Anda di halaman 1dari 83

RANCANG BANGUN RANGKAIAN BUKA TUTUP

PAGAR DENGAN MOTOR DC MENGGUNAKAN


KONTROL RELAY DAN REMOTE
Diajukan untuk melengkapi syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Disusun oleh

Nama : Fajar Eko Priyadi

Nim : 191571130

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
BEKASI

2023
LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN SKRIPSI

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Fajar Eko Priyadi

Nim : 191571130

Progam Studi : Teknik Elektro

Judul Skripsi : Rancang Bangun Rangkaian Buka Tutup Pagar dengan

Motor DC Menggunakan Kontrol Relay dan Remote

Perguruan tinggi : Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa

Dengan ini menyatakan bahwa materi dari skripsi ini adalah hasil karya sendiri
bukan merupakan duplikasi baik sebagian ataupun seluruhnya dari hasil karya
orang lain, kecuali bagian-bagian yang telah disebutkan sumbernya. Pernyataan ini
saya buat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberi
keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas akhir yang
telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya siap
menanggung segala akibat yang timbul jika pernyataan saya tidak benar

Bekasi, 16 September 2023

Yang membuat pernyataan

Fajar Eko Priyadi

Nim. 191571130

ii
BERITA ACARA PERSETUJUAN
Telah selesai diberikan Bimbingan dalam Penulisan Skripsi sehingga Naskah
Skripsi ini telah memenuhi syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan dalam
ujian skripsi, oleh:

Nama : FAJAR EKO PRIYADI

NIM : 191571130

Progam Studi : Teknik Elektro

Judul skripsi : Rancang Bangun Rangkaian Buka Tutup Pagar

Dengan Motor DC Menggunakan Kontrol Relay


dan Remote

Bekasi, 16 September 2023

Pembimbing I

Ir.Sudirman, M.Kom.

DISETUJUI OLEH:
KETUA PROGRAM STUDI

Ir.Sudirman, M.Kom.
KETUA STTDB

(Dedi Wirasasmita, ST., M.M., M.Kom)

iii
BERITA ACARA PENGESAHAN PENGUJIAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Ujian Skripsi Sekolah
Tinggi Teknologi Duta Bangsa, Program Studi Teknik Elektro oleh:

Nama : FAJAR EKO PRIYADI

NIM : 191571130

Progam Studi : Teknik Elektro


Pak bambang
Pada hari, Tgl : Sabtu, 23 September 2024

Pukul : 15.40 – 16.40 wib

TIM PENGUJI
PENGUJI I : Dr. Ir. Bambang Mulyo Raharjo, M.Si (……………..)
PENGUJI II : Ir. Mochammad Mulia M.T. (……………..)
PENGUJI III : Ir.Sudirman, M.Kom (……………..)
PENGUJI IV : Bonanza Yoma Pratama S.ST.,M.T. (……………..)

PANITIA PENGUJI

KETUA SEKRETARIS

.
(Ir. Mochammad Mulia M.T.) (Dr. W. Wahyu Hidayat, S.E., M.M)

iv
SURAT PENGAJUAN MENGIKUTI PENULISAN
SKRIPSI

Yang bertanda tanggan dibawah ini:


Nama : Fajar Eko Priyadi
Nim : 191571130
Program Studi : Teknik Elektro
Dengan ini saya mengajukan permohonan untuk dapat mengikuti penulisan
skripsi
Periode Semester : 8 (Delapan)
Tahun Akademik : 2022 / 2023
Judul Skripsi : Rancang Bangun Rangkaian Buka Tutup Pagar
dengan Motor DC Menggunakan Kontrol Relay
dan Remote.
Dosen pembimbing : Ir. Sudirman, M.Kom.
Bersama ini pula saya sampaikan skripsi sebagai bahan pertimbangan.
Demikan permohonan ini saya sampaikan dan bersedia mengikuti peraturan
yang berlaku.
Disetujui Oleh,
Ketua Program Studi Pemohon

Ir.Sudirman, M.Kom. Fajar Eko Priyadi


Mengetahui,
Puket I Bid. Akademik Ketua STTDB

Ir. Mochammad Mulia, M.T. Dedi Wirasasmita, ST., M.M., M.Kom

v
ABSTRAK

Fajar eko priyadi. 191571130


RANCANG BANGUN RANGKAIAN BUKA TUTUP PAGAR DENGAN
MOTOR DC MENGGUNAKAN KONTROL RELAY DAN REMOTE

Setiap rumah pasti memiliki suatu Pagar rumah yang berfungsi sebagai pembatas
dengan jalan, selain itu sudah banyak kita temui di setiap pagar rumah untuk
keamanan kendaraan pribadi maupun keamanan kondisi rumah. Umumnya untuk
membuka Pagar dan Menutup pagar harus dilakukan manual oleh Manusia. Hal ini
sering mengakibatkan tidak nyaman dan tidak Efisien pengguna Pagar, baik orang
yang berada di dalam rumah, maupun yang mengendarai mobil yang hendak masuk
ke dalam rumah, maka sistem ini dirancang dan dibangun sebuah Pengontrolan
pintu pagar menggunakan Rangkaian Kontrol Relay dan Remote yang dapat
meringankan beban pengguna Pagar.
Rangkaian ini dibuat dengan input manual dengan cara menekan tombol buka
dan tutup pada panel box dan menggunakan Remote yang berbasis sebagai
pengendali pintu pagar rumah dengan jarak ± 5Meter dan modul RF 433MHz
berfungsi sebagai sistem operasi ketika pagar diberi perintah membuka atau
menutup.
Dari hasil uji coba yang dilakukan, dengan menggunakan Rangkaian Kontrol
Relay sebagai penggerak Motor DC untuk membuka dan menutup pagar.
Rangkaian kendali dengan relay, digunakan untuk Membalik Polaritas sumber
untuk mengatur putaran Motor DC. Jarak jangkau Remote untuk buka tutup pintu
sekitar 5 meter.

Kata kunci: Kontrol Relay, Remote RF433Mhz, Motor DC.

vi
ABSTRACK

Fajar eko priyadi. 191571130

DESIGN AND CONSTRUCTION OF FENCE OPENING AND CLOSING


CIRCUIT WITH DC MOTOR USING RELAY AND REMOTE CONTROL

Every house must have a house fence which functions as a barrier to the
road, apart from that we have found many house fences for the security of private
vehicles and the security of the condition of the house. Generally, opening and
closing the fence must be done manually by humans. This often results in discomfort
and inefficiency for fence users, both people who are in the house, or those driving
cars that want to enter the house, so this system was designed and built to control
the gate using a relay and remote control circuit which can alleviate Fence user
load.

This circuit is made with manual input by pressing the open and close
buttons on the box panel and using a remote which is based on controlling the house
gate with a distance of ± 5 meters and the 433MHz RF module functions as an
operating system when the fence is given the command to open or close.

From the results of the trials carried out, using a Relay Control Circuit as
a DC Motor driver to open and close the fence. Control circuit with relay, used to
reverse the polarity of the source to regulate the rotation of the DC motor. Remote
range to open and close the door is around 5 meters.

Keywords: Relay Control, RF433Mhz Remote, DC Motor.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas berkat, Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, Penyusunan Laporan Tugas
Akhir/Skripsi ini. Penulisan tugas akhir/Skripsi ini yang Berjudul “Rancang
Bangun Rangkaian Buka Tutup Pagar Rumah dengan Motor DC Menggunakan
Kontrol Relay dan Remote” dengan sub-judul “Rangkaian Kendali Menggunakan
Kontrol Relay dan Remote” dapat saya selesaikan dengan baik. Penulis menyadari
bahwa pada proses penulisan laporan ini banyak mengalami masalah/kendala,
namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari
Allah SWT sehingga masalah-masalah dan kendala-kendala yang saya dihadapi
tersebut dapat teratasi. Pada kesempatan ini saya sebagai penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak - banyaknya terutama kepada:

1. Dedi Wirasasmita, S.T., M.M., M.Kom Selaku Ketua Sekolah Tinggi


Teknologi Duta Bangsa.
2. Ir. Mochammad Mulia, M.T. Selaku Puket I Bidang Akademik Sekolah
Tinggi Teknologi Duta Bangsa.
3. Yulia Widhianti, S.T., M.T. Selaku Puket II Bidang Keuangan Sekolah
Tinggi Teknologi Duta Bangsa.
4. Dr. Sigit Panca Priyana, S.T., M.T. Selaku Puket III Bidang
Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa.
5. Ir. Sudirman, M.Kom. Selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro di Sekolah
Tinggi Teknologi Duta Bangsa.
6. Seluruh Staff dan Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa
7. Ir. Sudirman, M.Kom. Selaku pembimbing Skripsi.
8. Rekan-rekan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa.

viii
Besar harapan penulis semoga tugas akhir ini nantinya dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi
Teknologi Duta Bangsa umumnya, penulis dengan senang hati mengharapkan segala
saran dan masukan yang positif untuk kesempurnaan laporan ini, karena penulis
menyadari akan kekurangan dan keterbatasan ilmu penulis yang dimiliki. Sebaik-
baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat untuk itu, penulis berharap tugas akhir ini
dapat bermanfaat bagi kemajuan masyarakat, terutama dalam bidang Teknik Elektro.

Terimakasih.

Bekasi, 15 Juni 2023

Fajar Eko Priyadi

191571130

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN SKRIPSI ..................................................... ii


BERITA ACARA PERSETUJUAN ............................................................................... iii
BERITA ACARA PENGESAHAN PENGUJIAN ........................................................ iv
SURAT PENGAJUAN MENGIKUTI PENULISAN SKRIPSI ................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................................ vi
ABSTRACK .................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................... 2
1.4 Tujuan ................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat ................................................................................................................. 2
1.6 Metode Penelitian.................................................................................................. 3
1.7 Sistematika Penulisan............................................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 5
2.1 Motor listrik .......................................................................................................... 5
2.1.1 Prinsip dasar motor listrik ............................................................................ 5
2.1.2 Bagian utama motor listrik ........................................................................... 5
2.1.3 Jenis Motor Listrik ....................................................................................... 6
2.1.4 Aplikasi Motor Listrik ................................................................................. 6
2.1.5 Keuntungan Motor Listrik ........................................................................... 7
2.2 Motor DC .............................................................................................................. 7
2.2.1 Prinisip Kerja Motor DC .............................................................................. 7
2.2.2 Jenis Motor DC ............................................................................................ 8
2.2.3 Keunggulan Motor DC................................................................................. 9
2.2.4 Aplikasi Motor DC dan Pengendali Motor DC.......................................... 10

x
2.2.4 Simbol Motor DC....................................................................................... 10
2.2.5 Kerja Motor DC ......................................................................................... 11
2.2.6 Bagian utama Atau Komponen Motor DC................................................. 13
2.2.7 Kelebihan Motor DC .................................................................................. 14
2.2.8 Jenis – Jenis Motor DC .............................................................................. 15
2.2.9 Aplikasi Motor DC..................................................................................... 17
2.3 Relay.................................................................................................................... 20
2.3.1 Prinsip Dasar Kerja Relay .......................................................................... 20
2.3.2 Cara Kerja Relay ........................................................................................ 21
2.4 Sensor Proximitty ................................................................................................ 23
2.4.1 Jenis Proximitty sensor............................................................................... 24
2.4.2 Cara kerja sensor Proximitty Induktif ........................................................ 28
2.5 Push Botton ......................................................................................................... 29
2.6 PowerSupply........................................................................................................ 31
2.7 Modul RF 433MHz ............................................................................................. 40
2.7.1 Frekuensi 433 Mhz..................................................................................... 40
2.7.2 Jangkauan Komunikasi .............................................................................. 41
2.7.3 Cara kerja RF 433MHz .............................................................................. 43
2.8 IC HT 12D........................................................................................................... 45
2.9 IC HT 12E ........................................................................................................... 47
BAB III METODE PERANCANGAN DAN PENELITIAN ...................................... 49
3.1 Metode Perancangan ........................................................................................... 49
3.2 Rangkaian kontrol relay ...................................................................................... 51
3.3 Rangkaian Kontrol Remote ................................................................................. 52
3.3 RANGKAIAN DAYA MOTOR DC .................................................................. 54
BAB IV UJI COBA ALAT ............................................................................................. 55
4.1 Tegangan kerja .................................................................................................... 55
4.2 Pengujian rangkaian kontrol relay ...................................................................... 56
4.3 Pengujian rangkaian kontrol remote.................................................................... 57
4.4 Keseluruhan alat .................................................................................................. 61
BAB V PENUTUP........................................................................................................... 65
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 65

xi
5.2 Saran.................................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 66

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar halaman


Gambar 2.1 Klarifikasi Jenis Motor Listrik ……………….………….….. 6

Gambar 2.2 Persamaan Kecepatan Putaran Motor DC (N) …………...….. 8

Gambar 2.3 Simbol Motor DC ……………………………………….….. 10

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Motor DC ……………………………….…….11

Gambar 2.5 Bagian – Bagian Motor DC ………………………………... 14

Gambar 2.6 Karakteristik Motor DC shunt ……………………………... 15

Gambar 2.7 Karakteristik Motor DC Seri ………………………………. 16

Gambar 2.8 Karakteristik Motor DC Kompon ……………………….…. 17

Gambar 2.9 Bentuk Relay dan Simbol …………………………….……. 20

Gambar 2.10 Cara Kerja Relay …………………………………….…..... 23

Gambar 2.11 Sensor Proximitty Induktif …………………………...……. 28

Gambar 2.12 Pusbotton ………………………………………….………. 30

Gambar 2.13 Powersupply ……………………………………….……… 32

Gambar 2.14 Rangkaian Penyearah ……………………………………… 33

Gambar 2.15 Prinsip Kerja Powersupply Setengah Gelombang ……….... 33

Gambar 2.16 Rangkaian Penyearah Setengah gelombang ………………. 34

Gambar 2.17 Gelombang Input …………………………………………... 34

Gambar 2.18 Keluaran pada Penyearah Setengah Gelombang …………... 35

Gambar 2.19 Penyearah Setengah Gelombang dengan filter …………….. 35

xii
Gambar 2.20 Gelombang Ripple …………………………………………. 36

Gambar 2.21 Penyearah Gelombang Penuh 2 dioda ……………………... 36

Gambar 2.22 Aliran arus Pada Dioda 1 …………………………………... 37

Gambar 2.23 Aliran Arus Pada Dioda 2 ………………………………….. 37

Gambar 2.24 Keluaran Penyearah Gelombang Penuh 2 dioda …….……… 38

Gambar 2.25 Penyearah Gelombang Penuh dengan Dioda Bridge .………. 38

Gambar 2.26 Arus gelombang penuh Dioda Bridge ……………………… 39

Gambar 2.27 Keluaran pada Dioda Bridge ..……………………………….. 39

Gambar 2.28 Transmitter ...………………………………………………... 41

Gambar 2.29 Receiver ...…………………………………………………… 42

Gambar 2.30 Cara Kerja RF 433MHz …………………………………….. 43

Gambar 2.31 Receiver HT 12D .………………………………………….. 46

Gambar 2.32 Deskripsi Pin HT 12D ……………………………………… 46

Gambar 2.33 Transmitter Circuit ……………………………..…………... 47

Gambar 2.34 Deskripsi Pin HT 12E ……………………………………… 48

Gambar 3.1 Blok Diagram Alat …………………………………………... 49

Gambar 3.2 Rangkaian Kontrol Manual dan Remote ………………...…... 51

Gambar 3.3 Rangkaian Pemancar HT 12E ………………………...……... 53

Gambar 3.4 Rangkaian Penerima HT 12D ……………………………….. 53

Gambar 3.5 Rangkaian Daya Motor DC …………………………………. 54

Gambar 4.1 Tegangan Tanpa Beban .…………………………………….. 55

Gambar 4.2 Tengangan dengan Beban …………………………………... 55

Gambar 4.3 Durasi pada saat motor membuka dan menutup pagar ……... 56

Gambar 4.4 Rangkaian Kontrol Relay …………………………...….…… 57

Gambar 4.5 Rangkaian Pemancar HT 12E …………………………….…. 58

xiii
Gambar 4.6 Remote Pemancar ………………………………………….… 58

Gambar 4.7 Rangkaian Penerima HT 12D …………………………….….. 59

Gambar 4.8 Rangkaian Relay Driver …………………………………….... 59

Gambar 4.9 Rangkaian Driver Penerima ……………………………….…. 60

Gambar 4.10 Keseluruhan Alat ……………………………………….…… 60

Gambar 4.11 Tampak Depan Pagar Terbuka ……………………….....…... 61

Gambar 4.12 Tampak Belakang Pagar Terbuka ………………………...… 61

Gambar 4.13 Proximity Batas Atas Aktif ……………………………..…... 62

Gambar 4.14 Tampak Depan Pagar Tertutup ………………………..……. 62

Gambar 4.15 Tampak Belakang Pagar Tertutup …………………….……. 63

Gambar 4.16 Proximity Batas Bawah Aktif ………………………...……. 63

Gambar 4.17 Kontrol Box Relay …………………………………………. 63

Gambar 4.18 Rangkaian Remote Penerima ………………………………. 64

Gambar 4.19 Remote Pemancar ………………………………………….. 64

xiv
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman


Table 3.1 Tabel Kebenearan Pada Rangkaian Kontrol Motor DC ..……… 54

Tabel 4.1 Tabel Kebenaran dari Rangkaian Pemancar ..………………….. 57

Tabel 4.2 Tabel Kebenaran dari Rangkaian Penerima ..…………………... 59

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pagar merupakan bagian keamanan terdepan dalan menjaga suatu bangunan.
Pagar konvensional memerlukan tenaga manusia untuk dapat membuka dan
metutupnya secara manual sehingga tidak efisien. Permasalahan ini dapat diatasi
dengan sistem otomatis menggunakan rangkaian forward – reserve, dengan
menggunakan Motor DC yang bertujuan untuk mendesain pagar yang memiliki
lahan yang terbatas.

Motor DC merupakan jenis Motor yang sering digunakan masyrakat. Selain


perawatannya yang mudah, Motor ini banyak dipilih masyarakat karena
memiliki beberapa kontruksi yang sederhana dan harganya yang terjangkau.
Karena konstruksi yang sederhana ini Motor DC ini dapat dikontrol arah
putaranya dengan melakukan setingan pada input catu daya pada Motor DC
sehingga dapat berputar sesuai perintah. Secara kecepatan Motor DC dapat
diatur dengan mengatur pada teganganinputnya. Dengan berkembangnya
elektronika daya pengaturan tegangan masukan pada Motor DC dapat
menggunakan alat elektronika daya. Rancang bangun rangkaian buka tutup
pagar dengan rangkaian Relay mengunakan Motor DC ini dibuat untuk suatu
bangunan rumah yang memiliki luas bangun yang terbatas.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut, rumusan masalahnya ialah “Pengendalian Motor
DC menggunakan Kontrol Relay dan Remote”

1
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah:

1. Pembahasan Motor DC
2. Rangkaian Kontrol Motor DC
3. Motor DC, sebagai penggerak yang dikendali menggunakan relay dan
remote.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan tugas akhir ini adalah:

1. Merancang Rangkaian Kontrol Motor DC dengan Relay.


2. Penerapan Motor DC, sebagai pengatur buka-tutup Pagar.
3. Menghubungkan Rangkaian Kontrol dengan Remote RF 433MHz.

1.5 Manfaat
Dengan ini diharapkan akan didapat manfaat sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis program studi (Prodi) Teknik
Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa Bekasi.
2. Dapat mengenal jauh realita ilmuyang di pelajari di perkuliahan dan dapat
mengaplikasikan dalam dunia kerja.
3. Dapat mengembangkan kemampuan diri dalam berkreasi serta
meningkatkan keterampilan pada diri dalam lingkungan yang sesuai
dengan disiplin dan ilmu yang dimiliki.
4. Dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri dalam lingkungan kerja.
5. Membentuk pribadi yang mandiri dalam aktifitas di dunia industri.
6. Mengetahui dan melihat langsung serta mengaplikasikan secara langsung
teknologi dalam perindustrian.
7. Menyajikan hasil-hasil yang diperoleh dalam bentuk laporan
menggunakan data tersebut untuk dikembangkan.

2
1.6 Metode Penelitian

Untuk mencapai tujuan kegiatan penelitian, maka penulis dalam melakukan


kegiatan ini menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Metode observasi

Metode observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan


tanyajawab dengan pihak terkait yang berhubungan langsung dengan
kegiatan ini.

2. Studi keperpustakaan

Studi keperpustakaan dilakukan dengan cara pengumpulan data-data


berupa buku, jurnal serta data yang digunakan sebagai referensi dalam
pembuatan alat dan penyampaian informasi dalam penyusunan tulisan.

3. Konsultasi

Yaitu melakukan komunikasi dengan dosen pembimbing dalam


melakukan pembuatan alat yang dihasilkan dapat berfungsi secara
maksimum.

4. Perancangan

Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing mulai membuat


perancangan alat diagram, pengumpulan bahan dan merakitnya hingga
menjadi suatu alat.

5. Uji Coba

Setelah alat sudah jadi dalam satu rangkaian maka dilakukan uji coba
apakah alat ini bekerja dan berfungsi dengan semestinya sehingga
diketahui keefektifan fungsi dari alat tersebut.

3
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan dalam prakek kerja lapangan ini, maka laporan di susun
menjadi 5 bab dengan sistematik yaitu:

1. BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi yang dibuat.

2. BAB II LANDASAN TEORI


Menjelaskan teori dasar yang berisi tentang konsep yang di jadikan
landasan dan mendukung perencanaan serta pembuatan alat yang di buat.
3. BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang metode penelitian dan realisasi pada rangkaian.

4. BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBUATAN


Berisi tentang cara kerja dan fungsi serta kegunaan alat ini untuk
digunakan pada masyarakat yang menggunakannya.
5. BAB V PENUTUP
Kesimpulan alat dari tugas akhir / skripsi ini dan saran untuk
pengembangan selanjutnya alat tersebut.

4
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Motor listrik
Motor listrik adalah sebuah perangkat elektrikal yang mengubah Energi Listrik
menjadi Gerakan Mekanis. Motor ini sangat umum digunakan dalam berbagai
aplikasi sehari-hari, mulai dari peralatan rumah tangga seperti kipas angin dan
mesin cuci hingga mesin industri yang lebih besar seperti penggerak pabrik dan
kendaraan listrik. Berikut adalah beberapa konsep dasar tentang motor listrik.

2.1.1 Prinsip dasar motor listrik


Motor listrik bekerja berdasarkan Prinsip Elektromagnetisme, dimana Medan
magnet dihasilkan oleh arus listrik. Ketika Medan magnet ini berinteaksi dengan
Medan magnet lainnya, menghasilkan gaya yang mendorong Rotor (bagian
berputar motor) untuk bergerak.

2.1.2 Bagian utama motor listrik


Dibawah ini adalah bagian bagian utama pada Motor Lisrik.

a. Stator
Bagian tetap dari motor yang menghasilkan Medan magnet yang diam.
Biasanya, Stator berisi gulungan kawat tembaga yang ditempatkan dalam
laminasi besi untuk meningkatkan efisiensi.
b. Rotor
Bagian yang berputar di dalam Medan magnet Stator. Rotor juga memiliki
gulungan kawat tembaga atau bahan konduktif lainnya. Ketika arus listrik
mengalir melalui Rotor, menyebabkan Rotor berputar.
c. Kutub dan kawat
Motor listrik dapat memiliki berbagai konfigurasi kutub dan kawat yang
berbeda, tergantung pada desain dan aplikasinya. Jumlah kutub dan kawat
dapat mempengaruhi kecepatan, torsi, dan karakteristik kinerja lainnya dari
Motor.

5
d. Komutator (pada Motor DC)
Motor DC (arah arus searah) menggunakan Komutator untuk mengubah
arah aliran listrik melalui Rotor, sehingga memungkinkan Rotor terus
berputar. Motor AC (arah arus bolak-balik) tidak memerlukan Komutator.

2.1.3 Jenis Motor Listrik


Di bawah ini adalah bagan mengenai macam – macam motor listrik berdasarkan
pasokan input, konstruksi, dan mekanisme operasi yang terangkum dalam
klasifikasi motor listrik.

a. Motor DC
Motor ini menggunakan Arus searah (DC) untuk menggerakkan Rotor.
Mereka umumnya digunakan pada perangkat seperti penggerak pita
transportasi, kipas angin tangan, dan sebagainya.
b. Motor AC
Motor ini menggunakan arus bolak-balik (AC) dan merupakan jenis yang
paling umum digunakan dalam aplikasi industri dan perumahan. Contoh
motor AC termasuk Motor Induksi tiga fase dan Motor satu fase.

Gambar 2.1 Klarifikasi Jenis Motor Listrik

(Sumber: I Nyoman Bagia dan I Made Parsa, 2018 CV.Rasi Terbit)

2.1.4 Aplikasi Motor Listrik


Motor listrik digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk peralatan rumah
tangga, kendaraan listrik, peralatan industri, pompa air, kipas angin, mesin
penggerak kapal, dan banyak lagi.

6
2.1.5 Keuntungan Motor Listrik
Motor listrik sering lebih Efisien dan ramah lingkungan dibandingkan dengan
mesin berbahan bakar fosil karena mereka tidak menghasilkan emisi gas rumah
kaca. Selain itu, mereka sering memerlukan perawatan yang lebih sedikit dan
memiliki umur pakai yang lebih panjang.

2.2 Motor DC
Motor DC (Direct Current), atau Motor Arus searah, adalah jenis Motor listrik
yang menggunakan Arus listrik searah (DC) sebagai sumber daya utama untuk
menghasilkan gerakan Mekanis. Motor DC dikenal karena keandalan, Kontrol yang
baik, dan berbagai aplikasi yang luas. Motor DC bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik Faraday, di mana Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik
menghasilkan gaya pada kawat konduktor, yang kemudian menggerakkan Rotor
untuk melakukan pekerjaan Mekanik. Di bawah ini adalah penjelasan lengkap
tentang motor DC:

2.2.1 Prinisip Kerja Motor DC


Motor DC beroperasi berdasarkan prinsip elektromagnetisme, di mana Medan
magnet yang dihasilkan oleh arus listrik menghasilkan gerakan Mekanis. Motor DC
memiliki dua komponen utama: Stator (bagian tetap) dan Rotor (bagian berputar).

a. Stator
Bagian Stator Motor DC biasanya terdiri dari sebuah magnet permanen
atau kumparan gulungan kawat tembaga yang dihubungkan ke sumber daya
DC. Stator menciptakan Medan magnet yang tetap.
b. Rotor
Bagian Rotor berisi kumparan gulungan kawat tembaga yang berputar di
dalam Medan magnet stator. Ketika arus listrik mengalir melalui Rotor, itu
menciptakan Medan magnet sendiri yang berinteraksi dengan Medan Stator,
menyebabkan Rotor berputar.

7
a. Ketika sumber listrik diterapkan pada Stator dan Rotor, Arus listrik
mengalir melalui Kumparan Stator, menciptakan medan magnet yang
tetap.
b. Arus listrik juga mengalir melalui Kumparan Rotor, menciptakan
Medan magnet pada Rotor.
c. Karena Medan magnet pada Stator tetap dan Medan magnet pada Rotor
berputar (karena Komutator), terjadi gaya tarik yang menyebabkan
Rotor berputar.
d. Gaya ini menghasilkan gerakan Mekanik pada Rotor, yang dapat
digunakan untuk menggerakkan berbagai jenis peralatan atau mesin,
seperti Kipas angin, Pompa, atau bahkan Mobil listrik.

Kecepatan Putar Motor DC (N) dirumuskan dengan Persamaan berikut.

Gambar 2.2 Persamaan Kecepatan Putaran Motor DC (N)


(Sumber: www.fahmizaleeits.wordpress.com)

2.2.2 Jenis Motor DC


Jenis Motor DC yakni ada 3 macam yaitu:

a. Motor DC Seri
Motor DC seri memiliki gulungan Stator dan Rotor yang dihubungkan
secara Seri. Mereka memiliki torsi awal yang tinggi dan kecepatan yang
dapat bervariasi tergantung pada beban. Motor ini cocok untuk aplikasi yang

8
memerlukan torsi tinggi pada kecepatan rendah, seperti traksi pada
kendaraan rel dan truk angkut barang.

b. Motor DC Shunt
Motor DC shunt memiliki gulungan Stator dan Rotor yang dihubungkan
secara paralel. Mereka memiliki karakteristik kecepatan yang lebih stabil dan
dapat digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan perumahan.

c. Motor DC Komponen Campuran (coumpond)


Motor DC campuran menggabungkan sifat Motor Seri dan Shunt,
menghasilkan kombinasi torsi awal yang tinggi dan kecepatan yang relatif
stabil. Motor ini digunakan dalam aplikasi yang memerlukan kinerja yang
seimbang.

2.2.3 Keunggulan Motor DC


Berikut ini adalah keunggulan dari Motor DC.

1. Kontrol Presisi:
Motor DC memungkinkan kontrol yang sangat baik terhadap kecepatan
dan torsi. Mereka dapat merespons dengan cepat terhadap perubahan beban
atau perintah kontrol.

2. Torsi Awal Tinggi


Motor DC mampu memberikan torsi awal yang tinggi, menjadikannya
ideal untuk aplikasi yang memerlukan akselerasi cepat atau mengatasi
hambatan awal yang tinggi.

3. Reversibilitas
Mudah untuk mengubah arah putaran Rotor Motor DC dengan mengubah
Polaritas arus listrik yang diberikan ke gulungan Rotor.

9
2.2.4 Aplikasi Motor DC dan Pengendali Motor DC
Motor DC telah digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi, termasuk
peralatan rumah tangga seperti kipas angin dan mesin cuci, mesin industri, pompa
air, peralatan medis, peralatan otomatisasi, dan bahkan kendaraan listrik di masa
lalu. Motor DC dapat dikendalikan dengan mengubah tegangan yang diberikan ke
stator atau dengan menggunakan perangkat pengendali elektronik seperti
pengontrol PWM (Pulse Width Modulation) untuk mengatur kecepatan dan arah
putaran rotor. Meskipun motor DC memiliki keunggulan dalam beberapa aplikasi,
Motor DC semakin tergantikan oleh Motor AC dan Motor BLDC (Brushless DC)
yang lebih efisien dalam banyak kasus. Namun, mereka masih memiliki peran
penting dalam beberapa aplikasi yang membutuhkan kontrol presisi dan torsi awal
tinggi.

2.2.4 Simbol Motor DC


Simbol Motor DC digunakan dalam diagram Rangkaian elektrikal untuk
merepresentasikan Motor Arus searah (DC). Dibawah ialah suatu Simbol Motor
DC yang umum digunakan dalam diagram:

Gambar 2.3 Simbol Motor DC


(Sumber: www.thecityfoundry.com)

Penjelasan simbol Motor DC:


a. Garis yang lurus dengan panah mengindikasikan Rotor Motor, yang
berputar ketika Motor beroperasi.
b. Garis lengkung yang mengelilingi Rotor adalah Medan magnet Stator, yang
biasanya adalah magnet permanen dalam Motor DC.

10
c. Panah menunjukkan arah aliran arus listrik melalui Motor, dari positif ke
negatif (anoda ke katoda) pada terminal Motor.
Simbol motor DC ini digunakan dalam diagram rangkaian elektrikal untuk
mempermudah pemahaman dan representasi visual motor DC dalam berbagai
aplikasi elektrik dan elektronik.

2.2.5 Kerja Motor DC

Gambar 2.4 Prinsip Kerja Motor DC


(Sumber: www.thecityfoundry.com)

Kumparan ABCD berada dalam Medan magnet seragam dengan sisi positif AD
dan CB searah dengan fluks magnet. Sedangkan sisi AB dan DC tetap berada
ditengah tengah, sehingga jika sisi AD dan CB berputar karena gaya Lorentz, maka
kumparan ABCD akan berputar.
Hasil gaya dikalikan jarak pada suatu titik disebut momen, permukaan positif
AD dan CB akan berputar pada porosnya karena pengaruh Torsi (T). Masing-
masing isi belitan aktif AD dan CB pada gambar di atas akan mengalami momen
putar Torsi (T):

T=F.r
Dimana:
T = Torsi (Nm)
F = Gaya Dorong (newton)
r = Jarak sisi kumparan ke sumbu putar (meter)

11
Pada daerah di bawah kutub magnet, besarnya torsi masih disebabkan oleh
besarnya gaya Lorentz. Artinya posisi garis netral di kedua sisi kumparan akan
berhenti berputar. Agar motor tetap beroperasi normal, perlu menambah jumlah
belitan yang digunakan. Kumparan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
torsi pada masing-masing sisi kumparan saling menopang dan menghasilkan
putaran yang baik. Karena alasan teknis, gulungan dililitkan pada alat yang disebut
jangkar sehingga belitan gulungan disebut belitan jangkar.
Hubungan antara kecepatan, fluks dan tegangan dinyatakan dalam persamaan
berikut:
Gaya Elektromagnetik (E)

E = K ΦN
Torsi (T)

T = K Φ Iɑ

Kecepatan Motor Tanpabeban (Ntanpa beban (rpm))

Ntanpa beban (rpm) = T x (NMax /km)


Kecepatan Motor dengan beban Nbeban (rpm)

NMax – Ntanpa beban (rpm) = Nbeban (rpm)


Arus:

I(a) = T x Km/a

Daya Masukan:
T x Nbeban x Konfersi faktor antara T dan N = Daya masukan (Win)
Daya keluaran:
V x A = Daya Keluaran (Wout)
Efisiensi:
Efisiensi (%) = Wout / Win

12
Dimana:
E = Gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = Flux Medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = Kecepatan dalam RPM (Putaran per menit)
T = Torque electromagnetik (g/cm)
I a = Arus dinamo (A)
K = Konstanta persamaan
V = Tegangan (Volt)
Wout = Daya Keluaran (Watt)
Win = Daya Masukan (Watt)

2.2.6 Bagian utama Atau Komponen Motor DC


Motor DC mempunyai 3 bagian atau bagian utama berputar sebagai berikut.

a. Kutub medan, Motor DC sederhana mempunyai dua kutub magnet:


Kutub Utara dan Kutub Selatan. Garis energi magnet membentang
melintasi ruang terbuka antar Kutub dari Utara ke Selatan. Untuk motor
yang lebih besar atau lebih kompleks, terdapat satu atau lebih
elektromagnet.

b. Kumparan/gulungan Motor DC. Jika arus masuk ke kumparan/ gulungan


Motor DC, arus tersebut menjadi elektromagnet. Kumparan silinder Motor
DC dihubungkan dengan poros penggerak untuk menggerakkan beban.
Pada kasus Motor DC kecil, kumparan Motor DC berputar pada Medan
magnet yang dibentuk oleh kutub-kutubnya, hingga kutub utara dan selatan
magnet berubah posisi. Jika hal ini terjadi maka arus berbalik arah sehingga
mengubah kutub utara dan selatan belitan motor DC.

13
c. Komutator/ saklar Motor DC. Komponen ini banyak terdapat pada Motor
DC. Kegunaannya adalah untuk membalikkan arah arus pada belitan Motor
DC dan juga untuk memudahkan transmisi arus antara belitan Motor DC
dengan sumber listrik.

Gambar 2.5 Bagian-bagian Motor DC


(Sumber: www.engineeringofficer.wordpress.com)

2.2.7 Kelebihan Motor DC


Keuntungan utama Motor DC adalah dapat mengontrol kecepatan Motor DC,
tanpa mempengaruhi kualitas daya. Motor ini dapat dikontrol dengan pengaturan:

a. Tegangan belitan Motor DC: Menaikkan tegangan belitan Motor DC


meningkatkan kecepatan.
b. Arus Medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan
kecepatan.

Motor DC tersedia dalam berbagai ukuran, namun penggunaannya biasanya


terbatas pada aplikasi kecepatan rendah, daya rendah hingga menengah seperti
peralatan mesin dan rolling mill karena masalah sering muncul saat mengubah arah
Motor. Selain itu, penggunaan Motor dilarang di area yang bersih dan tidak
berbahaya karena risiko percikan api pada sikat.

14
2.2.8 Jenis – Jenis Motor DC
Berikut adalah jenis jenis Motor DC.
1. Motor DC Sumber Daya Terpisah/ Separately Excited
Jika arus medan di supply oleh sumber terpisah maka, disebut Motor DC
tereksitasi terpisah.

2. Motor DC Sumber Daya Sendiri/ Self Excited: Motor Shunt


Pada Motor shunt, kumparan Medan (Medan magnet shunt) dihubungkan
secara paralel dengan belitan motor DC (A) seperti terlihat pada gambar di
bawah ini. Arus total pada lintasan merupakan jumlah arus Medan dan arus
belitan Motor DC.

Gambar 2.6 Karakteristik Motor DC Shunt


(Sumber: www.blog.unnes.ac.id)

Masalah-masalah berikut ini berkaitan dengan kecepatan motor shunt (E.T.E.,


1997):

a. Kecepatannya hampir konstan terlepas dari bebannya (hingga torsi tertentu


setelah perlambatan), lihat gambar diatas dan oleh karena itu cocok untuk
pengaplikasian komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.

15
b. Kecepatan dapat dikontrol dengan menambahkan tahanan/resistansi secara
seri dengan belitan motor DC (pengurangan kecepatan) atau dengan
menambahkan tahanan/resitansi kedalam arus Medan (menambahkan
kecepatan).

3. Motor Seri
Pada motor seri, belitan Medan (Medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
belitan Motor DC (A), seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Arus Medan
sama dengan arus belitan Motor DC. Berikut ini mengenai kecepatan Motor Seri.
a. Kecepatan terbatas di 5000 RPM
b. Menjalankan Motor secara seri tanpa beban sebaiknya dihindari karena
Motor akan berakselerasi secara tidak terkendali.
Motor seri cocok untuk aplikasi yang memerlukan torsi awal yang tinggi, seperti
derek dan peralatan pengangkat, seperti yang ditunjukan dapa gambar dibawah
ini.

Gambar 2.7 Karakteristik Motor DC Seri


(Sumber: www.blog.unnes.ac.id)

4. Motor DC Kompon/Gabungan
Motor kompon DC merupakan gabungan Motor Seri dan Motor paralel. Pada
Motor majemuk, belitan Medan (Medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri
dengan belitan Motor DC (A) seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Oleh karena
itu, Motor hybrid memiliki torsi awal yang baik dan kecepatan yang stabil. Semakin

16
tinggi persentasi kopling (yaitu persentase belitan Medan yang dihubungkan secara
seri), semakin besar pula torsi awal yang dapat ditangani Motor. Contoh,
penggabungan 40-50% menjadikan Motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist
dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok
(myElectrical, 2005).

Gambar 2.8 Karakteristik Motor DC Kompon


(Sumber: www.blog.unnes.ac.id)

2.2.9 Aplikasi Motor DC


Motor DC (Direct Current) memiliki berbagai penggunaan dalam berbagai
aplikasi karena kemampuannya untuk memberikan kontrol presisi terhadap
kecepatan dan torsi. Berikut adalah beberapa contoh pengaplikasian Motor DC:

1. Peralatan Rumah Tangga:


a. Kipas Angin: Motor DC sering digunakan dalam kipas angin untuk
mengatur kecepatan putaran kipas dengan presisi dan mengurangi
tingkat kebisingan.

17
b. Mesin Cuci: Motor DC digunakan dalam mesin cuci untuk
mengendalikan gerakan drum, mengatur putaran, dan memastikan
pergerakan yang efisien selama siklus pencucian.

2. Otomasi Industri:
a. Kendaraan Otomatisasi (AGV): Motor DC digunakan dalam
kendaraan otomatisasi seperti AGV (Automated Guided Vehicles)
untuk menggerakkan roda dan memberikan manuver yang presisi di
dalam pabrik atau gudang.
b. Robot Industri: Motor DC digunakan dalam berbagai jenis robot
industri untuk menggerakkan tangan robot, sendi, dan peralatan
pengangkut.

3. Kendaraan Listrik:
Meskipun kendaraan listrik modern sering menggunakan Motor BLDC
(Brushless DC) atau Motor AC, Motor DC digunakan dalam kendaraan
listrik lama dan beberapa kendaraan listrik ringan untuk menggerakkan roda.

4. Kontrol Kecepatan:
a. Pengontrol Kecepatan: Motor DC sering digunakan dalam aplikasi
yang memerlukan kontrol kecepatan yang presisi, seperti conveyor
belt, mesin pengemasan, dan mesin penggerak industri lainnya.

b. Penggulung dan Pengendali Tunggal: Motor DC dapat digunakan


dalam aplikasi yang memerlukan perubahan kecepatan atau arah
putaran, seperti penggulung kain, pengendali film pada kamera, dan
peralatan yang memerlukan pergerakan linear.

5. Perangkat Medis:

18
Peralatan Medis: Motor DC digunakan dalam peralatan medis seperti
pompa infus, mesin MRI, dan peralatan diagnostik lainnya yang memerlukan
kontrol gerakan yang akurat dan andal.

6. Permainan Elektronik:
Kontrol Permainan: Motor DC digunakan dalam permainan elektronik,
terutama dalam permainan yang memerlukan gerakan fisik, seperti
permainan joystick dan kendali permainan.

7. Pompa dan Pengatur Tekanan:


a. Pompa Air: Motor DC digunakan dalam pompa air untuk pengiriman
air dengan tekanan yang diatur dengan baik, seperti dalam pompa air
sumur dalam dan sistem pengairan.
b. Kontrol Tekanan: Motor DC digunakan dalam sistem kontrol tekanan
untuk mengatur tekanan dalam berbagai aplikasi industri.
c. Penyegelan dan Pemotong: Motor DC sering digunakan dalam
peralatan yang melibatkan penyegelan, seperti mesin pengelasan dan
mesin pemotong, karena kemampuannya untuk memberikan gerakan
yang terkendali.

8. Kendaraan Radio Kontrol (RC):


Mobil RC dan Drone: Motor DC digunakan dalam kendaraan RC, seperti
mobil mainan dan drone, untuk menggerakkan roda atau baling-baling
dengan kontrol presisi.

Motor DC memiliki fleksibilitas yang besar dalam aplikasi berbagai industri


karena kemampuannya untuk dikendalikan dengan baik dan memberikan torsi
awal yang tinggi. Meskipun motor AC dan Motor BLDC semakin populer, Motor

19
DC tetap relevan dalam beberapa situasi di mana Kontrol gerakan yang presisi
sangat penting.

2.3 Relay
Relay adalah perangkat listrik yang digunakan untuk mengendalikan aliran arus
listrik pada sirkuit listrik lainnya. Relay bekerja dengan prinsip elektromagnetisme
dan berfungsi sebagai sakelar otomatis yang dapat membuka atau menutup sirkuit
ketika kondisi tertentu terpenuhi. Relay sangat penting dalam banyak aplikasi yang
memerlukan kontrol sirkuit listrik yang kompleks.

Berikut adalah gambar dan juga simbol dari komponen Relay.

Gambar 2.9 Bentuk Relay dan Simbol


(Sumber: www.thecityfoundry.com)

2.3.1 Prinsip Dasar Kerja Relay


Prinsip dasar kerja Relay adalah menggunakan elektromagnetisme untuk
mengendalikan kontak listrik. Berikut adalah prinsip dasar kerja Relay:

a. Relay terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk koil (gulungan


kawat), kontak, dan perangkat pendukung lainnya seperti pegas dan
kerangka.

20
b. Ketika arus listrik mengalir melalui koil Relay, ini menciptakan Medan
elektromagnetik di sekitar koil.
c. Medan elektromagnetik ini mempengaruhi kontak Relay, mengubah
posisinya. Ada dua jenis kontak utama dalam relay: kontak normal terbuka
(NO) dan kontak normal tertutup (NC).
d. Pada Relay NO, kontak terbuka ketika koil diaktifkan (arus mengalir), dan
pada relay NC, kontak tertutup ketika koil diaktifkan.

2.3.2 Cara Kerja Relay


Cara kerja Relay melibatkan prinsip elektromagnetisme, yang memungkinkan
Relay untuk mengendalikan aliran arus listrik pada sirkuit lain. Berikut adalah
langkah-langkah umum cara kerja Relay:

1. Relay: Relay memiliki koil yang terbuat dari gulungan kawat tembaga yang
ditempatkan di sekitar inti besi atau bahan feromagnetik lainnya. Koil ini
merupakan bagian yang aktif secara elektris dari relay.

2. Aliran Arus: Ketika arus listrik diberikan ke koil Relay, arus ini mengalir
melalui gulungan kawat tembaga dalam koil. Aliran arus ini menciptakan
Medan magnet di sekitar koil berdasarkan hukum elektromagnetisme.

3. Interaksi Medan Magnet: Medan magnet yang dihasilkan oleh koil relay ini
mempengaruhi komponen internal Relay lainnya, seperti kontak atau reed
switch (pada Relay reed). Pengaruh Medan magnet ini membuat kontak
relay berubah posisi.

a. Jika Relay memiliki kontak normal terbuka (NO), maka Medan


magnet menarik kontak tersebut, menyebabkan kontak yang
sebelumnya terbuka menjadi tertutup.

21
b. Jika Relay memiliki kontak normal tertutup (NC), Medan magnet
menggeser kontak dari posisi tertutup ke terbuka.

4. Kontrol Sirkuit Luar: Kontak Relay yang berubah posisi dapat membuka
atau menutup sirkuit luar yang terhubung dengan Relay tersebut.
a. Relay Normally Open (NO): Ketika Relay NO diaktifkan oleh arus
di koil, kontak NO menutup dan menghubungkan sirkuit luar.
b. Relay Normally Closed (NC): Ketika Relay NC diaktifkan, kontak
NC membuka, memutuskan sirkuit luar.

5. Aksi Kedua: Ketika arus listrik di koil Relay dihentikan, Medan magnet di
sekitar koil menghilang. Kontak Relay kembali ke posisi awalnya.

6. Kendali Fungsi Lain: Kontrol sirkuit luar yang dihasilkan oleh Relay dapat
digunakan untuk mengendalikan berbagai perangkat dan fungsi, seperti
lampu, Motor, pemanas, atau peralatan elektronik lainnya. Ini
memungkinkan otomatisasi berdasarkan kondisi tertentu, seperti suhu,
tekanan, atau input lainnya.

Cara kerja relay sangat sederhana namun efektif dalam mengendalikan aliran
listrik dalam berbagai aplikasi. Relay dapat digunakan untuk mengubah sirkuit
secara otomatis berdasarkan perubahan kondisi tertentu, dan mereka adalah bagian
penting dari banyak sistem kontrol elektrik dan elektronik. Relay tersedia dalam
berbagai jenis dan konfigurasi untuk memenuhi kebutuhan berbagai aplikasi.

22
Untuk info lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini.

Gambar 2.10 Cara Kerja Relay


(Sumber: www.teknikelektronika.com)
Pada gambar ini terlihat inti besi yang dililitkan pada kumparan yang berfungsi
untuk mengendalikan besi. Jika kumparan dialiri arus listrik maka timbul gaya
elektromagnetik yang dapat menarik jangkar sehingga dapat berpindah dari posisi
tertutup sebelumnya (NC) ke posisi baru yaitu terbuka (NO).
Pada posisi (NO), saklar dapat menghantarkan arus. Bila tidak ada arus yang
mengalir maka jangkar kembali ke posisi semula (NC). Sedangkan kumparan yang
digunakan Relay untuk mengembalikan titik kontak ke posisi tertutup hanya
memerlukan arus yang relatif kecil. Berikut penjelasannya.
1. NC atau Normally Closed adalah keadaan awal Relay sebelum diaktifkan,
selalu dalam posisi CLOSED (tutup).
2. NO atau Normally Open adalah keadaan awal Relay sebelum diaktifkan, selalu
dalam posisi OPEN (buka)

2.4 Sensor Proximitty


Proximitty, juga dikenal sebagai sensor pendekatan atau sensor jarak dekat,
adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan objek
atau benda dalam jarak yang sangat dekat tanpa harus melakukan kontak fisik.
Proximitty sensor mengidentifikasi objek berdasarkan perubahan dalam Medan
fisik tertentu, seperti Medan elektromagnetik, optik, atau ultrasonik, yang dapat
dipancarkan oleh sensor dan kemudian dipantulkan atau dipengaruhi oleh objek

23
yang ada di sekitarnya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang Proximitty
sensor:

2.4.1 Jenis Proximitty sensor


Berikut ialah jenis-jenis Proximitty sensor yang umum digunakan:

a. Sensor Induktif:
Sensor induktif menggunakan prinsip elektromagnetik untuk mendeteksi
logam. Ketika objek logam mendekati sensor, mengubah Medan magnet
yang dihasilkan oleh sensor dan menghasilkan sinyal output. Sensor ini
sering digunakan dalam aplikasi seperti mendeteksi keberadaan logam dalam
mesin industri.

b. Sensor Kapasitif:
Sensor kapasitif mendeteksi perubahan kapasitansi ketika objek
mendekat. Ketika objek mendekati sensor, kapasitas sensor berubah, yang
menghasilkan sinyal output. Sensor ini digunakan untuk mendeteksi bahan
non-logam seperti plastik, kertas, atau cairan.

c. Sensor Ultrasonik:
Sensor ultrasonik menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk
mendeteksi objek. Mereka mengirimkan gelombang suara tinggi dan
mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang tersebut untuk pantulan
kembali. Berdasarkan waktu perjalanan gelombang suara, sensor dapat
mengukur jarak ke objek.

d. Sensor Inframerah (IR):


Sensor inframerah mendeteksi cahaya inframerah yang dipancarkan atau
dipantulkan oleh objek. Ketika objek mendekat, jumlah cahaya inframerah

24
yang diterima oleh sensor berubah, dan ini dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan objek.

e. Sensor Kapasitif Proximitty (Touch):


Sensor kapasitif Proximitty atau sensor sentuhan mendeteksi perubahan
dalam kapasitansi yang disebabkan oleh sentuhan atau kedekatan objek.
Mereka sering digunakan dalam layar sentuh dan tombol sentuh pada
perangkat elektronik seperti smartphone dan tablet.

f. Sensor Hall Effect:


Sensor Hall effect menggunakan prinsip Hall effect untuk mendeteksi
Medan magnetik yang dihasilkan oleh objek atau Magnet. Ketika Medan
magnetik berubah karena objek mendekat, sensor ini menghasilkan sinyal
output yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan objek atau
perubahan dalam Medan magnetik.

7. Sensor Mikro Gelombang (Microwave):


Sensor mikro gelombang menggunakan gelombang mikro untuk
mendeteksi perubahan dalam pola gelombang yang dihasilkan oleh objek
yang mendekat. Mereka sering digunakan dalam aplikasi seperti pintu
otomatis atau pengawasan keamanan.

Pilihan jenis Proximitty sensor yang digunakan tergantung pada aplikasi spesifik
dan jenis objek yang perlu dideteksi. Setiap jenis sensor memiliki karakteristik,
jarak deteksi, dan sensitivitas yang berbeda, sehingga pemilihan sensor yang tepat
sangat penting untuk keberhasilan aplikasi.

Sensor Proximitty induktif adalah jenis sensor yang digunakan untuk mendeteksi
objek logam tanpa adanya kontak fisik. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik, khususnya dengan menggunakan fenomena induksi

25
elektromagnetik. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari sensor
Proximitty induktif:

1. Deteksi logam
Sensor Proximitty induktif dirancang khusus untuk mendeteksi objek
yang terbuat dari logam atau memiliki komponen logam. Mereka bekerja
mendeteksi perubahan dalam Medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh
koil di dalam sensor ketika objek logam mendekat.

2. Tidak ada kontak fisik


Salah satu keunggulan utama dari sensor ini adalah bahwa mereka tidak
memerlukan kontak fisik dengan objek yang dideteksi. Ini menjaga integritas
objek dan menghindari potensi aus atau kerusakan karena kontak fisik.

3. Jarak deteksi
Jarak deteksi sensor Proximitty induktif dapat bervariasi tergantung pada
desain dan spesifikasi sensor tersebut. Jarak deteksi umumnya lebih pendek
dibandingkan dengan beberapa jenis sensor lainnya seperti sensor ultrasonik.

4. Tahan terhadap kondisi Lingkungan.


Sensor ini tahan terhadap debu, kotoran, dan cairan karena tidak memiliki
bagian yang bergerak atau kontak fisik. Oleh karena itu, mereka sering
digunakan dalam lingkungan industri yang keras.

5. Aplikasi Umum
Sensor Proximitty induktif digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi
industri, seperti dalam mesin otomatisasi, perakitan, pengendalian kualitas,
dan sistem transportasi. Mereka sering digunakan untuk mendeteksi
keberadaan atau posisi objek logam, memicu aksi pengendalian, atau
mengukur posisi dalam proses produksi.

26
6. Keluaran Digital dan analog.
Sensor Proximitty induktif dapat memiliki keluaran digital atau keluaran
analog tergantung pada aplikasi. Keluaran digital menghasilkan sinyal on/off
ketika objek terdeteksi atau tidak terdeteksi, sedangkan keluaran analog
memberikan informasi tentang jarak relatif antara sensor dan objek.

Pemilihan sensor Proximitty induktif yang tepat harus memperhatikan


karakteristik spesifik aplikasi, seperti jarak deteksi yang diperlukan, jenis logam
dideteksi, dan lingkungan kerja. Sensor ini merupakan komponen penting dalam
otomatisasi industri dan sistem kendali otomatis yang mengharuskan deteksi objek
logam tanpa kontak fisik.

Gambar 2.11 Sensor Proximity Induktif


(Sumber: www.thecityfoundry.com)

Berikut ini beberapa Keuntungan dari proximitty induktif :

1. Tidak memerlukan kontak fisik


2. Tahan terhadap kondisi lingkungan kasar
3. Penggunaan yang luas
4. Umur panjang
5. Reaktif cepat
6. Keandalan tinggi
7. Jarak deteksi dapat diatur
8. Tidak dipengaruhi oleh warna atau transparan
9. Pengoperasian sederhana

27
2.4.2 Cara kerja sensor Proximitty Induktif
Cara kerja sensor Proximitty induktif didasarkan pada prinsip elektromagnetik
dan induksi elektromagnetik. Berikut adalah langkah-langkah umum bagaimana
sensor proximity induktif bekerja:

1. Kumparan Koil
Sensor proximity induktif memiliki kumparan koil yang terbuat dari kawat
yang dililitkan pada inti magnetik. Kumparan ini adalah komponen utama
yang memungkinkan sensor untuk mendeteksi objek logam.
2. Pemberian daya
Ketika sensor diberikan daya melalui sirkuit listrik, arus listrik mengalir
melalui kumparan koil. Arus ini menciptakan Medan magnet di sekitar
kumparan koil.

3. Medan magnet
Medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan koil ini biasanya berbentuk
toroid atau berbentuk lingkaran di sekitar sensor. Medan magnet ini ada
dalam keadaan tetap atau dalam frekuensi tertentu, tergantung pada desain
sensor.

4. Perubahan medan magnet

Ketika objek logam mendekati sensor Proximitty induktif, Medan magnet


yang dihasilkan oleh kumparan koil terpengaruh. Ini terjadi karena logam
yang mendekati sensor menginduksi arus eddy dalam objek tersebut.

5. Mengukur perubahan Induktansi

Ketika objek logam mendekati sensor proximity induktif, Medan magnet


yang dihasilkan oleh kumparan koil terpengaruh. Ini terjadi karena logam
yang mendekati sensor menginduksi arus eddy dalam objek tersebut.

28
6. Pemicu keluaran
Ketika perubahan yang sesuai terdeteksi oleh sirkuit sensor, sensor
memberikan keluaran. Ini bisa berupa keluaran digital (biasanya on/off)
yang menunjukkan deteksi objek atau keluaran analog yang memberikan
informasi tentang jarak relatif antara sensor dan objek.

7. Aksi pengendalian
Keluaran dari sensor proximitty induktif dapat digunakan untuk memicu
aksi pengendalian tertentu, seperti menghidupkan atau mematikan
perangkat, mengubah arah atau kecepatan pergerakan objek, atau memicu
alarm atau tindakan lainnya sesuai dengan kebutuhan aplikasi.

2.5 Push Botton


Push button, atau tombol tekan, adalah jenis saklar sederhana yang digunakan
dalam berbagai perangkat elektronik dan sistem kontrol untuk mengubah atau
mengendalikan fungsi perangkat. Tombol ini bekerja dengan prinsip yang sangat
sederhana, di mana mereka menghubungkan atau memutuskan sirkuit listrik ketika
ditekan. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang Pushbutton:

Gambar 2.12 Pushbotton


(Sumber: www.blog.unnes.ac.id/)

29
1. Komponen fisik
Pushbutton terdiri dari dua bagian utama:
Tombol yang dapat ditekan oleh pengguna dan kontak elektrik di
dalamnya. Tombol biasanya terbuat dari bahan plastik atau logam dan
dipasang pada bingkai atau panel perangkat. Didalam tombol, terdapat satu
atau lebih pasangan kontak elektrik yang terbuat dari material konduktif,
seperti logam.

2. Prinsip kerja
Saat tombol Pushbutton ditekan, kontak-kontak elektrik di dalamnya
saling bersentuhan dan menghubungkan dua kawat atau terminal dalam
sirkuit listrik. Ini menciptakan jalur konduktif yang memungkinkan arus
listrik mengalir melalui sirkuit. Ketika tombol ditarik kembali (tidak
ditekan), kontak-kontak tersebut terpisah, memutuskan sirkuit dan
menghentikan aliran arus.

3. Aplikasi Pushbutton
Pushbutton digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk perangkat
elektronik konsumen (seperti Remote TV), peralatan rumah tangga (seperti
mesin cuci), kontrol mesin industri, sistem kendali otomatis, perangkat
medis. Mereka sering digunakan sebagai saklar on/off, saklar aksi, atau
saklar pemicu untuk berbagai fungsi.

4. Tombol Pushbutton Momemtary


Sebagian besar Pushbutton adalah jenis momen (momentary), yang
berarti mereka hanya menjalankan fungsi sementara tombol ditekan dan
kembali ke posisi awal ketika tombol dilepaskan. Ini sering digunakan untuk
tindakan sementara, seperti mengganti saluran pada TV atau mengirim sinyal
dalam proses otomatisasi industri.

30
5. Tombol Pushbutton Tahan Lama
Ada juga tombol Pushbotton tahan lama yang dapat menjalankan fungsi
tetap dalam posisi tertentu bahkan setelah tombol ditekan dan dilepaskan.
Mereka digunakan untuk mengatur mode atau fungsi yang berlangsung
dalam waktu yang lebih lama, seperti pengunci pintu elektronik atau
pengendali peralatan industri.

6. Warna Label
Tombol Pushbutton sering diberi warna dan label khusus untuk
memberikan petunjuk kepada pengguna tentang fungsi atau tindakan yang
dijalankan ketika tombol ditekan. Misalnya, tombol warna merah dengan
label "STOP" digunakan untuk menghentikan mesin atau sistem dalam
situasi darurat.

Pushbutton adalah salah satu komponen dasar dalam desain perangkat


elektronik dan sistem kontrol, dan mereka sangat penting dalam menjalankan
operasi dan fungsi yang diinginkan. Meskipun sederhana dalam prinsip kerja
mereka, tombol ini sangat penting dalam memudahkan pengguna untuk
berinteraksi dengan perangkat dan sistem.

2.6 PowerSupply
Sistem Powersupply adalah salah satu jenis sumber daya listrik atau
Powersupply yang digunakan untuk mengubah tegangan atau arus listrik menjadi
bentuk yang sesuai dengan kebutuhan perangkat elektronik. Mereka banyak
digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik, termasuk komputer, perangkat
komunikasi, peralatan medis, dan banyak lagi.

31
Gambar 2.13 PowerSupply
(Sumber: www.webstudi.site)

Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang Powersupply:

Prinsip dasar Powersupply dengan trafo:


Tegangan AC disisi primer diturunkan menggunakan trafo, sesuai dengan
tegangan sekunder yang dibutuhkan. Kemudian teganagn sekunder trafo yang
masih AC disearahkan dengan menggunakan sistem jembatan empat dioda, yang
menghasilkan penyearahan gelombang penuh. Karena gelombang ini masih belum
DC, maka dilakukan filter oleh kondensator, sehingga dihasilkan tegangan DC
dengan ripple yang kecil. Untuk menyetabilkan tegangan output sesuai dengan
kebutuhan, dipasang IC regulator.

Gambar 2.14 Rangkaian Penyearah


(Sumber: www.abiphone.com)

32
Gambar 2.15 Prinsip Kerja Powersupply setengah gelombang
(Sumber: www.abiphone.com)

Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang (half wafe rectifier)

Rangkaian penyearah setengah gelombang (half-wave rectifier) adalah jenis


rangkaian penyearah (rectifier circuit) yang digunakan untuk mengubah arus bolak-
balik (AC) menjadi arus searah (DC) dengan menggunakan hanya setengah siklus
gelombang AC. Ini adalah salah satu jenis penyearah yang paling sederhana dan
paling dasar, ditunjukan pada gambar dibawah ini. Transformator/trafo (T1)
digunakan sebagai penurun tegangan AC dari jala-jala listrik pada bagian primer
menjadi tegangan AC yang lebih kecil pada bagian sekundernya.

Gambar 2.16 Rangkaian penyearah setengah gelombang


(Sumber:https://www.academia.edu/4668303/)

33
Pada rangkaian diatas, dioda (D1) berfungsi sebagai pengubah dari arus AC
menjadi DC yang mengalirkan tegangan positif ke beban (R1). Itulah yang disebut
dengan penyearah gelombang (half wafe). Pada gambar Rangkaian di atas
menunjukan sumber tegangan AC menghasilkan sebuah Sinusoidal, bila dioda
diasumsikan sebagai Dioda Ideal. Pada Putaran setengah Positif dioda akan bias
maju, yang berarti dioda berkerja sebagai sebuah saklar tertutup. Gelombang
masukan pada rangkaian penyearah setengah gelombang berupa gelombang Sinus
dengan nilai seketika V in dengan sebuah nilai Puncak Vp (in).

Gambar 2.17 Gelombang Input


(Sumber:https://www.academia.edu/4668303/)

Pada gambar diatas menunjukan gelombang input padarangkaian penyearah


setengah gelombang atau gelombang sinusoidal. Ini merupakan gelombang yang
masuk pada rangkaian sebelum impuls masukan melewati dioda. Pada penyearah
setengah gelombang dioda sebagai penghantar selama putaran setengah Positif dan
tidak berlaku sebagai penghantar pada setengah siklus negatif, sehingga dinamakan
sebagai Sinyal setengahGelombang. Hal ini terjadi karena dioda berada dalam
keadaan bias maju yanghanya melewatkan deretan pulsa positif dan memotong
deretan pulsa negatif pada gelombang masukan. Akibatnya gelombang keluaran
menjadi deretan pulsa positif setengah gelombang, seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut:

Gambar 2.18 Keluaran pada Penyearah Setengah Gelombang

(Sumber:https://www.academia.edu/4668303/)

34
Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban satu arah, artinya arus
mengalir hanya pada satu arah, tegangan setengah gelombang tersebut merupakan
tegangan DC yang bergerak naik sampai nilai max dan turun sampai nol dan tetap
nol selama siklus setengah negatif.

Pada gambar diatas ditunjukan keluaran pada penyearah setengah gelombang


meruakan keluaran yang masih kotor. Cara mengatasinya pada rangkaian
ditambahkan kapasitor secara parallel terhadap beban R. Berikut adalah gambar
rangkaian penyearah setengah gelombang yang ditambahkan kapasitor secara
parallel dengan beban R.

Gambar 2.19 Penyearah Setengah Gelombang dengan filter

(Sumber: www.academia.edu/4668303/)

Kapasitor yang digunakan pada rangkaian memfilter keluaran yang masih kotor
sehingga keluaran yang dihasilkan berbentuk Ripple. Dibawah ini gambar
gelombang Ripple hasil pemfilteran dari kapasitor.

Gambar 2.20 Gelombang ripple


(Sumber: www.academia.edu/4668303/)

Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh (Full Wafe Rectifier)

35
Rangkaian penyearah setengah gelombang (half wave rectifier) memiliki
kelemahan sehingga tidak maksimal untuk digunakan, kelemahannya arus listrik
yang mengalir ke beban hanya separuh dari setiap satu siklus. Hal ini menyulitkan
dalam proses Filtering (penghalusan). Untuk mengatasi kelemahan ini adalah
penyearah gelombang penuh. Rectifier gelombang penuh ialah equivalen dengan
dua kali rectifier setengah gelombang, Rectifier memiliki tegangan masukan yang
equal dengan setengah tegangan sekunder. Berikut adalah gambar rangkaian dasar
penyearah gelombang penuh menggunakan dua dioda.

Gambar 2.21 Penyearah Gelombang Penuh dengan 2 dioda

(Sumber: www.academia.edu/4668303/)

Gambar 2.22 Aliran Arus pada Dioda 1


(Sumber: www.academia.edu/4668303/)

Dioda D1 menghantar arus ke putaran setengah positif dan Dioda D2


menghantar ke putaran setengah negatif. Hasilnya arus beban rectifier mengalir
selama setengah putaran bersama-sama. Rangkaian equivalen pada putaran maju

36
setengah siklus positif, D1 merupakan Dioda dengan bias maju yang menghasilkan
tegangan beban positif sebagai Polarity Plus-Minus melalui Resistor beban.

Gambar 2.23 Aliran Arus pada Dioda 2

(Sumber: www.academia.edu/4668303/)

Rangkaian equivalen pada putaran maju setengah siklus Negatif, D2 merupakan


Dioda dengan bias maju yang menghasilkan sebuah tegangan beban positif. Selama
kedua putaran setengah, tegangan beban memiliki polaritas yang sama, dan arus
beban berada di satu arah, rangkaian ini disebut rectifier gelombang penuh.
Dibawah ini bentuk keluaran dari penyearah gelombang penuh dengan dua dioda.

Gambar 2.24 Keluaran Penyearah Gelombang Penuh 2 Dioda

(Sumber: www.academia.edu/4668303/)

37
. Selain itu terdapat Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan tipe
penyearah jembatan. Rangkaian ini terdiri dari empat diode. Berikut ini adalah
Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan jembatan.

Gambar 2.25 Penyearah Gelombang Penuh dengan Dioda Bridge

(Sumber: www.academia.edu/4668303/)

Rectifier jembatan menyerupai Rectifier gelombang penuh karea menghasilkan


tegangan keluaran gelombang penuh, Dioda D1 dan D2 menghantar di atas
setengah siklus positif da D3 dan D4 menghantar di atas setengah siklus negatif.

Pada dioda Bridge hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus ke setiap
siklus tegangan AC sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada saat
siklus yang sama. Berikut adalah aliran arus yang melewati rangkaian ini.

Gambar 2.26 Aliran gelombang penuh Dioda Bridge


(Sumber: www.academia.edu/4668303/)

38
Ketika siklus positif tegangan AC Arus mengalir melalui dioda B menuju beban
dan kembali melalui dioda C. Pada saat yang bersamaan pula, dioda A dan D
mengalami Reverse bias sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua diode
tersebut bersifat sebagai isolator.

Sedangkan saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda D
menuju beban dan kembali melalui dioda A. Karena dioda B dan C mengalami
Reverse bias maka arus tidak mengalir pada kedua dioda ini. Kedua hal ini terjadi
berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan beban yang berbentuk
gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC). Berikut adalah grafik
sinyal penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda

Gambar 2.27 Keluaran gelombang pada Dioda Bridge


(Sumber: www.academia.edu)

39
2.7 Modul RF 433MHz
Modul RF 433MHz adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk
komunikasi nirkabel pada frekuensi radio 433 megahertz (MHz). Modul ini sering
digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk remote kontrol, sistem keamanan,
pengendalian jarak jauh, dan berbagai proyek elektronik lainnya.

2.7.1 Frekuensi 433 Mhz


Frekuensi 433MHz adalah bagian dari spectrum radio yang dikenal sebagai
VHF (Very High Frequency) Rentang frekuensi VHF biasanya berkisar antara
30MHz hingga 300MHz. Frekuensi ini dipilih karena memiliki karakteristik
yang baik dalam hal jangkauan dan penetrasi. Ini memungkinkan sinyal RF
433MHz untuk melewati dinding dan benda-benda lain dengan relatif baik.

1. Aplikasi umum pada RF 433MHz digunakan dalam berbagai aplikasi,


termasuk:
a. Remote Kontrol: Banyak remot kontrol untuk perangkat seperti pintu
garasi, perangkat elektronik, dan mainan menggunakan RF 433MHz
untuk mengirim sinyal.
b. Sistem Keamanan Rumah: Sensor pintu, sensor gerak, dan sensor
keamanan nirkabel sering menggunakan frekuensi ini untuk
berkomunikasi dengan panel kontrol.
c. Kontrol Otomatisasi Rumah: RF 433MHz digunakan dalam sistem
otomatisasi rumah untuk mengendalikan perangkat seperti lampu,
pengunci pintu, dan thermostat.
d. Sensor Jarak Jauh: Beberapa sensor seperti sensor cuaca dan sensor
air dapat menggunakan RF 433 Mhz untuk mengirimkan data jarak jauh.

40
2.7.2 Jangkauan Komunikasi
RF 433MHz biasanya memiliki jangkauan komunikasi yang cukup baik,
tergantung pada lingkungan dan penghalang. Dalam kondisi ideal,
jangkauannya dapat mencapai beberapa ratus meter. Namun, jangkauan efektif
dapat dipengaruhi oleh interferensi, dinding, dan objek penghalang lain
disekitarnya.

Gambar 2.28 Transmitter


(Sumber: www.nyebarilmu.com)

Spesifikasi Transmitter

a. Rentang Frekuensi: 433.92MHz


b. Memiliki 3 kaki : Data, VCC, GND
c. Tegangan masuk 3 – 12Vdc
d. Frekuensi kerja: mode siaga 315MHz s/d 433MHz
e. Kapasitas transmisi : 25mW (315MHz pada 12V)
f. Kesalahan frekuensi : +150kHz (maksimum)
g. Kecepatan : kurang dari 10Kbps

41
Gambar 2.29 Receiver
(Sumber: www.nyebarilmu.com)

Spesifikasi Penerima

a. Rentang frekuensi : 433.92 MHz


b. Modulasi : Betanya
c. Mempunyai 4 Pin : VCC, Data, NC, GND
d. Tegangan masuk 5 Vdc
e. Bandwidth : 2MHz
f. sensitif : luar biasa –100dBm (50Ω)

42
2.7.3 Cara kerja RF 433MHz
Modul RF 433MHz bekerja berdasarkan prinsip komunikasi radio nirkabel
pada frekuensi 433 megahertz (MHz). Ini adalah salah satu jenis transceiver radio
sederhana yang digunakan untuk mengirim dan menerima data secara nirkabel.
Berikut adalah penjelasan cara kerja modul RF 433MHz secara umum:

Gambar 2.30 Cara kerja RF433MHz


(Sumber: www.nyebarilmu.com)

1. Modul Transmitter (pengirim)


Modul transmitter (TX) adalah bagian yang bertanggung jawab untuk
mengirim data atau sinyal radio. Untuk menggunakannya, pengguna biasanya
menghubungkan modul transmitter ke mikrokontroler atau perangkat
elektronik lain yang ingin digunakan untuk mengirim data.

2. Modul receiver (penerima)


Modul receiver (RX) adalah bagian yang digunakan untuk menerima data
atau sinyal radio yang dikirimkan oleh modul transmitter. Modul ini
terhubung ke perangkat yang memproses dan menginterpretasikan data yang
diterima.

43
3. Sinyal Radio
Komunikasi antara modul transmitter dan modul receiver dilakukan
dengan mengirimkan sinyal radio. Sinyal ini adalah gelombang
elektromagnetik pada frekuensi 433MHz.
4. Pengkodean data
Data yang ingin dikirimkan biasanya diubah menjadi bentuk digital, dan
sering kali data ini dienkripsi atau dikodekan untuk menjaga keamanan dan
integritasnya selama transmisi.
5. Modulasi sinyal
Data digital yang akan dikirimkan kemudian dimodulasi ke dalam sinyal
radio pada frekuensi 433MHz. Modulasi adalah proses mengubah
karakteristik sinyal radio, seperti amplitudo atau frekuensi, sesuai dengan
data yang ingin dikirimkan. Modulasi ini memungkinkan data untuk "dibawa"
oleh sinyal radio.
6. Transmisi sinyal
Modul transmitter mengirimkan sinyal radio yang sudah dimodulasi ke
udara melalui antena yang ada di dalamnya. Sinyal ini dapat berisi informasi
tentang data yang dikirimkan, alamat penerima, dan kontrol lainnya.
7. Penerima sinyal
Modul receiver mendeteksi sinyal radio yang diterima oleh antenanya.
Sinyal ini kemudian diubah kembali menjadi data digital dan diteruskan ke
perangkat yang memprosesnya
8. Pengolahan data
Perangkat yang terhubung ke modul receiver mengolah data yang diterima
sesuai dengan protokol komunikasi yang telah ditentukan. Ini mungkin
melibatkan dekripsi data (jika data telah di enkripsi), verifikasi checksum, dan
penguraian data menjadi bentuk yang dapat digunakan.

44
9. Respon aksi
Setelah data diterima dan diproses, perangkat mungkin akan merespon
dengan melakukan aksi yang sesuai, seperti mengaktifkan atau mematikan
perangkat, menampilkan informasi, atau melakukan tindakan lain sesuai
dengan instruksi yang terkandung dalam data.

10. Siklus berulang


Proses ini berulang secara terus-menerus, memungkinkan komunikasi
nirkabel dalam dua arah jika diperlukan. Modul transmitter dan receiver dapat
digunakan secara bersamaan untuk memungkinkan pertukaran data dua arah.

Penting untuk dicatat bahwa modul RF 433MHz umumnya tidak memiliki


protokol komunikasi baku, sehingga pengguna harus merancang protokol mereka
sendiri untuk mengatur bagaimana data dikirim dan diterima antara modul
transmitter dan modul receiver. Hal ini memungkinkan fleksibilitas dalam
penggunaan modul ini untuk berbagai aplikasi.

2.8 IC HT 12D
IC HT 12D adalah Integrated Circuit (IC) yang sering digunakan pada aplikasi
nirkabel, terutama dalam pengontrol jarak jauh dan sistem remote kontrol. Sistem
remot kontrol ini adalah bagian dari keluarga IC Holtek yang dirancang khusus
untuk mengodekan sinyal yang diterima dari pengirim RF (radio frekuensi) menjadi
keluaran data yang dapat digunakan untuk mengontrol perangkat elektronik.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang IC HT12D:

IC HT12D adalah komponen yang berfungsi sebagai penerima kode dalam sistem
remote kontrol nirkabel. Ini berarti bahwa perangkat ini mendengarkan sinyal yang
dikirimkan oleh pemancar kode (biasanya IC HT12E) dan mengurai sinyal tersebut
menjadi data yang dapat digunakan oleh perangkat elektronik lainnya.

45
Gambar 2.31 Receiver Circuit HT 12D
(Sumber: www.microcontrollerslab.com)

Gambar 2.32 Deskripsi Pin HT 12D


(Sumber: www.microcontrollerslab.com)

46
2.9 IC HT 12E
IC HT12E adalah komponen elektronik yang sering digunakan dalam aplikasi
remote control nirkabel. IC ini adalah bagian dari serangkaian IC yang
dikembangkan oleh Holtek Semikonduktor Inc. dan biasanya digunakan bersama
dengan IC HT12D untuk mengatur komunikasi nirkabel antara pemancar
(pengirim) dan penerima (penerima). Berikut adalah pengertian lebih rinci tentang
IC HT12E:

IC HT12E adalah pemancar kode yang digunakan dalam sistem remote kontrol
nirkabel. Tugas utamanya adalah mengkonversi data atau perintah dari perangkat
elektronik atau mikrokontroler menjadi sinyal yang dapat dikirimkan secara
nirkabel kepada penerima kode, yang biasanya diwakili oleh IC HT12D.

IC HT12E mengkodekan data yang diberikan padanya menjadi sinyal AM


(modulasi amplitudo). Data yang dikodekan ini kemudian dikirimkan melalui
antena atau media nirkabel lainnya kepada penerima kode.

Gambar 2.33 Transmitter Circuit


(Sumber: www.microcontrollerslab.com)

47
Gambar 2.34 Pin HT 12E
(Sumber: www.microcontrollerslab.com)

48
BAB III
METODE PERANCANGAN DAN PENELITIAN

3.1 Metode Perancangan


Penelitian skripsi ini dilaksanakan dalam rentang waktu dari bulan Juli hingga
Septermber 2023. Tempat perancangan di laksanakan di Labo rato ri u m Elektro ni ka l l l l l l l

Dasar Ju ru san Tekni k Elektro , Peneli ti an di fo ku skan pada pro ses desai n, peraki tan
l l l l l l l l l l l l

dan u ji co ba. Pro sedu r pembu atan rangkaian kendali Motor DC sebagai penggerak
l i l l l l

pagar tersebut dapat di jelaskan sebagai beri ku t: l l l l

a) Stu di li teratu r terkai t perancangan ko ntro l.


l l l l l l l

b) Tahap perancangan di laku kan dengan melaku kan pro ses desai n alat l l l l l

menggu nakan perangkat lu nak ko mpu ter.


l l l l

c) Tahap pengu ji an ki nerja alat mengacu pada tahapan-tahapan kerja pada


l l l l

deskri psi kerja alat


l l

Berikut merupakan blok diagram alat yang akan di gunakan.

Rangkaian
Proximity
RF 433MHZ
(LowerLimit)

Proximity
Rangkaian
Upper Limit Remote Kontrol
Kontrol Relay (Open and Close)
Pushbotton
OPEN
Motor
Pushbotton DC
CLOSE
Proximity
(LowerLimit)
Gambar 3.1 Blok Diagram alat

49
Keterangan:

1. Proximity I (LowerLimit) : Berfungsi untuk mengendalikan posisi pagar


ketika sudah dibawah dalam keadaan ( Reserve )
2. Proximity II (UpperLimit) : Berfungsi untuk mengendalikan posisi pagar
ketika sudah diatas dalam keadaan ( Forward )
3. Forward Botton : Berfungsi untuk mengaktifkan manual putaran motor
searah jarum jam (closewise).
4. Reserve Botton : Berfungsi untuk mengaktifkan manual putaran motor
berlawan jarum jam (counter clock wise).
5. Stop Botton : Berfungsi untuk menonaktifkan putaran motor secara manual
dalaam keadaan Forward-reserve.
6. Rangkaian kontrol konvensional, menggunakan relay untuk memindahkan
putaran motor DC arah forward / reserve.
7. Motor DC , sebagai penggerak yang dikendali rangkaian Relay.

50
3.2 Rangkaian kontrol relay
Instrumen yang digunakan dalam rancang bangun pagar otomatis dengan Motor
DC mengunakan rangkaian kendali Motor DC yang difungsinkan unuk bangunan
yang memiliki lahan terbatas adalah sebagai berikut:

1. Rangkaian daya yang mengunakan relay sebagai kontrol yang akan di


kerjakan.
2. Rangkaian manual kendali Motor DC sebagai pembuka ataupun penutup
pagar.
3. Rangkaian remote sebagai kendali Motor DC untuk posisi buka ataupun
tutup pagar.
4. Proximitty sensor sebagai pendeteksi perubahan jarak atau batas bawah dan
batas atas kondisi pagar.

Gambar 3.2 Rangkaian Kontrol manual dan Remote


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

51
Berikut adalah penjelasan cara kerja pada gambar rangkaian diatas :

Putaran Kanan pada Motor DC


Ketika push button up ditekan, aliran arus listrik akan mengalir ke koil Relay
Ry1 dan mengakibatkan Relay Ry1 dalam keadaan ON. Koil relay memberi
aliran listrik untuk Motor Dc untuk menugaskan motor bergerak untuk membuka
pagar. Jika kedua Pushbutton di tekan secara bersamaan tidak ada aliran listrik
yang mengalir ke Motor DC, oleh karena itu motor DC tidak dapat berfungsi.

Putaran Kiri pada Motor DC


Ketika push button down ditekan, aliran arus listrik akan mengalir ke koil
Relay Ry2 dan mengakibatkan Relay Ry2 dalam keadaan ON. Koil Relay
memberi aliran listrik untuk Motor DC untuk menugaskan Motor bergerak untuk
menutup pagar. Jika kedua pushbutton di tekan secara bersamaan, maka tidak
ada aliran listrik yang mengalir ke motor DC, oleh karena itu motor DC tidak
dapat berfungsi.

3.3 Rangkaian Kontrol Remote


Adapun Rangkaian Remote yang digunakan menggunakan IC HT12E sebagai
pembangkit data / encoder pemancar dan HT12D sebagai decoder, dimana
pengiriman data dan penerima data menggunakan modul RF433 MHZ.

1. IC HT12E
IC HT12E yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 merupakan sebuah encoder
(pengode) yang digunakan dalam komunikasi nirkabel pada frekuensi radio. IC
ini umumnya digunakan untuk mengkodekan data digital yang dikirim melalui
sinyal radio ke perangkat penerima yang sesuai, seperti IC HT12D atau
penerima serupa. IC HT12E sangat umum digunakan dalam aplikasi seperti
remote kontrol nirkabel, sistem keamanan, dan pengendali jarak jauh. IC
HT12E dapat beroperasi pada sumber tegangan 2,4 V – 12 V.

52
Gambar 3.3 Rangkaian Pemancar HT 12E
(Sumber: www.electroduino.com)
2. IC HT 12D
IC HT12D yang ditunjukkan pada Gambar 3.4 merupakan sebuah decoder
yang berfungsi sebagai pengubah gelombang RF. IC ini digunakan sebagai
decoder (pendekoder) yang berpasangan dengan IC HT12E sebagai encoder
(pengode) dalam aplikasi yang mengirimkan data nirkabel. IC HT12D
digunakan untuk mendekode data yang diterima melalui sinyal radio dan
menghasilkan data digital yang dapat digunakan oleh perangkat mikrokontroler
atau perangkat lainnya. IC HT12D dapat beroperasi pada sumber tegangan
sebesar 2,4 V – 12 V.

Gambar 3.4 Rangkaian Penerima HT 12D


(Sumber: www.electroduino.com)

53
3.3 RANGKAIAN DAYA MOTOR DC
Pada rangkaian daya untuk motor DC, digunakan 2 buah Relay, sebagai
pembalik polaritas tegangan yang diberikan ke Motor DC.

Dibawah ini adalah tabel kebenaran dari kontrol Motor DC adalah sebagai
berikut:

Tabel 3.1 Tabel kebenaran Untuk kontrol Motor DC

Relay Respon
Ry1 Ry2 Motor DC
0 0 OFF
0 1 CW
1 0 CCW
1 1 OFF

Keterangan:

CW clock wise

CCW Counter Clock Wise

Dibawah ini ialah gambar rangkaian daya untuk Motor DC

Gambar 3.5 Rangkaian daya Motor DC


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

54
BAB IV

UJI COBA ALAT

4.1 Tegangan kerja


Pada kesempatan Uji coba yang dilakuan untuk menguji hasil rancangan,
apakah berfungsi atau tidak. Adapun pengujian yang dilakukan pada alat ini ialah
sebagai berikut:

a. Pada posisi standby Tegangan 12.2 Volt dan arus 0,02 Amper

Gambar 4.1 Tegangan Tanpa Beban


(Sumber: Fajar eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)
b. Pada posisi kerja, yaitu pagar membuka/menutup:
Tegangan kerja 12,2 Volt dan Arus 0,3 A

Gambar 4.2 Tegangan dengan Beban


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)
Sehingga Daya yang digunakan motor
P = V x I = 12,2 x 0.3 = 3,66 W

55
c. Waktu yang digunakaan pada saat motor DC bergerak membuka
dan metutup pagar selama 4 detik.

Gambar 4.3 Durasi pada saat motor membuka dan menutup pagar

(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

4.2 Pengujian rangkaian kontrol relay


Pada pengujian rangkaian Kontrol Relay, Rangkaian diberi Tegangan 12 Vdc.

d. Ketika tombol UP ditekan Motor DC bekerja, untuk membuka pagar, dan


berhenti setelah sensor proximity-1 aktif terkena logam dan RL3 ON
memutus arus.
e. Ketika pagar pada posisi diatas, tombol DOWN ditekan, motor bekerja
dengan arah berlawanan menutup pagar, dan berhenti setelah sensor
proximity-2 aktif, terkena logam dan RL4 ON memutus arus

56
DOWN
UP
RM_2
RM_1

RL4

RL3
12V
12V
+12v
PROXY_2

PROXY_1

RL2
RL1
12V

12V

MOTOR DC FILE NAME: FAJAR.pdsprj


DESIGN TITLE: FAJAR.pdsprj

Gambar 4.4 Rangkaian kontrol relay


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

4.3 Pengujian rangkaian kontrol remote


a. Bagian Pemancar
Pada bagian pemancar terdiri dari Address (A0-A7) dan Data (AD0-
AD4) yang digunakan hanya 4 tombol yaitu, seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Kebenaran dari rangkaian pemancar

ADDRESS DATA TOMBOL


A0 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 AD11 AD10 AD9 AD8 REMOTE
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 A/S4
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 B/S3
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 C/S2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 D/S1

57
Gambar 4.5 Rangkaian Pemancar HT 12E
(Sumber: www.electroduino.com)

Gambar 4.6 Remote pemancar


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

58
b. Bagian penerima
Pada bagian pemancar terdiri dari Address (A0-A7) , Data (AD0-
AD4) , dan yang digunakan hanya 4 tombol yaitu, seperti pada tabel
berikut :
Tabel 4.2 Kebenaran dari rangkaian penerima

ADDRESS DATA LAMPU


A0 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 AD11 AD10 AD9 AD8 LED
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 LED5 ON
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 LED4 ON
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 LED3 ON
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 LED2 ON

Gambar 4.7 Rangkaian Penerima HT 12D


(Sumber: www.electroduino.com)

59
Pada penerima ini, lampu LED diganti dengan Rangkaian Relay, seperti pada
gambar dibawah ini:
+12V

UP DOWN

RL5 RL6
12V 12V

U1
9 UP DOWN
COM
1 16
1B 1C
D8 2 15
2B 2C
D9 3 14
3B 3C
D10 4 13
4B 4C
D11 5 12
5B 5C
6 11
6B 6C
7 10
7B 7C
ULN2003A
RL7 RL8
12V 12V
+12V

Gambar 4.8 Rangkaian Relay Driver


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4.9 Rangkaian driver penerima


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

60
4.4 Keseluruhan alat

Berikut ini adalah gambar keseluruhan alat yang di buat

Proximity
Proximity Batas Bawah
batas atas
(Down)
(UP)

Motor DC Pagar

Gambar 4.10 Keseluruhan Alat


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

Pada saat tombol A pada Remote ditekan maka rangkaian akan memerintahkan
motor untuk berputar berlawanan arah jarum jam yang mengakibatkan pagar
tersebut terbuka dan motor akan berhenti ketika Proximity-1 (batas atas) aktif.

Berikut adalah foto tampak depan dan belakang pada saat pagar terbuka dan
Proximity aktif.

Gambar 4.11 Tampak Depan Pagar Terbuka


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

61
Gambar 4.12 Tampak Belakang Pagar Terbuka
(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4.13 Proximity Batas Atas Aktif


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

62
Gambar 4.14 Tampak Depan Pagar Tertutup
(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4.15 Tampak Belakang Pagar Tertutup


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4.16 Proximity Batas Bawah Aktif


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

63
Gambar 4.17 Kontrol Box Relay
(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4.18 Rangkaian Remote Penerima


(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

Gambar 4.19 Remot Pemancar

(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)

64
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari Hasil Ujicoba sistem Pagar Otomatis ini sudah dapat berfungsi
sesuai dengan perancangan, dimana semua alat yang digunakan dapat berjalan dan
berfungsi sesuai dengan kegunaannya.

Dari perancangan dan uji coba yang dilakukan dapat diambil kesimpulan:
1. Rangkaian bekerja sesuai rancangan
2. Arah putar Motor DC dapat menggunakan Rangkaian Kontrol Relay,
dengan membalik arah Polaritas sumber, yang dilakukan oleh Rangkaian
Kontrol Relay, yang digunakan untuk Membuka dan Menutup Pagar,
secara Manual.
3. Untuk Membuka Pagar jarak ± 5 Meter digunakan Remote Kontrol yang
bekerja pada frekuensi 433 Mhz

5.2 Saran
Berdasarkan dari uji coba yang dilakukan, peneliti ingin mengemukakakn
beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat untuk penelitian selanjutnya
yaitu:
1. Belum ada tombol Emergency / Safety apabila Proximity tidak aktif atau
tidak berfungsi.
2. Belum ada Feedback buzzer/indications pada motor DC, untuk
membedakan apabila Pagar Membuka maupun Metutup.
3. Bila dalam keadaan Mati Listrik, Rangkaian tidak dapat digunakan. Oleh
karena itu, perlu adanya penambahan Accu di rangkaian.

65
DAFTAR PUSTAKA

A.E.Fitzgerald, Charles Kingsley, Jr. Stephen, 1997, Mesin–Mesin Listrik,


(terjemahan D. Umans Achyanto, Djoko, Edisi Keempat,
Penerbit Erlangga, Jakarta

Abadi, R. (2023, September 5). Motor DC: Pengertian, Fungsi, Prinsip Kerja, Jenis
Bagian. Retrieved from Thecityfoundry:
thecityfoundry.com/motor-dc/ diakses pada tanggal 15 juli 2023

Abadi, R. (2023, Oktober 7). Pengertian Sensor Proximity Adalah: Cara Kerja,
Fungsi, Jenis, Kelebihan, Kekurangan. Retrieved from
thecityfoundry: https://thecityfoundry.com/sensor-proximity-
adalah/ diakses pada tanggal 15 Juli 2023

Abadi, R. (2023, Oktober 2). Relay: Pengertian, Fungsi, Gambar Simbol, Cara
Kerja, Jenis. Retrieved from thecityfoundry:
thecityfoundry.com/relay/ diakses pada tanggal 15 Juli 2023

Anonim, 2009. Http///Eksperimen elka/pp_full.php.htm. diakses pada tanggal 15


Juli 2023

Bakri, Abdul Haris dkk. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Badan Penerbit
UNM.

Bambang Hidayat and Syamsul Amien, “Pengaruh Pengaturan Kecepatan


Menggunakan Metode Pengaturan Fluksi Terhadap Efisiensi
Pada Motor Arus Searah,” Singuda Ensikom, vol. IX, no. 2, pp.
86-91, November 2014.

Dhopir Mia. 2016. Motor Arus Searah (Motor DC). Surabaya.

66
Eitsword.id. (2018). Pengertian, Klasifikasi danJenis Motor Listrik. From
https://www.etsworlds.id/2018/05/pengertian-klasifikasi-dan-
jenis-motor.htm

F. Suryatmo. (1986). Teknik Listrik Arus Searah. Bina Aksara. Jakarta

Faudin. A. 2018. https://nyebarilmu.com/komunikasi-nirkabel-menggunakan-


module-rf-433mhz/ diakses pada tanggal 15 Juli 2023.

Konaah, B. (2014, Mei 19). Motor Listrik DC. Retrieved from Engineeringofficer:
https://engineeringofficer.wordpress.com/2014/05/19/motor-
listrik-c/

Mochtar Wijaya. 2001. Dasar-Dasar Mesin Listrik. Jakarta. Djambatan.

Munthe, Brayan.2010. Karakteristik Motor Listrik.PPPPTK BMTI Bandung.

Rusmadi, Dedi. 1999. Mengenal Teknik Elektronika. Bandung: Pionir Jaya.

Shrader, Robert L. 1989. Komunikasi Elektronika (Revisi Terjemahan). Jakarta:


Erlangga.

Sumanto.1994. Mesin Arus Searah.Yogjakarta.Andi Offset.

Sutrisno, 1986, Elektronika Teori dan Penerapannya, Bandung; ITB

Usman Effendi. 1995. Direct Current Machines. PPPG Teknologi. Bandung.

Wibowo, Sunu Hasta, “Simulasi Pengontrolan Pintu Garasi Otomatis,” Jurnal


Intekna, pp. 1-9, 2014.

67
68

Anda mungkin juga menyukai