Kti - Annisya Ubudiah Fix
Kti - Annisya Ubudiah Fix
Oleh:
ANNISYA UBUDIAH
PO.71.20.1.16.038
Oleh:
ANNISYA UBUDIAH
PO.71.20.1.16.038
Penulis
Annisya Ubudiah
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Annisya Ubudiah
Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.20.1.16.038
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Palembang, 04 Oktober 1999
Agama : Islam
Email / No Hp : annisyaubudiah@gmail.com / 082176297629
Alamat : Jl. Balap sepeda lr. Muhajirin No.8 RT. 27 RW. 08
Kelurahan Lorok Pakjo Ilir Barat 1 Palembang, Sumatera
Selatan
Nama Orang Tua : 1. Ayah : Muhammad Muhtarudi, ST, M.Si
2. Ibu : Rosmala Dewi
Anak ke : Dua dari Tiga Bersaudara
Nama Saudara : 1. Adellya Rahmadhania, SH
2. Abiyyu Rofif
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 2004-2010 : SD Quraniah 8 Palembang
Tahun 2010-2013 : SMP Negeri 45 Palembang
Tahun 2013-2016 : SMA Negeri 2 Palembang
Tahun2016-2019 : Polteknik Kesehatan Kemenkes Palembang Jurusan DIII
Keperawatan
MOTTO
“Gunakan setiap waktu dengan sebaik-baiknya, karena waktu tidak dapat diulang.
Jika memang kesempatan untuk maju datang, terimalah dengan baik dan lakukan
dengan sungguh-sungguh karena balas dendam terbaik adalah menjadi sukses,”
ABSTRAK
Ubudiah, A. 2019.Implementasi Keperawtan Keluarga pada Lansia Osteoporosis
dengan Masalah Hambatan Mobilitas Fisik. Program Diploma
Keperawatan, Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang.
Pembimbing (I): Dr. Pitri Noviadi, M.Kes. Pembimbing (II):Indra
Febriani, S.Pd, M.Kes
Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya massa tulang secara nyata yang
berakibat pada rendahnya kepadatan tulang, sehingga tulang menjadi keropos dan
rapuh yang biasanya menyerang lanjut usia. Masalah yang dirasakan adalah
penurunan aktivitas dan kekuatan otot. Untuk mengatasi dan mencegah
komplikasi parah yang disebabkan oleh Osteoporosis perlu diajarkan cara latihan
mobilisasi yaitu Latihan ROM ( Range Of Motion) dan Latihan Beban serta
mendapatkan dukungan dari pihak keluarga.
Desain penelitian ini menggunakan metode Deskriptif dalam bentuk sttudi kasus.
Kasus yang diambil sebnyak 2 orang responden yaitu keluarga dengan lansia
penderita Osteoporosis yang mengalami nyeri di wilayah kerja puskesmas
Kampus Palembang pada bulan Juni 2019. Data penelitian ini diambil dengan
menggunakan Wawancara, Observasi, dokumentasi, setelah ditabulasi data
dianalisis dengan menggunakan analisisi dan deret waktu.
Hasil penelitiam menunjukan dukungan sosial keluarga yang banyak diberikan
oleh keluarga kepada penderita Osteoporosis adalah keluarga terlihat sangat
antusias terhadap edukasi yang diberikan.
Melihat hasil penelitian ini maka perlu adanya dukungan sosial keluarga agar
dapat meminimalkan komplikasi parah yang dialami penderita Osteoporosis
Kata kunci : Lansia dengan osteoporosis, dukungan keluarga, komplikasi parah,
hambatan mobilitas fisik
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Allah SWT dan menjunjungkan shalawat
kepada Nabi besar kita Muhammad SAW, Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada ;
1. Yang paling utama, yang kucintai, yang selalu mendukungku di kala suka maupun
duka, Mama Rosmala Dewi dan Papa Muhammad Muhtarudi, ST, M.Si yang
senantiasa memfasilitasi perjalanan sekolah saya sampai saat ini. Tanpa mereka saya
tidak mungkin semaju saat ini. Motivasi terbesar saya adalah mereka, kedua orang tua
yang pekerja keras dan terbuka kepada kami. Terima kasih.
2. Yuk Adellya Rahmadhania otw SH & Abiyyu Rofif yang telah men-support (serta
menganggu) perjalanan kuliah saya, ayo kita bertiga sukses bersama !
3. Pembimbing terbaik Dr. Pitri Noviadi, S.Pd, M.Kes dan Indra Febriani, S.Pd, M.Kes
yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan masukan, saran, nasihat, serta
semangat kepada penulis selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Dr. Maksuk, SKM, M.Kes selaku dosen penguji I Ujian Karya Tulis Ilmiah.
5. Jawiah, S.Pd, S.Kep, M.Kes Ibu selaku dosen penguji II Ujian Karya Tulis Ilmiah.
6. Rehana, S. Pd, S.Kep, M.Kes Ibu selaku dosen penguji III Ujian Karya Tulis Ilmiah.
7. Semua dosen, staf, karyawan, dan karyawati Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palembang Jurusan Keperawatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
mendidik penulis sehingga mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Teman Seperjuangan Anggi, Indah, Siti, Yuk Disca, Yuk Ira, Yuk Dita yang ikut
Support adik termuda ini, kalian adalah support system paling kuat yang pernah aku
punya.
9. Mercon genks Anti, Nanda, Corli, Fathia, Sisil dan amoy, yang senantiasa menjadi
saksi saya dalam mengerjakan KTI, Maupun Annes dan Kris yang selalu menemani
saya dalam keadaan sulit maupun senang. I owe u gaess.
10. Kepada member BTS, terutama Jungkook dan Jimin serta Drakor yang selalu
menemani saya mengerjakan KTI :’ suara kalian menenangkan saya disaat saya
menangis mengerjakan halaman yang ancur.
11. Teman-teman angkatan 49 yang telah berjuang bersama dan saling mendukung serta
saling berbagi informasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Implementasi
Keperawatan Pada Lansia Osteoporosis dengan Masalah Hambatan Mobilitas Fisik di
Wilayah Kerja Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2019. Karya Tulis Ilmiah ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan
pada Jurusan keperawatan Poltekkes kemenkes Palembang. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak pada penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini,
sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada :
12. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Palembang.
13. Ibu Hj. Devi Mediarti, S.Pd, S.Kep, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Palembang Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang serta pembimbing
pendamping saya dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
14. Dr. Pitri Noviadi, S.Pd, M.Kes. selaku pembimbing utama yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan masukan, saran, nasihat, serta semangat kepada
penulis selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
15. Indra Febriani, S.Pd, M.Kes selaku pembimbing pendamping yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan masukan, saran, nasihat, serta semangat kepada
penulis selama menyusun Karya Tulis Ilmiah ini
16. Ibu Dr. Maksuk, SKM, M.Kes selaku dosen penguji I Ujian Karya Tulis Ilmiah.
17. Jawiah, S.Pd, S.Kep, M.Kes Ibu selaku dosen penguji II Ujian Karya Tulis Ilmiah.
18. Rehana, S. Pd, S.Kep, M.Kes Ibu selaku dosen penguji III Ujian Karya Tulis Ilmiah.
19. Semua dosen, staf, karyawan, dan karyawati Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palembang Jurusan Keperawatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
mendidik penulis sehingga mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
20. Kedua Orang tua serta saudara dan saudariku yang selalu men-support.
21. Teman-teman angkatan 49 yang telah berjuang bersama dan saling mendukung serta
saling berbagi informasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari kesempurnaan maka
kiranya penulis mohon saran dan masukan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi penulis dan pengembangan ilmu keperawatan.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................................i
HALAMAN SAMPUL DALAM..........................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................................................iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN..................................................................................................iv
ABSTRAK.....................................................................................................................................................v
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................vi
DAFTAR ISI................................................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................................................ix
DAFTAR SKEMA.....................................................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................................................4
1.4 Manfaat Studi Kasus......................................................................................................................4
BAB V PEMBAHASAAN.......................................................................................................................82
5.1 Penerapan ROM (Range of motion)........................................................................................82
5.2 Penerapan Latihan Beban Berat...............................................................................................83
5.3 Memberikan pendidikan tentang Osteoporosis dan Hambatan Mobilitas Fisik........84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Masa lanjut usia adalah masa terjadinya penurunan fungsi organ tubuh.
Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2011 sekitar 24 juta jiwa atau hampir 10%
jumlah penduduk. Selama 40 tahun, pertambahan jumlah lansia 10 kali lipat,
sedangkan jumlah penduduk hanya bertambah 2 kali lipat. (DEPKES, 2012, dalam
Muda, dkk 2012). Peningkatan jumlah lansia tersebut akan menimbulkan masalah
pada usia sekitar 60 tahun salah satunya adalah masalah Osteoporosis. (Mubarak,
2008, dalam Muda, dkk 2012).
Osteoporosis telah menjadi suatu ancaman, hampir 24% dari lansia yang mengalami
patah tulang pinggul meninggal dunia pada tahun pertama, sedangkan 50%
mempunyai resiko tidak bisa melakukan aktivitas seumur hidup, dan 25%
memerlukan perawatan jangka panjang dan butuh dana yang besar, serta tidak akan
bisa hidup tanpa orang lain (Karolina, 2009)
Upaya yang dapat dilakukan untuk menangani hambatan mobilitas fisik pada
lansia dapat dengan meningkatkan mobilitas fisik yaitu mengajarkan latihan gerak
pada klien, latihan tersebut dapat berupa latihan ROM (Range Of Motion) baik
secara aktif maupun secara pasif dan memberikan pendidikan kesehatan tentang
keadaan dan terapi yang dilakukan (Carpenito, 2000).
Selain itu latihan beban juga dapat menjadi upaya untuk menangani
hambatan mobilitas fisik. Latihan beban dapat meningkatkan massa tulang dan
membangun kekuatan tulang sehingga aktivitas sehari-hari dapat kembali normal.
Dengan melakukan olahraga yang melawan gravitasi seperti latihan dengan
menggunakan beban dalam (berat badan sendiri), gerak olahraga semacam itu ideal
untuk membangun kekuatan tulang. Latihan beban juga dapat meningkatkan refleks
sehingga penderita Osteoporosis tidak mudah jatuh atau mengalami patah tulang
(Sugiarto, 2015)
Hasil dari Laporan Bulanan Januari 2017 Dinas Kesehatan Kota Palembang,
surveilans kasus PTM (Penyakit Tidak Menular) terdapat 112 orang penderita
Osteoporosis yang berkunjung ke puskesmas. Angka ini terbagi menjadi 37 kasus
laki-laki dan 75 kasus perempuan. Dari jumlah tersebut, penderita Osteoporosis
didominasi oleh penderita yang berusia >45 tahun dengan jumlah penderia 110
orang. Sedangkan penderita yang berusia <45 tahun berjumlah 2 orang. (Dinas
Kesehatan Kota Palembang, 2017).
1.4.1 Masyarakat
1.4.5 Penulis
Merupakan sarana untuk meningkatkan pengalaman dan wawasan
dalam mengaplikasikan implementasi Asuhan Keperawatan pada klien
Osteoporosis yang mengalami Hambatan Mobilitas Fisik sesuai dengan ilmu
keperawatan yang diperoleh selamam proses belajar.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Faktor Yang mempengaruhi Osteoporosis ialah;
1. Wanita Menopouse, Osteoporosis postmenopouse terjadi karena
kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu
mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun,
tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat.
2. Lanjut usia, Osteoporosis lanjut usia/senilis kemungkinan merupakan
akibat dari kekurangan kasium yang berhubungan dengan usia dan
Sedangkan pada perempuan, hilangnya estrogen pada saat menopouse dan pada
ooforektomi mengakibatkan percepatan resorpsi tulang dan berlangsung terus
selama tahun-tahun pasca menopouse (Lukman, Ningsih : 2009)
Demikian pula, bahan katabolik endogen (diproduksi oleh tubuh) dan
eksogen dapat menyebabkan osteoporosis. Penggunaan kortikosteroid yang
lama, sindron Cushing, hipertiriodisme dan hiperparatiriodisme menyebabkan
kehilangan massa tulang. Obat-obatan seperti isoniazid, heparin tetrasiklin,
antasida yang mengandung alumunium, furosemid, antikonvulsan,
kortikosteroid dan suplemen tiroid mempengaruhi penggunaan tubuh dan
metabolisme kalsium.
Immobilitas juga mempengaruhi terjadinya osteoporosis. Ketika
diimobilisasi dengan gips, paralisis atau inaktivitas umum, tulang akan
diresorpsi lebih cepat dari pembentukannya sehingga terjadi osteoporosis.
PTH (Paratiroid
hormone)
Hiperparatiroidisme
sekunder
Tulang lainnya bisa patah, yang sering kali disebabkan oleh tekanan
yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah
patah tulang panggul. Selain itu , yang juga sering terjadi adalah patah tulang
lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang
disebut fraktur Colles. Pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung
mengalami penyembuhan secara perlahan (Lukman & Nurma Ningsih, 2009).
pola dan
proses Peran
komuniksi
1. Struktur Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila
dilakukans secara jujur, terbuka, melibatkan emosi,
konflik selesai, dan ada hierarki kekuatan.
Komunikasi keluarga bagi pengirim yakin menemukakan
peran secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan
pesan, memberikan umpan balik, dan valid.
2. Struktur Peran
Struktur peran adalah serangkain perilaku yang diharapkan
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Jadi, pada struktur
perasn bisa bersifat formal maupun informal.
3. Struktur Kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk
mengontrol, memengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain.
Hak ( Legitimate powr), ditiru ( Referent power),
3) Single Parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak ( kandung/angkat ). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh kematian/perceraian.
4) Single adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
5) Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri lanjut
usia. b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) Commune Family : lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah.
2) Orangtua ( ayah ibu) yang todak ada ikatan perkawinan dan akan
hidup berdama dalam satu rumah tangga.
3) Homosexual : dua individu yang sejenis hidup dalam satu rumah
tangga
(Muhlisin, 2012).
2.3.1 Pengkajian
Menurut Mubarak, dkk ( 2012 ), pengkajian adalah tahapan seorang
perawat mengumpulkan ingormasi secara terus-meneruster hadap anggota
keluarga yang di binanya. Secara garis besar data dasar yang di pergunakan
mengkaji status keluarga adalah :
1.Struktur dan karakteristik keluarga
2.Sosial,ekonomi dan budaya
3.Faktor lingkungan
4.Riwayat kesehatan dan medis dari setiap anggota keluarga.
5.Psikososial keluarga.
Hal-hal yang perlu di kaji seorang perawat adalah sebagai berikut :
1. Data umum
a. Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada,
pekerjaan, pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang
terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau
umur, hubungan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-
masing anggota keluarga, dan genogram.
b. Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga.
c. Suku bangsa atau latar belakang budaya ( etnik), mengkaji asal
suku bangsa keluarga tersebut, serta mengidentifikasibudaya suku
bangsa tekait dengan kesehatan.
- Latar belakang etnik keluarga atau anggota keluarga.
- mempunyai kepercayaan tradisional dalam bidang kesehatan.
d. Agama, Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan seperti :
- Apakah ada anggota keluarga yang berbeda dalam keyakinan
beragamanya;
- Bagaimana keterlibatan keluarga dalam kegiatan aama atau
organisasi keagamaan;
- Agama yang dianut oleh keluarga;
- Kepercayaan keluarga, terutam dalam hal kesehatan.
e. Status sosial ekonomi keluarga yang ditentukan oleh pendapatan,
baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditetukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barag-
barang yang dimiliki oleh keluarga seperti:
- Jumlah pendapatan perbulan;
- Sumber-sumber pendapatan per bulan;
- Jumlah pengeluaran per bulan;
- Apakah sumber pendapatan mencukupi kebutuhan keluarga;
- Bagaimana keluarga mengatur pendapatan dan pengekuaran nya.
f. Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga
tidak hanya dilihat dari kapan keluarga pergi berama-sama untuk
2. Genogram
Menurut Padila ( 2012 ), genogram keluarga merupakan sebuah
diagram yang menggambarkan konstelasi keluarga (pohon keluarga).
Genogram merupakan alat pengkajan informatf yang digunaka ntuk
mengetahui keluarga, riwayat dan sumber-sumber keluarga. Diagram
ini menggambarkan hubungan vertikal (lintas generasi) dan horizontal
(dalam generasi yang sama) untuk memehami kehidupan keluarga
dihubungkan dengan pola penyakit. Untuk hal tersebut, maka
genogram keluarga harus memuat informasi tiga generasi (keluarga
inti dan keluarga masing-masin orangtua).
4. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah.
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, dan jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank
dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta
dilengkapi dengan denah rumah.
6. Fungsi keluarga.
1) Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perassan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya.
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta prilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh
mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit. Kesanggupan
keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat
dari kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan mampu
Kriteria Masalah
Tabel 2.3.1 Sumber: Mubarak, dkk ( 2012 )
Ilmu Keperaatan Komunitas Konsep dan Aplikasi, Hal 105
1. Sifat masalah 1
Tidak atau kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat di ubah 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dapat di 1
Cegah
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah 1
Masalah berat,harus segera di tangani 2
Ada masalah,tetapi tidak perlu segera di 1
Tangani
Angka Tertinggi
2.3.3. Intervensi
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan
yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan
atau mengatasi masalah kesehatan/masalah keperawatan yang telah
diidentifikasi (Mubarak dkk, 2012).
Freeman (1970), dalam Friedman dalam Padila, (2012)
mengklasifikasikan intervensi keperawatan keluarga menjadi:
a. Intervensi suplemental
Perawat sebagai pemberi perawatan langsung dengan mengintervensi
bidang-bidang yang keluarga tidak dapat melakukannya.
b. Intervensi fasilitatif
Perawat berusaha memfasilitasi pelayanan yang diperlukan keluarga
seperti pelayanan medis, kesejahteraan sosial, transportasi dan
pelayanan kesehatan di rumah.
c. Intervensi perkembangan
Perawat melakukan tidakan dengan tujuan memperbaiki dan
meningkatkan kapasitas keluarga dalam perawatan diri dan tanggung
jawab pribadi.
2.3.4 Implementasi
Pada kegiatan implementasi perawat perlu melakukan kontrak terlebih
dahulu agar keluarga dapat siap dari segi fisik maupun psikologisnya dalam
menerima asuhan keperawatan ,kontrak meliputi waktu
pelaksanaan,materi,siapa yang melaksanakan,siapa anggota keluarga yang
perlu mendapatkan pelayanan( Widyanto,2014).
Implementasi keperawatan keluarga mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
1. Memberikan informasi
2. Mengidentifikasikan kebutuhan harapan dan tentang kesehatan
3. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara:
2.4.1 Definisi
Keterbatasaan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara
mandiri(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
Tingkat mobilisasi fisik:
a. Tingkat 0 : Mandiri Total
b.Tingkat 1 : Memerlukan penggunaan peralatan atau alat bantu
c. Tingkat 2 : Memerlukan bantuan dari orang lain untuk pertolongan,
pengawasaan, atau pengajaran
d.Tingkat 3 : Membutuhkan bantuan dari orang lain dan peralatan atau alat
bantu
l. Pergerakan lambat
m. Pergerakan tidak terkoordinasi
- Riwayat gejala
- Nyeri, Kelemahan otot, Kelelahan
b. Kaji faktor – faktor yang berhubungan
- Riwayat gangguan sistemik Neurologis, Kardiovaskuler,
Muskuloskeletal, Pernapasan
- Riwayat gejala yang berhungan dengan mobilitas
Awitan, Durasi, Lokasi, Gambaran
- Riwayat trauma masa lalu fraktur, Trauma kepala, Bedah
- Pemakaian obat Sedatif, Hipnotik, Depresan SSP, Laksatif
2. Data Objektif
a. Kaji karakteristik
- Gerakan tangan yang dominan
- Fungsi motorik
- Mobilitas fisik
- Beban berat badan
- Gaya berjalan
- Penggunaan alat bantu
- Rentang gerak tubuh /
sendi b. Ketahanan
- Kaji tekanan nadi, tekanan darah, pernapasan saat istirahat
- Kaji tekanan nadi, tekanan darah, pernapasan setelah aktivitas
- Kaji denyut sistolik
- Kaji adanya peningkatan secara berlebihan, penurunan frekuensi,
perubahan serebraal, perubahan keseimbangan
c. Kaji faktor – faktor penyebab
- Sirkulasi perifer
- Waktu pengisian kapiler, warna kulit, suhu dan turgor
- Motivasi
Tabel 2.5.1
1. Kaki dan pinggul
7. Diagnosa Keperawatan
Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder
akibat perubahan skeletal (kifosis) atau fraktur baru
8. Intervensi Keperawatan
Hambatan mobilisasi Fisik ( Nanda NIC NOC dalam Nurarif dan
Kusuma, 2015 )
1) Monitoring vital sign sebelum atau sesudah latihan dan lihat respon
pasien saat latihan ROM
2) Konsultasikan dengan terapi fisik tentang fisik tentang rencana
ambulasi sesuai kebutuhan
STUDI KASUS
Desain studi kasus ini adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah keperawatan pada keluarga dengan Hambatan Mobilitas Fisik
Osteoporosis di wilayah kerja Puskesmas Kampus Palembang. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta dokumentasi. Serta penerapan
implementasi keperawatan pada klien dan keluarga.
Implementasi keperawatan
1. Latihan Range Of
Hambatan mobilitas fisik
Subyek studi kasus yang digunakan dalam studi kasus keperawatan adalah lansia
dengan Osteoporosis yang mengalami hambatan mobilitas fisik di wilayah kerja
Puskesmas Kampus Palembang .
Adapun subyek studi kasus adalah berjumlah dua orang dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Lanjut usia dengan batasan ) menurut WHO, yaitu usia elderly (Lanjut
usia) 60-75 tahun
2. Tinggal bersama anggota keluarga lainnya
3. Bersedia menjadi subjek studi dan mengisi informed consent
Fokus studi kasus ini adalah penerapan implementasi dengan masalah hambatan
mobilitas fisik pada lansia yang memiliki penyakit osteoporosis.
Alat atau instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini
adalah format pengkajian asuhan keperawatan, yang meliputi pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi
keperawatan.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam studi kasus ini adalah ;
1. Observasi dan Pengumpulan data dilaksanakan dengan pemeriksaan head to
toe dan pemeriksaan vital sign. Merupakan teknik pengumpulan data dari
pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit dari ujung rambut sampai
ujung kaki dengan menggunakan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
2. Wawancara yaitu hasil anamnese berisi tentang identitas klien keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga, sedangkan sumber data di dapatkan dari pasien, dan keluarga.
3. Studi dokumentasi yaitu hasil dari pemeriksaan diagnostik.
4.1.2 Geografi
Wilayah kerja puskesmas Kampus terletak di dataran tinggi di tengah-
tengah perumahan. Wilayah kerja puskesmas Kampus mempunyai luas wilayah
2
1.560 m .
Puskesmas Kampus mempunyai batas wilayah :
- Utara : kelurahan demang lebar daun
- Selatan : kelurahan dengan bukit lama
- Timur : kelurahan 26 Ilir Dl
- Barat : kelurahan demang lebar daun
4.1.3 Transportasi
Puskesmas Kampus terletak ditengah kota, untuk mencapai puskesmas
Kampus masyarakat yang ingin berobat dapat menjangkaunya dengan berjalan
kaki maupun menggunakan kendaraan bermotor. (Puskesmas Kampus tidak
dilewati kendaraan umum).
54
55
Interpretasi: Klien 1 adalah seorang Single parent yang tinggal satu rumah
dengan anak keempatnya yang telah dewasa, anaknya memilki status kesehatan
keluarga Baik. Dan Klien 1 sendiri adalah Penderita Osteoporosis.
Interpretasi : Klien 2 tinggal serumah dengan suaminya Tn. U dan anaknya yang
telah dewasa Ny.N yang memiliki status kesehatan keluarga Baik. Dan Klien 2 sendiri
adalah Penderita Osteoporosis.
Interpretasi : Dari tebel Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Klien 1 dan
Klien 2 diatas dapat ditarik kesimpulan tahap perkembangan keluarga saat ini sama-
sama keluarga usia dewasa. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi,
Klien 1 mengatakan tidak ada tahap perkembangan keluarga yang tidak terpenuhi.
57
Mengambil keputusan
klien Pertama klien Kedua
Keluarga Ny. S sudah mampu Keluarga klien 2 belum mampu
sepeuhnya dalam mengambil keputusan mengambil keputusan untuk mengatasi
untuk mengatasi masalah kesehatan. Ny. masalah kesehatan. Ny. R mengatakan
S mengatakan ketika Ny. S merasakan ketika mengalami jatuh Ny. R
keluhan nyeri hebat pada dengkulnya memanggil tukang urut untuk
dan sekitar tumitnya Ny. S langsung mengobatinya dari pada ke puskesmas /
berobat ke Puskesmas dan dirujuk ke RS. Saat nyeri tak hilang barulah
RS. Bunda Palembang. keluarga Ny. R menyarankan untuk ke
Rumah Sakit.
Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
klien Pertama klien Kedua
Kondisi kebersihan rumah keluarga Kondisi kebersihan rumah keluarga
klien 1 tampak bersih, lantai tidak licin, klien 2 tampak bersih, lantai tidak licin,
penenmpatan perabotan tertata rapi, penenmpatan perabotan tertata rapi,
59
kondisi dalam rumah lampu terang, kondisi dalam rumah lampu remang,
jendela sering di buka. jendela sering dibuka.
waktu khusus untuk berada disamping sepenuhnya karena tidak ada waktu Ny. S
karena anak perempuan yang khusus untuk berada disamping Ny. R tinggal
bersamanya mengaku tidak tau karena Tn. U sibuk mencari uang
cara perawatan penyakit ibunya. dengan bekerja sebagai buruh dan
melakukan kesibukan lainnya.
Stressor Jangka Panjang
klien Pertama klien Kedua
Ny. S mengatakan ada masalah yang Keluarga mengatakan ada
dirasakan dalam waktu 7 bulan terakhir masalah yang dirasakan dalam
semenjak klien terjatuh akibat penyakit waktu 1 tahun ini yaitu
osteoporosis yang diderita Ny. S tidak bisa penyakit osteoporosis yang
melakukan aktivitas seperti biasa dan hal itu diderita Ny. R tidak bisa
membuat klien takut tak dapat beraktivitas melakukan aktivitas seperti biasa
normal kembali.
Ny. S merasakan keluhan nyeri hebat pada diurut ke tukang urut saat dengkulnya
dan sekitar tumitnya Ny. S lututnya terasa sakit dan tidak langsung berobat ke
Puskesmas dan dirujuk ke langsung berobat ke RS. RS. Bunda Palembang
3 TTV :
Tekanan Darah 130/70 mmHg 100/70 mmHg
Nadi 72x/mnt 80x/mnt
Pernafasaan 22x/mnt 20x/mnt
Suhu 37.0°C 36,6°C
BB 45 Kg 50 kg
TB 160 cm 158 cm
62
6. Pemeriksaan
Mobilisasi
Ektermitas
Atas - Dextra : Edema tidak ada, - Dextra: Edema tidak
kekuatan tangan lemah, ada, kekuatan tangan
pergerakkan baik, tidak baik, tidak ada
ada kekakuan kekakuan
- Sinistra : edema tidak - Sinistra : Edema tidak
ada, pergerakan tangan ada, kekuatan tangan
nyeri bagian pergelangan kurang baik ,nyeri
tangan. pergerakkan, tidak ada
- Dextra : edema tidak ada, kekakuan
Bawah tidak ada varises, tidak
ada edema, pergerakkan - Dextra : edema tidak
lemah, kaki sulit berjalan ada, tidak ada varises,
- Sinistra : edema tidak tidak ada edema, nyeri
ada, tidak ada varises, pergerakkan, sulit
tidak ada edema, nyeri berjalan
pergerakan saat berjalan - Sinistra : edema tidak
dan berdiri ada, tidak ada varises,
tidak ada edema, nyeri
pergerakan, sulit
berjalan karena
63
pengapuran tulang.
7. Kekuatan otot 4 4 4 4
3 3 2 2
Intepretasi: Berdasarkan data di atas Klien 1 dan Klien 2 tampak lemas serta
sama-sama memiliki penglihatan buram dan kyphosis pada punggung dengan
nyeri tekan dan pergerakan, hal ini mengindikasikan tanda-tanda pengapuran
(osteoporosis), Sedangkan pada bagian ektremitas, Klien 1 memiliki nyeri pada
daerah pergelangan tangan, lutut dan tumit, sedangkan klien 2 memiliki nyeri
hanya pada ekstremitas bawah yaitu lutut dan kaki. Untuk kekekuatan otot bagian
eksremitas bawah Klien 1 memiliki point 3 yaitu dapat melawan gravitasi tapi
tidak dapat menahan atau melawan tahanan pemeriksa, sedangkan Klien 2
mendapat poin 2 yaitu ada gerakan pada sendi tetapi tidak dapat menahan
gravitasi. Kekuatan otot pada ekstremitas atas, kedua klien sama-sama memiliki
poin 4 yaitu bisa bergerak melawan tahanan pemeriksa dengan tetapi kekuatannya
berkurang.
.
4.2.7. Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan
Tabel 4.2.7 Harapan Keluarga Terhadap Asuhan Keperawatan
Interpretasi:
No. Klien Pertama Klien Kedua
1. Klien 1 mengharapkan bantuan dari Klien 2 mengharapkan mahasiswa
supaya dapat membantu bantuan dari mahasiswa mengatasi masalah
osteoporosis Ny. S , supaya dapat memotivasi
melatih Ny. S untuk melakukan dan membantu klien 2
mobilisasi, memberikan pendidikan dalam mengatasi masalah
kesehatan tentangmerawatklien osteoporosis, melatih
osteoporosis dalam melakukan latihan- mobilisasi pada kedua kaki
latihan, memberikan pendidikan Ny. R agar dapat pulih dan
kesehatan agar menjaga massa tulang bisa beraktifitas seperti
tetap utuh. biasa.
64
65
Klien 2
Klien 1
1 Hambatan mobilitas Hari pertama Tanggal : 15 April 2019 Pukul 09-10.00 WIB
fisik berhubungan 1.Bina hubungan saling percaya S:
dengan dengan keluarga maupun anggota - Ny. S dan Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang
ketidakmampuan keluarga yang sakit. mobilisasi dan tujuan mobilisasi
keluarga dalam 2.Mengkaji kemampuan klien dalam - Keluarga mengatakan tidak mengerti dalam melakukan mobilitas
merawat anggota melakukan mobilitas fisik. fisik terhadap Ny. S, namun Klien sendiri mengaku pernah
keluarga dengan 3.Menjelaskan pengertian osteoporosis, melakukan olahraga beban seperti yang dijelaskan penulis, namun
masalah osteoporosis. tanda dan gejala, dan terapinya. dalam porsi yang berat.
Tanggal : 4.Menjelaskan pengertian mobilisasi, - Ny. S dan keluarga mengatakan belum mengerti cara
15-17 April 2019 cara melakukan mobilisasi pada Ny. mendemonstrasikan latihan ROM pasif dan aktif serta latihan
S dan dampak tidak melakukan beban
mobilisasi. O:
5.Memberikan kesempatan pada - Keluarga dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala, dampak
keluarga untuk bertanya dan osteoporosis, dan terapinya walaupun sering lupa
mengulangi penjelasaan yang - Keluarga dapat menyebutkan pengertian mobilisasi, tujuan
diberikan. mobilisasi tetapi belum mengerti sepenuhnya dalam melakukan
6.Melatih Ny. S dan keluarga dalam mobilitas fisik
72
melakukan mobilisasi dengan ROM - Ny. S sangat kooperatif dalam melakukan ROM dan latihan beban
pasif dan aktif - Saat diminta untuk mendemonstrasikan ROM ( Range Of Motions
a. Latihan ROM ) aktif dan pasif, keluarga masih tampak bingung dan tidak bisa
- Pinggul dan kaki namun saat melaksanakan latihan beban, Klien dan keluarga sudah
Lakukan gerakan ini pada posisi klien bisa mempraktekannya.
terlentang A : Masalah belum teratasi
(Rotasi internal Adduksi dan P : Intervensi dilanjutkan
abduksi) - memberikan penjelasaan ulang mengenai cara melakukan
-Lutut mobilisasi serta dampak yang terjadi jika anggota tubuh
Fleksi dan ekstensi, sokong kaki mengalami hambatan mobilitas.
bawah (fleksi, dan ekstensi lutut) - Mendemonstrasikan kembali latihan ROM pasif dan latihan
b. Latihan Beban beban.
- Latihan dengan Beban Dalam- Memotivasi Ny. S untuk melakukan ROM Pasif dan Latihan
(berat sendiri), Beban
- Posisi awal : latihan back
extension untuk otot punggung Tanggal 16 juni 2018 Pukul 14.00-15.00
- Latihan menggunakan berat S:
badan sebagai beban dengan otot - Ny. S mengatakan cepat lelah saat latihan ROM dan Latihan
perut dan tulang pinggul. Beban
73
7.Memberikan kesempatan kepada - Keluarga mengatakan sudah memotivasi Ny. S untuk melakukan
keluarga dan klien untuk ROM aktif tetapi Ny. S terlalu lelah dengan kegiatan sebelumnya
memperaktikan latihan ROM dan sehingga ketika melaksanakan latihan Ny.S cepat lelah
latihan beban yang yang telah - Keluarga mengatakan masih bingung dalam mendemonstrasikan
diajarkan. ROM pasif dan aktif namun sudah dapat melaksanakan latihan
8.Memberikan reinforcement positif beban.
atas hasil yang dicapai keluarga. O:
- Ny. S tampak melakukan ROM aktif dan latihan beban pada kedua
Hari Kedua
1. Mengkaji hasil latihan di hari tungkai dan lututnya
pertama - Keluarga sudah mulai melakukan ROM pasif dan latihan beban
2. Melanjutkan latihan ROM dan pada Ny. S dan Ny. S tampak kooperatif
Latihan beban secara aktif A : Masalah Teratasi Sebagian
3. Memberikan reinforcement positif P : Intervensi dilanjutkan.
atas hasil yang dicapai keluarga. - Mendemonstrasikan kembali latihan ROM aktif dan pasif serta
74
Klien 2
keluarga dalam dalam melakukan mobilitas fisik - Keluarga mengatakan tidak mengetahui tentang mobilisasi dan
merawat anggota 3. Menjelaskan pengertian tujuan mobilisasi
keluarga dengan osteoporosis, tanda dan gejala, - Ny. R dan keluarga mengatakan belum mengerti cara
masalah dan terapinya. mendemonstrasikan latihan ROM pasif dan aktif serta latihan
osteoporosis. 4. Menjelaskan pengertian beban.
Tanggal Waktu : mobilisasi, cara melakukan O :
15-17 April 2019 mobilisasi pada Ny. R dan - Keluarga dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala, dampak
dampak tidak melakukan osteoporosis, dan terapinya walaupun sering lupa
mobilisasi. - Keluarga dapat menyebutkan pengertian mobilisasi, tujuan
5. Memberikan kesempatan pada mobilisasi tetapi belum mengerti sepenuhnya dalam melakukan
keluarga dan Ny. R untuk mobilitas fisik
bertanya dan mengulangi - Ny. R kooperatif dalam melakukan ROM dan latihan beban
penjelasaan yang diberikan. - Saat diminta untuk mendemonstrasikan ROM (aktif&pasif)dan
6. Melatih Ny. R dan keluarga latihan beban, keluarga masih tampak bingung dan tidak bisa.
dalam melakukan mobilisasi A : Masalah belum teratasi
dengan ROM pasif dan aktif dan P : Intervensi dilanjutkan
latihan beban - memberikan penjelasaan ulang mengenai cara melakukan
a. Latihan ROM mobilisasi serta dampak yang terjadi jika anggota tubuh mengalami
- Pinggul dan kaki hambatan mobilitas.
79
Lakukan gerakan ini pada posisi k - Mendemonstrasikan kembali latihan ROM dan latihan beban.
terlentang - Memotivasi Ny. R untuk melakukan ROM dan Latihan Beban
(Rotasi internal Adduksi dan
abduksi) Tanggal 16 April 2019 Pukul 10.00-11.00
-Lutut S:
Fleksi dan ekstensi, sokong kaki -Ny. R mengatakan masih kurang mengerti dengan tindakan latihan
bawah (fleksi, dan ekstensi lutut) ROM dan latihan beban
b. Latihan Beban - Keluarga mengatakan sudah memotivasi Ny. R untuk melakukan
- Latihan dengan Beban DalamROM aktif tetapi Ny. R masih belum terlalu paham.
(berat sendiri), - Keluarga mengatakan masih bingung dalam mendemonstrasikan
- Posisi awal : latihan back ROM pasif dan aktif serta Latihan Beban
extension untuk otot O:
punggung - Ny. R tampak lupa pada gerakan setiap latihan dan masih dibantu
- Latihan menggunakan berat- Keluarga sudah mulai melakukan ROM pasif dan latihan beban
badan sebagai beban denganpada pada Ny. R dan Ny. R masih tampak bingung
otot perut dan tulang pinggul. A : Masalah Teratasi Sebagian
7. Memberikan kesempatan kepada P : Intervensi dilanjutkan.
keluarga dan klien untuk - Mendemonstrasikan kembali latihan ROM aktif dan pasif serta
memperaktikan latihan ROM latihan beban
80
dan latihan beban yang yang - Memotivasi Ny. R untuk melakukan ROM dan latihan beban
telah
8. diajarkan. Tanggal 17 April 2019 Pukul 14.00 – 15.00
9. Memberikan reinforcement S:
positif atas hasil yang dicapai - Keluarga dan Ny. R dapat menjelaskan kembali tentang pengertian
keluarga. osteoporosis, tanda dan gejala, dampak osteoporosis, dan terapinya
- Keluarga dapat menjelaskan kembali pengertian mobilisasi, tujuan
Hari Kedua
1. Mengkaji hasil latihan di hari mobilisasi, cara melakukan mobilisasi,serta dampak yang terjadi jika
pertama Ny. R tidak dilatih mobilisasi.
2. Melanjutkan latihan ROM dan - Ny. R mengatakan sudah tidak bingung untuk latihan ROM bagian
Latihan beban secara aktif kaki menggerakkan kakinya sendiri ( aktif ), namun untuk latihan
3. Memberikan reinforcement beban dan ROM lutut Ny. R masih membutuhkan bantuan keluarga
positif atas hasil yang dicapai dalam mengangkat kedua kakinya.
keluarga. - Keluarga mengatakan terus memotivasi Ny. R untuk melakukan
81
Hasil penerapan latihan ROM dari Klien 1 (Ny. S) dan Klien 2 (Ny.R),
kedua Klien sangat kooperatif dalam melakukan latihan tersebut. Pada hari
pertama kedua Klien masih tampak bingung dengan gerakan ROM yang
dilakukan. Pada hari kedua para Klien serta keluarga mulai memahami gerakan
ROM aktif serta Rom pasif dan dapat mendemonstraskan ulang gerakan ROM
aktif serta pasif secara sederhana meskipun dengan bantuan penulis. Lalu, pada
hari berikutnya Klien dan keluarga mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan
gerakan ROM aktif dan pasif tanpa bantuan penulis.
Rentang gerak ( Range of motion ) adalah jumlah pergerakan maksimum
yang dapat dilakukan pada sendi, di salah satu dari tiga bidang, yaitu sagital,
frontal, atau transversal. Bidang sagital adalah bidang yang melewati tubuh dari
depan ke belakang, membagi tubuh menjadi sisi kanan ke sisi kiri. Bidang frontal
melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh ke depan dan ke belakang.
Bidang transversal adalah bidang horizontal yang membagi tubuh ke bagian atas
dan bawah, namun ROM yang diterapkan hanya bagian yang terfokus saja yang
ektremitas bawah.
Klien serta keluarga sangat antusias dalam melaksanakan kegiatan ROM
yang sangat bermanfaat dalam mengembalikan kekuatan otot dalam menjaga
kerapuhan tulang pada Klien yang telah menderita osteoporosis. Tidak ada
hambatan yang berarti dalam melaksanakan Implementasi kerperawatan range of
motion ini. Kedua keluarga berharap dapat melakuakan kegiatan latihan ROM
setiap hari sehingga mengecilkan resiko Klien terhadap kekakuan otot dan sendi.
82
83
Pada hari pertama klien 1 tampak familiar dengan gerakan latihan karena
ia pernah mengikuti latihan beban berat dari komunitas lansianya namun gerakan
yang di praktekan klien terlalu berat dan beresiko menimbulkan cidera berat,
sedangkan klien 2 masih tampak bingung dengan gerakan latihan beban berat
yang dilakukan dan belum pernah mempraktekan kegiatan tersebut, klien 2 juga
masih membutuhkan bantuan keluarga saat melakukan latihan beban.
6.1 Kesimpulan
85
86
6.2 Saran
1. Untuk Pembaca
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran dan bahan acuan baik untuk penelitian selanjutnya dan
dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
hambatan mobilitas fisik pada penderita osteoporosis menggunakan latihan
ROM dan latihan beban.
2. Untuk Puskesmas
Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi
Puskesmas untuk memberikan implementasi keperawatan keluarga range
of motion dengan masalah hambatan mobilitas fisik pada penderita
osteoporosis dan pemberian informasi pada keluarga yang memiliki
anggota keluarga yang menderita osteoporosis, sehingga angka kejadian
osteoporosis dengan hambatan mobilitas fisik di puskesmas dapat
menurun dengan memberikan penyuluhan kesehatan. Diharapkan agar
nantinya latihan ROM dan Latihan Beban dapat dilaksanakan di
Puskesmas Kampus Palembang.
3. Untuk Institusi Pendidikan
Melalui Karya Tulis Ilmiahini dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran bagi semua pihak yang ada di institusi pendidikan
keperawatan, dan dapat digunakan sebagai referensi dalam
mengembangkan pendidikan keperawatan khususnya di bidang
keperawatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Tandra, Hans. (2009). Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang
Osteoporosis Mengenal, Mengatasi, dan Mencegah Tulang
Keropos. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
World Health Organization. (2016). Definition of Older or Elderly Person.
Dari: //www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/.
Diakses : 2 Desember 2018.
I. Data Umum
1. Nama Kep.Klg :
2. Usia :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Alamat :
Genogram :
7. Tipe keluarga :
8. Suku bangsa :
9. Agama :
10. Status sosial ekonomi keluarga :
a. Pekerjaan anggota keluarga :
b. Penghasilan anggota keluarga :
c. Pemenuhan kebutuhan sehari–hari :
d. Tabungan / asuransi :
11. Aktivitas rekreasi keluarga
:
a. Rekreasi yang digunakan di dalam rumah :
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Status rumah : Rumah Sendiri
Menumpang
Kontrak
b. Denah rumah :
c. Type rumah : Permanen
Semi Permanen
Tidak Permanen
1.Fungsi afektif :
2.Fungsi social :
3.Fungsi reproduksi :
4.Fungsi ekonomi :
5.Fungsi perawatan keluarga :
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan :
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan :
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan rumah yang sehat :
e. Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan :
Keadaan Umum
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
Berat Badan Dahulu
Tinggi Badan
Kepala :
a. Bentuk
b. Keadaan Rambut
c. Warna Rambut
Leher :
a. Nyeri tekan
b. Nyeri pergerakan
Mata :
a. Simetris/asimetris
b. Konjungtiva
anemis/tidak
anemis
c. Sklera ikterik/tidak
Hidung:
a. Kebersihan
b. Fungsi penciuman
c. Sekret
ada/tidak ada
d. Pernafasan
cuping hidung
Telinga:
a. Kebersihan
b. Simetris/asimetris
c. Serumen :
ada/tidak ada
d. Fungsi
Pendengaran
Mulut :
a. Kebersihan
b. Mukosa bibir
c. Lidah
d. Gigi
a. Simetris/asimetris
b. Otot bantu
pernafasan
c. Bunyi
a. Bentuk
b. Simetris/asimetris
c. Nyeri tekan
Punggung :
a. Bentuk (membungkuk)
b. Nyeri Tekan
c. Nyeri Pergerakan
Pemeriksaan Mobilitas :
a. Ekstremitas Atas
b. Ekstremitas Bawah
Genetalia
Skema 4.2.1 Genogram Keluarga Klien 1 Skema 4.2.2 Genogram Keluarga Klien 2
Keterangan :
a. Tipe keluarga
klien Pertama klien Kedua
Tipe keluarga Klien 1 yaitu satu orangtua Tipe keluarga Klien 2 yaitu keluarga
(Single Parent), suatu rumah tangga yang inti (Nuclear Family) yang terdiri atas,
terdiri dari satu orang dewasa yang ditinggal sepasang suami istri dan anaknya
cerai (mati) dan anaknya.
e. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi Keluarga
klien Pertama klien Kedua
Komunikasi yang digunakan dalam Ny. S Komunikasi yang digunakan dalam
yaitu komunikasi terbuka, bahasa yang keluarga Ny. R yaitu komunikasi terbuka,
digunakan sehari-hari adalah bahasa bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
palembang dan bahasa indonesia, jika ada bahasa palembang, jika ada masalah maka
masalah maka akan didiskusikan bersama, akan didiskusikan bersama, tidak
tidak melibatkan orang lain. Ny. S akan melibatkan orang lain. Tn. U selaku kepala
berbicara langsung bersama anak-anaknya keluarga akan berbicara langsung bersama
dan cucunya lalu memutuskan suatu anak-anaknya beserta klien 2 selaku
masalah dengan keputusan bersama yang istrinya dan memutuskan suatu masalah
telah didiskusikan sebelumnya. dengan keputusan bersama yang telah
didiskusikan sebelumnya.
f. Lingkungan
Karakteristik Rumah
Klien Pertama Klien Kedua
Rumah Keluarga Ny.S berstatus Stastus rumah Keluarga Ny.R adalah
kepemilikan rumah sendiri dengan luas 2
kepemilikan rumah sendiri 10x7 m ,
2 berlantai keramik bertype rumah semi
15x8 m , berlantai semen, bertype rumah
permanen. Mempunyai 2 ventilasi di ruang permanen. Mempunyai 4 ventilasi di
tamu yang dibuka setiap pagi dan , ruang tamu yang dibuka setiap pagi,
Pencayahaan di rumah Ny.S cukup Pencayahaan di rumah Keluarga Ny.R
kurang. terang.
Karakteristik tetangga dan komunitas
Klien Pertama Klien Kedua
Klien 1 tinggal di lingkungan perumahan Klien 2 tinggal di lingkungan padat
penduduk yang berdekatan dengan sekolah penduduk yang berada di dalam kota.
dasar dan jalan raya. Masyarakat disekitar Jarak antara rumah cukup berdekatan.
rumah Ny. S terlihat ramah dan mereka Masyarakat disekitar rumah Ny. Rterlihat
saling bantu apalagi Ny. S kerap ikut ramah dan mereka saling bantu. Fasilitas
komunitas lansia. Fasilitas yang ada di yang ada di lingkungan sekitar tempat
lingkungan sekitar tempat tinggal keluarga tinggal keluarga Tn. R ini antara lain
Tn. Y ini antara lain musolah serta dekat musolah serta dekat dengan posyandu
dengan mall dan puskesmas. lansia dan puskesmas.
b. Denah rumah
wc
Dapur wc
Dapur
Fungsi Afektif
klien Pertama klien Kedua
Walaupun tinggal sendiri saat ini klien 1 tetap Keluarga klien 2 saling memberikan
menjalin hubungan dengan anak-anaknya perhatian, kasih sayang dan menjaga
yang sudah menikah dan mereka tetap saling kepentingan bersama. Ny. R juga
memberikan perhatian, kasih sayang dan mendukung apa yang dilakukan
menjaga kepentingan bersama. Ny. S juga anaknya selama tidak melanggar etika
mendukung apa yang dilakukan anaknya dan sopan santun serta menerapkan
selama tidak melanggar etika dan sopan sistem demokrasi dalam mengatasi
santun serta menerapkan sistem demokrasi masalah keluarga
dalam mengatasi masalah keluarga.
Fungsi Sosialisasi
klien Pertama klien Kedua
Ny. S mengatakan bahwa cara Ny. R mengatakan bahwa cara menanamkan
menanamkan hubungan interaksi hubungan interaksi sosial pada keluarganya
sosial pada keluarganya dengan dengan tetangga dan masyarakat sekitar yaitu
tetangga dan masyarakat sekitar dengan menganjurkan anak-anaknya untuk ikut
yaitu dengan menganjurkan anak- berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan sekitar
anaknya untuk ikut berpartisipasi misalnya dalam acara perkumpulan dengan
dalam kegiatan di lingkungan masyarakat, selalu rajin mengikuti kerja bakti yang
sekitar misalnya dalam acara diadakan oleh Rt, dan sering membantu apabila
perkumpulan dengan masyarakat. ada acara yang diadakan pada lingkungan
masyarakat.
h. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Keluarga Klien 1
No Pemeriksaan Fisik Ny. S Ny. M
10 Dada
Inspeksi - Simetris kanan dan kiri - Simetris kanan dan
Auskultasi - Bunyi nafas bersih kiri
Perkusi ( vascular ) - Bunyi nafas bersih
Palpasi - Sonor pada kedua paru ( vascular )
- Tidak ada - Sonor pada kedua
pembengkakan paru
- Tidak ada
pembengkakan
3 3 5 5
Pemeriksaan Fisik
Keluarga Klien 2
b. Pemeriksaan Fisik
No Pemeriksaan Tn.U Ny. R Ny. N
Fisik
1 Keadaan Fisik Tn. U sehat Fisik Ny. R sehat, Fisik Ny. N sehat
Umum tangan dan kaki tampak lemah. tangan dan kaki
dapat melakukan ketika disuruh dapat melakukan
aktivitas seperti berdiri atau berjalan aktivitas seperti
biasa. Ny. R membutuhkan biasa.
bantuan keluarga
3 TTV :
Tekanan 130/80 mmHg 100/70 mmHg 120/80 mmHg
Darah 80x/mnt 80x/mnt 82x/mnt
Nadi 22x/mnt 20x/mnt 24x/mnt
Pernafasaan 36,5°C 36,6°C 36,5°C
Suhu 65 Kg 50 kg 65 Kg
BB 165 cm 158 cm 168 cm
TB
13 Kulit Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit sawo
matang, integritas matang, integritas matang, integritas
kulit baik, turgor kulit baik, turgor kulit baik, turgor
kulit elastis. kulit elastis. kulit elastis.
otot
5 5 2 2 5 5
Skoring Masalah Keperawatan
Klien 1
Total 4
Total
32/3
Klien 2
Total
32/3
Lampiran
FOTO KEGIATAN
Klien 1 (Ny. S)
2. Implementasi
Klien 2 (Ny. R)
2. Implementasi
Lampiran 10
C. Materi Pembelajaran
1. Pengertian osteoporosis.
2. Tanda dan gejala osteoporosis.
3. Faktor resiko yang mempengaruhi osteoporosis.
4. Cara mencegah Osteoporosis.
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan
1 3 menit Pembukaan :
Membuka kegiatan Menjawab
dengan mengucapkan salam
salam. Mendengarkan
Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan tujuan Bertanya
dari penyuluhan
Menyebutkan materi
yang akan diberikan
Memberikan
pertanyaan apersepsi
2. 15 menit Inti :
Menjelaskan tentang Memperhatikan
pengertian osteoporosi. Menyimak
Menyebutkan tanda Mendengarkan
dan gejala Bertanya
osteoporosis. Menjawab
Menyebutkan faktor
resiko yang
mempengaruhi
osteoporosis.
Menjelaskan makanan
yang dianjurkan untuk
mencegah
osteoporosis.
Menjelaskan cara
mencegah
osteoporosis.
Penyuluh memberi
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
Penyuluh menjawab
pertanyaan dari peserta
Penyuluh memberi
pertanyaan kepada
peserta
3. 2 menit Penutup :
Menyimpulkan isi Membalas
materi ucapan
Mengucapkan terimakasih.
terimakasih atas peran Menjawab
serta peserta. salam penutup.
Mengucapkan salam
penutup.
G. Sumber bacaan
Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.
http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/04/faktor-faktor-yang-menyebabkan-
penyakit.html
H. Evaluasi
Cara : Lisan
Jenis : Pertanyaan terbuka
Waktu : Setelah penyuluhan
Soal :
1. Jelaskan pengertian osteoporosis?
2. Sebutkan tanda dan gejala osteoporosis?
3. Sebutkan faktor yang mempengaruhi osteoporosis?
4. Jelaskan cara mencegah osteoporosis?
MATERI OSTEOPOROSIS
A. Pengertian osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa masa
tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang
yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria
usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. sedangkan osteoporosis sekunder
disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
1. Kegagalan ginjal kronis
2. Kurang gerak
3. Kebiasaan minuman alkohol
4. Pemakai obat-obatan
5. Kelebihan kafein
6. Merokok
4. Cukupi konsumsi
ANNISYA UBUDIAH
Vitamin D
5. Aktivitas dengan PO.71.20.1.16.038
TINGKAT 3B
berolahraga secara
POLTEKKES
teratur
KEMENKES PLG
JURUSAN KEPERAWATAN
Standar Operating Procedur
Range Of Motion
(Sumber : Lukman & Ningsih, 2012)
No Tindakan Rasional
1 Mencuci tangan, memakai sarung tangan bila Mengurangi transmisi
kontak dengan cairan tubuh klien jasad renik atau
mikroorganisme
No Tindakan Rasional
1 Mencuci tangan, memakai sarung tangan bila Mengurangi transmisi jasad
kontak dengan cairan tubuh klien renik atau mikroorganisme