Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA

62
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73


http://jurnal.untan.ac.id/index.php/PMP

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT


PEMBELAJARAN KIMIA DASAR BERBASIS INKUIRI
I Nyoman Suardana1, Putu Prima Juniartina2
1,2
Program Studi Pendidikan IPA Universitas Pendidikan Ganesha
E-mail: nyoman.suardana@undiksha.ac.id

DOI: dx.doi.org/10.26418/jpmipa.v11i1.32556

Abstract
The research aimed to need analysis of developing Basic Chemistry learning
tools based on inquiry. This was descriptive research. The subjects were a
syllabus, two lectures, and 43 students of the Third Semester in Academic
Year 2018/2019 on Science Education Study Program, Ganesha University
of Education. The object was Basic Chemistry topics, the materials that are
difficult for the students and their cause, lectures constraint in learning, and
lectures view about learning based on inquiry. Data were collected by
questionnaire and documentation. Data were analyzed by descriptively. The
result showed that the Basic Chemistry topics include: material and its'
change, atomic structure, periodic system of elements, chemical bonding and
molecular structure, stoichiometry, thermochemistry, chemical kinetics,
chemical equilibrium, acid and base, hydrolysis, buffer, colligative
properties, colloid, redox and electrochemistry, elemental chemistry, and
organics chemistry. All of the topics were considered difficult by a certain
number of students. Most of student difficulties were found in the topics:
stoichiometry, chemical kinetics, and colligative properties (58.14%), but the
smallest in the topics: material and its' change, and atomic structure
(13.95%). The students’ difficulties are caused by the abstract materials
(23.26%), low of mathematics ability of students (34.88%), the students
learning only for doing task/test (59.53%), low students’ prior-knowledge
(46,51%), the students, habit to memorizing learning (51,16%), the students
did not reflect their learning (53,48%), and the students easily forget the
concepts learned (65,12). The lectures constraint in learning comprises
designing and implementing of learning and assessment. The lectures said
that the Basic Chemistry learning tools based on inquiry are important to be
developed to facilitate the students in constructing the knowledge.

Keywords: need analysis, basic chemistry, inquiry, learning difficulties,


learning constraint

Received : 26/03/2019
Revised : 27/12/2019
Accepted : 06/01/2020
63
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

Abstrak
Penelitian ini bertujuan memerlukan analisis pengembangan alat
pembelajaran Kimia Dasar berdasarkan inkuiri. Ini adalah penelitian
deskriptif. Subjek penelitian adalah silabus, dua kuliah, dan 43 mahasiswa
Semester Ketiga Tahun Akademik 2018/2019 tentang Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan, Universitas Pendidikan Ganesha. Objeknya
adalah topik Kimia Dasar, materi yang sulit bagi siswa. Data penelitian
dikumpulkan melalui kuesioner dan dokumentasi. Data dianalisis secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa topik Kimia Dasar meliputi:
bahan dan perubahannya, struktur atom, sistem periodik elemen, ikatan
kimia dan struktur molekul, stoikiometri, termokimia, kinetika kimia,
keseimbangan kimia, asam dan basa, hidrolisis, penyangga, sifat koligatif ,
koloid, redoks dan elektrokimia, kimia unsur, dan kimia organik. Semua
topik dianggap sulit oleh sejumlah siswa. Sebagian besar kesulitan siswa
ditemukan dalam topik: stoikiometri, kinetika kimia, dan sifat koligatif
(58,14%), tetapi yang terkecil dalam topik: materi dan perubahannya, dan
struktur atom (13,95%). Kesulitan siswa disebabkan oleh materi abstrak
(23,26%), rendahnya kemampuan matematika siswa (34,88%), siswa belajar
hanya untuk mengerjakan tugas / tes (59,53%), rendahnya pengetahuan awal
siswa (46,51) %), siswa, kebiasaan menghafal pembelajaran (51,16%), siswa
tidak mencerminkan pembelajarannya (53,48%), dan siswa mudah
melupakan konsep yang dipelajari (65,12). Kendala kuliah dalam
pembelajaran terdiri dari perancangan dan implementasi pembelajaran dan
penilaian. Dosen yang merupakan subjek penelitian menyatakan bahwa alat
pembelajaran Kimia Dasar berdasarkan penyelidikan adalah penting untuk
dikembangkan guna memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuan.

Kata Kunci: analisis kebutuhan, kimia dasar, inkuiri, kesulitan belajar,


kendala belajar

Mata kuliah Kimia Dasar yang dipelajari pada mata kuliah Kimia
merupakan mata kuliah tahun pertama Dasar hendaknya dapat dikuasai dengan
bagi mahasiswa baru Program Studi baik oleh mahasiswa. Namun fakta
Pendidikan IPA Universitas Pendidikan menunjukkan bahwa penguasaan konsep
Ganesha. Mata kuliah ini menyajikan Kimia Dasar mahasiswa Program Studi
konsep-konsep dasar kimia yang S1 Pendidikan IPA masih rendah. Dalam
menjadi konsep prasyarat dalam tiga tahun terakhir, skor rata-rata
mempelajari pengetahuan kimia lanjut penguasaan konsep mahasiswa pada
atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mata kuliah Kimia Dasar di bawah 70
membutuhkan dasar ilmu kimia. Dengan (dokumen Prodi S1 Pendidikan IPA,
demikian, mata kuliah Kimia Dasar 2018). Rendahnya penguasaan
merupakan mata kuliah prasyarat untuk mahasiswa ini dapat menjadi kendala
mata kuliah kimia lanjut dan IPA. Oleh dalam mempelajari materi mata kuliah
karena itu, materi atau konsep-konsep yang membutuhkan konsep dasar kimia.

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
63
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

Upaya peningkatan penguasaan (2017); Hendarcipta, Nulhakim, &


konsep Kimia Dasar mahasiswa telah Agustini, (2017); Uswatun & Rohaeti
dilakukan oleh pengasuh mata kuliah. (2015), dan sikap ilmiah siswa (Uswatun
Salah satu di antaranya dengan & Rohaeti, 2015).
menugaskan mahasiswa membuat peta Pembelajaran berbasis inkuiri ini
pikiran dan hasilnya didiskusikan secara dapat dikembangkan dengan
klasikal. Upaya ini belum efektif memberikan kesempatan mahasiswa
meningkatkan kualitas proses dan hasil untuk melakukan refleksi dan berbagi
belajar mahasiswa. Mahasiswa kurang antar sesama teman mereka agar
mampu mengembangkan peta pikiran pengetahuan yang diperoleh menjadi
yang dibuat menjadi satu kesatuan terinternalisasi dan mendalam. Refleksi
konsep yang utuh. Banyak masalah yang dapat membantu mahasiswa untuk fokus
tidak dapat diselesaikan oleh mahasiswa dan aktif dalam pengembangan diri
dalam diskusi sehingga membutuhkan sebagai pembelajar independen yang
campur tangan dosen lebih banyak. Hal efektif dan kritis (DCU Student Learning
ini mengindikasikan bahwa mahasiswa Resources, 2007). Pembelajaran reflektif
belum mampu untuk membangun melatih mahasiswa berpikir aktif dan
pengetahuan yang dipelajari secara reflektif yang dilandasi proses berpikir
mandiri. Untuk itu perlu dilakukan upaya ke arah kesimpulan yang definitif serta
lain yang memberikan kesempatan membantu mereka memahami materi
mahasiswa untuk berlatih membangun berdasarkan pengalaman yang dimiliki
pengetahuan secara mandiri sehingga sehingga mereka juga memiliki
pembelajaran lebih kondusif dan mampu kemampuan menganalisis pengalaman
meningkatkan penguasaan konsep pribadi dalam menjelaskan materi yang
mahasiswa secara lebih baik. dipelajari. Handayani (2011)
Salah satu upaya yang dapat menemukan bahwa pembelajaran
dilakukan adalah dengan menerapkan reflektif dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran berbasis inkuiri. siswa dari 14,7% menjadi 61,76%,
Pendekatan yang digunakan dalam meningkatkan prestasi belajar dari
pembelajaran inkuiri adalah pendekatan 20,59% menjadi 91,17%, dan
saintifik. Pembelajaran berbasis inkuiri meningkatkan keterampilan berpikir
memberikan kesempatan mahasiswa kritis siswa.
untuk berlatih keterampilan proses sains Pembelajaran Kimia Dasar belum
dan keterampilan berpikir kritis serta didukung oleh adanya perangkat
membangun pengetahuan secara pembelajaran berbasis inkuiri untuk
mandiri. Temuan penelitian memfasilitasi pembelajaran yang dapat
menunjukkan bahwa pembelajaran melatih keterampilan proses sains
berbasis inkuiri efektif meningkatkan mahasiswa dalam menemukan konsep.
keterampilan proses sains dan motivasi Untuk itu, perlu dilakukan
belajar siswa Maisarah, Adlim, & pengembangan perangkat pembelajaran
Yusrizal (2015), pemahaman konsep Kimia Dasar berbasis inkuiri untuk
Wibowo (2017); Said, Sutadji, & meningkatkan penguasaan konsep
Sugandi (2016); Ifadah, 2016; mahasiswa. Pengembangan perangkat
Taslimuharom (2015), keterampilan ini, diawali dengan melakukan analisis
berpikir kritis Lalang, Ibnu, & Sutrisno kebutuhan sehingga perangkat yang
(2017); Armawan, Parno, & Yuliati dikembangkan sesuai dengan

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
64
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

karakteristik siswa dan materi Kimia dilakukan penyebaran angket kepada


Dasar. Oleh karena itu, tujuan penelitian dosen untuk mengumpulkan data tentang
ini adalah melakukan analisis kebutuhan kendala yang dialaminya dalam
dalam pengembangan perangkat pembelajaran Kimia Dasar dan menggali
pembelajaran Kimia Dasar berbasis pandangannya terntang pembelajaran
inkuiri. Analisis kebutuhan dilakukan berbasis inkuiri.
melalui studi pustaka dan studi lapangan Data yang diperoleh dianalisis
untuk menggali informasi yang secara deskriptif. Data materi pokok
dibutuhkan dalam pengembangan Kimia Dasar, kendala dosen dalam
perangkat pembelajaran. pembelajaran Kimia Dasar, dan
pandangan dosen tentang pembelajaran
METODE berbasis inkuiridiuraikan dalam bentuk
Penelitian ini merupakan deskripsi, sedangkan data tentang materi
penelitian deskriptif yang merupakan atau konsep-konsep Kimia Dasar yang
tahap awal dalam penelitian dan sulit dipahami mahasiswa dan faktor
pengembangan perangkat pembelajaran penyebab kesulitan tersebut diuraikan
Kimia Dasar berbasis inkuiri. Pada tahap dalam bentuk persentase dan
awal pengembangan produk dilakukan deskripsinya.
analisis kebutuhan melalui studi pustaka
dan studi lapangan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengumpulkan berbagai informasi yang Materi Pokok Kimia Dasar
diperlukan dalam pengembangan Penelitian dan pengembangan
perangkat pembelajaran Kimia Dasar perangkat pembelajaran Kimia Dasar
berbasis inkuiri. berbasis inkuiri diawali dengan analisis
Subjek penelitian adalah silabus kebutuhan. Analisis kebutuhan
Kimia Dasar, dua dosen, dan 43 dilakukan melalui studi pustaka dan
mahasiswa Semester 3 Tahun Akademik studi lapangan. Studi pustaka dilakukan
2018/2019 Program Studi S1 Pendidikan melalui analisis silabus Kimia Dasar
IPA Universitas Pendidikan Ganesha. Program Studi S1 Pendidikan IPA. Mata
Objek penelitian meliputi: materi pokok kuliah Kimia Dasar terdiri atas dua mata
(topik) Kimia Dasar, materi / konsep kuliah, yaitu: Kimia Dasar I dan Kimia
Kimia Dasar yang sulit dipahami Dasar II. Hasil analisis silabus diperoleh
mahasiswa dan faktor penyebabnya, kompetensi dasar yang dinyatakan
kendala dosen dalam pembelajaran dalam bentuk capaian pembelajaran
Kimia Dasar, dan pandangan dosen pengetahuan (CPP) Kimia Dasar I,
tentang pembelajaran berbasis inkuiri. mencakup: memahami pengetahuan
Penelitian diawali dari analisis faktual, konseptual, prosedural, dan meta
silabus Kimia Dasar untuk kognitif tentang hakikat materi dan
mengumpulkan data tentang materi- perubahannya, struktur atom dan sistem
materi pokok Kimia Dasar. Tahap kedua periodik, ikatan kimia dan struktur
dilakukan penyebaran angket kepada molekul, stoikiometri, serta energetika
mahasiswa untuk mengumpulkan data kimia (termokimia). Sementara CPP
tentang materi atau konsep-konsep Kimia Dasar II, meliputi: memahami
Kimia Dasar yang sulit dipahami pengetahuan faktual, konseptual,
mahasiswa dan faktor penyebab prosedural, dan meta kognitif tentang
kesulitan tersebut. Tahap ketiga kinetika kimia, kesetimbangan kimia,

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
65
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

kimia larutan, kimia koloid, redoks dan di tingkat Sekolah Menengah Atas
elektrokimia, kimia unsur, dan kimia (SMA). Materi ini sebagai materi dasar
karbon. Pencapaian kompetensi pada kimia untuk dipahami mahasiswa agar
mata kuliah Kimia Dasar akan memudahkan mereka memahami materi
memudahkan mahasiswa mempelajari pada mata kuliah kimia lanjut dan IPA
mata kuliah bidang IPA dan kimia lanjut yang membutuhkan dasar ilmu kimia.
yang membutuhkan dasar ilmu kimia.
Berdasarkan CPP di atas, Materi Kimia Dasar yang Sulit
ditemukan materi-materi pokok Kimia Dipahami Mahasiswa
Dasar I, meliputi: materi dan Materi atau konsep-konsep Kimia
perubahannya, struktur atom dan sistem Dasar yang sulit dipahami mahasiswa
periodik, ikatan kimia dan struktur ditelusuri melalui studi lapangan dengan
molekul, stoikiometri, serta energitika penyebaran angket kepada 43
kimia (temodinamika), sedangkan mahasiswa. Temuan studi lapangan
materi pokok Kimia Dasar II, meliputi: menunjukkan bahwa materi atau konsep-
kinetika kimia, kesetimbangan kimia, konsep Kimia Dasar yangdianggap sulit
kimia larutan (asam-basa, larutan oleh sejumlah mahasiswaditemukan
penyangga, hidrolisis, dan sifat koligatif pada semua materi pokok. Persentase
larutan) kimia koloid, redoks dan mahasiswa yang mengalami kesulitan
elektrokimia, kimia unsur, dan kimia dalam memahami materi Kimia Dasar I
karbon. dan Kimia Dasar II berbeda-beda untuk
Materi Kimia Dasar merupakan tiap-tiap materi pokok / topik seperti
materi kimia umum yang telah dipelajari ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1. Persentase Mahasiswa yang Sulit Memahami Materi Kimia Dasar I


No. Materi yang sulit Jumlah (mhs) Jumlah (%)
1 Materi dan Perubahannya 6 13,95
2 Struktur Atom 6 13,95
3 Sistem Periodik Unsur 14 32,56
4 Ikatan Kimia dan Struktur Molekul 12 27,91
5 Stoikiometri 25 58,14
6 Energetika Kimia (temokimia) 24 55,81

Tabel 1 menunjukkan bahwa meliputi: konsep persamaan reaksi,


persentase mahasiswa yang mengalami konsep mol dan perhitungan kimia.
kesulitan memahami materi Kimia Dasar Kesulitan dalam memahami materi
I paling besar dan paling kecil secara pokok stoikiometri akan berpengaruh
berturut-turut pada materi pokok terhadap pemahaman materi lain yang
“Stoikiometri” dan “Materi dan membutuhkan kemampuan matematika,
Perubahannya.” Materi pokok di antaranya: energetika kimia
stoikiometri merupakan materi yang (termokimia), kinetika kimia, dan sifat
mengandung banyak konten matematika koligatif larutan.
sebagai dasar perhitungan kimia. Materi termokimia merupakan
Zakiyah, Ibnu, dan Subandi (2018) materi dengan kesulitan terbanyak kedua
menemukan bahwa konsep pada yang dialami mahasiswa. Ginting (2013)
stoikiometri yang dianggap sulit menemukan bahwa kesulitan pada

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
66
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

materi termokimia, mencakup: kesulitan teori atom mekanika gelombang


mengerjakan soal sebesar 57,88% 33,33%.
dengan kesalahan dominan pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
konversi volume menjadi massa 73,84%. persentase mahasiswa yang kesulitan
Kesulitan dalam menerapkan konsep memahami materi Kimia Dasar II paling
mencapai 57,33%, dengan kesalahan besar dan paling kecil secara berturut-
dalam penentuan ΔH reaksi berdasarkan turut pada materi pokok “Kinetika Kimia
tabel entalpi pembentukan 40,00%, dan Sifat Koligatif Larutan” dan
kesalahan dalam penentuan ΔH reaksi “Kesetimbangan Kimia dan hidrolisis.”
berdasarkan energi ikatan 69,23%, Hal senada ditemukan Marthafera,
kesalahan dalam penentuan ΔH reaksi Melati, & Hadi (n.d) bahwa pemahaman
menggunakan hukum Hess 53,33%, dan konsep siswa pada topik kinetika kimia
kesalahan dalam aplikasi rumus 66,77%. atau laju reaksi masih rendah.
Berdasarkan Tabel 1, hanya sedikit Pemahaman siswa dalam
(13,95%) mahasiswa yang menemui mendeskripsikan pengertian laju 31%,
kesulitan pada materi struktur atom. menentukan orde reaksi 45%,
Namun, hal berbeda ditemukan A’yun, menentukan persamaan laju reaksi 41%,
Harjito, dan Nuswowati (2018) bahwa menentukan tetapan laju reaksi 22%,
jumlah siswa mengalami kesulitan pada menentukan harga laju reaksi 24%, dan
materi struktur atom cukup tinggi. menjelaskan faktor-faktor yang
Tingkat pencapaian konsepsi siswa yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkan
tahu konsep hanya 37,03%, siswa yang teori tumbukan 35%. Lebih lanjut,
tidak tahu konsep 28,91%, dan siswa Nazar, Sulastri, Winarni, & Fitriana
yang miskonsepsi 34,06%. Miskonsepsi (2010) menemukan bahwa kesulitan
siswa tersebar di setiap sub-konsep pada siswa pada materi laju reaksi terjadi
materi struktur atom. Persentase akibat masih tingginya miskonsepsi
miskonsepsi siswa pada sub-konsep teori siswa. Sebanyak 13,16% siswa
atom Dalton 24,85%, teori atom mengalami miskonsepsi tentang
Thomson 27,27%, teori atom Rutherford pengaruh luas permukaan terhadap laju
45,45%, teori atom Bohr 39,40%, dan reaksi, 57,89% mengalami miskonsepsi

Tabel 2. Persentase Mahasiswa yang Sulit Memahami Materi Kimia Dasar II


No. Materi yang sulit Jumlah (mhs) Jumlah (%)
1 Kinetika Kimia 25 58,14
2 Kesetimbangan Kimia 12 27,91
3 Asam-Basa 17 39,53
4 Larutan Penyangga 8 18,60
5 Hidrolisis 12 27,91
6 Sifat Koligatif Larutan 25 58,14
7 Kimia Koloid 13 30,23
8 Redoks dan Elektrokimia 24 55,81
9 Kimia Unsur 22 51,16
10 Kimia Karbon 23 53,49

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
67
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

tentang pengaruh katalis terhadap laju kurang paham 7,22%, tidak paham
reaksi, dan 57,89% mengalami 32,59% dan miskonsepsi 37,22%.
miskonsepsi tentang pengaruh suhu Pada materi larutan penyangga,
terhadap laju reaksi. Marsita, Priatmoko, & Kusuma (2010)
Kesulitan dalam memahami sifat secara detail menguraikan kesulitan siswa
koligatif larutan juga dialami oleh siswa terjadi pada: (1) konsep pengertian
SMA Negeri 5 Banda Aceh (Auliyah, larutan penyangga 35,52%, (2) konsep
Hanum, & Khaidun, 2017). Hanya perhitungan pH dan pOH Larutan
14,81% siswa memahami konsep-konsep Penyangga dengan menggunakan prinsip
dalam topik sifat koligatif larutan, kesetimbangan 26,03%, (3) konsep
33,94% siswa mengalami miskonsepsi, perhitungan pH larutan penyangga pada
45,06% siswa tidak paham konsep, dan penambahan sedikit asam atau basa
5,96% error. Kesulitan siswa memahami 40,83%, dan (4) konsep fungsi larutan
materi sifat koligatif larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup
menyebabkan tingginya miskonsep yang dan dalam kehidupan sehari-hari 68,26%.
dialami oleh siswa. Anugrah, Effendy, & Ini menunjukkan bahwa kesulitan siswa
Suharti (2015) menemukan bahwa dalam memahami materi larutan
sebanyak 75,8% siswa mengalami penyangga cukup tinggi. Lebih lanjut,
miskonsep tentang gaya antar partikel Hidayah, Supardi, & Sumarni (2018)
yang ada dalam larutan hanya antara menemukan bahwa hanya 21,66% siswa
partikel zat terlarut dan terlarut, 75,85% paham konsep larutan penyangga, 12,5%
siswa miskonsepsi tentang air dalam siswa kurang paham konsep, 34, 17%
sistem tertutup memiliki tekanan uap siswa tidak paham konsep, dan 31,67%
seketika setelah menguap, dan 21,2% miskonsepsi. Sementara itu, Alighiri1,
siswa miskonsepsi tentang kenaikan titik Drastisianti, & Susilaningsih (2018)
didih larutan terjadi dalam larutan yang menemukan kesulitan yang sedikit
mengandung zat terlarut volatil. berbeda dalam memahami larutan
Sementara itu, untuk materi penyangga. Siswa yang paham konsep
kesetimbangan kimia, temuan yang larutan larutan penyangga sebesar
senada oleh Indriani, Suryadharma, & 45,53%, kurang paham 31,05%,
Yahmin (2017) bahwa kesulitan siswa miskonsepsi 12,96%, dan tidak paham
dalam memahami konstanta 10,46%.
kesetimbangan tergolong rendah (39%), Pada materi titrasi asam basa, siswa
kesulitan siswa dalam memahami faktor- kesulitan dalam menjelaskan pemilihan
faktor yang mempengaruhi pergeseran indikator sebanyak 53,33%, menuliskan
kesetimbangan juga rendah (31%), persamaan dan menyetarakan persamaan
sedangkan kesulitan siswa dalam reaksi asam sulfat dan natrium hidroksida
memahami kesetimbangan dinamis sebanyak 56,65%, menentukan
tergolong tinggi (61%). Di lain pihak, konsentrasi asam yang bervalensi dua
untuk materi hidrolisis, temuan berbeda sebanyak 70,00% dan 10,00% kesalahan
ditemukan Hidayah, Supardi, & Sumarni siswa dalam menentukan konsentrasi
(2018) bahwa kesulitan siswa dalam asam dan basa bervalensi satu. Sebanyak
memahami topik hidrolisis cukup tinggi. 86,66% siswa tidak dapat menentukan
Hal ini dapat dilihat dari siswa yang jenis titrasi berdasarkan kurva dan siswa
paham konsep hidrolisis hanya 22,96%, kesulitan dalam menentukan jenis zat

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
68
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

pada setiap daerah sebesar 80,00% Faktor Penyebab Kesulitan


(Marzuki & Astuti, 2017). Mahasiswa Memahami Materi Kimia
Berdasarkan paparan di atas, Dasar
kesulitan yang dialami mahasiswa dalam Faktor-faktor yang menyebabkan
memahami materi Kimia Dasar mahasiswa mengalami kesulitan dalam
dikontribusi dari kesulitan mereka dalam memahamai materi Kimia Dasar
mempelajari mata pelajaran kimia pada ditunjukkan pada Tabel 3.
saat mereka duduk di bangku SMA.

Tabel 3. Faktor Penyebab Kesulitan Mahasiswa Memahami Materi Kimia Dasar

No Jenis kesulitan Jumlah (mhs) Jumlah (%)


1 Materi Kimia Dasar banyak bersifat 10 23,26
abstrak (tidak kasat mata)
2 Kurangnya pengetahuan awal (konsep 20 46,51
dasar kimia)
3 Kurangnya kemampuan matematika 15 34,88
untuk penyelesaian soal hitungan kimia
4 Kebiasaan belajar menghafal 22 51,16
5 Belajar kalau ada tugas atau ulangan (tes) 17 39,53
6 Tidak melakukan refleksi terhadap 23 53,49
pembelajaran yang dilakukan
7 Mudah melupakan konsep yang telah 28 65,12
dipelajari

Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor penanaman konsep yang kurang


mudahnya mahasiswa melupakan konsep mendalam, strategi belajar yang kurang
yang telah dipelajari merupakan tepat, dan kurangnya variasi latihan soal.
penyebab terbesar kesulitan mahasiswa Lebih lanjut, Auliyah, Hanum, &
memahami materi Kimia Dasar. Khaidun (2017) menyatakan bahwa
Mudahnya mahasiswa konsep yang telah kesulitan belajar siswa disebabkan oleh
dipeajari karena mahasiswa belajar kurangnya perhatian siswa dalam
dengan cara menghafal dan kurang mendengarkan penjelasan guru, siswa
melakukan internalisasi terhadap kurang mempersiapkan diri sebelum
pembelajaran yang dilakukan. pembelajaran, kurang pengetahuan
Hal senada ditemukan Marsita, prasyarat, kurang latihan soal, dan
Priatmoko, & Kusuma (2010) bahwa kebiasaan belajar menghafal.
faktor penyebab kesulitan siswa dalam Lebih lanjut, Yakina, Kurniati &
memahami kimia, meliputi kurangnya Fadhilah (2017) menemukan kesulitan
minat dan perhatian siswa pada saat belajar kimia ditinjau dari konsep dan
proses pembelajaran, kurangnya kesiapan perhitungan, yaitu kesulitan istilah
siswa dalam menerima konsep baru, sebesar 48,99% kesulitan konsep sebesar
kurangnya penekanan pada konsep- 41,32% dan kesulitan perhitungan kimia
konsep prasyarat yang penting, sebesar 70,97%. Faktor penyebab

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
69
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

kesulitan belajar kimia mencakup faktor dan menerapkan pembelajaran sesuai


internal pada aspek minat dan motivasi tuntutan kurikulum, rendahnya
sebesar 59,25% (kategori cukup), pengetahuan awal mahasiswa, dan
sedangkan faktor eksternal yang berasal mahasiswa kurang melakukan persiapan
dari faktor keluarga dengan aspek sebelum pembelajaran. Di samping itu,
sarana/prasarana dan kondisi keluarga, sulitnya menyusun alat penilaian proses
faktor sekolah dengan aspek guru, dan produk yang valid untuk mengukur
fasilitas belajar dan gedung sekolah dan kompetensi mahasiswa.
faktor masyarakat dengan aspek media Dosen pengasuh mata kuliah Kimia
massa dan lingkungan tetangga termasuk Dasar menyatakan bahwa model
kategori sangat tidak berpengaruh pada pembelajaran berbasis inkuiri sangat
kesulitan belajar siswa. Sementara penting diterapkan dalam pembelajaran
Ginting (2013) menemukan bahwa faktor karena pembelajaran berbasis inkuiri
penyebab kesulitan belajar siswa melatih keterampilan proses sains untuk
disebabkan oleh faktor intelegensi siswa, menemukan suatu konsep yang dipelajari,
yaitu kurangnya kemampuan intelektual menumbuhkan rasa ingin tahu
siswa dalam memahami konsep kimia mahasiswa, melatih keterampilan
dan penggunaan operasi hitung. berpikir kritis. Hal ini akhirnya bermuara
Kesulitan belajar siswa/mahasiswa pada peningkatan hasil untuk belajar
juga terjadi akibat miskonsepi yang sehingga berdampak pada peningkatan
dialaminya. Pada meteri stoikiometeri hasil belajar mahasiswa. Temuan
misalnya, Nilawati, Subandi, & Utomo Pembelajaran berbasis inkuiri dapat
(2015) menyatakan bahwa miskosnsepsi meningkatkan pemahaman konsep Ifadah
terjadi pada perhitungan massa relatif (2016); Suseno (2016); Supanti &
ditentukan berdasarkan banyaknya Hartutik, (2018); Margunayasa et al.
molekul penyusun senyawa, massa relatif (2019), keterampilan proses sains dan
memiliki satuan gram/mol, partikel motivasi belajar siswa Maisarah, Adlim,
senyawa ionik adalah molekul, partikel & Yusrizal (2015), keterampilan berpikir
penyusun senyawa berupa atom dan/atau kritis dan pemecahan masalah (Irwanto et
molekul unsur, partikel suatu senyawa al., 2018). Dosen pengasuh mata kuliah
adalah unsur-unsur penyusun senyawa Kimia dasar sangat mengharapkan
tersebut, massa molar memiliki satuan adanya pengembangan perangkat
gram dan gambaran mikroskopik pembelajaran berbasis inkuiri sebagai
senyawa molekul berupa ion-ion. pedoman dalam melaksanakan
pembelajaran dengan baik. Dengan
Kebutuhan Pengembangan Perangkat demikian, kebutuhan pengembangan
Pembelajaran perangkat pembelajaran berbasis inkuiri
Peningkatan pemahaman konsep sangat penting dilakukan untuk
mahasiswa telah diupayakan oleh meningkatkan kualitas proses dan hasil
pengasuh mata kuliah Kimia Dasar belajar mahasiswa.
dengan menerapkan pembelajaran
inovatif model problem solving, inkuiri, SIMPULAN DAN SARAN
problem based learning, dan Berdasarkan hasil dan pembahasan
pembelajaran koperatif. Dalam diatas dapat disimpulkan sebagai berikut.
pengelolaan pembelajaran ada beberapa 1) Materi pokok yang dipelajari dalam
masalah yang ditemui, yaitu: merancang Mata Kuliah Kimia Dasar meliputi:

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
70
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

materi dan perubahannya, struktur atom Menggunakan Media Visualisasi


dan sistem periodik unsur, ikatan kimia Statik. Jurnal Ilmu Pendidikan,
dan struktur molekul, stoikiometri, dan 21(2), 178-184.
energitika (termokimia) kimia, kinetika
kimia, kestimbangan kimia, kimia larutan Armawan, D., Parno, & Yuliati, L.
(asam-basa, hidrolisis, larutan (2017). Analisis Strategi Thinking
penyangga, dan sifat koligatif larutan), Maps dalam Pembelajaran Inkuiri
kimia koloid, redoks dan elektrokimia, Terbimbing terhadap Kemampuan
kimia unsur, dan kimia karbon. 2) Pada Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan,
setiap materi pokok, sejumlah mahasiswa 2(5), 652-660.
menemukan kesulitan; kesulitan tertinggi
pada materi pokok stoikiometri, kinetika Auliyah, A., Hanum, L., & Khaidun, I.
kimia, dan sifat koligatif larutan (2017). Analisis Kesulitan
(58,14%), sedangkan kesulitan pada pemahaman siswa pada Materi
materi pokok materi dan perubahannya, Sifat Koligatif Larutan dengan
serta struktur atom (13,95%). 3) Menggunakan Three-Tier Multiple
Kesulitan mahasiswa disebabkan materi Choice Diagnostic Test di Kelas
kimia dasar bersifat abstrak (23,26%), XII IPA2 SMA Negeri 5 Banda
rendahnya kemampuan matematika Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
mahasiswa (34,88%), mahasiswa belajar Pendidikan Kimia, 2(1), 55-64.
saat ada tugas atau menghadpi tes
(39,53%), rendahnya pengetahuan awal A’yun, Q Harjito, & Nuswowati, M.
mahasiswa (46,51%), kebiasaan (2018). Analisis Miskonsepsi
mahasiswa belajar menghafal (51,16%), Siswa Menggunakan Tes
mahasiswa tidak merefleksikan Diagnostic Multiple Choice
pembelajaran (53,49%), dan mahasiswa Berbantuan CRI (Certainty of
mudah melupakan konsep yang telah Response Index). Jurnal Inovasi
dipelajari (65,12%). 4) Kendala dosen Pendidikan Kimia, 12(1), 2108-
dalam pembelajaran Kimia Dasar 2117.
meliputi: merancang pembelajaran dan
alat penilaian, menerapkan pembelajaran DCU Student Learning Resources.
dan penilaian, serta rendahnya (2007). Learning to Learn,
kemampuan awal mahasiswa. Dosen Reflective Learning: Keeping A
menyatakan bahwa perangkat Reflective Learning Journal.
pembelajaran berbasis inkuiri penting http://educationalelearningresource
dikembangkan untuk memfasilitasi s.yolasite.com/resources/
mahasiswa berlatih keterampilan proses Reflectivelearning.pdf. [2 Pebruari
sains dan membangun pnegetahuan yang 2017]
dipelajari.
Ginting, F. V. (2013). Analisis Kesulitan
DAFTAR PUSTAKA Belajar Kimia Siswa pada Pokok
Anugrah, S. H., Effendy, & Suharti. Bahasan Termokimia Di SMA
(2015). Analisis Kesalahan Konsep Swasta Eria Medan Tahun Ajaran
Sifat Koligatif Larutan pada 2012/2013. Skripsi. Fakultas
Mahasiswa Kimia Universitas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Negeri Malang dan Eliminasinya Alam Universitas Negeri Medan.

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
71
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

Hendarcipta, N., Nulhakim, L., Agustini, Problem Solving Skills of


S. T. (2017). Perbedaan Preservice Elementary Teachers
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa through Process-Oriented Guided-
melalui Penerapan Model Inkuiri Inquiry Learning (POGIL).
Terbimbing di Sekolah Dasar. International Journal of Instruction.
JPSD, 3(2), 215-227. 11(4), 777-794.

Handayani, T. (2011). Penerapan Sistem Lalang, A. C., Ibnu, S., & Sutrisno
Pembelajaran Reflektif dalam (2017). Kemampuan Berpikir
Upaya Peningkatan Kemampuan Kritis dan Pemahaman Konseptual
Berpikir Kritis Siswa pada Mata Siswa dengan Inkuiri Terbimbing
Pelajaran Matematika (PTK pada Dipadu Pelatihan Metakognisi pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Materi Kelarutan Dan Ksp. Jurnal
Sambi, Boyolali). Skripsi. Pendidikan, 2(1), 12-21.
Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Maisarah, S., Adlim, &Yusrizal. (2015).
Pengembangan Pembelajaran
Hidayah, U. L., Supardi, K. I., & Berbasis Inkuiri untuk
Sumarni, W. (2018). Penggunaan Meningkatkan Keterampilan
Instrumen Lembar Wawancara Proses Sains dan Motivasi Belajar
Pendukung Tes Diagnostik Siswa pada Materi Gaya. Jurnal
Pendeteksi Miskonsepsi untuk Pendidikan Sains Indonesia. 3(1),
Analisis Pemahaman Konsep 218-229.
Buffer-Hidrolisis. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 12(1), 2075- Margunayasa, I. G., Dantes, N. & Suastra,
2085. I W. (2019). The Effect of Guided
Inquiry Learning and Cognitive
Ifatah, N. M. (2016). Efektivitas Style on Science Learning
Pembelajaran Berbasis Inkuiri Achievement. International
Terbimbing dengan Metode Journal of Instruction. 12(1), 757-
Eksperimen terhadap Pemahaman 750.
Konsep pada Materi Sel. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Marsita, R. A., Priatmoko, S. & Kusuma,
Pengetahuan Alam Universitas E. (2010). Analisis Kesulitan
Negeri Semarang. Belajar Kimia Siswa SMA dalam
Memahami Materi Larutan
Indriani, A., Suryadharma, I. B., & Penyangga dengan Menggunakan
Yahmin. (2017). Identifikasi Two-Tier Multiple Choice
kesulitan Peserta Didik dalam Diagnostic Instrument. Jurnal
Memahami Kesetimbangan Kimia. Inovasi Pendidikan Kimia. 4(1),
Jurnal Pembelajaran Kimia, 2(1), 512-520.
9-13.
Marzuki, H. & Astuti, R. T. (2017).
Irwanto, Saputro, A. N., Rohaeti, E. & Analisis Kesulitan Pemahaman
Prodjosantoso, A. K. (2018). Konsep pada Materi Titrasi Asam
Promoting Critical Thinking and

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri
72
Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Vol. 11, No. 1 (2020) h. 62-73

Basa Siswa SMA. Jurnal Konstruksi Bangunan untuk


Pendidikan Kimia. 1(1), 22-27. Meningkatkan Kompetensi Siswa
di Sekolah Menengah Kejuruan.
Nazar, M., Sulastri, Winarni, S., & Orasi Ilmiah. Disampaikan sebagai
Fitriana, R. (2010). Identifikasi prasyarat untuk menduduki jabatan
Miskonsepsi Siswa SMA Pada fungsional widyaiswara utama di
Konsep Faktor-faktor yang PPPPTK Bidang Mesin dan Teknik
Mempengaruhi Laju Reaksi. Jurnal Industri pada Tanggal 5 Maret
Unsyah. 2015.
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JB
E/article/view/448. Diakses: [29-1- Uswatun, D. A. & Rohaeti, E. (2015).
2019) Perangkat pembelajaran berbasis
inkuiri untuk meningkatkan critical
Nilawati, P. A., Subandi, & Utomo, Y. thinking skills dan scientific
(2015). Identifikasi Kesalahan attitude siswa. Jurnal Inovasi
Konsep Pada Materi Stoikiometri Pendidikan IPA. 1(2), 138-152.
Di SMA. Prosiding Seminar
Nasional Teknologi Pendidikan Wibowo, A. (2017). Pengaruh
Universitas Malang, 269-274 Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik dan Saintifik
Said, I. M., Sutadji, E., Sugandi, M. terhadap Prestasi Belajar,
(2016). Pengembangan Bahan Ajar Kemampuan Penalaran Matematis
Berbasis Cooperative Learning dan Minat Belajar. Jurnal Riset
dengan Pendekatan Saintifik untuk Pendidikan Matematika, 4 (1), 1-
Siswa SMK Se-Kota Malang 10.
Program Keahlian Teknik
Ototronik. Jurnal Pendidikan, 1(2), Yakina, Kurniati, T. & Fadhilah, R.
265-270. (2017). Analisis Kesulitan Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Kimia
Supanti, S. & Hartutik, I. (2018). Kelas X Di SMA Negeri 1 Sungai
Peningkatan Hasil Belajar dan Ambawang. Ar-Razi Jurnal Ilmiah.
Kemandirian Siswa pada Materi 5(2), 287-297.
Sistem Koloid dengan Metode
Inkuiri. Jurnal Inovasi Pendidikan Zakiyah, Ibnu, S., & Subandi. 2018.
Kimia, 12(1), 2031-2038. Analisis Dampak Kesulitan Siswa
pada Materi Stoikiometri Terhadap
Taslimuharom, T. (2015). Penerapan Hasil Belajar Termokimia.
Pendekatan Saintifik oleh Guru EduChemia,3(1), 119-13.

I Nyoman Suardana, Putu Prima Juniartina


Analisis Kebutuhan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Dasar Berbasis Inkuiri

Anda mungkin juga menyukai