Laprak Evolusi - Aini Wardana

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

Evolusi

Aini Wardana
4223111001
Matematika
S1-Pendidikan Matematika
V (Lima)
16 Mei 2023
I. JUDUL PRAKTIKUM : Evolusi

II. TUJUAN PRAKTIKUM :


1. Untuk mengetahui kemampuan adaptasi individu pada lingkungannya melalui
simulasi model seleksi alam.
2. Untuk mendapatkan data kemampuan adaptasi individu pada lingkungannya
melalui simulasi model seleksi alam.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan adaptasi
individu pada lingkungannya

III. TINJAUAN TEORITIS


Evolution is the change in the genetic composition of a population from
generation to generation or that living species are descendants of ancestral species
that were different from the present day ones. Secara ontologi evolusi didefinisikan
sebagai bentuk perubahan genetik di tingkat populasi, yang mana perubahan tersebut
berbeda dengan spesies nenek moyang (leluhur). Hal tersebut selaras dengan
pemikiran Charles Darwin yang fokus mengkaji evolusi pada makhluk hidup,
dibandingkan melihat evolusi pada alam semesta. Evolusi dipandang secara sebagai
ilmu, karena memiliki definisi ontologi tentang perubahan genetik makhluk hidup di
tingkap populasi, metode ilmiah dan beberapa buktibukti ilmiah menjadi dukungan
secara epistimologi dan pendekatan nilai-nilai (aksiologi) (Jamaludin, dkk, 2020)
Evolusi merupakan proses perubahan spesies dalam jangka waktu tertentu
yang bertujuan agar mampu beradaptasi terhadap lingkungannya dan meneruskan
perubahan tersebut kepada generasi berikutnya. Evolusi menjadi konsep pemersatu
dalam biologi karena evolusi menjelaskan banyak aspek dalam biologi terutama
bagaimana organisme yang hidup saat ini merupakan evolusi dari satu nenek moyang
(ancestor) dan diversitas kehidupan yang besar di bumi ini. Darwin membuat konklusi
bahwa organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan mampu meneruskan
sifat unggul kepada keturunannya melalui proses reproduksi. Darwin mengemukakan
dua kata kunci dalam teorinya yaitu seleksi alam (natural selection) dan adaptasi
(adaptation). Darwin menyadari bahwa adaptasi berkembang seiring berjalannya
waktu sehingga Darwin perlu menjelaskan mekanisme evolusi. Darwin mengajukan
kata “seleksi alam” sebagai mekanisme perubahan evolusioner. Seleksi alam
merupakan proses yang terus berlangsung karena lingkungan terus berubah.
Kepunahan dapat terjadi bila proses adaptasi tidak sejalan dengan perubahan
lingkungan. Pandangan Darwin mengenai kehidupan memiliki perbedaan dengan
paradigma konvensional yang mengatakan bumi baru berumur beberapa ribu tahun
saja, dihuni oleh bentuk kehidupan yang tidak berubah dan telah diciptakan satu per
satu selama seminggu penuh di mana Sang Pencipta membentuk keseluruhan jagad
raya sehingga Darwin berhati-hati dalam menyampaikan gagasannya (Taufik, 2019)
Faktor internal dan eksternal seperti adanya seleksi alam yang mempengaruhi
adanya adaptasi terhadap lingkungan, faktor geografis, migrasi, perkawinan tak acak,
hanyutan genetik, mutasi gen, serta rekombinasi dan seleksi. Faktor-faktor tersebut
yang mempengaruhi terjadinya evolusi molekular pada spesies tertentu yang dapat
diketahui tanpa harus terekspresi secara langsung pada morfologinya, karena
memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui ekspresi gen dari hasil mutasi
yang dapat diamati pada morfologi individu tertentu (Triesita, 2018)
Missing link adalah sebuah istilah pada teori evolusi yang sudah tidak
digunakan lagi. Missing link adalah transisi fosil yang menghubungkan nenek
moyang dengan penerus. Misal, pada manusia, fosil yang tergolong sebagai missing
link adalah fosil yang menghubungkan manusia modern (Homo sapien) dengan
hominid (Austra-lopithecus). Dalam kata lain, missing link-nya adalah fosil-fosil yang
menghubungkan transisi perubahan dari hominid menjadi manusia. Gagasan
mengenai "mata rantai yang hilang" antara manusia dan hewan "yang lebih rendah"
tetap tersimpan dalam imajinasi publik. Konsep ini menjadi semakin terkenal dengan
ditemukannya Australopithecus africanus (Bocah Taung), Australopithecus sediba,
Homo erectus (Manusia Peking, Manusia Jawa, Bocah Turkana), dan fosil-fosil
Hominina lainnya. Missing link ditandai dengan makhluk transisi dari pada setiap
perubahan. yang terjadi antar spesies. Hal inilah yang kemudian memunculkan konsep
missing link atau garis keturunan yang hilang (Pariyanto & Hidayat, 2020)
Manusia terdiri atas dua aspek : tubuh dan jiwa. Tubuh yang tidak disertai jiwa
bukanlah tubuh manusia, tetapi mauat. Adapun jiwa tanpa tubuh (juga bukan manusia,
melainkan malaikat, setan, atai jin). Tubuh atau jasmani bersifat materi, dapat dilihat,
diraba, dan dirasasehingga wujudnya nyata atau konkrit. Namun, tubuh dinilai lebih
rendah dari pada jiwa justru karena sifat materinya itu, karena bila seseorang telah
mati, tubuhnya membusuk, hancur dan akhirnya lenyap (tidak abadi), sedangkan, jiwa
atau rohani sifatnya abadi. Begitu jiwa meninggalkan, tubuh ia akan kembali ke
asalnya, yaitu Allah SWT. yang tidak pernah mengalami kehancuran. Secara umum,
tubuh manusia dibagi atas tiga bagian : kepala, badan, dan anggota badan. Pada
kepala terdapat telinga, mata, hidung, mulut serta otak yang dapat digunakan oleh
manusia untuk berpikir. Badan manusia yang berongga di dalamnya terdapat jantung,
paru-paru, hati, limpa, isi perut, ginjal yang merupakan semacam “pabrik” tempat
mengolah kebutuhan tubuh. Adapun anggota badan terdiri atas tangan untuk
memegang sesuatu yang diperlukan dan kaki yang berfungsi untuk membawa badan
dan kepala. Pandangan Darwinian mengenai kehidupan juga memperkirakan bahwa
transisi evolusioner harus meninggalkan tanda-tanda dalam catatan fosil. Para ahli
paleontologi menemukan banyak bentuk transisi yang menghubungkan fosil yang
lebih tua dengan spesies modern. contoh, serangkaian fosil mendokumentasikan
perubahan bentuk dan ukuran tengkorak yang terjadi ketika mamalia berevolusi dari
reptilia. Hampir setiap tahun, ahli paleontologi menemukan kaitan atau hubungan
penting lainnya antara bentuk modern dengan nenek moyangnya. Pada beberapa
tahun belakangan ini misalnya, para peneliti telah menemukan paus yang telah
menjadi fosil yang menghubungkan mamalia air ini dengan leluhurnya yang hidup di
daratan. Fosil peralihan (transisi) menghubungkan masa lalu dan masa sekarang.Paus
berkembang dari nenek moyang yang di darat, suatu transisi evolusioner yang
meninggalkan banyak tanda, termasuk bukti-bukti fosil. Para ahli paleontologi yang
melakukan penggalian di Mesir dan Pakistan berhasil mengidentifikasi paus yang
sudah punah yang memiliki tungkai belakang (Sari, 2020)
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat dan Bahan :
No Alat dan Bahan
1 Pelubang kertas
2 Kertas buffalo (biru, orange, hijau)
3 Kantong plastik
4 Tali dan gunting
5 Stopwatch

V. PROSEDUR KERJA
1. Membuat bulatan-bulatan kecil kertas dengan menggunakan pelubang kertas,
yaitu warna biru 100 bulatan, warna orange 100 bulatan, dan warna hijau 100
bulatan, sehingga seluruhnya 300 bulatan. Kemudian memasukkan bulatan-
bulatan ke dalam satu kantong plastik, lalu dikocok hingga tercampur.
2. Mendatangi tempat terbuka (lapangan) dan menentukan plot ukuran 2 m x 2 m,
kemudian menandai tiap pojoknya.
3. Menaburkan potongan kertas dengan merata di atas plot 2m x 2 m.
4. Setelah menyebar potongan, meminta salah satu teman untuk memunguti kembali
kertas yang telah disebar selama 2 menit. Teman tersebut bertindak sebagai
predator dan bulatan kertas sebagai mangsa.
5. Menghitung jumlah kertas yang tersisa di plot menurut warna masing-masing, lalu
memasukkan hasilnya dalam tabel.
6. Melakukan kembali oleh anggota yang lain dengan cara kerja yang sama seperti
sebelumnya.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data Hasil Pengamatan
Warna
No Mahasiswa Biru Orange Hijau
Awal Ambil Sisa Awal Ambil Sisa Awal Ambil Sisa
1 Afta 100 22 78 100 14 86 100 11 89
2 Aini 78 30 48 86 14 72 89 13 76
3 Rival 48 18 30 72 16 56 76 14 62
4 Shepia 30 8 22 56 11 45 62 9 53
Total 256 78 178 314 55 259 327 47 280
Rata-rata 64 19,5 44,5 78,5 13,75 64,75 81,5 11,75 70
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan dan
berdasarkan data yang telah dibuat, selisih hasil pungutan awal dan pungutan
selanjutnya dari masing-masing anggota kelompok untuk kertas buffalo warna biru
tidak terdapat data yang sama artinya masing-masing kelompok mengambil kertas
buffalo biru dengan jumlah yang berbeda-beda. Untuk kertas buffalo orange
ditemukan data yang sama dari pengambilan kertas oleh anggota kelompok pertama
dan kedua yaitu 14 kertas. Untuk kertas buffalo hijau sama seperti kertas buffalo biru
yaitu tidak ditemukan data yang sama artinya masing-masing anggota kelompok
mengambil kertas buffalo biru dengan jumlah yang berbeda.
Perbedaan jumlah kertas yang diambil oleh masing-masing anggota kelompok
salah satunya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana kertas buffalo biru, orange
dan hijau ditabur di atas tanah yang juga di tumbuhi rumput sehingga masing-masing
anggota kelompok cukup kesulitan untuk mengambil bulatan-bulatan kecil kertas
buffalo tersebut. Oleh karena itu jumlah kertas yang diambil berbeda-beda sesuai
dengan kemampuan dan kecepatan dari anggota kelompok untuk mengambil bulatan
kertas tersebut.
Percobaan yang dilakukan ini menunjukkan salah satu proses seleksi alam
yaitu perbedaan kemampuan untuk hidup dari suatu individu yang diakibatkan oleh
perbedaan kecocokan yang dimiliki individu tersebut dengan lingkungan dimana
individu yang memiliki kecocokan dan dapat beradaptasi dengan lingkungan
tersebutlah yang dapat bertahan hidup.
Percobaan ini juga berkaitan dengan kamuflase. Kamuflase adalah perubahan
bentuk, rupa, sikap, dan warna menjadi lain agar tidak dikenali. Pada percobaan ini
digunakan kertas buffalo dengan tiga warna yaitu warna biru, orange dan hijau
kemudian kertas-kertas tersebut dicampur dan ditabur di atas tanah yang ditumbuhi
rumput sehingga berdasarkan data yang telah diperoleh kertas buffalo warna hijau
menjadi kertas dengan jumlah paling sedikit yang dapat diambil oleh masing-masing
anggota kelompok sebab warnanya yang sama dengan rumput dan bentuk serta
ukurannya yang kecil membuat masing-masing anggota kelompok kesulitan untuk
menemukan dan mengambil kertas buffalo hijau tersebut diantara rumput-rumput.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dan berdasarkan data yang telah
dibuat, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa :
1. Melalui simulasi model seleksi alam yaitu dengan cara menabur bulatan-bulatan
kertas buffalo biru, orange dan hijau dapat diketahui kemampuan adaptasi
individu pada lingkungannya yaitu kemampuan untuk menemukan dan
mengambil bulatan-bulatan kecil kertas buffalo diantara rumput-rumputan.
2. Kemampuan adaptasi individu berdasarkan data yang telah dibuat terdapat
perbedaan yaitu jumlah bulatan-bulatan kertas buffalo yang mampu diambil
masing-masing kelompok berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya
menemukan dan mengambil bulatan-bulatan kertas tersebut di antara rumput-
rumputan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan adaptasi masing-masing individu
pada lingkungannya yaitu kondisi lingkungan, faktor geografis, migrasi,
perkawinan tak acak, hanyutan genetik, mutasi gen, serta rekombinasi dan seleksi.

Medan, 21 Mei 2023

ASISTEN PRAKTIKAN

Berri Situmorang AiniWardana


NIM. 4193341016 NIM. 4223111001
DAFTAR PUSTAKA

Jamaludin, D. N., Asyhari, A., Fikri, A. A., Raida, S. A., & Haka, N. B. (2020). Kedudukan
Evolusi Sebagai Ilmu Dalam Pandangan Mahasiswa Biologi. Jurnal Biotik, 174-185.

Pariyanto, & Hidayat, T. (2020). Konseo Missing Link Menstimulasi Pandangan Generasi
Alpha (Asal Usul Manusia). BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains,
50-58.

Sari, E. (2020). EVOLUSI. Lampung: UIN RADEN INTAN.

Taufik, L. M. (2019). Teori Evolusi Darwin : Dulu, Kini dan Nanti. Jurnal Filsafat
Indonesia, 98-102.

Triesita, N. I., Masruroh, I. H., Sulistiono, & Santoso, A. M. (2018). Hubungan Kekerabatan
Rana Berdasarkan Gen cyt b Berbasis In Silico sebagai Bukti Adanya Evolusi
Molekuler . Prosiding Seminar Nasional VI Hayati, 224-229.
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Praktikum
Lampiran 2. Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai