebuah roda berputar dengan laju sudut 40rpm (revolution per minute atau putaran per
menit). Nyatakan laju sudut tersebut dalam:
Jawab:
Contoh 6 :
Jari-jari sebuah lingkaran adalah 6cm, sudut pusat sebesar yang terdapat pada
Jawab:
adalah:
7
Contoh 7 :
Diketahui:
Sebuah lingkaran dengan titik pusat O, dan terdapat titik L dan K di keliling lingkaran.
Keliling lingkaran =
Ditanya:
Jawab:
Contoh 8 :
Busur DE pada sebuah lingkaran membatasi sudut pusat sebesar 6 radian. Tunjukkan
bahwa perbandingan keliling lingkaran dengan panjang busur DE adalah !
Jawab:
Keliling lingkaran = .
8
LATIHAN
a. 23,360
b. 143,5120
3. Nyatakan sudut 0,45 radian dan 0,89 radian ke dalam satuan derajat!
2 7
4. Nyatakan rad dan rad dalam derajat !
5 3
5. Sebuah kipas angin berputar dengan kecepatan 36 putaran per menit. Nyatakan
kecepatan putaran kipas angin tersebut ke dalam satuan radian per detik!
6. Hitunglah jari-jari suatu lingkaran jika panjang busurnya 10 cm dan sudut pusatnya
36°!
7. Sebuah roda berputar dengan laju sudut 75 rpm. Nyatakan laju roda itu dalam satuan putaran
per detik.
9
BAB II
PERBANDINGAN TRIGONOMETRI
10
panjang sisi siku - siku di dekat sudut A c
6. cot = =
panjang sisi siku - siku di depan sudut A a
Dari perbandingan tersebut dapat pula ditulis rumus:
sin cos
tan = dan cot =
cos sin
1 1
sec = dan csc =
cos sin
Contoh 1:
a c
C A
b
Gambar. 2.2. perbandingan trigonometri
Jawab:
b = 25 2 − 24 2
= 625 − 576 = 49 = 7
a 24 c 25
sin = = csc = =
c 25 a 24
b 7 c 25
cos = = sec = =
c 25 b 7
11
a 24 c 7
tan = = cot = =
b 7 a 24
1 2
45
60
1
Gb. 2.4.a. sudut istimewa
Gb. 2.4.b. sudut istimewa
1 1
sin 45 = = 2
2 2
2
csc 45 = = 2
1
1 1
cos 45 = = 2
2 2
2
sec 45 = = 2
1
1
tan 45 = =1
1
1
cot 45 = =1
1
12
1 3 1
sin 30 = sin 60 = = 3
2 2 2
3 1
cos 30 = = 3
2 2
1
cos 60 =
2
1 1
tan 30 = = 3
3 3
3
tan 60 = = 3
1
2
csc 30 = =2
1
2 2
csc 60 = = 3
3 3
2 2
sec 30 = = 3
3 3
2
sec 60 = =2
1
3
cot 30 = = 3
1
1 1
cot 60 = = 3
3 3
13
1 1 1
cos 1 3 2 0
2 2 2
1 tak
tan 0 3 1 3
3 terdefinisi
tak 1
cot 3 1 3 0
terdefinisi 3
Contoh 2:
1 1 1+ 2
1. sin 30 + cos 45 = + 2=
2 2 2
1 1 1
2. sin 45 tan 60 + cos 45 cot 60 = 2 3+ 2 3
2 2 3
1 1 4 2
= 6+ 6= 6= 6
2 6 6 3
3. Perbandingan Trigonometri suatu Sudut di Berbagai Kuadran
P adalah sembarang titik di kuadran I dengan koordinat
Y
P(x,y) (x,y). OP adalah garis yang dapat berputar terhadap
titik asal O dalam koordinat kartesius, sehingga XOP
r
y dapat bernilai 0 sampai dengan 90. Perlu diketahui
1 bahwa
O x
X
Gambar. 2.5 OP = x 2 + y 2 = r dan r 0
ordinat P y
1. sin α = =
panjang OP r
panjang OP r
2. csc α = =
ordinat P y
absis P x
3. cos α = =
panjang OP r
14
panjang OP r
4. sec α = =
absis P x
ordinat P y
5. tan α = =
absis P x
absis P x
6. cot α = =
ordinat P y
Dengan memutar garis OP maka XOP = dapat terletak di kuadran I, kuadran II,
kuadran III atau kuadran IV, seperti pada gambar di bawah ini.
P(x,y) Y
Y
P(x,y)
y r
r
y
1 2
O x X x O X
Y Y
x 3 4 x
O X O X
y
r y
r
P(x,y)
P(x,y)
Perbandingan Kuadran
Trigonometri I II III IV
Sin + + - -
Cos + - - +
Tan + - + -
15
Csc + + - -
Sec + - - +
Cot + - + -
Y y=x
P1(x1,y1)
y1 P(x,y)
r1
r
y
(90-)
O x1
X
x
Dari gambar 2.6 diketahui. Titik P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan
garis y = x, sehingga diperoleh:
b. x1 = x, y1 = y dan r1 = r
y
sin (90 − ) = 1 = = cos
x
a.
r1 r
16
x
cos (90 − ) = 1 = = sin
y
b.
r1 r
y
tan (90 − ) = 1 = = cot
x
c.
x1 y
P1(x1,y1) P(x,y)
r
r1
y1 (180-)
y
x1 O x
X
Titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik P(x,y) akibat pencerminan terhadap sumbu y,
sehingga
b. x1 = −x, y1 = y dan r1 = r
17
y
a. sin (180 − ) = 1 = = sin
y
r1 r
x −x
cos (180 − ) = 1 = = − cos
b. r1 r
y
tan (180 − ) = 1 =
y
= − tan
c. x 1 − x
Y
P(x,y)
r
(180+)
y
x1 O x
X
y1
r1
P1(x1,y1)
Gb. 2.8. Sudut yang berelasi
Dari gambar 2.9 titik P1(x1,y1) adalah bayangan dari titik P(x,y) akibat
pencerminan terhadap garis y = −x, sehingga
b. x1 = −x, y1 = −y dan r1 = r
18
maka diperoleh hubungan:
y −y
a. sin (180 + ) = 1 = = − sin
r1 r
x −x
b. cos (180 + ) = 1 = = − cos
r1 r
y −y y
c. tan (180 + ) = 1 = = = tan
x1 − x x
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:
Y
P(x,y)
r
(360-1)
y
x
O - x1
X
r1 y1
P1(x1,y1)
Dari gambar 2.10 diketahui titik P1(x1,y1) bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan
terhadap sumbu x, sehingga :
19
y −y
a. sin (− ) = 1 = = − sin
r1 r
x
b. cos (− ) = 1 = = cos
x
r1 r
y −y
c. tan (− ) = 1 = = −tan
x1 x
Dari hubungan di atas diperoleh rumus:
Untuk relasi dengan (- ) tersebut identik dengan relasi dengan 360 − , misalnya
sin (360 − ) = − sin .
Contoh 3:
1. Tentukan nilai dari:
a. Sin 150o b. Cos 225o
c. tan 300o
2. Tentukan Nilai dari
a. Sin 765o b cos 1.950o
Jawab :
= -cos 30o =
b. tan 660o = tan ( 3 x 180 + 120 )o =tan 120o = tan (180 – 60)o = -tan 60o
20
LATIHAN
13 D
A
7
B
4
2. Diketahui nilai cos = , tentukan nilai dari cot an !
9
3. Diketahui cos ec = a , dengan sudut lancip. Tentukan nilai cos dan cot an !
4. Diberikan segitiga ABC dengan panjang sisi BC = 13 cm, AC = 8 cm, dan sisi AB =
15 cm. Jika sudut A = dan sudut B = , maka nilai cos dan cot an !
11 4
9. Tentukan nilai dari cos + sin . tan + cot an !
6 3 6 3
3 3
10. Jika diketahui cot an = , dengan , maka nilai dari sin + cos .
5 2
21
BAB III
KOORDINAT KUTUB
y
P( x,y)
O x
Gambar 3.1 Koordinat kartesius titik P
Titik P mempunyai absis x dan ordinat y, maka koordinat kartesius titik P adalah
(x, y). letak titik P pada bidang x-y dapat pula disajikan dengan menggunakan koordinat
kutub, seperti gambar dibawah ini.
P(r, )
O x
22
Pada gambar 3.3a berikut ini, koordinat titik P adalah (3, ), sebagai r = 3 dan =
. Adapun pada gambar 3. 3b, koordinat titik Q adalah (2, ), sebab r=2 dan =
.
x
y y
P=
Q(2, )
r=3
r=2
x
x
O x O
Gambar 3. 3a Gambar 3. 3b
P(x, y) y
y P(r, )
r
x
x
O O
Gambar 3. 4b
Gambar 3. 4a
Apabila koordinat kutub titik P(r, ) diketahui, maka koordinat kartesius P(x, y)
ditentukan dengan rumus:
Sin
Cos
23
Sebaliknya apabila koordinat titik P(x, y) diketahui, maka koordinat kutub titik
P(r, ) dapat ditentukan dengan rumus:
1) Jika diketahui koordinat titik P(r, ), maka koordinat kartesius titik P(x, y) dapat
ditentukan dengan rumus:
Dan
2) Jika diketahui koordinat titik P(x, y), maka koordinat kutub titik P(r, ) dapat
ditentukan dengan rumus:
Contoh 3.1:
Koordinat kutub titik A adalah (8, ). Tentukan koordinat kartesius titik A tersebut!
Jawab:
x = 8 cos
24
y =8 sin
Contoh 3.2:
Koordinat kutub titik B adalah (4, ). Tentukan koordinat kartesius titik B tersebut
(teliti sampai dua tempat desimal)!
Jawab:
X = 4 cos
= 4. 0,559 = 2,24
Y = 4 sin
= 4. 0,829 = 3,32
Contoh 3.3:
Jawab:
Y = 6 sin
= 6 sin ( )
= 6 sin
25
= 6.
=3
X = 6 sin
= 6 sin ( )
= 6(-cos )
= 6. (
= -3
26
LATIHAN
3
C 8, !
3. Tentukan koordinat cartesius jika diketahui koordinat kutub
4
4. Jika diketahui koordinat kutub titik P( 5√2, 315º) maka koordinat kartesiusnya
adalah . . .
27
BAB IV
IDENTITAS TRIGONOMETRI
b. Cot =
a.
b.
Jawab:
a. Dengan menggunakan rumus , maka:
28
•
.
b. Dengan menggunakan rumus perbandingan:
•
Jadi,
• atau
29
•
•
Jadi,
Jadi, .
•
•
30
Jadi,
Jadi,
Jawab :
31
=
Jadi, =
Contoh 3 :
Sederhanakan bentuk !
Jawab :
=
Jadi,
Contoh 4:
Buktikan bahwa !
Jawab :
Kita ubah bentuk ruas kiri :
=
=
Ruas kiri = ruas kanan
Jadi, terbukti bahwa
Contoh 5:
Buktikan bahwa !
Jawab :
Bukti :
Kita ubah bentuk ruas kiri :
32
=
=
=1
Ruas kiri = ruas kanan
Jadi, terbuktii bahwa
Contoh 6 :
Buktikan bahwa !
Jawab :
Bukti :
Kita ubah bentuk ruas kanan :
=
Ruas kanan = ruas kiri
33
Contoh 7:
Jawab :
Kita ubah bentuk ruas kanan :
tan A + =
= sec A
Ruas kanan = ruas kiri
Jadi, terbukti bahwa sec A = tan A +
Contoh 8:
Jawab :
Untuk menyelesaikan soal berikut kita kerjakan secara serempak kedua ruas
↔ =
↔ =
↔ 1 2 cos
↔ 1 2 cos
↔ cos 2
↔ dikalikan dengan 3
34
↔ 4 cos2 cos + 2 = 0
Contoh 9:
1. Diketahui dan sudut di kuadran I. Hitunglah:
a.
b.
Jawab :
a.
Dengan menggunakan rumus , maka:
diambil
Jadi,
a.
b.
c.
Jawab :
a.
Dengan menggunakan rumus , maka:
35
•
• atau
Jadi,
36
LATIHAN
37
BAB V
GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI
Hubungan antara 𝑥dengan 𝑦 = sin 𝑥°, 𝑦 = cos 𝑥° , dan 𝑦 = tan 𝑥° dibuat dalam
sebuah tabel. Setelah itu, dibuat grafiknya dengan menentukan titik-titik pasangan terurut
yang telah diperoleh dari tabel. Grafik fungsi 𝑦 = sin 𝑥°, 𝑦 = cos 𝑥°, dan 𝑦 = tan 𝑥° untuk
0 <𝑥< 360, diperlihatkan pada gambar 5.1, gambar 5.2, dan gambar 5.3 berikut.
Contoh 5.1 :
Menggambar grafik fungsi 𝑦 = sin 𝑥° (0 <𝑥< 360) dengan tabel pasangan terurut.
38
Gambar 5.1 Grafik Fungsi 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛𝑥° (0 <𝑥< 360)
Perhatikan bahwa fungsi 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛𝑥° mempunyai periode 360, nilai minimum -1,
dan nilai maksimum +1
Contoh 1 :
Menggambar grafik fungsi 𝑦 = cos 𝑥° (0 <𝑥< 360) dengan tabel pasangan terurut.
39
Perhatikan bahwa fungsi 𝑦 = 𝑐𝑜𝑠𝑥° mempunyai periode 360, nilai minimum -1,
dan nilai maksimum +1.
Contoh 2:
Menggambar grafik fungsi 𝑦 = tan 𝑥° (0 <𝑥< 360). Kita pilih sudut-sudut: 0, 45,
90, 135, 180, 225, 270, 315, dan 360. Kemudian dicari nilai 𝑦 = tan 𝑥°.
Hubungan antara 𝑥dan 𝑦dibuat tabel seperti berikut ini.
40
Dalam segitiga OA, diperoleh: (d merupakan ordinat titik P).
Contoh.
Carilah nilai maksimum dan nilai minimum dari setiap fungsi berikut ini:
a. Y = 2sin xo
b. y = -2cos xo
c. y = sin xo + 2
d. y = cos xo –3
41
Jawab :
-1 ≤ sin x0 ≤1
↔ -1 + 2 ≤ sin xo + 2 ≤ 1 + 2
↔ 1 ≤ sin xo + 2 ≤ 3
Yminimum = 1 dan ymaksimum = 3
b. -1 ≤ cos xo ≤1
↔ -1-3 ≤ cos x0 -3 ≤ 1-3
↔ -4 cos xo ≤ -2
Yminimum = -4 dan ymaksimum = -2
c. -1 ≤ sin x0 ≤1
↔ -1 + 2 ≤ sin xo + 2 ≤ 1 + 2
↔ 1 ≤ sin xo + 2 ≤ 3
Yminimum = 1 dan ymaksimum = 3
42
• Diperoleh grafik y = a cosx0
2. y = a tanx0
• Buat grafik y = cosx0
• Tiap ordinat dari y = cos x0 dikalikan dengana
• Diperoleh grafik y = a cosx0
3. y = a sin x0 +b
• Buat grafik y = sinx0
• Tiap ordinat dari y = sin x0 dikalikan dengana
• Diperoleh grafik y = a sinx0
• Translasikan (geser) grafik y = a sin x0 sejauh b satuan ke atas, jika b positif
dan sejauh b satuan ke bawah jika b negatif, sehingga diperoleh grafik
fungsi y = a sin x0 +b
4.y = a cos x0 +b
• Buat grafik y = cosx0
• Tiap ordinat dari y = cos x0 dikalikan dengana
• Diperoleh grafik y = a cosx0
• Translasikan (geser) grafik y = a cos x0 sejauh b satuan ke atas, jika b
positif dan sejauh b satuan ke bawah jika b negatif, sehingga diperoleh grafik
fungsi y = a cos x0 +b
5. y = a tan x0 +b
• Buat grafik y = tanx0
• Tiap ordinat dari y = tan x0 dikalikan dengana
• Diperoleh grafik y = a tanx0
• Translasikan (geser) grafik y = a tan x0 sejauh b satuan ke atas, jika b positif
dan sejauh b satuan ke bawah jika b negatif, sehingga diperoleh grafik
fungsi y = a tan x0 +b
7. 𝒚 = 𝒔𝒊𝒏𝒌𝒙𝟎
43
• Buat grafik 𝑦 = cos𝑥0
• Dari grafik y = cos 𝑥0 buat grafik dengan periode 360 𝟎/k
44
LATIHAN
45
BAB VI
DALIL-DALIL DALAM SEGITIGA
1. Aturan Sinus
Untuk menurunkan aturan sinus, perhatikan segitiga ABC lancip pada
gambar berikut. Garis-garis AP, BQ , dan CR merupakan garis tinggi pada sisi a,
sisi b, dan sisi c.
Q
P
b
a
Gambar 6.1
A B
Pada ACR :
sin A =
sin B =
.................................................(3)
Pada BAP
sin B =
AP = AB, sinB.........................................(4)
Pada CAP
46
sin C =
..............................................(6)
Persamaan yang terakhir ini disebut aturan sinus atau dalil sinus.
Catatan aturan sinus juga berlaku pada segitiga tumpul.
Sehingga rumus aturan sinus adalah :
Pada segitiga ABC sebarang berlaku :
2. Aturan Kosinus
Untuk memahami aturan kosinus, perhatikan dua contoh kasus berikut ini ! Perhatikan
gambar dibawah ini! ABC lancip, dengan A = 40 , panjang sisi b = 6 cm, dan
panjang sisi c = 4 cm. Unsur yang diketahui pada ABC tersebut adalah panjang dua
sisi dan besar sudut yang diapit oleh kedua sisi tersebut ( sisi,sudut,sisi ).
47
C
a = .....?
b = 6cm
A
c = 4cm B
Gambar 6.2
Dapatkah kita mencari besar B dan C, serta panjang sisi a, dengan menggunakan
aturan sinus? Selanjutnya, apabila pada sebuah segitiga lancip sebarang seperti yang
diperhatikan pada gambar 6.6 berikut, pada segitiga tersebut diketahui ketiga sisinya.
Unsur yang diketahui adalah ketiga panjang sisi ( sisi,sisi,sisi ).
C
b diketahui
a diketahui
A c diketahui B
Gambar 6.3
Untuk menurunkan aturan konsinus. Perhatikan ABC pada gambar 6.7
dismaping dengan t adalah garis tinggi pada sisi c.
b a
t
A
B
c
Gambar 6.4
48
Pada BCD :
............................................(1)
Pada ACD :
sin A = , maka t = AC . Sin A ……..............(2)
49
Aturan konsinus ini digunakan jika dalam sebuah segitiga sebarang diketahui
ketiga sisi ( sisi,sisi,sisi ) .
Penggunaan lain dari aturan konsinus :
Pada segitiga ABC sebarang berlaku :
Aturan konsinus ini dgunakan jika dalam sebuah segitiga sebarang diketahui
panjang dua sisinya dan besat sudut yang diapit kedua sisi tersebut (sisi,sudut,sisi ).
3. Luas Segitiga
Telah kita ketahui sebelumnya bahwa untuk luas sebuah segitiga (siku-siku,
lancip, dan tumpul ) jika panjang alas dan tinggi sefitiga diketahui, maka luas segitiga
terdebut dapat ditentukan dengan rumus :
L=
a. Mencari luas segitiga jika diketahui dua sisi dan sebuah sudut yang diapit oleh
kedua sisi tersebut
Perhatikan gambar 6.14! Diberikan segtiga ABC, garis CD = t adalah garis tinggi dari
tiitk C ke sisi AB, alas segitiga ABC adalah AB = c.
C
a
b
t
A
c B
Gambar 6.5
50
Perhatikan ACD
Sin A =
…………………....................(1)
Luas ABC = alas tinggi
AB t ...........................................(2)
L= c . b . sin A
L = bc . sin A ..............................................(3)
Perhatikan BCD
Sin B =
..............................................(4)
Luas ABC = alas tinggi
AB t………......................................(5)
L = c . a . sin B
L = ac . sin B ..............................................(6)
sin B = ............................(7)
L = ac .
L = ab . sin C .......................................(8)
51
Berdasarkan dari uraian diatas dan melihat bentuk persamaa (3), (6) dan (8),
persamaan-persamaan tersebut merupakan rumus luas sebuah segitiga. Jika dalam
ABC dua sudut sisi dan besar sudut yang diapit oleh kedua sisi tersebut, maka luasnya
dapat ditemukan dengan menggunakan salah satu rumus berikut.
L = bc . sin A
L = ac . sin B
L = ab . sin C
A
.............................(1)
Kita ketahui berdasarkan aturan kosinus :
...................................................(2)
52
...............(3)
Jika s = (a + b + c) maka 2s = (a + b + c)
Atau a + b + c = 2s ................................................(4)
.............................................(5)
..............................................(6)
53
.....................................(7)
Substitusi (4), (5), (6), dan (7) ke persamaan (3), diperoleh :
.................................................................(8)
Maka diperoleh :
L = bc .
Catatan: Uraian di atas akan sama hasilnya apabila kita mensubstitusikan ke rumus luas
ABC yang lainya, tentunya aturan konsinus yang diambil adalah cos B atau cos C.
Akibatnya :
Luas segitiga ABC jika diketahui ketiga sisinya (sisi a, sisi b, dan sisi c ) dapat
ditentukan dengan rumus :
Contoh 1 :
1. Pada sebuah segitiga ABC, jika diketahui <A = 460, <B = 1210, panjang sisi c = 15
cm. Hitunglah :
a. besar <C b. panjang sisi a dan sisi b
Jawab :
54
= 1800-(1670)
= 130
Jadi besar <C = 130
b. Mencari panjang sisi a :
a = 4,79
2. Dalam diketahui panjang sisi a = 5 cm, panjang sisi b = 6 cm, dan panjang
sisi c = 7 cm. Hitunglah luas tersebut!
Jawab :
s = (a + b + c)
= (5 + 6 + 7) cm
55
= . 18 cm
= 9 cm
L ABC =
=
=
=3.2.
=6 cm2
Jadi, luas adalah 6 cm2
56
LATIHAN
1. Tentukan unsur-unsur yang belum diketahui pada segitiga ABC jika diketahui:
a. <A = 45o , <B = 60o, dan c = 20 cm
b. <C = 40o, c = 4 cm dan a = 5 cm
2. Tentukan sudut segitiga berikut ini jika di ketahui
a. a = 3 cm, b = 4 cm dan c = 5 cm
b. a = 3 cm, b 3 cm dan c = 3 cm
3. Hitunglah luas daerah segitiga ABC jika di ketahui
a. a = 6 cm, b= 8cm, dan Sudut C = 90o
b. a = 30 cm, c = 30 cm, dan sudut B = 45o
4. Hitunglah luas daerah segitiga ABC siku-siku sam kaki dengan panjang sisi siku-
sikunya 12 cm
5. Hitunglah luas daerah segita enam beraturan dengan panjang sisinya 5 cm.
6. Dalam segitiga KLM diketahui besar L adalah 460, jika panjang sisi KM adalah
24,5 dan panjang sisi KL = 16 , maka tentukan lah nilai K, M, dan panjang sisi
LM !
7. Hitunglah luas segitiga PQR, Jika diketahui p = 9 cm, r = 6 cm, P = 46 0
8. ABCD merupakan jajaran genjang dengan AB = 10 cm, AD = 6 cm, dan AC = 14
cm. Hitung besar sudut B.
9. Dalam segitiga ABC diketahui besar A = 500 , B = 690, dan panjang sisi c adalah
16. Tentukanlah besar C, panjang sisi a dan panjang sisi b !
10. Dalam segitiga ABC diketahui besar C adalah 520, jika panjang sisi a = 5 dan
panjang sisi b = 6 , maka tentukan lah nilai panjang sisi c !
11. Dalam segitiga ABC jika diketahui panjang sisi a = 2 kali panjang sisi c dan panjang
sisi b = 1.5 kali panjang sisi c. Tentukan besar A, B, dan C
12. Pada segitiga sembarang ABC, titik D adalah tengah – tengah garis AB. Jika panjang
sisi AC = a, panjang sisi AB = c, dan panjang sisi BC = b, maka buktikan dengan
57
BAB VII
PENERAPAN PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Contoh 1:
Si Ali dengan tinggi badan 1,5 meter akan mengukur tinggi pohon. Di tempat Ali berdiri,
puncak pohon terlihat dengan sudut elevasi dari sudut pandang mata Ali. Jarak
horizontal dari Ali ke pohon sama dengan 18 meter. Berapa meterkah tinggi pohon
tersebut? (Perhatikan gambar 7.1 dibawah ini)
A 18 m
18 meter B D
58
Berdasarkan gambar 7.1, diperoleh hubungan perbandingan trigonometri untuk tan
EDC
Tinggi pohon EG = EC + CG
= 15, 1 meter + 1,5 meter
= 16, 6 meter
Jadi, tinggi pohon tersebut adalah 16,6 meter.
Contoh 2:
Seorang berdiri sejauh 20 meter dari pintu gerbang sebuah gedung bertingkat. Sudut
elevasi gedung apabila dilihat dari puncak pintu gerbang dan tempat berdiri orang
tersebut berturut-turut adalah dan . Jika tinggi orang tersebut sama dengan tinggi
pintu gerbang = 2 meter, tentukan tinggi gedung tersebut !
Jawab: E
G
E
D
U
N
G
C D F
20 meter
Gerbang
G
A B
59
Perhatikan gambar 7.2!
Diketahui : Tinggi orang = tinggi gerbang = AC = BD = BD=FG= 2 meter
Ditanya : Tinggi gedung, yaitu panjang EG dan jarak dari orang yang berdiri tersebut
ke gedung ?
Jawab:
a) Tinggi gedung yaitu panjang EG
Dalam ECD:
CED =180◦ - ( EDC ECD)
=180◦ – ((180◦-60◦)=50◦)
=180◦-(120◦+50◦)
=180◦-(170◦)
=10◦
Dalam EDF:
60
EF 1 EF
Sin 60◦ = 3=
DE 2 88,05
1
Sehingga EF =88,05 . 3
2
= 88,05. (0,87)
= 76,60 meter
= (76,60+2) meter
= 78,60 meter
Jadi, jarak dari orang yang berdiri ke gedung adalah 64,225 meter.
61
LATIHAN
1. Sebuah tangga bersandar pada sebuah tembok vertikal membentuk sudut sebesar
dengan garis vertikal . Jika panjang tangga 4m, tentukan jarak kaki tangga ke
tembok . . .
2. Dua buah kapal meninggalkan pelabuhan dalam waktu yang bersamaan. Kapal
petama berlayar dengan arah 400 dan kecepatan 80 km/jam, sedangkan kapal kedua
berlayar dengan arah 1000 dengan kecepatan 90 km/jam. Berapa jarak kedua kapal
tersebut setelah berlayar selama 5 jam.
3. Tiga buah Mesin produksi A, B dan C ditempatkan pada suatu pabrik dengan
ketentuan sebagi berikut jarak esin B dan C adalah 5m, sudut yang dibentuk oleh
mesin ABC = 40o dan sudut BCA = 60o. tentukan jarak mesin A ke mesin B dan Jarak
mesin A ke mesi C?
4. 30
A 15 B
Sebuah jalan ditanami pohon di tepi kanan dan kiri seperti pada gambar di atas. Jika
3 = 1,73 maka lebar jalan tersebut adalah . . .
5. Seekor kelinci yang berada di lubang tanah tempat persembunyiannya melihat seekor
elang yang sedang terbang dengan sudut 60∘ (lihat gambar). Jika jarak antara kelinci
dan elang adalah 18 meter, maka tinggi elang dari atas tanah adalah ⋯ meter.
62
BAB VIII
RUMUS-RUMUS TRIGONOMETRI
1. Rumus Trigonometri untuk Jumlah Dua Sudut dan Selisih Dua Sudut
Misalnya adalah sudut-sudut sembarang, maka jumlah sudut adalah
) dan selisih antara a dan b adalah . Sebagai ilustrasi, perhatikan gambar
berikut.
Sela njutnya,kita akan menurunkan rumus trigonometri untuk jumlah dua sudut
dan selsih dua sudut, yaitus in , sin , cos , cos , tan
, tan
Gambar 3
63
Menunjukkan sebuah lingkaran satuan, titik dan titik pada lingkaran.
Perhatikan
Perhatikan
…………......(1)
……………..…..(2)
64
……………..(3)
……………………….(4)
Contoh
1.Hitunglah sudut berikut tanpa menggunakan kalkulator!
a.
b.
Jawab:
1.
2.
65
b. Rumus untuk sin dan sin
Sin (
……………….(6)
Untuk menurunkan rumus tan , perlu kita ingat kembali identitas trigonometri
berdasarkan hubungan perbandingan, diantaranya:
66
Pembilang dan penyebut dibagi dengan sehingga menjadi :
……………………………….(7)
..............................................(8)
Sin 2 = sin (
= 2 sin cos
Cos 2 cos (
= cos2 sin2
67
Sehingga kita mendapatkan:
Cos 2 2 2
……………….…………..(10a)
= 1- 2 sin2
= cos2 cos2
= 2 cos2
c. Rumusuntuk tan 2
tan 2
Berdasarkan uraian tentang rumus-rumus trigonometri sudut rangkap maka kita dapat
merangkumnya sebagai berikut:
68
sin 2
cos 2 cos2 sin2
=1 sin2
= 2 cos2
tan 2
Contoh:
Jawab:
Jadi, sin 2A = -
Jadi, cos 2A =
Contoh :
Tanpa menggunakan tabel dan kalkulator, hitunglah:
o o
a. 4 sin 22 cos 22
b. cos2 15 o – sin2 15 o
Jawab:
o o o
a. 4 sin 22 cos 22 = 2 (2 sin 22 cos 22 o)
69
= 2. Sin 2 (22 o)
= 2. ½
=
o o
Jadi, 4 sin 22 cos 22 =
Cos 2
= 1- Cos 2
…………………………………(12)
Sin
70
b. Rumus untuk cos
Untuk menentukan rumus cos , kita ingat kembali rumus:
Cos 2
kita mendapatkan:
………… (15)
tan
=
hingga kita mendapatkan:
……………………(16a)
=
71
Bentuk lain dari rumus tan
a. = . =
=
=
=
= . …………………………….(16b)
=
=
=
=
………………………………(16c)
7. Sin
8.
9. =
72
Catatan:
• Tanda (+) untuk Sin diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadran I dan II
dan tanda (-) diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadran III dan IV.
• Tanda (+) untuk Cos diambil untuk sudut-sudut berada di kuadran I dan IV dan
tanda (-) diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadran II dan III.
• Tanda (+) untuk diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadran I dan III
dan tanda (-) diambil untuk sudut-sudut yang berada di kuadranII dan IV.
Contoh :
Hitunglah
a. sin b. cos
Jawab:
a. Sin = sin
Jadi sin 15
b. Cos 15
73
Jadi cos 15
Contoh:
a. cos b. tan
Jawab:
a. cos =
a. tan =
=
=
74
berelasi. Pda bahasan kali, kita akan menggunakan rumus-rumus trigonometri untuk
jumlah dan selisih dua sudut, sudut rangkap, dan sudut pertengahan dalam
penyelesaian identitas trigonometri.
Contoh :
2
(2 sin = 4(1 + sin 2
Jawab:
Kita akan uraikan ruas kiri sehingga didapat bahwa ruas kiri = ruas kanan.
2
(2 sin = 4 sin2 + sin cos 2
= 4(1) + 4 (sin 2
= 4 + 4 sin 2
= 4 (1 + sin 2 )
2
Jadi, terbukti bahwa ((2 sin = 4(1 + sin 2
Contoh :
Jawab:
Kita akan uraikan ruas kiri sehingga didapat bahwa ruas kiri = ruas kanan.
= 8(2cos2
75
= 8 (2 cos2
= 8 (cos 2 + 1) 4
= 8 cos 2
= 8 cos
= 4 (2 cos 2
Kita ingat kembali rumus trigonometri untuk jumlah dua sudut dan selisih dua
Kita peroleh:
Kita peroleh:
76
Contoh :
Jawab:
= )
= )
c. Rumus untuk
maka diperoleh :
d. Rumus untuk
Maka diperoleh :
Contoh :
Hitunglah :
77
a.
b.
Jawab :
a. =
b. =
Contoh :
Hitunglah :
a.
b.
Jawab :
a. =
b. =
78
=
Berdasarkan rumus-rumus perkalian sinus dan kosinus yang telah diuraukan diatas, maka
dapat dirangkum sebagai berikut.
Contoh :
Nyatakan tiap bentuk berikut kedalam bentuk yang paling sederhana :
a.
b.
Jawab :
1a. =
79
b. =
Contoh :
Nyatakan tiap bentuk berikut kedalam bentuk yang paling sederhana :
a.
b.
Jawab :
a. =
=0
b. =
Jawab :
Kita uraikan ruas kiri sehingga bentuk ruas kiri = ruas kanan
80
=
Contoh :
Buktikan bahwa
Jawab :
Kita uraikan ruas kiri sehingga bentuk ruas kiri = ruas kanan
=
=
81
LATIHAN
Cos (30 o + x o )
1. Jika = a . Maka tg xo = ….
Cos (30 o − x o )
1 7
2. Jika sin (A + B) = dan sin A cos B = maka cos A sin B = ….
5 25
3. Jika sin a0 − cos a0 = 1/2 dan 0 < a < 180, hitunglah sin a0 + cos a0 !
4. Jika sin x + cos x = a, maka hitunglah nilai dari sin 4x, untuk 0 < x < 45 !
4
5. Jika sudut lancip dan Sin = hitunglah:
5
1
a. Sin
2
1
b. Cos
2
1 1
6. Jika Cos 2 = maka Sin = ....... ( dikuadran I)
3 2
7. Diketahui siku – siku ABC dengan A = 2B dan C = 3 B maka nilai sin2A +
1
cos22B + tg2 2 C = ….
Sinx . Cosx
8. Ubahlah ke dalam bentuk sin x !
tgx
Sin 3 x + Cos 3 x
9. Ubahlah ke dalam bentuk sin 2x !
Sinx + Cosx
1
10. Ubahlah bentuk : .sin (A).cos(B) menjadi rumus jumlah atau selisih fungsi
2
trigonometri.
11. Ubahlah bentuk ini : 4 cos 18o cos 36o cos 54o ke dalam bentuk cos 36o.
12. Tanpa menggunakan kalkulator tentukanlah nilai dari
sin 75o cos 15o !
13. Nyatakan bentuk berikut ini menjadi bentuk perkalian fungsi trigonometri : Sin
(2A+3B) – sin (2A-3B)
14. Hitung nilai dari :
cos(75 ) + cos(15 )
sin (75 ) − sin (15 )
82
BAB IX
PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI
suatu sudut, di mana sudutnya dalam ukuran derajat atau radian. Menyelesaikan
x = + k. 180 , k B
83
Contoh :
1
a. sin x = c) tan x = − 3
2
1
b. cos x = 3
2
Jawab:
1
a) sin x = → sin x = sin 30
2
1
b) cos x = 3 → cos x = cos 30
2
Catatan: satuan sudut selain derajat adalah radian, di mana satu radian adalah besarnya
sudut yang menghadap busur lingkaran yang panjangnya sama dengan jari-jari.
84
AOB = 1 rad
B
r r
O
A
2r
360 = rad
r
= 2 rad
180 = rad
trigonometri dapat pula menggunakan satuan radian, sebagai contoh untuk persamaan
x = A + k. 2 atau x = (− A) + k. 2 , k B
85
2. Diselesaikan dengan menggunakan garis bilangan
Contoh:
Penyelesaian :
harga nol:
cos x = 0
k = 0 → x = 90° k = 1 → x = 270°
2 sin x – 1 = 0
2 sin x = 1
sin x = ½
k = 0 → x = 150°
Jika x = 180° maka sin 2.180° – cos 180° = sin 360° – cos 180° = 0 – (–1) = 1 (+)
86
berdasarkan soal yang diminta yaitu kurang dari (<) 0, maka yang diarsir adalah bagian-
Sehingga HPnya: {0° ≤ x < 30° atau 90° < x < 150° atau 270° < x ≤ 360°}
2. Tentukan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan sin x > 0 untuk 0o< x< 360o
Jawab :
Artinya penyelesaian dari sin x> 0 adalah ketika grafik berada di aytas sumbu x, yaitu di
daerah yang diarsir. Dengan demikian penyelesaiannya adalah
sin x > 0
sin x = 0
87
maka diperoleh
x1 = 0o x2 = 180o x3 = 360o
Langkah berikutnya kita buat tanda (+) atau (-) pada setiap ruas, caranya ambil
sembarang nilai x , substitusikan ke dalam sin x misalnya kita pilih x = 90o. Ketika kita
substitusikan maka kita peroleh
sin x = sin 90o = 1
karena 90o di antara 0o dan 180o maka daerah ruas antara 0o dan 180o adalah (+),
selanjutnya ruas sebelahnya (-) , kemuadian (+) secara berselang-seling
Karena pertidaksamaannya adalah sin x > 0 maka kita pilih daerah yang (+)
88
LATIHAN
c. 2.sin 2x – 1 = 0
d. 2.cos 2x – 1 = 0
3. Tentukan himpunan penyelesaian dari 2 . sin x = 3 , dengan 0 x 180 0 !
4. Tentukan himpunan penyelesaiandari 2. cos 2 x + − 2 = 0 , dengan
2
− x !
5. Selesaikan pertidakamaan berikut untuk 0 x 360 0
a. Cos x < Cos 50
b. Sin x – ½ > 0
c. 3 tan 2x + 3 ≤0
d. 2 cos x.sin x ≥ sin x
6. Tentukan himpunan penyelesaian untuk 0 x 2
a. 2 sin x = - 2
b. 2 tan 3x + 2 = 0
c. 2 cos ½ x = 1
1
7. Tentukan himpunan penyelesaian dari tan ( x + 60 0 ) + 3 = 0, dengan
3
90 0 x 270 0 !
8. Tentukan penyelesaian dari 2 . sin 2 x − 1.tan 3x −1= 0 , dengan 0 x 2 !
1
sin ( x − y ) = 3
9. Tentukan penyelesaian dari 2 , dengan 0 x 2 dan 0 y 2 !
x + y =
2
10. Tentukan penyelesaian dari sec 2 x + + 3 = 0, dengan 0 x 2
3 3
89
BAB X
BENTUK A COS X + B SIN X
Bentuk trigonometri a cos x + b sin x dapat diubah kedalam bentuk r cos(x – p) dengan:
Besar nilai p adalah besar sudut yang terletak pada kuadran. Lebih jelasnya perhatikan
cara mengubah bentuk persamaan trigonometri a cos x + b sin x menjadi bentuk r cos(x –
p).
90
Kegunaan dari mengubah bentuk trigonometri tersebut adalah untuk memudahkan dalam
menyelesaikan persamaan trigonometri.
91
92
3. Menentukan Nilai Maksimum dan Minimum dari Bentuk y = a cos x + b sin x
Jika kita mempunyai bentuk fungsi trigonometri y = a cos x + b sin x, maka nilai
maksimum fungsi tersebut sebagai berikut.
Contoh :
Tentukan nilai maksimum dan minimum dari fungsi trigonometri di bawah ini.
1. y = 3 cos x + 5 sin x
2. y = -2 cos x + 4 sin x
3. y = -5 cos x + 12 sin x
93
94
LATIHAN
6. Diketahui persamaan 2sin² x⁰ + 5sin x⁰ - 3 = 0 dan - π/2 < x < π/2. Nilai cos x =....
95
DAFTAR PUSTAKA
Ayres, Frank. Trigonometry: Schaum’s Series Outline, New York: McGraw-Hill, 1986.
Kenneth S. Miller & John B. Walsh. (1962). Elementary and Advanced Trigonometry.
New York: Harper & Brothers Publisher.
Wirodikromo, Sartono. (2006). Matematika untuk SMA Kelas X, Jakarta : Penerbit
Erlangga.
96