Anda di halaman 1dari 4

Sifat karakteristik

Warna nyala
Logam alkali mempunyai sifat karakteristik warna nyala. Jika unsur atau senyawa
logam alkali dipanaskan, maka akan dihasilkan warna-warna terang yang karatarestik
untuk setiap logam alkali. Hal ini dapat dari struktur atom-nya sendiri bahwa elektron
yang mengelilingi inti barada pada tingkat-tingkat energi tertentu atau diskrit. Apabila
dipanaskan, elektron dapat tereksitasi atau pindah ke tingkat energi lain yang lebih tinggi.
Sewaktu pemanasan berhenti, elektron tersebut akan kembali ke tingkat awal disertai
pancaran cahaya dalam bentuk paket-paket energi. Hal ini menyebabkan cahaya yang di
pancarkan juga mempunyai warna-warna tertentu pula.

Garis besar struktur unsur logam alkali


Atom-atom logam alkali terikat satu sama lainnya dengan ikatan logam. Kekuatan
ikatan logam dipengaruhi oleh rapat muatan ion positif dan rapat muatan awan elektron.
Meski muatan ion positif dan muatan awan elektron dari unsur-unsur logam alkali sama,
namun jari-jari atom bertambah besar dalam satu golongan. Dengan demikian, rapat
muatan ion positif dan rapat muatan awan elektron berkurang sehingga tarik-menarik ion-
ion positif dan awan elektron semakin lemah. Ikatan logam membentuk suatu struktur
Kristal. Semua logam alkali memiliki struktur Kristal yang sama, yaitu struktur kubus
pusat badan, dengan faktor kerapatan atom per unit 0,68.

Sifat-sifat logam alkali secara umum


Pembahasan akan meliputi sifat fisis dan sifat kimia dari logam alkali.
Pembahasan sifat fisis dilakukan dengan menggunakan data sifat atomic dan konfigurasi
elektronnya.

Pada suhu ruangan, logam alkali akan mempunyai wujud padat (Li, Na, K, Rb)
dan cair (Cs, Fr). Logam alkali memiliki permukaan mengkilap. Hal ini dikarenakan
logam alkali sangat reaktif sehingga mudah bereaksi dengan oksigen di udara membentuk
oksidanya.

Sifat-sifat Fisik
1. Kecenderungan jari-jari atom
Dari atas ke bawah (Li ke Fr) dalam 1 golongan nomor atom bertambah besar sehingga
jumlah kulit elektron semakin banyak akibatnya jari-jari atom semakin besar. Hal ini
menunjukkan bahwa jarak antara inti atom ke kulit terluar yang terisi elektron semakin
jauh sehingga tarik-menarik antara inti atom dengan elektron terluar semakin lemah.

2. Kecenderungan energy ionisasi pertama


Dari atas ke bawah (Li ke Fr) dalam 1 golongan jarak antara inti dengan elektron terluar
semakin meningkat sehingga elektron-elektron tersebut semakin mudah lepas, akibatnya
energy ionisasi menjadi berkurang. Dimana dengan semakin berkurangnya energy
ionisasi maka kereaktifannya juga semakin tinggi.
3.Kecenderungan keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dari atom
lain dan membentuk ikatan kimia. Dari atas ke bawah (Li ke Fr) dalam 1 golongan unsur-
unsur menjadi semakin kurang elektronegatif.

4.Kecenderungan titik lebur dan titik didih


Dari atas ke bawah (Li ke Fr) dalam 1 golongan titik lebur dan titik didih cenderung
semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan ikatan logam menjadi semakin
menurun, dimana atom-atom lebih mudah terpisah untuk membentuk wujud cair dan
pada akhirnya membentuk wujud gas. Dalam golongan IA unsur sesium (Cs) dan
fransium (Fr) berwujud cair.

5.Kecenderungan berat jenis


Dari atas ke bawah (Li ke Fr) dalam 1 golongan berat jenis atau kerapatan cenderung
semakin meningkat (kecuali untuk kalium yang mengalami flaktuasi). Lithium, Natrium,
dan Kalium semuanya terapung diatas air karena ketiga logam alkali ini mempunyai berat
jenis yang lebih kecil daripada air.

Sifat_sifat Kimia

· * Aktivitas / kereaktifan logam alkali*

Setiap atom logam alkali memiliki satu elektron valensi pada subkulit s terluarnya.
Sewaktu bereaksi, atom logam alkali cenderung melepaskan elektron valensi tersebut
untuk memperoleh konfigurasi elektron gas mulia. Karena hanya perlu melepaskan satu
elektron saja, maka logam alkali termasuk logam yang sangat reaktif. Dimana semakin ke
bawah dalam golongan IA semakin tinggi kereaktifannya.

· * Sifat metalik (sifat sebagai logam)*

Secara kimia, sifat metalik suatu unsur berkaitan dengan kecenderungan untuk
kehilangan elektron. Sifat metalik dari unsur-unsur golongan 1A dari atas ke bawah (Li
ke Fr) cenderung semakin bertambah.
Logam alkali sangat reaktif, mudah bereaksi dengan oksigen, air, asam, halogen.

*Sifat atomik dan konfigurasi elaktronnya*

Setiap atom logam alkali memiliki 1 elektron valensi pada subkulit s terluarnya.
Untuk mencapai konfigurasi elektron yang stabil, atom logam alkali hanya perlu melepas
1 elektron valensinya tersebut. Kemampuan atom logam alkali untuk melepaskan
elektronnya ditunjukan oleh energi ionisasi. Dengan nilai energi ionisasi yang rendah
untuk melepas 1 elektron valensinya, maka logam alkali merupakan logam yang sangat
reaktif.
Logam Alkali
Logam alkali adalah unsur-unsur golongan IA (kecuali hidrogen), yaitu litium(Li),
natrium(Na), kalium(K), rubidium(Rb), sesium(Cs), dan fransium(Fr). Kata alkali berasal
dari bahasa arab yang berarti abu. Air abu bersifat basa. Oleh karena logam-logam
golongan IA membentuk basa-basa kuat yang larut air, maka disebut logam alkali.
Konfigurasi elektron 3Li : 1s2 2s1 11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1 19K :
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 37Rb : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s1
55Cs : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s1 87Fr : 1s2
2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 7s1 Sifat fisis

Kecenderungan sifat logam alkali sangat beraturan. Dari atas ke bawah, jari-jari atom,
dan jenis (rapatan) bertambah, sedangkan titik cair dan titik didih berkurang. Sementara
itu energi pengionan dan keelektronegatifan berkurang. Potensial elektrode (besaran yang
menggambarkan daya reduksi dalam larutan), dari atas ke bawah cenderung bertambah,
kecuali litium. Litium ternyata mempunyai potensial elektrode yang paling besar. Sifat
kimia Energi Ionisasi
Energi ionisasi pertama adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron
yang terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas. Energi ionisasi dalam
satu golongan berhubungan erat dengan jari-jari atom. Jari-jari atom pada golongan alkali
dari Li ke Cs jari-jarinya semakin besar, sesuai dengan pertambahan jumlah kulitnya.
Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin besar jari-jari atomnya. Semakin besar
jari-jari atom, maka daya tarik antara proton dan elektron terluarnya semakin kecil.
Sehingga energi ionisasinya pun semakin kecil. Pada logam alkali yang memiliki satu
elektron valensi ia akan lebih mudah membentuk ion positif agar stabil dengan melepas
satu elektron tersebut. Li menjadi Li+, Na menjadi Na+, K manjadi K+ dan yang lainnya.
Jari-jari ionnya mempunyai ukuran yang lebih kecil dibandingkan jari-jari atomnya,
karena ion logam alkali membentuk ion positif. Ion positif mempunyai jumlah elektron
yang lebih sedikit dibandingkan atomnya. Berkurangnya jumlah elektron menyebabkan
daya tarik inti terhadap lintasan elektron yang paling luar menjadi lebih kuat sehingga
lintasan elektron lebih tertarik ke arah inti. Kereaktifan Logam alkali sangat reaktif
dibandingkan logam golongan lain. Selain disebabkan oleh jumlah elektron valensi yang
hanya satu dan ukuran jari-jari atom yang besar, sifat ini juga disebabkan oleh harga
energi ionisaisnya yang lebih kecil dibandingkan logam golongan lain. Dari Li sampai Cs
harga energi ionisai semakin kecil sehingga logamnya semakin reaktif. Kereaktifan
logam alkali dibuktikan dengan kemudahannya bereaksi dengan air, oksigen, unsur-unsur
halogen, dan hidrogen.
Reaksi-reaksi Logam Alkali
1. Reaksi dengan air Semua logam alkali bereksi dengan air membentuk basa dan gas
hidrogen. Litium bereaksi agak pelan sedangkan natrium bereaksi hebat. Kalium,
rubidium, dan sesium, meledak jika dimasukkan ke dalam air.
2L + 2H2O → 2LOH + H2 (L = logam alkali) Oleh karena reaksi itu sangat
eksoterm, maka gas hidrogen yang terbentuk segera terbakar.
2. Reaksi dengan hidrogen Jika dipanaskan, logam alkali dapat bereaksi dengan gas
hidrogen membentuk hidrida, suatu senyawa ion yang hidrogennya mempunyai bilangan
oksidasi -1 .
2L + H2 → 2L
3.4L + O2 → 2L2O
L= logam alkali Jika oksigen berlebihan, natrium dapat membentuk peroksida.
2Na + O2 → Na2O2
Kalium, rubidium, dan sesium dapat membentuk superoksida dalam oksigen berlebihan.
L + O2 → LO2 (L = K, Rb, Cs) Oleh karena itu sangat mudah bereaksi dengan air
dan oksigen, maka logam alkali biasanya disimpan dalam cairan yang inert, misalnya
minyak tanah (kerosin) atau dalam botol yang diisolasi.
4. Reaksi dengan halogen Logam alkali bereaksi hebat dengan halogen membentuk
garam halide. 2L + X2 → 2LX Natrium cair terbakar dalam gas klorin menghasilkan
nyala berwarna kuning khas logam natrium.

Anda mungkin juga menyukai