Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN EVALUASI BANGUNAN GEDUNG E FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG TERHADAP SIAGA TANGGAP BENCANA

Sayida Asih 2115012069


Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Email : sayidaasih@gmail.com

ABSTRACT
Indonesia is a country prone to natural disasters such as earthquakes, tsunamis, volcanic eruptions,
floods, and landslides. In recent years, Indonesia has experienced several devastating disasters that
have caused significant damage to infrastructure and loss of life. Indonesia is vulnerable not only to
natural disasters but also to man-made ones, such as fires or social and political conflicts that have the
potential to cause significant harm and destruction. Building resilience has become a crucial
consideration in Indonesia's construction industry to mitigate the impact of disasters. This paper aims
to explore the concept of building resilience in Indonesia's architecture and urban design practices,
with a specific focus on disaster preparedness. This paper contains the results of a survey of building E
of the Faculty of Law, University of Lampung. The evaluation will yield data on the utility of the building
and its readiness to facilitate disaster management tools, revealing that the management of disaster
response systems in buildings needs improvement.

Keywords: Disaster Management System, Disaster, Emergency Response.

ABSTRAK

Indonesia adalah negara yang rentan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, erupsi
gunung berapi, banjir, dan tanah longsor. Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah mengalami
beberapa bencana yang sangat merusak infrastruktur dan menyebabkan kerugian jiwa yang signifikan.
Indonesia rentan tidak hanya terhadap bencana alam tetapi juga bencana buatan manusia, seperti
kebakaran atau konflik sosial dan politik yang berpotensi menyebabkan kerusakan dan kehancuran yang
signifikan. Membangun ketangguhan telah menjadi pertimbangan penting dalam industri konstruksi
Indonesia untuk mengurangi dampak dari bencana tersebut. Makalah ini bertujuan untuk
mengeksplorasi konsep ketangguhan bangunan di praktik arsitektur dan desain perkotaan di Indonesia,
dengan fokus khusus pada kesiapsiagaan dalam bencana. Makalah ini berisi hasil survei pada bangunan
E Fakultas Hukum Universitas Lampung. Evaluasi akan memberikan data tentang utilitas bangunan
dan kesiapan untuk memfasilitasi alat pengelolaan bencana, yang menunjukkan bahwa manajemen
sistem tanggap bencana di bangunan perlu ditingkatkan.

Kata Kunci : Sistem Penanggulangan Bencana, Bencana, Respon Darurat.


Sayida Asih, Laporan Evaluasi Bangunan Gedung E Fakultas Hukum Universitas Lampung Terhadap
Siaga Tanggap Bencana. 1
PENDAHULUAN Gedung yang memiliki bangunan tiga tingkat
Bencana merupakan suatu peristiwa ini akan dievaluasi lebih lanjut untuk
yang tak terduga dan merusak yang dapat menghasilkan studi kasus mengenai kondisi
menyebabkan kerusakan fisik, kehilangan jiwa serta ketersediaan system tanggap bencana
manusia, dan kerugian ekonomi yang besar. pada bangunan Gedung E Fakultas Hukum dari
Bencana bisa terjadi karena faktor alamiah berbagai macam aspek yang berhubungan
seperti gempa bumi, banjir, angin topan, dan dengan arsitektur tanggap bencana.
erupsi gunung berapi, maupun karena faktor KAJIAN LITERATUR
manusia seperti kebakaran, ledakan, dan
Bencana
bencana teknologi. Oleh karena itu,
Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dan Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
upaya pencegahan sangatlah penting untuk menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:
meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengancam dan mengganggu
Dalam hal ini, arsitektur dapat kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
memainkan peran penting dalam membantu faktor nonalam maupun faktor manusia
mengurangi dampak dari bencana. Arsitektur sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiw
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta
yang berfokus pada penanggulangan bencana
benda, dan dampak psikologis. Definisi
dapat membantu dalam merancang bangunan tersebut menyebutkan bahwa bencana
yang lebih aman dan tahan bencana. Beberapa disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan
manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang
upaya dalam penanggulangan bencana di Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga
bidang arsitektur, antara lain dengan mendefinisikan mengenai bencana alam,
bencana nonalam, dan bencana sosial.
mengintegrasikan sistem kesiapsiagaan
bencana ke dalam desain bangunan, Tanggap Bencana

menggunakan material yang tahan terhadap Tanggap bencana merujuk pada tindakan dan
bencana, dan mengoptimalkan teknologi dan upaya yang dilakukan untuk merespon dan
peralatan yang dapat membantu dalam situasi mengurangi dampak dari bencana yang terjadi.
darurat. Hal ini meliputi upaya dalam mengurangi
jumlah korban jiwa, kerusakan fisik, serta
Gedung E Fakultas Hukum Universitas
kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh
Lampung terletak di jalan Gedong Meneng,
bencana. Dalam konteks arsitektur, tanggap
Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung,
bencana merujuk pada upaya untuk merancang
Lampung. Gedung E Fakultas Hukum ini
bangunan dan lingkungan yang tahan terhadap
merupakan salah satu fasilitas ruang belajar
bencana serta memberikan perlindungan dan
mengajar yang berada di Universitas Lampung.
kenyamanan bagi penghuninya dalam situasi
Sebagai penunjang aktivitas belajar mahasiswa,
bencana. Hal ini meliputi penggunaan teknologi
Sayida Asih, Laporan Evaluasi Bangunan Gedung E Fakultas Hukum Universitas Lampung Terhadap
Siaga Tanggap Bencana. 2
dan material yang tahan terhadap gempa, banjir, Tabel 1. Alat dan Bahan
angin topan, kebakaran, dan bencana lainnya.

METODE PENELITIAN
Metode Analisis Data
Lokasi Penelitian
Metode pengumpulan data observasi lapangan
Penelitian akan difokuskan pada adalah suatu teknik pengumpulan data yang
perancangan arsitektur yang tanggap bencana dilakukan dengan mengamati langsung obyek
untuk Gedung E Fakultas Hukum, Universitas yang menjadi fokus penelitian di tempat atau
Lampung yang berlokasi di Gedong Meneng, lokasi tertentu. Pada penelitian ini, metode
Kec. Rajabasa, Kota Bandar Lampung, analisis data yang di gunakan yaitu pengolahan
Lampung 35141, dengan lingkup penelitian data kuantitatif. Metode ini dapat digunakan
yang meliputi siaga tanggap bencana pada dalam berbagai jenis penelitian, seperti
bangunan gedung. penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Proses
Metode Pengumpulan Data pengolahan kuantitatif pada metode analisis
data meliputi beberapa tahapan, antara lain:
Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah dengan melakukan 1. Penyusunan data: Langkah ini
observasi lapangan. Metode pengumpulan data melibatkan pengumpulan data dan
observasi lapangan adalah suatu teknik penyusunan data ke dalam format yang
pengumpulan data yang dilakukan dengan sesuai untuk analisis kuantitatif.
mengamati langsung obyek yang menjadi fokus 2. Preprocessing data: Langkah ini
penelitian di tempat atau lokasi tertentu. melibatkan pembersihan dan
Metode ini dapat digunakan dalam berbagai transformasi data untuk memastikan
jenis penelitian, seperti penelitian kualitatif bahwa data telah siap untuk dianalisis.
maupun kuantitatif. 3. Deskripsi statistik: Langkah ini
melibatkan penggunaan statistik
Dibawah ini merupakan tabel yang
deskriptif untuk memahami
menunjukkan alat dan bahan yang telah
karakteristik data.
dipersiapkan untuk memfasilitasi pelaksanaan
4. Analisis inferensial: Langkah ini
observasi lapangan dan pengolahan data dari
melibatkan penggunaan statistik
evaluasi Gedung E Fakultas Hukum
inferensial untuk membuat kesimpulan
Universitas Lampung.
yang lebih luas dari data yang telah
No. alat dan bahan Fungsi dianalisis.
1. Alat Tulis Mendata hasil 5. Interpretasi hasil: Langkah ini
analisis.
melibatkan interpretasi hasil analisis
2. Kamera/Handphone Dokumentasi.
3. Alat ukur Mengukur untuk membuat kesimpulan yang
objek. bermanfaat.
Sayida Asih, Laporan Evaluasi Bangunan Gedung E Fakultas Hukum Universitas Lampung Terhadap
Siaga Tanggap Bencana. 3
HASIL PENELITIAN DAN kebakaran dan gempa bumi, berikut merupakan
PEMBAHASAN hasil dari observasi yang telah di rangkum.
Gambaran Umum Gedung E Fakultas
Sistem Penghawaan Bangunan
Hukum Universitas Lampung
Air conditioner adalah perangkat
Gedung E Fakultas Hukum Universitas
teknik untuk mengkondisikan lingkungan
Lampung merupakan Gedung yang memiliki 3
terutama udara untuk berbagai keperluan.
lantai dengan fungsi utamanya sebagai tempat
Pengkondisian lingkungan adalah usaha untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar
mengatur dan mengontrol besaran-besaran
mahasiswa dan para dosen. Bangunan ini
yang memenuhi kondisi tertentu yaitu kondisi
terletak di Bandar Lampung, Lampung,
yang lain dari pada yang diberikan oleh iklim
Indonesia. Bangunan ini mewadahi aktivitas di
alam dengan cara non alamiah.
dalamnya dengan berbagai fasilitas umum
seperti kelas, aula, auditorium, ruang rapat, dll. Pada bangunan Gedung E Fakultas
Hukum Universitas Lampung, setiap ruangan
Sebagai fasilitas penunjang
memiliki Air Conditioner atau biasa di sebut
produktivitas umum, bangunan ini perlu
AC. Jenis AC yang di gunakan adalah AC split
memperhatikan aspek keamanan dan aspek
wall yang terletak pada setiap ruang seperti
kesiapsiagaan dalam menanggulangi bencana
ruang kelas dan auditorium. Khusus pada
yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Evaluasi
bagian ruangan auditorium penggunaan AC
perancangan bangunan terhadap siaga tanggap
jenis stand floor digunakan agar dapat
bencana menjadi poin penting dalam
mendinginkan ruangan dengan kapasitas yang
membangun sebuah fasilitas public, guna
besar.
memastikan bangunan dapat melindungi serta
menciptakan kenyamanan bagi penghuninya.
Bangunan juga seharusnya memiliki kualifikasi
dalam siaga tanggap bencana ketika bencana
non alam sepeti kebakaran, gempang, atau banji
terjadi suatu saat.

Kesiapan Gedung E Fakultas Hukum


Universitas Lampung dalam Penanganan Foto Dokumentasi AC
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
serta Pencegahan Bencana.
Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR)
Pada Bangunan Gedung E Fakultas APAR atau Alat Pemadam Api Ringan
Hukum Universitas Lampung ini, Peneliti adalah sebuah perangkat pemadam kebakaran
melakukan serangkaian observasi terhadap portabel yang dirancang untuk digunakan
kesiapsiagaan bangunan serta penanganan dari dalam memadamkan api pada awal terjadinya
bencana non alam, khususnya bencana kebakaran. APAR biasanya ditempatkan di

Sayida Asih, Laporan Evaluasi Bangunan Gedung E Fakultas Hukum Universitas Lampung Terhadap
Siaga Tanggap Bencana. 4
tempat-tempat yang rentan terhadap kebakaran, Pada area Fakultas Hukum Universitas
seperti kantor, rumah, gedung bertingkat, dan Lampung, hydrant terletak dibagian luar
kendaraan. APAR terdiri dari tabung yang diisi Gedung dengan jarak kurang lebih 1 meter dari
dengan bahan kimia pemadam api (seperti bangunan. Letaknya tidak berada jauh dari
serbuk kering, karbon dioksida, atau busa) dan Gedung E, guna menjangkau area Gedung yang
nozzle atau pipa pemadam api yang berfungsi terbakar.
sebagai penyebar bahan pemadam kebakaran. Sarana Evakuasi
Pada bangunan Gedung E Fakultas Bangunan Gedung E Fakultas Hukum
Hukum Universitas Lampung, penggunaan Universitas Lampung memiliki sarana evakuali
APAR di terapkan dan dietakan pada setiap tangga darurat yang sekaligus menjadi tangga
lantai bangunan. APAR dapat ditemukan utama bangunan. Tangga ini menghubungkan
didekat area tangga guna memudahkan setiap lantai pada bangunan, bentuk tangga
penghuni menemukan APAR tersebut saat membentuk huruf L dengan pijakan anak
terjadi kebakaran. tangga berkisar 20 cm.

Foto Dokumentasi APAR Foto Dokumentasi Tangga


(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Hydrant Titik Berkumpul

Hydrant adalah sebuah sistem Titik berkumpul merujuk pada lokasi


penyediaan air yang dirancang untuk memasok atau titik di mana para korban atau orang yang
air dalam jumlah besar dan tekanan tinggi terdampak bencana harus berkumpul setelah
dalam rangka pemadaman kebakaran. Sistem melakukan evakuasi dari daerah yang
hydrant biasanya terdiri dari sebuah pipa yang terdampak. Titik berkumpul biasanya
terhubung ke sumber air, seperti reservoir atau merupakan tempat yang telah ditentukan
jaringan air umum, dan dilengkapi dengan kran sebelumnya oleh tim penanggulangan bencana
atau valve yang dapat dioperasikan untuk atau otoritas setempat sebagai tempat yang
mengalirkan air pada tekanan tinggi ke selang aman dan jauh dari area yang terkena dampak
pemadam kebakaran. Selang pemadam bencana.
kebakaran ini dapat digunakan untuk
memadamkan api dengan cairan atau air yang Pada kawasan Fakultas Hukum

disemprotkan pada sumber api. Universitas Lampung titik berkumpul untuk


evakuasi berada di tengah area fakultas. Hal ini
Sayida Asih, Laporan Evaluasi Bangunan Gedung E Fakultas Hukum Universitas Lampung Terhadap
Siaga Tanggap Bencana. 5
dikarenakan area tengah fakultas yang cukup telah Beliau berikan membantu penulis
luas sehingga dapat menampung para korban menyelesaikan laporan survey ini dengan baik.
bencana setelah dapat keluar dari Gedung. Selain itu, penulis juga berterima kasih kepada
segenap pengurus Gedung E Fakultas Hukum
yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan survey langsung di site
terhadap bangunan perihal tanggap bencana
gedung tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Foto Dokumentasi Kawasan Fakultas Hukum
(Sumber: Dokumentasi Pribadi) Ir. Suryono.2020. Perancangan Minahasa
Volcano Center Di Tomohon Architecture
Kesimpulan
Disaster Response.
Terkait penelitian, observasi, dan
https://media.neliti.com/media/publications/65
rangkuman hasil penelitian yang telah di
707-ID-none.pdf.
lakukan di Gedung E Fakultas Hukum
Muhammad Ruslan. 2021. Perancangan Sistem
Universitas Lampung, dapat disimpulkan
Fire Alarm Kebakarn Pada Gedung
bahwa system tanggap bencana pada bangunan
Laboratorium XXX.
ini masih belum dapat mencapai standar
https://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurna
keamanan dari utilitas bangunan terhadap
ltekno/article/download/1412/797/.
kesiagaan bencana non alam. Hal ini di perkuat
Rahesa Dwi Putri.2017. Perencanaan Dan
dengan kurangnya utilitas yang terdapat pada
Analisa Sistem Springkler Otomatis Dan
bangunan, seperti tidak adanya spingkler,
Kebutuhan Air Pemadaman Fire Fighting Hotel
detector kebakaran , hydrant di dalam bangunan,
XX.
penanda akses keluar, dan lain sebagainya.
https://media.neliti.com/media/publications/17
Sehingga adapula saran yang dapat diberikan
7013-ID-perencanaan-dan-analisa-sistem-
bagi Gedung E Fakultas Hukum ini yaitu
sprinkler.pdf.
diharapkan dapat memperhatikan kembali
Adam Abraham W.___. Penentuan Jalur
sistem penanggulangan bencana dari sistem
Evakuasi Dan Titik Kumpul Partisipatif Dalam
proteksi aktif maupun pasif guna meningkatkan
Upaya Pengurangan Resiko Bencana Gunung
keamanan serta kenyamanan pengguna Gedung.
Merapi.

UCAPAN TERIMA KASIH https://media.neliti.com/media/publications/22


2993-penentuan-jalur-evakuasi-dan-titik-
Penulis ingin mengucapkan terima kumpu.pdf.
kasih kepada Ibu Fadhillah Rusmiati, S.T., M.T.,
yang merupakan dosen pengampu mata kuliah
Arsitektur Tanggap Bencana, karena ilmu yang

Sayida Asih, Laporan Evaluasi Bangunan Gedung E Fakultas Hukum Universitas Lampung Terhadap
Siaga Tanggap Bencana. 6

Anda mungkin juga menyukai