Rekaman Lengkap
Rekaman Lengkap
Saya nama saya Muhammad Akmal, Lurah Baras. Yang saya ingin pertanyakan dan
sedikit solusi juga, karena 1 tahun kemarin kami juga mengalami pak/bu, pernikahan
pernikahan di bawah usia itu, namun dalam hal ini saya juga sudah sampaikan
kepada bapak KUA, bahwasanya kalau bisa jangan menerima, apakah itu
namamnya, yang ingin menikah di bawah usia nah dalam hal ini masyarakat yang
ada di bawah itu nanti datang ke kantor mengurus N1, N2, N3nya ketika sudah
mendekati hari H jadi dia tidak ada koordinasi ke kita bahwa anak usia di bawah usia
dini itu mau dinikahkan andaikata ia mau melapor sebelum ini kami juga bisa cegah
karena kenapa bapak/ibu dalam waktu dekat ini mereka juga menyampaikan kepada
kami bahwa apa responnya pak Lurah atau pak Desa ketika ada di wilayah Bapak
ada anak nikah di bawah usia Jadi mungkin saran saya dulu sedikit ini lebih
bagusnya dibuatkan barangkali aturan sedikit supaya kita juga bisa tekan ke
KUAnya bahwa sebelum menikah harus koordinasi dulu ke Kelurahan Jadi kalau
sudah pengurusan N1 sampai N4nya baru kita tinggal tanda tangan yang kita mau
bilang apa lagi karena sudah mau terjadi tentu kita diangkat semua juga karena ada
responnya dari KUA mungkin ini saja terima kasih assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
Rekaman 2
Terkait pernikahan usia dini, mungkin saya dari perempuan pemberdaya, mungkin
meneruskan juga dari kelurahan baras, saya ... juga terjadinya pernikahan usia dini
dan juga kadang itu, yang menikahkan, eh masyarakat-masyarakat dan dia juga
meluangkan, apa, memberikan kesempatan yang menikahkan usia dini, kadang
umurnya tidak sesuai dan kadang juga dinikahkan, direspon bahwa nanti keluar
buku nikahnya setelah umurnya mencapai 19. Jadi saya minta pihak yang terkait,
minta tolong kalau bisa dikeluarkan aturannya, disurati tiap-tiap yang
menangani ... seperti KUA, mungkin seperti itu, jadi kita menindak lanjuti juga,
terkang itu, ... kita terjebak disitu .. lapangan, padahal itu harusnya dipanggil dulu, eh
dipanggil itu orang tuanya, ya orang tua yang bersangkutan yang mau menikahkan
anaknya. Jadi dalam hal ini kadang kita disalahkan dalam pemerintah, seperti
pernikahan dini. Jadi seperti itu bu yah, usulan ke kelurahan, khususnya saya sendiri
perempuan pemberdaya, kalau bisa ditekan pak KUAnya. Kalaupun disurati secara
resmi, setidaknya ada perintah seperti itu, dan kedua kalau tidak salah selalu ada
kegiatan bu, kita selalu peringati tekan anak-anaknya ke ibu-ibu yang bersangkutan,
jangan nikahkan anak kita kalau usia masih dibawah, itu pencegahan dari
pemerintah setempat. Mungkin cukup sekian, wabbillahi taufik wal hidayat,
waassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Rekaman 3
Saya dari dinas .... kebetulan saya juga masuk dalam .... terkait tadi apa yang di
samapaikan di slide tadi yang menjadi persoalan yang sangat urgent untuk kendala
di kita, itu di MBI (Merried By Accident), karena itu harus dinikahkan, ya kan harus
dinikahkan, itu yang menjadi kendala, jujur, kurva tadi yang kami itu tertinggi,
kasusnya tertinggi tu itu, ya, MBI itu. Merried by accident itu. Nah, kemarin juga
sempat melakukan kegiatan ini di kantor dan mengundangan dari pihak kemenag,
mereka juga kewalahan dengan yang merried by accident itu, karena kan setiap
agama harus dinikahkan. Kami meminta sedikit, apa ya, solusi, artinya ketika nanti
penelitian ini bisa belanjut bu, itu mungkin bisa menjadi pertimbingan yang penitng.
Karena jujur, kasus itu yang tinggi di kita. Karena budaya mungkin, karena
pergaulan, dan itu juga berdasarkan hasil jalan-jalan kita. Anak-anak disini kan ada
namanya forum anak. Forum anak itu sebagai pelapor dan pelopor di desa mereka,
dan alhamdulillah forum anak di kami itu, sudah terbentuk di 12 kecamatan. Dan
mereka itu menjadi agen, agen pelapor dan pelopor. Di pandemi kemarin, 3 tahun
terakhir, pernikahan merried by accident itu sangat tinggi. Karena mereka tidak
bersekolah. Kemudian sibuk dengan gadgetnya masing-masing, sehingga itu yang
mengakibatkan tingginya kasus pernikahan anak kami ya, khusus di kabupaten
pasangkayu. Mungkin itu dari kami, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Rekaman 4 (Camat)
Hal yang paling penting kita antisipasi adalah pernikahan dini ... jadi kalau dilihat dari
peran kami yang ada di daerah ini, khusus di kabupaten pasangkayu, yang
kabupaten tertinggi di sulawesi barat. tentunya kami sudah melakukan, hal yang
tentunya menekan angka tersebut. Namun diluar dari itu, dengan fenomen proses
digitalisasi yang ada sekarang, kemungkinan peran dan waktu, peran pendidikan
khususnya di sekolah, yang sudah kita terapkan, kita sudah kurung anak-anak mulai
dari masuknya sampai keluarnya pelajar itu tanggung jawab guru, diluar pun
tanggung jawab orang tua. Namun, apa namanya, situasi interaksi sosialnya, tidak
bertemu tapi proses digital yang bisa mempertemukan mereka. Nah disni, kalau
pemerintah kabupaten pasangkayu, pak, kami sudah melakukan forum-forum, baik
yang sifatnya formal, maupun informal, yang kami lakukan dengan pak camat
pasangkayu kemarin, itu turun ke desa-desa bagaimana bisa berkolaborasi dengan
penyuluh kb, PKK, terus kelompok-kelompok wanita yang ada di desa itu. Untuk
membicarakan bagaimana perwakinan ini, pertemuan anak ini harus kita kontrol.
Namun perjalanannya, itu tadi, ada hal-hal yang dalam tanda kutip diluar dari
kemampuan kita semua. Nah, harapan saya disini, bagaimana cara mencegah
pernikahan ini tentunya penyediaan pendidikan formal. Guru juga saya apresiasi di
kecamatan pasangkayu ini berperan sangat sudah baik. Dalam menangani itu,
memberikan motivasi kepada siswa tentunya dalam hal pendidikan spritual
agamanya serta menyampaikan bahwa dampak dari pernikahan dini itu, ya diluar
dari sisi ekonomi, mungkin ada hal lain yang ... karena takutnya mereka untuk
konsultasi ke pihak sekolah. Nah, yang kedua, sosialisasi harus kita lebih intens lagi,
kami juga dari pemerintah kecamatan terkadang diluar dari jangkauan, pihak
sekolah pun, walaupun di SMA ini dalam hal provinsi yang punya naungan, saya
rasa dari pihak SMA juga ... hadirkan kami di setiap forum-forum yang ada di
sekolah baik itu edukasi, baik itu, apa namanya, memberikan arahan dari siswanya
sebagai pendekatan bagaimana memberikan spirit, minimal ada lah buah pikiran
yang kami berikan kepada institut sekolah ini, supaya tidak, apa namanya, terkesan
jalan masing-masing. Walapun di SMA itu, provinsi yang tangani. Jadi SD, SMP,
forum yang ada disini saya harap ada forum-forum yang mengundang orang tua
siswa, hadirkan pemerintah kecamatan, baik .... supaya pemikiran itu, tentunya
kalau kita berkolaborasi, terasah itu ... jadi kita luruskan ataupun informasi yang kita
ketahui. Jadi saya kira FGD ini, endingnya jadi yang saya maksud tadi mari kita
berkolaborasi disini, pihak litbang sudah melakukan forum, melakukan penelitian,
namun terkuak kepada kita disini, kalau tidak berkolaborasi tentunya program opd
yang harus kita ... capai. Namun ... tanpa melibatkan .. karena proses yang kita
kejar, laporan, apanya, dan upaya yang kita anggap ini, tapi mengesampingkan
kalau kiri tangannya maksudnya. Terkadang juga jadi ... inilah yang menjadi kendala
barangkali, apa namanya, menjadi pemikiran yang positif kita bangun ini, sehingga
FGD ini punya output di litbang provinsi sulawesi barat juga memberikan nanti
harapan, apa namanya, hasil untuk bagaimana bisa kami implementasikan di
lapangan, minimal ada aturan-aturan pendamping yang ada di daerah kami. Sesuai
dengan kondisi yang ada. Itu sementara barangkali pak, sekian, waasalamualaikum
warahmatullahi wabaraktuh.
Rekaman 5
Saya dari polsek pasayangkayu, terkait dengan pernikahan anak. Yang program,
program di polsek pasayangkayu secara khusus tidak ada tentang pernikahan anak
tetapi secara umum kami punya program yang bernama jumat curhat (preventif dan
kuratif). Jumat curhat itu adalah program kepolisian yang setiap hari jumat turun ke
kelompok-kelompok warga kemudian kami menyapaikan kepada warga bahwa
apakah ada keluhan atau masukan atau ada yang ingin dipertanyakan kemudian
kami menjawab dan kalau bisa kami menangani langsung. Terakit dengan
pernikahan anak pernah kami dapatkan suatu laporan. Jadi disini bu, eh warga
disini, eh itu anak SMP, kemudian ada sepupunya di depan rumah sering minum
minuman keras (polsek harus bertindak dari sisi kenakalan remaja). Setelah dia
minum sampai mabuk, sampai dia masuk kedalam rumah, setelah dia masuk
kedalam rumah dia melalukan persetubuhan terhadap sepupunya sendiri. Nah
laporan masuk ke kami, kami arahkan itu laporkan saja, karena sudah termasuk
persetubuhan terhadap anak. Cuma karena keluargnya berpikiran lain, makanya dia
bilang nikahkan saja. Nah kami sudah sarankan lapor, tindak pidana, tapi mereka
bilang nikahkan saja, tidak usah, karena keluarga juga itu yang anu. Jadi mau
dinikahkan saja. Jadi saya melihat bu, salah satu faktor juga terjadinya pernikahan
itu adalah, untuk wilayah pasangkayu ini, bebasnya minuman keras yang dijual.
Pemicunya itu. Disini sudah ada pemda, pemda nomor 16 tahun 2006 tentang
pengendalian minuman keras dan di pasangkayu ini tidak ada yang diberikan izin
untuk menjual. Jadi salah satu penyebabnya sudah ada, jd kronolgisnya sudah
didengar dan sudah ditangani dari minuman keras. Kemudian pekerja-pekerja, biasa
disebut dengan ladies, pekerja-pekerja cafe itu yang malam, ada pula yang dibawah
umur, misalnya biasa, pekerjaan yang seperti itukan hampir sama dengan pacaran,
yang mengakibatkan hamil diluar nikah, lahir lagi pernikahan anak, jadi seperti itu
saya lihat faktor di pasangkayu. Kemudian, saya kira itu yang bisa saya sampaikan.
Terima kasih.
Rekaman 6
Peneliti 1 : P1
Peneliti 2 : P2
Peneliti 3 : P3
Sumber 1 : S1
Sumber 2 : S2
P2 Beda job desk nya masing-masing ya. (kurang integrasi dan sinergi) Jadi
tidak ada koordinasi antara, pernah ngak dalam timnya itu, beda timnya
remaja, tim ibu melahirkan timnya pasca melahirkan di gizinya misalkan
ada satu program yang mengkordinasikan ketiga-tiga ini, atau jalan
msing-masing?
S1 biasanya di prokes. biasanya juga itu gizi kalau sudah dapat masalah
maka duduk bareng untuk bicara solusinya
S2 untuk penanganan lebih lanjutnya anak-anak tapi sejauh ini belum ada
untuk duduk bareng
P1 belum ya belum ada ya
S1 ada tapi biasanya anu tuh bicara-bicara ada kasus
P1 informal ya
S1 biasanya kayak kemarin kita ada kejadian. tidak di tau datanya data
tinggal di kependudukannya di mana. Apakah, di sini tidak melapor juga
sama Pak desa, di gisi buruk. Jadi mau ke konsul tempat anak ini tapi
tidak punya BPJS, dia juga melapor ke desa. Desa juga bukan tidak mau
bertanggung jawab karena dia tidak melapor juga tinggal di sini
kan.Karena anggaran Desa itu kan dipertanggungjawabkan juga, nanti
salah penempatan anggaran, kasihan nanti yang kena lagi desa
P1 kalau kader itu, itu kader Apa itu bu ya? yang informasikan misalnya ada
anak yang Pernikahan Dini
S1 kadernya
S2 ada kader posyandu, kader KB (integratif dan sinergis)
P1 jadi itu semua yang bergerak Kader KB, kader Posyandu, kader remaja.
S2 ya Karena biasa juga Bu kita juga kerja sama dengan PKK untuk
menyampaikan itu bila ada informasi di desa minta tolong disampaikan
ke bidangnya
S1 Karena biasanya juga kasihan anak-anak dikira sakit maag ditanya.
Dikirakan hamil toh jadi kalu dibawa ke sini sembunyi-sembunyi periksa
hasil kencingnya siapa tau hamil Jadi begitu triknya karena kalau ditanya
mengaku kan tidak mungkin jadi diperiksa sekalian. (Kurang pendidikan
seks, edukasi terkait kehamilan bagi orangtua dan anak).
Rekaman Puskesmas 2
Peneliti 1 : P1
Peneliti 2 : P2
Sumber 1 : S1
P1 kalau data yang lengkapnya ada ya yang kelahiran dimasa usia anak.
Karena pernikahannya.
S1 Tidak ada.
P2 Mungkin di dinas.
S1 Iya, biasanya kan kami di Puskesmas eee kalau untuk laporan seperti itu
Yang permintaan dari kabupaten kami buat. seperti kalau untuk data-
data yang eee apa yang ternyata hamil ya usia anak ya harus \ buka lagi
apa Eh registernya
Karena tidak ada dalam laporan
biasanya minta yang berisiko jadinya ya, terhintugn semua dari situ.
Berarti ada data terpilah. Mengengai ini pasien yang melahirkan.
P1 Jadi untuk saat ini belum ada data khusus untuk anak yang melahirkan di
usia anak.
S1 Kalau sejauh ini, data ini belum ada.
P1 Iya kalau belum ada, nanti di rekomendasiin.
P2 Terima kasih bu, atas informasinya. Terima kasih.
Rekaman Puskesmas 3
Peneliti 1 : P1
Peneliti 2 : P2
Sumber 1 : S1
Sumber 2 : S2