Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TERAPI SOMATIK
Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan tugas Mata Kuliah
Keperawatan Psikiatri

Disusun Oleh

Kelompok 2 :

1. Afriza Devina (211211829)


2. Muhammad Azri (211211856)
3. Yuyun fahfiola (211211886)
4. Revi anggela Yolanda (211211865)
5. Salwa salsabila (211211870)
6. Ketrin Utari (211211849)
7. Vadella Restunevia (2112879)
8. Difa Maysafitri (211211830)

Dosen Pengampu
Ns. Ulva Suryani M,Kep.,Sp.Kep.J

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyusun makalah yang berjudul “Terapi Somatik” tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Psikiatri.Selain itu, tugas ini
bertujuan menambah wawasan bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Terima kasih kepada Ns.Ulva Suryani M,kep.,Sp,Kep,J. sebagai dosen matakuliah
Keperawatan Maternitas di Stikes MercubaktiJaya Padang yang telah memberikan tugas
mengenai makalah ini, sehingga pengetahuan penulis dalam penulisan makalah ini makin
bertambah dan hal ini sangat bermanfaat untuk penulis dikemudian hari.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi penulis dan
pihak lain yang berkepentingan lain pada umumnya.

Padang , 06 Oktober 2023

kelompok 2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................
A. Pengertian terapi somatic……………………………………………………….
B. Tujuan terapi somatic……………………………………………………………
C. Jenis-jenis terapi somatic……………………………………………………….
D. Teknik terapi somatic…………………………………………………………..
E. Manfaat terapi somatic…………………………………………………………

BAB IV PENUTUP .................................................................................................


A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi somatik, juga dikenal sebagai terapi pengalaman somatik,
adalah terapi yang bertujuan untuk mengatasi PTSD dan masalah kesehatan mental
dan emosional lainnya melalui hubungan pikiran dan tubuh. Pendekatan yang
berpusat pada tubuh ini bekerja dengan membantu melepaskan stres, ketegangan, dan
trauma dari tubuh. Berbeda dengan terapi kesehatan mental standar, seperti CBT yang
berfokus pada pikiran, terapi somatik menggabungkan modalitas yang berorientasi
pada tubuh seperti menari, pernapasan, dan meditasi untuk mendukung penyembuhan
mental. Selain itu, sesi terapi pengalaman somatik meliputi terapi bicara dan latihan
pikiran-tubuh.
Terapi somatik adalah terapi yg diberikan kepada klien dengan gangguan jiwa
dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku adaptif dgn
melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik klie

B. Rumusan Masalah
1 Pengertian terapi somatik
2. Tujuan terapi somatik
3. Jenis-jenis terapi somatik
4. Teknik terapi somatic
5. Manfaat terapi somatik

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian terapinsomatik
2. Mengetahui tujuan terapi somatik
3. Mengetahui jenis-jenis terapi somatik
4. Mengetahui manfaat terapi somatic
5. Mengetahui bagaimana manfaat terapi somatic

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TERAPI SOMATIK
Terapi somatik, juga dikenal sebagai terapi pengalaman somatik, adalah terapi
yang bertujuan untuk mengatasi PTSD dan masalah kesehatan mental dan
emosional lainnya melalui hubungan pikiran dan tubuh. Pendekatan yang berpusat
pada tubuh ini bekerja dengan membantu melepaskan stres, ketegangan, dan
trauma dari tubuh. Berbeda dengan terapi kesehatan mental standar, seperti CBT
yang berfokus pada pikiran, terapi somatik menggabungkan modalitas yang
berorientasi pada tubuh seperti menari, pernapasan, dan meditasi untuk
mendukung penyembuhan mental. Selain itu, sesi terapi pengalaman somatik
meliputi terapi bicara dan latihan pikiran-tubuh.

B. TUJUAN TERAPI SOMATIK


1. Mengatasi perilaku agatasi yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan.
2. Membantu menghambat resiko bunuh diri
3. Mengurangi penyakit depresi berat yang tidak merespon obat antidepresan
4. Menghindari prilaku amuk

C. JENIS JENIS TERAPI SOMATIK


1. PENGIKATAN
a. Pengekangan Fisik
Pengekangan fisik termasuk penggunaan pengekangan mekanik, seperti manset untuk
pergelangan tangan & pergelangan kaki, serta seprai pengekang, begitu pula
isolasi, yaitu dengan menempatkan pasien dalam suatu ruangan dimana dia tidak
dapat keluar atas kemauannya sendri.
b. Pengekangan Mekanik
Jenis pengekangan mekanik adalah:
(1) Camisoles (jaket pengekang)
(2) Pengekangan dengan manset untuk pergelangan tangan
(3) Pengekangan dengan manset untuk pergelangan kaki
(4) Pengekangan dengan seprei basah dan dingin
Pasien dapat diimobilisasi dengan membalutnya seperti mummi dalam lapisan
seprei dan selimut. Lapisan paling dalam terdiri atas seprei yang telah
direndam dalam air es. Walaupun mula - mula terasa dingin, balutan segera
menjadi hangat dan menenangkan.
c. Indikasi Pengkangan
1. Perilaku amuk
2. Perilaku agitasi yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan
3. Ancaman terhadap integritas fisik
4. Permintaan pasien untuk pengendalian perilaku eksternal
2. ISOLASI
a. Pengertian
Isolasi adalah menempatkan pasien dalam suatu ruang di mana dia tidak dapat
keluar dari ruangan tersebut sesuai kehendaknya. Tingkatan pengisolasian
dapat berkisar dari penempatan dalam ruangan yang tertutup, tapi tidak
terkunci sampai pada penempatan dalam ruang terkunci dengan kasur tanpa
seprei di lantai, kesempatan berkomunikasi yang dibatasi & pasien memakai
pakaian rumah sakit atau kain terpal yang berat. Penggunaan kain terpal 3.
kurang dapat diterima & hanya digunakan untuk melindungi pasien atau orang
lain.
b. Indikasi Penggunaan
1. Pengendalian perilaku amuk yang potensial membahayakan pasien atau orang lain
dan tidak dapat dikendalikan oleh orang lain dengan intervensi pengekangan yang
longgar, seperti kontak interpersonal atau pengobatan
2. Reduksi stimulus lingkungan, terutama jika diminta oleh pasien
c. Kontraindikasi
1. Kebutuhan untuk pengamatan masalah medik
2. Resiko tinggi untuk bunuh diri
3. Potensial tidak dapat mentolerasi deprivasi sensori
4. Hukuman

3. TERAPI ELEKTROKONVULSIF
a. Terapi elektrokonvulsif (ECT) adalah suatu pengobatan untuk menimbulkan
kejang grand mal secara artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui
elektorode yang dipasang pada satu atau dua "temples" jumlah tindakan yang
dilakukan merupakan rangkaian yang bervariasi pada tiap pasien tergantung : pada
masalah pasien dan respons terapeutik sesuai hasil pengkajian selama tindakan.
Rentang jumlah yang paling umum dilakukan pada pasien dengan gangguan
afektif antara enam sampai 12 kali, sedangkan pada pasien skizofrenia biasanya
diberikan sampai 30 kali. ECT biasanya diberikan 3 kali seminggu atau setiap
beberapa hari, walaupun sebenarnya bisa diberikan lebih jarang atau lebih sering.
Walaupun sebagai terapi ECT cukup aman, akan tetapi ada beberapa kondisi
merupakan kontra indikasi diberikan terapi ECT
b. Kontraindikasi
a. Tumor intra kranial, karena ECT dapat meningkatkan tekanan intra kranial
b. Kehamilan, karena dapat mengakibatkan keguguran
c. Osteoporosis, karena dengan timbulnya grandmall dapat berakibat terjadinya
fraktur tulang
d. infark miokardium, dapat terjadi henti jantung
e. Asthma bronkial, karena ECT dapat memperberat penyakit ini
c. Indikasi
1. Penyakit depresi berat yang tidak berespons terhadap obat antidepresan atau
pada pasien yang tidak dapat menggunakan obat
2. Gangguan bipolar dimana pasien sudah tidak berespons lagi terhadap obat
3. Jika efek sampingan ECT yang diantisipasikan lebih rendah daripada efek
terapi pengobatan, seperti pada pasien lansia dengan blok jantung, dan selama
kehamilan

4. FOTO TERAPI
Foto terapi atau terapi sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini diberikan dengan
memaparkan klien pada sinar terang 5-20x lebih terang daripada sinar ruangan.
Klien biasanya duduk, mata terbuka 1,5 meter didepan klien diletakkan lampu
setinggi mata. Waktu yang dilaksanakan foto terapi bervariasi dari orang per
orang. Beberapa klien berespons kalau terapi diberikan pada pagi hari, sementara
yang lain lebih berespon kalau diberikan pada sore hati. Efek terapi ditentukan
selain oleh lamanya terapi juga ditentukan oleh kekuatan cahaya yang digunakan.
Dengan kekuatan cahaya sebesar 2500 lux yang diberikan selama 2 jam sehari
efeknya sama dalam menurunkan depresi dengan terapi dengan kekuatan cahaya
sebesar 10.000 lux dalam waktu 30 menit sehari. Terapi sinar sangat bermanfaat
dan menimbulkan efek yang positif. Kebanyakan klien membaik setelah terapi
dihentikan. Keuntungan yg lain klien tdk akan mengalami toleransi terhadap
terapi ini.
a. Indikasi :
Fototerapi dapat menurunkan 75% gejala depresi yg dialami klien akibat perubahan
cuaca (seasonal affective discorder (SAD), misalnya pada musim hujan atau
musim dingin (winter) dimana terjadi hujan mendung terus menerus yg bisa
mencetuskan depresi pada beberapa orang
b. Mekanisme Kerja :
Fototerapi bekerja berdasarkan ritme biologis sesuai pengarih cahaya gelap terang
pada kondisi biologis. Dengan adanya cahaya terang terpapar pada mata akan
merangsang sistem
c. Efek Samping :
Kebanyakan efek samping yang terjadi meliputi ketegangan pada mata, sakit kepala,
cepat terangsang, insomnia, kelelahan, maut, mata menjadi kering, keluar sekresi
dari hidung dan sinus.

5. TERAPI DEPRIVASI TIDUR


Terapi deprivasi tidur adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan cara
mengurangi jumlah jam tidur klien. Hasil penelitian ditemukan bahwa 60% klien
depresi mengalami perbaikan yang bermakna setelah jam tidurnya dikurangi
selama 1 malam. umunya lama pengurangan jam tidur efektif sebanyak 3,5 jam
a. Indikasi : Terapi deprivasi tidur dianjurkan untuk klien depresi
b. Mekanisme kerja : Mekanisme kerja tetapi deprivasi tidur ini adalah mengubah
neuroendokrin yang berdampak anti depresan. Dampaknya adalah menurunannya
gejala-gejala depresi
c. Efek samping :
klien yang didiagnosa mengalami gang. Efektif tipe bipolar tipe diberikan terapi ini
dapat mengalami gejala mania
D. TEKNIK TERAPI SOMATIK
Terapi somatik beroperasi dengan gagasan bahwa apa yang terjadi pada Anda
dalam hidup Anda disimpan tidak hanya dalam pikiran Anda tetapi juga dalam
tubuh Anda. Dengan berfokus pada sensasi fisik di tubuh Anda dan diskusi
tentang masalah Anda, ini adalah pendekatan terapi yang komprehensif. Teknik
terapi somatik meliputi:
• Mengembangkan lebih banyak kesadaran akan tubuh Anda dan sensasinya
• Memanggil sumber daya emosional
• Pembumian
• Mendorong deskripsi rinci
• Gerakan, termasuk bertindak berdasarkan perasaan fisik
• Alat belajar untuk menenangkan diri
• Bergantian fokus antara sesuatu yang membuat stres dan sesuatu yang tidak
membuat stres untuk membantu melepaskan ketegangan
• Memutar ulang situasi masa lalu dengan alat fisik baru
• Pelepasan emosi
• Memperkuat batasan

E. MANFAAT TERAPI SOMATIK


Karena perasaan gelisah sering kali muncul dalam tubuh dengan cara yang
melemahkan, terapi somatik bertujuan untuk menguras kekuatan emosi tersebut,
menghilangkan rasa sakit dan manifestasi stres lainnya, seperti gangguan tidur
atau ketidakmampuan berkonsentrasi.
Jenis emosi ini dapat berasal dari berbagai kondisi dan keadaan yang berpotensi
dapat dibantu oleh terapi somatik. Mereka termasuk
• Gangguan stres pasca trauma (ptsd)
• Kesedihan yang rumit
• Depresi
• Kecemasan
• Masalah kepercayaan dan keintiman
• Masalah harga diri.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Salah satu somatic terapi ( terapi fisik ) pada klien gangguan jiwa adalah
pemberian obat psikofarmaka, Psikofarmaka adalah sejumlah besar obat farmakologis
yang digunakan untuk mengobati gangguan mental, obat-obatan yang paling sering
digunakan di Rumah Sakit Jiwa adalah Chlorpromazine, Halloperidol dan
Trihexypenidil. Obat-obatan yang diberikan selain dapat membantu dalam proses
penyembuhan pada klien gangguan jiwa, juga mempunyai efek samping yang dapat
merugikan klien tersebut, seperti paskinsonisme, pusing, sedasi, pingsan, hipotensi,
pandangan kabur dan konstipasi, untuk menghindari hal tersebut perawat sebagai
tenaga kesehatan yang langsung berhubungan dengan pasien selama 24 jam, harus
mampu mengimbangi terhadap perkembangan mengenai kondisi klien, terutama efek
dari pemberian obat psikofarmaka.
Dengan demikian berarti bahwa pengetahuan hanya merupakan salah satu
faktor yang dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan asuhan keperawtan dalam
pemberian obat pada klien gangguan jiwa, dimana masih ada faktor lain yang
mempengaruhi seperti : sikap perawat terhadap pelaksanaan, protap pelaksanaan dan
kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
pemberian obat

DAFTAR PUSTAKA
http://www.docstoc.com/docs/51615838/PERAN-PERAWAT-PADA-REHABILITASI-
KLIEN-GANGGUAN-JIWA
http://satriadwipriangga.blogspot.com/2011/11/psikofarmaka.html
Struart, G. W and sundeen. (1995) Principle and practice of psychiatric Nursing.5th ed. St
Louis Mosby Year Book.

Dialog Restrain Baju


Pasien :Salwa salsabila
Perawat 1 :Ketrin utari
Perawat 2: Vadella restunevia
Perawat 3 :Afriza devina
“Pasien amuk,dengan memutar-mutarkan tangan kearah depan”
Perawat 2 : Datang menemui pasien,dengan mengalihkan perhatian pasien
sambil menepuk pundaknya.
Perawat 1 : Mendekap pasien,dengan cara memegang badan pasien dari
Belakang.
Perawat 2 : Mendekap kaki pasien dari bawah
Perawat 3 : Memakaikan baju kepada pasien
“Tahap komunikasi terapeutik”
Perawat 1 : Memberitahu pasien alasan mengapa dipakaikan baju tersebut
Perawat 2 : Memberitahu pasien agar tidak banyak bergerak karna dapat
melukai diri
Perawat 3 : Memberitahu pasien kapan baju tersebut akan dilepas
Perawat 1 : Memberitahu pasien untuk menenangkan diri

Dialog Restain kasa


Pasien : Muhamad azri
Perawat 1 : Fernando alfukon
Perawat 2 : Revi anggela yolanda
Perawat 3 : Yuyun fahfiola
Perawat 4 : Difa maysafitri
“Pasien amuk,dengan memukul-mukul dinding”
Perawat 3 : Mengalihkan perhatian pasien,sambil menepuk pundak pasien
Perawat 1 : Mendekap tubuh pasien dari belakang
Perawat 2 : Memegang kaki pasien lalu mengangkat pasien ketempat tidur
Perawat 1 : Memegang kedua tangan pasien
Perawat 2,3,4 : Mengikat kedua tangan pasien (pengikat tidak boleh terlalu
kencang,jarak tali dengan kulit 2 jari)
Tahap komunikasi terapeutik
Perawat 1 :Bapak tau kenapa bapak diikat?
Pasien : Tidak tau,tidak tau,tolong lepaskan,(sambil mengamuk)
Perawat 1 : Dengarin dulu ya pak,tadi bapak ngamuk-ngamuk,sehingga tangan
bapak luka,menyakitkan diri bapak sendiri,mangkanya tangan bapak diikat dulu,nanti kalau
bapak udah tenang,ikatannya dilepasin lagi yaa pak
Perawat 2 : (melakukan pemeriksaan ttv)

Anda mungkin juga menyukai