Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN PUBLIK, KUALITAS SUMBER

DAYA MANUSIA DAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP


KEPUASAN PENERIMA LAYANAN PENERBITAN SURAT PERINTAH
PENCAIRAN DANA (SP2D) PADA BADAN KEUANGAN DAN ASET
DAERAH KABUPATEN TAPIN
Dosen Pembimbing I Dr. Sutrisno, SE., MM, dan Dosen Pembimbing II H. Yudi Rahman, SE., MM

HENDRA YATMIKA, NPM. 2111322025979


BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN TAPIN
Jl. Datu Nuraya Rt.01 Kawasan Rantau Baru Kel. Rangda Malingkung Kec. Tapin Utara
e-mail : tutornet.web@gmail.com

Abstract : This study aims to determine both partially and simultaneously how much Influence Of Public Service
Quality, Quality Of Human Resources And Information Technology On Recipient Satisfaction Of Service Issuance Of
Fund Disbursement Orders (SP2D) In Financial Agency And Regional Assets Of Tapin District and variables that have
a dominant influence on Satisfaction of Service Recipients Issuance of Letters of Disbursement of Funds (SP2D) in
Financial Institutions and Regional Assets of Tapin Regency, The method used in this study is a quantitative method
and with a population of 82 (Eighty Two), The sample is part of the population that has the same characteristics as the
population. As a reference, if there are less than 100 subjects, it is better to take all of them, so that the research is a
population study, research instruments validity test and reliability test, data - data tested using multiple linear
regression.
The results of this study indicate that (1) Simultaneously Quality of Service, Quality of Human Resources and
Information Technology affect the Satisfaction of Service Recipients Issuance of Orders for Disbursement of Funds
(SP2D) in Financial Institutions and Regional Assets of Tapin Regency (2) Partially variable Factors of Service Quality
, Quality of Human Resources and Information Technology has a significant effect on Satisfaction of Recipients of
Service Issuance of Orders for Disbursement of Funds (SP2D) in Financial Institutions and Regional Assets of Tapin
Regency (3). (SP2D) In the Tapin Regency Regional Financial and Asset Agency is the Quality of Public Services. R
Square is 0.695 which means that the magnitude of the variation in the contribution of all independent variables to the
dependent variable is 69.5% while the remaining 30.5% is explained by other reasons outside of this study.
Keywords : Quality of Service, Quality of Human Resources and Information Technology and Employee Satisfaction.

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui baik secara parsial dan simultan seberapa besar Pengaruh Kualitas
Pelayanan Publik, Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Teknologi Informasi Terhadap Kepuasan Penerima Layanan
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Tapin serta
variabel yang berpengaruh dominan terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) Pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Tapin, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuantitatif dan dengan populasi sebanyak 82 (Delapan Puluh Dua), Sampel adalah sebagian dari populasi yang
memiliki karakteristik yang sama dengan populasi. Sebagai acuan apabila subyek kurang dari 100 maka lebih baik
diambil seluruhnya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, instrument penelitian uji validitas dan uji
reliabilitas, data – data diuji dengan menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Secara simultan Kualitas Pelayanan, Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Teknologi Informasi berpengaruh terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) Pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Tapin (2) Secara parsial variabel Faktor Kualitas
Pelayanan, Kualitas Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah
Kabupaten Tapin (3) Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap Kepuasan
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah
Kabupaten Tapin adalah Kualitas Pelayanan Publik. R Square sebesar 0,695 yang berarti besarnya variasi sumbangan
seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya adalah 69,5% sedangkan sisanya 30,5% dijelaskan oleh sebab lain
diluar dari penelitian ini.
Kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Kualitas Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi dan Kepuasan Pegawai.

Latar Belakang merupakan pelayanan kepada Satuan Kerja Perangkat


Pencairan dana merupakan tahapan penting dalam Daerah (SKPD) dalam memerintahkan kepada Bendahara
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Umum Daerah (BUD) untuk pencairan dana
(APBD) sebab tanpa proses tersebut tidak akan berdampak berdasarkan ketersediaan anggaran
pada pembangunan perekonomian. Ketepatan waktu dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
pencairan dana sejalan dengan peningkatan akselerasi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta Surat Pencairan
pembangunan dan perekonomian regional. Pelayanan kepada penerima layanan.
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Salah satu terkait dengan pengelolaan keuangan waktu relatif kecil tetap mengindikasikan adanya problem
daerah adalah rendahnya kualitas pengelolaan keuangan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Badan
daerah sebagai bagian permasalahan klasik yang terus Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin. Pelayanan
membayangi akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. publik yang tidak optimal tersebut tentunya akan
Proses pencairan dana ditenggarai menjadi salah satu mengakibatkan ketidakpuasan penerima layanan.
penyebab permasalahan pengelolaan keuangan daerah Penerima Layanan / Masyarakat tentunya akan
(Mardiasmo,2009). Permasalahan pencairan dana dalam beranggapan bahwa pelayanan pada BKAD Kabupaten
APBD dapat terwujud ketidaktepatan waktu dan kesalahan Tapin terkesan lama dan berbelit-belit sehingga tidak
dokumen SP2D. sesuai dengan waktu penyelesaian pelayanan yang telah
Berbicara mengenai Pelayanan Penerbitan Surat ditetapkan.
Perintah Pencairan Dana (SP2D) pada Badan Keuangan Di era otonomi saat ini pembangunan yang
dan Aset Daerah Kabupaten Tapin, maka telah ada dilaksanakan Kabupaten/Kota sebagai daerah otonom
Standar Operasional Prosedur yang dikeluarkan oleh dengan tingkat dinamika yang bervariasi telah banyak
Pemerintah Daerah tersebut. Hal tersebut tertuang dalam memperlihatkan keberhasilan baik dari segi sarana dan
Peraturan Bupati Kabupaten Tapin Nomor 51 Tahun 2021 prasarana dibidang pemerintahan, pembangunan maupun
tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan kemasyarakatan. Namun dibalik keberhasilan tersebut kita
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) pada juga menghadapi dan merasakan masalah dan tantangan
Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin. dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan
Dalam SOP tentang Penerbitan Surat Perintah Pencairan dan pembinaan masyarakat yang lebih demokratis melalui
Dana (SP2D) tersebut menjelaskan bahwa jangka waktu tuntutan reformasi disegala bidang kehidupan, khusunya
penyelesaian SP2D selama 2 hari kerja (Jika berkas dalam bidang pelayanan.
lengkap dan tidak ada kekurangan). Pelayanan adalah kunci keberhasilan bagi suatu
Kemudian berdasarkan pengamatan penulis pada kegiatan terutama sekali bidang jasa dan akan menjadi
Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin lebih penting lagi jika dalam kegiatan itu terdapat
selaku Bendahara Umum Daerah Pemerintah Kabupaten kompetisi, yang cukup tinggi dalam market shere atau
Tapin dalam melakukan pelayanan publik yakni customer. Dampat positif kompetisi adalah bahwa masing-
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), masing kegiatan usaha tersebut akan selalu berusaha
ternyata belum seluruhnya memenuhi harapan penerima memberikan pelayanan yang terbaik dengan berbagai
layanan terhadap tepat waktunya penerbitan SP2D itu metode atau cara atau teknik yang dapat menarik customer
sendiri, Penerbitan SP2D yang tepat waktu tentunya akan untuk memakai jasa usaha tersebut. Dengan demikian
mengidikasikan kualitas pelayanan publik yang baik, dan bermunculah sistem layanan baru yang umumnya akan
tentunya akan meningkatkan kepuasan masyarakat selaku cepat dan memuaskan customer. Persaingan ketat antar
pengguna layanan publik tersebut. Kenyataan usaha ini umumnya terjadi pada sektor swasta.
menyebutkan bahwa data ketidaktepatan waktu penerbitan Pada sektor pemerintahan, pelayanan itu sangatlah
SP2D pada Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah pentingnya, bahkan peranannya lebih besar lagi karena
Kabupaten Tapin selaku Bendahara Umum Daerah menyangkut kepentingan umum. Memang persaingan di
Pemerintah Kabupaten Tapin pada tahun 2020 s.d. 2022 sektor pemerintahan tidak seperti persaingan disektor
menunjukan masih cukup banyak SP2D yang seharusnya swasta yang merupakan persaingan antar perusahaan. Pada
diterbitkan maksimal 2 (dua) hari kerja tidak dapat sektor pemerintahan tidak akan ditemuai persaingan antar
terpenuhi sesuai dengan jadwal atau standar pelayanan organisasi misalnya dalam memberikan pelayanan
minimal yang tertuang dalam Standar Operasional penagihan dan penerbitan Surat Perintah Pembayaran.
Prosedur pada Peraturan Bupati Kabupaten Tapin Nomor Contoh persaingan seperti ini tidak akan terjadi di sector
51 Tahun 2021. Data penerbitan SP2D yang dilaksanakan pemerintahan karena seluruh tugas dan fungsi setiap
pada BUD Pemerintah Kabupaten Tapin tersebut antara bagian telah ditentukan masing-masingnya sehingga tidak
Tahun Anggaran 2020 sampai dengan Tahun 2022 adalah akan terjadi overlap antar masing-masing unit kerja.
sebagai berikut : Pemerintah mempunyai pesaing yang dinamakan
hak yaitu warganegara untuk mendapatkan pelayanan.
Pelayanan menjadi hak ikutan dalam pemenuhan atas hak
dasar dan hak asasi, maksudnya karena pemerintah telah
menjadi suatu perwakilan masyarakat atau warga
negaranya dalam mengatur negara maka warga negara
berhak dilayani. pemerintah sangat wajib melayani hak-
hak warga negaranya dalam bentuk apapun dan
disesuaikan dengan Peraturan Perundangan-undangan
Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa yang berlaku. Pengaturan ini dimaksud untuk lancarnya
kualitas pelayanan publik penerbitan SP2D yang
pemberian hak kepada warga negara karena jumlah warga
dilaksanakan oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah
negara yang dilayani adalah jutaan orang. Untuk melayani
Kabupaten Tapin selaku BUD Pemerintah Kabupaten warga negara, pemerintah harus bersaing antara pelayanan
Tapin sejak tahun 2020 sampai dengan 2022 yang baik atas hak warga negara dengan kepuasan yang
menggambarkan rata-rata setiap tahunnya SP2D yang dirasakan oleh warga negara.
terbitkan tidak tepat waktu sekitar 14,3% atau rata-ratanya
Peningkatan kualitas sumber daya manusia bidang
berjumlah 415 dari 2.919 dokumen SP2D. Meskipun
pengelolaan keuangan daerah secara menyeluruh
secara keseluruhan jumlah terbitnya SP2D yang tepat diharapkan dapat menimbulkan efek meningkatnya
pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas. Tingkat permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit dan
pendidikan dan pelatihan, tanggung jawab dan menciptakan produk baru.
pengalaman kerja yang dimiliki oleh aparatur keuangan Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
menentukan kualitas Sumber Daya Manusia. Komponen- Tapin adalah salah satu dari Organisasi Perangkat Daerah
komponen yang membentuk kualitas Sumber Daya dalam lingkungan Pemerintah Kabupaten Tapin yang
Manusia akan menentukan proses pemeriksaan SPM berkedudukan sebagai Badan Daerah. Badan Keuangan
secara cepat dan tepat, yang akan pada akhirnya akan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin dibentuk berdasarkan
berdampak pada kualitas penerbitan SP2D itu sendiri. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 10 Tahun 2016
Penggunaan teknologi informasi merupakan suatu tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
kebutuhan yang harus dipenuhi, untuk membantu Kabupaten Tapin.
pengelolaan data yang lebih cepat, tepat, efektif, dan Bidang Perbendaharaan adalah salah satu bidang
efisien (Wilkinson, 2000:8). Keberhasilan sistem yang ada dalam BKAD mempunyai fungsi antara lain
informasi suatu organisasi tergantung bagaimana sistem penyiapan seluruh peraturan/keputusan yang berkaitan
itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para dengan keuangan Daerah, penyiapan anggaran kas
pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan Pemerintah Daerah, pemantauan pelaksanaan penerimaan
(Goodhue dalam Jumaili, 2005). Semakin cepatnya waktu dan pengeluaran APBD oleh Bank dan/atau Lembaga
untuk mengakses dan output sistem yang dihasilkan sesuai keuangan lainnya yang ditunjuk, serta pengusahaan dan
dengan apa yang diinginkan user maka intensitas pengaturan dana yang diperlukan dalam pelaksanaan
pemakaian sistem akan meningkat. Pemakaian yang APBD.
berulang-ulang ini dapat dimaknai adanya sebuah Pembuatan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
kepuasaan oleh user. Sering ditemukan bahwa teknologi adalah salah satu bidang kerja yang dilakukan oleh Bidang
yang diterapkan dalam sistem informasi tidak tepat atau Perbendaharaan. SP2D atau surat perintah pencairan dana
tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakai sistem adalah surat yang dipergunakan untuk mencairkan dana
sehingga penerapan sistem informasi kurang memberikan lewat bank yang ditunjuk setelah Surat Perintah
manfaat atau bahkan tidak memberikan manfaat sama Membayar (SPM) diterima oleh kuasa BUD. SP2D dapat
sekali dalam peningkatan kinerja. Kepuasan pengguna diterbitkan jika pengeluaran yang tidak melebihi pagu
sistem informasi dapat dikatakan telah tercapai jika sistem anggaran DPA- SKPD dan SPD yang tersedia mencukupi
informasi dapat memenuhi harapan dan kebutuhan dan SP2D dapat diterbitkan dengan didukung kelengkapan
pengguna sistem informasi dan mampu meningkatkan dokumen sesuai peraturan perundangan. Kelengkapan
kinerja mereka secara optimal (DeLone, 2003). dokumen yang harus dipenuhi oleh SKPD dan pihak
Kewajiban pemanfaatan sistem infomasi oleh swasta lainnya harus dilakukan penelitian kelengkapan
Pemerintah Daerah juga diatur dalam PP Nomor 56 Tahun dokumen oleh petugas yang ditunjuk. Penelitian
2005 tentang Sistem Informasi keuangan daerah yang kelengkapan dokumen masih dilakukan pada lembaran
merupakan pengganti dari PP Nomor 11 Tahun 2001 kertas belum terkomputeriasi. Dokumen yang telah
tentang informasi keuangan daerah yang isinya sebagai lengkap hanya terarsip dalam lembaran kertas belum
berikut Untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses tersimpan ke dalam database. Hal ini sangat
pembangunan yang sejalan dengan prinsip tata memungkinkan terjadinya kehilangan atau rusaknya arsip
pemerintahan yang baik, pemerintah pusat dan pemerintah dokumen yang sudah ada sehingga dapat menghambat
daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan dalam penerbitan SP2D
memanfaatkan kemajua teknologi informasi untuk Kondisi saat ini setelah dokumen diterima petugas
meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah loket pelayanan kemudian melakukan pencatatan manual
dan menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pada buku agenda untuk selanjutnya dilakukan verifikasi
pelayanan publik. oleh petugas yang berwenang. Keterlambatan yang terjadi
Perkembangan teknologi informasi yang dalam pelayanan SP2D sangat disadari karena minimnya
sedemikian cepatnya telah membawa dunia memasuki era tenaga verifikasi berkas pada loket pelayanan dan apabila
baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan terjadi kesalahan-kesalahan pada dokumen sehingga harus
sebelumnya. Sejak ditemukannya komputer sebagai alat dikembalikan, hal ini tentunya dapat dikatakan bahwa
pengolah data sampai dengan era Internet saat komputer sumber daya manusia baik itu dari SKPD dalam hal ini
menjadi senjata utama dalam berkompetisi. Sistem bendahara dan pejabat penatausahaan keuangan maupun
informasi merakan sekumpulan komponen yang saling petugas pada BUD pada BKAD Kabupaten Tapin perlu
berhubungan, mengumpulkan, memproses, menyimpan, ditingkatkan pengetahuannya dan juga pemanfaatan
dan mendistribusikan informasi untuk menunjang penggunaan teknologi informasi harus dimaksimalkan
pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu penggunaannya.
organisasi. Berdasarkan latar belakang masalah yang
Perkembangan dunia sistem informasi pada saat ini dikemukakan, penelitian ini akan mengambil judul:
sudah sedemikian pesat dan merambah ke berbagai sisi “Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas
kehidupan manusia. Perkembangan yang demikian Sumber Daya Manusia Dan Teknologi Informasi
tersebut didukung oleh tersedianya perangkat keras maun Terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan
perangkat lunak yang semakin hari semakin hebat Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan
kemampuannya. Selain menunjang proses pengambilan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Tapin.
keputusan, koordinasi, dan pengawasan, sistem informasi
juga dapat membantu manusia dalam menganalisis Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat
dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian untuk masyarakat. Berikut ini adalah uraian terhadap
ini dapat dirumuskan sebagai berikut : azas umum pengelolaan keuangan daerah tersebut:
1. Apakah Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Sumber 1) Tertib
Daya Manusia Dan Teknologi Informasi berpengaruh 2) Taat pada peraturan perundang-undangan
signifikan secara simultan terhadap Tingkat Kepuasan 3) Efektif
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan 4) Efisiensi
Dana (SP2D) Pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah 5) Ekonomis
Kabupaten Tapin ? 6) Transparan
2. Apakah Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Sumber 7) Bertanggungjawab
Daya Manusia Dan Teknologi Informasi berpengaruh 8) Keadilan
signifikan secara parsial terhadap Tingkat Kepuasan 9) Kepatuhan
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan 10) Manfaat Keuangan daerah diutamakan untuk
Dana (SP2D) Pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Kabupaten Tapin ? 2. Indikator Pengelolaan Keuangan Daerah
3. Variabel mana yang berpengaruh dominan terhadap Menurut Chabib Soleh dan Heru Rohcmansjah
Tingkat Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat (2010:10), prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang
Perintah Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Tapin? daerah meliputi:
1) Akuntabilitas
Landasan Teori Akuntabilitas mensyaratkan bahwa pengambil
Manajeman Keuangan keputusan berprilaku sesuai dengan mandat atau
Menurut Sudana (2011:1), Bahwa Manajemen amanah yang diterimanya. Untuk itu, baik dalam
keuangan perusahaan adalah salah satu bidang manajemen proses perumusan kebijakan, cara untuk mencapai
fungsional perusahaan yang berhubungan dengan keberhasilan atas kebijakan yangtelah dirumuskan
pengambilan keputusan investasi jangka panjang, dan berikut hasil kebijakan tersebut harus dapat
pengelolaan modal kerja perusahaan yang meliputi diakses dan dikomunikasikan secara vertikal
investasi dan pendanaan jangka pendek. Dengan kata lain maupun horizontal kepada masyarakat.
manajemen keuangan perusahaan merupakan bidang a. Kerugian Daerah Berkurangnya kekayaan
keuangan yang menerapkan prisnisp- prinsip keuangan daerah berupa uang, surat berharga dan
dalam suatu organisasi perusahaan untuk mencapai dan barang,yang nyata dan pasti jumlahnya
mempertahankan nilai melalui pengambilan keputusan dan sebagai akibat perbuatan melawan hukum
pengelolaan sumber daya yang tepat. baik sengaja maupun lalai.
Menurut Agus Sartono (2015:6), Manajemen 2) Kejujuran dalam Mengelola Keuangan Publik
Keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana yang (Probity)
baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam Pengelolaan keuangan daerah harus dipercayakan
berbagai bentuk investasi secara efektif maupu usaha kepada staf yang memiliki integritas dan kejujuran
pengumpulan untuk pembiayaan investasi atau yang tinggi, sehingga kesempatan untuk korupsi
pembelajaran secara efisien. dapat diminimalkan, yang mencakup:
Keuangan Daerah 3) Transparansi
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Transparansi adalah keterbukaan pemerintah
daerah dalam rangka penyelenggaran pemerintah daerah daerah dalam membuat kebijkan- kebijakan
yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya keuangan daerah sehingga dapat diketahui dan
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Transparansi
dan kewajiban daerah tersebut hal ini dijelaskan dalam pengelolaan keuangan daerah pada akhirnya akan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 77 tahun 2020, menciptakan horizontal accountability antara
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah. pemerintah daerah dengan masyarakatnya
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 58 Tahun 2005 sehingga tercipta pemerintah daerah yang bersih,
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (pasal 4) efektif, efisien, akuntabel dan responsif terhadap
dijelaskan keuangan daerah dikelola secara tertib, taat aspirasi dan kepentingan masyarakat, yang
pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, mencakup:
efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan 4) Pengendalian
memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, dan manfaat Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) harus
untuk masyarakat serta pengelolaan keuangan daerah sering dievaluasi yaitu dibandingkan antara yang
dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang dianggarkan dengan yang dicapai. Untuk itu perlu
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dilakukan analisis varians (selisih) terhadap
dengan peraturan daerah. pendapatan dan belanja daerah agar dapat sesegera
1. Azas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah mungkin dicari penyebab timbulnya varian untuk
Menurut Baldric Siregar (2015:12) keuangan daerah kemudian dilakukan tindakan antisipasi ke depan.
dikelola dengan azas tertentu. Keuangan daerah 5) Value for Money
dikelola secara tertib, taat pada peraturan Indikasi keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah
perundangundangan, efektif, efesiensi, ekonomis, dan desentralisasiadalah terjadinya peningkatan
transparan, dan bertanggung jawab dengan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang
semakinbaik, kehidupan demokrasi yang semakin Dalam kaitannya dengan pelayanan umum
maju, keadilan, pemerataan serta adanya Sedarmayanti mengungkapkan bahwa yang dimaksud
hubungan yang serasi antara pusat dan daerah dengan pelayanan umum adalah “melayani suatu jasa yang
serta antar daerah. Keadilan tersebuthanya akan dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang”.
tercapai apabila penyelenggaraan pemerintahan menurut Sedarmayanti (2011:195). Hal senada juga
daerah dikelola dengan memperhatikan konsep diungkapkan oleh Kurniawan (2011:5), yang menyatakan
value for money, yang mencakup: bahwa “pelayanan umum (public service) adalah
a. Ketidakhematan pelayanan yang diberikan pada masyarakat umum yang
b. Ketidakefektifan menjadi warga negara atau yang secara sah menjadi
Keuangan Daerah penduduk negara yang bersangkutan.
Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban “Segala bentuk kegiatan pelayanan yang
daerah dalam rangka penyelenggaran pemerintah daerah dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat, di Daerah,
yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah
segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka
dan kewajiban daerah tersebut hal ini dijelaskan dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 tahun 2011, rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. undangan” (Kepmenpan No.81 tahun 2003:
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 58 Tahun 2005 Pendahuluan).
Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (pasal 4) Beberapa pengertian pelayanan umum diatas
dijelaskan keuangan daerah dikelola secara tertib, taat mengemukakan bahwa pelayanan umum atau pelayanan
pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, publik merupakan berbagai kegiatan yang harus dilakukan
efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan oleh pemerintah baik di Pusat, di Daerah, dan
memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, dan manfaat BUMN/BUMD untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi
untuk masyarakat serta pengelolaan keuangan daerah tuntutan dari masyarakat. Kebutuhan tersebut meliputi
dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang produk pemerintah yang berupa barang dan jasa yang
diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan tergolong sebagai jasa publik dan layanan sipil.
dengan peraturan daerah. Pelayanan umum dilaksanakan dalam suatu
Penyelenggaraan fungsi Pemerintah Daerah akan rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat sederhana,
terlaksana secara optimal apabila penyelenggaraan urusan terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar, dan terjangkau
Pemerintah diikuti dengan pemberian sumber-sumber sehingga pelayanan umum harus mengandung unsur-unsur
penerimaan yang cukup kepada daerah ( UU No. 32 seperti yang telah disebutkan dalam Kepmenpan No.81
Tahun 2004). Dengan mengacu kepada UU No. 33 Tahun tahun 2003, yaitu sebagai berikut:
2004 yang besarnya disesuaikan dan diselaraskan dengan 1. Hak dan kewajiban bagi pemberi maupun penerima
pembagian kewenangan antara Pusat dan Daerah. pelayanan umum harus jelas dan diketahui secara
Keuangan daerah di Indonesia meliputi keuangan pasti oleh masing-masing pihak.
Provinsi, Kabupaten / Kota, serta Kecamatan dan 2. Pengaturan setiap bentuk pelayanan umum harus
Kelurahan. Pemerintah Daerah memiliki kewajiban untuk disesuaikan dengan kondisi kebutuhan dan
menyelenggarakan berbagai usaha guna melayani kemampuan masyarakat untuk membayar berdasarkan
kepentingan masyarakat dan menjalankan program- ketentuan peraturan perundang-undangan yang
program pembangunan yang sudah direncanakan dengan berlaku dengan tetap berpegang pada efisiensi dan
sebaik-baiknya. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah efektivitas.
dituntut untuk dapat memperoleh dana yang cukup, untuk 3. Mutu proses dan hasil pelayanan umum harus
membiayai setiap pengeluaran Pemerintah Daerah. diusahakan agar dapat memberikan kenyamanan,
Tinjauan Umum tentang Peraturan Bupati Tapin keamanan, kelancaran, dan kepastian hukum yang
Nomor 51 Tahun 2021 dapat dipertanggungjawabkan.
Ruang lingkup yang diatur dalam Peraturan Bupati 4. Apabila pelayanan umum yang diselenggarakan oleh
ini meliputi Standar Operasional Prosedur proses instansi pemerintah terpaksa harus mahal, maka
pengajuan permintaan penerbitan SP2D, verifikasi/ instansi pemerintah yang bersangkutan berkewajiban
penelitian dokumen untuk penerbitan SP2D, pengesahan memberi peluang kepada masyarakat untuk ikut
dokumen penerbitan SP2D, dan Penerbitan SP2D. menyelenggarakan sesuai dengan peraturan
Prosedur pengajuan SP2D terdiri atas: perundang-undangan yang berlaku.
a) prosedur pengajuan SP2D-UP; Mengenai hak dan kewajiban pemberi maupun
penerima pelayanan umum telah dijelaskan dalam pasal 4-
b) prosedur pengajuan SP2D-GU;
7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang
c) prosedur pengajuan SP2D-TU; Perlindungan Konsumen. Pemerintah sebagai pemberi
pelayanan umum harus memperhatikan hak-hak
d) prosedur pengajuan SP2D-LS nongaji;
masyarakat sebagai pengguna layanan, yaitu sebagai
e) prosedur pengajuan SP2D-LS bunga, hibah, bantuan berikut:
1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan
sosial, belanja bagi hasil dan pembiayaan; dan
dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
f) prosedur pengajuan SP2D-LS pembayaran gaji dan 2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta
tunjangan, honorarium, serta penghasilan lainnya.. mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai
Pengertian Pelayanan
dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang 2. Kejelasan dan kepastian, artinya tertera dengan jelas
dijanjikan. waktu pelayanan, berapa dan bagaimana syarat
3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur pelayanan, dicantumkan jam kerja kantor untuk
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa. pelayanan masyarakat, jadwal dan pelaksanaan
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas pelayanan, pengaturan tarif, dan terdapat pengaturan
barang dan/atau jasa yang digunakan. tugas dan penunjukan petugas sesuai dengan keahlian
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan yang dimiliki pegawai.
upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen 3. Keamanan, berarti hasil produk pelayanan memenuhi
secara patut. kualitas teknis (aman) dan dilengkapi dengan jaminan
6. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan purna pelayanan secara administratif (pencatatan
konsumen. dokumentasi, tagihan), dilengkapi dengan sarana dan
7. Hak untuk diperlakukan dan dilayani secara benar dan prasarana pelayanan (peralatan) yang dimanfaatkan
jujur serta tidak diskriminatif. secara optimal. Penataan ruang dan lingkungan kantor
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi yang diupayakan rapi, bersih, dan memberikan rasa
dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa aman.
yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau 4. Keterbukaan, berarti adanya upaya publikasi atau
tidak sebagaimana mestinya. penyebaran informasi yang dilakukan melalui media
Hak dan kewajiban masyarakat dalam menerima atau bentuk penyuluhan tentang adanya pelayanan
pelayanan merupakan hak yang mutlak didapatkan oleh yang dimaksud.
setiap masyarakat. Pasal 4 Undang-Undang No.8 Tahun 5. Efisiensi, berarti bahwa persyaratan pelayanan
2011 dijelaskan bahwa setiap masyarakat berhak ditujukan langsung dengan pencapaian sasaran.
mendapatkan perhatian atas pelayanan-pelayanan yang 6. Ekonomis, berarti adanya kewajaran dalam penetapan
diberikan oleh pemerintah tanpa terkecuali. biaya, harus disesuaikan dengan nilai barang atau jasa
Menurut Nisjar dalam Sedarmayanti (2011:192) pelayanan.
ada beberapa ciri-ciri atau kriteria dari pelayanan umum 7. Keadilan yang merata, berarti pelayanan harus
yaitu sebagai berikut: diupayakan untuk dapat menjangkau seluruh lapisan
1. Prosedur pelayanan harus mudah dimengerti dan masyarakat melalui distribusi yang adil dan merata,
mudah dilaksanakan, sehingga terhindar dari prosedur juga tidak memperbolehkan adanya diskriminasi.
birokratik yang sangat berlebihan, berbelit-belit. 8. Ketepatan waktu, artinya organisasi harus dapat
2. Pelayanan diberikan secara jelas dan pasti, sehingga melayani dengan cepat dan tepat sesuai dengan aturan
ada suatu kejelasan dan kepastian bagi pelanggannya yang berlaku, petugas harus tanggap dan peduli dalam
dalam menerima pelayanan tersebut. memberikan pelayanan, termasuk disiplin dan
3. Pemberian pelayanan senantiasa diusahakan agar kemampuan melaksanakan tugas. Dari segi etika,
pelayanan dapat dilaksanakan secara efektif dan keramahan dan sopan santun juga perlu diperhatikan
efisien. 1. Jenis – Jenis Pelayanan
4. Pelayanan harus senantiasa memperhatikan Dilihat dari bidang kegiatan ekonomi,
kecepatan dan ketepatan waktu yang sudah Mona yang dikutip oleh Kurniawan (2011:7-8),
ditentukan. membedakan lima jenis pelayanan umum, sebagai
5. Pelanggan setiap saat dapat dengan mudah berikut:
memperoleh berbagai informasi yang berkaitan 1. Business service, menyangkut pelayanan dalam
dengan pelayanan secara terbuka. kegiatan -kegiatan konsultasi, keuangan dan
6. Dalam berbagai kegiatan pelayanan, baik teknis perbankan;
maupun admnistrasi pelanggan selalu diperlakukan 2. Trade service, kegiatan-kegiatan pelayanan
dengan motto: costumer is king and costumer is dalam penjualan, perlengkapan, dan perbaikan;
always right. 3. Infrastructur service, meliputi kegiatan-kegiatan
Pelayanan kepada masyarakat merupakan pelayanan dalam komunikasi dan transportasi;
perwujudan dari fungsi aparatur pemerintah sebagai abdi 4. Social and personal service, pelayanan yang
negara dan abdi masyarakat, sehingga diberikan antara lain dalam kegiatan rumah
penyelenggaraannya harus terus ditingkatkan sesuai makan dan pemeliharaan kesehatan; dan
dengan sasaran pembangunan. Dalam Keputusan Menteri 5. Public administration, yang dimaksudkan disini
Pendayagunaan Aparatur Negara No. 81 Tahun 2003 adalah pelayanan dari pemerintah yang
telah ditetapkan 8 (delapan) sendi pelayanan yang harus membantu kestabilan dan pertumbuhan
dapat dilaksanakan oleh instansi atau satuan kerja dalam ekonomi.
suatu departemen yang berfungsi sebagai unit pelayanan Kemudian menurut Ndraha (2011:56),
umum. Kedelapan sendi yang dimaksud dijelaskan lebih pelayanan publik terdiri dari layanan publik, jasa
lanjut oleh Sedarmayanti (2011:200-201), sebagai berikut: publik maupun layanan civil. Lebih lanjut ia
1. Kesederhanaan, berarti bahwa tata cara / prosedur menjelaskan perbedaan antara layanan publik
pelayanan umum dapat diterapkan secara lancar, dengan layanan sipil, sebagai berikut:
cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan “Layanan sipil (civil service) berbeda
mudah dilakukan. Ada informasi pelayanan yang dengan layanan publik (public service). Layanan
dapat berupa loket informasi, layanan pengaduan sipil tidak dijual beli, dimonopoli oleh badan-badan
disertai petunjuk pelayanan. publik (pemerintah, negara), dan tidak boleh
diprivatisasikan (diswastakan), sedangkan layanan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
publik dijual beli, di bawah kontrol legeslatif”. pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
Setelah mempelajari berbagai pembagian peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
jenis-jenis pelayanan umum (Public service), negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
Kurniawan (2011:8) menyimpulkan bahwa pada pelayanan administratif yang disediakan oleh
dasarnya secara garis besar pelayanan umum yang penyelenggara pelayanan publik.
diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat dapat Berdasarkan pengertian-pengertian pelayanan
dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu publik yang telah dijelaskan diatas, maka dalam
sebagai berikut: penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelayanan
“Pertama, pelayanan umum yang diberikan publik adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
tanpa memperhatikan orang perseorang, tetapi pemerintah dalam rangka melayani kebutuhan
keperluan masyarakat secara umum. Dalam masyarakat, baik pelayanan tersebut berupa barang,
pelayanan ini meliputi penyediaan sarana dan jasa atau administratif publik, secara langsung
prasarana transportasi, penyediaan pusat-pusat maupun tidak langsung, sesuai dengan prosedur
kesehatan, pembangunan lembaga-lembaga perUndang-undangan yang berlaku demi tercapainya
pendidikan, pemeliharaan keamanan, dan lain kesejahteraan masyarakat.
sebagainya. Kedua, pelayanan yang diberikan secara Selanjutnya didalam pasal 5 Undang-undang
orang perseorangan, pelayanan ini meliputi No. 25/2009 menyatakan bahwa ruang lingkup
kemudahan-kemudahan dalam memperoleh pelayanan publik meliputi pelayanan barang publik
pemeriksaan kesehatan, memasuki lembaga dan jasa publik serta pelayanan administratif yang
pendidikan, memperoleh kartu penduduk, pembelian diatur dalam perUndang-undangan yang meliputi
karcis perjalanan dan sebagainya”. pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat
Dari bebagai pendapat tentang pembagian tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan
jenis-jenis pelayanan umum yang diberikan oleh hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan,
pemerintah kepada masyarakat terlihat bahwa perhubungan, sumber daya alam, dan sektor strategis
pelayanan umum mencakup lingkup kegiatan dan lainnya.
jenis-jenis yang sangat luas. Dengan kata lain, 3. Dimensi Kualitas Pelayanan
persoalan pelayanan umum dalam satu pemerintahan Lima dimensi kualitas jasa tersebut disusun
merupakan permasalahan yang sangat kompleks dan sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya sebagai
karena itu membutuhkan perhatian semua kalangan, berikut (Parasuraman, Zeithaml, dan Berry, 1988
baik dari pemerintah sebagai pihak pemberi layanan dalam Tjiptono, 2012:198):
maupun dari masyarakat sebagai pihak yang 1) Bukti fisik (tangibles), berkenaan dengan daya
menerima pelayanan. tarik fasilitas fisik perlengkapan, dan material
2. Pelayanan Publik yang digunakan perusahaan, serta penampilan
Pelayanan publik telah diatur di dalam karyawan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 2) Reliabilitas (reliability), berkaitan dengan
dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014 kemampuan perusahaan untuk memberikan
tentang Pedoman Standar Pelayanan. Permenpan RB layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa
tersebut yang menjadi acuan peneliti dalam meneliti kesalahan apapun dan menyiapkan jasa sesuai
persoalan pelayanan publik khususnya yang dengan waktu yang disepakati,
menyangkut aspek pelayanan pada pengurusan 3) Daya tanggap (responsiveness), berkenaan
SP2D pada BKAD Kabupaten Tapin selaku BUD. dengan kesediaan dan kemampuan para
Untuk itu, perlu pemahaman mengenai definsi karyawan untuk membantu para konsumen dan
pelayanan publik. Peneliti mengutip beberapa definsi merespon permintaan mereka, serta
pelayanan publik dari beberapa ahli dan Peraturan menginformasikan kapan jasa akan diberikan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan kemudian memberikan jasa secara cepat.
Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2014. 4) Jaminan (assurance), yakni perilaku para
Pelayanan publik menurut Sinambela karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan
(Pasolong, 2010: 128) adalah setiap kegiatan yang konsumen terhadap perusahaan dan perusahaan
dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah bisa menciptakan rasa aman bagi para
manusia yang memiliki setiap kegiatan yang konsumennya. Jaminan juga berarti bahwa para
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai
kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. untuk menangani setiap pertanyaan atau
Sedangkan Agung Kurniawan (Pasolong, masalah konsumen.
2010: 128) mengatakan bahwa pelayanan publik 5) Empati (empathy), berarti bahwa perusahaan
adalah pemberian pelayanan (melayani) keperluan memahami masalah para konsumennya dan
orang lain atau masyarakat yang mempunyai bertindak demi kepentingan konsumen, serta
kepentingan pada organisasi itu sesuai denngan memberikan perhatian personal kepada para
aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. konsumen dan memiliki jam operasi yang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor nyaman.
25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 4. Model Kualitas Pelayanan
menegaskan bahwa pelayanan publik adalah
Demikian pula sebaliknya. Dalam model 3) Transitory service intesifiers, terdiri dari situasi
serqual, kualitas jasa diartikan sebagai penilaian atau darurat yang membutuhakan jasa tertentu dan jasa
sikap global berkenaan dengan superioritas suatu terakhir yang pernah dikonsumsi konsumen.
jasa. Definisi tersebut didasarkan pada tiga landasan 4) Persepsi konsumen terhadap tingkat pelayanan
konseptual utama yaitu pertama, kualitas jasa lebih perusahaan lain.
sukar dievaluasi konsumen daripada kualitas barang. 5) Self-perceived service role, yaitu persepsi konsumen
Kedua, persepsi terhadap kualitas jasa merupakan terhadap tingkat keterlibatannya dalam proses
hasil dari perbandingan antara harapan konsumen penyampaian jasa.
dengan kinerja aktual jasa. Ketiga, evaluasi tidak 6) Faktor situasional, yang berada di luar kendali
hanya dilakukan atas hasil jasa, namun mencakup penyedia jasa.
evaluasi terhadap proses penyampaian jasa. Model 7) Janji layanan eksplisit, baik berupa iklan, personal
servqual meliputi analisis terhadap lima gap yang selling, perjanjian, maupun komunikasi dengan
berpengaruh terhadap kualitas jasa. Kelima gap karyawan penyedia jasa.
tersebut dapat digambarkan dalam bagan berikut ini 8) Janji layanan implisit, yang tercermin dari harga dan
(Oliver, 1997; Parasuraman, dkk., 1985 dalam sarana pendukung jasa.
Tjiptono, 2012:262-263). 9) Word-of-mouth, baik dari teman, keluarga, rekan
kerja, pakar, maupun publikasi media massa.
10) Pengalaman masa lalu.
Kualitas Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Kualitas Sumber Daya Manusia
Berikut beberapa pengertian dari kualitas yaitu
menurut Imam Mulyana (2010 : 96) kualitas adalah:
“Sebagai kesesuaian dengan standar diukur berbasis
kadar ketidaksesuaian, serta dicapai melalui
pemeriksaan”. Selanjutnya dikatan menurut Malayu
S.P Hasibuan (2012:244) dikatakan pengertian
sumber daya manusia adalah: “Kemampuan terpadu
dari daya piker dan daya fisik yang dimiliki individu.
Perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan
lingkungannya.”.
2. Indikator Kualitas Sumber Daya Manusia
Menurut M. Dawan Rahardjo (2010:18)
mengatakan bahwa indikator dari kualitas sumber
daya manusia adalah sebagai berikut:
1. Kualitas Intelektual (Pengetahuan dan
Model servqual meliputi analisis terhadap lima
Keterampilan) Meliputi:
gap yang berpengaruh terhadap kualitas jasa. Gap pertama
a) Memiliki pengetahuan dan keterampilan
adalah knowledge gap, yaitu terjadi antara harapan
dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi
konsumen dan persepsi manajemen. Gap kedua adalah
yang sesuai dengan tuntunan industrialisasi.
standards gap, yaitu gap yang terjadi antara manajemen
b) Memiliki pengetahuan bahasa, meliputi
atas harapan konsumen dan spesifikasi kualitas jasa. Gap
bahasa nasional, Bahasa daerah dan
ketiga adalah delivery gap, yaitu gap yang terjadi antara
sekurang-kurangnya satu bahasa asing.
spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa. Gap
2. Pendidikan
keempat adalah communications gap yaitu menyangkut
a) Memiliki kemampuan pendidikan pada
perbedaan antara penyampaian jasa dan komunikasi
jenjang yang lebih tinggi.
eksternal. Gap kelima adalah service gap, yaitu gap antara
b) Memiliki tingkat ragam dan kualitas
jasa yang dipersepsikan dan jasa yang diharapkan
pendidikan serta keterampilan yang relevan
(Tjiptono, dkk., 2013:256).
dengan memperhatikan dinamika lapangan
Model servqual di atas juga menekankan arti
kerja baik yang di tingkat lokal, nasional
penting harapan konsumen sebelum membeli suatu jasa
maupun internasional.
sebagai acuan dalam mengevaluasi kinerja jasa
Indikator Kualitas Sumber Daya Manusia
bersangkutan.
menurut Soekidjo Notoatmodjo (2009:16) yaitu :
Hasil penelitian Zeithaml, Parasuraman, dan
1. Pendidikan
Berry (1993) dalam Tjiptono (2013:256-257)
2. Pelatihan
menunjukkan bahwa terdapat sepuluh faktor utama yang
Adapun Indikator Kualitas Sumber Daya
mempengaruhi harapan konsumen konsumen terhadap
Manusia menurut Hutapea dan Nurianna (2008:62)
suatu jasa. Kesepuluh faktor tersebut adalah sebagai
yaitu:
berikut:
1. Memahami bidangnya masing-masing
1) Enduring service intensifiers, berupa harapan yang
2. Pengetahuan
disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi
3. Kemampuan
seseorang mengenai suatu jasa.
4. Semangat kerja
2) Kebutuhan pribadi, meliputi kebutuhan fisik, sosial,
5. Kemampuan perencanaan/pengorganisasian.
dan psikologis.
Berdasarkan indikator-indikator diatas, yang konsep. Progam ini biasanya menyediakan
diambil dalam penelitian ini menggunakan indikator serangkaian soal atau pertanyaan; 3) Simulasi
yang di jelaskan menurut M. Dawan Rahardjo (simulation), yaitu format ini bertujuan untuk
(2010:18) yang mengatakan bahwa indikator dari mensimulasikan tentang suatu kejadian yang sudah
kualitas sumber daya manusia adalah: terjadi maupun yang belum dan biasanya
1. Kualitas Intelektual (Pengetahuan dan berhubungan dengan suatu resiko, seperti pesawat
Keterampilan) akan jatuh atau menabrak, terjadinya malapetaka dan
2. Pendidikan sebagainya; 4) Percobaan atau eksperimen, format ini
mirip dengan format stimulasi, namun lebih ditujukan
Teknologi Informasi pada kegiatan-kegiatan eksperimen, seperti praktek;
1. Pengertian Teknologi Informasi 5) Permainan (game), yaitu mengacu pada proses
Menurut Bambang Warsita (2008:135) pembelajaran dan dengan progam multimedia
teknologi informasi adalah sarana dan prasarana berformat ini diharapkan terjadi aktivitas belajar
(hardware, software, useware) sistem dan metode sambil bermain.
untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah, Dari berbagai pendapat di atas dapat
menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan disimpulkan bahwa manfaat TI adalah sebagai berikut
menggunakan data secara bermakna. Hal yang sama : pertama, TI sebagai sumber yakni TI dapat
juga di ungkapkan oleh Lantip dan Rianto (2011:4) dimanfaatkan untuk sumber informasi dan untuk
teknologi informasi diartikan sebagai ilmu mencari informasi yang akan dibutuhkan. Kedua, TI
pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis sebagai media, sebagai alat bantu yang memfasilitasi
komputer dan perkembanganya sangat pesat. Hamzah penyampaian suatu informasi agar dapat diterima dan
B. Uno dan Nina Lamatenggo (2011:57) juga dimengerti dengan mudah. Ketiga, TI sebagai
mengemukakan teknologi informasi adalah suatu pengembang keterampilan pembelajaran,
teknologi yang digunakan untuk mengolah data. pengembangan keterampilan-keterampilan berbasis
Pengolahan itu termasuk memproses, mendapatkan, teknologi informasi dengan aplikasi-aplikasi dalam
menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam kurikulum.
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang c. Pemanfaatan Teknologi Informasi
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan Menurut Mulyanto (2009:43), teknologi
tepat waktu. informasi merupakan “perkembangan teknologi
b. Informasi komputer yang dipadukan dengan teknologi
Menurut Abdulhak (2005:413) terdapat telekomunikasi”. Teknologi informasi menurut Lantip
klasifikasi pemanfaatan ICT ke dalam tiga jenis, yaitu (2011:1), merupakan “ilmu pengetahuan yang
: pertama, ICT sebagai media (alat bantu) pendidikan mencakup berbagai hal seperti sistem komputer
yaitu hanya sebagai pelengkap untuk memperjelas hardware dan software, LAN (local area network),
uraian-uraian yang disampaikan. Kedua, ICT sebagai MAN (metropolitan area network) WAN (wide area
sumber yakni sebagai sumber informasi dan mencari network).”
informasi. Ketiga, ICT sebagai system pembelajaran. Widuri (2010:27), pemanfaatan teknologi
Menurut Bambang Warsita (2008:150-151), informasi merupakan : “penggunaan teknologi
secara umum ada tiga pemanfaatan teknologi informasi bersangkutan oleh pengguna melalui sistem
informasi atau instruksional komputer dan internet informasi berbasis komputer dalam rangka
untuk pendidikan dan pembelajaran, adalah : Pertama, menyelesaikan berbagai tugas dan masalah yang
Learning about computers and the internet, yaitu dihadapi pengguna dalam menjalankan pekerjaanya
Komputer dapat dijadikan sebagai objek untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas, baik
pembelajaran, misalnya ilmu computer (computer secara individual, kelompok maupun organisasi,
science). Kedua, Learning with computers and the dengan memfokuskan pada level individu, khususnya
internet, yaitu teknologi informasi memfasilitasi end user computing”.
pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam
di sekolah. Misalnya Pustekkom, Depdiknas akuntansi menurut Jurnali dan Supomo (2002),
mengembangkan progam CD multimedia interaktif “teknologi informasi bermanfaat dalam pelaksanaan
untuk mata pelajaran. tugas-tugas akuntansi tetapi beberapa hal berikut ini
Pendapat tersebut juga diperkuat oleh masih menjadi perhatian, diantaranya:
Heinich dalam Bambang Warsita (2008:137-144), TI a. Bagian akuntansi/keuangan memiliki komputer
merupakan segala bentuk penggunaan atau yang cukup untuk melaksanakan tugas
pemanfaatan komputer dan internet untuk b. Jaringan internet telah terpasang di unit kerja
pembelajaran. Bentuk penggunaan/pemanfaatan c. Jaringan komputer telah dimanfaatkan sebagai
teknologi informasi yakni :1) Tutorial, merupakan penghubung antar unit kerja dalam pengiriman
progam yang dalam penyampaian materinya data dan informasi yang dibutuhkan
dilakukan secara tutorial, yakni suatu konsep yang d. Proses akuntansi sejak awal transaksi hingga
disajikan dengan teks, gambar baik diam atau pembuatan laporan keuangan dilakukan secara
bergerak, dan grafik; 2) Praktik dan dan latihan (drill komputerisasi
and practice), yaitu untuk melatih peserta didik e. Pengolahan data transaksi keuangan menggunakan
sehingga memiliki kemahiran dalam suatu software yang sesuai dengan peraturan perundang-
keterampilan atau memperkuat penguasaa suatu undangan
f. Laporan akuntansi dan manajerial dihasilkan dari Sebuah sistem yang terhubung yang menunjang
sistem yang terintegrasi adanya pemakaian bersama sumber di antara
g. Adanya jadwal pemeliharaan peralatan secara komputer-komputer yang berbeda;
teratur 5. People (Orang)
h. Peralatan yang usang atau rusak di data dan Elemen yang paling penting dalam teknologi
diperbaiki tepat pada waktunya”. informasi, termasuk orang-orang yang bekerja
d. Perangkat-Perangkat Teknologi Informasi menggunakan output-nya”.
Dalam memanfaatkan TI diperlukan Dari penjelasan indikator teknologi informasi
peralatan/perangkat yang dapat digunakan untuk di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
mendapatkan suatu informasi, berikut menurut Jamal indikator teknologi informasi terdiri atas hardware,
M.A (2011:164-166) perangkat-perangkat teknologi software, basis data, prosedur, network, dan manusia
informasi : sebagai komponen pembentuk teknologi informasi
1) Komputer yang canggih.
2) Laptop/Notebook Pengertian Kepuasan
3) Deskbook Kotler (2012:36) mendefinisikan kepuasan sebagai
4) Personal Digital Assistant (PDA)/Komputer perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
Genggam perbandingan antara kesannya terhadap kinerja suatu
PDA adalah perangkat sejenis komputer, tetapi produk dan harapan-harapannya. Berdasarkan definisi
5) Flashdisk, CD, DVD, Disket, Memorycard tersebut kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja
e. Indikator Teknologi Informasi dan harapan. Jika kinerja di bawah harapan maka
Teknologi Informasi (TI) menjadi hal pelanggan tidak puas. Namun jika kinerja memenuhi
penting dalam sebuah perusahaan. Adapun Teknologi harapan pelanggan akan puas, dan jika kinerja melebihi
Informasi (TI) yang berkualitas harus terdiri dari harapan maka pelanggan akan sangat puas.
beberapa komponen yang mendukung. Komponen 1. Indikator Standar Pelayanan Publik
dari Teknologi Informasi (TI) adalah sebagai berikut. Dengan dikeluarkanya Peraturan Menteri
Indikator Teknologi Informasi yang terkomputerisasi Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
menurut Muslihudin dan Oktafianto (2016:41) yaitu Nomor 15 Tahun 2014, menegaskan bahwa standar
terdiri dari hardware, software, data, prosedur, dan pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
manusia. Adapun penjelasan indikator teknologi pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian
informasi menurut Muslihudin dan Oktafianto kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji
(2016:41) adalah sebagai berikut: penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka
1. Hardware yaitu terdiri dari komponen input, pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan
proses, output dan jaringan; terukur. yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
2. Software yaitu terdiri dari komponen operasi, public, seluruh penyelenggara pelayanan publik
utilitas dan aplikasi; diwajibkan untuk menyusun, menetapkan, dan
3. Data mencakup struktur data, keamanan dan menerapkan standar pelayanan.
integritas data; Standar pelayanan adalah tolak ukur yang
4. Prosedur seperti dokumentasi, prosedur sistem, dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
buku petunjuk operasi dan teknis; pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai
5. Manusia yaitu pihak yang terlibat dalam kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat
penggunaan system informasi’’. dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah,
Senada dengan Muslihudin dan Oktafianto terjangkau, dan terukur. Indfikator pelayanan dapat dilihat
(2009:14) mengungkapkan komponen teknologi dari beberapa aspek berikut.
informasi yaitu Hardware (Perangkat keras), software a. Tolak ukur pelayanan menyangkut efesiensi dan
(Perangkat lunak), database (Basis data), network efektifitas.
(Fasilitas jaringan dan komunikasi), dan people c. Tolak ukur meliputi ekonomi, efisiensi, efektivitas,
(Orang). Penjelasan komponen teknologi informasi dan keadilan.
menurut Sutarman (2009:14) adalah sebagai berikut: d. Tolak ukur pelayanan dapat dilihat darisegi
1. Hardware (Perangkat keras) responsebilitas, akuntabilitas, dan akuntabilitas.
Kumpulan peralatan seperti processor, monitor, e. Tolak ukur pelayanan ada sepuluh, yakni ketampakan
keyboard, dan printer yang menerima data dan fisik, reabilitas, responsibilitas, kompetensi,
informasi, memproses data tersebut dan kesopanan, kredibilitas, keamanan, akses, komunikasi,
menampilkan data tersebut; dan penggertian
2. Software (Perangkat lunak) Konsep Pelayanan Penerbitan Surat Perintah
Kumpulan program-program komputer yang Pencairan Dana (SP2D).
memungkinkan hardware memproses data; Perspektif kualitas penerbitan SP2D memiliki
3. Database (Basis data) kesamaan dengan kualitas pelayanan. Mengingat
Sekumpulan file yang saling berhubungan dan pelayanan yang dilakukan pada sektor publik (pemerintah)
terorganisasi atau kumpulan record-record yang landasan teori yang dikembangkan selain mengacu pada
menyimpan data dan hubungan diantaranya; teori kualitas pelayanan, juga mengacu pada regulasi-
4. Network (Fasilitas jaringan dan komunikasi) regulasi yang selalu mengikat dalam pemerintahan atau
dunia birokrasi.
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana oleh SKPD untuk peningkatan sarana dan prasarana publik
diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun di bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur daerah.
2003 tentang Keuangan Negara dan Peraturan Menteri Pelayanan publik seperti halnya penerbitan
Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan SP2D meskipun secara keseluruhan tidak langsung
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun bersentuhan dengan masyarakat, namun pada akhirnya
2016 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, masyarakatlah yang akan merasakan manfaat akhir.
menjelaskan bahwa kekuasaan pengelolaan keuangan Karena pelaksanaan program dan kegiatan dilaksanakan
daerah dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola Keuangan oleh SKPD, namun pelayanan pencairan dan harus
Daerah (PPKD) dalam hal ini selaku Bendahara Umum mengikuti pola birokrasi pemerintah. Sama halnya dengan
Daerah (BUD). pelayanan pada umumnya, pelayanan pemerintah harus
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 mampu memenuhi harapan dan keinginan masyarakat.
Tahun 2007 menjelaskan BUD atau Kuasa BUD Penelitian Terdahulu
mempunyai tugas menerbitkan SP2D. Penerbitan SP2D Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian dan
merupakan pelayanan administrasi pencairan dana dalam Kualitas terhadap kepuasan Pasien, diantaranya
rangka pelaksanaan APBD berdasarkan Surat Permintaan
Membayar (SPM) dari Pengguna Anggaran SKPD.
Mekanisme pencairan dana APBD dimulai dari adanya
tagihan kepada pemerintah, penyusunan Surat Perintah
Pembayaran (SPP), pengujian SPP, penerbitan Surat
Perintah Membayar (SPM), penerbitan SP2D dan terakhir
dengan pemindahbukuan sejumlah yang dari rekening kas
daerah ke rekening yang berhak (masyarakat). Penerbitan
SP2D dan pemindahbukuan sejumlah uang dari rekening
kas Negara ke rekening yang berhak menjadi kewenangan
Bendahara Umum Daerah.
Penerbitan SP2D yang sesuai dengan
Peraturan Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 bahwa
BKAD selaku BUD berkewajiban untuk:
1. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang
diterbitkan oleh pengguna anggaran.
2. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban
APBD yang tercantum dalam perintah pembayaran.
3. Menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
4. Memerintahkan pencairan dana sebagai dasar
pengeluaran daerah, dan
5. Menolak pencairan dana apabila perintah pembayaran
yang diterbitkan olehpengguna anggaran tidak
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
Dokumen SPM apabila dinyatakan lengkap,
kuasa BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D). Penerbitan SP2D paling lama 2 (dua) hari kerja
terhitung sejak diterimanya pengajuan SPM. Jika
dokumen SPM dinyatakan tidak lengkap, kuasa BUD
Kerangka Konseptual Dan Hipotesis
menolak menerbitkan SP2D. Penolakan penerbitan SP2D
paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak diterimanya
pengajuan SPM. Kuasa BUD menyerahkan SP2D yang
diterbitkan untuk keperluan uang persediaan/ ganti uang
persediaan/tambahan uang persediaan kepada pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran. Sedangkan untuk
pembayaran langsung, Kuasa BUD menyerahkan SP2D
yang diterbitkan kepada pihak ketiga.
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) merupakan salah satu bentuk pelayanan publik
yang diberikan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD)
kepada stakeholder, seperti masyarakat dan Satuan Kerja
Hipotesis Penelitian
Perangkat Daerah (SKPD). Pelayanan SP2D tersebut 1. Secara simultan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas
terkait dengan penatausahaan keuangan daerah yaitu Sumber Daya Manusia Dan Teknologi Informasi
pengeluaran atau belanja keuangan. Belanja Daerah yang berpengaruh signifikan Terhadap Kepuasan
dikonversi menjadi pelayanan publik oleh BUD antara lain Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
terkait dengan pembayaran seperti hibah, bantuan sosial, Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan Keuangan Dan
alokasi dana desa, dana desa, bantuan langsung Aset Daerah Kabupaten Tapin.
masyarakat bantuan operasional sekolah, dan belanja
barang jasa, serta belanja modal yang diselenggarakan
2. Secara parsial Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas
Sumber Daya Manusia Dan Teknologi Informasi
berpengaruh signifikan Terhadap Kepuasan
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan Keuangan Dan
Aset Daerah Kabupaten Tapin.
3. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap
Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat
Perintah Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Tapin adalah
Kualitas Pelayanan Publik..
Motode Penelitian
Lokasi Penelitian
Adapun lokasi dan waktu penelitian ini adalah pada
Jl. Datu Nuraya, Rantau Kiwa, Kec. Tapin Utara, Dari tabel 5.5 diatas dapat di lihat pada Uji Validitas
Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. dimana Variabel X1 terdiri atas 17 item pertanyaan, dan
Populasi semua item pertanyaan kuesioner memiliki nilai korelasi >
Populasi Sugiyono, (2006:81) adalah wilayah generalisasi 0,3 maka dapat di nyatakan bahwa semua pertanyaan
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas kuesioner dalam penelitian ini adalah valid.
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh Penerima Layanan Penerbitan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan
Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Tapin dalam hal
ini adalah. seluruh Bendahara Pengeluaran/ Bendahara Dari tabel 5.6 diatas dapat di lihat pada Uji
Pengeluaran Pembantu pada 45 SKPD yang meliputi Validitas dimana Variabel X2 terdiri atas 4 item
Sekretariat, Inspektorat, Badan, Dinas, Kantor, pertanyaan dan semua item pertanyaan kuesioner memiliki
Kecarnatan, Kelurahan dan Puskesmas dengan jumlah nilai korelasi > 0,3 maka dapat di nyatakan bahwa semua
keseluruhan populasi adalah 82 orang. pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini adalah valid.
Sampel
Pengambilan sampel penelitian harus seksama dan
memenuhi aturan-aturan dalam pemilihan sampel. Sebagai
acuan apabila subyek kurang dari 100 maka lebih baik
diambil seluruhnya, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi Arikunto, (2006:57). Maka sampel
dalam penelitian ini berjumlah 83 (Delapan puluh Tiga) Dari tabel 5.7 diatas dapat di lihat pada
orang Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Variabel X3 terdiri atas 5 item pertanyaan dan semua
Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan Keuangan Dan Aset item pertanyaan kuesioner memiliki nilai korelasi > 0,3
Daerah Kabupaten Tapin maka dapat di nyatakan bahwa semua pertanyaan
Intrumen Penelitian kuesioner dalam penelitian ini adalah valid.
Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang
akan diuji validitas dan reliabilitasnya, Kepuasan
Penerima Layanan akan diukur dari pengaruh Kualitas
Pelayanan yang terdiri dari Kualitas Pelayanan Publik,
Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Teknologi Informasi.
Untuk masing-masing responden mempunyai 5 alternatif Dari tabel 5.8 diatas dapat di lihat pada Uji
jawaban (Skala Likert). Masing-masing prioritas dari Validitas dimana Variabel Y terdiri atas 5 item pertanyaan
kelima point tersebut, yaitu: dan semua item pertanyaan kuesioner memiliki nilai
1. Sangat Setuju bobot 5 korelasi > 0,3 maka dapat di nyatakan bahwa semua
2. Setuju bobot 4 pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini adalah valid.
3. Ragu - Ragu bobot 3 Uji Reliabilitas
4. Tidak Setuju bobot 2 Uji Reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk
5. Sangat Tidak Setuju bobot 1 menguji sejauh mana alat pengukur dapat diandalkan atau
Hasil Dan Pembahasan dipercaya. Dalam Penelitian ini nilaiu reliabilitas suatu
Uji Instrumen Penelitian instrumen diterima jika memiliki Alpha Cronbach
Uji instrument penelitian dimaksudkan untuk minimal 0,6. Arikunto dalam Supriyanto dan Machfudz
mendeteksi data penelitian yang sah dan andal. Oleh (2010:296), maka dapat disimpulan bahwa semua
karena itulah dalam uji instrument penelitian digunakan pertanyaan kuesioner adalah reliabel (dapat diandalkan
uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini dapat disajikan atau dipercaya).
pada uraian berikut ini : Adapaun hasil uji validitas dan reliabilitas
Uji Validitas instrument penelitian dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah
ini :
variabel, dapat dilihat dari Variable Inflation Factor
(VIF) dan nilai Tolerance dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat perbandingan
nilai VIF dan Tol dapat dilihat pada tabel 5.11
dibawah ini :

Dari tabel 5.9 diatas dapat di lihat pada Uji


Reliabilitas, berdasarkan hasil Uji Reliabilitas semua
instrumen variabel dapat diterima karena Alpha Cronbach
> 0,6. maka dapat disimpulan bahwa semua pertanyaan
kuesioner adalah reliabel (dapat diandalkan atau
dipercaya) Untuk Uji Reliabilitas pada masing masing Dari tabel 5.11 diatas dapat disimpulakan
pertanyaan adalah sebagai berikut: hasil uji multikolinieritas melalui Variance Inflation
factor (VIF) pada hasil output SPSS versi 26.0 model
regresi ini bebas dari masalah Multikolinieritas
karena masing-masing variabel independen memiliki
VIF tidak lebih dari 5 dan memiliki nilai VIP sebesar
mendekati 1.
c. Uji Heteroskedastisidas
Dalam pengujian statistik, uji heteroskedasitas
ini digunakan dengan tujuan untuk menguji apakah
dari model regresi yang kita gunakan terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
Dari hasil analisis pada tabel 5.10 diatas maka ke pengamatan lain. Apabila varian dari residual satu
ditemukan untuk seluruh nilai Reabilitas dari item dengan lain pengamatan itu tetap berarti disebut
pertanyaan Kualitas Pelayanan Publik (X1), Kualitas homoskedasitas dan apabila berbeda akan disebut
Sumber Daya Manusia (X2) dan Teknologi Informasi dengan heteroskedastisitas. Suatu model regresi yang
(X3) Terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan baik adalah suatu model yang tidak terjadi
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) (Y) ditemukan heteroskedatisitas (Ghozali,2011). Dalam hal ini
nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6 maka dapat apakah terjadi hetero atau tidak akan dibuktikan
disimpulkan bahwa item pertanyaan adalah realibel atau dalam uji statistik dengan melihat grafik plot antar
dapat dipercaya. variabel dependen yaitu ZPRED dan residualnya
Uji Asumsi Klasik SRESID. Mendeteksinya dapat dilakukan dengan
a. Uji Normalitas melihat apakah ada pola yang terbentuk pada grafik
Grafik hasil uji Normal P-P Plot of regression scatterplot. Adapun gambar Scatterplot Output SPSS
standarsizied residual diperoleh sebagai berikut : Versi 26.0 dapat dilihat pada gambar 5.5 dibawah ini
:

Gambar 5.6 Grafik Scatter Plot


Gambar 5.7 Grafik Normal P-P Plot Sumber : Lampiran 5
Sumber : Lampiran 4 Dengan dasar analisis sebagai berikut:
Berdasarkan gambar 5.6 diatas maka dapat a. Jika ada pola yang jelas, seperti titik titik yang ada
disimpulkan bahwa model regresi berganda dalam membentuk pola tertentu yang teratur, maka dapat
penelitian ini tidak ada masalah dalam pengujian di indikasikan telah terjadi heteroskedastisitas
normalitas dan layak digunakan dalam penelitian b. Jika tidak ada pola jelas serta titik titik menyebar
karena titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, diatas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka
serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, tidak terjadi heteroskedastisitas
maka grafik tersebut menunjukkan bahwa model Dari hasil analisis pada gambar 5.5 diatas maka
regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi dapat digolongkan model regresi yang digunakan untuk
normalitas. penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas karena tidak
b. Uji Multikolinieritas terdapat pola yang jelas dan titik titik terlihat menyebar
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk
walaupun sebagian menggerombol di beberapa bagian
mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel tetapi sebagian besar terlihat menyebar dan dibawah angka
independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan nol pada sumbu Y titik titik terlihat menyebar tanpa
terdapat problem multikolinieritas. Untuk membentuk suatu pola yang jelas. Maka dapat di
mengetahui ada tidaknya multikolinieritas antar
simpulkan bahwa model regresi yang digunskan dalam Uji stastistik F pada dasarnya
penelitian ini tidak terjadi heteroskedatisitas. menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
Analisis Regresi Berganda Variabel Kualitas independen secara simultan dalam menerangkan
Pelayanan Publik (X1), dan Kualitas Sumber Daya variabel dependen. Uji simultan ini dilakukan
Manusia (X2) terhadap Kepuasan Penerima Layanan dengan membandingkan nilai α (alpha) dengan
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) nilai p-value. Apabila nilai p-value < α (0,05),
(Y). maka H0 ditolak. Sehingga dapat dikatakan
terdapat pengaruh secara simultan antara variabel
independen dengan variabel dependen, dan
sebaliknya. Jika nilai p-value > α (0,05), maka H0
diterima yang artinya tidak terdapat pengaruh
antara variabel independen terhadap variabel
dependen secara simultan. Berikut adalah hasil
pengujian statistic F, yang dapat dilihat pada tabel
Berdasarkan tabel 5.13 diperoleh persamaan regresi 5.15 di bawah
sebagai berikut:
Y = -1,273 +0,208 X1 + 0,166 X2 + 0,217 X3 + ei
Interpretasi terhadap konstanta (-1,273)
pengukuan dalam penelitian ini dimana variabel dengan
menggunakan skala Likert antara 1 sampai dengan 5 maka
tidak boleh diinterpretasikan bahwa jika variabel Kualitas
Pelayanan Publik (X1), Kualitas Sumber Daya Manusia
(X2) dan Teknologi Informasi (X3) bernilai nol, karena Dari hasil perhitungan melalui SPSS
ketiga variabel tersebut tidak mungkin bernilai nol karena menunjukan Fhitung sebesar 62.383(Santoso, 2010 :820),
Skala Likert terendah yang digunakan adalah 1 dan apabila signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan
berdasarkan hasil perhitungan spss versi 26.0 dalam variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap
penelitian ini nilai konstanta adalah -1,273 dan termasuk variabel terikatnya, berdasarkan teori tersebut maka
dalam kategori sedang. nila sig F hitung adalah 0,000 < 0,05 dan Fhitung 62.383
Berdasarkan persamaan tersebut, menunjukkan > Ftabel 2,49, sehingga hipotesis pertama yang
bahwa semua variabel bebas memiliki koefisien regresi mengatakan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas
positif. Hal ini berarti variabel Kualitas Pelayanan Publik Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi
(X1) dan mempunyai hubungan yang searah atau berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
berbanding lurus dengan variabel terikatnya atau Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Pada Badan Keuangan dan
Pencairan Dana (SP2D) (Y). Artinya, jika variabel X1, Aset Daerah Kabupaten Tapin dapat diterima atau
X2 dan X3 mengalami kenaikan maka variabel terikatnya teruji.
Y juga ikut mengalami kenaikan, dan jika variabel X1, X2 2. Uji Hipotesis I : Uji t Secara Parsial
dan X3 mengalami penurunan, maka variabel terikatnya Y Melalui pengujian ini akan dapat diketahui
akan mengalami penurunan. apakah variabel yang terdiri dari Kualitas Pelayanan
1. Koefisien Determinasi (R2) Publik (X1), Kualitas Sumber Daya Manusia (X2) dan
Koefisien determinasi (Adj. R2) dari hasil regresi Teknologi Informasi (X3) berpengaruh secara parsial
menunjukkan seberapa besar variabel dependen bisa terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat
dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Perintah Pencairan Dana (SP2D) (Y) pada Badan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin, yaitu
dengan cara membandingkan nilai probability
signifikansi variabel dengan probability sebesar 5% (α=
0,05) apabila nilai probability signifikansi < (α= 0,05)
maka terdapat pengaruh signifikan terhadap variabel
Berdasarkan tabel 5.14 di atas, terikatnya, begitu juga sebaliknya, adapun hasil
menunjukkan bahwa besarnya koefisien determinasi perhitungan statistik dapat di lihat pada tabel 5.16
2
(Adj. R ) sebesar 0,695. Hal ini berarti kontribusi dibawah ini :
Kualitas Pelayanan Publik (X1), Kualitas Sumber
Daya Manusia (X2) dan Teknologi Informasi (X3)
terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) (Y) adalah
sebesar 69,5%, sedangkan sisanya 30,5.1% dijelaskan
oleh variabel diluar Kualitas Pelayanan Publik (X1),
Kualitas Sumber Daya Manusia (X2) dan Teknologi Berdasarkan tabel 5.16 dapat dilihat Pengaruh
Informasi (X3) yang tidak diungkap dalam penelitian variabel Kualitas Pelayanan Publik (X1) terhadap
ini. Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
5.2 Uji Hipotesis Pencairan Dana (SP2D) (Y). Hal ini dapat dilihat dari
1. Uji Hipotesis II: Uji F Secara Simultan tabel 5.16 dimana memiliki nilai probability
signifikansi yaitu 0,000 < 0,05 dan thitung 6,117 > ttabel
1,991, sehingga dapat disimpulkan bahwa Kualitas
Pelayanan Publik (X1) berpengaruh siginifikan secara merupakan temuan baru dalam penelitian ini karena
sendiri – sendiri atau parsial terhadap Kepuasan pada penelitian terdahulu tidak ada penelitian yang
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan menggabungkan tiga variabel Kualitas Pelayanan
Dana (SP2D) (Y) pada Badan Keuangan dan Aset Publik, Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Daerah Kabupaten Tapin. Teknologi Informasi secara bersamaan terhadap
Pengaruh variabel Kualitas Sumber Daya Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat
Manusia (X2) terhadap Kepuasan Penerima Layanan Perintah Pencairan Dana (SP2D) .
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Temuan ini didukung oleh penelitian
(Y), Kualitas Sumber Daya Manusia (X2) berpengaruh Febriady Sembiring, 2020, dengan judul Pengaruh
signifikan secara parsial terhadap Kepuasan Penerima Kualitas Sumber Daya Manusia , Pemanfaatan
Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana Teknologi Informasi Dan Sistem Pengendalian Intern
(SP2D) (Y). Hal ini dapat dilihat dari tabel 5.16 Terhadap Keandalan Dan Ketepatwaktuan Pelaporan
dimana nilai probability signifikansi yaitu 0,013 < 0,05 Keuangan Pemerintah (Studi Empiris Pada
dan thitung 2.531 > ttabel 1,991, sehingga dapat Pemerintah Kota Padang), Hasil pengujian hipotesis
disimpulkan bahwa parsial Kualitas Sumber Daya menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia
Manusia (X2) berpengaruh siginifikan secara sendiri – berpengaruh terhadap keandalan dan ketepatan waktu
sendiri atau parsial terhadap Kepuasan Penerima pelaporan keuangan pemerintah daerah, sistem
Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana pengendalian intern berpengaruh terhadap keandalan
(SP2D) (Y) pada Badan Keuangan dan Aset Daerah dan ketepatan waktu pelaporan keuangan pemerintah
Kabupaten Tapin. daerah dan kegunaan teknologi informasi
Pengaruh variabel Teknologi Informasi (X3) berpengaruh terhadap keandalan pelaporan keuangan
terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan daerah. pemerintah.
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) (Y), Teknologi Dari hasil temuan penelitian dan temuan
Informasi (X3) berpengaruh signifikan secara parsial penelitian maka dapat disimpulkan Kepuasan
terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) (Y). Hal ini Pencairan Dana (SP2D) pegawai Badan Keuangan
dapat dilihat dari tabel 5.16 dimana nilai probability dan Aset Daerah Kabupaten Tapin sangat tergantung
signifikansi yaitu 0,003 < 0,05 dan thitung 3.124> ttabel terhadap Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Sumber
1,991, sehingga dapat disimpulkan bahwa parsial Daya Manusia dan Teknologi Informasi, banyak
Kualitas Sumber Daya Manusia (X2) berpengaruh pegawai memiliki sikap profesional ketika bekerja di
siginifikan secara sendiri – sendiri atau parsial Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin
terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan dimana sikap para pegawai yang benar-benar
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) (Y) pada menguasai, sungguh-sungguh kepada pekerjaanya
Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin. serta derajat pengetahuan dan keahlian pegawai sudah
3. Uji Hipotesis III: Variabel Yang Paling baik yang dimilki pegawai dalam melakukan tugas
Berpengaruh mereka sehari hari sehingga berusaha menghasilkan
Pada hipotesa ketiga yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan yang baik setiap harinya sehingga
Kualitas Pelayanan Publik (X1) merupakan faktor tercipta Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan
yang paling berpengaruh terhadap Kepuasan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), umumnya
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah pegawai memiliki Kualitas Sumber Daya Manusia
Pencairan Dana (SP2D) (Y) adalah salah atau tidak yang baik shingga mereka memiliki pengetahuan
terbukti, karena hasil penelitian menunjukkan nilai yang luas tentang berbagai hal sehingga mereka
Beta (Beta Coefficient) Variabel Kualitas Pelayanan mampu melakukan yang terbaik kepada dinas ini dan
Publik (X1) sebesar 0,577 > nilai Beta (Beta mampu menciptakan Kepuasan Penerima Layanan
Coefficient) Variabel Kualitas Sumber Daya Manusia Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D),
(X2) yang hanya sebesar 0,220 dan nilai Beta (Beta pegawai mampu memanfaatkan teknolosi informasi
Coefficient) Variabel Teknologi Informasi (X3) yang dalam bekerja sehingga mereka terlihat bahwa mahir
hanya sebesar 0,219. dalam melakukan pekerjaan sehari hari dan
Pembahasan menunjukkan kemampuan membangun Kepuasan
Berdasarkan hasil perhitungan secara Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
keseluruhan, maka dapat disimpulkan hipotesa secara Pencairan Dana (SP2D).
objektif sebagai berikut: 2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas
1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi
Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi Secara Parsial Terhadap Kepuasan Penerima
Secara Simultan Terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan
Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Dana (SP2D) a. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Terhadap
Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Sumber Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat
Daya Manusia dan Teknologi Informasi berpengaruh Perintah Pencairan Dana (SP2D)
signifikan secara simultan terhadap Kepuasan Berdasarkan analisis statistik pada tabel
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah 5.9 dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien
Pencairan Dana (SP2D) Badan Keuangan dan Aset regresi Kualitas Pelayanan Publik sebesar 0,208.
Daerah Kabupaten Tapin, temuan penelitian ini Hal ini berarti Kualitas Pelayanan Publik
berpengaruh positif terhadap Kepuasan Penerima Pencairan Dana (SP2D) pegawai Badan
Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin.
Dana (SP2D) pegawai Badan Keuangan dan Aset Dengan hasil penelitian ini Kualitas
Daerah Kabupaten Tapin. Sedangkan nilai Sumber Daya Manusia terhadap Kepuasan
signifikan Kualitas Pelayanan Publik adalah 0,000 Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
< 0,05. Hal ini berarti Kualitas Pelayanan Publik Pencairan Dana (SP2D) harus diperhitungkan
berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan dinas dikarenakan sangat berpengaruh terhadap
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat
Pencairan Dana (SP2D) pegawai Badan Perintah Pencairan Dana (SP2D) pegawai, hal ini
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin Jadi terlihat dari kuesioner yang berdasarkan dari
hipotesis kedua (H2) diterima yaitu Kualitas indikator-indikator Kualitas Intelektual
Pelayanan Publik berpengaruh positif dan (Pengetahuan dan Keterampilan) Meliputi:
signifikan terhadap Kepuasan Penerima Layanan Memiliki pengetahuan dan keterampilan dibidang
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai
pegawai. Hal ini berarti semakain baik Kualitas dengan tuntunan industrialisasi, dan Memiliki
Pelayanan Publik, maka akan meningkatkan pengetahuan bahasa, meliputi bahasa nasional,
Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Bahasa daerah dan sekurang-kurangnya satu
Perintah Pencairan Dana (SP2D) pegawai. bahasa asing. indikator Pendidikan yang meliputi
Hasil penelitian ini menunjukkan Memiliki kemampuan pendidikan pada jenjang
pengamatan dilapangan bahwa sudah baik Bukti yang lebih tinggi dan Memiliki tingkat ragam dan
fisik (tangibles) ditandai dengan disediakannya kualitas pendidikan serta keterampilan yang
ruang tunggu penerima layanan, Reliabilitas relevan dengan memperhatikan dinamika lapangan
(reliability) baik, Daya tanggap (responsiveness), kerja baik yang di tingkat lokal, nasional maupun
Jaminan (assurance), Empati (empathy) yang di internasional umumnya respondent menjawab
berikan kepada penerima layanan. Dan secara setuju akan hal tersebut, dan ini menandakan
statistik dapat ditunjukkan bahwa kualitas umumnya semua respondent sepakat untuk
pelayanan memang mempunyai pengaruh yang meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
signifikan terhadap kepuasan Penerima Layanan untuk meningkatkan Kepuasan Penerima Layanan
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan Dari hasil pembahasan diatas terlihat
yang dinilai baik di mata penerima layanan dapat Kualitas Sumber Daya Manusia sangat
mempengaruhi terbentuknya kepuasan Penerima berpengaruh dengan Kepuasan Penerima Layanan
Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
Dana (SP2D) Badan Keuangan dan Aset Daerah Kualitas Sumber Daya Manusia menujukan suatu
Kabupaten Tapin. kemampuan atau keterampilan yang dimiliki
b. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia seseorang. Seseorang yang sudah memiliki
Terhadap Kepuasan Penerima Layanan Kualitas Sumber Daya Manusia pasti akan lebih
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana mudah untuk memahami suatu pekerjaan yang
(SP2D) serupa dari pada orang yang belum memiliki
Berdasarkan analisis statistik pada tabel pengalaman. Seseorang yang memiliki Kualitas
5.9 dalam penelitian diperoleh nilai koefisien Sumber Daya Manusia juga dapat lebih tepat
regresi Kualitas Sumber Daya Manusia sebesar waktu dan lebih sedikit resiko kesalahan dalam
0,166. Hal ini berarti Kualitas Sumber Daya berkerja. Sehingga pegawai yang memiliki
Manusia berpengaruh positif terhadap Kepuasan Kualitas Sumber Daya Manusia yang baik akan
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah mampu menciptakan Kepuasan Penerima Layanan
Pencairan Dana (SP2D) pegawai Badan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin. pegawai tersebut.
Sedangkan nilai signifikani Kualitas Sumber Daya c. Pengaruh Teknologi Informasi Secara Parsial
Manusia adalah 0,013 < 0,05. Hal ini berarti Terhadap Kepuasan Penerima Layanan
Kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
signifikan terhadap Kepuasan Penerima Layanan (SP2D)
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Berdasarkan analisis statistik pada tabel
pegawai Badan Keuangan dan Aset Daerah 5.9 dalam penelitian ini diperoleh nilai koefisien
Kabupaten Tapin. Jadi hipotesis kedua (H2) regresi Teknologi Informasi sebesar 0,217. Hal ini
diterima yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia berarti Teknologi Informasi berpengaruh positif
berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan
Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) pegawai
Perintah Pencairan Dana (SP2D) pegawai Badan Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin. Hal Tapin. Sedangkan nilai signifikan Teknologi
ini berarti semakain tinggi Kualitas Sumber Daya Informasi adalah 0,003 < 0,05. Hal ini
Manusia, maka akan meningkatkan Kepuasan menunjukkan bahwa Teknologi Informasi
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) pegawai Badan melalui sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin. Jadi untuk Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat
hipotesis kedua (H2) diterima yaitu penerapan Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Teknologi Informasi berpengaruh positif dan Implikasi Hasil Penelitian
signifikan terhadap Kepuasan Penerima Layanan 1. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi
pegawai Badan Keuangan dan Aset Daerah Secara Simultan Terhadap Kepuasan Penerima
Kabupaten Tapin. Hal ini berarti Perkembangan Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan
peradaban manusia diiringi dengan perkembangan Dana (SP2D)
cara penyampaian informasi yang selanjutnya Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Sumber
dikenal dengan istilah (Teknologi Informasi). Daya Manusia dan Teknologi Informasi berpengaruh
Semakain baik penerapan Teknologi Informasi, Secara Simultan Terhadap Kepuasan Penerima
maka akan terjadi peningkatan Kepuasan Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah (SP2D) Jadi penerapan Teknologi Informasi adalah
Pencairan Dana (SP2D) Badan Keuangan dan salah satu faktor yang dapat meningkatkan Kepuasan
Aset Daerah Kabupaten Tapin. Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
Pemanfaatan Teknologi Informasi Pencairan Dana (SP2D) pegawai Badan Keuangan
(PTI) juga merupakan salah satu faktor yang dan Aset Daerah Kabupaten Tapin. Oleh karena itu,
mempengaruhi kualitas Kepuasan Penerima dalam hal Perbaikan Kepuasan Penerima Layanan
Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Dana (SP2D) pada Badan Keuangan dan Aset harus ditingkatkan melalui meningkatkan Kualitas
Daerah Kabupaten Tapin. Kewajiban Pelayanan Publik, Teknologi Informasi agar
Pemanfaatan Teknologi Informasi oleh pekerjaan yang dihasilkan semakin baik dan juga
pemerintah diatur dalam Peraturan Pemerintah tingkat Kualitas Sumber Daya Manusia dalam
Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem mendukung terhadap meningkatknya Kepuasan
Informasi Keuangan Daerah. Pemanfaatan Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
Teknologi Informasi juga sangat membantu Pencairan Dana (SP2D).
mempercepat proses pengelohan data transaksi 2. Pengaruh Kualitas Pelayanan Publik Terhadap
dan penyajian laporan keuangan pemerintah, Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat
sehingga Penerbitan Surat Perintah Pencairan Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Dana (SP2D) pada Badan Keuangan dan Aset Kualitas Pelayanan Publik adalah suatu
Daerah Kabupaten Tapin tersebut tidak kemampuan dan keterampilan sesuai dalam
kehilangan nilai informasi yaitu ketepat melakukan pekerjaan menurut bidang dan
waktuan penyelesaian Surat Perintah Pencairan keterampilan sesuai dalam melakukan pekerjaan
Dana (SP2D) yang baik di dinas Badan menurut bidang dan tingkatan masing-masing.
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin. Kualitas Pelayanan Publik adalah kecocokan (fitness)
3. Pengaruh Yang Paling Dominan Terhadap antara kemampuan yang dimiliki birokrasi
Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat (bureaucratic competence) dengan kebutuhan tugas
Perintah Pencairan Dana (SP2D) (task-requirement). Kualitas Pelayanan Publik
Kualitas Pelayanan Publik merupakan berpengaruh Terhadap Kepuasan Penerima Layanan
variabel yang berpengaruh dominan terhadap Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Hal ini Menunjukkan bahwa Jika Kualitas Pelayanan
Perintah Pencairan Dana (SP2D) Badan Keuangan Publik semakin baik, maka Kepuasan Penerima
dan Aset Daerah Kabupaten Tapin, Jadi hipotesis Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
ketiga (H3) diterima yaitu Kualitas Pelayanan Publik (SP2D) pegawai Badan Keuangan dan Aset Daerah
merupakan variabel yang berpengaruh dominan Kabupaten Tapin akan meningkat.
terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Dalam bekerja, setiap pegawai Badan
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin dituntut
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin. Hal ini untuk bisa memberikan Kualitas Pelayanan Publik
menandakan bahwa ketika Kualitas Pelayanan Publik karena di dalam Kualitas Pelayanan Publik
semakin baik, maka Kepuasan Penerima Layanan terkandung kepiawaian atau keahlian dalam
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) mengoptimalkan ilmu pengetahuan, waktu dan
juga semakin paling baik di bandingkan dengan tenaga. Sikap profesionalime harus dimiliki oleh
variable lainnya. seseorang pegawai dalam bekerja, karena sikap
Kualitas pelayanan merupakan segala profesionalime dalam bekerja akan mampu
bentuk aktivitas yang dilakukan oleh Badan memberikan hasil kerja yang baik pula. Beberapa
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin guna penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga
memenuhi harapan Penerima Layanan Penerbitan mengungkapkan jika Kualitas Pelayanan Publik
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). Pelayanan memberikan pengaruh terhadap Kepuasan Penerima
sebagai jasa atau servis yang disampaikan oleh Badan Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin yang (SP2D)
berupa kemudahan, kecepatan, hubungan, Kualitas Pelayanan Publik di Badan
kemampuan dan keramah-tamahan yang ditujukan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin sudah
berjalan sangat baik. Kualitas Pelayanan Publik 4. Pengaruh Teknologi Informasi Secara Parsial
mendasarkan diri pada prisip pengembangan pegawai Terhadap Kepuasan Penerima Layanan
Pimpinan Badan Keuangan dan Aset Daerah Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
Kabupaten Tapin selalu mengevaluasi kemampuan Teknologi Informasi berpengaruh Secara
dan potensi masing-masing pegawai untuk Parsial Terhadap Kepuasan Penerima Layanan
menjalankan suatu tugas atau pekerjaan, sekaligus Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
melihat kemungkinan untuk memperluas dimana Teknologi Informasi. Dalam menghadapi
tanggungjawab dan kewenangan pegawai dimasa persaingan pelayanan yang semakin kompetitif pada
mendatang. Dengan pengawasan yang dilakukan saat sekarang, perkembangan teknologi informasi
pimpinan dan motivasi yang diberikan pimpinan tentu mempunyai dampak yang sangat besar terhadap daya
saja pegawai akan bekerja dengan optimal, efektif dan saing Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
efisien, dan hal tersebut tentu dapat meningkatkan Tapin. Agar Badan Keuangan dan Aset Daerah
produktivitas dan Kepuasan Penerima Layanan Kabupaten Tapin dapat bersaing, Badan Keuangan
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan Aset Daerah Kabupaten Tapin secara terus-
pegawai pada Badan Keuangan dan Aset Daerah menerus harus mengikuti perkembangan dan
Kabupaten Tapin. kemajuan teknologi informasi. Salah satu keunggulan
3. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia daya saing Badan Keuangan dan Aset Daerah
Terhadap Kepuasan Penerima Layanan Kabupaten Tapin menggunakan kriteria ekonomi
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dengan ukuran efektivitas, efisiensi dan produktivitas.
Kualitas Sumber Daya Manusia adalah Tujuan penerapan teknologi informasi bagi Badan
tingkat penguasaan pengetahuan dan keterampilan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin adalah
yang dimiliki pegawai dalam bekerja yang dapat untuk mendapatkan rantai nilai dari teknologi
diukur dari masa kerja dan jenis pekerjaan yang informasi yang bermanfaat dalam semua aspek bisnis
pernah dikerjakan pegawai selama periode tertentu. yang berorientasi kepada peningkatan efektivitas,
Kualitas Sumber Daya Manusia berpengaruh efisiensi dan produktivitas karyawan dan Badan
Terhadap Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin untuk
Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dengan menciptakan Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan
demikian bahwa Kualitas Sumber Daya Manusia. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang semakin
Selanjutnya untuk dapat mengetahui peran Kualitas optimal.
Sumber Daya Manusia dalam meningkatkan
Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Kesimpulan
Perintah Pencairan Dana (SP2D) pegawai ditinjau 1. Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Sumber Daya
melalui literatur yang ada dan hasil dari penelitian Manusia dan Teknologi Informasi berpengaruh
terdahulu. Jika pegawai memiliki banyak Kualitas secara simultan terhadap Kepuasan Penerima
Sumber Daya Manusia, maka kemampuan yang Layanan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
dimiliki pegawai akan menjadi lebih baik saat (SP2D) pada Badan Keuangan dan Aset Daerah
menjalankan pekerjaan, pegawai akan lebih Kabupaten Tapin.
termotivasi dalam bekerja dan menciptakan Kepuasan 2. Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas Sumber Daya
kepada Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah Manusia dan Teknologi Informasi berpengaruh
Pencairan Dana (SP2D) yang tinggi. secara parsial terhadap Kepuasan Penerima Layanan
Kualitas Sumber Daya Manusia Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
memunculkan potensi seseorang. Potensi penuh akan pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
muncul bertahap seiring berjalannya waktu sebagai Tapin.
tanggapan terhadap bermacam-macam pengalaman. 3. Variabel yang berpengaruh dominan terhadap
Oleh karena itu semakin tinggi Pegawai memiliki Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat
pengalaman, maka Kepuasan Penerima Layanan Perintah Pencairan Dana (SP2D) pada Badan
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) nya Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tapin adalah
akan semakin baik. Kualitas Sumber Daya Manusia Kualitas Pelayanan Publik Kerja.
ditunjang oleh lamanya masa kerja seseorang, Saran
keterampilan, dan kemampuan untuk menguasai 1. Untuk pihak Badan Keuangan dan Aset Daerah
peralatan kerja. Semakin berpengalaman seorang Kabupaten Tapin hendaknya jangan sampai
pegawai maka kemampuan untuk menyelesaikan mengabaikan Kualitas Pelayanan Publik, Kualitas
tugas-tugas yang diberikan oleh Badan Keuangan dan Sumber Daya Manusia, dan Teknologi Informasi,
Aset Daerah Kabupaten Tapin maka akan semakin terhadap peningkatan Kepuasan Penerima Layanan
cepat terselesaikan dengan baik. Kualitas Sumber Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D),
Daya Manusia yang dimiliki oleh pegawai akan karena hal tersebut tentu akan berdampak terhadap
menunjang terciptanya Kepuasan Penerima Layanan Kepuasan Penerima Layanan Penerbitan Surat Perintah
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Pencairan Dana (SP2D) dan pegawaipun akan
yang optimal. Sebaliknya jika pegawai memiliki melakukan yang terbaik dalam bekerja sehingga dinas
Kualitas Sumber Daya Manusianya kurang maka ini dapat melakukan operasional dan pelayanan
untuk mencapai Kepuasan Penerima Layanan dengan maksimal.
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) 2. Untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik yaitu
yang optimal akan sulit. dengan diadakan penyesuaian dalam menempatkan
sumber daya manusia sesuai bidang pengetahuan dan Hutapea, Parulin, MBA dan Thoha, Dr. Nuriana, MBA.
keterampilannya. Sangat diperlukan pegawai yang 2008. Konpetensi Plus. Jakarta : PT. Gramedia.
profesional di bidang Layanan Penerbitan Surat Kumar
Perintah Pencairan Dana (SP2D). Jumaili, Salman. 2005. “Kepercayaan Terhadap Teknologi
3. Pegawai yang telah memiliki Kualitas Sumber Daya Sistem Informasi Baru Dalam Evaluasi Kinerja
Manusia cukup harus memberikan bimbingan dan Individual”. Kumpulan Materi Simposium
masukan kepada pegawai yang belum berpengalaman, Nasional Akutansi VIII. Solo 15-16 September.
sehingga mempermudah pegawai tersebut dalam Jurnali, Teddy dan Bambang Supomo. 2002. “Pengaruh
bekerja. Faktor-Faktor Kesesuaian Tugas Teknologi dan
4. Sebaiknya pimpinan Badan Keuangan dan Aset Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja
Daerah Kabupaten Tapin lebih memperhatikan Akuntan Publik”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia
kemampuan pegawai dalam hal pemanfaatan Vol.5.No.2, Halaman : 63-77.
Teknologi Informasi dan jika dirasa makin kurang Kaihatu, Thomas S, dkk. 2015. Manajemen Komplain.
maka disarankan untuk meningkatkan pendidikan, Yogyakarta: ANDI.
pelatihan dan simulasi simulasi kepada pegawainya. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
5. Untuk penelitian selanjutnya hendaklah lebih Nomor 81 Tahun 2003 tentang Pedoman Tata
mengembangkan lagi faktor-faktor yang dapat Laksana Pelayanan Umum
mempengaruhi Kepuasan Penerima Layanan Kotler Philip, 2012, Manajemen Pemasaran, edisi
Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Millenium, terjemahan Hendra Teguh, dan Ronny
sehingga menghasilkan penelitian yang lebih baik lagi. A. Rusli, Penerbit : Prenhallindo, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Kotler Philip, 2013. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi13.
Abdulhak, Ishak. 2012. Penelitian Tindakan dalam Jilid 1. Prenhallindo Jakarta.
Pendidikan Nonformal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Kurniasari, R. (2018). Pemberian Motivasi serta
Persada Dampaknya Terhadap Kinerja Karyawan Pada.
Aiisiah dan Pamudji. 2012. Pengaruh Kualitas Audit, Perusahaan Telekomunikasi Jakarta. Widya Cipta,
Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Kurniawan, Aditya Shendi.2011.Pengaruh Trust In A
Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Brand Terhadap Loyalitas Pelanggan. Tesis.
Perusahaan Terhadap Kecenderungan Penerimaan Universitas Diponegoro Semarang.
Opini Audit Going Concern. Fakultas Ekonomi dan Martiani Husaeni. 2010. Penyusunan Strategi Pelayanan
Bisnis, Universitas Diponegoro. Vol.1 No.1. (1- Prima dalam Suatu Perspektif Reengineering dalam
13). Semarang. Bisnis dan Birokrasi, Jakarta: Erlangga.
Andi Sutarman. 2012. Pengantar Teknologi Informasi. Mudjia Rahardjo. 2017. Studi Kasus dalam Penelitian
Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kualitatif Konsep dan Prosedurnya. Jurnal Ilmiah.
Anwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Pustaka Pelajar. Ibrahim Malang.
Arikunto .2012. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Mulyanto Danim, Sudarwan. Media Komunikasi
Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Asmani, Jamal Ma'mur. (2011). Tips Pemanfaatan Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi
Teknologi Informasi dan. Komunikasi dalam Dunia Informasi dan. Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Pendidikan. Yogyakarta: DIVA Press.
Deddy Mulyana.2010.Pengantar Ilmu Komunikasi. Muslihudin, Muhammad dan Oktavianto. 2016 “Analisis
Bandung : Remaja. Rosdakarya. dan Perancangan. Sistem Informasi Menggunakan
DeLone, W. H., & McLean, E. R. (2003). The DeLone Model Terstruktur dan UML”. Yogyakarta: CV.
and McLean model of information systems Andi Offset,
success: A ten-year update. Journal of Management Musnaini, dkk. 2021. Manajemen Pemasaran. Kubung:
Information Systems, 19(4), 9– 30. CV Insan Cendekia Mandiri.
https://doi.org/10.1080/07421222.2003.11045748 Ndraha, Taliziduhu, 2011. Kybernology (Ilmu
Ernani Hadiyati. Analisis Kualitas Pelayanan dan Pemerintahan Baru) 1. Jakarta, Rineka Cipta
Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Notoadmojo, Soekidjo. 2018. Metodologi Penelitian
Kasus Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Kesehatan. Jakarta : Rineka. Cipta
Lawang). Jurnal Manajemen Pemasaran Modern Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik,
2010 Vol 2 No.2 Juli-Desember 2010. Alfabeta, Bandung
Firdian, Endy, Dkk. 2012. “Aplikasi Metode Servqual dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007
Six Sigma Dalam Menganalisis Kualitas Layanan tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Prasojo, Lantip Diat dan Riyanto. 2011. Teknologi
Dinoyo Malang”. Jurnal Iprekas : Ilmu Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gava Media.
Pengetahuan dan Rekayasa.13(1), hal..51-60 Rahardjo, M. Dawam. 1999.Intelektual Intelegensia dan
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Perilaku Politik Bangsa,. Bandung: Mizan.
dengan Program IBM SPSS. 25. Badan Penerbit Santoso, Singgih .2008. Statistik Parametik. PT Gramedia
Universitas Diponegoro: Semarang. Pustaka. Jakarta.
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, 2011. Teknologi Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Komunikasi dan Informasi. Pembelajaran, Jakarta: Reformasi Birokrasi dan. Manajemen Pegawai
PT Bumi Aksara.
Negeri Sipil, Cetakan Kelima, PT Refika Aditama,. Vol.2, No.3. Surakarta, Jawa Tengah.
Bandung.
Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Reformasi Birokrasi dan. Manajemen Pegawai
Negeri Sipil, Cetakan Kelima, PT Refika Aditama,.
Bandung.
Sritua, 2012. Metodologi Penelitian Ekonomi. Universitas.
Indonesia. Jakarta.
Sugiyono .2012. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Alfabeta. Bandung.
Sularso, Sri .2011. Metode Penelitian Akuntansi Sebuah
Pendekatan.Gramedia Jakarta.
Sutopo dan Sugiyanti. 1998. Pelayanan Prima. Jakarta:
LAN.
Suyanto, Ph.D. 2010.Model Pembinaan Pendidikan
Karakter Di Lingkungan
Sekolah. Jakarta : Dirjen Dikdasmen Direktorat
Pendidikan Dasar Dan
Menengah Kementerian Pendidikan Nasional.
Tjiptono dan Chandra, 2012. Pemasaran Strategik. ANDI.
Yogyakarta,
Tjiptono, 2012. Strategi Pemasaran, Edisi 2, ANDI:
Yogyakarta.
Tjiptono, 2013. Strategi Pemasaran, Edisi 3, ANDI:
Yogyakarta.
Tjiptono, dkk., .2013. Pemasaran Strategik. ANDI.
Yogyakarta.
Umar .2012. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis”. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Perlindungan Konsumen
Utama, A. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen membeli minyak goreng curah.
Uniersitas Sumatera Utara: Medan.
Warsita, Bambang. (2008) Teknologi Pembelajaran:
Landasan &Aplikasinya,. Jakarta: Rineka.
Widodo, Joko. 2001. Good Governance, Telaah dari
Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol Birokrasi pada
era Desentralisasi dan Otonomi Daerah. Surabaya:
CV Cutra
Widuri, Retnaningtyas. 2010.Ketidakpastiam Tugas
Sebagai Variabel
Moderator Terhadap Hubungan antara Pemanfaatan
Teknologi
Informasi dan Kepuasan Pengguna pada End User
Computing.
Jurnal akutansi dan keuangan. Vol. 12 No.1.
Wilkinson, Cerullo, Raval, Wong on Wing. (2000).
Accounting Information system essential Concepts
and Application (4th ed), New York : John Willry
& Sons.
Wirawan, 2017, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia
Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta. Salemba
Empat,
Yuliarmi dan Riyasa. (2013). Analisa Pengaruh Kualitas
Jasa Terhadap Kepuasan
Konsumen Warung Telekomunikasi. Jurnal Bisnis Dan
Kewirausahaan.

Anda mungkin juga menyukai