Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

GEOFISIKA EKSPLORASI

TUGAS REVIEW

OLEH :
KELOMPOK
IV

GOWA
2021
OLEH :

EBSAN KALA PADANG D061191102


ERNIATY TANDIPADANG D061191092
RIKA ELVIRA D061191096
KEREN K DAULU D061191113
IFANY SYAHRA C D061191033
INTAN AZIZAH PUTR D061191103
RENDRA SATRIA R D061191106
SYAHRUL RAMADHAN D061191058
MAXI WILLIAM L D061191098
FREDDY BANIS BATE;E D061191116
ALDY WAHYUDIN YUSUF D061191109
M.AL IZZA H D061191107
ADIITYAMAN P. D D061191120
AGUNG NUR IHSAN D061191022
WIRA SETYAWAN P D061171514
ARNOMAN DAKKA D061181350
IQRA NUR I.S D061181331
1.1. LATAR BELAKANG
Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsi fisika. Di dalamnya termasuk juga
meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk
mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas
permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi. Dalam geofisika terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan untuk mendeteksi gelombang listrik yang merambat yaitu metode
geolistrik
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari
sifat aliran listrik didalam dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan
bumi. Aliran arus listrik yang mengalir didalam tanah yaitu melalui batuan-
batuan dan sangat dipengaruhi oleh adanya air tanah dan garam yang
terkandung didalam batuan serta hadirnya mineral logam maupun panas yang
tinggi. Dalam hal ini yang di ukur yaitu dalam pengukuran potensial, arus dan
medan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi
arus kedalam bumi. Tujuan utama dari metode jasa geolistrik ini sebenarnya
adalah mencari resistivitas atau tahanan jenis dari batuan. Resistivitas atau
tahanan jenis adalah besaran atau parameter yang menunjukkan tingkat
hambatannya terhadap arus listrik. Batuan yang memiliki resistivitas makin
besar, menunjukkan bahwa batuan tersebut sulit untuk dialiri oleh arus listrik.
Selain reistivitas batuan, metode geolistrik juga dapat dipakai untuk menentukan
sifat-sifat kelistrikan lain seperti potensial diri dan medan induksi.
Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan metode geolistrik untuk
mengetahuhi akan resistivitas suatu batuan dan untuk hasilnya dapat dipaparkan
dalam review ini.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dari dilaksanakan fieldtrip geofisika eksplorasi yaitu agar


pesrta dapat mengetahuhi akan metode geolistrik dan penggunaan alat geolistrik
itu sendiri. Adapun tujuan dari dilaksanakan filedtrip ini ialah :
1. Mengetahui cara pengambilan data dan menggunakan metode geolistrik di
lapangan.
2. Peserta dapat mengetahui akan data dan pengaruh resistivitas dan jenis
batuan terhadap metode geolistrik

1.3. LOKASI PENELITIAN

Kegiatan fieldtrip ini dilaksanakan pada hari Sabtu pada tanggal 30


Oktober 2021. Dengan kondisi cuaca mendung. Dan untuk Daerah penelitian
berlokasi di daerah Kampus Teknik Universitas Hasanuddin, Kecamatan
Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Dimana pada
fieldtrip kali ini lokasi dilakukan di sekitaran Departemen Teknik Geologi
Universitas Hasanuddin.

Gambar 1.1. lokasi penelitian

1.4. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan selama filedtrip yaitu :


1. Roll meter 100m (3 buah)
2. Kabel roll (4 buah)
3. Geolistrik ministring R1
4. Patok elektroda
5. Aki 24 Volt (2 buah)
6. Palu godam (2 buah)
7. Payung (4 buah)
8. ATK
9. Lembar praktikum

Gambar 1.2. alat metode geolistrik

1.5. METODE GEOLISTRIK

Metode Geolistrik adalah suatu teknik investigasi dari permukaan tanah


untuk mengetahui lapisan-lapisan batuan atau material berdasarkan pada prinsip
bahwa lapisan batuan atau masing-masing material mempunyai nilai resistivitas
atau hambatan jenis yang berbeda-beda. Metode Resistivitas merupakan salah satu
dari kelompok metode Geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan
bawah permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di
bawah permukaan bumi (Telford et al., 1990).
Di dalam metode Geolistrik Resistivitas terdapat 2 metode dalam
pengambilan data, yaitu: metode Geolistrik Resistivitas mapping dan metode
Geolistrik Resistivitas sounding atau Vertical Electrical Sounding (VES). Metode
resistivitas mapping adalah metode resistivitas bertujuan untuk memberikan
gambaran penampang variasi resistivitas lapisan tanah bawah permukaan secara
horizontal. Sedangkan metode Geolistrik Resistivitas sounding bertujuan untuk 8
memberikan gambaran lapisan variasi resistivitas satuan di dalam permukaan
bumi secara vertikal (Kirsch, 2006)
Nilai resistivitas di bawah permukaan diperoleh dari penginjeksian arus dan
akan diperoleh perbedaan nilai beda potensial di permukaan. Secara umum
susunan dari elektroda digambarkan pada Gambar 2.1. Dua buah pasang elektroda
terdiri dari: A dan B digunakan untuk menginjeksi arus, kemudian elekroda M
dan N merupakan nilai beda potensial. Untuk lapisan tanah yang homogen dan
konfigurasi elektroda yang berubah-ubah dengan nilai resistivitas ρ dengan satuan
pengukuran Ωm (Ohm.meter) yang relevan sebagai parameter petrofisika
sehingga dapat dihitung dari arus I (ampere)dan beda potensial V (volt) dengan
persamaan:
ρ𝐴 = 𝐾 𝑉 𝐼 (1)
Dengan K merupakan faktor geometri yang dapat dihitung dari jarak
elektroda dengan:
K −1 = 1 2𝜋 [( 1 𝐴𝑀 − 1 𝐵𝑀) − ( 1 𝐴𝑁 − 1 𝐵𝑁)] (2)
Skema aliran arus dan medan potensial untuk bawah permukaan yang
homogen digambarkan pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.

Gambar 1.3. metode pengambilan geolistrik


1.6. KLASIFIKASI RESISTIVITAS BATUAN

Konsep dasar metode resistivitas adalah Hukum Ohm. Pada tahun 1826
George Simon Ohm melakukan eksperimen menentukan hubungan antara
tegangan V pada penghantar dan arus I yang melalui penghantar dalam batas-
batas karakteristik parameter penghantar Adapun beberapa klasifikasi resistivitas
suatu batuan yang digunakan yaitu :

Konsep dasar metode resistivitas adalah Hukum Ohm. Pada tahun 1826 George Simon Ohm
melakukan eksperimen menentukan hubungan antara tegangan V pada penghantar dan
arus I yang melalui penghantar dalam batas-batas karakteristik parameter penghantar

1.7. GEOLOGI REGIONAL

Pada peta geologi sistematik Indonesia skala 1:200.000, daerah penelitian


termasuk dalam Peta Geologi Lembar Ujungpandang, Benteng, dan Sinjai.
Batuan tertua yang tersingkap adalah batuan malihan yang berumur kapur.
Batuan malihan ini ditindih secara tidak selaras oleh formasi Marada yang
merupakan sedimen flysch dan berumur kapur atas. Batuan gunung api ter-
propilit-kan yang berumur Paleogen menindih secara tidak selaras sedimen
flysch tersebut (Sukamto, 1982).

Bentuk morfologi yang menonjol di daerah lembar ini adalah kerucut


gunungapi Lompobatang. yang menjulang mencapai ketinggian 2876 m di atas
muka laut. Kerucut gunungapi dari kejauhan masih memperlihatkan bentuk
aslinya. dan menempati lebih kurang 1/3 daerah lembar.

Lembah Walanae di lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat


sebelah utaranya menerus ke Lembar Ujung Pandang, Benteng dan Sinjai,
melalui Sinjai di pesisir timur Lembah ini memisahkan batuan berumur Eosen.
Bentang alam Gunungapi Sapaya memperlihatkan relief kasar (perbukitan –
pegunungan) yang disusun oleh breksi aliran piroklastik (satuan breksi) dan tuf
(satuan tuf). Bentang alam ini membentuk lengkungan berdiameter lebih besar
dari 2 km yang diduga sebagai kaldera. Adanya kaldera ini menunjukkan
gunungapi ini pernah mengalami erupsi cukup dahsyat. Bentuk bentang alamnya
sekarang ini tidak kerucut lagi, diduga disebabkan oleh suatu letusan dan
kemudian diikuti oleh proses erosi cukup intensif (Sidarto, 2009).

Gambar 1.3. peta regional Kabupaten Gowa


1.8. TAHAPAN KEGIATAN

Adapun tahapan penelutian yang dilakukan yaitu :

1. Tahap persiapan, melakukan asistensi terkait acara yang akan di fieldtrip-


kan.
2. Tahap kegiatan, mengambil data di lapangan yang nantinya akan diolah
menjadi laporan
3. Tahap pengolahan data, dimana peserta mengolah data data-data dari hasil
pengambilan data dilapangan menjadi data penampang yang menunjukkan
resistivitas.
4. Tahap penyusunan laporan dimana peserta telah memperoleh data-data dari
hasil pengambilan data dilapangan dan sudah dilakukan pengolah data
kemudian dibuatkan dalam bentuk laporan tentang tentang fieldtrip yang
telah dilalui sebagai bahan untuk evaluasi.
1.9. PEMBAHASAN
Adapun pembahasan dalam fieldrip ini adalah sebagi berikut :

1. Buka data pengukuran lapangan pada excel

Gambar 1.4. Data Hasil Pengukuran

2. Setelah itu save data excel dalam format .txt dengan membuat format data
input agar bisa dibuka pada software Res2div. KETERANGAN:
Baris 1: Nama survey
Baris 2: Jarak elektroda terkecil
Baris 3: ID konfigurasi (1 = Wenner, 7 = Schlumberger)
Baris 4: Jumlah datum point/data
Baris 5: jenis data (1= resistivitas, 0 = IP)
Baris 6: 0 = datum point, 1 = jarak x elektroda.
Baris 7 dst : baris data (Kolom 1= dp, kolom 2 = a, dan kolom 3 = Rho.
Diakhiri 0 4x.
Gambar 1.5. Format data .txt

3. Buka Aplikasi Res2dinv dan Klik Menu File Read data File pilih file
(pelatihan geolistrik.txt) Open, maka akan muncul pesan konfirmasi
bahwa reading of data file complete. Klik OK seperti pada gambar di
bawah ini.

Gambar 1.6. Read Data File


Gambar 1.6. Read Data File

Gambar 1.7. file data complete

4. Klik Menu Inversion Choose logarithm of apparent resistivity muncul


jendela Use Logarithm of Apparent Resistivity Pilih Use apparent
Resistivity Klik OK.
Gambar 1.8. “Choose Logarithm”

Gambar 1.9 Klik ‘Ok”

7. Pada bagian ini dapat dilakukan dengan cara mengKlik Menu Inversion
Least square inversion kemudian akan muncul menu File Name For
Inversion result yang akan membawa kita pada pilihan file. lalu klik dan
pilih menu Pilih File dan Read Data kemudian Save data tersebut untuk
mendapatkan hasil. Kemudain Res2dinv akan menginversi terhadap data
lapangan yang di input.

Gambar 1.10. Klik “Least square inversion” pada menu inversion

Gambar 1.11. Klik ‘Save

8. Setelah itu maka akan muncul hasil inversi. Pada bagian ini akan ada
petunjuk untuk pengguna dengan melanjutkan proses inversi hingga literasi
yang diinginkan jika model yang diperoleh masih belum sesuaiatau masih
tidak sesuai yang diharapkan. Untuk menambahsuatu hal berupa literasi
pengguna memasukkan salah satu angka 1 hingga 9. Untuk mengakhiri
proses inversi, masukkan angka 0 atau klik Cancel

Gambar 1.12. Enter Additional inversions

Gambar 1.13. Hasil Inversions

Gambar 1.14 Gambar Penampang


Pada Data resistivitasdan penampang pada lintasan memiliki panjang
lintasan pengukuran sepanjang 300 meter dengan spasi elektroda 20 meter
menggunakan elektroda sebanyak 36 buah, pada kondisi cuaca pada saat
pengambilan data mendung. Terlihat bahwa nilai resistivitas terukur dengan nilai
3.972 Ωm dengan kedalaman ± 65 cm di bawah permukaan tanah ini
menunjukan kondisi batuan berupa merupakan batu pasir yang diduga sebagai
lokasi dengan kedalaman yang diduga sebagai lokasi yang mengandung air tawar
pada daerah penelitian bervariasi pada Lintasan berkisar 5– 65 meter.

1.10. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengambilan dan pengolahan data yang diambil dilokasi


penelitian maka dapat disimpulkan:
1. Metode Geolistrik adalah metode resistivitas bertujuan untuk memberikan
gambaran penampang variasi resistivitas lapisan tanah bawah permukaan
secara horizontal. Peserta akhirnya mengetahui cara pengambilan data
geolistrik menggunakan konfigurasi wenner yang memiliki kelebihan dan
kekurangan
2. Peserta akhirnya mengetahui nilai resistivity pada data yang ditunjukkan
bahwa batuan dengan nilai resistivitas yang berkisar antara 0.65 – 3.972
Ωm merupakan batu pasir yang diduga sebagai lokasi dengan kedalaman
yang diduga sebagai lokasi yang mengandung air tawar pada daerah
penelitian bervariasi pada Lintasan berkisar 5– 65 meter.

DAFTAR PUSTAKA
Grandis, H., 2006, Diktat Kuliah Geo-Elektromagnet, Departemen Geofisika,
FIKTM, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Taib, MIT., 2000, Diktat Kuliah Eksplorasi Geolistrik, Departemen Teknik


Geofisika, FIKTM, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Sukamto, R.. dan Supriatna. 1982. GeologI Lembar Ujungpandang, Benteng,


dan Sinjai, Sulawesi Selatan.Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi :
Bandung.
Hendrajaya, L dan Arif, I. 1990, Geolistrik Tahanan Jenis, Laboratorium Fisika
Bumi, Jurusan Fisika FMIPA ITB, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai