Fajar Eko Priyadi 191571130
Fajar Eko Priyadi 191571130
Disusun oleh
Nim : 191571130
2023
LEMBAR PERNYATAAN PENULISAN SKRIPSI
Nim : 191571130
Dengan ini menyatakan bahwa materi dari skripsi ini adalah hasil karya sendiri
bukan merupakan duplikasi baik sebagian ataupun seluruhnya dari hasil karya
orang lain, kecuali bagian-bagian yang telah disebutkan sumbernya. Pernyataan ini
saya buat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberi
keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas akhir yang
telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya siap
menanggung segala akibat yang timbul jika pernyataan saya tidak benar
Nim. 191571130
ii
BERITA ACARA PERSETUJUAN
Telah selesai diberikan Bimbingan dalam Penulisan Skripsi sehingga Naskah
Skripsi ini telah memenuhi syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan dalam
ujian skripsi, oleh:
NIM : 191571130
Pembimbing I
Ir.Sudirman, M.Kom.
DISETUJUI OLEH:
KETUA PROGRAM STUDI
Ir.Sudirman, M.Kom.
KETUA STTDB
iii
BERITA ACARA PENGESAHAN PENGUJIAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Ujian Skripsi Sekolah
Tinggi Teknologi Duta Bangsa, Program Studi Teknik Elektro oleh:
NIM : 191571130
TIM PENGUJI
PENGUJI I : Dr. Ir. Bambang Mulyo Raharjo, M.Si (……………..)
PENGUJI II : Ir. Mochammad Mulia M.T. (……………..)
PENGUJI III : Ir.Sudirman, M.Kom (……………..)
PENGUJI IV : Bonanza Yoma Pratama S.ST.,M.T. (……………..)
PANITIA PENGUJI
KETUA SEKRETARIS
.
(Ir. Mochammad Mulia M.T.) (Dr. W. Wahyu Hidayat, S.E., M.M)
iv
SURAT PENGAJUAN MENGIKUTI PENULISAN
SKRIPSI
v
ABSTRAK
Setiap rumah pasti memiliki suatu Pagar rumah yang berfungsi sebagai pembatas
dengan jalan, selain itu sudah banyak kita temui di setiap pagar rumah untuk
keamanan kendaraan pribadi maupun keamanan kondisi rumah. Umumnya untuk
membuka Pagar dan Menutup pagar harus dilakukan manual oleh Manusia. Hal ini
sering mengakibatkan tidak nyaman dan tidak Efisien pengguna Pagar, baik orang
yang berada di dalam rumah, maupun yang mengendarai mobil yang hendak masuk
ke dalam rumah, maka sistem ini dirancang dan dibangun sebuah Pengontrolan
pintu pagar menggunakan Rangkaian Kontrol Relay dan Remote yang dapat
meringankan beban pengguna Pagar.
Rangkaian ini dibuat dengan input manual dengan cara menekan tombol buka
dan tutup pada panel box dan menggunakan Remote yang berbasis sebagai
pengendali pintu pagar rumah dengan jarak ± 5Meter dan modul RF 433MHz
berfungsi sebagai sistem operasi ketika pagar diberi perintah membuka atau
menutup.
Dari hasil uji coba yang dilakukan, dengan menggunakan Rangkaian Kontrol
Relay sebagai penggerak Motor DC untuk membuka dan menutup pagar.
Rangkaian kendali dengan relay, digunakan untuk Membalik Polaritas sumber
untuk mengatur putaran Motor DC. Jarak jangkau Remote untuk buka tutup pintu
sekitar 5 meter.
vi
ABSTRACK
Every house must have a house fence which functions as a barrier to the
road, apart from that we have found many house fences for the security of private
vehicles and the security of the condition of the house. Generally, opening and
closing the fence must be done manually by humans. This often results in discomfort
and inefficiency for fence users, both people who are in the house, or those driving
cars that want to enter the house, so this system was designed and built to control
the gate using a relay and remote control circuit which can alleviate Fence user
load.
This circuit is made with manual input by pressing the open and close
buttons on the box panel and using a remote which is based on controlling the house
gate with a distance of ± 5 meters and the 433MHz RF module functions as an
operating system when the fence is given the command to open or close.
From the results of the trials carried out, using a Relay Control Circuit as
a DC Motor driver to open and close the fence. Control circuit with relay, used to
reverse the polarity of the source to regulate the rotation of the DC motor. Remote
range to open and close the door is around 5 meters.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas berkat, Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya, Penyusunan Laporan Tugas
Akhir/Skripsi ini. Penulisan tugas akhir/Skripsi ini yang Berjudul “Rancang
Bangun Rangkaian Buka Tutup Pagar Rumah dengan Motor DC Menggunakan
Kontrol Relay dan Remote” dengan sub-judul “Rangkaian Kendali Menggunakan
Kontrol Relay dan Remote” dapat saya selesaikan dengan baik. Penulis menyadari
bahwa pada proses penulisan laporan ini banyak mengalami masalah/kendala,
namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari
Allah SWT sehingga masalah-masalah dan kendala-kendala yang saya dihadapi
tersebut dapat teratasi. Pada kesempatan ini saya sebagai penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak - banyaknya terutama kepada:
viii
Besar harapan penulis semoga tugas akhir ini nantinya dapat memberikan manfaat
bagi penulis khususnya dan rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi
Teknologi Duta Bangsa umumnya, penulis dengan senang hati mengharapkan segala
saran dan masukan yang positif untuk kesempurnaan laporan ini, karena penulis
menyadari akan kekurangan dan keterbatasan ilmu penulis yang dimiliki. Sebaik-
baiknya ilmu adalah ilmu yang bermanfaat untuk itu, penulis berharap tugas akhir ini
dapat bermanfaat bagi kemajuan masyarakat, terutama dalam bidang Teknik Elektro.
Terimakasih.
191571130
ix
DAFTAR ISI
x
2.2.4 Simbol Motor DC....................................................................................... 10
2.2.5 Kerja Motor DC ......................................................................................... 11
2.2.6 Bagian utama Atau Komponen Motor DC................................................. 13
2.2.7 Kelebihan Motor DC .................................................................................. 14
2.2.8 Jenis – Jenis Motor DC .............................................................................. 15
2.2.9 Aplikasi Motor DC..................................................................................... 17
2.3 Relay.................................................................................................................... 20
2.3.1 Prinsip Dasar Kerja Relay .......................................................................... 20
2.3.2 Cara Kerja Relay ........................................................................................ 21
2.4 Sensor Proximitty ................................................................................................ 23
2.4.1 Jenis Proximitty sensor............................................................................... 24
2.4.2 Cara kerja sensor Proximitty Induktif ........................................................ 28
2.5 Push Botton ......................................................................................................... 29
2.6 PowerSupply........................................................................................................ 31
2.7 Modul RF 433MHz ............................................................................................. 40
2.7.1 Frekuensi 433 Mhz..................................................................................... 40
2.7.2 Jangkauan Komunikasi .............................................................................. 41
2.7.3 Cara kerja RF 433MHz .............................................................................. 43
2.8 IC HT 12D........................................................................................................... 45
2.9 IC HT 12E ........................................................................................................... 47
BAB III METODE PERANCANGAN DAN PENELITIAN ...................................... 49
3.1 Metode Perancangan ........................................................................................... 49
3.2 Rangkaian kontrol relay ...................................................................................... 51
3.3 Rangkaian Kontrol Remote ................................................................................. 52
3.3 RANGKAIAN DAYA MOTOR DC .................................................................. 54
BAB IV UJI COBA ALAT ............................................................................................. 55
4.1 Tegangan kerja .................................................................................................... 55
4.2 Pengujian rangkaian kontrol relay ...................................................................... 56
4.3 Pengujian rangkaian kontrol remote.................................................................... 57
4.4 Keseluruhan alat .................................................................................................. 61
BAB V PENUTUP........................................................................................................... 65
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 65
xi
5.2 Saran.................................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 66
DAFTAR GAMBAR
xii
Gambar 2.20 Gelombang Ripple …………………………………………. 36
Gambar 4.3 Durasi pada saat motor membuka dan menutup pagar ……... 56
xiii
Gambar 4.6 Remote Pemancar ………………………………………….… 58
xiv
DAFTAR TABEL
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada tugas akhir ini adalah:
1. Pembahasan Motor DC
2. Rangkaian Kontrol Motor DC
3. Motor DC, sebagai penggerak yang dikendali menggunakan relay dan
remote.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan tugas akhir ini adalah:
1.5 Manfaat
Dengan ini diharapkan akan didapat manfaat sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis program studi (Prodi) Teknik
Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa Bekasi.
2. Dapat mengenal jauh realita ilmuyang di pelajari di perkuliahan dan dapat
mengaplikasikan dalam dunia kerja.
3. Dapat mengembangkan kemampuan diri dalam berkreasi serta
meningkatkan keterampilan pada diri dalam lingkungan yang sesuai
dengan disiplin dan ilmu yang dimiliki.
4. Dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan
diri dalam lingkungan kerja.
5. Membentuk pribadi yang mandiri dalam aktifitas di dunia industri.
6. Mengetahui dan melihat langsung serta mengaplikasikan secara langsung
teknologi dalam perindustrian.
7. Menyajikan hasil-hasil yang diperoleh dalam bentuk laporan
menggunakan data tersebut untuk dikembangkan.
2
1.6 Metode Penelitian
1. Metode observasi
2. Studi keperpustakaan
3. Konsultasi
4. Perancangan
5. Uji Coba
Setelah alat sudah jadi dalam satu rangkaian maka dilakukan uji coba
apakah alat ini bekerja dan berfungsi dengan semestinya sehingga
diketahui keefektifan fungsi dari alat tersebut.
3
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk pembahasan dalam prakek kerja lapangan ini, maka laporan di susun
menjadi 5 bab dengan sistematik yaitu:
1. BAB I PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi yang dibuat.
Dalam bab ini berisi tentang metode penelitian dan realisasi pada rangkaian.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Motor listrik
Motor listrik adalah sebuah perangkat elektrikal yang mengubah Energi Listrik
menjadi Gerakan Mekanis. Motor ini sangat umum digunakan dalam berbagai
aplikasi sehari-hari, mulai dari peralatan rumah tangga seperti kipas angin dan
mesin cuci hingga mesin industri yang lebih besar seperti penggerak pabrik dan
kendaraan listrik. Berikut adalah beberapa konsep dasar tentang motor listrik.
a. Stator
Bagian tetap dari motor yang menghasilkan Medan magnet yang diam.
Biasanya, Stator berisi gulungan kawat tembaga yang ditempatkan dalam
laminasi besi untuk meningkatkan efisiensi.
b. Rotor
Bagian yang berputar di dalam Medan magnet Stator. Rotor juga memiliki
gulungan kawat tembaga atau bahan konduktif lainnya. Ketika arus listrik
mengalir melalui Rotor, menyebabkan Rotor berputar.
c. Kutub dan kawat
Motor listrik dapat memiliki berbagai konfigurasi kutub dan kawat yang
berbeda, tergantung pada desain dan aplikasinya. Jumlah kutub dan kawat
dapat mempengaruhi kecepatan, torsi, dan karakteristik kinerja lainnya dari
Motor.
5
d. Komutator (pada Motor DC)
Motor DC (arah arus searah) menggunakan Komutator untuk mengubah
arah aliran listrik melalui Rotor, sehingga memungkinkan Rotor terus
berputar. Motor AC (arah arus bolak-balik) tidak memerlukan Komutator.
a. Motor DC
Motor ini menggunakan Arus searah (DC) untuk menggerakkan Rotor.
Mereka umumnya digunakan pada perangkat seperti penggerak pita
transportasi, kipas angin tangan, dan sebagainya.
b. Motor AC
Motor ini menggunakan arus bolak-balik (AC) dan merupakan jenis yang
paling umum digunakan dalam aplikasi industri dan perumahan. Contoh
motor AC termasuk Motor Induksi tiga fase dan Motor satu fase.
6
2.1.5 Keuntungan Motor Listrik
Motor listrik sering lebih Efisien dan ramah lingkungan dibandingkan dengan
mesin berbahan bakar fosil karena mereka tidak menghasilkan emisi gas rumah
kaca. Selain itu, mereka sering memerlukan perawatan yang lebih sedikit dan
memiliki umur pakai yang lebih panjang.
2.2 Motor DC
Motor DC (Direct Current), atau Motor Arus searah, adalah jenis Motor listrik
yang menggunakan Arus listrik searah (DC) sebagai sumber daya utama untuk
menghasilkan gerakan Mekanis. Motor DC dikenal karena keandalan, Kontrol yang
baik, dan berbagai aplikasi yang luas. Motor DC bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik Faraday, di mana Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik
menghasilkan gaya pada kawat konduktor, yang kemudian menggerakkan Rotor
untuk melakukan pekerjaan Mekanik. Di bawah ini adalah penjelasan lengkap
tentang motor DC:
a. Stator
Bagian Stator Motor DC biasanya terdiri dari sebuah magnet permanen
atau kumparan gulungan kawat tembaga yang dihubungkan ke sumber daya
DC. Stator menciptakan Medan magnet yang tetap.
b. Rotor
Bagian Rotor berisi kumparan gulungan kawat tembaga yang berputar di
dalam Medan magnet stator. Ketika arus listrik mengalir melalui Rotor, itu
menciptakan Medan magnet sendiri yang berinteraksi dengan Medan Stator,
menyebabkan Rotor berputar.
7
a. Ketika sumber listrik diterapkan pada Stator dan Rotor, Arus listrik
mengalir melalui Kumparan Stator, menciptakan medan magnet yang
tetap.
b. Arus listrik juga mengalir melalui Kumparan Rotor, menciptakan
Medan magnet pada Rotor.
c. Karena Medan magnet pada Stator tetap dan Medan magnet pada Rotor
berputar (karena Komutator), terjadi gaya tarik yang menyebabkan
Rotor berputar.
d. Gaya ini menghasilkan gerakan Mekanik pada Rotor, yang dapat
digunakan untuk menggerakkan berbagai jenis peralatan atau mesin,
seperti Kipas angin, Pompa, atau bahkan Mobil listrik.
a. Motor DC Seri
Motor DC seri memiliki gulungan Stator dan Rotor yang dihubungkan
secara Seri. Mereka memiliki torsi awal yang tinggi dan kecepatan yang
dapat bervariasi tergantung pada beban. Motor ini cocok untuk aplikasi yang
8
memerlukan torsi tinggi pada kecepatan rendah, seperti traksi pada
kendaraan rel dan truk angkut barang.
b. Motor DC Shunt
Motor DC shunt memiliki gulungan Stator dan Rotor yang dihubungkan
secara paralel. Mereka memiliki karakteristik kecepatan yang lebih stabil dan
dapat digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan perumahan.
1. Kontrol Presisi:
Motor DC memungkinkan kontrol yang sangat baik terhadap kecepatan
dan torsi. Mereka dapat merespons dengan cepat terhadap perubahan beban
atau perintah kontrol.
3. Reversibilitas
Mudah untuk mengubah arah putaran Rotor Motor DC dengan mengubah
Polaritas arus listrik yang diberikan ke gulungan Rotor.
9
2.2.4 Aplikasi Motor DC dan Pengendali Motor DC
Motor DC telah digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi, termasuk
peralatan rumah tangga seperti kipas angin dan mesin cuci, mesin industri, pompa
air, peralatan medis, peralatan otomatisasi, dan bahkan kendaraan listrik di masa
lalu. Motor DC dapat dikendalikan dengan mengubah tegangan yang diberikan ke
stator atau dengan menggunakan perangkat pengendali elektronik seperti
pengontrol PWM (Pulse Width Modulation) untuk mengatur kecepatan dan arah
putaran rotor. Meskipun motor DC memiliki keunggulan dalam beberapa aplikasi,
Motor DC semakin tergantikan oleh Motor AC dan Motor BLDC (Brushless DC)
yang lebih efisien dalam banyak kasus. Namun, mereka masih memiliki peran
penting dalam beberapa aplikasi yang membutuhkan kontrol presisi dan torsi awal
tinggi.
10
c. Panah menunjukkan arah aliran arus listrik melalui Motor, dari positif ke
negatif (anoda ke katoda) pada terminal Motor.
Simbol motor DC ini digunakan dalam diagram rangkaian elektrikal untuk
mempermudah pemahaman dan representasi visual motor DC dalam berbagai
aplikasi elektrik dan elektronik.
Kumparan ABCD berada dalam Medan magnet seragam dengan sisi positif AD
dan CB searah dengan fluks magnet. Sedangkan sisi AB dan DC tetap berada
ditengah tengah, sehingga jika sisi AD dan CB berputar karena gaya Lorentz, maka
kumparan ABCD akan berputar.
Hasil gaya dikalikan jarak pada suatu titik disebut momen, permukaan positif
AD dan CB akan berputar pada porosnya karena pengaruh Torsi (T). Masing-
masing isi belitan aktif AD dan CB pada gambar di atas akan mengalami momen
putar Torsi (T):
T=F.r
Dimana:
T = Torsi (Nm)
F = Gaya Dorong (newton)
r = Jarak sisi kumparan ke sumbu putar (meter)
11
Pada daerah di bawah kutub magnet, besarnya torsi masih disebabkan oleh
besarnya gaya Lorentz. Artinya posisi garis netral di kedua sisi kumparan akan
berhenti berputar. Agar motor tetap beroperasi normal, perlu menambah jumlah
belitan yang digunakan. Kumparan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
torsi pada masing-masing sisi kumparan saling menopang dan menghasilkan
putaran yang baik. Karena alasan teknis, gulungan dililitkan pada alat yang disebut
jangkar sehingga belitan gulungan disebut belitan jangkar.
Hubungan antara kecepatan, fluks dan tegangan dinyatakan dalam persamaan
berikut:
Gaya Elektromagnetik (E)
E = K ΦN
Torsi (T)
T = K Φ Iɑ
I(a) = T x Km/a
Daya Masukan:
T x Nbeban x Konfersi faktor antara T dan N = Daya masukan (Win)
Daya keluaran:
V x A = Daya Keluaran (Wout)
Efisiensi:
Efisiensi (%) = Wout / Win
12
Dimana:
E = Gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = Flux Medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = Kecepatan dalam RPM (Putaran per menit)
T = Torque electromagnetik (g/cm)
I a = Arus dinamo (A)
K = Konstanta persamaan
V = Tegangan (Volt)
Wout = Daya Keluaran (Watt)
Win = Daya Masukan (Watt)
13
c. Komutator/ saklar Motor DC. Komponen ini banyak terdapat pada Motor
DC. Kegunaannya adalah untuk membalikkan arah arus pada belitan Motor
DC dan juga untuk memudahkan transmisi arus antara belitan Motor DC
dengan sumber listrik.
14
2.2.8 Jenis – Jenis Motor DC
Berikut adalah jenis jenis Motor DC.
1. Motor DC Sumber Daya Terpisah/ Separately Excited
Jika arus medan di supply oleh sumber terpisah maka, disebut Motor DC
tereksitasi terpisah.
15
b. Kecepatan dapat dikontrol dengan menambahkan tahanan/resistansi secara
seri dengan belitan motor DC (pengurangan kecepatan) atau dengan
menambahkan tahanan/resitansi kedalam arus Medan (menambahkan
kecepatan).
3. Motor Seri
Pada motor seri, belitan Medan (Medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
belitan Motor DC (A), seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Arus Medan
sama dengan arus belitan Motor DC. Berikut ini mengenai kecepatan Motor Seri.
a. Kecepatan terbatas di 5000 RPM
b. Menjalankan Motor secara seri tanpa beban sebaiknya dihindari karena
Motor akan berakselerasi secara tidak terkendali.
Motor seri cocok untuk aplikasi yang memerlukan torsi awal yang tinggi, seperti
derek dan peralatan pengangkat, seperti yang ditunjukan dapa gambar dibawah
ini.
4. Motor DC Kompon/Gabungan
Motor kompon DC merupakan gabungan Motor Seri dan Motor paralel. Pada
Motor majemuk, belitan Medan (Medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri
dengan belitan Motor DC (A) seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Oleh karena
itu, Motor hybrid memiliki torsi awal yang baik dan kecepatan yang stabil. Semakin
16
tinggi persentasi kopling (yaitu persentase belitan Medan yang dihubungkan secara
seri), semakin besar pula torsi awal yang dapat ditangani Motor. Contoh,
penggabungan 40-50% menjadikan Motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist
dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%) tidak cocok
(myElectrical, 2005).
17
b. Mesin Cuci: Motor DC digunakan dalam mesin cuci untuk
mengendalikan gerakan drum, mengatur putaran, dan memastikan
pergerakan yang efisien selama siklus pencucian.
2. Otomasi Industri:
a. Kendaraan Otomatisasi (AGV): Motor DC digunakan dalam
kendaraan otomatisasi seperti AGV (Automated Guided Vehicles)
untuk menggerakkan roda dan memberikan manuver yang presisi di
dalam pabrik atau gudang.
b. Robot Industri: Motor DC digunakan dalam berbagai jenis robot
industri untuk menggerakkan tangan robot, sendi, dan peralatan
pengangkut.
3. Kendaraan Listrik:
Meskipun kendaraan listrik modern sering menggunakan Motor BLDC
(Brushless DC) atau Motor AC, Motor DC digunakan dalam kendaraan
listrik lama dan beberapa kendaraan listrik ringan untuk menggerakkan roda.
4. Kontrol Kecepatan:
a. Pengontrol Kecepatan: Motor DC sering digunakan dalam aplikasi
yang memerlukan kontrol kecepatan yang presisi, seperti conveyor
belt, mesin pengemasan, dan mesin penggerak industri lainnya.
5. Perangkat Medis:
18
Peralatan Medis: Motor DC digunakan dalam peralatan medis seperti
pompa infus, mesin MRI, dan peralatan diagnostik lainnya yang memerlukan
kontrol gerakan yang akurat dan andal.
6. Permainan Elektronik:
Kontrol Permainan: Motor DC digunakan dalam permainan elektronik,
terutama dalam permainan yang memerlukan gerakan fisik, seperti
permainan joystick dan kendali permainan.
19
DC tetap relevan dalam beberapa situasi di mana Kontrol gerakan yang presisi
sangat penting.
2.3 Relay
Relay adalah perangkat listrik yang digunakan untuk mengendalikan aliran arus
listrik pada sirkuit listrik lainnya. Relay bekerja dengan prinsip elektromagnetisme
dan berfungsi sebagai sakelar otomatis yang dapat membuka atau menutup sirkuit
ketika kondisi tertentu terpenuhi. Relay sangat penting dalam banyak aplikasi yang
memerlukan kontrol sirkuit listrik yang kompleks.
20
b. Ketika arus listrik mengalir melalui koil Relay, ini menciptakan Medan
elektromagnetik di sekitar koil.
c. Medan elektromagnetik ini mempengaruhi kontak Relay, mengubah
posisinya. Ada dua jenis kontak utama dalam relay: kontak normal terbuka
(NO) dan kontak normal tertutup (NC).
d. Pada Relay NO, kontak terbuka ketika koil diaktifkan (arus mengalir), dan
pada relay NC, kontak tertutup ketika koil diaktifkan.
1. Relay: Relay memiliki koil yang terbuat dari gulungan kawat tembaga yang
ditempatkan di sekitar inti besi atau bahan feromagnetik lainnya. Koil ini
merupakan bagian yang aktif secara elektris dari relay.
2. Aliran Arus: Ketika arus listrik diberikan ke koil Relay, arus ini mengalir
melalui gulungan kawat tembaga dalam koil. Aliran arus ini menciptakan
Medan magnet di sekitar koil berdasarkan hukum elektromagnetisme.
3. Interaksi Medan Magnet: Medan magnet yang dihasilkan oleh koil relay ini
mempengaruhi komponen internal Relay lainnya, seperti kontak atau reed
switch (pada Relay reed). Pengaruh Medan magnet ini membuat kontak
relay berubah posisi.
21
b. Jika Relay memiliki kontak normal tertutup (NC), Medan magnet
menggeser kontak dari posisi tertutup ke terbuka.
4. Kontrol Sirkuit Luar: Kontak Relay yang berubah posisi dapat membuka
atau menutup sirkuit luar yang terhubung dengan Relay tersebut.
a. Relay Normally Open (NO): Ketika Relay NO diaktifkan oleh arus
di koil, kontak NO menutup dan menghubungkan sirkuit luar.
b. Relay Normally Closed (NC): Ketika Relay NC diaktifkan, kontak
NC membuka, memutuskan sirkuit luar.
5. Aksi Kedua: Ketika arus listrik di koil Relay dihentikan, Medan magnet di
sekitar koil menghilang. Kontak Relay kembali ke posisi awalnya.
6. Kendali Fungsi Lain: Kontrol sirkuit luar yang dihasilkan oleh Relay dapat
digunakan untuk mengendalikan berbagai perangkat dan fungsi, seperti
lampu, Motor, pemanas, atau peralatan elektronik lainnya. Ini
memungkinkan otomatisasi berdasarkan kondisi tertentu, seperti suhu,
tekanan, atau input lainnya.
Cara kerja relay sangat sederhana namun efektif dalam mengendalikan aliran
listrik dalam berbagai aplikasi. Relay dapat digunakan untuk mengubah sirkuit
secara otomatis berdasarkan perubahan kondisi tertentu, dan mereka adalah bagian
penting dari banyak sistem kontrol elektrik dan elektronik. Relay tersedia dalam
berbagai jenis dan konfigurasi untuk memenuhi kebutuhan berbagai aplikasi.
22
Untuk info lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini.
23
yang ada di sekitarnya. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang Proximitty
sensor:
a. Sensor Induktif:
Sensor induktif menggunakan prinsip elektromagnetik untuk mendeteksi
logam. Ketika objek logam mendekati sensor, mengubah Medan magnet
yang dihasilkan oleh sensor dan menghasilkan sinyal output. Sensor ini
sering digunakan dalam aplikasi seperti mendeteksi keberadaan logam dalam
mesin industri.
b. Sensor Kapasitif:
Sensor kapasitif mendeteksi perubahan kapasitansi ketika objek
mendekat. Ketika objek mendekati sensor, kapasitas sensor berubah, yang
menghasilkan sinyal output. Sensor ini digunakan untuk mendeteksi bahan
non-logam seperti plastik, kertas, atau cairan.
c. Sensor Ultrasonik:
Sensor ultrasonik menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk
mendeteksi objek. Mereka mengirimkan gelombang suara tinggi dan
mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang tersebut untuk pantulan
kembali. Berdasarkan waktu perjalanan gelombang suara, sensor dapat
mengukur jarak ke objek.
24
yang diterima oleh sensor berubah, dan ini dapat digunakan untuk
mendeteksi keberadaan objek.
Pilihan jenis Proximitty sensor yang digunakan tergantung pada aplikasi spesifik
dan jenis objek yang perlu dideteksi. Setiap jenis sensor memiliki karakteristik,
jarak deteksi, dan sensitivitas yang berbeda, sehingga pemilihan sensor yang tepat
sangat penting untuk keberhasilan aplikasi.
Sensor Proximitty induktif adalah jenis sensor yang digunakan untuk mendeteksi
objek logam tanpa adanya kontak fisik. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik, khususnya dengan menggunakan fenomena induksi
25
elektromagnetik. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari sensor
Proximitty induktif:
1. Deteksi logam
Sensor Proximitty induktif dirancang khusus untuk mendeteksi objek
yang terbuat dari logam atau memiliki komponen logam. Mereka bekerja
mendeteksi perubahan dalam Medan elektromagnetik yang dihasilkan oleh
koil di dalam sensor ketika objek logam mendekat.
3. Jarak deteksi
Jarak deteksi sensor Proximitty induktif dapat bervariasi tergantung pada
desain dan spesifikasi sensor tersebut. Jarak deteksi umumnya lebih pendek
dibandingkan dengan beberapa jenis sensor lainnya seperti sensor ultrasonik.
5. Aplikasi Umum
Sensor Proximitty induktif digunakan secara luas dalam berbagai aplikasi
industri, seperti dalam mesin otomatisasi, perakitan, pengendalian kualitas,
dan sistem transportasi. Mereka sering digunakan untuk mendeteksi
keberadaan atau posisi objek logam, memicu aksi pengendalian, atau
mengukur posisi dalam proses produksi.
26
6. Keluaran Digital dan analog.
Sensor Proximitty induktif dapat memiliki keluaran digital atau keluaran
analog tergantung pada aplikasi. Keluaran digital menghasilkan sinyal on/off
ketika objek terdeteksi atau tidak terdeteksi, sedangkan keluaran analog
memberikan informasi tentang jarak relatif antara sensor dan objek.
27
2.4.2 Cara kerja sensor Proximitty Induktif
Cara kerja sensor Proximitty induktif didasarkan pada prinsip elektromagnetik
dan induksi elektromagnetik. Berikut adalah langkah-langkah umum bagaimana
sensor proximity induktif bekerja:
1. Kumparan Koil
Sensor proximity induktif memiliki kumparan koil yang terbuat dari kawat
yang dililitkan pada inti magnetik. Kumparan ini adalah komponen utama
yang memungkinkan sensor untuk mendeteksi objek logam.
2. Pemberian daya
Ketika sensor diberikan daya melalui sirkuit listrik, arus listrik mengalir
melalui kumparan koil. Arus ini menciptakan Medan magnet di sekitar
kumparan koil.
3. Medan magnet
Medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan koil ini biasanya berbentuk
toroid atau berbentuk lingkaran di sekitar sensor. Medan magnet ini ada
dalam keadaan tetap atau dalam frekuensi tertentu, tergantung pada desain
sensor.
28
6. Pemicu keluaran
Ketika perubahan yang sesuai terdeteksi oleh sirkuit sensor, sensor
memberikan keluaran. Ini bisa berupa keluaran digital (biasanya on/off)
yang menunjukkan deteksi objek atau keluaran analog yang memberikan
informasi tentang jarak relatif antara sensor dan objek.
7. Aksi pengendalian
Keluaran dari sensor proximitty induktif dapat digunakan untuk memicu
aksi pengendalian tertentu, seperti menghidupkan atau mematikan
perangkat, mengubah arah atau kecepatan pergerakan objek, atau memicu
alarm atau tindakan lainnya sesuai dengan kebutuhan aplikasi.
29
1. Komponen fisik
Pushbutton terdiri dari dua bagian utama:
Tombol yang dapat ditekan oleh pengguna dan kontak elektrik di
dalamnya. Tombol biasanya terbuat dari bahan plastik atau logam dan
dipasang pada bingkai atau panel perangkat. Didalam tombol, terdapat satu
atau lebih pasangan kontak elektrik yang terbuat dari material konduktif,
seperti logam.
2. Prinsip kerja
Saat tombol Pushbutton ditekan, kontak-kontak elektrik di dalamnya
saling bersentuhan dan menghubungkan dua kawat atau terminal dalam
sirkuit listrik. Ini menciptakan jalur konduktif yang memungkinkan arus
listrik mengalir melalui sirkuit. Ketika tombol ditarik kembali (tidak
ditekan), kontak-kontak tersebut terpisah, memutuskan sirkuit dan
menghentikan aliran arus.
3. Aplikasi Pushbutton
Pushbutton digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk perangkat
elektronik konsumen (seperti Remote TV), peralatan rumah tangga (seperti
mesin cuci), kontrol mesin industri, sistem kendali otomatis, perangkat
medis. Mereka sering digunakan sebagai saklar on/off, saklar aksi, atau
saklar pemicu untuk berbagai fungsi.
30
5. Tombol Pushbutton Tahan Lama
Ada juga tombol Pushbotton tahan lama yang dapat menjalankan fungsi
tetap dalam posisi tertentu bahkan setelah tombol ditekan dan dilepaskan.
Mereka digunakan untuk mengatur mode atau fungsi yang berlangsung
dalam waktu yang lebih lama, seperti pengunci pintu elektronik atau
pengendali peralatan industri.
6. Warna Label
Tombol Pushbutton sering diberi warna dan label khusus untuk
memberikan petunjuk kepada pengguna tentang fungsi atau tindakan yang
dijalankan ketika tombol ditekan. Misalnya, tombol warna merah dengan
label "STOP" digunakan untuk menghentikan mesin atau sistem dalam
situasi darurat.
2.6 PowerSupply
Sistem Powersupply adalah salah satu jenis sumber daya listrik atau
Powersupply yang digunakan untuk mengubah tegangan atau arus listrik menjadi
bentuk yang sesuai dengan kebutuhan perangkat elektronik. Mereka banyak
digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik, termasuk komputer, perangkat
komunikasi, peralatan medis, dan banyak lagi.
31
Gambar 2.13 PowerSupply
(Sumber: www.webstudi.site)
32
Gambar 2.15 Prinsip Kerja Powersupply setengah gelombang
(Sumber: www.abiphone.com)
33
Pada rangkaian diatas, dioda (D1) berfungsi sebagai pengubah dari arus AC
menjadi DC yang mengalirkan tegangan positif ke beban (R1). Itulah yang disebut
dengan penyearah gelombang (half wafe). Pada gambar Rangkaian di atas
menunjukan sumber tegangan AC menghasilkan sebuah Sinusoidal, bila dioda
diasumsikan sebagai Dioda Ideal. Pada Putaran setengah Positif dioda akan bias
maju, yang berarti dioda berkerja sebagai sebuah saklar tertutup. Gelombang
masukan pada rangkaian penyearah setengah gelombang berupa gelombang Sinus
dengan nilai seketika V in dengan sebuah nilai Puncak Vp (in).
(Sumber:https://www.academia.edu/4668303/)
34
Tegangan setengah gelombang menghasilkan arus beban satu arah, artinya arus
mengalir hanya pada satu arah, tegangan setengah gelombang tersebut merupakan
tegangan DC yang bergerak naik sampai nilai max dan turun sampai nol dan tetap
nol selama siklus setengah negatif.
(Sumber: www.academia.edu/4668303/)
Kapasitor yang digunakan pada rangkaian memfilter keluaran yang masih kotor
sehingga keluaran yang dihasilkan berbentuk Ripple. Dibawah ini gambar
gelombang Ripple hasil pemfilteran dari kapasitor.
35
Rangkaian penyearah setengah gelombang (half wave rectifier) memiliki
kelemahan sehingga tidak maksimal untuk digunakan, kelemahannya arus listrik
yang mengalir ke beban hanya separuh dari setiap satu siklus. Hal ini menyulitkan
dalam proses Filtering (penghalusan). Untuk mengatasi kelemahan ini adalah
penyearah gelombang penuh. Rectifier gelombang penuh ialah equivalen dengan
dua kali rectifier setengah gelombang, Rectifier memiliki tegangan masukan yang
equal dengan setengah tegangan sekunder. Berikut adalah gambar rangkaian dasar
penyearah gelombang penuh menggunakan dua dioda.
(Sumber: www.academia.edu/4668303/)
36
setengah siklus positif, D1 merupakan Dioda dengan bias maju yang menghasilkan
tegangan beban positif sebagai Polarity Plus-Minus melalui Resistor beban.
(Sumber: www.academia.edu/4668303/)
(Sumber: www.academia.edu/4668303/)
37
. Selain itu terdapat Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan tipe
penyearah jembatan. Rangkaian ini terdiri dari empat diode. Berikut ini adalah
Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh dengan jembatan.
(Sumber: www.academia.edu/4668303/)
Pada dioda Bridge hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus ke setiap
siklus tegangan AC sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada saat
siklus yang sama. Berikut adalah aliran arus yang melewati rangkaian ini.
38
Ketika siklus positif tegangan AC Arus mengalir melalui dioda B menuju beban
dan kembali melalui dioda C. Pada saat yang bersamaan pula, dioda A dan D
mengalami Reverse bias sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua diode
tersebut bersifat sebagai isolator.
Sedangkan saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda D
menuju beban dan kembali melalui dioda A. Karena dioda B dan C mengalami
Reverse bias maka arus tidak mengalir pada kedua dioda ini. Kedua hal ini terjadi
berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan beban yang berbentuk
gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC). Berikut adalah grafik
sinyal penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda
39
2.7 Modul RF 433MHz
Modul RF 433MHz adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk
komunikasi nirkabel pada frekuensi radio 433 megahertz (MHz). Modul ini sering
digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk remote kontrol, sistem keamanan,
pengendalian jarak jauh, dan berbagai proyek elektronik lainnya.
40
2.7.2 Jangkauan Komunikasi
RF 433MHz biasanya memiliki jangkauan komunikasi yang cukup baik,
tergantung pada lingkungan dan penghalang. Dalam kondisi ideal,
jangkauannya dapat mencapai beberapa ratus meter. Namun, jangkauan efektif
dapat dipengaruhi oleh interferensi, dinding, dan objek penghalang lain
disekitarnya.
Spesifikasi Transmitter
41
Gambar 2.29 Receiver
(Sumber: www.nyebarilmu.com)
Spesifikasi Penerima
42
2.7.3 Cara kerja RF 433MHz
Modul RF 433MHz bekerja berdasarkan prinsip komunikasi radio nirkabel
pada frekuensi 433 megahertz (MHz). Ini adalah salah satu jenis transceiver radio
sederhana yang digunakan untuk mengirim dan menerima data secara nirkabel.
Berikut adalah penjelasan cara kerja modul RF 433MHz secara umum:
43
3. Sinyal Radio
Komunikasi antara modul transmitter dan modul receiver dilakukan
dengan mengirimkan sinyal radio. Sinyal ini adalah gelombang
elektromagnetik pada frekuensi 433MHz.
4. Pengkodean data
Data yang ingin dikirimkan biasanya diubah menjadi bentuk digital, dan
sering kali data ini dienkripsi atau dikodekan untuk menjaga keamanan dan
integritasnya selama transmisi.
5. Modulasi sinyal
Data digital yang akan dikirimkan kemudian dimodulasi ke dalam sinyal
radio pada frekuensi 433MHz. Modulasi adalah proses mengubah
karakteristik sinyal radio, seperti amplitudo atau frekuensi, sesuai dengan
data yang ingin dikirimkan. Modulasi ini memungkinkan data untuk "dibawa"
oleh sinyal radio.
6. Transmisi sinyal
Modul transmitter mengirimkan sinyal radio yang sudah dimodulasi ke
udara melalui antena yang ada di dalamnya. Sinyal ini dapat berisi informasi
tentang data yang dikirimkan, alamat penerima, dan kontrol lainnya.
7. Penerima sinyal
Modul receiver mendeteksi sinyal radio yang diterima oleh antenanya.
Sinyal ini kemudian diubah kembali menjadi data digital dan diteruskan ke
perangkat yang memprosesnya
8. Pengolahan data
Perangkat yang terhubung ke modul receiver mengolah data yang diterima
sesuai dengan protokol komunikasi yang telah ditentukan. Ini mungkin
melibatkan dekripsi data (jika data telah di enkripsi), verifikasi checksum, dan
penguraian data menjadi bentuk yang dapat digunakan.
44
9. Respon aksi
Setelah data diterima dan diproses, perangkat mungkin akan merespon
dengan melakukan aksi yang sesuai, seperti mengaktifkan atau mematikan
perangkat, menampilkan informasi, atau melakukan tindakan lain sesuai
dengan instruksi yang terkandung dalam data.
2.8 IC HT 12D
IC HT 12D adalah Integrated Circuit (IC) yang sering digunakan pada aplikasi
nirkabel, terutama dalam pengontrol jarak jauh dan sistem remote kontrol. Sistem
remot kontrol ini adalah bagian dari keluarga IC Holtek yang dirancang khusus
untuk mengodekan sinyal yang diterima dari pengirim RF (radio frekuensi) menjadi
keluaran data yang dapat digunakan untuk mengontrol perangkat elektronik.
Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang IC HT12D:
IC HT12D adalah komponen yang berfungsi sebagai penerima kode dalam sistem
remote kontrol nirkabel. Ini berarti bahwa perangkat ini mendengarkan sinyal yang
dikirimkan oleh pemancar kode (biasanya IC HT12E) dan mengurai sinyal tersebut
menjadi data yang dapat digunakan oleh perangkat elektronik lainnya.
45
Gambar 2.31 Receiver Circuit HT 12D
(Sumber: www.microcontrollerslab.com)
46
2.9 IC HT 12E
IC HT12E adalah komponen elektronik yang sering digunakan dalam aplikasi
remote control nirkabel. IC ini adalah bagian dari serangkaian IC yang
dikembangkan oleh Holtek Semikonduktor Inc. dan biasanya digunakan bersama
dengan IC HT12D untuk mengatur komunikasi nirkabel antara pemancar
(pengirim) dan penerima (penerima). Berikut adalah pengertian lebih rinci tentang
IC HT12E:
IC HT12E adalah pemancar kode yang digunakan dalam sistem remote kontrol
nirkabel. Tugas utamanya adalah mengkonversi data atau perintah dari perangkat
elektronik atau mikrokontroler menjadi sinyal yang dapat dikirimkan secara
nirkabel kepada penerima kode, yang biasanya diwakili oleh IC HT12D.
47
Gambar 2.34 Pin HT 12E
(Sumber: www.microcontrollerslab.com)
48
BAB III
METODE PERANCANGAN DAN PENELITIAN
Dasar Ju ru san Tekni k Elektro , Peneli ti an di fo ku skan pada pro ses desai n, peraki tan
l l l l l l l l l l l l
dan u ji co ba. Pro sedu r pembu atan rangkaian kendali Motor DC sebagai penggerak
l i l l l l
b) Tahap perancangan di laku kan dengan melaku kan pro ses desai n alat l l l l l
Rangkaian
Proximity
RF 433MHZ
(LowerLimit)
Proximity
Rangkaian
Upper Limit Remote Kontrol
Kontrol Relay (Open and Close)
Pushbotton
OPEN
Motor
Pushbotton DC
CLOSE
Proximity
(LowerLimit)
Gambar 3.1 Blok Diagram alat
49
Keterangan:
50
3.2 Rangkaian kontrol relay
Instrumen yang digunakan dalam rancang bangun pagar otomatis dengan Motor
DC mengunakan rangkaian kendali Motor DC yang difungsinkan unuk bangunan
yang memiliki lahan terbatas adalah sebagai berikut:
51
Berikut adalah penjelasan cara kerja pada gambar rangkaian diatas :
1. IC HT12E
IC HT12E yang ditunjukkan pada Gambar 3.3 merupakan sebuah encoder
(pengode) yang digunakan dalam komunikasi nirkabel pada frekuensi radio. IC
ini umumnya digunakan untuk mengkodekan data digital yang dikirim melalui
sinyal radio ke perangkat penerima yang sesuai, seperti IC HT12D atau
penerima serupa. IC HT12E sangat umum digunakan dalam aplikasi seperti
remote kontrol nirkabel, sistem keamanan, dan pengendali jarak jauh. IC
HT12E dapat beroperasi pada sumber tegangan 2,4 V – 12 V.
52
Gambar 3.3 Rangkaian Pemancar HT 12E
(Sumber: www.electroduino.com)
2. IC HT 12D
IC HT12D yang ditunjukkan pada Gambar 3.4 merupakan sebuah decoder
yang berfungsi sebagai pengubah gelombang RF. IC ini digunakan sebagai
decoder (pendekoder) yang berpasangan dengan IC HT12E sebagai encoder
(pengode) dalam aplikasi yang mengirimkan data nirkabel. IC HT12D
digunakan untuk mendekode data yang diterima melalui sinyal radio dan
menghasilkan data digital yang dapat digunakan oleh perangkat mikrokontroler
atau perangkat lainnya. IC HT12D dapat beroperasi pada sumber tegangan
sebesar 2,4 V – 12 V.
53
3.3 RANGKAIAN DAYA MOTOR DC
Pada rangkaian daya untuk motor DC, digunakan 2 buah Relay, sebagai
pembalik polaritas tegangan yang diberikan ke Motor DC.
Dibawah ini adalah tabel kebenaran dari kontrol Motor DC adalah sebagai
berikut:
Relay Respon
Ry1 Ry2 Motor DC
0 0 OFF
0 1 CW
1 0 CCW
1 1 OFF
Keterangan:
CW clock wise
54
BAB IV
a. Pada posisi standby Tegangan 12.2 Volt dan arus 0,02 Amper
55
c. Waktu yang digunakaan pada saat motor DC bergerak membuka
dan metutup pagar selama 4 detik.
Gambar 4.3 Durasi pada saat motor membuka dan menutup pagar
56
DOWN
UP
RM_2
RM_1
RL4
RL3
12V
12V
+12v
PROXY_2
PROXY_1
RL2
RL1
12V
12V
57
Gambar 4.5 Rangkaian Pemancar HT 12E
(Sumber: www.electroduino.com)
58
b. Bagian penerima
Pada bagian pemancar terdiri dari Address (A0-A7) , Data (AD0-
AD4) , dan yang digunakan hanya 4 tombol yaitu, seperti pada tabel
berikut :
Tabel 4.2 Kebenaran dari rangkaian penerima
59
Pada penerima ini, lampu LED diganti dengan Rangkaian Relay, seperti pada
gambar dibawah ini:
+12V
UP DOWN
RL5 RL6
12V 12V
U1
9 UP DOWN
COM
1 16
1B 1C
D8 2 15
2B 2C
D9 3 14
3B 3C
D10 4 13
4B 4C
D11 5 12
5B 5C
6 11
6B 6C
7 10
7B 7C
ULN2003A
RL7 RL8
12V 12V
+12V
60
4.4 Keseluruhan alat
Proximity
Proximity Batas Bawah
batas atas
(Down)
(UP)
Motor DC Pagar
Pada saat tombol A pada Remote ditekan maka rangkaian akan memerintahkan
motor untuk berputar berlawanan arah jarum jam yang mengakibatkan pagar
tersebut terbuka dan motor akan berhenti ketika Proximity-1 (batas atas) aktif.
Berikut adalah foto tampak depan dan belakang pada saat pagar terbuka dan
Proximity aktif.
61
Gambar 4.12 Tampak Belakang Pagar Terbuka
(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)
62
Gambar 4.14 Tampak Depan Pagar Tertutup
(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)
63
Gambar 4.17 Kontrol Box Relay
(Sumber: Fajar Eko Priyadi, 2023 Dokumentasi Pribadi)
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari Hasil Ujicoba sistem Pagar Otomatis ini sudah dapat berfungsi
sesuai dengan perancangan, dimana semua alat yang digunakan dapat berjalan dan
berfungsi sesuai dengan kegunaannya.
Dari perancangan dan uji coba yang dilakukan dapat diambil kesimpulan:
1. Rangkaian bekerja sesuai rancangan
2. Arah putar Motor DC dapat menggunakan Rangkaian Kontrol Relay,
dengan membalik arah Polaritas sumber, yang dilakukan oleh Rangkaian
Kontrol Relay, yang digunakan untuk Membuka dan Menutup Pagar,
secara Manual.
3. Untuk Membuka Pagar jarak ± 5 Meter digunakan Remote Kontrol yang
bekerja pada frekuensi 433 Mhz
5.2 Saran
Berdasarkan dari uji coba yang dilakukan, peneliti ingin mengemukakakn
beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat untuk penelitian selanjutnya
yaitu:
1. Belum ada tombol Emergency / Safety apabila Proximity tidak aktif atau
tidak berfungsi.
2. Belum ada Feedback buzzer/indications pada motor DC, untuk
membedakan apabila Pagar Membuka maupun Metutup.
3. Bila dalam keadaan Mati Listrik, Rangkaian tidak dapat digunakan. Oleh
karena itu, perlu adanya penambahan Accu di rangkaian.
65
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, R. (2023, September 5). Motor DC: Pengertian, Fungsi, Prinsip Kerja, Jenis
Bagian. Retrieved from Thecityfoundry:
thecityfoundry.com/motor-dc/ diakses pada tanggal 15 juli 2023
Abadi, R. (2023, Oktober 7). Pengertian Sensor Proximity Adalah: Cara Kerja,
Fungsi, Jenis, Kelebihan, Kekurangan. Retrieved from
thecityfoundry: https://thecityfoundry.com/sensor-proximity-
adalah/ diakses pada tanggal 15 Juli 2023
Abadi, R. (2023, Oktober 2). Relay: Pengertian, Fungsi, Gambar Simbol, Cara
Kerja, Jenis. Retrieved from thecityfoundry:
thecityfoundry.com/relay/ diakses pada tanggal 15 Juli 2023
Bakri, Abdul Haris dkk. 2008. Dasar-Dasar Elektronika. Makassar: Badan Penerbit
UNM.
66
Eitsword.id. (2018). Pengertian, Klasifikasi danJenis Motor Listrik. From
https://www.etsworlds.id/2018/05/pengertian-klasifikasi-dan-
jenis-motor.htm
Konaah, B. (2014, Mei 19). Motor Listrik DC. Retrieved from Engineeringofficer:
https://engineeringofficer.wordpress.com/2014/05/19/motor-
listrik-c/
67
68